this PDF file IMPLEMENTASI DIVERSI PADA KASUS TINDAK PIDANA ANAK DALAM TAHAP PENYIDIKAN (STUDI KASUS POLRES PALU) | Malingga | Legal Opinion 1 PB
IMPLEMENTASI DIVERSI PADA KASUS TINDAK PIDANA ANAK
DALAM TAHAP PENYIDIKAN (STUDI KASUS POLRES PALU)
Marsita Buana Malingga
Benny Diktus Yusman
Vivi Nur Qalbi
ABSTRAK
Penulisan skripsi ini membahas implementasi diversi pada kasus tindak pidana
anak dalam tahap penyidikan di Polres Palu. Kemudian membahas mengenai
hambatan-hambatan dalam proses diversi pada tahap penyidikan di Polres Palu.
Rumusan masalah dalam skripsi ini yaitu bagaimana implementasi diversi pada
tahap penyidikan di Polres Palu dan faktor apa yang menghambat proses diversi
di Polres Palu. Dengan metode penelitian yuridis empiris. Hasil penelitian adalah
bahwa penyidik Polres Palu dalam mengimplementasikan proses diversi pada
perkara anak sudah sesuai dengan apa yang diamanatkan undang-undang Sistem
Peradilan pidana Anak dimana diversi yang dilaksanakan merupakan tindak
pidana yang ancaman hukumannya diba wah 7 tahun, adapun banyaknya tindak
pidana yang dilakukan oleh anak namun tidak diselesaikan melalui jalur diversi
merupakan tindak pidana yang ancaman hukumannya diatas 7 tahun, penyidik
Polres Palu dalam menangani kasus tindak pidana anak yang berkonflik dengan
hukum penyelesaiannya telah dilaksanakan melalui jalur diversi dengan
pendekatan restoratif justice system. Hambatan yang dihadapi adalah
ketidakpahaman pihak korban mengenai penyelesaian perkara tindak pidana
anak melalui diversi.
Kata Kunci : Diversi, Penyidikan, Tindak Pidana Anak
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan generasi muda
secara
demi
terus-menerus
diperlukan
kelangsungan
hidup,
pertumbuhan, perkembangan fisik,
masa depan yang berperan penting
mental
dan
sosilanya,
serta
sebagai penerus cita-cita bangsa
perlindungan
dari
segala
demi kelangsungan eksistensi bangsa
kemungkinan
yang
dapat
dan negara. Sebagai aset bangsa,
membahayakan atau merusak masa
peran strategis ini menjadikan anak
depan anak.
perlu mendapatkan perhatian khusus.
Perlindungan terhadap anak,
Perlakuan dan pembinaan yang tepat
merupakan hak asasi yang harus
15
diperoleh anak. Sehubungan dengan
nondiskriminasi;
kepentungan
hal ini, Pasal 27 ayat (1) UUD 1945,
terbaik
penghargaan
menentukan bahwa setiap warga
terhadap
negara
kelangsungan hidup dan tumbuh
bersamaan
kedudukannya
bagi
anak;
pendapat
didalam hukum dan pemerintahan
kembang
dan wajib menjunjung hukum dan
pembimbingan anak; proporsional;
pemerintahan itu dengan tidak ada
perampasan
kecualinya. Pernyataan dari pasal
pemidanaan sebagai upaya terakhir;
tersebut,
dan penghindaran pembalasan. 3
menunjukan
tidak
ada
anak;
anak;
pembinaan
dan
kemerdekaan
dan
didalam
Sistem Peradilan Anak berbeda
hukum dan pemerintahan bagi semua
dengan Sistem Peradilan bagi orang
warga negara, baik wanita, pria,
dewasa
dewasa
dalam
Peradilan
1
segala aktifitas pemeriksaan dan
perbedaan
kedudukan
dan
anak-anak
mendapat perlindungan hukum.
Dimulai dari dua asas deklarasi
hak-hak anak yang berbunyi :
perlindungan;
1
berdasarkan
berbagai
Pidana
Anak
segi.
meliputi
pemutusan perkara yang menyangkut
kepentingan anak. Menekankan atau
anak-anak mempunyai hak
untuk
memperoleh
perlindungan khusus, dan
harus memperoleh kesempatan
dan fasilitas yang dijamin oleh
hukum dan sarana
lain
sehingga
secara
jasmani,
mental akhlak, rohani dan
sosial,
mereka
dapat
berkembang dengan sehat dan
wajar dalam keadaan bebas
dan bermartabat.2
Sistem Peradilan Pidana Anak,
dilaksanakan
dalam
asas:
keadilan;
Maidin Gultom, Perlindungan Hukum
Terhadap Anak dan Perempuan , PT Refika
Aditama, Bandung, 2014, hlm. 13.
2
Wagiati Soetedjo dan Melani, Hukum
Pidana Anak, PT Refika Aditama, Bandung,
2013, hlm. 50.
memusatkan
anak”
harus
pada
“kepentingan
merupakan
pusat
perhatian dalam Peradilan Pidana
Anak. Dalam Peradilan Pidana Anak
terdapat beberapa unsur yang saling
terkait
yaitu:
Penyidik
Anak,
Penuntut Umum Anak, Hakim Anak,
dan Petugas Pemasyarakatan Anak.
Dalam
pembentukan
perundang-undangan
peraturan
mengatur
tentang Peradilan Pidana Anak, hakhak
anak
merupakan
dasar
pembentukan peraturan perundang3
Undang-undang No. 11 Tahun 2012 Sistem
Peradilan Pidana Anak pasal 2
16
undangan tersebut. Ini berarti bahwa
1). Status offence adalah perilaku
kenakalan anak yang apabila
dilakukan oleh orang dewasa
tidak
dianggap
sebagai
kejahatan,
seperti
tidak
menurut, mombolos sekolah
atau kabur dari rumah;
2). Junvile Deliquency adalah
perilaku kenakalan anak yang
apabila dilakukan oleh orang
dewasa dianggap kejahatan
atau pelanggaran hukum.
Peradilan Pidana Anak yang adil
memberikan perlindungan terhadap
anak,
baik
terdakwa,
sebagai
tersangka,
maupun
sebagai
terpidana/narapidana,
perlindungan
terhadap
sebab
anak
ini
merupakan tonggak utama dalam
Peradilan Pidana Anak dalam negara
Namun
hukum. 4
Anak pada perkembangannya
memiliki fase yang menjadikan anak
mengalami
perubahan-perubahan
besar. Perubahan besar yang dialami
anak membawa pengaruh pada sikap
dan tindakan ke arah lebih agresif
sehingga pada periode ini banyak
anak-anak dalam bertindak dapat
digolongkan kedalam tindakan yang
menunjukan ke arah gejala kenakalan
terlalu
ekstrim apabila tindak pidana yang
dilakukan oleh anak-anak disebut
dengan
kejahatan,
karena
pada
dasarnya anak-anak memiliki kondisi
jiwa yang labil, proses kemantapan
psikis
menghasikan sikap
kritis,
agresif dan menunjukan tingkah laku
yang
cenderung
bertindak
mengganggu ketertiban umum. Hal
ini belum dapat dikatakan sebagai
kejahatan, melainkan kenakalan yang
anak.5
Ada 2 (dua) kategori perilaku
anak
sebenarnya
yang
membuat
ia
harus
berhadapan dengan hukum, yaitu :6
ditimbulkan
akibat
dari
kondisi
psikologis yang tidak seimbang dan
si pelaku belum sadar dan mengerti
atas tindakan yang telah dilakukan
anak.7
4
Maidin Gultom, Perlindungan Hukum
Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan
Pidana Anak di Indonesia, PT Refika
Aditama, Bandung, 2014, hlm. 7.
5
Wagiati Soetedjo dan Melani Op. Cit hlm.
8.
6
N. Nasir Djamil, Anak Bukan Untuk
Dihukum, Catatan Pembahasan UU Sistem
Peradilan Pidana Anak (UU-SPPA), Sinar
Grafika, Jakarta, 2015, hlm. 33
Pembimbing Kemasyarakatan
Anak Balai Pemasyakaratan (Bapas)
Kelas
II
mengungkapkan,
7
Palu
kasus
Alfred
yang
Ibid
17
melibatkan anak hingga April 2016
penelitian terhadap keadaan dan
cukup signifikan. Dia tak menyebut
situasi untuk memperoleh sanksi atau
angka pasti, namun dalam tahun ini
tindakan yang tepat (appropriate
sebanyak 57 kasus tindak pidana
treatment) .9
Polisi sebagai gerbang utama
yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, dilakukan oleh anak. 8
Salah satu upaya pencegahan
dalam
penegakan
menetukan
hukum
yang
anak
yang
posisi
dan penanggulangan kasus tindak
berhadapan dengan hukum serta
pidana
memiliki
anak
adalah
dengan
tanggung-jawab
yang
pendekatan restorative justice, yang
cukup besar untuk mensinergikan
dilaksanakan dengan cara diversi
tugas
atau pengalihan penyelesaian perkara
sebagaimana yang telah diatur dalam
Anak dari proses peradilan pidana ke
pasal 13 Undang-Undang Nomor 2
proses di luar peradilan pidana.
