Pengembangan modul internalisasi nilai-nilai `Berjiwa Besar` ST. Fransiskus Asisi di SD Fransiskus 2 Bandar Lampung - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN MODUL INTERNALISASI
NILAI-NILAI “BERJIWA BESAR” ST. FRANSISKUS ASISI
DI SD FRANSISKUS 2 BANDAR LAMPUNG

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Agusta Mistiyah
101134018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN MODUL INTERNALISASI
NILAI-NILAI “BERJIWA BESAR” ST. FRANSISKUS ASISI
DI SD FRANSISKUS 2 BANDAR LAMPUNG

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Agusta Mistiyah
101134018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014


i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;
ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”.
(Lukas 11:9)

“Dalam segala perbuatan-Nya, Tuhan selalu berkehendak baik”
(Mdr.M. Anselma Bopp)


“Catumkanlah dalam hati anak-anak, bahwa tidak ada surga tersendiri bagi orang
miskin atau kaya; melainkan baik orang miskin maupun kaya akan masuk ke
dalam surga yang sama”.
(Mdr.M. Anselma Bopp)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
1. TuhanYesus Kristus sebagai Sang Sumber Hidupku.
2. Mdr. Julia Juliarti pemimpin Propinsi beserta staf dewan Propinsi St. Yusuf
Pringsewu-Lampung.
3. Para suster sekomunitas dan para suster Propinsi St. Yusuf Indonesia.
4. Teman-teman PGSD angkatan 2010 yang kucintai.
5. Semua pihak yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
PENGEMBANGAN MODUL INTERNALISASI NILAI-NILAI
“BERJIWA BESAR” St. FRANSISKUS ASISI
DI SEKOLAH DASAR FRANSISKUS 2
BANDAR LAMPUNG
Oleh:
Agusta Mistiyah
NIM: 101134018
Hasil wawancara dan lembar koesioner dari para guru SD Fransiskus 2
Bandar Lampung menunjukkan bahwa pengetahuan mereka tentang nilai-nilai
“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi termasuk dalam kategori rendah. Hal
tersebut dapat mempengaruhi totalitas pelayanan mereka dalam mendidik anakanak di SD Fransiskus 2 Bandar Lampung yang menghidupi nilai-nilai “Berjiwa
Besar” St. Fransiskus Asisi. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini
dimaksudkan untuk mengembangkan Modul Internalisasi Menjadi “Guru Berjiwa

Besar” Berlandaskan Semangat St. Fransiskus Asisi.
Peneliti menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D).
Metode ini digunakan untuk mengetahui prosedur pengembangan dan kualitas
produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa
modul pembinaan yang berisi nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi.
Nilai-nilai tersebut adalah beriman, ugahari dan sederhana, murah hati dan aktif
dalam hidup menggereja.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kualitas produk ini mendapat
kriteria baik dengan skor 4. Skor tersebut diperoleh dari hasil validasi empat orang
yang memahami spiritualitas Fransiskan dan dari dua orang guru SD yang
berkarya di SD 2 Fransiskus Bandar Lampung.
Kata kunci: modul, Internalisasi, nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
DEVELOPMENT MODULE INTERNALIZATION
"THE BIG THOUGHT" ST. FRANCIS OF ASSISI

IN PRIMARY SCHOOL FRANCIS 2
BANDAR LAMPUNG
by:
Agusta Mistiyah
NIM: 101134018
The result of observations and questionnaires for teachers in St. Francis
Elementary School 2, Bandar Lampung about their appreciation of “The Big
Thought” spirit of St. Francis of Asisi was relatively low. It can affect the totality
of their service in educating children in St. Francis Elementary School 2 in
Bandar Lampung who live out the values of “The Big Thought” spirit of St.
Francis of Asisi. Based on the background, the research is intended to Develop
Module for the Internalization of a “The Big Thought” spirit of St. Francis of
Asisi.
The method used in is the research was the research and development (R &
D). This method was implemented to identify the procedures of development and
the product quality. Products that are produced in this research in the form of
coaching module which contains the values “The Big Thought” spirit of St.
Francis of Asisi. These values are faithful, frugal and modest, generous and being
active at church activities.
The result of research indicated that the score of the quality of this product

was a good criteria, that was 4. This score was based on the opinion of four who
understand spirituality Franciscan and two teachers at Franciscan Elementary
School 2 Bandar Lampung.
Keywords: modules, Internalization, St Francis of “The Big Thought”

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Penelitian skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Proses penelitian skripsi ini, telah melibatkan banyak pihak mulai dari
awal hingga akhir penyusunannya. Oleh sebab itu, dengan hati yang penuh syukur
dan terima kasih saya selaku peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bpk. R. Rohadi, M.Ed, Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., MA., Kepala Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dra. Ignatia Esti S., M. Hum., dosen pembimbing yang telah memberikan
sumbangan pemikiran, saran dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Eny Winarti, S. Pd., M. Hum., Ph. D., dosen pembimbing, yang dengan
sabar, penuh cinta dan tanggung jawab mendampingi, membimbing dan
mengarahkan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Th. Yunia S, S.Pd., M. Hum pembimbing akademik.
6. Sr. M. Constantin FSGM, yang telah banyak memberikan masukan dan
perubahan yang sangat berarti dalam pembuatan modul yang telah disusun
oleh peneliti.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Sr. M. Albertha FSGM, kepala sekolah SD Fransiskus 2 Bandar Lampung
yang telah memberi izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian.
8. Sr. M. Avelin FSGM, kepala sekolah SD Fransiskus Kampung Ambon Jakarta

