Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Penggunaan Media Audio Visual Melalui Pelatihan Dikalangan Guru SDN 2 Botomulyo Cepiring Kendal T2 942014018 BAB IV
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1. Profil Sekolah Dasar.
Lokasi SDN 2 Botomulyo yang merupakan
salah satu dari 3 SD di Desa Botomulyo Botomulyo
Kecamatan
Cepiring
Kabupaten
Kendal.
Desa
Botomulyo memiliki 3 SD yaitu SDN 1 Botomulyo
yang terletak di Dukuh Debong Lor, SDN 2
Botomulyo yang terletak di Dukuh Penjalin, dan
SDN 3 Botomulyo yang terletak di Dukuh Debong
Kidul. SDN 2 Botomulyo letaknya sangat strategis,
selain dekat dengan lapangan olah raga desa (Roda
Remaja), gedung olah raga juga sekolah ini dilalui
oleh jalan poros desa.
SDN 2 Botomulyo merupakan SD Inpres
yang berdiri tahun 1980 SK Izin Operasional
tanggal 1 Januari 1980. Sekolah ini terakreditasi B
pada tanggal 1 Januari 2011. Selama ini sudah
mengalami
beberapa
kali
pergantian
kepala
sekolah. SDN 2 Botomulyo yang berdiri diatas
tanah
bengkok/tanah
Desa
Botomulyo
seluas
2.150 m2, jadi sekolah hanya berhak menempati
bukan memiliki.
Visi SDN 2 Botomulyo adalah Mewujudkan
siswa berprestasi, berbudi pekerti luhur, mandiri
serta
dapat
menguasai
IMTAQ
dan
IPTEK.
63
Sedangkan misinya adalah: 1) meningkat dalam
penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut
siswa 2) meningkat
dalam sikap / kesopanan,
perilaku dan budi pekerti 3) meningkat dalam
prestasi
akademik
maupun
non
akademik
4)
meningkat dalam kedisiplinan dan tanggung jawab
5) meningkat dalam kerukunan, kebersamaan, dan
kepedulian terhadap sesama 6) meningkat dalam
prestasi
keterampilan, olahraga , kesenian dan
keagamaan
7)
meningkat
dalam
sikap
peduli
terhadap lingkungan.
Berdasarkan laporan bulan Maret jumlah
murid
SDN
2
Botomulyo
tahun
pelajaran
2015/2016 adalah 150 terdiri dari 76 laki-laki dan
74 perempuan. Kepala sekolah dan guru berjumlah
9 orang, usia 21-30 tahun 1 orang, 31-40 tahun 1
orang, 41 – 50 tahun 2 orang, dan 51 – 60 tahun 5
orang. Berdasarkan kualifikasi pendidikan D2 1
orang dan S1 8 orang, masa kerja sebagai guru < 1
tahun 1 orang, 1 – 10 tahun 2 orang, 11 – 20 tahun
1 orang, 21 – 30 tahun 2 orang dan 30 – 40 tahun
3 orang. Status kepegawaian SDN 2 Botomulyo 6
orang sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sedangkan
3 orang masih guru wiyata bhakti/Guru Tidak
Tetap (GTT) dan seorang penjaga sekolah yang
sudah berstatus PNS.
64
Sekolah ini sering mengirim atlet sepak bola,
karena didesa ini ada Sekolah Sepak Bola (SSB)
Roda Remaja, prestasi sementara masih ditingkat
kabupaten sedangkan dipropinsi masih kandas.
Kemampuan
tenis
meja
diremehkan,
SD
ini
juga
tidak
sering
boleh
menjuarai
pertangdingan tingkat kecamatan. Lomba dibidang
religi yaitu pada lomba rebana, Qiroati dan hafidz
al Qur’an walaupun belum pernah juara di tingkat
kabupaten namun untuk hafidz selalu juara satu
kecamatan.
4.2. Hasil Penelitian.
4.2.1. Tindakan (Siklus) 1.
4.2.1.1. Identifikasi Masalah.
Hasil
pengamatan
menunjukkan
bahwa
guru sebagian besar belum memiliki kemampuan
dalam
pengetikan
dasar,
aplikasi
powerpoint,
internet, pembuatan media audio visual, dan
pengoperasian media audio visual. Hal ini dapat
dilihat pada nilai yang didapat dari hasil studi
dokumen,
dilakukan
wawancara
kepala
dan
sekolah
di
observasi
dalam
yang
Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM). Nilai tersebut disajikan
dalam tabel berikut:
65
Tabel 4.1 Nilai kemampuan guru dalam menggunakan
media audio visual Pra Siklus
No
1
2
3
4
5
6
7
Jenis Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
kelas 1
kelas 2
kelas 3
kelas 4
kelas 5
PAI
Penjasorkes
Rata-rata
A
60
56
70
75
65
75
54
65
B
30
30
55
65
40
65
30
45
Nilai
C
15
40
30
65
20
60
15
35
D
35
40
35
55
30
55
30
40
E
45
55
65
70
60
70
55
60
Keterangan:
A. Pengetikan dasar
B. Aplikasi powerpoint
C. Internet
D. Pembuatan media audio visual
E. Pengoperasian media audio visual
Dari tabel tersebut dapat kita baca bahwa
guru yang sudah menguasai pengetikan dasar
sudah ada 2 orang yang 5 orang masih dibawah
standar kemampuan yang diharapkan. Guru yang
sudah
dapat
membuka
dan
mengoperasikan
aplikasi powerpoint hanya 2 orang itupun belum
mahir, baru bisa membuka dan menulis pada slide
saja yang lain sama sekali belum bisa. Untuk
jaringan internet 1 orang sudah dapat dan biasa
menggunakan
internet,
tetapi
apabila
terjadi
masalah pada jaringan masih harus memanggil
66
teknisi dari luar, sedangkan yang lain 1 orang
sudah bisa sedikit-sedikit dan yang lain masih
bingung.
Pembuatan
media
audio
visual
kebanyakan para guru masih belum bisa karena
mereka hanya mengandalkan media yang sudah
ada, terkadang malah tidak menggunakan media
sama sekali dalam mengajar. Pada pengoperasian
hampir
4
orang
sudah
layak
dan
bisa
mengoperasikan media audio visual sedangkan
yang lain masih perlu pembinaan dan bimbingan.
4.2.1.2. Aktivitas Tindakan (Siklus) 1.
Evaluasi
tersebut
kemudian
dijadikan
bahan untuk mencari upaya perbaikan (tahap
tindakan) pada siklus penelitian. Rata-rata guru
belum
menguasai
powerpoint,
pengetikan
internet,
dasar,
pembuatan
aplikasi
media
audio
visual, dan pengoperasian media audio visual.
Tindakan yang akan dilakukan peneliti adalah
pelatihan
penggunaan
media
audio
visual
di
kalangan guru-guru di SDN 2 Botomulyo.
Sebelum
peneliti
melakukan
terlebih
dahulu
tindakan
pelatihan,
melakukan
kegiatan
orientasi sebagai studi pendahuluan. Pada saat
awal
kegiatan
pelatihan.
Peneliti
mengamati
aktivitas guru dalam mengoperasikan media audio
visual. Dalam kegiatan ini guru ”didiagnosis”
67
sehingga peneliti menemukan derajat kemampuan
guru-guru
powerpoint,
dalam
pengetikan
internet,
dasar,
pembuatan
aplikasi
media
audio
visual, dan pengoperasian media audio visual.
Selain itu peneliti juga menemukan penyebab dari
kemampuan yang rendah tersebut yaitu perasaan
takut
salah
dan
menyebabkan
guru
takut
tidak
rusak
percaya
sehingga
diri
untuk
berbuat atau melakukan sesuatu yang baru yang
berkaitan dengan media.
Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini
dilaksanakan pada Sabtu tanggal 16 April 2016
bertempat di SDN 2 Botomulyo, melalui beberapa
kegiatan, antara lain :
1. Peneliti menunjuk instruktur dari unsur
dinas pendidikan yang kompeten dalam hal
pengetikan
dasar,
aplikasi
powerpoint,
internet, pembuatan media audio visual, dan
pengoperasian media audio visual bertindak
sebagai nara sumber.
