KEDUDUKAN DAN KONTRIBUSI HUKUM ISLAM DI (1)

KEDUDUKAN DAN KONTRIBUSI HUKUM ISLAM DI INDONESIA

Tugas Mata Kuliah Pengantar Hukum Islam
Dosen Pengampu: Muhammad Muwafik, S.Pd.I,MA

Disusun oleh :
Kelompok G
1.) Prasetyo Hendrawan T
2.) Rahmatullah Umara P.T
3.) Siska Ari Yuliati
4.) Retno Devita Sari
5.) Yufi Mohammad Ulil Albab

(160810102002)
(160810102007)
(160810102013)
(160810102015)
(160810102018)

PROGRAM STUDI S1 EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER
2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pembicaraan Hukum Islam di tengah-tengah Hukum Nasional pusat perhatian
akan ditujukan pada kedudukan Hukum Islam dalam sistem Hukum Nasional di Indonesia.
Sistem hukum Indonesia, sebagai akibat dari perkembangan sejarahnya yang bersifat
majemuk. Disebut demikian karena sampai sekarang di Negara Kesatuan Republik Indonesia
berlaku beberapa sistem hukum yang mempunyai corak dan susunan sendiri. Sistem hukum
itu adalah sistem Hukum Adat, sistem Hukum Islam dan sistem Hukum Barat.
Keberadaan Hukum Islam di Indonesia telah diterima dengan baik oleh masyarakat
Indonesia semenjak ditempatkannya Piagam Jakarta dalam Dikrit Presiden RI 5 Juli 1959,
sehingga islam berkembang dengan cepat ke seluruh penjuru nusantara Indonesia.
Keberedaan hukum islam itu telah dibuktikan dengan beberapa teori yang dikemukakan oleh
para pakar hukum baik pakar hukum dari Belanda maupun dari Indonesia. Sementara
kedudukan hukum Islam di Negara Republik Indonesia tidak hanya sekedar diakui

keberadaanya baik sebagai agama dan hukum, malah lebih dari itu hukum islam diakui
sebagai hukum dan sumber hukum nasional.
Semenjak lahirnya “Piagam Jakarta”, Hukum Islam semakin banyak memberikan
kontribusi bagi Indonesia seperti dalam bidang Ahkam-Al Ibadat, Ahwal Al-Syakhshiyyah,
Ahkam Al-Madaniyyat, Ahkam Al-Jinayat, Ahkam Al-Qadla Wa Al-Murafa’at dan Ahkam
Al-Maliyah. Didalam pembahasan makalah ini akan lebih difokuskan kedalam kontribusi
Hukum Islam bagi

negara Indonesia di bidang Ahkam Al-Maliyah (Hukum Ekonomi

Syariah).

1.2 Rumusan Masalah :
1.) Apa definisi dari Hukum Islam?
2.) Bagaimana Hukum Islam di Indonesia?
3.) Apa definisi dari Hukum Nasional?

4.) Bagaimana kedudukan Hukum Islam didalam Hukum Nasional Republik Indonesia?
5.) Apa kontribusi Hukum Islam Terhadap Hukum Nasional Indonesia?


1.3 Tujuaan :
1.) Untuk mengetahui definisi dari Hukum Islam
2.) Untuk lebih mengerti bagaimana Hukum Islam di Indonesia
3.) Untuk mengetahui dan memahami Hukum Nasional
4.) Untuk memahami bagaimana kedudukuan Hukum Islam didalam Hukum Nasional
Republik Indonesia
5.) Untuk mengetahui apa saja kontribusi yang telah diberikan Hukum Islam
bagi Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Hukum Islam