yang telah membantu peneliti dalam mencarikan data.
9. Para dewan guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung dan SD Fransiskus
Kampung Ambon yang telah berpartisipasi dalam penelitian.
10. Mdr. M. Julia Juliarti FSGM, pemimpin Kongregasi FSGM dan para dewan
yang telah mendukung, mendoakan dan membimbing peneliti.
11. Sr. M. Anita dan para suster Komunitas Santa Maria yang telah memberikan
semangat, cinta dan juga kritikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya
tulis ini.
12. Teman-teman PGSD angkatan 2010, yang telah memberikan dukungan,
perhatian dan semangat kepada peneliti.
13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan atas terselesainya skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangannya.
Namun demikian, peneliti berharap semoga karya tulis ini tetap bermanfaat bagi
banyak orang terutama Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma ini.
Yogyakarta, 16 Juni 2014
Peneliti,
Agusta Mistiyah

x


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI.......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL................................................................................................ xiv
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................... 4
1.5 Spesifikasi Produk yang Diharapkan ............................................................ 5
1.6 Definisi Operasional...................................................................................... 5
xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 6
2.1 St. Fransiskus Asisi dan Nilai yang diteladankannya.................................... 6
2.1.1 Sejarah St. Fransiskus Asisi .................................................................. 6
2.1.2 Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi .............................. 10
2.1.3 Karya Pendidikan Para Suster FSGM: Yayasan Dwi Bhakti.............. 21
2.2 Internalisasi dan Proses Internalisasi.......................................................... 24
2.3 Modul ......................................................................................................... 26
2.4 Metode Penelitian dan pengembangan ....................................................... 27
2.3.1 Pengertian Penelitian dan pengembangan.......................................... 27
2.3.2 Model ADDIE..................................................................................... 29
2.4 Hasil Penelitian yang Relevan..................................................................... 30
2.5 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 35
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 35
3.2 Setting Penelitian......................................................................................... 36
3.2.1 Subyek Penelitian................................................................................ 36
3.2.2 Lokasi Penelitian................................................................................. 36
3.2.3 Waktu Penelitian ................................................................................. 36
3.3 Prosedur Pengembangan ............................................................................. 36

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 42
3.4.1 Wawancara ........................................................................................ 42
3.4.2 Kuisioner ........................................................................................... 42
3.5 Instrument Pengumpulan Data .................................................................... 43
3.6 Teknik Pengujian Instrumen........................................................................ 46
3.7 Teknik Analisis Data ................................................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ................................ 51
4.1 Analisis Kebutuhan ..................................................................................... 51
4.2 Deskripsi Produk Awal ............................................................................... 52
4.3 Validasi Produk ........................................................................................... 54
4.3.1 Data validasi pakar Fransiskan .......................................................... 55
4.3.2 Data validasi Guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung ..................... 68
4.4 Revisi Produk dan Penilaian Para Ahli ....................................................... 74
4.4.1 Revisi Produk .................................................................................... 75
4.4.2 Penilaian dari Ahli ............................................................................. 78
4.4.2 Kajian Produk Akhir ................................................................................. 97
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN............................ 100
5.1 Kesimpulan................................................................................................ 100
5.2 Keterbatasan Produk.................................................................................. 101
5.3 Saran .......................................................................................................... 102
Daftar Referensi .................................................................................................. 103
LAMPIRAN........................................................................................................ 105

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai-nilai Beriman ......................................................................... 13
Tabel 2.2 Nilai-nilai Ugahari dan Sederhana ................................................... 16
Tabel 2.3 Nilai-nilai Murah Hati...................................................................... 18
Tabel 2.4 Nilai-nilai Aktif dalam Hidup Menggereja ...................................... 21
Tabel 3.2 Lembar wawancara ......................................................................... 43
Tabel 3.3 Lembar Deskriptor Nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus ...... 45
Tabel 3.4 Hasil Expert Jugment ...................................................................... 47
Tabel 3.5 Kriteria Penskoran .......................................................................... 48
Tabel 3.6 Lembar Kuisioner .......................................................................... 48
Tabel 3.9 Tabel Skala Lima ............................................................................ 50
Tabel 4.1 Tabel Konversi data kuantitatif ke data kualitatif ........................... 55
Tabel 4.2 Tabel Aspek Tampilan ..................................................................... 56
Tabel 4.3 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk ..................................... 57
Tabel 4.4 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ....................................... 57
Tabel 4.5 Tabel Penilaian Aspek Isi ................................................................ 58
Tabel 4.6 Tabel Aspek Tampilan ..................................................................... 59
Tabel 4.7 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk ..................................... 60
Tabel 4.8 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ....................................... 60
Tabel 4.9 Tabel Penilaian Aspek Isi ................................................................ 61
xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.10 Tabel Aspek Tampilan ................................................................... 62
Tabel 4.11 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk................................... 63
Tabel 4.12 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ..................................... 63
Tabel 4.13 Tabel Penilaian Aspek Isi .............................................................. 64
Tabel 4.14 Tabel Aspek Tampilan ................................................................... 65
Tabel 4.15 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk................................... 66
Tabel 4.16 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ..................................... 66
Tabel 4.17 Tabel Penilaian Aspek Isi .............................................................. 67
Tabel 4.18 Tabel Aspek Tampilan ................................................................... 68
Tabel 4.19 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk................................... 69
Tabel 4.20 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ..................................... 69
Tabel 4.21 Tabel Penilaian Aspek Isi .............................................................. 70
Tabel 4.22 Tabel Aspek Tampilan ................................................................... 71
Tabel 4.23 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk................................... 72
Tabel 4.24 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ..................................... 72
Tabel 4.25 Tabel Penilaian Aspek Isi .............................................................. 73
Tabel 4.26 Tabel Revisi Produk....................................................................... 74
Tabel 4.27 Tabel Aspek Tampilan ................................................................... 79
Tabel 4.28 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk................................... 80
Tabel 4.29 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ..................................... 80
Tabel 4.30 Tabel Penilaian Aspek Isi .............................................................. 81
xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.31 Tabel Aspek Tampilan ................................................................... 82
Tabel 4.32 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk................................... 83
Tabel 4.33 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ..................................... 83
Tabel 4.34 Tabel Penilaian Aspek Isi .............................................................. 84
Tabel 4.35 Tabel Aspek Tampilan ................................................................... 85
Tabel 4.36 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk................................... 86
Tabel 4.37 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ..................................... 86
Tabel 4.38 Tabel Penilaian Aspek Isi .............................................................. 87
Tabel 4.39 Tabel Aspek Tampilan ................................................................... 88
Tabel 4.40 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk................................... 89
Tabel 4.41 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ..................................... 89
Tabel 4.42 Tabel Penilaian Aspek Isi .............................................................. 90
Tabel 4.43 Tabel Aspek Tampilan ................................................................... 91
Tabel 4.44 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk................................... 92
Tabel 4.45 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ..................................... 92
Tabel 4.46 Tabel Penilaian Aspek Isi .............................................................. 93
Tabel 4.47 Tabel Aspek Tampilan ................................................................... 94
Tabel 4.48 Tabel Aspek Perintah Penggunaan Produk................................... 95
Tabel 4.49 Tabel Penilaian Aspek Urutan/Sistematis ..................................... 95
Tabel 4.50 Tabel Penilaian Aspek Isi .............................................................. 96
Tabel 4.51 Tabel Skor Penilaian ...................................................................... 98
xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR BAGAN

