TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN NISBAH PEMBIAYAAN AKAD MUḌARABAH KHUSUS DI PT. BPRS BAKTI ARTHA SEJAHTERA CABANG BANYUATES SAMPANG MADURA.

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN NISBAH
PEMBIAYAAN AKAD MUḌĀRABAH KHUSUS DI PT. BPRS BAKTI
ARTHA SEJAHTERA CABANG BANYUATES SAMPANG MADURA

SKRIPSI

Oleh
Uswatun Hasanah
NIM. C02212076

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah (Muamalah)
Surabaya
2016

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN NISBAH
PEMBIAYAAN AKAD MUḌĀRABAH KHUSUS DI PT. BPRS BAKTI
ARTHA SEJAHTERA CABANG BANYUATES SAMPANG MADURA


SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu Ilmu Syariah
dan Ekonomi Islam

Oleh
Uswatun Hasanah
Nim. C02212076

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah (Muamalah)
Surabaya
2016

ABSTRAK

Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan tentang Tinjauan Hukum
Islam Terhadap Pengambilan Nisbah Pembiayaan Akad Muḍārabah Khusus di

PT. BPRS Bakti Artha Sejahtera Sampang. Untuk selanjutnya disebut PT. BPRS
BASS. Hasil penelitian ini dapat menunjukkan bahwa pengambilan Nisbah
pembiayaan Muḍārabah Khusus di PT. BPRS BASS ditentukan atas dasar
kesepakatan bersama kedua belah pihak antara nasabah dan BPRS BASS dengan
sistem pembayaran nisbah sepenuhnya di awal dan pembayaran dana pokok
sepenuhnya di akhir pada saat jatuh tempo. PT. BPRS BASS menggunakan
istilah Muḍārabah khusus karena pada pembiayaan Muḍārabah PT. BPRS Bakti
Artha Sejahtera hanya memberikan jangka waktu maksimal 6 bulan, sedangkan
pada pembiayaan yang lain PT. BPRS BASS memberikan jangka waktu lebih
dari 1 tahun.
Dalam menjawab permasalahan tersebut digunakan jenis penelitian
kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik observasi, wawancara (interview) dan dokumentasi. Data yang
berhasil dikumpulkan selanjutnya disusun dan dianalisis dengan menggunakan
pola pikir deduktif dengan teknik analisis deskriptif kualitatif.
Sistem di atas jika ditinjau dari perspektif Hukum Islam, pengambilan
Nisbah Muḍārabah Khusus di PT. BPRS BASS kurang sesuai dengan teori
Muḍārabah dalam Hukum Islam. Karena dalam akad Muḍārabah sebelum
dijalankan oleh pekerja termasuk akad yang tidak lazim/tidak mengikat dan yang
dibagikan adalah Nisbah keuntungan.

Dalam pelaksanaan penga0bilan Nisbah Muḍārabah Khusus di PT. BPRS
BASS, diharapkan pihak PT. BPRS BASS menggunakan mekanisme yang dapat
mempertahankan kepatuhan Syariah yang telah terpenuhi dengan baik. Hal ini
dilakukan agar kebutuhan nasabah terpenuhi dengan tetap mengacu pada nilainilai Syariah.

v

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ............................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... iii
PENGESAHAN ................................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL …………............................................................................... x
DAFTAR TRANSLITERASI .............................................................................. xi

BAB I

PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah .............................................. 7
C. Rumusan Masalah ...................................................................... 8
D. Kajian Pustaka ........................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 12
F. Kegunaan Hasil Penelitian ........................................................ 13
G. Definisi Operasional ................................................................. 13
H. Metode Penelitian ..................................................................... 14
I. Sistematika Pembahasan ............................................................ 20

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II

TEORI MUḌĀRABAH DALAM HUKUM ISLAM .......... ..... 22
A. Pengertian Muḍārabah ............................................................. 22
B. Ketentuan Pembiayaan Muḍārabah .......................................... 26

C. Dasar Hukum Muḍārabah ........................................................ 28
D. Rukun dan Syarat Pembiayaan Muḍārabah ............................ 31
E. Macam-Macam Muḍārabah ..................................................... 35
F. Nisbah ....................................................................................... 36
G. Bagi Hasil dalam Pembiayaan Muḍārabah ............................. 40
H. Sifat Muḍārabah ...................................................................... 42
I. Hukum Muḍārabah ................................................................... 43
J. Manfaat dan Resiko Muḍārabah ................................................ 49
K. Perjanjian Muḍārabah ………………………………………... 50
L. Pembatalan Muḍārabah ………………………………………. 54

BAB III PENENTUAN PENGAMBILAN NISBAH DALAM PEMBIAYAAN

MUḌĀRABAH KHUSUS DI PT. BPRS BAKTI ARTHA
SEJAHTERA CABANG BANYUATES SAMPANG
A. GAMBARAN UMUM TENTANG DAERAH PENELITIAN
a. Sejarah PT. BPRS BASS ...................................................... 56
b. Visi dan Misi PT. BPRS BASS............................................. 60
c. Bentuk / Badan Hukum ......................................................... 60
d. Struktur Organisasi ............................................................... 62

e. Produk-produk PT. BPRS BASS .......... ............................... 72
B. PROSEDUR PEMBIAYAAN MUḌĀRABAH KHUSUS ..... 76
a. Tahap Pendaftaran Permohonan Pembiayaan ........................ 76
b. Tahap Setelah Pendaftaran ..................................................... 77
c. Tahap Usulan Pembiayaan ..................................................... 78
d. Tahap Putusan Permohonan ................................................... 78
e. Tahap Realisasi Pembiayaan .................................................. 79

