KEKUATAN DAN KELEMAHAN PARIWISATA ALTERN
KEKUATAN DAN KELEMAHAN
PARIWISATA ALTERNATIF
DI INDONESIA
Putu Diah Sastri Pitanatri
PARIWISATA ALTERNATIF
1 2
STRENGTH
WEAKNESS
KEKUATAN – KELEMAHAN
POSISI INDONESIA DI ASEAN
Source: WEF 2013
Indonesia Tourism CompeMMveness Ranking
CRITERIA FOR TOURISM COMPETITIVENESS
2009
2011
2013
1. Policies and RegulaFons
123
88
93
2. Sustainable Tourism
130
127
125
3. Security and Safety
119
72
85
4. Health
110
115
112
5. Tourism & Travel Priority
10
15
19
6. Air TransportaFon Infrastructure
60
58
54
7. Land TransportaFon Infrastructure
89
82
87
8. Tourism Infrastructure
88
116
113
9. IT and CommunicaFon Infrastructure
102
96
87
10. Price CompeFFveness
3
4
9
11. Human Resources
42
51
61
12. Affinity or NaFonal PercepFons on Tourism
78
121
114
13. Natural Resources
28
17
6
14. Cultural Resources
37
39
38
Overall Rank
81
74
70
Source:
WEF 2013
1
INDONESIA
KEKUATAN
STRENGTH
KEKUATAN PARIWISATA ALTERNATIF
• Masyarakat sebagai kekuatan dasar;
• Pariwisata: dari rakyat, oleh rakyat, untuk
rakyat; serta
• Pariwisata adalah kegiatan seluruh lapisan
masyarakat, sedang pemerintah hanya
merupakan fasilitator dari kegiatan pariwisata.
Sumber : PelaFhan Fasilitator PNPM Pariwisata 2011
KEKUATAN STRENGTH
• Berskala kecil sehingga bersahabat dengan lingkungan, secara ekologis
aman, dan Mdak menimbulkan banyak dampak negaMf seperF yang
dihasilkan oleh jenis pariwisata konvensional yang berskala massif;
• Memiliki peluang lebih mampu mengembangkan obyek‐obyek dan
atraksi‐atraksi wisata berskala kecil dan oleh karena itu dapat dikelola
oleh komunitas‐komunitas dan pengusaha‐pengusaha lokal serta
menimbulkan dampak sosial‐kultural yang minimal, dan dengan demikian
mempunyai peluang yang lebih besar untuk diterima masyarakat;
• Memberi peluang yang lebih besar bagi parMsipasi komunitas lokal untuk
melibatkan diri di dalam proses pengambilan keputusan dan di dalam
menikmaFkeuntungan yang dihasilkan oleh industri pariwisata dan
karenanya lebih memberdayakan masyarakat; dan
• Mendorong keberlanjutan budaya dan membangkitkan penghormatan
para wisatawan pada kebudayaan lokal.
2
INDONESIA
KELEMAHAN
WEAKNESS
KELEMAHAN WEAKNESS
1. Objek wisata cukup banyak, namun relaFf homogen bila dilihat perwilayah
kawasan wisata, yaitu umumnya berbasis alam dengan jenis yang sama di Fap
kawasannya. Hal ini membuat wisatawan Fdak ekstensif. Karena itu
pengembangan pariwisata yang berbasis etnis dan teknologi perlu dikembangkan
sebagai variasi kemenarikan wisata;
2. Belum dikembangkannya Sense of Place yang menjadi karakter produk wisata di
Fap kawasan/kabupaten, baik dalam bentuk produk unggulan objek wisata
maupun cendera mata.
3. Sumberdaya wisata yang ada umumnya masih berupa potensi‐potensi, belum
ditata, dikelola dan dipasarkan secara profesional. Objek wisata berupa gedung‐
gedung bersejarah belum dikelola secara khusus,;
4. Objek berbasis alam belum sepenuhnya dikelola dengan baik, baik melalui
penataan, spesifikasi atraksi wisata, pengelolaan dan pemasaran, dengan tetap
memperhaFkan segmen wisatawan. Pengembangan desa wisata melalui
ekowisata menjadi alternaFf yang baik, Desa wisata dapat dikembangkan sesuai
dengan seang lingkungan yang ada, misalnya desa wisata perkebunan, desa
wisata horFkultura, desa wisata pertanian sawah, wisata bunga, wisata hutan,
wisata rohani, dan wisata petualangan. ang dimiliki oleh wisatawan.
KELEMAHAN WEAKNESS
5. Dualisme pengelolaan, cenderung memberi kesan eksploitasi dan saling
melempar tanggungjawab dalam pengembangannya.
6. Kurangnya kerapihan, kebersihan, penataan lingkungan, baik di sekitar objek
wisata maupun lingkungan secara luas. Penataan pedagang kaki lima baik di
objek wisata maupun di pusat perbelanjaan menjadi sangat penFng. Hal ini Fdak
hanya dapat mengatasi lalu lintas tetapi juga kenyamanan dalam berpariwisata;
7. Kurangnya kualitas dan kepedulian sumberdaya pengelola pariwisata itu
sendiri. Perlu ada peningkakan etos kerja, kedisiplinan, tanggungjawab,
wawasan, pengetahuan tentang kepariwisataan menjadi suatu keharusan bagi
insan pariwisata yang duduk di lembaga kepariwisataan;
8. Pembangunan pariwisata cenderung Mdak terintegrasi dan lebih mengutamakan
pada fasilitas wisata (terutama hotel dan perbelanjaan), dari pada meningkatkan
kualitas kemenarikan objek wisata.
KESIMPULAN
Pengalaman merupakan produk wisata yang utama, karena itu
menciptakan brand image bagi pengembangan pariwisata alternaFf
menjadi sangat penFng melalui regionalisasi produk wisata khas,
unik, dan spesifik. Physical Assessment, social assessment dan
Human recources manajemen merupakan suatu keharusaan dalam
pengembangan pariwisata, sehingga pengembangan potensi dapat
dilakukan secara opFmal, kerusakan lingkungan dapat diidenFfikasi
dan dianFsipasi serta parFsipasi masyarakat dapat diopFmalkan.
Rencana pengembangan pariwisata secara fisik dapat dilakukan
melalui zonasi objek dan daya tarik wisata, zonasi daerah pelayanan
wisata, dan aksesibilitas antarobjek, antarkawasan, antardaerah
tujuan wisata dengan kantung‐kantung wisatawan baik secara
domesFk maupun internasional dibuka.
What’s
Your Message?
POWERPOINT
2011