PENILAIAN BERBASIS PRODUK DALAM PEMBELAJ

PENILAIAN BERBASIS PRODUK DALAM PEMBELAJARAN
FISIKA PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS
Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Assesmen Pembelajaran Fisika

Dosen Pengampu: Dra. Rini Budiharti M.Pd
Oleh:
Nama

: Yuli Julaila

NIM

: K2315064

Semester/Kelas

: V/B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2017/2018

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran adalah suatu proses yang dinamis, berkembang secara terusmenerus sesuai dengan pengalaman siswa. Semakin banyak pengalaman yang dilakukan
siswa, maka akan semakin kaya, luas dan sempurna pengetahuan mereka.
Pengalaman yang diperoleh siswa dari hasil pemberitahuan orang lain seperti hasil
dari penuturan guru, hanya akan mampir sesaat untuk diingat dan setelah itu dilupakan.
Oleh sebab itu membelajarkan siswa tidak cukup hanya dengan memberitahukan akan
tetapi mendorong siswa untuk melakukan suatu proses melalui berbagai aktivitas yang
dapat mendukung terhadap pencapaian kompetensi.
Setiap aktivitas termasuk berbagai karya yang dihasilkan siswa dari suatu proses
pembelajaran, perlu dimonitor, diberi komentar, dikritik dan diberi catatan perbaikan oleh
setiap guru secara terus-menerus. Melalui proses monitoring yang terus-menerus itulah
pengalaman belajar siswa akan terus disempurnakan hingga pada akhirnya akan
menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan sempurna.
Selama ini, banyak pengajar yang mengukur keberhasilan pembelajarnya melalui
tes/ulangan baik tulis maupun lisan. Namun hasil tes tersebut hanya mengukur hasil
belajar yang temporer dan tidak dapat menggambarkan bagaimana keberhasilan dari

proses belajar tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pengajar adalah pusat dari proses
pembelajaran sedangkan pembelajar obyek yang pasif.
Penilaian yang dilaksanakan oleh pendidik sangat bervariasi pelaksanaannya,
terutama dalam pembelajaran fisika pada materi momentum dan impuls. Ada pendidik
yang sengaja mempersiapkannya dengan baik ada pula yang melaksanakan penilaian itu
sekedar memenuhi kelengkapan mengajarnya. Bagi pendidik yang profesional yang
memandang tugasnya sebagai keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh profesi lain, hasil
penilaian yang dilaksanakan justru menjadi batu uji bagi keberhasilan dirinya sebagai
pengajar dan pendidik sehingga senantiasa dimanfaatkan untuk perbaikan dan
penyempuranaan

tugas-tugas

profesinya.

Ia

selalu

berusaha


mempersiapkan,

melaksanakan, dan mengkaji hasil penilaian dengan sebaik-baiknya. Kondisi inilah yang

diduga masih belum sepenuhnya dihayati oleh para pendidik di sekolah sehingga tidak
mengherankan tugas mengajar cenderung bersifat rutin.
Penilaian dalam ranah kognitif pada pembelaajaran fisika terhadap meteri
momentum dan impuls menuntut guru untuk melakukan variasi jenis-jenis penilaian.
Pada kurikulum yang sekarang ini siswa lebih dituntut agar berkemampuan untuk
memahami konsep, mengetahui posedur, mengomunikasikan gagasan atau ide, bernalar
serta memecahkan suatu permasalahan.
Salah satu jenis penilaian yang memenuhi tuntutan tersebut adalah penilaian
produk. Meskipun sudah banyak yang menggunakan jeis penilaian ini, akan tetapi ini
tidak menutup kemungkinan masih terdapat beberapa kesalahan dalam melakukanya,
sehingga perlu untuk mempelajari lebih jauh tentang penilaian produk ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, adapaun yang menjadi rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan penilaian produk?

2. Bagaimana teknik penilaian produk?
3. Bagaimana perncanaan dalam melaksanakan penilaian produk?
4. Bagaimana contoh aplikasi penilaian produk dalam pembelajaran fisika pada materi
momentum dan impuls?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian penilaian produk
2. Untuk mengetahui teknik penilaian produk
3. Untuk mengetahui perencanaan dalam melaksanakan penlaian produk
4. Untuk mengetahui contoh aplikasi penilaian produk dalam pembelajaran fisika pada
materi momentum dan impuls.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENIAIAN PRODUK
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu
produk. Penilaian produk meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa membuat
produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung,
lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik dan logam.

