PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA. docx

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN STRATEGI
PEMBELAJARAN AKTIF MELALUI ALAT PERAGA DAN PERMAINAN
PADA SISWA KELAS VII SMP N 5 SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2010/2011
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Penelitian Pembelajaran Matematika Semester 6
Pengampu Prof. Dr. Sutama, M.Pd

Disusun oleh:
Nama : Siti Nurhayati
NIM : A410080060

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SURAKARTA
2011

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu
guna mengembangkan bakat serta kepribadiannya. Dengan pendidikan
manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi
setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.Oleh karena itu masalah pendidikan perlu mendapat perhatian dan
penanganan yang lebih baik yang menyangkut berbagai masalah berkaitan
dengan kuantitas dan kualitasya.
Pendidikan bukanlah suatu hal yang statis atau tetap melainkan suatu
hal yang dinamis sehingga menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan
secara terus menerus.Perubahan dapat dilakukan dalam hal metode belajar
mengajar,kurikulum,buku-buku,ataupan

materi

pelajaran.Matematika

merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam
pendidikan.Hal ini dapat dilihat dari waktu, jam pelajaran sekolah lebih
banyak dibandingkan mata pelajaran lainnya.Pelajaran matematika dalam
pelaksanaan pendidikan diberikan jepada semua jenjang pendidikan mulai dari

taman kanak-kanak sampai sekolah menengah keatas.
Metode mengajar merupakan sarana interaksi guru dengan siswa
didalam kegiatan belajar mengajar.Dengan demikian yang perlu diperhatikan
adalah ketepatan dalam memilih metode mengajar.metode mengajar yang
dipilih

harus

sesuai

dengan

tujuan,

jenis

dan

sifat


materi

yang

diajarkan.Kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode
tersebut

sangat

berpengaruh

terhadap

hasil

yang

dicapai.Ketepatan

menggunakan suatu metode dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami

dan monoton sehingga mengakibatkan sikap yang acuh terhadap pelajaran
matematika.

1

Masalah ini sering menghambat dalam pembelajaran.Kurang tepatnya
pemilihan metode mengajar oleh guru akan mempengaruhi prestasi belajar
yang dicapai oleh siswa.Selain metode mengajar hal lain yang juga sangat
mempengaruhi adalah minat siswa dalam pembelajaran matematika pada
khususnya masih sangat rendah.Hal ini karena siswa beranggapan bahwa
matematika merupakan pelajaran yang sangat sulit dan menakutkan.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut maka perlu dicarikan suatu
formula metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami masalah matematika. Dalam kegiatan
belajar mengajar, guru harus mampu menjelaskan konsep kepada siswanya.
Usaha ini dapat di bantu dengan alat peraga matematika, karena dengan
bantuan alat-alat tersebut, yang sesuai dengan topik yang di ajarkan, konsep
akan dapat lebih mudah di pahami dengan jelas.Salah satu peranan alat peraga
dalam matematika adalah meletakkan ide-ide dasar konsep.
Dengan bantuan alat peraga yang sesuai, siswa dapat memahami ideide dasar yang melandasi sebuah konsep, mengetahui cara membuktikan suatu

rumus atau teorema, dan dapat menarik suatu kesimpulan dari hasil
pengamatannya. Selain tumbuhnya minat, siswa dapat di bangkitkan
motivasinya. Melalui demonstrasi penggunaan alat peraga matematika, guru
dapat merangsang munculnya motivasi dalam diri siswa untuk mempelajari
materi lebih lanjut. Siswa yang merasa penasaran dan ingin lebih jauh tentang
konsep yang di pelajarinya akan terus berusaha mempelajari konsep itu lebih
mendalam. Pengajaran dengan menggunakan alat peraga akan dapat
memperbesar perhatian siswa terhadap pengajaran yang dilangsungkan,
karena mereka terlibat dengan aktif dalam pengajaran yang dilaksanakan.
Dengan bantuan alat peraga konsentrasi belajar dapat lebih ditingkatkan.
Alat peraga dapat pula membantu siswa untuk berpikir logis dan
sistematik, sehingga mereka pada akhirnya memiliki pola pikir yang
diperlukan dalam mempelajari matematika. Dengan bantuan alat peraga
matematika, siswa akan semakin mudah memahami hubungan antara
matematika dan lingkungan alam sekitar. Siswa akan semakin mudah

