Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (Ptkp) Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Lubuk Pakam Chapter III V

(1)

BAB III

GAMBARAN TENTANG PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)

A. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak (PKP), kepada Wajib Pajak Orang Pribadi diberikan pengurangan berupa Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)sendiri diatur di lalu.Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) pada dasarnya adalah pengurang penghasilan neto bagi Wajib Pajak Orang Pribadi dalam menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak (PKP). Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)ditentukan berdasarkan keadaan pada1 Januari tahun pajak yang bersangkutan.

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)sendiri dibedakan antara Wajib Pajak kawin dan yang tidak kawin, sehingga secara rinci besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah sebagai berikut:

a. Rp 24.300.000,- untuk diri Wajib Pajak Orang Pribadi b. Rp 2.025.000,- untuk tambahan Wajib Pajak yang kawin


(2)

c. Rp 24.300.000,- tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami sebagaimana dimaksud dalam

d. Rp 2.025.000,- tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

Yang dimaksud dengan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat adalah ayah, ibu, dan anak. Sedangkan hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan kesamping satu derajat adalah saudara kandung. Sementara itu yang dimaksud dengan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat adalah mertua dan anak tiri, sedangkan hubungan keluarga semenda dalam garis keturunan kesamping satu derajat adalah ipar.

Jadi anggota keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus yang menjadi tanggungan sepenuhnya misalnya orang tua, mertua, anak kandung, atau anak angkat berhak mendapatkan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)maksimal 3 orang untuk setiap keluarga. Sedangkan yang dimaksud dengan menjadi tanggungan sepenuhnya adalah anggota keluarga yang tidak mempunyai penghasilan dan seluruh biaya hidupnya ditanggung oleh Wajib Pajak.

Pengertian menjadi tanggungan sepenuhnya menurut Undang - Undang Pajak Penghasilan berdasarkan keadaan yang dapat terlihat dari keadaan yang nyata yaitu :


(3)

a. tinggal bersama – sama dengan Wajib Pajak;

b. nampak secara nyata tidak mempunyai penghasilan sendiri;

c. tidak pula turut dibantu oleh lain – lain anggota keluarga atau oleh orang tuanya sendiri.

Sedangkan kalau Wajib Pajak sekedar menyumbang, membantu, bertanggung jawab dan sebagainya, tidak termasuk dalam menjadi tanggungan sepenuhnya.

Contoh cara penghitungan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP): Kang Yudi merupakan Wajib Pajak Orang Pribadi yang pada 1 Januari 2014 berdasarkan fotokopi surat nikah dan kartu keluarga berstatus Kawin dengan 2 Tanggungan. Maka Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)-nya dihitung dengan cara:

NO URAIAN JUMLAH

1 Untuk diri Kang Yudi 24.300.000,-

2 Tambahan karena Kang Yudi telah menikah 2.025.000,- 3 Tambahan dua orang tanggungan (2x

Rp2.025.000,-)

4.050.000,-

4 Jumlah 30.375.000,-

(Sumber: Nashikudin, 2015)


(4)

Bagi Wajib Pajak Tidak Kawin, maka status Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)– nya adalah TK/jumlahtanggungan (TK garis miring jumlah tanggungan). Misalnya Wajib Pajak bujangan yang tidak memiliki tanggungan, dituliskan sebagai TK/0 (dibaca Tidak Kawin 0 tanggungan). Wajib Pajak bujangan yang menanggung keluarga sedarah 1 orang akan dituliskan TK/1, dst. Besaran masing – masing Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)untuk Wajib Pajak Tidak Kawin adalah sebagai berikut:

NO URAIAN JUMLAH

1 TK/0 24.300.000,-

2 TK/1 26.325.000,-

3 TK/2 28.350.000,-

4 TK/3 30.375.000,-

(Sumber: Nashikudin, 2015)

C. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Bagi Wajib Pajak Kawin

Wajib Pajak yang telah kawin, selain mendapatkan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) untuk dirinya sendiri, juga mendapatkan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) untuk status perkawinannya, ditambah anggota keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya maksimal 3 orang. Penulisan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)-nya adalah K/Jumlah tanggungan (K garis miring jumlah tanggungan).