Menurut Sukarto, 2010, Penilaian produk adalah Penilaian terhadap keterampilan
siswa dalam menggunakan alat serta prosedur kerja dalam menghasilkan suatu produk
(karya); dan aspek kualitas teknis dan estetik produk (karya) tersebut. Tidak hanya
diperoleh dari hasil akhir, namun juga proses pembuatannya.
Penilaian produk umumnya dilakukan terhadap pencapaian kompetensi belajar
siswa dalam menghasilkan produk-produk belajar yang berkualitas. Produk yang dibuat
adalah benda-benda yang bermanfaat bagi diri siswa atau bagi lingkungan siswa yang
menerapkan konsep materi yang dipelajari oleh siswa. Penilaian produk ini tidak hanya
melihat hasil akhirnya saja tetapi juga proses pembuatannya. Contoh, kemampuan
peserta didik menggunakan berbagai teknik menggambar sketsa alat, menggunakan
peralatan dengan aman, mengemas produk hingga berpenampilan menarik.
1. Ruang Lingkup Penilaian Produk
Pada penilaian produk tidak hanya mengukur penguasaan materi atau
pengetahuan siswa pada materi yang diajarkan, tetapi juga menilai aspek sikap dan
keterampilan siswa selama proses pembuatannya. penilaian produk mencakup:
a. Penilaian kualitas keterampilan-keterampilan siswa dalam menyiapkan dan proses
membuat produk tersebut. Meliputi: kemampuan merencanakan, menggali
informasi, mengembangkan gagasan dan mendesain produk, kemampuan
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat dan teknik serta kualitas prosedur
membuat produk

b. Penilaian kualitas produk yang dihasilkan siswa. Meliputi: kebenaran, keaslian
ide, manfaat, kerapian/keindahan, dan sebagainya

2. Karakteristik Penilaian Produk
Penilaian hasil kerja (produk) memiliki ciri khas yang membedakan dari
bidang kegiatan yang lain. Ciri-ciri yang dimiliki oleh penilaian hasil kerja (produk)
adalah:
a. Bahwa menilai yang dilaksanakan dalam rangka mengukur keberhasilan belajar
peserta didik itu, pengukurannya dilaksanakan secara tidak langsung
b. Pengukuran dalam rangka menilai keberhasilan belajar peserta didik pada
umumnya menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif atau lebih sering
menggunakan simbol-simbol angka.
c. Kegiatan hasil belajar pada umumnya digunakan unit-unit atau satuan-satuan
yang tetap. Prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik dari waktu ke waktu
adalah bersifat relative
d. Dalam kegiatan penilaian hasil belajar sulit untuk dihindari terjadinya kekeliruan
pengukuran.
3. Tujuan Penilaian Produk
Guru harus memahami tujuan penilaian hasil kerja agar tidak terjadi
kekeliruan dalam menyusun kisi-kisi instrument penilaian. Penilaian hasil kerja

biasa digunakan guru untuk:
a. Menilai penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari
keterampilan berikutnya.
b. Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir jenjang/
kelas di sekolah kejuruan.
c. Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan kejuruan.
Selain itu penilaian produk akan menilai kemampuan siswa dalam:
a. Bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain
b. Memilih bahan-bahan yang tepat
c. Menggunakan alat
d. Menunjukkan inovasi dan kreasi
e. Memilih bentuk dan gaya dalam karya seni (M.Nur Ampana Lea, 2011)
Penilaian hasil kerja bisa digunakan guru untuk:

a. Menilai penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari
keterampilan berikutnya;
b. Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir
jenjang/ kelas di sekolah khususnya sekolah kejuruan;
c. Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan kejuruan.
(Hesty Borneo, 2012)

