UPAYA PENINGKATAN PRAKTEK MENYALIN KATA-KATA AL-QUR'AN DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS KELAS 2 MADRASAH IBTIDAIYAH MISBAKHUSSUDUR MALANGSARI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 20072008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkap

  

UPAYA PENINGKATAN PRAKTEK MENYALIN KATA-KATA

AL-QUR'AN DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS KELAS 2

MADRASAH IBTIDAIYAH MISBAKHUSSUDUR MALANGSARI

KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

  

TAHUN PELAJARAN 2007/2008

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

  

Dalam Ilmu Tarbiyah

Disusun Oleh :

  

A M I N L E S T A R I

NIM : 114 06 458

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2 0 0 8

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 3 eksemplar K epada: Yih. Ketua Sekolah Tinggi Agama

  Hal : Naskah Skripsi a n . Saudari Amin Lestari Islam Negeri Salatiga N IM : 11406458 di Salatiga

  Assalamu’alaikum wr.wb.

  Setelah kami mengadakan koreksi danperbaikan seperlunya maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudari Nama : AMIN LESTARI NIM : 11406458

  Jurusan/Progam Studi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Judul : Upaya Peningkatan Praktek Menyalin Kata-Kata Al

  Qur’an Dengan Metode Pemberian Tugas Kelas 2 MI Malangsari Kec Bulu Temanggug Tahun 2007/2008. Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera dimunaqosahkan. Demikian atas perhatiannya kami ucapkan banyak terima kasih. Wassalamu’alaikum wr. Wb.

  Salatig^J31 Juli 2008 >ing M. Hafidz, M.Ag.

  NIP. 150 327 090 li

  

PENGESAHAN SKRIPSI

  Judul : UPAYA PENINGKATAN PRAKTEK MENYALIN

  KATA-KATA AL-QUR’AN DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS KELAS 2 MI MISBAKHUS SUDUR MALANGSARI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2007/2008.

  Nama AMIN LESTARI NIM 114 06 458 Program Studi

  Pendidikan Agama Islam (PAI) Salatiga, 24 Agustus 2008

  Sekretaris, r. Imam Sutomo. M.Ag

  Dr. H. Muh Saerozi, M.Ag

  NIP. 150 216 814 NIP. 150 247 014 Penguji I

  Penguji II

  Winarno. SiSi., M.Pd . Agus Waluvo, M.Ag

  NIP. 150 295 147 NIP. 150 302 522 Pemot hing,

  

M. Hafidz. M.Ag

  NIP. 150 327 090 w an

  M O T T O

  J 333 A rtinya: “Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.” (Q.S. A l-M uzam m il: 4)

4 I Ij o u l i j j

  JC J LU jdJ (s\c9 JtS\ f

  Artinya : “Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahm at[l].” (Q.S. Al- A ’r a f : 204)

  IV

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

  1. Bapak dan ibu tercinta 2. Suami tercinta yang selalu mendampingi penulis suka dan duka.

  3. Anakku tersayang “Lutfiana Dwi Rahmawati dan M. Amin Fauzi"

  4. Kakak dan Adik-adikku tersayang 5. Teman-teman senasib dan sepeijuangan.

  Mereka semua telah membantu, memberi dorongan dan do’a restu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

AB STRAK

  Amin Lestari, Jurusan PAI pada Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, tahun 2008. Judul Skripsi “UPAYA PENINGKATAN PRAKTEK MENYALIN KATA-KATA AL QUR’AN DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS 2 MADRASAH IBTIDAIYAH MISBAKHUSSUDUR MALANGSARI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 2007/2008” Praktek menyalin kata-kata al Q ur’an dengan metode pemberian tugas.

  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan subyek penelitiannya adalah siswa kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Misbakhussudur Malangsari Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung yang beijumlah 13 siswa.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya peningkatan praktek menyalin kata-kata al Qur’an melalui metode pemberian tugas pada siswa kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Misbakhussudur Malangsari.

  Adapun cara pengumpulan datanya menggunakan tes, lembar observasi, dokumentasi dan dianalisa secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode pemberian tugas pada materi praktek menyalin kata-kata al Qur’an pada siswa kelas 2 mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tes formatif yang selalu meningkat dari siklus I 69 %, siklus II 77 % dan siklus III 92 %.

  Dengan demikian metode pemberian tugas merupakan metode alternative yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan praktek menyalin al Qur’an terutama di kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah. vi

KATA PENGANTAR

  f & Z - J J J 5**4 ^< ji J ij

  3T^_ jj

   4U ILiJl (jjauobl fU a^u d j A J ij X o J a U JUui ^ 3llul t j j <& UaSlu

  Puji syukur kehadirat Allah SWT, Zat Yang Maha Tahu lagi Maha Bijaksana, hanya dengan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Salawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Rosulullah SAW, pembawa berita gembira sekaligus figur kepemimpinan umat dengan akhlak yang patut diteladani sepanjang abad.

  Penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak terselesaikan jika tanpa uluran tangan, bimbingan dan bantuan dari semua pihak baik material maupun spriritual. Untuk itu pada pada kesempatan ini dengan penuh ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya, terutama pada:

  1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga dan segenap stafnya.

