PENDIDIKAN KESABARAN DALAM AL-QUR’AN SURAH AL-BAQARAH AYAT 45, 153, 249 DAN ALI IMRAN 125, 186, 200 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

  PENDIDIKAN KESABARAN DALAM AL- QUR’AN

SURAH AL-BAQARAH AYAT 45, 153, 249 DAN ALI

  

IMRAN 125, 186, 200

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam

  

Oleh

M. Mustholiq Alwi

NIM : 11110055

JURUSAN TARBIYYAH

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2015

  PENDIDIKAN KESABARAN DALAM AL- QUR’AN

SURAH AL-BAQARAH AYAT 45, 153, 249 DAN ALI

  

IMRAN 125, 186, 200

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam

  

Oleh:

M. Mustholiq Alwi

Nim : 11110055

JURUSAN TARBIYYAH

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2015

  

MOTTO

ََٝ َْػح

  َََِْْ َََأ ََّٕ َ َْظُ٘ح ََش َََٓ

  ََغ ََْح ََّظُ َْز َِش َََٝ،

  ََأ ََّٕ ََْح ََلُ ََش ََؽ َََٓ ََغ

  ََْح ٌََُ ََش َِد َ، ََََٝأ

  ََّٕ َََٓ ََغ ََْح َُؼُ َْغ

  َِشَ َُ٣ َْغ ًَحش َ ظُحَٙحٝس( ش )ٟز٤ٓ

  Artinya: “Dan ketahuilah, sesungguhnya pertolongan itu bersama kesabaran dan

  

suka cita itu beserta duka cita, serta kemudahan itu beriring dengan kesulitan

  ” (H.R Tirmidzi)

  حََٝ،َِِْٖٓئُُْٔحََُ٤َِِخَُِِْْؼُْح َ ُٖ٤ُِِّحََٝ،َِِٙدُُٞ٘ؿَُش٤َِٓأَُشْزَّظُحََٝ،َُُِٚ٤َُِدََُْوَؼُْحََٝ،َُُٙش٣ِصََُِِْْٝلُْ

)ةشوَٖٓرحَْـؼٓ(َُُٙٞخَأَُنْكِّشُحََٝ،َُٙحَذُِحَٝ

  Artinya: “Ilmu adalah kekasihnya orang mukmin, impian adalah perdana

  

menterinya, akal adalah petunjuknya, sabar adalah pemimpin pasukannya,

kelembutan adalah orang tuanya dan kelembutan adalah saudaranya

  ” (Kamus Ibnu Muqri‟)

  

PERSEMBAHAN

  Sekripsi ini saya persembahkan kepada: 1.

  Ayahku Bp Shodiq dan ibuku Siti Hariyanti, yang tidak pernah bosan- bosan untuk memberikan nasihat dan kasih sayangnya kepada saya, sehingga saya bisa tumbuh dewasa tidak hanya dalam segi fisik saja,melainkan dibalik semua itu. Kakakku laila itriana yang selalu memberi suport dan nasihatnya, dan adikku Sitiana Amilia Fita Sari yang turut berkontribusi dalam kematangan ilmuku.

  2. Seluruh dosen STAIN salatiga, khususnya Prof. Dr.َ Budiharjdo M. Ag. yang telah memberikan saya ilmu dan pendidikan serta nasihatnya untuk menyelesaikan skripsi penelitian, sebagai tugas akhir saya.

  3. Segenap para guru baik MI, MTS, dan MA, terutama para guru yayasan Al-Iman Bulus purworejo, terimakasih atas segala ilmu yang telah diberikan untukku, karena tanpa ilmu-ilmu yang diberikan kalian, aku munggkin tidak akan bisa melangkah sejauh ini dan tercecer bagai tunawisma dengan nanar mata melihat fatamorgana.

  4. Teman-temanku di PONPES Al-Iman dan teman-teman kuliah, khususnya PAI B 2010, yang telah mengukirkan indahnya pelangi kehidupan dalam perjalanan hidupku.

  5. Teman-teman organisasi, yang telah mengajarkanku melanggkah di atas duri tanpa harus tergoreskan luka karenanya, membuka durian tanpa membuka kulitnya dan memakanya tanpa menyisihkan sengatan baunya.

  6. Kepada teman-teman belajarku di Yayasan Al-Madinah, yang telah menambah ilmuku lewat gesekan pengalaman di dalamnya.

  7. Dan semua orang yang yang aku kenal dan pernah hidup di sampingku, terimakah atas kontribusi apapun yang telah kalian berikan.

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi zat yang Maha Pengasih dan Penyayang, Dialah yang memberikan segala nafas disetiap langkahku, sehingga aku bisa menjalankan segala keadaan yang ada di depanku, untuk menuntut ilmu dan menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENDIDIKAN KESABARAN DALAM AL-QUR’AN

  

SURAH AL-BAQARAH AYAT 45, 153, 249 DAN ALI IMRAN 125, 186,

200”. Skripsi ini disusun guna melengkapi gelar kesarjanaan S1 Jurusan

  pendidikan Agama Islamdi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

  Kekurangan ilmu penulis tentunya menjadi penghambat dalam terselesaikannya tugas akhir ini, akan tetapi semua kekurangan itu menjadi tidak berarti dengan adanya dukungan dari berbagai pihak yang selalu menjadi pendukung dalam tercapainya cita-cita penulis tersebut. Dengan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya bagi beliau-beliau yang telah merelakan waktunya untuk memberikan sumbangsih dalam segalanya, saya ucapkan terimakasih kepada: 1.

  Kedua orang tua saya Bapak Shodiq dan Ibu Siti Hariyanti yang telah memberikan segalanya untuk saya sehingga saya bisa menjalankan kewajiban belajar sebagai manusia sempurna.

  2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku ketua STAIN Salatiga yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian saya yang berhubungan dengan pendidikan sifat kesabaran dalam Q.S al-Baqarah dan Q.S Ali-Imran.

