Pembinaan hidup religius para suster yunior kongregasi suster-suster Fransiskanes Sibolga dalam proses pematangan pribadi berdasarkan nilai-nilai spiritualitas Santo Fransiskus Asisi - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PEMBINAAN N HIDUP RE ELIGIUS P PARA SUST TER YUNIO OR

KONGRE EGASI SUSTER-SUST TER FRANS SISKANES SIBOLGA A DALAM

PROSE ES PEMATA ANGAN PR RIBADI BER RDASARK KAN NILAI--NILAI

SPIRITU UALITAS S SANTO FR RANSISKUS S ASISI

  

SKRIPSI

Diaajukan untuk M Memenuhi Saalah Satu Syaarat

Memperoleh Gelar Sarjanaa Pendidikan M

  

Prog gram Studi Ilm mu Pendidikaan Kekhususaan Pendidikan n Agama Kato olik

Oleh

Elizzabeth Sireg gar

  

NIM M: 0711240 019

PROG GRAM STU UDI ILMU U PENDIDIK KAN

KEKHUSU USAN PEN NDIDIKAN AGAMA K KATOLIK

JURUSAN ILMU PEN J NDIDIKAN

FAKULTA AS KEGURU UAN DAN IILMU PEN NDIDIKAN

UN NIVERSITA AS SANATA A DHARM MA

YO OGYAKART TA

  

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan kepada yang kucintai Kongregasi OSF Sibolga yang telah mendewasakan aku, para suster komunitas Saudara Leo Yogyakarta yang mencintaiku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    MOTTO

  “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.”

  (Kolose 3:17)

             

           

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    ABSTRAK

  Judul skripsi PEMBINAAN HIDUP RELIGIUS BAGI PARA SUSTER YUNIOR

  

KONGREGASI SUSTER-SUSTER FRANSISKANES SIBOLGA DALAM

PROSES PEMATANGAN PRIBADI BERDASARKAN NILAI-NILAI

SPIRITUALITAS ST. FRANSISKUS ASISI. Pemilihan judul ini didasari oleh suatu

  kerinduan dan harapan penulis akan pemahaman dan penghayatan nilai-nilai spiritualitas St. Fransiskus Asisi yang benar dan utuh dalam hidup persaudaraan OSF Sibolga. Spiritualitas St. Fransiskus Asisi merupakan semangat dan cara hidup sesuai dengan Injil Yesus Kristus. Dengan menghayati nilai-nilai spiritualitas St. Fransiskus Asisi para suster yunior telah hidup sesuai Injil.

  Para suster OSF Sibolga yang telah memilih hidup menurut semangat dan teladan hidup St. Fransiskus Asisi dan Konstitusi OSF Sibolga diharapkan mampu memahami dan menghayati nilai-nilai spiritualitas dengan utuh. Namun, kerapkali nilai- nilai spiritualitas tidak tampak dalam kehidupan para suster. Cara hidup yang diteladankan St. Fransiskus Asisi yang menjadi pedoman dan semangat hidup para pendiri OSF Sibolga kurang dapat diterapkan dalam kehidupan para suster zaman sekarang. Hal ini dapat dilihat dari gaya hidup sebagian para suster dalam persaudaraan. Gaya hidup yang kurang memiliki semangat dan daya juang telah memasuki hidup para suster sehingga semangat untuk bertekun dan setia pada komitmen menjadi terlupakan. Situasi ini menjadi tantangan dalam menghayati nilai-nilai spiritualitas St. Fransiskus Asisi. Para suster perlu bersikap tegas pada pilihan hidup sebagai religius yang menjadi pilihannya sendiri dalam menanggapi panggilan Tuhan.

  Menyadari bahwa dalam praksis hidup sehari-hari nilai-nilai spiritualitas St. Fransiskus Asisi kurang dapat dilaksanakan, perlu usaha pembinaan terus-menerus sehingga dalam proses pematangan pribadi nilai-nilai spiritualitas St. Fransiskus Asisi dapat dihayati dan diterapkan dalam hidup persaudaraan.

  Untuk menanggapi permasalahan tersebut ditawarkan salah satu bentuk pembinaan melalui katekese model Shared Christian Praxis. Dengan model katekese yang dialogis dan pastisipatif ini, peserta diajak untuk merefleksikan secara kritis pengalaman penghayatan nilai-nilai spiritualitas St. Fransiskus Asisi dalam hidup sehari-hari. Pengalaman tersebut akan dikonfrontasikan dengan semangat hidup St. Fransiksus Asisi dan Konstitusi OSF Sibolga sehingga tumbuh suatu sikap dan kesadaran baru yang memberi motivasi untuk meningkatkan penghayatan dan penerapan nilai-nilai spiritualitas St. Fransiskus Asisi dalam hidup persaudaraan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    ABSTRACT

  The title of this graduating paper is THE FORMATOR OF THE

  

RELIGIOUS LIFE FOR THE JUNIOR SISTERS OF THE CONGREGATION

OF THE SISTERS OF FRANSISCAN OF SIBOLGA IN THE PROCESS OF

PERSONAL MATURATION BASED ON THE SPIRITUAL VALUES OF ST.

FRANCIS OF ASSISI. This title was selected due to the writer’s longing and hope for

the correct and full understanding and comprehension of the spiritual values of St.

