PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE

1

A. Judul
PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW
HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL KELAS IV SD IT AL-ITTIHAD
PEKANBARU

B. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam
mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang
terjadi dalam kehidupan. Pembelajaran di sekolah Dasar salah satunya adalah
Ilmu Pengetahuan Sosial.
Ilmu Pengetahuan Sosial mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, siswa
diarahkan untuk dapat menjadi warga negara indonesia yang demokratis,
bertanggung jawab dan cinta kedamaian. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai
bagian dalam kurikulum pembelajaran dipersekolahan, selayaknya disampaikan
secara menarik dan penuh makna dengan memadukan seluruh komponen
pembelajaran secara efektif. Pada kenyataannya di sekolah hasil belajar yang
diperoleh siswa pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kurang optimal.

Dalam penyampaian materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, pada
umumnya guru cenderung menggunakan metode ceramah sehingga membuat
siswa menjadi cepat bosan dalam belajar terlihat dari masih ada siswa yang tidak
memperhatikan guru dalam menjelaskan materi yang dijelaskan, belum maksimal
menggunakan media sehingga siswa kurang aktif dan cepat merasa bosan saat
pembelajaran dan kurang mengenalkan materi kongkrit. Selain itu dalam faktor
siswa, siswa cenderung berbicara sendiri dengan siswa lain, siswa hanya
mendengarkan tanpa disertai praktik nyata sehingga mengakibatkan siswa kurang
tertarik pada mata pelajaran IPS. Proses pembelajaran cenderung satu arah, yaitu
antara guru dan siswa, sedangkan antara siswa dengan siswa jarang sekali terlihat,
sehingga siswa kurang terlibat dalam kondisi aktif dalam proses pembelajaran.

2

Hal-hal tersebut mengakibatkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi rendah
yang ditunjukkan data dari hasil observasi dan evaluasi mata pelajaran IPS masih
dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan sekolah.
Permasalahan mengenai rendahnya tingkat pemahaman siswa tersebut menjadi
masalah yang sangat penting dan harus dicari solusi pemecahan masalahnya.
Untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut peneliti memilih salah satu

model pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa yaitu model course
review horay dengan media audio visual karena model dan media ini memiliki
kelebihan-kelebihan sehingga permasalahan yang didapatkan guru dapat teratasi.
Miftahul Huda (2014: 229) mengatakan “Course review horay merupakan
metode pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan
menyenangkan karena setiap siswa dapat menjawab benar diwajibkan berteriak
‘horee!!’ atau yel-yel lainnya yang disukai”. Penerapan model ini bertujuan untuk
menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal, di mana jawaban soal tersebut
dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor.
Dengan menerapkan model pembelajaran course review horay dalam proses
pembelajaran, dapat mendorong siswa untuk aktif, berfikir secara kritis dan
mampu memecahkan masalah dalam pembelajaran IPS. Untuk meningkatkan
konsentrasi, minat, dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS, peneliti
menggunakan media Audio Visual. Menurut Hamdani (2011:249) media Audio
Visual merupakan media yang tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu,
melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan atau media
yang menunjukkan unsur auditif (pendengaran) maupun visual (penglihatan) yang
dapat dipandang maupun didengar suaranya. Media Audio Visual dapat memberi
gagasan dan dorongan kepada guru agar kegiatan belajar mengajar lebih efektif
dan efisien. Menggunakan media Audio Visual, guru dapat menyajikan pokok

masalah lebih realistis (konkret) dan dapat memperjelas suatu masalah pokok
bahasan dalam pembelajaran, sehingga dapat disimpulkan bahwa efektifitas
kegiatan pembelajaran akan optimal jika dilengkapi dengan media yang relevan.
Purwanto ( 2013: 48) mengatakan ”hasil belajar adalah perubahan perilaku
yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan

3

pendidikan”. Aspek perilaku keseluruhan dari tujuan pembelajaran menurut
Benyamin Bloom (asep jihad, 2008:14) yang dapat menunjukan hasil belajar
yaitu, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik”.
Dari pendapat di atas ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengangkat penelitian
dengan judul “ Pengaruh Penerapan Model Course Review Horay Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berbantuan
media Audio Visual kelas IV SD IT Al-Itihad Pekanbaru .
C. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat
dikemukakan rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut: Apakah ada

pengaruh penerapan model course review horay terhadap hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPS berbantuan media Audio Visual kelas IV di SD IT Al-Itihad
Pekanbaru?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat
dikemukakan tujuan penelitian ini sebagai berikut: Untuk mengetahui apakah ada
pengaruh model Cooperative course review horay terhadap hasil belajar siswa
pada pembelajaran IPS berbantuan media Audio Visual kelas IV di SD IT AlItihad Pekanbaru?
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah
Menambah pengetahuan bagi guru-guru dan memberi kontribusi yang lebih
baik dalam perbaikan pembelajaran, sehingga

pengetahuan siswa untuk

mencapai hasil belajar dapat berjalan dengan baik. Dengan meningkatnya hasil
belajar siswa maka akan berpengaruh pada nama baik sekolah di mata masyarakat

4


sekitar dan menambah kepercayaan masyarakat sekitar terhadap mutu pendidikan
sekolah.
2. Bagi Guru
a.

Memperluas wawasan guru mengenai penelitian tindakan kelas dan model
pembelajaran course review horay dengan media audio visual.

b. Sebagai

salah

satu

alternatif dan

pandangan

dalam


melaksanakan

pembelajaran sehari – hari.
3. Bagi Siswa
a.

Siswa menjadi lebih senang belajar IPS

b.

Menumbuhkan sikap kritis pada diri siswa.

c.

Meningkatkan kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas akademik.

d.

Meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran IPS.


e.

Tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

f.

