PERANAN PONDOK PESANTREN HUDATUL MUNA II PONOROGO DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN SANTRI UNTUK MENGHADAPI TANTANGAN DI ERA GLOBALISASI | PRATAMA | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 5044 11026 1 SM

JURNAL SKRIPSI
PERANAN PONDOK PESANTREN HUDATUL MUNA II PONOROGO
DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN SANTRI UNTUK
MENGHADAPI TANTANGAN DI ERA GLOBALISASI

SKRIPSI

Oleh:
TANGGUH PUTRA PRATAMA
K8409065

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
SEPTEMBER 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana sistem
pendidikan yang diterapkan Pondok Pesantren Hudatul Muna II Ponorogo dalam
menghadapi tantangan di era globalisasi (2) faktor pendukung dan penghambat
Pondok Pesantren Hudatul Muna II Ponorogo dalam menghadapi tantangan di era
globalisasi

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif
dengan studi kasus tunggal terpancang. Sumber data dalam penelitian ini berupa
narasumber (informan), peristiwa atau aktivitas, dokumen lain yang menunjang
penelitian, serta studi pustaka. Teknik cuplikan menggunakan purposive sampling
dengan snowball sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Untuk mencari validitas data menggunakan
trianggulasi sumber (data) dan trianggulasi metode. Dan untuk teknik analisis data
menggunakan model analisis data interaktif yang meliputi 4 komponen yaitu
dimulai dari pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Pondok Pesantren Hudatul
Muna II Ponorogo menerapkan sistem yang memadukan antara ilmu agama dan
ilmu umum, serta adanya program-program yang lain, seperti program
pendidikan, program sosial, program perekonomian. Hal ini diambil sebagai
perwujudan untuk mencetak generasi yang berkualitas secara fisik, mental dan
spiritual serta berwawasan IPTEK. Hal itu nantinya akan menjadi bekal santri
lulusan Pondok Pesantren Hudatul Muna II Ponorogo dalam menghadapi
tantangan era globalisasi. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu kekurangan
tenaga pengajar profesional. Dan upaya yang dilakukan ialah pengurus pondok
pesantren harus mengusahakan mengadakan penambahan guru-guru yang

profesional sesuai dengan tuntutan pendidikan dan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan budaya masyarakat.
Kata Kunci : Sistem Pendidikan, Pondok Pesantren, Santri.

Pendidikan merupakan suatu proses

pola hidup materialistik yang kian

untuk membentuk pribadi manusia-

mengental.

manusia

pondok

baik

secara


individu

pesantren

maupun komunitas manusia yang

konsisten

utuh.

Oleh

sebab

pendidikan

yang

membebaskan


itu,

proses

suatu

benar

adalah

mampu

tantangan

individu

Disinilah
yang

dengan


sistem

keunikan
masih

menyuguhkan

pendidikan

menjembatani

yang

kebutuhan

fisik (jasmani) dan kebutuhan mental

manusia untuk memenuhi kebutuhan


spiritual (rohani) manusia.

kehidupan yang baik, baik kebutuhan

Eksistensi pondok pesantren dalam

jasmaniah maupun kebutuhan rohani

menyikapi

seseorang.

tujuan

tentunya memiliki komitmen untuk

khususnya

pendidikan


pendidikan

perkembangan

zaman,

Islam

tetap menyuguhkan pola pendidikan

mengembangkan

yang mampu melahirkan sumber

ilmu pengetahuan dalam setiap aspek

daya manusia (SDM) yang handal.

kehidupan


Kekuatan

berupaya

tersebut

untuk

manusia.

Aspek-aspek

meliputi:

spiritual,

otak

(keimanan)


(berpikir),
dan

hati
tangan

intelektual, imajinasi, keilmiahan.