Bagan

2.1 Skema Penelitian.......................................................................... 33

Bagan

3.1 Prosedur Pengembangan.............................................................. 41

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Surat Ijin Penelitian ................................................................ 105
LAMPIRAN 1.1 Surat Ijin Penelitian dari Prodi PGSD ................................. 106
LAMPIRAN 1.2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .................. 107
LAMPIRAN 2

Data Awal ............................................................................ 108

LAMPIRAN 2.1 Hasil Wawancara.................................................................. 109
LAMPIRAN 2.2 Lembar Kuisioner................................................................ 112
LAMPIRAN 3 Hasil Produk........................................................................... 114

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 1
PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang dikembangkan dan
definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
SD Fransiskus 2 Bandar Lampung, merupakan salah satu SD yang dikelola
oleh Suster-Suster Fransiskan dari Santo Gregorius Martir (FSGM). Kongregasi
FSGM adalah salah satu kongregasi yang menghidupi nilai-nilai “Berjiwa Besar”
St. Fransiskus Asisi (Fransiskus Magnanimus). Maksud dari “Berjiwa Besar”
ialah sikap seseorang yang mau menerima keadaan diri sendiri, bersikap optimis
dan selalu memperjuangkan nilai-nilai yang luhur.
Nilai-nilai luhur yang diperjuangkan oleh Fransiskus Asisi adalah beriman,
ugahari dan sederhana, murah hati dan aktif dalam hidup menggereja. Beriman
adalah sikap percaya kepada Tuhan dan berani menyerahkan secara total segala
peristiwa yang terjadi dalam kehidupan ini kedalam tangan-Nya. Ugahari dan
sederhana adalah sikap hidup seseorang yang dalam kepemilikan dan penggunaan
harta benda tidak berlebih-lebihan (=hidup secukupnya) serta hidup bersahaja.
Murah hati adalah sikap mudah memberikan bantuan kepada orang lain terutama
kepada orang yang sangat memerlukan. Aktif dalam hidup menggereja merupakan
sikap perwujudan iman melalui karya karitatif yang dilakukan dalam hidup
keseharian.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransisikus Asisi menjiwai pelayanan
kongregasi para suster FSGM dalam bidang pendidikan, kesehatan, pastoral,
sosial, dan rumah tangga. Orang-orang yang terlibat dalam membantu karya
pelayanan para suster FSGM diharapkan untuk menghidupi nilai-nilai “Berjiwa
Besar” St. Fransiskus Asisi, supaya mereka dapat bekerja dengan total. Nilai-nilai
tersebut diharapkan dapat dihidupi juga oleh para guru SD Fransiskus 2 Bandar
Lampung, sebagai bekal dalam mendidik anak-anak di SD tersebut.
Pada tanggal 29 Juli 2013 peneliti melakukan wawancara terhadap 12 orang
dari 30 jumlah guru yang ada di SD Fransiskus 2 Bandar Lampung. Hasil
wawancara menyatakan bahwa tingkat pemahaman para guru tentang nilai-nilai
“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi masih tergolong rendah. Pernyataan tersebut,
diperkuat dengan hasil analisis lembar kuesioner yang menunjukkan bahwa 13
dari 30 guru (43,33%) masih kurang dalam memahami nilai-nilai “Berjiwa Besar”
St. Fransiskus Asisi, 11 dari 30 guru (36,66%) cukup memahami dan 6 dari 30
guru (20%) sangat memahami nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi.
Bertolak dari pengetahuan para guru yang masih rendah, maka perlu adanya
upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap nilai-nilai “Berjiwa Besar” St.
Fransiskus Asisi.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengadakan penelitian R&D (Research
and Development). R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut
(Sugiyono, 2008:297). Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini
adalah modul. Modul sebagai salah satu upaya untuk membantu para guru dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

memahami nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus ini, akan dirancang
menggunakan model ADDIE. Model ini memiliki lima tahapan yaitu Analysis,
Design, Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations
(Gafur, 2012). Oleh karena itu, penelitian ini berjudul Pengembangan Modul
Internalisasi Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi di Sekolah Dasar
Fransiskus 2 Bandar Lampung.
Modul sebagai hasil produk dalam penelitian ini, akan divalidasi oleh empat
orang yang memahami spiritualitas Fransiskan dan dua orang guru dari SD
Fransiskus 2 Bandar Lampung. Hasil dari validasi tersebut, akan peneliti gunakan
sebagai acuan untuk memperbaiki produk yang telah dihasilkan, sehingga menjadi
produk yang lebih baik dan dapat digunakan di SD Fransiskus 2 Bandar
Lampung.
1.2 Rumusan Masalah
1.

