Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Penggunaan Media Audio Visual Melalui Pelatihan Dikalangan Guru SDN 2 Botomulyo Cepiring Kendal T2 942014018 BAB II
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1. Media Audio Visual
Media
berasal
dari
bahasa
latin
yang
merupakan bentuk jamak dari “medium”, kata itu
mempunyai arti media, perantara atau pengantar.
Mc Luhan yang dikutip oleh Kustiono (2009:2)
pengertian media dan media pembelajaran dari
berbagai ahli sebagai mana terdeskripsi berikut:
menyatakan bahwa media juga disebut saluran
(channel),
sumber
karena
informasi
menyampaikan
kepada
pesan
penerima.
dari
Dengan
demikian, media adalah segala bentuk dan saluran
yang dapat digunakan dalam penyajian informasi
untuk mengantar pesan dari sumber informasi
kepada
penerima.
informasi
Guru
sedangkan
merupakan
murid
adalah
sumber
sebagai
penerima informasi.
Di dalam setiap komunikasi selalu terdapat
urutan
pemindahan
informasi
dari
penyampai
kepada penerima. Adapun urutan pemindahan
informasi itu, oleh Kemp 1985 dalam Kustiono
(2009:2) dideskripsikan dalam gambar berikut:
15
Transmision
Sender
Source of
message
(sumber
pesan)
Mesage
encode/
Pesan
dikirim
I
II
Receiver
message
Receiver
(pesan
dikirim)
Channel
Noise
Destination
message
dekode
(tujuan)
III
IV
Gambar 2.1: Proses Komunikasi Model Kemp (Kemp, 1985)
Hills
(1982)
dalam
Abdulhak
(2007:84)
mengungkapkan sebagai berikut:
a. Audio-Visual Aids (AVA) adalah alat-alat
yang
menggunakan
pengindraan
penglihatan dan pendengaran.
b. Media audio visual pada hakikatnya adalah
suatu
representasi
penyajian
realitas,
terutama melalui pengindraan penglihatan
dan pendengaran yang bertujuan untuk
mempertunjukkan pengalaman-pengalaman
pendidikan yang nyata kepada siswa.
Dapat diambil kesimpulan bahwa
media
audio visual adalah bentuk penyajian pengalaman
nyata
melalui
didengar
oleh
media
siswa,
yang
dapat
sehingga
dilihat
sesuatu
dan
yang
disampaikan mudah diterima dan ditangkap. Hal
ini
senada
pembelajaran
dengan
yang
pendapat
tidak
Dale
menggunakan
bahwa
media
(hanya ceramah) tingkat pemahaman siswa sangat
kurang (abstrak) sedangkan yang menggunakan
16
media
apalagi
mendapatkan
pengalaman
pemahaman
langsung
yang
akan
kongkret
dan
nyata.
Teknologi
audio
visual
merupakan
cara
memproduksi dan menyampaikan bahan pelajaran
(materi) dengan menggunakan peralatan mekanis
dan elektronis untuk menyajikan pesan audio dan
visual. Pembelajaran audio visual dapat dikenal
dengan mudah karena menggunakan perangkat
keras di dalam proses pengajaran. Peralatan audio
visual
memungkinkan
pemroyeksian
gambar
hidup, pemutaran kembali suara, dan penayangan
visual yang berukuran besar. Perangkat media
audio visual dengan mudah dapat dipahami siswa
karena benda itu sudah sering dilihat siswa dan
tentunya tidak asing lagi. Teknologi audio visual
menampilkan
bahan,
seperti
gambar
hidup,
pemutaran kembali suara dan penayangan gambar
yang berukuran besar yang dapat dilihat dan
didengar siswa dengan mudah dan jelas. Selain itu
teknologi
tayangan,
audio
seperti
visual
film,
transparansi. Teknologi
juga
film
menampilkan
bingkai,
dan
audio visual memiliki
karakteristik/ciri-ciri mudah dioperasikan, sudah
mendekati nyata, gambar hidup dan mudah dilihat
(tampilan besar)
17
Definisi lain diberikan oleh Clark 1983 dalam
Abdulhak (2007:91) yang menyatakan bahwa:
"media sebagai teknologi dan mesin adalah alat
yang dapat menyampaikan pembelajaran, tetapi
tidak punya pengaruh terhadap kemampuan siswa
selama tidak menyentuh isi dan konteks
pembelajaran tersebut"
Dari pendapat tersebut menyatakan bahwa media
dapat menggantikan keberadaan guru tetapi tidak
dapat mempengaruhi siswa apabila siswa tersebut
tidak bergairah dalam mengikuti pembelajaran.
Adapun manfaat Penggunaan Media Audio
Visual menurut Rudi Susilana (2009:9) adalah
sebagai berikut:
a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu
verbalistis.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga
dan daya indera.
c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih
langsung antara murid dengan sumber
belajar.
d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai
dengan bakat dan kemampuan visual,
auditori dan kinestiknya.
e. Memberi
rangsangan
yang
sama,
mempersamakan
pengalaman
dan
menimbulkan persepsi yang sama.
Walaupun
tanpa
kehadiran
guru,
media
audio visual dapat membantu menggantikan dan
memberikan
rangsangan
agar
anak
bergairah
dalam mengikuti pelajaran serta dapat membantu
memecahkan masalah belajar secara mandiri.
18
Teknologi dalam pendidikan pada dasarnya
mendayagunakan media audio-elektronik sebagai
media komunikasi, untuk menyampaikan pesanpesan pendidikan kepada para peserta didik.
Pendayagunaan
media
tersebut
dapat
secara
mandiri atau kombinasi beberapa media. Jadi
penggunaan media tidak hanya satu melainkan
gabungan atau kombinasi antara satu media
dengan media lain. Keterlibatan pendidik dalam
komunikasi bergantung pada jenis media yang
digunakan,
metode
jenis
informasi
komunikasi
yang
yang
disampaikan,
dilaksanakan,
pemanfaatan waktu dan tempat secara tepat, serta
kemampuan
komunikator/pendidik
yang
bersangkutan. Peran guru dalam pembelajaran
yang menggunakan media tidak selalu sama tetapi
bisa bervariasi tergantung media yang digunakan.
Menurut Abdulhak (2007:84-86) Jenis-jenis
media audio visual yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Transparansi
Slide
Filmstrip
Rekaman
Siaran Radio
Film
Televisi
Tape atau Video Cassette
Laboratorium
Komputer
19
Komputer sekarang banyak digunakan oleh
manusia dapat digunakan untuk menyimpan data
atau informasi, mengolah data, menyajikan dan
menyampaikan data atau informasi tersebut pada
orang lain secara mudah. Dalam penyampaian
pelajaran menggunakan media audio visual dapat
disampaikan melalui aplikasi powerpoint yang
dapat di sorotkan melalui LCD proyektor supaya
tampilan dapat dilihat dengan mudah dan jelas.
adalah
salah
satu
program
aplikasi
microsoft office yang berguna untuk membuat
presentasi dalam bentuk slide. Aplikasi
banyak
digunakan untuk presentasi, mengajar di depan
kelas, bahkan untuk membuat animasi sederhana.
kehadiran Powerpoint dapat menggantikan cara
presentasi
kuno
yaitu
dengan
transparasi
proyektor atau biasa disebut OHP (Over Head
Proyector). Dengan adanya , membuat presentasi
menjadi sangat mudah karena didukung dengan
fitur fitur yang canggih dan menarik. menyediakan
template
untuk
pola
(template)
yang
dapat
memperindah presentasi pada penyajian materi.
Banyak macam pola (template) yang dapat anda
pilih di aplikasi . Pembuatan transparan pada OHP
sangat sulit dan memerlukan waktu yang lama
dibanding dengan pembuatan slide pada aplikasin
20
membuat orang banyak beralih ke Ms Powerpoint
untuk penyajian sebuah materi. Selain itu slide
pada aplikasi
tidak
mudah digandakan, disimpan dan
mudah
rusak.
Penggunaan
dan
pengoperasian aplikasi Ms Powerpoint sangatlah
mudah dibandingkan dengan menggunakan OHP.
Perawatan OHP sangat sulit dan membutuhkan
waktu yang lama serta biaya yang mahal.
Keunggulan dari aplikasi adalah: (a) mudah
dioperasikan (b) tersedia berbagai macam desain
dan animasi (c) tersedia berbagai macam pola
(template)
menarik
(d)
dapat
dibuat
dengan
berbagai format (e) dapat mengedit foto secara
langsung
Animasi adalah gambar bergerak berbentuk
dari sekumpulan objek (gambar) yang disusun
secara beraturan mengikuti alur pergerakan yang
telah
ditentukan
pada
setiap
pertambahan
hitungan waktu yang terjadi. Gambar atau objek
yang dimaksud dalam definisi di atas bisa berupa
gambar manusia, hewan, maupun tulisan. Pada
proses pembuatannyam sang pembuat animasi
atau yang lebih dikenal dengan animator harus
menggunakan logika berfikir untuk menentukan
alur gerak suatu objek dari keadaan awal hingga
keadaan akhir objek tersebut. Perencanaan yang
matang dalam perumusan alur gerak berdasarkan
21
logika yang tepat akan menghasilkan animasi yang
menarik untuk disaksikan. Gambar animasi dapat
menggambarkan
dan
mewakili
benda
aslinya
contohnya gerakan harimau dapat di gambarkan
dengan gerakan animasi harimau yang gerakannya
tidak jauh berbeda.
Hyperlink
adalah
cara
untuk
menghubungkan suatu bagian di dalam slide, file,
program ataupun pada halaman
bagian
yang
lainnya
dalam
tersebut. Hyperlink sering
web dengan
bidang-bidang
dipakai
untuk
menunjukan lokasi dokumen lainnya dari dari teks
maupun
objek
dipresentasikan.
yang
Pada
diperlihatkan
aplikasi
,
atau
maka
hyperlink diartikan sebagai media presentasi yang
dapat memberikan kemudahan menghubungkan
sebuah file yang berbeda atau menghubungkan
banyak
slide-slide
pada
satu
file powerpoint sehingga tampil dengan cepat, yang
memberikan kemudahan tanpa harus membuka
atau mencari file atau slide yang ingin dilihat
tersebut.