2

memahami kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan,
dengan adanya kesadaran seperti ini, mereka terdorong untuk mempelajari

matematika lebih lanjut. Misalnya dengan penggunaan alat peraga dalam
penjelasan konsep ruang berdimensi tiga, siswa akan semakin terlatih daya
tilik ruangnya, sehingga pada akhirnya mampu menemukan atau menyadari
hubungan antara matematika dengan lingkungan sekitar.
Adapun manfaat penggunaan alat peraga diantaranya adalah membantu
guru dalam memberikan penjelasan konsep, merumuskan atau membentuk
konsep, melatih siswa dalam keterampilan. Dapat Memberi penguatan konsep
pada siswa, melatih siswa dalam pemecahan masalah, mendorong siswa untuk
berpikir kritis dan analitik, mendorong siswa untuk melakukan pengamatan
terhadap suatu objek secara sendiri, melatih siswa untuk belajar menemukan
suatu ide-ide baru dan relasinya dengan konsep-konsep yang telah
diketahuinya, melatih siswa dalam melakukan pengukuran.
Adapun dengan menggunakan media permainan dalam kegiatan
belajar, maka akan ada penyeragaman penafsiran dari guru mata pelajaran
terhadap mata pelajaran yang akan disampaikan kepada para siswa. Dengan
permainan proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Media permainan
terdiri dari unsur visual (dapat dilihat), audio (dapat didengar) dan gerak
(dapat berinteraksi). Jadi media permainan ini dapat membangkitkan
keingintahuan siswa, merangsang reaksi mereka terhadap penjelasan guru,
memungkinkan siswa menyentuh objek kajian pelajaran, membantu mereka

mengkonkretkan sesuatu yang abstrak dan sebagainya.
Selian itu, dengan media permainan proses belajar siswa menjadi lebih
interaktif dan efektif. Dengan media permainan, maka guru tidak perlu
menghabiskan waktu banyak untuk menjelaskan materi. Siswa dapat melatih
dirinya dengan cara berinteraksi dengan media permainan mengenai suatu
materi yang mereka ingin pelajari khususnya dalam memahami konsep
matematika. Biasanya mereka menggunakan media permainan dalam bentuk
simulasi ataupun quiz untuk memudahkan dan mempercepat penyerapan
materi yang digunakan. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan selain lebih

3

efisien dalam proses belajar-mengajar seperti diuraikan di atas, media
permainan dapat membantu siswa menyerap materi pelajaran secara lebih
mendalam dan utuh serta sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun
terhadap proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan sehingga proses belajar
mengajar menjadi lebih menarik. Hal ini dapat meningkatkan kecintaan dan
apresiasi siswa terhadap ilmu pengetahuan dan proses pencarian ilmu itu
sendiri. Maka Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif, produktif
dan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam konsep matematika.

Kenyataan-kenyataan di atas itulah yang mendorong peneliti untuk
mengadakan penelitian, yang kemudian dituangkan dalam bentuk skripsi
dengan judul “Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Dengan Strategi
Pembelajaran Aktif Melalui Alat Peraga dan Permainan Pada siswa Kelas VII
SMP N 5 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan metode alat peraga dan
permainan pemahaman konsep matematika dapat meningkat?”
C. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian memerlukan suatu focus pada suatu masalah yang
nantinya akan diharapkan dapat memperoleh jawaban yang lebih terarah untuk
menghindari berbagai penyimpangan dan masalah yang terjadi dalam
penelitian ini, adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam menyelesaikan soal
matematika dengan peningkatan pemahaman konsep matematika melalui
alat peraga dan permainan.
2. Untuk mengetahui pemahaman konsep matematika dalam prestasi belajar
matematika siswa.


