HAKIKAT MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TI

HAKIKAT MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR
SHARE DAN LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN DALAM
PEMBELAJARAN MEMBACA BAHASA INGGRIS
SISWA SMP KELAS 7

MAKALAH
Ditulis dan Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Seminar on ELT

Oleh:
LIA NUR RAHMAWATI (1612500019)
LAELI YUNI ADHIANI (1612500066)
Kelas 8A

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2016
1

KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah senantiasa
melimpahkan Rahmat dan Hidayah- NYA sehingga kita semua dalam keadaan
sehat walafiat dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Penyusun juga
panjatkan kehadiran ALLAH SWT, karena hanya dengan kerido’an-NYA
Makalah dengan judul “Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair
Share dan Langkah-langkah Penerapan dalam Pembelajaran Membaca Bahasa
Inggris Siswa SMP Kelas 7” ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari betul sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai
pihak, makalah ini tidak akan terwujud dan masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu dengan segala kerendahan hati penulis berharap saran dan kritik demi
perbaikan-perbaikan lebih lanjut.
Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi yang membutuhkan.

Tegal, Maret 2016

Penulis

2


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
Landasan Teori...........................................................................................................
1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share.....................................
1.1 Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif...................................................
1.2 Hakikat Think Pair Share............................................................................
1.3 Langkah-langkah Think Pair Share............................................................
1.4 Manfaat Think Pair Share...........................................................................
1.5 Kelebihan Think Pair Share........................................................................
1.6 Kekurangan Think Pair Share.....................................................................
2. Membaca Bahasa Inggris (Reading)
2.1 Hakikat Membaca Bahasa Inggris (Reading).............................................
2.2 Membaca Bahasa Inggris (Reading) untuk SMP........................................

2.3 Macam-macam Teks untuk SMP Kelas 7...................................................
BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan............................................................................................................

3

B. Saran .....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pada KTSP yang berlaku sekarang, pembelajaran bahasa Inggris
melibatkan kegiatan pembelajaran pada empat keterampilan, yaitu Menyimak
(Listening), Berbicara (Speaking), Membaca (Reading) dan Menulis (Writing).
Keempat keterampilan berbahasa ini dikemas ke dalam Standar Kompetensi (SK)
dan Kompetensi-Kompetensi Dasar (KD), yang selanjutnya dirumuskannya

indikator-indikatornya oleh guru itu sendiri. Dari 4 (empat) ketrampilan berbahasa
dalam bahasa Inggris, keterampilan ke 3 yaitu keterampilan Membaca (Reading)
dirasakan sangat rnendesak diterapkan sebagai kajian utama penelitian dalam
penerapan model pembelajaran inovatif. Materi ini dipilih sebagai materi kajian,
karena telah diketahui bersama bahwa rnembaca merupakan salah satu
ketrampilan berbahasa yang sangat dominan, baik dalam kegiatan pembelajaran
maupun dalam evaluasi.
Secara empiris kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa dari tahun ke
tahun, hasil belajar membaca bahasa Inggris siswa rata-rata di bawah kriteria
ketuntasan. Menurut Nunan (dalam Suardi, dkk 2014: 3) rendahnya hasil belajar
membaca bahasa Inggris dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu: faktor
internal adalah faktor yang berasal dari siswa itu sendiri, yang antara lain:
rendahnya motivasi instrinsik siswa membaca bahasa Inggris, kesadaran
metakognitif dan latar belakang pengetahuan siswa. Sementara faktor eksternal

5

yang dapat mempengaruhi rendahnya kemampuan siswa memahami teks bahasa
Inggris antara lain terdiri dari: faktor materi pelajaran dan metode atau model
pembelajaran.

Metode atau model pembelajaran untuk ketrampilan membaca saat
sekarang ini masih menerapkan metode-metode konvensional yang menempatkan
guru sebagai satu-satunya sumber belajar tanpa pernah memperhitungkan potensi
dan karateristik siswa secara individu. Seiring dengan hal itu, telah diketahui
bahwa ada berbagai jenis model pembelajaran inovatif yang telah dikembangkan
oleh para tokoh dan ahli pendidikan dewasa ini. Menyadari bahwa Bahasa Inggris
adalah bahasa asing bagi pembelajar Indonesia, tentu akan menimbulkan berbagai
kesulitan dalam pemahaman isi teks bacaan itu. Dalarn pemahaman teks bahasa
akan diperlukan kerjasama yang saling menguntungkan karena dengan
keberagaman pengetahuan awal dan tingkat intelektualitas diantara individuindividu pebelajar itu, akan ada kelebihan dan kekurangan yang diharapkan saling
mengisi dan saling memberi (take and give) yang lebih dikenal sebagai kegiatan
belajar kooperatif.
Diantara sekian banyak model pembelajaran inovatif yang telah
dikembangkan, ada model pembelajaran kooperatif, dan tepatnya lagi adalah
model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share yang diharapkan akan
mampu meningkatkan hasil membaca bahasa inggris siswa.

