Karakteristik Hipertensi pada Pasien Lansia di RSUP H. Adam Malik Tahun 2016 Chapter III VI

BAB 3
KERANGKA TEORI, DAN KERANGKA KONSEP
PENELITIAN

3.1

Kerangka Teori Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam

penelitian ini adalah :

Agen
Pejamu
Demografi





Usia (lansia)
Jenis kelamin

Etnis
Tingkat
pendidikan
 Status
pernikahan

 Faktor komorbid
 Stress emosional
 Gangguan ginjal

HIPERTENSI





Lingkungan
Bentuk keluarga
Pelayanan
kesehatan

Lingkungan
rumah

Perilaku
 Pola makan
 Kebiasaan
merokok
 alkohol

Prahipertensi

Hipertensi
derajat 1

Hipertensi
derajat 2

Gambar 3.1 Kerangka Teori Penelitian

17

Universitas Sumatera Utara

18

3.2

Kerangka Konsep Penelitian

Variable independen

Variable dependen

Karakteristik terdiri dari :
1. Usia
2. Jenis kelamin

Kejadian hipertensi
pada lansia

3. Etnis

4. Tingkat pendidikan
5. Status perkawinan

Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1

Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif untuk mengetahui

karakteristik hipertensi pada lansia di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP H Adam
Malik. Desain penelitian yang digunakan adalah studi cross sectional.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik.

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa RSUP H.
Adam Malik merupakan rumah sakit tipe A, yang merupakan rumah sakit rujukan
untuk wilayah pembangunan A yang meliputi provinsi Sumatera Utara, Aceh,
Sumatera Barat, dan Riau. Dengan demikian data yang diperoleh lebih lengkap
dan lebih bervariasi.
4.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret 2016 sampai dengan bulan
Oktober 2016.
4.3

Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitan
Populasi pada penelitian adalah seluruh pasien lansia di Poliklinik Penyakit
Dalam RSUP H. Adam Malik.

19
Universitas Sumatera Utara

20


4.3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah penderita hipertensi yang bekunjung ke Poliklinik Penyakit
Dalam RSUP H. Adam Malik yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk
dalam kriteria ekslusi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive
sampling, yaitu semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan
dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.
4.3.2.1 Kriteria inklusi
- Usia ≥ 60 tahun
- Menderita hipertensi atau riwayat hipertensi
- Kooperatif
4.3.2.2 Kriteria eksklusi
- Pasien menolak untuk diikutsertakan dalam penelitian
4.3.3 Besar sampel
Sesuai dengan jenis penelitian dengan sampel proporsi tunggal. Maka
digunakan rumus sampel sebagai berikut :

�=

P


2

× ×
�2

: Jumlah sampel
�2

: tingkat kepercayaan 1,96%
: Perkiraan proporsi kejadian pada sampel 0,247

Q

: 1-P = 0,753

D

: ketepatan relatif 0,1


Dengan perhitungan rumus sampel di atas, diperlukan besar sampel untuk
kelompok lansia penderita hipertensi sebanyak 72 orang.

Universitas Sumatera Utara

21

4.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data
primer yang diperoleh dengan pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan oleh
peneliti menggunakan spigmomanometer merk Riester pada penderita hipertensi
yang berkunjung ke Poliklinik Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik yang
memenuhi kriteria inklusi serta bersedia dijadikan sampel penelitian.
4.5

Variabel dan Definisi Operasional

4.5.1 Variabel
Variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah hipertensi, lansia,
usia, jenis kelamin, etnis, tingkat pendidikan, dan status pernikahan.