(5)

Besaran masing – masing Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) untuk Wajib Pajak Kawin adalah sebagai berikut:

NO URAIAN JUMLAH

1 K/0 26.325.000,-

2 K/1 28.350.000,-

3 K/2 30.375.000,-

4 K/3 32.400.000,-

(Sumber: Nashikudin, 2015)

D. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)Karyawati Kawin Yang Menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Suami Dalam Pemenuhan Hak Dan Pelaksanaan Kewajiban Perpajakannya

Undang - Undang Pajak Penghasilan menempatkan keluarga sebagai satu kesatuan ekonomis, sehingga penghasilan dari seluruh keluarga digabungkan dengan penghasilan kepala keluarga sebagai satu kesatuan, begitu juga dengan kerugiannya. Oleh karena itu karyawati yang telah kawin wajib menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) suami dalam pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakannya sebagaimana diatur dalam PER-20/PJ/2013. Ketentuan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) bagi karyawati kawin yang menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) suami dalam pemenuhan hak dan pelaksanaan kewajiban perpajakannya adalah sebagai berikut:


(6)

a. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang diberikan oleh pemberi kerja dalam penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 adalah sebesar untuk dirinya sendiri saja, sehingga statusnya dianggap TK/0,

b. Dalam hal karyawati kawin tersebut dapat membuktikan dengan surat keterangan tertulis serendah-rendahnya dari kecamatan yang menyatakan bahwa suaminya tidak menerima/memperoleh penghasilan, maka besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang diberikan adalah sebesar Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) untuk dirinya sendiri + Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) status kawin + Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya maksimal 3

(tiga) oran

E. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Wanita Kawin Yang Melakukan Perjanjian Pemisahan Harta (PH) Atau Memilih Melaksanakan Hak Dan Memenuhi Kewajiban Perpajakannya Secara Terpisah Dari Suami (MT)


(7)

Meskipun suami dan istri dianggap sebagai satu kesatuan ekonomis, dalam hal-hal tertentu penghasilan suami dan istri dikenai pajak secara terpisah, yakni dalam hal:

1. suami - istri telah hidup berpisah berdasarkan putusan hakim (HB-Hidup Berpisah)

2. dikehendaki secara tertulis oleh suami-istri berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan (PH-Pisah Harta)

3. dikehendaki oleh istri yang memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri (MT-Memilih Terpisah)

Apabila suami - istri memiliki keadaan Pisah Harta (PH) atau Memilih Terpisah (MT), maka dikenai pajak berdasarkan penggabungan penghasilan neto suami dan penghasilan neto istri, serta besarnya Pajak Penghasilan (PPh) terutang yang harus dilunasi oleh masing-masing suami-istri dihitung sesuai dengan perbandingan penghasilan neto mereka. Sehingga status Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)-nya ditulis K/I/tanggungan (K garis miring I garis miring tanggungan). Artinya Wajib Pajak dengan status kawin, mendapat tambahan seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami, ditambahPenghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) untuk anggota keluarga yang menjadi tanggungan.

NO URAIAN JUMLAH


(8)

2 K/I/1 52.650.000,-

3 K/I/2 54.675.000,-

4 K/I/3 56.700.000,-

(Sumber: Nashikudin, 2015)

F. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Wanita Kawin Dengan Status Hidup Berpisah (HB)

Dalam hal suami - istri telah hidup berpisah berdasarkan putusan hakim, Wajib Pajak tersebut diperlakukan seperti Wajib Pajak Tidak Kawin, sehingga status Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)-nya adalah TK/tanggungan (TK garis miring tanggungan).

Contoh:

Suami - istri pada awal tahun pajak telah memiliki status hidup berpisah dengan putusan hakim dan memiliki 3 orang anak. Maka dapat digambarkan sebagai berikut:

NO URAIAN Status PTKP Suami Status PTKP Istri

1 3 anak menjadi tanggungan suami 0 anak menjadi tanggungan istri

TK/3 TK/0


(9)

1 anak menjadi tanggungan istri 3 1 anak menjadi tanggungan suami

2 anak menjadi tanggungan istri

TK/1 TK/2

4 0 anak menjadi tanggungan suami 3 anak menjadi tanggungan istri

TK/0 TK/3

(Sumber: Nashikudin, 2015)

G. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Atas Warisan

Penghasilan dari warisan yang belum terbagi pada prinsipnya merupakan hak dan dapat dibagikan kepada para ahli waris yang berhak, dan penghasilan tersebut harus digabungkan dengan penghasilan lainnya yang diterima atau diperoleh masing-masing ahli Waris.

