Analisis Pelaksanaan Fungsi Koordinasi dalam Program Penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas Medan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2015

66

Lampiran 1. Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS PELAKSANAAN FUNGSI KOORDINASI DALAM PROGRAM
PENANGGULANGAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
DI PUSKESMAS MEDAN HELVETIA KECAMATAN
MEDAN HELVETIA
TAHUN 2015

A. Pedoman Wawancara dengan Penanggungjawab Program DBD Dinas
Kesehatan Kota Medan
I.

Karakteristik Informan

Nama

:


Jenis Kelamin

: Laki-laki/Perempuan

Umur

:

Tahun

Pendidikan Terakhir :
Tanggal Wawancara :

II. Pertanyaan
a. Kesadaran Pentingnya Koordinasi
1. Menurut laporan kasus DBD Tahun 2014, di Puskesmas Medan
Helvetia kasus DBD cukup tinggi. Dengan adanya kasus tersebut,
apakah
langkah-langkah
yang

dilakukan?
Bagaimana
pelaksanaannya?
2. Apakah langkah-langkah tersebut ada dikoordinasikan baik lintas
sektor maupun program?
3. Apakah dalam penanggulangan kasus DBD diperlukan koordinasi?
Jika ya, mengapa ?
b. Komunikasi
4. Apakah puskesmas ada menghubungi atau melaporkan ke DKK
mengenai kasus DBD tersebut?
c. Kesepakatan, komitmen dan insenif
5. Apakah ada diputuskan atau dipahami tentang pelaksanaan
pemberantasan DBD ini pada pertemuan-pertemuan lintas sektor?
6. Apakah dalam pertemuan-pertemuan lintas sektor untuk
mendapatkan kesepakatan dan komitmen dalam pertemuan-

Universitas Sumatera Utara

67


pertemuan tersebut diperlukan dana? Jika ya, darimana dana
tersebut?
d. Kontinuitas perencanaan
7. Apakah saat dilaporkan adanya kasus DBD, DKK langsung
melaksanakan fogging?
e. Kompetensi partisipan
8. Apakah masyarakat terlibat aktif dalam penanggulangan DBD?
Bagaimana bentuk keterlibatannya?
B. Pedoman Wawancara dengan Kepala Puskesmas Medan Helvetia
I.

Karakteristik Informan

Nama

:

Jenis Kelamin

: Laki-laki/Perempuan


Umur

:

Tahun

Pendidikan Terakhir :
Tanggal Wawancara :
II. Pertanyaan
a. Kesadaran pentingnya koordinasi
1. Menurut laporan kasus DBD, di puskesmas ini kasus DBD cukup
tinggi. Dengan adanya kasus tersebut, apakah langkah-langkah yang
ibu lakukan? Bagaimana pelaksanaannya?
2. Apakah langkah-langkah tersebut ada dikoordinasikan baik lintas
sektor maupun program?
3. Apakah dalam penanggulangan kasus DBD diperlukan koordinasi?
Jika ya, mengapa ?
b. Komunikasi
4. Apakah ibu ada menghubungi atau melaporkan ke tingkat II atau

camat atau lurah mengenai kasus DBD tersebut?
c. Kesepakatan, komitmen dan insentif
5. Apakah ada diputuskan atau dipahami tentang pelaksanaan
pemberantasan DBD pada pertemuan-pertemuan lintas sektor?
6. Apakah dalam pertemuan-pertemuan lintas sektor untuk
mendapatkan kesepakatan dan komitmen dalam pertemuanpertemuan tersebut diperlukan dana? Jika ya, darimana dana
tersebut?
7. Untuk menetapkan komitmen, dimana forum koordinasi dalam
lintas sektoral ataupun lintas program dilakukan?

Universitas Sumatera Utara

68

8. Bagaimana rapat bulanan pimpinan di kecamatan? Apakah ada
koordinasi semua sektor?
9. Dalam penanggulangan DBD ada dua program yaitu pencegahan
dan pemberantasan, dalam hal ini tentu koordinasi dan komitmen
berbeda. Untuk itu bagaimana koordinasi dalam pencegahan dan
bagaimana koordinasi dalam pemberantasan? Siapa saja yang

terlibat dalam pencegahan?
d. Kontinuitas perencanaan
10. Apakah saat dilaporkan adanya kasus DBD, DKK langsung
melaksanakan fogging?

e. Kompetensi partisipan
11. Apakah masyarakat terlibat aktif dalam penanggulangan DBD?
Bagaimana bentuk keterlibatannya?
C. Pedoman Wawancara dengan Petugas DBD Puskesmas Medan
Helvetia
I.