2. Instruktur/Guru
komputer
melakukan
penjelasan mengenai cara pengetikan dasar,
aplikasi powerpoint, internet, pembuatan
media
audio
visual,
dan
pengoperasian
media audio visual.
a. Materi
diawali
dengan
membuka
komputer/laptop, membuka microsof
68
office,
microsof
office
powerpoint,
membuat slide, menulis kalimat teks,
menambahkan gambar atau animasi.
gambar atau animasi dapat dicari
melalui dokumen yang sudah ada atau
browsing
lewat
Menghubungkan
internet.
dengan file atau
dokumen lain menggunakan fasilitas
hyperlink
pada
microsof
office
powerpoint dengan menunjuk pada
tab menu insert kemudian memilih
gambar icon hyperlink (bola dunia dan
rantai). Selanjutnya memilih dokumen
yang sesuai dengan materi.
b. Membuka
internet
diawali
dengan
mengaktifkan/menyambungkan
wifi
yang ada, lalu buka google chrome,
lalu ketik kata kunci yang ingin dicari
pada
samping
icon
find
(kaca
pembesar)
Semua
guru
mempraktikan
cara
mengoperasikan komputer, kemudian melakukan
pengetikan dasar, aplikasi powerpoint, internet,
pembuatan media audio visual, dan pengoperasian
media audio visual.
Dalam
mengobservasi
pelaksanaan
kegiatan
pelatihan,
peneliti
pelatihan
dengan
69
menggunakan lembar pengamatan. Hasil pelatihan
berupa kemampuan guru dalam pengetikan dasar,
aplikasi powerpoint, internet, pembuatan media
audio visual, dan pengoperasian media audio
visual dan observasi/pengamatan terhadap sikap
peserta pelatihan dilakukan oleh peneliti dibantu
oleh tim kolaborasi, dan instruktur atau nara
sumber pelatihan.
4.2.1.3. Hasil dan Refleksi Tindakan (Siklus) 1.
Pengamatan atau obsevasi dilakukan oleh
peneliti dengan menggunakan lembar observasi.
Selama
pengamatan
peneliti
dibantu
atau
berkolaborasi dengan guru komputer pengamatan
meliputi:
a. Keaktifan
para
guru
dalam
mengikuti
pelatihan menggunakan media audio visual.
b. Kompetensi para guru dalam pengetikan
dasar menggunakan microsof office words.
c. Kemampuan guru dalam mengoperasikan
aplikasi powerpoint.
d. Kemampuan guru dalam mengoperasikan
jaringan internet.
e. Kemampuan guru pembuatan media audio
visual.
f. Kemampuan guru dalam dan pengoperasian
media audio visual.
70
Dari hasil pengamatan serta rekap dari
tingkat keaktifan dan kemampuan guru dalam
pengetikan dasar, aplikasi powerpoint, internet,
pembuatan media audio visual, dan pengoperasian
media audio visual.
Hasil pengamatan tindakan/siklus I dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Berdasarkan
hasil
pengamatan
evaluasi
pelaksanaan pelatihan. Kegiatan Pelatihan
ini mendapat nilai 80 indikator Baik (B)
b. Berdasarkan pengamatan dan wawancara
yang
dilakukan
peneliti
dan
observer
sebelum dan setelah dilakukan pelatihan
siklus I ada perbedaan menuju peningkatan
yaitu tentang
tingkat kemampuan
guru
dalam pengetikan dasar semula nilai rataratanya 65 menjadi 75. Aplikasi powerpoint
semula nilai rata-ratanya 45 menjadi 60.
Internet
semula
nilai
rata-ratanya
35
menjadi 65. pembuatan media audio visual
semula nilai rata-ratanya 40 menjadi 60.
dan
pengoperasian
media
audio
visual
semula nilai rata-ratanya 60 menjadi 75.
Rata-rata sebelum pelatihan
nilai rata-
ratanya 49 menjadi 67.
71
Tabel 4.2. Nilai kemampuan guru dalam menggunakan
media audio visual Siklus I
No
Uraian Kemampuan
Siklus 1
1
Pengetikan dasar
75
2
Aplikasi powerpoint
60
3
Internet
65
4
Pembuatan media audio visual
60
5
Pengoperasian media audio visual
75
Rata-rata
67
4.2.1.4. Masalah dan Tindak Lanjut.
Setelah
diadakan
siklus
refleksi
pertama
mengenai
selesai
kelemahan
maka
atau
kekurangan dalam pelaksanaan tindakan pada
siklus pertama.
.......Dengan adanya pelatihan ini saya senang
sekali selain mendapat pengalaman tentang
pengetikan dasar, membuat media audio visual
menggunakan power point, dapat mencari atau
mengelink dokumen dalam komputer dengan
cepat dan mudah juga saya sekarang dapat
browsing di internet baik untuk mencari materi
atau informasi dinas. Sayang pelatihan ini belum
cukup karena masih butuh pemahaman dan
latihan yang lebih intensif. Pengelingan gambar
dan suara/musik itu yang belum begitu mahir
juga cara mendownlod kadang-kadang pada waktu
mendowlod video tidak bisa diunduh dengan
sempurna...2
Hal ini dibenarkan oleh kepala sekolah
selaku penanggungjawab di SDN 2 Botomulyo yang
merasa senang sekali dengan adanya penelitian ini
yang
72
sangat
membantu
tugas
dan
tanggungjawabnya
dalam
membina
dan
membimbing guru-guru di SDN 2 Botomulyo.
.......maklum karena baru latihan sekali dan
padatnya kegiatan yang menyita waktu dan
konsentrasi guru. Sebaiknya
pelatihan ini
dilaksanakan berulang-ulang dua atau tiga kali
sehingga guru lebih mahir dan lebih cakap. saya
senang sekali dengan adanya pelatihan ini selain
dapat meringankan beban saya juga guru saya
mendapat pengalaman tentang membuat media
audio visual menggunakan power point, dapat
mencari
atau
mengelink
dokumen
dalam
komputer dengan cepat dan juga dapat
pengalaman browsing di internet baik untuk
mencari materi atau informasi dinas....3
Refleksi
dilaksanakan
bersama-sama
kolaborasi untuk menentukan tindakan perbaikan.
Dari
hasil
refleksi
dapat
diambil
kesimpulan
bahwa pelatihan pada tindakan 1 belum berhasil
terbukti bahwa pencapaiannya masih dibawah
standar. Oleh karena itu perlu diadakan kembali
pelatihan pengetikan dasar aplikasi powerpoint
internet
pembuatan
media
audio
visual
pengoperasian media audio visual yang lebih
serius dan sungguh-sungguh lagi dari pada siklus
pertama supaya
standar keberhasilan mencapai
75%.
Perencanaan merupakan langkah awal yang
dilakukan peneliti saat memulai tindakan. Agar
perencanaan mudah dipahami dan dilaksanakan
oleh peneliti yang akan dilakukan, maka peneliti
membuat rencana tidakan sebagai berikut :
73
1. Merumuskan masalah yang akan dicari
solusinya. Dalam penelitian ini masalah
adalah rendahnya kompetensi sebagian
besar guru dalam kemampuan guru-guru
dalam
pengetikan
dasar,
aplikasi
powerpoint, internet, pembuatan media
audio visual, dan pengoperasian media
audio visual.
2. Merumuskan
tujuan
penyelesaikan
masalah/tujuan menghadapi melakukan
inovasi/tindakan.
peneliti
Dalam
mengambil
melakukan
rencana
tindakan
melaksanakan
pelatihan
kepada guru-guru
perencanaan
penelitian
ini
untuk
dengan
tahap
kedua
membuat persiapan
pelatihan
menggunakan
media audio visual untuk meningkatkan
kompetensi
guru
dalam
menggunakan
media audio visual.
3. Merumuskan
indikator
keberhasilan
pelatihan yaitu meningkatnya kemampuan
guru-guru
dalam
pengetikan
dasar,
aplikasi powerpoint, internet, pembuatan
media audio visual, dan pengoperasian
media audio visual.
4. Indikator keberhasilan penerapan tindakan
peneliti menetapkan 75 % artinya tindakan
74
ini dinyatakan berhasil bila 75% guru
memiliki
dasar,
kompetensi
aplikasi
pembuatan
dalam
pengetikan
powerpoint,
media
audio
internet,
visual,
dan
pengoperasian media audio visual. untuk
mendukung
penggunaan
media
audio
visual.