Bagaimana prosedur pengembangan produk untuk menginternalisasi nilainilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi yang dapat digunakan oleh para
guru di SD 2 Fransiskus Bandar Lampung?

2.

Bagaimana bentuk produk yang dikembangkan untuk menginternalisasi nilainilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi di SD 2 Fransiskus Bandar
Lampung?

3.

Bagaimana kualitas produk yang dikembangkan untuk para guru dalam
menginternalisasi nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi di SD 2
Fransiskus Bandar Lampung?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan sebuah produk berupa
modul yang dapat digunakan oleh para guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung
dalam mengenal nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi yang
menyangkut empat nilai yaitu beriman, ugahari dan sederhana, murah hati dan
aktif dalam hidup menggereja.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan manfaat :
1.4.1 Bagi peneliti
Peneliti

semakin

terampil

dalam

mengembangkan

modul

yang

berlandaskan nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi dalam dunia
pendidikan.
1.4.2 Bagi Guru
Guru memiliki wawasan yang lebih luas dan lebih mudah dalam
mengenal nilai-nilai “Berjiwa Besar” St.Fransiskus Asisi sebagai pelindung di
sekolah tersebut dan bekal untuk mendidik dan membina anak-anak SD
Fransiskus 2 Bandar Lampung.
1.4.3 Bagi sekolah
Sekolah semakin diperkaya dan dipermudah dalam mengenal nilai-nilai
“Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi sebagai pelindung dan teladan sekolah
dalam mendidik para siswa SD Fransiskus 2 Bandar Lampung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

1.5 Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Spesifikasi produk yang diharapkan berupa modul yang terinternalisasi
dengan nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi. Modul ini berisi tentang
materi pokok St. Fransiskus yang “Berjiwa Besar” yang meliputi beriman, ugahari
dan sederhana, murah hati dan aktif dalam hidup menggereja.
1.6 Definisi Operasional
Di bawah ini adalah beberapa istilah dan penjelasannya. Istilah-istilah
tersebut adalah pengembangan, modul, nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus
Asisi yang yang bertujuan untuk memperjelas pemahaman tentang dasar
pengembangan.
1.6.1 Pengembangan adalah suatu cara atau proses tertentu dalam membuat
sesuatu.
1.6.2 Modul adalah suatu program kegiatan terkecil yang memiliki komponen
yang sistematis dan dapat dipelajari sendiri.
1.6.3 Nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi meliputi beriman, ugahari
dan sederhana, murah hati dan aktif dalam hidup menggereja.
1.6.4 Internalisasi ialah proses penghayatan suatu nilai tertentu yang dianggap
sebagai kebenaran ke dalam pribadi seseorang yang dapat terwujud dalam
sikap dan perilaku.
1.6.5 Guru adalah para dewan guru SD Fransiskus 2 Bandar Lampung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

Bab ini membahas kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan dan
kerangka berpikir yang akan dilakukan oleh peneliti. Kajian pustaka memuat
tentang tokoh St. Fransiskus Asisi dan kelima nilai “Berjiwa Besar” yang
diteladankanya, sejarah SD Fransiskus 2 Bandar Lampung beserta visi dan
misinya, model pengembangan dan penelitian ADDIE, serta teori tentang modul.
Kerangka berpikir berisi tentang kerangka konsep berpikir untuk menyelesaikan
masalah.
2.1 Fransiskus Asisi dan Nilai yang Diteladankannya
Pembahasan dalam bagian ini berkaitan tentang sejarah Fransiskus Asisi,
Nilai-nilai hidup Fransiskus Asisi, upaya SD Fransiskus 2 Bandar Lampung
dalam mengenal semangat hidup Fransikus Asisi dan nilai-nilai yang diharapkan
tumbuh di SD Fransiskus 2 Bandar Lampung sebagai sekolah yang berlindung
pada Fransiskus Asisi.
2.1.1 Sejarah Fransiskus Asisi
Sejarah Fransiskus Asisi menurut “Riwayat Hidup St. Fransiskus Asisi”
(Wahyosudibyo 1984) ia lahir pada tahun 1182 di kota Asisi Italia dan berasal
keluarga bangsawan. Ibunya, Donna Pica berasal dari keluarga Perancis.
Sedangkan ayahnya bekerja sebagai pedagang kain yang sukses di kota Asisi,
Italia. Semasa kanak-kanak, ia sering diajak oleh ibunya untuk mengikuti sekolah

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

minggu yang diadakan di gereja. Jadi sejak kecil, Fransiskus sudah mengenal
Yesus.
Saat Fransiskus memasuki masa remaja, ia cenderung mengikuti arus
kehidupan dengan berpesta pora bersama teman-temannya (Rosali, 2010:4). Pada
saat ia berusia 16 tahun, ia berhasrat menjadi seorang ksatria dengan menjadi
ksatria. Sang ayah merestui keinginannya dengan mengizinkannya mengikuti
peperangan saat kota Asisi diserang oleh tentara Perugia pada tahun 1202. Tentara
Asisi mengalami kekalahan yang cukup besar dalam pertempuran tersebut,
banyak tentara yang gugur dan menjadi tahanan tentara Perugia. Salah satu dari
tentara yang menjadi tahanan adalah Fransiskus. Selama satu tahun Fransiskus
ditahan dalam penjara. Akhirnya, ia dapat dibebaskan setelah ayahnya membayar
uang tebusan baginya.
Selang beberapa tahun kemudian tepatnya pada akhir tahun 1204 pecah
perang kembali antara Asisi dan Perugia. Panggilan Fransiskus untuk menjadi
ksatria untuk membela negaranya tetap berkobar. Ia bergabung kembali bersama
para tentara Asisi untuk berperang melawan Perugia. Rasa bangga pun ia rasakan
saat tinggal bersama para tentara Asisi untuk melawan Perugia. Pada malam
sebelum peperangan, Fransiskus mengalami suatu kejadian yang akhirnya
merubah seluruh orientasi hidupnya. Kejadiannya: ia bermimpi bertemu dengan
Yesus yang bertanya kepadanya