4

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik secara
langsung atau tidak langsung.Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai
berikut
1. Manfaat Teoritis
Bahwa pendekatan melaui alat peraga dan permainan dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil prestasi
belajar matematika siswa.Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan
sendiri atau mengalami proses mental sendiri.Secara khusus penelitian ini
memberikan kontribusi pada strategi pembelajaran matematika yang
berupa pergeseran dari pembelajaran yang tidak hanya mementingkan
hasil

pembelajaran

tetapi


juga

juga

mementingkan

proses

pembelajarannya.
2. Manfaat praktis
a. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti, sebagai calon pendidik
untuk terjun ke dunia pendidikan.
b. Sebagai bahan masukan yang berguna bagi peningkatan mutu
pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar.
c. Memberi masukkan pada siswa untuk meningkatkan kegiatan belajar,
meningkatkan pemahaman konsep matematika dan mengembangkan
dirinya dalam meraih keberhasilan belajar atau prestasi belajar yang
optimal.


5

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Banyaknya penelitian yang telah dilakukan untuk dapat meningkatkan
kualitas pendidikan matematika, antara lain:
1. Hasil penelitian Tentrem Yuniati Lestari(2002), menyatakan bahwa ada
pengaruh antara kesiapan belajar dan pemahaman konsep matematika
siswa terhadap prestasi belajar siswa.
2. Hasil dari penelitian Nurul Hidayah(2002), bahwa metode pengajaran
sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, dengan metode yang
sesuai membantu siswa untuk keberhasilan belajar dan pemahaman konsep
matematika juga sangat membantu dalam keberhasilan proses belajar
mengajar
B. Kajian Teori
Untuk pembahasan masalah dalam penelitian ini diungkapkan dengan
teori- teori yang sesuai dengan masalah sebagai berikut:
1. Hakekat Belajar
a. Menurut Djumaroh ( 2002:13),belajar dalam arti luas adalah proses
perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan,
penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nila-nilai
pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai
bidang studi , lebih luas lagi dalam berbagai aspek-aspek kehidupan
atau pengalaman-pengalaman yang terorganisasi.
b. Menurut Syaiful Sagala ( 2006:37), belajar merupakan suatu proses
perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau
pengalaman tertentu.
Menurut Oemar Hamalik (2001:27), belajar adalah modifikasi
atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined
as

the

modifikation

or

strengthening

6

of

behavior

through

experiencing). Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan belajar, bukan hanya
mengingat akan tetapi lebih luas dari itu yaitu mengalami hasil belajar,
bukan suatu peng8uasaan hasil melainkan perubahan kelakuan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang telah
dikatakan belajar apabila pada dirinya telah terjadi perubahan tingkah
laku maupun telah memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap,
yang semuanya diperoleh berdasarkan pengalaman yang dialaminya.
2. Hakekat Matematika
Menurut Mulyono Abdurrahman (2003:252) mengemukakan
bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap
masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi,
menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan yang paling penting
adalah memikirkan dalam diri manusia iti sendiri dalam melihat dan
menggunakan hubungan-hubungan.
Tujuan belajar matematika itu sendiri adalah sesuatu yang ingin
dicapai setelah proses belajar mengajar matematika berlangsung dengan
baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan belajar jangka
pendek yaitu dikuasainya sejumlah materi yang telah dipelajarinya,
sedangkan tujuan belajar jangka panjang berkenaan dengan penggunaan
matematika dalam kehidupan sehari-hari dan penghargaan terhadap
matematika itu sendiri sebagai ilmu sendiri yang abstrak.
3. Pemahaman Konsep
Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
menggolongkan atau mengkategorikan sekumpulan objek, apakah objek
itu merupakan contoh atau bukan. (Sumarjono,2004:32).
Pemahaman konsep diartikan sebagai pemahaman ide-ide abstrak
untuk menggolongkan atau mengkategorikan objek sebagai contoh atau
bukan. Pemahaman konsep dibedakan dalam beberapa dimensi, antara
lain:

7

a. Atribut, contoh suatu konsep harus Matematika mempunyai atribut
yang relevan atau tidak relevan.
b. Struktur, menyangkut cara terkaitnya atribut-atribut tersebut.
c. Keabstrakan, konsep-konsep dapat dilihat lebih konkret.
d. Keinklusifan, ditunjukkan dalam jumlah contoh-contoh yang terlibat
dalam konsep itu.
e. Generalitas, bisa diklasifikasikan
f. Ketepatan
g. Kekuatan, kekuatan suatu konsep sejauh mana orang setuju bahwa
konsep itu penting
4. Strategi Pembelajaran
Strategi merupakan istilah lain dari pendekatan, metode atau cara.
Sedangkan strategi pembelajaran diartikan sebagai urutan langkah atau
prosedur yang digunakan guru untuk membawa siswa dalam suasana
tertentu untuk mencapai tujuan belajarnya. Sedangkan pembelajaran aktif
menurut Hisyam Zaini, Bermawy Munthe & Sekar Ayu Aryani (2007)
adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar
secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang
mendominasi aktifitas pembelajaran.
5. Metode Mengajar
a. Melalui metode alat peraga
Salah satu peranan alat peraga dalam matematika adalah
meletakkan ide-ide dasar konsep. Dengan bantuan alat peraga yang
sesuai, siswa dapat memahami ide-ide dasar yang melandasi sebuah
konsep, mengetahui cara membuktikan suatu rumus atau teorema, dan
dapat menarik suatu kesimpulan dari hasil pengamatannya.
Setelah siswa mendapat kesempatan terlibat dalam proses
pengamatan dengan bantuan alat peraga, maka di harapkan akan
tumbuh minat belajar matematika dalam dirinya. Dan akan
menyenangi konsep yang di sajikan, kerena sesuai dengan tahap
perkembangan mentalnya, yang masih menyenangi permainan.

8

Selain
motivasinnya.

tumbuhnya
Melalui

minat,

siswa

demonstrasi

dapat

di

penggunaan

bangkitkan
alat

peraga

matematika, guru dapat merangsang munculnya motivasi dalam diri
siswa untuk mempelajari materi lebih lanjut. Siswa yang merasa
penasaran dan ingin lebih jauh tentang konsep yang di pelajarinya akan
terus berusaha mempelajari konsep itu lebih mendalam.
Selain itu, pengajaran dengan menggunakan alat peraga akan
dapat memperbesar perhatian siswa terhadap pengajaran yang
dilangsungkan, karena mereka terlibat dengan aktif dalam pengajaran
yang dilaksanakan. Dengan bantuan alat paraga konsentrasi belajar
dapat lebih ditingkatkan.
Alat peraga dapat pula membantu siswa untuk berpikir logis
dan sistematik, sehingga mereka pada akhirnya memiliki pola pikir
yang diperlukan dalam mempelajari matematika.
Dengan bantuan alat peraga matematika, siswa akan semakin
mudah memahami hubungan antara matematika dan lingkungan alam
sekitar. Siswa akan semakin mudah memahami kegunaan matematika
dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan, dengan adanya kesadaran
seperti ini, mereka terdorong untuk mempelajari matematika lebih
lanjut. Misalnya dengan penggunaan alat peraga dalam penjelasan
konsep ruang berdimensi tiga, siswa akan semakin terlatih daya tilik
ruangnya, sehingga pada akhirnya mampu menemukan atau menyadari
hubungan antara matematika dengan lingkungan sekitar.
Kelebihan metode alat peraga adalah :
1) Dapat menumbuhkan minat dan motivasi siswa
2) Memudakkan siswa dalam memahami matematika
3) Memudahkan memahami kegunaan matematika
4) Membantu guru dalam menjelaskan, merumuskan, membentuk
konsep
5) Melatih ketrampilan siswa dalam pemecahan masalah
6) Melatih siswa menemukan ide-ide baru dalam konsep