Langkah-langkah
yang
diambil
peneliti
dalam melakukan tindakan lain adalah melakukan
sosialisasi kepada para guru mengenai penelitian
yang akan dilaksanakan, serta menyampaikan
tujuan
dari
penerapan
tindakan
yang
akan
dilakukan oleh peneliti.
Kepada para guru disampaikan mengenai
pelaksanaan
kompetensi
pelatihan
guru
dalam
untuk
meningkatkan
menggunakan
media
audio visual. Jadwal kegiatan yang berhubungan
dengan jadwal peneliti yang disingkronkan dengan
kegiatan atau jadwal pengawas dan Kepala UPT
Dinas Pendidikan Kecamatan Cepiring. Jadi waktu
yang di sepakati peneliti, nara sumber (pengawas
dan Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan
Cepiring), Kepala Sekolah SDN 2 Botomulyo dan
Guru-guru SDN 2 Botomulyo.
75
4.2.2. Tindakan (Siklus) 2.
4.2.2.1. Identifikasi Masalah.
Dari siklus pertama yang masih banyak
kekurangan dan kegagalan, peneliti menemukan
kelemahan pada para peserta yaitu peserta sudah
dapat
mengoperasikan
aplikasi
powerpoint,
menngunakan fasilitas hyperlink pada aplikasi
powerpoint dan mengoperasikan jaringan internet
namun kemampuannya belum maksimal, terbukti
masih
sering
lupa
pada
langkah-langkah
pengoperasiannya sehingga tidak dapat membuat
media audio visual sesuai yang dikehendaki.
Peneliti
hasil
merencanakan
observasi
kompetensi
untuk
mengenai
guru-guru
mengumumkan
tingkat
peningkatan
dalam
pelatihan
menggunakan audio visual pada rapat supervisi
sekolah. Hal ini disosialisasikan kepada semua
pada saat refleksi siklus pertama.
1. Peneliti
kegiatan
meninjau
pelatihan
kembali
rancangan
menggunakan
audio
visual.
2. Peneliti menyusun rencana perbaikan.
3. Peneliti
menyiapkan
angket dan observasi.
76
blangko
observasi,
4.2.2.2. Aktivitas Tindakan (Siklus) 2.
Peneliti
melaksanakan
pelatihan
menggunakan audio visual berdasarkan rencana
perbaikan hasil refleksi siklus pertama pada Hari
Selasa tanggal 3 Mei 2015 bertempat di SDN 2
Botomulyo, melalui beberapa kegiatan, antara lain
:
1. Peneliti menunjuk instruktur dari unsur
dinas pendidikan yang kompeten dalam hal
pengetikan
dasar,
aplikasi
powerpoint,
internet, pembuatan media audio visual, dan
pengoperasian media audio visual bertindak
sebagai nara sumber.
2. Instruktur/Guru
komputer
melakukan
penjelasan mengenai cara pengetikan dasar,
aplikasi powerpoint, internet, pembuatan
media
audio
visual,
dan
pengoperasian
media audio visual.
a. Materi
diawali
dengan
membuka
komputer/laptop, membuka microsof
office,
microsof
office
powerpoint,
membuat slide, menulis kalimat teks,
menambahkan gambar atau animasi.
gambar atau animasi dapat dicari
melalui dokumen yang sudah ada atau
browsing
Menghubungkan
lewat
internet.
dengan file atau
77
dokumen lain menggunakan fasilitas
hyperlink
pada
microsof
office
powerpoint dengan menunjuk pada
tab menu insert kemudian memilih
gambar icon hyperlink (bola dunia dan
rantai). Selanjutnya memilih dokumen
yang
sesuai
dengan
materi.
Penyampaian materi yang kedua ini
lebih
menekankan
pada
memberi
contoh dan praktek
b. Membuka
internet
diawali
dengan
mengaktifkan/menyambungkan
wifi
yang ada, lalu buka google chrome,
lalu ketik kata kunci yang ingin dicari
pada
samping
icon
find
(kaca
pembesar)
Semua
guru
mengoperasikan
mempraktikan
komputer,
dan
cara
melakukan
kegiatan pengetikan dasar, aplikasi powerpoint,
internet, pembuatan media audio visual, dan
pengoperasian media audio visual.
4.2.2.3. Hasil dan Refleksi Tindakan (Siklus) 2.
Peneliti mengamati, memberikan penilaian
tentang keaktifan dan ketrampilan guru dalam
pengetikan dasar, aplikasi powerpoint, internet,
pembuatan media audio visual, dan pengoperasian
78
media audio visual. Pengamatan atau obsevasi
dilakukan
oleh
peneliti
dengan
menggunakan
lembar observasi. Selama pengamatan peneliti
dibantu
atau
berkolaborasi
dengan
guru
komputer. Pengamatan meliputi tersebut meliputi:
a. Keaktifan
para
guru
dalam
mengikuti
pelatihan menggunakan media audio visual.
b. Kompetensi para guru dalam pengetikan
dasar menggunakan microsof office words.
c. Kemampuan guru dalam mengoperasikan
aplikasi powerpoint.
d. Kemampuan guru dalam mengoperasikan
jaringan internet.
e. Kemampuan guru pembuatan media audio
visual.
f. Kemampuan guru dalam dan pengoperasian
media audio visual.
Dari hasil pengamatan serta rekap dari
tingkat keaktifan dan kemampuan guru dalam
pengetikan dasar, aplikasi powerpoint, internet,
pembuatan media audio visual, dan pengoperasian
media audio visual.
Hasil pengamatan tindakan/siklus 2 dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Berdasarkan
hasil
pengamatan
evaluasi
pelaksanaan pelatihan. Kegiatan Pelatihan
79
ini mendapat nilai 85 indikator Baik (B),
terjadi
peningkata
dari
pelatihan
sebelumnya yang nilainya 80.
b. Berdasarkan pengamatan dan wawancara
yang
dilakukan
peneliti
dan
observer
sebelum dan setelah dilakukan pelatihan
siklus II ada perbedaan menuju peningkatan
yaitu tentang tingkat kemampuanan guru
dalam pengetikan dasar semula nilai rataratanya 75 menjadi 83. Aplikasi powerpoint
semula nilai rata-ratanya 60 menjadi 78.
Internet
semula
nilai
rata-ratanya
65
menjadi 80. pembuatan media audio visual
semula nilai rata-ratanya 60 menjadi 76.
dan
pengoperasian
media
audio
visual
semula nilai rata-ratanya 75 menjadi 82.
Rata-rata pelatihan tindakan (siklus) II nilai
rata-ratanya 67 menjadi 80.
Tabel 4.3. Nilai kemampuan guru dalam menggunakan
media audio visual Siklus II
No
80
Uraian Kemampuan
Siklus 2
1
Pengetikan dasar
83
2
Aplikasi powerpoint
78
3
Internet
80
4
Pembuatan media audio visual
76
5
Pengoperasian media audio visual
82
Rata-rata
80
Dari hasil rekapitulasi tingkat kompetensi
guru dalam pengetikan dasar, aplikasi powerpoint,
internet, pembuatan media audio visual, dan
pengoperasian
mengikuti
media
pelatihan
audio
visual
diperoleh
selama
data
terjadi
peningkatan kemampuan guru terbukti tidak ada
guru
yang
memiliki
kompetensi
rendah
lagi.
Menurut komentar guru kelas II
.......nah, kalau sekarang saya sudah sangat jelas
apalagi dengan alur yang sudah dipaparkan
secara rinci pada pelatihan yang kedua ini. Insya
Allah akan saya kembangkan untuk membuat
KBM di Kelas supaya pembelajaran menjadi lebih
menarik dan menyenangkan. Saran saja kepada
sekolah untuk menyediakan media audio visual
dalam jumlah yang cukup, kelasnya ada 6
medianya baru ada 2, itupun yang satu rusak
karena jarang digunakan....4
Hal ini juga senada dengan pengakuan yang
dituturkan oleh guru kelas V
.......pelatihan sudah selesai, pengalaman sudah
didapat PR nya hanya satu yaitu membuat KBM
yang
beda
dengan
pembelajaran
model
sebelumnya yang terbilang jadul. Mudahmudahan pihak terkait mau membantu sekolah
untuk melengkapi kekurangan sarana prasana
media audio visual, supaya pemakaiannya tidak
saling berebut...5
4.2.2.4. Masalah dan Tindak Lanjut.
Setelah siklus kedua selesai maka diadakan
refleksi mengenai kelemahan atau kekurangan
dalam pelaksanaan tindakan pada siklus kedua
adalah sebagai berikut:
81
1. Peneliti menganalisis hasil pengamatan dan
membuat kesimpulan sementara.
