Analisis Kadar Nitrit dan Nitrat dalam Air Isi Ulang dengan Metode Spektrofotometri Visibel

(1)

Lampiran 1. Gambar Sampel dan Alat.

Gambar 1. Sampel Air Isi Ulang


(2)

Gambar 3. Larutan Kalibrasi Nitrit dan Sampel


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R. (2004). Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi. Hal.33-34.

Chandra, B. (2006). PengantarKesehatanLingkungan. Jakarta: BukuKedokteran EGC. Hal. 67. Day, R.A., dan Underwood, A.L. (1980). Quantitative Analysis.DiterjemahkanolehSoendoro, R.

Widaningsih, W.B.A., dan Sri, R.S., Analisa Kimia Kuantitatif. (1981). Jakarta: Erlangga. Hal. 222.

Effendi, H. (2003).TelaahKualitas Air. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 11, 152-156.

Ghufran, M., danAndi, B.T. (2007).PengelolaanKualitas Air dalamBudidayaPerairan. Jakarta: RinekaCipta. Hal. 65.

Juju.(2012). Air Baku.Diaksesdari:

Khopkar, S.M. (1990). Elementary ConseptOf Analytic Chemistry.

DiterjemahkanolehSaptoharjo, A., KonsepDasar Kimia Analitik. (2007). Jakarta: UI Press. Hal.215-216.

Muldja, M., danSuharman.(1995). Analisis Instrumental. Surabaya: Airlangga. Hal.48-51. Nugroho, A. (2006). BioindikatorKualitas Air. Jakarta. UniversitasTrisakti. Hal.49, 51.

Ompusunggu, H. (2009). AnalisaKandunganNitrat Air SumurGali Masyarakat di SekitarTempatPembuangan Sampah (TPS) di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu. Diakses dari: http:/repository/.usu.ac.id/:Handle /123456789/14639. Tgl 17 Maret 2016.

Sutrisno, T., danEni.(2002).TeknologiPenyediaan Air Bersih. Jakarta: RinekaCipta. Hal.1, 13-18, 44-45, 78.


(7)

BAB III

METODE PENGUJIAN

3.1 Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Limbah Cair Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan yang berada di Jalan Sisingamangaraja No.24 Medan pada tanggal 30 Maret – 4 April 2016.

3.2 Sampel, Alat dan Bahan 3.2.1 Sampel

1. Sampel 1 dengan kode 0,1 2. Sampel 2 dengan kode 0,2 3. Sampel 3 dengan kode 0,3 4. Sampel 4 dengan kode 0,4 5. Sampel 5 dengan kode 0,5 3.2.2 Alat

Alat-alat yang digunakan adalah spektrofotometer direct, pipet volume, erlenmeyer, labu ukur, batang pengaduk, beaker gelas, gelas ukur, hot plate, timbangan analitik, bola hisap, magnetic stirrer, pipet tetes, penangas air, gelas piala dan kuvet.

3.3.3 Bahan

Bahan- bahan yang digunakan adalah larutan sulfanilat, larutan NED Dihidroklorida, larutan natrium oksalat, larutan kalium permangat, akuabides, NaCl 30 %, H2SO4(p), campuran brusin- asam sulfanilat.


(8)

3.3 Prosedur

3.3.1 Pembuatan Pereaksi

Larutan Sulfanilamida : larutkan 5 gram sulfanilamida dalam campuran 300 mL air suling dan 50 mL HCl pekat, encerkan dengan air suling.

Larutan NED Dihidroklorida : larutkan 500 mg N ethylene diamine dihydrochloride dalam 500 mL air suling. Simpan dalam botol gelap dalam refrigator.

Larutan kalium permangat : larutkan KMnO4 dalam 1000 mL air suling, biarkan sedikitnya 1 minggu saring dengan glass wool dan simpan dalam botol berwarna coklat.

3.3.2 Prosedur Kerja

Adapun prosedur yang dilakukan pada prepasi sampel untuk penetapan kadar nitrat adalah:

− Dipipet 10 mL sampel, lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 50 mL.

− Ditambahkan 2 mL NaCl dan 10 mL asam sulfat aduk perlahan-lahan dan dibiarkan sampai dingin.

− Ditambahkan 0,5 mL campuran brusin- asam sulfanilat aduk perlahan- lahan dan panaskan diatas penangas air pada suhu tidak melebihi 95°C selama 20 menit, kemudian dinginkan.

− Dimasukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, baca dan catat serapan masuknya (SNI 06-2412-1991).

Prosedur yang dilakukan pada prepasi sampel untuk penetapan kadar nitrit adalah : − Dipipet 50 mL sampel, lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL.

− Ditambahkan 1 mL larutan asam sulfanilat − Dibiarkan larutan selama 2-8 menit.


(9)

− Ditambahkan 1 mL larutan naftil etilendiamin dihidroklorida. − Diaduk paling lama 10 menit, tetapi tidak lebih dari 2 jam.

− Dimasukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, baca dan catat serapan masuknya (06-6989.9-2004)

3.4 Prosedur Analisa Sampel

Prosedur analisa sampel sebagai berikut :

− Dipindahkan sampel yang telah dipreparasi kedalam kuvet 10 mm-cell − Ditempatkan kuvet kedalam ruang sel

− Dimasukkan autoselektor NO2 dan NO3 kedalam alat spektrofotometer − Konsentrasi padanitrit dan nitrat akan terbaca pada layar spektrofotometer


(10)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Analisis kadar nitrit dan nitrat pada air isi ulang menggunakan metode spektrofotometri. Pemeriksaan kadar nitrit dan nitrat pada air isi ulang pada panjang gelombang 543 nm pada nitrit dan 410 nm pada nitrat dilakukan di Laboratorium Limbah Cair Balai Riset Dan Standardisasi Industri Medan. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.1 Hasil Analisa Kadar Nitrit pada sampel:

Sampel Hasil

I 0,001 mg/L

II 0,001 mg/L

III 0,001 mg/L

IV 0,002 mg/L

V 0,001 mg/L

Hasil analisis Kadar Nitrat pada sampel dapat dilihat dari Tabel 4.2 Tabel 4.2 Hasil Analisa Kadar Nitrat pada sampel:

Sampel Hasil

I 1,537 mg/L

II 2,530 mg/L

III 0,293 mg/L

IV 2,662 mg/L


(11)

4.2 Pembahasan

Kadar Nitrit pada perairan relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi Nitrat. Perairan alami mengandung nitrit sekitar 0,001 mg/mL dan sebaiknya tidak melebihi 0,06 mg/mL. Kadar nitrit yang lebih dari 0,05 mg/mL bersifat toksik bagi organisme perairan yang sangat sensitif. Untuk keperluan air minum, WHO merekomendasikan kadar nitrit sebaiknya tidak lebih dari 1 mg/mL. Pada manusia, konsumsi nitrit yang berlebihan dapat mengakibatkan terganggunya proses pengikat oksigen oleh haemoglobin darah yang selanjutnya membentuk methemoglobin yang tidak mampu mengikat oksigen (Effendi, 2003).

Nitrat dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan diare campur darah, disusul oleh konvulsi, koma, dan bila tidak tertolong akan meninggal. Keracunan kronis dapat menyebabkan depresi, sakit kepala. Methemoglobin dapat terjadi apabila hemoglobin terpapar oksidator termasuk nitrat. Sebenarnya darah manusia secara normal mengandung methemoglobin pada konsentrasi tidak lebih dari 2% tetapi jika methemoglobin meningkat menjadi 10%-20% akan mengakibatkan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen menjadi sangat terganggu.Methemoglobin adalah hemoglobin yang didalamnya ion Fe+2 diubah menjadi ion Fe+3 dan kemampuan untuk mengikat oksigen telah berkurang dan menyebabkan darah menjadi coklat. Darah mengandung methemoglobin yang tinggi disebut methemoglobinemia dengan gejala tubuh berwarna biru (sianosis), sesak nafas, mual dan muntah-muntah dan shock. Kematian dapat terjadi kalau kadar methemoglobin mencapai 70% (Nugroho, 2006).

Nitrat yang kelebihan dari yang dibutuhkan oleh kehidupan tanaman terbawa oleh air yang merembes melalui tanah, sebab tanah tidak mempunyai kemapuan untuk menahanya.Ini mengakibatkan terdapatnya konsentrasi nitrat yang relatif tinggi pada air tanah. Jumlah nitrat (NO3-) dalam usus cenderung untuk berubah menjadi nitrit (NO2-), yang dapat bereaksi


(12)

langsung dengan hemoglobin dalam darah membentuk “methaemoglibine” yang dapat menghalangi perjalanan oksigen di dalam tubuh (Sutrisno dan Eni,2002).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 kadar maksimum untuk nitrit 3 mg/L dan kadar maksimum untuk nitrat 50 mg/L.Berdasarkan hasil penetapan kadar nitrit dan nitrat yang diperoleh pada sampel air isi ulang memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 karena tidak melebihi ambang batas kualitas air minum.


(13)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada Penetapan Kadar Nitrit dan Nitrat pada Air Isi Ulang dengan Spektrofotometri, maka diperoleh hasil kadar Nitrit 0,001 mg/L, 0,001 mg/L, 0,001 mg/L, 0,002 mg/L, 0,001 mg/L. Dan kadar Nitrat yang diperoleh 1,537 mg/L; 2,530 mg/L; 0,293 mg/L; 2,662 mg/L; 2,005 mg/L.

2. Berdasarkan kadar nitrit dan nitrat yang diperoleh dari semua sampel memenuhi persyaratan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/ Menkes/Per/IV/2010.

5.2 Saran

1. Sebaiknya dilakukan analisa nitrit dan nitrat dilakukan secara rutin dan berkelanjutan pada air isi ulang sebelum didistribusi kepada masyarakat mengingat bahaya nitrit dan nitrat bagi tubuh manusia.

2. Untuk penetapan kadar selanjutnya agar dapat menggunakan metode yang lain pada penetapan kadar nitrit dan nitrat pada Air Isi Ulang


(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air

Air adalah senyawa kimia dengan rumus kimia H2O, artinya satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air mempunyai sifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan suhu 273,15 K (0ºC). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting karena mampu melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan senyawa organik. Atom oksigen memiliki nilai keelektronegatifan yang sangat besar, sedangkan atom hidrogen memiliki nilai keelektronegatifan paling kecil diantara unsur-unsur bukan logam. Hal ini selain menyebabkan sifat kepolaran air yang besar juga menyebabkan adanya ikatan hidrogen antar molekul air. Ikatan hidrogen terjadi karena atom oksigen yang terikat dalam satu molekul air masih mampu mengadakan ikatan dengan atom hidrogen yang terikat dalam satu molekul air yang lain. Ikatan hidrogen inilah yang menyebabkan air memiliki sifat-sifat khas(Achmad, 2004).

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak akan dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia membutuhkan air, mulai dari membersihkan diri (mandi), membersihkan ruangan tempat tinggalnya, menyiapkan makanan dan minuman sampai dengan aktivitas-aktivitas lainnya. Dalam jaringan hidup, air merupakan medium untuk berbagai reaksi dan proses eksresi. Air merupakan komponen utama baik dalam tanaman maupun hewan termasuk manusia. Tubuh terdiri dari 60-70% air. Sebagian besar keperluan air sehari-hari barasal dari sumber air tanah dan sungai, air yang berasal dari


(15)

PAM juga bahan bakunya dari sungai oleh karena itu kualitas sungai sebagai sumber air harus dipelihara (Achmad, 2004).

Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasan –batasan sumber air yang bersih dan aman ini, antara lain:

a) bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit b) bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun c) tidak berasa dan tidak berbau

d) dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga

e) memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Dapertemen Kesehatan RI. Air dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit, bahan-bahan yang berbahaya, sampah atau limbah industri.Air yang berada dipermukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak sumber air dapat dibagi menjadi air hujan, air permukaan, air laut dan air tanah (Effendi, 2003).

Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain yang berdampak negatif terhadap sumber daya air antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua makluk hidup yang bergantung pada sumber daya air (Effendi, 2003).

2.2 Sumber-Sumber Air

Menurut Sutrisno dan Eni (2002), berdasarkan sumber-sumber air terbagi atas air tanah, air laut, air atmosfir (air hujan) dan air permukaan.


(16)

2.2.1 Air Tanah a. Air tanah dangkal

Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air tanah dangkal ini dapat pada kedalaman 15 m. Air tanah dangkal ini ditinjau sari segi kualitasnya agak baik bila digunakan sebagai sumur air minum.

b. Air tanah dalam

Air tanah dalam biasanya terdapat di kedalaman antara 100-300 m, umumnya tergolong bersih, karena sewaktu proses pengalirnya mengalami penyaringan alamiah dan kebanyakan mikroba sudah tidak ada lagi terdapat di dalamnya. Air tanah dalam kualitasnya lebih baik dari air dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri.Perubahan musim juga hanya sedikit mempengaruhi air tanah dalam.

c. Mata air

Mata air adalah air tanah yang ke luar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas/kuantitasnya sama dengan keadaan air tanah dalam.

2.2.2 Air Laut

Air laut mempunyai sifat asin, karena air laut mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl dalam air laut sekitar 3%, maka air laut tidak memenuhi syarat untuk air minum.

2.2.3 Air atmosfer (Air hujan)

Dalam keadaan murni, sangat bersih, namun dengan adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran-kotoran/debu, industri menyebabkan air hujan tercemar. Apabila air hujan akan dijadikan sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Air


(17)

hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadi korosi (karatan).

2.2.4 Air Permukaan

Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotaran industri kota dan sebagainya. Sumber- sumber air permukaan adalah air sungai dan air danau.

a. Air sungai

Air sungai dalam penggunaanya sebagai air minum haruslah mengalami suatu pengolahan yang sempurna yaitu pengolahan air dari cara yang sederhana sampai pengolahan yang lengkap (complete treatment process). Air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencakupi.

b. Air rawa/ danau

Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat-zat organis yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air yang menyebabkan warna kuning coklat. Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi pula dan dalam keadaan kelarutan O2 kurang sekali (anaerob), maka unsur- unsur Fe dan Mn ini akan larut. Pada permukaan air akan tumbuh alga (lumut) karena adanya sinar matahari dan O2.

2.3 Air Bersih

Air merupakan pelarut yang sangat baik bagi banyak bahan, sehingga air merupakan media transport utama bagi zat-zat makanan dan produk buangan/ sampah yang dihasilkan


(18)

proses kehidupan. Oleh karena itu air yang ada di bumi tidak pernah terdapat dalam keadaan murni, tetapi selalu ada senyawa atau mineral/ unsur lain yang terdapat di dalamnya. Meskipun demikian tidak berarti bahwa semua perairan di bumi ini telah tercemar. Sebagai contoh, air yang berasal dari sumber air di daerah pegunungan atau daerah hulu sungai dapat dianggap sebagai air yang bersih (Achmad, 2004).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang “Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air”, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.Air harus bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit. Air tidak boleh mengandung bahan kimia yang berbahaya maupun beracun. Air tidak berasa dan tidak juga berbau. Air harus memenuhi standar yang ditentukan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) atau Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Menurut Effendi (2003), berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. Adapun penggolongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut:

1. Golongan A

Yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu.

2. Golongan B

Yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum. 3. Golongan C

Yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. 4. Golongan D


(19)

Yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air.

Persyaratan kualitas air minum dapat dilihat dari Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010.

No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

Diperbolehkan 1 Parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan a. Paremeter biologi

1) E.Coli Jumlah per mL

sampel

0 2) Total Bakteri Koliform Jumlah per

mLsampel

0 b. Kimia an-organik

1) Arsen mg/L 0,01

2) Flourida mg/L 1,5

3) Total Kromium mg/L 0,05

4) Kadmium mg/L 0,003

5) Nitrit (sebagai NO2-) mg/L 3

6) Nitrat (sebagai NO3-) mg/L 50

7) Sianida mg/L 0,07

8) Selenium mg/L 0,01

2 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan

a. Parameter Fisik

1) Bau Tidak Berbau

2) Warna TCU 15

3) Total Zat Padat Terlarut (TDS)

mg/L 500

4) Kekeruhan NTU 5

5) Rasa Tidak berasa

6) Suhu 0C Suhu Udara + 3

b. Parameter Kimiawi

1) Alumunium mg/L 0,2

2) Besi mg/L 0,3

3) Kesadahan mg/L 500

4) Klorida mg/L 250

5) Mangan mg/L 0,4


(20)

2.4 Senyawa Nitrogen dalam Air

Senyawa-senyawa nitrogen terdapat dalam keadaan terlarut juga sebagai bahan tersuspensi. Dalam air senyawa-senyawa ini memegang peranan sangat penting dalam perairan reaksi-reaksi biologi perairan. Jenis-jenis nitrogen anorganik utama dalam air adalah ion nitrat (NO3-), dan ammonium (NH4+). Dalam kondisi tertentu terdapat dalam bentuk nitrit (NO2 -),sebagian besar dari nitrogen total dalam air terikat sebagai nitrogen organik, yaitu dalam bahan-bahanyang berprotein juga dapat berbentuk senyawa/ion-ion lainnya dari bahan pencemar.