4.5.2 Definisi Operasional

Tabel 4.1 Definisi Operasional
Variabel Independen
Variabel
Usia

Definisi
Operasional
Lamanya
hidup

Cara Ukur

Anamnesis

Responden

pasien Rekam


hipertensi
lansia

Alat Ukur

medik
yang

dianamnesis

Hasil Ukur
 Elderly =

berdasarkan

90 tahun

berdasarkan


medik

pada

kartu

Nominal

atau dilihat  Old = 75data rekam  Very old >

lahir

Ukur

60-74 tahun

dihitung

tanggal

Skala

90 tahun

identitas

Universitas Sumatera Utara

22

 Laki-laki

Jenis

Jenis kelamin Anamnesis

Responden

Kelamin

pasien

Rekam

dianamnesis  Perempuan

hipertensi

medik

atau dilihat

lansia

Nominal

berdasarkan
data rekam
medik

Etnis

Subjek

Anamnesis

Responden

 Batak

penelitian yang Rekam

dianamnesis  Jawa

diketahui

atau dilihat  Aceh

medik

 Melayu

berdasarkan

berdasarkan

marga

data rekam  Nias
medik
 Lain lain

dari

pasien

Nominal

 Tidak tamat Nominal

Tingkat

Jenis

Anamnesis

Responden

Pendidikan

pendidikan

Rekam

dianamnesis

pendidikan

formal terakhir medik

atau dilihat

dasar

yang

berdasarkan

diselesaikan

data rekam

oleh responden

medik

 Pendidikan
dasar
 Pendidikan
menengah
 Pendidikan
tinggi

pasien Anamnesis

Responden

 Tidak

Status

Status

Pernikahan

hipertensi

Rekam

dianamnesis

lansia

medik

atau dilihat  Menikah

Menikah
 Janda

berdasarkan

berdasarkan

riwayat

data rekam  Duda
medik

pernikahan

Nominal

Universitas Sumatera Utara

23

Variabel Dependen
Variabel
Hipertensi

Definisi
operasional
Meningkatnya
tekanan

Alat ukur
Spigmoma

darah nometer

Cara ukur
Responden

Hasil ukur


Prae

diukur tekanan

hipertensi

yang

darahnya

= 120-139/

diklasifikasikan

dalam keadaan

80-89

berdasarkan

istirahat

mmHg

JNC VIII



Skala
ukur
Nominal

Hipertensi
derajat 1 =
140-159/
90-99
mmHg



Hipertensi
derajat 2 ≥
160/100
mmHg

4.6

Metode Analisa Data
Pada penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
(1) editing,
dilakukan untuk pengecekan dan perbaikan dari data-data yang
dikumpulkan.
(2) coding,
yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka
atau bilangan.
(3) entry,
yakni memasukkan data-data ke dalam program atau software computer.

Universitas Sumatera Utara

24

(4) cleaning,
pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian
dilakukan pembetulan atau koreksi.
(5) Data yang dikumpulkan kemudian diolah menggunakan program SPSS
(Statistical Product and Service Solution).
(6) Hasil disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, dan tabel tabulasi
silang

sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui

karakteristik hipertensi pada pasien lansia di RSUP H. Adam Malik
Medan pada Juli 2016 sampai oktober 2016.

4.7

Jadwal Penelitian

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kegiatan

Apl

Mei

Jun

Jul

Agt

Sep

Okt

Nov

Des

Menyusun
proposal
Presentasi
proposal
Mengumpulkan
data
Analisis data
Pembuatan
laporan
Presentasi hasil

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1

Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berlokasi
di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan
Tuntungan. Rumah sakit tersebut merupakan Rumah Sakit Tipe A sesuai dengan
SK Menkes No. 355/Menkes/SK/VII/1990. RSUP Haji Adam Malik Medan telah
memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang
kompeten. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik Medan juga merupakan Rumah
Sakit Pusat Rujukan untuk daerah pembangunan A yang meliputi provinsi
Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau sehingga dapat dijumpai pasienpasien dengan latar belakang yang bervariasi. Selain alasan diatas, berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.502/Menkes/IX/1991 tanggal 6 September
1991, RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai Rumah Sakit
Pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian
Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah pasien lansia dengan
hipertensi yang menjalani rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP H.
Adam Malik Medan berjumlah 78 orang. Pasien rawat jalan yang dipilih sebagai
responden telah diseleksi menurut kriteria inklusi dan eksklusi sebelumnya.
Semua data responden diambil dari data primer yaitu dengan pengukuran tekanan
darah untuk mengetahui karakteristik hipertensi pada pasien lansia di RSUP H.
Adam Malik. Adapun karakteristik responden yang diteliti dalam penelitian ini
meliputi jenis kelamin, usia, etnis/suku, tingkat pendidikan, dan status pernikahan.

