Medication error resep obat racikan pasien pediatri rawat inap di RSUP Dr. Sardjito pada periode Februari 2014 (tinjauan fase dispensing dan fase administration) - USD Repository
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MEDICATION ER
ERROR RESEP OBAT RACIKAN PASIEN
IEN PEDIATRI
RAWAT INAP DI R
RSUP Dr. SARDJITO PADA PERIODE
E FEBRUARI
2014 (Tinj
injauan Fase Dispensing dan Fase Administrat
stration)
SKRIPSI
Dia
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Me
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh :
Septi Martiani Pertiwi
NIM : 108114017
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
U
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MEDICATION ER
ERROR RESEP OBAT RACIKAN PASIEN
IEN PEDIATRI
RAWAT INAP DI R
RSUP Dr. SARDJITO PADA PERIODE
E FEBRUARI
2014 (Tinj
injauan Fase Dispensing dan Fase Administrat
stration)
SKRIPSI
Dia
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Me
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh :
Septi Martiani Pertiwi
NIM : 108114017
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
U
YOGYAKARTA
2014
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kssh&nffinfr
MEI}TUW&NIqEEET REffiP (BAT RACIXABT PA$EFT TUBilAXS}
RAIryAT INAP DI RSUP Dr. SABIUITO PADA Pf,SIODS $&BRUAAi
2014 Ginjauan F*e Dispensing ilatf,larr Admiaisfrolian)
Skripd
yredie$sffi
d€to:
@irilatimiPmtiwi
NIM: l{r8l l4{rl7
Telahdi@iuide
-"-'w
Aris
Vrri&1nati, M.Si.,
AS-
Phl)
fef,Esd
aAgffiz0la
l-!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penge**hrn Slrirspsi
Xeri*t
MEDICATIANEEEC}* EESIEP (}BAT B,ACIXAFU trASilEIg PEE}TA,:f]Etr
RAWAT INAP DI RSUP DT. SARDJITO PADA PERIODI r'f,BRUARI
2014 (finjauan Fase Dispensing danEa*e Adadaisffiim\
Sle&:
Se,pti
lUartimi P€rtiwi
NIM:
108114017
d*t*@
"S: '*,,.
rl"q-
':
.'-
1l;! :il'].
: re :,
Unived$${a"ata Dtrardra
.ilff '1da-S,
I
" ,t'ft\.
1
i:";r
,*
Agustus 2ot {$*"
,tu
9:i?*'
'd,i'
;1'.i
*r,..{
riil'
,:'
ss#.
w
{t-
.
efi&
.i&.
,$Sf
ffiy; . ,,-,1*J
**e,;?
".
*,.r;
i;-,*y"
'4Sal
,.sn'"1","i
,.i*^:
SaoafaDharma
..*.*rq _f
(Aris
Wi@xi, MSi-, AF*, F!*"S)
Panitia Peirguj i Slaipsi
1.
2.
Aris Widayati, M.Si., Apf Ph.D
l_--
lp*gUjr*o,M-$a- AS
i
I
3- DiteMtrie Yirgfuia S, Fm",Ap*, h6.Ss
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“DIA TIDAK PERNAH MELEWATKAN SATU KATA PUN DARI
UCAPAN YANG KITA PANJATKAN DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH,
JANJI-NYA ADALAH IYA DAN AMIN”
Karya ini ku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus, Papa, Mama dan Adik-adikku tercinta
Sahabat dan teman-temanku
Almamaterku
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku
(Filipi 4: 13)“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang
(Amsal 23: 18).
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAII$ KEASLIAF$ I{ANYA
Srya merryd*m deugam ryffigguhya
ffiurs dnipi 1mg
"Medication Ewor Resep Obat Racikm Pasien Pediafi Rawal
berjrldul
I*p di RSUP
Dr.Sardjito Pada Periode Februari 2014 (TitrJauan Fase Dispensing Dan Fase
Administr*iwf,tidak
mt#
kffiya
dffi @iam
ka5ra
ry
Daia
kmwli
yry
telah disebutkan dalaln kutipan rlan daftar pustaka sebagaimana laya*nya karya
ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiatisme dalam naskah
ini, md(a saye Mia
ErffiIg$ry
f,epne
dsi
sffiai porm,m, 1mr;ffig-
undangan yang betlaku-
Yogyakarta" 7 Agustus 2014
****w'
(Septi Martiani Pertiwi)
-.r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERF{YATAAN PERSSTUJUAN
PUBLIKASI IL*IIAH I}NTT'I( KEPEIT$TINGAF{ AKABEIT4IS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama
: Septi Mafiiani Pertiwi
NomorMalrasiswa : lO8I140l7
Demi
an
itnu pengetahum,
saya memrberikan
ke@a Pa,pstakam
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yailg berjudul:
"Medication Error Resep Obat Racikan Pasien Pediatri Rawat Inap di RSUP
Ilr,S*rdiito Prd* Peri@ frehru*ri 2ela $ininmr F.roc.@ufrry1l}an S*c
Administrdbnf
beserta
yang diperldcm @ila ada).
kryan demikim
saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pmgkalan data mendistrib'usikm ssffna te$fitas, dam @
di
Internet atau media lain untrlk kepuilingan akdemis tarrya perturueminta ljin dari
saya maupun memberikan royalty kepada saya selarna tetap mencantumkan narna
saya sebagai penulis.
Demikimpernyatam ini yang sayahrat dengm
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 7 Agustus 2014
Yang
i Pertiwi)
vt
se
a.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
yang berjudul “Medication error Resep Obat Racikan Pasien Pediatri Rawat Inap
di RSUP Dr. Sardjito Pada Periode Februari 2014 (Tinjauan Fase Dispensing Dan
Fase Administration)” dengan baik sebagai salah salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) program studi Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak
langsung baik berupa moral, materiil maupun spiritual. Oleh sebab itu, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Papa dan Mama selaku Orangtua penulis atas doa, kasih sayang dan
motivasi yang diberikan baik dukungan moral maupun materi kepada
penulis selama penulis menempuh kuliah di Farmasi.
2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing skripsi atas
bimbingan, perhatian, kesabaran dan motivasi yang diberikan kepada
penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. Selaku Dosen Penguji skripsi yang
telah memberi kritik dan saran yang membangun selama proses
pembuatan skripsi.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Ibu Dita Maria Virginia, S.Farm., Apt, M.Sc Selaku Dosen Penguji skripsi
yang telah memberi kritik dan saran yang membangun selama proses
pembuatan skripsi.
5. Pihak RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang memberikan ijin kepada
penulis selama penelitian berlangsung.
6. Adik - adikku tercinta Deddie Marthin Perwira dan Arjuna Mesa Putra
atas doa, dukungan dan penghiburan yang diberikan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
7. Teman seperjuangan dalam tim Harris Kristanto untuk semangat,
kebersamaan, kerjasama dan informasi yang dibagikan dalam proses
penyusunan skripsi dari awal hingga akhir.
8. Sahabatku Vera, Lenny, Yosri, Oswaldine, Adra, Haris, Mala, Dino,
Defilia, Kezia, Cilla, Juli, Tari, Gemah, Ista, Mita terimakasih untuk
kebersamaan, sukacita dan semangat yang diberikan kepada penulis.
9. Dionysius Aji Prasetyo atas semangat dan dukungan yang diberikan dalam
proses penyusunan skripsi.
10. Teman - teman FSM 2010 dan FKK A 2010, terimakasih atas
kebersamaan, keceriaan dan pengalaman yang tak tergantikan selama
menjalani perkuliahan bersama penulis.
11. Keluarga besar Paduan Suara Inovatif GKI Gejayan dan kos difa untuk
kasih sayang, sukacita dan semangat yang diberikan kepada penulis.
12. Seluruh pihak yang membantu selama penelitian berlangsung yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pdis my n bry&F kdrrymgaeek Hfrffi kjr& tglae
ini, se*ringga p@ulis dCIqgro terkdm reima dru ttryqghery&s* Hik dm
saran untuk dapat memperbaiki dfui
bqhffiry mega krya t*dis ini
di
hs@
kemudian hari. Aldrir
ki
kat4
penulis
@ddqEpgr ;km pergeYryya*a$a7 Agushls 2014
4d'
Pemlis
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................................
v
LEMBAR
PERNYATAAN
PERSETUJUAN
PUBLIKASI
KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS..........................................
vi
PRAKATA........................................................................................................
vii
DAFTAR ISI.....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL.............................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
xv
INTISARI..........................................................................................................
xvi
ABSTRACT........................................................................................................
xvii
BAB I. PENGANTAR......................................................................................
1
A. Latar Belakang.............................................................................................
1
1. Perumusan masalah..................................................................................
3
2. Keaslian penelitian...................................................................................
4
3. Manfaat penelitian....................................................................................
5
a. Manfaat teoritis....................................................................................
5
b. Manfaat praktis......................................................................................
5
B. Tujuan Penelitian..........................................................................................
5
1. Tujuan umum............................................................................................
5
2. Tujuan khusus...........................................................................................
6
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA...............................................................
7
A. Patient Safety................................................................................................
7
B. Resep............................................................................................................
7
1. Definisi....................................................................................................
7
2. Tata Cara Penulisan.................................................................................
7
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Racikan....................................................................................................
8
C. Medication error..........................................................................................
8
1. Definisi...................................................................................................
8
2. Fase Medication error............................................................................
9
3. Bentuk-bentuk Medication error...........................................................
10
4. Faktor Penyebab Medication error........................................................
11
5. Medication error di Pediatrik................................................................
12
6. Pencegahan medication error di pediatrik.............................................
14
C. Keterangan Empiris......................................................................................
15
BAB III. METODE PENELITIAN...................................................................
16
A. Jenis dan Rancangan Penelitian...................................................................
16
B. Variabel Penelitian.......................................................................................
16
C. Definisi Operasional.....................................................................................
17
D. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................
18
E. Objek dan Subyek Penelitian........................................................................
18
F. Metode Pengambilan Data............................................................................
19
G. Instrumen Penelitian.....................................................................................
20
1. Penyusunan Panduan Wawancara............................................................
20
2. Validasi Pertanyaan..................................................................................
21
3. Penyusunan Lembar Inform Consent.......................................................
21
H. Tata Cara Penelitian.....................................................................................
21
I. Tata Cara Analisis Hasil...............................................................................
24
1. Data Kuantitatif.........................................................................................
24
2. Data Kualitatif...........................................................................................
24
J. Keterbatasan Dalam Penelitian....................................................................
25
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................
26
A. Angka Kejadian dan bentuk Medication error Resep Obat Racikan Pasien
Pediatri Pada Fase Dispensing dan Administration..........................
26
1. Fase Dispensing......................................................................................
27
a. Kesalahan Penulisan Etiket..............................................................
28
b. Kesalahan Pengambilan Obat...........................................................
34
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Kesalahan dalam Membuat Bentuk Sediaan Obat...........................
36
2. Fase Administration................................................................................
40
B. Faktor yang Menyebabkan Terjadi Medication error Resep Obat Racikan
Pasien Pediatri Pada Fase Dispensing dan Admnistration...........................
41
1. Fase Dispensing......................................................................................
41
2. Fase Administration................................................................................
43
C. Langkah yang Sudah di Lakukan Pihak RSUP Dr. Sardjito Untuk
Mencegah Medication error Fase Dispensing dan Fase Administration....
47
1. Fase Dispensing......................................................................................
47
2. Fase Administration................................................................................
50
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................
53
A. Kesimpulan...................................................................................................
53
B. Saran.............................................................................................................
55
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
57
LAMPIRAN......................................................................................................
61
BIOGRAFI PENULIS.......................................................................................
98
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I.
Tabel II.
Tabel III.
Tabel IV.