Pengguna
web
biasanya
akan
menemukan setidaknya satu hyperlink pada setiap
halaman web. Bentuk yang paling sederhana ini
disebut teks tertanam atau link tertanam. Dalam
hal ini, hyperlink akan muncul sebagai kata
tunggal atau kelompok kata yang biasanya akan
22
ditandai
dengan
berwarna
biru.
digarisbawahi,
Mengklik
dan
sering
hyperlink
dapat
mengambil salah satu bagian lain dari halaman,
atau mungkin membuka halaman internet yang
lain. Jadi penggunaan hiper link adalah untuk
mempermudah
dan
mempercepat
membuka
dokumen yang berhubungan antara satu dokumen
dengan dokumen yang lain.
Menurut Abdulhak (2007:87) Adapun teknik
penggunaannya media audio visual dalam bentuk:
a. Belajar mandiri berdasarkan pada bahan
yang telah direkam dalam alat khusus, yang
memungkinkan terjadinya komunikasi dua
arah antara individu dan komputer.
b. Menyimpan bahan informasi dalam alat
penyimpan pada komputer, yang pada waktu
tertentu dapat diungkapkan kembali dan
dipelajari.
c. Belajar bahasa komputer yang memiliki ciri
khas.
d. Belajar dengan bantuan tutor dalam
prosedur belajar komputerisasi.
Internet
merupakan
dari interconnected
singkatan
networking
yang
dari
berarti
jaringan komputer yang saling terhubung antara
satu komputer dengan komputer yang lain yang
membentuk sebuah jaringan komputer di seluruh
dunia,
sehingga
dapat
saling
berinteraksi,
berkomunikasi, saling bertukar informasi atau
tukar menukar data. Di zaman globalisasi ini orang
23
dengan mudah mencari informasi baik berupa teks,
gambar ataupun video melalui jaringan internet
atau orang sering menyebut “mbah google”. Tidak
hanya dikalangan cendekiawan saja melainkan
sudah menembus keseluruh jaringan masyarakat
yang tidak hanya terbatas pada jenis kelamin,
umur, suku, ras, budaya, agama dan sebagainya.
Dalam hitungan detik kita dapat mengetahui
kejadian atau peristiwa yang terjadi di negara lain
tanpa harus membuang waktu dan biaya yang
mahal. Guru di era ini juga sangat mengandalkan
“mbah
google”
dalam
pembelajaran
mencari
sumber
ataupun
materi
menyelesaikan
permasalahan pembelajaran.
Media audio visual era sekarang sangat
berhubungan dan berkaitan dengan komputer,
karena dalam komputer terdapat aplikasi rekam
baik suara maupun gambar yang dapat di buka
sekaligus dan mudah dalam perekamannya. Selain
itu
juga
ada
penyimpanan
kelebihan
data
media
lain
yaitu
pada
audio
visual
dapat
disimpan dengan mudah dan dalam jumlah yang
banyak.
Modem atau wifi adalah alat yang dapat
menghubungkan
komputer
dengan
jaringan
internet. Sedangkan modem adalah perangkat yang
dapat menyimpan data atau file yang bentuknya
24
seperti modem pengoneksiannya dengan komputer
menggunakan Universal Serial Bus (USB). Selain
itu penyimpanan juga dapat dimuat pada hard disk
komputer itu sendiri.
2.2. Pelatihan Sebagai Upaya Peningkatan
Penggunaan Media Audio Visual
Pelatihan
pengetahuan
adalah
dan
dan
proses
meningkatkan
ketrampilan
karyawan.
Pelatihan mungkin juga meliputi pengubahan sikap
sehingga karyawan dapat melakukan pekerjaannya
lebih efektif. Pelatihan bisa dilakukan pada semua
tingkat organisasi Kaswan
(2013:2). Pelatihan
tidak hanya dilaksanakan di dunia pendidikan
melainkan
semua
instansi
dapat
melakukan
pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru
atau pekerja sehingga
guru atau pekerja dapat
melaksanakan pekerjaannya secara maksimal dan
bermutu.
Menurut
Oemar
Hamalik
(2005:10)
pelatihan dapat dilakukan oleh atasan dalam
rangka meningkatkan mutu kinerja para pegawai,
disekolah
kepala
sekolah
menyelenggarakan
pelatihan untuk meningkatkan kecakapan dan
ketrampilan guru dalam mengajar supaya tujuan
pembelajaran disekolah dapat tercapai.
Fungsi pelatihan menurut menurut Oemar
Hamalik (2005:13) adalah sebagai berikut:
25
a. Pelatihan berfungsi memperbaiki perilaku
(performance) kerja para peserta pelatihan
itu.
b. Pelatihan berfungsi mempersiapkan promosi
ketenagaan untuk jabatan yang lebih rumit
dan sulit.
c. Pelatihan berfungsi mempersiapkan tenaga
kerja pada jabatan yang lebih tinggi yakni
jabatan kepengawasan dan manajemen.
Menurut
Rencana
Strategis
Sekretariat
Jendral Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
2015–2019
tentang
peningkatan
kualitas
pendidikan dan pelatihan pegawai. Adapun strategi
yang digunakan untuk mendorong tercapainya
tujuan strategis adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan kualitas kebijakan teknis di
bidang pendidikan dan pelatihan pegawai;
b. Peningkatan kualitas pengembangan
program pendidikan dan pelatihan pegawai;
c. Peningkatan kualitas pendidikan dan
pelatihan pegawai;
d. Peningkatan kualitas pengembangan sistem
informasi pendidikan dan pelatihan;
e. Peningkatan kualitas fasilitasi pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan;
f. Peningkatan kualitas kerja sama di bidang
pendidikan dan pelatihan;
g. Penguatan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan dan pasca pendidikan dan
pelatihan.
Peningkatan
kualitas
pendidikan
dapat
dilakukan dengan mengadakan pendidikan atau
pelatihan. Pendidikan dapat dilakukan melalui
26
bangku sekolah atau kuliah, sedangkan pelatihan
dapat
dilakukan
melalui
seminar,
workshop,
lokakarya dan training.
2.2.1. Komponen-Komponen Pelatihan
Sedangkan
komponen-komponen
sebagaimana
dijelaskan
oleh
pelatihan
Oemar
Hamalik
(2005:35) terdiri dari :
a. Peserta latihan
b. Pelatih (trainerinstruktur) harus ahlinya yang
berkualitas memadai (profesional)
c. Lamanya pelatihan.
d. Bahan latihan.
e. Bentuk pelatihan.
2.2.2. Tahapan Pelatihan
Dalam pelaksanaan pelatihan harus disusun
secara sistematik dan urut supaya dapat mencapai
tujuan dengan mudah. Pada umumnya ada tiga
tahapan
pelatihan
yaitu
perencanaan
(sesuai
kebutuhan), pelaksanaan kegiatan dan evaluasi
pelaksanaan,
dan
evaluasi
untuk
mengukur
tingkat keberhasilan serta mengetahui kelemahan
atau kelebihannya. Jadi setelah pelatihan tidak
cukup berhenti sampai di situ saja melainkan
dilanjutkan dengan melakukan kegiatan tindak
lanjut yang dapat meningkatkan mutu pelatihan
dan kinerja.
27
Mangkunegara (2005:29) menjelaskan bahwa
tahapan-tahapan
pengembangan
kebutuhan
dalam
meliputi:
pelatihan
/
pelatihan
(1)
need
dan
mengidentifikasi
assesment;
(2)
menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan; (3)
menetapkan
kriteria
keberhasilan
dengan
alat
ukurnya; (4) menetapkan metode pelatihan; (5)
mengadakan percobaan (try out) dan revisi; dan (6)
mengimplementasikan dan mengevaluasi.
Tahapan penyusunan program pelatihan disekolah
meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
Mengidentifikasi kebutuhan.
Menetapkan tujuan
Menetapkan kriteria keberhasilan
Menetapkan metode atau cara
Mengadakan percobaan hasil pelatihan dan
merevisi
f. Menerapkan/mengimplementasi
dan
mengevaluasi
Anwar
Prabu
Mangkunegara
(2009:52).
Setelah selesai pelatihan, kemampuan yang sudah
dilatihkan dan dikuasai hendaknya diterapkan dan
diamalkan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
kerja.
2.2.3. Analisa Kebutuhan Pelatihan
Analisis kebutuhan pelatihan memiliki beberapa
tujuan, diantaranya adalah:
28
a. Memastikan
bahwa
pelatihan
memang
merupakan
salah
satu
solusi
untuk
memperbaiki atau meningkatkan kinerja
pegawai dan produktivitas pembelajaran.
b. Memastikan bahwa para partisipan yang
mengikuti pelatihan benar-benar orang-orang
yang tepat.
c. Memastikan
bahwa
pengetahuan
dan
ketrampilan yang diajarkan selama pelatihan
benar-benar sesuai dengan elemen-elemen
kerja yang dituntut dalam suatu jabatan
tertentu.
d. Mengidentifikasi bahwa jenis pelatihan dan
metode yang dipilih sesuai dengan tema atau
materi pelatihan.
2.2.4. Evaluasi Program Pelatihan dan
Pengembangan
Kriteria
keberhasilan
dapat
digunakan
sebagai acuan/pedoman dalam mengukur tingkat
keberhasilan/kesuksesan pelatihan, yaitu kriteria
pendapat, kriteria belajar, kriteria perilaku dan
kriteria
hasil
(Anwar
Prabu
Mangkunegara,
2009:69)
Penerapan
pelatihan
hasil
merupakan
yang
diperoleh
hasil
akhir
dalam
yang
diharapkan baik oleh peneliti maupun kepala
sekolah.
membawa
Penerapan
perubahan
hasil
yang
pelatihan
besar
dapat
dalam
menunjang pembelajaran yang aktif,inovatif dan
menyenangkan.