  2. Bapak M.Hafidz, M.Ag. Selaku Pembimbing yang telah membimbing sejak awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

  Vll

  3. Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal jlm u pengetahuan maupun bimbingan di bangku kuliah.

  4. Bapak Fahrudin, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Malangsari, beserta rekan-rekan guru yang telah berkenan memberikan ijin dan bantuan dalam penelitian ini.

  5. Ibu Bapakku serta mertuaku tercinta.

  6. Suamiku Fauzan tercinta atas bantuannya baik moril maupun spiritual, kebersamaan serta dukungan semangatnya.

  7. Buah hatiku Lutfiana Dwi Rahmawati dan Muhamad Amin Fauzi yang selalu memberiku semangat.

  8. Segenap sahabat-sahabat dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu penulisan dalam menyusun dan menyelesaikan penulisan skripsi ini. Kiranya hanya kepada Allah SWT penulis berdo’a, semoga amal kebaikan dan jasa budi baiknya mendapat balasan yang setimpal.Dan akhirnya penulis berharap, semoga skripsi yang sederhana ini dan jauh dari kesempurnaan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.

  Salatiga. 31 Juli 2008 Penulis.

  

S T A I N

S A L A T I G A

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   DAFTAR ISI x

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS xi

  T a b e l: 3.1 : Keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyah Misbakhussudur Malangsari

   3.2 : Keadaan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Misbakhussudur Malangsari

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   DAFTAR TABEL xii

  DAFTAR LAM PIRAN

  Halaman

  

   xiii

  BAB

  I PENDAHULUAN

  A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya pendidikan agama dikalangan Sekolah Dasar atau

  Madrasah Ibtidaiyah khususnya mata pelajaran al Qur’an hadist kelas 2 masih sulit untuk dipelajari dengan menggunakan bahasa arab, maka dari itu perlu adanya transliterasi/pemindahan dari arab ke Indonesia.

  Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam upaya membudayakan manusia, melalui pendidikan, kepribadian siswa dibentuk dan diarahkan sehingga dapat membentuk derajat manusia sebagai makhluk berbudaya. Untuk itu, idealnya pendidikan tidak hanya sekedar transfer ilmu pengetahuan dan ketrampilan (transfer o f knowledge and skill), tetapi lebih dari itu adalah transfer sikap dan perilaku {transfer o f attitude and behaviour).

  Bagi bangsa Indonesia tujuan yang ideal yang hendak dicapai lewat proses dan sistem Pendidikan Nasional, sebagaimana yang telah dituangkan dalam UU RI No. 20 tahun 2003.

  Instansi yang terlibat dalam urusan pendidikan, tentu berhadapan dengan berbagai persoalan-persoalan baru bercampur dengan persoalan- persoalan lama yang belum tuntas kita selesaikan. Meski demikian, kita tidak boleh pesimis, apalagi putus asa menghapi persoalan-persoalan tersebut.

  1 Sebagai umat yang memiliki etos keija yang tinggi, atas dasar ketaqwaan kepada Allah SWT, persoalan-persoalan itu kita jadikan tantangan agar kita bekerja lebih baik lagi, mengajar lebih profesional dan beribadah lebih khusuk.

  Akan halnya pembelajaran Pendidikan Agama yang selama ini kita laksanakan, menurut penulis sebenarnya sudah baik. Tetapi adanya pembaharuan-pembaharuan dalam metode pengajaran dan sistem pengajaran maka kita tidak ada, ruginya bagi kita untuk mengambil manfaat dari pembaharuan yang ada, agar kita sebagai pihak vang membelajarkan agama Islam lebih lengkap ilmu pengetahuan yang kita miliki, sehingga iman kita akan lebih terang, peserta peserta didik pun menjadi cemerlang.

  Praktek menyalin kata-kata al Qur’an dengan metode pemberian tugas adalah bagian dari mata pelajaran al Qur’an hadist di Madrasah Ibtidaiyah Malangsari yang diajarkaan dengan tujuan anak lancar dan terampil menyalin kata-kata al Qur’an. Oleh karena itu menyalin kata-kata al Qur’an sebagai sub mata pelajaran al Qur’an hadist perlu diberikan baik di bangku sekolah maupun di rumah sebagai tugas rumah (TR) dengan mengacu SILABUS yang mengarah kepada tujuan pendidikan agama Islam dan salah satunya adalah anak tamat lulusan Madrasah Ibtidaiyah dapat menulis al Qur’an dengan baik dan benar.

  Pengajaran menyalin kata-kata al Qur’an diberikan di kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Malangsari. Selain diberikan di sekolah formal juga

  9 sebagian diantaranya diberikan di lingkungan keluarga atau di pengajian- pengajian ymum atau Taman Pendidikan Al Q ur'an (TPQ) baik yang ada di desa Malangsari maupun di luar desa. Dari pemberian materi menyalin kata- kata al Q ur'an dengan benar dari masing-masing sumber antara lain dapat di bagi dua yaitu keterangan yang diterima oleh guru dan guru ngaji/orang tua terdapat perbedaan persepsi dalam menyampaikan materi sehingga mengacaukan anak ketika mengeijakan tugas rumah (TR). Dari data yang diperoleh selama penelitian, tugas rumah yang di berikan selama 3 kali nilai yang di dapat masih di bawah standar ketuntasan yaitu 65 ada 80 % dan 20 % diantaranya telah memenuhi syarat.

