TUGAS MATA KULIAH TEKNIK DAN METODE INVE

TUGAS MATA KULIAH TEKNIK DAN METODE INVESTIGASI
Ali Riza
No. Mahasiswa : 15919041
1. a. Sejarah Forensic Science
Menurut Dr Edmond Locard. Istilah Forensik berasal dari bahasa yunani yaitu
“Forensis” yang berarti debat atau perdebatan merupakan bidang ilmu
pengetahuan yang digunakan untuk membantu proses penegakan keadilan melalui
proses penerapan ilmu (sains). Sedangkan menurut beberapa pendapat lain
Forensik berasal dari bahasa latin yaitu “Forum” yang berarti tempat/lokasi untuk
melakukan transaksi.
Prinsip dasar ilmu forensik dipelopori oleh Dr Edmond Locard. Ia
berspekulasi bahwa setiap kontak yang Anda buat dengan orang lain, tempat, atau
hasil objek dalam pertukaran materi fisik. Ini dikenal sebagai Locar exchange
principle. Ini pertukaran materi fisik dapat dapat digunakan untuk membuktikan
tidak bersalah seseorang atau bersalah di pengadilan hukum. Dalam investigasi
kriminal yang khas, kejahatan adegan penyelidik, kadang-kadang dikenal sebagai
Penyidik Crime Scene (CSI), akan mengumpulkan bukti fisik dari TKP, korban
dan / atau tersangka. Ilmuwan forensik kemudian memeriksa bahan yang
dikumpulkan untuk memberikan bukti

ilmiah untuk


membantu dalam

penyelidikan polisi dan proses pengadilan. Dengan demikian, mereka sering
bekerja sangat erat dengan pihak kepolisian dalam pengungkapan suatu kasus.
Sampai dengan akhir abad ke-19 ini, penyelesaian sebuah kasus sangat
bergantung pada keterangan dan pengakuan para saksi. Kemudian diketahui teori
mengenai sidik jari manusia, bahwa tidak ada dua orang yang memiliki sidik jari
yang sama atau kembar. Pada tahun 1901, muncul terobosan ilmiah mengenai
sistem pengelompokan golongan darah ABO yang dikemukakan oleh ahli biologi
Austria yang juga pemenang nobel, Karl Landsteiner. Dan pada tahun yang sama,
ahli biologi Jerman, Paul Uhlenhuth menggunakan tes precipitin untuk
mengetahui apakah sebuah sampel darah itu adalah darah manusia atau darah
hewan.
Perkembangan berikutnya terjadi pada tahun 1910, di mana seorang ilmuwan
forensik asal Prancis bernama Edmond Locard mengembangkan teori bahwa
antara dua orang yang terjadi kontak secara fisik, walaupun dengan cara yang

singkat, sesuatu dari seseorang di antaranya akan ditransfer ke seseorang yang
lain.

Ilmu Forensik sekarang tidak lagi hanya berhubungan dengan pembunuhan
ataupun bidang kedokteran. Saat ini, ilmu forensik semakin luas, di antaranya
adalah:
 Art Forensic
 Computational Forensic
 Digital Forensic
 Forensic Accounting
 Forensic Chemistry
 Forensic DNA Analysis
 Forensic Pathology
 Forensic Video Analysis
 Mobile Device Forensics
 Blood Spatter Analysis
 Forensic Investigation
 Dan lain sebagainya
Penggunaan prinsip dan prosedur ilmiah untuk memecahan masalah hukum
dikenal

sebagai


ilmu

pengetahuan

forensik.

Istilah

“forensik”

dapat

menggambarkan sejumlah disiplin ilmiah, di antaranya kimia, toksikologi,
psikiatri, patologi, biologi, dan teknik. Oleh karena itu, sangatlah wajar untuk
memikirkan ilmu pengetahuan forensik dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan
alam, fisika, dan ilmu sosial, pengelompokan besar cabang pengetahuan
terkumpul di mana kebenaran dan hukum diperiksa dan dicatat. Ketika ilmu
pengetahuan forensik digunakan untuk menyelesaikan masalah hukum, banyak
subkelompok menjadi spesialisasi yang dikenal sebagai farmakologi forensik,
psikologi forensik, dan lain-lain. Sebenarnya, tiap subspesialisasi ini dapat

digunakan dalam pemecahan masalah hukum.
Scientific Method and Law (Hukum dan Metode Ilmiah) Untuk menentukan
sejarah

permulaan

ilmu

pengetahuan

forensik,

seseorang

harus

mempertimbangkan evolusi proses hukum di Eropa, terutama Inggris. Penentuan
bersalah atau tidak bersalahnya suatu tindak kejahatan dimulai dari peradilan
primitif melalui cobaan berat, proses inquisitorial, dan pada akhirnya ajaran dasar


