MENGEMBANGKAN MODEL KURSUS KEWIRAUSAHAAN docx

KARYA TULIS ILMIAH

MENGEMBANGKAN MODEL KURSUS
KEWIRAUSAHAAN BERBASIS DUNIA USAHA DAN
INDUSTRI
MELALUI METODE
PENGGABUNGAN PRINSIP LIFE SKILL DAN
BROAD BASED EDUCATION(BBE) SERTA WORK
BASED LEARNING (WBL)

Disusun untuk Jambore PTK
PAUD NI tingkat Propinsi
tahun 2011
DISUSUN OLEH :VITRA DEWANTA
RAMA,S.KOM
pratekom

1

KARYA TULIS ILMIAH


MENGEMBANGKAN MODEL KURSUS
KEWIRAUSAHAAN BERBASIS DUNIA USAHA
DAN INDUSTRI
MELALUI METODE
PENGGABUNGAN PRINSIP LIFE SKILL DAN
BROAD BASED EDUCATION(BBE) SERTA
WORK BASED LEARNING (WBL)

Disusun untuk Jambore PTK PAUD NI tingkat Propinsi tahun 2011

DISUSUN OLEH :
VITRA DEWANTA RAMA, S.KOM

LKP PRATAMA TEKNOLOGI DOMPU

2

2011
KATA PENGANTAR


Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah
Yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat dan HidayahNya,

sehingga

penulisan

“MENGEMBANGKAN

Karya

MODEL

Tulis

Ilmiah

KURSUS

dengan


judul

KEWIRAUSAHAAN

BERBASIS DUNIA USAHA DAN INDUSTRI MELALUI METODE
PENGGABUNGAN PRINSIP LIFE SKILL DAN BROAD BASED
EDUCATION SERTA WORK BASED LEARNING ” ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat
mengikuti Jambore PTK PAUD NI tingkat Propinsi tahun 2011
Pada
ungkapan

Kesempatan
terima

kasih

ini


penulis

yang

ingin

menyampaikan

sebesar-besarnya

bahwa

keberhasilan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak :
1. Bapak Kepala Dinas Dikpora Dompu
2. Bapak Kabid PLS Dinas Dikpora Dompu
3. Mama dan Papa yang selalu memberikan dorongan moril
maupun material, serta atas doa restunya selama ini


3

4. Istri dan putra-putri kami tercinta yang merelakan waktunya
tersita oleh pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini sehingga dapat
terselesaikan dengan baik
5. Kakak

ku

tersayang

yang

telah

banyak

membantu

memberikan ide dan masukan

6. Teman-teman

semuanya

yang

telah

rela

membantu

kelancaran pembuatan karya tulis ilmiah ini dan memberikan
banyak ilham bagi penulis.
Akhir

kata

dengan


segala

keterbatasannya,

penulis

menyadari di dalam penyusunan karya ilmiah ini tentunya tidak
terlepas dari segala kekurangan, hal ini dikarenakan kemampuan
dan waktu yang tersedia bagi penulis. Oleh karena itu penulis
berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi
siapa saja yang membacanya.

Dompu,........April 2011-04-28

Penulis

4

5


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

.....................................................................
.................
.....................................................................

iii

..................
.....................................................................

v
vi

..................
.....................................................................

vii


LAMPIRAN-

.................
.....................................................................

vii

LAMPIRAN
BAB I :

..................
.....................................................................

i
1

PENDAHULUAN
Latar Belakang

..................


SURAT
REKOMENDASI
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR

1

Masalah ............................................................................................

2

..

3

Rumusan

3


Masalah ............................................................................................

4

...........
Tujuan
Penulisan ..........................................................................................
...............
Manfaat
Penulisan ..........................................................................................
.............
Metode
Penulisan...........................................................................................

6

..............
BAB II : KAJIAN

.....................................................................

5

PUSTAKA
.................
2.1 Mengembangkan Model Kursus Kewirausahaan Berbasis Dunia
Usaha dan

5

Industri........................................................................................
........................

8

2.2 Metode Penggabungan Prinsip Life Skill dan Broad Based
Education (BBE) serta Work Based
Learning(WBL)........................................................................
BAB III : LKP PRATAMA TEKNOLOGI MENGGABUNGKAN
METODE PRINSIP LIFE SKILL, BROAD BASED EDUCATION
(BBE) SERTA WORK BASED LEARNING

1

(WBL) ..............................................................................................

6

......................................
3.1 Profile LKP PRATAMA

1

TEKNOLOGI .......................................................................

6

3.2 Metode Pengajaran dan Kurikulum yang

2

digunakan............................................
.....................................................................
BAB IV : PENUTUP
...........
4.1

1
2

Kesimpulan .......................................................................................

5

.....................

2

4.2

6

5
2

Saran ................................................................................................
......................
DAFTAR PUSTAKA

.....................................................................

2

.................

7

DAFTAR GAMBAR
2.2.1

Prinsip-Prinsip

Life

Skill 8

..........................................................................
2.2.2
Model
Penyelenggaraan

Program 1

7

BBE...................................................
2.2.3
Diagram
Sistem
Pendidikan

0
Nasional 1

....................................................
3
3.2.1 Metode I Penggabungan BBE+WBL+Prinsip Life 2
Skill ............................
1
3.2.2 Metode II Penggabungan BBE+WBL+Prinsip Life 2
Skill ...........................
1
3.2.3 Metode III Penggabungan BBE+WBL+Prinsip Life 2
Skill ..........................

2

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Kurikulum Kewirausahan (10%)
.......................................................
Lampiran 2 Kurikulum Merakit (teori+Praktek = 30%
+60%)..........................

8

Lampiran 3 Kurikulum Perkantoran (teori+Praktek =
30%+60%) .................
Lampiran 4 Kurikulum Design Graphis (teori+Praktek
= 30%+60%) ...............
Lampiran
5

Daftar

..............................................................................
Lampiran
6
Riwayat
Hidup
..................................................................
Lampiran
7
Biodata
...................................................................................
Lampiran
8

Peserta
Penulis
Diri
Surat

Keterangan ..........................................................................