6

B. Rumusan Masalah

Bagaimana prosedur penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair Share dalam pembelajarn membaca bahasa inggris bagi siswa SMP kelas
VII?

7

BAB II
PEMBAHASAN
Landasan Teori
1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share
1.1 Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi
belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa
anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk
memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan
belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan
pelajaran.
Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran kooperatif
learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok yang
terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok yang
dikemukakan oleh Johnson & Johnson yaitu saling ketergantungan positif,
tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses
kelompok. Sedangkan Lie (2005) menyebutkan model pembelajaran kooperatif
tidak sama dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang
membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran
yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran (student oriented). Dengan
8

suasana kelas yang demokratis, yang saling membelajarkan memberi kesempatan
peluang lebih besar dalam memberdayakan potensi siswa secara maksimal. Peran
guru dalam pembelajaran kooperatif sebagai fasilitator, moderator, organisator dan
mediator terlihat jelas.
1.2 Hakikat Think Pair Share
Model pembelajaran Think Pair Share merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini berbasis pembelajaran diskusi
kelas. Think Pair Share memiliki prosedur yang secara ekplisit dapat memberi

siswa waktu lebih banyak untuk berpikir,menjawab, saling membantu satu sama
lain. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling
membutuhkan dan saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara
koooperatif.
Pembelajaran dengan think pare ini akan memberikan variasi tersendiri
dalam lingkungan belajar siswa. Silberman (2009: 151) mengemukakan bahwa
salah satu cara terbaik untuk mengembangkan belajar yang aktif adalah
memberikan tugas belajar yang diselesaikan dalam kelompok kecil
siswa. Dengan Think Pair Share siswa belajar dari satu sama lain dan berupaya
bertukar ide dalam kelompoknya. Rasa percaya diri siswa meningkat dan semua
siswa mempunyai kesempatan berpartisipasi di kelas karena sudah memikirkan
jawaban atas pertanyaan guru, tidak seperti biasanya hanya siswa siswa tertentu
saja yang menjawab.

9

Think Pair Share membantu menstrukturkan diskusi. Siswa mengikuti
proses yang telah tertentu sehingga membatasi kesempatan berfikirnya yang
melantur dan tingkah lakunya menyimpang karena mereka harus berfikir dan
melaporkan hasil pemikirannya ke mitranya. Think Pair Share meningkatkan

partisipasi siswa dan meningkatkan banyaknya informasi yamg diingat siswa.
Dengan Think Pair Share siswa belajar dari satu sama lain dan berupaya bertukar
ide dalam konteks yang tidak mendebarkan hati sebelum mengemukakan idenya
ke dalam kelompok yang lebih besar. Rasa percaya diri siswa meningkat dan
semua siswa mempunyai kesempatan berpartisipasi di kelas karena sudah
memikirkan jawaban atas pertanyaan guru, tidak seperti biasanya hanya siswa
siswa tertentu saja yang menjawab.
1.3 Langkah-langkah Think Pair Share
Model pembelajaran think pair share ini merupakan model pembelajaran
yang dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong
kepentingan dan keuntungan sinergi itu. Oleh karena hal itu Silberman (2009:
161) menyebutkan istilah ”dua kepala tentu lebih baik daripada satu”. Langkahlangkah dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share sebagai berikut :
Langkah ke 1 : Guru menyampaikan pertanyaan
Aktifitas : Guru melakukan apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran,
dan menyampaikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan
disampaikan.
Langkah ke 2 : Siswa berpikir secara individual.

10


Aktifitas : Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan
jawaban dari permasalahan yang disampaikan guru. Langkah ini dapat
dikembangkan dengan meminta siswa untuk menuliskan hasil pemikirannya
masing-masing.
Langkah ke 3: Setiap siswa mendiskusikan hasil pemikiran masing-masing
dengan pasangan.
Aktifitas : Guru mengorganisasikan siswa untuk berpasangan dan
memberi

kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan jawaban yang

menurut mereka paling benar atau paling meyakinkan. Guru memotivasi siswa
untuk aktif dalam kerja kelompoknya.
Langkah ke 4 : Siswa berbagi jawaban dengan seluruh kelas .
Aktifitas : Siswa mempresentasikan jawaban atau pemecahan masalah
secara individual atau kelompok didepan kelas.
Langkah ke 5 : Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
Aktifitas : Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
hasil pemecahan masalah yang telah mereka diskusikan.


