Faktor-faktor penyebab perilaku kenakalan remaja santri dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU
KENAKALAN REMAJA SANTRI DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL
(Studi Deskriptif Pada Santri Putra Asrama Sunan Gunung Djati Pondok
Pesantren Krapyak Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:
Vitaly Rica Fernando
NIM 091114069


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU
KENAKALAN REMAJA SANTRI DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL
(Studi Deskriptif Pada Santri Putra Asrama Sunan Gunung Djati Pondok
Pesantren Krapyak Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:
Vitaly Rica Fernando
NIM 091114069

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO
“Ngawiti Ingsun Nglaras syi ‘iran
Kelawan muji maring Pangeran
Kang paring rahmat lan kenikmatan
Rino wengine tanpo pitungan”

(Gus Dur)
“Betapa banyak jalan keluar yang datang setelah rasa putus asa dan
betapa banyak kegembiraan datang setelah kesusahan. Siapa yang
berbaik sangka pada Pemilik ‘Arasy dia akan memetik manisnya
buah yang dipetik di tengah-tengah pohon berduri”
(Q.S. ath-Thalaq : 4)
“Uripe ayem rumongso aman, Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo najan pas pasan, Kabeh tinakdir saking pangeran”
(Gus Dur)
“Kebodohan merupakan tanda kematian jiwa, terbunuhnya kehidupan
dan membusuknya umur”

(Vitaly Rica Fernando)

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini ku persembahkan untuk:
Allah SWT
Setiap orang yang mencintai dunia pendidikan khususnya Bimbingan dan
Konseling...

v


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Pernyataan Keaslian Karya
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah
yang lazim.

Yogyakarta, 18 Maret 2014
Penulis

Vitaly Rica Fernando

vi


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Pernyataan Persetujuan Publikasi
Saya yang bertanda tangan di bawah ini mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama

: Vitaly Rica Fernando

Nomor Induk Mahasiswa : 091114069
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU KENAKALAN REMAJA
SANTRI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL
(Studi Deskriptif Pada Santri Putra Asrama Sunan Gunung Djati Pondok

Pesantren Krapyak Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014)
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Yogyakarta, 18 Maret 2014
Yang menyatakan

Vitaly Rica Fernando

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU
KENAKALAN REMAJA SANTRI DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL
(Studi Deskriptif Pada Santri Putra Asrama Sunan Gunung Djati Pondok
Pesantren Krapyak Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014)
Vitaly Rica Fernando
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2014

.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
kenakalan remaja yang paling tinggi menyebabkan kenakalan remaja santri di
Asrama Sunan Gunung Djati dan menyusun usulan topik-topik bimbingan pribadi

sosial untuk membantu mengatasi kenakalan remaja Santri Asrama Sunan gunung
Djati Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode survei. Subjek
penelitian ini adalah Santri Putra Asrama Sunan Gunung Djati Pondok Pesantren
Krapyak Yogyakarta dengan jumlah 35 orang. Pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan kuesione berdasarkan faktor-faktor penyebab perilaku
kenakalan remaja. Validitas instrument menggunakan validitas isi dengan cara
expert judgment. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 15 dan
diperoleh nilai koefisien reliabilitas 0,921. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini mengacu pada Azwar (2011).
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa faktor masyarakat lebih dominan
menyebabkan kenakalan remaja Santri Asrama Sunan Gunung Djati dibandingkan
dengan faktor sekolah dan keluarga. Dalam membantu mengatasi kenakalan
remaja Santri Asrama Sunan Gunung Djati penelitian ini menyusun topik-topik
bimbingan pribadi social sebagai berikut: 1) Pentingnya membangun komunikasi
antar keluarga 2) Menciptakan kelas yang kondusif 3) Pentingnya mempunyai
sahabat 4) Pentingnya menjaga fasilitas sekolah 5) Perkembangan tekhnologi
zaman sekarang.
Kata kunci: Kenakalan remaja, Pondok Pesantren, Bimbingan Pribadi Sosial.


viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
FACTORS CAUSING NAUGHTINESS OF STUDENTS AT
TRADITIONAL MUSLIM SCHOOL AND ITS IMPLICATIONS
TOWARD THE TOPICS OF PERSONALITY CONSULTATION
(A Descriptive Study toward Traditional Muslim School Male Student at
Sunan Gunung Djati Krapyak Dormitory Yogyakarta in 2013/2014)
Vitaly Rica Fernando
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2014
This study aims to discover the factors cause the highest level of
adolescent naughtiness which cause naughtiness of traditional muslim school
students at Sunan Gunung Djati Dormitory and to compile topics of personality
consultation to overcome the naughtiness of Sunan Gunung Djati Krapyak
Yogyakarta students in 2013/2014.
The type of this study is descriptive using survey method. The subject of
this study are 35 traditional muslim male students of Sunan Gunung Djati
Dormitory Krapyak Yogyakarta. The process of data collecting used questionnaire
which based on the factors cause naughtiness of adolescent. The validity
instruments based on content validity using expert judgement. The reliability test
used SPSS 15 and the result was realibility coefficient which valued 0,921. The
technique used according to Azwar (2011)
The result of this study stated that the society factors more dominant than
the school and family factors in causing the naughtiness of traditional muslim
male students of Sunan Gunung Djati Dormitory. In helping to overcome the
naughtiness of Sunan Gunung Djati students, the writer compile some topics of
personality consultation as follows: 1)The importance of communication in family
2) Creating condusive condition in the class 3)The importance of having
bestfriend 4)The importance of mantaining the school facility 5) The modern
technology development.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas berkah dan rahmat Allah SWT, sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.
Penulis banyak menerima bantuan, semangat, dan doa dari berbagai pihak
yang sangat mendukung dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan memberikan
kelancaran dalam proses penyelesaian skripsi ini.
2. A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., P.Si., M.A, selaku sekretaris Program Studi
Bimbingan dan Konseling yang telah membantu dan memberikan kelancaran
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
3. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan
waktu dengan penuh kesabaran dan ketekunan dalam membimbing dan
mendampingi penulis pada setiap tahap dan seluruh proses penyusunan skripsi
ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma yang telah mencurahkan ilmunya dengan sepenuh hati
sehingga berguna untuk bekal hidup.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5. Saiful Bahri selaku Kepala Asrama Sunan Gunung Djati Pondok Pesantren
Krapyak Yogyakarta yang berkenan menerima dan memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melakukan penelitian.
6. Khoironi selaku ustad pembimbing Asrama Sunan Gunung Djati Pondok
Pesantren Krapyak Yogyakarta yang bersedia membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian.
7. Seluruh Santri Asrama Sunan Gunung Djati Pondok Pesantren Krapyak
Yogyakarta