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

C. APLIKASI PENGAMBILAN NISBAH PADA PEMBIAYAAN

MUḌĀRABAH KHUSUS ……….............… 80
a. Teknik Perhitungan Nisbah .................................................... 82
b. Bentuk Perjanjian ................................................................... 86
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN NISBAH
PEMBIAYAAN MUḌĀRABAH KHUSUS DI PT. BPRS BASS
A. Analisis Aplikasi Terhadap Pengambilan Nisbah Pembiayaan Akad

Muḍārabah Khusus di PT. BPRS BASS ....................................... 92

B. Analisis Hukum Islam Terhadap Aplikasi Pengambilan Nisbah
Pembiayaan Akad Muḍārabah Khusus di PT. BPRS BASS ....... 96
BAB V

PENUTUP ……………………………………………………….... 102
A. Kesimpulan ................................................................................... 102
B. Saran ............................................................................................. 103

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupan senantiasa
berinteraksi antara satu dengan yang lain. Masing-masing individu saling

bergantung satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak ada
satu orang pun di dunia ini yang bisa hidup sempurna tanpa jasa orang lain.1
Dari sifat kehidupan manusia yang saling bergantung satu sama lain
ini, muncullah berbagai problematika kehidupan baik yang meliputi aspek
ritual maupun sosial. Problem kehidupan ini tentunya harus segera direspon
dengan serangkaian garis-garis hukum yang mampu memecahkan setiap
permasalahan yang timbul dalam kehidupan manusia.
Dalam menjawab pemasalahan yang timbul nampaknya peranan
hukum lslam dalam konteks kekinian dan kemoderenan dewasa ini sangat
diperlukan dan tidak dapat dihindarkan. Kompleksitas permasalahan umat
yang selalu berkembang seiring dengan perkembangan jaman membuat
hukum Islam harus menampakkan sifat elastisitas dan fleksibilitasnya guna
memberikan yang terbaik dan bisa memberikan kemaslahatan bagi umat
manusia.
Nurul Huda dan Heykal Mohammad, Lembaga Keuangan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), 3.

1

1


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

Dalam berinteraksi hukum Islam memperbolehkan baik melalui
individu mapun melalui lembaga keuangan. Lembaga keuangan syariah
mempraktekkan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah serta membentuk
sub sistem. Sistem pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dilihat dari sudut
pandang ekonomi bahwa berdasarkan tujuan penggunaannya dapat dibagi
menjadi dua hal:
1. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan
yang ditujukan untuk sektor
1
produktif, seperti pembiayaan modal kerja, pembiayaan pembelian barang
modal dan lainnya yang mempunyai tujuan memberdayakan sektor real.
Salah satu fungsi utama dari perbankan adalah menyalurkan dana yang
telah dihimpunnya kepada masyarakat melalui pembiayaan kepada
nasabah.
2. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk
pembiayaan yang bersifat konsumtif, seperti pembiayaan untuk

pembiayaan rumah, kendaraan bermotor, pembiayaan pendidikan dan
apapun yang sifatnya untuk keperluan pribadi dan tidak untuk keperluan
usaha.2
Dalam pembiayaan sendiri ada beberapa akad yang biasa digunakan
oleh beberapa lembaga keuangan Islam diantaranya adalah murābaḥah,

muḍārabah, bay` bithaman ‘ajil dan lain sebagainya.

2

Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), 114.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Seiring dengan kemajuan jaman dan tuntutan masyarakat Muslim di
Indonesia yang sangat merindukan transaksi berdasarkan prinsip -prinsip
Islam dalam berbagai aspek, kemudian Pemerintah mengeluarkan Undangundang Nomor 21 tahun 2008, Perubahan atas Undang-undang Nomor 10
tahun 1998 Tentang Perbankan, Undang- undang memberikan

untuk diterapkan praktek perekonomian sesuai

syariah

peluang

di

bawah

perlindungan hukum positif, sebagaimana termuat pada pasal 1 ayat 25:
‚Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau
tagihan atau yang dipersamakan dengan itu berupa: a). Transasksi bagi hasil
dalam bentuk mudarabah dan musyarakah. b). Transaksi sewa menyewa
dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk Ijārah Muntahiyah Bi at-

tamlik. c). Transaksi jual beli dalam bentuk piutang Murabaḥah, salam, dan
Istishna’. d). Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qarḍ; dan
e). Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk Ijārah untuk transaksi
multijasa berdasarkan persatuan atau kesepakatan antara Bank Syariah
dari/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau
diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.‛
Berdasarkan Undang-undang tersebut kemudian terwujudlah lembaga
keuangan syariah, pada awalnya Perbankan Syariah, Asuransi Syariah,
Pegadaian Syariah, Badan Pembiayaan Rakyat Syariah kemudian Koperasi
Syariah dan lain-lain. Dari sekian banyak lembaga keuangan Syariah yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

sudah mempunyai payung Hukum Positif adalah Perbankan Syariah,
sedangkan lembaga keuangan syariah yang lainnya belum mempunyai
payung hukum tersendiri, seperti Asuransi Syariah, Pasar Modal Syariah dan
Pegadaian Syariah.
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yaitu Bank Syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.3Adapun
perbedaan antara Bank Pembiayaan Rakyat Konvensional dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah adalah :
a. Dalam BPR Syariah akad yang dilakukan memiliki konsekuensi
duniawi dan ukhrawi, karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum
islam. Sering nasabah berani melanggar kesepakatan atau perjanjian
yang telah dilakukan bila hukum hanya berdasarkan hukum positif.
Salah satu contoh adalah pada kasus pembiayaan muḍārabah mikro di
BMT As-syifa’ Taman Sidoarjo, di mana penentuan margin

muḍārabah mikro di BMT As-Syifa’ Taman Sidoarjo ditentukan atas
dasar kesepakatan bersama kedua belah pihak antara nasabah dan
BMT As-Syifa’, dengan bentuk nominal dan disesuaikan dengan besar
kecilnya pembiayaan. Serta menggunakan metode margin keuntungan
Annuitas,

perhitungan

secara

annuitas

adalah

suatu

cara

pengembalian pembiayaan dengan pembayaran angsuran harga pokok
dan margin keuntungan secara tetap. Penentuan margin yang telah
3

