PENGARUH KONDISI KEUANGAN DEBT DEFAULT K

JURNAL MEDIA EKONOMI

Vol. 25, No. 2 Agustus 2015

ISSN: 1693-4768

JURNAL MEDIA EKONOMI

Vol. 25, No. 2 Agustus 2015

ISSN: 1693-4768

JURNAL MEDIA EKONOMI

Vol. 25, No. 2 Agustus 2015

ISSN: 1693-4768

JURNAL MEDIA EKONOMI

Vol. 25, No. 2 Agustus 2015


ISSN: 1693-4768

JURNAL MEDIA EKONOMI

Vol. 25, No. 2 Agustus 2015

ISSN: 1693-4768

PENGARUH KONDISI KEUANGAN, DEBT DEFAULT, KUALITAS
AUDIT DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA

Yuli Nurhayati, S.E.,M.Si., Ak
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh kondisi
keuangan, debt default, kualitas audit
dan
pertumbuhan
perusahaan
terhadap penerimaan opini audit
going concern pada perusahaan
manufaktur di bursa efek Indonesia.
Hipotesis yang diuji adalah (1)
pengaruh kondisi keuangan terhadap
penerimaan opini audit going concern
(2) pengaruh debt default terhadap
penerimaan opini audit going concern
(3) pengaruh kualitas audit terhadap
penerimaan opini audit going concern
dan (4) pengaruh pertumbuhan
perusahaan terhadap penerimaan
opini audit going concern.
Data yang diolah dan dianalisis
adalah data sekunder yaitu data

laporan
keuangan
perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia yang telah diaudit oleh
auditor independen tahun 2007-2011.
Analisis statistik yang digunakan
untuk menguji hipotesis adalah
analisis regresi logistic. Proses
penghitungan
dilakukan
bantuan
program SPSS for Windows Versi 19.

Hasil dari penelitian adalah
kondisi keuangan dan debt default
berpengaruh
signifikan
terhadap
penerimaan opini audit going concern

sedangkan
kualitas
audit
dan
pertumbuhan
perusahaan
tidak
berpengaruh tehadap penerimaan
opini audit going concern.

Kata kunci: kondisi keuangan, debt
default, kualitas audit, pertumbuhan
perusahaan dan opini audit going
concern

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Memburuknya
bisnis


dapat

pergerakan

dunia

mengakibatkan

kelangsungan hidup (going concern)
satuan

usaha

terganggu

bahkan

dapat mengarah pada likuidasi atau
kebangkrutan. Kelangsungan hidup
satuan usaha selalu dihubungkan


JURNAL MEDIA EKONOMI

dengan

kemampuan

Vol. 25, No. 2 Agustus 2015

ISSN: 1693-4768

manajemen

ketika banyak auditor yang salah

membawa satuan usaha tersebut

dalam memberikan opini audit going

untuk


bertahan

hidup

selama

concern (Mayangsari, 2003).

Oleh

karenanya

adalah

adanya prosedur penetapan status

pertama

going concern yang terstruktur yang


ditujukan kepada pihak manajemen.

menyebabkan terjadinya kegagalan

Namun,

juga

audit. Pada kenyataannya, masalah

sangat berpotensi melebar hingga ke

going concern merupakan hal yang

auditor (Ishak, 1999).

kompleks dan terus ada, sehingga

mungkin.

wajar

jika

kesalahan

tuduhan

kesalahan

Kelangsungan

hidup

(going

Tidak

diperlukan penelitian- penelitian yang


concern) perusahaan dapat dilihat

berkaitan

dari Opini Audit Laporan Keuangan.

sebagai tolak ukur yang pasti untuk

Laporan keuangan merupakan hasil

menentukan status

akhir dari proses akuntansi yang

pada perusahaan yang harus dapat

menyajikan informasi yang berguna

diuji agar dalam keadaan ekonomi


untuk

keputusan

yang fluktuatif status going concern

berbagai pihak dalam Karyanti dan

tetap dapat diprediksi. Hasil penelitian

Pratolo

Mirna dan Januarti (2007) menguji

pengambilan

(2009).

mempunyai

Auditee

rasio

penjualan

dapat

pertumbuhan

yang

mengindikasikan

yang

positif

bahwa

mempertahankan

auditee

kualitas

dengan

audit

going

concern

going concern

tidak

berpengaruh

signifikan terhadap penerimaan opini
audit

going concern sesuai dengan

posisi

Setyarno dkk. (2006).

dapat

uraian di atas penulis bermaksud

mempertahankan posisi ekonominya

untuk melakukan penelitian dengan

dan lebih dapat mempertahankan

mengambil judul “pengaruh kondisi

kelangsungan

keuangan, debt default, kualitas audit

ekonominya

dan

lebih

hidupnya

(Istiana,

2010).

dan
Opini

sangat

audit

berguna

going
untuk

pertumbuhan

concern

terhadap

pemakai

going

laporan keuangan. Masalah timbul

penerimaan

concern

pada

Berdasarkan

perusahaan
opini

audit

perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Indonesia”.