“Fransiskus....Fransiskus, kembalilah ke

rumahmu. Mengapa engkau mengabdi kepada hamba, bukan kepada Tuan?. Siapa
yang lebih besar Tuan atau hamba?” (Groenen, 2008:13).. Fransiskus terbangun
dari tidurnya dan ia terus-menerus merenungkan arti mimpinya itu. Hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

permenungan atas mimpinya itu membuatnya menjadi ragu-ragu untuk menjadi
tentara. Akhirnya Fransiskus memutuskan meninggalkan medan pertempuran.
Setelah meninggalkan medan pertempuran, Fransiskus tidak ingin lagi
mengabdi kepada raja dengan menjadi hamba atau tentara, melainkan ia
memutuskan untuk menolong para penderita kusta yang waktu itu disingkirkan.
Selain itu, ia pun menjadi seorang pendoa. Suatu hari, ketika ia sedang berdoa di
sebuah kapel di San Damiano, dari sebuah salib yang tergantung di altar ia
mendengar suara “Fransiskus pergilah dan perbaikilah Gereja-Ku yang nyaris
roboh ini”. Fransiskus terkesima dan juga bahagia mendengar suara tersebut, ia
merasa yakin bahwa inilah jawaban dari mimpi yang selama ini dipikirkannya. Ia
yakin bahwa Tuhan Yesus memintanya untuk mengabdi-Nya dengan cara
membangun gereja-Nya yang hampir roboh.
Terinspirasi dari suara itu, Fransiskus mengambil kain dagangan milik
orangtuanya kemudian menjualnya dan memberikannya kepada pastor paroki
untuk membangun gedung gereja. Pemberian Fransiskus tersebut di tolak oleh
pastor paroki. Kendati ditolak, Fransiskus tidak putus asa. Ia tetap bertekat
mewujudkan perintah Tuhan membangun Gereja-Nya yang roboh. Yaitu dengan
tetap mengunjungi gereja-gereja yang hampir roboh dan mulai membangunnya
sendiri.
Perbuatan baik yang dilakukan Fransiskus seperti membangun gedung
gereja dan menolong orang sakit terutama penderita kusta, tidak berjalan lancar.
Hal ini terjadi karena ayahnya menentang aktivitas pelayanan itu, tetapi
Fransiskus tetap melakukannya. Hingga akhirnya, Fransiskus diusir oleh ayahnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

dan ia juga diminta untuk melepaskan seluruh harta benda yang melekat pada
tubuhnya. Fransiskus dengan tekad bulat karena kecintaannya kepada Tuhan,
tanpa ragu melepaskan seluruh harta benda yang ada padanya bahkan pakaian
yang melekat pada tubuhnya. Demikianlah Fransiskus dengan telanjang
meninggalkan keluarga dan seluruh kekayaan yang ada di dalamnya. Seorang
uskup yang terharu melihat sikapnya, segera menghampirinya dan menyematkan
mantol untuk menutupi tubuh Fransiskus.
Fransiskus, hidup miskin, ia bekerja keras dengan tangannya, membantu
orang lain yang berkesusahan dan bersahabat dengan para penderita kusta. Selain
itu, Fransiskus banyak berdoa dan mewartakan injil disekitar Asisi. Cara hidup
Fransiskus menarik simpati dari banyak orang. Banyak golongan terpelajar dan
kaya raya yang mengikuti jejak Fransiskus hingga akhirnya, Fransiskus membuat
peraturan hidup bagi para pengikutnya.
Para pengikut Fransiskus diantaranya adalah ordo pertama, ordo kedua, ordo
ketiga regular dan ordo ketiga sekular. Ordo pertama terdiri dari para imam OFM,
OFM Capusin, dan OFM Conventual. Ordo kedua diikuti oleh para suster Claris
OSC hidup mereka dipingit dalam suatu komunitas tertentu (pertapaan), ordo
ketiga regular diikuti oleh para suster dan para bruder dan salah satunya adalah
FSGM. Ordo ketiga sekular adalah para kaum awam yang sudah hidup
berkeluarga dan menghayati semangat hidup Fransiskus Asisi.
FSGM, sebagai salah ordo ketiga regular Fransiskus Asisi ini, didirikan Sr.
M. Anselma Bopp. Kongregasi ini lahir di Thuine Jerman pada tanggal 25
November 1869. FSGM lahir di Jerman untuk melayani masyarakat Jerman yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