Hukum Islam terdiri dari dua kata yakni, Hukum dan Islam. Dalam Ensiklopedi
Islam, Hukum diartikan sebagai menetapkan sesuatu atas sesuatu atau tidak menetapkannya. 1
Sedangkan secara terminologis, Islam adalah agama samawi yang diturunkan Allah SWT
melalui Nabi Muhammad SAW, ajarannya dalam bentuk perintah larangan dan petunjuk,
terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.2 Dengan demikian dapat dipahami bahwa Hukum
Islam adalah peraturan atau ketetapan dari Allah SWT melalui Rasul-Nya, baik berbentuk
tuntutan, larangan maupun petunjuk guna terciptanya suasana kedamaian, ketenangan,

dan terhindar dari kemafsadatan lainnya.
2.2 Hukum Islam di Indonesia
Hukum Islam telah hadir dan berkembang di Indonesia sejak Islam hadir di Nusantara
ini, yakni sejak abad pertama hijriyah. Agama islam yang dibawa pedagang dari tanah Arab
ini diterima dan berkembang dengan cepat di Indonesia melalui jalur-jalur dan pola
pengembangan seperti melalui jalur perdagangan, jalur perkawinan, jalur pendidikan, jalur
tarekat, jalur kesenian dan jalur politik. Melalui pola pengembangan yang damai,toleran, dan
membaur ini lah yang membuat Islam diterima secara baik dan tidak menimbulkan kejutan
budaya (schock cultur).3
Indonesia adalah salah satu negara yang secara konstitusinal tidak menyatakan diri
sebagai negara islam, tetapi mayoritas penduduknya menganut agama islam. Sebagian hukum
islam telah berlaku di indonesia sejak zaman kerajaan-kerajaan islam.Selain sistem hukum
islam, di Indonesia berlaku juga sistem Hukum Barat dan Hukum Adat. Ketiga sistem hukum
itu mulai berlaku di Indonesia pada waktu yang berlainan.
2.3 Hukum Nasional
Hukum nasional adalah seperangkat peraturan tertulis yang mengatur tingkah laku
manusia, dibuat dan dijalankan oleh badan negara yang ditentukan, berlaku dan

1 Drs.Baharuddin Ahmad, MHI., Eksistensi dan Implementasi Hukum Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2015), hlm.2.

2 Ibid., hlm.4.
3 Warkum Sumitro, S.H., MH., Perkembangan Hukum Islam di Tengah Kehidupan Sosial Politik di
Indonesia, (Malang: Bayumedia Publishing, 2005), hlm.8.

mengikat untuk seluruh warga negara Indonesia yang sesuai dengan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.4
Karena hukum nasional harus mampu mengayomi dan memayungi seluruh bangsa
dan negara dalam segala aspek kehidupannya maka menurut Menteri Kehakiman Ismail
Saleh (1989) dalam merencanakan pembangunan hukum nasional, kita wajib menggunakan
wawasan nasional yang merupakan tritunggal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
yaitu: Wawasan Kebangsaan, Wawasan Nusantara, dan Wawasan Bhinneka Tunggal Ika.5
Karena yang dianut dalam pembangunan hukum nasional juga wawasan nusantara yang
menginginkan adanya satu hukum nasional, maka usaha unifikasi di bidang hukum harus
sejauh mungkin dilaksanakan. Ini berarti seluruh golongan masyarakat akan diatur oleh satu
sistem hukum yaitu sistem hukum nasional.Akan tetapi, menurut Menteri Kehakiman, demi
keadilan, hukum nasional yang akan diwujudkan berdasarkan kedua wawasan tersebut harus
juga memperhatikan perbedaan latar belakang sosial budaya dan kebutuhan hukum. 6
Oleh karena itu disamping kedua wawasan tersebut, pembangunan hukum nasional harus
mempergunakan wawasan Bhinneka Tunggal Ika, dengan ini keragaman suku bangsa, budaya
dan agama sebagai aset pembangunan nasional harus dihormati sepanjang tidak

membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.
Dengan mempergunakan ketiga wawasan tersebut, secara serentak dan terpadu
berbagai asas dan kaidah Hukum Islam, Hukum Adat, dan Hukum Barat akan menjadi
integral Hukum Nasional, baik hukum nasional yang tertulis maupun yang tidak tertulis
(hukum kebiasaan).