  Pendidikan agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah mempunyai fungsi di antaranya adalah pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT. yang telah ditanamkan di lingkungan keluarga. Pada dasarnya kewajiban pertama menanamkan dan ketaqwaan di lakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah hanya berfungsi menumbuh kembangkan dalam diri siswa serta melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangan.

  Dasar operasional yang penulis maksud pada penulisan ini adalah dasar yang secara langsung mengatur pelaksanaan pendidikan agama di sekolah-sekolah di Indonesia seperti dalam Tap M PR No. IV/MPR/1973, Tap MPR No IV /MPR/ 1978, Tap MPR No II / MPR/1983, Tap MPR No II /MPR

  3

  1988, UU RI No n /1989, Tap M PR No II /M PR /1993. Produk-produk hukum tersebut sangat memperkokoh penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah sehingga para pelaksana maupun para penerima pendidikan agama dilindungi oleh perundang-undangan.

  Tujuan pendidikan Nasional kita seperti tersebut dalam UU RI No. 20 tahun 2003 Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur.

  Memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan bangsa (UU.RI No.20 tahun 2003)1

  Adapun ruang lingkup pendidikan agama Islam pada tingkat sekolah dasar diberikan penekanannya pada 4 unsur yaitu : al Qur’an, akhlak, keimanan dan ibadah, untuk sub al Q ur’an hadis diharapkan siswa tidak hanya lancar membaca, melainkan ju g a dituntut dapat menyalin kata-kata dengan benar, sebab bila pada suatu saat ada tulisan yang ditulis dengan huruf latin dan tidak menguasai transliterasinya dengan benar maka akan dapat mempengaruhi arti atau kandungan yang ada pada ayatnya, sedangkan di tingkat Madrasah kelas 2 baru ada khat nashi yang diperkenalkan..

1 UU RI Nomor 20 tahun 2003 SISDIKNAS, Citra umbara, Bandung: 2003.him 8.

  4 Keberhasilan pendidikan agama Islam dipengaruhi beberapa faktor, baik di kejas maupun di luar kelas yang penulis maksudkan adalah di kelas itu termasuk formal dan di luar kelas adalah non formal yaitu antara lain pengalaman yang di tanamkan oleh keluarganya. Menyalin kata-kata al Qur’an juga terpengaruh oleh pengajian-pengajian dimana anak itu memperoleh pengetahuan di sekeliling anak itu tinggal, itulah “Upaya peningkatan praktek menyalin kata-kata al Qur’an dengan metode pemberian tugas siswa kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Malangsari tahun pelajaran 2007/2008” dengan alasan sebagai b erik u t:

  Pelajaran praktek menyalin kata-kata al Qur’an dalam materi pendidikan agama Islam yang oleh siswa merasa terpengaruh yang berbeda- beda yaitu antara yang diterima di bangku sekolah dan di luar sekolah mengenai transliterasinya, sedangkan mengenai tulisan khatnya di pengajian- pengajian yang diselenggarakan belum ada khat yang baku, sedangkan sekolah telah ada dua khat yang baku, maka dari itu jika ada tugas rumah (TR) maka nilai yang didapat siswa di bawah standar rata-rata ketuntasan yaitu 65.

B. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang tersebut di atas dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana upaya peningkatan praktek menyalin kata-kata al Qur’an dengan metode pemberian tugas pada siswa kelas 2

  5 Madrasah Ibtidaiyah Malangasari tahun pelajaran 2007/2008 ?” maka akan timbul berbagai masalah diantaranya adalah sebagai berikut: Kemandirian belajar dalam menguasai materi pelajaran Qur’an Hadist sub menyalin kata-kata al Qur’an dengan metode pemberian tugas dirasa belum optimal.

  Dengan permasalahan tersebut penulis menitik beratkan pada satu permasalahan yaitu : Adakah upaya guru dalam meningkatkan kemandirian belajar praktek menyalin kata-kata al Q ur’an dengan metode pemberian tugas melalui transliterasi khat nashi, dapat diterima siswa Madrasah Ibtidaiyah Malangsari tahun pelajaran 2007/2008. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Apakah penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan pemahaman praktek menyalin kata-kata al Qur’an pada siswa kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Malangsari ?

  2. Apakah penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan kemampuan praktek menyalin kata-kata al Qur’an pada siswa kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Malangsari ?

  3. Apakah penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan kualitas keneija guru dalam mengajarkan pelajaran Qur’an Hadist sub menyalin kata-kata al Qur’an ?

  6 C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui apakah penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan pemahaman praktek menyalin kata-kata al Qur’an pada siswa kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Malangsari

  2. Untuk mengetahui apakah penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan kemampuan praktek menyalin kata-kata al Qur’an pada siswa kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Malangsari.