Tahun
Restorative
Justice
merupakan
dan
2002
wewenang
tentang
Polri
Kepolisian
Negara Republik Indonesia yaitu
proses penyelesaian perkara yang
bahwa
melibatkan pelaku, korban dan dan
Indonesia memiliki tugas:
pihak-pihak lain yang terkait untuk
Kepolisian
Republik
a. Memelihara Keamanan dan
mencapai kesepakatan penyelesaian
Ketertiban Masyarakat
dan pemuliahan.
b. Menegakkan Hukum
Diversi berupaya memberikan
c. Memberikan
Perlindungan,
keadilan kepada kasus anak yang
Pengayoman dan Pelayanan
telah terlanjur melakukan tindak
Masyarakat.
pidana
penegak
sampai
hukum
kepada
aparat
sebagai
pihak
Oleh karena itu implementasi
aturan
dan
prosedur
dalam
penegak hukum. Kedua keadilan
penyelesaian kasus tindak pidana
tersebut dipaparkan melalui sebuah
anak yang dilakukan oleh Penyidik
Satreskrim
Polres
Palu
harus
8
Metro Sulawesi, Gawat, Ratusan Anak di
Palu terlibat Kriminal.
http://www.metrosulawesi.com/article/gawat
-ratusan-anak-di-palu-terlibat-kriminal.
Diakses pada tanggal 24 Juli 2017.
9
M. Lutfi Chakim. Konsep Diversi.
http://www.lutfichakim.com/2012/12/konsep
-diversi.html. Diakses Pada tanggal 24 Juli
2017.
18
menurut
aturan
yang
telah
dalam
diversi
atau
Polres Palu ?
ditetapkan.
Konsep
pengalihan
penyelesaian
anak
harus
perkara
2. Faktor
apa
penyidikan
yang
di
menjadi
dan
penghambat proses diversi pada
dilaksanakan secara tepat dan sesuai
tahap penyidikan di Polres Palu
mengingat
?
menghindari
dipahami
tahap
tujuan
diversi
untuk
efek
negatif
pada
proses-proses peradilan selanjutnya
II.
PEMBAHASAN
A. Implementasi
dalam administrasi peradilan anak,
Diversi
Pada
Tingkat Penyidikan Di Polres
misalnya labelisasi atau stigmatisasi
Palu
akibat pernyataan bersalah maupun
1. Mekanisme Penyidikan Tindak
vonis hakim.
Berdasarkan
latar
Pidana
belakang
permasalahan
dilakukan
Oleh
Anak
tersebut di atas, maka penulis ingin
mengkaji
Yang
Berdasarkan
tersebut
penjelasan
dalam sebuah karya ilmiah dengan
sebelumnnya
judul,
Penyelesaian
serangkaian tindakan penyidik dalam
Terhadap Kasus Tindak Pidana Anak
hal dan menurut cara yang diatur
melalui jalur diversi pada tingkat
dalam undang-undang untuk mencari
penyidikan
serta mengumpulkan bukti yang
Implementasi
(Studi
Kasus
Polres
penyidikan
adalah
dengan bukti itu membuat terang
Palu).
tentang tindak pidana yang terjadi
dan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan apa yang telah
guna
menemukan
tersangkanya.10 Penyidikan terhadap
anak yang berhadapan dengan hukun
diuraikan dalam latar belakang, maka
dilakukan
oleh
penyidik
yang
dapat dirumuskan masalah sebagai
ditetapkan berdasarkan Keputusan
berikut :
Kepala Nergara Republik Indonesia
1. Bagaimana implementasi diversi
atau pejabat lain yang ditunjuk oleh
pada kasus tindak pidana anak
10
Kitab undang-undang hukum acara pidana
pasal 1 butir 2
19
Kepala
Kepolisian
Republik
tertangkap tangan petugas Polisi atau
penyidik dapat langsung melakukan
Indonesia.
Untuk mengetahui telah terjadi
peenangkapan,
penggeledahan,
yang
penyitaan dan, melakukan tindakan
bersangkutan orang dewasa maupun
membawa pelaku ke kantor polisi.
anak-anak, polisi dapat memperoleh
Dalam hal suatu tindak pidana
informasi melalui adanya : laporan,
diketahui langsung oleh petugas
pengaduan, tertangkap tangan dan
kepolisian, maka petugas kepolisian
diketahui oleh petugas polisi.
akan
suatu
tindak
pidana
baik
Menurut Laode selaku anggota
membuat
penangkapan.
berita
Dan
acara
selanjutnya
unit Perlindungan Perempuan dan
setelah
Anak (PPA), dalam hal adanya
tentang adanya tindak pidana maka
laporan maupun pengaduan yang
petugas tersebut segera melakukan
diaujukan baik tertulis maupun tidak
penyidikan. 11
penyidik
atau
penyidik
informasi
Dalam melakukan penyidikan
tertulis (lisan), dicatat terlebih dahulu
oleh
memperoleh
anak,
diusahakan
pelaksanaannya
pembantu. Kemudian Penyidik akan
oleh polisi wanita, dan bila perlu
memberikan surat tanda penerimaan
didampingi polisi pria. Dan wajib
laporan
kepada
meminta pertimbangan atau saran
pelapor maupun pengadu. Kemudian
dari Pembimbing Kemasyarakatan
Polisi akan melakukan gelar perkara
setelah tindak pidana dilaporkan atau
atau penyelidikan untuk mengetahui
diadukan.
bahwa benar-benaar telah terjadi
penyidik
suatu peristiwa tindak pidana. Dalam
pertimbangan atau saran dari ahli
melakukan penyidikan, pelaku yang
pendidikan,
masih anak-anak maka penyelidikan
tokoh
dilakukan
Profesional
atau
pengaduan
menurut
ketentuan
Jika
dianggap
dapat
psikolog,
agama,
Pekerja
atau
perlu,
meminta
psikiater,
Sosial
Tenaga
perundangan yang berlaku yaitu
Kesejahteraan Sosial, dan tenaga ahli
Undang-Undang Nomor 3 tahun
lainnya.
1997 dan Kitab Undang-Undang
a. Penangkapan
Hukum Acara Pidana.
Dalam hal
11
Hasil wawancara 17 Juli 2017
20
Mengenai tindakan penangkapan
menyelenggarakan
tidak diatur secara rinci dalam
Undang-undang
Sistem
Peradilan
pemerintahan di bidang sosial.
b. Wawancara dan penyidikan
Wawancara khusus terhadap
Anak, sehingga berlaku ketentuanketentuan dalam
Kitab Undang-
urusan
anak
yang
berhadapan
dengan
undang Hukum Acara Pidana. Pasal
hukum dilakukan di ruangan khusus
30 Undang-Undang Sistem Peradilan
unit Perlindungan Perempuan dan
12
Pidana Anak mentukan bahwa:
Anak Polres Palu dan dilakukan oleh
1. Penangkapan terhadap Anak
anggota polwan agar anak lebih
dilakukan guna kepentingan
leluasa memberikan keterangan yang
penyidikan paling lama 24 (dua
berkaitan dengan tindak pidana. 13
Langkah-langkah
puluh empat) jam.
2. Anak yang ditangkap wajib
ditempatkan
dalam
ruangan
langkah yang dapat membantu Polisi
dalam
3. Dalam hal ruang pelayanan
khusus Anak belum ada di
1. Dalam wawancara, anak harus
bersangkutan,
didampingi oleh orang yang
terdekat dengan anak tersebut
dan yang paling ia percaya, (bisa
4. Penangkapam terhadap Anak
dilakukan
manusiawi
memperhatikan
secara
orangtua, saudara, pengasuhnya,
dengan
pekerja sosial, dsb.), sehingga
dapat
kebutuhan
5. Biaya bagi setiap Anak yang
dibebankan
kementrian
membantu
kelancaran
wawancara;
sesuai dengan umurnya.
ditempatkan
wawancara
sebagai berikut :14
Anak dititipkan di LPKS.
wajib
melaksanakan
secara efektif dan efisien adalah
pelayanan khusus anak.
wilayah yang
Langkah-
di
LPKS
pada
anggaran
2. Menggunakan bahasa yang jelas
dan mudah dimengerti oleh anak
yang
13
Hasil wawancara18 Juli 2017
Apong Herlina, Perlindungan Terhadap
Anak yang Berhadapan dengan Hukum,
Buku Saku untuk Polisi, uncef, Jakarta,2004,
hal. 29-30
14
12
Maidin Gultom, Perlindungan Hukum
Terhadap Anak dalam.. Op. Cit hlm. 121
21
yang
bersangkutan
dan
hari. 15
pendampingnya;
3. Wawancara
dilakukan
dalam
kesempatan pertama;
4. Menghindari
penekanan,
kebohongan,
perlakuan
intimidasi,
keras
terhadap
atau
dan
kasar
anak
wawancara
selama
berlangsung
agar
psikologis anak tidak terganggu;
5. Wawancara dilaksanakan dalam
ruangan
yang
terpisah
dari
nyaman
orang
dan
dewasa
lainnya, sehingga anak tidak
merasa ketakutan.
tindak
pidana
anak
penahanan yang dilakukan pihak
kepolisian Polres Palu di laksanakan
di ruangan khusus penahanan anak.
Waktu
penahanan
anak
yang
berhadapan dengan hukum pada
tahap penyidikan di Polres Palu
selama 7 hari, dalan jangka waktu 7
hari
pihak
kepolisian
akan
melengkasi berkas perkara untuk di
serahkan ke kejaksaan. Namun jika
dalam waktu 7 hari penyidik belum
merampungkan berkas perkara maka
kejaksaan
akan
d. Pengeledahan
Penggeledahan ada 2 (dua),
yaitu
penggeledahan rumah dan
penggeledahan badan.
