Eksplorasi Dan Pengembangan Tanaman Jeruk Keprok Maga(Citrus Nobilis Kultivar Maga ) Melalui Teknik Okulasi

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jeruk Keprok Maga merupakan salah satu komoditi buah buahan andalan
Sumatera Utara, karena mempunyai keunggulan komperatif dan kompetitif
dengan kultivar atau varietas jeruk lainnya, yaitu penampilannya yang menarik
dan rasanya yang manis dan aroma yang kuat serta daerah pemasarannya yang
luas, selain Sumatera Utara juga daerah Sumatera Barat, Riau, Jakarta bahkan
ekspor ke Singapura.
Jeruk Keprok Maga sampai saat ini masih merupakan tanaman pekarangan
di daerah asalnya di Kecamatan Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing –
Natal. Sejarahnya menurut petani setempat bibit jeruk keprok Maga ini pada
awalnya dibawa seorang santri dari kota Padang Panjang (Sumatera Barat) pada
zaman penjajahan Belanda. Jeruk Keprok Maga ini dapat menghasilkan buah
200 – 300 kg/pohon pada umur 20 tahun s/d 100 tahun secara seedling, berbuah
dua kali dalam setahun dengan musim panennya pada bulan April - Mei (panen
kecil) dan September - Nopember (panen besar).
Jeruk Keprok Maga pada umumnya sangat disukai konsumen selain
rasanya yang manis juga dengan aroma yang sangat khas lebih kuat mempunyai
nilai ekonomis yang tinggi, harganya untuk tingkat pengecer berkisar antara Rp

13.000/Kg – Rp 18.000/ Kg. Pengembangan tanaman Jeruk Keprok Maga secara

komersial cukup memberikan peluang pasar yang besar karena potensi harganya
relatif menguntungkan.
Produktifitas Jeruk Keprok Maga di Kabupaten Mandailing Natal sangat
jauh mengalami penurunan bahkan untuk pasar tradisional daerah setempat tidak
mampu memenuhi permintaan konsumen. Sulit menemukan keberadaan Jeruk
Keprok Maga, bagi konsumen yang berniat mengkonsumsi jauh jauh hari sudah
memesan terlebih dahulu kepada pemilik pohon. Kemunduran hasil tersebut
akibat dari gangguan penyakit terutama CVPD yang menyebabkan kerugian besar
dan kematian sejumlah besar tanaman di daerah sentra produksi tanaman Jeruk
Keprok Maga. Apabila tidak ada perhatian yang khusus bisa dipastikan tanaman
jeruk ini bisa punah. Untuk mempertahankan dan menyelamatkan Jeruk Keprok
Maga ini harus segera dilakukan upaya penyelamatan yang serius jika tidak dalam
waktu tidak lama lagi varietas ini akan benar benar punah.
Keragaman genetik pada tanaman dapat dihasilkan dari hasil domestikasi
yang telah berjalan sejak lama maupun proses adaptasi ekologis. Keragaman sifat
sifat genetis yang secara fenotipe ditunjukkan melalui perbedaan penampilan.
Karakterisasi merupakan kegiatan penting dalam pengelolaan plasma
nutfah yang digunakan untuk menyusun diskripsi varietas dalam rangka seleksi

tetua pada program pemuliaan. Pada Jeruk Keprok Maga karakterisasi tidak hanya
mengidentifikasi jenis Jeruk Keprok Maga, tetapi juga menentukan hubungan
genetik atau kekerabatan diantara aksesi Jeruk Keprok Maga tersebut. Informasi
tentang keragaman genetik berimplikasi dalam penentuan program pengembangan
yang akan digunakan dan juga untuk menentukan program pemuliaan untuk
mendapatkan varitas unggul serta konservasinya.