25
Universitas Sumatera Utara

26

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Demografi
Karakteristik Responden

Frekuensi

Persentase (%)

Laki-laki

38

48,7

Perempuan

40

51,3

Total

78

100,0

Elderly (60-74)

68

87,2

Old (75-90)

10

12,8

Total

78

100,0

Batak

57

73,1

Jawa

2

2,6

Melayu

13

16,7

Minang

6

7,7

Total

78

100,0

Pendidikan Dasar

5

6,4

Pendidikan Menengah

50

64,1

Pendidikan Tinggi

23

29,5

Total

78

100,0

Menikah

66

84,6

Janda

10

12,8

Duda

2

2,6

Total

78

100,0

Jenis Kelamin

Usia (Tahun)

Etnis/Suku

Pendidikan Terakhir

Status Pernikahan

Universitas Sumatera Utara

27

Berdasarkan Tabel 5.1 mengenai distribusi frekuensi berdasarkan jenis
kelamin responden di RSUP H. Adam Malik tahun 2016, dapat dilihat bahwa
lansia yang menderita hipertensi yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 40
orang (51,3%) dan laki-laki sebanyak 38 orang (48,7%). Diketahui bahwa
mayoritas responden penelitian berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan usia,
mayoritas responden lansia adalah elderly (60-74 tahun), yaitu 68 orang (87,2%),
sedangkan old sebanyak 10 orang (12,8%).
Distribusi frekuensi berdasarkan etnis/suku responden di RSUP H. Adam
Malik tahun 2016, dapat dilihat bahwa etnis terbanyak adalah Batak dengan
jumlah 57 orang (73,1%), Melayu sebanyak 13 orang (16,7%), Minang sebanyak
6 orang (7,7%), dan Jawa dengan jumlah 2 orang (2,6%). Berdasarkan pendidikan
terakhir, mayoritas responden merupakan tamatan Pendidikan Menengah yaitu
SMA dengan jumlah 50 orang (64,1%), sedangkan tamatan Pendidikan Tinggi
sebanyak 23 orang (29,5%), dan tamatan Pendidikan Dasar sebanyak 5 orang
(6,4%).
Pada tabel diatas, distribusi responden di RSUP H. Adam Malik tahun
2016 berdasarkan status pernikahan , dapat dilihat bahwa seluruh responden sudah
menikah dengan pembagian yang

masih memiliki suami/istri atau berstatus

menikah berjumlah 66 orang (84,6%), sedangkan responden yang berstatus janda
berjumlah 10 orang (12,8%), dan duda sebanyak 2 orang (2,6%).

Universitas Sumatera Utara

28

5.1.3 Hasil Analisis Data
Tabel 5.2 Distribusi Hipertensi pada Pasien Lansia di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2016
Tekanan Darah

Frekuensi

Persentase

Pre-hipertensi

23

29,5

Hipertensi Grade I

37

47,4

Hipertensi Grade II

18

23,1

Total

78

100,0

Berdasarkan tabel 5.2, dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi berdasarkan
tekanan darah pada lansia, mayoritas adalah Hipertensi grade I sebanyak 37 orang
(47,4%), Pre-hipertensi sebanyak 23 orang (29,5%), dan Hipertensi grade II
dengan jumlah 18 orang (23,1%).
Tabel 5.3 Distribusi Hipertensi berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis
kelamin
Laki-laki

Prehipertensi
n
%
14
17,9

Perempuan

9

Total

23

11,5

Tekanan Darah
Hipertensi
grade I
n
%
15
19,2
22
37

28,2

Hipertensi
grade II
n
%
9
11,5
9
18

11,5

Total
n
38
40
78

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa lansia yang menderita
hipertensi dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 38 orang dengan hipertensi
yang paling banyak diderita adalah Hipertensi grade I sebesar 19,2%. Lansia yang
menderita hipertensi dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 40 orang dengan
hipertensi yang paling banyak diderita juga Hipertensi grade I sebesar 28,2%.

Universitas Sumatera Utara

29

Tabel 5.4 Distribusi Hipertensi berdasarkan Usia
Usia
Elderly

Prehipertensi
n
%
19
24,4

Old

4

Total

23

5,1

Tekanan Darah
Hipertensi
grade I
n
%
34
43,6
3

3,8

37

Hipertensi
grade II
n
%
15
19,2
3

Total
68

3,8

10

18

78

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa lansia yang menderita
hipertensi dengan kategori usia Elderly berjumlah 68 orang dengan hipertensi
yang paling banyak diderita adalah Hipertensi grade I sebesar 43,6%. Lansia yang
menderita hipertensi dengan kategori usia Old berjumlah 10 orang dengan
hipertensi yang paling banyak diderita adalah Pre-hipertensi sebesar 5,1%.
Tabel 5.5 Distribusi Hipertensi berdasarkan Etnis/Suku
Etnis/Suku
Batak