3. Bapak Suwardi, S.Pd., M. Pd. selaku ketua jurusan Tarbiyyah, dan Bapak

  Prof. Dr. Budihardjo, M. Ag. selaku dosen pembimbing skripsi saya, yang tidak pernah bosan-bosannya mencurahkan ilmu dan nasihatnya kepada saya, dan tidak lupa pula kepada Bapak Rasimin, S.Pd.I., M.Pd. selaku kepala Prodi Penddidikan Agama Islam STAIN Salatiga, dan tidak lupa pula saya ucapkan banyak terimakasih kepada seluruh jajaran Dosen STAIN Salatiga yabg telah memberikan saya banyak bekal dalam pengetahuan dalam pendidikan dan kehidupan, sehingga saya bisa menyelesaikan tugas akhir saya sebagai mahasiswa di pereguruan tinggi STAIN Salatiga.

  Penulis menyadari jauhnya skripsi ini dari kata sempurna dalam kualitas penulisan ataupun isinnya, sehingga tidak menutup kemungkinan untuk disempurnakan suatu hari oleh para pembaca yang budiman dan pembawa pembaharuan untuk menyempurnakan bagian yang dirasa kurang dalam skripsi ini, dan saya merasa terhormat jika anda sekalian berkenan untuk memberikan kritik da saran yang membangun untuk kontri busi pendidikan di dalamnya. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak, baik pembaca, pendengar, penulis dan orang yang mau menyukainya. Amin....

  

ABSTRAK

  Alwi, Mustholiq. 2015. Pendidikan Kesabaran Dalam Al- Qur‟an Surah Al- Baqarah Ayat 45, 153, 249 Dan Ali Imran 125, 186, 200. Skripsi.

  Jurusan Tarbiyyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Budiharjo. Kata Kunci: Pendidikan, Kesabaran, Dan Al-

  Qur‟an Penelitian ini merupakan wujud penggalian ayat-ayat yang telah dibaca oleh peneliti, yang mana ayat-ayat tersebut berhubungan dengan sifat-sifat baik, yang mana diantaranya yaitu kesabaran dan pendidikan yang ditanamkan oleh Allah di dalam sifat tersebut. Pertanyaan yang akan dijawab oleh peneliti adalah: 1. Bagaimanakah konsep pendidikan kesabaran dalam Q.S surah al-Baqarah ayat 45, 153, 294 dan Ali Imran ayat 125, 186, 200. 2. Bagaimanakah Implementasi pendidikan kesabaran dalam Q.S al-Baqarah ayat 45, 153, 294 dan Ali Imran ayat 125, 186, 200. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti menggunakan metode library research (kajian pustaka), dengan menjadikan literatur kitab-kitab seperti Al-

  Qur‟an dan Hadits-hadits Nabi Saw, ataupun buku-buku sebagai objek penelitian, stelah itu mengupulkan ayat-ayat Al-

  Qur‟an yang berkaitan dengan kesabaran, setelah dikumpulkan maka ayat-ayat tersebut disusun dan dikaitkan antara ayat yang satu dengan yang lainnya, pada tahap selanjutnya menganalisis isinya (content analysis).

  Temuan yang ada dalam penelitian ini memberi sedikit banyaknya pengetahuan tentang: Pendidikan kesabaran yang penting yang telah dijelaskan di dalam Q.S surah al-Baqarah ayat 45, 153, 294 dan Ali Imran ayat 125, 186, 200, selain untuk memberi ketenangan bagi kehidupan. Kesabaran juga mempunyai fungsi sbagi penyelesai masalah dengan baik dan tidak tergesa-gesa dalam menjalankannya, sehingga orang yang mengimplementasikan sifat tersebut akan merasa mudah dalam menjalani ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.

  Berdasarkan pentingnya kesabaran dalam kehidupan manusia untuk tetap menjaga ketaan kepada Allah dan Rasul-Nya, manusia harus memahami apa saja pesan yang tersirat dan tersurat di dalamnya. Mengacu pada temuan tersebut, maka penelitian ini merekomendasikan, bahwa pendidikan kesabaran di dalam Al-

  Qur‟an memang betulbetul harus ditanamkan dalam diri manusia sedini mungkin.

  

DAFTAR ISI

Halaman

  SAMPUL ......................................................................................................... i LEMBAR BERLOGO ..................................................................................... ii JUDUL ............................................................................................................. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... vi MOTTO ........................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii KATA PENGANTAR .................................................................................... x ABSTRAK ....................................................................................................... xii DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Foks Penelitian ........................................................................... 9 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 10 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 10 E. Kerangka Teoritik ...................................................................... 11 F. Metode Penelitian ....................................................................... 14 G. Sistematika Pembahasan ............................................................. 16

  BAB II KOMPILASI AYAT Kompilasi Ayat-ayat yang Berhubungan dengan Sifat Sabar .. 19 BAB III ASBABUN NUZUL DAN MUNASABAH AYAT A. Asbabun Nuzul Ayat-Ayat Kesabaran Dalamal-Qur‟an ......... 38 B. Munasabah Ayat-Ayat Tentang Kesabaran .............................. 40 1. Keterkaitan Ayat-Ayat Kesabaran Dengan Keutamaan Menjalankannya Dalam Al- Qur‟an ................................... 42 2. Keterkaitan Ayat Tentang Sabar Dengan Perubahan ........ 46 BAB IV PENGERTIAN, MACAM-MACAM, PENDIDIKAN DAN HIKMAH KESABARAN A. Pengertian Sabar ......................................................................... 55 B. Macam-Macam Sabar Dalam Al-Qur‟an .................................... 59 1. Sabar Dalam Dimensi Zahir ................................................ 61 a. Sabar Dikala Menahan Sakit ....................................... 61 b. Sabar Pada Saat Dilanda Kelaparan ............................ 63 c. Sabar Disaat Berjihad .................................................. 64 d. Sabar Ketika Mengais Rezeki ...................................... 65 2. Sabar Dalam Dimensi Batin ................................................ 65 a. Sabar Dalam Mempertahankan Aqidah ....................... 66 b. Sabar Dalam Menahan Nafsu Terhadap Yang Tidak Halal .................................................................. 67 c. Sabar Dalam Ketaatan Pada Allah ............................... 68 C. Pendidikan Kesabaran ................................................................ 69 1. Mendidik Manusia Untuk Selalu Berusaha ......................... 70 2. Mendidik Manusia Untuk Tidak Tergesa-Gesa ................... 73 3. Mendidik Manusia Untuk Optimis ...................................... 75 D. Hikmah Menjalankan Sabar Dalam Kehidupan Sehari-Hari ..... 77 1. Menumbuhkan Keaktifan Seseorang ................................... 78