9

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG MASALAH

Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat cepat
dan pesat saat ini, berpengaruh pada berbagai sistem kehidupan
masyarakat.

Dampak

dari

cepatnya

perubahan

tersebut,

meningkatkan kepekaan dan kesadaran masyarakat terhadap
permasalahan sosial khususnya terhadap pendidikan. Tuntutan
masyarakat terhadap pendidikan makin tinggi dan harus selalu
mengikuti perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi, tetapi
pada kenyataannya pendidikan selalu ketinggalan beberapa
langkah sehingga terjadi kesenjangan antara pendidikan dan
perkembangan teknologi. Pada akhirnya masyarakat menyorot
dan mengatakan bahwa pendidikan ketinggalan, mutunya kurang
baik sehingga pola pendidikan perlu diubah dan direformasi.
Diperparah oleh Sistem Pendidikan di Indonesia selama ini
menghasilkan lulusan-lulusan yang tidak sesuai dengan tuntutan
Dunia Kerja pada umumnya atau dengan kata lain kurikulum
yang

dijalankan

oleh

dunia

pendidikan

tidak

menunjang

seseorang setelah lulus akan mempunyai keahlian atau skill yang
mumpuni

untuk

kemandirian

mereka

kelak.

Untuk

itulah

diperlukan sebuah organisasi di luar lingkungan pendidikan
formal untuk memberikan solusi dari permasalahan tersebut.

1

Banyak perusahaan / industri yang masih “kekurangan” tenaga
kerja yang “handal”. Memang secara alamiah dan sudah pada
umumnya, setiap perusahaan/dunia usaha dan dunia industri
menginginkan tenaga kerja yang profesional yang akan menjadi
bagian dari kemajuan perusahaan yang dimaksud. Oleh Karena
itu, sudah seharusnya dunia pendidikan mampu menyediakan
kebutuhan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan atau
dunia

pendidikan

harus

mengembangkan

model

pendidikan/pembelajaran yang berorientasi pada dunia kerja
Lembaga-lembaga

pendidikan

non

formal

terus

berusaha

mengantisipasi berbagai tuntutan perubahan yang terjadi untuk
menyiapkan outputnya sesuai dengan tuntutan dan kemajuan
jaman. Oleh karena itu, LPK Pratama Teknologi merasa terpanggil
untuk memberikan solusi dari masalah tersebut diatas. Dari
sinilah penulis ingin membahas tentang “Mengembangkan

Model Kursus Kewirausahaan Berbasis Dunia Usaha Dan
Industri Melalui Metode Penggabungan Prinsip Life Skill
Dan Broad Based Education Serta Work Based Learning”.
Sehingga Lembaga Kursus mampu memberikan output kepada
Dunia Kerja atau untuk siswa itu sendiri membuat lapangan
pekerjaan buat orang lain setelah mendapatkan bekal ilmu dari
Lembaga Kursus yang diikutinya

1.2

Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah yang
akan penulis bahas adalah :

2



Apakah Metode Penggabungan Prinsip Life Skill, Broad
Bases

Education

serta

Work

Based

Learning

dapat

mengembangkan Kursus Kewirausahaan berbasis Dunia
Usaha dan Industri (DUDI)

1.3

Tujuan Penulisan

Untuk membuktikan bahwa Metode Penggabungan Prinsip Life
Skill, Broad Based Education serta Work Based Learning dapat
mengembangkan Kursus Kewirausahaan berbasis Dunia Usaha
dan Industri (DUDI)
1.4

MANFAAT PENULISAN

Manfaat Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini antara lain :
a) Bagi Penulis
-

Dapat menjadikan suatu bahan wacana keilmuwan
dan acuan bagi pihak yang berkepentingan dengan
penulisan ini

-

Menambah wawasan penulis dalam kewirausahaan

-

Menambah pengalaman dalam membuat penulisan
Karya Tulis Ilmiah

-

Menambah bekal pengetahuan dalam bertugas di
pengelolaan lembaga kursus

b) Bagi Lembaga Kursus Pratama Teknologi
-

Memberikan manfaat berupa tambahan referensi di
bidang kewirausahaan

-

Memberikan

Metode

yang

tepat

dalam

pembelajaran menjadi seorang wirausahawan

3

proses

c) Bagi Masyarakat Umum / Lembaga Kursus lainnya
-

Menambah

pengetahuan

pentingnya

Lembaga

Kursus
-

Menumbuhkan

semangat

kewirausahaan

setelah

mengikuti kursus
-

Memberikan

Metode

yang

tepat

dalam

proses

pembelajaran menjadi seorang wirausahawan
d) Bagi Pemerintah
-

Menjadi

acuan

untuk

pengembangan

model

pembelajaran kurikulum pendidikan kedepan
1.5

Metode Penulisan

Dalam penulisan karya tulis ini menggunakan metode kualitatif
dengan teknik pengambilan data sebagai berikut :
1 Teknik Observasi, yaitu pengamatan langsung di tempat
kursus
2 Kajian Pustaka : yaitu penulis membaca buku-buku dan
kumpulan

literatur/referensi

penelitian ini

4

yang

berkaitan

dengan

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Mengembangkan Model Kursus Kewirausahaan
Berbasis Dunia Usaha dan Industri
a) Mengembangkan Model Kursus Kewirausahaan



Lembaga Kursus
Kursus Berdasarkan PP No 73 tahun 1991 tentang
Pendidikan Luar Sekolah merupakan satuan pendidikan
luar sekolah yang memberikan kemampuan kepada
warga

belajar

untuk

dapat

mengembangkan

diri,

bekerja, mencari nafkah dan/atau melanjutkan ke
tingkat atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Berdasarkan hal ini arah pendidikan kursus lebih
berorientasi kepada pendidikan kejuruan (vocational)
Sifat Kursus adalah dapat memenuhi secara fleksibel
atas segenap aspek kebutuhan masyarakat yang terkait
dengan pengembangan diri dan terutama kemampuan
untuk mencari nafkah

5

(PANDUAN

PENYELENGGARAAN

KEMITRAAN

ANTARA LEMBAGA KURSUS, PKBM DAN DUDI
(Departemen

Pendidikan

Nasional

Direktorat

Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda)


Pengertian Pendidikan Kewirausahaan
Masyarakat (PKM)
1. Kewirausahaan

adalah

kemampuan

yang

mencakup pengetahuan, keterampilan, dan jiwa
kewirausahaan yang harus dikuasai dan dimiliki
peserta

didik,

yang

diharapkan

mampu

membangun usaha sendiri atau kelompok.