khususnya

Santri

Tsanawiyah

atas

kebersamaan

dan

kebahagiaannya saat penulis melaksanakan penelitian.
8. Kedua orangtua tersayang, Drs. Jafar Rodhi dan Ibu Setya Rini yang tiada
henti-hentinya memberikan motivasi, doa, kasih sayang dan segalanya
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
9. Adikku tersayang Valent Matovany yang selalu mendukung penulis dengan
penuh kasih sayang, kebahagiaan, dan kebersamaan.
10. Alm (nenek Margareta Sumarti, kakek Suripto Nindyo Harjono, kakek Sugito
Wiryono) yang selalu memberikan kasih sayang dan memotivasi serta
memberikan dukungan dari penulis masih kecil hingga dewasa.
11. Kekasihku Lisbeth Riany Fernando yang selalu menemani, memberikan
motivasi dan semangat pada penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
12. Sahabat-sahabatku Deddy Setiawan, Puteri Rahmawati Cahyani, Florentina
Oktivani Rossi Maharani, Aldian P.H, Arista Abriawati, Thomas Kris
Susanto, Wiratama Rahman, Galih Herwin Prasetyo, Nupik Wahyu Widagdo,
Albinus Embu Sella, Uut Triwiyarto, Rino Novidianta, Dwi Elok P.N, Sadtya

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Edy Nugroho,dan seluruh mahasiswa BK USD angkatan 2009 yang selalu
memberikan motivasi, semangat, dan kebahagiaan.
13. Teman-teman kos “Amanah” Kazam, Syuhada, Yuli, Denis, Septia dan bu
kost atas kebersamaannya dan kebahagiaannya.
14. Mas A. Priyatmoko, atas kesabaran dalam membantu penulis mengurus
administrasi perkuliahan serta penyelesaian skripsi ini.
15. Perpustakaan USD beserta karyawan perpustakaan atas pelayanan pada
penulis selama penulis menyelesaikan studi.
16. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini namun
penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Vitaly Rica Fernando

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................

iii

HALAMAN MOTTO ..........................................................................

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...............................................

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..................................

vii

ABSTRAK ..........................................................................................

viii

ABSTRACT ..........................................................................................

ix

KATA PENGANTAR .........................................................................

x

DAFTAR ISI .......................................................................................

xi i i

DAFTAR TABEL……………………………………………………..

xvi

DAFTAR DIAGRAM…………………………………………………

xviii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .....................................................

1

B. Masalah Penelitian .............................................................

7

C. Tujuan Penelitian................................................................

7

D. Manfaat Penelitian ..............................................................

8

E. Definisi Operasional ...........................................................

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Remaja Santri .....................................................................

xiii

10

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Pengertian Remaja ........................................................

10

2. Ciri-ciri Remaja ............................................................

12

3. Tugas Perkembangan Remaja………………………….

14

B. Kenakalan Remaja ..............................................................

17

1. Pengertian Kenakalan Remaja.......................................

17

2. Ciri-ciri Kenakalan Remaja...........................................

19

3. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja ................................

19

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja..

20

5. Dampak Kenakalan Remaja ..........................................

25

C. Pendidikan di Asrama Sunan Gunung Djati
Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta ..............................

27

1. Pengertian Pondok Pesantren ........................................

28

2. Tujuan Pondok Pesantren..............................................

29

3. Materi Pelajaran di Pondok Pesantren ...........................

29

4. Sistem Pengajaran di Pondok Pesantren ........................

30

5. Santri ............................................................................

31

D. Layanan bimbingan ............................................................

32

1. Pengertian Bimbingan Pribadi Sosial…………………..

32

2. Tujuan Bimbingan Pribadi Sosial……………………...

33

3. Fungsi Bimbingan Pribadi Sosial……………………...

34

E. Layanan Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Menanggulangi
Kenakalan Remaja Santri Asrama Sunan Gunung Djati
Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta .............................

xiv

35

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................

37

B. Subjek Penelitian ................................................................

37

C. Instrumen Penelitian ...........................................................

38

1, Format Pernyataan………………………………………

38

2. Penentuan Skor………………………………………….

39

3. Kisi-kisi Instrumen………………………………………

40

D. Validitas dan Reliabilitas ....................................................

41

1. Validitas………………………………………………..

41

2. Reliabilitas……………………………………………...

44

E. Proses Penelitian ................................................................

46

1. Persiapan dan Pelaksanaan…………………………….

46

2. Teknik Analisis Data…………………………………..

47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ..................................................................

51

1. Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja
Santri Asrama Sunan Gunung Djati Pondok Pesantren
Krapyak Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 .............

51

2. Item Faktor Penyebab Kenakalan Remaja
Santri Asrama Sunan Gunung Djati Pondok Pesantren
Krapyak Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 .............