Tabel V.
Tabel VI.
Tabel VII.
Tabel VIII.
Tabel IX.
Tabel X.
Tabel XI.
Tabel XII.
Tabel XIII.
Bentuk-bentuk Medication error pada tahap Penyiapan
Obat......................................................................................
Kesalahan Penulisan Etiket..................................................
Kesalahan Penulisan Etiket pada Penulisan Nama Obat.....
Kesalahan Penulisan Etiket pada Penulisan Kekuatan
Obat......................................................................................
Kesalahan Penulisan Etiket pada Penulisan Aturan Pakai
Obat....................................................................................
Kesalahan Penulisan Etiket pada Penulisan Bentuk
Sediaan Obat.......................................................................
Kesalahan Pengambilan Obat.............................................
Kesalahan Pengambilan Obat pada Pengambilan Jenis
Obat......................................................................................
Kesalahan Pengambilan Obat pada Pengambilan Jumlah
Obat.....................................................................................
Kesalahan dalam membuat Bentuk Sediaan Obat..............
Kesalahan dalam membuat Bentuk Sediaan Obat pada
Pengemasan........................................................................
Kesalahan dalam membuat Bentuk Sediaan Obat pada
saat peracikan.....................................................................
Hasil Wawancara dengan Orangtua Pasien Pediatri pada
Fase Administration.............................................................
xiii
10
30
30
31
32
34
35
36
36
37
38
39
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tahap Pelayanan Resep di Apotek Instalasi Rawat Inap 2
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.................................................
Gambar 2. Diagram perbandingan resep racikan yang teridentifikasi
medication error dan tidak teridentifikasi medication error
pada fase dispensing............................................................
Gambar 3. Medication error pada fase dispensing di RSUP Dr. Sardjito
Periode Februari 2014................................................................
Gambar 4. Medication error pada fase dispensing di RSUP dr. Sardjito
Periode Februari 2014................................................................
xiv
27
28
29
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6
Hasil Observasi Medication error pasien pediatri resep
racikan di RSUP Dr. Sardjito pada Fase Dispensing
periode Februari 2014.......................................................
Hasil Wawancara dengan Apoteker dan Asisten
Apoteker mengenai Medication error pasien pediatri
resep racikan di RSUP Dr. Sardjito pada Fase
Dispensing periode Februari 2014....................................
Hasil Wawancara dengan Orangtua Pasien Pediatri
mengenai Medication error dengan orangtua pasien
pediatri di RSUP Dr. Sardjito pada Fase Administration
periode Februari 2014.......................................................
Hasil wawancara dengan perawat mengenai Medication
error pada Resep Racikan untuk Pasien Pediatri di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta........................................
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta...................................................
Surat Izin Ethical Clearence untuk Melakukan
Penelitian di RSUP Dr. Sardjito.......................................
xv
62
83
85
94
96
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Medication error (ME) merupakan kejadian yang dapat membahayakan
pasien dan masih dibawah pengawasan tenaga kesehatan. Pediatri merupakan
golongan usia yang sering mengkonsumsi obat racikan. Resep racikan memiliki
risiko ME yang cukup besar, terkait proses peracikan dan penggunaan obat
racikan pada pasien. Tujuan penelitian adalah mengetahui angka kejadian ME,
bentuk-bentuk ME, faktor penyebab ME, dan langkah yang sudah dilakukan oleh
pihak RSUP Dr. Sardjito untuk mencegah ME khususnya pada fase dispensing
dan administration.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan
cross-sectional. Data diambil pada Februari 2014 dengan melakukan observasi
dan wawancara terstruktur terkait ME kepada asisten Apoteker, Apoteker,
orangtua pasien dan perawat.
Hasil penelitian menunjukkan angka kejadian ME fase dispensing 26,45%
dari 155 resep racikan meliputi kesalahan penulisan nama obat, dosis, aturan
pakai, bentuk sediaan obat, pengambilan obat, jumlah obat, pengemasan, dan
peracikan. Fase administration ditemukan 11,1% dari 9 responden yang
melakukan administration dan ME yang ditemukan adalah kesalahan meminum
obat. Faktor penyebabnya adalah penulisan etiket yang tidak lengkap, tidak
terbaca, kurangnya ketelitian saat bekerja dan kurangnya informasi yang diberikan
pihak rumah sakit kepada orangtua pasien. Upaya yang dilakukan tenaga
kesehatan mencegah ME adalah menelaah dan mengecek obat, bekerja sesuai
SOP dan teliti saat bekerja.
Kata kunci : Medication error, Resep Racikan, Pediatri, Dispensing,
Administration
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Medication errors (ME) is an event that can harm patients and still under
the control of health workers. Pediatrics is the age group that often consume the
drug concoction. Compounded prescription has a highly risk of ME, related to the
process of compounding and the use of personalized medicine for patients. The
purpose of the study was to determine the percentage of the ME, ME forms, the
causes of ME, and the steps that have been taken by RSUP Dr. Sardjito to prevent
ME especially in dispensing and administration phases.
This study is an observational study with cross-sectional approach. Data
were taken in February 2014 with the observation and structured interviews to
assistant pharmacist, pharmacists, patient's parents and nurse.
The results showed the percentage of ME phase dispensing events 26.4%
of the 155 precriptions blend include inapropriate drug name, rules of use, dosage
form drugs, taking drugs, number of drugs, packaging, compounding. Phase
administration found 11.1% of the 9 respondents and that is only found taking
drugs. Factors contributing is the etiquette of writing incomplete, illegible, the
lack of rigor at work and lack of information provided by the hospital to the
patient's parents. Efforts are made to prevent health workers ME is reviewing and
checking the drug, according to the SOP and meticulous work while working.
Keywords: Medication error, Prescription Mixing, Pediatrics, Dispensing,
Administration
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
National Coordinating Council for Medication Error Reporting and
Prevention (NCC MERPP) menyatakan medication error adalah kesalahan pada
proses pengobatan yang seharusnya dapat di cegah karena masih dalam
pengawasan tenaga kesehatan (NCC MERPP, 2013). Di Denmark, hasil penelitian
yang dilakukan oleh Lisby, Nielsen dan Mainz (2005) di Aarhus University
Hospital presentase terjadinya medication error (ME) pada fase prescribing
sebesar 39%, fase transcribing sebesar 56%, fase dispensing sebesar 4%, dan fase
administration sebesar 41% (Lisby,et.,al, 2005).
Di Indonesia, belum di dapatkan data yang spesifik dan akurat. Namun
demikian, dari hasil penelitian Dwiprahasto (2006) dari 2.585 total resep, 90 %
dari jumlah resep tersebut tergolong tidak lengkap dan banyak dijumpai ME
seperti pemilihan obat yang tidak tepat indikasi, cara pemberian obat yang salah,
frekuensi pemberian dan sedian obat yang tidak tepat. Sebuah penelitian
melaporkan kejadian medication error di rumah sakit berkisar antara 4-17% dari
seluruh pasien yang dirawat di rumah sakit, 11% medication error terjadi dalam
bentuk dispensing error yaitu pemberian dosis dan obat yang keliru. United States
Pharmacopeia melaporkan pada tahun 1999, 3% dari 6224 medication error
berakhir dengan kegawatan pada pasien (USP, 1999).
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Medication error pada anak-anak merupakan kejadian yang perlu
diwaspadai, jika potensi ME pada anak-anak tiga kali lipat lebih besar dibanding
orang dewasa (Kozer, 2005). Penelitian (Fortescue, 2003) lebih dari 50% yaitu
616 resep dari 10788 peresepan pediatri berpotensial terjadi error, sejumlah 120
(19,5%) termasuk kategori sangat membahayakan. Pediatri merupakan golongan
usia yang rentan terserang penyakit dan untuk pengobatannya dokter sering
memberikan resep obat racikan. Hal ini dilakukan karena tidak tersedianya dosis
dan bentuk sediaan obat yang sesuai dipasaran bagi anak-anak, sehingga obat
racikan dianggap lebih efektif diberikan agar tujuan terapi yang diinginkan
tercapai. Namun, resep racikan tersebut juga dapat menyebabkan resiko yang
besar, seperti kesalahan penghitungan dosis yang seharusnya disesuaikan dengan
umur dan berat badan pasien, kesalahan ini dalam berisiko terhadap munculnya
overdosis atau under-dosing (Anonim a, 2013).
Hinlandou (2008) melaporkan kejadiaan ME obat racikan yang terjadi
pada pasien pediatri, ditemukan kesalahan pembaca resep 3,1%, pengambilan obat
6,8%, peracikan 4,6%, pengemasan 0,2%, kesalahan penyebuan nama pasien
0,2%, kesalahan pelabelan 0,4% dan kesalahan kalkulasi dan rekalkulasi 1,5%.
Berdasarkan Laporan Peta Nasional Keselamatan Pasien kesalahan dalam
pemberian obat menduduki peringkat pertama (24,8%) dari 10 besar insiden yang
dilaporkan (Bayang, Pasinringi, dan Sangkala., 2014). Jika disimak lebih lanjut,
dalam proses penggunaan obat yang meliputi prescribing, transcribing,
dispensing dan administration, dispensing menduduki peringkat pertama (Anonim
b, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Penelitian ini penting dilakukan karena resep racikan memiliki potensi
terjadinya ME yang lebih tinggi dibandingkan resep non-racikan. Penelitian ini
difokuskan kepada pasien pediatri karena obat racikan banyak diresepkan kepada
pasien pediatri dengan pertimbangan kesesuaian dosis. Penelitian ini dilakukan
pada tahap dispensing dan administration karena hasil pada tahap ini juga
berpengaruh terhadap tingginya kejadian ME.
Rumah Sakit yang dipilih sebagai model adalah RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta. Rumah Sakit (RS) ini dipilih sebagai model penelitian karena RS ini
merupakan RS pendidikan yang dapat dijadikan tempat untuk melakukan
penelitian. Dipilih Instalasi Rawat Inap karena memudahkan akses wawancara
dengan orangtua pasien pediatri yang diperlukan dalam penelitian.
1.
Permasalahan
a. Berapa angka kejadian medication error (ME) resep obat racikan pada
pasien pediatri dan apa saja kejadian ME pada fase dispensing dan fase
administration di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?
b. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya ME resep obat racikan pada
pasien pediatri pada fase dispensing dan fase administration di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta?
c. Apa saja langkah yang sudah dilakukan pihak RSUP Dr. Sardjito untuk
mencegah ME di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2.
Keaslian penelitian
Penelitian mengenai medication error (ME) fase dispensing dan fase
administration pada obat racikan pada pasien pediatri di RSUP Dr. Sardjito
periode Februari 2014 belum pernah dilakukan. Sementara terdapat beberapa
penelitian yang terkait dengan masalah ME pada pasien pediatri telah dilakukan
oleh beberapa peneliti lain dengan judul sebagai berikut:
a. Errors in The Medication Process: Frequency, Type,and Potential (Lisby,
et al, 2005). Dari penelitian yang bertujuan
mengetahui frekuensi
terjadinya medication error di setiap fase ini ditemukan frekuensi
terjadinya medication error pada fase prescribing: 167 dari 433 (39%),
transcribing: 310 dari 558 (56%), dispensing: 22 dari 538 (4%),
administration: 166 dari 412 (41%).
b. Evaluasi medication error resep racikan pasien pediatrik di farmasi rawat
jalan rumah sakit Bethesda pada bulan Juli tahun 2007 : tinjauan fase
dispensing
(Hinlandou,
pengambilan obat sebesar
2007).
