Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Tumbuhan Hijau Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada Siswa Kelas V Semester I di MI MA’ARIF NU Dsn. Geyongan Ds. Kandangan Kec. Bawen Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 - Tes
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI TUMBUHAN HIJAU
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) PADA SISWA KELAS V
SEMESTER I MIMA’ARIF NU DSN. GEYONGAN DS. KANDANGAN
KEC. BAWEN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ALVI NIRAWATI
NIM 11512021
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI TUMBUHAN HIJAU
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) PADA SISWA KELAS V
SEMESTER I MIMA’ARIF NU DSN. GEYONGAN DS. KANDANGAN
KEC. BAWEN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ALVI NIRAWATI
NIM 11512021
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTOBerjuang bukan untuk seseorang yang belum pasti tetapi berjuang untuk orang tua dan masa depan Perjuangan senantiasa diiringi dengan doa, kerja keras dan tekad yang kuat.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.
Bapak dan Ibu yang selalu memberikan kasih sayang, doa, semangat dan dukungan moril maupun meteriil kepada penulis.
2. Pakde Muhromi yang selama ini memberikan motivasi.
3. Bapak dan Ibu guru SD N Kandangan 03 yang selama ini selalu memberikan semangat dan motivasinya.
4. Sahabatku dari kecil yaitu Rhodlotul Annisa sahabat setia yang selalu ada buat penulis.
5. Serta sahabat-sahabat seperjuangan yang lainnya: windawati, khariroh, 6.
Bapak Budiyono Saputro yang membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Tumbuhan Hijau Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada Siswa Kelas V Semester I di MI
Ma’arif NU Dsn. Geyongan Ds. Kandangan Kec. Bawen Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017” ini yang merupakan tugas dan syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan pengetahuan, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak.
Penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, khususnya kepada: 1.
Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, S.Pd, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, S.Si, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Salatiga.
4. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, arahan, bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
5. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staf dan karyawan dilingkungan jurusan PGMI.
6. Bapak Sugiyanto selaku kepala sekolah MI Geyongan 7.
Bapak dan ibu guru MI Geyongan 8. Murid-murid kelas V MI Geyongan 9. Bapak dan ibu, selaku orang tua penulis yang selalu mencurahkan doa, semangat, dan dukungan demi keberhasilan penulis.
10. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu penulisan skripsi ini.
Atas jasa mereka, peneliti hanya dapat memohon doa semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. Peneliti dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 20 Agustus 2016 Penulis
ABSTRAK
Nirawati, Alvi. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Tumbuhan Hijau Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada Siswa Kelas V Semester I di MI MA’ARIF NU Dsn. Geyongan Ds. Kandangan Kec.
Bawen Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 . Skripsi. Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. Kata kunci: hasil belajar IPA dan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament).
Pembelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah lebih sering menggunakan metode ceramah dan model pembelajaran yang kurang menarik sehingga hasil belajar kurang maksimal. Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah diakibatkan karena kebanyakan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar hanya datang, mengikuti ceramah guru, melihat guru menulis di papan tulis, lalu mengingat segala informasi yang diberikan oleh guru. Proses belajar mengajar guru hanya menggunakan metode pengajaran konvensional dengan metode ceramah dan tanya jawab saja disamping penggunaan metode guru juga menggunakan model pembelajaran kurang menarik dan monoton, guru mendominasi pembicaraan dan berpaku pada buku paket saja. Untuk menanggulangi hal tersebut banyak konsep pembelajaran aktif yang ditawarkan, salah satunya adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournament ). Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
ini, diharapkan hasil belajar siswa meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi tumbuhan hijau melalaui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas V semester I di MI Ma’arif Dsn. Geyongan Ds. Kandangan Kec. Bawen Kab. Semarang tahun
pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V MI Ma’arif NU Dsn. Geyongan Ds. Kandangan Kec. Bawen Kab. Semarang yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Penelitian dilakukan pada semester satu pada tahun 2016/2017.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA materi tumbuhan hijau dengan menggunakan model pembelajaran TGT pada siswa kelas V semester I di MI Ma’arif NU Dsn. Geyongan Ds. Kandangan Kec. Bawen Kab. Semarang . Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan belajar siswa. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM pada pra siklus sebanyak 7 siswa (35%), siklus I sebanyak 17 siswa (85%), siklus II sebanyak 20 siswa (100%). Nilai rata-rata kelas pra siklus: 52,, siklus I: 71, dan pada siklus II: 77,5.