  2. Kesabaran Kunci Kesuksesan .............................................. 78 3.

  Kesabaran Menjaga Kesehatan ............................................ 79 4. Kesabaran Membuka Pintu Surga ........................................ 79

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 81 B. Saran ............................................................................................... 82 C. Kata Penutup ................................................................................. 83 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

  Lembar Konsultasi Nota Pembimbing Daftar Nilai SKK Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah memberi karunia kepada hamba-Nya yang Dia sayangi

  melalui beberapa jalan yang sangat variatif. Tidak sedikit dari semua makhluk-Nya yang shaleh selalu Dia beri banyak kenikmatan yang besar, karena makhluk-Nya tersebut mendasari segala perbuatannya dengan sifat sabar dan ikhlas atas segala sesuatu yang diberikan oleh-Nya, senada dengan janji Allah yang tertuang dalam ayat

  َ

  ََْٖ٣ِشِرخَّظُحَ َغََٓ َاللهَ َِّٕا

  “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. Sabar sejatinya adalah mutlak sifat Allah (Ash-Shabur). Tidak ada manusia pun yang diberi kesabaran yang melekat padanya adalah karunia dari-Nya. (Abdillah F. Hasan, 2009: 18).

  Sebuah kenikmatan tidak tertandingi oleh apapun ketika sang Maha Pencipta memberikannya kepada kita sifat tersebut. Ketika kamu sudah mempunyai sebuah keinginan, dan kamu sudah mengusahakan apa yang kamu citakan, tinggal menunggu hasilnya sembari didasari rasa sabar di dalam hati. Pekerjaan yang kamu lakukan dengan tergesa-gesa pasti hasilnya kurang memuaskan bahkan lebih banyak gagal. Itulah sebabnya kamu harus menghindarinya. Lagi pula sifat tergesa-gesa adalah sifat syetan seperti yang telah diungkapkan oleh (Abu Syahidah, 2008: 87)

  Allah pun pernah mangajarkan sifat sabar kepada makhluk-Nya pada saat menciptakan langit, bumi dan seisinya dalam ayat berikut:

  

َءخَُْٔحَ٠ََِػَُُٚشْشَػَ َٕخًَََٝ ٍّخَّ٣َأَِشَّظِعَ٢ِكَ َعْسَ٧حََِٝصحَٝخََّٔغُحَنََِخَ١ِزَُّحَ ََُٞٛٝ

َ ََُُّٖٞوَ٤ََُِصَُْْٞٔحَ ِذْؼَرََِٖٓ َُٕٞػُٞؼْزٌَََُِّّْٓٗاَ َضُِْهَِٖجًَََُٝلأََػَ َُٖغْكَأَ ٌُُّْْ٣َأَ ًَُُِْْْٞزَ٤ُِ

)

  7 ًَََ َٖ٣ِزَُّح َ:دٞٛ(َ. ٌٖ٤ِزٌَُّٓشْلِعََّلاِاَحَزـََٛ ِْٕاَْحُٝشَل

  Artinya: “Dan Dia-lah yang Menciptakan langit dan bumi dalam enam

  

masa, dan Arasy-Nya di atas air, agar Dia Menguji siapakah di antara

kamu yang lebih baik amalnya. Jika engkau berkata (kepada penduduk

Mekah), “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan setelah mati,” niscaya

orang kafir itu akan berkata, “Ini hanyalah sihir yang nyata”

  (Diponegoro, 2009: 222). Maksud dari ayat tersebut adalah:

  َ ْ٠ِكَ َعْسَ ْلاحََٝ ِْٖ٤ََْٓٞ٣َ ْ٠ِكَ ِصحَََّٞٔغُحَ َنََِخَ َْٟح َِعحََْٞٗحَ َِْٖٓخَْٜ٤ََِػَخَََٓٝ ِْٖ٤ََْٓٞ٣ ) ٗٔ7 َ: ٕٓٓ7 َ،ٟٝخـُحَٟٝٞٗ(َ.ِْٖ٤ََْٓٞ٣َ٠ِكََيَُِرََشْ٤َؿََِٝصخَزَُّْ٘حََِٝصخَٗحََٞ٤َلُْح

  Maksudnya Dia menciptakan langit dalam dua hari, bumi dalam

dua hari, dan apa yang ada didalam keduanya dari jenis hewan-hewan

dan tumbuhan-tumbuhan dan selain itu semua dalam dua hari.

  Ciptaan Allah selalu dirancang dalam keteraturan, Di dalam bumi Allah menciptakan gunung-gunung, laut dan berbagai macam kultur tanah yang bermacam-macampun dilakukan-Nya dalam dua hari tidak semerta satu paket dengan penciptaan bumi. Hal itu adalah karen Ia mengetahui apa yang terbaik bagi makhluk-makhluk-Nya. ( Ali Yahya , 1998: 55)

  Disitulah letak rasa sayang Allah terhadap mekhluk-Nya, selain Dia memerihkan manusia untuk menjadi insan kamil, agar selamat dunia akhirat, Dia juga mengajarkan pada makhluk-Nya agar tidak terjebak dengan perbuatan pragmatis yang kecenderungannya akan membawa manusia berakhir tragis. Walaupun seandainya Allah mempunyai keinginan untuk menjadikan segala sesuatu yang Dia kehendaki hanya sudah cukup dengan mengungkapkan satu atau pun dua patah kata, seperti yang tertuangkan dalam ayat berikut:

  ) ٢ٕ َ:ظ٣(َ. ٌَُُٕٞ٤َكَ ًٍََََُُُُْٖٚٞوَ٣َ َْٕأًَخجْ٤َشََدحَسَأَحَرِاَُُٙشَْٓأَخََِّٔٗا

  Artinya:

  “Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia Menghendaki sesuatu

Dia hanya Berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu”

  (Diponegoro, 2009: 445).