Menurut Mac Kinnon dalam Aliokondra (2000) sistem konservasi dapat
dicapai melalui cara berikut: (1) menjaga proses dan menopang kehidupan yang
penting bagi kelangsungan hidup manusia dan pembangunan, (2) melestarikan
keanekaragaman plasma nutfah yang penting bagi program pemuliaan, dan (3)
menjamin kesinambungan pendayagunaan spesies dan ekosistem oleh manusia
yang mendukung kehidupan jutaan penduduk pedesaan serta dapat menopang
sejumlah besar industri.
Perbanyakan tanaman jeruk dapat dilakukan dengan cara generatif (biji)
dan vegetatif (tanpa biji). Kedua cara tersebut mempunyai kelebihan dan
kekurangan, perbanyakan tanaman jeruk secara vegetatif dapat dilakukan dengan
stek, cangkok, penyambungan tanaman dan sebagainya. Penyambungan tanaman
pada tanaman jeruk dapat dilakukan dengan cara okulasi (budding) dan enten
(grafting). Perbanyakan tanaman jeruk sampai saat ini umumnya dilakukan secara

vegetatif dengan okulasi dan metode baku perbanyakan jeruk secara komersial
(Barus, 1992).
Batang atas atau entres adalah calon bagian tajuk tanaman yang akan
menghasilkan cabang, ranting, daun dan bunga. Mata tunas yang terdapat pada
ranting ditempelkan pada batang bawah untuk menggabungkan sifat – sifat unggul
dalam satu bibit tanaman (Wijaya dan Tuherkih, 1995). Jenis jeruk yang
digunakan untuk batang bawah (ondersteam/rootstock) dipilih dari jenis yang
mempunyai susunan perakaran luas dan kuat, daya adaptasinya terhadap
lingkungan tinggi (tahan kekeringan) dan tahan toleran terhadap penyakit virus,
busuk akar dan Nematoda (Soelarso, 1996).

Upaya mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman okulasi
dapat digunakan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh). ZPT mencakup hormon dan
senyawa

yang

berfungsi

mengubah,


mempengaruhi

atau

memodifikasi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang terdapat secara alami maupun
sintesis (Manurung, 1984).

Perumusan Masalah

Sejak tahun 1980 an hingga tahun 2002 Kecamatan Puncak Sorik Marapi
di kabupaten Mandailing – Natal dikenal sebagai daerah sentra penghasil Jeruk
Keprok Maga yang merupakan salah satu tanaman dengan nilai ekonomis tinggi.
Adanya serangan CVPD yang sangat hebat awal

tahun 2002 di sentra

pertanamannya dikecamatan Puncak Sorik Marapi mengakibatkan kematian

sejumlah besar tanaman Jeruk Keprok Maga sekaligus kerugian yang sangat
besar bagi petani jeruk, Serangan CVPD ini hampir menghabiskan populasi
tanaman Jeruk Keprok Maga di Kabupatan Mandailing - Natal dan minat petani
yang beralih ketanaman perkebunan seperti Coklat dikhawatirkan Jeruk Keprok
Maga ini benar benar habis karena ditinggalkan petaninya.
Mengingat keunggulan yang dimiliki oleh Jeruk Keprok Maga ini perlu
dilakukan eksplorasi sekaligus mengembangkannya. Bangkitnya usaha budidaya
sekaligus pelestarian Jeruk Keprok Maga ini tidak terlepas dari ketersediaan bibit
yang berkualitas baik, adanya ketersediaan bibit diharapkan petani lebih bergairah
untuk mengembangkan kembali usahanya agar produksi bisa kembali tinggi dan
keberadaan tanaman Jeruk Keprok Maga tetap lestari.

Kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan pengaruh yang nyata
terhadap kelestarian dan keberadaan plasma nutfah Jeruk Keprok Maga sekaligus
pemamfaatan dalam program pemuliaan maupun konservasinya

Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui keberadaan Jeruk
Keprok Maga dengan melaksanakan eksplorasi dan karakterisasi morfologis Jeruk
Keprok Maga sekaligus


mengembangkanya dengan teknik okulasi untuk

menghasilkan bibit yang berkualitas

baik. Secara khusus penelitian ini juga

bertujuan untuk pelestarian plasma nutfah Jeruk Keprok Maga.

Hipotesis Penelitian
-

Ada keragaman aksesi- aksesi Jeruk keprok Maga yang ada di Kecamatan
Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing – Natal.

-

Ada pengaruh perlakuan batang bawah dan pemberian ZPT Dekamon
23.43 L terhadap pertumbuhan bibit okulasi Jeruk Keprok Maga.


Kegunaan Penelitian
Penelitian ini sebagai kegiatan ilmiah untuk menyusun Tesis dan
memperoleh gelar Magister Pertanian di Program Magister Sekolah Pasca Sarjana
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan serta diharapkan sebagai
sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.