Nitrogen perairan merupakan penyebab utama pertumbuhan yang sangat cepat dari ganggang yang menyebabkan eutrofikasi. Pada umumnya nitrogen anorganik dalam perairan aerobik terdapat dalam keadaan bilangan oksidasi +5, yaitu sebagai NO3-dan dengan bilangan oksidasi +3 dalam keadaan anaerob, sebagai NH4+ yang stabil (Achmad, 2004).

2.5 Nitrit

Di perairan alami, nitrit (NO2) biasanya ditemukan pada jumlah yang sangat sedikit.Lebih sedikit dari pada nitrat, karena bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan (intermediate) antara amonia dan nitrat (nitrifikasi) dan antara nitrat dan gas nitrogen (denitrifikasi). Denitrifikasi berlangsung pada kondisi anaerob (Effendi, 2003).

Nitrit juga dapat megakibatkan penurunan tekanan darah karena efek vasodilatasinya.Gejala klinis yang timbul dapat berupanyeri, abdomen, nyeri kepala, pusing, selain itu sianosis dapat muncul dalam jangka waktu beberapa menit sampai 45 menit. Pada kasus yang ringan sianosis hanya tampak pada sekitar bibir dan membrane mukosa. Adanya sianosis sangat tergantung dari jumlah total hemoglobin dalam darah (Ompungsunggu, 2003).


(21)

Efek racun yang akut dari nitrit adalah methemoglobinemia, dimana lebih dari 10 % hemoglobin diubah menjadi methemoglobin.Bila konversi ini melebihi 70 % maka akibanya akan sangat fatal (Ompungsunggu, 2003).

Menurut Chandra (2006), dalam keadaan normal nitrit tidak ditemukan dalam air minum kecuali dalam air yang berasal dari air tanah akibat adanya proses reduksi nitrat oleh garam besi.

Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah domestik.Kadar nitrit pada perairan relatif kecil, karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Perairan alami mengandung nitrit sekitar 0,001 mg/L dan sebaiknya tidak melebihih 0,06 mg/L. Kadar nitrit yang lebih dari 0,05 mg/L dapat bersifat tosik bagi organisme perairan yang sangat sensitif. Untuk keperluan WHO, merekomendasikan kadar nitrit sebaiknya tidak lebih dari 1 mg/L. Bagi manusia dan hewan nitrit bersifat lebih toksit dari pada nitrat. Pada manusia konsumsi nitrit yang berlebihan dapat mengakibatkan terganggunya proses pegikatan oksigen oleh hemoglobin darah, yang selanjutnya membentuk methemoglobin yang tidak mampu mengikat oksigen (Effendi, 2003).

Efek terhadap kesehatan manusia yang ditimbulkan oleh kandungan nitrit ini dalam air adalah serupa dengan apa yang diakibatkan oleh nitrat, yaitu dapat menyebabkan terbentuknya “Methemoglobine” yang dapat menghambat perjalanan oksigen dalam tubuh, dan dapat “Blue baby” pada bayi. Selain itu, nitrit adalah zat yang bersifat beracun, sehingga standar persyaratan kualitas air minum yang ditetapkan oleh DepKes RI tidak memperbolehkan kehadiran nitrit pada air minum.Nitrit penyebeb sebenarnya karena di dalam tubuh nitrit dapat mengikat zat besi dari hemoglobin yang membentuk methemoglobinemia (Sutrisno dan Eni, 2002).


(22)

Berdasarkan Tabel 2.2 di bawah ini, maka dapat diketahui kadar methemoglobin dan gejala yang akan ditimbulkan.

Tabel 2.2 Kadar Methemoglobin

Kadar Methemoglobin Gejala Yang Timbul

3% Kadar normal

3%-10% Tidak ada gejala klinis

10%-15% Kemampuan darah untuk mengakut oksigen berkurang dan menyebabkan darah menjadi coklat

15%-20% Terjadi sianosis dimana itu berwarna biru- abu-abu, biasanya asymptomatic

20%-45% Sakit kapala, pusing, lemah, kurangnya produktivitas, kesulitan bernafas 45%-55% Peningkatan depresi pada CNS (Sistem Saraf Pusat)

55%-65% Koma, seizures, cardiac failure, cardiac arrhythmias, metabolic asidosis >65% Resiko tinggi yang dapat menyebabkan kematian

2.6 Nitrat

Menurut Effendi (2003), Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses sempurna senyawa nitrogen diperairan. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi amonia menjadi nitrat dan nitrit adalah proses yang penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi amonia menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan oksidasi nitrit menjadi


(23)

nitrat dilakukan oleh bakteri Nitrobacter. Kedua jenis bakteri tersebut merupakan bakteri kemotrofik, yaitu bakteri yang mendapatkan energi dari proses kimiawi.Pada limbah yang belum diolah, nitrogen dijumpai dalam bentuk nitrogen organik dan komponen amonium. Nitrogen organik akan diubah oleh aktivitas mikroba menjadi ion amonium. Bila kondisi lingkungan mendukung maka mikroba nitrifikasi akan mampu mengoksidasi amonia. Mikroba tersebut bersifat autotropik yaitu mendapatkan energinya melalui proses oksidasi dari ion amonium.