  3. Untuk mengetahui apakah penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan kualitas kenerja guru dalam mengajarkan pelajaran Qur’an Hadist sub menyalin kata-kata al Qur’an.

D. Kegunaan Penelitian

  Di dalam kegunaan penelitian ini penulis ingin menerangkan siapa- siapa saja yang terkait di dalamnya, antara lain : sekolah, guru dan siswa.

  1. Sekolah, sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Q ur’an hadist sub menyalin kata-kata al Qur’a n .

  2. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.

  3. Siswa dapat meningkatkan motivasi belajar dan melatih diri agar dapat menyalin kata-kata al Q ur’an sesuai dengan huruf transliterasinya.

E. H ipotesis

  Hipptesis adalah jaw aban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul2.

  Berdasarkan pernyataan di atas, maka penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut : “Melalui penerapan metode pemberian tugas maka kemampuan praktek menyalin kata-kata al Q ur’an siswa akan meningkat, karena guru lebih kreatif sehingga siswa lebih aktif dan menyenangkan dalam mengikuti pembelajaran.”

  Dengan meningkatnya semangat belajar siswa maka akan meningkat pula kemampuan praktek menyalin kata-kata al Q ur’an.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

  Sitematika penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab, dimana antara bab yang satu dengan bab yang lainnya saling terkait. Adapun lima bab dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

  Bab I Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis, dan sistematika penulisan skripsi.

2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta: 2002, him. 136.

  8 Bab II Kajian Pustaka yang berisi tentang penjelasan upaya peningkatan praktek menyalin kata-kata al Qur’an dengan metode pemberian tugas.

  Bab III Pelaksanaan Penelitian yang berisi tentang deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksanaan siklus III.

  Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan yang berisi tentang deskripsi per siklus, dan pembahasan tiap siklus. Bab V Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran. Bagian akhir dalam penulisan skripsi ini berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

  9

  

BAB n

LAN DASAN TEORI

A. Upaya Peningkatan Praktek Menyalin Kata-Kata Al Qur’an

  Sebelum penulis menjelaskan pengertian dari “upaya peningkatan praktek menyalin kata-kata al Qur’an”, terlebih dahulu penulis paparkan pengertian dari satu per satu kata.

  Upaya adalah usaha, ikhtiyar, (untuk mencapai sesuatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dsb). Kata upaya mengandung arti suatu kegiatan yang diikutkan untuk/mencapai suatu tujuan atau maksud.1 2

  Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha) kegiatan dan sebagainya. Peningkatan adalah suatu bentuk penghargaan.

  Penghargaan tanpa imbalan tidak cukup meyakinkan. Orang lebih senang penghargaan yang diberikan dalam bentuk nyata, misalnya peningkatan gaji atau tanggung jawab yang besar, dengan kebebasan mempergunakan inisiatif mereka, yang menimbulkan kepuasan keija.

  Kepuasan manusia seringkah tergantung pada apakah yang mereka harapkan sesuai denga yang mereka dapatkan. Dalam pengakuan suatu pekeijaan yang baik, pemimpin kelompok atau pengawas jangan membuat janji-janji peningkatan jabatan yang tidak mungkin dipenuhi. Sebaliknya, ia

  1 Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta: 2003, him. 1250.

  2 Ibid, him. 1198.

  10 harus mendorong orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga siap untuk promosi jabatan.3 Praktek adalah pelaksanaan secara nyata apa yang disebut di dalam teori.4 5 Dengan praktek anak lebih mengetahui dan dapat membuktikannya dengan kenyataan yang sesungguhnya sehingga dengan adanya praktek siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran dan dapat menambah percaya diri.

  Menyalin adalah mengutip (tulisan); menulis kembali; menim.3 Menyalin adalah mengambil bagian pokok dari suatu bacaan untuk masing- masing paragraf tanpa mengurangi maksud kandungan yang telah ada.

  Perintah untuk menyalin (belajar menulis) terdapat dalam Surat Al- Qalam ayat 1 yang berbunyi :

  s * " r,-e

  ✓ t *

  {(Jo) L*J

  IJ j o a

  Q J Z

  A rtinya: “Nun[1490], demi kalam dan apa yang mereka tulis.”6 [1490] ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat al Quran seperti: A lif laam miim, A lif laam raa, A lif laam miim shaad dan sebagainya, diantara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah, karena dipandang termasuk ayat-ayat

  3

  4 Ibid. him. 982 5 Ibid, him. 894.

  6 Depag RI, A l Q ur’an Dan Terjemahnya. CV Asy-Syifa. Semarang: 1992. him 960

  11

  

m utasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. Golongan yang

  menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para Pendengar supaya memperhatikan al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. Kalau mereka tidak percaya bahwa al

  Quran diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad S.A.W. semata- mata, maka cobalah mereka buat semacam al Quran itu., Sedangkan maksud “kalam” dalam ayat ini, yaitu bahwa Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis dan baca..