  

َ٠َُِحَ ََّذَؼُْحَ ََِٖٓخًجْ٤َشَ َؽُشْخَ٣َ َْٕأَُاللهَدحَسَأَحَرِاَ٠ِْ٘ؼَ٣َخًجْ٤َشَ َنُِْخَ٣َ َْٕأََدحَسَأَحَرِاَ َْٟأ

ََحَ٠َُِحَُؽخَظْلَ٣َ َلاَِدُْٞؿَُْٞح َ٠ِكَ ٌَُُْٕٞ٤َكَ ًَُْٖ ِتَّشُحََيَُِزٍَُُُِْٞوَ٣َ ََْرٍَشَٗخُؼٍَََٓٝشٌِْكٍََٝشَُ

َِشْ٤ِغْ٤َّظُحٍَشْ٤ِغْلَطَ٠ِكٍَشًِْرَِِٝعحَذْرِلإْحَ٠َْ٘ؼََٓ ًَُِْٖعَلََُ َُِْٖٓدحَشُُْٔخَكٍَقُهََٞطَ َلاِرٍَشَػخَع

  ََْٓأَُرخَلِْٗحًَشَػْشُعَ ََْرَ ًٌَُْٖشًََََُُِِِْٔٚ٘ٓدحَشُُْٔحَ َظْ٤َُ َ٠ََِػَ ِءخَ٤ْشَلاْحَ ِْٖ٣ٌِِْٞطَ٠ِكَِاللهَِش

َِاللهَُسَدخَػَ ًَُُْٖشًَََِِِٔشِرخًََلاْحَ ُغْؼَرٍََخَهََِِٝٚرٌََََِّّْظُحَ ٌُُِْٖٔ٣ َلاَِٟزَُّحَِعحَشْعِلاْحَِْٚؿَٝ

َ.خًجْ٤

  ََشَ َنُِْخَ٣َ َْٕأَ ُذْ٣ِشُ٣َ ٠َُخَؼَطَ َاللهَ ََّٕأَ ََُِْْٕٞٔؼَ٣ََُٝشٌَِث َلأَُْحَ َغَْٔغَ٣َ ٠َّظَكَ ٠َُخَؼَط َ ) ٕ٢ َ: ٖٔٙٓ َ,٠ِٓخََٔكَُخْ٤َّشُح(

  Maksud dari ayat idha arada syaian yaitu ketika Allah ingin

mengeluarkan sesuatu dari tidak ada menjadi ada tidak membutuhkan

alat, berfikir dan pertolongan, tetapi Dia mengucapkan perkataan itu

yaitu lafal dalam waktu itu tanpa jeda, yang dimaksud dari lafal

  ٌَٕٞ٤كًَٖ yaitu makna membuat, dan disebutkan dalam yang

  ًٖ ش٤غ٤ظُحَ ش٤غلط

  َ َ

  

dimaksud dari itu bukanlah kalimat akan tetapi bergegasnya realisasi

ًَٖ

perintah Allah ta‟ala dalam menjadikan sesuatu dalam keadaan cepat

y

ang tidak mungkin dikatakaan dengan itu, dan sebagian ulama‟ besar

(paada zaman itu) mengatakan, kalimat

  ًَٖ yaitu kebiasaan Allah ta‟ala,

sehingga Malaikat mendengarnya dan mereka mengetahui sesungguhnya Allah menginginkan untuk menjadikan sesuatu. Semua yang telah Allah lakukan itu adalah wujud tarbiyyah Allah kepada makhluk-Nya, maka Allah memberikan contoh dengan penciptaan langit, bumi dan segala yang ada di dalam keduanya, melalui beberapa proses waktu yang sebenarnya Allah sangatlah kuasa untuk menjadikannya lebih cepat dari pada kedipan mata manusia jika dilihat dari kemampuan-Nya, kare Dia adalah Dzat yang Maha mampu untuk melakukan segala hal yang Dia inginkan “ ”

  ٌَشْ٣ِذَهٍَتَشًَََُِّ٠ََِػََاللهََِّٕا

  Allah mendidik makhluk-Nya agar mereka berakhlak baik dan menjadi insan kamil, selain itu agar mereka juga menjadi manusia yang berjiwa sosial dan mutualisme. Seorang manusia untuk mencapai hal itu haruslah menjaga diri mereka, terutama dalam menjaga yang ada dibalik semua penampilan materi kehidupan manusia itu sendiri, karena di dalam diri manusia ada sesuatu yang mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi kehidupannya, yaitu segumpal darah, yang apa bila dia baik maka semua apa yang ada dalam tubuh manusia pun juga akan ikut membaik, begitu juga sebaliknya apaabila itu buruk maka semua yang tercermin dalam manusia itu pun juga akan ikut memburuk seiring dengan sifatnya, Bagian darah yang menggumpal didalam tubuh tersebut yang dimaksud adalah hati, seperti yang disebutkan dalah hadits Nabi Saw:

  ََأ ... ََذَغَكَ ْصَذَغَكَحَرِاًَََُُُُِٝٚذَغَـُْحََقََِطَ ْضَلََِطَحَرِاًَشَـْؼَُِٓذَغَـُْحَ٠َكَ َِّٕاََٝ َلا َٖرحَْ٤ٛحشراَٖرََ٤ؼٔعاَٖرَذّٔلَٓاللهَذزػَ٠رأ(َ.

  َُذَِْوُْحَ َ٠ََِٛٝ َلاَأًََُُُُِّٚذَغَـُْح ) 9 :شػخغُحَٕٝذرَ،٠لؼـُحَٟسخخزُحَشرصدشرَٖرَسش٤ـُٔح Artinya: “...Ingatlah sesungguhnya di dalam tubuh itu ada segumpal

  

darah, apabila dia baik maka baiklah seluruh jasad, dan apabila dia

buruk maka buruk juga seluruh jasad, ingatlah itu adalah hati”.