Adanya nitrat (NO3-) dalam air adalah berkaiatan erat dengan siklus nitrogen dalam alam.Dalam siklus tersebut dapat diketahui bahwa nitrat dapat terjadi baik dari N2 atmosfir maupun dari pupuk- pupuk (fertilizer) yang digunakan dan dari oksidasi NO2- oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Nitrat yang terbentuk dari proses-proses tersebut merupakan pupuk dari tanaman-tanaman. Nitrat yang kelebihan dari yang dibutuhkan oleh kehidupan tanaman terbawa oleh air yang merembes melalui tanah, sebab tanah tidak mempunyai kemampuan untuk menahanya. Ini mengakibatkan terdapatnya konsentrasi nitrat yang relatif tinggi pada air tanah. Jumlah nitrat (NO3-) dalam usus cenderung untuk berubah menjadi nitrit (NO2-), yang dapat bereaksi langsung dengan hemoglobin dalam darah membentuk “methaemoglibine” yang dapat menghalangi perjalanan oksigen di dalam tubuh (Sutrisno dan Eni,2002).

Nitrat (NO3-) adalah bentuk senyawa nitrogen yang merupakan sebuah senyawa yang stabil. Nitrat merupakan salah satu unsur penting untuk sintesa protein tumbuh-tumbuhan dan hewan, akan tetapi nitrat pada konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasi pertumbuhan ganggang yang tak terbatas (bila beberapa syarat lain seperti konsentrasi fosfat dipenuhi), sehingga air kekurangan oksigen terlarut yang menyebabkan kematian ikan. NO3- dapat berasal dari buangan industri bahan peledak, piroteknik, pupuk, cat dan sebagainya. Kadar Nitrat


(24)

secara alamiah biasanya agak rendah, namun kadar nitrat dapat menjadi tinggi sekali pada air tanah di daerah-daerah yang diberi pupuk yang mengandung nitrat. Kadar nitrat tidak boleh melebihi 10 mg NO3/L (di Indonesia dan A.S) (Nugroho,2006).

Sumber pencemaran nitrat pada air umumnya berasal dari limbah industri, septi tank, limbah hewan (ikan dan burung) dan limbah dari angkutan air (kapal dan perahu). Selain itu limbah dari lahan-lahan pertanian akibat aktivitas pemupukan, penggunaan pestisida, dan lain-lain memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap polusi nitrat di dalam air permukaan ( Surface water) dan air bawah tanah (Ground water) (Ompungsunggu,2009).

Nitrat dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan diare campur darah, disusul oleh konvulsi, koma, dan bila tidak tertolong akan meninggal. Keracunan kronis dapat menyebabkan depresi, sakit kepala. Methemoglobin dapat terjadi apabila hemoglobin terpapar oksidator termasuk nitrat. Sebenarnya darah manusia secara normal mengandung methemoglobin pada konsentrasi tidak lebih dari 2% tetapi jika methemoglobin meningkat menjadi 10%-20% akan mengakibatkan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen menjadi sangat terganggu.Methemoglobin adalah hemoglobin yang didalamnya ion Fe+2 diubah menjadi ion Fe+3 dan kemampuan untuk mengikat oksigen telah berkurang dan menyebabkan darah menjadi coklat. Darah mengandung methemoglobin yang tinggi disebut methemoglobinemia dengan gejala tubuh berwarna biru (sianosis), sesak nafas, mual dan muntah-muntah dan shock. Kematian dapat terjadi kalau kadar methemoglobin mencapai 70% (Nugroho, 2006).

2.7 Spektrofotometri

Spektrofotometer visible adalah pengukuran panjang gelombang dan intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorsi oleh sampel.Sinar tampak berada pada panjang


(25)

gelombang 400-800 nm. Spektrum ini sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif (Ompusunggu, 2009).

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang, pengukuran terhadap suatu deret contoh pada suatu panjang gelombang tunggal mungkin juga dapat dilakukan. Alat-alat demikian dapat dikelompokkan baik sebagai manual atau perekam, maupun sebagai sinar tunggal atau sinar rangkap (Day dan Underwood,1980).

Prinsip dari alat ini yaitu radiasi pada rentang panjang gelombang 400-800 nm dilewatkan melalui suatu larutan senyawa. Elektron-elektron pada ikatan di dalam molekul menjadi tereksitasi sehingga menempati keadaan kuantum yang lebih tinggi dan dalam proses menyerap sejumlah energi yang melewati larutan tersebut. Semakin longgar elektron tersebut ditahan di dalam ikatan molekul, semakin panjang gelombang (energi lebih rendah) radiasi yang diserap (Watson, 2010).

Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan antara sampel dan blanko ataupun pembanding (Khopkar, 2003).

Menurut Muldja (1995), alat-alat instrumentasi Spektrofotometer UV-Visible terdiri dari :

1. Sistem Optik

Pada umumnya konfigurasi dasar setiap spektrofotometer UV-Visible berupa susunan peralatan optik yang terkontruksi sebagai berikut:

Keterangan :


(26)

SR = Sumber Radiasi

M = Monokromator

SK = Sampel Kompratemen

D = Detektor

A = Amplifier atau penguat

VD = Visual Display

2. Sumber Radiasi

Beberapa sumber radiasi yang dipakai pada spektrofotometer UV-Vis adalah lampu deuterium, lampu tungsen, dan lampu merkuri. Sumber radiasi deuterium dapat dipakai pada daerah panjang gelombang 190 nm sampai 380 nm (daerah ultraviolet dekat), karena pada rentang panjang gelombang tersebut sumber radiasi deuterium memberikan dua garis spectra yang dapat dipakai untuk mengecek ketepatan panjang gelombang pada spektrofotometer UV-Vis.

3. Monokromator

Monokromator berfungsi untuk mendapatkan radiasi monokromatis dari sumber radiasi polikromatis.