(keterampilan), merupakan modal

Hal ini berarti pula bahwa beban

utama untuk membentuk pribadi

yang

lembaga

santri yang mampu menyeimbangi


semakin

perkembangan zaman

dipikul

pendidikan

oleh

Islam

akan

berat. Apalagi jika dikaitkan dengan

Pondok pesantren sebagai lembaga

tujuan pendidikan Islam yang yang


pendidikan Islam yang tertua di

bermaksud membahagiakan manusia

Indonesia,

di dunia dan akhirat. Memasuki abad

pesantren sebagai tumpuan harapan,

ke-21, berbagai perkembangan dan

dalam menghadapi tantangan yang

perubahan

akibat

semakin kompleks di lingkungan

globalisasi dunia yang sangat cepat

masyarakat, maka pondok pesantren

dalam

harus

telah

semua

terjadi

aspek

kehidupan

manusia.
Fenomena

menjadikan

berani

mengembangkan
globalisasi

banyak

melahirkan sifat individualisme dan

pusat keunggulan.

tampil
dirinya

pondok

dan
sebagai

Rumusan Masalah

menghadapi tantangan di

Bertolak dari latar belakang yang

era globalisasi.

telah

penulis paparkan di atas,

dapatlah

dirumuskan

masalahnya

sebagai berikut :
1. Bagaimana

sistem

pendidikan

yang

diterapkan

Pondok

2 Mengetahui

faktor

pendukung

dan

penghambat

Pondok

Pesantren

Pondok

Pesantren Hudatul Muna
II

Ponorogo

dalam

Pesantren Hudatul Muna

menghadapi tantangan di

II

era globalisasi

Ponorogo

dalam

menghadapi tantangan di
era globalisasi?
2. Apa

faktor

Kajian Teori

pendukung

1. Pondok Pesantren

dan penghambat Pondok

a. Pengertian

Pesantren Hudatul Muna

Istilah

II

Ponorogo

dalam

Pondok

Pesantren

merupakan

menghadapi tantangan di

gabungan dari 2 (dua) kata

era globalisasi?

yang mempunyai 1 (satu) arti,
yaitu dari kata “Pondok” dan
“Pesantren.

Pondok

Tujuan Penelitian

diartikan

Sesuai dengan rumusan masalah

tinggal yang biasanya terbuat

diatas, maka tujuan yang hendak

dari

dicapai dalam penelitian ini adalah:

Pesantren

1 Mengetahui

sistem

pendidikan

yang

diterapkan

Pondok

Pesantren

Pondok

sebagai

bisa

bambo,
bisa

tempat

sedangkan
diartikan

sebagai sekolah Islam yang
mempunyai

Asrama

atau

Pondok.
Pesantren

secara

Pesantren Hudatul Muna

etimologi berasal dari kata

II

“Santri”

Ponorogo

dalam

yang

mendapat

awalan pe- dan akhiran –an

sehingga menjadi pe-santri-

pengajarannya masih terikat

an yang bermakna “Shastri”

secara

yang artinya murid. Dari

pemahaman,

pengertian

dan

tersebut

berarti

antara pondok dan pesantren
jelas

merupakan dua kata

yang

identik

(memiliki

kuat
ide,

ulama abad Pertengahan.
Pertumbuhan

dan

perkembangan pesantren ini
didukung

tempat

faktor

oleh

beberapa

sosio-kultural-

keagamaan

murid atau santri mengaji.

gagasan,

pemikiran-pemikiran

kesamaan arti), yakni asrama
santri atau tempat

kepada

yang

kondusif

definisi

sehingga eksistensi pesantren

pesantren menurut Mastuhu,

ini semakin kuat berakar

dalam Sitatul Nur Aisyah

dalam

(2003:205) “Pesantren adalah

kebudayaan

suatu

Indonesia. Faktor-faktor yang

Sedangkan

Islam

lembaga

pendidikan

tradisional

mempelajari,

yang

memahami,

kehidupan

dan

masyarakat

menopang

menguatnya

keberadaan

pesantren

ini

dan

antara lain adalah kebutuhan

mengamalkan ajaran Islam

umat Islam yang semakin

dengan memberi penekanan

mendesak

pada

pendidikan yang Islami, serta

menghayati,

pentingnya

moralitas

keagamaan sebagai pedoman

sebagai

perilaku sehari-hari.

dan

akan

sarana

sarana

pembinaan

pengembangan

syi’ar

agama Islam yang semakin
b. Sejarah Pondok Pesantren
Pesantren

banyak

dianut

oleh

dikenal

masyarakat Indonesia. Selain

sebagai lembaga pendidikan

itu, adanya penghargaan dan

Islam tradisional dalam arti

perhatian dari para penguasa

bahwa

terhadap

dalam

menyelenggarakan
pendidikan

kedudukan

kyai

sangat berperan pula dalam
dan

pertumbuhan

dan

perkembangan

pesantren.