Khotibul Umam, Trend Pembentukan Bank Umum Syariah Pasca Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2008 (Konsep Regulasi dan Implementasi ),(Yogyakarta : BPFE Yogyakarta, 2009), 41.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

dipraktekkan oleh BMT As-syifa’ Taman Sidoarjo kurang sesuai
dengan prinsip-prinsip teori muḍārabah dengan mengacu pada fatwa
DSN tentang pembiayaan muḍārabah No: 07/DSN-MUI/IV/2000
yang terdapat pada bagian kedua no.4 poin b, yang isinya ‚Bagian
keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan
dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk
prosentasi (nisbah) dari keuntungan sesuai kesepakatan bersama.
Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan‛.
b. Bisnis dan usaha yang dibiayai tidak boleh bisnis yang haram, syubhat
ataupun dapat menimbulkan kemudharatan bagi pihak lain.
c. Praktik operasional Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, baik untuk
penghimpunan maupun penyaluran pembiayaan, menggunakan sistem
bagi hasil dan tidak menggunakan sistem bunga.
d. Adanya dewan pengawas syariah dalam struktur organisasinya yang
bertujuan mengawasi praktik operasional Bank Pembiayaan Syariah
agar tidak menyimpang dari prinsip syariah.
e. Penyelesaian sengketa yang terjadi dapat diselesaikan melalui Badan
Arbitrase Syariah maupun Pengadilan Agama.
Pada jaman sekarang ini banyak bermunculan lembaga keuangan baik
bank atau bukan bank yang yang mengklaim dirinya sebagai lembaga
keuangan Syariah dan banyak juga yang hanya kulitnya saja tapi prakteknya
tidak Syariah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bakti Artha Sejahtera cabang
banyuates sampang madura adalah merupakan kantor kas milik kabupaten
sampang. BPRS Bakti Artha Sejahtera cabang banyuates sampang berdiri
sejak tahun 2012 dan mulai efektif bekerja di bidang penghimpunan dan
penyaluran danaseperti tabungan, investasi dan pembiayaan sama halnya
seperti pada Bank lainnya. Namun Bank ini masih hanya bisa melayani
pembiayaan mikro mengingat BPRS Bakti Artha Sejahtera ini adalah
merupakan kantor kas khusus kabupaten sampang saja. Bank juga melayani
pembiayaan sebagai penyaluran dana contohnya seperti pembiayaan akad

murābaḥah dan muḍārabah khusus.
Muḍārabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana
pihak

pertama

bertindak

sebagai

pemilik

dana(ṣāḥibul

māl)yang

menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lain sebagai pengelola usaha

(muḍārib). Keuntungan yang didapatkan dari akad muḍārabah dibagi
menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak dan biasanya dalam
bentuk prosentase (nisbah).4Muḍārabah khusus artinya BPRS Bakti Artha
Sejahtera hanya melayani pembiayaanmuḍārabah dalam jangka pendek.
Berdasarkan pemaparan di atas BPRS Bakti Artha Sejahtera
diharapkan dapat merubah keadaan ekonomi masyarakat sampang menjadi
makmur dengan adanya penyaluran dana dari BPRS Bakti Artha Sejahtera
tersebut, karena BPRS Bakti Artha Sejahtera bisa membantu masyarakat
dalam membangun usaha ataupun mengembangkan usahanya.
4

Ismail Nawawi, Fiqh Muamalah Hukum Ekonomi, Bisnis dan Sosial,(Jakarta:CV. Dwi Putra
Pustaka Jaya, 2010), 260.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

Pada umumnya lembaga keuangan syariah dalam bidang kerjasama
dalam permodalan, dalam pembiayaan muḍārabah biasanya menawarkan
bagi hasil antara prosentase 60:40 dengan sistem pengembalian dana pokok
dan nisbah di bayar setiap bulan. Akan tetapi lain halnya dengan sistem
pembiayaan muḍārabah khusus di PT. BPRS Bakti Artha Sejahtera yang
dengan sistem pengambilan nisbah keuntungan sepenuhnya di awal
sedangkan pengembalian dana pokok sepenuhnya diakhir ketika jatuh
tempo. Hal inilah yang menjadi alasan penulis tertarik untuk meneliti sistem
pengambilan nisbah pembiayaan muḍārabah khusus di PT. BPRS Bakti
Artha Sejahtera cabang banyuates sampang madura.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
1.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa hal yang menjadi

masalah dalam penelitian ini antara lain:
a.

Urgensi PT. BPRS Bakti Artha Sejahtera.

b.

Produk pembiayaan di PT. BPRS Bakti Artha Sejahtera.

c.

Landasan operasional pembiayaan diPT. BPRS Bakti Artha
Sejahtera.

d.

Kesesuaian operasional pembiayaan dengan prinsip syariah.

e.

Penerapan pembiayaan akad muḍārabah khusus di PT. BPRS Bakti
Artha Sejahtera.

f.

Pengambilan nisbah pembiayaan akad muḍārabah khusus di PT.
BPRS Bakti Artha Sejahtera.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

2.

Batasan Masalah
Batasan masalah diperlukan agar fokus pada permasalahan
tertentu. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
a.

Penerapan pembiayaan akad muḍārabah khusus di PT. BPRS Bakti
Artha Sejahtera cabang banyuates sampang madura.

b. Istilah muḍārabah khusus pada pembiayaan muḍārabah di PT.
BPRS Bakti Artha Sejahtera cabang Banyuates Sampang Madura.
c. Pengambilan nisbah pembiayaan akad muḍārabah khusus di PT.
BPRS Bakti Artha Sejahtera cabang banyuates sampang madura.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kajian ini hanya dibatasi pada
masalah:
1.