Melatih siswa untuk saling menghargai.
4. Bagi Peneliti

Memperluas wawasan peneliti dalam penggunaan model pembelajaran course
review horay

dengan media audio visual yang berguna untuk penelitian-

penelitian selanjutnya.
F.

Definisi Operasional
1. Pengertian ilmu pengetahuan sosial
IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu


tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu,
disiplin ilmu-ilmu sosial, maupun ilmu pendidikan Sumantri dalam Rudy
Gunawan (2013:17). Belajar tentang IPS berarti belajar tentang bagaimana
seseorang memahami dirinya berhubungan dengan alam maupun dengan manusia
lain. Oleh karena itu, manusia dituntut mampu melakukan interaksi dengan
lingkungan sekitar yang merupakan suatu pembelajaran tentang kehidupan sosial
manusia.
Pembelajaran IPS ini, siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap
dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan berbagai tantangan hidup yang

5

ada. Ilmu Pengetahuan Sosial memusatkan perhatian pada hubungan antara
manusia dan pemahaman sosial, sehingga disimpulkan bahwa IPS mendorong
kepekaan siswa terhadap hidup, kehidupan sosial dan lingkungan dimana ia
tinggal.
2. Media pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin, yaitu medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber pesan

dengan menerima pesan (Hamdani, 2011:243). Menurut Gerlach dan Ely (dalam
Azhar Arsyad, 2013:3), media merupakan manusia, materi atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
ketrampilan, atau sikap.
a.

Media Audio Visual

Menurut Sanjaya (dalam Hamdani, 2011:244), media merupakan suatu hal
yang meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat
lunak yang mengandung pesan. Arief S.Sadiman, dkk (2009:99), media
merupakan perantara yang dibutuhkan persiapan dan perencanaan yang teliti.
Menurut Hamdani (2011:249) contoh media Audio Visual diantaranya adalah
program video atau televisi, video atau televisi instruksional, dan program slide
suara (soundslide). Dengan menggunakan media Audio Visual siswa dapat lebih
memahami konsep yang diberikan oleh guru secara lebih realistis menunjukkan
pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
3. Model Course Review Horay
Menurut Miftahul Huda (2014:229) model pembelajaran Course Review
Horay adalah suatu metode pembelajaran yang dapat menciptakan susana kelas

menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab
benar diwajibkan berteriak „horee‟ atau yel-yel lainya yang disukai. Menurut
Zainal Aqib (2013:28) model pembelajaran Course Review Horay adalah suatu
metode pembelajaran dimana guru memberikan kesempatan siswa untuk tanya
jawab secara individu dengan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat

6

menjawab dengan benar dapat berteriak horay. Berdasarkan hal tersebut peneliti
dapat menyimpulkan bahwa model pembelajaran Course Review Horay adalah
suatu model atau disain pembelajaran untuk menguji pemahaman siswa dengan
menggunakan strategi games yang mana jika siswa mampu menjawab benar maka
siswa akan berteriak ”Horay”.
4. Hasil Belajar
Purwanto ( 2013: 48) mengatakan ”hasil belajar adalah perubahan perilaku
yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan
pendidikan”. Aspek perilaku keseluruhan dari tujuan pembelajaran menurut
Benyamin Bloom (asep jihad, 2008:14) yang dapat menunjukan hasil belajar
yaitu, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik”.
G. Kajian Teoritis

1. Model cooperative tipe course review horay
a. Model cooperative
Pembelajaran

kooperatif

(cooperative

learning)

merupakan

bentuk

pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang
dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pembelajaran kooperatif
adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu
kelompok kecil untuk saling berinteraksi (Nurulhayati dalam Dr. Rusman, M.pd.)
Menurut Tom v. Savage (dalam Dr. Rusman, M.pd.)

mengemukakan bahwa

cooperative learning adalah suatu pendekatan yang menekankan kerjasama dalam
kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus
belajar dari guru kepada siswa. siswa dapat saling membelajarkan sesama siswa
lainnya. Pembelajaran oleh rekan sebaya (peerteaching) lebih efektif daripada
pembelajaran oleh guru.
Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja. Namun,
siswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut

7

keterampilan

kooperatif.

Keterampilan

kooperatif

ini

berfungsi

untuk

melancarkan hubungan, kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun
dengan mengembangkan komunikasi antaranggota kelompok, sedangkan peranan
tugas dilakukan dengan membagi tugas antara anggota kelompok selama kegiatan.
Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Tahap

Tingkah laku Guru

Tahap 1

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai pada kegiatan pelajaran dan
menekankan pentingnya topikyang akan
dipelajari dan memotivasi siswa belajar.

Menyampaikan tujuan
dan memotivasi siswa
Tahap 2
Menyajikan informasi
Tahap 3
Mengorganisasikan
siswa dalam kelompokkelompok belajar
Tahap 4
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Tahap 5
Evaluasi
Tahap 6
Memberi penghargaan

Guru menyajikan informasi atau materi kepada
siswa dengan cara demonstrasikan atau melalui
bahan bacaan
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan
membimbing setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efektif dan efisien
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar
pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari dan masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik
upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok

b. Pengertian Model cooperative tipe course review horay

8

Miftahul Huda (2014: 229) mengatakan “Crouse review horay merupakan
metode pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan
menyenangkan karena setiap siswa dapat menjawab benar diwajibkan berteriak
‘horee!!’ atau yel-yel lainnya yang disukai”. Penerapan model ini bertujuan untuk
menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal, di mana jawaban soal tersebut
dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor.
c. Langkah-langkah Model cooperative tipe course review horay
Untuk menerapkan model pembelajaran course review horay ada beberapa
langkah yang harus dilaksanakan. Miftahul Huda (2014: 230) menyatakan
langkah-langkah model pembelajaran cooperative tipe course review horay adalah
sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sederhana dengan tanya
jawab
c. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil 4-5 orang dalam satu
kelompok
d. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kartu atau kotak sesuai
dengan kebutuhan dan diisi dengan nomor yang ditentukan guru
e. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya didalam
kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru
f. Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa telah ditulis didalam kartu atau
kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi
g. Bagi yang benar, siswa memberi bintang dan langsung berteriak horay atau
menyanyikan yel-yelnya
h. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak horay
i. Guru memberikan reward pada yang memperoleh nilai tinggi atau yang banyak
memperoleh horay
j. Penutup.
d. Kelebihan dan Kekurangan Course Review Horay (CRH)