2. Wirausaha adalah seorang yang memiliki jiwa
kewirausahaan

yang

diharapkan

mampu

membangun usaha sendiri atau kelompok.

3. Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat melalui
kursus dan pelatihan adalah program pelayanan
pendidikan
usaha

kewirausahaan

yang

dan

diselenggarakan

Penyelenggara

Pendidikan

keterampilan

oleh

Lembaga

Kewirausahaan

Masyarakat dalam bentuk kursus dan pelatihan
yang

disesuaikan

dengan

kebutuhan

peluang

usaha

(PETUNJUK

TEKNIS

PROGRAM

PENDIDIKAN

KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT MELALUI KURSUS
DAN

PELATIHAN

Nasional

(Kementerian

Direktorat

Jenderal

Pendidikan
Pendidikan

NonFormal dan Informal Direktorat Pembinaan
Kursus dan Kelembagaan)

6



Kursus dan Pelatihan adalah bentuk pendidikan
berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
keterampilan, standar kompetensi, pengembangan
sikap kewirausahaan, serta pengembangan Kepribadian
profesional (UU SISDIKNAS No 20 Tahun 2003 pasal

26 ayat 5 Tentang Kursus dan Pelatihan)


Mengembangkan adalah membuka lebar-lebar;
membentangkan atau menjadikan maju (baik atau
sempurna) sedangkan model adalah
pola(contoh,acuan,ragam,dsb) dari sesuatu yang akan
dibuat atau dihasilkan
(http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/)

b) Berbasis Dunia Usaha dan Industri
-

Definisi Usaha
Usaha adalah aktivitas mencari, menghimpun dan
mengelola

suatu

didefinisikan

kegiatan.

sebagai

Usaha

kegiatan

dapat
atau

juga
proses

menghasilkan sesuatu atau produk yang mempunyai
nilai guna yang dapat dikonsumsi oleh konsumen
-

Definisi Industri
Industri

adalah

suatu

usaha

atau

kegiatan

pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi
menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah
untuk mendapatkan keuntungan . Usaha perakitan

7

atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari
industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang,
tetapi juga dalam bentuk jasa.
(PANDUAN

PENYELENGGARAAN

KEMITRAAN

ANTARA LEMBAGA KURSUS, PKBM DAN DUDI
(Departemen Pendidikan Nasional Direktorat
Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda)
Dari

Uraian

diatas

Mengembangkan

dapat

Model

disimpulkan

Kursus

bahwa

Kewirausahaan

Berbasis Dunia Usaha dan Industri adalah Memajukan
suatu acuan (pola) Program Pendidikan Kecakapan Hidup yang
menghasilkan

warga

belajar

yang

mempunyai

sifat

kewirausahaan sehingga bisa usaha sendiri atau kerja menjadi
karyawan yang sesuai dengan dunia usaha dan industri

2.2. Metode Penggabungan Prinsip Life Skill dan Broad
Based

Education

(BBE)

serta

Work

Based

Hidup

adalah

Learning(WBL)

a) Prinsip Life Skill


Life

Skill

atau

Kecakapan

Kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan
berani menghadapi problema hidup dan kehidupan
secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian

8

secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan
solusi sehingga pada akhirnya mampu mengatasinya
(Tim BBE Depdiknas,2001:9).


Mengelompokkan Life Skill dalam tiga kelompok
kecakapan, yaitu : a) Kecakapan hidup sehari-hari
(daily lifing skills), b) Kecakapan pribadi dan sosial
(personal and social skills), dan c) Kecapakan untuk
bekerja (Broling 1989)



Prinsip-Prinsip Life Skill menurut Jaques Dehlor
tahun 1996 seperti di bawah ini

PENDAMPINGAN USAHA (MODAL,TEKNIS,DAN PASAR)

Learning To be

Membuka usaha dengan menerapkan
teori dan praktek yang telah diperoleh

Learning To
live together

Bekerjasama dengan orang lain melalui
praktek merintis, menjalankan, dan
mengembangkan wirausaha

Jaringan
Modal dan
Pasar
Jaringan Kerja
dan

Learning To
do

Memprektekkan teori yg idiajarkan
(dalam proses pendidikan) dan
dilakukan penilaian kegiatan dan hasil
praktek

DUDI dan
Pakar

Learning To
Know

Belajar teori-teori dasar yang relevan
dan penting bagi usaha dan wirausaha

Instruktur dan
Pakar

PENYIAPAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
Gambar 2.2.1 Prinsip-Prinsip

b) Broad Based Education


Broad Based Education (BBE), pendidikan berbasis luas
sebagai suatu konsep penyelenggaraan pendidikan sebagai
wahana

untuk

memberdayakan

pendidikan

dengan

dukungan potensi masyarakat guna mencapai tujuan
pendidikan. BBE adalah penyelenggaraan pendidikan yang
mengakomodasi-kan berbagai kepentingan dan kebutuhan

9

masyarakat, serta mengimplementasikannya ke dalam
kurikulum dan pembelajaran yang khas dan terstruktur,
sehingga

kompetensi

lulusannya

memenuhi

standar

tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pendidikan

yang

berbasis

luas

merupakan

bentuk

penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup. Pendidikan
berbasis luas merupakan suatu pendekatan yang memiliki
karakteristik bahwa proses pendidikan bersumber pada
nilai-nilai

hidup

yang

berkembang

secara

luas

di

masyarakat.
Dasar dari penyelenggaraan pendidikan berbasis luas
adalah kebutuhan nyata yang ditekankan pada kecakapan
atau keterampilan hidup atau bekerja, bukan semata-mata
jalur akademik.
(LIFE SKILL DAN BROAD BASE EDUCATION (BBE)