  Francis of Assisi in the congregational life of the OSF (the St. Francis Order) of Sibolga. The spirituality of St. Francis of Assisi is the spirit and way of life in acordance with the Gospel of Jesus Christ. By comprehending the spiritual values of St. Francis of Assisi, the junior sisters have lived in accordance with the Gospel.

  The sisters of the OSF of Sibolga who have chosen to live in accordance with the spirit and exemplary life of St. Francis of Assisi and the Constitution of the OSF of Sibolga are expected to be able to fully understand and live out the spiritual values. However, the spiritual values are often imperceptible in the life of the sisters. The way of life exemplified by St. Francis of Assisi, which becomes the guidance and spirit of life of the founders of the OSF of Sibolga is not easy to practice in the life of the sisters nowadays. This is perceptible in the lifestyle of some sisters of the congregation. A lifestyle which lacks of spirit and willpower has entered into the life of the sisters so that the spirit to persevere and to be faithful to their commitments can be forgotten. This situation presents a challenge in living out the spiritual values of St. Francis of Assisi. The sisters need to be firm with their choice of life as religious, which has become their own choice, in response to the call of God.

  Realizing that, in the practice of everyday life, the spiritual values of St. Francis of Assisi is not easy to conduct, a continuous formation effort is necessary so that, in the process of personal maturation, the spiritual values of St. Francis of Assisi can be lived out and practiced in the congregational life.

  In response to this problem, one type of formation through a cathecism of the Shared Christian Praxis model is offered. With this dialogic and participative cathecism model, the participants are invited to critically reflect their experience in living out the spiritual values of St. Francis of Assisi in everyday life. Their experience is confronted with the spirit of life of St. Francis of Assisi and the Constitution of the OSF of Sibolga so that new attitude and awareness which provide motivation to improve their comprehesion and practice of the spiritual values of St. Francis of Assisi in the congregational life can grow.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan yang maha baik, karena kasih-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul PEMBINAAN HIDUP RELIGIUS

  

PARA SUSTER YUNIOR KONGREGASI SUSTER-SUSTER FRANSISKANES

SIBOLGA DALAM PROSES PEMATANGAN PRIBADI BERDASARKAN

NILAI-NILAI SPIRITUALITAS ST. FRANSISKUS ASISI.

  Skripsi ini merupakan karya ilmiah dan sumbangan terhadap pembinaan hidup religius khususnya kepada para suster yunior OSF Sibolga dan sekaligus untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan di FKIP-JIP-Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Proses penulisan skripsi ini tidak berjalan dengan mulus, namun penulis dapat belajar untuk semakin tekun dan tidak mudah putus asa. Penulis sangat berterimakasih kepada berbagai pihak yang telah menyumbangkan ide dan gagasannya, kemudahan dan kesempatan sehingga memungkinkan terselesaikannya skripsi ini. Secara khusus terima kasih penulis sampaikan kepada:

  1. Drs. H. J. Suhardiyanto, SJ., selaku Kaprodi IPPAK Universitas Sanata Dharma yang telah berkenan dan sabar membimbing penulis selama kuliah di kampus

  IPPAK.

  2. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ., Sebagai pembimbing utama, yang penuh kesabaran dan kerelaan untuk mendampingi, membimbing, dan memberi masukan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini dari awal hingga selesai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  3. Drs. F.X. Heryatno W.W, SJ., M.Ed. sebagai dosen penguji II sekaligus pembimbing akademik yang memberi semangat, masukan dan dukungan baik selama kuliah maupun dalam penyusunan skripsi ini.

  4. Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd. sebagai dosen penguji III yang bersedia meluangkan waktu dan memberikan masukan dan dukungan kepada penulis.

  5. Para Dosen dan staf Karyawan IPPAK yang telah membimbing dan memberi dukungan selama penulis kuliah di IPPAK Sanata Dharma Yogyakarta.

  6. Dewan Pimpinan Regio dan seluruh persaudaraan OSF Sibolga yang memberikan kepercayaan dan kesempatan bagi penulis untuk studi di IPPAK Universitas Sanata Dharma.

  7. Segenap suster yunior Kongregasi OSF Sibolga, di komunitas Nias, Tapanuli Tengah, Medan dan para suster di mana pun berada baik yang masih studi maupun yang sudah berkarya, yang telah berpartisipasi memberikan dukungan moral dam material kepada penulis selama belajar sampai selesai skripsi ini.

  8. Teman-teman angkatan 2007/2008 khususnya Sr. Mariela CB, Sr. Hironima KSFL dan saudara Rikardus OFM yang selalu memberi semangat, kegembiraan, masukan dan pinjaman buku untuk penyelesaian skripsi ini.

  9. Para suster OSF Sibolga komunitas Demangan Yogyakarta, yang mendukung dan menyemangati penulis selama studi dan saat penulisan skripsi ini.

  10. Bapak, kakak dan adik-adikku yang memberi semangat dan dukungan dan selama penulis menempuh studi di Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  11. Kepada semua sahabat dan kenalan yang terlibat mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  Akhirnya penulis menyadari, bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan yang membutuhkan koreksi dari para pembaca, baik dari segi penulisan maupun dari segi isi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca sekalian. Terima kasih.