B. TEKNIK PENILAIAN PRODUK
Penilaian produk tidak bersifat tunggal pada objek produk saja, melainkan juga
pada proses penyiapan dan proses pembuatan produknya, maka penilaian produk juga
bersifat holistik dan analitik.
a. Cara Holistik
Holistik adalah saduran kata dari bahasa Inggris yaitu “Holistic” yang
menekankan pentingnya keseluruhan dan saling keterkaitan dari bagian-bagiannya.
Jadi, teknik penilaian ini berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya
dilakukan hanya pada tahap penilaian produk (appraisal)
b. Cara Analitik
Teknik penilaiannya berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan
terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan (tahap:
persiapan, pembuatan produk, penilaian produk).
c. Anekdotal
Anekdotal adalah catatan yang dibuat oleh guru selama melakukan
pengamatan terhadap siswa pada waktu kegiatan belajar mengajar mengajar.
Anekdotal biasanya digunakan untuk mencatat kompetensi yang belum terlihat pada
hasil kerja siswa, seperti kemampuan siswa untuk kerjasama, dan kemampuan siswa
menggunakan peralatan secara aman.
1. Aspek yang Dinilai

Penilaian produk akan menilai kemampuan siswa dalam:


Bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain



Memilih bahan-bahan yang tepat



Menggunakan alat



Menunjukkan inovasi dan kreasi



Memilih bentuk dan gaya dalam karya seni


2. Tahapan Penilaian Produk
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan
penilaian yaitu:
a. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
b. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik
dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
c. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan
peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan. (Ramlan Arie, 2011)
Tiga tahapan yang harus diperhatikan yaitu tahap perencanaan atau
perancangan, tahap produksi, dan tahap akhir. Semua harus dilakukan oleh siswa
meskipun terdiri atas beberapa yang berbeda tetapi semua itu merupakan suatu proses
yang padu. Berhubung ketiga tahap itu merupakan proses yang padu, maka guru bisa
saja melakukan penilaian tentang kemampuan siswa dalam memilih teknik kerja pada
tahap produksi dan pada tahap akhir.
a. Fase dalam Menghasilkan Produk
Adapun fase dalam menghasilkan produk



Persiapan: siswa dapat dinilai dalam kemampuannya membuat perencanaan,
bereksplorasi, mengembangkan gagasan, dan membuat desain produk



Produksi:

siswa

dapat

dinilai

dalam

kemampuannya

memilih

dan

menggunakan bahan, alat, dan teknik


Refleksi: siswa dapat dinilai dalam hal estetika, kesempurnaan produk,
fungsional, keorisinilan.

b. Tahap dalam Proses Penilaian Produk
1) Membuat perencanaan:


Apakah Anda akan menilai tahap persiapan, produksi, refleksi



Bagaimana/bagian mana relevansinya dengan kurikulum



Bagaimana Anda secara spesifik membuat kriterianya

2) Membuat Pencatatan:


Metode pencatatan apa yg akan digunakan (catatan singkat, analitik, atau
holistik)



Siapa yg akan menilai (siswa sendiri, teman sebaya, orang tua, atau guru)



Bagaimana kriteria penilaiannya



Bagaimana tingkat keajegannya

3) Pelaporan:


Dari sudut pandang/eviden apa Anda menentukan tingkat kemampuan anak
(menggunakan analitik, holistik, catatan singkat)



Lebih menekankan mana: tingkat kemajuan siswa individual atau
keterbandingannya dengan siswa lain dikelompoknya



Bentuk pelaporannya dapat berupa uraian/deskripsi atau secara grafis
Penilaian produk dilaksanakan dengan langkah-langkah sebaga berikut:

a) Pada tahap persiapan, siswa membuat rencana, mengumpulkan gagasan, dan
kemudian membuat desain (rancangan) produk apa yang akan dibuat. Guru
memberi saran-saran untuk melengkapi gagasan atau meyempurnakan desain.
Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, serta mendesain produk.
b) Pada tahap pembuatan produk, siswa memilih dan menggunakan bahan, alat, dan
teknik yang sesuai dengan desain yang telah disusun. Dalam proses pembuatan
dimungkinkan siswa membutuhkan bantuan berupa saran-saran dari guru. Pada
akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa menyeleksi
dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
c) Pada tahap penyerahan, siswa menyajikan produk atau memamerkannya kepada
komunitas sekolah disertai uraian tertulis mengenai seluk-beluk produk tersebut,
seperti maksud, ciri-ciri, proses perancangan dan pembuatan, dan lain-lain. Pada
akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa membuat
produk sesuai kegunaan dan memenuhi kriteria yang telah disepakati.