Prehipertensi
n
%
20
25,6

Tekanan Darah
Hipertensi
Hipertensi
grade I
grade II
n
%
n
%
26
33,3
11
14,1

Total
57

Jawa

1

1,3

1

1,3

0

0,0

2

Melayu

0

0,0

8

10,3

5

6,4

13

Minang

2

2,6

2

2,6

2

2,6

6

Total

23

37

18

78

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa

pasien lansia yang

menderita hipertensi dengan suku Batak berjumlah 57 orang dengan hipertensi
yang paling banyak diderita adalah Hipertensi grade I dengan persentase sebesar
33,3%. Lansia yang menderita hipertensi dengan suku Jawa berjumlah 2 orang
dengan Pre-hipertensi dan Hipertensi grade I memiliki persentase yang sama
1,3%. Lansia yang menderita hipertensi dengan suku Melayu berjumlah 13 orang
dengan hipertensi yang paling banyak diderita adalah Hipertensi grade I 10,3%.
Sementara, lansia yang menderita hipertensi dengan suku Minang berjumlah 6

Universitas Sumatera Utara

30

orang dengan Pre-Hipertensi, Hipertensi grade I, dan Hipertensi grade II
memiliki persentase yang sama 2,6%.
Tabel 5.6 Distribusi Hipertensi berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan
Terakhir

Prehipertensi
n
%
1
1,3

Pendidikan
dasar
Pendidikan
menengah
Pendidikan
tinggi
Total

Tekanan Darah
Hipertensi
grade I
n
%
3
3,8

Hipertensi
grade II
n
%
1
1,3

Total
5

16

20,5

24

30,8

10

12,8

50

6

7,7

10

12,8

7

9,0

23

23

37

18

78

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa lansia dengan hipertensi
dan tamatan Pendidikan Dasar berjumlah 5 orang dengan hipertensi yang paling
banyak diderita adalah Hipertensi grade I 3,8%. Lansia dengan hipertensi dan
tamatan Pendidikan Menengah berjumlah 50 orang dengan hipertensi yang paling
banyak diderita adalah Hipertensi grade I 30,8%. Lansia dengan hipertensi dan
tamatan Pendidikan Tinggi berjumlah 23 orang dengan hipertensi yang paling
banyak diderita adalah Hipertensi grade I 12,8%
Tabel 5.7 Distribusi hipertensi berdasarkan status pernikahan
Prehipertensi
n
%
20
25,6

Tekanan Darah
Hipertensi
Hipertensi
grade I
grade II
n
%
n
%
33
42,3
13
16,7

Janda

3

3,8

3

3,8

4

5,1

10

Duda

0

0,0

1

1,3

1

1,3

2

Total

23

Status
Pernikahan
Menikah

37

18

Total
66

78

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa lansia yang menderita
hipertensi dengan status menikah berjumlah 66 orang dan hipertensi yang paling
banyak diderita adalah Hipertensi grade I 42,3%. Lansia yang menderita

Universitas Sumatera Utara

31

hipertensi dengan status janda berjumlah 10 orang dan hipertensi yang paling
banyak diderita adalah Hipertensi grade II. Lansia yang menderita hipertensi
dengan status duda berjumlah 2 orang dengan Hipertensi grade I dan Hipertensi
grade II memilki persentase yang sama 1,3%.

5.2

Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dari 78 orang lansia yang

menderita hipertensi, mayoritas adalah Hipertensi grade I sebanyak 37 orang
(47,4%), Pre-hipertensi sebanyak 23 orang (29,5%), dan Hipertensi grade II
dengan jumlah 18 orang (23,1%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
mayoritas lansia di RSUP H. Adam Malik menderita hipertensi yang terkontrol
dengan tingginya persentase Hipertensi grade I. Hal ini mungkin disebabkan oleh
tingginya

tingkat

kedisiplinan

pasien

dalam

mengonsumsi

obat

dan

memeriksakan tekanan daranya. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan faktor
resiko yang dijelaskan bahwa tekanan darah sistolik meningkat secara progresif
seiring dengan usia. Pada penelitian yang dilakukan Wahyudi di lokasi yang sama,
menunjukkan bahwa hipertensi yang paling banyak diderita oleh pasien berusia
55-65 tahun dan ≥ 66 tahun adalah Hipertensi grade I 12,7% dan 13,4%. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hypertension study group di
Bangladesh dan India dalam buletin WHO dengan kriteria yang sama
menunjukkan hasil hipertensi yang paling banyak diderita oleh lansia adalah
Hipertensi grade I 29,8%.8,13,21
Pada tabel 5.2. diketahui bahwa lansia yang menderita hipertensi yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 40 orang (51,3%) dan laki-laki sebanyak 38
orang (48,7%). Hal ini sesuai dengan faktor risiko yang dijelaskan bahwa
perempuan mempunyai risiko yang lebih tinggi daripada laki-laki untuk menderita
hipertensi setelah menopause karena hormon estrogen, yang melindungi wanita
dari penyakit kardiovaskular dengan meningkatkan kadar High Density
Lipoprotein (HDL), tidak diproduksi lagi. Hal ini juga mungkin dikarenakan
jumlah pasien perempuan lebih banyak dibanding laki-laki. Hal ini sesuai dengan

