Dampak Kegiatan Masyarakat Terhadap Kualitas Air Sungai Babarsari Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

5

TINJAUAN PUSTAKA

Sungai
Sungai merupakan suatu sistem yang dinamis dengan segala aktivitas
yang berlangsung antar komponen-komponen lingkungan yang terdapat di
dalamnya. Adanya dinamika tersebut akan menyebabkan suatu sungai berada
dalam keseimbangan ekologis sejauh sungai itu tidak menerima bahan-bahan
asing dari luar. Pengaruh bahan asing pada batas-batas tertentu masih dapat
ditolerir dan kondisi keseimbangan masih tetap dapat dipertahankan. Apabila
suatu sungai menerima limbah dalam jumlah sedikit atau masih dalam batas
toleransinya, maka limbah tersebut akan dapat dinetralisir oleh adanya dinamika
ekologis tersebut (Barus, 2004).
Sungai bagian hulu dicirikan dengan badan sungai yang dangkal dan
sempit, tebing curam dan tinggi, berair jernih dan mengalir cepat serta
mempunyai populasi atau jenis maupun jumlah biota air sedikit. Sungai bagian
hilir umumnya lebih lebar, tebingnya curam atau landai, badan air dalam, keruh,
aliran air lambat, dan populasi biota air di dalamnya termasuk banyak, tetapi jenis
kurang bervariasi (Kordi dan Tancung, 2007).
Ekosistem sungai dibagi menjadi beberapa zona dimulai dengan zona

krenal (mata air) yang umumnya terdapat di daerah hulu. Zona krenal dibagi
menjadi rheokrenal, yaitu mata air yang berbentuk air terjun biasanya terdapat
pada tebing-tebing yang curam, limnokrenal, yaitu mata air yang berbentuk
genangan air yang selanjutnya membentuk aliran sungai yang kecil dan
helokrenal, yaitu mata air yang membentuk rawa-rawa. Selanjutnya aliran

Universitas Sumatera Utara

6

daribeberapa mata air akan membentuk aliran sungai di daerah pegunungan yang
disebut zona rithral, ditandai dengan relief aliran sungai yang terjal (Barus, 2004).

Pariwisata
Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara
waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk
menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk bersenang-senang,
memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau waktu libur serta
tujuantujuan lainnya (Zalukhu, 2009).
Pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan

pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja,
pendapatan, tarif hidup, dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam
negara penerimaan wisatawan. Pariwisata sebagai kegiatan melakukan perjalanan
dengan tujuan mencari kepuasan, mencari sesuatu, memperbaiki kesehatan,
menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain
(Salma dan Susilowati, 2004).
Perkembangan pariwisata dirasakan semakin lama semakin pesat,
sehingga tidak heran setiap negara berusaha meningkatkan industri pariwisata
sebagai penghasil devisa yang besar dengan kata lain orientasi kepada masalah
ekonomi, dengan mengeksploitasi budaya serta keanekaragaman sumber daya
alam tanpa mempertimbangkan bahwa pariwisata merupakan suatu industri yang
multi kompleks keberadaannya (Wibowo, 2007).
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Pariwisata menyatakan
bahwa pembangunan kepariwisataan sebagai bagian dari pembangunan nasional

Universitas Sumatera Utara

7

mempunyai tujuan antara lain memperluas dan memeratakan kesempatan

berusaha,

lapangan

kerja

dan

kesejahteraan

rakyat.

Dengan

demikian

pembangunan di bidang kepariwisataan mempunyai tujuan akhir untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat yang berdampak pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Peranan pariwisata dalam pembangunan negara secara makro meliputi tiga

segi yakni segi ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak), segi sosial (penciptaan
lapangan kerja), dan segi kebudayaan (memperkenalkan kebudayaan kepada para
wisatawan). Ketiga segi tersebut tidak saja berlaku bagi wisatawan asing, tetapi
juga untuk wisatawan-wisatawan domestik yang kian meningkat peranannya
(Hiariey dan Sahusilawane, 2013).

Parameter Kualitas Air
Suhu Air
Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam proses
metabolisme organisme diperairan. Perubahan suhu yang mendadak atau kejadian
suhu yang ekstrim akan menggangu kehidupan organisme bahkan dapat
menyebabkan kematian. Suhu perairan dapat mengalami perubahan sesuai dengan
musim, letak lintang suatu wilayah, ketinggian dari permukaan laut, letak tempat
terhadap garis edar matahari, waktu pengukuran dan kedalaman air. Suhu air
mempunyai peranan dalam mengatur kehidupan biota perairan, terutama dalam
proses metabolisme. Kenaikan suhu menyebabkan terjadinya peningkatan
konsumsi oksigen, namun di lain pihak juga menyebabkan turunnya kelarutan
oksigen di dalam air. Oleh karena itu, maka pada kondisi tersebut organisme

Universitas Sumatera Utara


8

akuatik sering kali tidak mampu memenuhi kadar oksigen terlarut untuk keperluan
proses metabolisme dan respirasi (Silalahi, 2009).
Nilai suhu air pada sungai Diwak berada pada kisaran 25-27°C. Jika
dilihat dari suhu air limbah yang masuk ke badan air adalah antara 28-29°C, maka
suhu air limbah industri tidak banyak berpengaruh terhadap suhu air sungai.
Kondisi ini sesuai dengan kondisi optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di
perairan yaitu antara 20-30°C. Suhu optimum untuk aktivitas bakteri pada proses
dekomposisi adalah antara 25-35°C (Rahmawati, 2011).