JURNAL MEDIA EKONOMI

Vol. 25, No. 2 Agustus 2015

Rumusan Masalah

pembuatan keputusan kepada agen.

Berdasarkan

penelitian

Jika kedua pihak yang terlibat dalam

terdahulu maka permasalahan dalam

kontrak

penelitian

memaksimalkan

ini

ISSN: 1693-4768

adalah

bagaimana

tersebut

berusaha
utilitas

untuk

mereka,

pengaruh kondisi keuangan, debt

maka ada kemungkinan bahwa agen

default,

dan

tidak akan selalu bertindak untuk

pertumbuhan perusahaan terhadap

kepentingan terbaik prinsipal. Dengan

penerimaan opini audit going concern

tujuan

pada

prinsipal

kualitas

audit,

perusahaan

manufaktur

di

Bursa Efek Indonesia.

memotivasi

agen,

maka

merancang

kontrak

sedemikan rupa sehingga mampu
mengakomodasi kepentingan pihak-

Tujuan Penelitian

pihak yang terlibat dalam kontrak

Tujuan penelitian ini adalah

keagenan.

untuk mengetahui pengaruh kondisi
keuangan, debt default, kualitas audit,
dan

pertumbuhan

terhadap
going

penerimaan

concern

pada

Kondisi Keuangan
Manajemen sering dihadapkan

perusahaan
audit

pada kegagalan dalam membesarkan

perusahaan

perusahaan. Akibatnya kelangsungan

opini

manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

hidup (going concern) perusahaan
kedepan

tidak

jelas.

Perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA

menjadi

tidak

sehat

atau

Telaah Keagenan (Agency Theory)

bahkan

berkelanjutan

Jensen dan Meckling (1976)

sakit,

mengalami

krisis yang berkepanjangan. Kondisi

mendefinisikan hubungan keagenan

ini

sebagai suatu kontrak, dimana satu

kebangkrutan atau likuidasi ataupun

orang atau lebih (prinsipal) meminta

insolvabilitas.

pihak

(bankruptcy)

lainnya

melaksanakan

(agen)

sejumlah

untuk
pekerjaan

atas nama prinsipal, yang melibatkan
pendelegasian beberapa wewenang

dapat

mengakibatkan

kearah

Kebangkrutan
diartikan

sebagai

kegagalan

perusahaan

menjalankan

operasi

dalam

perusahaan

JURNAL MEDIA EKONOMI

Vol. 25, No. 2 Agustus 2015

ISSN: 1693-4768

untuk menghasilkan laba (Supardi

pengertian

dan Mastuti, 2003).

modal kerja. Pengertian asset liablility

Menurut Martin (1995) dalam

kas

dalam

pengertian

management sangat berperan dalam

Supardi dan Mastuti (2003), sebuah

pengaturan

perusahaan

perusahaan tidak terkena financial

yang

mengalami

kebangkrutan didefinisikan ke dalam

agar

Sedangkan menurut Hanafi dkk.

1. Kegagalan Ekonomi (Economic

(2000),

distress)

dihadapi

Kegagalan dalam arti ekonomi
berarti

menjaga

distress.

beberapa pengertian, yaitu:

biasanya

untuk

financial

distress

yang

perusahaan

digambarkan

diantara

bisa
dua

titik

perusahaan

ekstrim, yaitu: kesulitan keuangan

kehilangan uang atau pendapatan

jangka pendek (technical insolvency)

sehingga

sampai

tidak

mampu

menutupi

dengan

biayanya sendiri, ini berarti tingkat

insolvabel

labanya lebih kecil dari kewajiban.

Perusahaan

Kegagalan

technical

terjadi

bila

arus

kas

tingkat

yang

(actual

insolvency).

yang

mengalami

insolvency

akan

segera

sebenarnya dari perusahaan tersebut

mengalami

jauh

karena segera menghadapi tagihan

di

bawah

arus

kas

yang

kesulitan

keuangan

diharapkan. Bahkan kegagalan juga

para

berarti bahwa tingkat pendapatan

perusahaan yang insolvabel tapi tidak

atas biaya historis dari investasinya

menghadapi kesulitan jangka pendek

lebih kecil daripada biaya modal

masih dapat bekerja dengan baik,

perusahaan yang dikeluarkan atau

sehingga

sebuah investasi tersebut.

kesempatan

2.