Hasil
dari
penelitian
ini
adalah
6,8%, peracikan sebesar 4,6%, interpretasi
sebesar 3,1%, kalkulasi dan rekalkulasi dosis sebesar 1,5%, pelabelan
sebesar 0,4%, pengemasan sebesar 0,2%, dan penyebutan nama pasien
sebesar 0,2%.
c. Evaluasi masalah utama kejadian medication errors fase administrasi dan
drug therapy problems pada pasien Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
periode Agustus 2008 : kajian terhadap penggunaan obat golongan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
antasida dan antiulserasi (Simanjuntak, 2010). Pada penelitian ini
ditemukan 47,2% medication error pada fase administration.
Adapun perbedaan antara penelitian-penelitian diatas adalah penelitian ME
obat racikan pada fase dispensing dan fase administration pada pasien pediatri,
kemudian juga berbeda pada tempat, waktu, tatacara penelitian dan tujuan
penelitian.
3.
Manfaat penelitian
a.
Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dan
referensi bagi tenaga kesehatan untuk mendeskripsikan ME obat racikan pada fase
dispensing dan administration pada pasien pediatri.
b.
Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk
pengambilan keputusan oleh tenaga kesehatan mengenai penggunaan obat racikan
pada pasien pediatri untuk mencegah ME pada fase dispensing dan administration
di RSUP Dr. Sardjito yang akhirnya dapat membantu untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan di RSUP Dr. Sardjito.
B. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah mengevaluasi terjadinya ME pada
fase dispensing dan fase administration obat racikan pada pasien pediatri di RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2.
Tujuan khusus
Tujuan khusus penelitian ini bertujuan untuk :
a. Identifikasi angka kejadian medication error (ME) resep obat racikan pada
pasien pediatri dan ME yang terjadi pada fase dispensing dan fase
administration di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
b. Identifikasi faktor apa saja yang menyebabkan ME fase dispensing dan
fase administration di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
c. Identifikasi langkah apa saja yang sudah dilakukan untuk mencegah ME di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Patient Safety
Menurut (Council of Europe, 2005) patient safety adalah aktivitas untuk
mencegah dan mengatas efek samping; bebas dari kejadian yang dapat merugikan
pasien yang tidak disengaja dilakukan selama masa pengobatan. Keselamatan
pasien (patient safety) rumah sakit adalah sistem yang dibuat rumah sakit untuk
menjaga dan meminimalkan terjadinya resiko dalam pelayanan kesehatan. Sistem
tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera (Anonim c, 2006).
B.
RESEP
1. Definisi
Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.1197 tentang Standar Pelayanan
Farmasi di RS (Anonim d, 2004) menyebutkan bahwa :
“Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan
kepada Apoteker Pengelola Apotek untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan perundang yang berlaku.”
2. Tata cara penulisan Resep
Hal yang terpenting dalam menuliskan resep adalah bahwa tulisan harus
jelas sehingga mudah dimengerti. Penulisan resep
yang menimbulkan
ketidakjelasan, keraguan, atau salah pengertian mengenai nama obat serta dosis
yang harus diberikan, sedapat mungkin harus dihindari. Kebiasaan buruk di
kalangan dokter dalam menulis resep dengan tulisan yang tidak jelas, kadangkadang menyebabkan pengobatan yang tidak efektif dan tidak aman, masa sakit
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
memanjang, membahayakan, dan menimbulkan kekhawatiran pasien, serta
menyebabkan pembengkakan biaya (Zunilda, 1998).
Resep yang lengkap memuat hal-hal sebagai berikut :1) Nama, alamat,
dan nomor izin praktik dokter, dokter gigi, atau dokter hewan; 2) Tanggal
penulisan resep (inscriptio); 3) Tanda R pada bagian kiri setiap penulisan resep
(invocatio); 4) Nama setiap obat dan komposisinya (prescriptio/ordonatio); 5)
Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura); 6) Tanda tangan atau paraf
dokter penulisan resep sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(subscriptio); 7) Jenis hewan serta nama dan alamat pemiliknya untuk resep
dokter hewan; 8) Tanda seru dan/atau paraf dokter untuk resep yang melebihi
dosis maksimalnya (Syamsuni, 2006).
3.
Racikan
Resep racikan adalah resep yang memerlukan keahlian Apoteker dalam
mencampur berbagai bahan obat menjadi bentuk sediaan obat. Resep racikan
mengandung nama dan kuantitas tiap bahan yang diperlukan. Nama bahan pada
umumnya ditulis dengan nama generik (Siregar dan Amalia, 2004).
C. Medication error
1.
Definisi
Medication error adalah suatu kesalahan pada proses pelayanan obat
yang dapat membahayakan pasien dan seharusnya dapat dicegah karena masih
dalam pengawasan tenaga kesehatan (NCC MERPP, 2013). Kejadian medication
error merupakan indikasi tingkat pencapaian patient safety, khususnya terhadap
tujuan tercapainya medikasi yang aman. Kriteria medication error menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
(Lisby, et al,2005) terjadi pada tahap order/permintaan, transkripsi, dispensing
dan administering
2.
Fase Medication error
Kejadian ME terdiri dari 4 fase, yaitu fase prescribing, transcribing,
dispensing dan fase administration.
a.
Fase prescribing kesalahan yang dapat timbul karena pemilihan obat yang
salah untuk pasien. Kesalahan meliputi dosis, jumlah obat, indikasi, atau
peresepan obat yang seharusnya menjadi kontraindikasi. Kekurangan
pengetahuan tentang obat yang diresepkan, dosis yang direkomendasikan dan
kondisi pasien berkontribusi dalam prescribing errors (Swandari, 2013).
b.
Fase transcribing adalah kesalahan yang terjadi pada tahap pembacaan resep
untuk proses dispensing (Swandari,2013).
c.
Fase dispensing adalah kegiatan pelayanan dari tahap validasi, interprestasi,
persiapan dan peracikan obat, pemberian etiket, penyerahan obat dengan
pemberian informasi obat yang disertai dengan sistem dokumentasi (Anonim
d, 2004).
d.
Fase administration adalah esalahan pengobatan atau kelalaian yang terjadi
dalam tahap administrasi ketika obat harus diberikan oleh perawat, atau
pasien sendiri, atau pengasuh (Council of Europe, 2005). Seperti perbedaan
antara obat yang diterima pasien dengan obat yang dimaksudkan oleh
dokter. Administration error juga termasuk kelalaian dalam meminum obat,
teknik pemberian obat yang tidak tepat, dan sediaan yang kadaluarsa
(Swandari, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3.
Bentuk-bentuk Medication error
Bentuk-bentuk ME dapat terjadi pada berbagai fase mulai dari fase atau
tahap penulisan (prescribing), pembacaan (transcribing), peracikan (dispensing)
sampai tahap pemakaian (administration). Dwiprahasto (2008) mengelompokkan
bentuk-bentuk medication error dalam empat tahap penyiapan obat yang dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel I. Bentuk-Bentuk Medication error Pada Tahap Penyiapan Obat
(Dwiprahasto, 2008)
Precribing
Transcribing
Dispensing
Administration
1. Kontra
1. Copy error
1. Kontra
1. Administration
indikasi
2. Keliru saat
indikasi
error
2. Duplikasi
pembacaan
2. Extradose
2. Kontraindikasi
3. Resep tidak
3. Instruksi ada 3. Gagal
3. Obat tertinggal
terbaca
yang
mengecek
disamping bed
4. Instruksi tidak
terlewatkan
instruksi
4. Extradose
jelas
4. Mis-stamped 4. Sediaan obat
5. Gagal
5. Instruksi
5. Instruksi
buruk
mengecek
keliru
tidak
5. Instruksi
instruksi
6. Instruksi tidak
dikerjakan
penggunaan
6. Tidak
lengkap
6. Salah
obat tidak jelas
mengecek
7. Perhitungan
menerjemah- 6. Salah
identitas
dosis keliru
kan instruksi
menghitung
pasien
verbal
dosis
7. Dosis keliru
7. Salah memberi 8. Salah menulis
label
instruksi
8. Salah menulis 9. Patient off unit
instruksi
10. Pemberian
9. Dosis keliru
obat diluar
10. Pemberian
instruksi
obat diluar
11. Instruksi
instruksi
verbal keliru
11. Keliru
dijalankan
menerjemahkan instruksi
verbal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
4.
Faktor penyebab Medication error
Faktor penyebab ME tersebut diantaranya berupa : 1) Komunikasi yang
buruk baik secara tertulis dalam bentuk kertas resep maupun secara lisan (antara
pasien, dokter dan Apoteker), 2) sistem distribusi obat yang kurang mendukung
(sistem komputerisasi, sistem penyimpanan obat, dan lain sebagainya), 3) sumber
daya manusia (kurang pengetahuan, pekerjaan yang berlebihan, dan lain-lain), 4)
edukasi kepada pasien kurang, 5) kurangnya peran pasien dan keluarga dalam
pengobatan (Cohen, 1999). 6) nama obat yang hampir sama, 7) kesalahan pada
penulisan dan penempelan label, 8) kesalahan pengemasan yaitu kemasan dan
bentuk sediaan yang kurang tepat (Thomas,2001), 9) cara dispensing obat yang
baik (CDOB) tidak diterapkan, dan 10) pelaksanaan sistem formularium yang
belum memadai (Siregar dan Amalia, 2004). 11) penggunaan, dan monitoring, 12)
faktor lingkungan, 13) pendidikan staf dan kompetensi, pendidikan pasien
(Anderson dan Townsend, 2013)
Prescribing error dapat terjadi karena tulisan dokter yang buruk dan beban
kerja yang berat. Penyebab dispensing error adalah faktor lingkungan kerja,
faktor tenaga kesehatan seperti tulisan dokter yang tidak jelas, resep tidak lengkap
(tidak ada keterangan bentuk sediaan obat, beban kerja yang berlebihan dan
pasien yang tidak kooperatif (Bayang, et al, 2014).
Faktor lain yang juga mempengaruhi dispensing error karena prosedur
pengelolaan obat yang kurang baik nama dagang atau penampilan yang mirip.
Misalnya Lasix® (Furosemide) dan Losec® (omeprazole) memiliki nama yang
ketika dituliskan namanya terlihat serupa. Hal lain yang berpotensi menimbulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dispensing error adalah dosis yang salah, kesalahan obat, kesalahan pasien,
penulisan label yang salah (Williams, 2007). Faktor penyebab administration
error adalah faktor tenaga kesehatan karena beban kerja berat, selain itu juga
dikarenakan faktor pasien seperti pasien atau keluarga pasien yang tidak
kooperatif dan tidak paham mengenai prosedur pengambilan obat (Bayang, et al,
2014).
5.
Medication error di pediatrik
Tenaga kesehatan profesional sering kali tidak dapat mempersiapkan dan
memberikan dosis dari formulasi yang tersedi dipasaran yang sesuai seperti yang
dibutuhkan pasien pediatri. Akibatnya bentuk sediaan obat untuk pasien pediatrik
sering diubah. Tablet digerus, kapsul dibuka dan diminum bersama makanan atau
minuman. Situasi ini dapat meningkatkan permasalahan kelarutan dan
bioavailabilitas. Walaupun dilakukan reformulasi, masalah dapat timbul dari
kekurangan informasi tentang stabilitas, sterilitas produk, dan bioavailabilitas
(Cohen, 1999).
Walaupun pabrik obat memproduksi obat dengan konsentrasi untuk
dewasa dan anak-anak, masih timbul potensi kesalahan. Produk anak-anak dan
dewasa biasanya disimpan bersebelahan pada rak. Jika farmasis atau pelanggan
tidak membaca label, maka dia akan memilih obat dengan konsentrasi yang salah
(Cohen, 1999).
Resiko pelayanan resep pada pasien pediatrik salah satunya adalah
kesalahan perhitungan dosis. Kesalahan perhitungan dosis disebabkan kurang
teliti dan tulisan resep yang tidak jelas yang mengakibatkan kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
interprestasi. Resiko ini dapat diminimalisasi dengan memeriksa kembali,dan
menstandarisasi dosis yang diminta (Cohen, 1999).