SUATU

MODEL

INOVASI

PENDIDIKAN

DALAM

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (Makalah Dalam Jurnal
Teknologi dan Informatika, Vol 1, No. 1 Tahun 2002
Diterbitkan oleh ST. INTEN )
 Broad Based Education idealnya dapat diterapkan pada
semua jenis, jenjang dan satuan pendidikan atau pelatihan.
Fakta menunjukkan bahwa cukup banyak lulusan dari
satuan

pendidikan

tersebut

sebagian

tidak

dapat

melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi dan
sebagian belum siap atau mampu memasuki lapangan
kerja. Oleh karena itu, diperlukan strategi khusus dalam
pelaksanaannya. Strategi tersebut dapat diilustrasikan
pada gambar di bawah ini

10

Gambar 2.2.2 model Penyelenggaraan
Program BBE

Keterangan :
A: Tamatan SMU / SMK / MA yang tidak dapat melanjutkan
studi ke jenjang perguruan tinggi
B: Tamatan SMP/MTs/Paket B yang tidak dapat melanjutkan
studi ke jenjang yang lebih tinggi
C: Siswa SMU /SMK/MA yang masih dalam proses studi
D: Siswa SD/MI/Paket A dan SLTP /MTs/Paket B yang masih
dalam Proses Studi


Pada jalur A dan B ditawarkan paket-paket diklat jangka
pendek sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh
dunia kerja (usaha/industri) dengan mempertimbangkan
usianya. Paket-paket dirancang dengan mempertimbangkan potensi wilayah, penerapan multi entry-multi exit
dan penerapan Pengakuan Hasil Belajar Awal (PHBA)
atau recognition of prior learning agar memungkinkan
peserta diklat dapat melanjutkan studi ke jenjang yang
lebih tinggi.
11



Pada jalur C, kepada siswa SMU/SMK/MA yang masih
dalam

proses

studi,

ditawarkan

paket-paket

yang

mengintegrasikan paket diklat yang diperlukan oleh
masyarakat dan dunia kerja melalui reorganisasi materi
pembelajaran dan menetapkan bahan ajar minimum
(minimum

learning

material)

agar

siswa

dapat

menguasai general life skill.



Pada jalur D, kepada siswa SLTP/MTs/Paket B maupun
SD/MI/Paket

A,

diberikan

paket-paket

yang

mengintegrasikan diklat pra vocational (pre vocational)
yang diperlukan masyarakat dan dunia kerja melalui
reorganisasi

materi

pembelajaran

dan

menerapkan

bahan ajar minimum (minimum learning material) agar
mereka dapat menguasai general life skill

(Model Program BBE Dalam Pendidikan Formal dan
PLS (Makalah Dalam Jurnal Teknologi dan
Informatika, Vol 1, No. 1 Tahun 2002 Diterbitkan oleh
ST. INTEN )
 Pendidikan berdasarkan sistem broad based education
ialah konsep pendidikan yang mengacu pada life skill.
Tujuan

utamanya

adalah

untuk

mengakomodasi

kebutuhan pendidikan masyarakat yang tidak dapat
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Beberapa

alasan

mendasar

yang

perlu

mendapat

perhatian antara lain:


tidak semua lulusan SD, SLTP, dan SMU memiliki
potensi

intelektual

untuk

pendidikan yang lebih tinggi;

12

belajar

pada

jenjang



SLTP, SMU, atau SMK yang ada masih bersifat
umum,

dan

melanjutkan

lulusannya
pendidikan

dipersiapkan

ke

jenjang

untuk

yang

lebih

tinggi, akibatnya lulusan SD yang tidak memiliki
potensi intelektual untuk belajar di SLTP umum
menjadi putus sekolah karena tidak tersedia SLTP
keterampilan;


ketidak-mampuan
kemiskinan

orang

merupakan

tua
faktor

karena

masalah

dominan

yang

mempengaruhi lulusan SD, SLTP, dan SMU tidak
melanjutkan
tinggi.

pendidikan

Fakta

ke

jenjang

mengungkapkan

yang

bahwa

lebih
secara

nasional setiap tahun terdapat sekitar 600.000
lulusan SD, dan jumlah yang sama juga terjadi pada
SLTP dan SMU. Mayoritas atau sekitar 60% berasal
dari keluarga miskin atau berpenghasilan rendah;


untuk masuk pendidikan tinggi negeri harus lulus
UMPTN, sedangkan yang lulus hanya 10% sesuai
dengan daya tampung yang tersedia;



biaya pada pendidikan tinggi swasta relatif lebih
besar, hanya dapat dijangkau oleh masyarakat
golongan menengah keatas, sedangkan masyarakat
miskin yang jumlahnya mayoritas tidak mungkin
menjangkaunya;



banyak orang tua yang sudah memiliki persepsi
bahwa untuk menjadi orang yang berhasil tidak
harus memiliki gelar dari pendidikan tinggi; dan



bahkan sarjana lulusan perguruan tinggi banyak
yang menganggur.

