Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Materi Ketentuan Shalat Jenazah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Siswa Kelas VII B MTs Sudirman Truko Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 - Te

  

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH

MATERI KETENTUAN SHALAT JENAZAH MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD

TOGETHER) SISWA KELAS VII B MTS SUDIRMAN TRUKO

  

KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

  

Sarjana Pendidikan

Oleh

M. DIDIK HASANI

  

NIM. 114-13-016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

  Imam Mas Arum M, Pd.

  Dosen IAIN Salatiga

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Lamp : 1 Eksemplar Saudara : M. Didik Hasani KepadaYth.

  Dekan FTIK IAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : M. Didik Hasani NIM : 114-13-016 Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN

  FIQIH MATERI KETENTUAN SHALAT JENAZAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) SISWA KELAS

  VII B MTS SUDIRMAN TRUKO KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

  Dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga untuk ditujukan dalam sidang munaqasah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Salatiga, September 2018 Dosen Pembimbing,

  Imam Mas Arum, M.Pd NIP. 197905072011101008

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

  Jalan Lingkar Salatiga KM.2 Telepon (0298) 6031364 Kode Pos 50716 Salatiga Websitee-mail: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

  

SKRIPSI

  PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH MATERI KETENTUAN SHALAT JENAZAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) SISWA KELAS

  VII B MTS SUDIRMAN TRUKO KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

  

DI SUSUN OLEH :

M. DIDIK HASANI

NIM 114-13-016

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal

  ……………………… dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Susunan Panitia Penguji

  Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag, M.Phil Sekretaris Penguji : Imam Mas Arum, M.Pd Penguji I : Siti Rukhayati, M.Ag Penguji II : Drs. Bahroni, M.Pd

DE KL AR AS

  I Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : M. Didik Hasani NIM : 114 13 016 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan untuk di Publikasikan oleh Perpustakaan IAIN Salatiga.

  Salatiga, September 2018 Yang menyatakan

  M. Didik Hasani NIM 114 13 016

  

MOTTO

ۡةَصًٱَف َث ۡغَشَف اَرِإَف

  Fa-idzaa faraghta faanshab 7. "Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,"

  Wa-ila rabbika faarghab 8. "Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap."

  (Q.S Alam Nasyrah: 7-8)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan untuk:  Kedua orang tuaku, yang senantiasa mendo‟akan dan memberikan dukungan.  Keluargaku yang selalu mendukung, mendo'akan dan memberikan segalanya, baik moral maupun spritual bagi kelancaran studi, semoga

  Allah senantiasa meridhoinya.  Rekan-rekan mahasiswa IAIN Salatiga, dan teman-teman kerjaku.

  

ABSTRAK

  Hasani, M. Didik. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Materi Ketentuan Shalat Jenazah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Siswa Kelas VII B MTs Sudirman Truko Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

  Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) pada mata pelajaran fiqih tentang Shalat jenazah siswa kelas VII MTs Sudirman Truko Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

  Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini merupakan siklus yang dirancang dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Sudirman Truko Kecamatan Bringin. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar fiqih melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VII MTs Sudirman Truko tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat dilihat dari persentase siswa yang tuntas pra siklus sebesar 43,75% (14 siswa). pada siklus I meningkat menjadi 56,45% (18 orang) dari 32 siswa dan kembali naik pada siklus II menjadi 87,5% (28 orang). Tidak hanya meningkat tetapi pada siklus II indikator ketuntasan klasikal juga terpenuhi yaitu minimal 85% dari seluruh siswa tuntas. Selain itu dari rata-rata yang didapat pada siklus I 72,27 dan naik pada siklus II menjadi sebesar 77,50. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dan telah mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 70.

  

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا الله مسب

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Rabb yang Maha Rahman dan Rahim yang telah mengangkat manusia dengan berbagai keistimewaan. Dan dengan hanya petunjuk serta tuntunan-Nya, penulis mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi ini bisa terselesaikan.

  Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Amin Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini bukanlah merupakan tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat. Akhirnya dengan berbekal kekuatan serta kemauan dan bantuan dari berbagai pihak, maka terselesaikanlah skripsi yang sederhanan ini dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH MATERI KETENTUAN SHALAT JENAZAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) SISWA KELAS VII B MTS SUDIRMAN TRUKO KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

  ” Dengan tersusunnya skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Intitut Agama Islam Negeri Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah dengan sabarnya memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

  5. Seluruh Dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi.

  6. Keluarga dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

  7. Teman-teman Jurusan S1 Pendidikan Agama Islam angkatan 2013, yang telah memberikan banyak cerita dan canda selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga.

  8. Para sahabat-sahabatku yang tidak bisa saya sebut namanya satu-persatu, yang selama ini selalu membantu dan memotivasiku dari sejak kecil sampai saat ini. Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo‟a, semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat ganda. Aamiin.

  Akhirnya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan atau bahkan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi pembaca pada umumnya.

  Amin

  • – amin yarobbal ‘alamin

  Salatiga, September 2018 Penulis

  M. Didik Hasani

  NIM 114-13-016

  

DAFTAR ISI

Halaman

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv DEKLARASI ................................................................................................... v MOTTO ........................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR GRAFIK dan GAMBAR ................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

  1 A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah .....................................................................

  4 C. Rumusan Masalah .........................................................................

  4 D. Tujuan Penelitian ..........................................................................

  4 E. Hipotesis Tindakan ......................................................................

  5 F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5 F. Sitematika Penulisan ....................................................................

  6

  BAB II KAJIAN PUSTAKA .. ....................................................................

  7 A. Kajian Teori .............................................................................

  7 1. Pengertian Belajar ................................................................

  7 2. Ranah Hasil Belajar..............................................................

  10 3. Definisi Hasil Belajar ...........................................................

  11 4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT .........................

  12 a. Hakikat Pembelajaran Kooperatif ............................

  12 b. Definisi NHT ............................................................

  16 c. Langkah-langkah Pembelajaran NHT ......................

  17 5. Kelebihan dan Kelemahan Tipe NHT ..................................

  20 6. Shalat Jenazah ....................................................................

  23 7. Penelitian Tindakan Kelas....................................................

  24 a. Definisi PTK ............................................................

  24 b. Prinsip PTK ..............................................................

  16 c. Model PTK ...............................................................

  17 B. Kerangka Berfikir .........................................................................

  31 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ..................................................

  33 A. Jenis Penelitian .............................................................................

  33 B. Setting Penelitian ..........................................................................

  34 1. Tempat Penelitian ................................................................

  34 2. Waktu Penelitian ..................................................................

  34 3. Subyek dan Karakteristik Penelitian ....................................

  34 4 Variabel Penelitian ................................................................

  34 5. Rencana Pelaksanaan Tindakan ...........................................

  35 6. Indikator Keberhasilan .........................................................

  41 7. Teknik Analisis Data ............................................................

  42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................

  43 A. Deskripsi Kondisi Awal ...............................................................

  43 B. Deskripsi Siklus I ........................................................................ 44

  1. Perencanaan Tindakan ........................................................ .. 44

  2. Pelaksanaan Tindakan ......................................................

  46 a. Kegiatan Pendahuluan ..............................................

  46 b. Kegiatan Inti .............................................................

  46 c. Kegiatan Penutup .....................................................

  49 3. Hasil Pengamatan dan Observasi ......................................

  49 4. Refleksi .............................................................................

  54 C. Deskripsi Siklus II ........................................................................ 55

  1. Perencanaan Tindakan ........................................................ .. 55 2. Pelaksanaan Tindakan ......................................................

  57 a. Kegiatan Pendahuluan ..............................................

  58 b. Kegiatan Inti .............................................................

  58 c. Kegiatan Penutup .....................................................

  60 3. Hasil Pengamatan dan Observasi ......................................

  61 4. Refleksi .............................................................................

  65 D. Pembahasan ….. ........................................................................... 67

  Bab V PENUTUP………………… ............................................................ 69 A. Kesimpulan……. ........................................................................ 69 B. Saran ........................................................................

  69 DAFTAR PUSTAKA

  LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Ketuntasan Belajar Pra Siklus ..........................................................