saat itu sangat miskin. Inilah alasan kuat bagi Sr. M. Anselma yang telah
mengambil semangat hidup Fransiskus Asisi menjadi landasan dalam karya
pelayanannya karena beliau merasa bahwa cara hidup yang beliau tempuh selaras
dengan cara hidup yang telah ditempuh oleh Fransiskus Asisi (Konstitusi FSGM
1987: 102). Cara hidup itu yaitu hidup dalam semangat kemiskinan dan berusaha
untuk mampu memberikan daya yang menghidupakan bagi semua orang yang
membutuhkan, menderita dan miskin.
2.1.2 Nilai-Nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi
Pengalaman hidup dan perjuangan Fransiskus yang berani meninggalkan
keluarganya untuk melayani orang kecil menunjukkan jika ia memiliki sikap
“Berjiwa Besar”. Berjiwa besar ialah sikap seseorang yang mau menerima
keadaan diri sendiri, bersikap optimis dan selalu memperjuangkan nilai-nilai yang
luhur. Nilai-nilai luhur yang diperjuangkan oleh Fransiskus adalah beriman,
ugahari dan sederhana, murah hati dan aktif dalam hidup menggereja.
Adapun nilai-nilai “Berjiwa Besar” St. Fransiskus Asisi tersebut, diuraikan
sebagai berikut:
a. Beriman
Secara sederhana sikap percaya kepada Allah disebut beriman. Menurut
Fransiskus beriman adalah sikap mencintai Allah dengan segenap hati, segenap
jiwa dan akal budi, segenap kekuatan serta mencintai sesamanya seperti dirinya
sendiri (Ladjar, 1988:181). Maksudnya, menjadi seorang yang beriman berarti
percaya sungguh-sungguh pada Allah, mengarahkan seluruh diri pada Allah dan
menunjukkannya dalam praktek hidup setiap hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar semakin mengenal Allah, yaitu
dengan berdoa. Hal serupa pun dilakukan oleh Fransiskus. Baginya, dengan
berdoa ia mampu menyampaikan segala keinginannya kepada Allah. Doa berikut
misalnya menggambarkan itu, “Allah yang Maha Tinggi dan penuh kemuliaan,
terangilah kegelapan hatiku, berilah aku iman yang benar, harapan yang teguh
dan kasih yang sempurna. Berilah aku ya Allah perasaan yang peka dan budi
yang cerah agar aku mampu melaksanakan perintah-Mu yang kudus dan tak
menyesatkan” (Doa Salib).
Fransiskus seorang pendoa yang sejati. Walaupun demikian, sebagai
seorang manusia ia tetap saja mengalami banyak tantangan dan kesulitan. Banyak
pengalaman yang tidak menyenangkan yang ia alami. Misalnya, ia diusir dari
keluarganya karena rajin berdoa dan menolong orang miskin sebab, perilaku
tersebut bertentangan dengan kehendak ayah yang tidak beriman dan kikir. Ia juga
pernah sakit parah dan hampir buta namun, hal itu tidak menghalanginya untuk
tetap berdoa dan pasrah kepada kehendak Tuhan. Berkat ketulusan doa dan
penyerahan diri yang total kepada Tuhan, ia mendapatkan penyembuhan dari
sakitnya, melalui seorang dokter yang mengobatinya.
Selain menjalin relasi yang baik dengan Allah, iman juga harus terwujud
dalam tindakan konkret sehari-hari. Tentang ini, Fransiskus sendiri telah
memberikan teladan. Ia merawat dan melayani orang sakit, terutama penderita
kusta. Dalam wasiatnya, ia menulis demikian, “ketika aku dalam dosa, aku amat
muak melihat orang kusta. Akan tetapi, Allah sendiri menghantar aku ke tengah
orang kusta dan aku merawat mereka dengan penuh kasihan”. (Ladjar: 2008,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

193). Pengalaman melayani orang sakit kusta, merupakan contoh konkret paktek
hidup beriman yang dilakukan Fransiskus yang sudah terarah pada Allah dan
sesama.
Kisah berikut ini, menunjukkan penghayatan iman St. Fransiskus Asisi:
Seperti hujan dan salju yang turun dari langit dan tidak kembali lagi
kesana, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan
tumbuh-tumbuhan….., demikianlah firman yang keluar dari mulut-Ku, Ia tidak
akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang
Kukehendaki, dan akan berhasil apa yang Kusuruhkan kepadanya” (Yes 55:1011). Kiranya firman inilah, yang telah tumbuh dan berkembang dalam diri
Fransiskus. Sejak kecil, ibunya telah memperkenalkan sosok Yesus kepadanya.
Dan disini pula ia belajar untuk mengimani Yesus.
Setelah Fransiskus beranjak dewasa, ia banyak mengalami perubahan.
Kemewahan keluarganya, telah membawanya jauh dari Yesus dan ia lebih senang
untuk hidup berfoya-foya bersama dengan teman-temannya. Sebagai anak
seorang bangsawan yang kaya raya, ia mempunyai banyak teman, di hormati dan
ia juga memiliki cita-cita yang besar yaitu sebagai ksatria bagi negaranya.
Fransiskus berusaha keras, untuk menggapai cita-citanya tersebut. Ia bergabung
bersama para ksatria negaranya untuk ikut berperang melawan penjajah namun,
ia mengalami kekalahan, ditangkap musuh dan dipenjarakan. Satu tahun
Fransiskus berada dalam penjara. Ia dapat terbebas dari penjara setelah
ayahnya membayar uang tebusan bagi dirinya.
Kegagalannya dalam mengikuti perang yang pertama ternyata tidak
menyurutkan hati Fransiskus untuk terus menggapai cita-citanya menjadi seorang
ksatria bagi negaranya. Hal itu terjadi karena dua tahun kemudian, pecah perang
kembali terjadi dan ia bergabung kembali dalam laskar pertempuran untuk
melawan Perugia. Ia merasa bangga tinggal bersama dengan para ksatria yang
lain untuk melawan musuh. Pada malam hari saat ia sedang tidur, ia bermimpi
bertemu dengan Yesus. Yesus dalam mimpinya berkata “Fransiskus....Fransiskus,
kembalilah ke rumahmu. Mengapa engkau mengabdi kepada hamba, bukan
kepada Tuan?. Siapa yang lebih besar Tuan atau hamba?”. Fransiskus terbangun
dari tidurnya. Ia terus-menerus memikirkan arti mimpinya itu akibatnya, ia
mengalami keraguan yang besar untuk melanjutkan pertempurannya melawan
Perugia. Keraguan dan keingintahuannya akan makna mimpinya, membuatnya
berani untuk memutuskan meninggalkan laskar pertempuran dan kembali ke
Asisi.
Setelah peristiwa mimpi itu, Fransiskus mengalami banyak perubahan. Ia
semakin rajin berdoa dan banyak berbuat kebaikan diantaranya ialah menolong
orang sakit kusta. Suatu hari, ketika ia sedang berdoa di sebuah kapel di San
Damiano, dari sebuah salib yang tergantung di altar ia mendengar suara
“Fransiskus pergilah dan perbaikilah Gereja-Ku yang nyaris roboh ini”.
Fransiskus terkesima dan juga bahagia mendengar suara tersebut, ia merasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