(Ismail 1996:107)

sistem

tradisionalnya,

sebagian

yang

lain

telah

membuka sistem pendidikan
c. Jenis-Jenis

Pesantren

formal dengan menerapkan

dan Metode Pengajaran

kurikulum

di Pesantren

mana dalam hal ini, pondok.

Seperti
bicarakan

yang
Karel

Steenbrink

di
A.

nasional. Yang

d. Dasar

Pendirian

Pondok Pesantren
Dasar

(1974:16),

Pendidikan

pesantren sebagai lembaga

Pesantren, berbicara tentang

pendidikan

berdirinya

Islam

pada

lembaga

dasarnya hanya mengajarkan

pendidikan pesantren tentulah

agama Islam sedang sumber

harus diketahui dasar-dasar

mata

pendiriannya, adapun dasar-

pelajarannya

adalah

kitab-kitab dari bahasa Arab.

dasar

Tetapi dewasa ini, secara

pesantren

faktual ada tiga tipe pesantren

bertentangan dengan dasar-

yang

dasar

berkembang

dalam

pendidikan
juga

pendidikan

pondok
tidak

nasional

masyarakat, yaitu pesantren

yaitu yang berdasarkan UUD

tradisional,

pesantren

1945 pasal 31 ayat “Bahwa

pesantren

setiap warga negara berhak

modern,

dan

komprehensif.(Ghazali

untuk

2001:14)

pendidikan”

Dalam perkembangan
pondok

pesantren

mendapatkan

pendidikan

sehingga
di

pondok

pesantren merupakan salah

selanjutnya, pesantren kini

satu

semakin

semangat UUD 1945 dalam

maju

dengan

perwujudan

dari

menampakkan model yang

kaitannya

mencerdaskan

lebih baik. Disamping masih

kehidupan bangsa dan setiap

ada yang mempertahankan

warga

Negara

berhak

mendapat pengajaran, dalam

yang

hal ini jalur yang dipakai

Kultur

adalah jalur pendidikan luar

hubungan

sekolah dengan menanamkan

masyarakat

nilai-nilai

masyarakat yang lain.

agama

Islam

didalamnya berdasarkan Al-

bersifat
tersebut

e. Peran

pendidikan

pesantren

memiliki

fungsi

lembaga

pendidikan

dakwah

serta

dengan

sebagai

lembaga

luar

sekolah,

karena eksistensinya berada

Pondok Pesantren
Pondok

satu

Pesantren dapat juga
disebut

Fungsi

mengatur

antara

Qur'an dan As-Sunnah.
Dan

keagamaan.

sebagai
dan

lembaga

dalam jalur sistem pendidikan
kemasyarakatan,
memiliki

pesantren

program

yang

disusun sendiri dan pada

kemasyarakatan yang telah

umumnya

memberikan warna daerah

ketentuan formal, non formal

pedesaan, Ia tumbuh dan

dan informal yang berjalan

berkembang bersama warga

sepanjang hari dalam sistem

masyarakatnya

asrama.

sejak

bebas

Dengan

dari

demikian

berabad-abad, Oleh karena

pesantren bukan saja lembaga

itu,

belajar,

tidak

hanya

secara

kultural bisa diterima, tapi
bahkan

telah

ikut

gerak serta nilai kehidupan
masyarakat

senantiasa

tumbuh

proses

kehidupan itu sendiri.

serta

membentuk dan memberikan

pada

melainkan

2. Pendidikan
Pengertian Pendidikan
Menurut

yang
dan

Soedomo

Hadi (2003: 18) “pendidikan

berkembang, figur kyai dan

adalah

santri serta perangkat fisik

atau tuntunan yang diberikan

yang

sebuah

oleh orang yang bertanggung

senantiasa

jawab kepada anak didik”.