  Qur’an menurut bahasa berarti “bacaan“ (dari kata qoro’a : membaca). Sedangkan Qur’an menurut istilah terdapat beberapa pengertian, diantaranya sebagai b erik u t:

  1. Al Qur’an adalah kumpulan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang dihimpun dalam sebuah kitab suci yang menjadi pegangan bagi manusia. Dalam hubungannya dengan risalah Nabi Muhammad SAW., al Qur’an berfungsi sebagai M u’jizat yaitu berfungsi melemahkan orang untuk mengatasi orang yang menentang kerasulan Muhammad dan kebenaran Islam sebagai firman Allah SWT. dalam surat Al- Isra’ 88.

  12

  .

  t

  • f

  |> * U O l c f ^ 5 ( y } J ^

  j l j 0 > ^ ^

  Artinya : “Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, sekalipun sebagian mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekali pun sebagian mereka menjadi pembuat bagi sebagian yang lain.”7

  2. Al Q ur'an adalah kitab tuhan yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW sebagai kitab suci agama Islam. Susunan al Qur’an yang sekarang tidak mencerminkan urut-urutan waktu turunnya, sebab ayat/wahyu yang diturunkan pertama kali yaitu ayat 1-5 surat al-Alaq yang terletak diakhir ju z ketiga-puluh, yang berbunyi:

7 Zakiah Daradjat, et.al,Dasar-dasar Agama Islam, Jakarta. Universitas Terbuka. 1999. him.

  312

  13

  O f t M

  A rtinya:

  1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

  3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,

  4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589], 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

  [1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.

  Sedang ayat/wahyu terakhir yang diturunkan terdapat dalam ayat ketiga dari surat Al-Maidah yang terletak dalam ju z yang ketujuh, yang berbunyi: A rtinya: Pada hari ini telah Ku-sempumakan untuk kamu agamamu, dan telah

  Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhoi Islam itu jadi agama bagimu....” Al Qur’an terdiri dari 114 surat dengan jumlah ayat 6342. Keseluruhan waktu turunnya adalah 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari, dan terbagi dalam dua fase, yaitu : fase selama Rasul berada di Makkah kurang lebih 12 tahun, 2 bulan dan 22 hari, dan fase selama ia berada di Madinah kurang lebih selama 10 tahun.

  Ayat-ayat yang turun di Mekah pendek-pendek dan berisi soal- soal keimanan, sedang ayat-ayat yang turun di Madinah banyak yang berisi hukum-hukum dan tata aturan kemasyarakatan. Oleh karena itu kebanyakan ayatnya panjang-panjang, sesuai dengan tabi’at kata-kata o pada perundang-undangan.

  3. Al Qur'an adalah m u’jizat Nabi Muhammad SAW yang bersifat abadi.

  Bila mu’jizat Nabi dan Rasul terdahulu berupa mu’jizat materi yang bersifat inderawi, maka m u’jizat Nabi Muhammad berupa m u’jizat yang berupa ruhiyah yang bersifat rasional dan kekal sepanjang zaman.8

  9 8 Ahmad Hanal'i, Pengantar Dan Sejarah Hukum Islam, Bulan Bintang, Jakarta: 1986, Hlm.55.

  9 H.M. Chabib Thoha, et.al., Reformasi Filsafat pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta : 1996, hlm.271

  15

  4. Al Qur’an adalah Sumber Pendidikan Rasul dan Sahabat. Tidak diragukan lagi bahwa keberadaan al Qur’an telah mempengaruhi sistim pendidikan Rasulullah SAW. dan para sahabat. Lebih-lebih Aisyah r.a. menegaskan bahwa akhlak beliau adalah al Qur’an. Pembuktian Allah dalam surat al- Furqan ayat 32, lebih menegaskan hal itu :

  A rtinya: “Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?’ demikianlah[1066] supaya kami perkuat hatimu dengannya dan kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).” [1066] Maksudnya: Al Quran itu tidak diturunkan sekaligus, tetapi diturunkan secara berangsur-angsur agar dengan cara demikian hati Nabi Muhammad SAW. menjadi kuat dan tetap10 * .

  10 Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat, Gema Insani Press, Jakarta : 1995. hlm.28

  16

  5. Al Q ur’an adalah lafadz Arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.^yang dinukilkan kepada kita secara mutawatir.11

  6. Al Q ur’an adalah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihat. Ajaran yang terkandung dalam al Qur’an itu terdiri dari dua prinsip besar. Yaitu yang berhubungan dengan masalah ke-Imanan yang disebut aqidah dan yang berhubungan dengan anak yang disebut syariah .12

  7. Al Qur’an adalah kalam Allah yang tiada tandingannya (Mu’iizat) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf- mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta mempelajarinya merupakan ibadah, dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas.13

  8. Al Q ur’an adalah kitab yang terakhir diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai salah satu rahmat bagi alam semesta. Di dalamnya terkumpul wahyu Illahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan pengajaran bagi siapa yang membaca mempercayai dan mengamalkannya.