Seorang
melakukan
penyelidik,
penggeledahan
dapat
atas
perintah penyidik berdasarkan Pasal
5 ayat (1) huruf b angka 1
KUHAP.
Atas
penggeledahan
tersebut, penyelidik membuat dan
menyampaikan
laporan
hasil
pelaksanaan tindakan penggeledahan
tersebut kepada penyidik. Selain
c. Penahanan
Untuk
tambahan waktu penahanan selama 8
memberikan
penyelidik,
penyidik
juga
mempunyai
kewenangan
untuk
melakukan penggeledahan.
e. Penyitaan
Penyitaan adalah serangkaian
tindakan penyidik untuk mengambil
alih dan atau menyimpan di bawah
penguasaannya benda bergerak atau
tidak bergerak, berwujud atau tidak
berwujud
pembuktian
untuk
dalam
kepentingan
penyidikan,
penuntutan dan peradilan. 16
f. Penyerahan berkas
15
Hasil wawancara 18 Juli 2017
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana Pasal 1
16
22
Penyerahan berkas dilakukan
hukum pada tahap penyidikan adalah
setelah berkas yang sudah lengkap (p
TR Kabareskrim Polri No. Pol:
21) dan diserahkan ke jaksa penuntut
TR/1124/XI/2006
umum untuk diteliti. Jika jaksa
betunjuk dan aturan tentang teknik
penuntut umum menganggap berkas
diversi
tersebut belum lengkap maka jaksa
terhadap
akan menggembalikan berita acara
dengan hukum. TR Kabareskrim
ke pihak penyidik untuk dilengkapi,
Polri yang berpedoman pada pasal 18
namum jika dianggap telah lengkap
Undang-undang No. 2 Tahun 2002
maka jaksa akan mengirim surat ke
tentang Kepolisian Negara Republik
pihak penyidik untuk selanjutnya
Indonesia yang membahas tentang
menentukan waktu untuk penyidik
masalah Diskresi Kepolisian, hal ini
menyerahkan
dan
memberi pedoman dan wewenang
tersangka kepada jaksa penuntut
bagi penyidik Polri untuk mengambil
umum. 17
tindakan lain yang bertujuan untuk
2. Peran Penyidik Dalam Pelaksaan
kepentingan terbaik bagi anak dalam
alat
bukti
Diversi
yang
yang dapat
anak
yang
memberi
dilaksanakan
berhadapan
menangani perkara tindak pidana
Berdasarkan pada Pasal 7 ayat
(1) UU SPPA, pelaksanaan diversi
anak
yang
berhadapan
dengan
hukum.
ini harus dilakukan pada setiap
Dasar hukum penerapan diversi
tingkatan dalam proses peradilan
adalah Undang-Undang No.2 tahun
pidana anak (mulai penyidikan oleh
2002 tentang Kepolisian Negara
kepolisian, penuntutan oleh penuntut
Republik Indonesia pasal 18 ayat 1
umum
huruf L yang di perluas pada pasal
dan
pemeriksaan
di
pengadilan oleh hakim).
16 ayat (2) yang berbunyi :
Salah satu pedoman yang dapat
Polisi
dapat
mengadakan
menjadi pegangan penyidik Polri
tindakan lain menurut hukum
dalam mengimplementasikan konsep
yang
diversi dalam menangani perkara
dengan batasan bahwa tindakan
anak
tersebut
17
yang
berhadapan
Hasil wawancara 18 Juli 2017
dengan
bertanggung
tidak
jawab
bertentangan
dengan hukum yang berlaku,
23
selaras
dengan
kewajiban
hukum/profesi
yang
mengharuskan
dilakukannya
tindakan
jabatan
partisipasi bersama antara pelaku,
korban,
dan
masyarakat
sebagai
“stakeholders” yang bekerja bersama
tersebut,
dan langsung berusaha menemukan
tindakan tersebut harus patut
penyelesaian yang dipandang adil
dan masuk akal dan termasuk
bagi
dalam
solutions).18
lingkup
jabatannya,
layak
berdasarkan
pihak
(win-win
Pada dasarnya penyidik wajib
didasarkan pada pertimbangan
yang
semua
mengupayakan diversi (pengalihan
keadaan yang memaksa dan
penyelesaian
menghormati
proses peradilan pidana ke proses di
Hak
Asasi
perkara
anak
dari
Manusia.
luar peradilan pidana) dalam waktu
Dengan kata lain Kepolisian
paling
lama
7
hari
setelah
diberikan wewenang untuk dapat
penyidikan. Proses diversi tersebut
mengembangkan
dilaksanakan paling lama 30 hari
prinsip
diversi
dalam bentuk Restorative Justice
setelah dimulainya diversi.
Proses
untuk menangani perkara dilakukan
diversi
dilakukan
anak dibawah umur yang disebut
melalui musyawarah untuk mencapai
anak
mufakat,
yang
berhadapan
dengan
hasil
kesepakatan
hukum. Diversi dianggap alternatif
selanjutnya dituangkan dalam bentuk
lain
kesepakatan
yang
lebih
baik
dalam
diversi.
Aparat
penyelesaian perkara pelaku anak di
Kepolisian dalam pelaksanaan tugas
bawah umur, dengan keterlibatan
dan wewenangnya harus mampu
semua pihak untuk berperan aktif
menyelesaikan
mencari
tindak pidana anak melalui diversi
solusi
terbaik
bagi
perkara-perkara
kepentingan anak sebagai korban dan
dengan pendekatan restoratif.
pelaku.
3. Penerapan Diversi Pada Tingkat
Penyidikan di Polres Palu
Bagir Manan dalam tulisannya,
menguraikan
tentang
substansi
“Restorative Justice” berisi prinsipprinsip, antara lain. Membangun
18
Hj. Diah Sulastri, Varia Peradilan,
Majalah Hukum Tahun xxvi No. 306 1,
Ikatan Hakim Indonesia, Jakarta, 2011, hal.
82-83
24
Konsep prosedur pelaksanaan
orangtua/walinya, korban dan/atau
diversi pada tahap penyidikan dalam
orangtua/walinya dan pembimbing
penyelesaian tindak pidana yang
kemasyarakatan serta masyarakat.
dilakukan oleh anak terdapat tiga
Jenis tindak pidananya adalah tindak
bentuk, yaitu: Pertama, Musyawarah
pidana yang diancam dengan pidana
Polisi. Para pihak hanya terdiri dari
penjara di bawah 7 (tujuh) tahun dan
polisi dan pelaku.
Jenis tindak
bukan pengulangan tindak pidana
pidananya pelanggaran dan tindak
serta bukan masuk kategori tindak
pidana ringan. Sanksinya berupa
pidana berupa pelanggaran, tindak
peringatan informal, yaitu peringatan
pidana ringan, tindak pidana tanpa
lisan
tertulis.
korban dan tindak pidana yang nilai
Peringatan informal tersebut tidak
kerugian korban tidak lebih dari nilai
dicatat dalam suatu kesepakatan dan
upah minimum propinsi setempat.
tidak perlu dimintakan penetapan ke
Sanksinya berupa peringatan formal
pengadilan
Kedua,
yang harus mendapatkan persetujuan
Musyawarah Keluaga. Para pihak
dari korban dan/atau keluarganya
yang terlibat adalah polisi, pelaku
jika korban masih di bawah umur.
dan/atau
Hasil musyawarah itu kemudian
dan
peringatan
negeri.
orangtua/walinya,
dan
pembimbing kemasyarakatan. Jenis
dituangkan
tindak
kesepakatan
pidananya
adalah
tindak
dalam
sebuah
diversi
yang
pidana ringan, tindak pidana tanpa
ditandangtangani oleh para pihak.
korban dan tindak pidana yang nilai
Kemudian hasil kesepakatan diversi
kerugian korban tidak lebih dari nilai
itu disampaikan oleh atasan langsung
upah minimum propinsi setempat.
polisi kepada Pengadilan Negeri
Sanksinya berupa peringatan formal
untuk
yang dicatat dalam buku catatan
Setelah menerima penetapan dari
kepolisian
pengadilan, Penyidik menerbitkan
tapi
tidak
perlu
disampaikan ke Pengadilan Negeri.
Ketiga,
Musyawarah
Masyarakat.
Para pihak yang terlibat adalah
polisi,
pelaku
dan/atau
surat
memperoleh
penetapan
penetapan.
penghentian
penyidikan.
Penyidik anak Polres Palu
dalam menangani kasus anak yang
25
berhadapan
dengan
pelaksanaannya
sudah
hukum
Palu terdapat banyak kasus tindak
sesuai
pidana yang dilakukan oleh anak di
berdasarkan Undang-Undang Sistem
wilayah
Kota
Palu.