Universitas Sumatera Utara

32

data yang didapat dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara mengenai jumlah
pendudukan berdasarkan usia. Pada kelompok penduduk usia 60- 64 tahun,
berdasarkan data statistik penduduk dengan jenis kelamin perempuan berjumlah
184.592 orang, sementara penduduk dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah
174.601 orang dari total 359.193. Penduduk pada kelompok usia lebih dari 65
tahun dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 310.752, sementara jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 230.265 orang dari total 541.017. Penelitian lain
tentang masalah kesehatan dan sosial pada lansia di taluk Udupi, Karnataka,
menemukan prevalensi hipertensi pada laki-laki 59,1% dan pada perempuan
57,6%. 15,22,23
Berdasarkan tabel 5.3. didapati hipertensi pada pasien lansia di RSUP H.
Adam Malik lebih banyak pada kelompok usia elderly (60-74 tahun) sebanyak 68
orang (87,2%) daripada kelompok usia old (75-90 tahun) sebanyak 10 orang
(12,8%). Hal ini tidak sesuai dengan faktor resiko bahwa semakin tua seseorang
semakin besar resiko untuk menderita hipertensi yang mungkin diakibatkan oleh
asupan makanan yang secara langsung mempengaruhi tekanan darah pada lansia.
Konsumsi natrium yang berlebihan menyebabkan tekanan darah menjadi naik.
Asupan kalium juga mempengaruhi tekanan darah, asupan kalium yang
meningkat akan menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Selain asupan
natrium dan kalium, magnesium juga mempengaruhi tekanan darah. Tugas utama
magnesium adalah membantu otot jantung untuk relaksasi.Apabila kebutuhan
magnesium tidak terpenuhi, akan terjadi penurunan tekanan darah sehingga akan
terjadi detakan jantung yang tidak normal. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Swati dan Malhotra terhadap 100 orang di Jhansi,
Uttar Pradesh, India dengan kriteria yang hampir sama menunjukkan hasil young
old (60-69 tahun) 42%, old old (70-79 tahun) 39%, very old (≥ 80 tahun) 19%.
Penelitian yang dilakukan oleh Tri terhadap 40 lansia di kelurahan Makamhaji,
Surakarta, juga menunjukkan hasil yang sama, yaitu mayoritas responden adalah
kelompok usia elderly sebesar 82,5%, sedangkan old sebesar 17,5%. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Prasetiyo terhadap 78 orang lansia di Blulukan,
Karanganyar, Jawa Tengah juga menunjukkan hasil hipertensi paling banyak

Universitas Sumatera Utara

33

ditemukan pada kategori usia elderly (60-74 tahun) 79,5%, dan old (75-76 tahun)
6,4%.24,25,26,27,28
Pada penelitian ini, didapati distribusi hipertensi pada lansia berdasarkan
etnis atau suku paling banyak adalah suku Batak sebanyak 57 orang (73,1%),
diikuti Melayu sebanyak 13 orang (16,7%), Minang sebanyak 6 orang (7,7%), dan
Jawa sebanyak 2 orang (2,6%). Hal ini mungkin dikarenakan pola makan, salah
satu faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya hipertensi, suku Batak yang
cenderung mengonsumsi makanan dengan kandungan garam yang tinggi dalam
kehidupan sehari-hari. Saat mengadakan resepsi adat, masyarakat Batak pada
umumnya selalu menyediakan makananan yang tinggi kolesterol seperti daging.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi di
lokasi yang sama menunjukkan pasien hipertensi terbanyak berdasarkan etnis
adalah etnis Batak 37,3%, Jawa sebanyak 14,9%, dan Minang sebanyak 1,5%.
Penelitian pada lansia yang dilakukan oleh Eva di kelurahan Padang Bulan,
Medan juga menunjukkan hasil yang sama, mayoritas suku pada lansia adalah
Batak 50%, Jawa 40%, dan lain-lain 10.8,29
Berdasarkan tabel 5.5 didapati hipertensi pada lansia di RSUP H. Adam
Malik lebih banyak pada tamatan Pendidikan Menengah sebanyak 50 orang
(64,1%), sedangkan tamatan Pendidikan Tinggi sebanyak 23 orang (29,5%), dan
tamatan Pendidikan Dasar sebanyak 5 orang (6,4%). Hal ini tidak sesuai dengan
teori yang dijelaskan bahwa tingkat pendidikan secara tidak langsung
mempengaruhi tekanan darah pada lansia, karena tingkat pendidikan berpengaruh
terhadap gaya hidup seseorang yaitu seperti kebiasaan merokok, kebiasaan
mengkonsumsi alkohol, asupan makan, dan aktivitas fisik. Ketidaksesuaian ini
mungkin karena kota Medan merupakan salah satu kota besar di Indonesia
sehingga tingkat pendidikan penduduknya lebih baik. Namun, pada penelitian
yang dilakukan terhadap lansia di Jhansi, Uttar Pradesh, India menunjukkan hasil
yang sama dengan penelitian ini, yaitu responden paling banyak merupakan
tamatan secondary dan higher secondary sebanyak 55%. Sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Martati, Hiswani, dan Jemadi di Sigaol Simbolon, Samosir,
Sumatera Utara menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang paling banyak pada