9

7) Mendorong siswa untuk berfikir dalam pengamatan objek
8) Memudahkan siswa dalam melakukan pengukuran
b. Melalui metode permainan
Adapun dengan menggunakan media permainan dalam kegiatan
belajar, maka akan ada penyeragaman penafsiran dari guru mata
pelajaran terhadap mata pelajaran yang akan disampaikan kepada
siswa.Dengan permainan proses pembelajaran menjadi lebih menarik.
Media permainan terdiri dari :
1) unsur visual (dapat dilihat)
2) audio (dapat didengar) dan
3) gerak (dapat berinteraksi).
Jadi media permainan ini dapat membangkitkan keingintahuan
siswa, memungkinkan siswa menyentuh objek kajian pelajaran,
membantu mereka mengkonkretkan sesuatu yang abstrak dan
sebagainya.
Dengan media permainan, maka guru tidak perlu menghabiskan
waktu banyak untuk menjelaskan materi.Siswa dapat melatih dirinya
dengan cara berinteraksi dengan media permainan mengenai suatu
materi yang mereka ingin pelajari khususnya dalam memahami konsep
matematika.Biasanya mereka menggunakan media permainan dalam
bentuk simulasi ataupun quiz untuk memudahkan dan mempercepat
penyerapan materi yang digunakan.
Hal ini dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi siswa
terhadap ilmu pengetahuan dan proses pencarian ilmu itu sendiri.Maka
Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif, produktif dan
dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam konsep matematika.
Kelebihan metode permainan yaitu:
1) merangsang reaksi siswa terhadap penjelasan guru
2) menjadikan proses belajar siswa semakin interaktif dan efektif

10

C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan pembahasan teori diatas didapatkan susunan kerangka
berfikir yang digunakan jawaban sementara masalah yang timbul.Tidak
selamanya metode alat peraga dan permainan itu baek digunakan, tetapi semua
itu diperlukan waktu untuk menjadi lebih baik.
Di dalam kegiatan belajar mengajar banyak sekali factor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa. Dua factor diantaranya adalah metode
pembelajaran dan tingkat pemahaman konsep matematika. Di dalam
pemilihan metode, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi belajar
yang melibatkan keaktifan siswa dalam belajar.
Metode mengaajar yang bermacam-macam menuntut guru untuk pandai
memilih metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dengan
menggunakan metode alat peraga, diharapkan siswa dapat lebih mudah
memahami masalah yang akan diselesaikan.
D. Hipotesis tindakan
Dari refleksi hasil tinjauan pustaka dan kerangka berfikir tersebut maka
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
“Jika pembelajaran matematika dengan alat peraga dan permainan
dilakukan dengan benar maka akan meningkatkan kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa, dalam hal ini meliputi penalaran, pemahaman,
keaktiifan dan kreatifitas siswa”.

11

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Yang berbentuk
kajian refleksif oleh pelaku tindakan. Selain itu, penelitian ini bersifat praktis
situsional dan kondisional berdasarkan pemahaman yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
konsep matematika dalam tindakan yang dilakukan.
Peneliti akan bekerja sama dengan guru matematika dan kepala sekolah
untuk mendiskusikan dan menetapkan tujuan penelitian, permasalahan
penelitian, dan rencana tindakan yang akan dirancang.Peneliti akan mencatat
kegiatan yang mempunyai pengaruh terhadap proses pembelajaran.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian tindakan kelas ini
yaitu: 1) Dialog awal, 2) Perencanaan tindakan, 3) Pelaksanaan tindakan, 4)
Observasi (pengamatan), 5) Refleksi, 6) Evaluasi, 7) Penyimpulan hasil
berupa pengertian dan pemahaman.