dikelilingi oleh sebuah kultur

Pendidikan merupakan suatu

memadai

pesantren

pengaruh,

bantuan,

proses internalisasi budaya ke

3. Globalisasi

dalam diri seseorang dan

Pengertian

masyarakat

Kata

sehingga

"globalisasi"

dan

diambil dari kata globe yang

masyarakat menjadi beradab.

artinya bola bumi tiruan atau

Pendidikan

hanya

dunia tiruan. Kemudian, kata

sebagai sarana transfer ilmu

globe menjadi global, yang

pengetahuan saja, tetapi lebih

berarti

luas lagi, dimana pendidikan

keseluruhan

juga merupakan suatu sarana

berkaitan. Globalisasi adalah

pembudayaan dan penyaluran

proses

menyatunya

nilai. Seorang anak dalam hal

dunia

secara

ini

menyeluruh

membuat

orang

tidak

adalah

haruslah

peserta

didik

mendapatkan

universal

kelompok

atau

yang

saling

warga

umum

dan

menjadi
masyarakat

pendidikan yang mencakup

(Prayoga Bestari, 2008:79).

tiga dimensi, yaitu kognitif

Proses

yang tercermin dari kapasitas

menghapus identitas dan jati

pengetahuan yang dimiliki

diri. Kebudayaan lokal atau

oleh

yang

daerah akan tersisih oleh

kedua yaitu afektif, dimensi

kekuatan budaya besar atau

ini tercermin pada sikap,

kekuatan budaya global

peserta

perilaku

didik,

serta kepribadian

globalisasi

Masyarakat

akan

mulai

peserta didik, dan yang ketiga

bersifat individualisme yaitu

yaitu

mementingkan diri sendiri.

psikomotorik

yang

tercermin pada kemampuan

Anggapan

peserta

sepenuhnya benar. Kemajuan

didik

itu

tidak

mengembangkan sikap dan

teknologi

komunikasi

perilaku.

memang telah membuat batas
dan jarak menjadi hilang.

mampu

Metode Penelitian
Sesuai dengan masalah dan
tujuan penelitian, maka penelitian ini
menggunakan

metode

menjembatani

kebutuhan

fisik (jasmani) dan kebutuhan mental
spiritual (rohani) manusia.
Melihat

diskriptif

fenomena

yang

kualitatif. Teknik sampling yang

terjadi pada saat sekarang ini banyak

digunakan

purposive

kalangan masyarakat mulai melihat

sampling. Metode pengumpulan data

sistem pendidikan pesantren sebagai

dengan wawancara dan observasi.

salah satu solusi untuk terwujudnya

Teknik analisis data yang dipakai

produk pendidikan yang tidak saja

menggunakan reduksi data, sajian

cerdik, pandai, lihai, tetapi juga

data,

adalah

penarikan

kesimpulan

dan

verifikasi data.

berhati

mulia

karimah.

Hal

dimengerti

kehidupan

sosial

kemanusiaan,

pendidikan

bukan

pesantren

karakteristik

yang

yang bermoral.
1. Sistem

pembelajaran

yang bermaksud membawa manusia

pendidikan

Pondok

Pesantren

Pondok
Darul

Ponorogo

(intellectual-oriented)

yang

diterapkan

Pesantren

menjadi sosok yang potensial secara
intelektual

dapat

yang terbentuknya akhlak manusia

hanya sebagai suatu upaya untuk
proses

tersebut

memungkinkan tercapainya tujuan

Dalam

melahirkan

berakhlakul

karena

memiliki

Hasil Penelitian dan
Pembahasan

dan

Huda
dalam

menghadapi tantangan di

melalui proses transfer of knowledge

era globalisasi.

yang kental.
Fenomena globalisasi banyak

Dalam

melahirkan sifat individualisme dan
pola hidup materialistik yang kian
mengental.
pondok

pesantren

konsisten
suatu

Disinilah

dengan

sistem

keunikan

yang

masih

menyuguhkan

pendidikan

yang

tujuannya,
Hudatul

rangka
Pondok

Muna

II

mencapai
Pesantren
mengadakan

perencanaan sebagai penentuan bagi
apa

yang

akan

dikerjakannya.