Kegagalan

atau

kesulitan

Keuangan (Financial Distress)
Pengertian

financial

distress

mempunyai makna kesulitan dana
baik

dalam

arti

dana

dalam

krediturnya.

Sedangkan

masih

mempunyai

untuk

memperbaiki

solvabilitasnya, namun apabila tidak
berhasil maka perusahaan tersebut
akan mengalami kesulitan keuangan
pula.
Financial

distress

terjadi

sebelum kebangkrutan benar-benar

JURNAL MEDIA EKONOMI

Vol. 25, No. 2 Agustus 2015

dialami oleh perusahaan. Plat dan

kegagalan

Plat (2002) mendefinisikan financial

kewajiban utangnya (default).

keuangan

sebelum
atau

likuidasi.

terjadi

sebelumnya telah diteliti oleh Chen

kebangkrutan

dan Church (1992) yang menemukan

yang

terjadinya

Sedangkan

Foster

hubungan yang kuat status default

(1986)

mendefinisikan

financial

terhadap

distress

sebagai

masalah

peristiwa-peristiwa

likuidasi

yang

diselesaikan

suatu
tidak
tanpa

dapat
adanya

default

merupakan

kegagalan debitor (perusahaan) untuk
membayar hutang pokoknya atau
bunganya pada waktu jatuh tempo
(Chean dan Church, 1992). Dalam
PSA 30, going concern yang banyak
digunakan auditor dalam memberikan
opini

audit

memenuhi

adalah

pembayaran

hutangnya (default). Auditor hanya
perlu berkonsentrasi pada identifikasi
indikator-indikator yang lebih jelas
dari potensi masalah going concern.
Indikator going concern yang banyak
digunakan auditor dalam memberikan
keputusan

setelah
yang

mungkin

telah

sesuai,

biaya

concern

ketika

perusahaan

dalam keadaan default tinggi sekali.

Debt Default

kegagalan

concern

menyarankan bahwa opini seperti itu

going

keputusan

going

kegagalan untuk mengeluarkan opini

restrukturisasi.

Debt

memenuhi

Manfaat status default hutang

distress sebagai tahap penurunan
kondisi

dalam

ISSN: 1693-4768

opini

audit

adalah

Karenanya, diharapkan status default
dapat

meningkatkan

kemungkinan

auditor mengeluarkan laporan going
concern. Sebuah perusahaan dapat
dikategorikan dalam keadaan default
hutangnya bila salah satu kondisi
dibawah ini terpenuhi (Chen dan
Church, 1992), yaitu :
1. Perusahaan tidak dapat atau lalai
dalam membayar hutang pokok
atau bunga.
2. Persetujuan
dilanggar,

perjanjian
jika

hutang

pelanggaran

perjanjian tersebut tidak dituntut
atau telah dituntut kreditor untuk
masa kurang dari satu tahun.

JURNAL MEDIA EKONOMI

Vol. 25, No. 2 Agustus 2015

3. Perusahaan sedang dalam proses

Pertumbuhan Perusahaan

negosiasi restrukturisasi hutang
yang jatuh tempo.

ISSN: 1693-4768

Pertumbuhan

perusahaan

mengindikasikan

kemampuan

perusahaan dalam mempertahankan
Kualitas Audit
Kualitas

kelangsungan
audit

merupakan

usahanya.

Pertumbuhan

perusahaan

dapat

suatu kemungkinan (joint probability)

diproksikan

dimana

akan

pertumbuhan penjualan. Rasio ini

melaporkan

mengukur seberapa baik perusahaan

pelanggaran yang ada dalam sistem

mempertahankan posisi ekonominya,

akuntansi

(Kusharyanti,

baik dalam industrinya maupun dalam

2003: 25). Penelitian Karyanti dan

kegiatan ekonomi secara keseluruhan

Pratolo (2009) menilai kualitas auditor

(Weston & Copeland, 1995).

seorang

menemukan

auditor

dan

kliennya

berdasarkan pengelompokan auditor

dengan

Perusahaan

rasio

yang

mengalami

The Big Four dan non The Big Four,

pertumbuhan, menunjukkan aktivitas

dikarenakan salah satu KAP The Big

operasional

Five yaitu Arthur Andersen telah

dengan

dinyatakan

perusahaan dapat mempertahankan

penelitian

collaped.