Contoh keterampilan siswa yang dapat dinilai pada waktu proses pembuatan
suatu produk:


Tahap persiapan: keterampilan siswa untuk membuat perencanaan, kemampuan
siswa untuk merancang suatu produk, atau kemampuan siswa untuk menggali dan
mengembangkan suatu ide;



Tahap produksi: kemampuan untuk memilih dan menggunakan bahan, peralatan,
dan teknik kerja;



Tahap akhir: kemampuan siswa untuk menghasilkan produk yang memenuhi
kriteria (fungsi dan estetika), kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil
kerjanya. (Hesty Borneo, 2012)

C. PERENCANAAN DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN PRODUK
Pada waktu melakukan penilaian hasil kerja siswa, guru harus menentukan dulu
hasil kerja siswa yang mana saja yang akan dijadikan dasar dalam menentukan tingkat
kompetensi siswa. Berikut ini kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan hasil kerja
siswa yang akan dipilih guru untuk penilaian:
1. Relevan dan mewakili kompetensi yang diukur
Penilaian sebaiknya didasarkan pada sejumlah hasil kerja yang relevan dengan
kompetensi yang diukur. Selain itu penilaian juga sebaiknya didasarkan pada seluruh
aspek kompetensi (bukan pada salah satu aspek saja). Seperti misalnya penilaian
hanya menekankan pada kualitas hasil kerja tanpa menilai proses kerja, atau penilaian
hanya menekankan pada keterampilan saja tanpa mengukur pemahaman siswa. Hal
yang demikian akan memberikan dampak negatif terhadap proses belajar mengajar.
Strategi yang dapat dilakukan untuk memastikan relevansi dan lingkup hasil kerja
adalah:


Menetapkan kompetensi yang akan diukur setiap memberikan tugas kepada siswa.
Perlu diingat pada waktu memberikan tugas kepada siswa sebaiknya tugas
tersebut tidak hanya memungkinkan siswa untuk menunjukkan kompetensi yang
diukur tetapi juga memungkinkan siswa untuk dapat menunjukkan kompetensi
setingkat di atasnya dan kompetensi setingkat di bawahnya.



Menetapkan kompetensi yang akan diukur pada tiap tahap dalam pengerjaan hasil
kerja (dalam tahap perencanan, produksi, dan akhir).

2. Jumlah dan objektivitas hasil kerja
Semakin banyak hasil kerja yang dinilai untuk masing-masing kompetensi
maka kesimpulan yang dihasilkan akan semakin handal. Untuk memperoleh penilaian
hasil kerja yang handal biasanya digunakan portofolio kerja siswa. Penilaian hasil
kerja yang objektif adalah penilaian yang tidak dipengaruhi oleh jenis dan bentuk
hasil kerja siswa, serta tidak dipengaruhi oleh guru yang menilai. (Hesty Borneo,
2012)
D. PENGELOLAAN HASIL KERJA
Dalam menilai hasil kerja, guru perlu mengelola sejumlah hasil kerja siswa dan
mencatat hasil penilaiannya. Biasanya guru sudah merencanakan selama satu tahun ajaran
bukti hasil kerja siswa yang harus dikumpulkan. Bermanfaat tidaknya hasil kerja siswa
untuk digunakan sebagai dasar penilaian tergantung pada spesifikasi tugas yang diberikan
kepada siswa. Spesifikasi tugas pada lembar kerja yang sifatnya umum atau tidak rinci,
yang berarti memberi keleluasaan besar bagi siswa untuk berkreasi, akan mempersulit
siswa untuk memenuhi tugas yang dimaksud.
Oleh karena itu spesifikasi tugas sebaiknya berisi hal-hal sebagai berikut:


Batasan pada tahap perencanaan/ perancangan. Batasan diberikan untuk membantu
siswa agar dapat memfokuskan diri pada proses kerja. Selain itu batasan diperlukan
untuk mempermudah guru menilai keterampilan atau kompetensi yang diukur dalam
tugas tersebut.



Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam membuat suatu hasil
kerja. Hal ini akan membantu siswa untuk memfokuskan diri pada langkah-langkah
yang akan dinilai.



Menyusun kriteria penilaian secara jelas. Rincian tentang aspek, kompetensi,
langkah, kualitas yang akan dinilai perlu ditulis secara eksplisit disertai nilainya.