9

1) Kelebihan model pembelajaran Course Review Horay (CRH)
a) Pembelajaran lebih menarik
Artinya, dengan menggunakan model pembelajaran CRH siswa akan lebih
bersemangat dalam menerima materi yang akan disampaikan oleh guru karena
banyak diselingi dengan games ataupun simulasi lainnya.
b) Mendorong siswa untuk dapat terjun kedalam situasi pembelajaran
Artinya, siswa diajak ikut serta dalam melakukan suatu games atau simulasi
yang diberikan guru kepada peserta didiknya yang berkaitan dengan materi
yang akan disampaikan guru.
c) Pembelajaran tidak monoton karena diselingi dengan hiburan atau game,
dengan begitu siswa tidak akan merasakan jenuh yang bisa menjadikannya
tidak berkonsentrasi terhadap apa yang dijelaskan oleh guru.
d)

Siswa

lebih

semangat

belajar

karena

suasana

belajar

lebih

menyenangkan
Artinya, kebanyakan dari siswa mudah merasakan jenuh apabila metode yang
digunakan oleh guru adalah metode ceramah. Oleh karena itu, dengan
menggunakan model pembelajaran course review horay (CRH) mampu
membangkitkan semangat belajar terutama anak Sekolah Dasar yang notabene
masih ingin bermain-main.
e) Adanya komunikasi dua arah;
Artinya, siswa dengan guru akan mampu berkomunikasi dengan baik, dapat
melatih siswa agar dapat berbicara secara kritis, kreatif dan inofatif. Sehingga
tidak akan menutup kemungkinan bahwa akan semakin banyak terjadi
interaksi diantara guru dan siswa.
2) Kekurangan model pembelajaran Course Review Horay
a) Siswa aktif dan siswa yang tidak aktif nilai disamakan.
Artinya, guru hanya akan menilai kelompok yang banyak mengatakan Horay.
Oleh karena itu, nilai yang diberikan guru dalam satu kelompok tersebut sama
tanpa bisa membedakan mana siswa yang aktif dan yang tidak aktif.
b) Adanya peluang untuk berlaku curang.

10

Artinya, guru tidak akan dapat mengontrol siswanya dengan baik apakah ia
menyontek ataupun tidak. Guru akan memperhatiakan per-kelompok yang
menjawab Horay, sehingga peluang adanya kecurangan sangat besar.
3) Solusi untuk mengatasi kelemahan model pembelajaran Course
Review Horay
Untuk mengatasi kelemahan pada siswa aktif dan siswa yang tidak aktif
dengan nilai disamakan dan adanya peluang untuk curang pada siswa, setiap
siklus pembelajaran guru menggunakan 3 obsever yang bertujuan agar nilai pada
siswa yang aktif dan tidak aktif berbeda dan setiap siswa dapat diawasi dengan
satu persatu sehingga mengurangi terjadinya kecurangan saat kuis berlangsung.
Setiap obsever ini memiliki tanggung jawab pada 15 siswa sehingga penilaian
keaktifan siswa dapat lebih jelas.
2. Hasil belajar
a. Pengertian belajar
Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti
kebehasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan
proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya. Menurut syah (dalam
Asep jihad, 2008) pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan perilaku
siswa yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif.
b. Pengertian hasil belajar
Hasil belajar adalah wujud dari tingkat penguasaan materi yang dicapai oleh
siswa dari suatu interaksi dalam proses pembelajaran. Abdurrahman (dalam Asep
Djihad dan Abdul Haris, 2010: 14) mengatakan bahwa “Hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Selain itu
Purwanto (dalam Nana Sudjana, 2013: 54) mengatakan ”hasil belajar adalah

11

perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai
dengan tujuan pendidikan”. Aspek perilaku keseluruhan dari tujuan pembelajaran
menurut Benyamin Bloom (dalam Nana Sudjana, 2013: 22) yang dapat
menunjukan hasil belajar yaitu, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut
A.J Romizowski (dalam Asep Djihad dan Abdul Haris, 2010: 14) hasil belajar
merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan (input).
Usman (2001) (dalam Asep Djihad dan Abdul Haris, 2010:16) menyatalan bahwa
hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan
instruksional yang direncanakan guru sebelumnya yang dikelompokkan kedalam
tiga kategori, yakni domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
a) Domain kognitif mencakup:
(1) Knowledge (pengetahuan, ingatan);
(2) Comprehension (pemahaman, penjelasan, meringkas, contoh);
(3) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan);
(4) Synthensis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru);
(5) Evaluation (menilai);
(6) Application (menerapkan).
b) Domain afektif mencakup:
(1) Receiving (sikap menerima);
(2) Responding (memberikan respons);
(3) Valuing (nilai);
(4) Organization (organisasi);
(5) Characterization (karakterisasi).
c) Domain psikomotor mencakup:
(1) Initatory level;
(2) Pre-routine level;
(3) Rountinized level.

