IMPLEMENTASI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM PA (1)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh SWT. bahwa kami telah menyelesaikan tugas
untuk mata kuliah Study Lembaga Pendidikan Islam dengan judul: “ Reformasi pendidikan dan
implikasinya bagi LPI ”
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun
kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi, oleh
karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dosen bidang Study Lembaga Pendidikan Islam yang telah memberikan tugas,
petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi dan bisa menyelesaikan tugas ini.
2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan
sehingga tugas ini selesai.
kami sadar bahwa Makalah ini jauh dari kesempurnaan namun kami berdoa Semoga materi
ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan,
khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Penyusun

1

Daftar isi
KATA PENGANTAR........................................................................................................ 1
BAB II.......................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN........................................................................................................... 3
A.

Latar belakang....................................................................................................... 3

B.

Rumusan masalah................................................................................................... 3

BAB II.......................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN............................................................................................................. 4
A.
B.

Pengertian Reformasi Pendidikan............................................................................... 4

Pendidikan Islam Era Reformasi....................................................................................4

C.

Implementasi Reformasi pendidikan bagi LPI................................................................5

D.

Tujuan reformasi pendidikan..................................................................................... 6

BAB II.......................................................................................................................... 9
PENUTUP..................................................................................................................... 9
Kesimpulan.................................................................................................................... 9
Daftar pustaka:.............................................................................................................. 10

2

BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Sejak beberapa tahun yang silam hingga saat sekarang ini, masyarakat dan bangsa
Indonesia berada dalam euphoria reformasi. Segala-galanya dilimpahkan pada gelombang yang
sedang mengubah sendi-sendi dasar kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia, dimana salah
satu agenda gelombang reformasi dari sembilan agendanya adalah reformasi pendidikan (Tilaar,
2002: 48). Era reformasi sendiri sudah berjalan sekitar 17 tahun.
Setelah reformasi berjalan, maka yang muncul kemudian adalah refleksi apa makna
reformasi bagi pendidikan. Dan bagi kita yang berkecimpung di lembaga pendidikan Islam, tentu
bertanya sejauh mana tantangan dan peluang pendidikan Islam setelah bergulirnya reformasi.
Pasca reformasi adalah menarik untuk melihat kembali posisi pendidikan Islam dan
memotret perkembangan lembaga pendidikan Islam. Sedikitnya ada dua alasan untuk fokus
terhadap eksistensi pendidikan Islam pasca reformasi. Pertama, Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional memberikan ruang yang cukup luas bagi
pengembangan institusi pendidikan agama, khususnya Pendidikan Islam. Kedua, kondisi
lembaga pendidikan Islam di Indonesia yang sebahagian besar masih bersifat tradisional dan
hanya dipandang sebagai pendidikan kelas dua, menyebabkan lembaga pendidikan Islam kalah
bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya.
B. Rumusan masalah
Dari sekelumit latar belakang di atas pemakalah ingin lewat makalah ini ingin
menyampaikan beberapa hal yang berkaitan tentang implikasi lembaga pendidikan Islam atas
reformasi pendidikan di indonesia pasca reformasi yang terkandung dalam rumusan masalah

sebagai berikut:
1. Apa pengertian reformasi pendidikan?
2. Apa tujuan Reformasi Pendidikan?
3. Bagaimana implikasi LPI pasca reformasi pendidikan ?

3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Reformasi Pendidikan
Reformasi secara etimologi yang berasal dari kata formasi , yang berarti susunan atau
bentuk susunan instansi1, sedangkan Pendidikan yaitu pengetahuan tentang mendidik.2 Reformasi
berarti perubahan radikal untuk perbaikan dalam bidang social , politik atau agama dalam suatu
masyarakat atau negara,.
Reformasi juga berarti perubahan dengan melihat keperluan di masa depan, menekankan
kembali pada bentuk asal, berbuat lebih baik dengan menghentikan penyimpanganpenyimpangan dan praktek yang salah atau memperkenalkan prosedur yang lebih baik, suatu
perombakan menyeluruh dari suatu sistem kehidupan dalam aspek politik, ekonomi, hukum,
sosial dan tentu saja termasuk dalam bidang pendidikan.

B. Pendidikan Islam Era Reformasi.3

Program peningkatan mutu pendidikan yang ditargetkan oleh pemerintah Orde Baru
akan mulai berlangsung pada Pelita VII terpaksa gagal, krisis ekonomi yang berlangsung sejak
medio Juli 1997 telah mengubah konstelasi politik maupun ekonomi nasional. Secara politik,
Orde Baru berakhir dan digantikan oleh rezim yang menamakan diri sebagai “Reformasi
Pembangunan” meskipun demikian sebagian besar roh Orde Reformasi masih tetap berasal dari
rezim Orde Baru, tapi ada sedikit perubahan, berupa adanya kebebasan pers dan multi partai.
Dalam bidang pendidikan kabinet reformasi hanya melanjutkan program wajib belajar 9
tahun yang sudah dimulai sejak tahun 1994 serta melakukan perbaikan sistem pendidikan agar
lebih demokratis. Tugas jangka pendek Kabinet Reformasi yang paling pokok adalah bagaimana
menjaga agar tingkat partisipasi pendidikan masyarakat tetap tinggi dan tidak banyak yang
mengalami putus sekolah.