Peradilan
dominan
yang
dilakukan
Pidana
dimana
dalam
Kejahatan
adalah
penyelesaian dengan cara diversi
pencurian dan kekerasan (curas) dan
telah
melalui
pencurian dan pemberatan (curat).
musyawarah yang melibatkan pihak
Namun berdasarkan data yang ada
korban, pelaku, saksi, pembimbing
semua pelaku anak penyelesaiannya
kemasyarakatan, dan pekerja sosial
tidak
prefesional.
tindak
dilaksanakan
Berdasarkan
wawancara
diupayakan diversi
pidana
ancaman
yang
hukumannya
karena
dilakukan
diatas
7
dengan anggota unit Perlindungan
(tujuh) tahun. Diversi hanya dapat
Perempuan dan Anak, Bripka Laode
dilaksanakan jika tindak pidana yang
menjelaskan bahwa kasus tindak
dilakukan
pidana anak tidak hanya ditangani
hukumannya dibawah 7 (tujuh) tahun
unit PPA namun juga satresrimum
dan bukan memrupakan pengulangan
Polres Palu, unit PPA kebanyakan
tindak pidana.
menangani
perkara
anak
dan
oleh
Berdasarkan
anak
data
ancaman
yang
di
perempuan yang menjadi korban
peroleh dari satnarkoba Polres Palu,
hanya ada beberapa kasus yang
selama
pelakunya anak dan korbannya juga
terdapat 15 jumlah kasus yang
anak. Untuk tindak pidana yang
ditangani,
diatur di luar KUHP di laksanakan
seluruhnya
oleh unit yang berbeda misalnya
narkotika.
tindak
pidana
psikotropika
nakotika
3
(tiga)
dan
tahun
kasus
terakhir
tersebut
merupakan
kasus
dan
Menurut Kanit Satnarkoba Iptu
penanganannya
Aji Suhada, untuk kasus narkotba
dilaksanakan oleh unit satnarkoba
baik
Polres Palu. 19
maupun anak-anak penyelesainnya
Berdasarkan
data
yang
diperoleh dari Satreskrimum Polres
19
Hasil Wawancara 18 Juli 2017
pelakunya
orang
dewasa
dilaksanakan lewat jalur peradilan
umum
mengingat
bahaya
dan
pengaruhnya dapat merusak generasi
26
bangsa, sehingga penanganannya di
oleh anak namun tidak diselesaikan
prioritaskan.
melalui jalur diversi adalah kasus
Penanganan perkara di unit
PPA
Polres
Palu
dominan
yang tindak pidananya diatas 7 tahun
yang tidak termasuk dalam syarat
diselesaikan lewat jalur peradilan
pelaksanaan diversi.
pidana
B. Faktor
mengingat
pelakunya
orang
kebanyakan
dewasa.
Dari
Penghambat
Proses
Pada
Tahap
Diversi
jumlah kasus yang ada sepanjang 3
Penyidikan Di Polres Palu
Adapun
(tiga) tahun terakhir terdapat 42
hambatan-hambatan
kasus yang melibatkan anak, 3 kasus
yang dihadapi oleh penyidik Polres
dihentikan penyelidikannya, 25 kasus
Palu
dilimpahkan ke kejaksaan, dan hanya
berdasarkan hasil wawancara dengan
ada 1 kasus di selesaikan lewat jalur
Bripka Laode adalah :
dalam
pelaksanaan
“Pelaksanaan
diversi, yaitu kasus pencabulan yang
harus
pelakunnya anak dibawah umur dan
dijalankan
penyelesaiannya telah dilaksanakan
yang telah mengatur hal itu, namun
dengan cara musyawarah pihak-
pada
pihak terkait dalam hal ini pihak
keluarga atau pihak korban sulit
kepolisian,
dan/atau
untuk dimintai persetujuan untuk
orangtua/walinya, korban dan/atau
menyelesaikan perkara pelaku anak
orangtua/walinya,
dengan
pelaku
pembimbing
sesuai
diversi
diversi
undang-undang
pelaksanaannya
metode
terkadang
diversi
melalui
kemasyarakatan, dan pekerja sosial
pendekatan
profesional.
Sedangkan penyelesain dengan cara
Hal ini menunjukkan bahwa
penyidik
Polres
Palu
dalam
restorative
justice.
diversi dibutuhkan persetujuan dari
pihak
korban
untuk
diupayakan
penyelesaian kasus tindak pidana
diversi, hal ini yang menjadikan
anak yang wajib diupayakan diversi
pelaksananaannya
telah
efektif.”
dijalankan
sesuai
aturan
Undang-Undang Sistem peradilan
Rendahya
masih
kurang
kesadaran
pidana, adapun banyaknya tindak
masyarakat terhadap hukum yang
pidana di Kota Palu yang dilakukan
mengatur tindak pidana anak dalam
27
menjadi
b. Hambatan yang dialami anggota
penghambat bagi penyidik kepolisian
unit PPA Polres palu dalam
untuk dapat menyelesaikan masalah
penanganan pelaku anak yang
yang menyangkut anak.
diselesaikan
III.
dengan pendekatan restorative
pelaksanaan
diversi
ini
PENUTUP
A. Kesimpulan
justice
Berdasarkan penelitian yang
melalui
diversi
adalah keluarga atau
pihak korban yang masih belum
telah penulis lakukan dalam hal
memahami
Implementasi diversi pada tahap
penyelesaian dan aturan yang
penyidikan di Polres Palu, yaitu :
menjelaskan
a. Implementasi
penyelesaian
diversi
pada
tata
tentang
tingkat penyidikan di Polres Palu
berhadapan
sudah dijalankan sesuai dengan
Ketidaktahuan
Undang-Undang
pihak
Sistem
cara
anak
yang
dengan
hukum.
keluarga
korban
ini
atau
sedikit
Peradilan pidana Anak dimana
menyulitkan
diversi
dilaksanakan
Perlindungan Perempuan dan
merupakan tindak pidana yang
Anak mengingat amanat yang
ancaman hukumannya dibawah
tercantum dalam undang-undang
7
banyaknya
Sistem Peradilan Pidana Anak
tindak pidana yang dilakukan
yang menyatakan bahwa diversi
oleh
harus
yang
tahun,
adapun
anak
namun
tidak
anggota
laksanakan
dengan
diselesaikan melalui jalur diversi
persetujuan
merupakan tindak pidana yang
menginggat
ancaman hukumannya diatas 7
psikologisnya yang belum bisa
tahun,
menerima
penyidik
Polres
Palu
pihak
unit
umur
korban,
anak
dan
perlakuan-perlakuan
dalam menangani kasus tindak
yang tidak sesuai yang dapat
pidana anak yang berkonflik
mengganggu
dengan
penyelesaian
anak tersebut misalnya proses
telah dilaksanakan melalui jalur
peradilan yang membutuhkan
diversi
waktu lama ditambah lagi stikma
hukum
dengan
pendekatan
perkembangan
restoratif justice system.
28
dan
labelisasi
masyarakat
dilakukan.
terhadapnya.
4. Undang-Undang
c. Saran
Adapun saran yang dapat
penulis
pelaksanaan diversi juga harus
berikan
dalah
hal
Peradilan
Sistem
Pidana
kedepannya
harus
anak
diterapkan
pelaksanaan diversi oleh penyidik
oleh semua pihak tidak hanya
terutama penyidik Polres Palu adalah
penyidik kepolisian, lembaga-
sebaai berikut :
lembaga
terutama pihak yang menjadi
anak
yang
korban kasus yang melibatkan
dengan
hukum
anak juga harus memahami dan
penyelesaian
melalui
masyarakat
mengenai
1. Sosialisasi
berhadapan
sosial,
diversi
harus
lebih
mengambil
bagian
sering dilakukan baik dari pihak
pelaksanaan
kepolisian
bertujuan
maupun
lembaga-
lembaga yang terkain dalam
diversi
untuk
perlindungan
dalam
yang
memberikan
terhadap
anak.
pelaksanaan diversi.
2. Pemerintah
harus
memaksimalkan fungsi lembagalembaga
sosial
yang
berhubungan dalam pelaksanaan
diversi
terhadap
anak
yang
berkonflik dengan hukum.
3. Aparat
kepolisisan
sebagai
perantara dalam proses diversi
harus
lebih
memahami
dan
melaksanakan
tugas
dan
wewenangnya
dengan
lebih
bertanggung
efektif.
jawab
secara
Pelatihan-pelatihan
khusus bagi penyidik dalam
29
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
Gultom, Maidin. 2014. Perlindungan Hukum Terhadap Anak. Dalam Sistem
Peradilan Anak di Indonesia. Bandung: PT. Refika Aditama.
Gultom, Maidin. 2014. Perlindungan Hukum terhadap Anak dan Perempuan.
Bandung: PT Refika Aditama.
Herlina, Apong, dkk. 2004. Perlindungan terhadap Anak yang Berhadapan dengan
Hukum, Buku Saku untuk Polisi, Unicef. Jakarta.
Hj. Diah Sulastri. 2011. Varia Peradilan, Majalah Hukum Tahun xxvi No. 306 1,
Ikatan Hakim Indonesia, Jakarta.
Nasir M. Jamil. 2013. Anak Bukan Untuk Dihukum, Catatan Pembahasan UU
Sistem Peradilan Pidana Anak (UU-SPPA). Jakarta: Sinar Grafika.
Soetedjo, Wagiati dan Melani. 2013. Hukum Pidana Anak. Bandung: PT Refika
Aditama.
Sumber Lain
Metro
Sulawesi, Gawat, Ratusan Anak di Palu terlibat Kriminal.
http://www.metrosulawesi.com/article/gawat-ratusan-anak-di-paluterlibat-kriminal. Diakses pada tanggal 24 Juli 2017.
M. Lutfi Chakim, Konsep Diversi, http://www.lutfichakim.com/2012/12/konsepdiversi.html, diakses pada tanggal 24 Juli 2017.