29
2.3. Kemampuan Guru dan Kepala Sekolah
Kemampuan merupakan salah satu unsur
dalam kematangan berkaitan dengan pengetahuan
atau
keterampilan
yang
pendidikan,
pelatihan
Kemampuan
juga
dapat
dan
dapat
diperoleh
suatu
dari
pengalaman.
diartikan
sebagai
kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha
dengan diri sendiri untuk melaksanakan kegiatan
atau pekerjaan sehingga mencapai hasil yang
maksimal.
Kemampuan
merupakan
kecakapan
seseorang untuk melakukan sesuatu pekerjaan
dengan baik dan bermutu dengan resiko kesalahan
maupun kegagalan yang relatif kecil
Pada dasarnya kemampuan terdiri atas dua
kelompok faktor (Robbin, 2007:57) yaitu:
a. Kemampuan intelektual (intelectual ability)
yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk
melakukan berbagai aktifitas mental-berfikir,
menalar dan memecahkan masalah.
b. Kemampuan fisik (physical ability) yaitu
kemampuan melakukan tugas-tugas yang
menuntut stamina, keterampilan, kekuatan,
dan karakteristik serupa.
Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan
pendidikan
30
formal,
pendidikan
menengah.
dasar,
Sebagai
dan
pendidik
profesional.
guru
bukan
saja
dituntut
melaksanakan tugasnya secara professional tetapi
juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan
profesional. Guru yang baik adalah guru yang
dapat melaksanakan tugasnya secara menyeluruh
dilandasi dengan rasa ikhlas dan penuh tanggung
jawab.
Guru sebagai salah satu komponen dalam
sistem
pembelajaran
kemampuan
siswa,
untuk
memiliki
meningkatkan
peranan
penting
dalam menentukan arah dan tujuan dari suatu
proses
pembelajaran.
Guru
harus
dapat
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta
mengubah sikap, perilaku dan karakter yang baik.
Oleh karena itu seorang guru dituntut menguasai
sejumlah
kemampuan
dan
keterampilan
yang
berkaitan dengan proses pembelajaran, antara lain:
1) Kemampuan menguasai bahan ajar.
2) Kemampuan dalam mengelola kelas.
3) Kemampuan dalam menggunakan metode,
media dan sumber belajar.
4) Kemampuan
untuk
melakukan
penilaian
baik proses maupun hasil.
Apabila
maka
proses
semua
ketrampilan
pembelajaran
akan
itu
dikuasai
berlangsung
dengan menyenangkan sehingga siswa tidak jenuh
31
untuk mengikuti pembelajaran, dengan begitu
semua yang disampaikan guru akan ditangkap dan
di terima siswa secara keseluruhan.
Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu
“kepala” dan “sekolah” kata kepala dapat diartikan
ketua atau pimpinan dalam suatu organisasi atau
sebuah lembaga. Sedang sekolah adalah sebuah
lembaga di mana tempat menerima dan memberi
pelajaran. Jadi secara umum sekolah atau lembaga
di mana tempat menerima dan memberi pelajaran.
Dengan kata lain kepala sekolah adalah pimpinan
suatu lembaga tempoat menerima dan memberi
pelajaran.
Sebagai pemimpin pendidikan, dilihat dari
status
dan
cara
pengangkatannya
tergolong
pemimpin resmi, formal leader, atau status leader.
Status leader bisa meningkat menjadi fungsional
leader. Tergantung dari prestasi dan kemampuan
di
dalam
pemimpin
diserahkan
memainkan
pendidikan
peranannya
sekolah
pertanggungjawaban
yang
sebagai
telah
kepadanya.
Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional
guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu
sekolah di mana diselenggarakan proses belajar
mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi
antara guru yang memberi pelajaran dan murid
yang menerima pelajaran. Selain sebagai tenaga
32
struktural kepala sekolah juga sebagai tenaga
fungsional
karena
kepala
sekolah
masih
mempunyai kewajiban mengajar di kelas sebanyak
18 jam per minggu.
2.4. Model Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)
Penelitian
Tindakan
sekolah
(PTS)
merupakan upaya untuk meningkatkan kinerja
sistem
pendidikan
dan
mengembangkan
manajemen sekolah agar menjadi lebih produktif,
efektif,
dan
efisien.
Dengan
bersandar
pada
pendapat Stringer 1996 dalam Mulyasa (2012:9)
yang
mengartikan
penelitian
tindakan
sebagai
"diciplined inquiry (research) which seeks focused
efforts
to
improve
the
quality
of
people's
organizational, comunity and family lives". Disini
PTS dapat diartikan sebagai sebuah usaha untuk
memperbaiki kondisi dan memecahkan berbagai
persoalan pendidikan yang dihadapi sekolah. Jadi
masalah atau kendala yang ada dalam sekolah
harus dipecahkan dan diatasi secepat mungkin
supaya proses penyampaian materi dari guru
kepada
siswa
dapat
berjalan
lancar
tanpa
hambatan dan rintangan.
Dari
pengertian
pengertian bahwa ada
di
atas
dapat
diambil
dua kata kunci yang satu
diantaranya harus ada dalam kegiatan penelitian
33
tindakan
sekolah,
(problem
solving)
kinerja
sistem
yaitu
dan
pemecahan
peningkatan
pendidikan
serta
masalah
(improving)
manajemen
sekolah, yang secara keseluruhan akan berdampak
pada
peningkatan
kehadiran
penelitian
mutu.
Dengan
tindakan
demikian,
sekolah
harus
dilandasi oleh alasan berikut: (1) dirasakan adanya
masalah pada sebuah sistem pendidikan atau
manajemen sekolah (2) prestasi kerja (achievement)
sistem
pendidikan
dan
manajemen
sekolah
menurun atau tidak optimal sehingga menghambat
peningkatan mutu. Atas dasar itu, PTS memiliki
peran yang sangat penting dalam membangun
manajemen
sekolah
ke
arah
sekolah
efektif,
memberikan layanan prima kepada stakeholder,
dan membangun kerja sama dengan masyarakat
sekitar
sekolah
dalam
merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi kinerja sistem
dalam mewujudkan visi misinya, serta mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian,
PTS
akan
sangat
membantu
meningkatkan
produktivitas sekolah.
Penelitian
suatu
cara
kepemimpinan
tindakan
memperbaiki
pendidikan
sekolah
dan
merupakan
meningkatkan
tingkat
sekolah
(pengawas dan kepala sekolah) karena pengawas
dan kepala sekolah merupakan orang yang paling
34
tahu segala sesuatu yang terjadi di sekolah. PTS
dapat
dilakukan
secara
efektif
oleh
setiap
pengawas dan kepala sekolah untuk meningkatkan
produktivitas sekolah dan kualitas pendidikan
pada umumnya. Oleh karena itu, jika PTS ini
dilakukan secara logis dan sistematis, serta jujur
dalam
pelaporannya,
masukan
untuk
maka
akan
meningkatkan
memberi
efisiensi
dan
efektifitas, meningkatkan mutu dan produktivitas,
serta
memperbaiki
keseluruhan.
manajemen
Dapat
sekolah
dikatakan
bahwa
secara
PTS
merupakan obat yang ampuh dalam mengobati,
mengurangi
bahkan
menghilangkan
semua
persoalan dan permasalahan di sekolah. Secara
lebih rinci, pentingnya PTS dapat diidentifikasikan
sebagai berikut:
1. Hasil-hasil
PTS
dapat
digunakan
untuk
menciptakan perbaikan iklim sekolah yang
kondusif secara berkesinambungan.
2. Memecahkan
masalah
pendidikan
atau
manajemen sekolah, yang seringkali muncul
berupa
kasus
dan
bersifat
lokal;
baik
masalah-masalah yang dihadapi oleh kepala
sekolah, guru, maupun peserta didik; ketika
penelitian formal tidak bisa memecahkannya.
35
Beberapa model PTS yang sering digunakan
di dalam dunia pendidikan, diantaranya: (1) Model
Kurt Lewin, (2) Model Kemmis dan Mc Taggart, (3)
Model John Elliot, (4) Model Dave Ebbut, dan (5)
Model Hopkins.
a. Model Kurt Lewin
Kurt Lewin menyatakan bahwa PTS
terdiri atas beberapa siklus, setiap siklus
terdiri
atas
empat
langkah,
yaitu:
(1)
perencanaan, (2) aksi atau tindakan, (3)
observasi,
langkah
dan
tersebut
(4)
refleksi.
dapat
Keempat
digambarkan
sebagai berikut:
Refleksi
Observasi
Perencanaan
Aksi/ tindakan
Gambar 2.2: Desain PTS Model Kurt Lewin
36
b. Model Kemmis dan Mc Taggart
Model PTS yang dikemukakan oleh
Kemmis dan Mc Taggart adalah merupakan
model
pengembangan
Lewin.
Dikatakan
dari
model
demikian,
Kurt
karena
di
dalam suatu siklus terdiri atas empat
komponen, keempat komponen tersebut,
meliputi:
(1)
aksi/tindakan,
(3)
perencanaan,
(2)
observasi,
(4)
dan
refleksi. Sesudah suatu siklus selesai di
implementasikan,
khususnya
sesudah
adanya refleksi, kemudian diikuti dengan
adanya
perencanaan
dilaksanakan
tersendiri.
Taggart
dalam
Menurut
ulang
yang
bentuk
siklus
Kemmis
penelitian
dan
tindakan
Mc
dapat
dipandang sebagai suatu siklus spiral dari
penyusunan
tindakan,
perencanaan,
pengamatan
pelaksanaan
(observasi),
dan
refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti
dengan siklus spiral berikutnya. Dalam
pelaksanaannya ada kemungkinan peneliti
telah
mempunyai
tindakan
pengalaman)
(yang
seperangkat
didasarkan
sehingga
dapat
rencana
pada
langsung
memulai tahap tindakan. Ada juga peneliti
37
yang
telah
sehingga
memiliki
mereka
seperangkat
memulai
kegiatan
pertamanya dengan kegiatan refleksi.