Medication error pada anak-anak perlu perhatian khusus karena
penggunaan obat pada anak-anak berkaitan dengan perbedaan laju perkembangan
organ, sistem dalam tubuh dan enzim yang bertanggung jawab pada metabolisme
pediatri, selain itu juga dikarenakan sistem ekskresi pediatri yang belum sempurna
(Aslam., Tan., dan Prayitno, 2003).
Salah satu faktor penyebab ME adalah kegagalan komunikasi (salah
interpretasi) antara penulis resep dengan orang yang melakukan dispensing.
Kegagalan komunikasi ini dapat disebabkan karena ketidakjelasan serta tidak
lengkapnya penulisan resep. Contoh ketidaklengkapan resep pada peresepan
pediatri seperti tidak tercantumnya berat badan dan umur pasien yang sangat
penting dalam perhitungan dosis pediatri (Bayang, et al, 2012). Faktor lain yang
berpotensi cukup tinggi menyebabkan terjadinya ME adalah racikan pada resep
pediatri yang berisi lebih dari tiga kombinasi jenis obat dan adanya obat dalam
satu peresepan memiliki aksi farmakologi yang sama (Hartayu dan Widayati,
2005).
Bayi dan anak-anak memiliki resiko ME yang tinggi karena beberapa
faktor yaitu perubahan perkembangan fisiologis (mempengaruhi disposisi obat),
perhitungan dosis yang bersifat individual berdasarkan berat badan, kurangnya
bentuk sediaan obat dan konsentrasi obat dipasaran, dan kurangnya informasi dan
pelabelan untuk pediatri pada berbagai obat (Bell, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
6.
Pencegahan ME di pediatrik
Cara yang paling efektif mengurangi kesalahan adalah pencegahan.
Semua dosis dan rute pemberian harus diperiksa dua kali oleh dua petugas
kesehatan profesional. Perhatian harus difokuskan pada kemungkinan kesalahan
menghitung, kesalahan desimal, dan kesalahan konsentrasi pada penggunaan
sediaan oral, atau sediaan parenteral pada pasien pediatri (Cohen, 1999).
Tindakan nyata yang dapat dilakukan untuk mencegah medication error
oleh seorang farmasis adalah melakukan skrining resep yang dapat ditinjau dari
kelengkapan resep yang meliputi identitas dokter, identitas pasien, nama obat,
regimen dosis, serta kelengkapan administratif yang lain (Anonim d, 2004).
Beberapa cara perubahan yang dapat menurunkan angka kejadian ME pada fase
dispensing dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari pendekatan
yang berbeda untuk penyimpanan produk di rak-rak apotek. Penyimpanan barang
serupa secara terpisah dilakukan upaya untuk menghindari kesalahan pengambilan
obat (Beso, Franklin dan Barber, 2005).
Persiapan Obat dan administrasi merupakan bagian dari prosedur
pengobatan, yang dapat mengurangi resiko terjadinya ME, yang melibatkan
langkah-langkah berikut; pengurangan gangguan dan interupsi selama pemberian
obat, wajib untuk memeriksa kembali obat oleh dua perawat yang terpisah
(terutama dalam obat berisiko tinggi, yang biasanya bertanggung jawab untuk
efek samping atau kesalahan), pelaksanaan "lima hak" (obat yang tepat, dosis
yang tepat, rute yang tepat, waktu yang tepat, pasien yang tepat) ketika
mempersiapkan obat (meskipun faktor ini berfokus pada kinerja individu dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
tidak mencerminkan kompleksitas prosedur pengobatan), pemisahan jelas obat
dengan kesamaan baik dalam warna atau nama, dengan meletakkan label LASA
(Look Alike Sound Alike),mengecek jika obat telah diadministrasikan kepada
pasien yang tepat (Athanasakis, 2012).
Academy of Managed Care Pharmacy (AMCP) menyatakan cara untuk
mencegah ME tidak hanya dari tenaga kesehatan, namun juga dapat dilakukan
oleh pasien sendiri. Tenaga harus memberikan pendidikan pasien yang memadai
tentang penggunaan yang tepat dari obat pasien untuk mencegah ME. Beberapa
hal yang dapat pasien lakukan untuk membantu mencegah ME adalah mengetahui
nama dan indikasi obat, membaca lembar informasi obat yang diberikan oleh
Apoteker, jangan berbagi obat dengan pasien lain, periksa tanggal kedaluwarsa
obat dan membuang obat kadaluarsa, pelajari tentang penyimpanan obat yang
tepat, simpan obat dari jangkauan anak-anak dan pelajari tentang interaksi obat
potensial dan peringatannya (AMCP, 2010).
D. Keterangan Empiris
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan presentasi angka
kejadian ME pada resep racikan pediatri yang terjadi pada fase dispensing dan
fase administration, bentuk ME, penyebab terjadinya ME, dan tindakan
pencegahan yang sudah dilakukan pada fase dispensing dan fase administration.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan
pendekatan rancangan penelitian cross-sectional yaitu tiap subyek penelitian
hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter
atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoadmodjo, 2012). Dalam
penelitian ini dipilih cross-sectional karena pengamatan peracikan satu resep, dan
pemberian informasi ke pasien dilakukan sekali saja dan evaluasi kesalahan
dilakukan langsung pada saat observasi. Penelitian observasional merupakan
penelitian yang tidak melakukan perlakuan atau intervensi dan hanya melakukan
pengamatan saja pada subjek yang diteliti. Penelitian observasional dilakukan
untuk melihat kejadian ME yang terjadi pada fase dispensing dan administration
dan self-reported dilakukan dengan wawancara terstruktur.
B. Variabel Penelitian
1.
Angka kejadian medication error dan bentuk medication error pada resep
racikan pasien pediatri pada fase dispensing dan fase administration.
2.
Penyebab terjadinya medication error pada resep racikan pasien pediatri pada
fase dispensing dan fase administration.
3.
Tindakan pencegahan medication error yang sudah dilakukan pada fase
dispensing dan fase administration pada resep racikan pasien pediatri.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
C. Definisi Operasional
1.
Medication error (ME) pada penelitian ini diartikan sebagai kesalahan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan pada fase dispensing dan administration.
Kejadian ME pada fase dispensing diungkap melalui observasi langsung
proses peracikan yang terjadi di Instalasi Farmasi di Instalasi Rawat Inap II
(IRNA II) dan administration
diungkap dengan menganalisis hasil
wawancara terstruktur dengan orangtua pasien pediatri.
2.
Jenis atau bentuk ME pada resep racikan yang diteliti dalam penelitian ini
adalah ME pada fase dispensing dan fase adminstration yang dijelaskan pada
poin 5 dan 6.
3.
Penyebab terjadinya ME adalah faktor - faktor yang memicu terjadinya ME,
yang diungkapkan melalui wawancara terstruktur kepada Apoteker, asisten
Apoteker, orangtua pasien dan perawat.
4.
Tindakan pencegahan ME yang telah dilakukan adalah upaya yang dilakukan
oleh pihak RSUP Dr. Sardjito untuk mencegah terjadinya ME pada fase
dispensing dan administration yang diungkap melalui wawancara tersturuktur
kepada Apoteker, asisten Apoteker, dan perawat.
5.
Fase dispensing adalah kesalahan yang terjadi saat proses peracikan obat
yang meliputi tahap penulisan etiket, pengambilan obat, peracikan,
pengemasan.
6.
Fase administration adalah kesalahan yang terjadi saat proses penggunaan
obat oleh orangtua pasien pediatri kepada pasien pediatri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
7.
Resep racikan adalah setiap R/ dengan satu atau lebih dari satu komponen
obat dan memerlukan proses peracikan maupun perubahan bentuk sediaan
obat yang ada pada setiap lembar resep pada periode Februari 2014.
8.
Pembaca resep adalah semua tenaga kefarmasian di Instalasi Farmasi IRNA
II RSUP Dr. Sardjito, yaitu Apoteker dan Asisten Apoteker yang menangani
resep racikan yang digunakan dalam penelitian ini.
9.
Peracik obat adalah semua tenaga kefarmasian seperti Apoteker maupun
Asisten Apoteker yang memiliki kewenangan untuk meracik obat di Instalasi
Farmasi IRNA II RSUP Dr. Sardjito.
10. Pasien pediatri adalah pasien anak-anak yang berobat di IRNA II RSUP Dr.
Sardjito yang berumur dibawah 12 tahun di ruang melati II dan melati IV.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian Medication error Resep Obat Racikan pada Pasien Pediatri
Rawat Inap di RSUP Dr. Sardjito periode Februari 2014 (Tinjauan fase dispensing
dan fase administration) dilakukan di IRNA II dan Instalasi Farmasi IRNA II
pada periode Februari 2014 yang dilakukan dari tanggal 5 Februari 2014 pada jam
10.00 - 13.00 WIB setiap hari Senin - Sabtu, kecuali hari Jumat dari jam 10.00 12.00 WIB.
E. Objek dan Subjek Penelitian
Objek penelitian ini adalah resep racikan (R/) pasien pediatri yang
diracik oleh Apoteker dan asisten Apoteker dibawah pengawasan Apoteker yang
berwenang pada periode Februari 2014. Kriteria inklusi untuk objek penelitian ini
adalah resep racikan (R/) untuk pasien pediatri dan resep hanya berisi obat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
memerlukan proses peracikan baik pencampuran maupun perubahan bentuk
sediaan obat. Kriteria eksklusi untuk objek penelitian ini adalah resep obat nonracikan dan obat injeksi.
Subjek dalam penelitian ini adalah Apoteker, Asisten Apoteker di
Instalasi Farmasi IRNA II di RSUP Dr. Sardjito. Orangtua pasien pediatri yang
anaknya mendapatkan obat racikan di IRNA II ruang rawat inap Melati II dan
Melati IV pada periode Februari 2014 yang bersedia memberikan informasi dan
terlibat dalam penelitian ini. Perawat yang menangani pasien di IRNA II Melati II
dan Melati IV yang bersedia memberikan informasi dan terlibat dalam penelitian
ini.
Subjek dan objek yang diteliti diambil dengan menggunakan teknik
accidental sampling. Subjek dan objek yang diambil adalah subjek dan objek
yang dapat diteliti pada saat waktu penelitian berlangsung. Penelitian dilakukan
pada saat jam yang telah ditentukan yaitu setiap jam 10.00-13.00 WIB.
F. Metode Pengambilan Data
1.
Angka kejadian dan bentuk medication error serta penyebab terjadinya ME
pada resep racikan pediatri pada fase dispensing dan fase administration
diperoleh dengan:
a. Fase dispensing diperoleh dengan cara observasi langsung pada proses
peracikan sampai penyerahan obat.
b. Fase administration dilakukan dengan cara wawancara tersturuktur
dengan orangtua pasien pediatri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2.