Berdasarkan

penelitian

terdahulu,

perusahaan

berjalan

semestinya

sehingga

posisi ekonominya dan kelangsungan

proksi yang sering digunakan untuk

hidupnya.

menilai kualitas audit adalah dengan

dengan rasio pertumbuhan penjualan

menilai

reputasi Kantor Akuntan

negatif berpotensi besar mengalami

Publik yaitu dengan menggunakan

penurunan laba sehingga manajemen

skala Kantor Akuntan Publik. Dalam

perlu

penelitian ini, auditor hanya dinilai

perbaikan

dari skala atau reputasinya dengan

mempertahankan

menggunakFian The Big Four dan

hidupnya.

non The Big Four (setyarno dkk,

kegiatan operasi utama perusahaan.

2006 dan Ramadhany, 2004).

Penpjualan

Sementara

untuk

meningkat

perusahaan

mengambil
agar

tindakan

tetap

kelangsungan

Penjualan

merupakan

perusahaan
dari

dapat

tahun

ke

yang
tahun

JURNAL MEDIA EKONOMI

memberi peluang perusahaan untuk

2. Pendapat

wajar

memperoleh peningkatan laba. Oleh

pengecualian

karena

penjelasan

itu,

semakin

ISSN: 1693-4768

Vol. 25, No. 2 Agustus 2015

tinggi

rasio

tanpa

dengan
yang

bahasa

ditambahkan

pertumbuhan penjualan perusahaan

dalam laporan audit bentuk baku

akan

(Unqualified

semakin

kecil

kemungkinan

auditor untuk menerbitkan opini audit
going concern (Setyarno dkk, 2006).
Laba yang tinggi pada umumnya
menandakan arus kas yang tinggi
(Weston & Bringham, 1993) dan
Altman

(1984)

mengemukakan

bahwa, perusahaan dengan negatif
growth

with

Explanatory Language).
3. Pendapat

wajar

dengan

pengecualian (Qualified Opinion)
4. Pendapat

tidak

wajar (Adverse

Opinion)
5. Pernyataan

tidak

memberikan

pendapat (Disclaimer Opinion)

mengindikasikan

kecenderungan
kearah

Opinion

yang

lebih

kebangkrutan

besar

sehingga

perusahaan yang laba tidak akan
mengalami

kebangkrutan.

Karena

Opini Audit Going Concern
Pengertian

Opini

Audit

Going

Concern
Rahayu

(2007)

menyatakan

kebangkrutan merupakan salah satu

bahwa istilah going concern dapat

dasar bagi auditor untuk memberikan

diinterpretasikan dalam dua hal, yang

opini audit going concern.

pertama

adalah

going

concern

sebagai konsep dan yang kedua
adalah going concern sebagai opini

Opini Audit
Menurut

(Standar

Profesional Akuntan Publik PSA 29
SA Seksi 508, 2011), ada lima jenis
pendapat akuntan yaitu:
1. Pendapat

wajar

tanpa

pengecualian (Unqualified Opinion)

audit. Sebagai konsep, istilah going
concern
sebagai

dapat

diinterpretasikan

kemampuan

mempertahankan
usahanya

dalam

perusahaan
kelangsungan

jangka

Sebagai opini audit,

panjang.

istilah

opini

going concern menunjukkan auditor
memiliki

kesangsian

mengenai

JURNAL MEDIA EKONOMI

Vol. 25, No. 2 Agustus 2015

kemampuan

perusahaan

melanjutkan

usahanya

ISSN: 1693-4768

untuk

2011. Sampel adalah bagian dari

dimasa

jumlah maupun karakteristik yang

mendatang.

dimiliki

oleh

populasi

tersebut

(Sugiyono, 2007: 73). Teknik yang
METODE PENELITIAN

digunakan dari probability sampling

Ruang Lingkup Penelitian

adalah simple random sampling, yaitu

Penelitian ini menguji secara

pengambilan anggota sampel dari

empiris variabel-variabel yang dapat

populasi dilakukan secara acak tanpa

mempengaruhi

memperhatikan

kemungkinan

strata

yang

ada

penerimaan opini audit going concern

dalam populasi itu. Dalam penelitian

pada perusahaan yang terdaftar di

ini

Bursa Efek Indonesia. Digunakan

pengambilan

jenis

untuk

pada kenyataannya terdapat data

mengenai

perusahaan yang secara keseluruhan

data

mendapatkan

sekunder
informasi

terdapat

kriteria
sampel,

dalam

dikarenakan

semua variabel dalam penelitian ini.