54

B. Pembahasan........................................................................

62

C. Usulan Topik-topik Bimbingan yang Relevan Bagi Remaja

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Santri Asrama Sunan Gunung Djati Pondok Pesantren
Krapyak Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 ...................

69

D. Topik-topik Bimbingan Pribadi Sosial…………………….

70

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................

79

B. Saran ..................................................................................

80

C. Kelemahan Penelitian………………………………………

80

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................

81

LAMPIRAN .......................................................................................

83

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Kisi-kisi Instrumen Faktor-Faktor Penyebab
Kenakalan Remaja Santri Asrama Sunan
Gunung Djati (sebelum uji coba)…………………. ...............

40

Tabel 2: Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Instrumen ……………

43

Tabel 3: Kriteria Guilford……………………………………………...

45

Tabel 4: Kisi-kisi Instrumen Faktor Penyebab Kenakalan
Remaja Santri Asrama Sunan Gunung Djati
Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta
(setelah uji coba) ……………………………………………..
Tabel 5 : Norma Kategorisasi Karakter Subjek Penelitian………………

45
49

Tabel 6 : Kategorisasi Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Remaja
Santri Asrama Sunan Gunung Djati Pondok Pesantren
Krapyak Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014……………….

50

Tabel 7: Kategorisasi Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Remaja
Santri Asrama Sunan Gunung Djati Pondok Pesantren
Krapyak Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014………………..

51

Tabel 8: Faktor Penyebab Kenakalan Remaja Santri Asrama
Sunan Gunung Djati Pondok Pesantren Krapyak
Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014………………………….
Tabel 9 :Lima Item tertinggi Faktor Masyarakat yang Menyebabkan
Kenakalan Remaja Santri Asrama Sunan Gunung Djati

xvii

53

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta
Tahun Ajaran 2013/2014………………………………………...

61

Tabel 10: Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi Sosial
di Asrama Sunan Gunung Djati
Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta………………………..

xviii

76

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1: Diagram Persentase Faktor Penyebab
Kenakalan Remaja Santri Asrama Sunan Gunung Djati
Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta
Tahun Ajaran 2013/2014…………………………………….

52

Diagram 2: Item Pada Aspek Masyarakat Faktor Penyebab
Kenakalan Remaja Santri Asrama Sunan Gunung Djati
Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta………………………

53

Diagram 3: Item Pada Aspek Sekolah Faktor Penyebab
Kenakalan Remaja Santri Asrama Sunan Gunung Djati
Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta……………………….. 57
Diagram 4: Item Pada Aspek Keluarga Faktor Penyebab
Kenakalan Remaja Santri Asrama Sunan Gunung Djati
Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta………………………... 59

xix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan latar
belakang masalah, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Pada zaman sekarang ini, kemajuan dan perkembangan melaju di
berbagai bidang, informasi saat ini dapat dengan mudah menyebar ke
seluruh penjuru dunia dengan cepat. Termasuk juga penyebaran nilai-nilai
budaya juga dapat menjangkau setiap ruang di dunia ini dengan
mudahnya. Hal ini karena kemajuan dalam bidang teknologi informasi.
Oleh karena itu, jarak dan waktu tidak menjadi masalah lagi dalam dunia
sekarang ini, semua terasa begitu dekat dan cepat. Masa dunia seperti
sekarang ini biasa disebut era globalisasi.
Di era globalisasi ini, pertukaran ataupun adopsi budaya sangat
mudah terjadi, baik secara utuh maupun selektif. Akibatnya benturan
dengan nilai-nilai yang bersifat antagonis juga tak terelakkan. Pendidikan,
terutama pendidikan agama berperan penting dalam menyeleksi budaya
yang masuk yang sekirannya dapat merusak citra moral bangsa dan tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa.
Masyarakat Indonesia dikenal religius dan sangat menjiwai dalam
beragama, berbangsa dan bernegara meskipun bukan negara yang berdasar
agama. Akan tetapi, saat ini telah terjadi dualisme pendidikan di Indonesia,
yaitu pendidikan umum yang mengedepankan pengembangan

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

daya akal dan pendidikan agama yang mengutamakan daya hati nurani.
Saat ini yang lebih dikedepankan adalah pengembangan daya akal dengan
pengetahuan umum melalui lembaga pendidikan umum. Sedangkan
pengembangan daya hati nurani atau pendidikan agama kurang mendapat
porsi.
Mengacu pada hal itu, Pondok Pesantren menjadi satu lembaga
penting untuk mengembangkan nilai-nilai agama yang bertujuan pada
pengembangan daya hati nurani. Sementara lembaga-lembaga pendidikan
formal lebih mengutamakan pendidikan umum, Pesantren dapat menjadi
benteng bagi umat Islam untuk mempertahankan nilai-nilai religius dari
serbuan budaya modern yang cenderung sekuler.
Pesantren menjadi sentral pendidikan agama yang sangat penting
peranannya di era sekarang ini. Arus perkembangan zaman yang melaju
pesat memungkinkan kita terjebak pada budaya sekuler. Hal ini karena
proses penyebaran informasi dan budaya yang bebas dan dapat dengan
mudah menjangkau setiap daerah di dunia ini. Sedangkan budaya yang
tersebar bukan hanya budaya yang sesuai dengan nilai-nilai agama saja,
akan tetapi juga budaya yang berpotensi merusak moral bangsa. Bahaya
yang mungkin timbul adalah lunturnya nilai-nilai moral, terutama bagi
remaja, sebagai generasi penerus bangsa remaja sangat rentan terhadap
pengaruh budaya bebas yang merusak moral. Untuk itulah perlu adanya
filterisasi budaya atau paling tidak melestarikan budaya bangsa yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

