Pelatihan Menyusun Proposal Penelitian T

Pelatihan Menyusun Proposal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Bagi
Guru BK SMP/SMA Kabupaten Ogan Ilir
Kelanawaty Karim, Rahmi Sofah, Harlina, Fitri Wahyuni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya
prodibk@fkip.unsri.ac.id
Abstrak
Salah satu profil konselor hendaknya memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian
dalam bimbingan dan konseling khususnya PTBK. Namun fenomena dilapangan
ditemukan beberapa kendala yang dialami para konselor di wilayah kabupaten Ogan Ilir
dalam melaksanakan penelitian tindakan bimbingan dan konseling. Salah satu upaya untuk
peningkatan kompetensi guru bimbingan dan konseling adalah melalui pelatihan menyusun
proposal penelitian tindakan bimbingan dan konseling. Tujuan pelatihan secara umum
adalah mengembangkan kompetensi profesional khususnya dalam mengembangkan
kemampuan melaksanakan PTBK. Metode pelatihan berupa ceramah bervariasi, diskusi
dan Tanya jawab, reflecting and sharing experience dan praktik menyusun proposal PTBK.
Hasil pelatihan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman guru BK terhadap konsep
PTBK berdasarkan hasil pre-tes dan pos-test. Sebelum pelatihan skor rata-rata pemahaman
guru BK pada konsep PTBK 43% dengan kriteria cukup baik dan setelah mengikuti
pelatihan skor rata-rata pemahaman guru BK 80% dengan kriteria baik. Hasil pelatihan
menunjukkan hasil yang relatif baik dan dapat dikatakan bahwa kegiatan pelatihan

menyusun proposal PTBK dapat meningkatkan kemampuan guru-guru BK dalam
menyusun proposal PTBK.
Kata Kunci: Pelatihan, Proposal PTBK

Latar Belakang
Dalam pendahuluan lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 27 Tahun 2008, tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Konselor, dan kompetensi konselor
dijabarkan empat jenis kompetensi
akademik dan profesional yang harus
dikembangkan oleh konselor, yaitu
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial
dan profesional.
Lebih
khusus
lagi,
dalam
penjabaran kompetensi profesional, salah

satu bagiannya menyebutkan bahwa
konselor harus mampu menguasai konsep

dan praksis penelitian dalam bimbingan
dan konseling, yaitu meliputi kompetensi
: 1) Memahami berbagai jenis dan
metode penelitan, 2) Mampu merancang
penelitian bimbingan dan konseling, 3)
Melaksanakan penelitian bimbingan dan
konseling, 4) Memanfaatkan hasil
penelitian
dalam
bimbingan
dan
konseling dengan mengakses jurnal
pendidikan dan bimbingan dan konseling.
Bertolak dari hal tersebut diatas,
salah satu profil kompetensi konselor guru
BK hendaknya memiliki kemampuan
untuk melakukan penelitian dalam


bimbingan dan konseling khususnya
PTBK. Selain itu juga berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008
Tentang Guru, penulisan karya tulis ilmiah
kini menjadi persyaratan penting untuk
guru dalam kenaikan golongannya dalam
bidang pengembangan profesi. Namun
fenomena
di
lapangan
ditemukan
beberapa kendala yang dialami para
konselor diwilayah kabupaten Ogan Ilir,
dalam mengadakan penelitian tindakan
kelas (PTBK), berdasarkan data dari
pelaksanaan PLPG (Pendidikan dan
Latihan Profesi Guru) tahun 2014, dan
hasil diskusi kegiatan MGBK, ketua
MGBK Ogan Ilir mengungkapkan

diantaranya adalah:
1) Belum secara maksimal melakukan
penelitian tindakan bimbingan dan
konseling.
2) Beberapa
konselor,
masih
kebingungan menggunakan penelitian
jenis apa yang cocok digunakan,
tentunya dalam bingkai bimbingan dan
konseling;
3) Kemampuan dan kecakapan yang
kurang dalam mengadakan penelitian,
karena
kurang
mendapatkan
pembimbingan;
4) Kemampuan menulis yang rendah;
Oleh karena itu mereka sangat
membutuhkan adanya pelatihan penelitian

tindakan bimbingan dan konseling untuk
meningkatkan kompetensi profesional.
Sehubungan
dengan
permasalahan
tersebut
maka
upaya
peningkatan
kompetensi guru bimbingan dan konseling
melalui pelatihan penelitian tindakan
bimbingan dan konseling perlu dilakukan
sesegera mungkin.