4. Sel atau Kuvet

Sel atau kuvet merupakan wadah sampel yang akan dianalisis. Ditinjau dari bahan yang dipakai membuat kuvet, ada 2 macam kuvet yaitu, kuvet dari leburan silika (kuarsa) dan kuvet dari gelas.

5. Detektor

Detektor merupakan salah satu bagian dari spektrofotometer UV-Vis yang penting. Oleh karena itu, kualitas detektor akan menentukan kualitas spektrofotometer UV-Vis. Fungsi detektor di dalam spektrofotometer adalah mengubah sinyal radiasi yang diterima menjadi sinyal elektronik.


(27)

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh detektor dalam spektrofotometer UV-Vis antara lain :

a. Detektor harus mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap radiasi yang diterima, tetapi harus memberikan noise yang sangat minimum (rendah).

b. Detektor harus mempunyai kemampuan untuk memberikan respon terhadap radiasi pada daerah panjang gelombang yang lebar (UV-Vis).

c. Detektor harus memberikan respon terhadap radiasi dalam waktu yang serempak. d. Detektor harus memberikan jaminan terhadap respon kuantitatif dan sinyal elektronik

yang dikeluarkan harus berbanding lurus dengan sinyal yang diterima.

e. Sinyal elektronik yang diteruskan oleh detektor harus diamplifikasikan oleh penguat (amplifier) ke recorder (pencatat).


(28)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Dalam jaringan, air merupakan medium untuk berbagai reaksi dan proses ekskresi. Tubuh manusia terdiri dari 60-70% air. Sebagian besar keperluan air sehari-hari berasal dari sumber air tanah dan sungai (Achmad,2004).

Komponen- komponen yang terdapat dalam air jelas berbeda jika sumber air tersebut berbeda pula.Air sungai mengandung padatan yang terbentuk sebagai akibat dari erosi, air juga mengandung mikroorganisme yang berasal dari berbagai sumber seperti udara, tanah,sampah, kotoran manusia ataupun hewan.Air juga mengandung logam berat yang berbahaya dari hasil buangan industri. Air yang bersumber dari mata air sebenarnya juga mengandung beberapa komponen yang sama, tapi dengan kadar yang berbeda (Wardhana, 1995).

Air yang terdapat di alam mengandung bahan-bahan terlarut maupun bahan-bahan tersuspensi. Begitu juga halnya dengan air yang berasal darisumber mata air mengandung komponen-komponen terlarut seperti CO2, O2, N2dan bahan-bahan terlarut lainnya yang terbawa dari atmosferserta bahan-bahanterlarut yang berasal dari lingkungan sekitarnya, misalnya adanya NO2− dan NO3− yang berasal dari limbah pertanian maupun limbah dari rumah tangga di sekitar sumber mata air tersebut (Nugroho, 2006).


(29)

Di perairan alami, nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit, lebih sedikit dari pada nitrat, karena bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan antara amonia dan nitrat (Nitrifikasi), dan antara nitrat dan gas nitrogen (dentrifikasi). Denitrifikasi berlangsung pada kondisi anaerob. Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob (Effendi, 2003).

Adanya nitrit (NO3-) dalam air adalah berkaitan erat dengan siklus nitrogen dalam alam. Dalam siklus tersebut dapat diketahui bahwa nitrat dapat terjadi baik dari N2 atmosfir maupun pupuk-pupuk yang digunakan dan dari oksidasi NO2- oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Nitrat yang terbentuk dari proses-proses tersebut merupakan pupuk dari tanaman terbawa oleh air yang merembes melalui tanah, sebab tanah tidak mempunyai kemampuan untuk menahannya. Ini mengakibatkan terdapatnya konsentrasi nitrat yang relative tinggi pada air tanah. Jumlah nitrat (NO3-) dalam usus cenderung untuk berubah menjadi nitrit (NO2-), yang dapat bereaksi langsung dengan haemoglobin dalam darah membentuk “methaemoglobin” yang dapat menghalangi perjalanan oksigen di dalam tubuh (Sutrisno dan Eni, 2002).

Sehubungan dengan bahayanya Nitrit dan Nitrat bagi kesehatan manusia, maka penulis tertarik untuk menulis Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Kadar Nitrit dan Nitrat dalam Air Isi Ulang dengan Metode Spektrofotometri Visibel”.

1.2 Tujuan


(30)

a. Untuk mengetahui kadar Nitrit dan Nitrat pada Air Isi Ulang dengan Spektrofotometri di Balai Riset Standardisasi Industri Medan.

b. Untuk mengetahui apakah kadar Nitrit dan Nitrat yang diperiksa memenuhi standard mutu yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/ Menkes/Per/IV/2010.

1.3 Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah:

a. Dapat mengetahui kadar Nitrit dan Nitrat pada Air Isi Ulang dengan Spektrofotometri Visibel.

b. Dapat mengetahui apakah kadar Nitrit dan Nitrat yang diperiksa memenuhi standard mutu yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/Mekes/Per/IV/2010.


(31)

ANALISIS KADAR NITRIT DAN NITRAT DALAM AIR ISI

ULANGDENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL

ABSTRAK

Nitrat dan nitrit adalah senyawa nitrogen organik yang dapat mempengaruhi pada kualitas air. Nitrat biasanya ada di air permukaan dalam konsentrasi kecil (< 3mg/L), sedangkan nitrat mempunyai konsentrasi (< 50 mg/L). Nitrit merupakan bentuk antara oksidasi ammonia ke nitrat atau reduksi nitrat ke amonia. Konsentrasi nitrit dan nitrat dalam air dapat menyebabkan gangguan diare campur darah, disusul oleh konvulsi, koma, dan bila tidak tertolongakanmeninggal. Oleh karena itu tujuan penulisan tugas akhir ini untuk mengetahui apakah sampel yang dianalisi mengandung cemaran senyawa nitrit dan nitrat.