  Yogyakarta, 12 April 2012 Penulis

  Elizabeth Siregar

               

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv MOTTO ................................................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... vii ABSTRAK ............................................................................................................ viii ABSTRACT .......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .......................................................................................... x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xiii DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xviii

  BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3 C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 4 D. Manfaat Penulisan ................................................................................... 4 E. Metode Penulisan..................................................................................... 5 F. Sistematika Penulisan .............................................................................. 5 BAB II. SPIRITUALITAS SANTO FRANSISKUS ASISI DALAM PEMBINAAN HIDUP RELIGIUS SUSTER YUNIOR KONGREGASI SUSTER-SUSTER FRANSISKANES SIBOLGA ................................ 7 A. Pengertian Spiritualitas ........................................................................... 7

  1. Pengertian Spiritualitas secara umum ................................................. 7

  2. Spiritualitas St. Fransiskus Asisi ......................................................... 9

  B. Nilai-nilai yang Ditawarkan Spiritualitas St. Fransiskus Asisi .............. 10

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  2. Semangat Pertobatan ........................................................................... 12

  3. Semangat Doa ..................................................................................... 13

  4. Semangat Kemiskinan ......................................................................... 15

  a. Hidup Tanpa Milik .......................................................................... 15

  b. Mengabdi Tuhan dalam Kemiskinan dan Kerendahan Hati .......... 16

  c. Hidup Saling Melayani .................................................................... 18

  d. Kebebasan Roh................................................................................ 19

  C. Spiritualitas Kongregasi OSF Sibolga .................................................... 20

  1. Sejarah Kongregasi OSF di Reute ...................................................... 21

  a. Latar Belakang Berdirinya OSF Sibolga ........................................ 22

  b. Tujuan Berdirinya Kongregasi OSF Sibolga ................................. 23

  c. Visi dan Misi Kongregasi OSF Sibolga ......................................... 24

  2. Nilai-nilai Spiritualitas Kongregasi OSF Sibolga .............................. 25

  a. Cinta Persaudaraan dalam Komunitas ............................................ 25

  b. Kasih kepada sesama Menderita .................................................... 26

  D. Pembinaan Hidup Religius ...................................................................... 27

  1. Pengertian Pembinaan secara Umum ................................................. 27

  a. Tujuan Pembinaan .......................................................................... 28

  b. Pendekatan-pendekatan dalam Program Pembinaan ..................... 29

  2. Hidup Religius ................................................................................... 30

  a. Pengertian Hidup Religius ............................................................ 31

  b. Tujuan Pembinaan Hidup religius .................................................. 32

  c. Aspek yang Diharapkan Tumbuh dalam Hidup Religius ............... 33

  E. Dinamika Pembinaan Yuniorat............................................................... 34

  1. Tahap Pembinaan Religius .................................................................. 35

  a. Pembinaan Aspiran ....................................................................... 35

  b. Pembinaan Postulat ....................................................................... 35

  c. Pembinaan Novisiat ........................................................................ 36

  d. Pembinaan Yuniorat ....................................................................... 37

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    e. On Going Formation ......................................................................

  38

  2. Pembinaan Kematangan Pribadi Yuniorat .......................................... 39

  a. Keterbukaan dan Kepercayaan ........................................................ 39

  b. Komunitas ...................................................................................... 39

  c. Pendampingan dan Bimbingan ........................................................ 41

  d. Pembina ........................................................................................... 41

  e. Tanggungjawab Pribadi ................................................................... 42

  f. Pengolahan Diri ............................................................................... 43 1) Doa ............................................................................................... 43 2) Keheningan dan Kesadaran ......................................................... 44

  F. Ciri-ciri Kedewasaan Pribadi ................................................................... 45

  1. Memiliki Keyakinan Diri ................................................................... .... 45

  2. Mampu Mempercayai Orang Lain ...................................................... 45

  3. Memiliki Sikap Realistis .................................................................... .... 46

  4. Memiliki Cinta yang Tidak Egois ............................................... ............ 46

  BAB III. PENELITIAN TENTANG PENGHAYATAN NILAI-NILAI SPIRITUALITAS ST. FRANSISKUS ASISI DALAM PEMBINAAN HIDUP RELIGIUS SUSTER YUNIOR OSF SIBOLGA ................. 48 A. Gambaran Umum Suster Yunior OSF Sibolga ..................................... 48

  1. Gambaran Suster Yunior OSF Sibolga .............................................. 48

  B. Persiapan Penelitian ............................................................................. 49

  1. Latar Belakang Penelitian .................................................................. 49

  2. Rumusan Masalah .............................................................................. 50

  3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 51

  4. Pengumpulan Data ............................................................................. 51

  5. Responden Penelitian ......................................................................... 52

  6. Variabel Penelitian ............................................................................. 52

  7. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 53 8. Prosedur Pengolahan Data .................................................................