Menjawab problematika praksis
konseling di atas maka pelatihan
penelitian tindakan bimbingan dan
konseling sangat diperlukan. Pelatihan ini
diperuntukan:
(1);

meningkatkan
kemampuan profesional dalam bidang
riset (2) meningkatkan kualitas layanan
konseling profesional berdasarkan hasil
penelitian.
Berdasarkan uraian di atas, maka
permasalahan yang berkaitan dengan
peningkatan kompetensi guru bimbingan
dan konseling di SMP Kabupaten Ogan
Ilir adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan dan pemahaman tentang
konsep
Penelitian
Tindakan
Bimbingan
dan
Konseling
di
kalangan guru bimbingan dan
konseling cenderung masih rendah.

2. Pemahaman tentang langkah-langkah
dalam melaksanakan PTBK masih
rendah.
3. Belum mampu menyusun proposal
PTBK.
4. Sulit membedakan antara Penelitian
tindakan kelas dengan penelitian
tindakan bimbingan dan konseling.
Tujuan dan Manfaat
Secara umum, pelatihan ini
bertujuan
untuk
mengembangkan
kompetensi profesional.
Secara khusus, setelah kegiatan pelatihan
ini selesai dilaksanakan diharapkan guru
bimbingan dan konseling yang terlibat
dalam pelatihan ini dapat:
a. Memiliki
pengetahuan

dan
pemahaman tentang konsep PTBK.
b. Memiliki kompetensi profesional yang
mendukung profesi mereka sebagai
konselor profesional.

c. Memahami secara sistematik dan
ilmiah tahap-tahap penelitian tindakan
bimbingan dna konseling.
d. Tersusunnya
proposal
penelitian
tindakan kelas (PTBK) BK bagi
masing-masing peserta.
Sedangkan manfaat dari kegiatan ini :
a. Dapat menambah pengetahuan dan
keterampilan guru bimbingan dan
konseling
tentang
penelitian

khususnya PTBK.
b. Dapat
meningkatkan
peranan
Universitas
Sriwijaya
sebagai
Lembaga
Pendidikan
Tinggi
khususnya FKIP untuk berperan serta
dalam meningkatkan kompetensi guru.
c. Bagi pelatih diperoleh umpan balik,
sehingga dapat digunakan untuk
melakukan pengabdian pada masa
yang akan datang, terutama untuk
seluruh guru bimbingan dan konseling
di Sumatera Selatan.
Konsep
penelitian

tindakan
merupakan terjemahan dari action
research, yang secara sederhana diartikan
sebagai bentuk penelitian terhadap suatu
tindakan yang telah dilaksanakan sesuai
dengan rancangan. Istilah penelitian
mengandung makna sebagai upaya
mencermati sesuatu, dalam hal ini suatu
tindakan yang dirancang dan dilaksanakan
secara cermat untuk mengatasi suatu
permasalahan yang dihadapi.
PTBK menurut Zainuddin (2012)
merupakan suatu bentuk penelitian yang
bersifat reflektif
dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan atau meningkatkan
praktek pelayanan konseling agar lebih
profesional.