Oleh karena itu, dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak (PKP) masing - masing ahli waris telah memperoleh pengurangan berupaPenghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), maka dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak (PKP) atas penghasilan yang berasal dari warisan yang belum terbagi tidak diberikan pengurangan berupaPenghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). (Nasikhudin, 2015)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI


(10)

Tabel IV.1

Keterangan 2012 2013 2014

Penghasilan Tidak

Kena Pajak (PTKP) 15.840.000 24.300.000 24.300.000 Jumlah Wajib Pajak

Penghasilan (PPh) Pasal 21

8.147 8.745 9.641

Jumlah Target Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Lubuk Pakam

416.603.340.000 514.625.999.999 562.531.040.000

Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

382.698.376.388 473.745.645.671 569.557.972.633

Persentase Penerimaan 91,86% 92,06% 101,25%

(Sumber: KPP Pratama Lubuk Pakam)

Penjelasan:

Dari data diatas, Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Tahun 2012 yang belum mengalami kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebesar


(11)

91,86%. Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada tahun 2013 yang telah mengalami kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebesar 92,06%. Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,2% dibandingkan tahun 2013.

Pada tahun 2014 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 meningkat sebesar 101,25%. Peningkatan ini melebihitarget penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21. Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 9,19% dibandingkan tahun 2013. Pada tahun 2014 tidak ada perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang dapat mempengaruhi penerimaan pajak.

Peningkatan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)ternyata tidak mengakibatkan penurunan penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor seperti peningkatan jumlah Wajib Pajak, peningkatan penghasilan, dan perubahan status Wajib Pajak. Misalnya, dari data diatas dapat dilihat adanya peningkatan jumlah wajib pajak yang cukup signifikan. Walaupun karena kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) ini mengakibatkan beberapa wajib pajak tereliminasi karena penghasilannya per tahun lebih rendah dari batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), namun karena beberapa faktor seperti jumlah wajib pajak dan penghasilan yang meningkat, sehingga dampak dari perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) ini tidak menyebabkan penurunan penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21.


(12)

Untuk lebih memperjelas perubahan yang diakibatkan oleh peningkatan PTKP, maka berikut disajikan beberapa kasus mengenai faktor – faktor yang menyebabkan penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 tidak mengalami penurunan walaupun terjadinya peningkatan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

B. Kasus

1. PTKP Lama, Penghasilan Tetap, Jumlah Karyawan Tetap

Tahun 2012, PT. ABC merupakan wajib pajak dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam. PT. ABC memiliki 20 karyawan aktif yang bekerja di perusahaan ini. Berikut data karyawan PT. ABC :

Tabel VI.2

No

. Nama

Penghasilan Neto/Tahun

(Rp) Status PTKP PKP

PPh Pasal 21

PPh Pasal 21/Bulan 1 A 44685000 TK/0 15840000 28845000 1442250 120188 2 B 34206600 TK/2 18480000 15726600 786330 65528 3 C 34328400 TK/0 15840000 18488400 924420 77035 4 D 103206000 K/3 21120000 82086000 7312900 609408 5 E 87605400 TK/2 18480000 69125400 5368810 447401 6 F 68406000 K/0 17160000 51246000 2686900 223908 7 G 258489000 K/1 18480000 240009000 31001350 2583446 8 H 44685000 TK/2 18480000 26205000 1310250 109188 9 I 54008160 K/3 21120000 32888160 1644408 137034 10 J 41405400 K/1 18480000 22925400 1146270 95523 11 K 25206000 TK/0 15840000 9366000 468300 39025 12 L 187209360 TK/0 15840000 171369360 20705404 1725450 13 M 150001800 K/1 18480000 131521800 14728270 1227356 14 N 64806000 TK/3 19800000 45006000 2250300 187525


(13)