  53

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  9. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ....................................... 54

  

C. Laporan dan Pembahasan Hasil Penelitian ............................................. 54

  1. Laporan Penelitian .............................................................................. 55

  2. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 61

  3. Kesimpulan Penelitian ........................................................................ 70

  BAB IV. PENDEKATAN KATEKETIS DALAM USAHA MENINGKATKAN PEMBINAAN HIDUP RELIGIUS PARA SUSTER YUNIOR KONGREGASI OSF SIBOLGA .......................... 72 A. Gambaran Umum Katekese .................................................................. 72

  1. Pengertian Katekese .......................................................................... 72

  2. Bentuk Katekese................................................................................ 75

  3. Tujuan Katekese ................................................................................ 75

  4. Isi Katekese ....................................................................................... 77

  5. Tugas Katekese ................................................................................. 77

  6. Unsur-unsur Katekese ...................................................................... 78

  B. Peranan Katekese dalam Meningkatkan Penghayatan Spiritualitas St. Fransiskus Asisi ............................................................................... 80

  1. Katekese Membantu Pengungkapan Pengalaman Konkrit Peserta ... 80

  2. Katekese Membantu Proses Peningkatan Penghayatan Nilai-nilai Spiritualitas St. Fransiskus Asisi ........................................................ 81

  C. Pemilihan Model Katekese .................................................................... 81

  1. Model Shared Christian Praxis ........................................................ 82 2. Langkah-langkah Katekese Model Shared Christian Praxis ............

  84 D. Usulan Program Katekese ..................................................................... 86

  1. Latar Belakang Penyusunan Program ............................................... 86

  2. Tujuan Penyusunan ........................................................................... 87

  3. Tema dan Tujuan............................................................................... 88

  4. Penjabaran Program Katekese........................................................... 89

  5. Petunjuk Pelaksanaan ........................................................................ 91

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  6. Contoh Persiapan Katekese ............................................................... 92

  BAB V. PENUTUP ............................................................................................... 106 A. Kesimpulan ............................................................................................. 106 B. Saran ....................................................................................................... 109 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 111 LAMPIRAN .......................................................................................................... 113 Lampiran 1: Surat Pengantar Penelitian ..................................................... (1) Lampiran 2: Surat Pengantar Penelitian ke Komunitas ............................. (2) Lampiran 3: Kuesioner Penelitian .............................................................. (3) Lampiran 4: Daftar Suster Yunior OSF Sibolga ........................................ (6) Lampiran 5: Pedoman Wawancara ............................................................ (8) Lampiran 6: Hasil Wawancara .................................................................. (9) Lampiran 7: Cerita untuk Katekese ............................................................ (11)

                           

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

DAFTAR SINGKATAN

  A. Singkatan Kitab Suci

  Semua singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti singkatan Kitab Suci sesaui dengan daftar singkatan Perjanjian Baru dalam Alkitab Katolik Deutrokanonik cetakan tahun 2000 oleh Bimas Katolik Departemen Agama, Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV. Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 8.

  Mat : Matius Mrk: Markus Luk: Lukas

  Kis: Kisah para Rasul

  2 Kor: 2 Korintus

  1Ptr: 1 Petrus Gal: Galatia

  B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

  ` CT: Cathechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, klerus dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini,

  16 Oktober 1979 KHK: Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II tanggal 25 Januari 1983.

  PC: Perfectae Caritatis, Dokumen Konsili Vatikan II tentang pembaruan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

C. Singkatan lain

  PKKI: Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia AngTBul: Anggaran dasar yang diteguhkan dengan bulla (tahun 1223); biasa diistilahkan dengan Anggaran Dasar definitip.

  AngBul: Anggaran dasar dengan bulla (tahun 1221) Konst: Konstitusi OSF Sibolga Art: Artikel

  AD: Anggaran Dasar Was: Wasiat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Panggilan hidup sebagai religius pada zaman ini dihadapkan dengan sejumlah

  tantangan dan godaan yang bersifat instan. Banyak para pemudi masuk sebagai calon anggota tarekat religius tergolong dalam generasi instan yang memiliki kecenderungan ingin langsung hidup enak, tidak memiliki kesabaran dan daya tahan untuk memulai sesuatu dari bawah, cepat menyerah bila berhadapan dengan kesulitan, berpenampilan terlalu percaya diri, merasa sudah tahu dan jarang mau bertanya kepada para pendahulu yang sudah berpengalaman. Sulit membuat komitmen untuk seumur hidup, kenyataan ini tampak dari lebih mudahnya orang ganti haluan dalam memilih jalan hidup ketika mengalami keraguan atau kesulitan.

  Adanya gejala individualisme semakin banyak ditemukan misalnya: kuatnya keinginan untuk mengejar aktualisasi diri, sulitnya membangun hidup berkomunitas dan semangat kebersamaan (Darminta, 2003: 236-240).

  Tantangan-tantangan tersebut berangkat dari situasi zaman yang terus berubah dan sekaligus perubahan mentalitas dan paradigma terhadap hidup. Seorang yang memilih hidup religius juga berhadapan dengan perubahan-perubahan tersebut. Perubahan-perubahan antara lain berkaitan dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, kemajuan dalam bidang teknologi dan informasi, dan lain sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  peradaban manusia. Namun disisi lain kemajuan-kemajuan tersebut semakin membuat manusia terasing dari dirinya sendiri dan lebih parah lagi bisa menjadi sumber yang merusak manusia dan dunianya (Sudiarja, 2003:11).

  Dalam kenyataan, kemajuan teknologi yang semakin canggih kadang-kadang juga membawa pengaruh terhadap perkembangan pribadi suster yunior. Apabila pribadi suster yunior kurang dewasa dan matang akan mudah terpengaruh oleh tawaran-tawaran dan terbawa arus, tidak mempunyai sikap dan prinsip yang kuat.