1 Chabib Thoha, ct.al., Metodologi Pengajaran Agama. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

  • ^crjasam a dengan Pustaka Pelajar, Jogjakarta : 1999, hlm.25

  2 Zakiyah Darodjad,et.al., Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara bekerjasama dengan vektorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag, Jakarta: 1996. him. 19

13 Ibid, him. 24.

  17 Al Qur’an merupakan masdar (kata benda) dari kata keija Qoro’a ( ' ) yang bermakna talaa ( ^ ) keduanya b erarti: membaca, atau bermakna jam a’ (mengumpulkan, mengoleksi).14

  9. Menurut Drs.H. Mardiyo yang paling prinsip dan mutlak tentang pengertian al Q ur’an ini adalah bahwa al Qur’an itu wahyu atau firman Allah SWT untuk menjadi petunjuk dan pedoman bagi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. dan bukanlah al Qur’an itu kitab karangan Muhammad atau ciptaannya, atau pikiran-pikiran serta pendapat Muhammad, yang sering diistilahkan dengan Muhammadisme.

  Maka para ulama berusaha betul untuk memberikan pengertian al Q ur’an ini dengan cara yang menurut mereka sejelas dan seterang mungkin, hingga tidak teijadi kesalahan mengenai pengertian tersebut. Sebab al Qur’an adalah benar-benar dari Allah SWT. dan bukan buatan manusia atau malaikat.15

  Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, al Qur’an adalah kitab Suci umat Islam yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril untuk disampaikan kepada umat manusia. Membaca al Qur’an merupakan satu ibadah yang akan mendapat pahala dari

  14 htt/

  15 H.M. Chabib Thoha, et.al.. Metodologi Pengajaran Agama, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo bekeijasama dengan Pustaka Pelajar, Jogjakarta : 1999. hlm.23

  18 Allah SWT. pada hari akhirat nanti. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang mengatakan :

  A ua j

  4 u a

  A li ^ l U u Jdll ^ r**® J f V j C j j i . y i l l t j S ] j L a j i . ^ Jl

  »* • o -

  ( 6' j J )

  A rtinya: “Barang siapa membaca satu huruf kitab Allah (al Q ur’an) maka ia mendapat satu kebaikan. Dan setiap kebaikan mendapat sepuluh yang semisalnya.

  Tidaklah aku katakan bahwa alif lam mim satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi) Al Qur’an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mukmin, baik dikala senang maupun susah, bahkan membaca al Qur’an itu bukan saja amal ibadah, tetapi juga menjadi obat dan penawar bagi orang yang gelisah jiwanya. Setiap muslim yang mengimani al Qur’an mempunyai kewajiban dan tanggung jaw ab terhadap kitap sucinya, yaitu belajar dan mengajarkannya.

  > j 3 i t 1 ) c>° ( i j i JJSS

  • A rtinya: “Sebaik-baik kamu ialah orang yang belajar al Qur’an dan mengajarkannya.”( HR. Tirmidzi).16 Demikianlah mengenai upaya peningkatan praktek menyalin kata-kata al Qur’an dan beberapa definisi al Qur’an.
  • *

    jj

  B. B elajar Di bawah ini akan penulis paparkan mengenai pengertian belajar, menurut beberapa ahli diantaranya yaitu.

  1. Slameto mengemukakan bahwa belajar ialah suatu yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.17

  2. W.H. Burton sebagaimana dikutip dari Muh. Uzer Usman diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dalam bahasa asing “Learning is 16 Achmad Syauki, Lintasan Sejarah A l Q ur’an. CV Cakra Media. Jakarta: 2000. him. 17.

  17 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, PT Rineka Cipta, Jakarta: 1995, hlm.2

  20

  change in the individual ducment, which fe lls a need and makes him more capable o f dealing ade guately with his everonm ent.18

  3. Drs. Oemar H. Malik mengatakan “Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dengan cara-cara bertingkahlaku yang baru berkat pengalaman dan latihan”.19

  4. Sri Rumini mengemukakan, “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap, baik dapat diamati secara langsung yang teijadi 'sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan.”20

  5. Hilgard dan Bower, dalam buku Theories o f Learning (1995) menyatakan bahw a: “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecanderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya).”21

  18 Moh. Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, PT Remaja Rusdakarya. Bandung: 1993. hlm.4

  19 Oemar H. Malik, M etode Belajar Dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Tarsito, Bandung: 1985. him. 81

20 Sri Rumini, Psikologi Pendidikan,UPP IKIP Yokyakarta, Yogyakarta. 1993.hlm.60 21 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung: 2004.

  hlm.84

  21

  6. W.S. Winkel, belajar adalah : “Suatu aktifitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara konstan dan berbekas.”22 2

  3 7. Sedangkan menurut Drs. Sumadi Surya Brata, B.A., M.A., Ed.S., Ph.D. mengacu dari definisi-definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, memberikan kesimpulan mengenai hal-hal pokok tentang belajar sebagai b erik u t:

  a. bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changes, aktual maupun potensial).

  b. bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru (dalam arti Kenntnis dan Fertingkeit).

  23 • c. bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).

  Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakekatnya adalah suatu aktifitas atau pola tingkah laku baru yang dinilai lebih tinggi berkat adanya pengalaman, latihan dan usaha.