  1 Tabel 2.1 Sintak Pembelajaran NHT Menurut Slavin .....................................

  18 Tabel 4.1 Hasil Belajar Fikih Pra Siklus ..........................................................

  44 Tabel 4.2 Hasil Observasi Guru Siklus 1 .........................................................

  50 Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus 1 .........................................

  52 Tabel 4.4 Hasil Pembelajaran Siklus 1 ............................................................

  53 Tabel 4.5 Hasil Observasi Guru Siklus 2 .........................................................

  62 Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus 2 ......................................... 63 Tabel 4.7 Hasil Pembelajaran Siklus 2 ............................................................

  65

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model PTK Kemmis dan Mc Taggart ..........................................

  30 Gambar 2.2 Kerangka Berfikir .........................................................................

  31

DAFTAR LAMPIRAN

  Soal Evaluasi Siklus 1 Soal Evaluasi Siklus 2 Rencana Pembelajaran Siklus 1 Rencana Pembelajaran Siklus 2 Daftar Nilai Siswa Pra Siklus Datar Nilai Siswa Siklus 1 Daftar Nilai Siswa Siklus 2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lembar Konsultasi Skripsi Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran

  adalah hasil belajar. Hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan (Sudjana, 2006: 47). Tidak semua hasil belajar dari siswa itu baik. Beberapa kejadian justru menunjukkan bahwa hasil belajar menjadi masalah yang serius. Hal ini salah satunya juga terjadi pada siswa kelas VII MTs Sudirman Truko Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Persentase siswa yang tuntas pada pokok materi sholat jenazah hanya mencapai 43,75%. Hasil tersebut dapat kita lihat pada Tabel 1.1 dan secara detail terdapat dalam lampiran 1.1.

  Tabel 1.1 Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VII MTs Sudirman Truko

  No Kriteria Frekuensi Persentase

  1 Tuntas 14 43,75%

  2 Tidak Tuntas 18 56,25% Jumlah 32 100% Nilai Rata-rata Kelas

  64 KKM

  65 Hasil belajar tidak terlepas dari proses. Hasil belajar yang belum memuaskan mengindikasikan adanya proses yang belum tepat. Oleh karena itu dilaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran yang berlangsung di MTs Sudirman Truko Kecamatan Bringin. Saat observasi terlihat bahwa model yang digunakan guru adalah model konvensional. Guru memberikan materi melalui metode ceramah dan siswa hanya duduk, diam, dengar, catat dan hafal (3DCH) sehingga Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menjadi monoton dan terlihat beberapa siswa tidak memperhatikan. Guru sebenarnya sudah memberi kesempatan siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas, namun hanya siswa-siswa tertentu saja yang berani maju dan beberapa siswa justru hanya sekedar meniru apa yang dilakukan siswa sebelumnya.

  Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih berfokus pada siswa adalah model Cooperatif Learning. Cooperative learning merupakan salah satu pembelajaran yang mendorong siswa untuk menerima orang lain, membantu orang lain, menghadapi tantangan dan bekerja dalam tim. Cooperative

  

learning menjadikan pembelajaran ini tidak terfokus pada penjelasan guru,

tetapi keterlibatan siswa untuk aktif dalam pembelajaran (Slavin, 2003: 87).

  Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang memberi peluang yang sama kepada siswa terpilih untuk mengungkapkan pendapat, menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan soal adalah melalui tipe Numbered Head Together (NHT).

  NHT merupakan varian dari diskusi kelompok (Huda, 2013: 203). Model ini cocok untuk memastikan akuntabilitas individu dalam diskusi kelompok. Langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT menurut Trianto (2008), Slavin (2003), dan Ibrahim (2008) adalah penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir bersama dan menjawab. Pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa menempatkan dalam tim belajar beranggotakan beberapa orang, yang kemudian tiap siswa dalam kelompok diberi nomor sebagai dasar penentuan siswa yang harus menjawab (Trianto, 2008: 16). Guru menyajikan pelajaran, siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Saat belajar berkelompok, siswa saling membantu untuk menuntaskan materi yang dipelajari. Guru memantau dan mengelilingi tiap kelompok untuk melihat adanya kemungkinan siswa yang memerlukan bantuan guru. Kemudian guru memanggil salah satu nomor secara acak untuk mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompok mereka. Dengan demikian, siswa memiliki peluang yang sama untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.

  Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran fiqih di Kelas VII MTs Sudirman Truko Kecamatan Bringin, maka dilakukan penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan hasil belajar fiqih melalui perbaikan proses pembelajaran. Adanya teori dan hasil penelitian mengenai tipe NHT menjadi dasar pemilihan model yang akan diterapkan dalam pembelajaran fiqih sebagai upaya tindak lanjut atas permasalahan yang terjadi. Penelitian ini diberi judul " Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Materi Ketentuan Shalat Jenazah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Siswa Kelas VII B MTs Sudirman Truko Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017".

  B. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut.

  1. Guru dalam menyampaikan materi pelajaran masih menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah monoton dan pemberian tugas tanpa memberikan kesempatan siswa untuk aktif dalam pembelajaran.

  2. Sebagian besar siswa kelas VII MTs Sudirman Truko terlihat pasif dalam pembelajaran. Siswa hanya duduk, diam, mendengarkan, memperhatikan penjelasan guru dan mencatat.

  3. Saat siswa diminta maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal, masih didominasi siswa tertentu dan lainnya hanya menyalin jawaban di papan tulis.

  C. Rumusan Masalah

  Permasalahan dalam penelitian ini adalah, “Apakah penerapan model NHT (Numbered Head Together) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran fiqih tentang Ketentuan Sholat jenazah pada siswa kelas VII MTs Sudirman Truko Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017? ”.

  D. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) mata pelajaran fiqih tentang Sholat jenazah pada siswa kelas VII MTs Sudirman Truko Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

  E. Hipotesis Tindakan

  Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: “Penerapan Model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran fiqih materi ketentuan sholat jenazah pada siswa kelas VII B MTs Sudirman Truko Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/201 7”.

  F. Manfaat Penelitian

  1. Memperbaiki proses pembelajaran yang berfokus pada siswa guna tujuan pembelajaran fiqih.

  2. Penerapan NHT memberi kesempatan siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

  3. Sebagai sumber referensi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penerapan metode pembelajaran yang tepat.

  4. Menginspirasi guru untuk menerapkan pembelajaran tipe NHT pada materi lainnya ataupun pada mata pelajaran lain.

  5. Memberikan masukan bagi sekolah dalam rangka pelaksanaan supervisi sehingga dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran.

  6. Peneliti mendapat pengalaman langsung dalam proses belajar mengajar pembelajaran Pendidikan Agama Islam sekaligus Model pembelajaran yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan kelak.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan skripsi ini terdiri atas : Bagian Awal yang berisi Sampul, Halaman Berlogo, halaman judul skripsi, Persetujuan Pembimbing, lembar pengesahan kelulusan, motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar dan daftar isi.

  BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II Kajian Pustaka, berisi Pengertian hasil belajar, metode NHT, materi ketentuan sholat jenazah. BAB III Pelaksanaan penelitian, paparan hasil penelitian yang terdiri dari Jenis penelitian, Setting Penelitan, Tempat dan waktu penelitian pelaksanaan siklus I dan silkus II.

  BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi Diskripsi Kondisi Awal, Diskripsi Siklus I dan II, analisis penelitian dan pembahasan penelitian. Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran. Bagian Akhir, berisi datar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup peneliti.

BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT diharapkan para

  guru memiliki pemahaman yang tepat terhadap tipe tersebut dalam membantu proses belajar. Oleh karena itu, perlu pemahaman akan pokok-pokok bahasan berikut.

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar

  Manusia sebagai mahluk hidup yang mempunyai akal dan pikiran tidak akan pernah berhenti dari proses belajar. Belajar secara sadar atau tidak telah dilakukan manusia secara terus menerus untuk memenuhi segala kebutuhan akan pengetahuan.