yakin bahwa inilah jawaban dari mimpi yang selama ini dipikirkannya. Ia yakin
bahwa Tuhan Yesus memintanya untuk mengabdi-Nya dengan cara membangun
gereja-Nya yang hampir roboh. Akhirnya tanpa ragu, Fransiskus melaksanakan
perintah tersebut dengan mulai membangun gereja secara fisik.
Perubahan yang terjadi dalam diri Fransiskus sangat ditentang oleh
ayahnya. Ayahnya, berusaha keras agar ia meninggalkan perbuatannya yang
baik itu. Beberapa kali ayahnya memberikan hukuman kepada Fransiskus yaitu
dengan hukuman cambuk dan dikurung dalam rumah. Harapannya, agar
Fransiskus jera dan kembali kepada ayahnya. Kendati demikian, Fransiskus tidak
pernah berkeinginan untuk meninggalkan perbuatan baik yang telah
dilakukannya. Justru sebaliknya, ia semakin bersemangat mengerjakannya. Sikap
Fransiskus yang tetap bersikeras melakukan perbuatannya yang baik itu,
membuat ayahnya geram. Hingga akhirnya, ayah Fransiskus memberikan pilihan
kepadanya siapa yang akan dipilihnya dirinya (ayahnya) atau perbuatan baik
yang menurut Fransiskus sebagai kehendak Tuhan.
Kecintaan Fransiskus kepada Yesus membuat Fransiskus berani
memberikan keputusan bahwa dirinya lebih memilih Tuhan dengan melakukan
karya baik yang selama ini telah ia lakukan dan memutuskan meninggalkan ayah
dan keluarganya. Keputusan Fransiskus ini semakin membuat ayahnya semakin
marah dan akhirnya ayahnya memintanya untuk melepaskan seluruh harta benda
yang ada pada dirinya. Permintaan sang ayah pun tidak berat bagi Fransiskus,
maka dengan segera ia mengembalikan semua harta benda yang ada pada
dirinya bahkan pakainan yang melekat pada tubuhnya (Mat 19:21). Demikianlah
Fransiskus telanjang pergi meninggalkan ayah, keluarga dan seluruh kekayaan
yang ada. Ia dengan tulus iklas meninggalkannya dan memilih Tuhan sebagai
satu-satunya harapan hidupnya. Ia akhirnya, mendapatkan mantol untuk
menutupi tubuhnya yang telanjang dari seorang uskup yang terharu melihat sikap
dan segala keputusan yang telah diambilnya.
Tindakan radikal yang telah dilakukan oleh Fransiskus untuk berani
meninggalkan segala-galanya dan memilih menjadi pelayan Allah hal ini terjadi
karena ia telah bersatu dengan Allah dan menjadikan Allah sebagai tujuan dan
arah hidupnya. Ia tidak lagi bimbang atau ragu akan pekerjaan yang
dilakukannya dalam bekerja membangun gereja dan menolong sesamanya yang
miskin, sakit dan menderita. Dan ia pun telah mencintai Allah dengan segenap
jiwa, kekuatan, akal budi dan seluruh keberadaan hidupnya (Mat 22:37).
Jadi, nilai-nilai beriman yang perlu diketahui oleh para guru antara lain:
Tabel 2.1 nilai-nilai “Beriman”
Nilai

Deskriptor
Mengerti iman sebagai penyerahan diri secara total kepada Allah

“Beriman”

Meluangkan waktu untuk beribadat dan berdoa
Merasa ada campur tangan Allah dalam seluruh perjalanan hidup
Pada waktu mengalami kesulitan, bersandar pada kekuatan Allah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Oleh karena mengalami dicintai oleh Allah, maka membalas cinta-Nya itu
dengan mencintai sesama.
Yakin setiap kebaikan yang diterima berasal dari Tuhan
Bersyukur kepada Tuhan untuk semua anugerah yang telah diterima dalam
hidup ini.