Faktor penyebab dan tindakan pencegahan medication error pada fase
dispensing diperoleh dengan menggunakan wawancara tersturuktur yang
ditunjukan kepada Apoteker dan asisten Apoteker di Instalasi Farmasi IRNA
II. Sedangkan fase administration untuk faktor penyebabnya diperoleh
dengan wawancara terstruktur dengan orangtua pasien pediatri di IRNA
Melati II dan Melati IV dan tindakan pencegahan pihak RSUP Dr. Sardjito
dilakukan wawancara terstruktur dengan perawat di IRNA Melati IV.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar
observasi yang memuat memuat hal yang perlu dilakukan dalam tahap dispensing,
panduan wawancara terstruktur dan Inform consent yang memuat ketersediaan
subyek untuk di ikutkan dalam penelitian. Lembar observasi dibuat mengacu
kepada KEPMENKES RI No.1197/M
MEDICATION ER
ERROR RESEP OBAT RACIKAN PASIEN
IEN PEDIATRI
RAWAT INAP DI R
RSUP Dr. SARDJITO PADA PERIODE
E FEBRUARI
2014 (Tinj
injauan Fase Dispensing dan Fase Administrat
stration)
SKRIPSI
Dia
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Me
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh :
Septi Martiani Pertiwi
NIM : 108114017
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
U
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MEDICATION ER
ERROR RESEP OBAT RACIKAN PASIEN
IEN PEDIATRI
RAWAT INAP DI R
RSUP Dr. SARDJITO PADA PERIODE
E FEBRUARI
2014 (Tinj
injauan Fase Dispensing dan Fase Administrat
stration)
SKRIPSI
Dia
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Me
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh :
Septi Martiani Pertiwi
NIM : 108114017
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
U
YOGYAKARTA
2014
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kssh&nffinfr
MEI}TUW&NIqEEET REffiP (BAT RACIXABT PA$EFT TUBilAXS}
RAIryAT INAP DI RSUP Dr. SABIUITO PADA Pf,SIODS $&BRUAAi
2014 Ginjauan F*e Dispensing ilatf,larr Admiaisfrolian)
Skripd
yredie$sffi
d€to:
@irilatimiPmtiwi
NIM: l{r8l l4{rl7
Telahdi@iuide
-"-'w
Aris
Vrri&1nati, M.Si.,
AS-
Phl)
fef,Esd
aAgffiz0la
l-!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penge**hrn Slrirspsi
Xeri*t
MEDICATIANEEEC}* EESIEP (}BAT B,ACIXAFU trASilEIg PEE}TA,:f]Etr
RAWAT INAP DI RSUP DT. SARDJITO PADA PERIODI r'f,BRUARI
2014 (finjauan Fase Dispensing danEa*e Adadaisffiim\
Sle&:
Se,pti
lUartimi P€rtiwi
NIM:
108114017
d*t*@
"S: '*,,.
rl"q-
':
.'-
1l;! :il'].
: re :,
Unived$${a"ata Dtrardra
.ilff '1da-S,
I
" ,t'ft\.
1
i:";r
,*
Agustus 2ot {$*"
,tu
9:i?*'
'd,i'
;1'.i
*r,..{
riil'
,:'
ss#.
w
{t-
.
efi&
.i&.
,$Sf
ffiy; . ,,-,1*J
**e,;?
".
*,.r;
i;-,*y"
'4Sal
,.sn'"1","i
,.i*^:
SaoafaDharma
..*.*rq _f
(Aris
Wi@xi, MSi-, AF*, F!*"S)
Panitia Peirguj i Slaipsi
1.
2.
Aris Widayati, M.Si., Apf Ph.D
l_--
lp*gUjr*o,M-$a- AS
i
I
3- DiteMtrie Yirgfuia S, Fm",Ap*, h6.Ss
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“DIA TIDAK PERNAH MELEWATKAN SATU KATA PUN DARI
UCAPAN YANG KITA PANJATKAN DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH,
JANJI-NYA ADALAH IYA DAN AMIN”
Karya ini ku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus, Papa, Mama dan Adik-adikku tercinta
Sahabat dan teman-temanku
Almamaterku
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku
(Filipi 4: 13)“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang
(Amsal 23: 18).
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAII$ KEASLIAF$ I{ANYA
Srya merryd*m deugam ryffigguhya
ffiurs dnipi 1mg
"Medication Ewor Resep Obat Racikm Pasien Pediafi Rawal
berjrldul
I*p di RSUP
Dr.Sardjito Pada Periode Februari 2014 (TitrJauan Fase Dispensing Dan Fase
Administr*iwf,tidak
mt#
kffiya
dffi @iam
ka5ra
ry
Daia
kmwli
yry
telah disebutkan dalaln kutipan rlan daftar pustaka sebagaimana laya*nya karya
ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiatisme dalam naskah
ini, md(a saye Mia
ErffiIg$ry
f,epne
dsi
sffiai porm,m, 1mr;ffig-
undangan yang betlaku-
Yogyakarta" 7 Agustus 2014
****w'
(Septi Martiani Pertiwi)
-.r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERF{YATAAN PERSSTUJUAN
PUBLIKASI IL*IIAH I}NTT'I( KEPEIT$TINGAF{ AKABEIT4IS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama
: Septi Mafiiani Pertiwi
NomorMalrasiswa : lO8I140l7
Demi
an
itnu pengetahum,
saya memrberikan
ke@a Pa,pstakam
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yailg berjudul:
"Medication Error Resep Obat Racikan Pasien Pediatri Rawat Inap di RSUP
Ilr,S*rdiito Prd* Peri@ frehru*ri 2ela $ininmr F.roc.@ufrry1l}an S*c
Administrdbnf
beserta
yang diperldcm @ila ada).
kryan demikim
saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pmgkalan data mendistrib'usikm ssffna te$fitas, dam @
di
Internet atau media lain untrlk kepuilingan akdemis tarrya perturueminta ljin dari
saya maupun memberikan royalty kepada saya selarna tetap mencantumkan narna
saya sebagai penulis.
Demikimpernyatam ini yang sayahrat dengm
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 7 Agustus 2014
Yang
i Pertiwi)
vt
se
a.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
yang berjudul “Medication error Resep Obat Racikan Pasien Pediatri Rawat Inap
di RSUP Dr. Sardjito Pada Periode Februari 2014 (Tinjauan Fase Dispensing Dan
Fase Administration)” dengan baik sebagai salah salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) program studi Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak
langsung baik berupa moral, materiil maupun spiritual. Oleh sebab itu, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Papa dan Mama selaku Orangtua penulis atas doa, kasih sayang dan
motivasi yang diberikan baik dukungan moral maupun materi kepada
penulis selama penulis menempuh kuliah di Farmasi.
2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing skripsi atas
bimbingan, perhatian, kesabaran dan motivasi yang diberikan kepada
penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. Selaku Dosen Penguji skripsi yang
telah memberi kritik dan saran yang membangun selama proses
pembuatan skripsi.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Ibu Dita Maria Virginia, S.Farm., Apt, M.Sc Selaku Dosen Penguji skripsi
yang telah memberi kritik dan saran yang membangun selama proses
pembuatan skripsi.
5. Pihak RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang memberikan ijin kepada
penulis selama penelitian berlangsung.
6. Adik - adikku tercinta Deddie Marthin Perwira dan Arjuna Mesa Putra
atas doa, dukungan dan penghiburan yang diberikan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
7. Teman seperjuangan dalam tim Harris Kristanto untuk semangat,
kebersamaan, kerjasama dan informasi yang dibagikan dalam proses
penyusunan skripsi dari awal hingga akhir.
8. Sahabatku Vera, Lenny, Yosri, Oswaldine, Adra, Haris, Mala, Dino,
Defilia, Kezia, Cilla, Juli, Tari, Gemah, Ista, Mita terimakasih untuk
kebersamaan, sukacita dan semangat yang diberikan kepada penulis.
9. Dionysius Aji Prasetyo atas semangat dan dukungan yang diberikan dalam
proses penyusunan skripsi.
10. Teman - teman FSM 2010 dan FKK A 2010, terimakasih atas
kebersamaan, keceriaan dan pengalaman yang tak tergantikan selama
menjalani perkuliahan bersama penulis.
11. Keluarga besar Paduan Suara Inovatif GKI Gejayan dan kos difa untuk
kasih sayang, sukacita dan semangat yang diberikan kepada penulis.
12. Seluruh pihak yang membantu selama penelitian berlangsung yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pdis my n bry&F kdrrymgaeek Hfrffi kjr& tglae
ini, se*ringga p@ulis dCIqgro terkdm reima dru ttryqghery&s* Hik dm
saran untuk dapat memperbaiki dfui
bqhffiry mega krya t*dis ini
di
hs@
kemudian hari. Aldrir
ki
kat4
penulis
@ddqEpgr ;km pergeYryya*a$a7 Agushls 2014
4d'
Pemlis
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................................
v
LEMBAR
PERNYATAAN
PERSETUJUAN
PUBLIKASI
KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS..........................................
vi
PRAKATA........................................................................................................
vii
DAFTAR ISI.....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL.............................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
xv
INTISARI..........................................................................................................
xvi
ABSTRACT........................................................................................................
xvii
BAB I. PENGANTAR......................................................................................
1
A. Latar Belakang.............................................................................................
1
1. Perumusan masalah..................................................................................
3
2. Keaslian penelitian...................................................................................
4
3. Manfaat penelitian....................................................................................
5
a. Manfaat teoritis....................................................................................
5
b. Manfaat praktis......................................................................................
5
B. Tujuan Penelitian..........................................................................................
5
1. Tujuan umum............................................................................................
5
2. Tujuan khusus...........................................................................................
6
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA...............................................................
7
A. Patient Safety................................................................................................
7
B. Resep............................................................................................................
7
1. Definisi....................................................................................................
7
2. Tata Cara Penulisan.................................................................................
7
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Racikan....................................................................................................
8
C. Medication error..........................................................................................
8
1. Definisi...................................................................................................
8
2. Fase Medication error............................................................................
9
3. Bentuk-bentuk Medication error...........................................................
10
4. Faktor Penyebab Medication error........................................................
11
5. Medication error di Pediatrik................................................................
12
6. Pencegahan medication error di pediatrik.............................................
14
C. Keterangan Empiris......................................................................................
15
BAB III. METODE PENELITIAN...................................................................
16
A. Jenis dan Rancangan Penelitian...................................................................
16
B. Variabel Penelitian.......................................................................................
16
C. Definisi Operasional.....................................................................................
17
D. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................
18
E. Objek dan Subyek Penelitian........................................................................
18
F. Metode Pengambilan Data............................................................................
19
G. Instrumen Penelitian.....................................................................................
20
1. Penyusunan Panduan Wawancara............................................................
20
2. Validasi Pertanyaan..................................................................................
21
3. Penyusunan Lembar Inform Consent.......................................................
21
H. Tata Cara Penelitian.....................................................................................
21
I. Tata Cara Analisis Hasil...............................................................................
24
1. Data Kuantitatif.........................................................................................
24
2. Data Kualitatif...........................................................................................
24
J. Keterbatasan Dalam Penelitian....................................................................
25
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................
26
A. Angka Kejadian dan bentuk Medication error Resep Obat Racikan Pasien
Pediatri Pada Fase Dispensing dan Administration..........................
26
1. Fase Dispensing......................................................................................
27
a. Kesalahan Penulisan Etiket..............................................................
28
b. Kesalahan Pengambilan Obat...........................................................
34
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Kesalahan dalam Membuat Bentuk Sediaan Obat...........................
36
2. Fase Administration................................................................................
40
B. Faktor yang Menyebabkan Terjadi Medication error Resep Obat Racikan
Pasien Pediatri Pada Fase Dispensing dan Admnistration...........................
41
1. Fase Dispensing......................................................................................
41
2. Fase Administration................................................................................
43
C. Langkah yang Sudah di Lakukan Pihak RSUP Dr. Sardjito Untuk
Mencegah Medication error Fase Dispensing dan Fase Administration....
47
1. Fase Dispensing......................................................................................
47
2. Fase Administration................................................................................
50
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................
53
A. Kesimpulan...................................................................................................
53
B. Saran.............................................................................................................
55
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
57
LAMPIRAN......................................................................................................
61
BIOGRAFI PENULIS.......................................................................................
98
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I.
Tabel II.
Tabel III.
Tabel IV.
Tabel V.
Tabel VI.
Tabel VII.
Tabel VIII.
Tabel IX.
