Tinjauan Yuridis Terhadap Hilangnya Hak Guna Bangunan Karena Ditelantarkan Oleh Pemiliknya

BAB I
PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang diberikan kepada

manusia untuk dikelola, digunakan dan dipelihara sebaik - baiknya sebagai sumber
kehidupan dan penghidupan. Dimana dewasa ini tanah merupakan salah satu modal
utama dalam rangka pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat yang adil
dan makmur.
Indonesia sebagai negara yang berlatar belakang agraris, menyadari arti
penting tanah sebagai sesuatu yang memiliki nilai dalam kehidupan masyarakatnya.
Bagi petani di pedesaan, tanah berfungsi sebagai tempat warga masyarakat bertempat
tinggal dan tempat memperoleh penghidupan. Bagi warga perkotaan tanah menjadi
tempat menjalankan segala aktivitas sehari hari. 1 Sehingga secara umum tanah
merupakan sumber hidup dan kehidupan bagi masyarakat Indonesia yang mempunyai
fungsi yang sangat strategis baik sebagai sumber daya alam maupun sebagai ruang
untuk pembangunan.
Ketersediaan tanah yang relatif tetap sedangkan kebutuhan akan tanah terus
meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan kegiatan pembangunan yang terus

meningkat, telah menjadikan pengelolaan terhadap tanah haruslah berdayaguna untuk

1

Soerjono Soekanto dan Soleman B. Taneko, 2001, Hukum Adat Indonesia, Cetakan
Keempat, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hlm.172

Universitas Sumatera Utara

kepentingan sebesar-besar kemakmuran rakyat. Prinsip dasar itu sudah ditetapkan
dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang selanjutnya disebut UUD NKRI 1945 menyebutkan bahwa Bumi, air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar - besarnya kemakmuran rakyat. Pasal 1 ayat (2) Undang - Undang
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok - Pokok Agraria yang
selanjutnya disingkat UUPA menyebutkan bahwa:
“ Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dalam wilayah Republik Indonesia sebagai karunia
Tuhan yang Maha Esa adalah bumi, air dan ruang angkasa bangsa Indonesia
dan merupakan kekayaan nasional. “

Lebih lanjut dalam Pasal 1 ayat (3) disebutkan Hubungan antara bangsa
Indonesia dan bumi, air serta ruang angkasa termaksud dalam ayat (2) adalah
hubungan yang bersifat abadi .Hubungan yang bersifat abadi artinya hubungan
Bangsa Indonesia bukan hanya dalam generasi sekarang saja tetapi generasi
seterusnya. Sehingga keberadaan tanah harus dijaga oleh generasi sekarang untuk
kemudian diwariskan kepada genarasi yang akan datang. Sehubungan dengan itu
penyediaan, peruntukan, penguasaan, penggunaan dan pemeliharaannya perlu diatur
agar terjamin kepastian hukum dalam penguasaan dan pemanfaatannya serta
sekaligus terselenggara perlindungan hukum bagi rakyat.
Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI
1945, sebagaimana pandangan yang dikemukakan oleh

Muhammad Yamin yang

mengatakan bahwa Republik Indonesia adalah negara hukum (rechtsstaat,

Universitas Sumatera Utara

govermment of law)2. Dasar pijakan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum
tertuang pada pasal 1 ayat (3) UUD NKRI 1945, yang menyebutkan bahwa Negara

Indonesia adalah negara hukum. Konsep negara hukum yang dianut Indonesia adalah
konsep negara hukum kesejahteraan(Welfare State) sebagaimana pendapat Otje
Salman dan Anto F. Susanto yang menilai bahwa Negara Republik Indonesia pada
prinsipnya menganut konsep negara hukum kesejahteraan (Welfare State)

3

,

sebagaimana termuat dalam alinea keempat pembukaan UUD NKRI 1945 yang
berbunyi:4
“ Untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Republik Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. “
Makna dari tujuan negara sebagaimana termuat dalam pembukaan UUD
NKRI 1945 alinea keempat tersebut menunjukkan Negara Indonesia bercirikan
negara hukum (Welfare State), oleh karena itu dalam penyelenggaraan pemerintahan
negara, pemerintah Indonesia harus turut serta dalam kehidupan sosial ekonomi
rakyatnya dalam rangka mencapai kemakmuran rakyat secara adil.