1 W.J.S purwadaminta, KBBI edisi ke 3, balai pustaka 2007,
2 Amran YS chaniago, Kamus lengkap bahasa indpnesia, edisi 15 pustaka setia bandung

3 Taufik Adnan Amal, Dkk. 2004,.Politik Syariat Islam di Indonesia hingga Nigeria..Jakarta.
Pustaka Alvabet. 62.

4


HM. Yusuf Hasyim mengungkapkan betapa besarnya pendidikan Islam di Indonesia
hanya dengan menunjukkan salah satu contohnya yaitu pesantren. sebagai lembaga pendidikan
Islam pesantren dan madrasah-madrasah bertanggungjawab terhadap proses pencerdasan bangsa
secara keseluruhan. Sedangkan secara khusus pendidikan Islam bertanggungjawab terhadap
kelangsungan tradisi keislaman dalam arti yang seluas-luasnya.
Dari titik pandang ini pendidikan Islam, baik secara kelembagaan maupun inspiratif,
memilih model yang dirasakan mendukung secara penuh tujuan dan hakikat pendidikan manusia
itu sendiri, yaitu membentuk manusia mukmin yang sejati, mempunyai kualitas moral dan
intelektual. Selama ini banyak dijumpai pesantren-pesantren yang tersebar dipelosok tanah air,
terlalu kuat mempertahankan model
C. Implementasi Reformasi pendidikan bagi LPI
Sejalan dengan adanya berbagai perbaikan politik tersebut di atas, telah menimbulkan,
keadaan Lembaga pendidikan islam era reformasi keadaannya jauh lebih baik dari keadaan
pemerintah era Orde Baru. Karena dibentuknya kebijakan-kebijakan pendidikan islam era
reformasi, kebijakan itu antara lain:4
A. kebijakan tentang pemantapan pendidikan islam sebagai bagian dari System pendidikan
nasional. Upaya ini dilakukan melalui penyempurnaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1989 menjadi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan
nasional. Jika pada Undang-Undang No 2 Tahun 1989 hanya menyebutkan madrasah saja
yang masuk dalam system pendidikan nasional, maka pada Undang-Undang No. 20

Tahun 2003 manyebutkan pesantren, ma’had Ali, Roudhotul Athfal (Taman Kank-Kanak)
dan Majlis Ta’lim termasuk dalam system pendidikan nasional. Dengan masuknya
pesantren, ma’had Ali, Roudhotul Athfal (Taman Kank-Kanak) dan Majlis Ta’lim ke
dalam system pendidikan nasional ini, maka selain eksistensi dan fungsi pendidikan islam
semakin diakui, juga menghilangkan kesan dikotomi dan diskriminasi.
Dari pasal tersebut hal yang terkait dengan kebijakan kelembagaan bahwa
lembaga pendidikan Islam diberi wewenang untuk mengembangkan dan mengelola
lembaganya sesuai dengan visi dan misi lembaga, Dari sisi materi yang diberikan kepada

4 UUD RI, Nmor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional

5

anak didikpun dapat di berikan sesuai dengan kebutuhan, baik ditambah secara materi,
maupun pendalaman materi.
Dalam pasal 11 ayat 2 di sebutkan “Hasil pendidikan keagamaan nonformal
dan/atau

informal


dapat

dihargai

sederajat

dengan

hasil

pendidikan

formal

keagamaan/umum/kejuruan setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan yang terakreditasi yang ditunjuk oleh Pemerintah dan/atau pemerintah
daerah”. Ini mengandung arti bahwa saat ini eksistensi dan keberadaan para lulusan
pendidikan keagamaan non formal adalah sederajat dengan lulusan penddikan formal
dalam akses terhadap jenjang pendidikan yang lebih tiggi, sebagaimana disebutkan pada
ayat berikutnya pada pasl yang sama.

B. kebijakan mengubah sifat madrasah menjadi sekolah umum yang berciri khas
keagamaan. Dengan ciri ini, maka madrasah menjadi sekolah umum plus. Karena di
madrasah (Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah) ini, selain para siswa memperoleh
pelajaran umum yang terdapat pada sekolah umum seperti SD, SMP, dan SMU. Dengan
adanya kebijakan tersebut, maka tidaklah mustahil jika suatu saat madrasah akan menjadi
pilihan utama masyarakat.5
D. Tujuan reformasi pendidikan
Kebijakan di bidang Pendidikan nasional tersebut diharapkan mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, dan relevansi serta efisiensi manajemen
pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, olah rasa, dan olah raga agar memiliki daya
saing menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk
menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam
Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan
manajemen berbasis sekolah dan pembaruan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah,
dan berkesinambungan.6

5 http://masarevormasi.blogspot.com/2012/07/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
6 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 73.