Bila hasil penilaian produk ini diperlukan untuk membandingkan individu satu
dengan individu lainnya, maka keadilan penilaian perlu diperhatikan. (Hesty Borneo,
2012)

Guru mengelola sejumlah hasil kerja siswa dan mencatat hasil penilaian secara
sistematis dengan memperhatikan spesifikasi tugas sebagai berikut :


Batasan perencanaan/ peranncangan. Batasan diberikan untuk membantu siswa agar
dapat memfokuskan diri pada proses kerja. Selain itu batasan diperlukan untuk
mempermudah guru menilai keterampilan dan kompetensi yang diukur dalam tugas
tersebut.



Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempermudah guru menilai
keterampilan atau kompetensi yang diukur dalam tugas tersebut.



Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam membuat suatu hasil
kerja. Hal ini dapat membantu siswa untuk memfokuskan diri pada langkah-langkah
yang akan dinilai.



Menyusun kriteria penilaian secara jelas. Rincian tentang aspek ompetensi, langkah,
kualitas yang akan dinilai perlu ditulis secara eksplisit disertai nilaianya. (M.Nur
Ampana Lea, 2011)

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENILAIAN PRODUK
1. Kelebihan Penilaian Produk
a. Guru dapat menilai kreatifitas anak untuk melihat siswa memiliki daya cipta dan
mempunyai kompetensi
b.

Kompetensi masing-masing anak betul-betul dapat diketahui secara obyektif

c. Siswa dapat mempraktekkan ilmu yang diperoleh secara langsung melalui
pengalaman yang real.
d. Siswa dapat menelaah kembali kebenaran materi yang telah diperoleh.
2. Kekurangan Penilaian Produk
a. Memerlukann waktu yang cukup banyak.
b. Tidak semua KD dapat dibuat karya nyata terutama yang abstrajk
c. Biaya untuk membuat karya nyata kadang-kadang mahal
d. Proses pembuatan perlu waktu yang lama.
e. Kemampuan fisik sebagai penunjang tidak sama.

f. Subjektif penskorannya.

F. CONTOH APLIKASI PENILAIAN PRODUK DALAM PEMBELAJARAN
FISIKA PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS
Contoh penilaian produk dalam pembelajaran fisika pada materi momentum dan impuls
yaitu penilaian produk dengan tema produk “Aplikasi Hukum Kekekalan Momentum
pada Roket Air”. (Lampiran)

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penilaian hasil kerja siswa adalah penilaian terhadap keterampilan siswa dalam
membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut. Tiga tahapan yang
harus diperhatikan yaitu tahap perencanaan atau perancangan, tahap produksi, dan tahap
akhir. Penilaian hasil kerja biasa digunakan guru untuk menilai penguasaan keterampilan
siswa yang diperlukan sebelum mempelajari keterampilan berikutnya, menilai tingkat
kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir jenjang/ kelas di sekolah
kejuruan dan menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan
kejuruan. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengelola hasil kerja siswa,
diantaranya adalah Skala Penilaian Analitis (peniilaian yang dibuat berdasarkan beberapa
aspek pada hasil kerja siswa dilihat dari berbagai perspektif atau kriteria), dan Skala
Penilaian Holistik(penilaian terhadap hasil kerja siswa secara keseluruahan).
B. SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mengalami hambatan- hambatan
dari segi literatur. Untuk itu penulis mengharapkan suatu kritikan terhadap karya tulis ini
baik dari isi maupun dari penyusunan kata–kata dan bentuk penulisannya

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi: Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan Ed. Revisi, Cet 10.. Jakarta: Bumi
Aksara. 2009
Devi,Dysa.2011.Penilaian_Produk.[online].
(http://pastelblueformysky.blogspot.com/2011/01/penilaian-produk.html

diakses

tanggal 10 Desember 2017)
P4TKMatematika.2011.Penilaian_Produk.
(http://p4tkmatematika.org/downloads/ppp/PPP04_UnjukKerja.pdf diakses tanggal
10 Desember 2017)
Sri.2013.Penilaian

Produk.

(http://sri89.blogspot.co.id/2013/01/penilaian-produk.html

diakses tanggal 10 Desember 2017)