1. Karakteristik PTBK
Karakteristik Penelitian Tindakan
Bimbingan dan Konseling sebagai
berikut:
1. Merupakan penelitian kolaborasi
peneliti
dengan
teman
sejawat/guru/praktisi pada semua
langkah penelitian.
2. Fokus pada pemecahan masalah
praktik bimbingan dan konseling
di dalam kelas maupun secara
individual.
3. Partisipatori: melibatkan semua
pelaksana program yang akan
diperbaiki
termasuk
subyek
penelitian.
4. Pelaksanaan penelitian melalui
spiral refleksi diri (self-reflective)
yakni guru pembimbing atau
konselor sekolah mengumpulkan
data dari praktiknya sendiri
melalui refleksi: mengingat apa
yang dikerjakannya di kelas atau
terhadap konseli secara individual,
apa dampak tindakan tsb. bagi
konseli, mengapa dampaknya
seperti itu, apa kekuatan dan
kelemahan tindakan seperti itu,
kemudian mencoba (tindakan)
memperbaiki kelemahan itu, dst.
5. Bertujuan untuk memperbaiki
proses bimbingan dan konseling,
dilakukan bertahap dan terusmenerus. sampai pada aspek yang
ingin di ubah terentaskan
Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan
Bimbingan dan Konseling
a. Kegiatan penelitian dilakukan
dalam situasi rutin
penyelenggaraan layanan
bimbingan dan konseling di
sekolah,

b. Dilandasi
kesadaran
bahwa
manusia tidak ada yang sempurna,
c. Penelitian
merupakan
upaya
pemecahan masalah berdasarkan
pengalaman Guru Pembimbing
atau Konselor Sekolah dan bersifat
sistemik.
Langkah-langkah PTBK
Langkah-langkah
Penelitian
tindakan bimbingan dan konseling
ditempuh seperti halnya penelitian
tindakan kelas, yakni dilaksanakan
melalui proses pengkajian berdaur atau
bersiklus, yang terdiri atas empat tahap,
yaitu: (1) perencanaan (planning), (2)
melaksanakan tindakan (acting), (3)
pengamatan/pengumpulan
data
(observing), dan (4) melakukan refleksi
(reflecting),
kemudian
ada
revisi
(perencanaan ulang tindakan bimbingan
dan konseling). Revisi ini pada dasarnya
merencanakan kegiatan siklus berikutnya.
Hal ini dilakukan dengan mengacu pada
hasil refleksi terhadap tindakan yang telah
dilakukan pada siklus terdahulu. Revisi
dilakukan jika ternyata tindakan yang
dilakukan belum berhasil memperbaiki
praktik atau memecahkan masalah yang
menjadi kerisauan guru pembimbing atau
konselor sekolah. Berikut gambar Siklus
PTBK :

Kerangka Pemecahan Masalah
1. Bentuk Kegiatan
Kegiatan ini berbentuk
pelatihan dengan mengembangkan
kegiatan secara partisipatif baik
dengan
pendekatan
individual
maupun kelompok yang berorientasi
pada peningkatan kompetensi guru
bimbingan dan konseling.
2. Sifat Kegiatan
Kegiatan
ini
bersifat
menunjang
pelaksanaan
pengembangan
di
bidang
pendidikan,
khususnya
dalam
penelitian tindakan bimbingan dan
konseling.
3. Jenis Kegiatan.
Jenis kegiatan yang akan
dilaksanakan antara lain ceramah,
diskusi, simulasi, dan tanya jawab,
dengan pendekatan pembelajaran
partisipatif dan interaktif. Artinya,
dalam proses pelaksanaan kegiatan,
sejak awal sampai akhir kegiatan
melibatkan peserta kegiatan.

Metode Kegiatan
1. Kegiatan Penyusunan Proposal PTBK
dilakukan dengan ceramah bervariasi,
untuk menyajikan materi
yang
meliputi :
a. Materi Konsep Dasar PTBK
b. Materi Format Proposal PTBK
c. Materi Instrumentasi
2. Diskusi dan tanya jawab
untuk
membahas dan menjelaskan hal-hal
yang kurang dipahami oleh peserta
sebagai umpan balik bagi Fasilitator.
3. Reflecting and Sharing Experience
4. Simulasi menyusun proposal.
Hasil Pelatihan
Waktu Pelaksanaan
Kegiatan dilakukan selama 3 hari
pada tanggal 3 September, 10 September
dan 17 September 2015 dari pukul 08.0016.00 WIB, dengan jumlah peserta 23
orang guru Bimbingan dan konseling dari
SMP/SMA Kabupaten Ogan Ilir dalam
kelompok MGBK Kabupaten Ogan Ilir,
bertempat di SMP Negeri 1 Indralaya
Kabupaten Ogan Ilir.
Realisasi Kegiatan
Kegiatan dilakukan dua tahap,
yaitu tahap pertama dan kedua berupa
pembekalan secara teoritis dan tahap
kedua berupa simulasi (praktik )
menyusun proposal PTBK, setiap peserta
melakukan refleksi diri terhadap layanan
yang pernah dilakukan namun belum
efektif dan optimal dalam membantu
perkembangan siswa untuk merumuskan
masalah dan menentukan judul PTBK.
Kemudian peserta berlatih menyusun
proposal PTBK sesuai prosedur.
Kegiatan pada tahap pertama dan
kedua dilakukan secara klasikal, melalui
metode ceramah, diskusi dan tanya jawab,