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................... i HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii HALAMAN SUSUNAN PANITIA PENGUJI ............................................ iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi KATA PENGANTAR .................................................................................. vii ABSTRAK .................................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................. x DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B.
Rumusan Masalah ............................................................................. 12 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 12 D.
Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ............................... 12 E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 13 F. Definisi Operasional.......................................................................... 15 G.
Metode Penelitian.............................................................................. 17 1.
Rancangan Penelitian .................................................................. 18 2. Lokasi Penelitian ......................................................................... 20 3. Waktu Penelitian ......................................................................... 20 4. Subjek Penelitian ......................................................................... 20 5. Langkah-langkah Penelitian ........................................................ 20 6. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 22 7. Instrumen Penelitian.................................................................... 23
9. Indikator Pencapaian ................................................................... 25 H. Sistematika Penulisan ....................................................................... 26 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................
28 A. Hasil Belajar ...................................................................................... 28 1.
Belajar ......................................................................................... 28 a.
Definisi Belajar ..................................................................... 28 b. Prinsip-prinsip Belajar .......................................................... 30 c. Asas-asas Belajar .................................................................. 34 2. Hasil Belajar ................................................................................ 35 a.
Pengertian Hasil Belajar ........................................................ 35 b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ........................... 39 c. Klasifikasi Hasil Belajar ....................................................... 40 3. Evaluasi Hasil Belajar ................................................................. 40 a.
Definisi Evaluasi Hasil Belajar ............................................. 40 b. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Hasil Belajar ............................ 41 c. Prinsip Evaluasi Hasil Belajar ............................................... 43 d. Ragam Alat Evaluasi Hasil Belajar ....................................... 44 B. Mata Pelajaran IPA Materi Tumbuhan Hijau ................................... 47 1.
Mata Pelajaran IPA ..................................................................... 47 a.
Definisi Pelajaran IPA........................................................... 47 b. Fungsi Mata Pelajaran IPA ................................................... 49 c. Tujuan Mata Pelajaran IPA ................................................... 50 d. Ruang Lingkup Pelajaran IPA .............................................. 51 e. Kurikulum IPA Kelas V ........................................................ 51 f. SK dan KD IPA Kelas V ....................................................... 51 2. Materi Tumbuhan Hijau .............................................................. 52 C. Model Pembelajaran TGT (Teams Gamen Tournament) ................. 55 1.
Pengertian Model Pembelajaran TGT ......................................... 55
3. Tahap-tahap Pembelajaran TGT ................................................. 58 4.
Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran TGT ............... 62 5. Sistem Penghitungan Poin TGT .................................................. 63 D. Keterkaitan Pembelajaran IPA dengan TGT..................................... 63 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ...................................................
66 A. Deskripsi Awal .................................................................................. 66 1.
Gambaran Umum MI Geyongan ................................................. 66 2. Visi, Misi dan Tujuan MI Geyongan .......................................... 66 3. Keadaan Guru MI Geyongan ...................................................... 67 4. Data Siswa MI Geyongan ........................................................... 67 5. Karakteristik Siswa MI Geyongan .............................................. 68 6. Perolehan Nilai Pra Siklus .......................................................... 68 7. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 69 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ......................................................... 70 C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ........................................................ 74 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................
79 A. Deskripsi Hasil Belajar Per Siklus .................................................... 79 1.
Aspek Kognitif ............................................................................ 82 2. Aspek Afektif dan Psikomotorik ................................................. 82 a.