6

Dalam konteks ini lembaga pendidikan Islam berperan aktif untuk mewujudkan visi dan
misi pendidikan nasional tersebut dengan membangun paradigma baru dalam mengembangkan
keilmuan Islam di lembaga pendidikan yaitu mengembangkan integrasi ilmu agama dan ilmu
umum. Oleh karena itu pendidikan Islam senantiasa dapat mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dilandasi oleh nilai moral dan agama. Penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi dewasa ini menjadi keharusan untuk kemaslahatan dan kemajuan umat Islam di masa
kini dan masa datang. Sebab, tanpa penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi
oleh semangat agama, dapat dipastikan bahwa umat Islam akan tertinggal dalam peradaban umat
manusia di masa depan.
Oleh karena itu, lembaga pendidikan Islam senantiasa melakukan revitalisasi baik dari
sisi kelembagaan maupun dari sisi keilmuannya. Revitalisasi lembaga pendidikan Islam dalam
konteks ke depan (global) dapat dipahami dari upaya untuk menarik lembaga pendidikan Islam
dalam mainstream yakni lebih berperan dalam pembangunan masyarakat. Untuk itu, lembaga
pendidikan Islam dihadapkan pada tantangan untuk mengintegrasikan nilai-nilai ajaran agama
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kata lain, lembaga pendidikan harus memberi
bekal berupa penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada murid atau mahasiswa dan
lulusan secara memadai (distinctive competence).7

Tujuan dari itu adalah agar akses terbuka terhadap pendidikan tinggi dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat dimanfaatkan secara optimal oleh lulusan lembaga pendidikan
ini yang pada akhirnya akan melahirkan ilmuwan yang komit dengan nilai agama (Islam) dalam
mengkaji dan mengembangkan ilmu pengetahuan mendatang (pembangungan masyarakat ke
depan).8

Apabila hal ini dapat dilakukan di lembaga pendidikan Islam, maka lembaga ini ke depan
dapat dijadikan sebagai lembaga pendidikan alternatif bagi anak bangsa dalam merespons
perubahan di era globalisasi. Oleh karena itu, respons negara terhadap kebutuhan umat Islam
dengan memasukkan lembaga pendidikan Islam baik pada tingkat madrasah sampai pada tingkat
7 Rahim Husni, Madrasah dalam Politik Pendidikan di Indonesia, Cet. I; Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 2005.hal 30
8 Ibib hal : 77

7

pendidikan tinggi Islam sebagai pendidikan yang sama dengan sekolah umum dan pendidikan
tinggi umum dalam sistem pendidikan nasional merupakan upaya pemerintah dalam memajukan
pendidikan umat Islam di Indonesia.

BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Reformasi adalah perubahan dengan melihat keperluan di masa depan, menekankan
kembali pada bentuk asal, atau memperkenalkan prosedur yang lebih baik, suatu perombakan
menyeluruh dari suatu sistem kehidupan dalam aspek politik, ekonomi, hukum, sosial dan tentu
saja termasuk dalam bidang pendidikan.

8

keadaan Lembaga pendidikan islam era reformasi

keadaannya jauh lebih baik dari

keadaan pemerintah era Orde Baru. Karena dibentuknya kebijakan-kebijakan pendidikan antara
lain:
a) kebijakan tentang pemantapan pendidikan islam sebagai bagian dari System
pendidikan nasional. Upaya ini dilakukan melalui penyempurnaan UndangUndang Nomor 2 Tahun 1989 menjadi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang system pendidikan nasional, lembaga pendidikan Islam diberi wewenang
untuk mengembangkan dan mengelola lembaganya sesuai dengan visi dan misi
lembaga, Dari sisi materi yang diberikan kepada anak didikpun dapat di berikan
sesuai dengan kebutuhan, baik ditambah secara materi, maupun pendalaman
materi.
b) kebijakan mengubah sifat madrasah menjadi sekolah umum yang berciri khas
keagamaan. Dengan ciri ini, maka madrasah menjadi sekolah umum plus.
Kebijakan di bidang Pendidikan nasional tersebut diharapkan mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, dan relevansi serta efisiensi manajemen
pendidikan, Oleh karena itu, lembaga pendidikan Islam senantiasa melakukan revitalisasi baik
dari sisi kelembagaan maupun dari sisi keilmuannya. Revitalisasi lembaga pendidikan Islam
dalam konteks ke depan (global) dapat dipahami dari upaya untuk menarik lembaga pendidikan
Islam dalam mainstream yakni lebih berperan dalam pembangunan masyarakat.

Daftar pustaka:
W.J.S purwadaminta, KBBI edisi ke 3, balai pustaka 2007,
Amran YS chaniago, Kamus lengkap bahasa indpnesia, edisi 15 pustaka setia bandung
Taufik Adnan Amal, Dkk. 2004,.Politik Syariat Islam di Indonesia hingga Nigeria..Jakarta.
Pustaka Alvabet
Husni Rahim: Madrasah dalam Politik Pendidikan di Indonesia Jakarta: Logos Wacana Ilmu
http://masarevormasi.blogspot.com/2012/07/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
9