2. Peneliti
membuat
perbaikan
tindakan
pelatihan untuk pencapaian indikator pada
lembar penilaian.
Setelah kedua siklus dilakukan maka dapat
digambarkan perbandingan pelaksanaan siklus 1
dan siklus 2 pada tabel berikut:
Tabel 4.4. Perbandingan siklus I dan Siklus II nilai
kemampuan guru dalam menggunakan media audio visual
No
Uraian Kemampuan
Nilai
Siklus 1 Siklus 2
1
2
Pengetikan dasar
75
83
Aplikasi powerpoint
60
78
3
Internet
65
80
4
Pembuatan media audio visual
Pengoperasian media audio
visual
Rata-rata
60
76
75
82
67
80
5
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian.
4.3.1. Peningkatan Kompetensi Penggunaan Media
Audio Visual.
Kegiatan
pelatihan
ternyata
dapat
meningkatkan kompetensi guru dalam pengetikan
dasar, aplikasi powerpoint, internet, pembuatan
82
media audio visual, dan pengoperasian media
audio visual. Selain itu kegiatan pelatihan juga
dapat
meningkatkan
kompetensi
guru
dalam
merencanakan, mengoperasikan dan mengevaluasi
penggunaan
Botomulyo.
media
Hal
audio
ini
visual
sesuai
di
dengan
SDN
2
pendapat
Stringer 1996 dalam Mulyasa (2012:9) menyatakan
bahwa PTS dapat diartikan sebagai sebuah usaha
untuk
memperbaiki
kondisi
dan
memecahkan
berbagai persoalan pendidikan yang
dihadapi
sekolah. Jadi masalah atau kendala yang ada
dalam
sekolah
secepat
harus
mungkin
dipecahkan
supaya
proses
dan
diatasi
penyampaian
materi dari guru kepada siswa dapat berjalan
lancar tanpa hambatan dan rintangan.
Dengan demikian penelitian ini memperkuat
keberhasilan
dari
penelitian
sebelumnya
yaitu
penelitian Yuastutik (2014). Guru tidak boleh takut
dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
atau tidak boleh “gaptek” (gagap teknologi) karena
TIK
dapat
menghubungkan/menjembatani
kita
dengan dunia. Seandainya kita takut dengan TIK
maka kita akan jauh dari kemudahan yang ada di
dunia ini.
Guru yang semula alergi dengan komputer
dan media audio visual sekarang ketagihan untuk
menggunakan media audio visual pada kegiatan
83
belajar mengajar, bahkan sekarang mereka tidak
malu-malu untuk membawa laptop ke sekolah
bahkan ke dalam kelas. Diskusi mereka sekarang
bukan ngobrol yang tidak tentu arah tujuan,
melainkan diskusi tentang aplikasi powerpoint,
internet, pembuatan media audio visual, dan
pengoperasian
media
audio
visual
Ternyata
kegiatan pelatihan membawa dampak yang sangat
signifikan dalam merubah perilaku, motivasi dan
tindakan guru dalam mengelola kegiatan belajar
mengajar.
Guru
sudah
berebut
untuk
menggunakan media audio visual yang dimiliki
sekolah karena jumlahnya terbatas. Oleh karena
itu
tidak
sia-sia
seandainya
sekolah
menganggarkan dana untuk membiayai kegiatan
pelatihan pada masa yang akan datang guna
mendongkrak mutu dan prestasi sekolah. Hal
tersebut juga diungkapkan oleh Anwar Prabu
Mangkunegara
(2009:52).
Setelah
selesai
pelatihan, kemampuan yang sudah dilatihkan dan
dikuasai hendaknya diterapkan dan diamalkan
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan kerja.
Tidak hanya guru, siswapun merasa senang
apabila
gurunya
menggunakan
pembelajarannya
84
memiliki
media
semakin
ketrampilan
audio
jelas,
visual,
menarik
dan
mudah dipahami. Hal ini menurut pengakuan
guru olah raga
.......mengajar menggunakan media audio visual
memang menyenangkan, menarik dan anak-anak
lebih cepat dalam menerima materi yang bersifat
teori maupun praktek........6
Guru PAI juga tidak mau tinggal diam, beliau
berkomentar
.......praktek sholat yang diajarkan dengan media
audio visual sangat efektif, satu kali pertemuan
saja siswa sudah mudeng. Apalagi bila berupa film
anak-anak langsung diam dan mendengarkan
agar dapat menyaksikan film/video pembelajaran
tersebut dengan baik, terutama di kelas
rendah........7
Memang tidak salah apa yang dituturkan
oleh kedua guru mata pelajaran tersebut, guru
yang mengajar menggunakan media audio visual
memang disukai murid. Bahkan murid-murid yang
belum pernah diajar dengan menggunakan media
audio visual, mereka tidak segan-segan untuk
meminta guru untuk menggunakan media audio
visual di kelasnya. Kondisi tersebut membuat guru
termotivasi untuk belajar menggunakan media
audio visual sedikit demi sedikit.
4.3.2. Pelatihan Sebagai Upaya Peningkatan
Kompetensi Penggunaan Media Audio Visual.
Pelatihan
adalah proses meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan. Pelatihan mungkin
85
juga
meliputi
pengubahan
sikap
sehingga
seseorang dapat melakukan pekerjaannya lebih
efektif. Pelatihan bisa dilakukan pada semua
tingkat
organisasi
Kaswan
(2013:2).
Pelatihan
tidak hanya dilaksanakan di dunia pendidikan
melainkan
semua
instansi
dapat
melakukan
pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru
atau pekerja sehingga
guru atau pekerja dapat
melaksanakan pekerjaannya secara maksimal dan
bermutu dalam waktu yang singkat. Menurut
Oemar Hamalik (2005:10) pelatihan adalah suatu
proses yang meliputi serangkaian tindak (upaya)
yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk
pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang
dilakukan oleh tanaga profesional kepelatihan
dalam
satuan
waktu
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam
bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan
efektivitas
dan
organisasi.
Pelatihan
atasan
agar
produktivitas
dalam
dilakukan
bawahannya
sengaja
dapat
suatu
oleh
melakukan
pekerjaannya secara baik dan benar.
Pelatihan menggunakan media audio visual
dapat meningkatkan kemampuan guru dalam
pengetikan dasar, aplikasi powerpoint, internet,
pembuatan media audio visual, dan pengoperasian
media audio visual. Selain itu juga pelatihan dapat
86
meningkatkan kemampuan, ketrampilan guru juga
untuk mengubah perilaku guru supaya termotivasi
untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar
mengajar
dengan
menggunakan
media
audio
visual.
Sesuai dengan pendapat para ahli bahwa
pelatihan dapat dilakukan di instansi manapun
termasuk di instansi pendidikan supaya mutu dan
prestasinya meningkat. Pelatihan dapat dilakukan
oleh siapapun kepala sekolah, pengawas, kepala
dinas bahkan juga oleh pihak lain termasuk
peneliti. Bentuk pelatihanpun bermacam-macam
seperti workshop, seminar, lokakarya dan masih
banyak
lagi
istilah
lain
yang
sama
dengan
pelatihan
Pelatihan yang dilaksnakan dengan baik
selain
dapat
menambah
pengetahuan,
meningkatkan ketrampilan juga dapat mengubah
sikap para pegawai. Guru SDN 2 Botomulyo
setelah pelatihan ini tahu tentang media audio
visual, microsof office words, power point, internet,
pembuatan
menggunakan
media
power
audio
point.
visual
Guru
dengan
SDN
2
Botomulyo juga terampil mengoperasikan microsof
office words, power point, internet, membuat media
audio visual dan mengoperasikannya didalam
kegiatan belajar mengajar. Selain kedua tujuan itu
87
masih ada satu tujuan yang tidak kalah penting
yaitu pengubahan sikap guru SDN 2 Botomulyo
yang semula enggan menyebut, menyentuh apalagi
menggunakan sama sekali tidak mau. Sekarang
mereka sudah termotivasi untuk berlomba-lomba
meningkatkan
mutu
pembelajaran
menggunakan media audio visual.