15 O 82441440 TK/1 17160000 65281440 4792216 399351 16 P 45006000 K/1 18480000 26526000 1326300 110525 17 Q 99606000 K/2 19800000 79806000 6970900 580908 18 R 126006600 K/3 21120000 104886600 10732990 894416 19 S 42009120 K/0 17160000 24849120 1242456 103538 20 T 54008160 TK/2 18480000 35528160 1776408 148034 TOTAL PPH PASAL 21 KARYAWAN PT. ABC 9884786

2. PTKP Baru, Penghasilan Tetap, Jumlah Karyawan Tetap

Tahun 2013, PT. ABC merupakan wajib pajak dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam. PT. ABC masih memiliki 20 karyawan aktif yang bekerja di perusahaan ini dan belum ada penambahan karyawan sekarang. Berikut data karyawan PT. ABC :

Tabel VI.3

No. Nama

Penghasilan Neto/Tahun

(Rp) Status PTKP PKP

PPh Pasal 21

PPh Pasal 21/Bulan 1 A 44685000 TK/0 24300000 20385000 1019250 84938 2 B 34206600 TK/2 28350000 5856600 292830 24403 3 C 34328400 TK/0 24300000 10028400 501420 41785 4 D 103206000 K/3 32400000 70806000 5620900 468408 5 E 87605400 TK/2 28350000 59255400 3888310 324026 6 F 68406000 K/0 26325000 42081000 2104050 175338 7 G 258489000 K/1 28350000 230139000 29520850 2460071 8 H 44685000 TK/2 28350000 16335000 816750 68063 9 I 54008160 K/3 32400000 21608160 1080408 90034 10 J 41405400 K/1 28350000 13055400 652770 54398 11 K 25206000 TK/0 24300000 906000 45300 3775 12 L 187209360 TK/0 24300000 162909360 19436404 1619700 13 M 150001800 K/1 28350000 121651800 13247770 1103981


(14)

3. PTKP Baru, Penghasilan Tetap, Jumlah Karyawan Meningkat

Tahun 2013, PT. ABC merupakan wajib pajak dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam. Sebelumnya, PT. ABC memiliki 20 karyawan aktif yang bekerja di perusahaan ini. Sekarang, PT. ABC menambah 10 karyawan dan PT. ABC memiliki 30 karyawan aktif. Berikut data karyawan PT. ABC :

Tabel VI.4

No. Nama

Penghasilan Neto/Tahun

(Rp) Status PTKP PKP

PPh Pasal 21

PPh Pasal 21/Bulan 1 A 44685000 TK/0 24300000 20385000 1019250 84938 2 B 34206600 TK/2 28350000 5856600 292830 24403 3 C 34328400 TK/0 24300000 10028400 501420 41785 4 D 103206000 K/3 32400000 70806000 5620900 468408 5 E 87605400 TK/2 28350000 59255400 3888310 324026 6 F 68406000 K/0 26325000 42081000 2104050 175338 7 G 258489000 K/1 28350000 230139000 29520850 2460071 8 H 44685000 TK/2 28350000 16335000 816750 68063 9 I 54008160 K/3 32400000 21608160 1080408 90034 10 J 41405400 K/1 28350000 13055400 652770 54398 14 N 64806000 TK/3 30375000 34431000 1721550 143463 15 O 82441440 TK/1 26325000 56116440 3417466 284789 16 P 45006000 K/1 28350000 16656000 832800 69400 17 Q 99606000 K/2 30375000 69231000 5384650 448721 18 R 126006600 K/3 32400000 93606600 9040990 753416 19 S 42009120 K/0 26325000 15684120 784206 65351 20 T 54008160 TK/2 28350000 25658160 1282908 106909

TOTAL PPH PASAL 21 KARYAWAN PT. ABC 8390965


(15)