PERENCANAAN
REFLEKSI
TINDAKAN 1
OBSERVASI
PERENCANAAN
OBSERVASI
TINDAKAN 2
REFLEKSI
Gambar 2.3 : Model Kemmis dan Mc. Taggart
(Di Sadur Dari Kasiani Kasbolah, 1998)
38
data,
Model
John
Elliot
John
Elliot;
apabila
dibandingkan dua model yang sudah diutarakan di
atas,
yaitu
Model
Kurt
Lewin
dan
Kemmis-
McTaggart, PTS Model John Elliot ini tampak lebih
detail dan rinci. Dikatakan demikian, oleh karena
di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari
beberapa aksi yaitu 3 sampai 5 aksi (tindakan).
Sementara itu, setiap aksi kemungkinan terdiri
dari beberapa langkah, yang terealisasi dalam
bentuk
kegiatan
belajar-
mengajar.
Maksud
disusunnya secara terinci pada PTS Model John
Elliot ini, supaya terdapat kelancaran yang lebih
tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanan aksi
atau
proses
belajar
mengajar.
Selanjutnya,
dijelaskan pula olehnya bahwa terincinya setiap
aksi atau tindakan sehingga menjadi beberapa
langkah oleh karena suatu pelajaran terdiri dari
beberapa subpokok bahasan atau materi pelajaran.
Di dalam kenyataan praktik di lapangan setiap
pokok
bahasan
biasanya
tidak
akan
dapat
diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan
diselesaikan dalam beberapa langkah, itulah yang
menyebabkan John Elliot menyusun model PTK
yang berbeda secara skematis dengan kedua model
sebelumnya, yaitu seperti dikemukakan berikut ini.
39
PELAKSANAAN
SIKLUS 1
PERENCANAAN
PENGAMATAN
REFLEKSI
PELAKSANAAN
PERENCANAAN
PENGAMATAN
SIKLUS 2
REFLEKSI
Gambar 2.4: Desain PTS Model John Elliot
(Disadur dari Tatang Sunendar, 2008)
2.5. Penelitian Yang Relevan.
Aji
berjudul
(2013)
dalam
“Pengaruh
penelitiannya
media
yang
pembelajaran
menggunakan macromedia flash 8 pokok bahasan
internet pada mata pelajaran TIK terhadap prestasi
belajar siswa kelas XI IPA SMA N 6 Purworejo”
menuturkan Penelitian ini bertujuan mengetahui
pengaruh
penggunaan
media
pembelajaran
Macromedia Flash 8 terhadap prestasi belajar
40
serta
mendapatkan
penggunaan
media
bukti-bukti
bahwa
pembelajaran
bentuk
Macromedia Flash 8 dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian
kuasi
eksperimen
dengan
desain
posttest-only control group design. Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa
pembelajaran
penggunaan
Macromedia
Flash
8
media
dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan
mengaju
pada
berkeinginan
penelitian
untuk
tersebut
peneliti
meningkatkan
prestasi
belajar siswa di SDN 2 Botomulyo, namun hal ini
tidak dimulai dari murid karena gurunya masih
belum menguasai media audio visual. Oleh karena
itu peneliti memutuskan untuk menentukan guru
sebagai sasaran atau subyek penelitian supaya
guru memiliki ketrampilan dalam menggunakan
media dalam hal ini adalah media audio visual
yang berbasis komputer supaya prestasi murid
SDN 2 Botomulyo yang semula rendah menjadi
tinggi.
Awasthi (2014) mengatakan bahwa belajar
di sekolah dasar akan mudah dan efektif apabila
memanfaatkan
media
audio
visual
dalam
penelitiannya yang berjudul “Utilising Audio Visual
Aids to make learning Easy and Effective in
Primary Education”. Pembelajaran yang efektif
41
sangat diharapkan oleh guru karena sel;in hemat
waktu dan tenaga juga hemat biaya. Tidak hanya
itu saja hasil dari pembelajaran yang efektif dapat
mendatangkan hasil yang maksimal. Selain itu
pembelajaran yang menggunakan media terutama
media audio visual akan membuat pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Yuastutik (2014) dalam penelitiannya yang
berjudul Peningkatan Kinerja Guru Di Dalam
Merencanakan, Menerapkan, dan Mengevaluasi
Metode
Pembelajaran
Menggunakan
Kearifan
Spiritual
Menuturkan
model
Model
Setelah
menunjukkan
Dengan
Pembinaan
By
RKSBRK
Kreatif
Reward
pelatihan
diberikan
peningkatan
Recharging
King
(Rksbrk)
menggunakan
pada
pada
Guru
keaktifan,
kemampuan membuat RPP, membuat media dan
lembar tugas mengajar, praktek mengajar dan
kedisiplinan. Pelatihan sangat efektif sekali untuk
mencapai
harapan
tentang
peningkatan
penggunaan media audio visual, kiranya kegiatan
itu
sangat
diharapkan
oleh
kepala
sekolah
maupun pengawas sekolah. Guru yang sudah
mengikuti pelatihan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran terutama dalam pembuatan dan
pengoperasian
media
audio
visual
sehingga
pembelajarannya lebih menarik dan merangsang
42
siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan hati
senang dan tulus.
Supriyana Heri (2015) dalam penelitiannya
yang
berjudul
Pembelajaran
Pengembangan
Supervisi
Bahan
Akademik
Pada
Pendidikan dan Pelatihan Program Penyiapan
Calon Kepala Sekolah mengatakan pendidikan
dan pelatihan penyiapan calon kepala sekolah
dapat meningkatkan kompetensi supervisi yang
dimiliki
peserta
diklat
calon
kepala
sekolah
sehingga dapat menjalankan supervisi di sekolah
dengan
baik.
tentunya
Seseorang
akan
ketrampilannya
melaksanakan
yang
meningkat
bahkan
atau
sudah
dilatih
pengetahuannya,
sikapnya
untuk
menyelesaikan
bidang
pekerjaat atau tugasnya dengan baik. Selain
memiliki pengetahuan (wawasan) yang lebih luas,
memiliki ketrampilan yang tinggi juga adanya
perubahan
sikap
yang
mengarah
pada
motivasivasi dan semangat kerja yang tinggi.
Hernwall Patrik (2016) dalam penelitiannya
yang berjudul We Have To Be Professional’ –
Swedish Preschool Teachers’ Conceptualisation Of
Digital Media menuturkan Proses desain, yang
dimodelkan pada metode penelitian dan lokakarya
masa kreatif, disajikan secara rinci. Temuan
utama, berdasarkan analisis data-driven laporan
43
lisan
dan
tertulis
menunjukkan
dan
bahwa
sketsa
ICT
desain,
terutama
dikonseptualisasikan baik sebagai kemungkinan
dalam mendukung kompetensi tertentu (seperti
pengembangan bahasa) atau ancaman, misalnya,
pengertian komunikasi real dan konseptualisasi
juga untuk kemapanan dalam kegiatan praktek
sekolah.
Pelatihan
atau
lokakarya
sebaiknya
dilaksanakan pada semua instansi, tidak hanya di
bidang pendidikan melainkan juga pada instansi
lain untuk meningkatkan kompetensi tertentu
yang dapat membantu guru atau karyawan untuk
menyelesaikan tugas dan permasalahan yang
timbul pada waktu menyelesaikan pekerjaan.
2.6. Kerangka Berfikir.
Kemampuan guru di SDN 2 Botomulyo
dalam penggunaan media audio visual rendah
terbukti dari 7 orang guru (5 orang guru kelas dan
2 orang guru mapel) belum menguasai pengetikan
dasar, aplikasi powerpoint, internet, pembuatan
media audio visual, dan pengoperasian media
audio visual. Hal ini membuat kepala sekolah
berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan
guru tersebut melalui pelatihan dengan bekerja
sama dengan peneliti. Peneliti bekerjasama dengan
instruktur/tenaga ahli dibidangnya TIK untuk
44
mengadakan
pelatihan
di
SDN
2
Botomulyo.
Pelatihan dimulai dengan membuat perencanaan,
yang meliputi:
a. Menentukan materi pelatihan.
b. Menentukan tempat pelatihan
c. Menentukan peserta pelatihan.
d. Menentukan sarana dan prasarana
pelatihan.
e. Menentukan standar keberhasilan
f. Menentukan observer
Kemudian
pelaksanaan,
kegiatan
yaitu
berikutnya
melaksanakan
adalah
kegiatan
pelatihan sesuai denga rencana yang telah dibuat.
Kegiatan
ini
dilatih
oleh
dua
orang
instuktur/pelatih yang kompeten dalam bidang
TIK, diamati oleh seorang observer dan seorang
peneliti.
Materi
yang
disampaikan
meliputi
pengetikan dasar, aplikasi powerpoint, internet,
pembuatan media audio visual, dan pengoperasian
media audio visual. Kegiatan pelatihan diakhiri
dengan evaluasi dan tindak lanjut. Dari hasil
evaluasi menunjukkan bahwa Kemampuan Guru
SD Negeri 2 Botomulyo dalam pengetikan dasar,
aplikasi powerpoint, internet, pembuatan media
audio visual, dan pengoperasian media audio visual
45
Selengkapnya
dapat
di
simak
dalam
kerangka berfikir berikut ini:
Kemampuan
Guru
SD
Negeri 2 Botomulyo dalam
menggunakan media audio
visual masih rendah
Kemampuan Guru SD
Negeri 2 Botomulyo dalam
menggunakan media
audio visual meningkat
Masalah dalam
pembelajaran
Pelatihan
penggunaan media
audio visual
1.
2.
3.
4.