Siklus I .................................................................................. 82 b. Siklus II ................................................................................. 87 B. Pembahasan ....................................................................................... 90 1.
Hasil Sebelum PTK ..................................................................... 91 2. Hasil Penelitian Siklus I .............................................................. 92 3. Hasil Penelitian Siklus II ............................................................. 93 4. Performa Guru Saat Pembelajaran .............................................. 98 5. Rekapitulasi Ketuntasan Siklus I dan II ...................................... 100
A.
Kesimpulan ....................................................................................... 101 B. Saran ................................................................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 104
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Guru MI Geyongan Kec. Bawen Kab. Semarang ................... 67Tabel 3.2 Daftar Siswa MI Geyongan Kec. Bawen Kab. Semarang .................. 67Tabel 3.3 Data Keadaan Siswa............................................................................ 68Tabel 3.4 Perolehan Nilai Pra Siklus .................................................................. 69Tabel 3.5 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I............................................ 73Tabel 3.6 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II .......................................... 76Tabel 4.1 Daftar Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus ................................. 80Tabel 4.2 Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I........... 84Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus I ......................................... 85Tabel 4.4 Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ......... 88Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus II ........................................ 89Tabel: 4.6 Rekapitulasi Ketuntasan Pra Siklus ................................................... 92 Tabel: 4.7 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus I ....................................................... 93 Tabel: 4.8 Rekapitulasi Pengamatan Aktifitas Belajar Siswa Siklus I................ 93 Tabel: 4.9 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus II ...................................................... 94 Tabel: 4.10 Rekapitulasi Pengamatan Aktifitas Belajar Siswa Siklus II ............ 94 Tabel: 4.11 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Antar Siklus ....................... 95
Tabel 4.12 Rekapitulasi Nilai Aktivitas Belajar Siswa Antar Siklus .................. 97Tabel 4.13 Performa Guru Saat Pembelajaran Antar Siklus ............................... 98Tabel 4.14 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Antar Siklus ........................ 99
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I............................. 106 Lampiran 2 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I .................................. 111 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .......................... 113 Lampiran 4 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ................................. 118 Lampiran 5 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus I ............................... 120 Lampiran 6 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I .................. 123 Lampiran 7 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus II ............................. 124 Lampiran 8 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ................ 127 Lampiran 9 Dokumentasi .............................................................................. 128 Lampiran 10 Lembar Konsultasi Skripsi ...................................................... 131 Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian ................................................... 133 Lampiran 12 Nilai SKK ................................................................................ 134
DAFTAR GAMBAR
Bagan1.1 Skema Pelaksanaan Siklus PTK ......................................................... 19
Bagan 2.1 Rangkaian Kegiatan Belajar .............................................................. 30Bagan 2.1 Hubungan Proses Belajar dengan Hasil Belajar ................................ 37Diagram 4.1 Hasil Ketuntasan Pra Siklus ........................................................... 80 Diagram 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I danSiklus II .......... 97 Diagram 4.3 Rekapitulasi Rata-Rata Hasil Belajar ............................................ 97 Diagram 4.4 Gabungan Nilai Aktifitas Belajar Siswa ........................................ 98 Diagram 4.5 Performa Guru Saat Pembelajaran ................................................. 99 Diagram 4.6 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus I dan II ......................................... 100
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar senantiasa merupakan tingkah laku atau penampilan,
dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar akan lebih baik, kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar adalah berubah. Belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri (Sardiman, 2009: 21).