  Bahwa tubuh manusia terdiri dari tiga elemen dasar: kepala, tubuh dan hati. Hati yang merupakan pusat antara tubuh halus dan fisik yang tidak terlihat, adalah kedudukan tertinggi, dan titik menghubungkan manusia terestrial ke keadaan yang lebih.Itulah kemampuan hati yang sangat hebat dalam pengaruhnya bagi kehidupan manusia, karena fungsi hati tidak hanya untuk merasa kepekaan terhadap apa yang masuk dari luar kehidupan kita, akan tetapi hati juga bisa mengkoordinasi segala hal yang berhubungan dengan jasmani hingga segala hal yang sangat fital, yaitu segala hal yang berhubungan dengan ruhaniyyah manusia. (Sayyed Hussein Nasr, 2004:181).

  Seperti yang telah dikutip dari filusuf terdahulu, Menurut Plato, keindahan rohani adalah keseimbangan antara akhlaq dan potensi kekuatannya. Dan untuk menyelaraskannya tergantung pada diri manusia itu sendiri. Hal ini berbeda dengan bentuk zahir manusia yang keindahaan maupun keburukannya tidak tergantung pada pilihan manusia, melainkan telah ditentukan oleh kehendak Allah Swt, sejak dari perut ibu hingga akhirnya lahir ke dunia ini dengan bentuk jasmani yang telah ditentukan. (Muhammad Babul Ulum, 2008: َ82).

  Dalam ekspektasinya untuk kehidupan manusia, hati sebagai koordinator langkah kehidupan, tak pelak akan mengalami naik turunnya rasa mood dalam kehidupan, untuk menolong kestabilan perasaan dalam hati, Allah mengajari manusia untuk berbuat sabar, seperti dalam firman- Nya:

  

َ:سشوزُح(َ. َٖ٣ِشِرخَّظُحََغَََٓ ّاللهََِّٕاَِسَلاَّظُحََِٝشْزَّظُخِرَْحُٞ٘٤ِؼَظْعحَْحَُٞ٘ٓآَ َٖ٣ِزَُّحَخَُّٜ٣َأَخَ٣

 ) ٖٔ٘

  Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan

  

(kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-

orang yang sabar” (Diponegoro, 2009: 23).

  Sebuah kenistaan ketika kita tidak melandasi segala hal yang kita lakukan tanpa rasa sabar, karena Allah hanya akan menyertai orang-orang yang mendasari perilakunya dengan rasa sabar. Sabar yang dimaksud mencakup banyak hal, sabar menghadapi ejekan dan rayuan, sabar melaksanakan perintah dan menjauhi larangan, sabar dalam petaka dan kesulitan, serta sabar dalam berjuang menegakkan kebenaran dan keadilan.

  (M. Quraish Shihab, 2000: 399). Olehnya Allah mengajarkan sifat sabar dalam Al- Qur‟an. Allah juga memperingatkan kepada orang-orang yang beriman agar mereka menolong dengan sabar.

  Suatu ketika, disaat Allah telah memberikan rasa cinta kepada hamba-Nya, maka Allah akan memberikan sebuah cobaan, yang mana tidak satupun dari mkhluk-Nya bisa berpaling jika Dia telah menginginkannya ( ), yang mana cobaan itu bukanlah

  ََضْ٤َؼَهَ خََُِٔ ٍَِّذَزُٓ َلا untuk menjauhkan Allah dari makhluk-Nya, akan tetapi sebaliknya. Kekasih Allah (Muhammad Saw) yang paling Beliau sukai punpernah merasakan cobaan yang telah Allah berikan kepadanya, seperti yang tergambar dalam penggalan ayat berikut:

  َ ٌَََُِِِْْْٖٓٝزَهََِٖٓ َدخَظٌُِْحَْحُٞطُٝأَ َٖ٣ِز ََُّحَ ََِٖٓ َُّٖؼَْٔغَظٌَََُُِْْٝغُلَٗأٌََُُِْْٝحََْٞٓأَ٢ِكَََُِّْٕٞزُظَُ

َ.ِسُُٞٓ٧حَ ِّْضَػَ َِْٖٓ َيَُِرَ َِّٕبَكَْحُٞوَّظَطََْٝحُٝشِزْظَطَِٕاًََٝحش٤ِؼًًََٟرَأَْحًَُٞشْشَأَ َٖ٣ِزَُّح

). ٔ٢ٙ َ:ٕحشٔػٍَح(

  Artinya:

  “Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti

kamu akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari

orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang

musyrik. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang

demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan”. (Diponegoro,

2009: 74).

  Sabar dalam ayat tersebut sangat diutamakan, selain dari masalah eksternal yang selalu mengelilingi kita seperti tetangga dan masyarakat disekeliling kita yang terkadang kurang bersahabat dengan apa yang kita inginkan, kita juga akan mendapat cobaan dari apa yang kita miliki, seperti harta, keluarga bahkan yang sangat membebani bagi kita adalah cobaan yang akan datang dari diri kita sendiri, seperti menahan hawa nafsu, ketika kita tidak bisa menahan hawa nafsu, maka tidak menutup kemungkinan setiap langkah yang kita lakukan akan berbau maksiat. Padahal jika kita ketahui, maksiat bisa membutakan mata hati, memadamkan cahayanya, menutup jalan masuk ilmu pengetahuan serta menghalangi masuknya pintu hidayah, dikarenakan semakin banyak kita maksiat akan semakin bertumpuk pula titik-titik hitam yang akan menutupi hati kita, dan setelah itu akan membuat mata hati kita menjadi buta.

  Imam Malik pernah berkata kepada Imam Syafi‟i ketika keduanya sedang berkumpul: “Sesungguhnya aku melihat Allah telah mencurahkan cahaya

  

padamu, maka janganlah engkau matikan cahaya itu dengan kegelapan

maksiat”. (Ibnu Qayyim Al-jauziyah, 2006: 224).