  Dalam hidup bersama di komunitas sering para suster yunior mengalami hambatan baik dari luar dan dari dalam diri suster yunior sendiri. Hambatan dari luar sering dijumpai oleh suster yunior misalnya: kesibukan studi, tuntutan kerja yang terlalu banyak, situasi komunitas. Selain itu tidak adanya keteladanan dan kesungguhan dari suster senior untuk ikut serta membimbing dan membina para suster yunior.

  Sedangkan hambatan dari dalam diri yunior sendiri adalah tidak disiplin dalam aturan yang ditetapkan di komunitas, kurang berefleksi, malas membaca dan merenungkan Anggaran Dasar dan konstitusi kongregasi, hidup doa yang dangkal dan enggan untuk mengolah perasaan, nilai-nilai spiritualitas kongregasi yang kurang diperdalam dan terlalu terlena dengan kemapanan.

  Menanggapi masalah-masalah yang terjadi kongregasi berusaha untuk meningkatkan pembinaan hidup religius agar pribadi para suster yunior semakin matang dan mantap tidak mudah terpengaruh atau pun goyah bila menghadapi situasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  para suster yunior, sebagai pribadi yang terus bertumbuh perlu dibimbing dan diarahkan untuk menemukan nilai-nilai spiritualitas yang hakiki.

  Keprihatinan penulis dalam hal ini secara khusus terarah pada upaya pembinaan para suster yunior dalam Kongregasi OSF Sibolga. Sejauh pengamatan penulis, para suster yunior dalam Kongregasi OSF Sibolga perlu dibantu untuk bertumbuh dalam kematangan pribadi sebagai seorang pengikut Santo Fransiskus Asisi.

  Oleh karena itu penulis mengangkat judul skripsi PEMBINAAN HIDUP RELIGIUS PARA SUSTER YUNIOR KONGREGASI SUSTER-SUSTER FRANSISKANES SIBOLGA DALAM PROSES PEMATANGAN PRIBADI BERDASARKAN NILAI-NILAI SPIRITUALITAS SANTO FRANSISKUS ASISI.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan beberapa permasalahan antara lain:

  1. Bagaimana spiritualitas St. Fransiskus Asisi ditanamkan dalam pembinaan hidup religius para suster yunior OSF Sibolga ?

  2. Sejauh mana nilai-nilai spiritualitas St. Fransiskus Asisi dihayati para suster yunior OSF Sibolga dalam proses pematangan pribadi ?

  3. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pembinaan hidup religius bagi para suster yunior OSF Sibolga dalam proses pematangan pribadi berdasarkan nilai-nilai spiritualitas St. Fransiskus Asisi ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    C.

   Tujuan Penulisan

  Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini sesuai dengan judul : Pembinaan Hidup Religius Para Suster yunior OSF Sibolga dalam Proses pematangan Pribadi Berdasarkan Spiritualitas St. Fransiskus Asisi.

  1. Mengenal spiritualitas St. Fransiskus Asisi dan pembinaan hidup religius para suster yunior OSF Sibolga.

  2. Menggali penghayatan nilai-nilai spiritualitas St. Fransiskus Asisi dalam diri para suster yunior OSF Sibolga.

  3. Mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pembinaan hidup religius suster yunior OSF Sibolga dalam proses pematangan pribadi berdasarkan nilai-nilai spiritualitas St. Fransiskus Asisi.

D. Manfaat Penulisan

  Penulisan ini dapat memberi manfaat:

  1. Bagi penulis, memahami secara mendalam secara teoritis nilai-nilai spiritualitas St. Fransiskus Asisi dalam pembinaan hidup religius dan memampukan penulis untuk berefleksi sebagai suster yunior OSF Sibolga.

  2. Memberikan sumbangan kepada kongregasi dalam mengevaluasi proses pembinaan hidup religius para suster yunior OSF Sibolga yang selama ini dilaksanakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  3. Meningkatkan kemampuan para pembina dalam membuat persiapan proses pembinaan dan memotivasi para suster yunior OSF Sibolga untuk tetap bersemangat dalam mengikuti pembinaan hidup religius.

  E. Metode Penulisan

  Penulisan ini menggunakan metode deskriptif analisis yakni menggambarkan secara nyata keadaan yang terjadi dalam pembinaan hidup religius suster yunior OSF Sibolga. Penelitian dilakukan melalui kuesioner dan wawancara yang dikumpulkan penulis untuk mencari data. Pendekatan deskriptif ini juga dilakukan dengan studi pustaka serta penemuan refleksi pribadi.

  F. Sistematika Penulisan

  Judul yang dipilih Pembinaan Hidup Religius Para Suster Yunior Kongregasi Suster-suster Fransiskanes Sibolga dalam Proses Pematangan Pribadi Berdasarkan Nilai-nilai Spiritualitas St. Fransiskus Asisi. Secara keseluruhan penulisan ini terbagi dalam lima bab. Adapun perinciannya sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan Bab ini merupakan pendahuluan yang menguraikan: latar belakang, rumusan

  masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  

Bab II Spiritualitas St. Fransiskus Asisi dalam Pembinaan Hidup Religius

Suster Yunior OSF Sibolga. Bab kedua ini memaparkan tentang pengertian spiritualitas secara umum, lalu

  dijelaskan mengenai spiritualitas St. Fransiskus Asisi dan dipaparkan juga tentang Spiritualitas Kongregasi OSF Sibolga dan pembinaan hidup religius suster yunior OSF Sibolga.