disajikan

Adapun sumber data yang digunakan

tahunnya. Pertimbangannya adalah:

dalam penelitian ini adalah data

(1)

sekunder

yang

terdiri

dari

lengkap

pada

setiap

Perusahaan manufaktur yang
terdaftar

secara

berturut-turut

pengumuman BEI, laporan auditor

selama

periode

pengamatan

independen

dari tahun 2007 - 2011.

dan

laporan

tahunan

untuk tahun 2007 - 2011. Data ini

(2)

Perusahaan manufaktur yang

diperoleh dari website BEI pada

menerbitkan

http.//www.idx.co.id

ICMD

keuangannya yang telah diaudit

(Indonesian Capital Market Directory).

oleh auditor independen dari

dan

laporan

tahun 2007 - 2011.
Metode Pengumpulan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah

seluruh

perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode tahun 2007 -

(3)

Perusahaan manufaktur yang
laporan keuangannya diterbitkan
pada laporan ICMD dari tahun
2007 - 2011.

JURNAL MEDIA EKONOMI

Vol. 25, No. 2 Agustus 2015

ISSN: 1693-4768

Kondisi Keuangan (ZSCORE)
Penghitungan financial distress
menggunakan model Altman yaitu
dengan rumus:

Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X4 + 0,998 X5

Dimana:
X1 = Current Assets –Current Liabilities / Total Assets
X2 = Retained Earning / Total Assets
X3 = EBIT / Total Assets
X4 = Market Value of Equity / Book Value of Total Debt
X5 = Sales / Total Assets
sedangkan jika tidak maka diberi

Debt Default (DEFAULT)
Debt default atau kegagalan
membayar

hutang

didefinisikan

sebagai kelalaian atau kegagalan
debitor

(perusahaan)

membayar

hutang

untuk

pokok

atau

bunganya pada saat jatuh tempo
(Chen dan Church, 1992). Informasi
kelalaian atau kegagalan membayar
hutang pokok atau bunganya pada
saat

jatuh

catatan

tempo

atas

diperoleh

laporan

dari

keuangan.

Pengukuran variabel menggunakan
variabel dummy, untuk berstatus debt
default

maka

diberi

tanda

1,

tanda 0.
Kualitas audit (KAP)
Kualitas

audit

didefinisikan

sebagai variabel yang menunjukkan
skala

atau

independen
publik

besaran
pada

(KAP).

kantor

Kualitas

auditor
akuntan
audit

ini

menggunakan ukuran dari besar atau
kecilnya KAP. Kantor akuntan publik
(KAP) dipilih dari buku Direktori IAI
tahun 2002 yang terdiri atas empat
KAP

terbesar

berafiliasi

di

dengan

Jakarta

dan

kantor akuntan

asing dan kantor akuntan nasional.
Kualitas audit diukur dengan dengan

JURNAL MEDIA EKONOMI

Vol. 25, No. 2 Agustus 2015

menggunakan variabel dummy, yaitu

Dalam

penelitian

ISSN: 1693-4768

ini

diberikan kode 1 jika KAP berafiliasi

pertumbuhan perusahaan diproksikan

dengan

dengan rasio pertumbuhan penjualan

KAP

the

big

four,

diberikan kode 0 jika KAP

dan
tidak

(Setyarno

dkk

2006).

Rasio

berafiliasi dengan KAP the big four

pertumbuhan

(Setyarno dkk, 2006, Ramadhany,

untuk mengukur kemampuan auditee

2004).

dalam pertumbuhan tingkat penjualan

penjualan

digunakan

adalah sebagai berikut:
Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan penjualan =

���

Dimana:

� � �

���

ℎ −���
� � �

� � �

ℎ −1

ℎ −1

Penjualan bersih t = Penjualan bersih tahun sekarang
Penjualan bersih t-1 = Penjualan bersih tahun sebelumnya
Adapun model regresi logistik yang diajukan:

��

��

�−��

= b0 + b1 ZSCORE + b2 DEFAULT + b3 KAP + b4 SALE + €

Dimana:
b0

= Konstanta

b1-b4

= Koefisien

GC

= Opini Going Concern (1 Jika opini GC dan 0 jika Opini NGC)

ZSCORE

= Kondisi Keuangan, dihitung dengan Zscore

DEFAULT

= Default hutang (1 jika perusahaan default, dan 0 jika tidak)