yurisprudensi modern, yaitu praduga tak bersalah berdasarkan hukum AngloSaxon dan praduga bersalah berdasarkan Napoleon Code. Metode ilmiah atau
penyelidikan rasional menjadi bagian dari proses peradilan pada abad ke-19, dan
ilmu pengetahuan forensik berkembang dengan cepat pada abad ke-20. Kemajuan
teknologi terus mendorong pertumbuhan ilmu pengetahuan forensik
b.  Sejarah Akuntansi Forensik
Istilah akuntansi forensik pertama kali muncul di Amerika Serikat, awalnya
istilah akuntansi forensik ini digunakan dalam penentuan pembagian warisan atau
mengungkap motif pembunuhan. Dengan kata lain istilah akuntansi forensik tersebut
bermula dari penerapan akuntansi untuk menyelesaikan atau memecahkan persoalan
hukum, maka istilah yang dipakai adalah akuntansi forensik bukan audit forensik.
Selain itu skandal-skandal keuangan semacam Enron dan WorldCom menyebabkan
jatuhnya kepercayaan investor atas profesi akuntan. Sehingga memunculkan
akuntansi forensik sebagai sebuah metode untuk mendeteksi dan menanggulangi
penipuan.
Dalam perkembangannya kemudian akuntansi forensik terbentuk dari
penggabungann
antara akuntan dan system hukum. Pengacara menggunakan akuntansi forensik untuk
menemukan bukti dalam kasus korupsi yang tidak dapat mereka peroleh. Di Amerika,
seorang auditor forensik (orang yang berprofesi di bidang akuntansi forensik) atau
pemeriksa fraud bersertifikasi (Certified Fraud Examiners/CFE ) tergabung

dalam Association of Certified Fraud Examiners (ACFE).
Akuntansi forensik merupakan penerapan disiplin akuntansi dalam arti luas,
termasuk auditing pada masalah hukum untuk penyelesaian hukum di dalam atau di
luar pengadilan, disektor publik maupun swata. Akuntansi forensik adalah akuntansi
yang akurat untuk tujuan hukum atau akuntansi yang tahan uji dalam kancah
perseteruan selama proses pengadilan atau dalam proses peninjauan yudisial atau
tinjauan administratif. Akuntansi forensik merupakan praktik khusus bidang akuntansi
yang menggambarkan keterlibatan yang dihasilkan dari perselisihan aktual atau yang
diantisipasi atau litigasi.
2. Local Exchange Pricinciple adalah adalah metodologi yang dipopulerkan dan
dikembangkan oleh Dr Edmon Locard (1877 – 1966) yang merupakan
ilmuwan muda polisi di bidang forensic. Locard Exchange Principle (LEP)
sering dikutip dalam publikasi forensik, “Every contact leaves a trace”.

Konsep utamanya adalah bahwa setiap kejahatan yang terjadi pasti memiliki
kontak baik secara langsung maupun tidak langsung dan pasti meninggalkan
jejak.
Daubert Standard merupakan standard aturan yang diterbitkan oleh Pengadilan
Federal Amerika pada tanggal 28 Juni 1993 berdasarkan peraturan Daubert v.
Merrell Dow Pharmaceuticals, 509 U.S. 579, 113 S.Ct. 2786, 125 L.Ed. 2d

469, (U.S. Jun 28, 1993) (NO. 92-102) untuk menggantikan Frye Standard
yang sudah menerima terlalu banyak kritik. Pada Daubert Standard ini,
Mahkamah Agung AS merubah standardnya dengan menerima kesaksian dari
saksi ahli dalam pengadilan dan menjadi barang bukti yang sah. Namun,
kesaksian yang disampaikan oleh saksi ahli dalam pengadilan juga dibatasi.
Seperti yang disampaikan oleh Fradella (2003) dalam publikasinya
menyebutkan, Seorang saksi ahli yang bersaksi, tidak diizinkan memberikan
kesaksian diluar ‘bidang keahlian’ yang dimilikinya. Hakim akan memberikan
batas-batas terkait kesaksian yang disampaikan oleh saksi ahli, namun
keterangan yang disampaikannya dalam lingkup keahliannya, tetap akan
menjadi barang bukti yang sah.
Frye standard adalah Standard yang berasal dari Frye v. United States, 293 F.
1013 (D.C. Cir. 1923). Frye menetapkan bahwa pembuktian barang bukti
dalam pengadilan berdasarkan pembuktian secara ilmiah. Dimana hanya
barang bukti yang dianalisis dengan menggunakan metodologi secara ilmiah
yang akan diterima di mata hukum. Inti dari Frye Standard dalam dokumen
293F tersebut adalah sebuah proses pembuktian barang bukti yang baru oleh
para peneliti, harus dapat dibuktikan secara ilmiah dan bukan hanya sebatas
percobaan, karena dapat mengurangi keabsahan dari prinsip tersebut. Sehingga
keabsahan barang bukti walaupun sudah menghadirkan kesaksian ahli dan