12

Langkah-langkah penelitian diilustrasikan dalam siklus sebagai berikut:
Dialog awal

Perencanaan

Tindakan 1

Observasi dan monitoring

Refleksi
Evaluasi
Perencanaan 2

Tindakan 2

Refleksi

Observasi dan monitoring

Evaluasi
Pengertian dan pemahaman siswa

Gambar 2.siklus Penelitian Tindakan Kelas
1. Dialog Awal
Suatu pertemuan antara peneliti dan guru matematika bersama-sama
melakukan pengenalan, penyatuan ide, dan berdiskusi membahas masalah
dan cara-cara peningkatan keaktifan siswa yang terfokus pada interaksi
siswa dan guru.
Dialog membicarakan model dan alternatif pembelajaran yang akan
dipraktekkan dan dikembangkan sehingga diperoleh kesepakatan untuk
memecahkan masalah peningkatan aktifitas belajar matematika melalui
strategi pembelajaran dengan pendekatan dialektik.
2. Perencanaan Tindakan Kelas
Hasil dari dialog awal yang telah diputuskan dan disepakati bersama
diharapkan membawa kesadaran pentingnya peningkatan pemahaman

13

konsep matematika siswa, selanjutnya disusun langkah-langkah persiapan
tindakan pembelajaran yang terdiri:
a. Memperbaiki kompetensi material guru dalam bidang matematika
Setiap guru pasti mempunyai permasalahan sendiri dalam
pembelajaran, maka lebih baik guru mengajukan masalah kemudian
peneliti membantu mencari solusi masalah itu/ peneliti mengamati
guru dalam kegiatan pembelajaran melakukan suatu kesalahan
kemudian memberikan masukan.
b. Identifikasi masalah dan penyebabnya
Peningkatan aktivitas belajar matematika akan lebih terarah bila
kegiatan yang dikerjakan guru matematika menggambarkan keadaan
nyata yang suatu saat akan dihadapi siswa. Guru sebaiknya
mempunyai gambaran permasalahan dan penyebab ketidakefektifan
pembelajaran matematika. Informasi tentang permasalahan ini dapat
diperoleh dari pengalaman-pengalaman guru pada waktu mengajar dan
menghadapi

situasi

kelas

dari

tahun

ke

tahun,

kemudian

mendiskusikan bersama untuk melihat keterkaitan masalah tersebut
dengan hal-hal lain yang terkait. Tindakan yang dilakukan adalah
diskusi antara guru matematika dengan peneliti.
c. Perencanaan solusi masalah
Tindakan dikembangkan berdasarkan akar penyebab masalah,
yaitu menerapkan pelaksanaan tindakan pembelajaran matematika
dengan tepat. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah adalah
dengan strategi pembelajaran melalui pendekatan dialektik.
3. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan berdasarkan perencanaan, namun tindakan
tidak mutlak dikendalikan oleh rencana. Tindakan yang diputuskan
mengandung resiko karena terjadi dalam situasi nyata. Oleh karena itu,
rencana tindakan harus bersifat sementara, fleksibel dan siap diubah sesuai
dengan keadaan yang ada upaya perbaikan.

14

4. Observasi dan monitoring
Observasi dan monitoring dilakukan dengan mengamati atas hasil
atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan/ dikenakan terhadap siswa.
Pada waktu observasi dilakukan, observer mengamati proses pembelajaran
dan menyimpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada saat
proses pembelajaran berlangsung baik yang terjadi pada guru, siswa
maupun situasi kelas.
Observasi ini dilakukan peneliti dengan berbekal pedoman observasi
dan kegiatan lapangan. Peneliti mencatat semua kegiatan guru mulai dari
pendahuluan, pengembangan, penerapan, dan penutup.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5
Sukoharjo. Yang berlokasi di desa Bulakan, Kecamatan Sukoharjo,
kabupaten Sukoharjo. Peneliti mengambil tempat ini sebagai tempat
penelitian dikarenakan, lokasi berdekatan dengan tempat peneliti, dan
lokasi tersebut mudah dijangkau oleh peneliti sehingga lebih efisien dalan
proses penelitian. Sekolah ini belum termasuk sekolah unggulan, tetapi
dilihat dari segi kualitasnya sudah sangat baik.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan juli sampai dengan bulan
desember 2011.
C. Data dan Nara Sumber
Data penelitian didapat dari informasi tentang kemampuan siswa dalam
memahami konsep matematika yang digunakan dalam menyelesaikan
soal.data tersebut dapat dikumpulkan dari berbagai sumber. Dalam penelitian
ini yang sebagai nara sumber dan yang memberikan tindakan yaitu guru
matematika kelas VII E SMP N 5 Sukoharjo.Sedangkan siswa kelas VII E
SMP N 5 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 40 siswa sebagai