11 K 25206000 TK/0 24300000 906000 45300 3775 12 L 187209360 TK/0 24300000 162909360 19436404 1619700 13 M 150001800 K/1 28350000 121651800 13247770 1103981 14 N 64806000 TK/3 30375000 34431000 1721550 143463 15 O 82441440 TK/1 26325000 56116440 3417466 284789 16 P 45006000 K/1 28350000 16656000 832800 69400 17 Q 99606000 K/2 30375000 69231000 5384650 448721 18 R 126006600 K/3 32400000 93606600 9040990 753416 19 S 42009120 K/0 26325000 15684120 784206 65351 20 T 54008160 TK/2 28350000 25658160 1282908 106909 21 U 66602400 K/1 28350000 38252400 1912620 159385 22 V 41402640 TK/2 13247770 28154870 1407744 117312 23 W 33609000 K/3 32400000 1209000 60450 5038 24 X 78849600 TK/0 24300000 54549600 3182440 265203 25 Y 54609360 TK/0 24300000 30309360 1515468 126289 26 Z 41405400 K/2 30375000 11030400 551520 45960 27 AB 54609360 K/0 26325000 28284360 1414218 117852 28 BC 150001800 K/1 28350000 121651800 13247770 1103981 29 CD 342007200 K/3 32400000 309607200 42401800 3533483 30 DE 366006600 TK/0 24300000 341706600 50426650 4202221 TOTAL PPH PASAL 21 KARYAWAN PT. ABC 18067688

4. PTKP Baru, Penghasilan Meningkat, Karyawan Tetap

Tahun 2013, PT. ABC merupakan wajib pajak dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam. PT. ABC masih memiliki 20 karyawan aktif yang bekerja di perusahaan ini. Saat ini, karyawan PT. ABC mendapatkan kenaikan penghasilan dari perusahaan.


(16)

No. Nama

Penghasilan Neto/Tahun

(Rp) Status PTKP PKP

PPh Pasal 21

PPh Pasal 21/Bulan 1 A 76209000 TK/0 24300000 51909000 2786350 232196 2 B 42006600 TK/2 28350000 13656600 682830 56903 3 C 42608400 TK/0 24300000 18308400 915420 76285 4 D 128407200 K/3 32400000 96007200 9401080 783423 5 E 114005400 TK/2 28350000 85655400 3888310 324026 6 F 68406000 K/0 26325000 42081000 2104050 175338 7 G 295929000 K/1 28350000 267579000 35136850 2928071 8 H 54285000 TK/2 28350000 25935000 1296750 108063 9 I 60008160 K/3 32400000 27608160 1380408 115034 10 J 79205400 K/1 28350000 50855400 2628310 219026 11 K 33606000 TK/0 24300000 9306000 465300 38775 12 L 202809360 TK/0 24300000 178509360 21776404 1814700 13 M 246009600 K/1 28350000 217659600 27648940 2304078 14 N 78966000 TK/3 30375000 48591000 2429550 202463 15 O 129607200 TK/1 26325000 103282200 10492330 874361 16 P 48600000 K/1 28350000 20250000 1012500 84375 17 Q 134766600 K/2 30375000 104391600 10658740 888228 18 R 147605400 K/3 32400000 115205400 12280810 1023401 19 S 91201440 K/0 26325000 64876440 4731466 394289 20 T 68169360 TK/2 28350000 39819360 1990968 165914 TOTAL PPH PASAL 21 KARYAWAN PT. ABC 12808947

5. PTKP Baru, Penghasilan Meningkat, Jumlah Karyawan Meningkat, Status Berbeda

Tahun 2013, PT. ABC merupakan wajib pajak dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam. Sebelumnya, PT. ABC memiliki 20 karyawan aktif yang bekerja di perusahaan ini. Saat ini, PT. ABC telah memiliki 30 karyawan aktif. PT. ABC juga meningkatkan penghasilan tiap karyawan.


(17)

Beberapa karyawan juga memiliki status yang berbeda dari sebelumnya, ada yang menikah, ada yang bercerai, tanggungan bertambah, dan tanggungan berkurang. Berikut data karyawan PT. ABC :

Tabel VI.6

No. Nama

Penghasilan Neto/Tahun

(Rp)