bermoral dan beradab yang berguna untuk membekali para penerus bangsa
yang akan mengarungi era gobal ini.
Remaja sebagai bagian dari komunitas masyarakat sosial yang
majemuk merupakan individu yang penuh potensi dan semangat, juga
merupakan bagian terbesar dari anggota masyarakat dan bangsa Indonesia.
Masa depan bangsa dan negara terletak dipundak dan tanggung jawab
remaja ini mereka adalah tunas bangsa (Basri, 1996:3).
Pada usia remaja, umumnya kondisi jiwa seseorang masih labil dan
belum mempunyai pedoman yang kokoh. Masa remaja adalah masa
bergejolaknya berbagai macam perasaan yang sering bertentangan satu
sama lain. Pada remaja, sering nampak gejolak-gejolak yang ekstrim, dan
ini terjadi di hampir semua remaja. Hal ini wajar, sebab pada usia ini
mereka memiliki energi berlebih yang menyebabkan mereka suka ramai,
berkelahi, lincah dan berani. Terlebih lagi didukung kondisi kejiwaan
mereka yang belum stabil, bila tidak dibimbing dengan benar maka akan
sangat mudah terpengaruh setiap budaya atau apa saja yang datang pada
mereka. Di sinilah letak guru pembimbing dan pentingnya penanaman
nilai-nilai agama pada anak untuk mengembangkan daya hati nurani
mereka dan memperkuat keimanan mereka, dengan begitu segala potensi
yang ada dalam diri para remajapun dapat berkembang dan diarahkan
kearah yang positif.
Dalam lembaga pendidikan seperti Pondok Pesantren, para santri
dididik ilmu-ilmu keagamaan untuk menguatkan daya hati nurani mereka

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

dengan keimanan untuk menuju hal-hal baik, bukan hanya dengan mengaji
atau sekolah saja, tapi peraturan yang mengikat merekapun mendidik
mereka untuk selalu disiplin, patuh dan taat serta berkelakuan sesuai
dengan ajaran agama Islam.
Jadi tujuan pendidikan pondok pesantren adalah membentuk
manusia yang memiliki kesadaran tinggi bahwa ajaran Islam merupakan
ajaran yang bersifat menyeluruh. Selain itu pondok pesantren diharapkan
memiliki kemampuan tinggi untuk

mengadakan responsi terhadap

tantangan-tantangan dan tuntutan-tuntutan hidup dalam konteks ruang dan
waktu yang ada di Indonesia dan dunia abad sekarang (Madjid, 1997).
Asrama Sunan Gunung Djati adalah salah satu asrama tempat
tinggal para santri yang ada dibawah naungan pondok pesantren Ali
Maksum Krapyak Yogyakarta. Asrama ini diperuntukkan bagi santri yang
masih duduk dibangku Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Jadi
yang tinggal di asrama ini adalah siswa yang sekaligus santri.
Rata-rata santri yang tinggal di asrama ini masih berada pada
jenjang usia remaja. Usia mereka berkisar antara 13 sampai 19 tahun.
Meskipun mereka santri tetapi mereka juga adalah remaja, dan seperti
remaja lainnya para santri di asrama Sunan Gunung Djati ini pun juga
mengalami hal-hal yang lazimnya dialami oleh seorang remaja dan mereka
melampiaskan dengan hal yang melanggar peraturan.
Di asrama Sunan Gunung Djati, pendidikan berlangsung selama
sehari semalam. Santri mulai menjalani aktivitas pendidikan dari bangun

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

tidur sampai tidur lagi di malam hari. Hampir tidak ada waktu untuk
melakukan kegiatan yang tidak bernilai pendidikan. Akan tetapi, masih
banyak sisi lain kehidupan santri di asrama ini.
Sisi lain tersebut diantaranya adalah berbagai perilaku negatif
santri atau dengan kata lain kenakalan remaja santri. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Wasul Mualif selaku ustad di Asrama Sunan Gunung
Djati. Kenakalan-kenakalan remaja Santri diantaranya merokok, kencan
atau pacaran, menginap di luar asrama, pencurian, bullying, dan lain-lain
(27 Februari 2013). Dari permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk
meneliti lebih jauh tentang kenakalan remaja pada kehidupan santri yang
ada di asrama Sunan Gunung Djati.
Hidup di pondok pesantren mendidik para santrinya untuk menjadi
manusia disiplin. Peraturan yang dibuat juga mempunyai tujuan yang sama
yaitu untuk mendidik siswanya agar bisa disiplin. Akan tetapi tidak semua
siswa mentaati. Sesuai dengan perkembangannya bahwa periode remaja
ditandai dengan usia bermasalah. Permasalahan yang umum dilakukan
remaja santri adalah membolos sekolah, mencuri, berkelahi bahkan
melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh asrama dan sekolah
tersebut adalah salah satu bentuk permasalahan yang kerap dijumpai pada
anak remaja santri pondok pesantren.
Dalam

kehidupan

di

pesantren

harus

di l i put i

suasana

kesederhanaan tetapi tetap agung. Sederhana bukan berarti pasif nrimo
(pasrah) dan bukan karena melarat atau miskin, tetapi mengandung

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

kekuatan dan ketabahan dalam diri, penguasaan diri dalam menghadapi
segala kesulitan. Dengan demikian, dibalik kesederhanaan itu terpancar
jiwa besar, berani maju dalam menghadapi perjuangan hidup dan pantang
mundur dalam segala keadaan. Bahkan disinilah hidup tumbuhnya
mental/karakter yang kuat yang menjadi syarat bagi suksesnya perjuangan
dalam segala segi kehidupan.
Perlunya life skill ditingkatkan di pondok pesantren akhir-akhir ini
menjadi penting sebagaimana realitas yang terjadi, sehingga di pondok
pesantren tidak hanya difokuskan dengan pendidikan agama saja sehingga
banyak dijumpai pada santri setelah keluar dari pondok pesantren banyak
yang belum siap kembali ke masyarakat salah satunya memperoleh life
skill sebagai bekal masa depannya.
Semua hasil data penelitian akan di sumbangkan kepada pihak
Pondok Pesantren Krapyak Asrama Sunan Gunung Djati guna untuk
meminimalisir kenakalan remaja santri yang bermukim di pondok
pesantren dengan cara menggunakan pendekatan bimbingan dan konseling
yang menggunakan hati dan nurani untuk membantu seseorang dalam
memecahkan masalah dan mampu berkembang dengan baik sesuai dengan
tahap perkembangan hidupnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