Universitas Sumatera Utara

34

lansia adalah tamatan Sekolah Dasar (SD) 66,67%, SLTP 60,00%, SLTA 59,10%,
dan Akademi/PT 53,33%.26,30,31
Pernikahan menentukan status seseorang di dalam keluarga dan komunitas.
Dari penelitian ini, ditemukan Responden yang

memiliki status menikah

berjumlah 66 orang (84,6%), sedangkan responden yang berstatus janda
berjumlah 10 orang (12,8%), dan duda sebanyak 2 orang (2,6%). Hal ini sesuai
dengan sifat alami manusia yang merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup
sendiri dan membutuhkan orang lain dalam menjalani siklus kehidupannya.
Lansia yang ditinggalkan oleh pasangannya, cenderung merasa kesepian karena
tidak mendapat dukungan dari pasangannya. Rasa kesepian yang dialami lansia
jika dibiarkan berlama-lama akan menimbulkan stres yang berkepanjangan yang
pada akhirnya akan jatuh pada kondisi depresi. Gejala depresi merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi perkembangan hipertensi. Pada penelitian ini,
ditemukan lansia dengan status Janda lebih banyak menderita Hipertensi grade II.
Hal ini sesuai dengan faktor resiko bahwa perempuan mempunyai resiko dua kali
lebih tinggi untuk mengalami depresi daripada laki-laki mulai dari masa remaja.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Swati dan
Malhotra terhadap 100 orang dengan kriteria yang hampir sama menunjukkan
bahwa lansia yang memiliki status currently married 60%, dan widowed 34%.
Penelitian pada lansia yang dilakukan di taluk Udupi, Karnataka, terhadap 213
responden

menemukan

prevalensi

married

47,4%,

dan

widow/widower

43,6%.9,23,26,32

Universitas Sumatera Utara

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian karakteristik hipertensi pada pasien lansia di
RSUP Haji Adam Malik tahun 2016 diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pasien lansia dengan hipertensi di RSUP H. Adam Malik sebagian
besar berjenis kelamin perempuan.
2. Pasien hipertensi pada kelompok usia elderly lebih banyak dibanding
kelompok usia old.
3. Berdasarkan etnis, didapati pasien hipertensi lansia terbanyak adalah
pasien dengan kelompok etnis Batak.
4. Pasien lansia dengan hipertensi berdasarkan pendidikan terakhir,
paling banyak adalah tamatan pendidikan menengah.
5. Berdasarkan status pernikahan, mayoritas status responden adalah
menikah.
6. Dari 3 jenis grade hipertensi, diperoleh hipertensi yang paling banyak
dialami responden yaitu hipertensi grade 1.
6.2.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat disampaikan adalah :
1. Diharapkan melalui penelitian ini, tenaga kesehatan dapat mengenali
lebih dalam tentang karakteristik Hipertensi pada lansia
2. Diharapkan kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap kesehatan
terutama yang berkaitan dengan Hipertensi, dan sangat disarankan
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, hal ini untuk
menghindari faktor resiko penyakit dan dapat mengambil tindakan
preventif.

35
Universitas Sumatera Utara

36

3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi data dasar sebagai acuan
untuk penelitian-penelitian berikutnya terutama yang berkaitan dengan
hipertensi pada lansia.

Universitas Sumatera Utara