  Bab III Metodologi Penelitian Bab ini berisi penelitian tentang penghayatan nilai-nilai spiritualitas St. Fransiskus Asisi dalam pembinaan hidup religius yunior OSF Sibolga, dengan pemahaman ini

  diharapkan para suster yunior OSF Sibolga mampu memiliki kematangan pribadi berdasarkan spiritualitas St. Fransiskus Asisi.

  Bab IV Usulan Program Bab ini merupakan usulan program katekese model Shared Christian Praxis bagi

  para suster yunior OSF Sibolga yang meliputi: pengertian katekese model Shared

  

Christian Praxis, tujuan, usulan tema-tema katekese Shared Christian Praxis dan

usulan persiapan katekese Shared Christian Praxis.

  Bab V Penutup Bab ini menyampaikan kesimpulan penulisan yang juga disertai dengan saran-saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

BAB II SPIRITUALITAS SANTO FRANSISKUS ASISI DALAM PEMBINAAN HIDUP RELIGIUS SUSTER YUNIOR KONGREGASI SUSTER-SUSTER FRANSISKANES SIBOLGA Dalam pembinaan, para religius muda sudah mengetahui spiritualitas St. Fransiskus Asisi, namun dalam hidup sehari-hari religius muda belum memahami

  secara mendalam semangat, bentuk dan nilai-nilai spiritualitas St. Fransiskus Asisi yang menjadi teladan dan semangat kongregasi. Oleh karena itu, bab II ini akan terlebih dahulu menguraikan pengertian spiritualitas secara umum dan spiritualitas St. Fransiskus Asisi, kemudian membahas pembinaan hidup religius suster yunior OSF Sibolga. Pada bagian akhir akan dipaparkan pribadi yunior yang dewasa menurut Kongregasi Suster-suster Fransiskanes Sibolga.

A. Pengertian Spiritualitas

1. Pengertian Spiritualitas secara Umum Spiritualitas berasal dari kata Latin Spiritus yang berarti roh, jiwa, semangat.

  Dari kata Latin ini terbentuk kata Prancis ι’esprit dan kata bendanya la spiritualitÄ•. Dari kata ini, kita mengenal dalam bahasa Inggris spirituality yang dalam bahasa Indonesia menjadi spiritualitas. Kata spiritualitas sering merupakan kata yang dilawankan dengan kata “materia” atau “korporalitas.” Disini spiritualitas berarti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  bersifat kebendaan dan korporalitas yang bersifat badani atau yang berkaitan dengan tubuh ( Hardjana, 2005: 64).

  Spiritualitas adalah istilah baru yang menandakan ’kerohanian’ atau ’hidup rohani.’ Kata ini menekankan segi kebersamaan’ bila dibandingkan dengan kata yang lebih tua, yaitu ’kesalehan’ yang menandakan hubungan orang perorangan dengan Allah. Selain itu spiritualitas dapat diterapkan pada aneka bentuk kehidupan rohani, misalnya ’spiritualitas modern’ atau ’spiritualitas kaum awam.’ Spiritualitas mencakup dua segi yakni askese atau usaha melatih-diri secara teratur supaya terbuka dan peka terhadap sapaan Allah. Segi lain adalah mistik sebagai aneka bentuk dan tahap pertemuan pribadi dengan Allah. Askese menandakan jalan dan mistik tujuan hidup keagamaan manusia. Dasar hidup rohani dan semua bentuk spiritualitas sejati adalah Roh (=Spiritus; Latin) yaitu Roh Kristus sebagaimana diungkapkan dalam Injil. Orang yang peka akan sapaan Allah mengalami buah kehadiran Roh dalam hatinya.

  Spiritualitas lebih mengarah pada hubungan pribadi dengan Tuhan sebagai anugerah Roh Kudus.

  Makna “rohani” melebihi kesanggupan untuk berhubungan dengan Tuhan atau menyadari Yang-Ilahi dalam lingkup hidup kita. Manusia terpanggil untuk benar-benar mengenal Dia yang hadir dalam batinnya. Kehadiran Tuhan ”dalam” batin manusia bermakna khusus yakni: kehadiran yang bersifat pribadi itu bukan masalah jarak yang dapat diukur. Kehadiran dan hubungan antar pribadi berlandaskan kodrat manusia sebagai mahluk yang berakal-budi dan berkehendak bebas, sehingga dapat mengerti dan mencinta. Berkat kodrat rohani inilah hubungan ’erat’ satu sama lain dapat dijalin antar manusia dan Tuhan Yang adalah Roh semata. Hubungan pribadi dijalin oleh kasih, dengan mengasihi kita baru mengerti. Maka, spiritualitas menyangkut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  keberadaan orang beriman sejauh dialami sebagai anugerah Roh Kudus yang meresapi seluruh dirinya (Heuken, 2001: 11).

2. Spiritualitas Santo Fransiskus Asisi

  Spiritualitas yang dikembangkan dan dihayati oleh St. Fransiskus Asisi tidak jauh berbeda dari pengertian spiritualitas secara umum di atas, namun jelas sekali bahwa ada kekhasannya dari spiritualitas St. Fransiskus Asisi. Kekhasan itu dapat dilihat dari perjalanan panggilan St. Fransiskus Asisi.