13

(Paradigma Baru Pendidikan Bermutu Berdasarkan
Sistem Broad Based Education dan High Based
Education Menghadapi Tantangan Abad ke-21 di
Indonesia,
http://vivapendidikan.blogspot.com/2009/01/paradig
ma-baru-pendidikan-bermutu.html )



Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun

2003

tentang

Sistem

Pendidikan

Nasional

Gambar 2.2.3 Diagram Sistem Pendidikan
Nasional

c) WORK BASED LEARNING


Work Based Learning (WBL) pada awalnya muncul
karena terjadinya ketidakjelasan link and match antara
apa yang dilakukan di perguruan tinggi dengan apa
yang diharapkan di dunia nyata/dunia kerja. Yang
14

menjadi permasalahan dewasa ini adalah apakah WBL
sebagai program yang mencanangkan kegiatan belajar
di tempat kerja, sejalan dengan apa yang diharapkan
di dunia pendidkan. Karena bagaimanapun terjadi
pertentangan

antara

meningkatnya

kebijakan

memperoleh
Mengkaitkan

dunia

dengan

pembelajaran

pengetahuan
antara

nyata

di

pendidikan

luar
dan

untuk

akademik.
produktivitas

selalu terkait dengan sejumlah kebijakan politik makro
dan trend ekonomi, atau sering disebut dengan
globalisasi. Jadi kita harus dapat memahami apa itu
globalisasi dan bagaimana dapat menyusun kembali
praktek pendidikan dan kaitannya dengan program
WBL.

Dalam

kenyataannya

mengikuti

tuntutan

globalisasi di era informasi secara langsung dan tidak
langsung memberikan sumbangan pada pelaksanaan
pendidikan. Dengan adanya era informasi kita harus
mulai melihat kembali kebermaknaan pengetahuan
teknologi

komunikasi

informasi

tersebut

terhadap

berbagai kemungkinan terjadinya pembelajaran di luar
lembaga.

Di

samping

itu

kita

juga

harus

memperhatikan kebijakan yang berlaku di tempat
belajar dan tempat pengetahuan dihasilkan yang
terjadi di luar lingkungan pendidikan.
(APLIKASI MODEL WORK BASED LEARNING PADA
PERKULIAHAN PRAKTEK USAHA BUSANA (Oleh :

Liunir Z, Katiah, Isma Widiaty))


Pengertian Work Based Learning dalam bukunya WBL
Guide (2002) didefinisikan sebagai berikut :

15

Work-based learning is the planned and supervised
connection

of

classroom

experiences

with

the

expectations and realities of work. Work-based
learning

experiences

provide

all

students

the

opportunity to develop and apply knowledge, skills,
and employability attitudes and behaviors leading to
better

informed

career

choices

and

productive

employment
WBL

merupakan

pembelajaran

yang

menggambarkan suatu program di dunia pendidikan
di mana antara dunia pendidikan dan organisasi atau
perusahaan

secara

bersama-sama

merancang

pembelajaran di tempat kerja, sehingga program ini
memenuhi
berkontribusi
WBL

kebutuhan
dalam

merupakan

peserta

didik,

pengembangan

program

yang

dan

perusahaan.

diselenggarakan

secara formal di pendidikan tinggi.
(WORK BASED LEARNING (David Boud and

Nicky Solomon tahun 2003)



Ada enam karakteristik WBL (David Boud;2003:48),
yaitu :


Hubungan antara mitra/ DUDI dengan institusi
pendidikan secara khusus untuk membangun
dan membantu pembelajaran.



Siswa dilibatkan sebagai pekerja.

16



Program

dalam

WBL

mengikuti

apa

yang

dibutuhkan di tempat kerja dan apa yang
dibutuhkan oleh siswa.


Level

pendidikan

dalam

program

dibangun

setelah siswa memiliki kompetensi yang diakui.


Dalam WBL learning project yang dilakukan di
tempat

kerja,

memberikan

tantangan

untuk

memenuhi kebutuhan siswa di masa yang akan
datang, dan perusahaan itu sendiri.


Institusi

pendidikan

memiliki

keluaran

berdasarkan kesepakatan dalam program ini
dengan menghargai standar dan level yang telah
ditetapkan.
Dari

Uraian

diatas

dapat

disimpulkan

bahwa

Metode

Penggabungan Prinsip-Prinsip Life Skill, Broad Based
Education (BBE) serta Work Based Learning (WBL) adalah
suatu cara dimana seseorang yang ingin maju, mau dan berani
menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa
tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari solusi
sehingga akhirnya mampu mengatasinya itu dikarenakan mereka
mempunyai KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) dan Mempunyai
Kemampuan Kompetensi yang dimiliki sesuai standar SKKNI
(Standar Kerja Kompetensi Nasional Indonesia) atau sesuai
dengan dunia kerja di Indonesia

BAB III

17

LKP PRATAMA TEKNOLOGI
MENGGABUNGKAN METODE PRINSIP LIFE SKILL,
BROAD BASED EDUCATION (BBE) SERTA WORK BASED
LEARNING (WBL)

3.1 Profile LKP PRATAMA TEKNOLOGI
LKP berbasis kewirausahaan dan berorientasi pada dunia usaha
dan industri memang bukan wacana baru yang dicanangkan,
wacana ini sudah lama digulirkan dan disosialisasikan, tapi
sebagian LKP belum menuju kearah sana.
Alasan

mengapa

mereka

mengikuti

Kursus

atau

Pelatihan

adalah : (1) Mengembangkan Minat dan Bakat;(2) Mencari
Pekerjaan; (3) Mengembangkan Profesi;(4) Berusaha Mandiri
(Wiraswasta);(5) Pengembangan Karier;(6) Untuk Memperkuat
Kegiatan Pendidikan;(7) Untuk Melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi
Setelah Mempelajari teori yang ada LKP PRATAMA TEKNOLOGI
ternyata telah menerapkan penggabungan Prinsip Life Skill,
Broad Based Education dan Work Based Learning (WBL).
3.1.1 Sejarah Berdirinya LKP Pratama Teknologi
LKP Pratama Teknologi berdiri tanggal 05 November 2007 dan
disyahkan oleh Badan Hukum (Akta Notaris)
Nomor

: 03

tanggal

: 03 Agustus 2009

Tempat

: di Bima NTB.

