Tinjauan Yuridis Terhadap Hilangnya Hak Guna Bangunan Karena Ditelantarkan Oleh Pemiliknya

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HILANGNYA HAK GUNA BANGUNAN
KARENA DITELANTARKAN OLEH PEMILIKNYA
ABSTRAK
Rudyanto*
Prof. Dr. Muhammad Yamin, S.H.,M.S.,CN**
Mariati Zendrato, S.H.,M.Hum.***
Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang diberikan kepada
manusia untuk dikelola, digunakan dan dipelihara sebaik - baiknya sebagai sumber
kehidupan dan penghidupan. Dalam kenyataanya kegiatan penelantaran tanah ini
masih sangat massif. Keberadaan tanah terlantar ini jika tidak ditangani dengan penuh
perhatian, hal ini pada gilirannya akan mengganggu jalannya pembangunan,
mengingat persediaan tanah yang semakin terbatas dan kebutuhan tanah untuk
pembangunan yang semakin meningkat. Sehubungan dengan itu dipandang perlu
untuk mengadakan ketentuan - ketentuan yang menetapkan kriteria yang lebih jelas
mengenai tanah terlantar dalam PP No. 11/2010 dan bagaimana pandangan
masyarakat terhadap tanah terlantar ini sendiri.
Permasalahan yang diajukan dalam skripsi ini adalah bagaimana konsep hak
guna bangunan yang berlaku di Indonesia, bagaimana ketentuan hak guna bangunan
dapat hapus akibat ditelantarkan, dan apa hubungan dan akibat hukum dari tanah
yang ditelantarkan dengan hilangnya hak guna bangunan dan sebab-sebab serta
penyelesaian dari konflik tanah terlantar oleh pemiliknya.

Untuk memperoleh data penelitian yang akurat, digunakan metode penelitian
mengarah pada yuridis normatif. Dari data primer dan sekunder yang dikumpulkan
kemudian dianalisa dengan mempergunakan analisa kualitatif dan disampaikan
dengan metode deskriptif analisis, serta metode pengumpulan data yang digunakan
yaitu dengan cara studi kepustakaan.
Setelah dilakukan pembahasan diketahui bahwa konsep dasar Hak Guna
Bangunan ialah hak untuk mendirikan bangunan di atas tanah yang bukan miliknya
sendiri. Ketentuan Hak Guna Bangunan dan Hak milik dalam kaitannya dengan tanah
terlantar dapat hapus sesuai UU No.5 1960 diatur dalam pasal 27 dan 40 huruf e. serta
akibat hukum bagi pemegang hak atas tanah yang ditelentarkan adalah adanya
pemutusan hubungan hukum dengan cara tanahnya dikembalikan kepada negara
antara subjek pemegang hak atas tanah dengan objek tanah sebagaimana dinyatakan
dalam pasal 9 ayat (2) dan (3) PP No 11/2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan
Tanah Terlantar.
Kata Kunci : Hak Guna Bangunan, ditelantarkan, Pemiliknya

*
**
***


Mahasiswa/I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II

Universitas Sumatera Utara