KAP

= Kualitas audit (1 jika diaudit KAP besar, dan 0 jika KAP kecil)

SALE

= Pertumbuhan perusahaan ( dihitung dengan tingkat penjualan)



= kesalahan / gangguan

ANALISIS DATA DAN

Statistik Deskriptif Data Variabel

PEMBAHASAN

Penelitian

JURNAL MEDIA EKONOMI

Vol. 25, No. 2 Agustus 2015

ISSN: 1693-4768

Data yang digunakan dalam

independen disajikan pada lampiran

penelitian ini diambil dari laporan

2. Statistik deskriptif masing-masing

auditor

data

independen

dan

laporan

keuangan perusahaan. Hasil tabulasi

variabel

penelitian

disajikan

pada Tabel 1.

data untuk variabel dependen dan

Tabel 1
Statistik Deskriptif Data Variabel Penelitian
No

Variabel

1

Opini Audit going concern
(Y)

2

Kondisi keuangan (X1)

3

Kelalaian membayar
hutang/Debt Default (X2)

4

Kualitas audit (X3)

5

Pertumbuhan perusahaan
(X4)

Non going concern
Going concern
non financial
distress
financial distress
Tidak termasuk
Termasuk
Non KAP-The Big
Four
KAP- The Big Four
Rata-rata
Standar Deviasi
Minimum
Maksimum

Frekuensi

%

215
55
164

79.6
20.4
60.7

106
218
52
169

39.3
80.7
19.3
62.6

101

37.4
0.317063
3.260823
-1.000000
53.39550

Sumber : Lampiran 1 dan 2, Hasil pengolahan data primer, 2013

Analisis Regresi Logistik

multikolinearitas

Analisis regresi logistik telah
dilakukan,
kelayakan

diantaranya
model

regresi,

(Lampiran

3).

Sehingga model regresi logistik dapat

menilai

dibentuk dengan melihat pada nilai

menilai

estimasi parameter dalam

Output

keseluruhan model (overall model fit),

Variables in The Equation. Model

koefisien determinasi (nagelkerke r

regresi yang terbentuk berdasarkan

square), tabel klasifikasi, dan uji

nilai estimasi parameter dalam Tabel

JURNAL MEDIA EKONOMI

Vol. 25, No. 2 Agustus 2015

Output Variables in The Equation

ISSN: 1693-4768

adalah sebagai berikut ini.

Tabel 2
Output Variables in The Equation

B
S.E.
Wald
Ste X1
2,665
1,163
5,250
p
X2
8,227
1,406 34,224
1a X3
,858
1,000
,736
X4
,645
1,130
,325
Constant
-5,998
1,297 21,384
Sumber: Lampiran 3, data primer yang diolah. 2013
Model

Regresi

Logistik

Yang

Df
1
1
1
1
1

Sig.
,022
,000
,391
,568
,000

parameter dalam Out Variables in
The Equation adalah sebagai berikut

Terbentuk
Model regresi logistik yang

ini.

terbentuk berdasarkan nilai estimasi
��

= b0 + b1 ZSCORE + b2 DEFAULT + b3 KAP + b4 SALE + €

��

= -5,998+ 2,665ZSCORE+ 8,227DEFAULT+ 0,858KAP+0,645SALE+ε

��

�−��

��

�−��

Pada model regresi logistic di
atas, model terbentuk adalah model
semi

log

karena

dependennya

hanya

yang

sedangkan variabel independennya
tidak dilog-kan.

variabel
dilog-kan

Pengujian Hipotesis

JURNAL MEDIA EKONOMI

Vol. 25, No. 2 Agustus 2015

Pengujian terhadap hipotesis

ISSN: 1693-4768

distress berpengaruh negatif

yang telah diungkapkan pada Bab II

signifikan terhadap penerimaan opini

dilakukan dengan analisis statistik.

audit going concern, ditolak.

Pengujian hipotesis dalam penelitian
ini merupakan uji satu sisi yang

2. Pengaruh Kelalaian Membayar
Hutang

dilakukan dengan cara

(Debt

Default)

Pada

Penerimaan Opini Audit Going

membandingkan tingkat signifikasi
(sig) dengan tingkat kesalahan (α) =

Concern
Berdasarkan hasil analisis

5%. Apabila sig < α maka dapat

estimasi parameter dari model pada

dikatakan variabel bebas

Tabel 4.2 Output Variabel in the

berpengaruh signifikan pada variabel

Equation. Hasil pengujian

terikat. Hasil pengujian hipotesis yang

menunjukkan variabel kelalaian

diajukan dalam penelitian ini adalah :

membayar hutang (debt default) (X2)

1.