15

penerima tindakan. Dan kepala sekolah sebagaibsubyek yang membantu
dalam perencanaa, pengumpulan, analisis data, penarikan kesimpulan.
D. Tehnik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini akan diperoleh melalui catatan observasi,
catatan lapangan, dokumentasi, wawancara. Data penelitian ini juga akan
bersumber dari interaksi guru dan siswa dalam upaya peningkatan pemahaman
konsep matematika, dan beberapa tindakan belajar atau perilaku belajar yang
dihasilkan dari tindakan mengajar.
1. Observasi
Observasi adalah suatu tehnik yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan secara teliti dan sistematis. Kegiatan observasi dalam
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perubahan perilaku
tindakan belajar siswa yaitu upaya peningkatan pemahaman konsep
matematika siswa. Peneliti melakukan observasi sesuai dengan pedoman
observasi yang telah ditetapkan.
2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mencata kejadian-kejadian
penting yang muncul pada saat proses pembelajaran berlangsung. Model
catatan lapangan pada penelitian ini adalah catatan pengamatan yang
dilakukan peneliti dan guru.
Menurut meoleong (2001:155) catatan pengamatan adalah pernyataan
tentang semua peristiwa yang dialami penafsiran, hanya catatan
sebagaimana adanya.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu metode untuk mencari data
mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku
agenda, dan sebagainya (Arikunto , 2002:206)
Metode yang digunakan untuk memperoleh data sekolah dan
identitas siswa. Dengan melihat dokumentasi yang ada disekolah.

16

4. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa yang berkenaan
dengan pembelajaran kooperatif, melalui wawancara ini diharapkan dapat
memperoleh masukan untuk melengkapi dan memperkuat analisis data
yang diperoleh.
Adapun bentuk wawancara yitu:
a. Wawancara terencana, dimana pembicaraan dilakukan secara informal
antara pelaku penelitian
b. Wawancara terstruktur, pewawancara menetapkan sendiri masalah dan
pertanyaan yang akan diajukan. Ini bertujuan untuk mencari jawaban
tentang hipotesis.
E. Tehnik Analisis Data
Data penelitian merupakan bagian dari proses penelitian yang sangat
penting, dengan adanya analisis data akan tampak hasilnya yaitu memecahkan
masalah sehingga muncul penelitian yang pada akhirnya tujuan dapat dicapai.
Tehnik analisi yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Menurut Miles dan Huberman (Sutama, 2003:14) tehik ini terdiri dari
alur kegiatan yang berlangsung secara bersama yaitu reduksi data, penyajian
data atau verifikasi. Reduksi data adalah proses pemilihan atau pemusatan
pada penyerdehanaan dan transformasi data kasar yang muncul darincatatancatatan tertulis di lapangan kegiatan ini mulai dilakukan dalam setiap
tindakan. Penyajian data dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap
informasi yang member adanya penarikan kesimpulan dilakukan secara
bertahap.
F. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah penelitian tentang upaya peningkatan pemahaman
konsep matematika

17

1. Dialog awal
Dialog awal adalah langkah pertama penelitian yang dilakukan
peneliti bersama guru matematika dan kepala sekolah. Dalam dialog ini,
peneliti mengajukan permohonan ijin untuka melakukan penelitian
terrhadap permasalahan yang muncul pada upaya peningkatan pemahaman
konsep matematika di SMP N 5 Sukoharjo.
Suatu pertemuan antara peneliti, guru matematika, dan kepala
sekolah bersama-sama melakukan pengenalan, penyatuan ide, dan
berdiskusi membahas masalah dan cara-cara meningkatkan pemahaman
konsep matematika yang terfokus pada interaksi siswa melulalui alat
peraga dan permainan .
2. Perencanaan tindakan
a. Mengidentifikasi Masalah
Peneliti merumuskan permasalahan siswa sebagai upaya
meningkatkan pemahaman konsep matematika melalui alat peraga dan
permainan. Tindakan yang dilakukan adalah diskusi dengan guru
matematika kelas VII, melakukan tes sebelum tindakan.
b. Mengidentifikasi siswa
Hal ini dilakukan untuk mengetahui siswa yang pandai, sedang
dan

kurang

melalui

pengumpulan

data.