18

Sedangkan Kantor LKP berada dilingkungan Karijawa (jalan baru)
Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara
Barat (NTB)
LKP Pratama Teknologi didirikan oleh Vitra Dewanta Rama, S.Kom
yang sekarang

sekaligus sebagai Ketua atau Pengelola LKP

Pratama Teknologi
LKP

Pratama

Teknologi

mempersiapkan

dan

didirikan

saat

meningkatkan

itu

keahlian

tak

lain

sumber

untuk
daya

manusia yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Selain itu
didirikannya LKP Pratama Teknologi

juga sebagai wadah bagi

pengembangan ilmu pengetahuan terapan yang praktis dan
terpadu yang mengacu pada pengembangan wawasan dan
ketrampilan praktisi. Tidak heran bila LKP Pratama Teknologi
tidak hanya untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat akan
pengembangan wawasan ilmu pengetahuan tapi juga sebagai
sarana pencetakan Tenaga-tenaga muda Potensial Profesional
dan Terampil di bidangnya. Dan mampu membuka lapangan
pekerjaan bagi lingkungan sekitarnya
3.1.2 Visi dan Misi
 VISI

:

Menciptakan Manusia yang cerdas dan

Mandiri
 MISI

:

Melalui LKP PRATAMA TEKNOLOGI dapat
mengurangi

angka

pengangguran

bagi

putus sekolah dan meningkatkan SDM
yang mempunyai keahlian teknologi
3.1.3 Struktur Kepengurusan
KETUA

: VITRA DEWANTA RAMA, S.KOM

SEKERTARIS

: LIFARDI MUHAMMAD, S.KOM

19

BENDAHARA

3.1.4

: MAHDANIAR

Program-Program

Yang

Diselenggarakan

LKP

PRATAMA TEKNOLOGI
Di LKP PRATAMA TEKNOLOGI mempunyai program unggulan
untuk kewirausahaan yaitu
a. KOMPUTER SOFTWARE
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.

DESIGN GRAPHIS
WEB DESIGN
ANIMASI
PEMBUATAN MEDIA BAHAN AJAR
KOMPUTER PERKANTORAN
VIDEO EDITING
INTERNET

b. KOMPUTER HARDWARE
i.
ii.

MERAKIT
MENGINSTALL

iii.

SERVICE

iv.

JARINGAN LOKAL MAUPUN LUAS (WAN)

c. B. INGGRIS
Kenapa dipilih jenis kursus wirausaha seperti ini ? , karena
Dompu mempunyai potensi yang besar untuk mengembangkan
wirausaha jenis kursus seperti diatas. Ada beberapa faktor
sebagai indikator pemilihan Kursus tersebut diatas diantaranya :
1. Alam Dan Lingkungan
Potensi Alam dan lingkungan yang melimpah di kabupaten
Dompu dengan luas wilayah 232.460 ha

yang terdiri dari

pegunungan, sawah, hutan, pantai dan perkotaan dimana LKP
PRATAMA TEKNOLOGI berdiri tepat diwilayah sebagian perkotaan
sudah lebih maju dan sebagian wilayah perkotaan yang sedang
20

berkembang ini sangat cocok untuk kursus komputer dan
B.Inggris
2. Kultur Sosial Budaya Masyarakat
Untuk Kultur sosial budaya perkotaan dimana banyak pegawai,
mahasiswa, siswa, departemen, perguruan tinggi dan sekolah
yang mendorong mereka harus berkenalan dengan teknologi dan
makin meluasnya jaringan teknologi sehingga

perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi telah mencapai taraf dimana
pengetahuan

berkembang

secara

deret

ukur.

Sumber

pengetahuan terdapat dimana-mana dan dari berbagai sumber
dengan akses yang relatif mudah, seperti: media cetak dan
elektronik. Dan Banyaknya tempat pariwisata, hotel-hotel yang
dikunjungi oleh banyak wisatawan asing menjadi modal untuk
bisa menjadi penerjemah tentunya B.Inggris adalah Bahasa yang
paling relevan dan umum dikalangan wisatawan
3. Pangsa Pasar (Market)
Untuk Pemasaran Informasi Teknologi dikabupaten Dompu sudah
terlihat jelas dari tingkat Konsumsi Masyarakat Dompu yang
Begitu

besar

kami

bisa

bermitra

dengan

Departemen-

departemen atau dengan Bermitra dengan Perusahan Swasta
dan Perguruan Tinggi serta Sekolah.
3.1.5 TUTOR LKP PRATAMA TEKNOLOGI
No
1

Nama Tutor
Vitra Dewanta Rama, S.Kom

21






Program
Design Graphis
Web Design
Animasi
Komputer



Perkantoran
Merakit

No

Nama Tutor

2

M. Diaul Akbar, ST

3

Fauzi Akbar, ST

4

5

6










Program
Menginstal
Networking
Merakit
Menginstall
Networking
Design Graphis
Animasi
Pembuatan





Media Bahan Ajar
Web Design
Animasi
Komputer








Perkantoran
Service
Networking
Menginstall
Web Design
Animasi
Komputer



Perkantoran
Pembuatan






Media Bahan Ajar
Design Graphis
Web Design
Animasi
Pembuatan



Media Bahan Ajar
Design Graphis

Nursalim

Maya Nurmala Sari

Usman Setiawan

3.2 Metode Pengajaran dan Kurikulum Yang Digunakan
METODE I

3.2. 1 Metode Pengajaran

Pendampingan, Modal

Dari Teori Prinsip Life Skill dan Metode Program
serta WBL
dan BBE
Teknologi
metode Pembelajaran sebagai berikut:
Teori

Praktek

Evaluasi

22

Merintis
Usaha

PASAR

yang terdapat pada BAB 2 maka akan mempunyai tiga (3)