Tabel X.
Tabel XI.
Tabel XII.
Tabel XIII.
Bentuk-bentuk Medication error pada tahap Penyiapan
Obat......................................................................................
Kesalahan Penulisan Etiket..................................................
Kesalahan Penulisan Etiket pada Penulisan Nama Obat.....
Kesalahan Penulisan Etiket pada Penulisan Kekuatan
Obat......................................................................................
Kesalahan Penulisan Etiket pada Penulisan Aturan Pakai
Obat....................................................................................
Kesalahan Penulisan Etiket pada Penulisan Bentuk
Sediaan Obat.......................................................................
Kesalahan Pengambilan Obat.............................................
Kesalahan Pengambilan Obat pada Pengambilan Jenis
Obat......................................................................................
Kesalahan Pengambilan Obat pada Pengambilan Jumlah
Obat.....................................................................................
Kesalahan dalam membuat Bentuk Sediaan Obat..............
Kesalahan dalam membuat Bentuk Sediaan Obat pada
Pengemasan........................................................................
Kesalahan dalam membuat Bentuk Sediaan Obat pada
saat peracikan.....................................................................
Hasil Wawancara dengan Orangtua Pasien Pediatri pada
Fase Administration.............................................................
xiii
10
30
30
31
32
34
35
36
36
37
38
39
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tahap Pelayanan Resep di Apotek Instalasi Rawat Inap 2
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.................................................
Gambar 2. Diagram perbandingan resep racikan yang teridentifikasi
medication error dan tidak teridentifikasi medication error
pada fase dispensing............................................................
Gambar 3. Medication error pada fase dispensing di RSUP Dr. Sardjito
Periode Februari 2014................................................................
Gambar 4. Medication error pada fase dispensing di RSUP dr. Sardjito
Periode Februari 2014................................................................
xiv
27
28
29
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6
Hasil Observasi Medication error pasien pediatri resep
racikan di RSUP Dr. Sardjito pada Fase Dispensing
periode Februari 2014.......................................................
Hasil Wawancara dengan Apoteker dan Asisten
Apoteker mengenai Medication error pasien pediatri
resep racikan di RSUP Dr. Sardjito pada Fase
Dispensing periode Februari 2014....................................
Hasil Wawancara dengan Orangtua Pasien Pediatri
mengenai Medication error dengan orangtua pasien
pediatri di RSUP Dr. Sardjito pada Fase Administration
periode Februari 2014.......................................................
Hasil wawancara dengan perawat mengenai Medication
error pada Resep Racikan untuk Pasien Pediatri di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta........................................
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta...................................................
Surat Izin Ethical Clearence untuk Melakukan
Penelitian di RSUP Dr. Sardjito.......................................
xv
62
83
85
94
96
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Medication error (ME) merupakan kejadian yang dapat membahayakan
pasien dan masih dibawah pengawasan tenaga kesehatan. Pediatri merupakan
golongan usia yang sering mengkonsumsi obat racikan. Resep racikan memiliki
risiko ME yang cukup besar, terkait proses peracikan dan penggunaan obat
racikan pada pasien. Tujuan penelitian adalah mengetahui angka kejadian ME,
bentuk-bentuk ME, faktor penyebab ME, dan langkah yang sudah dilakukan oleh
pihak RSUP Dr. Sardjito untuk mencegah ME khususnya pada fase dispensing
dan administration.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan
cross-sectional. Data diambil pada Februari 2014 dengan melakukan observasi
dan wawancara terstruktur terkait ME kepada asisten Apoteker, Apoteker,
orangtua pasien dan perawat.
Hasil penelitian menunjukkan angka kejadian ME fase dispensing 26,45%
dari 155 resep racikan meliputi kesalahan penulisan nama obat, dosis, aturan
pakai, bentuk sediaan obat, pengambilan obat, jumlah obat, pengemasan, dan
peracikan. Fase administration ditemukan 11,1% dari 9 responden yang
melakukan administration dan ME yang ditemukan adalah kesalahan meminum
obat. Faktor penyebabnya adalah penulisan etiket yang tidak lengkap, tidak
terbaca, kurangnya ketelitian saat bekerja dan kurangnya informasi yang diberikan
pihak rumah sakit kepada orangtua pasien. Upaya yang dilakukan tenaga
kesehatan mencegah ME adalah menelaah dan mengecek obat, bekerja sesuai
SOP dan teliti saat bekerja.
Kata kunci : Medication error, Resep Racikan, Pediatri, Dispensing,
Administration
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Medication errors (ME) is an event that can harm patients and still under
the control of health workers. Pediatrics is the age group that often consume the
drug concoction. Compounded prescription has a highly risk of ME, related to the
process of compounding and the use of personalized medicine for patients. The
purpose of the study was to determine the percentage of the ME, ME forms, the
causes of ME, and the steps that have been taken by RSUP Dr. Sardjito to prevent
ME especially in dispensing and administration phases.
This study is an observational study with cross-sectional approach. Data
were taken in February 2014 with the observation and structured interviews to
assistant pharmacist, pharmacists, patient's parents and nurse.
The results showed the percentage of ME phase dispensing events 26.4%
of the 155 precriptions blend include inapropriate drug name, rules of use, dosage
form drugs, taking drugs, number of drugs, packaging, compounding. Phase
administration found 11.1% of the 9 respondents and that is only found taking
drugs. Factors contributing is the etiquette of writing incomplete, illegible, the
lack of rigor at work and lack of information provided by the hospital to the
patient's parents. Efforts are made to prevent health workers ME is reviewing and
checking the drug, according to the SOP and meticulous work while working.
Keywords: Medication error, Prescription Mixing, Pediatrics, Dispensing,
Administration
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
National Coordinating Council for Medication Error Reporting and
Prevention (NCC MERPP) menyatakan medication error adalah kesalahan pada
proses pengobatan yang seharusnya dapat di cegah karena masih dalam
pengawasan tenaga kesehatan (NCC MERPP, 2013). Di Denmark, hasil penelitian
yang dilakukan oleh Lisby, Nielsen dan Mainz (2005) di Aarhus University
Hospital presentase terjadinya medication error (ME) pada fase prescribing
sebesar 39%, fase transcribing sebesar 56%, fase dispensing sebesar 4%, dan fase
administration sebesar 41% (Lisby,et.,al, 2005).
Di Indonesia, belum di dapatkan data yang spesifik dan akurat. Namun
demikian, dari hasil penelitian Dwiprahasto (2006) dari 2.585 total resep, 90 %
dari jumlah resep tersebut tergolong tidak lengkap dan banyak dijumpai ME
seperti pemilihan obat yang tidak tepat indikasi, cara pemberian obat yang salah,
frekuensi pemberian dan sedian obat yang tidak tepat. Sebuah penelitian
melaporkan kejadian medication error di rumah sakit berkisar antara 4-17% dari
seluruh pasien yang dirawat di rumah sakit, 11% medication error terjadi dalam
bentuk dispensing error yaitu pemberian dosis dan obat yang keliru. United States
Pharmacopeia melaporkan pada tahun 1999, 3% dari 6224 medication error
berakhir dengan kegawatan pada pasien (USP, 1999).
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Medication error pada anak-anak merupakan kejadian yang perlu
diwaspadai, jika potensi ME pada anak-anak tiga kali lipat lebih besar dibanding
orang dewasa (Kozer, 2005). Penelitian (Fortescue, 2003) lebih dari 50% yaitu
616 resep dari 10788 peresepan pediatri berpotensial terjadi error, sejumlah 120
(19,5%) termasuk kategori sangat membahayakan. Pediatri merupakan golongan
usia yang rentan terserang penyakit dan untuk pengobatannya dokter sering
memberikan resep obat racikan. Hal ini dilakukan karena tidak tersedianya dosis
dan bentuk sediaan obat yang sesuai dipasaran bagi anak-anak, sehingga obat
racikan dianggap lebih efektif diberikan agar tujuan terapi yang diinginkan
tercapai. Namun, resep racikan tersebut juga dapat menyebabkan resiko yang
besar, seperti kesalahan penghitungan dosis yang seharusnya disesuaikan dengan
umur dan berat badan pasien, kesalahan ini dalam berisiko terhadap munculnya
overdosis atau under-dosing (Anonim a, 2013).
Hinlandou (2008) melaporkan kejadiaan ME obat racikan yang terjadi
pada pasien pediatri, ditemukan kesalahan pembaca resep 3,1%, pengambilan obat
6,8%, peracikan 4,6%, pengemasan 0,2%, kesalahan penyebuan nama pasien
0,2%, kesalahan pelabelan 0,4% dan kesalahan kalkulasi dan rekalkulasi 1,5%.
Berdasarkan Laporan Peta Nasional Keselamatan Pasien kesalahan dalam
pemberian obat menduduki peringkat pertama (24,8%) dari 10 besar insiden yang
dilaporkan (Bayang, Pasinringi, dan Sangkala., 2014). Jika disimak lebih lanjut,
dalam proses penggunaan obat yang meliputi prescribing, transcribing,
dispensing dan administration, dispensing menduduki peringkat pertama (Anonim
b, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Penelitian ini penting dilakukan karena resep racikan memiliki potensi
terjadinya ME yang lebih tinggi dibandingkan resep non-racikan. Penelitian ini
difokuskan kepada pasien pediatri karena obat racikan banyak diresepkan kepada
pasien pediatri dengan pertimbangan kesesuaian dosis. Penelitian ini dilakukan
pada tahap dispensing dan administration karena hasil pada tahap ini juga
berpengaruh terhadap tingginya kejadian ME.
Rumah Sakit yang dipilih sebagai model adalah RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta. Rumah Sakit (RS) ini dipilih sebagai model penelitian karena RS ini
merupakan RS pendidikan yang dapat dijadikan tempat untuk melakukan
penelitian. Dipilih Instalasi Rawat Inap karena memudahkan akses wawancara
dengan orangtua pasien pediatri yang diperlukan dalam penelitian.
1.
Permasalahan
a. Berapa angka kejadian medication error (ME) resep obat racikan pada
pasien pediatri dan apa saja kejadian ME pada fase dispensing dan fase
administration di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?
b. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya ME resep obat racikan pada
pasien pediatri pada fase dispensing dan fase administration di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta?
c. Apa saja langkah yang sudah dilakukan pihak RSUP Dr. Sardjito untuk
mencegah ME di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2.
Keaslian penelitian
Penelitian mengenai medication error (ME) fase dispensing dan fase
administration pada obat racikan pada pasien pediatri di RSUP Dr. Sardjito
periode Februari 2014 belum pernah dilakukan. Sementara terdapat beberapa
penelitian yang terkait dengan masalah ME pada pasien pediatri telah dilakukan
oleh beberapa peneliti lain dengan judul sebagai berikut:
a. Errors in The Medication Process: Frequency, Type,and Potential (Lisby,
et al, 2005). Dari penelitian yang bertujuan
mengetahui frekuensi
terjadinya medication error di setiap fase ini ditemukan frekuensi
terjadinya medication error pada fase prescribing: 167 dari 433 (39%),
transcribing: 310 dari 558 (56%), dispensing: 22 dari 538 (4%),
administration: 166 dari 412 (41%).
b. Evaluasi medication error resep racikan pasien pediatrik di farmasi rawat
jalan rumah sakit Bethesda pada bulan Juli tahun 2007 : tinjauan fase
dispensing
(Hinlandou,
pengambilan obat sebesar
2007).