Pasal 33 ayat(3) UUD NRI 1945 mengatur bahwa Bumi, air dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya, yang penguasaannya ditugaskan Kepada Negara

2

Sobardo Hamonangan, 2015, Hakikat Perlindungan Hukum Bagi Pekerja/Buruh Dalam Sistem
Pengupahan Pada Perusahaan Perkebunan, Ringkasan Disertasi, Program Pascasarjana, Universitas
Hasanuddin, Makassar, hlm. 29 ataudapat juga dilihat pada Melkias Hetharia, 2010, Hak Asasi
Manusia Suatu Pengembangan Konsep Ideal Di Indonesia, Bandung: LoGos Pulishing, hlm. 12-13.
3
Ibid, hlm. 151-152
4
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Universitas Sumatera Utara

Republik Indonesia, harus dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.Dimana kata penguasaan dalam Pasal 33 ayat (3) UUD NKRI 1945 di atas,
menurut penjelasan umum UUPA, bukanlah berarti dimiliki, akan tetapi adalah
pengertian yang memberi wewenang kepada negara, sebagai organisasi kekuasaan

dari Bangsa Indonesia, untuk pada tingkatan yang tertinggi :5
a . Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan,
persediaan dan pemeliharaannya;
b. Menentukan dan mengatur hak-hak yang dapat dipunyai atas
(bagian dari) bumi, air dan ruang angkasa itu;
c. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang
dan perbuatan - perbuatan hukum yang mengenai
bumi, air dan ruang angkasa.
Atas dasar konsep kekuasaan seperti diuraikan di atas, negara dapat
memberikan tanah kepada seseorang atau badan hukum dengan sesuatu hak menurut
keperluan dan peruntukannya. Salah satu jenis hak yang dikenal dalam UUPA yang
diberikan kepada warga negara adalah hak milik atas tanah. Dimana hak milik atas
tanah dalam UUPA Hak Milik adalah hak turun - temurun, terkuat dan terpenuh yang
dapat dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat ketentuan dalam Pasal 6.
Pemberian hak milik atas tanah ini kepada seseorang atau badan hukum disertai
dengan kewajiban yang harus dipenuhi yakni menjamin agar hak milik tersebut
dilaksanakan sesuai dengan peruntukannya.
5

Lihat Penjelasan Umum Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar PokokPokok Agraria


Universitas Sumatera Utara

Pasal 6 UUPA merumuskan bahwa semua hak atas tanah mempunyai fungsi
sosial. Rumusan ini menjadikan pemegang hak milik atas tanah mempunyai
kewajiban untuk mempergunakan tanah yang bersangkutan sesuai dengan
keadaannya serta sifat dan tujuan pemberian haknya agar bermanfaat bagi
kesejahteraan dan kebahagiaan yang mempunyainya maupun bagi masyarakat sekitar
dan negara. Artinya bahwa terhadap hak milik atas tanah tersebut haruslah
diusahakan dan tidak boleh dibiarkan tidak produktif ataupun diterlantarkan, sebab
jika tidak maka hak milik atas tanah ini oleh negara dapat dicabut sebagaimana Pasal
27 UUPA yang mengariskan bahwa salah satu alasan hapusnya hak milik karena
diterlantarkan. Oleh karena itu tindakan penelantaran tanah ini haruslah dihindarkan
guna menghindari efek negatif terhadap tanah.
Dalam kenyataanya kegiatan penelantaran tanah ini masih sangat massif.
Dalam laporan kinerja 2014 Kementerian Agraria dan Tata Ruang atau Badan
Pertanahan Nasional (BPN) 6 disebutkan bahwa hingga akhir tahun 2014 terdapat
empat juta hectar are tanah terlantar yang terdapat di Indonesia.7 Keberadaan tanah
terlantar ini jika tidak ditangani dengan penuh perhatian, hal ini pada gilirannya akan
mengganggu jalannya pembangunan, mengingat persediaan tanah yang semakin

terbatas dan kebutuhan tanah untuk pembangunan yang semakin meningkat. Namun

6

Laporan Tahunan 2014 Kementerian Agraria atau Kepala Badan Pertanahan Nasional, diakses dari:
http://www.bpn.go.id/Portals/0/perencanaan/dokumen-publik/LAPORANKINERJA2014.pdf
7

Data ini lebih sedikit dibandingkan prediksi awal Direktur Penatagunaan Tanah Badan Pertanahan
Nasional Budi Mulyanto yang menyatakan bahwa potensi tanah terindikasi terlantar mencapai 7,5 juta
hectar are.
Portal Berita Republika.co.id, Jakarta. Potensi tanah Terlantar capai 7,5 juta hectar are.