  Fransiskus mengikuti Kristus dibentuk oleh pertemuannya dengan Yesus yang tersalib di Gereja San Damiano. Pengalaman-pengalaman ini membuat St. Fransiskus dan pengikutnya mengikuti Kristus yang miskin dan tersalib hingga dia sama sekali serupa dengan-Nya di La Verna (Lanur, 1996: 23).

  Fransiskus sadar sepenuhnya bahwa panggilannya datang dari Allah. Fransiskus menyebutnya dalam wasiat dengan istilah melakukan pertobatan, yaitu menunjuk pada perjalanan panggilan yang harus ditempuh dalam terang sabda Allah.

  Secara bertahap dia sadar akan rencana Allah terhadap dirinya. Karena itu, dia terikat pada Allah dengan iman yang teguh. Hidup dalam pertobatan menurut Fransiskus adalah suatu perjalanan hidup menurut Injil; hidup dalam pertobatan terus-menerus harus dipandang sebagai anugerah dari Tuhan. Rahmat itu diterima dengan menghayati perubahan total secara batiniah dan lahiriah dalam hidup (Conti, 2006: 27).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  Fransiskus mewujudkan Injil seperti yang tertulis secara harafiah. Maka dapat dikatakan spiritualitas Fransiskus adalah mengikuti jejak Kristus seperti dalam Injil.

  Fransiskus dalam hidupnya tidak mengejar barang atau ajaran tetapi dia hanya mengikuti Kristus, Putera Allah yang menjelma menjadi manusia (Groenen, 2005 : 27-28). Dalam hal ini Heuken (2001: 92) mengatakan:

  Hidup rohani Fransiskus dapat dirangkum demikian: konkrit, khas, manusiawi serta etis. Ia memelihara devosi mendalam kepada kemanusiaan Yesus, khususnya kepada Kristus Yang tersalib, sehingga ia memperoleh stigmata. Devosi ini mempersiapkan kesenian realistis, yang agak seram pada abad keempat dan kelima belas. Akan tetapi, Fransiskus sendiri lebih cocok dengan cahaya yang lembut seperti tampak pada karya seni Giotto. Santo ini memulai devosi pada kanak-kanak Yesus yang menumbuhkan kebiasaan membuat palungan kanak-kanak Jesus pada hari Natal. Fransiskus mengikuti Injil secara konkrit. Injil menjiwai seluruh hidupnya, sehingga menjadi suatu tafsiran yang hidup. Ia patuh kepada sabda Allah dan Gereja yang dia cintai, walaupun Gereja saat itu sedang mengalami krisis berat.

B. Nilai-nilai yang ditawarkan Spiritualitas Santo Fransiskus Asisi

1. Semangat Persaudaraan

  Dalam seluruh Perjanjian Baru orang Kristiani suka disebut ”saudara” oleh para rasul dan kelompok mereka dinamakan ”Persaudaraan” (1Ptr 2, 17:5,9) ”Namun kamu semua adalah saudara dan janganlah kamu disebut guru, sebab satulah gurumu yang ada di surga yakni Kristus; dan janganlah kamu mau disebut bapak di atas bumi, sebab satulah Bapamu yakni yang ada di surga” (Mat 23:8). Umat Kristiani pertama sebagaimana digambarkan dalam Kisah Para Rasul, sungguh suatu persaudaraan, tempat semua, bahkan milik jasmani menjadi milik bersama (Kis 4:32-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  Injil. Fransiskus mengambilnya menjadi cita-cita yang mau dilaksanakan serta diwujudkannya di tengah penganutnya, supaya Injil dan kelompok rasuli hidup kembali dalam masyarakat gerejawi.

  Dengan demikian ide persaudaraan merupakan unsur dari Konsili Vatikan II:

  

Perfectae Caritatis tentang hidup bersama dalam art.15; Menurut teladan Gereja

  perdana, ketika golongan kaum beriman hidup sehati dan sejiwa.” Ada pun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama” (Kis 4:32).

  Para Rasul adalah sekelompok orang bersaudara di bawah pimpinan Kristus. Demikianlah saudara dina sekelompok orang bersaudara di bawah pimpinan Kristus dan seperti persaudaraan dalam Perjanjian Baru, bahwa semua orang di hadapan Tuhan dan di dalam Kristus setara dan sederajat tanpa perbedaan apa pun. Tuhan ada bagi Yahudi dan Yunani, pria dan wanita, budak atau majikan sebab semua adalah satu di dalam Kristus (Gal 3:28). Semua itu diambil alih oleh Fransiskus sebagai azas untuk mengatur hubungan saudara dina dan orang lain dalam kerasulan (Anggaran Dasar, 1226).

  Kontitusi OSF, art. 3 mengatakan: ”Asal, gambaran serta kepenuhan setiap persaudaraan adalah Allah Tritunggal. Dia telah memanggil kita bersama menjadi satu persaudaraan rohani. Setiap suster dipanggil untuk membagikan anugerah yang diberikan Allah kepadanya dan untuk menjadikan persekutuan kita tempat belas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  Teks inilah yang merupakan dasar hidup bersama dalam persaudaraan OSF Sibolga yang sampai sekarang dihayati juga oleh para pengikut St. Fransiskus Asisi.