Secara garis besar program yang ada

di Pondok Pesantren Hudatul Muna

dari penelitian ini, materi yang

II terlaksana dengan baik dan lancar

diajarkan

sesuai dengan yang diharapkan

pembinaan mental dan ilmu-ilmu

lebih

ditujukan

pada

Pondok Pesantren Hudatul

Agama, sehingga ditekankan pada

Muna II telah turut berperan serta

aspek pengalaman dari apa yang

dalam rangka mencerdaskan bangsa

telah diajarkan dengan tujuan untuk

dan mengentas kemiskinan. Karena

membentuk

antara pendidikan dan kesejahteraan

berkepribadian

masyarakat mempunyai hubungan

yang dapat berguna dalam kehidupan

yang sangat erat. Dalam rangka

di dunia dan akhirat. Pendidikan

upaya

santri

ketrampilan di Pondok Pesantren

professional yang sholihin sholihat,

Hudatul Muna II diberikan sebagai

Pondok Pesantren Hudatul Muna II

penunjang pendidikan formal agar

telah

dengan

para santri mempunyai bekal untuk

kurikulum

hidup mandiri jika sudah kembali

menciptakan

membuka

diri

memberlakukan

pemerintah sekaligus juga kurikulum
pondok
beberapa
praktis

dengan

didukung

pendidikan
bagi

para

bermoralitas

Pada

Bahasan di atas jika dikaitkan
dengan

teori

dikemukakan

yang

adalah

atas

yang

oleh

pelaksanaannya, pendidikan formal
terdiri

dan

santri

kemasyarakat..

ketrampilan
santri.

para

Madrasah

Empirisme
oleh

peranan

John

yang
Locke

lingkungan

Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, dan

khususnya

SMK lebih banyak mengajarkan

menentukan

sesuai kuirikulum ilmu sekolah yang

Jadi dalam teori ini mengandung

berupa ilmu pengetahuan umum.

makna bahwa kepribadian seorang

Materi

pelajarannya

disesuaikan

anak sangat ditentukan oleh faktor

dengan

ketentuan

pendidikan

lingkungan, dalam hal ini ialah

nasional, sehingga lulusannya tidak

pendidikan. Penerapan pendidikan di

berbeda dengan lulusan pendidikan

Pondok Pesantren Hudatul Muna II

formal yang lain. Sedangkan pada

mengkombinasikan

Madrasah Diniyah yang berfokus

pendidikan formal dan non formal

pendidikan
perkembangan

dapat
anak.

antara

dimana santri mendapat pendidikan

memberi sumbangan dan lebih peka

umum yang sama seperti siswa di

dalam menghadapi masalah yang ada

sekolah umum dan santri mendapat

di

nilai

mewujudkannya Pondok Pesantren

pengetahuan

mengenai

masyarakat.

Untuk

pendidikan agama yang diperolehnya

Hudatul

dari Madrasah Diniyah, hal ini akan

program sosial kemasyarakatan yang

menentukan langkah ke depannya

terdiri atas kegiatan dakwah dan

bagi santri bila nanti sudah lulus dari

kegiatan sosial

Pondok Pesantren Hudatul Muna II,

Muna

II

Program

mengadakan

dakwah

ini

santri akan dapat berbaur dengan

ditujukan

masyarakat tanpa merasa ketinggalan

pondok pesantren pada masyarakat

akan perkembangan jaman karena

untuk ikut menanamkan nilai-nilai

sudah mendapat pendidikan umum

Islami dan meningkatkan mental

yang di dapat dari sekolah formal

(akhlak) masyarakat denga sentuhan-

dan santri bisa menerapkan pelajaran

sentuhan

agama yang diperolehnya di Pondok

dilaksanakan

Pesantren. Pada era globalisasi saat

dakwah ke daerah luar pondok dan

ini,

ilmu

mengadakan desa binaan. Sedangkan

pengetahuan dan tekonologi dan

kegiatan sosial merupakan wujud

budaya yang beraneka ragam dan

nyata kepedulian pondok pesantren

juga berdampak neggatif, para santri

terhadap

dapat menyerapnya dengan berfilter

sehingga

dari

pengetahuan

pondok pesantren merupakan satu

agama yang diterimanya di pondok

kesatuan karena memang pondok

pesantren sehingga budaya negatif

pesantren tidak dapat lepas dari

tersebut dapat terhindar.