2.4 Kedudukan Hukum Islam Dalam Tata Hukum Nasional Indonesia
Hukum islam merupakan salah satu sistem hukum yang berlaku didunia sekarang
termasuk Indonesia. Hukum islam di Indonesia bisa dilihat dari aspek perumusan dasar
4 M.Khoirul Huda, 2013, “Kedudukan Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Indonesia” Vol. 13. No. 1,
Mei 2013, 15.
5 Dr. Mardani, 2009, “Kedudukan Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Nasional” Vol. 16. No. 2,
April 2009, 268.
6 Ibid.

negara yang dilakukan oleh BPUPKI ( Badan Penyelidik Usaha Kesiapan Kemerdekaan
Indonesia), yaitu para pemimpin Islam berusaha mendudukan hukum islam dalam negara
Indonesia yang merdeka.7
Dalam tahap awal, usaha para pemimpin dimaksud tidak sia-sia, yaitu lahirnya
piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945 yang telah disepekati oleh pendiri negara bahwa

negara berdasar kepada “Ketuhanan Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam Bagi
Pemeluknya”. Namun, adanya desakan dari kalangan tertentu, tujuh kata tersebut dikeluarkan
dari Pancasila kemudian diganti dengan kata “Ketuhanan Yang Maha Esa”.8
Berdasarkan pasal 29 UUD 1945 yang dijiwai oleh semangat “Piagam Jakarta”,
kedudukan Hukum Islam diakui keberadaannya didalam sistem hukum di Indonesia.
Selanjutnya dengan ditempatkannya Piagam Jakarta dalam Dikrit Presiden RI 5 Juli 1959,
maka era ini menurut Ismail Sunny dapat dikatakan era penerimaan hukum islam sebagai
sumber otoritatif.9
Kemudian pula dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang
Peradilan Agama yang merupakan pengukuhan terhadap lembaga yang ada sebelumnya
memberikan angin segar bagi berlakunya hukum islam di Indonesia. 10 Dengan disahkannya
undang-undang tersebut,maka semakin mantaplah kedudukan peradilan agama sebagai salah
satu badan pelaksana kekuasaan kehakiman yang mandiri di tanah air dalam menegakkan
hukum islam bagi pencari keadilan orang-orang islam.

Berdasarkan uraian diatas dapatlah diasumsikan, bahwa keberadaan hukum islam di
Indonesia diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia, sehingga islam berkembang
dengan cepat ke seluruh penjuru nusantara Indonesia. Keberadaan hukum islam itu telah
dibuktikan dengan beberapa teori yang dikemukakan oleh para pakar hukum baik pakar
hukum dari Belanda maupun dari Indonesia. Sementara kedudukan hukum Islam di Negara

7 Drs.Baharuddin Ahmad, MHI., Eksistensi dan Implementasi Hukum Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2015), hlm.82.
8 Ibid., hlm.83.
9 Ibid., hlm.85.
10 Warkum Sumitro,S.H., MH., Perkembangan Hukum Islam di Tengah Kehidupan Sosial Politik di
Indonesia, (Malang: Bayumedia Publishing, 2005), hlm.183.

Republik Indonesia tidak hanya sekedar diakui keberadaanya baik sebagai agama dan hukum,
malah lebih dari itu hukum islam diakui sebagai hukum dan sumber hukum nasional.

2.5 Kontribusi Hukum Islam Terhadap Hukum Nasional Indonesia
Semenjak lahirnya “Piagam Jakarta”, Hukum Islam semakin banyak memberikan
kontribusi bagi Indonesia seperti dalam bidang Ahkam-Al Ibadat, Ahwal Al-Syakhshiyyah,
Ahkam Al-Madaniyyat, Ahkam Al-Jinayat, Ahkam Al-Qadla Wa Al-Murafa’at dan Ahkam
Al-Maliyah. Didalam pembahasan makalah ini akan lebih difokuskan kedalam kontribusi
Hukum Islam bagi

negara Indonesia di bidang Ahkam Al-Maliyah (Hukum Ekonomi

Syariah).