88
dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1. Profil Sekolah Dasar.
Lokasi SDN 2 Botomulyo yang merupakan
salah satu dari 3 SD di Desa Botomulyo Botomulyo
Kecamatan
Cepiring
Kabupaten
Kendal.
Desa
Botomulyo memiliki 3 SD yaitu SDN 1 Botomulyo
yang terletak di Dukuh Debong Lor, SDN 2
Botomulyo yang terletak di Dukuh Penjalin, dan
SDN 3 Botomulyo yang terletak di Dukuh Debong
Kidul. SDN 2 Botomulyo letaknya sangat strategis,
selain dekat dengan lapangan olah raga desa (Roda
Remaja), gedung olah raga juga sekolah ini dilalui
oleh jalan poros desa.
SDN 2 Botomulyo merupakan SD Inpres
yang berdiri tahun 1980 SK Izin Operasional
tanggal 1 Januari 1980. Sekolah ini terakreditasi B
pada tanggal 1 Januari 2011. Selama ini sudah
mengalami
beberapa
kali
pergantian
kepala
sekolah. SDN 2 Botomulyo yang berdiri diatas
tanah
bengkok/tanah
Desa
Botomulyo
seluas
2.150 m2, jadi sekolah hanya berhak menempati
bukan memiliki.
Visi SDN 2 Botomulyo adalah Mewujudkan
siswa berprestasi, berbudi pekerti luhur, mandiri
serta
dapat
menguasai
IMTAQ
dan
IPTEK.
63
Sedangkan misinya adalah: 1) meningkat dalam
penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut
siswa 2) meningkat
dalam sikap / kesopanan,
perilaku dan budi pekerti 3) meningkat dalam
prestasi
akademik
maupun
non
akademik
4)
meningkat dalam kedisiplinan dan tanggung jawab
5) meningkat dalam kerukunan, kebersamaan, dan
kepedulian terhadap sesama 6) meningkat dalam
prestasi
keterampilan, olahraga , kesenian dan
keagamaan
7)
meningkat
dalam
sikap
peduli
terhadap lingkungan.
Berdasarkan laporan bulan Maret jumlah
murid
SDN
2
Botomulyo
tahun
pelajaran
2015/2016 adalah 150 terdiri dari 76 laki-laki dan
74 perempuan. Kepala sekolah dan guru berjumlah
9 orang, usia 21-30 tahun 1 orang, 31-40 tahun 1
orang, 41 – 50 tahun 2 orang, dan 51 – 60 tahun 5
orang. Berdasarkan kualifikasi pendidikan D2 1
orang dan S1 8 orang, masa kerja sebagai guru < 1
tahun 1 orang, 1 – 10 tahun 2 orang, 11 – 20 tahun
1 orang, 21 – 30 tahun 2 orang dan 30 – 40 tahun
3 orang. Status kepegawaian SDN 2 Botomulyo 6
orang sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sedangkan
3 orang masih guru wiyata bhakti/Guru Tidak
Tetap (GTT) dan seorang penjaga sekolah yang
sudah berstatus PNS.
64
Sekolah ini sering mengirim atlet sepak bola,
karena didesa ini ada Sekolah Sepak Bola (SSB)
Roda Remaja, prestasi sementara masih ditingkat
kabupaten sedangkan dipropinsi masih kandas.
Kemampuan
tenis
meja
diremehkan,
SD
ini
juga
tidak
sering
boleh
menjuarai
pertangdingan tingkat kecamatan. Lomba dibidang
religi yaitu pada lomba rebana, Qiroati dan hafidz
al Qur’an walaupun belum pernah juara di tingkat
kabupaten namun untuk hafidz selalu juara satu
kecamatan.
4.2. Hasil Penelitian.
4.2.1. Tindakan (Siklus) 1.
4.2.1.1. Identifikasi Masalah.
Hasil
pengamatan
menunjukkan
bahwa
guru sebagian besar belum memiliki kemampuan
dalam
pengetikan
dasar,
aplikasi
powerpoint,
internet, pembuatan media audio visual, dan
pengoperasian media audio visual. Hal ini dapat
dilihat pada nilai yang didapat dari hasil studi
dokumen,
dilakukan
wawancara
kepala
dan
sekolah
di
observasi
dalam
yang
Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM). Nilai tersebut disajikan
dalam tabel berikut:
65
Tabel 4.1 Nilai kemampuan guru dalam menggunakan
media audio visual Pra Siklus
No
1
2
3
4
5
6
7
Jenis Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
kelas 1
kelas 2
kelas 3
kelas 4
kelas 5
PAI
Penjasorkes
Rata-rata
A
60
56
70
75
65
75
54
65
B
30
30
55
65
40
65
30
45
Nilai
C
15
40
30
65
20
60
15
35
D
35
40
35
55
30
55
30
40
E
45
55
65
70
60
70
55
60
Keterangan:
A. Pengetikan dasar
B. Aplikasi powerpoint
C. Internet
D. Pembuatan media audio visual
E. Pengoperasian media audio visual
Dari tabel tersebut dapat kita baca bahwa
guru yang sudah menguasai pengetikan dasar
sudah ada 2 orang yang 5 orang masih dibawah
standar kemampuan yang diharapkan. Guru yang
sudah
dapat
membuka
dan
mengoperasikan
aplikasi powerpoint hanya 2 orang itupun belum
mahir, baru bisa membuka dan menulis pada slide
saja yang lain sama sekali belum bisa. Untuk
jaringan internet 1 orang sudah dapat dan biasa
menggunakan
internet,
tetapi
apabila
terjadi
masalah pada jaringan masih harus memanggil
66
teknisi dari luar, sedangkan yang lain 1 orang
sudah bisa sedikit-sedikit dan yang lain masih
bingung.
Pembuatan
media
audio
visual
kebanyakan para guru masih belum bisa karena
mereka hanya mengandalkan media yang sudah
ada, terkadang malah tidak menggunakan media
sama sekali dalam mengajar. Pada pengoperasian
hampir
4
orang
sudah
layak
dan
bisa
mengoperasikan media audio visual sedangkan
yang lain masih perlu pembinaan dan bimbingan.
4.2.1.2. Aktivitas Tindakan (Siklus) 1.
Evaluasi
tersebut
kemudian
dijadikan
bahan untuk mencari upaya perbaikan (tahap
tindakan) pada siklus penelitian. Rata-rata guru
belum
menguasai
powerpoint,
pengetikan
internet,
dasar,
pembuatan
aplikasi
media
audio
visual, dan pengoperasian media audio visual.
Tindakan yang akan dilakukan peneliti adalah
pelatihan
penggunaan
media
audio
visual
di
kalangan guru-guru di SDN 2 Botomulyo.
Sebelum
peneliti
melakukan
terlebih
dahulu
tindakan
pelatihan,
melakukan
kegiatan
orientasi sebagai studi pendahuluan. Pada saat
awal
kegiatan
pelatihan.
Peneliti
mengamati
aktivitas guru dalam mengoperasikan media audio
visual. Dalam kegiatan ini guru ”didiagnosis”
67
sehingga peneliti menemukan derajat kemampuan
guru-guru
powerpoint,
dalam
pengetikan
internet,
dasar,
pembuatan
aplikasi
media
audio
visual, dan pengoperasian media audio visual.
Selain itu peneliti juga menemukan penyebab dari
kemampuan yang rendah tersebut yaitu perasaan
takut
salah
dan
menyebabkan
guru
takut
tidak
rusak
percaya
sehingga
diri
untuk
berbuat atau melakukan sesuatu yang baru yang
berkaitan dengan media.
Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini
dilaksanakan pada Sabtu tanggal 16 April 2016
bertempat di SDN 2 Botomulyo, melalui beberapa
kegiatan, antara lain :
1. Peneliti menunjuk instruktur dari unsur
dinas pendidikan yang kompeten dalam hal
pengetikan
dasar,
aplikasi
powerpoint,
internet, pembuatan media audio visual, dan
pengoperasian media audio visual bertindak
sebagai nara sumber.