22 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Gramedia, Jakarta: 1989.hlm.36 23 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2008.

  hlm.232

  22 C. Prestasi Belajar Yang dimaksud dengan Prestasi belajar disini adalah kemampuan, keterampilan sikap dan lain-lain, serta nilai. Untuk mengetahui prestasi peserta didik maka perlu adanya penilaian dari proses belajar. Penilaian atau yang disebut evaluasi disini adalah “Suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari pada sesuatu.”

  Adapun penilaian/evaluasi pendidikan menurut Nasution Harahap sebagaimana yang dimaksudkan untuk mengetahui prestasi belajar adalah “Penilaian tentang perkembangan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.”24

  Dengan demikian fungsi dari pada evaluasi dalam proses belajar, antara la in :

  1. Untuk memberikan umpan balik {feed, back) kepada guru menjadi dasar untuk memperbaiki progam belajar serta mengajarkan perbaikan progam bagi murid.

  2. Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar dari setiap murid, antara lain digunakan dalam rangka pemberian laporan kemajuan belajar murid kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas serta penentuan lulus atau tidaknya seorang murid.

  3. Untuk menempatkan murid di dalam situasi belajar mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

24 Nasrun Harahap, Teknik Penilaian Hasil Belajar, Bulan Bintang. Jakarta: 1989. him 19

  23

  4. Untuk mengenal latar belakang (psikologis, fisik dan lingkungan) murid yang mengalami kesulitan belajar, nantinya dapat digunakan murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar. Sedangkan tujuan dari pada evalusi adalah:

  1. Untuk mengetahui siswa atau peserta didik setelah peserta tadi mendapat pendidikan selama jangka waktu tertentu.

  2. Untuk mengetahui sifat evisiensi metode-metode pendidikan yang dipergunakan selama jangka waktu tertentu.

  Rumusan yang terperinci tentang tujuan yang ingin dicapai dalam suatu tindakan evaluasi ini dapat dilakukan melalui dua hal: Pertama : Mengadakan perincian tentang luas pengetahuan yang hendak diukur yang berpedoman kepada ruang lingkup pengetahuan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah. Kedua : Mengadakan perincian tentang jenjang pengetahuan yang hendak diukur yang dapat dilakukan dengan berpedoman kepada salah satu sistematika tentang jenjang pengetahuan. Wayan Nurkancana mengatakan, salah satu sistimatika yang banyak diikuti orang saat ini ialah penggolongan jenis pengetahuan menurut Bloem yang lebih dikenal dengan sebutan Takso sebagai b erik u t:

  1. Daerah Kognitif (C ognitif D om ain)

  a. Pengetahuan. 2

  5

25 Wayan Nurkancana, Evaluasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya: 1983. hlm.20.

  24 b. Pengertian

  c. Aplikasi

  d. Analisis

  e. Sintesa

  f. Evaluasi

  2. Daerah efektif (E fektif Domain)

  a. Penerimaan

  b. Respon

  c. Penilaian

  d. Organisasi

  e. Karakteristik

  3. Daerah Psikomotor (Psycho-motor Domain)

  a. Peniruan

  b. Respon

  c. Ketelitian

  d. Penyambung e. Naturalisasi.

  Setelah penulis kemukakan fungsi dan tujuan evaluasi, maka penulis juga perlu mengemukakan tentang jenis-jenis evaluasi yaitu :

  1. Evaluasi Formatif, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar, setelah mengikuti adanya progam satuan pelajaran.

  25

  2. Evaluasi Sumatif yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar setelah selesai mengikuti materi pelajaran dalam satu semester, semester 2 setelah mengikuti progam pengajaran pada suatu unit tingkatan pendidikan tertentu.

  3. Evaluasi Penempatan, yaitu penilaian tentang keadaan pribadi anak didik untuk kepentingan penempatan dalam situasi belajar mengajar yang sesuai dengan anak didik tersebut.

  4. Evaluasi Diagnosa, yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil penganalisaan tentang keadaan belajar siswa baik yang merupakan kesulitan-kesulitan atau hambatan-hambatan yang dialami oleh siswa dalam situasi belajar mengajar.26

D. Dasar dan Tujuan Belajar

  Dalam pelaksanaan pendidikan, belajar merupakan kegiatan utama, dengan demikian akan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jasm ani dan rohani siswa yang dimanifestasikan kepada pembahan tingkah laku dan pembentukan kepribadian mereka. Oleh karena itu belajar merupakan masalah yang pokok dalam kehidupan manusia.

  Dalam ajaran Islam kewajiban menuntut ilmu bagi setiap pemeluknya merupakan salah satu ajaran pokok. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya ayat- ayat al Qur’an serta hadits Nabi yang menyuruh umatnya untuk senantiasa

26 Ibid. him. 19

  26 menuntut ilmu selama hidup di dunia. Dengan belajar manusia akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT. sebagaimana dalam firm an-N ya: A rtinya: “ ... Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu keijakan.” (Q.S. Al-Mujadilah : 11)

  Demikian pula dalam hadits Rasul SAW. juga dianjurkan menuntut ilmu : A rtinya: “Tuntutlah ilmu walau dinegeri cina, maka sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi tiap-tiap laki-laki muslim dan perempuan muslimah.” (H.R.