lingkungan masyarakat sekitarnya.

dengan

perkembangan

norma-norma

Sebagai

lembaga

sosial,

sebagai

rohani.

sumbangan

Kegiatan

dengan

masyarakat
antara

Program

ini

melakukan

sekitar,

masyarakat

perekonomian

dan

di

Pondok Pesantren Hudatul Muna II

Pondok Pesantren Hudatul Muna II

juga

kondisi

ditujukan sebagai sumber pendapatan

hingga

pondok dan sebagai laboratorium

memperhatikan

masyarakat

sekitarnya

diharapkan

pondok

pesantren

santri

untuk

mempraktekkan

pendidikan

yang

contoh sistem yang di kembangkan

didapatnya. Adapun bidang usaha

seperti hafalan, kalau dulu santri

yang diupayakan sabagai sumber

hafalan imbriti, hanya seratus namun

perekonomian pondok meliputi unit

dikembangkan jadi lima ratus.dan

konsumsi, unit usaha pertokoan,

juga terjadi pada aturan-aturan yang

usaha pertanian, usaha “sengonisasi”,

lainnya.

usaha

ketrampilan

perikanan

dan

usaha

perbengkelan.

Agar

tercipta

kesinkronan

Suatu lembaga apabila sistem

suatu

antara ilmu Agama

dengan ilmu umum, serta dengan

pendidikannya bagus serta penerapan

penerapan

pembelajaran yang profesional maka

juga

kualitas outputnya juga bagus. Jadi,

pendidikan Islam itu sendiri, yang

intinya adalah lembaga pendidikan

tujuannya adalah kebahagiaan dunia

yang

kualitas

akherat, oleh karena itu, lembaga

pembelajarannya, mampu mencetak

pendidikan Islam juga dituntut agar

kader-kader

bangsa

yang

menciptakan santri yang profesional.

profesional,

mencetak

santri

Apabila pondasi pendidik di

intelek,

pondok pesantren tidak mengikuti

fokus

profesional,

pada

kyai

yang

intelek yang kyai.

dilakukan

aturan-aturan

tidak

lepas

perkembangan

Pengembangan
pendidikan,

pembelajarannya.

melalui

teknologi,

ilmu

dan

berkembang

tujuan

pengetahuan,

budaya

pada

yang

saat

ini,

bagus.

pendidikan di pondok pesantren akan

Pendidikan adalah suatu kegiatan

mengalami kemunduran dan tidak

yang

mempengaruhi

banyak para calon santri untuk

pertumbuhan individu. Jadi aturan

menjadi atau mengikuti pendididkan

hidup

di pondok pesantren tersebut.

dapat

yang

yang

sistem

dari

Dan

mempengaruhi

pertumbuhan individu. Yang mana
dalam

pondok pesantren Hudatul

2. Faktor

pendukung

penghambat

dan

Pondok

Muna aturan-aturan yang ada dalam

Pesantren Hudatul Muna

lembaga itu di kembangkan untuk

Ponorogo

mencetak santri yang profesional,

dalam

menghadapi tantangan di

pengetahuan teknologi dan budaya

era globalisasi?

yang diinginkan oleh masyarakat.

a. Faktor

penghambat

pengembangan
pendidikan

b. Faktor

sistem
di

mengembangkan

Pondok

Pesantren Hudatul Muna II

pendukung

dalam
sistem

pendidikannya yaitu:
1) Manajemen pimpinan pondok

yaitu :

yang terbuka.