Perencanaa
Pelaksanaan
Akhir Pelatihan
Tindak lanjut
Gambar 2.5: Desain Pelatihan
46
TELAAH PUSTAKA
2.1. Media Audio Visual
Media
berasal
dari
bahasa
latin
yang
merupakan bentuk jamak dari “medium”, kata itu
mempunyai arti media, perantara atau pengantar.
Mc Luhan yang dikutip oleh Kustiono (2009:2)
pengertian media dan media pembelajaran dari
berbagai ahli sebagai mana terdeskripsi berikut:
menyatakan bahwa media juga disebut saluran
(channel),
sumber
karena
informasi
menyampaikan
kepada
pesan
penerima.
dari
Dengan
demikian, media adalah segala bentuk dan saluran
yang dapat digunakan dalam penyajian informasi
untuk mengantar pesan dari sumber informasi
kepada
penerima.
informasi
Guru
sedangkan
merupakan
murid
adalah
sumber
sebagai
penerima informasi.
Di dalam setiap komunikasi selalu terdapat
urutan
pemindahan
informasi
dari
penyampai
kepada penerima. Adapun urutan pemindahan
informasi itu, oleh Kemp 1985 dalam Kustiono
(2009:2) dideskripsikan dalam gambar berikut:
15
Transmision
Sender
Source of
message
(sumber
pesan)
Mesage
encode/
Pesan
dikirim
I
II
Receiver
message
Receiver
(pesan
dikirim)
Channel
Noise
Destination
message
dekode
(tujuan)
III
IV
Gambar 2.1: Proses Komunikasi Model Kemp (Kemp, 1985)
Hills
(1982)
dalam
Abdulhak
(2007:84)
mengungkapkan sebagai berikut:
a. Audio-Visual Aids (AVA) adalah alat-alat
yang
menggunakan
pengindraan
penglihatan dan pendengaran.
b. Media audio visual pada hakikatnya adalah
suatu
representasi
penyajian
realitas,
terutama melalui pengindraan penglihatan
dan pendengaran yang bertujuan untuk
mempertunjukkan pengalaman-pengalaman
pendidikan yang nyata kepada siswa.
Dapat diambil kesimpulan bahwa
media
audio visual adalah bentuk penyajian pengalaman
nyata
melalui
didengar
oleh
media
siswa,
yang
dapat
sehingga
dilihat
sesuatu
dan
yang
disampaikan mudah diterima dan ditangkap. Hal
ini
senada
pembelajaran
dengan
yang
pendapat
tidak
Dale
menggunakan
bahwa
media
(hanya ceramah) tingkat pemahaman siswa sangat
kurang (abstrak) sedangkan yang menggunakan
16
media
apalagi
mendapatkan
pengalaman
pemahaman
langsung
yang
akan
kongkret
dan
nyata.
Teknologi
audio
visual
merupakan
cara
memproduksi dan menyampaikan bahan pelajaran
(materi) dengan menggunakan peralatan mekanis
dan elektronis untuk menyajikan pesan audio dan
visual. Pembelajaran audio visual dapat dikenal
dengan mudah karena menggunakan perangkat
keras di dalam proses pengajaran. Peralatan audio
visual
memungkinkan
pemroyeksian
gambar
hidup, pemutaran kembali suara, dan penayangan
visual yang berukuran besar. Perangkat media
audio visual dengan mudah dapat dipahami siswa
karena benda itu sudah sering dilihat siswa dan
tentunya tidak asing lagi. Teknologi audio visual
menampilkan
bahan,
seperti
gambar
hidup,
pemutaran kembali suara dan penayangan gambar
yang berukuran besar yang dapat dilihat dan
didengar siswa dengan mudah dan jelas. Selain itu
teknologi
tayangan,
audio
seperti
visual
film,
transparansi. Teknologi
juga
film
menampilkan
bingkai,
dan
audio visual memiliki
karakteristik/ciri-ciri mudah dioperasikan, sudah
mendekati nyata, gambar hidup dan mudah dilihat
(tampilan besar)
17
Definisi lain diberikan oleh Clark 1983 dalam
Abdulhak (2007:91) yang menyatakan bahwa:
"media sebagai teknologi dan mesin adalah alat
yang dapat menyampaikan pembelajaran, tetapi
tidak punya pengaruh terhadap kemampuan siswa
selama tidak menyentuh isi dan konteks
pembelajaran tersebut"
Dari pendapat tersebut menyatakan bahwa media
dapat menggantikan keberadaan guru tetapi tidak
dapat mempengaruhi siswa apabila siswa tersebut
tidak bergairah dalam mengikuti pembelajaran.
Adapun manfaat Penggunaan Media Audio
Visual menurut Rudi Susilana (2009:9) adalah
sebagai berikut:
a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu
verbalistis.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga
dan daya indera.
c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih
langsung antara murid dengan sumber
belajar.
d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai
dengan bakat dan kemampuan visual,
auditori dan kinestiknya.
e. Memberi
rangsangan
yang
sama,
mempersamakan
pengalaman
dan
menimbulkan persepsi yang sama.
Walaupun
tanpa
kehadiran
guru,
media
audio visual dapat membantu menggantikan dan
memberikan
rangsangan
agar
anak
bergairah
dalam mengikuti pelajaran serta dapat membantu
memecahkan masalah belajar secara mandiri.
18
Teknologi dalam pendidikan pada dasarnya
mendayagunakan media audio-elektronik sebagai
media komunikasi, untuk menyampaikan pesanpesan pendidikan kepada para peserta didik.
Pendayagunaan
media
tersebut
dapat
secara
mandiri atau kombinasi beberapa media. Jadi
penggunaan media tidak hanya satu melainkan
gabungan atau kombinasi antara satu media
dengan media lain. Keterlibatan pendidik dalam
komunikasi bergantung pada jenis media yang
digunakan,
metode
jenis
informasi
komunikasi
yang
yang
disampaikan,
dilaksanakan,
pemanfaatan waktu dan tempat secara tepat, serta
kemampuan
komunikator/pendidik
yang
bersangkutan. Peran guru dalam pembelajaran
yang menggunakan media tidak selalu sama tetapi
bisa bervariasi tergantung media yang digunakan.
Menurut Abdulhak (2007:84-86) Jenis-jenis
media audio visual yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Transparansi
Slide
Filmstrip
Rekaman
Siaran Radio
Film
Televisi
Tape atau Video Cassette
Laboratorium
Komputer
19
Komputer sekarang banyak digunakan oleh
manusia dapat digunakan untuk menyimpan data
atau informasi, mengolah data, menyajikan dan
menyampaikan data atau informasi tersebut pada
orang lain secara mudah. Dalam penyampaian
pelajaran menggunakan media audio visual dapat
disampaikan melalui aplikasi powerpoint yang
dapat di sorotkan melalui LCD proyektor supaya
tampilan dapat dilihat dengan mudah dan jelas.
adalah
salah
satu
program
aplikasi
microsoft office yang berguna untuk membuat
presentasi dalam bentuk slide. Aplikasi
banyak
digunakan untuk presentasi, mengajar di depan
kelas, bahkan untuk membuat animasi sederhana.
kehadiran Powerpoint dapat menggantikan cara
presentasi
kuno
yaitu
dengan
transparasi
proyektor atau biasa disebut OHP (Over Head
Proyector). Dengan adanya , membuat presentasi
menjadi sangat mudah karena didukung dengan
fitur fitur yang canggih dan menarik. menyediakan
template
untuk
pola
(template)
yang
dapat
memperindah presentasi pada penyajian materi.
Banyak macam pola (template) yang dapat anda
pilih di aplikasi . Pembuatan transparan pada OHP
sangat sulit dan memerlukan waktu yang lama
dibanding dengan pembuatan slide pada aplikasin
20
membuat orang banyak beralih ke Ms Powerpoint
untuk penyajian sebuah materi. Selain itu slide
pada aplikasi
tidak
mudah digandakan, disimpan dan
mudah
rusak.
Penggunaan
dan
pengoperasian aplikasi Ms Powerpoint sangatlah
mudah dibandingkan dengan menggunakan OHP.
Perawatan OHP sangat sulit dan membutuhkan
waktu yang lama serta biaya yang mahal.
Keunggulan dari aplikasi adalah: (a) mudah
dioperasikan (b) tersedia berbagai macam desain
dan animasi (c) tersedia berbagai macam pola
(template)
menarik
(d)
dapat
dibuat
dengan
berbagai format (e) dapat mengedit foto secara
langsung
Animasi adalah gambar bergerak berbentuk
dari sekumpulan objek (gambar) yang disusun
secara beraturan mengikuti alur pergerakan yang
telah
ditentukan
pada
setiap
pertambahan
hitungan waktu yang terjadi. Gambar atau objek
yang dimaksud dalam definisi di atas bisa berupa
gambar manusia, hewan, maupun tulisan. Pada
proses pembuatannyam sang pembuat animasi
atau yang lebih dikenal dengan animator harus
menggunakan logika berfikir untuk menentukan
alur gerak suatu objek dari keadaan awal hingga
keadaan akhir objek tersebut. Perencanaan yang
matang dalam perumusan alur gerak berdasarkan
21
logika yang tepat akan menghasilkan animasi yang
menarik untuk disaksikan. Gambar animasi dapat
menggambarkan
dan
mewakili
benda
aslinya
contohnya gerakan harimau dapat di gambarkan
dengan gerakan animasi harimau yang gerakannya
tidak jauh berbeda.
Hyperlink
adalah
cara
untuk
menghubungkan suatu bagian di dalam slide, file,
program ataupun pada halaman
bagian
yang
lainnya
dalam
tersebut. Hyperlink sering
web dengan
bidang-bidang
dipakai
untuk
menunjukan lokasi dokumen lainnya dari dari teks
maupun
objek
dipresentasikan.
yang
Pada
diperlihatkan
aplikasi
,
atau
maka
hyperlink diartikan sebagai media presentasi yang
dapat memberikan kemudahan menghubungkan
sebuah file yang berbeda atau menghubungkan
banyak
slide-slide
pada
satu
file powerpoint sehingga tampil dengan cepat, yang
memberikan kemudahan tanpa harus membuka
atau mencari file atau slide yang ingin dilihat
tersebut.