2. Instruktur/Guru
komputer
melakukan
penjelasan mengenai cara pengetikan dasar,
aplikasi powerpoint, internet, pembuatan
media
audio
visual,
dan
pengoperasian
media audio visual.
a. Materi
diawali
dengan
membuka
komputer/laptop, membuka microsof
68
office,
microsof
office
powerpoint,
membuat slide, menulis kalimat teks,
menambahkan gambar atau animasi.
gambar atau animasi dapat dicari
melalui dokumen yang sudah ada atau
browsing
lewat
Menghubungkan
internet.
dengan file atau
dokumen lain menggunakan fasilitas
hyperlink
pada
microsof
office
powerpoint dengan menunjuk pada
tab menu insert kemudian memilih
gambar icon hyperlink (bola dunia dan
rantai). Selanjutnya memilih dokumen
yang sesuai dengan materi.
b. Membuka
internet
diawali
dengan
mengaktifkan/menyambungkan
wifi
yang ada, lalu buka google chrome,
lalu ketik kata kunci yang ingin dicari
pada
samping
icon
find
(kaca
pembesar)
Semua
guru
mempraktikan
cara
mengoperasikan komputer, kemudian melakukan
pengetikan dasar, aplikasi powerpoint, internet,
pembuatan media audio visual, dan pengoperasian
media audio visual.
Dalam
mengobservasi
pelaksanaan
kegiatan
pelatihan,
peneliti
pelatihan
dengan
69
menggunakan lembar pengamatan. Hasil pelatihan
berupa kemampuan guru dalam pengetikan dasar,
aplikasi powerpoint, internet, pembuatan media
audio visual, dan pengoperasian media audio
visual dan observasi/pengamatan terhadap sikap
peserta pelatihan dilakukan oleh peneliti dibantu
oleh tim kolaborasi, dan instruktur atau nara
sumber pelatihan.
4.2.1.3. Hasil dan Refleksi Tindakan (Siklus) 1.
Pengamatan atau obsevasi dilakukan oleh
peneliti dengan menggunakan lembar observasi.
Selama
pengamatan
peneliti
dibantu
atau
berkolaborasi dengan guru komputer pengamatan
meliputi:
a. Keaktifan
para
guru
dalam
mengikuti
pelatihan menggunakan media audio visual.
b. Kompetensi para guru dalam pengetikan
dasar menggunakan microsof office words.
c. Kemampuan guru dalam mengoperasikan
aplikasi powerpoint.
d. Kemampuan guru dalam mengoperasikan
jaringan internet.
e. Kemampuan guru pembuatan media audio
visual.
f. Kemampuan guru dalam dan pengoperasian
media audio visual.
70
Dari hasil pengamatan serta rekap dari
tingkat keaktifan dan kemampuan guru dalam
pengetikan dasar, aplikasi powerpoint, internet,
pembuatan media audio visual, dan pengoperasian
media audio visual.
Hasil pengamatan tindakan/siklus I dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Berdasarkan
hasil
pengamatan
evaluasi
pelaksanaan pelatihan. Kegiatan Pelatihan
ini mendapat nilai 80 indikator Baik (B)
b. Berdasarkan pengamatan dan wawancara
yang
dilakukan
peneliti
dan
observer
sebelum dan setelah dilakukan pelatihan
siklus I ada perbedaan menuju peningkatan
yaitu tentang
tingkat kemampuan
guru
dalam pengetikan dasar semula nilai rataratanya 65 menjadi 75. Aplikasi powerpoint
semula nilai rata-ratanya 45 menjadi 60.
Internet
semula
nilai
rata-ratanya
35
menjadi 65. pembuatan media audio visual
semula nilai rata-ratanya 40 menjadi 60.
dan
pengoperasian
media
audio
visual
semula nilai rata-ratanya 60 menjadi 75.
Rata-rata sebelum pelatihan
nilai rata-
ratanya 49 menjadi 67.
71
Tabel 4.2. Nilai kemampuan guru dalam menggunakan
media audio visual Siklus I
No
Uraian Kemampuan
Siklus 1
1
Pengetikan dasar
75
2
Aplikasi powerpoint
60
3
Internet
65
4
Pembuatan media audio visual
60
5
Pengoperasian media audio visual
75
Rata-rata
67
4.2.1.4. Masalah dan Tindak Lanjut.
Setelah
diadakan
siklus
refleksi
pertama
mengenai
selesai
kelemahan
maka
atau
kekurangan dalam pelaksanaan tindakan pada
siklus pertama.
.......Dengan adanya pelatihan ini saya senang
sekali selain mendapat pengalaman tentang
pengetikan dasar, membuat media audio visual
menggunakan power point, dapat mencari atau
mengelink dokumen dalam komputer dengan
cepat dan mudah juga saya sekarang dapat
browsing di internet baik untuk mencari materi
atau informasi dinas. Sayang pelatihan ini belum
cukup karena masih butuh pemahaman dan
latihan yang lebih intensif. Pengelingan gambar
dan suara/musik itu yang belum begitu mahir
juga cara mendownlod kadang-kadang pada waktu
mendowlod video tidak bisa diunduh dengan
sempurna...2
Hal ini dibenarkan oleh kepala sekolah
selaku penanggungjawab di SDN 2 Botomulyo yang
merasa senang sekali dengan adanya penelitian ini
yang
72
sangat
membantu
tugas
dan
tanggungjawabnya
dalam
membina
dan
membimbing guru-guru di SDN 2 Botomulyo.
.......maklum karena baru latihan sekali dan
padatnya kegiatan yang menyita waktu dan
konsentrasi guru. Sebaiknya
pelatihan ini
dilaksanakan berulang-ulang dua atau tiga kali
sehingga guru lebih mahir dan lebih cakap. saya
senang sekali dengan adanya pelatihan ini selain
dapat meringankan beban saya juga guru saya
mendapat pengalaman tentang membuat media
audio visual menggunakan power point, dapat
mencari
atau
mengelink
dokumen
dalam
komputer dengan cepat dan juga dapat
pengalaman browsing di internet baik untuk
mencari materi atau informasi dinas....3
Refleksi
dilaksanakan
bersama-sama
kolaborasi untuk menentukan tindakan perbaikan.
Dari
hasil
refleksi
dapat
diambil
kesimpulan
bahwa pelatihan pada tindakan 1 belum berhasil
terbukti bahwa pencapaiannya masih dibawah
standar. Oleh karena itu perlu diadakan kembali
pelatihan pengetikan dasar aplikasi powerpoint
internet
pembuatan
media
audio
visual
pengoperasian media audio visual yang lebih
serius dan sungguh-sungguh lagi dari pada siklus
pertama supaya
standar keberhasilan mencapai
75%.
Perencanaan merupakan langkah awal yang
dilakukan peneliti saat memulai tindakan. Agar
perencanaan mudah dipahami dan dilaksanakan
oleh peneliti yang akan dilakukan, maka peneliti
membuat rencana tidakan sebagai berikut :
73
1. Merumuskan masalah yang akan dicari
solusinya. Dalam penelitian ini masalah
adalah rendahnya kompetensi sebagian
besar guru dalam kemampuan guru-guru
dalam
pengetikan
dasar,
aplikasi
powerpoint, internet, pembuatan media
audio visual, dan pengoperasian media
audio visual.
2. Merumuskan
tujuan
penyelesaikan
masalah/tujuan menghadapi melakukan
inovasi/tindakan.
peneliti
Dalam
mengambil
melakukan
rencana
tindakan
melaksanakan
pelatihan
kepada guru-guru
perencanaan
penelitian
ini
untuk
dengan
tahap
kedua
membuat persiapan
pelatihan
menggunakan
media audio visual untuk meningkatkan
kompetensi
guru
dalam
menggunakan
media audio visual.
3. Merumuskan
indikator
keberhasilan
pelatihan yaitu meningkatnya kemampuan
guru-guru
dalam
pengetikan
dasar,
aplikasi powerpoint, internet, pembuatan
media audio visual, dan pengoperasian
media audio visual.
4. Indikator keberhasilan penerapan tindakan
peneliti menetapkan 75 % artinya tindakan
74
ini dinyatakan berhasil bila 75% guru
memiliki
dasar,
kompetensi
aplikasi
pembuatan
dalam
pengetikan
powerpoint,
media
audio
internet,
visual,
dan
pengoperasian media audio visual. untuk
mendukung
penggunaan
media
audio
visual.