Bagaimana aplikasi pengambilan nisbah pembiayaan akad muḍārabah
khusus di PT. BPRS Bakti Artha Sejahtera cabang Banyuates Sampang
Madura?

2.

Mengapa terdapat istilah muḍārabah khusus pada pembiayaan

muḍārabah di PT. BPRS Bakti Artha Sejahtera cabang Banyuates
Sampang Madura?
3.

Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pengambilan nisbah
pembiayaan akad muḍārabah khusus di PT. BPRS Bakti Artha
Sejahtera cabang Banyuates Sampang Madura?

E. Kajian Pustaka

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian
yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti sehingga
terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan
pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang telah ada.
Beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh beberapa
peneliti terdahulu dengan judul yang berkaitan dengan apa yang peneliti
teliti antara lain adalah sebagai berikut:
Subroto (2008) dengan judul ‚Tinjauan Hukum Islam terhadap
Perhitungan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan Muḍārabah pada BMT Bina
Ihsanul Fikri Yogyakarta‛ jenis penelitian yakni penelitian lapangan (field

research). Hasil analisisnya adalah bahwa sistem bagi hasil yang diterapkan
di BMT BIF dalam pembagian keuntungan hasil usaha pembiayaan

muḍārabahantara BMT BIF dan anggota belum sesuai dengan ketentuan
hukum islam walau bagi hasil didapat dari keuntungan bersih dan dibagi
hasilkan sesuai dengan proporsi modal yang ditanamkan masing-masing
menurut kesepakatan pada waktu akad. Ini dibuktikan dengan adanya sistem
angsuran dan kadar keuntungan flat.5
Trias Aprilyani (2009) dengan judul ‚Tinjauan Hukum Islam atas
Penerapan Akad Baku dalam Transaksi Pembukaan Rekening Tabungan

Muḍārabah(studi kasus di BMT Mandiri, Jl. Palagan Tentara Pelajar KM 10,
Sleman-Yogyakarta)‛. Jenis penelitian adalah penelitian lapangan. Hasil

5

Subroto, “Tinjauan Hukum islam Terhadap Perhitungan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan
Muḍārabah Pada BMT Bina Ihsanul Fikri Yogyakarta”(Skripsi--, UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta, 2008), 99.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

analisisnya adalah bahwa legalitas penggunaan akad baku tersebut
didasarkan pada kaidah ‘urf, yakni dengan alasan efektifitasan bertransaksi
yang telah umum digunakan dalam transaksi bisnis internasional, serta tidak
ada dalil yang melarangnya dalam hukum islam. Dari segi keadilan, menurut
perspektif penyusun, pemaknaan keadilan dalam distribusi bagi hasil dalam
kasus ini adalah bukan dengan memberikan porsi yang sama kepada kedua
belah pihak yang saling terikat dalam akad mudarabah, akan tetapi
memberikan porsi yang sesuai berdasarkan pada peran masing-masing pihak
dalam menjalankan usaha, yakni ada pihak yang aktif dan pasif, sehingga
pemaknaan keadilan ini haruslah memperhatikan konteks yang ada. Akan
tetapi tidak dipungkiri bahwa melalui mekanisme penentuan angka nisbah
bagi hasil secara sepihak tersebut tetap dianggap kurang adil, mengingat hal
tersebut bertentangan dengan prinsip keadilan dalam bagi hasil.6
Siti Afifah, Ahmad Sobari, Hilman Hakiem (jurnal) dengan judul
‚Analisis Produk Deposito Muḍārabah dan Penerapannya pada PT. BPRS
Amanah Ummah‛. Hasil analisisnya adalah bahwa penentuan nisbah bagi
hasil deposito muḍārabah di PT. BPRS Amanah Ummah mengikuti
peraturan BI tetapi tidak mengikuti dalam pembagian hasil nominal.7
Hoirul Anwar (2014) dengan judul ‚Tinjauan Hukum Islam terhadap
Penentuan Margin dalam Pembiayaan Muḍārabah Mikro (Studi Kasus di

6

Trias Aprilyani, “Tinjauan Hukum Islam atas Penerapan Akad Baku dalam Transaksi Pembukaan
Rekening Tabungan Muḍārabah (Studi Kasus di BMT Mandiri, Jl. Palagan Tentara Pelajar KM
10, Sleman-Yogyakarta)” (Skripsi-- UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009), 100.
7
Siti Afifah, Ahmad Sobari, Hilman Hakim “Analisis Produk Deposito Muḍārabah dan
Penerapannya pada PT. BPRS Amanah Ummah”, Al-Muzara’ah, No. 2, Vol. 1 (2013), 159.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

BMT As-Syifa’ Taman Sidoarjo)‛. Hasil analisisnya adalah penentuan
margin muḍārabah mikro di BMT As-Syifa’ Taman Sidoarjo ditentukan atas
dasar kesepakatan bersama kedua belah pihak antara nasabah dan BMT AsSyifa’, dengan bentuk nominal dan disesuaikan dengan besar kecilnya
pembiayaan. Serta menggunakan metode margin keuntungan Annuitas,
perhitungan secara annuitas adalah suatu cara pengembalian pembiayaan
dengan pembayaran angsuran harga pokok dan margin keuntungan secara
tetap.