12

3. Media pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin, yaitu medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber pesan
dengan menerima pesan (Hamdani, 2011:243). Menurut Gerlach dan Ely (dalam
Azhar Arsyad, 2013:3), media merupakan manusia, materi atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
ketrampilan, atau sikap.
Setelah menentukan pilihan media yang akan digunakan, selanjutnya guru
dituntut untuk dapat memanfaatkan dalam proses pembelajaran. Media yang baik
belum tentu menjamin keberhasilan belajar siswa. Hal ini mungkin terjadi jika
guru tidak dapat menguasai penggunaan media tersebut dengan baik. Oleh karena
itu, media yang telah dipilih dengan tepat harus dapat dimanfaatkan sebaik
mungkin sesuai prinsip dan teknik- teknik pemanfaatan media. Kriteria yang
paling utama dalam pemilihan media adalah sesuai dengan tujuan pembelajaran
atau kompetensi yang ingin dicapai.
a. Media Audio Visual
Menurut Sanjaya (dalam Hamdani, 2011:244), media merupakan suatu hal
yang meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat
lunak yang mengandung pesan. Arief S.Sadiman, dkk (2009:99), media
merupakan perantara yang dibutuhkan persiapan dan perencanaan yang teliti.
Menurut Hamdani (2011:249) contoh media Audio Visual diantaranya adalah
program video atau televisi, video atau televisi instruksional, dan program slide
suara (soundslide). Dengan menggunakan media Audio Visual siswa dapat lebih
memahami konsep yang diberikan oleh guru secara lebih realistis menunjukkan
pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
Menurut Yudi Munadi (2011:127), terdapat karakteristik video. Karakteristik
tersebut diantaranya :
a. Mengatasi keterbasan jarak dan waktu.
b. Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan.
c. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat.

13

d. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa.
e. Mengembangkan imajinasi peserta didik.
f. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih
realistik.
Menurut Azhar Arsyad (2013:51), terdapat kelemahan media Audio Visual
diantaranya:
a. Video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak;
b. Gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti
informasi yang ingin disampaikan melalui video tersebut;
c. Video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar
yang diinginkan.
Untuk mengatasi kelemahan yang ada pada media Audio Visual, yang dilakukan
peneliti diantaranya:
a. Video yang digunakan merupakan video sederhana tanpa membutuhkan biaya
yang mahal dan tanpa memerlukan waktu yang banyak;
b. Saat penayangan video, setiap tampilan diberi waktu yang cukup lama sehingga
gambar tidak telalu bergerak dengan cepat dan setian hal-hal yang penting yang
terdapat dalam video, guru menguliangi kembali jika perlu video dihentikan dan
sisw diminta untuk mencatat hal yang penting tersebut;
c. Video yang digunakan diusahaan video yang memiliki tujuan yang sama sesuai
dengan apa yang ingin dicapai.
Dari penjelasan diatas, maka peneliti menggunakan model Course Review Horay
berbantuan dengan media Audio Visual dalam pembelajaran ini dikarenakan video
lebih praktis, dapat dirancang dan dibuat sendiri sesuai dengan kebutuhan siswa
dan materi belajar yang diinginkan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran
yang diinginkan.
4. Hakikat Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
a. Pengertian Pembelajaran IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan
mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Menurut Isjoni, (2007:21)

14

mengemukakan bahwa: “Ilmu Pengetahuan sosial (IPS) ialah suatu program
pendidikan

yang

merupakan

suatu

keseluruhan

yang

pada

pokoknya

mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisik maupun dalam lingkungan
sosialnya”. Bahan ajarnya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti, geografi,
sejarah, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan tata negara. Sedangkan menurut
Hasan (Isjoni, 2007: 22) “Pendidikan IPS dapat diartikan sebagai pendidikan
memperkenalkan konsep, generalisasi, teori, cara berfikir, dan cara bekerja
disiplin ilmu-ilmu sosial”.
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu
dalam proses pembelajaran yang menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam
kehidupan di masyarakat. Dengan mempelajari IPS diharapkan peserta didik akan
memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang
terkait.
b. Pembelajaran IPS di SD
Menurut Gunawan (2011: 39) menyatakan bahwa: “IPS merupakan salah satu
mata pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial”. Ilmu pengetahuan
sosial sebagai mata pelajaran tidak semata membekali ilmu saja lebih dari itu
membekali juga sikap atau nilai dan keterampilan dalam hidup bermasyarakat
sehingga mereka mengetahui benar lingkungan, masyarakat dan bangsanya
dengan berbagai karakteristiknya. Dengan demikian, IPS sebagai suatu mata
pelajaran di SD bertolak dari kondisi nyata di masyarakat dengan tujuan untuk
memanusiakan manusia (siswa) melalui hubungan seluruh aspek manusia agar
mereka tidak merasa asing dilingkungan masyarakatnya sendiri.
Dalam Rudy Gunawan (2013:52) mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam
kehidupannya kelak di masyarakat.
b. Dapat mengidentifikasi dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial
yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.

15

c. Mampu berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan erbagai bidang
keilmuan serta bidang keahlian.
d. Membakali anak didik dengan kesadaran,sikap mental yang positif dan
ketrampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagiam dari
kehidupan tersebut.
e. Mampu mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan
perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut Sardjiyo, dkk (2009:1.32) menyatakan bahwa tujuan pembelajarn IPS
secara keseluruhan adaah membentuk warga negara yang berkemampuan sosial
dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial,
yang pada giliranya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung
jawab.
Berdasarkan uraian di atas pada dasarnya tujuan dari IPS adalah mendidik dan
memberi bekal kemampuan kepada siswa untuk mengembangkan dirinya sesuai
dengan bakat, minat, dan kemampuan yang dimilikinya dalam kehidupan di
masyarakat. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang melatih siswa untuk
menjadi siswa yang menghargai, menjaga dan menjunjung tinggi nilai-nilai dalam
kehidupan masyarakat. Hal ini dapat dilatih sejak siswa duduk dibangku Sekolah
Dasar dengan memberikan pembelajaran yang bervariasi seperti dengan
kelompok-kelompok dalam proses belajar di kelompok. Penerapan Model Course
Review Horay Berbantuan Media Audio Visual diharapkan dapat menumbuhkan
toleransi, kerja sama dan tanggung jawab siswa dalam mengikuti pembelajaran.
H. Hipotesis
Berdasarkan kajian teoritis diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut: dengan menggunakan model course review horay berbantuan media audio
visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas IV
SD IT Al-Itihad Pekanbaru.