Hukum Islam yang mengatur hubungan manusia secara vertikal dengan Allah
SWT, maupun yang mengatur hubungan dengan sesama manusia, mempunyai peranan
yang penting dalam pembentukan hukum nasional. Ini didasarkan pada kenyataan bahwa
banyak aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang selama ini dikenal dalam hukum Islam
telah terserap ke dalam hukum perundangan Negara.
Sebagai upaya pembinaan dan pembangunan hukum nasional, hukum Islam telah
memberikan kontribusi sangat besar, paling tidak dari segi ruh atau jiwanya. Pernyataan ini
diperkuat berdasarkan lahirnya beberapa regulasi atau peraturan perundangan yang berlaku di
Indonesia, di antaranya adalah:

1.) Undang-Undang No. 36 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat
Negara menjamin warganya melaksanakan ajaran agamanya, melindungi fakir
miskin dan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia sebagaimana

tercantum dalam Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 29 dan Pasal 34 UUD
1945, maka pemerintah perlu membuat perangkat yuridis yang akan mendukung
upaya tersebut. Kemudian lahirlah UU Nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan
Zakat.

Untuk melaksanakan UU tersebut muncul Keputusan Presiden Nomor 8


tahun 2001 tentang Badan Amil

Zakat

Nasional, yang

di

dalamnya

mencantumkan perlunya tiga komponen untuk melaksanakan pengelolaan zakat,
yaitu Badan Pelaksana, Dewan Pertimbangan dan Komisi Pengawas.11

2.) Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf
Undang-undang ini merupakan produk legislasi yang ruhnya bersumber dari ajaran syari`at
Islam. Wakaf merupakan perwujudan dari seseorang untuk menyerahkan hartanya untuk
diambil manfaatnya untuk kemaslahatan umum dalam waktu
Undang-undang


wakaf

ini

kemudian

yang

tidak

terbatas.

ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 42 Tahun 2006. Ketentuan perwakafan juga diatur di dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik yang merupakan peraturan
pelaksanaan dari Undang-Undang Pokok Agraria. 12 Keseluruhan
adalah

dari

fikih,

meskipun

materi

hukumnya

tidak konsekuen menurut mazhab syafi`i yang lazim

dipakai dalam mengurus wakaf di Indonesia.

3.) Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah
Faktor-faktor yang mempercepat pertumbuhan industri perbankan syariah akan dapat
dipenuhi, antara lain: realisasi konversi beberapa UUS (Unit Usaha Syariah) menjadi BUS

11 Dr. Mardani, 2009, “Kedudukan Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Nasional” Vol. 16. No. 2,
April 2009, 277.

12 Imron, Ali. 2008. Kontribusi Hukum Islam Terhadap Pembangunan Hukum Nasional (Studi Tentang
Konsepsi Taklif dan Mas`uliyyat dalam Legislasi Hukum). Semarang: Universitas Diponegoro, hlm. 267.

(Bank Umum Syariah), implementasi UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
sebagai kepastian hukum berhasil mendorong peningkatan kapasitas bank-bank syariah :
Implementasi UU No.19 Tahun 2008 tentang SBSN mampu memberikan semangat industri
untuk meningkatkan kinerjanya,dukungan dari amandemen UU perpajakan sebagai kepastian
hukum berhasil mendorong peningkatan kapasitas bank-bank syariah melalui peran investor
asing,iklim dunia usaha yang tetap kondusif ditengah aktivitas pemilu,meningkatnya
pemahaaman masyarakat dan preverensi untuk menggunkan produk dan jasa bank
syariah,serta realisasi penerbitan corporate SUKUK oleh bank syariah untuk memperkuat
base kapital perbankan syariah.13
4.) Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama kemudian
diperbaharui dengan Undag-Undang No. 3 Tahun 2006
Pada tanggal 20 Maret 2006 disahkan UU Nomor 3 tahun 2006 tentang Perubahan atas UU
No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Yang melegakan dari UU ini adalah semakin
luasnya kewenangan Pengadilan Agama khususnya kewenangan dalam menyelesaikan
perkara di bidang ekonomi syari'ah. Kewenangan Peradilan Agama yang