Peraturan-Peraturan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak. Lembaran Negara Nomor 153 Tahun 2012.
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5332.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana. Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3209.
30
DALAM TAHAP PENYIDIKAN (STUDI KASUS POLRES PALU)
Marsita Buana Malingga
Benny Diktus Yusman
Vivi Nur Qalbi
ABSTRAK
Penulisan skripsi ini membahas implementasi diversi pada kasus tindak pidana
anak dalam tahap penyidikan di Polres Palu. Kemudian membahas mengenai
hambatan-hambatan dalam proses diversi pada tahap penyidikan di Polres Palu.
Rumusan masalah dalam skripsi ini yaitu bagaimana implementasi diversi pada
tahap penyidikan di Polres Palu dan faktor apa yang menghambat proses diversi
di Polres Palu. Dengan metode penelitian yuridis empiris. Hasil penelitian adalah
bahwa penyidik Polres Palu dalam mengimplementasikan proses diversi pada
perkara anak sudah sesuai dengan apa yang diamanatkan undang-undang Sistem
Peradilan pidana Anak dimana diversi yang dilaksanakan merupakan tindak
pidana yang ancaman hukumannya diba wah 7 tahun, adapun banyaknya tindak
pidana yang dilakukan oleh anak namun tidak diselesaikan melalui jalur diversi
merupakan tindak pidana yang ancaman hukumannya diatas 7 tahun, penyidik
Polres Palu dalam menangani kasus tindak pidana anak yang berkonflik dengan
hukum penyelesaiannya telah dilaksanakan melalui jalur diversi dengan
pendekatan restoratif justice system. Hambatan yang dihadapi adalah
ketidakpahaman pihak korban mengenai penyelesaian perkara tindak pidana
anak melalui diversi.
Kata Kunci : Diversi, Penyidikan, Tindak Pidana Anak
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan generasi muda
secara
demi
terus-menerus
diperlukan
kelangsungan
hidup,
pertumbuhan, perkembangan fisik,
masa depan yang berperan penting
mental
dan
sosilanya,
serta
sebagai penerus cita-cita bangsa
perlindungan
dari
segala
demi kelangsungan eksistensi bangsa
kemungkinan
yang
dapat
dan negara. Sebagai aset bangsa,
membahayakan atau merusak masa
peran strategis ini menjadikan anak
depan anak.
perlu mendapatkan perhatian khusus.
Perlindungan terhadap anak,
Perlakuan dan pembinaan yang tepat
merupakan hak asasi yang harus
15
diperoleh anak. Sehubungan dengan
nondiskriminasi;
kepentungan
hal ini, Pasal 27 ayat (1) UUD 1945,
terbaik
penghargaan
menentukan bahwa setiap warga
terhadap
negara
kelangsungan hidup dan tumbuh
bersamaan
kedudukannya
bagi
anak;
pendapat
didalam hukum dan pemerintahan
kembang
dan wajib menjunjung hukum dan
pembimbingan anak; proporsional;
pemerintahan itu dengan tidak ada
perampasan
kecualinya. Pernyataan dari pasal
pemidanaan sebagai upaya terakhir;
tersebut,
dan penghindaran pembalasan. 3
menunjukan
tidak
ada
anak;
anak;
pembinaan
dan
kemerdekaan
dan
didalam
Sistem Peradilan Anak berbeda
hukum dan pemerintahan bagi semua
dengan Sistem Peradilan bagi orang
warga negara, baik wanita, pria,
dewasa
dewasa
dalam
Peradilan
1
segala aktifitas pemeriksaan dan
perbedaan
kedudukan
dan
anak-anak
mendapat perlindungan hukum.
Dimulai dari dua asas deklarasi
hak-hak anak yang berbunyi :
perlindungan;
1
berdasarkan
berbagai
Pidana
Anak
segi.
meliputi
pemutusan perkara yang menyangkut
kepentingan anak. Menekankan atau
anak-anak mempunyai hak
untuk
memperoleh
perlindungan khusus, dan
harus memperoleh kesempatan
dan fasilitas yang dijamin oleh
hukum dan sarana
lain
sehingga
secara
jasmani,
mental akhlak, rohani dan
sosial,
mereka
dapat
berkembang dengan sehat dan
wajar dalam keadaan bebas
dan bermartabat.2
Sistem Peradilan Pidana Anak,
dilaksanakan
dalam
asas:
keadilan;
Maidin Gultom, Perlindungan Hukum
Terhadap Anak dan Perempuan , PT Refika
Aditama, Bandung, 2014, hlm. 13.
2
Wagiati Soetedjo dan Melani, Hukum
Pidana Anak, PT Refika Aditama, Bandung,
2013, hlm. 50.
memusatkan
anak”
harus
pada
“kepentingan
merupakan
pusat
perhatian dalam Peradilan Pidana
Anak. Dalam Peradilan Pidana Anak
terdapat beberapa unsur yang saling
terkait
yaitu:
Penyidik
Anak,
Penuntut Umum Anak, Hakim Anak,
dan Petugas Pemasyarakatan Anak.
Dalam
pembentukan
perundang-undangan
peraturan
mengatur
tentang Peradilan Pidana Anak, hakhak
anak
merupakan
dasar
pembentukan peraturan perundang3
Undang-undang No. 11 Tahun 2012 Sistem
Peradilan Pidana Anak pasal 2
16
undangan tersebut. Ini berarti bahwa
1). Status offence adalah perilaku
kenakalan anak yang apabila
dilakukan oleh orang dewasa
tidak
dianggap
sebagai
kejahatan,
seperti
tidak
menurut, mombolos sekolah
atau kabur dari rumah;
2). Junvile Deliquency adalah
perilaku kenakalan anak yang
apabila dilakukan oleh orang
dewasa dianggap kejahatan
atau pelanggaran hukum.
Peradilan Pidana Anak yang adil
memberikan perlindungan terhadap
anak,
baik
terdakwa,
sebagai
tersangka,
maupun
sebagai
terpidana/narapidana,
perlindungan
terhadap
sebab
anak
ini
merupakan tonggak utama dalam
Peradilan Pidana Anak dalam negara
Namun
hukum. 4
Anak pada perkembangannya
memiliki fase yang menjadikan anak
mengalami
perubahan-perubahan
besar. Perubahan besar yang dialami
anak membawa pengaruh pada sikap
dan tindakan ke arah lebih agresif
sehingga pada periode ini banyak
anak-anak dalam bertindak dapat
digolongkan kedalam tindakan yang
menunjukan ke arah gejala kenakalan
terlalu
ekstrim apabila tindak pidana yang
dilakukan oleh anak-anak disebut
dengan
kejahatan,
karena
pada
dasarnya anak-anak memiliki kondisi
jiwa yang labil, proses kemantapan
psikis
menghasikan sikap
kritis,
agresif dan menunjukan tingkah laku
yang
cenderung
bertindak
mengganggu ketertiban umum. Hal
ini belum dapat dikatakan sebagai
kejahatan, melainkan kenakalan yang
anak.5
Ada 2 (dua) kategori perilaku
anak
sebenarnya
yang
membuat
ia
harus
berhadapan dengan hukum, yaitu :6
ditimbulkan
akibat
dari
kondisi
psikologis yang tidak seimbang dan
si pelaku belum sadar dan mengerti
atas tindakan yang telah dilakukan
anak.7
4
Maidin Gultom, Perlindungan Hukum
Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan
Pidana Anak di Indonesia, PT Refika
Aditama, Bandung, 2014, hlm. 7.
5
Wagiati Soetedjo dan Melani Op. Cit hlm.
8.
6
N. Nasir Djamil, Anak Bukan Untuk
Dihukum, Catatan Pembahasan UU Sistem
Peradilan Pidana Anak (UU-SPPA), Sinar
Grafika, Jakarta, 2015, hlm. 33
Pembimbing Kemasyarakatan
Anak Balai Pemasyakaratan (Bapas)
Kelas
II
mengungkapkan,
7
Palu
kasus
Alfred
yang
Ibid
17
melibatkan anak hingga April 2016
penelitian terhadap keadaan dan
cukup signifikan. Dia tak menyebut
situasi untuk memperoleh sanksi atau
angka pasti, namun dalam tahun ini
tindakan yang tepat (appropriate
sebanyak 57 kasus tindak pidana
treatment) .9
Polisi sebagai gerbang utama
yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, dilakukan oleh anak. 8
Salah satu upaya pencegahan
dalam
penegakan
menetukan
hukum
yang
anak
yang
posisi
dan penanggulangan kasus tindak
berhadapan dengan hukum serta
pidana
memiliki
anak
adalah
dengan
tanggung-jawab
yang
pendekatan restorative justice, yang
cukup besar untuk mensinergikan
dilaksanakan dengan cara diversi
tugas
atau pengalihan penyelesaian perkara
sebagaimana yang telah diatur dalam
Anak dari proses peradilan pidana ke
pasal 13 Undang-Undang Nomor 2
proses di luar peradilan pidana.