16

I.

Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV Sekolah Dasar SD IT

Al-Itihad Pekanbaru, yang beralamat di Komplek Masjid Al Ittihad, PT. CPI,
Rumbai selama 2 bulan, yakni dari bulan April hingga Mei 2016. Penelitian
dilakukan di sekolah dasar tersebut karena pembelajaran di sekolah tersebut masih
menggunakan model pembelajaran konvensional.
2. Jenis penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK). Artinya, penelitian yang dilakukan di dalam kelas. PTK
(Penelitian Tindakan Kelas) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2008:3).
Dalam penelitian ini akan dilaksanakan tiga siklus PTK dengan langkahlangkah yang sama yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Adapun tahapan tersebut dapat digambarkan pada skema berikut:

17

Bagan siklus PTK berdasarkan dalam arikunto (2008, 16)
Rancangan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
tahapan sebagai berikut :
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti harus menentukan titik fokus peristiwa yang
perlu mendapatkan perhatian khusus, kemudian membuat instrumen pengamatan
untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi (Arikunto, 2008:18).
Dalam pelaksanaan penelitian ini, maka perencanaan pembelajarannya adalah
sebagai berikut:
1) Mengkaji materi IPS serta mengkaji indikatornya.
2) Menyusun perangkat pembelajaran sesuai indikator yang sesuai materi
menggunakan model Course Review Horay berbantuan media Audio Visual.
merancang instrumen, membuat lembar observasi dan alat evaluasi untuk setiap
pertemuan.
3) Menyiapkan kotak sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai
dengan selera masing-masing siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan

18

Arikunto (2008:18) menegaskan pada pelaksanaan tindakan, guru harus
menaati hal yang telah dirumuskan dalam rancangan yaitu mengenai tindakan
kelas. Dalam Pelaksanaan PTK ini direncanakan beberapa siklus sesuai hasil
pelaksanaan akhir siklus. Siklus pertama dengan Kompetensi Dasar (1.4)
Menghargai keragaman suku bangsa dan

budaya setempat (kabupaten/kota,

provinsi) dengan indikator pertama, menjelaskan keragaman suku bangsa dan
budaya setempat, mengidentifikasi bentuk-bentuk keragaman suku bangsa dan
budaya setempat. Siklus kedua dengan Kompetensi Dasar yang sama tetapi
menggunakan indikator berbeda yaitu menjelaskan pentingnya persatuan dalam
keragaman budaya dan menjelaskan pengertian bhineka tunggal ika. Dan siklus
ketiga menggunakan kompetensi dasar yang masih sama namun dengan indikator
yang berbeda yaitu Memberikan contoh perilaku menghargai keragaman yang ada
di masyarakat dan Menunjukkan sikap menerima dan menghargai keragaman
suku bangsa dan budaya di masyarakat.
c. Observasi
Kegiatan observasi tidak dapat terlepas dari pelaksanaan karena tahap ini
adalah mengamati berjalannya tindakan yang dilakukan guru dan siswa (Arikunto,
2008:19). Observasi ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui keterampilan guru
dan aktivitas siswa dengan menggunakan instrumen yang telah disediakan, serta
melakukan observasi terhadap hasil belajar siswa menggunakan tes/unjuk kerja.
d. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang
telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan
evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
Refleksi sendiri merupakan kegiatan akhir dalam siklus PTK untuk
mengemukakan kembali segala hal yang sudah dilakukan dalam tahap ini peneliti
melakukan evaluasi diri (Arikunto, 2008:19-20). Pada refleksi kekurangan dan
kelebihan dalam pelaksanaan PTK akan tampak dan akan diperbaiki dalam siklus
selanjutnya jika diperlukan, sehingga indikator keberhasilan dapat tercapai.
3. Siklus penelitian

19

Pada penelitian ini, peneliti akan merancang pelaksanaan PTK yang
dirancang dalam tiga siklus dimana setiap siklus satu kali pertemuan.
a. Perencanaan siklus pertama (I)
Siklus I dilaksanakan melalui empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
1) Perencanaan
Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK, tahap
perencanaan antara lain sebagai berikut:
a. Menyusun perangkat pembelajaran dengan materi “Keragaman suku bangsa
dan budaya setempat”.
b. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran
c. Soal evaluasi
d. Membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan
pembelajaran IPS
e. Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran IPS.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan berupa kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir
pembelajaran.
Pendahuluan (±5 menit)
a. Pengkondisian kelas
b. Doa
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Apersepsi:
apakah kalian tahu, suku apa saja yang ada di kelas ini?
Kegiatan inti (± 50 menit)
Dalam kegiatan, guru:
a. Siswa mengamati tayangan video tentang keberagaman suku bangsa dan
budaya yang ada di Indonesia dan di daerah Riau dan mengidentifikasi bentukbentuk keberagaman suku bangsa indonesia. (eksplorasi).