Langkah-langkah
yang
diambil
peneliti
dalam melakukan tindakan lain adalah melakukan
sosialisasi kepada para guru mengenai penelitian
yang akan dilaksanakan, serta menyampaikan
tujuan
dari
penerapan
tindakan
yang
akan
dilakukan oleh peneliti.
Kepada para guru disampaikan mengenai
pelaksanaan
kompetensi
pelatihan
guru
dalam
untuk
meningkatkan
menggunakan
media
audio visual. Jadwal kegiatan yang berhubungan
dengan jadwal peneliti yang disingkronkan dengan
kegiatan atau jadwal pengawas dan Kepala UPT
Dinas Pendidikan Kecamatan Cepiring. Jadi waktu
yang di sepakati peneliti, nara sumber (pengawas
dan Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan
Cepiring), Kepala Sekolah SDN 2 Botomulyo dan
Guru-guru SDN 2 Botomulyo.
75
4.2.2. Tindakan (Siklus) 2.
4.2.2.1. Identifikasi Masalah.
Dari siklus pertama yang masih banyak
kekurangan dan kegagalan, peneliti menemukan
kelemahan pada para peserta yaitu peserta sudah
dapat
mengoperasikan
aplikasi
powerpoint,
menngunakan fasilitas hyperlink pada aplikasi
powerpoint dan mengoperasikan jaringan internet
namun kemampuannya belum maksimal, terbukti
masih
sering
lupa
pada
langkah-langkah
pengoperasiannya sehingga tidak dapat membuat
media audio visual sesuai yang dikehendaki.
Peneliti
hasil
merencanakan
observasi
kompetensi
untuk
mengenai
guru-guru
mengumumkan
tingkat
peningkatan
dalam
pelatihan
menggunakan audio visual pada rapat supervisi
sekolah. Hal ini disosialisasikan kepada semua
pada saat refleksi siklus pertama.
1. Peneliti
kegiatan
meninjau
pelatihan
kembali
rancangan
menggunakan
audio
visual.
2. Peneliti menyusun rencana perbaikan.
3. Peneliti
menyiapkan
angket dan observasi.
76
blangko
observasi,
4.2.2.2. Aktivitas Tindakan (Siklus) 2.
Peneliti
melaksanakan
pelatihan
menggunakan audio visual berdasarkan rencana
perbaikan hasil refleksi siklus pertama pada Hari
Selasa tanggal 3 Mei 2015 bertempat di SDN 2
Botomulyo, melalui beberapa kegiatan, antara lain
:
1. Peneliti menunjuk instruktur dari unsur
dinas pendidikan yang kompeten dalam hal
pengetikan
dasar,
aplikasi
powerpoint,
internet, pembuatan media audio visual, dan
pengoperasian media audio visual bertindak
sebagai nara sumber.
2. Instruktur/Guru
komputer
melakukan
penjelasan mengenai cara pengetikan dasar,
aplikasi powerpoint, internet, pembuatan
media
audio
visual,
dan
pengoperasian
media audio visual.
a. Materi
diawali
dengan
membuka
komputer/laptop, membuka microsof
office,
microsof
office
powerpoint,
membuat slide, menulis kalimat teks,
menambahkan gambar atau animasi.
gambar atau animasi dapat dicari
melalui dokumen yang sudah ada atau
browsing
Menghubungkan
lewat
internet.
dengan file atau
77
dokumen lain menggunakan fasilitas
hyperlink
pada
microsof
office
powerpoint dengan menunjuk pada
tab menu insert kemudian memilih
gambar icon hyperlink (bola dunia dan
rantai). Selanjutnya memilih dokumen
yang
sesuai
dengan
materi.
Penyampaian materi yang kedua ini
lebih
menekankan
pada
memberi
contoh dan praktek
b. Membuka
internet
diawali
dengan
mengaktifkan/menyambungkan
wifi
yang ada, lalu buka google chrome,
lalu ketik kata kunci yang ingin dicari
pada
samping
icon
find
(kaca
pembesar)
Semua
guru
mengoperasikan
mempraktikan
komputer,
dan
cara
melakukan
kegiatan pengetikan dasar, aplikasi powerpoint,
internet, pembuatan media audio visual, dan
pengoperasian media audio visual.
4.2.2.3. Hasil dan Refleksi Tindakan (Siklus) 2.
Peneliti mengamati, memberikan penilaian
tentang keaktifan dan ketrampilan guru dalam
pengetikan dasar, aplikasi powerpoint, internet,
pembuatan media audio visual, dan pengoperasian
78
media audio visual. Pengamatan atau obsevasi
dilakukan
oleh
peneliti
dengan
menggunakan
lembar observasi. Selama pengamatan peneliti
dibantu
atau
berkolaborasi
dengan
guru
komputer. Pengamatan meliputi tersebut meliputi:
a. Keaktifan
para
guru
dalam
mengikuti
pelatihan menggunakan media audio visual.
b. Kompetensi para guru dalam pengetikan
dasar menggunakan microsof office words.
c. Kemampuan guru dalam mengoperasikan
aplikasi powerpoint.
d. Kemampuan guru dalam mengoperasikan
jaringan internet.
e. Kemampuan guru pembuatan media audio
visual.
f. Kemampuan guru dalam dan pengoperasian
media audio visual.
Dari hasil pengamatan serta rekap dari
tingkat keaktifan dan kemampuan guru dalam
pengetikan dasar, aplikasi powerpoint, internet,
pembuatan media audio visual, dan pengoperasian
media audio visual.
Hasil pengamatan tindakan/siklus 2 dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Berdasarkan
hasil
pengamatan
evaluasi
pelaksanaan pelatihan. Kegiatan Pelatihan
79
ini mendapat nilai 85 indikator Baik (B),
terjadi
peningkata
dari
pelatihan
sebelumnya yang nilainya 80.
b. Berdasarkan pengamatan dan wawancara
yang
dilakukan
peneliti
dan
observer
sebelum dan setelah dilakukan pelatihan
siklus II ada perbedaan menuju peningkatan
yaitu tentang tingkat kemampuanan guru
dalam pengetikan dasar semula nilai rataratanya 75 menjadi 83. Aplikasi powerpoint
semula nilai rata-ratanya 60 menjadi 78.
Internet
semula
nilai
rata-ratanya
65
menjadi 80. pembuatan media audio visual
semula nilai rata-ratanya 60 menjadi 76.
dan
pengoperasian
media
audio
visual
semula nilai rata-ratanya 75 menjadi 82.
Rata-rata pelatihan tindakan (siklus) II nilai
rata-ratanya 67 menjadi 80.
Tabel 4.3. Nilai kemampuan guru dalam menggunakan
media audio visual Siklus II
No
80
Uraian Kemampuan
Siklus 2
1
Pengetikan dasar
83
2
Aplikasi powerpoint
78
3
Internet
80
4
Pembuatan media audio visual
76
5
Pengoperasian media audio visual
82
Rata-rata
80
Dari hasil rekapitulasi tingkat kompetensi
guru dalam pengetikan dasar, aplikasi powerpoint,
internet, pembuatan media audio visual, dan
pengoperasian
mengikuti
media
pelatihan
audio
visual
diperoleh
selama
data
terjadi
peningkatan kemampuan guru terbukti tidak ada
guru
yang
memiliki
kompetensi
rendah
lagi.
Menurut komentar guru kelas II
.......nah, kalau sekarang saya sudah sangat jelas
apalagi dengan alur yang sudah dipaparkan
secara rinci pada pelatihan yang kedua ini. Insya
Allah akan saya kembangkan untuk membuat
KBM di Kelas supaya pembelajaran menjadi lebih
menarik dan menyenangkan. Saran saja kepada
sekolah untuk menyediakan media audio visual
dalam jumlah yang cukup, kelasnya ada 6
medianya baru ada 2, itupun yang satu rusak
karena jarang digunakan....4
Hal ini juga senada dengan pengakuan yang
dituturkan oleh guru kelas V
.......pelatihan sudah selesai, pengalaman sudah
didapat PR nya hanya satu yaitu membuat KBM
yang
beda
dengan
pembelajaran
model
sebelumnya yang terbilang jadul. Mudahmudahan pihak terkait mau membantu sekolah
untuk melengkapi kekurangan sarana prasana
media audio visual, supaya pemakaiannya tidak
saling berebut...5
4.2.2.4. Masalah dan Tindak Lanjut.
Setelah siklus kedua selesai maka diadakan
refleksi mengenai kelemahan atau kekurangan
dalam pelaksanaan tindakan pada siklus kedua
adalah sebagai berikut:
81
1. Peneliti menganalisis hasil pengamatan dan
membuat kesimpulan sementara.