B. Masalah Penelitian
Berdasar latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, dapat
dirumuskan pokok permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Faktor-faktor penyebab kenakalan remaja manakah yang paling tinggi
menyebabkan kenakalan remaja santri di Asrama Sunan Gunung Djati
Pondok Pesantren Krapyak yogyakarta?
2. Usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial yang relevan untuk
menanggulangi kenakalan remaja di Asrama Sunan Gunung Djati
Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta berdasarkan item-item
instrument yang teridentifikasi tinggi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasar pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka
Penelitian ini bertujuan untuk
1. Mengetahui faktor-faktor penyebab kenakalan remaja manakah yang
paling tinggi menyebabkan kenakalan remaja santri di Asrama Sunan
Gunung Djati Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta.
2. Menyusun usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial yang relevan
untuk membantu mengatasi kenakalan remaja Santri Asrama Sunan
Gunung Djati Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta berdasarkan
item instrument yang teridentifikasi tinggi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah:
1. Teoritis
Hasil penelitian ini dimanfaatkan untuk menambah wacana yang
berhubungan dengan Bimbingan dan Konseling, khususnya untuk
penyusunan ragam bimbingan pribadi sosial dalam menangani kasus
kenakalan remaja di kalangan Santri.
2. Praktis
a. Bagi Santri:
1) Dapat memberi kesadaran baru kepada santri yang belum
mengerti akan pentingnya layanan bimbingan dan konseling
dalam perkembangan pribadinya.
2) Santri bisa menentukan tindakan atau perilaku yang baik dalam
kehidupan sehari-harinya.
b. Bagi Guru Pembimbing asrama
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai dasar penyusunan
topik-topik bimbingan pribadi sosial bagi santri.
E. Definisi Operasional
1. Kenakalan remaja pada hakekatnya adalah berbagai perilaku remaja
(santri)

yakni

dengan

perbuatan

atau

tingkah

l a ku

tersebut

bertentangan dengan nilai atau norma sosial yang ada di lingkungan
hidupnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Bimbingan

9

pribadi sosial pada hakekatnya merupakan usaha

bimbingan dalam menghadapi dan memecahkan masalah yang bersifat
pribadi dan sosial..
3. Santri pada hakekatnya adalah orang yang selalu mengikuti seorang

guru kemanapun guru ini pergi menetap, tentunya dengan tujuan dapat
belajar mengenai suatu keahlian darinya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini diuraikan pengertian remaja, tugas perkembangan remaja,
kenakalan remaja, ciri-ciri kenakalan remaja, bentuk-bentuk kenakalan remaja,
faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja remaja, dampak kenakalan
remaja, upaya mengatasi kenakalan remaja, pendidikan di Asrama Sunan Gunung
Djati Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, pengertian Pondok Pesantren,
tujuan Pondok Pesantren, Santri, bimbingan pribadi sosial, tujuan bimbingan
pribadi sosial, fungsi bimbingan pribadi sosial.
A.

Remaja Santri
Pengertian Remaja
Para ahli mengemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian
remaja. Hurlock (1994) mengatakan bahwa remaja dalam bahasa aslinya
disebut adoslescence, berasal dari Bahasa Latin yaitu adoslescere yang
artinya tumbuh. Istilah adoslescence sebenarnya memiliki istilah yang
cukup luas, mencakup kematangan mental, emosional, dan fisik.
Sedangkan menurut Darajat (1997) usia remaja merupakan masa
bergejolaknya

berbagai

macam

perasaan

yang

kadang-kadang

bertentangan satu sama lain. Masa tersebut merupakan masa peralihan dari
masa kanak-kanak menjelang dewasa yang merupakan perkembangan
terakhir bagi pembinaan kepribadian, atau masa persiapan untuk
memasuki umur dewasa. Pada masa ini, problem yang dihadapi remaja
tidak sedikit merekapun sangan peka terhadap

10

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

Pengaruh-pengaruh dari luar dirinya, baik itu bersifat negatif maupun
positif.
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa.
Peralihan bukan sekedar peralihan psikologis saja, tapi juga fisik.
Gejala primer dalam masa pertumbuhan seorang remaja adalah adanya
perubahan-perubahan pada fisiknya. Sedangkan perubahan psikologis
muncul antara lain karena perubahan-perubahan fisik tersebut.
Perubahan-perubahan fisik yang paling besar pengaruhnya dalam
perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh. Misalnya,
badan menjadi besar dan bertambah tinggi serta mulai berfungsinya
alat reproduksi ditandai haid pada perempuan dan mimpi basah pada
laki-laki.
Hurlock (1994) menyebutkan bahwa pada fase remaja, anak berada
dalam masa puber. Pada masa ini remaja mempunyai beberapa tugas
perkembangan, yaitu:
a. Mencari hubungan baru dengan teman sebaya.
b. Mencapai peran sosialnya.
c. Menerima dan menggunakan fisiknya secara efektif
d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial dan
bertanggungjawab.
e. Mencapai kemandirian sosial.
f. Mempersiapkan perkawinan.
g. Memperoleh nilai etis sebagai pegangan untuk berperilaku.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