20

b. Siswa menyebutkan bentuk-bentuk keberagaman suku bangsa dan budaya yang
ada dalam tayangan video (eksplorasi).
c. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang adanya keberagaman suku
dan budaya. (eksplorasi).
d. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok heterogen untuk berdiskusi (elaborasi).
e. Siswa mengerjakan soal didalam kertas yang berisi pertanyaan inti dari materi
yang terdapat masalah untuk mencari keberagaman suku bangsa dan budaya apa
saja yang di daerah Riau (elaborasi).
f. Siswa bersama kelompok, menyelesaikan permasalahan dengan bimbingan guru
(elaborasi).
g. Perwakilan beberapa kelompok maju ke depan untuk menyajikan hasil diskusi
dalam bentuk laporan (elaborasi).
h. Untuk menguji pemahaman tentang materi, siswa diajak kedalam sebuah
permainan dengan menggunakan kotak sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak
diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa (elaborasi).
i. Siswa langsung menjawab pertanyaan dan siswa mampu menjawab dengan
benar, siswa dapat berteriak “Horay” (elaborasi).
j. Guru memberikan reward terhadap kelompok yang baik (konfirmasi).
k. Guru memberikan motivasi kembali berupa penguatan terhadap materi yang
baru saja di pelajari (konfirmasi).
Penutup (± 15 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.
b. Siswa diberikan kesempatan guru untuk bertanya kembali apabila di dalam
penyampaian materi masih kurang jelas.
c. Siswa bersama guru mengulas kembali pelajaran yang baru saja disampaikan
dan membuat ringkasan.
d. Guru mengukur kemampuan siswa dengan mengadakan Evaluasi.
e. Tindak Lanjut dengan mengadakan pengayaan dan perbaikan.
3) Pengamatan
Pengamatan dilakukan melalui:

21

a. Mengamati keterampilan guru dalam pembelajaran IPS materi keberagaman
suku bangsa dan budaya dengan Model Course Review Horay berbantuan Media
Audio Visual menggunakan lembar observasi keterampilan guru.
b. Mengamati aktivitas siswa dalam keaktifan meringkas bacaan dam menjawab
soal pada pembelajaran IPS materi keberagaman suku bangsa dan budaya dengan
Model Course Review Horay berbantuan Media Audio Visual menggunakan
lembar observasi aktivitas siswa.
c. Mencatat temuan-temuan dalam pembelajaran yang tidak tercantum dalam
lembar observasi.
4) Refleksi
Hal-hal yang dilakukan dalam melakukan refleksi yaitu:
a. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama.
b. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan dengan model
Course

Review

Horay

berbantuan

media

Audio

Visual,

kemudian

mempertimbangkan langkah selanjutnya. Terutama dalam mengelola kelas.
c. Melakukan evaluasi secara menyeluruh selama proses pembelajaran.
d. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan siklus I apakah efektif
atau tidak.
e. Mencatat masalah-masalah yang muncul selama proses pembelajaran.
f. Meminta saran untuk perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya.
g. Merencanakan tindak lanjut untuk siklus II.
c. Siswa bersama guru mengulas kembali pelajaran yang baru saja disampaikan
dan membuat ringkasan.
d. Guru mengukur kemampuan siswa dengan mengadakan evaluasi.
e. Tindak Lanjut dengan mengadakan pengayaan dan perbaikan.
b. Perencanaan siklus kedua (II).
1) Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus kedua adalah sebagai beikut:
a. Menyusun perangkat pembelajaran dengan materi “pentingnya menjaga
persatuan dalam keberagaman ”
b. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran

22

c. Soal evaluasi
d. Membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan
pembelajaran IPS
e. Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran IPS.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan berupa kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir
pembelajaran.
Pendahuluan (±5 menit)
a. Pengkondisian kelas
b. Doa
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Apersepsi:
dari pertemuan sebelumnya kita membahas tentang keragaman suku bangsa dan
budaya, pernahkah kalian melihat pertengkaran antara suku yang berbeda?
Kegiatan inti (± 50 menit)
Dalam kegiatan, guru:
a. Siswa mengamati tayangan video tentang pentingnya menjaga persatuan dalam
keberagaman (eksplorasi).
b.

Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang pentingnya menjaga

persatuan dalam keberagaman
(eksplorasi).
c. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok heterogen untuk berdiskusi (elaborasi).
d. Siswa mengerjakan soal didalam kertas yang berisi pertanyaan inti dari materi
yang terdapat masalah untuk mencari sebab-sebab pentingnya menjaga persatuan
dalam keberagaman dan menjelaskan arti dari bhineka tunggal ika (elaborasi).
e. Siswa bersama kelompok, menyelesaikan permasalahan dengan bimbingan
guru (elaborasi).
f. Perwakilan beberapa kelompok maju ke depan untuk menyajikan hasil diskusi
dalam bentuk laporan (elaborasi).

23

g. Untuk menguji pemahaman tentang materi, siswa diajak kedalam sebuah
permainan dengan menggunakan kotak sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak
diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa (elaborasi).
h. Siswa langsung menjawab pertanyaan dan siswa mampu menjawab dengan
benar, siswa dapat berteriak “Horay” (elaborasi).
i. Guru memberikan reward terhadap kelompok yang baik (konfirmasi).
j. Guru memberikan motivasi kembali berupa penguatan terhadap materi yang
baru saja di pelajari (konfirmasi).
Penutup (± 15 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.
b. Siswa diberikan kesempatan guru untuk bertanya kembali apabila di dalam
penyampaian materi masih kurang jelas.
c. Siswa bersama guru mengulas kembali pelajaran yang baru saja disampaikan
dan membuat ringkasan.
d. Guru mengukur kemampuan siswa dengan mengadakan evaluasi.
e. Tindak Lanjut dengan mengadakan pengayaan dan perbaikan
3) Pengamatan
Pengamatan dilakukan melalui:
a. Mengamati keterampilan guru dalam pembelajaran IPS materi pentingnya
menjaga persatuan dalam keberagaman dengan Model Course Review Horay
Berbantuan Media Audio Visual menggunakan lembar observasi keterampilan
guru.
b. Mengamati aktivitas siswa dalam keaktifan meringkas bacaan dam menjawab
soal pada pembelajaran IPS materi pentingnya menjaga persatuan dalam
keberagaman dengan Model Course Review Horay Berbantuan Media Audio
Visual menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.
c. Mencatat temuan-temuan dalam pembelajaran yang tidak tercantum dalam
lembar observasi.
4) Refleksi
Hal-hal yang dilakukan dalam melakukan refleksi yaitu:

24

a. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.
b. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan Model Course
Review Horay Berbantuan Media Audio Visual kemudian mempertimbangkan
langkah selanjutnya. Terutama dalam mengelola kelas.
c. Melakukan evaluasi secara menyeluruh selama proses pembelajaran.
d. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan siklus II apakah efektif
atau tidak.
e. Mencatat masalah-masalah yang muncul selama proses pembelajaran.
f. Meminta saran untuk perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya.
g. Merencanakan tindak lanjut untuk siklus III.
c. perencanaan siklus ketiga (III)
1) Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus kedua adalah sebagai beikut:
a. Menyusun perangkat pembelajaran dengan materi “menghargai keragaman
suku bangsa dan budaya dalam hidup bermasyarakat”
b. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran
c. Soal evaluasi
d. Membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan
pembelajaran IPS.
e. Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran IPS.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan berupa kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir
pembelajaran.
Pendahuluan (±5 menit)
a. Pengkondisian kelas
b. Doa
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Apersepsi:

25

dari pertemuan sebelumnya kita membahas pentingnya kesatuan dalam
keberagaman, bagaimana cara kita agar kesatuan dalam keberagaman itu selalu
terjaga?
Kegiatan inti (± 50 menit)
a. Siswa mengamati tayangan video tentang sikap menghargai keragaman suku
bangsa dan budaya dalam hidup bermasyarakat (eksplorasi).
b. Siswa menyebutkan sikap menghargai keragaman suku bangsa dan budaya
dalam hidup bermasyarakat yang ada dalam tayangan video (eksplorasi).
c. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang sebab-sebab kenapa harus
menghargai keragaman suku bangsa dan budaya dalam hidup bermasyarakat
(eksplorasi).
d. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok heterogen untuk berdiskusi (elaborasi).
e. Siswa mengerjakan soal didalam kertas yang berisi pertanyaan inti dari materi
yang terdapat didalamnya tentang sikap menghargai keragaman suku bangsa dan
budaya dalam hidup bermasyarakat (elaborasi).
f. Siswa bersama kelompok, menyelesaikan permasalahan dengan bimbingan
guru (elaborasi).
g. Perwakilan beberapa kelompok maju ke depan untuk menyajikan hasil
diskusi dalam bentuk laporan (elaborasi).
h. Untuk menguji pemahan tentang materi, siswa diajak kedalam sebuah
permainan dengan menggunakan kotak sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak
diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa (elaborasi).
i. Siswa langsung menjawab pertanyaan dan siswa mampu menjawab dengan
benar, siswa dapat berteriak “Horay” (elaborasi).
j. Guru memberikan reward terhadap kelompok yang baik (konfirmasi).
k. Guru memberikan motivasi kembali berupa penguatan terhadap materi yang
baru saja di pelajari (konfirmasi).
Penutup (± 15 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.

26

b. Siswa diberikan kesempatan guru untuk bertanya kembali apabila di dalam
penyampaian materi masih kurang jelas.
c. Siswa bersama guru mengulas kembali pelajaran yang baru saja disampaikan
dan membuat ringkasan.
d. Guru mengukur kemampuan siswa dengan mengadakan evaluasi.
e. Tindak Lanjut dengan mengadakan pengayaan dan perbaikan.
3) Pengamatan
Pengamatan dilakukan melalui:
a.Mengamati keterampilan guru dalam pembelajaran IPS materi menghargai
keragaman suku bangsa dan budaya dalam hidup bermasyarakat Model Course
Review Horay Berbantuan Media Audio Visual menggunakan lembar observasi
keterampilan guru.
b. Mengamati aktivitas siswa dalam keaktifan meringkas bacaan dam menjawab
soal pada pembelajaran IPS materi menghargai keragaman suku bangsa dan
budaya dalam hidup bermasyarakat dengan Model Course Review Horay
berbantuan Media Audio Visual menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.
c. Mencatat temuan-temuan dalam pembelajaran yang tidak tercantum dalam
lembar observasi.
4) Refleksi
Hal-hal yang dilakukan dalam melakukan refleksi yaitu:
a. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran pada siklus III.
b. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan Model Course
Review Horay berbantuan Media Audio Visual, kemudian mempertimbangkan
langkah selanjutnya. Terutama dalam mengelola kelas.
c. Melakukan evaluasi secara menyeluruh selama proses pembelajaran.
d. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan siklus III apakah efektif
atau tidak.
e. Mencatat masalah-masalah yang muncul selama proses pembelajaran.
f. Meminta saran untuk perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya.

27

g. Mengukur keberhasilan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar
dalam pembelajaran IPS melalui Model Course Review Horay berbantuan Media
Audio Visual pada siklus I, II dan III.
4. Subjek Penelitian
Subyek penelitian yang akan dikaji adalah siswa kelas IV sebanyak 20 orang
terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas dilakukan pada siswa Kelas IV SD IT Al-Itihad Pekanbaru.