Belajar secara berkelompok lebih efektif dibandingkan dengan belajar secara individu atau sendiri. Belajar mandiri adalah suatu perilaku siswa dalam mewujudkan kehendak atau keinginannya secara nyata dengan tidak bergantung pada orang lain. Sedangkan belajar kelompok merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh 2 orang atau lebih untuk membahas suatu materi dalam pelajaran yang sedang dihadapinya. Hal tersebut dikarenakan ada banyak kelebihan yang dapat dilihat berdasarkan dari pada tujuan belajar berkelompok baik untuk masing-masing individu anak, maupun bagi seluruh anggotanya. Dilihat dari tujuan bagi masing- masing individu (siswa) belajar kelompok membuat anak tidak tertekan dengan tugas yang harus ia kerjakan sendiri, mengurangi rasa bosan anak yang biasa terkekang dalam pembelajaran yang monoton, dan membuat anak merasa percaya diri dengan apa yang dilakukan bersama kelompoknya. Seperti yang dikemukakan Agus Su prijono bahwa “ tujuan intrinsik adalah tujuan yang didasarkan pada alasan bahwa dalam kelompok perasaan menjadi senang (Suprijono, 2009: 57).
Pendidikan yang terjadi saat ini sering kali membuat kecewa, apa lagi bila dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran khususnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang merupakan salah satu mata pelajaran wajib dipelajari di tingkat sekolah dasar. IPA juga merupakan salah satu disiplin ilmu yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan dan memiliki sifat ilmiah.
Pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan pemahaman untuk mengembangkan kompetensi peserta didik berfikir rasional dan ilmiah. Pendidikan IPA dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang alam sekitar.
Ilmu Pengetahuan Alam, yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains, disingkat menjadi IPA. Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Ahmad, 2013: 167).
Dengan demikian, IPA sebagai bagian dari kurikulum pendidikan dasar, menjadi peranan strategis dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. IPA adalah Ilmu Pengetahuan Dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari baik secara langsung maupun tidak langsung. IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatau proses penemuan (KTSP Standar Isi 2006).
Pelaksanaan pembelajaran yang terjadi di Sekolah Dasar saat ini bertujuan mengembangkan kemampuan dasar siswa berupa kemampuan akademik, keterampilan hidup, pengembangan moral, pembentukan karakter yang kuat, kemampuan untuk bekerjasama, dan pengembangan estetika terhadap dunia sekitar. Siswa tidak hanya aspek kognitifnya saja tetapi siswa juga dapat mengembangkan aspek afektif dan psikomotorik yang dimilikinya. Disamping itu siswa juga harus mengenali kondisi lingkungan sekitar yang dia tinggali baik kondisi yang ada di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Dengan kondisi yang demikian penulis menawarkan pembelajaran yang berhubungan dengan kondisi di sekitar siswa yaitu degan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Siswa diharapkan dapat mengenali kondisi yang ada disekitarnya dan dekat dengan kehidupan mereka. Pendidikan IPA senantiasa berkenaan dengan kemampuan manusia. Pendidikan IPA terjadi dalam situasi alamiah, yaitu interaksi antara fenomena alam, dan interaksi manusia dengan alam lingkungannya (Amirrudin, 2012: 4).
Berdasarkan tujuan yang akan dicapai bersama, belajar kelompok bertujuan untuk memecahkan berbagai persoalan (tugas kelompok) secara bersama melalui tukar pikiran dan pendapat serta mengembangkan berbagai sikap social antar individu dalam kelompoknya. Hal tersebut juga dikemukakan oleh (Usman dan Setiawati) sebagai berikut: tujuan dan manfaat belajar kelompok ialah menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial karena keputusan atau kesimpulan diambil bersama berdasarkan musyawarah mufakat, membina rasa tanggung jawab atas tugas.
Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan untuk bertahan hidup. Manusia memakan berbagai jenis makanan setiap hari. Tumbuhan juga memerlukan makanan agar tetap hidup. Tumbuhan mampu membuat makanannya sendiri. Proses pembuatan makanan pada tumbuhan dinamakan fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau. Proses fotosintesis ini memerlukan bantuan sinar matahari. Fotosintesis berlangsung di bagian daun. Namun proses ini terkadang juga terjadi di bagian lain yang mengandung klorofil.