Pengguna
web
biasanya
akan
menemukan setidaknya satu hyperlink pada setiap
halaman web. Bentuk yang paling sederhana ini
disebut teks tertanam atau link tertanam. Dalam
hal ini, hyperlink akan muncul sebagai kata
tunggal atau kelompok kata yang biasanya akan
22
ditandai
dengan
berwarna
biru.
digarisbawahi,
Mengklik
dan
sering
hyperlink
dapat
mengambil salah satu bagian lain dari halaman,
atau mungkin membuka halaman internet yang
lain. Jadi penggunaan hiper link adalah untuk
mempermudah
dan
mempercepat
membuka
dokumen yang berhubungan antara satu dokumen
dengan dokumen yang lain.
Menurut Abdulhak (2007:87) Adapun teknik
penggunaannya media audio visual dalam bentuk:
a. Belajar mandiri berdasarkan pada bahan
yang telah direkam dalam alat khusus, yang
memungkinkan terjadinya komunikasi dua
arah antara individu dan komputer.
b. Menyimpan bahan informasi dalam alat
penyimpan pada komputer, yang pada waktu
tertentu dapat diungkapkan kembali dan
dipelajari.
c. Belajar bahasa komputer yang memiliki ciri
khas.
d. Belajar dengan bantuan tutor dalam
prosedur belajar komputerisasi.
Internet
merupakan
dari interconnected
singkatan
networking
yang
dari
berarti
jaringan komputer yang saling terhubung antara
satu komputer dengan komputer yang lain yang
membentuk sebuah jaringan komputer di seluruh
dunia,
sehingga
dapat
saling
berinteraksi,
berkomunikasi, saling bertukar informasi atau
tukar menukar data. Di zaman globalisasi ini orang
23
dengan mudah mencari informasi baik berupa teks,
gambar ataupun video melalui jaringan internet
atau orang sering menyebut “mbah google”. Tidak
hanya dikalangan cendekiawan saja melainkan
sudah menembus keseluruh jaringan masyarakat
yang tidak hanya terbatas pada jenis kelamin,
umur, suku, ras, budaya, agama dan sebagainya.
Dalam hitungan detik kita dapat mengetahui
kejadian atau peristiwa yang terjadi di negara lain
tanpa harus membuang waktu dan biaya yang
mahal. Guru di era ini juga sangat mengandalkan
“mbah
google”
dalam
pembelajaran
mencari
sumber
ataupun
materi
menyelesaikan
permasalahan pembelajaran.
Media audio visual era sekarang sangat
berhubungan dan berkaitan dengan komputer,
karena dalam komputer terdapat aplikasi rekam
baik suara maupun gambar yang dapat di buka
sekaligus dan mudah dalam perekamannya. Selain
itu
juga
ada
penyimpanan
kelebihan
data
media
lain
yaitu
pada
audio
visual
dapat
disimpan dengan mudah dan dalam jumlah yang
banyak.
Modem atau wifi adalah alat yang dapat
menghubungkan
komputer
dengan
jaringan
internet. Sedangkan modem adalah perangkat yang
dapat menyimpan data atau file yang bentuknya
24
seperti modem pengoneksiannya dengan komputer
menggunakan Universal Serial Bus (USB). Selain
itu penyimpanan juga dapat dimuat pada hard disk
komputer itu sendiri.
2.2. Pelatihan Sebagai Upaya Peningkatan
Penggunaan Media Audio Visual
Pelatihan
pengetahuan
adalah
dan
dan
proses
meningkatkan
ketrampilan
karyawan.
Pelatihan mungkin juga meliputi pengubahan sikap
sehingga karyawan dapat melakukan pekerjaannya
lebih efektif. Pelatihan bisa dilakukan pada semua
tingkat organisasi Kaswan
(2013:2). Pelatihan
tidak hanya dilaksanakan di dunia pendidikan
melainkan
semua
instansi
dapat
melakukan
pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru
atau pekerja sehingga
guru atau pekerja dapat
melaksanakan pekerjaannya secara maksimal dan
bermutu.
Menurut
Oemar
Hamalik
(2005:10)
pelatihan dapat dilakukan oleh atasan dalam
rangka meningkatkan mutu kinerja para pegawai,
disekolah
kepala
sekolah
menyelenggarakan
pelatihan untuk meningkatkan kecakapan dan
ketrampilan guru dalam mengajar supaya tujuan
pembelajaran disekolah dapat tercapai.
Fungsi pelatihan menurut menurut Oemar
Hamalik (2005:13) adalah sebagai berikut:
25
a. Pelatihan berfungsi memperbaiki perilaku
(performance) kerja para peserta pelatihan
itu.
b. Pelatihan berfungsi mempersiapkan promosi
ketenagaan untuk jabatan yang lebih rumit
dan sulit.
c. Pelatihan berfungsi mempersiapkan tenaga
kerja pada jabatan yang lebih tinggi yakni
jabatan kepengawasan dan manajemen.
Menurut
Rencana
Strategis
Sekretariat
Jendral Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
2015–2019
tentang
peningkatan
kualitas
pendidikan dan pelatihan pegawai. Adapun strategi
yang digunakan untuk mendorong tercapainya
tujuan strategis adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan kualitas kebijakan teknis di
bidang pendidikan dan pelatihan pegawai;
b. Peningkatan kualitas pengembangan
program pendidikan dan pelatihan pegawai;
c. Peningkatan kualitas pendidikan dan
pelatihan pegawai;
d. Peningkatan kualitas pengembangan sistem
informasi pendidikan dan pelatihan;
e. Peningkatan kualitas fasilitasi pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan;
f. Peningkatan kualitas kerja sama di bidang
pendidikan dan pelatihan;
g. Penguatan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan dan pasca pendidikan dan
pelatihan.
Peningkatan
kualitas
pendidikan
dapat
dilakukan dengan mengadakan pendidikan atau
pelatihan. Pendidikan dapat dilakukan melalui
26
bangku sekolah atau kuliah, sedangkan pelatihan
dapat
dilakukan
melalui
seminar,
workshop,
lokakarya dan training.
2.2.1. Komponen-Komponen Pelatihan
Sedangkan
komponen-komponen
sebagaimana
dijelaskan
oleh
pelatihan
Oemar
Hamalik
(2005:35) terdiri dari :
a. Peserta latihan
b. Pelatih (trainerinstruktur) harus ahlinya yang
berkualitas memadai (profesional)
c. Lamanya pelatihan.
d. Bahan latihan.
e. Bentuk pelatihan.
2.2.2. Tahapan Pelatihan
Dalam pelaksanaan pelatihan harus disusun
secara sistematik dan urut supaya dapat mencapai
tujuan dengan mudah. Pada umumnya ada tiga
tahapan
pelatihan
yaitu
perencanaan
(sesuai
kebutuhan), pelaksanaan kegiatan dan evaluasi
pelaksanaan,
dan
evaluasi
untuk
mengukur
tingkat keberhasilan serta mengetahui kelemahan
atau kelebihannya. Jadi setelah pelatihan tidak
cukup berhenti sampai di situ saja melainkan
dilanjutkan dengan melakukan kegiatan tindak
lanjut yang dapat meningkatkan mutu pelatihan
dan kinerja.
27
Mangkunegara (2005:29) menjelaskan bahwa
tahapan-tahapan
pengembangan
kebutuhan
dalam
meliputi:
pelatihan
/
pelatihan
(1)
need
dan
mengidentifikasi
assesment;
(2)
menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan; (3)
menetapkan
kriteria
keberhasilan
dengan
alat
ukurnya; (4) menetapkan metode pelatihan; (5)
mengadakan percobaan (try out) dan revisi; dan (6)
mengimplementasikan dan mengevaluasi.
Tahapan penyusunan program pelatihan disekolah
meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
Mengidentifikasi kebutuhan.
Menetapkan tujuan
Menetapkan kriteria keberhasilan
Menetapkan metode atau cara
Mengadakan percobaan hasil pelatihan dan
merevisi
f. Menerapkan/mengimplementasi
dan
mengevaluasi
Anwar
Prabu
Mangkunegara
(2009:52).
Setelah selesai pelatihan, kemampuan yang sudah
dilatihkan dan dikuasai hendaknya diterapkan dan
diamalkan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
kerja.
2.2.3. Analisa Kebutuhan Pelatihan
Analisis kebutuhan pelatihan memiliki beberapa
tujuan, diantaranya adalah:
28
a. Memastikan
bahwa
pelatihan
memang
merupakan
salah
satu
solusi
untuk
memperbaiki atau meningkatkan kinerja
pegawai dan produktivitas pembelajaran.
b. Memastikan bahwa para partisipan yang
mengikuti pelatihan benar-benar orang-orang
yang tepat.
c. Memastikan
bahwa
pengetahuan
dan
ketrampilan yang diajarkan selama pelatihan
benar-benar sesuai dengan elemen-elemen
kerja yang dituntut dalam suatu jabatan
tertentu.
d. Mengidentifikasi bahwa jenis pelatihan dan
metode yang dipilih sesuai dengan tema atau
materi pelatihan.
2.2.4. Evaluasi Program Pelatihan dan
Pengembangan
Kriteria
keberhasilan
dapat
digunakan
sebagai acuan/pedoman dalam mengukur tingkat
keberhasilan/kesuksesan pelatihan, yaitu kriteria
pendapat, kriteria belajar, kriteria perilaku dan
kriteria
hasil
(Anwar
Prabu
Mangkunegara,
2009:69)
Penerapan
pelatihan
hasil
merupakan
yang
diperoleh
hasil
akhir
dalam
yang
diharapkan baik oleh peneliti maupun kepala
sekolah.
membawa
Penerapan
perubahan
hasil
yang
pelatihan
besar
dapat
dalam
menunjang pembelajaran yang aktif,inovatif dan
menyenangkan.