Meskipun

secara

akad

berbeda

karena

BMT

As-Syifa’

memberitahukan biaya perolehan dan margin yang diinginkan untuk
menghindari ketidakjelasan (gharar) dan hal yang tidak diperbolehkan
syariat. Penentuan margin muḍārabah mikro di BMT As-Syifa’ Taman
Sidoarjo kurang sesuai dengan prinsip-prinsip teori muḍārabah dengan
mengacu pada fatwa DSN tentang pembiayaan muḍārabah No: 07/DSNMUI/IV/2000 yang terdapat pada bagian kedua no.4 poin b, yang isinya
‚Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan
dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk
prosentasi (nisbah) dari keuntungan sesuai kesepakatan bersama. Perubahan
nisbah harus berdasarkan kesepakatan‛.8
Dilihat dari pemaparan beberapa penelitian terdahulu diatas maka
dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara penelitian terdahulu dengan
judul skripsi yang akan dikaji oleh penulis adalah penelitian terdahulu lebih

8

Hoirul Anwar, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin dalam Pembiayaan
Muḍārabah Mikro (Studi Kasus di BMT As-Syifa` Taman Sidoarjo)” (Skripsi--, IAIN Sunan
Ampel, Surabaya, 2014), 91.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

fokus meneliti dari segi ketidakadilan dalam akad muḍārabah karena pihak
nasabah tidak bisa melakukan tawar menawar dalam penentuan nisbah bagi
hasil muḍārabah dan penentuan margin muḍārabah yang ditentukan dalam
bentuk nominal. Sedangkan dalam penelitian ini penulis fokus pada sistem
pengambilan nisbah pembiayaan akad muḍārabah yang sepenuhnya diambil
diawal.

D. Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini memiliki tujuanyang ingin dicapai sebagaimana
berikut:
1.

Untuk mengetahui pengambilan nisbah pembiayaan akad muḍārabah
khusus di PT. BPRS Bakti Artha Sejahtera cabang Banyuates Sampang
Madura.

2.

Untuk mengetahui istilah muḍārabah khusus pada pembiayaan

muḍārabah di PT. BPRS Bakti Artha Sejahtera cabang Banyuates
Sampang Madura.
3.

Untuk mengetahui tinjauan hukum islam terhadap pengambilan nisbah
pembiayaan akad muḍārabah khusus di PT. BPRS Bakti Artha
Sejahtera cabang Banyuates Sampang Madura.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
kegunaan terhadap dua aspek berikut ini:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

1. Aspek teoretis (keilmuan)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
informasi tentang pemahaman pembiayaan akad muḍārabahdi bank
syariah lembaga keuangan lainnya.
2. Aspek praktis
Sebagai

bahan

pertimbangan

dalam

pengambilan

kebijakan,

gunameningkatkan kualitaslembaga keungan syariah khususnya BPRS,
serta sebagai bahan koreksi untuk pihak BPRS Bakti Artha Sejahtera agar
lebih dalam memperhatikan ketentuan prinsip syariah pada setiap
transaksinya.

G. Definisi Operasional
Definisi operasional pada penelitian ini adalah unsur penelitian yang
terkait dengan variabel yang terdapat dalam judul penelitian atau yang
tercakup dalam paradigma yang sesuai dengan hasil rumusan masalah.
Berdasarkan judul yang menjadi pokok pembahasan penelitian kali ini,
maka definisi operasionalnya dari variabel yang dapat dipaparkan sebagai
berikut:
Hukum Islam

: aturan dan larangan yang sesuai dengan Al-Qur’an,
Hadits, Ijma’ dan Fatwa Dewan Syariah Nasional yang
berkaitan dengan Muḍārabah.

Muḍārabah khusus: akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak
pertama bertindak sebagai pemilik dana (ṣāḥibul māl)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

yang menyediakan seluruh modal. Sedangkan pihak
lain

sebagai

pengelola

usaha

(muḍārib)

yang

dilaksanakan dalam jangka waktu pendek. Keuntungan
yang didapatkan dari akad muḍārabah dibagi menurut
kesepakatan.

Nisbah pembiayaan: porsi bagi hasil antara pihak bank dan nasabah atas
transaksi pendanaan dan pembiayaan dengan akad bagi
hasil.
Dalam hal ini untuk mempermudah menganalisa dan mendapatkan
hasil yang akurat peneliti membatasi dalam menganalisa pengambilan

nisbah pembiayaan akad muḍārabah khusus.
H. Metode Penelitian
1.

Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif, yakni penelitian yang tidak menggunakan angka dalam
mengumpulkan data dan dalam memberikan penafsiran terhadap
hasilnya.9
Dalam penelitian kualitatif data dikumpulkan oleh peneliti dengan
memasuki lapangan. Peneliti menjadi instrumen utama yang terjun ke
lapangan serta berusaha mengumpulkan informasi melalui pengamatan
dan wawancara.

9

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2006), 12.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Penelitian mengamati kenyataan dan mengajukan pertanyaan
dalam wawancara hingga berkembang secara wajar berdasarkan ucapan
dan buah pikiran yang dicetuskan oleh orang yang diwawancarai.10
Maksud dalam penelitian ini peneliti memaparkan data hasil penelitian
di lapangan yakni tentang aplikasi pengambilan nisbah pembiayaan
akad muḍārabah khusus di PT. BPRS Bakti Artha Sejahtera cabang
banyuates sampangmadura.
2.

Data yang Dikumpulkan
a. Informasi tentang praktik pembiayaan muḍārabah khusus di PT.
BPRS Bakti Artha Sejahtera cabang Banyuates Sampang.
b. Pengambilan Nisbah pada pembiayaan muḍārabah khusus di PT.
BPRS Bakti Artha Sejahtera cabang Banyuates Sampang.
c. Tinjauan hukum islam terhadap Pengambilan Nisbah pada
pembiayaan muḍārabah khusus di PT. BPRS Bakti Artha
Sejahtera cabang Banyuates Sampang.

3. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Yaitu data dengan penelitian lapangan. Data penelitian
diperoleh dengan melakukan penelitian langsung ke BPRS sebagai
sumber data melalui observasi dengan mengamati dan menganalisa

10

Andi Prastowo, Menguasai Teknik-teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:
Diva Press, 2010), 14.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

catatan-catatan dan laporan-laporan yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti.11 Selain itu data yang diperoleh melalui
wawancara kepada Ibu Aya Sophia selaku ketua PT. BPRS Bakti
Artha Sejahtera cabang Banyuates Sampang Madura dan beberapa
karyawan di PT. BPRS Bakti Artha Sejahtera cabang Banyuates
Sampang Madura serta nasabah yang melakukan pembiayaan

muḍārabah khusus di PT. BPRS Bakti Artha Sejahtera cabang
Banyuates Sampang Madura, sebagai pemberi data dan informasi
mengenai praktek pembiayaan akad muḍārabah khusus di PT.
BPRS Bakti Artha Sejahtera cabang Banyuates Sampang Madura.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data kedua sesudah
sumber data primer.12 Metode ini dilakukan untuk mendapatkan
data dan teori yang berhubungan dengan pembiayaan akad
mudarabah melalui buku bacaan, jurnal, makalah seminar, hasil
penelitian terdahulu dan artikel-artikel yang berkaitan dengan
penelitian. Adapun buku-buku yang digunakan oleh penulis adalah:
1. Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah.
2. Ismail Nawawi, Fiqh Muamalah hukum ekonomi, bisnis dan
sosial.
3. Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek.

11

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Cetakan VIII, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007), 32.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfa Beta, 2008), 123.

12

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

4. Sigit Triandu dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Lain ed. 3.
5. Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah.
6. Adiwarman A. Karim, Bank Islam analisis fiqh dan keuangan.
7. Veithzal Rivai dan H. Arviyan Arifin, Islamic Banking (sebuah
teori, konsep dan aplikasi).

4.

Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini bersifat kualitatif, secara lebih detail teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan observasi non-partisipatif, yakni peneliti
tidak ikut serta dalam kegiatan, peneliti hanya berperan sebagai
pengamat kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan atau bisa juga
disebut observasi pasif. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati
Hukum Islam terhadap pengambilan nisbah pembiayaan akad

muḍārabah khusus di PT. BPRS Bakti Artha Sejahtera cabang
Banyuates Sampang Madura.
b. Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk teknik
pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian
deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian ini,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

wawancara dilakukan dengan cara wawancara langsung baik secara
struktur maupun bebas dengan Ibu Aya Sophia selaku ketua PT.
BPRS Bakti Artha Sejahtera cabang Banyuates Sampang Madura
dan beberapa karyawan di PT. BPRS Bakti Artha Sejahtera cabang
Banyuates Sampang Madura serta nasabah yang melakukan
pembiayaan akad muḍārabah khusus di PT. BPRS Bakti Artha
Sejahtera cabang Banyuates Sampang Madura.
c. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan pada subjek penelitian, namun melalui dokumen.13 Studi
dokumentar merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis, gambar maupun elektronik.14 Penggalian data ini dengan
cara menelaah dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
pengambilan nisbah pembiayaan akad mudarabah di PT. BPRS
Bakti Artha Sejahtera cabang banyuates sampang Madura.

5.

Teknik Pengolahan Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik
pengolahan data sebagai berikut:

a. Editing

M. Iqbal Hasan, Metode Penelitian dan Aplikasinya,(Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), 87.
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010),
221.
13

14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

Yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh
terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan antara
data yang ada dan relevansi dengan penelitian.15 Dalam hal ini penulis
akan mengambil data yang akan dianalisis dengan rumusan masalah
saja.

b. Organizing
Yaitu menyusun kembali data yang telah didapat dalam penelitian
yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan
dengan rumusan masalah secara sistematis. Penulis melakukan
pengelompokan data yang dibutuhkan untuk menganalisis dan
menyusun data tersebut dengan sistematis untuk memudahkan penulis
dalam menganilis data.
6.

Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis secara
deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati dengan metode yang telah ditentukan.16
Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif digunakan
untuk menjabarkan tentang bagaimana praktek pengambilan nisbah
pembiayaan akad muḍārabah khusus di PT. BPRS Bakti Artha

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D, (Jakarta: Kencana, 2009), 243.
Burhan Bungin,Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif, (Surabaya: Airlangga University Press,
2001), 143
15

16

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Sejahtera cabang Banyuates Sampang Madura kemudian dianalisis
dengan hukum Islam.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pola pikir deduksi
yang berarti menggunakan pola pikir yang berpijak pada teori-teori
yang berkaitan dengan permasalahan, kemudian dikemukakan
berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus. 17 Pola pikir ini berpijak
pada teori-teori akad muḍārabah dan hukum Islam kemudian
dikaitkan dengan fakta di lapangan tentang pengambilan nisbah
pembiayaan akad muḍārabah khusus di PT. BPRS Bakti Artha
Sejahtera cabang Banyuates Sampang Madura.
I. Sistematika Pembahasan
Secara garis besar skripsi ini terdiri dari lima bab dengan beberapa sub
bab. Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal yang serius,
berikut sistematika penulisan secara lengkap:
Bab pertama, menerangkan pendahuluan yang terdiri dari latar
belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian
pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional,
metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, membahas tentang landasan teori yang terdiri dari teori teori tentang pembiayaan akad muḍārabah yang menjadi dasar pedoman tema

17

Sutrisno Hadi,Metedologi Research, (Yogyakarta: Gajah Mada University,1975), 16.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

penelitian yang diangkat pada penelitian ini dan sebagai dasar kajian untuk
menjawab permasalahannya.
Bab ketiga, membahas tentang hasil penelitian meliputi penerapan
pembiayaan akad muḍārabah khusus dan pengambilan nisbah pembiayaan
akad muḍārabah khusus di PT. BPRS Bakti Artha Sejahtera cabang
Banyuates Sampang Madura.
Bab keempat, membahas tentang analisis Tinjauan Hukum Islam
terhadap pengambilan nisbah pembiayaan akad muḍārabah khusus di PT.
BPRS Bakti Artha Sejahtera cabang Banyuates Sampang Madura.
Bab kelima, merupakan bab terakhir berisi penutup, terdiri dari
kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang sebaiknya dilakukan
PT. BPRS Bakti Artha Sejahtera cabang Banyuates Sampang Madura.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II