Klorofil merupakan zat warna hijau daun pada tumbuhan. Klorofil berfungsi untuk menyerap energi cahaya matahari.
Manusia dengan segala kemampuannya dapat membuat dan mencari segala sesuatu yang dibutuhkannya. Manusia mengambil bahan makanan dari tumbuhan dan hewan. Dalam usahanya itu, manusia membuat berbagai alat untuk mempermudah pengolahan bahan makanan hingga dapat dinikmati. Manusia juga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Bahkan jika keadaan lingkungan berubah, manusia juga dapat mengubah cara hidupnya.
Adapun dari hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa kelas V MI Ma’arif NU Dsn. Geyongan ditemukan bahwa kemampuan mata pelajaran IPA terutama pada materi tumbuhan hijau masih rendah.
Proses belajar mengajar di kelas cenderung pada aktivitas guru dan kegiatan belajar mengajar berpegang pada buku paket saja. Sehingga kegiatan pembelajaran kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berinteraksi dengan memaksimalkan modalitas indera penglihatan, pendengaran dan gerak tubuh. Padahal dalam pembelajaran
IPA akan lebih mudah dipahami siswa dengan kegiatan mengaktifkan indera yang sudah dimiliki. Sehingga peserta didik tidak hanya dapat membayangkan objek yang sedang dipelajarinya secara abstrak. Keabstrakan tersebut sering membuat hasil belajar peserta didik menandai tidak maksimal.
Pernyataan tersebut didukung dengan data dari pencapaian hasil belajar IPA materi tumbuhan hijau pada siswa kelas V semester I MI Ma’arif Geyongan yang penulis dapatkan setelah melakukan wawancara dengan guru kelas V. Hasil belajar IPA siswa kelas V masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 60.
Berdasarkan permasalahan ini guru harus menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan serta mampu membuat peserta didik aktif dan kreatif dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang ada pada peserta didik untuk memecahkan setiap permasalahan yang mereka hadapi.
Perlu diketahui bahwa proses pembelajaran yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan seorang guru sangat bervariasi. Proses pembelajaran yang dilakukan secara sederhana hendaknya juga perlu dikembangkan, dimodifikasi, dikombinasikan untuk membantu pencapaian tujuan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Belajar sambil bermain dapat merangsang siswa untuk berperan aktif dalam mengikuti sebuah proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan permainan dapat memberikan umpan balik sehingga proses pembelajaran menjadi lebih hidup dan efektif. Permainan juga dapat meningkatkan minat belajar siswa yang selanjutnya akan dapat meningkatkan kegairahan siswa dalam belajar dengan lebih maksimal sehingga akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar peserta siswa.
Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif, siswa dapat memahami materi tumbuhan hijau dari berbagai sudut pandang, baik dari sudut pandang guru, dirinya sendiri, maupun dari sudut pandang kelompoknya, sehingga siswa akan mampu memahami materi berdasarkan pengetahuan yang ia bangun bersama orang lain. Karena tidak menutup kemungkinan bahwa terkadang anak hanya dapat memahami sesuatu materi berdasarkan apa yang mereka ketahui dalam angan-angan mereka saja berdasarkan penjelasan lisan dan tulisan guru dan bukannya yang mereka dapat dari pengalaman mereka sendiri, sehingga hasil belajar yang mereka dapatkan kurang maksimal. Hal tersebut juga dikarenakan anak kurang mendapatkan kesempatan menyampaikan apa yang dipahaminya seputar materi yang telah ia dapatkan, sehingga pengetahuan yang ia bangun secara individu hanya dapat ia terima sendiri berdasarkan sudut pandangnya.
Menurut Vygotsky melalui teori kontruktivisme sosial yang dikemukakannya, bahwa pengetahuan dibangun dan dikontruksi secara mutual yang menempatkan siswa berada dalam konteks sosiohistoris. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi mereka mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman. Dengan cara ini, pengalaman dalam konteks sosial memberikan mekanisme penting untuk perkembangan pemikiran siswa (Suprijono, 2009: 55).