Status PTKP PKP PPh Pasal 21

PPh Pasal 21/Bulan 1 A 76209000 TK/1 26325000 49884000 2494200 207850 2 B 42006600 K/0 26325000 15681600 784080 65340 3 C 42608400 TK/3 30375000 12233400 611670 50973 4 D 128407200 K/2 30375000 98032200 9704830 808736 5 E 114005400 TK/2 28350000 85655400 7848310 654026 6 F 68406000 K/1 28350000 40056000 2002800 166900 7 G 295929000 TK/1 26325000 269604000 35440600 2953383 8 H 54285000 TK/2 28350000 25935000 1296750 108063 9 I 60008160 TK/3 30375000 29633160 1481658 123472 10 J 79205400 K/1 28350000 50855400 2628310 219026 11 K 33606000 TK/0 24300000 9306000 465300 38775 12 L 202809360 K/0 26325000 176484360 21472654 1789388 13 M 246009600 K/3 32400000 213609600 27041440 2253453 14 N 78966000 K/3 32400000 46566000 2328300 194025 15 O 129607200 TK/2 28350000 101257200 10188580 849048 16 P 48600000 K/1 28350000 20250000 1012500 84375 17 Q 134766600 K/3 32400000 102366600 10354990 862916 18 R 147605400 TK/0 24300000 123305400 13495810 1124651 19 S 91201440 K/1 28350000 62851440 4427716 368976 20 T 68169360 TK/2 28350000 39819360 1990968 165914 21 U 66602400 K/2 30375000 36227400 1811370 150948 22 V 41402640 TK/2 28350000 13052640 652632 54386 23 W 33609000 K/3 32400000 1209000 60450 5038 24 X 78849600 K/0 26325000 52524600 2878690 239891 25 Y 54609360 TK/0 24300000 30309360 1515468 126289


(18)

Penjelasan :

1. Pada tabel VI.2, jumlah penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dari karyawan PT. ABC sebesar Rp 9.884.786 dengan kasus Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang digunakan adalah versi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebelum Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-162/PMK.011/2012 yaitu sebesar Rp 15.840.000, penghasilan karyawan tetap, dan jumlah karyawan tetap.

2. Pada Tabel VI.3, jumlah penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dari karyawan PT. ABC sebesar Rp 8.390.965 dengan kasus Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang digunakan adalah versi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-162/PMK.011/2012 yaitu sebesar Rp 24.300.000, penghasilan karyawan tetap, dan jumlah karyawan tetap.

Dari kedua tabel tersebut, penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dari karyawan PT. ABC dari tabel VI.2 lebih tinggi daripada tabel VI.3. Hal ini dikarenakan perbedaan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang dikenakan terhadap penghasilan karyawan PT. ABC. Penghasilan Tidak Kena Pajak 26 Z 41405400 K/3 32400000 9005400 450270 37523 27 AB 54609360 K/0 26325000 28284360 1414218 117852 28 BC 150001800 K/1 28350000 121651800 13247770 1103981 29 CD 342007200 TK/3 30375000 311632200 42908050 3575671 30 DE 366006600 K/1 28350000 337656600 49414150 4117846 TOTAL PPH PASAL 21 KARYAWAN PT. ABC 22618711


(19)

(PTKP) tahun 2013 lebih tinggi daripada Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) tahun 2012 sementara jumlah karyawan dan penghasilan karyawan PT. ABC tetap. Sehingga menyebabkan jumlah penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 karyawan PT. ABC di tabel VI.3 lebih kecil daripada tabel VI.2. 3. Pada tabel VI.4, jumlah penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dari

karyawan PT. ABC sebesar Rp 18.067.688 dengan kasus Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang digunakan adalah versi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-162/PMK.011/2012 yaitu sebesar Rp 24.300.000, penghasilan tetap, dan jumlah karyawan meningkat.

Pada tabel ini, penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang menggunakan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang terbaru lebih besar daripada tabel VI.2 yang menggunakan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang lama. Hal ini dikarenakan karena pada tabel VI.4 terjadi peningkatan jumlah karyawan PT. ABC, sehingga penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 lebih besar daripada tabel VI.2.

4. Pada tabel VI.5, jumlah penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dari karyawan PT. ABC sebesar Rp 12.808.947 dengan kasus Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang digunakan adalah versi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor


(20)

PMK-162/PMK.011/2012 yaitu sebesar Rp 24.300.000, penghasilan meningkat, dan karyawan tetap.