MUḌƖRABAH DALAM HUKUM ISLAM

A. Pengertian MuḍƗrabah
Secara etimologis Muḍārabah berasal dari kata al-ḍarbu fi al-arḍi,
yaitu bepergian untuk urusan dagang. Disebut juga qiraḍ yang berasal dari
kata al-qarḍu yang berarti al-qaṭ’u (potongan). Karena pemilik memotong
sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh sebagian
keuntungan.
Secara terminologis Muḍārabah adalah kontrak (perjanjian) antara
pemilik modal (rab al-mal) dan pengguna dana (muḍārib) untuk digunakan
untuk aktivitas yang produktif dimana keuntungan dibagi dua antara pemodal
dan pengelola modal. Kerugian jika ada ditanggung oleh pemilik modal, jika
kerugian itu terjadi dalam keadaan normal, pemodal (rab al-mal) tidak boleh
intervensi kepada pengguna dana (muḍārib) dalam menjalankan usahanya.18

Muḍārabah adalah akad yang telah dikenal oleh umat muslim sejak
zaman Nabi, bahkan telah dipraktikkan oleh bangsa Arab sebelum turunnya
Islam. Ketika Nabi Muhammad SAW berprofesi sebagai pedagang, ia
melakukan akad muḍārabah dengan Khadijah. Dengan demikian, ditinjau dari
segi hukum Islam. maka praktik muḍārabah ini dibolehkan, baik menurut AlQuran, Sunnah, maupun ijma’.

18

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqih Muamalah, (Jakarta: Kencana, 2013), 195.

22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

Dalam praktik muḍārabah antara Khadijah dengan Nabi, saat itu
Khadijah mempercayakan barang dagangannya untuk dijual oleh Nabi
Muhammad SAW. ke luar negeri. Dalam kasus ini, Khadijah berperan sebagai
pemilik modal (sahibul mal) sedangkan Nabi Muhammad SAW. berperan
sebagai pelaksana usaha (mudarib). Bentuk kontrak antara dua pihak di mana
satu pihak berperan sebagai pemilik modal dan mempercayakan sejumlah
modalnya untuk dikelola oleh pihak kedua, yakni si pelaksana usaha dengan
tujuan untuk mendapatkan untung disebut akad muḍārabah. Atau singkatnya,
akad muḍārabah adalah persetujuan kongsi antara harta dari salah satu pihak
dengan kerja dari pihak lain.19
Menurut pasal 20 ayat (4) Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah,

Muḍārabah adalah kerja sama antara pemilik dana dengan pengelola modal
untuk melakukan usaha tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan
nisbah.
Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Muḍārabah adalah
pembiayaan yang disalurkan oleh LKS kepada pihak lain untuk suatu usaha
yang produktif.
Pembiayaan mudarabah merupakan akad pembiayaan antara bank
syariah sebagai sāḥibul māl dan nasabah sebagai Muḍārib untuk

melaksanakan kegiatan usaha, dimana bank syariah memberikan modal
sebanyak 100% dan nasabah menjalankan usahanya. Hasil usaha atas

19

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2006), 204

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

pembiayaan Muḍārabah akan dibagi antara bank syariah dan nasabah dengan

nisbah bagi hasil yang telah disepakati pada saat akad. Dalam pembiayaan
Muḍārabah, terdapat dua pihak yang melaksanakan perjanjian kerjasama
yaitu:
a. Bank Syariah
Bank yang menyediakan dana untuk membiayai proyek atau usaha yang
memerlukan pembiayaan. Bank syariah menyediakan dana 100% disebut
dengan sāḥib al-māl.

b. Nasabah/Pengusaha

Nasabah yang memerlukan modal dan menjalankan proyek yang dibiayai
100% oleh bank syariah disebut muḍārib.
Bank syariah memberikan pembiayaan Muḍārabah kepada nasabah
atas dasar kepercayaan. Bank syariah percaya penuh kepada nasabah untuk
menjalankan usaha. Kepercayaan merupakan unsur terpenting dalam
transaksi pembiayaan Muḍārabah, karena dalam pembiayaan Muḍārabah,
bank syariah tidak ikut campur dalam menjalankan proyek usaha nasabah
yang telah diberi modal 100%. Bank syariah hanya dapat memberikan saran
tertentu kepada Muḍārib dalam menjalankan usahanya untuk memperoleh
hasil usaha yang optimal. Dalam hal pengelolaan nasabah berhasil
mendapatkan keuntungan, maka bank syariah akan memperoleh keuntungan
dari bagi hasil yang diterima. Sebaliknya, dalam hal nasabah gagal
menjalankan usahanya dan mengakibatkan kerugian, maka seluruh kerugian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

ditanggung oleh sāḥib al-māl. Muḍārib tidak menanggung kerugian sama

sekali atau tidak ada kewajiban bagi Muḍārib untuk ikut menanggung

kerugian atas kegagalan usaha yang dijalankan,20 selama kerugiannya bukan
karena penyimpangan atau kesalahan yang dilakukan oleh Muḍārib. Bila

Muḍārib melakukan kesalahan dalam melaksanakan usaha, maka Muḍārib
diwajibkan untuk mengganti dana yang diinvestasikan oleh sāḥib al-māl.21

Muḍārabah merupakan suatu bentuk kontrak syarikat yang paling

lama yang lahir sejak zaman Rasulullah SAW sejak zaman jahiliyah/sebelum
islam. Dan islam menerimanya dalam bentuk bagi hasil dan investasi.22
Kesimpulannya adalah, Muḍārabah merupakan suatu akad yang
dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu dimana pihak yang memiliki harta

(ṣaḥibul māl) dan pihak pengelola harta (muḍārib) untuk melakukan suatu
kerjasama dalam usaha, dan keuntungan dari usaha tersebut dibagikan sesuai
dengan kesepakatan kedua belah pihak. Antara ṣaḥibul māl dan muḍārib
harus memenuhi kewajiban dan hak sebagai orang yang melakukan akad.