Mujib (2001) dalam Psikologi Islam, mengemukakan fase remaja
termasuk dalam fase baligh. Fase baligh adalah fase dimana usia anak
telah sampai dewasa. Usia ini anak telah memiliki kesadaran penuh
akan dirinya, sehingga dia diberi beban tanggung jawab (taklif),
terutama tanggung jawab sosial dan agama. Para ahli mengemukakan
bahwa secara teoritis dan empiris dari segi psikologi, masa remaja
dibagi menjadi dua yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir.
2. Ciri-ciri Remaja
Masa remaja mempunyai ciri tertentu yang membedakan dengan
periode sebelumnya. Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1994), adalah
sebagai berikut:
a. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan
yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada
individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan
selanjutnya.
b. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan
masa kanak-kanak belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status
remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba
gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat
yang paling sesuai dengan dirinya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

c. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi
perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri),
perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri, yang dicari remaja
berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya
dalam masyarakat.
e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan
demikian karena remaja sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang
baik.
f. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung
memandang kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat
dirinya sendiridan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan
sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
g. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan
atau kesulitan didalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia
sebelumnya dan didalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau
sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras,
menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka
menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra.
Adanya perubahan fisik maupun psikis pada diri remaja, kecenderungan
remaja akan mengalami masalah dalam penyesuaian diri dengan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

lingkungan. Hal ini diharapkan agar remaja dapat menjalani tugas
perkembangan dengan baik-baik dan penuh tanggung jawab
3. Tugas Perkembangan Remaja
Menurut Garrison (dalam Al-Mighwar, 2006) ada 6 kelompok
pembagian tugas perkembangan remaja yaitu :
a. Menerima Keadaan Jasmani.
Pada periode pra-remaja (periode pubertas), anak tumbuh cepat yang
mengarahkannya pada bentuk orang dewasa. Pertumbuhan ini diiringi
juga oleh perkembangan sikap dan citra diri. Mereka memiliki
gambaran diri seolah-olah sebagai model pujaannya. Remaja wanita
biasanya sering mendambakan wajahnya secantik bintang film
pujaannya, sementara remaja laki-laki sering berkhayal menjadi
seorang pahlawan pujaannya. Mereka sering membandingkan dirinya
dengan teman-teman sebayanya, sehingga akan cemas bila kondisinya
tidak seperti model pujaannya atau teman-teman sebayanya. Pada masa
remaja, hal itu semakin berkurang, dan mereka mulai menerima
kondisi jasmaninya, serta memelihara dan memanfaatkannya seoptimal
mungkin.
b. Memperoleh Hubungan Baru dan Lebih Matang dengan Teman
Sebaya Antara Dua Jenis Kelamin.
Kematangan seksual yang dicapai sejak awal masa remaja mendorong
remaja untuk menjalin hubungan social, terutama dengan lawan jenis.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

Remaja diharapkan bisa mencari dan mendapatkan teman baru yang
berlainan jenis. Mereka ingin mendapat penerimaan dari kelompok
teman sebaya lawan jenis ataupun sesama jenis agar merasa
dibutuhkan dan dihargai.kematangan fisik dan psikis banyak
mempengaruhi penerimaan teman-teman sekelompok remaja dalam
pergaulannya. Tanpa penerimaan teman sebaya, dia akan mengalami
berbagai

gangguan

perkembangan

psikis

dan

social,

seperti

membentuk geng sendiri yang berperilaku mengganggu orang lain.
c. Menerima kondisi dan belajar hidup sesuai jenis kelaminnya.
Sejak masa puber, perbedaan fisik antara laki-laki dan wanita tampak
jelas lalu berembang matang pada masa dewasa. Apabila bentuk
tubuhnya tidak memuaskan, mereka menyesali diri sebagai laki-laki
atau wanita. Padahal, mereka seharusnya menerima kondisinya dengan
penuh tanggung jawab. Remaja laki-laki harus bersifat maskulin, lebih
banyak memikirkan soal pekerjaan sedangkan remaja wanita harus
bersifat feminine, memikirkan pekerjaan yang berkaitan dengan urusan
rumah tangga dan pola asuh anak.
d. Mendapatkan kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa
lainnya.
Bebas dari kebergantungan emosional merupakan tugas perkembangan
penting yang dihadapi remaja. Apabila tidak memiliki kebebasan
emosional, mereka akan menemui berbagai kesukaran dalam masa

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

dewasa, tidak bisa membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab
atas pilihan yang ditempuhnya.
e. Mendapatkan kesanggupan berdiri sendiri dalam hal-hal yang
berkaitan dengan masalah ekonomi.
Tugas lainnya adalah kesanggupan berdiri sendiri dalam masalah
ekonomi karena kelak mereka akan hidup sebagai orang dewasa.
f. Memperoleh nilai-nilai dan falsafah hidup.
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa masalah yang berkaitan
dengan kehidupan dan falsafah hidup seperti tujuan hidup, perilaku
dirinya, keluarganya dan orang lain, serta soal keagamaan menjadi
daya tarik tersendiri bagi remaja. Para remaja memang diharapkan
memiliki pola pikir, sikap perasaan, dan perilaku yang menuntun dan
mewarnai berbagai aspek kehidupannya dalam masa dewasa kelak.
Dengan demikian mereka memiliki kepastian diri, tidak mudah
bingung, tidak mudah terbawa arus kehidupan yang terus berubah yang
pada akhirnya tidak mendapatkan kebahagiaan.
Garisson (2006) membagi masa remaja menjadi remaja awal dan
akhir. Menurutnya, tugas-tugas perkembangan remaja awal adalah:
a. Mampu mengotrol diri sendiri seperti orang dewasa.
Remaja awal diharapkan mampu mengontrol segala perbuatannya.
Timbulnya tugas perkembangan ini akibat bertambahnya pekerjaan
atau perbuatan remaja, baik yang boleh dilakukan atau yang tidak.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