Hasil
dari
penelitian
ini
adalah
6,8%, peracikan sebesar 4,6%, interpretasi
sebesar 3,1%, kalkulasi dan rekalkulasi dosis sebesar 1,5%, pelabelan
sebesar 0,4%, pengemasan sebesar 0,2%, dan penyebutan nama pasien
sebesar 0,2%.
c. Evaluasi masalah utama kejadian medication errors fase administrasi dan
drug therapy problems pada pasien Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
periode Agustus 2008 : kajian terhadap penggunaan obat golongan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
antasida dan antiulserasi (Simanjuntak, 2010). Pada penelitian ini
ditemukan 47,2% medication error pada fase administration.
Adapun perbedaan antara penelitian-penelitian diatas adalah penelitian ME
obat racikan pada fase dispensing dan fase administration pada pasien pediatri,
kemudian juga berbeda pada tempat, waktu, tatacara penelitian dan tujuan
penelitian.
3.
Manfaat penelitian
a.
Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dan
referensi bagi tenaga kesehatan untuk mendeskripsikan ME obat racikan pada fase
dispensing dan administration pada pasien pediatri.
b.
Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk
pengambilan keputusan oleh tenaga kesehatan mengenai penggunaan obat racikan
pada pasien pediatri untuk mencegah ME pada fase dispensing dan administration
di RSUP Dr. Sardjito yang akhirnya dapat membantu untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan di RSUP Dr. Sardjito.
B. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah mengevaluasi terjadinya ME pada
fase dispensing dan fase administration obat racikan pada pasien pediatri di RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2.
Tujuan khusus
Tujuan khusus penelitian ini bertujuan untuk :
a. Identifikasi angka kejadian medication error (ME) resep obat racikan pada
pasien pediatri dan ME yang terjadi pada fase dispensing dan fase
administration di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
b. Identifikasi faktor apa saja yang menyebabkan ME fase dispensing dan
fase administration di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
c. Identifikasi langkah apa saja yang sudah dilakukan untuk mencegah ME di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Patient Safety
Menurut (Council of Europe, 2005) patient safety adalah aktivitas untuk
mencegah dan mengatas efek samping; bebas dari kejadian yang dapat merugikan
pasien yang tidak disengaja dilakukan selama masa pengobatan. Keselamatan
pasien (patient safety) rumah sakit adalah sistem yang dibuat rumah sakit untuk
menjaga dan meminimalkan terjadinya resiko dalam pelayanan kesehatan. Sistem
tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera (Anonim c, 2006).
B.
RESEP
1. Definisi
Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.1197 tentang Standar Pelayanan
Farmasi di RS (Anonim d, 2004) menyebutkan bahwa :
“Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan
kepada Apoteker Pengelola Apotek untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan perundang yang berlaku.”
2. Tata cara penulisan Resep
Hal yang terpenting dalam menuliskan resep adalah bahwa tulisan harus
jelas sehingga mudah dimengerti. Penulisan resep
yang menimbulkan
ketidakjelasan, keraguan, atau salah pengertian mengenai nama obat serta dosis
yang harus diberikan, sedapat mungkin harus dihindari. Kebiasaan buruk di
kalangan dokter dalam menulis resep dengan tulisan yang tidak jelas, kadangkadang menyebabkan pengobatan yang tidak efektif dan tidak aman, masa sakit
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
memanjang, membahayakan, dan menimbulkan kekhawatiran pasien, serta
menyebabkan pembengkakan biaya (Zunilda, 1998).
Resep yang lengkap memuat hal-hal sebagai berikut :1) Nama, alamat,
dan nomor izin praktik dokter, dokter gigi, atau dokter hewan; 2) Tanggal
penulisan resep (inscriptio); 3) Tanda R pada bagian kiri setiap penulisan resep
(invocatio); 4) Nama setiap obat dan komposisinya (prescriptio/ordonatio); 5)
Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura); 6) Tanda tangan atau paraf
dokter penulisan resep sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(subscriptio); 7) Jenis hewan serta nama dan alamat pemiliknya untuk resep
dokter hewan; 8) Tanda seru dan/atau paraf dokter untuk resep yang melebihi
dosis maksimalnya (Syamsuni, 2006).
3.
Racikan
Resep racikan adalah resep yang memerlukan keahlian Apoteker dalam
mencampur berbagai bahan obat menjadi bentuk sediaan obat. Resep racikan
mengandung nama dan kuantitas tiap bahan yang diperlukan. Nama bahan pada
umumnya ditulis dengan nama generik (Siregar dan Amalia, 2004).
C. Medication error
1.
Definisi
Medication error adalah suatu kesalahan pada proses pelayanan obat
yang dapat membahayakan pasien dan seharusnya dapat dicegah karena masih
dalam pengawasan tenaga kesehatan (NCC MERPP, 2013). Kejadian medication
error merupakan indikasi tingkat pencapaian patient safety, khususnya terhadap
tujuan tercapainya medikasi yang aman. Kriteria medication error menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
(Lisby, et al,2005) terjadi pada tahap order/permintaan, transkripsi, dispensing
dan administering
2.
Fase Medication error
Kejadian ME terdiri dari 4 fase, yaitu fase prescribing, transcribing,
dispensing dan fase administration.
a.
Fase prescribing kesalahan yang dapat timbul karena pemilihan obat yang
salah untuk pasien. Kesalahan meliputi dosis, jumlah obat, indikasi, atau
peresepan obat yang seharusnya menjadi kontraindikasi. Kekurangan
pengetahuan tentang obat yang diresepkan, dosis yang direkomendasikan dan
kondisi pasien berkontribusi dalam prescribing errors (Swandari, 2013).
b.
Fase transcribing adalah kesalahan yang terjadi pada tahap pembacaan resep
untuk proses dispensing (Swandari,2013).
c.
Fase dispensing adalah kegiatan pelayanan dari tahap validasi, interprestasi,
persiapan dan peracikan obat, pemberian etiket, penyerahan obat dengan
pemberian informasi obat yang disertai dengan sistem dokumentasi (Anonim
d, 2004).
d.
Fase administration adalah esalahan pengobatan atau kelalaian yang terjadi
dalam tahap administrasi ketika obat harus diberikan oleh perawat, atau
pasien sendiri, atau pengasuh (Council of Europe, 2005). Seperti perbedaan
antara obat yang diterima pasien dengan obat yang dimaksudkan oleh
dokter. Administration error juga termasuk kelalaian dalam meminum obat,
teknik pemberian obat yang tidak tepat, dan sediaan yang kadaluarsa
(Swandari, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3.
Bentuk-bentuk Medication error
Bentuk-bentuk ME dapat terjadi pada berbagai fase mulai dari fase atau
tahap penulisan (prescribing), pembacaan (transcribing), peracikan (dispensing)
sampai tahap pemakaian (administration). Dwiprahasto (2008) mengelompokkan
bentuk-bentuk medication error dalam empat tahap penyiapan obat yang dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel I. Bentuk-Bentuk Medication error Pada Tahap Penyiapan Obat
(Dwiprahasto, 2008)
Precribing
Transcribing
Dispensing
Administration
1. Kontra
1. Copy error
1. Kontra
1. Administration
indikasi
2. Keliru saat
indikasi
error
2. Duplikasi
pembacaan
2. Extradose
2. Kontraindikasi
3. Resep tidak
3. Instruksi ada 3. Gagal
3. Obat tertinggal
terbaca
yang
mengecek
disamping bed
4. Instruksi tidak
terlewatkan
instruksi
4. Extradose
jelas
4. Mis-stamped 4. Sediaan obat
5. Gagal
5. Instruksi
5. Instruksi
buruk
mengecek
keliru
tidak
5. Instruksi
instruksi
6. Instruksi tidak
dikerjakan
penggunaan
6. Tidak
lengkap
6. Salah
obat tidak jelas
mengecek
7. Perhitungan
menerjemah- 6. Salah
identitas
dosis keliru
kan instruksi
menghitung
pasien
verbal
dosis
7. Dosis keliru
7. Salah memberi 8. Salah menulis
label
instruksi
8. Salah menulis 9. Patient off unit
instruksi
10. Pemberian
9. Dosis keliru
obat diluar
10. Pemberian
instruksi
obat diluar
11. Instruksi
instruksi
verbal keliru
11. Keliru
dijalankan
menerjemahkan instruksi
verbal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
4.
Faktor penyebab Medication error
Faktor penyebab ME tersebut diantaranya berupa : 1) Komunikasi yang
buruk baik secara tertulis dalam bentuk kertas resep maupun secara lisan (antara
pasien, dokter dan Apoteker), 2) sistem distribusi obat yang kurang mendukung
(sistem komputerisasi, sistem penyimpanan obat, dan lain sebagainya), 3) sumber
daya manusia (kurang pengetahuan, pekerjaan yang berlebihan, dan lain-lain), 4)
edukasi kepada pasien kurang, 5) kurangnya peran pasien dan keluarga dalam
pengobatan (Cohen, 1999). 6) nama obat yang hampir sama, 7) kesalahan pada
penulisan dan penempelan label, 8) kesalahan pengemasan yaitu kemasan dan
bentuk sediaan yang kurang tepat (Thomas,2001), 9) cara dispensing obat yang
baik (CDOB) tidak diterapkan, dan 10) pelaksanaan sistem formularium yang
belum memadai (Siregar dan Amalia, 2004). 11) penggunaan, dan monitoring, 12)
faktor lingkungan, 13) pendidikan staf dan kompetensi, pendidikan pasien
(Anderson dan Townsend, 2013)
Prescribing error dapat terjadi karena tulisan dokter yang buruk dan beban
kerja yang berat. Penyebab dispensing error adalah faktor lingkungan kerja,
faktor tenaga kesehatan seperti tulisan dokter yang tidak jelas, resep tidak lengkap
(tidak ada keterangan bentuk sediaan obat, beban kerja yang berlebihan dan
pasien yang tidak kooperatif (Bayang, et al, 2014).
Faktor lain yang juga mempengaruhi dispensing error karena prosedur
pengelolaan obat yang kurang baik nama dagang atau penampilan yang mirip.
Misalnya Lasix® (Furosemide) dan Losec® (omeprazole) memiliki nama yang
ketika dituliskan namanya terlihat serupa. Hal lain yang berpotensi menimbulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dispensing error adalah dosis yang salah, kesalahan obat, kesalahan pasien,
penulisan label yang salah (Williams, 2007). Faktor penyebab administration
error adalah faktor tenaga kesehatan karena beban kerja berat, selain itu juga
dikarenakan faktor pasien seperti pasien atau keluarga pasien yang tidak
kooperatif dan tidak paham mengenai prosedur pengambilan obat (Bayang, et al,
2014).
5.
Medication error di pediatrik
Tenaga kesehatan profesional sering kali tidak dapat mempersiapkan dan
memberikan dosis dari formulasi yang tersedi dipasaran yang sesuai seperti yang
dibutuhkan pasien pediatri. Akibatnya bentuk sediaan obat untuk pasien pediatrik
sering diubah. Tablet digerus, kapsul dibuka dan diminum bersama makanan atau
minuman. Situasi ini dapat meningkatkan permasalahan kelarutan dan
bioavailabilitas. Walaupun dilakukan reformulasi, masalah dapat timbul dari
kekurangan informasi tentang stabilitas, sterilitas produk, dan bioavailabilitas
(Cohen, 1999).
Walaupun pabrik obat memproduksi obat dengan konsentrasi untuk
dewasa dan anak-anak, masih timbul potensi kesalahan. Produk anak-anak dan
dewasa biasanya disimpan bersebelahan pada rak. Jika farmasis atau pelanggan
tidak membaca label, maka dia akan memilih obat dengan konsentrasi yang salah
(Cohen, 1999).
Resiko pelayanan resep pada pasien pediatrik salah satunya adalah
kesalahan perhitungan dosis. Kesalahan perhitungan dosis disebabkan kurang
teliti dan tulisan resep yang tidak jelas yang mengakibatkan kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
interprestasi. Resiko ini dapat diminimalisasi dengan memeriksa kembali,dan
menstandarisasi dosis yang diminta (Cohen, 1999).