Kegiatan “berpikir-berpasaangan-berbagi” dalam model Think Pair
Share memberikan keuntungan. Siswa secara individu dapat mengembangkan
pemikirannya masing-masing karena adanya waktu berpikir (think time),
Sehingga kualitas jawaban juga dapat meningkat. Menurut Jones (2002),
akuntabilitas berkembang karena siswa harus saling melaporkan hasil pemikiran

11

masing-masing dan berbagi (berdiskusi) dengan pasangannya, kemudian
pasangan-pasangan tersebut harus berbagi dengan seluruh kelas. Jumlah anggota
kelompok yang kecil mendorong setiap anggota untuk terlibat secara aktif,
sehingga siswa jarang atau bahkan tidak pernah berbicara didepan kelas paling
tidak memberikan ide atau jawaban karena pasangannya.
1.4 Manfaat Think Pair Share
Manfaat model pembelajaran Think Pair Share :
1. Para peserta didik menggunakan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan
tugasnya dan untuk mendengarkan satu sama lain ketika mereka terlibat dalam
kegiatan Think-Pair-Share lebih banyak peserta didik yang mengangkat tangan
mereka untuk menjawab setelah berlatih dalam pasangannya. Para peserta didik
mungkin mengingat secara lebih seiring penambahan waktu tunggu dan kualitas
jawaban mungkin menjadi lebih baik.
2. Para guru juga mungkin mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir
ketika menggunakan Think-Pair-Share. Mereka dapat berkonsentrasi
mendengarkan jawaban peserta didik, mengamati reaksi peserta didik, dan
mengajukan pertanyaaan tingkat tinggi.
1.5 Kelebihan Think Pair Share
1. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah:
a) Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaanpertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung

12

memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta memperoleh
kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan.
b) Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan
pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan
masalah.
c) Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam
kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang.
d) Siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya
dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar.
e) Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses
pembelajaran
1.6 Kekurangan Think Pair Share:
a) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor.
b) Lebih sedikit ide yang muncul.
c) Tidak ada penengah jika terjadi perselisihan dalam kelompok.
d) Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktifitas.
e) Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu
pengajaran yang berharga, untuk itu guru harus membuat perencanaan yang
seksama sehingga dapat meminimalkan jumlah waktu yang terbuang.
f) Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruang kelas.

2. Membaca Bahasa Inggris (Reading)

13

2.1 Hakikat Membaca Bahasa Inggris
Ketrampilan membaca dalam bahasa inggris merupakan ketrampilan
yang bersifat pasif tetapi tidak kalah penting dengan ketrampilan lain dalam upaya
penguasaan ketrampilan berbahasa, sehingga guru dituntut untuk dapat
membimbing siswa-siswanya agar dapat memahami wacana dengan baik.
Menurut McCracken, and Walcutt (1969), Keterampilan membaca Bahasa
Inggris diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori, dan kali ini akan diulas
empat kategori spesifik, di antaranya skimming dan scanning, serta inferences dan
conclusion. Kedua keterampilan awal dapat digunakan untuk membaca suatu teks
atau artikel secara cepat. Keterampilan ini sangat bermanfaat saat kita
menjalankan tes yang memiliki banyak bacaan dengan waktu ujian yang terbatas.
Dua keterampilan berikutnya berguna untuk memahami kalimat secara mendalam,
dan berhubungan dengan perkiraan dan arti yang tersembunyi. Keterampilan ini
membutuhkan kemampuan Bahasa Inggris yang lebih mendalam. Ketrampilan
membaca dalam bahasa inggris antara lain:
§ Skimming
Keahlian untuk memahami konteks akan suatu paragraf secara
keseluruhan membutuhkan keterampilan khusus yang disebut dengan skimming.
Umumnya keterampilan ini dimulai dengan membaca suatu teks secara sepotong,
yang di mana potongan tersebut merupakan awal dan akhir kalimat pada setiap
paragraf. Mengapa awal dan akhir kalimat paragraf ? Karena biasanya konten
utama dari suatu paragraf terletak pada awal dan akhir paragraf. Begitu juga
sebuah artikel, untuk memahami isi general artikel tersebut, dapat diperkirakan
melalui paragraf awal dan akhir. Contoh lain ketika kita membaca sebuah opini
atau essay. Kita sebaiknya memakai skimming untuk menyimpulkan isi dari teks.
§ Scanning
Mencari rincian seperti tanggal, atau nama tokoh tanpa perlu
memahami isi teks secara keseluruhan disebut dengan scanning. Lebih sederhana