b. Mendapat kebebasan.
Tugas perkembangan lainnya bagi remaja awal adalah mendapatkan
kebebasan. Maksudnya, remaja awal diharapkan belajar dan berlatih
untuk menentukan pilihan, membuat keputusan dan bertanggung jawab
dengan kebebasan ini remaja awal diharapkan tidak lagi bergantung
pada orang tua dan orang dewasa lainnya.
c. Bergaul dengan teman-teman lawan jenis.
Rasa simpati, rasa tertarik untuk selalu bersama-sama dengan lawan
jenisnya mulai di dasari oleh remaja awal, meskipun mereka masih
meragukan apakah lawan jenisnya tertarik kepadanya, merasa malu
untuk saling mendekat dan saling bergaul, merasa bimbang pada daya
tarik dirinya sendiri bagi lawan jenisnya, sehingga tidak sedikit remaja
yang tidak mau berpacaran.
d. Memiliki citra diri yang nyata.
Remaja awal juga diharapkan mampu menilai kondisi dirinya secara
apa

adanya.

Maksudnya,

kekurangannya

serta

mampu

dapat

mengukur

menerima,

kelebihan

memelihara

dan
dan

memanfaatkannya semaksimal mungkin, dan mampu mengukur apa
saja yang disenangi atau tidak disenangi oleh teman-teman sebayanya.
B. Kenakalan Remaja
1. Pengertian Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja biasa disebut dengan istilah juvenile delinquent
berasal dari Bahasa Latin juvenilis dan delinquent. Juvenilis berarti

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat
khas pada periode remaja. Sedangkan delinquent berarti terabaikan,
mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, nakal,
anti sosial, kriminal, pelanggaran aturan, pembuat ribut, pengacau,
peneror, dan sebagainya. Juvenile delinquency atau kenakalan remaja
adalah perilaku jahat atau kenakalan anak-anak muda, merupakan
gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang
disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial sehingga mereka
mengembangkan bentuk perilaku menyimpang (Kartono, 2008).
Sedangkan menurut Basri (1996) etimologi kenakalan remaja
berarti suatu penyimpangan tingkah laku yang dilakukan oleh remaja
sehingga mengganggu ketentraman diri sendiri dan orang lain.
Menurut Kartono (2008) kenakalan remaja juga merupakan bagian dari
sosiopatik atau penyakit sosial. Sosiopatik yaitu semua tingkah laku
yang bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas lokal, pola
kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup rukun
bertetangga, disiplin, kebaikan dan hukum formal.
Gejala sosiopatik itu sendiri dapat berupa penyimpangan tingkah
laku dari kebiasaan dan norma yang berlaku, struktur sosial yang
menyimpang, peranan-peranan sosial, status dan interaksi sosial yang
keliru, penyimpangan tingkah laku tersebut pada suatu tempat dapat
sangat ditolak, meskipun di tempat lain dan waktu yang berbeda dapat
diterima oleh kelompok masyarakat yang lain.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

Melalui beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kenakalan remaja ialah tindakan perbuatan remaja yang bertentangan
dengan hukum, agama, norma-norma masyarakat sehingga akibatnya
dapat merugikan orang lain, mengganggu ketentraman umum dan juga
merusak diri sendiri.
2. Ciri-ciri Kenakalan Remaja
Agar bisa membedakan kenakalan remaja dengan aktivitas yang
menunjukkan ciri khas remaja perlu diketahui ciri-ciri kenakalan
remaja yaitu:
a. Harus terlihat adanya perbuatan atau tingkah laku yang bersifat
pelanggaran hukum yang berlaku dan pelanggaran nilai-nilai
moral.
b. Kenakalan tersebut mempunyai tujuan yang asosial yakni
dengan perbuatan atau tingkah laku tersebut bertentangan
dengan nilai atau norma sosial yang ada di lingkungan
hidupnya.
c. Kenakalan remaja dapat dilakukan oleh seorang remaja atau
dapat juga dilakukan bersama-sama dalam suatu kelompok
remaja.
3. Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja
Bentuk-bentuk dan tingkat kenakalan remaja secara kualitatif dapat
digolongkan menjadi tiga tingkatan Sarwono (2002) yaitu:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain,
misalnya: perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan
dan lain-lain.
b. Kenakalan yang menimbulkan korban materi, misalnya:
perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan, perampokan dan
lain-lain.
c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak lain,
misalnya: pelacuran, penyalahgunaan obat.
d. Kenakalan yang melawan status, misalnya: membolos, minggat
dari rumah.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku
kenakalan remaja, yaitu faktor keluarga, sekolah dan masyarakat
Kartono (2003).
a. Faktor Keluarga
Keluarga merupakan kesatuan terkecil dalam masyarakat namun
menempati kedudukan yang primer dan fundamental. Keluarga
pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masingmasing anggotanya terutama remaja yang masih dalam
bimbingan tanggungjawab orangtuanya. Pengaruh keluarga
dalam munculnya perilaku kenakalan remaja ada tiga hal, yaitu:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