  

َ. َُٕٞلِِْلُطَ ٌََُِّْْؼَََُ ّاللهَْحُٞوَّطحََْٝحُٞطِرحَسََْٝحُٝشِرخَطََْٝحُٝشِزْطحَْحَُٞ٘ٓآَ َٖ٣ِزَُّحَخَُّٜ٣َأَخَ٣

( ٕٓٓ َ:ٕحشٔػٍَح(

  A rinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan

  

kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan

negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung

  ”. (Diponegoro, 2009: 76)

  Dalam syarat pencarian ilmu pun salah satunya harus tertanam rasa sabar di dalamnya, dalam syair kitab “Ta‟lim Muta‟alim” berikut:

  

َِٕخََٓصٍَُِْٞؽٍََٝرخَظْعُأٍَدخَشْسِاََٝ#ٍَشَـُِْرٍََٝسخَزِطْطحٍََٝصْشِكٍََٝءخًَُر

  Artinya: “cerdas, mencintai (ilmu), sabar, bekal, petunjuk dari guru dan

  waktu yang lam a”. (Ibrahim Bin Ismail, 2000: 15)

  Yang dimaksud sabar dalam konteks syair yang ada diatas adalah sabar atas cobaan dan siksaan, disaat seseorang َ

  َِِٚطخَ٤ََِرَََِِٝٚ٘لَِٓ٠ََِػَ)ٍسخَزطْطحَٝ(

  mencari ilmu, karena segala perbuatan baik tidak akan lepas dari yang namanya cobaan, termasuk didalamnya juga mencari ilmu. Selain mencari ilmu itu baik didalam perspektif manusia, mencari ilmu juga mempunyi drajat tinggi disisi Allah Swt.

  َ ََُِْٕٞٔؼَطَ خَِٔرَُ َّاللهََٝ ٍص خَؿَسَدَ َِِْْؼُْحَ حُٞطُٝأَ َٖ٣ِزَُّحََٝ ٌَُِْْ٘ٓ حَُٞ٘ٓآَ َٖ٣ِزَُّحَُ َّاللهَ ِغَكْشَ٣ ). ٔٔ َ:شُدخـُٔح(َ.ٌش٤ِزَخ

  Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dari kamu

  

sekalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat, dan Allah

maha teliti dengan apa yang kalian lakukan

  ” )Achmad Sunarto, 1992:َ55). Al-

  Qur‟an mengintroduksi dirinya sebagai “pemberi petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus”. Petunjuk-petunjuknya bertujuan memberi kesejahteraan dan kebahagiaan bagi manusia baik secara pribadi maupun kelompok, dan karena itu ditemukan petunjuk-petunjuk bagi manusia dalam kedua bentuk tersebut. Kesabaran yang Allah firmankan bukan hanya sekedar contoh saja, akan tetapi sebuah terselip juga nada ekspektasi pendidikan yang telah diajarkan untuk menyelesaikan beberapa permasalahan dalam kehidupan. (Quraish shihab, 1994: 172)

  Berdasarkan dari beberapa tafsiran ayat-ayat tentang sabar dan semua yang berkaitan dengan pembahasan tersebut, maka penulis memutuskan untuk meneliti judul sebagai berikut:

  PENDIDIKAN KESABARAN DALAM AL-

QUR‟AN SURAH AL-

  BAQARAH AYAT 45, 153, 249 DAN ALI IMRAN 125, 186, 200

  B. Fokus Penelitian 1.

  Bagaimanakah konsep pendidikan kesabaran yang ditanamkan Allah dalam Al-

  Qur‟an surah al-Baqarah ayat 45, 153, 294 dan surah Ali Imran 125, 186, 200.

  2. Bagaimanakah Implementasi pendidikan kesabaran yang terkandung dalam al- Qur‟an surah Al-Baqarah ayat 45, 153, 294 dan surah Ali Imran ayat 125, 186, 200.

  C. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui konsep pendidikan kesabaran yang ditanamkan Allah dalam Al-

  Qur‟an surah al-Baqarah ayat 45, 153, 294 dan surah Ali Imran ayat 125, 186, 200.

  2. Untuk mengetahui Implementasi pendidikan kesabaran yang terkandung dalam Al- Qur‟an surah al-Baqarah ayat 45, 153, 294 dan surah Ali Imran ayat 125, 186, 200.

  D. Manfaat Penelitian

  Adapun beberapa manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Bagi STAIN Salatiga, untuk memperkaya daftar pustaka yang diberikan kepada mahasiswa di perpustakaan STAIN Salatiga, selain itu, bisa dijadikan bukti dalam memberikannya khazanah ilmu baru lewat generasi terdidik yang bisa menunujukan hasil penelitiannya.

  2. Untuk khalayak umum, menfaat dari penelitian yang dibuat ini, bisa mempermudah untuk memahami dari makna kesabaran yang di maksud dalam surah al-Baqarah ayat 45, 153, 294 dan surah Ali Imran ayat 125, 186, 200, dan maksud dari interpretasi dari ayat- ayat tersebut menurut para ulama‟ terkemuka.

  3. Buah kinerja bagi peneliti sendiri, selain memberikan secarik wawasan baru dalam dunia pendidikan, peneliti juga akan lebih memahami sejauhmana interpretasi dan ekspektasi dari ayat-ayat tentang kesabaran yang telah diteliti tersebut.

E. Kerangka Teoritik 1.

  Pendidikan Pendidikan berasal dari kata didik, lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi mendidik, artinya memelihara dan memberi latihan. Selanjutnya, pengertian pendidikan menurut Kamus besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. (Tim Penyusun KBBI, 2005: 263)

  Memelihara dan memberi latihan, ajaran, bimbingan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran: didikan: hasil didikan; bingung, bodoh. (Suharso dan Ana Retnoningsih, 2009: 122).

  Pendidikan adalah menjadikan pengajaran di sekolah makin bersifat kegiatan belajar, dan pendidikan diluar sekolah terprogram dan produktif, untuk menuju tercapainya seutuhnya dengan segala kekayaan kepribadiannya, cara mengaturnya yang kompleks dan dalam segala kewajibannya sebagai perorangan, keluarga dan anggota masyarakat, sebagai penduduk dan penghasil atau penemu teknik-teknik dan pemimpin yang kretif, serta masyarakat yang terus belajar, yaitu masyarakat yang anggotanya tidak lagi asyik mencari pengetahuan sekali saja untuk lama-lamanya sepanjang hidupnya, tetapi harus belajar membangun suatu badan pengetahuan untuk seumur hidup yang senantiasa berkembang yaitu “belajar untuk hidup”. (Redja Mudyaharto, 2008: 60).