1) Kurangnya
pendidik

tenaga
(guru)

2) Sumber belajar yang energik

yang

profesional.

dan berkualitas.
3) Lokasi

2) Terbatasnya

tenaga

administrasi.

pesantren

yang strategis.
Dari

3) Kurangnya

pondok

situ

bisa

kita

lihat,

donatur

Penghambat pengembangan sistem

pembiayaan pengelolaan

pendidikan tidak lepas dari orang-

pondok pesantren.

orang

4) Masih relatif rendahnya
pembiayaan
yang

pendidikan

diberikan

para

santri.

yang

berkecimpung

di

dalamnya, Peran seorang kyai sangat
dibutuhkan dalam hal ini sangat
berpengaruh

pada

pengembangan

pendidikan kerohaniaan keagamaan

Adapun faktor-faktor yang

yang ada, oleh karena itu, faktor

menjadi penghambat ini merupakan

penghambat yang beraneka ragam di

suatu sistem yang harus ada dalam

Pondok Pesantren Hudatul Muna II

pengelolaan pendidikan.

dapat

Dengan

adanya

usaha

dilakukan

pengembangan

sistem pendidikannya

yang tidak

penambahan tenaga pendidik (guru),

luput dengan kiat kyai yang selalu

tenaga administrasi, dan donatur

memompa adrenalin para pengurus

keuangan

pondok

tersebut

akan

dapat

pesantren

agar

suasana

mengembangkan dan melancarkan

pembelajaran tidak kendor, bisa kita

pengelolaan pendidikan di pondok

lihat ada keterpaduan antara kajian

pesantren

yang

dengan

teori yang ada dengan kondisi yang

tuntutan

perkembangan

ilmu

di hadapi, oleh karena itu peran kyai

sesuai

yang selalu memompa semangat

perkembangan dunia luar sekaligus

pengurus

selalu

memberikan

yang

masyarakat

lembaga

menemukan

agar

inovasi-inovasi

informasi

pada

sekitarnya

tentang

baru menciptakan obat-obat dari

berbagai

penyakit yang ada, maka penyakit

Sedangkan

tersebut akan sembuh dengan obat

program

tersebut.

dengan

secara garis besar telah berjalan

faktor

dengan baik meskipun masih ada

begitu

pendidikan,

juga

apabila

program

pembangunan.

pelaksanaan
dari

program-

pondok

pesantren

penghambat tersebut di evaluasi

kendala-kendala

dengan baik, di carikan jalan keluar

menghadapinya. Hal ini semakin

yang cemerlang maka tidak usah

memantapkan

heran lagi apabila sistem pendidikan

Pesantren Hudatul Muna II baik

di

dengan

dalam meningkatkan kualitas sumber

semakin

daya manusia yang ada (santri dan

pondok

pesantren

sendirinya

akan

yang

peran

Pondok

berkembang dalam mencetak para

pengurus)

santri yang dapat menjadi kader

memberikan

bangsa yang sholihin-sholihat, dan

masyarakat sekitar dan kerjasama

yang profesional.

dengan

oleh

dilingkungannya,

pemerintah

Upaya-upaya yang dilakukan

mensukseskan

Pondok

Nasional.

Pesantren

Hudatul

Muna II dalam rangka mencetak

pelayanan

Dari

pada

untuk

turut

pembangunan

data

yang

didapat,

santri profesional yang sholihin-

kerjasama

sholihat

Hudatul Muna II dengan berbagai

meliputi

upaya

Pondok

penyeimbangan antara pendidikan

Departemen

Agama

menunjukkan

dan

pendidikan

umum,

Pesantren

(Pemerintah)
bahwa

pemerintah

pengembangan minat dan bakat,

memberikan perhatian pada pondok

pelayanan

pesantren sebagai salah satu aset

pada

masyarakat

dan

pengadaan media informasi.
Pengadaan informasi sangat
penting

bagi

pondok

pesantren

Hudatul Muna II untuk mengetahui

pembangunan

terutama

dalam

mencetak generasi yang profesional.
Pemerintah pun bertindak sebagai
pengarah

dan

pengayom

serta

memberikan bantuan moril maupun

Pesantren

materiil

adalah memadukan antara ilmu

pada

Pondok

Pesantren

Hudatul

Agama dan

Hudatul Muna II.