Pada tabel ini, penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang menggunakan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang terbaru lebih besar daripada tabel VI.2 yang menggunakan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang lama. Hal ini dikarenakan pada tabel VI.5 terjadi peningkatan penghasilan karyawan PT. ABC walaupun jumlah karyawan tetap. Sehingga penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada tabel VI.5 lebih besar daripada tabel VI.2.

5. Pada tabel VI.6, jumlah penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dari karyawan PT. ABC sebesar Rp 22.618.711dengan kasus Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang digunakan adalah versi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-162/PMK.011/2012 yaitu sebesar Rp 24.300.000, penghasilan meningkat, jumlah karyawan meningkat, dan status karyawan yang berbeda.

Pada tabel ini, penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang menggunakan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang terbaru lebih besar daripada tabel VI.2 yang menggunakan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang lama. Hal ini dikarenakan pada tabel VI.6 terjadi peningkatan penghasilan karyawan PT. ABC, peningkatan jumlah karyawan, dan terjadinya perubahan status karyawan PT. ABC yang menyebabkan


(21)

perubahan pengenaan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) pada karyawan PT. ABC. Sehingga menyebabkan penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada tabel VI.6 lebih besar daripada tabel VI.2.

C. Upaya Dalam Memenuhi Target Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Saat Terjadinya Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam berupaya memenuhi target penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21.. Hal ini sangat berhubungan secara signifikan dalam pencapaiaan target penerimaan pajak dan dukungan seluruh masyarakat sangat dibutuhkan. Beberapa upaya yang dilakukan untuk memenuhi target penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 saat terjadinya perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) :

1. Mendorong Wajib Pajak untuk benar – benar melaporkan pajaknya sehingga Wajib Pajak tidak menghindari kewajiban perpajakannya.

2. Meningkatkan pengawasan internal untuk mendeteksi berbagai kasus penyimpangan sehubungan dengan pelaksanaan tugas.

3. Memperbaiki sistem dan prosedur yang mengarah pada sistem yang dapat mempermudah pelayanan dan mendorong efektifitas dalam pemenuhan target penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21.

4. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat sehubungan dengan perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).


(22)

5. Melakukan pengawasan terhadap Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

6. Melakukan penyempurnaan sistem administrasi perpajakan untuk meningkatkan penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21.

7. Optimalisasi kualitas pelayanan sebagai upayapemenuhan target penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21.

8. Melibatkan masyarakat luas dalam mekanisme pengawasan penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 terhadap pegawai pajak.


(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis setelah melakukan penelitian mengenai pengaruh perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) terhadap penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam sebagi berikut:

1. Berdasarkan data pada tabel VI.1, dari tahun 2012 – 2014, penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam tidak mengalami penurunan walaupun mengalami perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

2. Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 tidak mengalami penurunan karena disebabkan beberapa faktor seperti meningkatnya jumlah wajib pajak, meningkatnya penghasilan wajib pajak, dan perubahan status wajib pajak. Seperti di tabel VI.1, Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 tidak mengalami penurunan karena salah satu faktornya adanya peningkatan jumlah wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Lubuk Pakam.

3. Penerapan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang meningkat memang secara orang – perorangan menyebabkan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 menurun, tapi secara penerimaan pajak belum tentu menurun karena adanya


(24)

faktor – faktor seperti kenaikan penghasilan, kenaikan jumlah wajib pajak, dan perubahan status wajib pajak.

4. Pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam telah melakukan upaya-upaya yang baik dalam memenuhi target penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21.

B. Saran

Setelah penulis mengambil kesimpulan dari penelitian mengenai pengaruh perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) terhadap penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam, penulis ingin menyampaikan saran - saran. Hal tersebut bertujuan agar di masa yang akan datang dalam pemenuhan target penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam tetap baik dan mengalami peningkatan. Adapun saran - saran yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam harus lebih giat untuk mengajak masyarakat yang berpotensi pajak untuk taat dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya.

2. Melakukan penyuluhan dan memperbanyak agenda seminar tentang perpajakan yang dapat memberikan bimbingan bagi wajib pajak mengenai pentingnya pajak itu sendiri karena masih banyak masyarakat khususnya


(25)

Wajib pajak yang kurang memahami dan mengerti dengan Ketentuan Perpajakan.