Sehingga mengajarkan materi tumbuhan hijau melalui sosialisasi dan interraksi dengan temannya satu kelompok dalam berbagai kegiatan belajar kelompok dapat memberikan pengalaman langsung, berupa hasil kerja kelompok (Team), baik kegagalan maupun keberhasilan, yang dapat mereka ingat sampaikapan pun.
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games
Tournament) merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan
turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan system skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerjaakademik sebelumnya setara seperti mereka. Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Turnamen adalah subuah struktur di mana game berlangsung. Biasanya pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Dengan pembelajaran menggunakan metode ini diharapkan siswa dapat belajar tentang cahaya sekaligus belajar bersosialisasi dalam suasana dan perasaan senang dengan adanya unsure game, sehingga didapatkan hasil belajar berupa pengalaman belajar yang menyenangkan bagi siswa, yang menggunakan ingatan materi tentang tumbuhan hijau. Tujuan dari penggunaan model ini adalah diharapkan siswa menikmati pembelajaran tersebut dengan suasana permainan yang menyenangkan dan meyukai kesempatan rekognisi tim mereka, melatih hidup bersosialisasi dalam berkelompok, melatih kemampuan berfikir cepat dalam berkelompok, menciptakan warna positif di dalam kelas karena kesenangan para siswa terhadap permainan (Game) tersebut, membangun ketergantungan atau kepercayaan dalam tim asalmereka yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk merasa percaya diri ketika mereka bersaing dalam turnamen.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini guna membentuk kelompok-kelompok kecil diantara siswa dalam berkompetisi dengan suasana yang positif. Model TGT memberikan mereka peraturan dan strategi untuk bersaing sebagai individu setelah menerima bantuan dari teman mereka. Siswa mampu membangun ketergantungan atau kepercayaan dalam tim asal siswa yang memberi kesempatan kepada siswa untuk merasa percaya diri ketika siswa bersaing dalam turnamen. TGT dapat menciptakan suasana kelas menjadi lebih aktif.
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Dsn. Geyongan adalah MI swasta yang ada di Geyongan Kecamatan Bawen. Seperti MI lain pada umumnya, MI ini menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), namun menurut wawancara dengan guru pengampu mata
pelajaran IPA diketahui bahwa terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan KTSP. Salah satu kendala utama adalah kurangnya antusias siswa untuk belajar, peserta didikcenderung menerima apa saja yang disampaikan oleh guru, diam dan enggan dalam mengemukakan pertanyaan maupun pendapat.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dilakukan observasi di MI Ma’arif Geyongan pada tanggal 2 Agustus 2016 dan diperoleh keterangan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV di madrasah tersebut masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang diterapkan untukmata pelajaran IPA adalah 60. Dari hasil survei tersebut diketahui bahwa dari sejumlah 20 peserta didik, 4 siswa memperoleh nilai KKM dan 16 siswa yang lain belum memenuhi KKM yang ditentukan. Dari hasil wawancara ini pula diperoleh informasi dari guru IPA kelas V bahwa siswa sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Peneliti dan guru menduga strategi, model pembelajaran yang digunakan selama ini belum efektif. Hal ini yang menyebabkan rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas V MI Ma’arif Dsn. Geyongan Ds. Kandangan Kec. Bawen Kab. Semarang.
Dengan adanya kendala-kendala tersebut peneliti menawarkan model pembelajaran dengan permainan (games). Dimana siswa akan tertarik dengan sebuah permainan sehingga akan tercipta pembelajaran menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Dan ke depannya guru mampu menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan serta mampu membuat siswa aktif dan kreatif dengan merngoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa secara maksimal terutama pada mata pelajaran
IPA. Dan perlu diketahui oleh guru bahwa proses pembelajaran yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan seorang guru sangat bervariasi. Proses pembelajaran yang dilakukan secara sederhanapun hendaknya uga perlu dikembangkan, dimodifikasi, dikombinasikan untuk membantu siswa dalam pencapaian tuuan dalam proses kegiatan belajar mengaar.