5. Data dan Instrumen
a. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari
silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ).
1. Silabus
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata
pelajaran dengan tema tertentu. Pengembangan silabus berpedoman pada
kurikulm 2006 yaitu KTSP, dengan memuat identifikasi mata pelajaran,
kelas/semester, tahun ajaran, standar kompetensi, materi pokok, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian yang meliputi jenis tagihan, bentuk
instrumen, contoh instrumen, alokasi waktu, sumber/alat buku.
2. RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah lembaran yang berisi langkahlangkah yang harus dikerjakan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran.
b. Instrumen pengumpulan data
1) Lembar pengamatan (Observasi) Guru dan Siswa
2) Lembar tes hasil belajar
6. Teknik Pengumpulan Data

28

Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik tes, non-tes berupa observasi dan dokumen.
a. Teknik Tes
Menurut Arikunto (2006: 53) tes adalah alat atau prosedur yang digunakan
untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturanaturan yang sudah ditentukan. Tes formatif akan digunakan untuk mengukur hasil
belajar pada ranah kognitif siswa setelah dilakukan tindakan pada tiap siklus.
Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis dengan bentuk tes pilihan ganda.
b. Teknik nontes
1) Observasi
Menurut Arikunto (2008 : 78) observasi disebut juga dengan pengamatan,
meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan
seluruh alat indra. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi
performansi guru dan lembar observasi siswa yang dilakukan pada setiap siklus
penelitian.
c. Dokumentsi
Menurut kamus besar bahasa indonesia, dokumentasi didefinisikan sebagai
sesuatu yang tertulis, tercetak atau terekam yang dapat dipakai sebagai bukti atau
keterangan.

7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data
adalah menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif dapat
digunakan untuk mengolah karakteristik data yang berkaitan dengan menjumlah,
merata-rata, mencari titik tengah, mencari presentase, dan menyajikan data yang
menarik, mudah dibaca, dan diikuti alur berpikirnya (Arikunto dkk: 2008:131).
a. Analisis aktivitas guru dan siswa

29

Menurut purwanto (dalam Maharani surahmi,2013) data aktivitas siswa dan
guru yang diamati menggunakan rumus dan kategori penilaian seperti berikut:

NR =

JS
x 100
NR

purwanto (dalam Maharani surahmi,2013)
Keterangan:
NR = jumlah skor aktivitas yang dilakukan
JS = skor yang diperoleh (guru/siswa)
SM = skor maksimal yang didapat dari aktivitas guru/siswa
Tabel 3 Kategori persentase aktivitas guru dan siswa
Interval
90% - 100%
70% - 89%
50% - 69
30% - 49%
10% - 29%

Kategori
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
(Purwanto dalam Maharani Surahmi, 2013)

b. Analisis Hasil Belajar
1) Ketuntasan individu
Analisis keberhasilan ketuntasan individu digunakan rumus sebagai berikut:

KB =

T
x 100
Tt

Purwanto, 2013 dalam Syarilfuddin, dkk
Keterangan :
KB = ketuntasan belajar
T = jumlah skor yang diperoleh siswa

30

Tt = jumlah skor total
Seorang siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai skor 65% dari skor yang
diberikan atau telah mencapi KKM, yaitu sebesar 65.
2) Ketuntasan klasikal
Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan klasikal adalah sebagai berikut;
ST
x 100
N

PK =

Purwanto, 2004: 102 (dalam Syahrilfuddin, dkk)
Keterangan :
PK = Persentase ketuntasan belajar klasikal
ST = Jumlah siswa yang tuntas
N = Jumlah siswa seluruhnya
Kelas dikatakan tuntas apabila 85% dari seluruh siswa telah tuntas atau telah
mencapai KKM (Trianto dalam Rita Nainggolan, 2013). Dalam penelitian ini
ketuntasan klasikal tercapai apabila terdapat ≥ 80% dari seluruh siswa telah tuntas
atau telah mencapai KKM.

3) Peningkatan hasil belajar
Untuk

mengetahui

peningkatan

hasil

belajar

siswa

menggunakan rumus sebagai berikut:
P=

posrate−baserate
x 100
baserate

Zainal Aqib, dkk dalam Dita Dermawaty
Keterangan :
P = persentase peningkatan
Baserate = nilai sebelum tindakan
Posrate = nilai sesudah diberikan tindakan

dianalisis

dengan

31

c. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dinyatakan berhasil jika:
a. Keterampilan mengajar guru yang diperoleh dalam mata pelajaran IPS dengan
Model Course Review Horay berbantuan Media Audio Visual pada kelas IV SD
IT Al-Itihad Pekanbaru meningkat, minimal dengan kategori baik.
b. Aktivitas siswa dalam mata pelajaran IPS Model Course Review Horay
berbantuan Media Audio Visual dapat meningkat pada kelas IV SD IT Al-Itihad
Pekanbaru, minimal dengan kategori baik.
c. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS dengan Model Course Review
Horay berbantuan Media Audio Visual pada kelas IV SD IT Al-Itihad Pekanbaru
meningkat dengan sebanyak 80% siswa kelas V A mengalami ketuntasan belajar
dengan KKM yang telah ditetapkan yaitu 65.

Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Kharisma Putra Utama Offset
Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung : Cv Yrama Widya

32

Aqib, Zainal. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV Yrama Widya Asep
Jihad dan Abdul Haris. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Arif Deni Budiargo. 2014. Upaya meningkatkan prestasi belajar IPS
menggunakan Model pembelajaran tipe course review horay pada kelas IV SD
Muhammadiyah sidoarum Godean sleman tahun pelajaran 2013/2014.13.
(online). www. (diakses 05 april 2016)
Dr. Rusman, M.Pd. 2010. Model-model pembelajaran: Mengembangkan
profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Gunawan, Rudy. 2013. Pendidikan IPS. Bandung: Alfabeta
Miftahul Huda. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.
Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Nana Sudjana. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Purwanto. (2013). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sardijo, dkk. (2007). Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran.Jakarta : Rajawali Pers