hasil sebuah eksperimen, juga harus didasari oleh prinsip ilmiah hasil dari
penelitian tersebut dan dapat dibuktikan.
3. Secara

umum,

skema

korupsi

mencakup

penyuapan,

pembayaran kembali (kickback), pemerasan, dan konflik
kepentingan. Penipuan yang melibatkan korupsi sangat sulit
dideteksi, karena sebagian besar, tindakan yang terkait
dengan kejahatan ini terjadi "di luar buku." Tidak ada jejak

dokumen


yang

bisa

ditemukan

saat

seseorang

diberi

sogokan,termasuk tidak akan ada tanda terima pasti , dan
Orang yang menerima sogokan itu kebanyakan tidak akan
menyetorkan uang itu ke bank.
Penyuapan
Suap terjadi tidak hanya di sektor pemerintahan tetapi juga banyak
terjadi di sektor swasta.
Berbagai macam skema di dalam penyuapan, diantaranya Bidrigging (Pengaturan Lelang).

Bid-rigging adalah jenis skema penyuapan dimana vendor diberikan
keuntungan dalam bentuk informasi penawaran lelang vendor lain,
pengaturan spesifikasi barang yang mengarahkan pada vendor
tertentu atau tindakan lain yang membantu memenangkan vendor
tertentu dalam suatu proses lelang.
Ada juga skema yang lain yaitu meminta perusahaan membeli lebih
banyak daripada yang diperlukan.
Kickbacks
Sebuah kickback terjadi ketika sebuah perusahaan membayar lebih
tinggi untuk barang dan jasa dan vendor memberikan sebagian atau
seluruh kelebihan pembayaran kepada pelaku.
Salah satu cara terbaik untuk mendeteksi skema kickback potensial
adalah melalui analisis data. Perangkat lunak dapat memburu
penyimpangan harga atau jumlah, dan dapat menganalisis frekuensi
pembelian dari vendor. Biaya bahan baku yang lebih tinggi dari
biasanya dari satu atau lebih vendor atau volume pembelian barang
yang diluar kebiasaan dari satu vendor bisa menjadi sinyal.
Pencucian uang
Pencucian


uang

bukanlah

skema

penipuan.

Ini

adalah

kejahatan yang dilakukan untuk menutupi kejahatan lainnya, tapi itu
sama saja dengan penipuan. Tujuan utama pencucian uang adalah

mengambil uang yang telah ada yang diterima dari kegiatan
kriminal (uang kotor) dan membuatnya tampak sah (uang bersih).
Uang kotor bisa berasal dari aktivitas ilegal seperti narkoba,
pelacuran, perampokan, penyuapan, sumbangan politik ilegal,
penghindaran

pajak,

atau

penipuan

Proses

pencucian

menyembunyikan hal yang sebenarnya asal uang dan membuatnya
terlihat seperti itu berasal dari sumber yang sah.
Pencucian uang memiliki tiga tahap utama:
1. Penempatan
adalah tahap di mana penjahat tersebut menempatkan uang
ke dalam sistem keuangan Ini adalah bagian paling berisiko
dari skema, karena adanya berbagai macam kontrol untuk
mendeteksi uang dari hasil kegiatan pencucian uang.
Misalnya, bank yang menerima setoran tunai yang besar
diharuskan untuk melaporkannya ke pemerintah. Aturan ini
membatasi kemampuan kriminal untuk menyetorkan hasil
ilegal tersebut.

Oleh karena itu dicari cara lain untuk

mendapatkan uang mereka ke dalam sistem keuangan. Salah
satu cara untuk melegitimasi uang kotor adalah melalui yang
bisnis yang sah dan mengenalkan uang kotor ke dalam bisnis
sebagai "pendapatan". Bisnis cash-intensive seperti restoran
dan klub malam adalah pilihan populer untuk skema ini. Uang
tunai yang diperoleh secara ilegal akan ditambahkan ke
deposito dari bisnis yang sah, dan saat berada di bank, semua
uang sekarang tampak sah.
2. Lapisan
adalah bagian
mengaburkan

dari
asal

proses
dana

dan

dimana

penjahat

mengurangi

tersebut

kemungkinan

pendeteksian itu dengan cara memindahkan dana antar
rekening, bank, lembaga keuangan dan negara. Semakin
sering transfer dilakukan maka semakin sulit untuk melacak
sumber uang tersebut.
3. Integrasi

adalah penghapusan uang yang sekarang sah dari sistem
keuangan sehingga bisa digunakan oleh kriminal. Dana
tersebut dapat digunakan untuk pembelian dan pengeluaran
yang sah, atau digunakan untuk mendanai kegiatan kriminal
tambahan.
Pencucian uang dapat dideteksi dengan mencari:



Peningkatan yang tidak dapat dijelaskan dalam bentuk tunai
Meningkatnya simpanan dimana tidak ada pelanggan yang



diidentifikasi
Transfer yang

tidak

biasa

dari

rekening

bank,

bukan

penggunaan dana yang biasanya untuk membayar biaya


bisnis
Transaksi bank tunai sering di bawah batas $ 10.000 untuk
bank harus melaporkan pada Laporan Transaksi Mata Uang
(RKPT).

4. (File Signatures) data digunakan untuk mengidentifikasi atau memverifikasi isi file.
Secara khusus, merujuk kepada :


Berkas magic number: byte dalam file yang digunakan untuk mengidentifikasi



format file.
Berkas checksum atau lebih umumnya hasil dari fungsi hash atas isi file: data
yang digunakan untuk memverifikasi bahwa integritas isi file, umumnya
terhadap kesalahan transmisi atau serangan berbahaya.

MACs adalah fungsi hash untuk otentikasi data dengan teknik simetrik.
Algoritma MACs mengambil dua input yang secara fungsional berbeda,
sebuah pesan (message) dan sebuah kunci rahasia (maka disebut “keyed
hash function”), untuk menghasilkan suatu output dengan ukuran yang
tetap. Secara praktis sulit menghasilkan nilai MAC yang sama tanpa
pengetahuan tentang kunci rahasia tersebut. MACs juga menyediakan
servis integritas data. Contoh algoritma hash untuk aplikasi MACs adalah
HMAC, MD5-MAC, MAA, Block-based MACs : CBC-MAC, RIPE-MAC,
GOST; Stream-based MACs : SEAL; CRC-based MAC, dan lainnya. Pada
prinsipnya MACs dapat dikonstruksi dari MDCs seperti contohnya
algoritma MD5-MAC.

5. Apa yang disebut skandal 'Panama Papers' telah menyebabkan pihak
berwenang di seluruh dunia menetapkan penyelidikan forensik untuk
melihat

apakah

dokumen

yang

bocor

mengandung

bukti

adanya

kesalahan. Negara-negara dari Jerman ke Kolombia telah didorong untuk
bertindak menyusul kebocoran jutaan dokumen rahasia dari firma hukum
Panama Mossack Fonseca tentang bagaimana pajak digunakan untuk
menyembunyikan kekayaan.
Dokumen

tersebut

menunjukkan

bagaimana

perusahaan

membantu

beberapa klien untuk mencuci uang, menghindari sanksi dan menghindari
pajak, walaupun perusahaan tersebut mengklaim telah beroperasi tanpa
dicela selama 40 tahun dan tidak pernah dikenai tuduhan kriminal.
Namun, jangkauannya global, dengan dokumen yang menampilkan 12
kepala negara saat ini atau mantan dan setidaknya 60 orang terkait
dengan para pemimpin dunia saat ini, seperti Presiden Rusia Vladimir
Putin.
Sementara itu, Departemen Kehakiman AS telah mengatakan sedang
meninjau dokumen-dokumen untuk bukti korupsi atau pelanggaran
terhadap undang-undang AS, sementara otoritas pajak nasional Rumania
telah membentuk sebuah kelompok kerja untuk memeriksa data yang
diterbitkan oleh jurnalis investigatif mengenai rekening di luar negeri
dan perusahaan yang dipegang oleh orang Rumania .
Badan Nasional Manajemen Fiskal mengatakan bahwa inspektur antipenipuan, inspektur pajak dan penyidik yang mengkhususkan diri dalam
memeriksa aset rakyat dan informasi keuangan akan menjadi bagian dari
kelompok antardepartemen. Dana telah disediakan bagi kelompok untuk
memeriksa

informasi

tentang

perusahaan

dan

pelaku

bisnis

dan

mengkorelasikannya dengan data yang ada mengenai rekening dan saham
bank asing dan domestik.
Dalam kasus seperti itu, akuntan forensik ahli dalam mencari tahu apa
yang telah terjadi dengan jejak uang dan akan dapat mengkonfirmasi
kepada pihak berwenang apakah malpraktek telah terjadi atau tidak.