yaitu pemberian pengetahuan tentang :
konsep dasar PTBK, langkah-langkah
melaksanakan PTBK, pengenalan tentang
proposal PTBK, sistematika penulisan
PTBK, dan cara menyusun instrumentasi.
Pada tahap ini sebagian besar
peserta memberikan respon dengan baik
sehingga selama proses pemberian materi,
banyak dilakukan diskusi dan tanya jawab
sesuai dengan respon yang diberikan
khalayak. Berikut ini gambar saat
terjadinya kegiatan pemberian materi,
dengan ceramah, tanya jawab dan diskusi.
Pada tahap kedua yaitu praktik
untuk menyusun proposal PTBK. Praktik
yang dilakukan mendapat bimbingan dari
fasilitator, dalam hal ini masing-masing
peserta menyusun proposal sesuai contoh
prosedur
PTBK
yang
diberikan.
Kemudian setelah selesai menyusun
proposal peserta di minta untuk
memaparkan salah satu contoh proposal
PTBK secara bergantian untuk di bahas
dan evaluasi. Pada kegiatan ini semua
peserta sangat aktif mengikuti kegiatan
pelatihan, hal ni dapat diketahui selama
kegiatan
berlangsung
jika
peserta
mengalami kendala dalam merumuskan
tujuan masalah dan menentukan judul
maka peserta menunjukkan antusias
bertanya dan diskusi dengan fasilitator,
serta pada saat membahas contoh proposal
yang dipaparkan peserta didepan kelas,
upaya untuk memberikan masukan dan
diskusi peserta sangat aktif.
Hasil yang terlihat dari kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini berupa
peningkatan pengetahuan guru BK tentang
konsep dasar PTBK, serta cara yang
kemampuan menyusun proposal PTBK.
Hal ini dapat diketahui dari hasil evaluasi
terjadi peningkatan pengetahuan guru BK

setelah
pelatihan,
berdasarkan
perbandingan hasil pre tes dan post tes
pemahaman guru BK terhadap PTBK.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini :

Tabel 1 Persentase Pemahamanan
Guru BK terhadap PTBK dari hasil Pre tes da Post tes
NO
1.
2.
3.

ASPEK
Pengertian, tujuan PTBK
Prinsip-prinsip PTBK
Langkah-langkah PTBK
Rata-rata

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa
pemahaman guru BK terhadap PTBK
mengalami
peningkatan.
Setelah
mengikuti pelatihan penyusunan proposal
PTBK,
mereka
merasa
mendapat
tambahan pengetahuan tentang PTBK.
Pembahasan
Berdasarkan
hasil
evaluasi
terdapat peningkatan pemahaman guru
BK tentang penyusunan proposal PTBK,
yang meliputi konsep dasar PTBK,

Pre tes
49 %
51%
29%
43%

Postes
83%
81%
77%
80%

langkah-langkah melaksanakan PTBK, pe
ngenalan tentang penyusunan proposal P
TBK, sistematika penulisan PTBK, cara
menyusun instrumentasi dan praktik
penyusunan proposal PTBK. Berdasarkan
hasil pre tes hanya 43 persen guru BK
yang memahami secara teoritis tentang
PTBK, tetapi setelah pelatihan dari hasil
post tes 80 persen guru BK yang telah
memahami teori tersebut diatas.