semula

bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara-perkara
tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang:
a. Perkawinan, b. Kewarisan, wasiat dan hibah, c. Waqaf dan shadaqah.
Berdasarkan UU No.3 tahun 2006 kewenangannya diperluas dalam bidang
ekonomi syari’ah meliputi : Bank Syari’ah, Asuransi Syari’ah, Reasuransi Syari’ah
dan Surat Berharga Berjangka Menengah Syari’ah, Sekuritas Syari’ah, Pengadilan
Syari’ah, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Syari’ah, Bisnis Syari’ah dan
Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah.14

5.) Kompilasi Hukum Islam (KHI)
Kompilasi Hukum Islam (KHI) merupakan sebuah kumpulan dari hukum materi yang
dijadikan pedoman bagi para pihak dalam pengambilan putusan di Peradilan Agama.
Meskipun KHI tidak berbentuk undang-undang, melainkan sebuah Instruksi Presiden
13 Dr. Mardani, 2009, “Kedudukan Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Nasional” Vol. 16. No. 2,
April 2009, 281.
14 Ibid., hlm. 282.

No 1 Tahun 1991, kompilasi ini sangat membantu para hakim dalam memutuskan perkara
di lingkungan Peradilan Agama.Kompilasi Hukum Islam terdiri dari tiga buku yaitu
Buku I tentang Perkawinan;

Buku II tentang Kewarisan; dan Buku III tentang

Perwakafan. Pembagian dalam tiga buku ini hanya sekedar pengelompokan bidang hukum
yang dibahas yaitu bidang hukum perkawinan (munakahat), bidang hukum kewarisan
(faraid) dan bidang hukum perwakafan.15

Dalam kerangka sistematikanya

masing-

masing buku terbagi dalam beberapa bab dan kemudian untuk bab-bab tertentu terbagi
pula atas beberapa bagian yang selanjutnya dirinci dalam pasal-pasal.

15 Ibid., hlm. 274.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan:
Hukum Islam telah hadir dan berkembang di Indonesia sejak Islam hadir di Nusantara
ini, yakni sejak abad pertama hijriyah. Agama islam yang dibawa pedagang dari tanah Arab
ini diterima dan berkembang dengan cepat di Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara
yang secara konstitusinal tidak menyatakan diri sebagai negara islam, tetapi mayoritas
penduduknya menganut agama islam. Dengan ditempatkannya Piagam Jakarta dalam Dikrit
Presiden RI 5 Juli 1959, maka era ini menurut Ismail Sunny dapat dikatakan sebagai era
penerimaan hukum islam sebagai sumber otoritatif. Semenjak lahirnya “Piagam Jakarta”,
Hukum Islam semakin banyak memberikan kontribusi bagi Indonesia seperti dalam bidang
Ahkam-Al Ibadat, Ahwal Al-Syakhshiyyah, Ahkam Al-Madaniyyat, Ahkam Al-Jinayat,
Ahkam Al-Qadla Wa Al-Murafa’at dan termasuk bidang Ahkam Al-Maliyah.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Baharuddin, dan Illy Yanti. 2015. Eksistensi dan Implementasi Hukum Islam di
Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sumitro, Warkum. 2005. Perkembangan Hukum Islam di Tengah Kehidupan Sosial Politik
di Indonesia. Malang: Bayumedia Publishing.
Imron, Ali. 2008. Kontribusi Hukum Islam Terhadap Pembangunan Hukum Nasional (Studi
Tentang Konsepsi Taklif dan Mas`uliyyat dalam Legislasi Hukum). Semarang: Universitas
Diponegoro.
Huda, M.Khoirul. 2013. Kedudukan Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Indonesia. Vol. 13.
No. 1.
Mardani, 2009 . Kedudukan Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Nasional. Vol. 16. No. 2.