Tahun
Restorative
Justice
merupakan
dan
2002
wewenang
tentang
Polri
Kepolisian
Negara Republik Indonesia yaitu
proses penyelesaian perkara yang
bahwa
melibatkan pelaku, korban dan dan
Indonesia memiliki tugas:
pihak-pihak lain yang terkait untuk
Kepolisian
Republik
a. Memelihara Keamanan dan
mencapai kesepakatan penyelesaian
Ketertiban Masyarakat
dan pemuliahan.
b. Menegakkan Hukum
Diversi berupaya memberikan
c. Memberikan
Perlindungan,
keadilan kepada kasus anak yang
Pengayoman dan Pelayanan
telah terlanjur melakukan tindak
Masyarakat.
pidana
penegak
sampai
hukum
kepada
aparat
sebagai
pihak
Oleh karena itu implementasi
aturan
dan
prosedur
dalam
penegak hukum. Kedua keadilan
penyelesaian kasus tindak pidana
tersebut dipaparkan melalui sebuah
anak yang dilakukan oleh Penyidik
Satreskrim
Polres
Palu
harus
8
Metro Sulawesi, Gawat, Ratusan Anak di
Palu terlibat Kriminal.
http://www.metrosulawesi.com/article/gawat
-ratusan-anak-di-palu-terlibat-kriminal.
Diakses pada tanggal 24 Juli 2017.
9
M. Lutfi Chakim. Konsep Diversi.
http://www.lutfichakim.com/2012/12/konsep
-diversi.html. Diakses Pada tanggal 24 Juli
2017.
18
menurut
aturan
yang
telah
dalam
diversi
atau
Polres Palu ?
ditetapkan.
Konsep
pengalihan
penyelesaian
anak
harus
perkara
2. Faktor
apa
penyidikan
yang
di
menjadi
dan
penghambat proses diversi pada
dilaksanakan secara tepat dan sesuai
tahap penyidikan di Polres Palu
mengingat
?
menghindari
dipahami
tahap
tujuan
diversi
untuk
efek
negatif
pada
proses-proses peradilan selanjutnya
II.
PEMBAHASAN
A. Implementasi
dalam administrasi peradilan anak,
Diversi
Pada
Tingkat Penyidikan Di Polres
misalnya labelisasi atau stigmatisasi
Palu
akibat pernyataan bersalah maupun
1. Mekanisme Penyidikan Tindak
vonis hakim.
Berdasarkan
latar
Pidana
belakang
permasalahan
dilakukan
Oleh
Anak
tersebut di atas, maka penulis ingin
mengkaji
Yang
Berdasarkan
tersebut
penjelasan
dalam sebuah karya ilmiah dengan
sebelumnnya
judul,
Penyelesaian
serangkaian tindakan penyidik dalam
Terhadap Kasus Tindak Pidana Anak
hal dan menurut cara yang diatur
melalui jalur diversi pada tingkat
dalam undang-undang untuk mencari
penyidikan
serta mengumpulkan bukti yang
Implementasi
(Studi
Kasus
Polres
penyidikan
adalah
dengan bukti itu membuat terang
Palu).
tentang tindak pidana yang terjadi
dan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan apa yang telah
guna
menemukan
tersangkanya.10 Penyidikan terhadap
anak yang berhadapan dengan hukun
diuraikan dalam latar belakang, maka
dilakukan
oleh
penyidik
yang
dapat dirumuskan masalah sebagai
ditetapkan berdasarkan Keputusan
berikut :
Kepala Nergara Republik Indonesia
1. Bagaimana implementasi diversi
atau pejabat lain yang ditunjuk oleh
pada kasus tindak pidana anak
10
Kitab undang-undang hukum acara pidana
pasal 1 butir 2
19
Kepala
Kepolisian
Republik
tertangkap tangan petugas Polisi atau
penyidik dapat langsung melakukan
Indonesia.
Untuk mengetahui telah terjadi
peenangkapan,
penggeledahan,
yang
penyitaan dan, melakukan tindakan
bersangkutan orang dewasa maupun
membawa pelaku ke kantor polisi.
anak-anak, polisi dapat memperoleh
Dalam hal suatu tindak pidana
informasi melalui adanya : laporan,
diketahui langsung oleh petugas
pengaduan, tertangkap tangan dan
kepolisian, maka petugas kepolisian
diketahui oleh petugas polisi.
akan
suatu
tindak
pidana
baik
Menurut Laode selaku anggota
membuat
penangkapan.
berita
Dan
acara
selanjutnya
unit Perlindungan Perempuan dan
setelah
Anak (PPA), dalam hal adanya
tentang adanya tindak pidana maka
laporan maupun pengaduan yang
petugas tersebut segera melakukan
diaujukan baik tertulis maupun tidak
penyidikan. 11
penyidik
atau
penyidik
informasi
Dalam melakukan penyidikan
tertulis (lisan), dicatat terlebih dahulu
oleh
memperoleh
anak,
diusahakan
pelaksanaannya
pembantu. Kemudian Penyidik akan
oleh polisi wanita, dan bila perlu
memberikan surat tanda penerimaan
didampingi polisi pria. Dan wajib
laporan
kepada
meminta pertimbangan atau saran
pelapor maupun pengadu. Kemudian
dari Pembimbing Kemasyarakatan
Polisi akan melakukan gelar perkara
setelah tindak pidana dilaporkan atau
atau penyelidikan untuk mengetahui
diadukan.
bahwa benar-benaar telah terjadi
penyidik
suatu peristiwa tindak pidana. Dalam
pertimbangan atau saran dari ahli
melakukan penyidikan, pelaku yang
pendidikan,
masih anak-anak maka penyelidikan
tokoh
dilakukan
Profesional
atau
pengaduan
menurut
ketentuan
Jika
dianggap
dapat
psikolog,
agama,
Pekerja
atau
perlu,
meminta
psikiater,
Sosial
Tenaga
perundangan yang berlaku yaitu
Kesejahteraan Sosial, dan tenaga ahli
Undang-Undang Nomor 3 tahun
lainnya.
1997 dan Kitab Undang-Undang
a. Penangkapan
Hukum Acara Pidana.
Dalam hal
11
Hasil wawancara 17 Juli 2017
20
Mengenai tindakan penangkapan
menyelenggarakan
tidak diatur secara rinci dalam
Undang-undang
Sistem
Peradilan
pemerintahan di bidang sosial.
b. Wawancara dan penyidikan
Wawancara khusus terhadap
Anak, sehingga berlaku ketentuanketentuan dalam
Kitab Undang-
urusan
anak
yang
berhadapan
dengan
undang Hukum Acara Pidana. Pasal
hukum dilakukan di ruangan khusus
30 Undang-Undang Sistem Peradilan
unit Perlindungan Perempuan dan
12
Pidana Anak mentukan bahwa:
Anak Polres Palu dan dilakukan oleh
1. Penangkapan terhadap Anak
anggota polwan agar anak lebih
dilakukan guna kepentingan
leluasa memberikan keterangan yang
penyidikan paling lama 24 (dua
berkaitan dengan tindak pidana. 13
Langkah-langkah
puluh empat) jam.
2. Anak yang ditangkap wajib
ditempatkan
dalam
ruangan
langkah yang dapat membantu Polisi
dalam
3. Dalam hal ruang pelayanan
khusus Anak belum ada di
1. Dalam wawancara, anak harus
bersangkutan,
didampingi oleh orang yang
terdekat dengan anak tersebut
dan yang paling ia percaya, (bisa
4. Penangkapam terhadap Anak
dilakukan
manusiawi
memperhatikan
secara
orangtua, saudara, pengasuhnya,
dengan
pekerja sosial, dsb.), sehingga
dapat
kebutuhan
5. Biaya bagi setiap Anak yang
dibebankan
kementrian
membantu
kelancaran
wawancara;
sesuai dengan umurnya.
ditempatkan
wawancara
sebagai berikut :14
Anak dititipkan di LPKS.
wajib
melaksanakan
secara efektif dan efisien adalah
pelayanan khusus anak.
wilayah yang
Langkah-
di
LPKS
pada
anggaran
2. Menggunakan bahasa yang jelas
dan mudah dimengerti oleh anak
yang
13
Hasil wawancara18 Juli 2017
Apong Herlina, Perlindungan Terhadap
Anak yang Berhadapan dengan Hukum,
Buku Saku untuk Polisi, uncef, Jakarta,2004,
hal. 29-30
14
12
Maidin Gultom, Perlindungan Hukum
Terhadap Anak dalam.. Op. Cit hlm. 121
21
yang
bersangkutan
dan
hari. 15
pendampingnya;
3. Wawancara
dilakukan
dalam
kesempatan pertama;
4. Menghindari
penekanan,
kebohongan,
perlakuan
intimidasi,
keras
terhadap
atau
dan
kasar
anak
wawancara
selama
berlangsung
agar
psikologis anak tidak terganggu;
5. Wawancara dilaksanakan dalam
ruangan
yang
terpisah
dari
nyaman
orang
dan
dewasa
lainnya, sehingga anak tidak
merasa ketakutan.
tindak
pidana
anak
penahanan yang dilakukan pihak
kepolisian Polres Palu di laksanakan
di ruangan khusus penahanan anak.
Waktu
penahanan
anak
yang
berhadapan dengan hukum pada
tahap penyidikan di Polres Palu
selama 7 hari, dalan jangka waktu 7
hari
pihak
kepolisian
akan
melengkasi berkas perkara untuk di
serahkan ke kejaksaan. Namun jika
dalam waktu 7 hari penyidik belum
merampungkan berkas perkara maka
kejaksaan
akan
d. Pengeledahan
Penggeledahan ada 2 (dua),
yaitu
penggeledahan rumah dan
penggeledahan badan.