Karakteristik Informan

Nama

:

Jenis Kelamin


: Laki-laki/Perempuan

Umur

:

Tahun

Pendidikan Terakhir :
Tanggal Wawancara :
II. Pertanyaan
a. Kesadaran pentingnya koordinasi
1. Menurut laporan kasus DBD, di puskesmas ini kasus DBD cukup
tinggi. Dengan adanya kasus tersebut, apakah langkah-langkah yang
ibu lakukan? Bagaimana pelaksanaannya?
2. Apakah langkah-langkah tersebut ada dikoordinasikan baik lintas
sektor maupun program?
3. Apakah dalam penanggulangan kasus DBD diperlukan koordinasi?
Jika ya, mengapa ?
b. Komunikasi

4. Apakah ibu ada menghubungi atau melaporkan ke tingkat II atau
camat atau lurah mengenai kasus DBD tersebut?

Universitas Sumatera Utara

69

c. Kesepakatan, komitmen dan insentif
5. Apakah ada diputuskan atau dipahami tentang pelaksanaan
pemberantasan DBD ini pada pertemuan-pertemuan lintas sektor?
6. Apakah dalam pertemuan-pertemuan lintas sector untuk
mendapatkan kesepakatan dan komitmen dalam pertemuanpertemuan tersebut diperlukan dana? Jika ya, darimana dana
tersebut?
7. Bagaimana tindak lanjut dari rapat pimpinan yg biasa dihadiri
pimpinan puskesmas dalam program penanggulangan DBD?
Apakah mendapatkan komitmen?
d. Kontinuitas perencanaan
8. Apakah saat dilaporkan adanya kasus DBD, DKK langsung
melaksanakan fogging?
e. Kompetensi partisipan

9. Apakah masyarakat terlibat aktif dalam penanggulangan DBD?
Bagaimana bentuk keterlibatannya?
D. Pedoman Wawancara dengan Camat Medan Helvetia
I.

Karakteristik Informan

Nama

:

Jenis Kelamin

: Laki-laki/Perempuan

Umur

:

Tahun


Pendidikan Terakhir :
Tanggal Wawancara :
II. Pertanyaan
a. Kesadaran pentingnya koordinasi
1. Menurut laporan kasus DBD, Puskesmas Medan Helvetia memiliki
kasus DBD cukup tinggi. Dengan adanya kasus tersebut, apakah
langkah-langkah yang seharusnya dilakukan? Bagaimana
pelaksanaannya?
2. Apakah langkah-langkah tersebut ada dikoordinasikan baik lintas
sektor maupun program?
3. Apakah dalam penanggulangan kasus DBD diperlukan koordinasi?
Jika ya, mengapa ?
b. Komunikasi
4. Apakah bapak ada menghubungi atau melaporkan ke tingkat II atau
puskesmas mengenai kasus DBD tersebut?

Universitas Sumatera Utara

70


c. Kesepakatan, komitmen dan insentif
5. Apakah ada diputuskan atau dipahami tentang pelaksanaan
pemberantasan DBD ini pada pertemuan-pertemuan lintas sektor?
6. Apakah dalam pertemuan-pertemuan lintas sektor untuk
mendapatkan kesepakatan dan komitmen dalam pertemuanpertemuan tersebut diperlukan dana? Jika ya, darimana dana
tersebut?
d. Kontinuitas perencanaan
7. Apakah saat dilaporkan adanya kasus DBD, DKK langsung
melaksanakan fogging?
e. Kompetensi partisipan
8. Apakah ada bapak instruksikan untuk melaksanakan PSN kepada
masyarakat?
9. Apakah masyarakat terlibat aktif dalam penanggulangan DBD?
Bagaimana bentuk keterlibatannya?
E. Pedoman Wawancara dengan Lurah
I.

Karakteristik Informan

Nama

:

Jenis Kelamin

: Laki-laki/Perempuan

Umur

:

Tahun

Pendidikan Terakhir :
Tanggal Wawancara :
II. Pertanyaan
a. Kesadaran pentingnya koordinasi
1. Menurut laporan kasus DBD, Puskesmas Medan Helvetia memiliki
kasus DBD cukup tinggi. Dengan adanya kasus tersebut, apakah
langkah-langkah yang seharusnya dilakukan? Bagaimana
pelaksanaannya?
2. Apakah langkah-langkah tersebut ada dikoordinasikan baik lintas
sektor maupun program?
3. Apakah dalam penanggulangan kasus DBD diperlukan koordinasi?
Jika ya, mengapa ?
b. komunikasi
4. Apakah bapak ada menghubungi atau melaporkan ke tingkat II atau
puskesmas mengenai kasus DBD tersebut?