Pengaruh Kondisi Keuangan

mempunyai nilai koefisien regresi

Pada

bertanda positif (+) sebesar 8,227

Penerimaan

Opini

Audit Going Concern

dengan p-value (sig) 0,000 lebih kecil

Berdasarkan hasil analisis

dari 0,05. Hasil ini memberi bukti

estimasi parameter dari model pada

bahwa secara statistik debt default

Tabel 4.2 Output Variabel in the

berpengaruh positif terhadap

Equation, hasil pengujian

penerimaan opini audit going

menunjukkan variabel kondisi

concern, diterima.

keuangan (X1) mempunyai nilai
koefisien regresi (B) bertanda positif
(+) sebesar 2,665 pada tingkat
signifikan 0,05 atau tingkat
kepercayaan 95% diperoleh nilai p-

3. Pengaruh Kualitas Audit Pada
Penerimaan Opini Audit Going
Concern
Berdasarkan hasil analisis
estimasi parameter dari model pada

value variabel kondisi keuangan (X1)

Tabel 4.2 Output Variabel in the

sebesar 0,022. Hasil ini memberi

Equation. Hasil pengujian

bukti bahwa secara statistik

menunjukkan variabel kualitas audit

perusahaan yang mengalami financial

JURNAL MEDIA EKONOMI

Vol. 25, No. 2 Agustus 2015

ISSN: 1693-4768

(X3) mempunyai nilai koefisien regresi

pada bab sebelumnya maka dapat

bertanda positif (+) sebesar 0,858

disimpulkan sebagai berikut:

dengan p-value (sig) sebesar 0,391

1. Hasil

pengujian

menunjukkan

lebih besar dari 0,05. Hasil ini

bahwa kondisi keuangan dan

memberi bukti bahwa bahwa kualitas

debt default berpengaruh positif

audit berpengaruh positif terhadap

signifikan,

penerimaan opini audit going

pertembuhan perusahaan tidak

concern, ditolak.

berpengaruh

4. Pengaruh

Pertumbuhan

Perusahaan Pada Penerimaan
Opini Audit Going Concern
Berdasarkan hasil analisis

kualitas

penerimaan

audit

dan

terhadap
opini

audit

going

concern.
2. Variabel

kondisi

keuangan

perusahaan berpengaruh negatif

estimasi parameter dari model pada

signifikan terhadap penerimaan

Tabel 4.2 Output Variabel in the

opini audit going concern berarti

Equation. Hasil pengujian

semakin

menunjukkan variabel pertumbuhan

perusahaan

perusahaan (X4) mempunyai nilai

kondisi

keuangan

dalam

keadaan

financial distress maka semakin

koefisien regresi bertanda positif (+)

besar kemungkinan perusahaan

sebesar 0,645 dengan p-value (sig)

menerima

0,568 lebih besar dari 0,05. Hasil ini

opini

audit

going

concern. Variabel debt deVfault

memberi bukti bahwa secara statistik

berpengaruh

pertumbuhan perusahaan

terhadap penerimaan opini audit

berpengaruh positif terhadap

positif

signifikan

going concern berarti semakin

penerimaan opini audit going

perusahaan

concern, tidak dapat diterima.

debt default dari auditor maka
semakin

mendapat

besar

status

kemungkinan

perusahaan menerima opini audit
Kesimpulan
Dari hasil analisis data dengan
menggunakan model regresi logistik

gong concern. variabel kualitas
audit tidak berpengaruh terhadap
penerimaan

opini

audit

going

JURNAL MEDIA EKONOMI

concern

berarti

tidak

Vol. 25, No. 2 Agustus 2015

ada

penerbitan

opini

audit

ISSN: 1693-4768

going

perbedaan kualitas audit apabila

concern oleh auditor dalam jangka

perusahaan diaudit oleh the big

panjang

four/ non the big four terhadap

memperhatikan pembedaan antara

penerimaan

periode

opini

audit

going

concern. Variabel pertumbuhan
perusahaan

tidak

dengan

krisis

moneter

tetap

dengan

periode kondisi ekonomi normal.