2. Kesabaran Asal kata sabar adalah berarti mencegah dan menghalangi.

  Sabar adalah menahan diri untuk tidak berkeluh kesah, mencegah lisan untuk merintih dan menghalangi anggota tubuh untuk tidak menampar pipi dan merobek pakaian dan sejenisnya. Dikatakan pula: shabara yashbiru shabran.Dalam bahasa Arab dikatakan

  shabartu fulanan, artinya adalah: aku menahannya. Shabbartuhu

  dengan menggunakan tasydid bermakna bahwa aku mendorongnya untuk berlaku sabar (M. Alaika Salamullah, 2006: 1-2).

  Sabar adalah menahan diri untuk menanggung sesuatu yang tidak disukai dengan tetap bersifat ridha dan berserah diri kepada Allah. Tidaklah seseorang mendekatkan kepada Rabbnya kecuali ganjaran sudah diketahui kadarnya, kecuali pahala sabar, mengganjarnya dengan pahala yang tidak

  َ ٠َُخَؼَطََٝ َُٚٗخَلْزُعَ ُ َالله

  terbatas. Allah berfirman,

  ) ٔٓ َ:شٓضُح(َ.ٍدخَغِكَِشْ٤َـِرََُْٛشْؿَأَ َُٕٝشِرخَّظُحَ٠َّكَُٞ٣َخََِّٔٗا

  Artinya: “sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (az-Zumar: 10). (Wajih Mahmud, 2008: 22).

3. Al-Qur‟an

  Al- Qur‟an adalah bentuk kata mashdar dari qa-ra-a, sehingga kata Al-

  Qur‟an dimengerti oleh setiap orang sebagai nama kitab suci yang mulia itu. (Subhi As-Shalih, 1993: 10).

  Adapun penamaan wahyu itu dengan

  Al- Qur‟an

  memberikan pengetian bahwa wahyu itu tersimpan didalam dada manusia mengingat nama Al-

  Qur‟an sendiri berasal dari kata qira‟ah (bacaan) dan didalam kata qira‟ah terkandung makna: agar

  selalu diingat.

  Menurut Syaikh Ali as-Shobuni yang dimaksud dengan al- Qur‟an adalah sebagai berikut:

  َِشَطْ٤ِعَِٞرَ َْٖ٤َِِعْشُُْٔحََٝ ِءخَ٤ِزَْٗلاْحَ َِْطخَخَ٠ََِػَ ٍَُضُُْْ٘ٔحَ ُضِـْؼُُْٔحَِاللهَ ُّ َلاًََ ََُٞٛ َُٕحْشُوُْح َخَْ٘٤ََِػَ ٍُِْٞوَُْْ٘ٔحَ ِقِكخَظَُْٔحَ ٠ِكَ ُدُْٞظٌَُْْٔحَ َُّلاَّغُحَ ِْٚ٤ََِػَ ََْ٣ِشْزِؿَ ِْٖ٤َِٓ٧ْح َ ِفُْٝس َ.ِطخَُّ٘حَ ِسَسُْٞغِرَ َُْظَظْخُُْٔحََٝ ِشَلِطخَلُْحَ ِسَسُْٞغِرَ ُإذْزَُْٔحَ ِِٚطَٝ َلاَطَ ٠ََِػَ ُذَّزَؼُُْٔحَ ِشُطحََٞظِر

  َ .) ٢ َ: ٕٖٓٓ َ,٠ُِْٗٞزَّظُحَ٠َِِػ(

  “Alqur‟an adalah firman Allah yang mengandung mu‟jizat

  yang diturunkan kepada penutup para Nabi dan para Rasul dengan perantara ruhul aminyaitu malaikat Jibril As yang ditulis dimushaf-mushaf yang dipindah kepada kita dengan jalan mutawatir yang dihitung beribadah bagi yang membacanya yang diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an- Nas”.

F. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu library

  research, penelitian tersebut dengan mungumpulkan data-data

  yang berhubungan dengan objek penelitian, bahwa Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan metode library research. Dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan, baik yang primer maupun yang skunder, dicari dari sumber-sumber kepustakaan (seperti buku, majalah, artikel dan jurnal).

  َ) Adang kuswaya, 2009: َ 11).

2. Pendekatan

  Untuk melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode tematik. Tafsir tematik yaitu sebuah penelitian paada tema tertentu untuk dikaji.

  Langkah-langkah atau cara kerja metode tafsir tematik atau dalam kata laian

  tafsir mawdhu‟iy ini dapat dirinci sebagai berikut: a.

  Memilih atau menetapkan masalah al-Qur‟an yang akan dikaji secara mawdhu‟iy (tematik).

  b.

  Melacak dan menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah telah ditetapkan, ayat Makiyyah dan Madaniyyah.

  c.

  Menyusun ayat-ayat tersebut secara runtut menurut kronologi masa turunnya, disertai pengetahuan menegenai latar belakang turunnya ayat atau asbab al-nuzul d. Memahami korelasi (munasabah) ayat-ayat tersebut di dalam masing-masing suratnya.

  e.

  Menyusun tema bahasan di dalam kerangka yang pas, sistematis, sempurna dan utuh (out line).

  f.

  Melengkapi pembahasan dan uraian dengan hadits, bila dipandang perlu, sehingga pembahasan menjadi semakin sempurna dan semakin jelas.

  g.

  Mempelajari ayat-ayat tersebut secara tematik dan menyeluruh dengan cara menghimpun ayat-ayat yang mengandung pengertian serupa, mengkompromikan antara pengertian „am da khash, antara muthlaq dan yang muqayyad, mengsinkronkan ayat-ayat yang lahirnya tampak kontradiktif, menjelaskan ayat nasikh dan mansukh, sehingga semua ayat tersebut bertemu pada satu muara, tanpa perbedaan dan kontradiksi atau tindakan pemaksaan terhadap sebagian ayat kepada makna-makna yang sebenarnya tidak tepat. (Abd. Al-Hayy Al-Farmawi, 1996: 45-46) 3. Teknik Pengumpulan Data

  Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode yang bersifat library research dalam pengumpulan data yang akan digunakan untuk penelitian, maka penulis membagi sumber data menjadi dua bagian: a.