Hubungannya anatar model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan MI yang dipilih adalah agar siswa kelas V di MI Ma’arif NU Dsn.
Geyongan ini memperoleh pemahaman baru dengan metode yang ditawarkan penulis dengan kegiatan bermain sambil belajar. Kurangnya ketercapaian KKM penulis menawarkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini kepada guru agar siswanya juga senang dan dapat belajar lebih bermakna. Dengan game-game kecil dan juga kuis dapat mendorong minat siswa untuk lebih rajin lagi dalam belajar guna meningkatkan prestasi belajar di MI Ma’arif NU Dsn. Geyongan. Dimana selama ini guru mengajar hanya menggunakan metode ceramah saja jadi penulis menawarkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini agar siswa juga bisa bekerjasama dengan teman yang lainnya.
Permainan atau game yang peneliti terapkan bertujuan memacu timbulnya kerja sama tim untuk mencapai suatu tujuan bersama. Selain itu, adanya kegiatan bermain dalam belajar akan mengurangi rasa bosan dan menimbulkan perasaan senang ketika belajar. Seperti yang dikemukakan Anggani Sudono, bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang mengasilkan pengertian atau memberikan informasi, member kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak (Sudono, 2010: 1).
Bagi sebagian siswa belajar IPA masih dirasa sulit dan membosankan, karena metode yang monoton dengan ceramah, mencatat dan terdominasi menggunakan papan tulis. Oleh karena itu perlu adanya penggunaan metode maupun model pembelajaran yang variatif supaya siswa tidak jenuh sehingga hasil belajar dapat tercapai secara maksimal.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
TUMBUHAN HIJAU MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES
TOURNAMENT ) PADA SISWA KELAS V SEMESTER I MI
MA’ARIF DSN. GEYONGAN DS. KANDANGAN KEC. BAWEN KAB.
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi tumbuhan hijau pada siswa kelas V semester I di MI
Ma’arif NU Dsn. Geyongan Ds. Kandangan Kec. Bawen Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017? C.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan “Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi tumbuhan hijau dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas V semester I di MI Ma’arif NU Dsn. Geyongan Ds. Kandangan Kec. Bawen Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
D. Hipotesis
Hipotesis atau dugaan sementara terhadap penelitian banyak memberi manfaat bagi pelaksanaan penelitian. Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan di dalam perencanaan penelitian. Untuk mengarahkan kepada hasil penelitian ini maka di dalam penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian ini (Amiruddin, 2012: 15).
1. Hipotesis Tindakan Adapun hipotesis atau dugaan sementara yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran
TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi tumbuhan hijau pada siswa kelas V MI Ma’arif NU Dsn. Geyongan Ds. Kandangan Kec. Bawen Kab. Semarang tahun pelajaran 2016/2017.
2. Indikator Keberhasilan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT bisa dikatakan berhasil jika indikator keberhasilan dapat dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran dan dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥60. Adapaun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi tumbuhan hijau melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas V semester I MI Ma’arif NU Dsn. Geyongan Ds. Kandangan Kec. Bawen Kab.
Semarang tahun pelajaran 2016/2017.
E. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis a.
Untuk memperkaya pengetahuan lapangan tentang proses pembelajaran yang menarik bagi siswa terutama menggunakan model-model pembelajaran kooperatif tipe TGT. b.
Hasil penelitian ini dapat memberikan inovasi dalam pengembangan desain pembelajaran inovatif, khususnya yang berhubungan dengan masalah peningkatan hasil belajar IPA materi tumbuhan hijau. Selain itu juga diharapkan dapat menarik minat peesrta didik dalam belajar, mengajarkan siswa untuk bekerja sama dan memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.