Seorang
melakukan
penyelidik,
penggeledahan
dapat
atas
perintah penyidik berdasarkan Pasal
5 ayat (1) huruf b angka 1
KUHAP.
Atas
penggeledahan
tersebut, penyelidik membuat dan
menyampaikan
laporan
hasil
pelaksanaan tindakan penggeledahan
tersebut kepada penyidik. Selain
c. Penahanan
Untuk
tambahan waktu penahanan selama 8
memberikan
penyelidik,
penyidik
juga
mempunyai
kewenangan
untuk
melakukan penggeledahan.
e. Penyitaan
Penyitaan adalah serangkaian
tindakan penyidik untuk mengambil
alih dan atau menyimpan di bawah
penguasaannya benda bergerak atau
tidak bergerak, berwujud atau tidak
berwujud
pembuktian
untuk
dalam
kepentingan
penyidikan,
penuntutan dan peradilan. 16
f. Penyerahan berkas
15
Hasil wawancara 18 Juli 2017
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana Pasal 1
16
22
Penyerahan berkas dilakukan
hukum pada tahap penyidikan adalah
setelah berkas yang sudah lengkap (p
TR Kabareskrim Polri No. Pol:
21) dan diserahkan ke jaksa penuntut
TR/1124/XI/2006
umum untuk diteliti. Jika jaksa
betunjuk dan aturan tentang teknik
penuntut umum menganggap berkas
diversi
tersebut belum lengkap maka jaksa
terhadap
akan menggembalikan berita acara
dengan hukum. TR Kabareskrim
ke pihak penyidik untuk dilengkapi,
Polri yang berpedoman pada pasal 18
namum jika dianggap telah lengkap
Undang-undang No. 2 Tahun 2002
maka jaksa akan mengirim surat ke
tentang Kepolisian Negara Republik
pihak penyidik untuk selanjutnya
Indonesia yang membahas tentang
menentukan waktu untuk penyidik
masalah Diskresi Kepolisian, hal ini
menyerahkan
dan
memberi pedoman dan wewenang
tersangka kepada jaksa penuntut
bagi penyidik Polri untuk mengambil
umum. 17
tindakan lain yang bertujuan untuk
2. Peran Penyidik Dalam Pelaksaan
kepentingan terbaik bagi anak dalam
alat
bukti
Diversi
yang
yang dapat
anak
yang
memberi
dilaksanakan
berhadapan
menangani perkara tindak pidana
Berdasarkan pada Pasal 7 ayat
(1) UU SPPA, pelaksanaan diversi
anak
yang
berhadapan
dengan
hukum.
ini harus dilakukan pada setiap
Dasar hukum penerapan diversi
tingkatan dalam proses peradilan
adalah Undang-Undang No.2 tahun
pidana anak (mulai penyidikan oleh
2002 tentang Kepolisian Negara
kepolisian, penuntutan oleh penuntut
Republik Indonesia pasal 18 ayat 1
umum
huruf L yang di perluas pada pasal
dan
pemeriksaan
di
pengadilan oleh hakim).
16 ayat (2) yang berbunyi :
Salah satu pedoman yang dapat
Polisi
dapat
mengadakan
menjadi pegangan penyidik Polri
tindakan lain menurut hukum
dalam mengimplementasikan konsep
yang
diversi dalam menangani perkara
dengan batasan bahwa tindakan
anak
tersebut
17
yang
berhadapan
Hasil wawancara 18 Juli 2017
dengan
bertanggung
tidak
jawab
bertentangan
dengan hukum yang berlaku,
23
selaras
dengan
kewajiban
hukum/profesi
yang
mengharuskan
dilakukannya
tindakan
jabatan
partisipasi bersama antara pelaku,
korban,
dan
masyarakat
sebagai
“stakeholders” yang bekerja bersama
tersebut,
dan langsung berusaha menemukan
tindakan tersebut harus patut
penyelesaian yang dipandang adil
dan masuk akal dan termasuk
bagi
dalam
solutions).18
lingkup
jabatannya,
layak
berdasarkan
pihak
(win-win
Pada dasarnya penyidik wajib
didasarkan pada pertimbangan
yang
semua
mengupayakan diversi (pengalihan
keadaan yang memaksa dan
penyelesaian
menghormati
proses peradilan pidana ke proses di
Hak
Asasi
perkara
anak
dari
Manusia.
luar peradilan pidana) dalam waktu
Dengan kata lain Kepolisian
paling
lama
7
hari
setelah
diberikan wewenang untuk dapat
penyidikan. Proses diversi tersebut
mengembangkan
dilaksanakan paling lama 30 hari
prinsip
diversi
dalam bentuk Restorative Justice
setelah dimulainya diversi.
Proses
untuk menangani perkara dilakukan
diversi
dilakukan
anak dibawah umur yang disebut
melalui musyawarah untuk mencapai
anak
mufakat,
yang
berhadapan
dengan
hasil
kesepakatan
hukum. Diversi dianggap alternatif
selanjutnya dituangkan dalam bentuk
lain
kesepakatan
yang
lebih
baik
dalam
diversi.
Aparat
penyelesaian perkara pelaku anak di
Kepolisian dalam pelaksanaan tugas
bawah umur, dengan keterlibatan
dan wewenangnya harus mampu
semua pihak untuk berperan aktif
menyelesaikan
mencari
tindak pidana anak melalui diversi
solusi
terbaik
bagi
perkara-perkara
kepentingan anak sebagai korban dan
dengan pendekatan restoratif.
pelaku.
3. Penerapan Diversi Pada Tingkat
Penyidikan di Polres Palu
Bagir Manan dalam tulisannya,
menguraikan
tentang
substansi
“Restorative Justice” berisi prinsipprinsip, antara lain. Membangun
18
Hj. Diah Sulastri, Varia Peradilan,
Majalah Hukum Tahun xxvi No. 306 1,
Ikatan Hakim Indonesia, Jakarta, 2011, hal.
82-83
24
Konsep prosedur pelaksanaan
orangtua/walinya, korban dan/atau
diversi pada tahap penyidikan dalam
orangtua/walinya dan pembimbing
penyelesaian tindak pidana yang
kemasyarakatan serta masyarakat.
dilakukan oleh anak terdapat tiga
Jenis tindak pidananya adalah tindak
bentuk, yaitu: Pertama, Musyawarah
pidana yang diancam dengan pidana
Polisi. Para pihak hanya terdiri dari
penjara di bawah 7 (tujuh) tahun dan
polisi dan pelaku.
Jenis tindak
bukan pengulangan tindak pidana
pidananya pelanggaran dan tindak
serta bukan masuk kategori tindak
pidana ringan. Sanksinya berupa
pidana berupa pelanggaran, tindak
peringatan informal, yaitu peringatan
pidana ringan, tindak pidana tanpa
lisan
tertulis.
korban dan tindak pidana yang nilai
Peringatan informal tersebut tidak
kerugian korban tidak lebih dari nilai
dicatat dalam suatu kesepakatan dan
upah minimum propinsi setempat.
tidak perlu dimintakan penetapan ke
Sanksinya berupa peringatan formal
pengadilan
Kedua,
yang harus mendapatkan persetujuan
Musyawarah Keluaga. Para pihak
dari korban dan/atau keluarganya
yang terlibat adalah polisi, pelaku
jika korban masih di bawah umur.
dan/atau
Hasil musyawarah itu kemudian
dan
peringatan
negeri.
orangtua/walinya,
dan
pembimbing kemasyarakatan. Jenis
dituangkan
tindak
kesepakatan
pidananya
adalah
tindak
dalam
sebuah
diversi
yang
pidana ringan, tindak pidana tanpa
ditandangtangani oleh para pihak.
korban dan tindak pidana yang nilai
Kemudian hasil kesepakatan diversi
kerugian korban tidak lebih dari nilai
itu disampaikan oleh atasan langsung
upah minimum propinsi setempat.
polisi kepada Pengadilan Negeri
Sanksinya berupa peringatan formal
untuk
yang dicatat dalam buku catatan
Setelah menerima penetapan dari
kepolisian
pengadilan, Penyidik menerbitkan
tapi
tidak
perlu
disampaikan ke Pengadilan Negeri.
Ketiga,
Musyawarah
Masyarakat.
Para pihak yang terlibat adalah
polisi,
pelaku
dan/atau
surat
memperoleh
penetapan
penetapan.
penghentian
penyidikan.
Penyidik anak Polres Palu
dalam menangani kasus anak yang
25
berhadapan
dengan
pelaksanaannya
sudah
hukum
Palu terdapat banyak kasus tindak
sesuai
pidana yang dilakukan oleh anak di
berdasarkan Undang-Undang Sistem
wilayah
Kota
Palu.