Universitas Sumatera Utara

yang menjadi permasalahan sulitnya realisasi penyelesaian masalah penelantaran
tanah terlantar hingga saat ini adalah kriteria yang dapat dijadikan ukuran bahwa
sebidang tanah telah diterlantarkan belumlah ditentukan secara tegas. Dalam
penjelasan Pasal 27 UUPA yang sudah tersebut di atas hanya menyebutkan bahwa
tanah diterlantarkan kalau dengan sengaja tidak dipergunakan sesuai dengan

keadannya atau sifat dan tujuan daripada haknnya.
Sehubungan dengan itu dipandang perlu untuk mengadakan ketentuan ketentuan yang menetapkan kriteria yang lebih jelas mengenai tanah terlantar dan
bagaimana pandangan masyarakat terhadap tanah terlantar ini sendiri.Penelantaran
tanah akan menjadi masalah yang sangat kompleks jika tidak segera dicarikan
solusinya, oleh sebab itu penulis menganggap sangat penting untuk membahas
masalah penelantaran tanah ini dengan mengangkat judul yaitu:“Hilangnya Hak Guna
Bangunan Atas Tanah Yang Ditelantarkan Oleh Pemiliknya”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
karya tulis ini ialah :
1. Bagaimana konsep hak guna bangunan yang berlaku di Indonesia?
2. Bagaimana ketentuan hak guna bangunan dapat hapus akibat ditelantarkan?
3. Apa hubungan dan akibat hukum dari tanah yang ditelantarkan dengan
hilangnya hak guna bangunan dan sebab – sebab serta penyelesaian dari
konflik tanah terlantar oleh pemiliknya.

Universitas Sumatera Utara

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dalam

karya tulis ini ialah :
1. Untuk mengetahui konsep yuridis hak guna bangunan terhadap tanah yang
ditelantarkan
2. Untuk mengetahui hubungan antara tanah terlantar dengan hak guna bangunan
3. Untuk mengetahui akibat hukum dari pemegang hak guna bangunan dalam
kaitannya dengan pengaturan tanah terlantar.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis
a. Karya tulis ini diharapkan dapat memperkaya literature di bidang ilmu hukum,
khususnya mengenai hukum agraria tentang hak guna bangunan atas tanah
yang ditelantarkan oleh pemiliknya.
b. Karya tulis ini diharapkan mampu menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya
sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang hukum, khusunya mengenai hak guna bangunan atas
tanah yang ditelantarkan oleh pemiliknya.
1. Manfaat Praktis
a. Bagi pemerintah, karya tulis ini diharapkan dapat menjadi acuan secara
yuridis dalam melakukan kegiatan pengelolaan hak guna bangunan


Universitas Sumatera Utara

b. Bagi masyarakat, karya tulis ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tentang pengelolaan hak guna bangunan.
E. Keaslian Penulisan
Karya tulis yang berjudul, “ Tinjauan Yuridis terhadap Hilangnya Hak Guna
Bangunan Atas Tanah Yang Ditelantarkan Oleh Pemiliknya.” Telah diperiksa di
Perpustakaan Cabang Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan hasilnya tidak
ada yang sama atau belum pernah ada karya tulis yang ditulis dengan judul maupun
pembahasan yang sama. Oleh karenanya, keaslian penelitian dalam skripsi ini dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah oleh penulis.
F. Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Menurut Soetandyo Wignyosoebroto jenis penelitian terbagi atas penelitian
hukum doktrinal dan penelitian hukum non doktrinal. 8 Penelitian hukum doctrinal
terdiri dari penelitian yang berupa inventarisasi hukum positif, penelitian yang berupa
usaha penemuan asas dan dasar falsafah (dogma atau doktrin) hukum positif, dan
penelitian yang berupa usaha penemuan hukum in concreto yang layak diterapkan
untuk menyelesaikan suatu perkara hukum tertentu. Penelitian non doctrinal adalah