2. Manfaat Praktis a.
Bagi sekolah Penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk memotivasi guru dalam melakasanakan proses pembelajaran di kelas, khususnya mata pelajaran IPA. Selain itu juga memberikan sumbangan pengetahuan terhadap sekolah dalam perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
b.
Bagi guru Model pembelajaran yang diterapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.selain itu hasil penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan mengajar guru serta disajikan sarana untuk mengevaluasi pembelajaran yang sudah pernah dilakukan.
c.
Bagi siswa Pembelajaran yang menarik diharapkan dapat memotivasi peserta didik, meningkatkan minat belajar peserta didik, menumbuhkan potensi yang dimiliki peserta didik serta dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik terutama pada mata
pelajaran IPA. F. Definisi Operasional Seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengukur variabel untuk membantu mengklasifikasikan gejala di sekitar disebut dengan definisi operasional. Definisi operasional bertujuan agar tidak ada kesalahpahaman dalam menafsirkan setiap maksud penelitian dan memberikan interpretasi beberapa istilah yang penulis gunakan dalam peneliitian.
Adapun istilah-istilah tersebut antara lain: 1.
Model pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana siswa akan duduk bersama membentuk kelompok kecil untuk menguasai materi yang disampaikan guru (Robert, 2009: 8). Tujuan model pembelajaran kooperatif supaya para siswa dapat saling membantu, mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.
2. Hasil Belajar
Belajar merupakan proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. (Menurut Agus Suprijono (2011: 7). Jadi hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku peserta didik baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik yang merupakan timbal balik dari proses belajar mengajar yang telah dilakukan.
3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Materi Tumbuhan Hijau Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang mempelajari alam sekitar beserta isinya. Semua benda-benda yang ada di alam peristiwa dan gejala-gejala yang terjadi. Proses pembuatan makanan pada Tumbuhan dengan bantuan cahaya matahari disebut fotosintesis.
Secara alami, fotosintesis terjadi pada siang hari karena fotosintesis memerlukan cahaya matahari untuk memasak makanannya sendiri.
Cahaya yang dapat memberikan energi terbesar untuk fotosintesis adalah cahaya matahari. Cahaya lampu juga dapat memberi energi pada proses fotosintesis. Akan tetapi, energi cahaya matahari jauh lebih besar daripada energi cahaya lampu. Bahan-bahan yang diperlukan: air, karbondioksida dan cahaya matahari. Pada proses fotosintesis dihasilkan karbohidrat dan oksigen (Haryanto, 2004: 40- 41).
4. TGT (Teams Games Touranament) TGT (Teams Games Tournament) merupakan suatu model yang menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota team lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung. Biasanya pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini diharapkan siswa dapat belajar tentang tumbuhan hijau sekaligus belajar bersosialisasi dalam suasana dan perasaan senang dengan adanya unsur game terutama menciptakan games akademik.
Dari paparan definisi operasional tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa TGT merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki unsur pengajaran di mana seorang guru menyampaikan pelajaran, belajar team kegiatan peserta didik mengerjakan lembar kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi dan turnamen yakni aktivitas para peserta didik memainkan game akademik dalam kemampuan yang homogen dengan menggunakan meja turnamen. Game akademik yang dimainkan oleh peserta didik dalam turnamen tersebut berupa permainan.
G. Metode Penelitian
Metode penelitian menjelaskan bagaimana prosedur penelitian itu akan dilaksanakan. Unsur yang harus terdapat dalam metodologi penelitian adalah metode dan desain penelitian, instrumen (alat pengumpul data), sampel penelitian, dan teknik analisis data. Metode penelitian meliputi:
1. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yakni meningkatkan hasil belajar IPA materi tumbuhan hijau melalui Teams Games Tournament pada siswa kelas V MI Geyongan Kec. Bawen.
Menurut Arikunto dalam Suyadi (2010: 18) yang menjelaskan PTK secara lebih sistematis.
a.
Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati.
b.