29
2.3. Kemampuan Guru dan Kepala Sekolah
Kemampuan merupakan salah satu unsur
dalam kematangan berkaitan dengan pengetahuan
atau
keterampilan
yang
pendidikan,
pelatihan
Kemampuan
juga
dapat
dan
dapat
diperoleh
suatu
dari
pengalaman.
diartikan
sebagai
kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha
dengan diri sendiri untuk melaksanakan kegiatan
atau pekerjaan sehingga mencapai hasil yang
maksimal.
Kemampuan
merupakan
kecakapan
seseorang untuk melakukan sesuatu pekerjaan
dengan baik dan bermutu dengan resiko kesalahan
maupun kegagalan yang relatif kecil
Pada dasarnya kemampuan terdiri atas dua
kelompok faktor (Robbin, 2007:57) yaitu:
a. Kemampuan intelektual (intelectual ability)
yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk
melakukan berbagai aktifitas mental-berfikir,
menalar dan memecahkan masalah.
b. Kemampuan fisik (physical ability) yaitu
kemampuan melakukan tugas-tugas yang
menuntut stamina, keterampilan, kekuatan,
dan karakteristik serupa.
Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan
pendidikan
30
formal,
pendidikan
menengah.
dasar,
Sebagai
dan
pendidik
profesional.
guru
bukan
saja
dituntut
melaksanakan tugasnya secara professional tetapi
juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan
profesional. Guru yang baik adalah guru yang
dapat melaksanakan tugasnya secara menyeluruh
dilandasi dengan rasa ikhlas dan penuh tanggung
jawab.
Guru sebagai salah satu komponen dalam
sistem
pembelajaran
kemampuan
siswa,
untuk
memiliki
meningkatkan
peranan
penting
dalam menentukan arah dan tujuan dari suatu
proses
pembelajaran.
Guru
harus
dapat
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta
mengubah sikap, perilaku dan karakter yang baik.
Oleh karena itu seorang guru dituntut menguasai
sejumlah
kemampuan
dan
keterampilan
yang
berkaitan dengan proses pembelajaran, antara lain:
1) Kemampuan menguasai bahan ajar.
2) Kemampuan dalam mengelola kelas.
3) Kemampuan dalam menggunakan metode,
media dan sumber belajar.
4) Kemampuan
untuk
melakukan
penilaian
baik proses maupun hasil.
Apabila
maka
proses
semua
ketrampilan
pembelajaran
akan
itu
dikuasai
berlangsung
dengan menyenangkan sehingga siswa tidak jenuh
31
untuk mengikuti pembelajaran, dengan begitu
semua yang disampaikan guru akan ditangkap dan
di terima siswa secara keseluruhan.
Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu
“kepala” dan “sekolah” kata kepala dapat diartikan
ketua atau pimpinan dalam suatu organisasi atau
sebuah lembaga. Sedang sekolah adalah sebuah
lembaga di mana tempat menerima dan memberi
pelajaran. Jadi secara umum sekolah atau lembaga
di mana tempat menerima dan memberi pelajaran.
Dengan kata lain kepala sekolah adalah pimpinan
suatu lembaga tempoat menerima dan memberi
pelajaran.
Sebagai pemimpin pendidikan, dilihat dari
status
dan
cara
pengangkatannya
tergolong
pemimpin resmi, formal leader, atau status leader.
Status leader bisa meningkat menjadi fungsional
leader. Tergantung dari prestasi dan kemampuan
di
dalam
pemimpin
diserahkan
memainkan
pendidikan
peranannya
sekolah
pertanggungjawaban
yang
sebagai
telah
kepadanya.
Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional
guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu
sekolah di mana diselenggarakan proses belajar
mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi
antara guru yang memberi pelajaran dan murid
yang menerima pelajaran. Selain sebagai tenaga
32
struktural kepala sekolah juga sebagai tenaga
fungsional
karena
kepala
sekolah
masih
mempunyai kewajiban mengajar di kelas sebanyak
18 jam per minggu.
2.4. Model Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)
Penelitian
Tindakan
sekolah
(PTS)
merupakan upaya untuk meningkatkan kinerja
sistem
pendidikan
dan
mengembangkan
manajemen sekolah agar menjadi lebih produktif,
efektif,
dan
efisien.
Dengan
bersandar
pada
pendapat Stringer 1996 dalam Mulyasa (2012:9)
yang
mengartikan
penelitian
tindakan
sebagai
"diciplined inquiry (research) which seeks focused
efforts
to
improve
the
quality
of
people's
organizational, comunity and family lives". Disini
PTS dapat diartikan sebagai sebuah usaha untuk
memperbaiki kondisi dan memecahkan berbagai
persoalan pendidikan yang dihadapi sekolah. Jadi
masalah atau kendala yang ada dalam sekolah
harus dipecahkan dan diatasi secepat mungkin
supaya proses penyampaian materi dari guru
kepada
siswa
dapat
berjalan
lancar
tanpa
hambatan dan rintangan.
Dari
pengertian
pengertian bahwa ada
di
atas
dapat
diambil
dua kata kunci yang satu
diantaranya harus ada dalam kegiatan penelitian
33
tindakan
sekolah,
(problem
solving)
kinerja
sistem
yaitu
dan
pemecahan
peningkatan
pendidikan
serta
masalah
(improving)
manajemen
sekolah, yang secara keseluruhan akan berdampak
pada
peningkatan
kehadiran
penelitian
mutu.
Dengan
tindakan
demikian,
sekolah
harus
dilandasi oleh alasan berikut: (1) dirasakan adanya
masalah pada sebuah sistem pendidikan atau
manajemen sekolah (2) prestasi kerja (achievement)
sistem
pendidikan
dan
manajemen
sekolah
menurun atau tidak optimal sehingga menghambat
peningkatan mutu. Atas dasar itu, PTS memiliki
peran yang sangat penting dalam membangun
manajemen
sekolah
ke
arah
sekolah
efektif,
memberikan layanan prima kepada stakeholder,
dan membangun kerja sama dengan masyarakat
sekitar
sekolah
dalam
merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi kinerja sistem
dalam mewujudkan visi misinya, serta mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian,
PTS
akan
sangat
membantu
meningkatkan
produktivitas sekolah.
Penelitian
suatu
cara
kepemimpinan
tindakan
memperbaiki
pendidikan
sekolah
dan
merupakan
meningkatkan
tingkat
sekolah
(pengawas dan kepala sekolah) karena pengawas
dan kepala sekolah merupakan orang yang paling
34
tahu segala sesuatu yang terjadi di sekolah. PTS
dapat
dilakukan
secara
efektif
oleh
setiap
pengawas dan kepala sekolah untuk meningkatkan
produktivitas sekolah dan kualitas pendidikan
pada umumnya. Oleh karena itu, jika PTS ini
dilakukan secara logis dan sistematis, serta jujur
dalam
pelaporannya,
masukan
untuk
maka
akan
meningkatkan
memberi
efisiensi
dan
efektifitas, meningkatkan mutu dan produktivitas,
serta
memperbaiki
keseluruhan.
manajemen
Dapat
sekolah
dikatakan
bahwa
secara
PTS
merupakan obat yang ampuh dalam mengobati,
mengurangi
bahkan
menghilangkan
semua
persoalan dan permasalahan di sekolah. Secara
lebih rinci, pentingnya PTS dapat diidentifikasikan
sebagai berikut:
1. Hasil-hasil
PTS
dapat
digunakan
untuk
menciptakan perbaikan iklim sekolah yang
kondusif secara berkesinambungan.
2. Memecahkan
masalah
pendidikan
atau
manajemen sekolah, yang seringkali muncul
berupa
kasus
dan
bersifat
lokal;
baik
masalah-masalah yang dihadapi oleh kepala
sekolah, guru, maupun peserta didik; ketika
penelitian formal tidak bisa memecahkannya.
35
Beberapa model PTS yang sering digunakan
di dalam dunia pendidikan, diantaranya: (1) Model
Kurt Lewin, (2) Model Kemmis dan Mc Taggart, (3)
Model John Elliot, (4) Model Dave Ebbut, dan (5)
Model Hopkins.
a. Model Kurt Lewin
Kurt Lewin menyatakan bahwa PTS
terdiri atas beberapa siklus, setiap siklus
terdiri
atas
empat
langkah,
yaitu:
(1)
perencanaan, (2) aksi atau tindakan, (3)
observasi,
langkah
dan
tersebut
(4)
refleksi.
dapat
Keempat
digambarkan
sebagai berikut:
Refleksi
Observasi
Perencanaan
Aksi/ tindakan
Gambar 2.2: Desain PTS Model Kurt Lewin
36
b. Model Kemmis dan Mc Taggart
Model PTS yang dikemukakan oleh
Kemmis dan Mc Taggart adalah merupakan
model
pengembangan
Lewin.
Dikatakan
dari
model
demikian,
Kurt
karena
di
dalam suatu siklus terdiri atas empat
komponen, keempat komponen tersebut,
meliputi:
(1)
aksi/tindakan,
(3)
perencanaan,
(2)
observasi,
(4)
dan
refleksi. Sesudah suatu siklus selesai di
implementasikan,
khususnya
sesudah
adanya refleksi, kemudian diikuti dengan
adanya
perencanaan
dilaksanakan
tersendiri.
Taggart
dalam
Menurut
ulang
yang
bentuk
siklus
Kemmis
penelitian
dan
tindakan
Mc
dapat
dipandang sebagai suatu siklus spiral dari
penyusunan
tindakan,
perencanaan,
pengamatan
pelaksanaan
(observasi),
dan
refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti
dengan siklus spiral berikutnya. Dalam
pelaksanaannya ada kemungkinan peneliti
telah
mempunyai
tindakan
pengalaman)
(yang
seperangkat
didasarkan
sehingga
dapat
rencana
pada
langsung
memulai tahap tindakan. Ada juga peneliti
37
yang
telah
sehingga
memiliki
mereka
seperangkat
memulai
kegiatan
pertamanya dengan kegiatan refleksi.