Peradilan
dominan
yang
dilakukan
Pidana
dimana
dalam
Kejahatan
adalah
penyelesaian dengan cara diversi
pencurian dan kekerasan (curas) dan
telah
melalui
pencurian dan pemberatan (curat).
musyawarah yang melibatkan pihak
Namun berdasarkan data yang ada
korban, pelaku, saksi, pembimbing
semua pelaku anak penyelesaiannya
kemasyarakatan, dan pekerja sosial
tidak
prefesional.
tindak
dilaksanakan
Berdasarkan
wawancara
diupayakan diversi
pidana
ancaman
yang
hukumannya
karena
dilakukan
diatas
7
dengan anggota unit Perlindungan
(tujuh) tahun. Diversi hanya dapat
Perempuan dan Anak, Bripka Laode
dilaksanakan jika tindak pidana yang
menjelaskan bahwa kasus tindak
dilakukan
pidana anak tidak hanya ditangani
hukumannya dibawah 7 (tujuh) tahun
unit PPA namun juga satresrimum
dan bukan memrupakan pengulangan
Polres Palu, unit PPA kebanyakan
tindak pidana.
menangani
perkara
anak
dan
oleh
Berdasarkan
anak
data
ancaman
yang
di
perempuan yang menjadi korban
peroleh dari satnarkoba Polres Palu,
hanya ada beberapa kasus yang
selama
pelakunya anak dan korbannya juga
terdapat 15 jumlah kasus yang
anak. Untuk tindak pidana yang
ditangani,
diatur di luar KUHP di laksanakan
seluruhnya
oleh unit yang berbeda misalnya
narkotika.
tindak
pidana
psikotropika
nakotika
3
(tiga)
dan
tahun
kasus
terakhir
tersebut
merupakan
kasus
dan
Menurut Kanit Satnarkoba Iptu
penanganannya
Aji Suhada, untuk kasus narkotba
dilaksanakan oleh unit satnarkoba
baik
Polres Palu. 19
maupun anak-anak penyelesainnya
Berdasarkan
data
yang
diperoleh dari Satreskrimum Polres
19
Hasil Wawancara 18 Juli 2017
pelakunya
orang
dewasa
dilaksanakan lewat jalur peradilan
umum
mengingat
bahaya
dan
pengaruhnya dapat merusak generasi
26
bangsa, sehingga penanganannya di
oleh anak namun tidak diselesaikan
prioritaskan.
melalui jalur diversi adalah kasus
Penanganan perkara di unit
PPA
Polres
Palu
dominan
yang tindak pidananya diatas 7 tahun
yang tidak termasuk dalam syarat
diselesaikan lewat jalur peradilan
pelaksanaan diversi.
pidana
B. Faktor
mengingat
pelakunya
orang
kebanyakan
dewasa.
Dari
Penghambat
Proses
Pada
Tahap
Diversi
jumlah kasus yang ada sepanjang 3
Penyidikan Di Polres Palu
Adapun
(tiga) tahun terakhir terdapat 42
hambatan-hambatan
kasus yang melibatkan anak, 3 kasus
yang dihadapi oleh penyidik Polres
dihentikan penyelidikannya, 25 kasus
Palu
dilimpahkan ke kejaksaan, dan hanya
berdasarkan hasil wawancara dengan
ada 1 kasus di selesaikan lewat jalur
Bripka Laode adalah :
dalam
pelaksanaan
“Pelaksanaan
diversi, yaitu kasus pencabulan yang
harus
pelakunnya anak dibawah umur dan
dijalankan
penyelesaiannya telah dilaksanakan
yang telah mengatur hal itu, namun
dengan cara musyawarah pihak-
pada
pihak terkait dalam hal ini pihak
keluarga atau pihak korban sulit
kepolisian,
dan/atau
untuk dimintai persetujuan untuk
orangtua/walinya, korban dan/atau
menyelesaikan perkara pelaku anak
orangtua/walinya,
dengan
pelaku
pembimbing
sesuai
diversi
diversi
undang-undang
pelaksanaannya
metode
terkadang
diversi
melalui
kemasyarakatan, dan pekerja sosial
pendekatan
profesional.
Sedangkan penyelesain dengan cara
Hal ini menunjukkan bahwa
penyidik
Polres
Palu
dalam
restorative
justice.
diversi dibutuhkan persetujuan dari
pihak
korban
untuk
diupayakan
penyelesaian kasus tindak pidana
diversi, hal ini yang menjadikan
anak yang wajib diupayakan diversi
pelaksananaannya
telah
efektif.”
dijalankan
sesuai
aturan
Undang-Undang Sistem peradilan
Rendahya
masih
kurang
kesadaran
pidana, adapun banyaknya tindak
masyarakat terhadap hukum yang
pidana di Kota Palu yang dilakukan
mengatur tindak pidana anak dalam
27
menjadi
b. Hambatan yang dialami anggota
penghambat bagi penyidik kepolisian
unit PPA Polres palu dalam
untuk dapat menyelesaikan masalah
penanganan pelaku anak yang
yang menyangkut anak.
diselesaikan
III.
dengan pendekatan restorative
pelaksanaan
diversi
ini
PENUTUP
A. Kesimpulan
justice
Berdasarkan penelitian yang
melalui
diversi
adalah keluarga atau
pihak korban yang masih belum
telah penulis lakukan dalam hal
memahami
Implementasi diversi pada tahap
penyelesaian dan aturan yang
penyidikan di Polres Palu, yaitu :
menjelaskan
a. Implementasi
penyelesaian
diversi
pada
tata
tentang
tingkat penyidikan di Polres Palu
berhadapan
sudah dijalankan sesuai dengan
Ketidaktahuan
Undang-Undang
pihak
Sistem
cara
anak
yang
dengan
hukum.
keluarga
korban
ini
atau
sedikit
Peradilan pidana Anak dimana
menyulitkan
diversi
dilaksanakan
Perlindungan Perempuan dan
merupakan tindak pidana yang
Anak mengingat amanat yang
ancaman hukumannya dibawah
tercantum dalam undang-undang
7
banyaknya
Sistem Peradilan Pidana Anak
tindak pidana yang dilakukan
yang menyatakan bahwa diversi
oleh
harus
yang
tahun,
adapun
anak
namun
tidak
anggota
laksanakan
dengan
diselesaikan melalui jalur diversi
persetujuan
merupakan tindak pidana yang
menginggat
ancaman hukumannya diatas 7
psikologisnya yang belum bisa
tahun,
menerima
penyidik
Polres
Palu
pihak
unit
umur
korban,
anak
dan
perlakuan-perlakuan
dalam menangani kasus tindak
yang tidak sesuai yang dapat
pidana anak yang berkonflik
mengganggu
dengan
penyelesaian
anak tersebut misalnya proses
telah dilaksanakan melalui jalur
peradilan yang membutuhkan
diversi
waktu lama ditambah lagi stikma
hukum
dengan
pendekatan
perkembangan
restoratif justice system.
28
dan
labelisasi
masyarakat
dilakukan.
terhadapnya.
4. Undang-Undang
c. Saran
Adapun saran yang dapat
penulis
pelaksanaan diversi juga harus
berikan
dalah
hal
Peradilan
Sistem
Pidana
kedepannya
harus
anak
diterapkan
pelaksanaan diversi oleh penyidik
oleh semua pihak tidak hanya
terutama penyidik Polres Palu adalah
penyidik kepolisian, lembaga-
sebaai berikut :
lembaga
terutama pihak yang menjadi
anak
yang
korban kasus yang melibatkan
dengan
hukum
anak juga harus memahami dan
penyelesaian
melalui
masyarakat
mengenai
1. Sosialisasi
berhadapan
sosial,
diversi
harus
lebih
mengambil
bagian
sering dilakukan baik dari pihak
pelaksanaan
kepolisian
bertujuan
maupun
lembaga-
lembaga yang terkain dalam
diversi
untuk
perlindungan
dalam
yang
memberikan
terhadap
anak.
pelaksanaan diversi.
2. Pemerintah
harus
memaksimalkan fungsi lembagalembaga
sosial
yang
berhubungan dalam pelaksanaan
diversi
terhadap
anak
yang
berkonflik dengan hukum.
3. Aparat
kepolisisan
sebagai
perantara dalam proses diversi
harus
lebih
memahami
dan
melaksanakan
tugas
dan
wewenangnya
dengan
lebih
bertanggung
efektif.
jawab
secara
Pelatihan-pelatihan
khusus bagi penyidik dalam
29
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
Gultom, Maidin. 2014. Perlindungan Hukum Terhadap Anak. Dalam Sistem
Peradilan Anak di Indonesia. Bandung: PT. Refika Aditama.
Gultom, Maidin. 2014. Perlindungan Hukum terhadap Anak dan Perempuan.
Bandung: PT Refika Aditama.
Herlina, Apong, dkk. 2004. Perlindungan terhadap Anak yang Berhadapan dengan
Hukum, Buku Saku untuk Polisi, Unicef. Jakarta.
Hj. Diah Sulastri. 2011. Varia Peradilan, Majalah Hukum Tahun xxvi No. 306 1,
Ikatan Hakim Indonesia, Jakarta.
Nasir M. Jamil. 2013. Anak Bukan Untuk Dihukum, Catatan Pembahasan UU
Sistem Peradilan Pidana Anak (UU-SPPA). Jakarta: Sinar Grafika.
Soetedjo, Wagiati dan Melani. 2013. Hukum Pidana Anak. Bandung: PT Refika
Aditama.
Sumber Lain
Metro
Sulawesi, Gawat, Ratusan Anak di Palu terlibat Kriminal.
http://www.metrosulawesi.com/article/gawat-ratusan-anak-di-paluterlibat-kriminal. Diakses pada tanggal 24 Juli 2017.
M. Lutfi Chakim, Konsep Diversi, http://www.lutfichakim.com/2012/12/konsepdiversi.html, diakses pada tanggal 24 Juli 2017.
Peraturan-Peraturan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak. Lembaran Negara Nomor 153 Tahun 2012.
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5332.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana. Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3209.
30