Tindakannya

adalah

musyawarah dengan guru matematika kelas VII, mengacu pada
dokumentasi hasil tes pertama.
c. Perencanaan solusi masalah.
Solusi yang ditawarkan adalah upaya peningkatan pemahaman
konsep matematika dengan strategi pempelajaran aktif melalui alat
peraga dan permainan untuk meningkatkan prestasi siswa.
3. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru yang akan diobservasi.
Guru sebagai mitra atau action research, karena guru berfungsi sebagai
pengelola kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan perencanaan yang telah

18

dibuat, guru melaksanakan model pembelajaran matematika melalui alat
peraga untuk meningkatkan konsep matematika siswa.
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan isi rencana pembelajaran dan
menerapkan

rencana

tindakan

yang

telah

disusun

berdasarkan

permasalahan yang mempengarungi pemahaman konsepmatematika.
Peneliti melaksanakan tindakan pemBelajaran pada siswa kelas VII SMP
N 5 Sukoharjo dengan berpedoman rencana pembelajaran dan
perencanaan tindakan kelas yang telah disusunsebelumnya.
4. Observasi dan monitoring
Observasi dan monitoring untuk mendokumentasikan tindakan
terkait, yang bersifat responsive, fleksibel, dan terbuka untuk mencatat hal
yang tidak terduga. Observasi yang cermat diibutuhkan karena tindakan
akan selalu dibatasi oleh kendala realitas.
Pada saat observasi dilakukan, observer mengamati proses
pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai proses pembelajaran .
baik yang terjadi pada guru, siswa maupun situasi kelas.observasi hanya
mencatat apa yang dilihat dan didengar, bukan memberikan penilaian.
5. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan pemikiran untuk mencermati gagasan
yang dicerna, selanjutnya dengan pemikiran abstrak diperkaya dengan
gagasan

baru kemudian dicerna lagi, diadakan telaah balik, dan

dilanjutkan dengan penelitian abstrak sehingga menghasilkan buah pikiran
yang bermutu.
6. Evaluasi
Evaluasi dalam pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai
belajar yang dilakukan dengan melalui kegiatan penelitian pembelajaran.
Evaluasindilakukan sebagai upaya menentukan tingkat keberhasilan dan
pencapaian. Pada proses ini diantaranya mencakup proses pengumpulan,
pengolahan, mengkaji informasi sehingga bermanfaat dalam pengambilan
putusan tindakan.

19

G. Keabsahan Data
Triangulasi

adalah

tehnik

pemeriksaan

keabsahan

data

yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data. Keabsahan data dilakukan dengan
triangulasiu sumber, yaitu membandingkan data hasil pengamatan tes dengan
hasil observasi lain.
Mengadakan membercheck yaitu menguji kemungkinan dugaan-dugaan
yang berbeda dan mengembangkan pengujian untuk mengecek

analisis,

dengan mengaplikasikannya pada data, serta dengan mengajukan pertanyaan
tentang data.

20

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto . 2002 . Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara
Djumaroh . 2002. “Psikologi Belajar”, Jakarta :Rineka Cipta
(http://teacheracim.blogspot.com/2008/12/strategi_pembelajaran_aktif.html
diakses tanggal 12 mei 2011)
Miles dan Huberman . 2003 . Analisis Data Kualitatif, Jakarta : Universitas
Indonesia press
Meoleong . 2002. Metodelogi Penelitian kualitatif, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Oemar, Hamalik . 2001 . Belajar dan Memperteguh Kelakuan Melalui
Pengalaman, Bandung : Rineka Cipta
Sumarjono . 2004 . “ Konsep dan Makna Pembelajaran “,Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Syaiful, Sagala . 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFABETA

21