Sampel yang digunakanadalah air isiulang, pemeriksaansampel air isiulangdilakukandenganalatspektrofotometer di laboratoriumkimia BARISTAN Medan. Baku mutukadar nitrit dannitratdalam air isiulangPeraturanMenteri, kadarnitrit yang diperoleh lima sampel air isiulang yang berbedaadalah0,001; 0,001; 0,001; 0,002; 0,001 mg/L. Dan kadarNitrat yang diperoleh 1,537; 2,530; 0,293; 2,662; 2,005 mg/L. Semuakadarmemenuhisyaratkarnatidakmelebihiambangbatas yang telahditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 bahwa kadar yang diperoleh memenuhi syarat pada nitrit (<3 mg/L) dan nitrat (< 50 mg//L). Air isi ulang layak digunakan oleh masyarakat.


(32)

ANALISIS KADAR NITRIT DAN NITRAT DALAM AIR ISI ULANG

DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL

TUGAS AKHIR

OLEH :

RENAY HOTTARULI SIAHAAN

NIM 132410084

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(33)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS KADAR NITRIT DAN NITRAT DALAM

AIR ISI ULANG DENGAN METODE

SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas

Sumatera Utara

OLEH:

RENAY HOTTARULI SIAHAAN NIM 132410084

Medan, September 2016 Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. Sumaiyah, S.Si., M.Si., Apt. NIP 197712262008122002

Disahkan Oleh: FakultasFarmasi

Universitas Sumatera Utara Dekan,

Dr. Masfria, M.S., Apt. NIP 195707231986012001


(34)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaika tugas akhir ini.

Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Kadar Nitrit dan Nitrat dalam Air Isi Ulang dengan Metode Spektrofotometri Visibel” disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Tugas Akhri ni disusun berdasarkan data-data yang diperoleh di Balai Riset Standardisasi Industri Medan.

Selama proses penulis tugas akhir ini, Penulis mendapat dukungan baik moral maupun material sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan. Untuk itu, dengan segala bakti dan keren dahan Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Masfria, M.S., Apt., sebagai DekanFakultasFarmasi Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., sebagai Ketua Program Studi Diploma

III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Dr. Sumaiyah, M.Si., Apt., sebagai Dosen Pembimbing Tugas Akhir.

4. Bapak Dr. Kasmirul Ramlan Sinaga, M.S., Apt., sebagai Dosen Pembimbing Akademik. 5. Bapak Fadhil Maulizandy Amri, S.Si., sebagai Kepala Laboratorium Limbah Cair serta

sebagai pembimbing lapangan penulis di Balai Riset Standardisasi Industri Medan.

6. Ayah Drs. J. Siahaan dan Ibu R. Sitohang yang memberikan dukungan baik moral maupun moril.


(35)

7. Dosen- dosen Fakultas Farmasi beserta staff di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

8. Bapak dan Ibu dosen seluruh staff di Balai Riset Standarisasi Industri Medan.

9. Serta saudara Sendy Kristin dan Jhon Leo Siahaan yang telah memberikan doa serta semangat dan semua sahabat-sahabat yang terbaik di Analis Farmasi dan Makanan 2013.

Penulismenyadaribahwatulisaninitidakluputdarikekurangan.Olehkarena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna kemampuan tugas akhir ini. Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir inidapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya bidang farmasi.

Medan, September 2016 Penulis,

Renay Hottaruli Siahaan NIM 132410084.


(36)

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Renay Hottaruli Siahaan

Nomor Induk Mahasiswa : 132410084

Program Studi : Analis Farmasi dan Makanan

Judul Tugas Akhir : Analisis Kadar Nitrit dan Nitrat dalam Air Isi Ulang dengan Metode Spektrofotometri Visibel

Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir ini ditulis berdasarkan data dari hasil pekerjaan yang saya lakukan sendiri, dan belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar ahli madya farmasi di perguraan tinggi lain, dan bukan plagiat karena kutipan yang ditulis telah disebutkan sumbernya didalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari ada pengaduan dari pihak lain karena di dalam tugas akhir ini

ditemukan plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia menerima sanksi apapun oleh Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dan bukan menjadi tanggung jawab

pembimbing.

Demikianlah suat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Medan, September 2016. Yang membuat pernyataan,

Renay Hottaruli Siahaan NIM 132410084


(37)

ANALISIS KADAR NITRIT DAN NITRAT DALAM AIR ISI

ULANGDENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL

ABSTRAK

Nitrat dan nitrit adalah senyawa nitrogen organik yang dapat mempengaruhi pada kualitas air. Nitrat biasanya ada di air permukaan dalam konsentrasi kecil (< 3mg/L), sedangkan nitrat mempunyai konsentrasi (< 50 mg/L). Nitrit merupakan bentuk antara oksidasi ammonia ke nitrat atau reduksi nitrat ke amonia. Konsentrasi nitrit dan nitrat dalam air dapat menyebabkan gangguan diare campur darah, disusul oleh konvulsi, koma, dan bila tidak tertolongakanmeninggal. Oleh karena itu tujuan penulisan tugas akhir ini untuk mengetahui apakah sampel yang dianalisi mengandung cemaran senyawa nitrit dan nitrat.