berpengaruh

terhadap penerimaan opini audit

DAFTAR PUSTAKA

going concern berarti semakin

Altman, Edward I, 1984. The Success
of Business Failure Model,
Prediction Model: An International
Survey. Journal of Banking and
Finance (June)
Chen, K.C dan B.K. Church. 1992.
Default on Debt Obligations and
The Issuance of Going Concern
Report. Auditing: A Jurnal of
Practice and Theory. Hlm. 1-15
Foster, George. 1986. Financial
Statement Analysis. Prentice
Hall, Engelewood Cliffs, New
Jersey.
Hanafi, Mamduh, M. dan Halim Abdul.
2000.
Analisa
Laporan
Keuangan. UPP AMP YKPN,
Yogyakarta.
Ishak, Muhammad. 1999. Going
Concern dan Tanggung Jawab
Auditor. Media Akuntansi. No. 2/
Th. I/ Agustus.
Istiana, Siti. 2010. Pengaruh Kualitas
Audit, Opinion Shopping, Debt
Default,
Pertumbuhan
Perusahaan
Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going
Concern.Jurnal Akuntansi dan
Investasi Vol. XI No. 1, Januari
2010: 74-87.
Jensen, M.C., and W.H. Meckling.
1976. Theory of The Firm:
Managerial Behaviour Agency

tinggi

rasio

penjualan

pertumbuhan
belum

tentu

perusahaan tidak menerima opini
audit

going

peningkatan

concern

karena

penjualan

bersih

tidak menjamin peningkatan laba
bersih

setelah

pajak

yang

diterima oleh auditee.

Saran
Peneliti yang akan datang disarankan
untuk :
1. Memasukkan variabel tambahan
seperti rotasi auditor dan rasio
keuangan yang lain sehingga hasil
penelitian

akan

lebih

bisa

memprediksi penerbitan opini audit
going concern dengan lebih tepat.
2. Jumlah tahun pengamatan lebih
diperpanjang

sehingga

dapat

melihat kecenderungan trend trend

JURNAL MEDIA EKONOMI

Cost and Ownership Structure.
Journal of Financial Economics.
Vol. 3, No. 4: 305-360.
Karyanti dan Suryo Pratolo. 2009.
Pengaruh
Kualitas
Auditor,
Kondisi Keuangan Perusahaan,
Opini Audit TahunSebelumnya,
Pertumbuhan Perusahaan dan
Debt
Default
Terhadap
kemungkinan Penerimaan Opini
Audit Going Concern. Jurnal
Akuntansi dan Investasi, Vol X
No. 1, Januari, hal 16-29
Kusharyanti.
2003.
Temuan
Penelitian Mengenai Kualitas
Audit dan Kemungkinan Topik
Penelitian di Masa Datang .
Jurnal Akuntansi dan Manajemen
(Desember). Hal 25 - 60.
Mayangsari, Sekar. 2003. Pengaruh
Kualitas Audit dan Independensi
terhadap
Integritas
Laporan
Keuangan. Simposium Nasional
Akuntansi VI. Surabaya: 16-17
Oktober
Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira
Juniarti. 2007. Analisis Pengaruh
Kualitas Audit, Debt Default, dan
Opinion
Shopping
Terhadap
Penerimaan
Opini
Going
Concern. Simposium Nasional
Akuntansi X. Makasar.
Ramadhany,
Alexander.
2004.
Analisis
fakt
or-Faktor Yang Mempengaruhi
Penerimaan opini Going Concern
Pada Perusahaan manufaktur
yang Terdaftar di BEJ. Jurnal
MAKSI: Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro.
Rahayu, Puji. 2007. Assessing Going
concern Opinion: A Study Based
on Financial and Non-Financial
Information. Simposium Nasional

Vol. 25, No. 2 Agustus 2015

ISSN: 1693-4768

Akuntansi X. Makassar: 26-28
Juli.
Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti,
dan Faisal. 2006. Pengaruh
Kualitas Audit, Kondisi Keuangan
Perusahaan, Opini audit tahun
sebelumnya,
Pertumbuhan
Perusahaan
terhadap
Opini
Going
Concern.
Simposium
Nasional Akuntansi IX. Padang:
23-26 Agustus.
Sugiono. 2007. Metode Penelitian
Bisnis. Cetakan ke-10. Bandung:
Alfabeta.
Supardi dan Mastuti, Sri. 2003.
“Validitas Penggunaan Z-score
Altman
Untuk
Menilai
Kebangkrutan pada Perusahaan
Perbankan Go Public di Bursa
Efek Jakarta”. Jurnal Kompak.
No. 7. Hal 68-93.
Weston, J. Fred, and Copeland,
Thomas E. 1995. Manejemen
Keuangan;
Edisi
kedelapan,
Terjemahan Kibrandoko dan Joko
Warsono, Penerbit Erlangga,
Jakarta.