1) Keluarga tidak harmonis
Dikatakan tidak harmonis apabila struktur keluarga tidak
utuh lagi dan interaksi diantara keluarga tidak berjalan
dengan baik. Masa remaja adalah masa dimana seseorang
mengalami saat kritis sebab ia akan menginjak ke masa
dewasa. Proses perkembangan yang serba sulit membuat
remaja membutuhkan bantuan dan perhatian dari orangorang terdekatnya terutama keluarganya. Masalah keluarga
broken home bukanlah hal baru tetapi merupakan masalah
utama dalam akar-akar kehidupan remaja.
2) Pendidikan yang salah
Pendidikan yang baik akan mengembangkan pribadi yang
dewasa bagi anak namun pendidikan yang salah dapat
membawa akibat tidak baik bagi perkembangan anak .
3) Komunikasi antar keluarga yang tidak baik
Hal ini ditandai oleh tidak adanya komunikasi dan dialog
yang baik antar anggota keluarga, keadaan ini akan
memunculkan rasa frustasi dan jengkel pada anak-anak.
Bila orangtua tidak memberikan kesempatan dialog dan
komunikasi dalam arti yang sungguh-sungguh yaitu bukan
basa-basi atau sekedar bicara pada hal-hal yang penting
saja, anak-anak tidak mungkin mau mempercayakan
permasalahannya dan membuka diri. Kenakalan remaja

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

dapat berakar pada kurangnya dialog dalam masa kanakkanak dan masa berikutnya karena orangtua selalu
menyibukkan

diri

sehingga

kebutuhan

cinta

kasih

terabaikan pada akhirnya membuat anak menjadi terlantar
dalam kesendirian.
b. Faktor sekolah
Sekolah merupakan tempat pendidikan kedua setelah keluarga.
Terkadang tidak menutup kemungkinan sekolah menjadi
penyebab dari timbulnya perilaku kenakalan remaja, hal ini bisa
bersumber dari guru, fasilitas pendidikan dan lain-lain.
1) Faktor guru
Kemampuan guru juga menentukan dalam usaha membina
murid. Guru tidak hanya sekedar menguasai materi tapi
bagaimana dia mampu menggunakan metode mengajar yang
tepat sehingga akan memunculkan ketertarikan murid pada
pelajaran tersebut. Guru yang baik tahu bagaimana caranya
menghargai usaha khusus yang telah dilakukan murid.
Mereka juga tahu bagaimana menciptakan keadaan dimana
remaja merasa nyaman terhadap dirinya sendiri dan tahu
bagaimana menghadapi remaja yang tidak menganggap
pergi ke sekolah sebagai suatu hal yang penting untuk
dilakukan, berbeda dengan guru yang bekerja tanpa dedikasi
dan hanya sekedar bermotif mencari uang tanpa rasa

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

tanggungjawab biasanya bersikap tidak peduli dengan
masalah murid. Akibatnya murid menjadi korban, kelas
kacau, murid menjadi terlantar, disiplin murid menjadi
menurun dan inilah yang bisa menjadi sumber kenakalan
sebab guru tidak memberikan perhatian penuh pada
tugasnya.
2) Faktor Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan dalam hal ini adalah gedung, alat-alat
sekolah, fasilitas belajar dan lingkungan sosial lainya
dimana lingkungan sekolah yang tidak teratur, kotor, tidak
ada

tanam-tanaman

akan

menimbulkan

kebosanan.

Kurangnya fasilitas atau alat-alat yang membantu kelancaran
pendidikan membuat murid kesulitan dalam belajar dan
tugas

guru

akan

menjadi

lebih

berat.

Selain

itu,

ketidaklengkapan fasilitas pendidikan dapat menyebabkan
penyaluran bakat serta keinginan murid-murid menjadi
terhalang sehingga ketika semuanya tidak dapat tersalur
pada masa sekolah, mungkin akan mencari penyaluran pada
hal-hal yang negatif.
c. Faktor Masyarakat
1) Kurangnya pelaksanaan ajaran agama
Masyarakat dapat pula menjadi penyebab munculnya
perilaku

kenakalan

remaja

terutama

di

lingkungan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24

masyarakat yang kurang sekali dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, padahal dalam ajaran agama banyak
sekali hal-hal yang dapat membantu pembinaan remaja.
Masyarakat yang kurang beragama tersebut merupakan
sumber munculnya perilaku kejahatan dimana tingkah laku
tersebut akan mudah mempengaruhi remaja yang sedang
berada dalam masa perkembangan.
2) Masy

Dokumen yang terkait

Pengaruh bimbingan pribadi dan sosial terhadap kemandirian santri pondok pesantren Darunnajah Jakarta

0 8 157

Tingkat kesiapan hidup perkawinan ditinjau dari kematangan psikologis mahasiswa berpacaran dan implikasinya terhadap usulan topik topik bimbingan pribadi sosial

0 0 93

Deskripsi tingkat kemampuan penyesuaian sosial remaja terhadap kelompok sebaya Panti Asuhan Wira Karya Tama Purworejo tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial - USD Repository

0 0 113

Deskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior Ordo Santa Ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan kelompok - USD Repository

0 1 126

Deskripsi tingkat konsep diri siswa SMP Xaverius Tugumulyo Palembang kelas VIII tahun ajaran 2010/2011 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi - USD Repository

0 0 118

Kebiasaan belajar siswa-siswi kelas VII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan belajar - USD Repository

0 0 77

Tingkat religiusitas dan moralitas remaja awal di asrama : studi deskriptif pada remaja Asrama St. Aloysius, Turi dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan dan konseling di asrama - USD Repository

0 0 138

Tingkat kemampuan mengelola rasa marah : studi deskriptif siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Bayat tahun ajaran 2013-2014 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial - USD Repository

0 0 93

Penyebab kecemasan menghadapi menstruasi pada remaja putri SD Kelas VI di Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman, Padang tahun ajaran 2013/2014 dan implikasinya pada usulan topik-topik bimbingan pribadi - USD Repository

0 0 116

Tingkat kecerdasan emosional remaja panti asuhan : studi deskriptif tingkat kecerdasan emosional pada reemaja Panti Asuhan Pondok Harapan Diakonia Bawen dan implikasinya terhadap usulan topi-topik bimbingan pribadi sosial - USD Repository

0 1 94