PERENCANAAN
REFLEKSI
TINDAKAN 1
OBSERVASI
PERENCANAAN
OBSERVASI
TINDAKAN 2
REFLEKSI
Gambar 2.3 : Model Kemmis dan Mc. Taggart
(Di Sadur Dari Kasiani Kasbolah, 1998)
38
data,
Model
John
Elliot
John
Elliot;
apabila
dibandingkan dua model yang sudah diutarakan di
atas,
yaitu
Model
Kurt
Lewin
dan
Kemmis-
McTaggart, PTS Model John Elliot ini tampak lebih
detail dan rinci. Dikatakan demikian, oleh karena
di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari
beberapa aksi yaitu 3 sampai 5 aksi (tindakan).
Sementara itu, setiap aksi kemungkinan terdiri
dari beberapa langkah, yang terealisasi dalam
bentuk
kegiatan
belajar-
mengajar.
Maksud
disusunnya secara terinci pada PTS Model John
Elliot ini, supaya terdapat kelancaran yang lebih
tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanan aksi
atau
proses
belajar
mengajar.
Selanjutnya,
dijelaskan pula olehnya bahwa terincinya setiap
aksi atau tindakan sehingga menjadi beberapa
langkah oleh karena suatu pelajaran terdiri dari
beberapa subpokok bahasan atau materi pelajaran.
Di dalam kenyataan praktik di lapangan setiap
pokok
bahasan
biasanya
tidak
akan
dapat
diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan
diselesaikan dalam beberapa langkah, itulah yang
menyebabkan John Elliot menyusun model PTK
yang berbeda secara skematis dengan kedua model
sebelumnya, yaitu seperti dikemukakan berikut ini.
39
PELAKSANAAN
SIKLUS 1
PERENCANAAN
PENGAMATAN
REFLEKSI
PELAKSANAAN
PERENCANAAN
PENGAMATAN
SIKLUS 2
REFLEKSI
Gambar 2.4: Desain PTS Model John Elliot
(Disadur dari Tatang Sunendar, 2008)
2.5. Penelitian Yang Relevan.
Aji
berjudul
(2013)
dalam
“Pengaruh
penelitiannya
media
yang
pembelajaran
menggunakan macromedia flash 8 pokok bahasan
internet pada mata pelajaran TIK terhadap prestasi
belajar siswa kelas XI IPA SMA N 6 Purworejo”
menuturkan Penelitian ini bertujuan mengetahui
pengaruh
penggunaan
media
pembelajaran
Macromedia Flash 8 terhadap prestasi belajar
40
serta
mendapatkan
penggunaan
media
bukti-bukti
bahwa
pembelajaran
bentuk
Macromedia Flash 8 dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian
kuasi
eksperimen
dengan
desain
posttest-only control group design. Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa
pembelajaran
penggunaan
Macromedia
Flash
8
media
dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan
mengaju
pada
berkeinginan
penelitian
untuk
tersebut
peneliti
meningkatkan
prestasi
belajar siswa di SDN 2 Botomulyo, namun hal ini
tidak dimulai dari murid karena gurunya masih
belum menguasai media audio visual. Oleh karena
itu peneliti memutuskan untuk menentukan guru
sebagai sasaran atau subyek penelitian supaya
guru memiliki ketrampilan dalam menggunakan
media dalam hal ini adalah media audio visual
yang berbasis komputer supaya prestasi murid
SDN 2 Botomulyo yang semula rendah menjadi
tinggi.
Awasthi (2014) mengatakan bahwa belajar
di sekolah dasar akan mudah dan efektif apabila
memanfaatkan
media
audio
visual
dalam
penelitiannya yang berjudul “Utilising Audio Visual
Aids to make learning Easy and Effective in
Primary Education”. Pembelajaran yang efektif
41
sangat diharapkan oleh guru karena sel;in hemat
waktu dan tenaga juga hemat biaya. Tidak hanya
itu saja hasil dari pembelajaran yang efektif dapat
mendatangkan hasil yang maksimal. Selain itu
pembelajaran yang menggunakan media terutama
media audio visual akan membuat pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Yuastutik (2014) dalam penelitiannya yang
berjudul Peningkatan Kinerja Guru Di Dalam
Merencanakan, Menerapkan, dan Mengevaluasi
Metode
Pembelajaran
Menggunakan
Kearifan
Spiritual
Menuturkan
model
Model
Setelah
menunjukkan
Dengan
Pembinaan
By
RKSBRK
Kreatif
Reward
pelatihan
diberikan
peningkatan
Recharging
King
(Rksbrk)
menggunakan
pada
pada
Guru
keaktifan,
kemampuan membuat RPP, membuat media dan
lembar tugas mengajar, praktek mengajar dan
kedisiplinan. Pelatihan sangat efektif sekali untuk
mencapai
harapan
tentang
peningkatan
penggunaan media audio visual, kiranya kegiatan
itu
sangat
diharapkan
oleh
kepala
sekolah
maupun pengawas sekolah. Guru yang sudah
mengikuti pelatihan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran terutama dalam pembuatan dan
pengoperasian
media
audio
visual
sehingga
pembelajarannya lebih menarik dan merangsang
42
siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan hati
senang dan tulus.
Supriyana Heri (2015) dalam penelitiannya
yang
berjudul
Pembelajaran
Pengembangan
Supervisi
Bahan
Akademik
Pada
Pendidikan dan Pelatihan Program Penyiapan
Calon Kepala Sekolah mengatakan pendidikan
dan pelatihan penyiapan calon kepala sekolah
dapat meningkatkan kompetensi supervisi yang
dimiliki
peserta
diklat
calon
kepala
sekolah
sehingga dapat menjalankan supervisi di sekolah
dengan
baik.
tentunya
Seseorang
akan
ketrampilannya
melaksanakan
yang
meningkat
bahkan
atau
sudah
dilatih
pengetahuannya,
sikapnya
untuk
menyelesaikan
bidang
pekerjaat atau tugasnya dengan baik. Selain
memiliki pengetahuan (wawasan) yang lebih luas,
memiliki ketrampilan yang tinggi juga adanya
perubahan
sikap
yang
mengarah
pada
motivasivasi dan semangat kerja yang tinggi.
Hernwall Patrik (2016) dalam penelitiannya
yang berjudul We Have To Be Professional’ –
Swedish Preschool Teachers’ Conceptualisation Of
Digital Media menuturkan Proses desain, yang
dimodelkan pada metode penelitian dan lokakarya
masa kreatif, disajikan secara rinci. Temuan
utama, berdasarkan analisis data-driven laporan
43
lisan
dan
tertulis
menunjukkan
dan
bahwa
sketsa
ICT
desain,
terutama
dikonseptualisasikan baik sebagai kemungkinan
dalam mendukung kompetensi tertentu (seperti
pengembangan bahasa) atau ancaman, misalnya,
pengertian komunikasi real dan konseptualisasi
juga untuk kemapanan dalam kegiatan praktek
sekolah.
Pelatihan
atau
lokakarya
sebaiknya
dilaksanakan pada semua instansi, tidak hanya di
bidang pendidikan melainkan juga pada instansi
lain untuk meningkatkan kompetensi tertentu
yang dapat membantu guru atau karyawan untuk
menyelesaikan tugas dan permasalahan yang
timbul pada waktu menyelesaikan pekerjaan.
2.6. Kerangka Berfikir.
Kemampuan guru di SDN 2 Botomulyo
dalam penggunaan media audio visual rendah
terbukti dari 7 orang guru (5 orang guru kelas dan
2 orang guru mapel) belum menguasai pengetikan
dasar, aplikasi powerpoint, internet, pembuatan
media audio visual, dan pengoperasian media
audio visual. Hal ini membuat kepala sekolah
berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan
guru tersebut melalui pelatihan dengan bekerja
sama dengan peneliti. Peneliti bekerjasama dengan
instruktur/tenaga ahli dibidangnya TIK untuk
44
mengadakan
pelatihan
di
SDN
2
Botomulyo.
Pelatihan dimulai dengan membuat perencanaan,
yang meliputi:
a. Menentukan materi pelatihan.
b. Menentukan tempat pelatihan
c. Menentukan peserta pelatihan.
d. Menentukan sarana dan prasarana
pelatihan.
e. Menentukan standar keberhasilan
f. Menentukan observer
Kemudian
pelaksanaan,
kegiatan
yaitu
berikutnya
melaksanakan
adalah
kegiatan
pelatihan sesuai denga rencana yang telah dibuat.
Kegiatan
ini
dilatih
oleh
dua
orang
instuktur/pelatih yang kompeten dalam bidang
TIK, diamati oleh seorang observer dan seorang
peneliti.
Materi
yang
disampaikan
meliputi
pengetikan dasar, aplikasi powerpoint, internet,
pembuatan media audio visual, dan pengoperasian
media audio visual. Kegiatan pelatihan diakhiri
dengan evaluasi dan tindak lanjut. Dari hasil
evaluasi menunjukkan bahwa Kemampuan Guru
SD Negeri 2 Botomulyo dalam pengetikan dasar,
aplikasi powerpoint, internet, pembuatan media
audio visual, dan pengoperasian media audio visual
45
Selengkapnya
dapat
di
simak
dalam
kerangka berfikir berikut ini:
Kemampuan
Guru
SD
Negeri 2 Botomulyo dalam
menggunakan media audio
visual masih rendah
Kemampuan Guru SD
Negeri 2 Botomulyo dalam
menggunakan media
audio visual meningkat
Masalah dalam
pembelajaran
Pelatihan
penggunaan media
audio visual
1.
2.
3.
4.
Perencanaa
Pelaksanaan
Akhir Pelatihan
Tindak lanjut
Gambar 2.5: Desain Pelatihan
46