  Baihaqi)

  27 Artinya: “Tuntutlah ilmu sejak dari ayunan sampai masuk liang lahat (mati)”

  Dengan penjelasan hadits diatas nyatalah bahwa agama Islam memerintahkan menuntut berbagai ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk pribadi, masyarakat, bangsa dan umat manusia.27

  Adapun tujuan merupakan sasaran akhir dari suatu perbuatan. Begitu juga belajar tidak lepas dari adanya tujuan, yang merupakan suatu rumusan hasil yang diharapkan dari siswa setelah menyelesaikan atau memperoleh pengetahuan. Tujuan sangat penting karena merupakan pedoman untuk mengarahkan kegiatan belajar.

  Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah merupakan suatu kebutuhan bahkan keharusan (kewajiban) bagi manusia.

  Kebutuhan terhadap belajar tersebut bukan hanya sekedar untuk mengembangkan aspek individualisasi dan sosialisasi, melainkan juga mengarahkan perkembangan kemampuan dasar yang dimiliki kepada pola hidup yang dihajadkan manusia dalam bidang duniawiyah dan ukhrawi y ah.

  Dengan lebih tegas dapat dikatakan bahwa tanpa belajar, maka manusia tidak akan bisa hidup dalam arti yang sebenarnya.

  Sedangkan mengenai tujuan belajar, dari beberapa difinisi yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar pada hakekatnya adalah didapatkannya atau terwujudnya suatu pola tingkah laku

27 Achmad Syauki, Lintasan Sejarah A l Q ur’an. Jakarta: CV Cakra Media.2000. hlm.29.

  28 tertentu menurut pola-pola yang dikehendaki. Dengan kata lain suatu usaha di lakukan untuk mengetahui atau membiasakan sikap tertentu maupun berusaha untuk mengatasi keterampilan tertentu merupakan arah yang dikehendaki seseorang yang sedang belajar.

E. C iri-ciri Kemandirian Belajar

  Mungkin tidak begitu mudah memiliki bahwa seorang anak itu mempunyai sikap mandiri ataupun tidak, namun demikian ada beberapa ciri yang dapat dijadikan patokan atau ukuran untuk menggetahui bahwa seorang anak itu mandiri, terutama dalam hal belajar. Ciri kemandirian belajar anak antara lain dapat disebutkan sebagai b erik u t:

  1. Inisiatif Inisiatif berasal dari bahasa inggris, yaitu “initiative!“ yang berarti ikhtiar atau prakarsa. Dalam hal ini yang dimaksud adalah kemauan siswa untuk berusaha mencapai suatu yang diinginkan.

  Menurut Syeh Ibrahim bin Ismail dalam kitab “Ta’lim M uta’alim“, beliau mengatakan prinsip kemandirian belajar sebagai b erik u t:

  29

  “Bagi,seorang pelajar harus mempunyai kemauan yang sungguh-sungguh dan keras dalam menuntut ilmu Sedang menurut Dr. S.C. Utami Munandar, beberapa ciri yang erat hubungannya dengan kemandirian antara lain : bebas dalam berfikir, senang mencari pengalaman baru, dapat memulai sendiri sesuatu

  {inisiatif), bebas dalam dalam memberikan pendapat, dan tidak mau

  menerima begitu saja.28

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MELALUI PEMBERIAN HADIAH (REWARD) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 03 PINGIT KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20112012 SKRIPSI

0 0 14

STUDI KASUS PENERAPAN MODEL KONSELING BEHAVIOR UNTUK MENGATASI MALAS BELAJAR SISWA KELAS V SD 2 JEPANGPAKIS KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 20112012 SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

0 0 16

PENULISAN INSTRUMEN ULANGANPENILAIAN AKHIR SEMESTERTAHUNULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 20162017 MADRASAH IBTIDAIYAH KECAMATAN BADAS

0 3 16

PENULISAN INSTRUMEN ULANGAN AKHIR SEMESTERTAHUNULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 20162017 MADRASAH IBTIDAIYAH KECAMATAN BADAS

0 3 32

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS 4 SDN PRINGAPUS KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 14

PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN FIQIH MELALUI METODE RESITASI PADA SISWA KELAS V MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 20072008 SKRIPSI

0 1 78

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAISISW A M Ts MAARIF TEGALSARI KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 5 2 0 0 6 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I D

0 2 107

OPTIMALISASI PRESTASI BELAJAR FIKIH DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORM A TION SEARCH PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF SUMBERSARI, SUMBER AGUNG, KECAMATAN SECANG, KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20092010 SK R IPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Meleng

0 0 127

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI PENERAPAN METODE )EMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SOBOREJO KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 2 0 1 0

1 0 96

UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN MATERI MEMBIASAKAN PERILAKU TERPUJI MELALUI METODE R O LE P L A Y m KELAS V SDN WONOSARI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 2 0 1 0

0 0 80