8

Soetandyo Wignyosoebroto dalam Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta, PT
RajaGrafindo Persada, 1998, hal 43

Universitas Sumatera Utara

penelitian berupa studi-studi empiris untuk menemukan teori-teori mengenai proses
terjadinya dan mengenai proses bekerjanya hukum dalam masyarakat.
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian hukum doctrinal, khusunya
penelitian yang berupa inventarisasi hukum positif. Skripsi ini merupakan hasil
inventarisasi hukum positif yang berkaitan dengan pengadaan tanah yang kemudian
dilakukan analisis terhadap berbagai hukum positif yang berkaitan.
Penelitian menurut sifatnya terbagi atas penelitian eksploratoris, penelitian
deskriptif dan penelitian eksplanatoris.

9

Penelitian eksploratoris adalah suatu

penelitian yang dilakukan untuk memperoleh keterangan, penjelasan dan data
mengenai hal-hal yang belum diketahui sebelumnya. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang menggambarkan dan memaparkan kembali fenomena yang ada.
Penelitian eksplanatoris adalah suatu penelitian untuk menerangkan, memperkuat,
atau menguji dan bahkan menolak suatu teori atau hipotesa-hipotesa terhadap hasilhasil penelitian yang ada. 10 Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian
deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan dan memaparkan kembali secara
detail serta melakukan analisis terhadapnya mengenai hukum yang berkaitan dengan
pengadaan hak atas tanah.

9

Soeryono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Press, 1986, hal 50
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta, Sinar Grafika, 1996, hal 8-9

10

Universitas Sumatera Utara

2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum adalah
pendekatan perundang-undangan( statute approach), pendekatan kasus (case
approach),

pendekatan

historis

(

historical

approach),

pendekatan

perbandingan(comparative approach) dan pendekatan konseptual( conceptual
approach)11
Pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan perundangundangan( statute approach). pendekatan perundang-undangan( statute approach)
merupakan pendekatan yang dilakukan dengan menelaah semua peraturan
perundang-undangan dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang
sedang ditangani.

12

Skripsi ini berisi penelaahan terhadap semua peraturan

perundang-undangan dan regulasi yang berkaitan dengan isu pengadaan tanah sebagai
wujud pelaksanaan fungsi sosial.
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian dapat berupa data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya baik melalui
wawancara, observasi maupun laporan dalam bentuk dokumen tidak resmi yang
kemudian diolah oleh peneliti, sedangkan data sekunder merupakan data yang
diperoleh dari dokumen resmi, buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian

11
12

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum: Edisi Revisi, Jakarta, Kencana, 2011, hal 13
ibid

Universitas Sumatera Utara

dan peraturan perundang-undangan. 13 Data sekunder kemudian terbagi atas bahan
hukum primer , bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier.14
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoratif dan
mengikat yang terdiri dari peraturan perundang-undangan, catatan resmi atau risalah
dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan hakim. Adapun bahan sekunder
berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen resmi dan
sifatnya tidak mengikat yang dapat berupa buku teks, jurnal hukum, dan komentarkomentar atas putusan pengadilan. 15 Bahan hukum tertier merupakan bahan yang
member petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder,
misalnya kamus-kamus hukum, ensiklopedia, indeks kumulatif dan sebagainya. 16
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri
atas :
a. Bahan hukum primer yang digunakan yaitu Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia (UUD NRI) tahun 1945, Undang-undang Nomor 5 Tahun
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA), Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum, Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2006 Tentang Peerubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi

13

Zainuddin Ali, Penelitian Hukum, Jakarta, Sinar Grafika, 2009, hal 106
Bambang Sunggono, Op. Cit, hal 116-117
15
Peter Mahmud Marzuki, Op. Cit, hal 181
16
Bambang Sunggono, Op. Cit, hal 117

14

Universitas Sumatera Utara

Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum, Undang-undang
Nomor 2 tahun 2012 dan bahan hukum primer lainnya yang terkait.
b. Bahan hukum sekunder yang digunakan yaitu berupa buku, jurnal, yang
berkaitan dengan Hukum Agraria, khususnya mengenai Pengadaan Tanah
sebagai Wujud Pelaksanaan Fungsi Sosial.
c. Bahan hukum tertier yang digunakan yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) dan Kamus Hukum.