Universitas Sumatera Utara

71

c. Kesepakatan, komitmen dan insentif
5. Apakah ada diputuskan atau dipahami tentang pelaksanaan
pemberantasan DBD ini pada pertemuan-pertemuan lintas sektor?
6. Apakah dalam pertemuan-pertemuan lintas sector untuk
mendapatkan kesepakatan dan komitmen dalam pertemuanpertemuan tersebut diperlukan dana? Jika ya, darimana dana
tersebut?
d. Kontinuitas perencanaan
7. Apakah saat dilaporkan adanya kasus DBD, DKK langsung
melaksanakan fogging?
e. Kompetensi partisipan
8. Apakah ada bapak instruksikan untuk melaksanakan PSN kepada
masyarakat?
9. Apakah masyarakat terlibat aktif dalam penanggulangan DBD?
Bagaimana bentuk keterlibatannya?
F. Pedoman Wawancara dengan Kepala Lingkungan
I.

Karakteristik Informan

Nama

:

Jenis Kelamin

: Laki-laki/Perempuan

Umur

:

Tahun

Pendidikan Terakhir :
Tanggal Wawancara :
II. Pertanyaan
a. Kesadaran pentingnnya koordinasi
1. Menurut laporan kasus DBD, Puskesmas Medan Helvetia memiliki
kasus DBD cukup tinggi. Dengan adanya kasus tersebut, apakah
langkah-langkah
yang
seharusnya
lakukan? Bagaimana
pelaksanaannya?
2. Apakah langkah-langkah tersebut ada dikoordinasikan baik lintas
sektor maupun program?
3. Apakah dalam penanggulangan kasus DBD diperlukan koordinasi?
Jika ya, mengapa ?
b. Komunikasi
4. Apakah bapak ada menghubungi atau melaporkan ke tingkat II atau
puskesmas mengenai kasus DBD tersebut?

Universitas Sumatera Utara

72

c. Kesepakatan, komitmen dan insentif
5. Apakah ada diputuskan atau dipahami tentang pelaksanaan
pemberantasan DBD ini pada pertemuan-pertemuan lintas sektor?
6. Apakah dalam pertemuan-pertemuan lintas sektor untuk
mendapatkan kesepakatan dan komitmen dalam pertemuanpertemuan tersebut diperlukan dana? Jika ya, darimana dana
tersebut?
d. Kontinuitas perencanaan
7. Apakah saat dilaporkan adanya kasus DBD, DKK langsung
melaksanakan fogging?
e. Kompetensi partisipan
8. Apakah ada bapak instruksikan untuk melaksanakan PSN kepada
masyarakat?
9. Apakah masyarakat terlibat aktif dalam penanggulangan DBD?
Bagaimana bentuk keterlibatannya?
G. Pedoman Wawancara dengan Masyarakat
I.

Karakteristik Informan

Nama

:

Jenis Kelamin

: Laki-laki/Perempuan

Umur

:

Tahun

Pendidikan Terakhir :
Tanggal Wawancara :
II. Pertanyaan
a. Kesadaran pentingnya koordinasi
1. Menurut laporan kasus DBD, Puskesmas Medan Helvetia memiliki
kasus DBD cukup tinggi. Apakah ibu mengetahui hal tersebut?
2. Apakah langkah-langkah yang seharusnya dilakukan jika ada kasus
DBD?
3. Apa saja program penanggulangan DBD yang diselenggarakan di
puskesmas? Bagaimana pelaksanaannya? Apakah petugas
puskesmas pernah mengunjungi rumah ibu? Apa yang
dilakukannya?
4. Apakah dalam penanggulangan kasus DBD diperlukan koordinasi?
Jika ya, mengapa ?
b. Komunikasi
5. Apakah ibu ada menghubungi atau melaporkan kepada kepala
lingkungan, lurah, camat atau puskesmas apabila ada kasus DBD?

Universitas Sumatera Utara

73

c. Kontinuitas perencanaan
6. Apakah saat dilaporkan adanya kasus DBD, DKK langsung
melaksanakan fogging?
d. Kompetensi partisipan
7. Apakah ada camat menginstruksikan untuk melaksanakan PSN
kepada masyarakat?
8. Apakah masyarakat terlibat aktif dalam penanggulangan DBD?
Bagaimana bentuk keterlibatannya?

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dari FKM USU

74

Universitas Sumatera Utara

75

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Medan

29

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian

76

Universitas Sumatera Utara