B. Ketentuan Pembiayaan MuḍƗrabah
Beberapa ketentuan pembiayaan Muḍārabah antara lain:
a. Pembiayaan muḍārabah digunakan untuk usaha yang bersifat produktif.
Menurut jenis penggunaannya, pembiayaan muḍārabah diberikan untuk
pembiayaan investasi dan modal kerja.
20

Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), 168.
Ibid, 84.
22
Mardani, Fiqh Ekonomi…, 195.
21

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

b. Ṣāḥib al-māl (bank syariah/unit usaha syariah/bank pembiayaan rakyat

syariah) membiayai 100% suatu proyek usaha, dan Muḍārib (nasabah

pengelola usaha) bertindak sebagai pengelola proyek usaha.
c. Muḍārib boleh melaksanakan berbagai macam usaha sesuai dengan akad
yang telah disepakati bersama antara bank syariah dan nasabah. Bank
syariah tidak ikut serta dalam mengelola perusahaan, akan tetapi
memiliki hak untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
kinerja Muḍārib. Jika nasabah cidera janji dengan sengaja, misalnya tidak
mau membayar kewajiban atau menunda pembayaran kewajiban, maka ia
dapat dikenakan sanksi administrasi.
d. Jangka waktu pembiayaan, tata cara pengembalian modal ṣāḥib al-māl,
dan

pembagian

keuntungan/hasil

usaha

ditentukan

berdasarkan

kesepakatan antara sahibul mal dan Muḍārib, pada setiap bulan atau
waktu yang disepakati. Hasil dari pengelolaan modal pembiayaan

Muḍārabah dapat diperhitungkan dengan cara, yakni:
-

Perhitungan dari pendapatan proyek (revenue sharing)

-

Perhitungan dari keuntungan proyek.

e. Jumlah pembiayaan Muḍārabah harus disebutkan dengan jelas dan dalam
bentuk dana tunai, dapat berupa uang atau barang yang dinyatakan
nilainya dalam satuan uang, bukan piutang. Apabila modal diserahkan
secara bertahap, harus jelas tahapannya dan disepakati bersama.
f. Ṣāḥib al-māl menanggung semua kerugian akibat kegagalan pengelolaan
usaha oleh Muḍārib, kecuali bila kegagalan usaha disebabkan adanya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

kelalaian

Muḍārib,

atau

adanya

unsur

kesengajaan,

seperti

penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan dana.
g. Pada prinsipnya pembiayaan Muḍārabah, bank syariah tidak diwajibkan
meminta agunan dari Muḍārib, namun untuk menciptakan saling percaya
antara ṣāḥib al-māl dan Muḍārib, maka ṣāḥib al-māl diperbolehkan

meminta jaminan. Jaminan diperlukan bila Muḍārib lalai dalam
mengelola usaha atau sengaja melakukan pelanggaran terhadap perjanjian
kerjasama yang telah disepakati. Jaminan ini digunakan untuk menutup
kerugian atas kelalaian Muḍārib.
h. Kriteria jenis usaha, pengusaha, prosedur pembiayaan, dan mekanisme
pembagian keuntungan diatur sesuai ketentuan bank syariah atau lembaga
keuangan syariah masing-masing dan tidak boleh bertentangan dengan
fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN).23
C. Dasar Hukum MuḍƗrabah
Dasar hukum hukum tentang Muḍārabah pada perinsipnya terdapat
dua landasan hukum, yaitu ulama fiqih sepakat bahwa Muḍārabah
disyaratkan dalam islam berdasarkan al-quran, hadis, ijma’, dan qiyas, yaitu:
a. Al-quran
Ayat-ayat yang bermaknaan dengan Muḍārabah antara lain
sebagaimana firman Allah dalam Surat al-Muzammil ayat 20:

23

Ismail, Perbankan…, 170.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

        

Artinya : “Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari
sebagian karunia Allah.” (Q.S al-Muzammil: 20).
Yang menjadi wajhud dilalah atau argumen dari Q.S alMuzammil: 20 adalah adanya kata yaḍribun yang sama dengan akar
kata Muḍārabah, dimana berarti melakukan suatu perjalanan usaha.
Mencari rezeki dengan cara yang halal.
Dan firman Allah dalam surat al-Jumu’ah ayat 20:
             
 
Artinya : “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu
di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah banyak-banyak
supaya kamu beruntung.” (Q.S. al-Jumu’ah:20).

Dan firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 198:
        

Artinya: “ Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil
perniagaan) dari tuhanmu”. (Q.S. al-Baqarah :198).
Di dalam surah al-Jumu’ah dan al-Baqarah mempunyai
maksud dan tujuan yang sama yaitu sama-sama bermaksud

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

mendorong para kaum muslimin untuk melakukan upaya perjalanan
usaha.
b. AL-Hadits
Di antara hadits yang berkaitan dengan Muḍārabah adalah

Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh tabrani:
ِ
ِ ِ‫َكا َن َسيّ ِدنَا الْ َعبَاس َعْب ِد الْمطَل‬
‫ك بِِ ََْرا َولَ يَْ ِزل بِِ َو ِاديا َولَ يَ ْش ََِ ْي بِِ َدابَة‬
َ ‫ب اِذَا