4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian hukum dapat berupa studi
lapangan ( field research ) dan studi kepustakaan ( library research). 17 Studi
lapangan ( field research ) merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk mendapatkan data primer yang diperoleh langsung dari lapangan yang dapat
berupa wawancara atau pengamatan(observasi) terhadap perilaku. Sedangkan studi
kepustakaan ( library research) merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk mendapatkan data sekunder.
Teknik pengumpulan data dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan studi
kepustakaan (library research) agar dapat diperoleh konsep dan teori yang bersifat
umum berkaitan dengan permasalahan penelitian melalui buku, jurnal hukum, dan
kamus-kamus(hukum)

maupun

melalui

peraturan

perundang-undangan

yang

berkaitan dengan pengadaan tanah sebagai wujud pelaksanaan fungsi sosial.
17

Zainuddin Ali, Op. Cit, hal 107

Universitas Sumatera Utara

5. Analisis Data
Analisis data yang dipergunakan adalah dengan pendekatan secara kualitatif
terhadap data sekunder. Analisis tersebut dilakukan untuk menentukan isi atau makna
aturan hukum yang menjadi objek kajian.18 Kegiatan yang dilakukan dalam analisis
data dalam penelitian ini adalah dengan memilih pasal-pasal yang berisi kaidah
hukum yang mengatur masalah pengadaan tanah sebagai wujud pelaksanaan fungsi
sosial, membuat sistematika dari pasal-pasal tersebut sehingga menghasilkan
klasifikasi tertentu yang selaras, dan dilakukan analisis secara kualitatif terhadap
peraturan perundang-undangan terkait.
G.

Sistematika Penulisan

Guna memudahkan penulisan skripsi agar sesuai antara permasalahan dan
pembahasan, maka skripsi ini ditulis dengan sistematika penulisan yang teratur dan
saling terkait satu sama lain. Skripsi ini terdiri atas beberapa bab dan di dalam bab
tersebut terdapat beberapa sub bab yang secara garis besar adalah :

18

Ibid

Universitas Sumatera Utara

BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian latar belakang urgensi pengangkatan judul dan
mengapa

penulis tertarik mengangkat judul penelitian tentang

Tinjauan yuridis terhadap tanah yang ditelantarkan oleh pemiliknya.
Karena maraknya permasalahan yang timbul akibat banyaknya tanah
yang ditelantarkan oleh pemilik dan hilangnya hak guna bangunan
tersebut. Penulis ingin mengetahui secara pasti bagaimana hilangnya
hak guna bangunan atas tanah karena ditelantarkan pemiliknya. Selain
latar belakang, bab ini juga mencakup rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, metode penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II

HAK – HAK DASAR ATAS TANAH
Bab ini berisi tentang dasar hukum hak- hak dasar atas tanah ,
Pengertian Hak – hak dasar atas tanah menurut UUPA , dan alasan
dapat dihapusnya Hak – hak dasar atas tanah .

BAB III

KETENTUAN TANAH TERLANTAR
Bab ini berisi tentang dasar hukum tanah terlantar , pengertian tanah
terlantar ditinjau dari konsepsi hukum adat dan konsepsi hukum
nasional , dan penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV

HILANGNYA HAK GUNA BANGUNAN KARENA
DITELANTARKAN OLEH PEMILIKNYA
Bab ini berisi tentang bagaimana kriteria penelantaran tanah hak guna
bangunan menurut Peraturan Perundang – Undangan dan bagaimana
akibat hukum bagi pemegang hak guna bangunan dalam kaitannya
dengan pengaturan tanah terlantar tersebut.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan merupakan rangkuman
dari jawaban rumusan masalah yang telah diurai dalam Bab II, Bab III,
dan Bab IV dan saran merupakan rekomendasi dari penulis terkait
dengan penelitian yang telah dilakukan.

Universitas Sumatera Utara