Tabel. 2
Perbandingan Tingkat Pemahaman Guru BK Tentang PTBK
Sebelum dan Sesudah Pelatihan
NO

Sebelum

%

Kriteria

Sesudah

Kegiatan

Kegiatan

Pelatihan

Pelatihan

(Jumlah)
1.
5
22%
Baik
2.
7
30% Cukup Baik
3
11
47% Kurang Baik
Sedangkan kemampuan menyusun
proposal PTBK peserta harus sering
berlatih dan membaca teori-teori yang
terkait dengan strategi layanan, metode

%

Kriteria

(Jumlah)
9
39%
Baik
10
44%
Cukup baik
4
17% Kurang baik
dan teknik dalam BK serta literatureliteratur yang terkait dengan variabel yang
hendak diteliti.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari
hasil
kegiatan
dapat
disimpulkan bahwa sebelum pelaksanaan
pelatihan terdapat 43 persen guru BK di
MGBK SMP/SMA Kabupaten Ogan Ilir
telah memahami konsep dasar PTBK,
tetapi setelah mengikuti

Jakarta
------------------------.2011. Penelitian dan
Penilaian dalam Bimbingan
dan Konseling: Jakarta: Aditya
Media

pelatihan proposal PTBK terdapat 80%
persen guru BK memahami konsep dasar
PTBK. Dengan demikian
kegiatan
pelatihan ini menunjukkan hasil yang
yang relative baik.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007.
Penataan
Pendidikan
Profesional
Konselor
dan
Layanan
Bimbingan
dan
Konseling
dalam
Jalur
Pendidikan Formal. Bandung :
Jurusan Psikologi Pendidikan
FIP UPI Bandung Bekerjasama
dengan PB. ABKIN.

Saran
Dari hasil yang diperoleh disarankan:
1. Guru BK hendaknya mengaktifkan
kegiatan MGBK secara rutin dengan
kegiatan-kegiatan
yang
dapat
menambah wawasan pengetahuan dan
keterampilan
berkaitan
dengan
kompetensi guru BK.

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik
dan
Tenaga
Kependidikan. 2007. RambuRambu
Penyelenggaraan
Bimbingan
dan
Konseling
Dalam Jalur Pendidikan Formal
(Naskah Akdemik). Jakarta:
Departemen
Pendidikan
Nasional.

2. Guru BK hendaknya selalu belajar
untuk menimba pengetahuan tentang
bimbingan dan konseling, baik
melalui forum ilmiah maupun belajar
secara mandiri.

Permendiknas no 27 Tentang Standar
Kualifikasi Akademik Konselor
dan
Standar
Kompetensi
Konselor.
Ridwan, 2010. Penelitian Tindakan
Bimbingan
dan
Konseling
(Dengan Pendekatan Islami).
Bandung: Alfabeta

3. Guru BK diharapkan menjadikan
PTBK
sebagai
upaya
untuk
memperbaiki
layanan
dan
meningkatkan kualitas hasil layanan,
karena melalui PTBK guru dapat
mewujudkan upaya pengembangan
peserta didik secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dkk, 2007. Penelitian
Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara:

Zaenuddin,. 2012. Penelitian Tindakan
Bimbingan dan Konseling. PPT:
PPPPTK Penjas dan BK

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA Pengembangan Profesi Guru Sains melalui Penelitian dan Karya Teknologi yang Sesuai dengan Tuntutan Kurikulum 2013

6 77 175

Tinjauan atas pembuatan laporan anggaran Bulan Agustus 2003 pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung

0 76 64

Analisis Sistem Informasi Databse Di Jabatan Fungsional Instalasi Multimedia Di Balai Pelatihan Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

1 16 61

Proposal Budidaya Tanaman Jagung

7 69 11

Proposal Kacang Panjang

1 3 12

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGHETHER (NHT) DAN SNOWBALL THROWING (ST) DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII DI SMP YP 17 BARADATU WAYKANAN T

0 25 90

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGHETHER (NHT) DAN SNOWBALL THROWING (ST) DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII DI SMP YP 17 BARADATU WAYKANAN T

2 37 89