Pendampingan Manajemen
dan Pemasaran

Gambar. 3.1 METODE I Penggabungan BBE+WBL+Prinsip Life
Skill
METODE
II

Magang

Evaluasi

Merintis
Usaha

PASAR

Teori

Pendampingan,
Modal dan
Teknologi

Praktek
Pendampingan
Manajemen dan
Pemasaran

Gambar 3.2 METODE II Penggabungan BBE+WBL+Prinsip Life
Skill
METODE
III

Pendampingan,
Modal dan
Teknologi

Teori

Merintis
Usaha

Praktek
23

Pendampingan
Manajemen dan
Pemasaran

PASAR

Evaluasi

Gambar 3.3 METODE III Penggabungan BBE+WBL+Prinsip Life
Skill

Ketiga

Metode

tersebut

dikombinasikan

dengan

Model

Pembelajaran yang dipakai pada Program BBE adalah :
1. Pada Jalur A (Tamatan SMU / SMK / MA yang tidak dapat
melanjutkan studi ke jenjang

perguruan tinggi) dan B

(Tamatan SMP/MTs/Paket B yang tidak dapat melanjutkan
studi ke jenjang yang lebih tinggi) menggunakan Pola
Kursus (Metode III) :


Diklat Jangka Pendek sekitar 3-6 bulan (disesuaikan
dengan kompetensi DUDI) dengan mempertimbangkan
usianya



Paket Pendidikan mempertimbangkan potensi wilayah



Pengakuan Hasil Belajar ; dengan cara bermitra dengan
DUDI di sekitar wilayah Dompu dan bermitra dengan
Dunia Pendidikan jalur Formal

2. Pada jalur C, kepada siswa SMU/SMK/MA yang masih dalam
proses studi, menggunakan pola kursus (Metode II):


Paket-paket yang mengintegrasikan paket diklat yang
diperlukan oleh masyarakat dan dunia kerja melalui
reorganisasi materi pembelajaran dan menetapkan

24

bahan ajar minimum (minimum learning material) agar
siswa dapat menguasai general life skill
3. Pada jalur D, kepada siswa SLTP/MTs/Paket B maupun
SD/MI/Paket A, menggunakan pola kursus (Metode I) :


Paket-paket

yang

mengintegrasikan

diklat

pra

vocational (pre vocational) yang diperlukan masyarakat
dan

dunia

kerja

melalui

reorganisasi

materi

pembelajaran dan menerapkan bahan ajar minimum
(minimum

learning

material)

agar

mereka

dapat

menguasai general life skill
Penerapan (Implementasi) Metode tersebut diatas


Dibuat

Kurikulum

tergantung

dari

Pembelajaran
kebutuhan

yang

belajar

flexibel

artinya

warga

belajar,

berlangsung dalam waktu singkat paling lama satu tahun,
tidak harus berjenjang dan berkesinambungan. Struktur
Materi pembelajaran teori maksimal 30% dan praktek
sekurang-kurangnya

60%

serta

Kewirausahaan

10%.

Kurikulum disusun dan dikembangkan dengan orientasi
Kompetensi, yaitu mengikuti prinsip Work Based Learning
dan berstandar pada SKKNI (Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia)


Metode Pembelajaran dialogis, partisipasif dan andragogi
(proses pendidikan untuk orang dewasa) , dalam arti
belajar dan bekerja menyatu dalam proses pembelajaran



Fasilitator dan Tutor orang yang berkompeten di bidangnya,
dalam hal ini LKP Pratama Teknologi menerapkan Prinsip
“Peranan

Teknologi

dalam

25

meningkatkan

Kualitas

Pembelajaran “ maksudnya pembelajaran di LKP Pratama
Teknologi

menggunakan

Perangkat-perangkat

teknologi

dalam memvisualisasikan materi pembelajarannya, karena
menurut survey bahwa visualisasi memudahkan orang
memahami suatu pengertian, untuk itu LKP Pratama
teknologi

menyiapkan

sumber-sumber

mata

pelajaran

digital yang diperlukan oleh siswa/peserta kursus
3.2.2 Kurikulum Pengajaran
1. Materi Kewirausahaan (10% dari setiap pertemuan)
2. Materi Merakit, Menginstall dan Jaringan
3. Materi Komputer Perkantoran
(Lihat pada halaman lampiran 1 s/d 4)
3.2.3 Daftar Pekerjaan yang dilakukan Siswa
Kursus
Design
Graphis

Merakit

Animasi
Perkantora
n

Pekerjaan yang
dilakukan
- Membuka Usaha Cetak
Photo
-Membuka Usaha Cetak
Undangan
- Membuat Web
- Service Komputer
- Instalasi Komputer
- Jual Beli Spare parts
Komputer
- Membuat Media Bahan
Ajar
-Membuat Web Dinamis
-Membuka Pengetikan
-Membuka Rental Komputer

26

3.3 Indikator Keberhasilan Metode
Metode dinyatakan berhasil dengan indikator sebagai berikut :
a) Penerimaan Siswa Kursus semakin meningkat, ini bisa
dilihat dari diagram penerimaan kursus LKP mulai tahun
2009 sampai dengan pertengahan tahun 2011
Kursus
Design
Graphis
Merakit
Animasi
Perkantoran

2009

Tahun
2010

2011

6
10
5
10

10
20
16
18

20
20
25
30

Data peserta (ada dalam lampiran 5)

35
30
25
20

2009
2010
2011

15
10
5
0
Design Graphis Merakit

Animasi

Perkantoran

Gambar 3.3.1 Graphik Peserta Kursus

27

b) Meningkatnya siswa yang bekerja setelah kursus atau
masih dalam kursus, bisa dilihat dari graphik dibawah ini

2009

Tahun
2010

2011

2
10
3
6

6
20
8
14

15
20
10
20

Kursus
Design
Graphis
Merakit
Animasi
Perkantoran
25
20

15

2009
2010
2011

10

5

0
Design Graphis

Merakit

Animasi

Perkantoran

Gambar 3.3.2 Graphik Siswa yang bekerja
c) Kualitas seseorang dalam mengerjakan suatu tugas atau
pekerjaan Meningkat.