b. Ugahari dan Sederhana
Kehidupan orang pada zaman ini, diwarnai dengan semangat untuk mencari
kenikmatan diri (hedonisme), menikmati segalanya tanpa memikirkan penting
atau tidaknya (konsumerisme), semangat mencari segala yang segera dapat
dirasakan hasilnya berupa benda-benda (materialisme) dan semangat untuk
mencari yang serba cepat atau gampang. Kecenderungan ini, membuat manusia
hanya mengandalkan pada sesuatu yang tampak. Segala sesuatunya juga dinilai
dari banyaknya harta benda yang dimiliki. Selain itu, manusia kurang mampu
mengendalikan diri. Mereka menjadi rakus, kejam, dan jarang yang mengenal
saudara, orang lain menjadi ancaman.
Hidup ugahari adalah sikap hidup seseorang yang dalam kepemilikan dan
penggunaan harta benda tidak berlebih-lebihan namun berani berkata cukup.
Sedangkan sederhana menunjukkan sikap bersahaja dan tidak berlebih-lebihan.
Memang benar bahwa hidup manusia memerlukan harta benda sebagai penunjang
hidup. Namun keliru, bila dalam penggunaannya berlebih-lebihan. Fransiskus
Asisi memandang bahwa harta benda bukan sesuatu hal yang paling penting
dalam hidup, tetapi ia menggunakan harta benda tersebut sesuai dengan nilai
fungsionalnya. Tujuan penggunaan harta benda, bukan untuk bermegah-megah
atau untuk menunjukkan kehebatan tetapi digunakan sebagai sarana untuk hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Praktek hidup Fransiskus menunjukkan hal itu. Ia mengenakan pakaian (jubah)
petani miskin. Tempat tinggalnya sangat sederhana. Ia bersama para pengikutnya
hidup dari bekerja keras setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap hari.
Kisah berikut sikap hidup ugahari dan sederhana yang dijalankan oleh
Santo Fransiskus Asisi:
Fransiskus sebagai seorang anak pedagang kain yang sukses, seringkali
mengenakan pakaian yang maha indah. Selain itu, ia juga senang mengadakan
pesta bersama teman-temannya. Makanan dan minuman yang istimewa selalu ia
hidangkan untuk teman-temannya. Sikapnya yang murah hati dan kedudukannya
sebagai seorang anak bangsawan, membuat ia disenangi, disanjung dan
dihormati oleh teman-temannya.
Kebiasaan Fransiskus dalam mengenakan pakaian yang indah-indah dan
berpesta pora kini telah berakhir setalah ia memutuskan untuk memilih menjadi
pelayan Tuhan. Pilihan hidup yang telah ditentukannya, telah memberikan
konsekuensi yang berat juga bagi hidupnya. Misalnya, dahulu ia banyak memiliki
teman namun setelah ia hidup miskin dan sendiri teman-teman itu pun tak ada
yang peduli lagi. Pernah suatu hari ketika ia bertemu dengan salah seorang
temannya, Fransiskus menyapanya namun teman itu justru menghinanya sebagai
seorang seorang yang bodoh. Dahulu juga Fransiskus tinggal di rumah yang
hangat, aman dan nyamannamun kini ia tinggal di sebuah kapel di San Damiano
yang berantakan dan hampir roboh.
Setiap hari Fransiskus harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Bila dahulu Fransiskus menghabiskan uang hanya untuk
kesenangannya bersama dengan teman-temannya, kini ia membagikan hasil
kerjanya dengan para penderita kusta dan sebagian lagi ia kumpulkan untuk
pembangunan gereja. Fransiskus tidak lagi memikirkan kesenangan dirinya
namun ia memikirkan para penderita kusta dan pembangunan gereja sesuai
dengan arti mimpi yang telah ia yakini sebagai kehendak Tuhan.
Keinginana Fransiskus sangat kuat untuk mewujudkan apa yang
dikehendaki Tuhan walaupun demikian, banyak orang yang tidak perduli akan
apa yang dikerjakannya. Justru sebaliknya, banyak orang yang menganggapnya
sudah gila dan tidak manusiawi lagi. Apa yang telah dilakukan oleh Fransiskus
sangat bertentanagan dengan pola pikir masyarakat pada waktu itu. Misalnya,
banyak orang yang menjahui para penderita kusta, namun Fransiskus justru
merawat dan berteman dengan mereka. Banyak orang mengejar kekayaan,
kenyamanaan, hidup enak namun Fransiskus justru meninggalkan itu semua dan
memilih hidup miskin. Pilihan hidup Fransiskus itulah yang membuat orang
mengganggapnya sudah gila dan tidak wajar lagi. Oleh sebab itu, ia seringkali
mendapat penghinaan, menjadi bahan tertawaan, seringkali juga diusir dan
ditolak oleh penduduk Asisi. Fransiskus tidak pernah putus asa, menghadapi
perlakuan kasar orang lain terhadapnya. Ia tetap berjuang terus untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

mewujudkan mimpinya menjadi pelayan Tuhan. Hal itu ia wujudkan dengan tetap
bekerja keras, merawat orang sakit kusta dan mencari dana untuk pembangunan
gereja.
Berikut ini adalah nilai-nilai ugahari dan sederhana yang harus dipahami
oleh para guru.
Tabel 2.2 nilai-nilai “Ugahari dan Sederhana”
Nilai

Deskriptor
Membeli barang-barang sesuai kebutuhan

“Ugahari

dan

Sederhana”

Membeli barang sesuai kemampuan
Mensyukuri penghasilan yang diterima setiap bulan
Mengelola keuangan dengan cermat supaya tidak melebihi pengeluaran
Menggunakan barang-barang secara tidak berlebihan.
Sadar harta benda yang dimiliki adalah anugrah Tuhan yang harus di
gunakan dengan tepat guna

c. Murah Hati
Murah hati adalah sikap mudah memberi kepada orang lain. Seorang yang
murah hati, tidak akan berdiam diri ketika melihat sesamanya sakit dan menderita.
Hatinya akan cepat tergerak untuk memberikan bantuan seberapun itu besarnya.
Sikap spontan yang dimiliki oleh seorang yang murah hati senantiasa dilandasi
oleh hati yang tulus, jujur dan tanpa mengharapkan imbalan. Selain itu, seorang
yang murah hati tidak akan membeda-bedakan orang yang ditolongnya. Baginya,
siapa pun itu orangnya dan ia mengalami kesulitan dan penderitaan dialah sesama
yang membutuhkan pertolongan.
Fransiskus dalam hal ini menegaskan bahwa hendaknya kita bersedia
membagikan apa yang kita punyai kepada orang lain (Iriarte, 1995). Sikap mau
membagi apa yang kita miliki kepada orang lain terutama yang miskin adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

sikap yang murah hati. Sikap ini sehakekat dengan sikap Tuhan yang murah hati
memberikan kepada umat manusia. Tuhan memberikan segalanya untuk umat
manusia. Murah