Sampel yang digunakanadalah air isiulang, pemeriksaansampel air isiulangdilakukandenganalatspektrofotometer di laboratoriumkimia BARISTAN Medan. Baku mutukadar nitrit dannitratdalam air isiulangPeraturanMenteri, kadarnitrit yang diperoleh lima sampel air isiulang yang berbedaadalah0,001; 0,001; 0,001; 0,002; 0,001 mg/L. Dan kadarNitrat yang diperoleh 1,537; 2,530; 0,293; 2,662; 2,005 mg/L. Semuakadarmemenuhisyaratkarnatidakmelebihiambangbatas yang telahditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 bahwa kadar yang diperoleh memenuhi syarat pada nitrit (<3 mg/L) dan nitrat (< 50 mg//L). Air isi ulang layak digunakan oleh masyarakat.


(38)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 3

1.3 Manfaat ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air ... 4

2.2 Sumber Air ... 6

2.2.1 Air Tanah ... 6

2.2.2 Air Laut ... 7

2.2.3 Air Atmosfir ... 7

2.2.4 Air Permukaan ... 7


(39)

2.4 Senyawa Nitrogen dalam Air ... 10

2.5 Nitrit ... 11

2.6 Nitrat ... 13

2.7 Metode Spektrofotometri ... 16

BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Tempat danWaktu ... 19

3.2 Sampel, Alat dan Bahan ... 19

3.2.1 Sampel ... 19

3.2.2 Alat ... 19

3.2.3 Bahan ... 19

3.3 Prosedur ... 20

3.3.1 Pembuatan Pereaksi ... 20

3.3.2 Prosedur Kerja ... 20

3.4 Prosedur Analisa Sampel... 21

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil... 22

4.2 Pembahasan ... 23

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 25

5.2 Saran ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26


(40)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 492 Tahun 2010 ... 9

2.2 Kadar Methemoglobin ... 13 4.1 Hasil Analisa Kadar Nitrit pada Sampel ... 22 4.2 Hasil Analisa Kadar Nitrat pada Sampel ... 22


(41)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1 Gambar Sampel dan Alat ... 27 2 Hasil Nitrat dan Nitrit Spektrofotometri ... 29


(1)

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Renay Hottaruli Siahaan

Nomor Induk Mahasiswa : 132410084

Program Studi : Analis Farmasi dan Makanan

Judul Tugas Akhir : Analisis Kadar Nitrit dan Nitrat dalam Air Isi Ulang dengan Metode Spektrofotometri Visibel

Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir ini ditulis berdasarkan data dari hasil pekerjaan yang saya lakukan sendiri, dan belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar ahli madya farmasi di perguraan tinggi lain, dan bukan plagiat karena kutipan yang ditulis telah disebutkan sumbernya didalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari ada pengaduan dari pihak lain karena di dalam tugas akhir ini

ditemukan plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia menerima sanksi apapun oleh Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dan bukan menjadi tanggung jawab

pembimbing.

Demikianlah suat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Medan, September 2016. Yang membuat pernyataan,

Renay Hottaruli Siahaan NIM 132410084


(2)

ANALISIS KADAR NITRIT DAN NITRAT DALAM AIR ISI

ULANGDENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL

ABSTRAK

Nitrat dan nitrit adalah senyawa nitrogen organik yang dapat mempengaruhi pada kualitas air. Nitrat biasanya ada di air permukaan dalam konsentrasi kecil (< 3mg/L), sedangkan nitrat mempunyai konsentrasi (< 50 mg/L). Nitrit merupakan bentuk antara oksidasi ammonia ke nitrat atau reduksi nitrat ke amonia. Konsentrasi nitrit dan nitrat dalam air dapat menyebabkan gangguan diare campur darah, disusul oleh konvulsi, koma, dan bila tidak tertolongakanmeninggal. Oleh karena itu tujuan penulisan tugas akhir ini untuk mengetahui apakah sampel yang dianalisi mengandung cemaran senyawa nitrit dan nitrat.

Sampel yang digunakanadalah air isiulang, pemeriksaansampel air isiulangdilakukandenganalatspektrofotometer di laboratoriumkimia BARISTAN Medan. Baku mutukadar nitrit dannitratdalam air isiulangPeraturanMenteri, kadarnitrit yang diperoleh lima sampel air isiulang yang berbedaadalah0,001; 0,001; 0,001; 0,002; 0,001 mg/L. Dan kadarNitrat yang diperoleh 1,537; 2,530; 0,293; 2,662; 2,005 mg/L. Semuakadarmemenuhisyaratkarnatidakmelebihiambangbatas yang telahditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 bahwa kadar yang diperoleh memenuhi syarat pada nitrit (<3 mg/L) dan nitrat (< 50 mg//L). Air isi ulang layak digunakan oleh masyarakat.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 3

1.3 Manfaat ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air ... 4

2.2 Sumber Air ... 6

2.2.1 Air Tanah ... 6

2.2.2 Air Laut ... 7

2.2.3 Air Atmosfir ... 7

2.2.4 Air Permukaan ... 7


(4)

2.4 Senyawa Nitrogen dalam Air ... 10

2.5 Nitrit ... 11

2.6 Nitrat ... 13

2.7 Metode Spektrofotometri ... 16

BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Tempat danWaktu ... 19

3.2 Sampel, Alat dan Bahan ... 19

3.2.1 Sampel ... 19

3.2.2 Alat ... 19

3.2.3 Bahan ... 19

3.3 Prosedur ... 20

3.3.1 Pembuatan Pereaksi ... 20

3.3.2 Prosedur Kerja ... 20

3.4 Prosedur Analisa Sampel... 21

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil... 22

4.2 Pembahasan ... 23

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 25

5.2 Saran ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 492 Tahun 2010 ... 9

2.2 Kadar Methemoglobin ... 13 4.1 Hasil Analisa Kadar Nitrit pada Sampel ... 22 4.2 Hasil Analisa Kadar Nitrat pada Sampel ... 22


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1 Gambar Sampel dan Alat ... 27 2 Hasil Nitrat dan Nitrit Spektrofotometri ... 29