Kecerahan
Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan
merupakan ukuran transparan perairan, yang ditentukan secara visual dengan
menggunakan secchi disk. Secchi disk dikembangkan oleh Profesor Secchi pada
sekitar abad 19, yang berusaha menghitung tingkat kekeruhan air secara
kuantitatif. Nilai kecerahan dinyatakan dalam satuan meter. Nilai sangat
dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan dan padatan
tersuspensi, serta ketelitian orang yang melakukan pengukuran. Pengukuran

kecerahan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah (Effendi, 2003).

Kecepatan Arus
Menurut Barus (2004), arus air adalah faktor yang mempunyai peranan
sangat penting baik pada perairan lotik maupun perairan lentik. Hal ini
berhubungan dengan penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang
terdapat di dalam air. Kecepatan aliran air akan bervariasi secara vertikal. Arus air

Universitas Sumatera Utara

9

yang pada perairan lotik umumnya bersifat turbulen, yaitu arus air yang bergerak
ke segala arah, sehigga air akan terdistribusi ke seluruh bagian dari perairan
tersebut. Selain itu dikenal arus laminar, yaitu arus air yang bergerak ke satu arah
tertentu saja.

pH
Derajat keasaman merupakan gambaran jumlah atau aktivitas ion
hidrogen dalam perairan. Secara umum nilai pH menggambarkan seberapa besar

tingkat keasaman atau kebasaan suatu perairan. Perairan dengan nilai pH=7
adalah netral, pH7
dikatakan kondisi perairan bersifat basa. Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi
ion Hidrogen dalam suatu larutan. Dalam air yang bersih jumah konsentrasi ion
H+ dan OH- berada dalam keseimbangan sehingga air yang bersih akan bereaksi
netral. Organisme akuatik dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai
nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah dan basa lemah. pH
yang ideal bagi kehidupan organisme akuatik umumnya berkisar antara 7-8,5.
Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan
membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan
mobilitas berbagai senyawa logam berat yang bersifat toksik (Sihaloho, 2009).
Derajat Keasaman air Sungai Diwak Semarang di 4 stasiun pengamatan
pada musim penghujan berkisar antara 7,6-8,2 sedangkan musim kemarau antara
6,5-7. Sedangkan air limbah dari kegiatan industri yang masuk ke dalam badan air
sungai memiliki pH antara 7,5-7,8 yang berarti masih dalam rentang baku mutu
pH air limbah yang diijinkan yaitu antara 6-9. Hal ini menunjukan bahwa

Universitas Sumatera Utara

10


masuknya air limbah industri ke dalam aliran Sungai Diwak tidak banyak
berpengaruh terhadap perubahan pH air sungai baik pada musim kemarau maupun
penghujan. Derajat keasaman air Sungai Diwak ternyata masih memenuhi baku
mutu kriteria kualitas air untuk semua kelas yang berada pada rentang nilai 6-9
(Rahmawati, 2011).

DO (Dissolved Oxygen)
Oksigen terlarut (DO) merupakan parameter penting untuk mengukur
pencemaran air. Oksigen terlarut di dalam air berasal dari udara dan dari proses
fotosintesa tumbuhan air. Kelarutan oksigen dalam air tergantung pada suhu. Pada
suhu tinggi kelarutan oksigen berkurang karena aktivitas bakteri meningkat.
Kandungan oksigen dalam air diperlukan bagi kelangsungan kehidupan akuatik,
tetapi ketesediannya akan terganggu oleh berlangsungnya pengurai bahan-bahan
organik yang berasal dari air buangan (Sukadi, 1999).
Nilai oksigen terlarut di Sungai Tondano Manado berkisar antara 6,3-7,5
mg/L. Mengacu pada Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001, Baku Mutu Air
Kelas II, maka hasil pengukuran yang diperoleh masih dalam kondisi yang baik
dimana nilai baku mutu untuk DO adalah 7,2. Oksigen diperlukan oleh ikan-ikan
untuk menghasilkan energi yang sangat penting bagi pencernaan, asimilasi

makanan dan pemeliharaan keseimbangan osmotik. Jika persediaan oksigen di
perairan sedikit maka perairan tersebut tidak baik bagi ikan dan organisme akuatik
lainnya (Lensun dan Tumembouw, 2013). Status kualitas air berdasarkan kadar
oksigen terlarut dapat dilihat pada Tabel 1.

Universitas Sumatera Utara

11

Tabel 1. Status Kualitas Air Berdasarkan Kadar Oksigen Terlarut
No. Kadar Oksigen Terlarut (mg/L)
Status Kualitas Air
1

>6,5

Tidak tercemar sampai tercemar ringan

2


4,5-6,5

Tercemar ringan

3

2,0-4,4

Tercemar sedang

4