2. Semangat Pertobatan

  Semangat hidup dalam pertobatan menjadi suatu kekhasan dari para pengikut St. Fransiskus Asisi. Setiap kongregasi yang bernaung di bawah semangat St.

  Fransiskus Asisi menghayati pertobatan Injili dalam semangat doa, kemiskinan dan kehinadinaan. Pengikut Fransiskus juga melihat pertobatan Injili itu sebagai rahmat dari Allah dan bukan pertama-tama karena usaha manusia. Setiap saudara yang melakukan pertobatan diberi pikiran, hati, kesadaran baru dan selalu diterangi Injil, berpikir seperti Kristus dengan hati yang baru menyembah Allah dan mencintai sesama menurut teladan Kristus.

  Istilah melakukan pertobatan merupakan suatu panggilan hidup. Pengikut Fransiskus menyadari bahwa Tuhan memanggilnya untuk karya misi khusus dari Tuhan. Mereka dipanggil Allah mengikuti Kristus lebih dekat melalui hidup religius khususnya pola hidup Injili yang diinspirasikan oleh Roh Tuhan kepada Fransiskus untuk hidup dalam pertobatan. Fransiskus melakukan pertobatan dengan mewujudkannya dalam tindakan berpuasa, kesaksian hidup sederhana dan rendah hati. Fransiskus berpuasa menjalin hubungan erat dengan Allah dijalankan dengan berdoa. Puasa juga sama dengan merendahkan diri di hadapan Allah, berpantang dari makanan serta menempatkan diri dihadapan Allah dalam ketergantungan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  Saat Fransiskus menemukan hidup pertobatan dengan serta merta bersorak kegirangan: ”Inilah yang kuinginkan, inilah yang kucari, inilah yang hendak kulakukan dengan segenap hati.” Tanpa menunggu sedikitpun, ia menanggalkan pakaian musafirnya, yang hingga saat itu dipandang sebagai tanda ”hidup dalam pertobatan” ia mengenakan jubah sederhana yang dirancangnya sendiri, pakai seutas tali dengan kaki telanjang. Ia mulai berkotbah perihal Kerajaan Allah dan mengajak semua orang bertobat. Ini terjadi pada tahun ketiga pertobatannya (Wasiat ayat 14).

  Hendaklah mereka menjauhkan diri dari segala kejahatan dan bertekun dalam yang baik hingga akhir; sebab Putra Allah sendiri akan datang dalam semarak keagungan-Nya dan berkata kepada semua orang yang telah mengenal dan menyembah, serta mengabdi kepada-Nya dalam pertobatan (art. 2b).

  Melalui nasehat yang dirumuskan dalam bentuk pujian, Fransiskus mengundang semua orang untuk melakukan pertobatan. Setiap orang diajak untuk menjauhkan diri dari kejahatan dan melakukan pekerjaan yang baik, bila menghendaki pada akhir kehidupan ini memperoleh berkat dan berada dalam Kerajaan Surga (Conti, 2006: 12).

3. Semangat Doa

  Berdoa dilihat sebagai perkembangan dan puncak dari pertobatan. Dalam doa dikontemplasikan misteri dan karya Tuhan yang satu dan tunggal, dan mengangkat pujian dan ucapan syukur kepada Bapa dengan perantaraan Kristus dalam Roh Kudus. Doa pujian dan syukur secara spontan terangkat dari hati dan mulut saudara-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  saudari dengan menyingkapkan kedalaman pengalaman rohani dan mistik mereka (Conti, 2006: 51).

Dokumen yang terkait

Formatio (pembinaan) para novis kongregasi suster dina keluarga suci dari Pangkal Pinang berdasarkan spiritualitas keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef

0 20 144

Peranan hidup doa dalam meningkatkan kecerdasan spiritual para suster yunior Kongregasi Suster-Suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 1 189

Relevansi spiritualitas kosmis St. Fransiskus Asisi bagi pemberdayaan jemaat di Keuskupan Agung Pontianak dalam rangka pelestarian lingkungan hidup - USD Repository

0 5 177

Persepsi para suster yunior kongregasi Puteri Bunda Hati Kudus di Provinsi Indonesia tahun 2007-2008 tentang relasinya dengan lawan jenis - USD Repository

0 0 90

Upaya meningkatkan pembinaan hidup religius para suster yunior puteri reinha rosari dalam menghadapi tantangan zaman sekarang - USD Repository

0 2 135

Penanaman nilai-nilai spiritualitas St. Magdalena sebagai salah satu proses pertumbuhan dan perkembangan panggilan para novis kongregasi suster FDCC - USD Repository

0 3 178

Pelayanan tutorial para suster SS.CC dalam rangka meningkatkan motivasi belajar anak Blok Beas Bandung berdasarkan konstitusi kongregasi SS.CC - USD Repository

0 3 198

Peranan spriritualitas persaudaraan Santo Fransiskus Asisi dalam semangat pelayanan para suster OSF Sibolga - USD Repository

0 0 145

Menggali spiritualitas Santo Vinsensius De Paul sebagai upaya meningkatkan pelayanan para suster SCMM kepada kaum miskin - USD Repository

0 1 167

Makna spiritualitas cinta kasih bagi para suster yunior Kongregasi Suster Cinta Kasih Putri Maria dan Yosef Provinsi Indonesia tahun 2011 - USD Repository

0 0 179