28

d) Kualitas seseorang dalam mengorganisasikan pekerjaan
dapat terlaksana dengan baik.
e) Dapat mengantisipasi sebuah kondisi di luar rencana
semula dengan baik
f) Dapat menggunakan kemampuannya untuk memecahkan
masalah dengan baik

Keterangan : Indikator c,d,e,f dapat dilihat dari praktek yang
diberikan sehari-hari
BAB IV
PENUTUP


KESIMPULAN
1. Pendidikan

yang

berbasis

Luas

atau

Broad

Base

Education dan Life Skill serta Work Based Learning
merupakan

suatu

inovasi

pendidikan

yang

perlu

dikembangkan dan disosialisasikan pada masyarakat
luas sebagai upaya memperbaiki mutu pendidikan
2. Program pendidikan luar sekolah dalam BBE sebagai
wahana pendidikan kecakapan hidup merupakan proses
pemberdayaan masyarakat
3. Program BBE dan Life Skill serta dikombinasikan dengan
Model Work Bases Learning adalah suatu Metode
Penerapan Terpadu yang dapat menghasilkan insaninsan yang berjiwa enterpreneur / wirausahawan(wati)
4. Perkembangan
perangkatnya

Teknologi
memberikan

dengan

perangkat-

kemudahan

dalam

mengimplementasikan Metode-metode tersebut diatas,
sehingga

pembelajaran

menjadi

lebih

(simple) dan mudah dimengerti (dipahami)

29

sederhana

5. Pengaruh dari penggabungan ketiga metode tersebut
diatas adalah : aspek kualitas pribadi peserta kursus
adalah tanggap terhadap perintah yang diberikan, loyal
pada

perusahaan,

ingin

maju,

mau

dan

berani

menghadapi problema hidup dan kehidupan secara
wajar tanpa tertekan, kemudian secara proaktif dan
kreatif mencari solusi, dan mampu berkomunikasi serta
bekerjasama dengan baik
6. Hasil yang dicapai dari metode tersebut diatas adalah :
Bagaimana
suatu

kualitas

tugas

atau

seseorang

dalam

mengerjakan

pekerjaan,

Bagaimana

kualitas

seseorang dalam mengorganisasikan pekerjaan dapat
terlaksana dengan baik, Bagaimana kualitas seseorang
dalam mengantisipasi sebuah kondisi di luar rencana
semula

dan

menggunakan

Bagaimana

kualitas

kemampuannya

seseorang

untuk

dalam

memecahkan

masalah


SARAN

Dalam

Upaya

peningkatan

kualitas

mutu

baik

itu

pembelajaran, hasil yang akan dicapai maupun sarana
prasana mesti ada kepedulian dari semua pihak yang terkait
1. Untuk Tutor ; memerlukan pelatihan yang kontinue di
bidangnya masing-masing, untuk memberikan ilmu
yang up to date kepada peserta kursus
2. Untuk LKP ; menyediakan fasilitas sarana prasarana
yang memadai dan sesuai dengan skill di bidangnya
masing-masing serta bekerjasama dengan mitra-mitra
usaha yang bersesuaian dengan prinsip win win solution

30

sehingga

peserta

kursus

mampu

meningkat

kemampuan dan kinerjanya
3. Untuk Instansi / Dinas terkait terutama Dinas Pendidikan
, Dinas Koperasi dan UKM serta Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi

;

Memberikan

kemudahan

pelayanan,

membantu baik material (finansial) ataupun dorongan
moril untuk mempercepat kemajuan dari suatu lembaga
dan hasil yang dicapai serta memberikan banyak
informasi

peluang-peluang/kerjasama

Lembaga

Kursus

kemudian

usaha

memberikan

kepada

pelatihan-

pelatihan yang kontinue /terus menerus dalam hal
managemen

(pengaturan

administrasi)

lembaga

sehingga lembaga tersebut bisa menjadi lembaga yang
Profesional di bidangnya

DAFTAR PUSTAKA
David Boud and Nicky Solomon (2003). Work-Based Learning. SRHE
and Open University Press Buckingham
Iowa Association of Business and Industry Foundation. Work Based

Learning Guide 2002
Tampubolon, M. 2004., Paradigma Baru Pendidikan Bermutu

Berdasarkan Sistem High Based Education Menghadapi
Tantangan Abad Ke-21 Di Indonesia. Makalah Seminar
Pendidikan di FIP-UNIMED Medan
Baskara, Rana. (1997). Panduan KBM Sain dan Teknologi sebagai

Solusi dalam Meningkatkan Pembelajaran Sain dan Teknologi
(Makalah). Bandung: PPS IKIP Bandung.
Ibrahim, (1988). Inovasi Pendidikan, Jakarta : Depdikbud. Dirjen.
Pendidikan Tinggi P2LPTK
31

Tim Broad Based Education Depdiknas. (2001). Konsep Pendidikan

Kecakapan Hidup (Life Skill Education) (Buku I). Jakarta:
Depdiknas RI
Tim Broad Based Education Depdiknas . (2001). Pola Pelaksanaan

Broad Based Education (Buku II). Jakarta: Depdiknas RI
Tim Broad Based Education Depdiknas. (2001). Panduan

Pelaksanaan Broad Based Education. (Buku III). Jakarta:
Depdiknas RI
Soedijarto. (1997). Peranan Tenaga Pendidikan Luas Sekolah dalam

Peningkatan Mutu Manusia Indonesia Melalui Pendidikan
(Makalah). Surabaya: PLS FIP IKIP Surabaya
Inu Hardi Kusumah .2002 .LIFE SKILL DAN BROAD BASE EDUCATION

(BBE) SUATU MODEL INOVASI PENDIDIKAN DALAM PENDIDIKAN
LUAR SEKOLAH (Makalah Dalam Jurnal Teknologi dan
Informatika, Vol 1, No. 1 Tahun 2002 Diterbitkan oleh ST.
INTEN)
Liunir Z, Katiah, Isma Widiaty . APLIKASI MODEL WORK BASED

LEARNING PADA PERKULIAHAN PRAKTEK USAHA BUSANA
Dr. Nandang Hidayat, M.Pd . PROGRAM PKM

32

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SHAPE AND SPACE BERDASARKAN MODEL RASCH

69 778 11

MODEL KONSELING TRAIT AND FACTOR

0 2 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2 5 46

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

6 62 67

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62