Muna

II

ilmu umum, serta

Pesantren berupaya merubah

adanya program-program yang

dan mengembangkan tatanan, cara

lain, seperti program pendidikan,

hidup yang mampu menampilkan

program

sebuah pola kehidupan yang menarik

perekonomian.

untuk diikuti, meskipun hal itu sulit

Sebab sejarah telah membuktikan

untuk diterapkan seara praktis ke

bahwa, tidak sedikit keberadaan

dalam masyarakat yang heterogen.

pondok pesantren telah mampu

Namun selama pimpinan pesantren

memberikan sumbangan besar

atau madrasah dan peran serta para

pada hajat besar bangsa ini

santrinya masih mampu menjadikan

melalui

dirinya sebagia

mengisi pembangunan manusia

alternatif yang

sosial,

program

alumninya

dalam

menarik bagi longgarnya nilai dan

seutuhnya.

keporak-porandaan

Pondok pesantren ikut ambil

pola

yang

dimilikinya, akan tetapi mempunyai

bagian

peluang terbaik di tengah-tengah

membentuk manusia Indonesia

masyarakatnya. Dan juga tidak lepas

seutuhnya

dari tujuan umum dari pendidikan

menyelenggarakan

pesantren yaitu: Membina warga

formal, hal ini bertujuan agar

negara agar berkepribadian muslim

santri yang lulus dari pondok

dengan ajaran-ajaran agama Islam

pesantren Hudatul Muna II akan

dan menanamkan rasa keagamaan

memiliki

tersebut

segi

Agama serta ilmu pengetahuan

kehidupannya serta menjadikannya

dan teknologi yang bermanfaat

sebagai orang yang berguna bagi

dimasa

agama, masyarakat, dan negara.

pengembangan

KESIMPULAN

Pondok Pesantren Hudatul Muna

dalam

semua

tugas

negara

dalam

dengan

bekal

pendidikan

pengetahuan

depan.

Dalam

pendidikan

di

Sistem yang diterapkan dan di

II

kembangkannya

terbentuknya manusia atau para

di

Pondok

dalam

mewujudkan

santri

yang

dengan

utuh,

dilakukan

dapat

berperan

menghadapi

penekanan

pada

tantangan masuknya pengaruh-

pendidikan

agama

dan

pengaruh negatif dari globalisasi

pendidikan

formal

serta

dan

dapat

mengembangkan

membenahi saran dan prasarana

pengaruh-pengaruh positif dari

yang diperlukan. Dengan usaha

globalisasi.

pengembangan
pondok

pendidikan

pesantren

di

yang

menekankan pendidikan agama
dan pendidikan formal ini dapat
membentuk

kepribadian

para

santri yang utuh, serta dapat
dijadikan

sebagai

saran

pertimbangan dalam menghadapi
tantangan

di

sekarang

ini.

era

globalisasi

Adapun

yang

menjadi pertimbangan di era
globalisasi
pengaruh

adalah
budaya

banyaknya
yang tidak

sesuai dengan norma agama dan
bangsa yang mudah merambah
atau masuk dalam kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara,
khususnya para santri melalui
alat komunikasi yang canggih
seperti,

televisi, internet dan

handphone.
Pengaruh-pengaruh negatif ini
dengan adanya pengembangan
pendidikan
pendidikan

agama

dan

formal diharapkan

DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Coombs,P.H Terj. Ahmed, M. 1984. Memerangi Kemiskinan, Di Pedesaan
Melalui Pendidikan Non Formal. Jakarta: Rajawali.
Dewi, Ressi Kartika dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika
Haidar Putra Daulay. 2004. Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional
di Indonesia.Jakarta: Prenada Media.
Madjid, Nurcholish. 1997.Islam, Kemodernan, dan Keindonesiaan. Bandung:
Mizan.
Mardalis , 2004 , Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal Jakarta , Bumi
Aksara.
Moleong,Lexy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Rosdakarya: Bandung.
Muri Yusuf. 1992. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Balai Aksara.
Ngalim Purwanto. 2000. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Nugroho, Agung dan Sarjan. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan Bangga
Menjadi Insan Pancasila. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta, Sebelas Maret
University Press.
Wahid, Abdurrahman. 1984. Nahdlatul Ulama dan Islam di Indonesia Dewasa
Ini, Jakarta: Prisma
Zakiyah, Daradjat. 1971. Membina Nilai-Nilai Moral di Indonesia, Jakarta: Bulan
Bintang.
Zamakhsyari, Dhofier. 1985. Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3ES.