14

dibanding keterampilan sebelumnya, pembaca tidak perlu memahami isi teks,
hanya perlu mencari rincian informasi yang dibutuhkan secara spesifik. Tidak
berdasarkan letak kalimat dalam paragraf, melainkan berdasarkan kata kunci. Jika
kata kunci adalah ‘tanggal’ maka pembaca akan mencari bentuk angka dan bulan
dalam seluruh teks tanpa perlu membaca kata selebihnya. Contoh paling
sederhana dari teknik ini adalah saat kita mencari nomor telepon di buku telepon.
Kita akan menggerakkan mata menuju nama yang diinginkan beserta nomor
teleponnya. Atau saat kita membaca teks lowongan kerja, tentu yang akan kita cari
hanya nama perusahaan, alamat, dan syarat-syarat pelamar.
§ Inferences
Inferensi merupakan perkiraan-perkiraan yang tak ternyatakan pada suatu
kalimat atau paragraf. Jika kita melihat langit berawan gelap, maka inferensi kita
akan jatuh seputar ‘akan hujan sebentar lagi’, ‘harus mempersiapkan payung’,
‘sudah sore’, ‘ada gerhana matahari’ dan lain sebagainya.
2.2 Membaca Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama
Belajar membaca bahasa inggris di sekolah menengah pertama sangatlah
penting, hal ini dikarenakan akan menjadikan siswa mendapatkan informasi
bersifat global. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak para siswa
kita yang merasa kesulitan dalam membaca pembelajaran membaca bahasa
inggris, hal ini salah satunya dikarenakan para guru kurang memberikan
bimbingan dan latihan dalam penggunaan skill tersebut.
Dalam KTSP dikatakan bahwa terdapat berberapa jenis teks yang dapat
diiimplementasikan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama. Pada setiap jenis
tersebut juga terdapat perbedaan karakteristik, seperti halnya dalam fungsi dan
struktur bacaannya. Dan berdasarkan pada silabus, di kelas VII Sekolah menengah
pertama ini terdapat dua jenis teks yang dapat diimplementasikan dalam
pemberian materi tentang pembelajaran membaca bahasa ingris yaitu teks
deskriptif dan teks prosedur.

15

2.3 Macam-macam Teks
1. Teks Deskriptif
Menurut Molla (2012:10) bahwa tujuan dari teks deskriptif adalah untuk
mengambarkan orang, tempat atau benda tertentu/spesifik. Teks deskriptif juga
mempunyai struktur bacaan yaitu Identifikasi dan Gambaran. Kemudian dalam
teks deskriptif juga menggunakan simple present tense. Dan berikut adalah contoh
dari teks deskriptif :
Contoh Teks Deskriptif

2. Teks Prosedur
Menurut Molla (2012:21) bahwa tujuan dari teks prosedur ini
adalah untuk menggambarkan bagaimana sesuatu dikerjakan melalui sebuah
urutan kegiatan atau langkah-langkah. Struktur bacaannya yaitu material yang
dibutuhkan dan langkah-langkah. Teks prosedur ini menggunakan present
tense. Contoh dari teks prosedur adalah sebagai berikut:
Contoh Teks Prosedur

16

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran Think Pair Share merupakan salah satu pembelajaran yang
efektif karena membentuk kelompok-kelompok kecil sehingga siswa dapat saling
bekerja sama, berinteraksi,dan bertukar pikir dalam proses belajar. Penerapan
model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

17

Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran Think Pair Share dan nilai akhir yang berasal dari gabungan nilai
individu dan kelompok.
Dalam pelaksanaan model pembelajaran think pair share pada setiap
pertemuan mengalami perubahan materi pokok dan variasi kegiatan, maksudnya
adalah adanya variasi media pembelajaran yang digunakan dan adanya
permainan-permainan untuk menunjang pembelajaran Think Pair Share.

B. Saran
1. Untuk para pengajar dalam proses pembelajaran terutama pembelajaran
membaca bahasa inggris lebih baik menggunakan strategi kooperatif dengan
tipe Think Pair Share seperti penjelasan di atas karena dapat membuat siswa
lebih cepat menerima, aktif dan mampu mengidentifikasi masalah sosial dan
pemecahannya.
2. Apabila menggunakan pembelajaran kooperatif guru harus selalu membimbing siswa dalam berdiskusi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
3. Untuk mendapatkan hasil yang optimal setiap siswa harus aktif dalam
berdiskusi dan harus saling menghargai setiap pendapat, ide, atau gagasan dari
anggota yang lain.

18

DAFTAR PUSTAKA
Molla, N.L. 2012. Reading Material Genres of Texts Brief Review and Exercise,
Second Edition. Tegal: Universitas Pancasakti Tegal.
McCracken, and Walcutt. 1969. Basic Reading. Sacramento: California State
Department of Education.
Rudi.2011.Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (Online),
(www.rudyunesa.blogspot.com/2011/07/pembelajaran-kooperatif-thinkpair-share.html), diakses 2 November 2011
Slavin, R, E. 2008. Cooperatuve Learning. Bandung: Nusa Media
Suprijono, Agus.2012. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

19

20

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SHAPE AND SPACE BERDASARKAN MODEL RASCH

69 778 11

MODEL KONSELING TRAIT AND FACTOR

0 2 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2 5 46

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62