  Berikut ini pendapat tentang pengertian belajar:

  a. Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman (Morgan dalam Saptorini, 2004:3).

  b. Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan seseorang yang dicapai melalui upaya yang dilakukan dan perubahan itu bukan diperoleh secara langsung dari proses pertumbuhan dirinya secara alamiah (Gagne dalam Slameto, 2003).

  c. Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya (Burton W. H dalam Usman 1994:4).

  d. Belajar adalah suatu proses dimana ditimbulkan atau diubahnya suatu kegiatan karena mereaksi dengan keadaan (Hilgard E.R dalam Usman 1994: 5).

  e. Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian (Witherington H. C. dalam Usman 1994:5).

  Dari berbagai pendapat mengenai belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang karena bereaksi dengan keadaan. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia. perubahan tingkah laku ini bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisiologis atau proses kematangan. Perubahan yang terjadi karena belajar dapat berupa perubahan-perubahan dalam kebiasaan, kecakapan-kecakapan atau dalam ketiga aspek yakni pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini mengandung arti, bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik atau siswa.

  Belajar bukan merupakan tujuan melainkan suatu proses untuk mencapai tujuan, jadi belajar merupakan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh (Hamalik, 2001) sehingga dapat dikatakan belajar sebagai suatu kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu tergantung dari proses yang dialami siswa, baik ketika di sekolah, lingkungan rumah atau keluarga.

  Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Adapun Nasution (2003: 22) berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum. Penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang ditujukan untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Cullen, 2003 dalam Himam, dalam Fatkhurrohman, 2004: 18). Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan tengah semester (Sub sumatif), dan nilai ulangan semester (sumatif).

2. Ranah Hasil Belajar

  Dalam pelaksanan penilaianya guru harus memperhatikan prinsip- prinsip penilaian hasil belajar agar mendapatkan hasil yang maksimal.

  Prinsip-prinsip penilaian hasil belajar itu sebagai berikut (Sudjana, 2006)

  a. Valid/sahih artinya penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar kelulusan. Penilaian valid adalah menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.

  b. Obyektif artinya penilaian hasil belajar peserta didik hendaknya tidak dipengaruhi oleh subyektivitas penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan emosional.

c. Transparan/terbuka artinya penilaian hasil belajar oleh pendidik

  dalam prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan hasil belajar dapat diketahui secara umum baik oleh peserta didik, instansi terkait, maupun masyarakat.

3. Definisi Hasil Belajar

  Menurut Subiyanto (2008), hasil belajar adalah sesuatu yang digunakan untuk menilai hasil pelajaran yang telah diberikan kepada siswa dalam waktu tertentu. Menurut Sutrisno (2008), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

  Selanjutnya Tonga (2011), secara umum hasil belajar dapat diartikan sebagai suatu hasil pekerjaan yang telah dicapai dengan usaha atau diperoleh dengan jalan keuletan bekerja yang dapat diukur dengan alat ukur yang disebut dengan tes. Hasil belajar menurut Sudjana (2006: 22) adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

  Cara mengetahui hasil belajar siswa, guru dapat melakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan melakukan evaluasi dan tes.

  Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjamin, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggara pendidikan (UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas). Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

  Menurut Lina (2009) hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Hasil belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Jadi hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang dari proses belajar yang telah dilakukannya. Berdasarkan pendapat tersebut maka definisi hasil belajar dalam penelitian ini mengacu pada definisi hasil belajar sebagai penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

  

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

(NHT)

a. Hakikat Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

  Cooperative learning mencakup suatu kelompok kecil siswa

  yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Menurut Suherman dkk (2007:260) cooperative learning menekankan pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau membahas suatu masalah atau tugas.

  Menurut Suherman dkk (2007:260) ada beberapa hal yang perlu dipenuhi dalam cooperative learning agar lebih menjamin para siswa bekerja secara kooperatif, hal tersebut meliputi: pertama para siswa yang tergabung dalam suatu kelompok harus merasa bahwa mereka adalah bagian dari sebuah tim dan mempunyai tujuan bersama yang harus dicapai. Kedua para siswa yang tergabung dalam sebuah kelompok harus menyadari bahwa masalah yang mereka hadapi adalah masalah kelompok dan bahwa berhasil atau tidaknya kelompok itu akan menjadi tanggung jawab bersama oleh seluruh anggota kelompok itu. Ketiga untuk mencapai hasil yang maksimum, para siswa yang tergabung dalam kelompok itu harus berbicara satu sama lain dalam mendiskusikan masalah yang dihadapinya.

  Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk memahami materi pelajaran. Unsur-unsur pembelajaran kooperatif paling sedikit ada empat macam yakni (Fatkhurrohman, 2004: 78):

  1) Saling ketergantungan positif, artinya dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan antar sesama. Dengan saling membutuhkan antar sesama, maka mereka merasa saling ketergantungan satu sama lain; 2) Interaksi tatap muka, artinya menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Dengan interaksi tatap muka, memungkinkan para siswa dapat saling menjadi sumber belajar, sehingga sumber belajar menjadi variasi. Dengan interaksi ini diharapkan akan memudahkan dan membantu siswa dalam mempelajari suatu materi.

  3) Akuntabilitas individual, artinya meskipun pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok, tetapi penilaian dalam rangka mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap suatu materi pelajaran dilakukan secara individual. Hasil penilaian secara individual tersebut selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa anggota kelompok yang dapat memberikan bantuan

  4) Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi, artinya melalui pembelajaran kooperatif akan menumbuhkan keterampilan menjalin hubungan antar pribadi. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran kooperatif menekankan aspek-aspek: tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik orangnya, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat positif lainnya. Menurut Ibrahim (2008 : 6), pembelajaran kooperatif memiliki sejumlah karakteristik tertentu yang membedakan dengan model- model pembelajaran lainnya antara lain :

  1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.

  2) kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

  3) bila memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda.

  4) penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

  Terdapat enam langkah-langkah kooperatif, dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi siswa untuk belajar. Fase ini diikuti oleh penyajian informasi, seringkali dengan bahan bacaan daripada secara verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahapan ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran kooperatif meliputi fersentasi hasil kerja kelompok atau evaluasi tentang apa tang telah mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Adapun langkah-langkah model pembelajaran kooperatif dapat di lihat pada table berikut.

b. Definisi Numbered Heads Together (NHT)

  NHT merupakan pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap kelas tradisional (Slavin, 2003: 34).NHT yang dikembangkan oleh Spencer Kagan melibatkan banyak siswa dalam menelaah materi dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman terhadap isi materi yang dipelajari tersebut.

  Pembelajaran kooperatiftipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen (Ibrahim, 2001: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Ibrahim (2008: 29) mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengantipe

  NHT yaitu:

  1) Hasil belajar akademik stuktural

  Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas- tugas akademik.

  2) Pengakuan adanya keragaman Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.

  3) Pengembangan keterampilan sosial Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.

c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

  Penerapan pembelajaran kooperatiftipeNHTmerujuk pada konsep Kagen (dalam Ibrahim, 2008: 28) dengan tiga langkah yaitu: 1) Pembentukan kelompok 2) Diskusi masalah 3) Tukar jawaban antar kelompok.

  Menurut Muslimin Ibrahim, dkk (2008:27-28) tahapan dalam pembelajaran kooperatiftipe NHT antara lain yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir bersama, dan menjawab.

  1) Tahap 1: Penomoran Guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggotakan 3-5 orang dan setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5, berguna untuk memudahkan dalam memanggil siswa dengan penomoran kepala.

  2) Tahap 2: Mengajukan pertanyaan Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa.

  Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya atau bentuk arahan.

  3) Tahap 3: Berpikir bersama, Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu. 4) Tahap 4: Menjawab

  Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Tabel 2.1 Sintak Pembelajaran kooperatif tipe NHT menurut Slavin (2003: 34)

  NO Fase Kegiatan

  1 Penomoran Guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggotakan 5 orang dan setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5

  2 Mengajukan Guru mengajukan sebuah pertanyaan pertanyaan kepada siswa.

  Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya atau bentuk arahan.