  Sumber data primer, yaitu al-Qur‟an dan hadits Nabi Saw yang berkaitan dengan sifat sabar.

  b.

  Sumber data skunder, yaitu tafsir-tafsir al-Qur‟an yang berkaitan dengan sifat sabar dan karya-karya para ahli yang membahas tentang segala hal yang berkaitan dengan pembahasan pokok.

4. Metode Analisis Data

  Analisis non-statistik sesuai untuk data deskriptif atau data

  textular . Data deskriptif sering hanya dianalisis menurut isinya, dan

  karena itu analisis macam ini juga disebut analisis isi (content

  analysis)

  (Sumadi Suryabrata, 1995: 85). Disini peneliti menggunakan metode content analysis dalam menguraikan makna yang terkandung dalam redaksi al-

  Qur‟an, setelah itu dari hasil interpretasi tersebut dilakukan analisa secara mendalam dan seksama guna menjawab dari rumusan masalah yang telah dipaparkan oleh penulis.

G. Sitematika Pembahasan

  Peneliti mengupayakan agar mempermudah pembahasan dalam penelitian, maka penelitian ini disusun dalam lima bab, yang terdiri dari beberapa sub-sub bab yang masih bersifat saling keterkaitan antara satu bab dengan yang lainnya, yang mana sistematikanya disusun sebagai berikut:

  Bab I Dalam bab ini merupakan pendahuluan studi, didalamnya memaparkan tentang latar belakang penelitian, rumusan dan tujuan penelitian. Selain itu didalamnya juga membahas tentang manfaat penelitian yang diangkat dalam topik pembahasan, dan diteruskan dengan sistematika pembahasan yang digunakan dalam membuat penelitian ini agar lebih terstruktur dan sistematis.

  Bab II Sebagai kelanjutan dari bab awal yang lebih spesifik dalam sistematika penulisan, bab yang ke dua ini menguraikan kajian umum tentang hakikat sabar, diteruskan penghimpunan segala ayat-ayat yang berhubungan dengan sifat sabar.

  Bab III menguraikan tentang sebab-sebab turunya al- Qur‟an dan sebab-sebab munculnya hadits yang menerangkan tentang pendidikan kesabaran, selain itu di dalam bab ini juga menerangkan tentang ayat-ayat atau hadits yang berhubungan dengan ayat dan hadits tentang kesabaran, atau dalam kata lain mencakup juga keterangan-keterangan yang berkaitan dengan pendidikan sifat sabar.

  Bab IV, Dalam bab ini peneliti lebih memfokuskan dalam inti pembahsan tentang pendidikan kesabaran dalam al- Qur‟an surah Surah al-

  Baqarah ayat 45, 153, 294 dan Surah Ali Imran ayat 125, 186, 200. Dan cara mengimplementasikan pendidikan kesabaran dalam al- Qur‟an surah

  Surah al-Baqarah ayat 45, 153, 294 dan Surah Ali Imran ayat 125, 186, 200 dalam kehidupan kehidupan manusia untuk mencari ridho Allah Swt.

  Bab V memaparkan tentang kesimpulan atas pembahasan yang telah diuraikan dalam penelitian, diteruskan dengan penutup.

BAB II Kompilasi Ayat-Ayat Kesabaran A. Kompilasi Ayat-Ayat Al-Qur’an Yang Berhubungan Dengan Sifat Sabar Al- Qur‟an diciptakan Allah sebagai petunjuk bagi para manusia

  dan sebagai pembeda anta perkara yang baik dan yang buruk, selain itu Al-

  Qur‟an juga memperkenalkan sifat-sifat Allah yang indah dan telah ditanamkan dalam diri manusia, salah satunya sifat itu adalah sabar.

  Ada banyak ayat Al- Qur‟an yang menyebutkan tentang kata sabar di dalamnya, berikut kompilasi ayat-ayat yang menyebutkan kata sabar, yang mana enam ayat pertama menjadi pokok pembahasan dari peneliti: 1.

  Q.S al-Baqarah ayat 45 .

  ) ٗ٘ َ: سشوزُح( َ ََٖ٤ِؼِشخَخُْحَ٠ََِػََّلاِاٌَسَش٤ِزٌَََُخََِّٜٗاََِٝسَلاَّظُحََِٝشْزَّظُخِرَْحُٞ٘٤ِؼَظْعحَٝ

  Artinya:

  “Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk” 2.

  Q.S al-Baqarah ayat 153 َ: سشوزُح(َ.

Dokumen yang terkait

PENDIDIKAN SOSIAL YANG TERKANDUNG DALAM AL-QURAN SURAT ALI IMRAN AYAT 159

0 3 82

PENDIDIKAN TAUHID DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (Tinjauan Tafsir Al-Mishbah Surah Al-Baqarah ayat 132-133) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Agama Islam

0 0 18

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Agama Islam

0 0 16

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR TAHFIDZ AL-QUR’AN SISWA DI KUTTAB AL-FATIH SURABAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Agama Islam

0 0 14

PEMAHAMAN TAUBAT DALAM AYAT AYAT AL QUR’AN PADA PIMPINAN JAMAAH TARIQOH QODIRIYYAH NAQSYABANDIYAH DI DUSUN WEKAS DESA KAPONAN KECAMATAN PAKIS SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 71

PESAN GURUTTA PADA NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE MENURUT PERSPEKTIF PENDIDIKAN AKHLAK SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 153

PEMAHAMAN TAUBAT DALAM AYAT AYAT AL QUR’AN PADA PIMPINAN JAMAAH TARIQOH QODIRIYYAH NAQSYABANDIYAH DI DUSUN WEKAS DESA KAPONAN KECAMATAN PAKIS SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 70

NILAI-NILAI KEDISIPLINAN DALAM NOVEL ANAK SEJUTA BINTANG SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 156

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL ANAK-ANAK ANGIN KARYA BAYU ADI PERSADA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 144

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ DALAM KITAB TAISIRUL KHALAQ KARYA HAFIDZ HASAN AL-MAS’UDI SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)

0 1 108