2. Peneliti
membuat
perbaikan
tindakan
pelatihan untuk pencapaian indikator pada
lembar penilaian.
Setelah kedua siklus dilakukan maka dapat
digambarkan perbandingan pelaksanaan siklus 1
dan siklus 2 pada tabel berikut:
Tabel 4.4. Perbandingan siklus I dan Siklus II nilai
kemampuan guru dalam menggunakan media audio visual
No
Uraian Kemampuan
Nilai
Siklus 1 Siklus 2
1
2
Pengetikan dasar
75
83
Aplikasi powerpoint
60
78
3
Internet
65
80
4
Pembuatan media audio visual
Pengoperasian media audio
visual
Rata-rata
60
76
75
82
67
80
5
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian.
4.3.1. Peningkatan Kompetensi Penggunaan Media
Audio Visual.
Kegiatan
pelatihan
ternyata
dapat
meningkatkan kompetensi guru dalam pengetikan
dasar, aplikasi powerpoint, internet, pembuatan
82
media audio visual, dan pengoperasian media
audio visual. Selain itu kegiatan pelatihan juga
dapat
meningkatkan
kompetensi
guru
dalam
merencanakan, mengoperasikan dan mengevaluasi
penggunaan
Botomulyo.
media
Hal
audio
ini
visual
sesuai
di
dengan
SDN
2
pendapat
Stringer 1996 dalam Mulyasa (2012:9) menyatakan
bahwa PTS dapat diartikan sebagai sebuah usaha
untuk
memperbaiki
kondisi
dan
memecahkan
berbagai persoalan pendidikan yang
dihadapi
sekolah. Jadi masalah atau kendala yang ada
dalam
sekolah
secepat
harus
mungkin
dipecahkan
supaya
proses
dan
diatasi
penyampaian
materi dari guru kepada siswa dapat berjalan
lancar tanpa hambatan dan rintangan.
Dengan demikian penelitian ini memperkuat
keberhasilan
dari
penelitian
sebelumnya
yaitu
penelitian Yuastutik (2014). Guru tidak boleh takut
dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
atau tidak boleh “gaptek” (gagap teknologi) karena
TIK
dapat
menghubungkan/menjembatani
kita
dengan dunia. Seandainya kita takut dengan TIK
maka kita akan jauh dari kemudahan yang ada di
dunia ini.
Guru yang semula alergi dengan komputer
dan media audio visual sekarang ketagihan untuk
menggunakan media audio visual pada kegiatan
83
belajar mengajar, bahkan sekarang mereka tidak
malu-malu untuk membawa laptop ke sekolah
bahkan ke dalam kelas. Diskusi mereka sekarang
bukan ngobrol yang tidak tentu arah tujuan,
melainkan diskusi tentang aplikasi powerpoint,
internet, pembuatan media audio visual, dan
pengoperasian
media
audio
visual
Ternyata
kegiatan pelatihan membawa dampak yang sangat
signifikan dalam merubah perilaku, motivasi dan
tindakan guru dalam mengelola kegiatan belajar
mengajar.
Guru
sudah
berebut
untuk
menggunakan media audio visual yang dimiliki
sekolah karena jumlahnya terbatas. Oleh karena
itu
tidak
sia-sia
seandainya
sekolah
menganggarkan dana untuk membiayai kegiatan
pelatihan pada masa yang akan datang guna
mendongkrak mutu dan prestasi sekolah. Hal
tersebut juga diungkapkan oleh Anwar Prabu
Mangkunegara
(2009:52).
Setelah
selesai
pelatihan, kemampuan yang sudah dilatihkan dan
dikuasai hendaknya diterapkan dan diamalkan
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan kerja.
Tidak hanya guru, siswapun merasa senang
apabila
gurunya
menggunakan
pembelajarannya
84
memiliki
media
semakin
ketrampilan
audio
jelas,
visual,
menarik
dan
mudah dipahami. Hal ini menurut pengakuan
guru olah raga
.......mengajar menggunakan media audio visual
memang menyenangkan, menarik dan anak-anak
lebih cepat dalam menerima materi yang bersifat
teori maupun praktek........6
Guru PAI juga tidak mau tinggal diam, beliau
berkomentar
.......praktek sholat yang diajarkan dengan media
audio visual sangat efektif, satu kali pertemuan
saja siswa sudah mudeng. Apalagi bila berupa film
anak-anak langsung diam dan mendengarkan
agar dapat menyaksikan film/video pembelajaran
tersebut dengan baik, terutama di kelas
rendah........7
Memang tidak salah apa yang dituturkan
oleh kedua guru mata pelajaran tersebut, guru
yang mengajar menggunakan media audio visual
memang disukai murid. Bahkan murid-murid yang
belum pernah diajar dengan menggunakan media
audio visual, mereka tidak segan-segan untuk
meminta guru untuk menggunakan media audio
visual di kelasnya. Kondisi tersebut membuat guru
termotivasi untuk belajar menggunakan media
audio visual sedikit demi sedikit.
4.3.2. Pelatihan Sebagai Upaya Peningkatan
Kompetensi Penggunaan Media Audio Visual.
Pelatihan
adalah proses meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan. Pelatihan mungkin
85
juga
meliputi
pengubahan
sikap
sehingga
seseorang dapat melakukan pekerjaannya lebih
efektif. Pelatihan bisa dilakukan pada semua
tingkat
organisasi
Kaswan
(2013:2).
Pelatihan
tidak hanya dilaksanakan di dunia pendidikan
melainkan
semua
instansi
dapat
melakukan
pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru
atau pekerja sehingga
guru atau pekerja dapat
melaksanakan pekerjaannya secara maksimal dan
bermutu dalam waktu yang singkat. Menurut
Oemar Hamalik (2005:10) pelatihan adalah suatu
proses yang meliputi serangkaian tindak (upaya)
yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk
pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang
dilakukan oleh tanaga profesional kepelatihan
dalam
satuan
waktu
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam
bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan
efektivitas
dan
organisasi.
Pelatihan
atasan
agar
produktivitas
dalam
dilakukan
bawahannya
sengaja
dapat
suatu
oleh
melakukan
pekerjaannya secara baik dan benar.
Pelatihan menggunakan media audio visual
dapat meningkatkan kemampuan guru dalam
pengetikan dasar, aplikasi powerpoint, internet,
pembuatan media audio visual, dan pengoperasian
media audio visual. Selain itu juga pelatihan dapat
86
meningkatkan kemampuan, ketrampilan guru juga
untuk mengubah perilaku guru supaya termotivasi
untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar
mengajar
dengan
menggunakan
media
audio
visual.
Sesuai dengan pendapat para ahli bahwa
pelatihan dapat dilakukan di instansi manapun
termasuk di instansi pendidikan supaya mutu dan
prestasinya meningkat. Pelatihan dapat dilakukan
oleh siapapun kepala sekolah, pengawas, kepala
dinas bahkan juga oleh pihak lain termasuk
peneliti. Bentuk pelatihanpun bermacam-macam
seperti workshop, seminar, lokakarya dan masih
banyak
lagi
istilah
lain
yang
sama
dengan
pelatihan
Pelatihan yang dilaksnakan dengan baik
selain
dapat
menambah
pengetahuan,
meningkatkan ketrampilan juga dapat mengubah
sikap para pegawai. Guru SDN 2 Botomulyo
setelah pelatihan ini tahu tentang media audio
visual, microsof office words, power point, internet,
pembuatan
menggunakan
media
power
audio
point.
visual
Guru
dengan
SDN
2
Botomulyo juga terampil mengoperasikan microsof
office words, power point, internet, membuat media
audio visual dan mengoperasikannya didalam
kegiatan belajar mengajar. Selain kedua tujuan itu
87
masih ada satu tujuan yang tidak kalah penting
yaitu pengubahan sikap guru SDN 2 Botomulyo
yang semula enggan menyebut, menyentuh apalagi
menggunakan sama sekali tidak mau. Sekarang
mereka sudah termotivasi untuk berlomba-lomba
meningkatkan
mutu
pembelajaran
menggunakan media audio visual.
88
dengan