  3 Berpikir bersama Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.

  4 Menjawab Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Tabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

  1) Penomoran: Guru membagi siswa dalam kelompok yang beranggotakan 5 orang dan kepada setiap anggota diberi nomor 1-5. Siswa bergabung engan anggotanya masing- masing

  2) Mengajukan pertanyaan: Guru mengajukan pertanyaan berupa tugas untuk mengerjakan soal-soal di LKS.

  3) Berpikir bersama: Siswa berpikir bersama dan menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan dalam media pembelajaran tersebut dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tersebut. 4) Menjawab: Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan atau mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk seluruh kelas. Kelompok lain diberi kesempatan untuk berpendapat dan bertanya terhadap hasil diskusi kelompok tersebut. 5) Guru mengamati hasil yang diperoleh masing-masing kelompok dan memberikan semangat bagi kelompok yang belum berhasil dengan baik.

  6) Guru memberikan soal latihan sebagai pemantapan terhadap hasil dari pengerjaan pertanyaan di LKS.

  5. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatiftipe NHT

  Kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatiftipe NHT menurut Slavin (2003: 37) adalah

  a. Kelebihan model pembelajaran kooperatiftipe Numbered Heads

  together :

  1) Setiap siswa menjadi siap semua 2) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh 3) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai 4) Tidak ada siswa yang mendominasi dalam kelompok.

  b. Kelemahan model pembelajaran kooperatiftipe Numbered Heads

  Together :

  1) Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru 2) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

  6. Shalat Jenazah

  a. Pengertian dan hukum shalat jenazah dan dalilnya Menurut bahasa shalat jenazah berarti mendo‟akan jenazah, sedangkan menurut istilah syariah berarti shalat yang dilaksanakan dengan empat kali tanpa rukuk dan sujud. Rasulullah saw memberikan tuntutan agar kita menyalatkan orang yang meninggal, sebagaimana sabdanya:

  هجام نب ا هاور . ْ مكَُتْوَم َلََع اوُّل َص Artinya :“ Shalatkanlah oleh mu orang-orang yang meninggal “.

  ( HR Ibnu Majah )

  Hukum melaksanakan shalat jenazah adalah fardhu kifayah artinya apabila jenazah telah dishalatkan oleh beberapa orang maka gugur kewajiban bagi orang lain. Akan tetapi jika tidak ada yang menyalatkan maka semua muslim yang ada di lingkungan jenazah tersebut berdosa. Menyalatkan jenazah non muslim (kafir dan musyrik) haram hukumnya. Allah SWT berfirman :

  ْنًَُِِّإ ۖ ٍِِشْثَق ٰىَلَع ْنُقَج َلَ َّ اًذَتَأ َتاَه ْنٌُِِْه ٍذَحَأ ٰىَلَع ِّلَصُج َلَ َّ َىُْق ِساَف ْنُُ َّ اُْجاَه َّ َِِلُْس َس َّ ِ َّللَّاِت اُّشَفَك “Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik ”. (Qs. At-Taubah :84)

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Ngajaran 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Ngajaran 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran

0 0 90

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif TIPE NHT (Numbered Heads Together) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Wonorejo 04 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Se

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif TIPE NHT (Numbered Heads Together) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Wonorejo 04 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Se

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif TIPE NHT (Numbered Heads Together) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Wonorejo 04 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Se

0 2 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif TIPE NHT (Numbered Heads Together) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Wonorejo 04 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Se

0 2 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif TIPE NHT (Numbered Heads Together) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Wonorejo 04 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Se

0 1 76

Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Tumbuhan Hijau Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada Siswa Kelas V Semester I di MI MA’ARIF NU Dsn. Geyongan Ds. Kandangan Kec. Bawen Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 - Tes

0 2 159

Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Materi Sholat Fardhu dan Sujud Sahwi Melalui Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) Pada Siswa Kelas VII A MTS Sudirman Truko Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 - Test Repository

0 0 82

Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Materi Shalat Jamak, Qashar dan Jamak Qashar dengn Strategi Pembelajaran Peer Lesson pada Siswa Kelas VII A Semester II MTs Ma’arif 03 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018 - Test Repository

0 8 150