Medication error pada anak-anak perlu perhatian khusus karena
penggunaan obat pada anak-anak berkaitan dengan perbedaan laju perkembangan
organ, sistem dalam tubuh dan enzim yang bertanggung jawab pada metabolisme
pediatri, selain itu juga dikarenakan sistem ekskresi pediatri yang belum sempurna
(Aslam., Tan., dan Prayitno, 2003).
Salah satu faktor penyebab ME adalah kegagalan komunikasi (salah
interpretasi) antara penulis resep dengan orang yang melakukan dispensing.
Kegagalan komunikasi ini dapat disebabkan karena ketidakjelasan serta tidak
lengkapnya penulisan resep. Contoh ketidaklengkapan resep pada peresepan
pediatri seperti tidak tercantumnya berat badan dan umur pasien yang sangat
penting dalam perhitungan dosis pediatri (Bayang, et al, 2012). Faktor lain yang
berpotensi cukup tinggi menyebabkan terjadinya ME adalah racikan pada resep
pediatri yang berisi lebih dari tiga kombinasi jenis obat dan adanya obat dalam
satu peresepan memiliki aksi farmakologi yang sama (Hartayu dan Widayati,
2005).
Bayi dan anak-anak memiliki resiko ME yang tinggi karena beberapa
faktor yaitu perubahan perkembangan fisiologis (mempengaruhi disposisi obat),
perhitungan dosis yang bersifat individual berdasarkan berat badan, kurangnya
bentuk sediaan obat dan konsentrasi obat dipasaran, dan kurangnya informasi dan
pelabelan untuk pediatri pada berbagai obat (Bell, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
6.
Pencegahan ME di pediatrik
Cara yang paling efektif mengurangi kesalahan adalah pencegahan.
Semua dosis dan rute pemberian harus diperiksa dua kali oleh dua petugas
kesehatan profesional. Perhatian harus difokuskan pada kemungkinan kesalahan
menghitung, kesalahan desimal, dan kesalahan konsentrasi pada penggunaan
sediaan oral, atau sediaan parenteral pada pasien pediatri (Cohen, 1999).
Tindakan nyata yang dapat dilakukan untuk mencegah medication error
oleh seorang farmasis adalah melakukan skrining resep yang dapat ditinjau dari
kelengkapan resep yang meliputi identitas dokter, identitas pasien, nama obat,
regimen dosis, serta kelengkapan administratif yang lain (Anonim d, 2004).
Beberapa cara perubahan yang dapat menurunkan angka kejadian ME pada fase
dispensing dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari pendekatan
yang berbeda untuk penyimpanan produk di rak-rak apotek. Penyimpanan barang
serupa secara terpisah dilakukan upaya untuk menghindari kesalahan pengambilan
obat (Beso, Franklin dan Barber, 2005).
Persiapan Obat dan administrasi merupakan bagian dari prosedur
pengobatan, yang dapat mengurangi resiko terjadinya ME, yang melibatkan
langkah-langkah berikut; pengurangan gangguan dan interupsi selama pemberian
obat, wajib untuk memeriksa kembali obat oleh dua perawat yang terpisah
(terutama dalam obat berisiko tinggi, yang biasanya bertanggung jawab untuk
efek samping atau kesalahan), pelaksanaan "lima hak" (obat yang tepat, dosis
yang tepat, rute yang tepat, waktu yang tepat, pasien yang tepat) ketika
mempersiapkan obat (meskipun faktor ini berfokus pada kinerja individu dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
tidak mencerminkan kompleksitas prosedur pengobatan), pemisahan jelas obat
dengan kesamaan baik dalam warna atau nama, dengan meletakkan label LASA
(Look Alike Sound Alike),mengecek jika obat telah diadministrasikan kepada
pasien yang tepat (Athanasakis, 2012).
Academy of Managed Care Pharmacy (AMCP) menyatakan cara untuk
mencegah ME tidak hanya dari tenaga kesehatan, namun juga dapat dilakukan
oleh pasien sendiri. Tenaga harus memberikan pendidikan pasien yang memadai
tentang penggunaan yang tepat dari obat pasien untuk mencegah ME. Beberapa
hal yang dapat pasien lakukan untuk membantu mencegah ME adalah mengetahui
nama dan indikasi obat, membaca lembar informasi obat yang diberikan oleh
Apoteker, jangan berbagi obat dengan pasien lain, periksa tanggal kedaluwarsa
obat dan membuang obat kadaluarsa, pelajari tentang penyimpanan obat yang
tepat, simpan obat dari jangkauan anak-anak dan pelajari tentang interaksi obat
potensial dan peringatannya (AMCP, 2010).
D. Keterangan Empiris
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan presentasi angka
kejadian ME pada resep racikan pediatri yang terjadi pada fase dispensing dan
fase administration, bentuk ME, penyebab terjadinya ME, dan tindakan
pencegahan yang sudah dilakukan pada fase dispensing dan fase administration.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan
pendekatan rancangan penelitian cross-sectional yaitu tiap subyek penelitian
hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter
atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoadmodjo, 2012). Dalam
penelitian ini dipilih cross-sectional karena pengamatan peracikan satu resep, dan
pemberian informasi ke pasien dilakukan sekali saja dan evaluasi kesalahan
dilakukan langsung pada saat observasi. Penelitian observasional merupakan
penelitian yang tidak melakukan perlakuan atau intervensi dan hanya melakukan
pengamatan saja pada subjek yang diteliti. Penelitian observasional dilakukan
untuk melihat kejadian ME yang terjadi pada fase dispensing dan administration
dan self-reported dilakukan dengan wawancara terstruktur.
B. Variabel Penelitian
1.
Angka kejadian medication error dan bentuk medication error pada resep
racikan pasien pediatri pada fase dispensing dan fase administration.
2.
Penyebab terjadinya medication error pada resep racikan pasien pediatri pada
fase dispensing dan fase administration.
3.
Tindakan pencegahan medication error yang sudah dilakukan pada fase
dispensing dan fase administration pada resep racikan pasien pediatri.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
C. Definisi Operasional
1.
Medication error (ME) pada penelitian ini diartikan sebagai kesalahan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan pada fase dispensing dan administration.
Kejadian ME pada fase dispensing diungkap melalui observasi langsung
proses peracikan yang terjadi di Instalasi Farmasi di Instalasi Rawat Inap II
(IRNA II) dan administration
diungkap dengan menganalisis hasil
wawancara terstruktur dengan orangtua pasien pediatri.
2.
Jenis atau bentuk ME pada resep racikan yang diteliti dalam penelitian ini
adalah ME pada fase dispensing dan fase adminstration yang dijelaskan pada
poin 5 dan 6.
3.
Penyebab terjadinya ME adalah faktor - faktor yang memicu terjadinya ME,
yang diungkapkan melalui wawancara terstruktur kepada Apoteker, asisten
Apoteker, orangtua pasien dan perawat.
4.
Tindakan pencegahan ME yang telah dilakukan adalah upaya yang dilakukan
oleh pihak RSUP Dr. Sardjito untuk mencegah terjadinya ME pada fase
dispensing dan administration yang diungkap melalui wawancara tersturuktur
kepada Apoteker, asisten Apoteker, dan perawat.
5.
Fase dispensing adalah kesalahan yang terjadi saat proses peracikan obat
yang meliputi tahap penulisan etiket, pengambilan obat, peracikan,
pengemasan.
6.
Fase administration adalah kesalahan yang terjadi saat proses penggunaan
obat oleh orangtua pasien pediatri kepada pasien pediatri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
7.
Resep racikan adalah setiap R/ dengan satu atau lebih dari satu komponen
obat dan memerlukan proses peracikan maupun perubahan bentuk sediaan
obat yang ada pada setiap lembar resep pada periode Februari 2014.
8.
Pembaca resep adalah semua tenaga kefarmasian di Instalasi Farmasi IRNA
II RSUP Dr. Sardjito, yaitu Apoteker dan Asisten Apoteker yang menangani
resep racikan yang digunakan dalam penelitian ini.
9.
Peracik obat adalah semua tenaga kefarmasian seperti Apoteker maupun
Asisten Apoteker yang memiliki kewenangan untuk meracik obat di Instalasi
Farmasi IRNA II RSUP Dr. Sardjito.
10. Pasien pediatri adalah pasien anak-anak yang berobat di IRNA II RSUP Dr.
Sardjito yang berumur dibawah 12 tahun di ruang melati II dan melati IV.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian Medication error Resep Obat Racikan pada Pasien Pediatri
Rawat Inap di RSUP Dr. Sardjito periode Februari 2014 (Tinjauan fase dispensing
dan fase administration) dilakukan di IRNA II dan Instalasi Farmasi IRNA II
pada periode Februari 2014 yang dilakukan dari tanggal 5 Februari 2014 pada jam
10.00 - 13.00 WIB setiap hari Senin - Sabtu, kecuali hari Jumat dari jam 10.00 12.00 WIB.
E. Objek dan Subjek Penelitian
Objek penelitian ini adalah resep racikan (R/) pasien pediatri yang
diracik oleh Apoteker dan asisten Apoteker dibawah pengawasan Apoteker yang
berwenang pada periode Februari 2014. Kriteria inklusi untuk objek penelitian ini
adalah resep racikan (R/) untuk pasien pediatri dan resep hanya berisi obat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
memerlukan proses peracikan baik pencampuran maupun perubahan bentuk
sediaan obat. Kriteria eksklusi untuk objek penelitian ini adalah resep obat nonracikan dan obat injeksi.
Subjek dalam penelitian ini adalah Apoteker, Asisten Apoteker di
Instalasi Farmasi IRNA II di RSUP Dr. Sardjito. Orangtua pasien pediatri yang
anaknya mendapatkan obat racikan di IRNA II ruang rawat inap Melati II dan
Melati IV pada periode Februari 2014 yang bersedia memberikan informasi dan
terlibat dalam penelitian ini. Perawat yang menangani pasien di IRNA II Melati II
dan Melati IV yang bersedia memberikan informasi dan terlibat dalam penelitian
ini.
Subjek dan objek yang diteliti diambil dengan menggunakan teknik
accidental sampling. Subjek dan objek yang diambil adalah subjek dan objek
yang dapat diteliti pada saat waktu penelitian berlangsung. Penelitian dilakukan
pada saat jam yang telah ditentukan yaitu setiap jam 10.00-13.00 WIB.
F. Metode Pengambilan Data
1.
Angka kejadian dan bentuk medication error serta penyebab terjadinya ME
pada resep racikan pediatri pada fase dispensing dan fase administration
diperoleh dengan:
a. Fase dispensing diperoleh dengan cara observasi langsung pada proses
peracikan sampai penyerahan obat.
b. Fase administration dilakukan dengan cara wawancara tersturuktur
dengan orangtua pasien pediatri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2.
Faktor penyebab dan tindakan pencegahan medication error pada fase
dispensing diperoleh dengan menggunakan wawancara tersturuktur yang
ditunjukan kepada Apoteker dan asisten Apoteker di Instalasi Farmasi IRNA
II. Sedangkan fase administration untuk faktor penyebabnya diperoleh
dengan wawancara terstruktur dengan orangtua pasien pediatri di IRNA
Melati II dan Melati IV dan tindakan pencegahan pihak RSUP Dr. Sardjito
dilakukan wawancara terstruktur dengan perawat di IRNA Melati IV.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar
observasi yang memuat memuat hal yang perlu dilakukan dalam tahap dispensing,
panduan wawancara terstruktur dan Inform consent yang memuat ketersediaan
subyek untuk di ikutkan dalam penelitian. Lembar observasi dibuat mengacu
kepada KEPMENKES RI No.1197/M