3. Hendaknya dilakukan sosialisasi langsung yang bekerja sama dengan pemerintah daerah yang menunjukkan adanya transparansi terhadap penggunaan uang pajak yang diterima ataupun yang akan digunakan kepada masyarakat merupakan salah satu contoh sosialisasi langsung yaitu dengan memberikan tulisan, stiker, ataupun spanduk pada fasilitas-fasilitas umum. Hal tersebut dapat menumbuhkan rasa keinginan masyarakat dalam memenuhikewajiban sebagai wajib pajak.

4. Penulis menyarankan agar pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam dapat menjalin hubungan yang lebih baik lagi dengan Wajib Pajak. Tujuannya adalah untuk menjamin agar Wajib Pajak tersebut memiliki motivasi dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.


(1)

162/PMK.011/2012 yaitu sebesar Rp 24.300.000, penghasilan meningkat, dan karyawan tetap.

Pada tabel ini, penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang menggunakan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang terbaru lebih besar daripada tabel VI.2 yang menggunakan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang lama. Hal ini dikarenakan pada tabel VI.5 terjadi peningkatan penghasilan karyawan PT. ABC walaupun jumlah karyawan tetap. Sehingga penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada tabel VI.5 lebih besar daripada tabel VI.2.

5. Pada tabel VI.6, jumlah penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dari karyawan PT. ABC sebesar Rp 22.618.711dengan kasus Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang digunakan adalah versi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-162/PMK.011/2012 yaitu sebesar Rp 24.300.000, penghasilan meningkat, jumlah karyawan meningkat, dan status karyawan yang berbeda.

Pada tabel ini, penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang menggunakan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang terbaru lebih besar daripada tabel VI.2 yang menggunakan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang lama. Hal ini dikarenakan pada tabel VI.6 terjadi peningkatan penghasilan karyawan PT. ABC, peningkatan jumlah karyawan, dan terjadinya perubahan status karyawan PT. ABC yang menyebabkan


(2)

perubahan pengenaan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) pada karyawan PT. ABC. Sehingga menyebabkan penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada tabel VI.6 lebih besar daripada tabel VI.2.

C. Upaya Dalam Memenuhi Target Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh)

Pasal 21 Saat Terjadinya Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam berupaya memenuhi target penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21.. Hal ini sangat berhubungan secara signifikan dalam pencapaiaan target penerimaan pajak dan dukungan seluruh masyarakat sangat dibutuhkan. Beberapa upaya yang dilakukan untuk memenuhi target penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 saat terjadinya perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) :

1. Mendorong Wajib Pajak untuk benar – benar melaporkan pajaknya sehingga Wajib Pajak tidak menghindari kewajiban perpajakannya.

2. Meningkatkan pengawasan internal untuk mendeteksi berbagai kasus penyimpangan sehubungan dengan pelaksanaan tugas.

3. Memperbaiki sistem dan prosedur yang mengarah pada sistem yang dapat mempermudah pelayanan dan mendorong efektifitas dalam pemenuhan target penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21.


(3)

5. Melakukan pengawasan terhadap Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

6. Melakukan penyempurnaan sistem administrasi perpajakan untuk meningkatkan penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21.

7. Optimalisasi kualitas pelayanan sebagai upayapemenuhan target penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21.

8. Melibatkan masyarakat luas dalam mekanisme pengawasan penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 terhadap pegawai pajak.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis setelah melakukan penelitian mengenai pengaruh perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) terhadap penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam sebagi berikut:

1. Berdasarkan data pada tabel VI.1, dari tahun 2012 – 2014, penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam tidak mengalami penurunan walaupun mengalami perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

2. Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 tidak mengalami penurunan karena disebabkan beberapa faktor seperti meningkatnya jumlah wajib pajak, meningkatnya penghasilan wajib pajak, dan perubahan status wajib pajak. Seperti di tabel VI.1, Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 tidak mengalami penurunan karena salah satu faktornya adanya peningkatan jumlah wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Lubuk Pakam.

3. Penerapan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang meningkat memang secara orang – perorangan menyebabkan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 menurun, tapi secara penerimaan pajak belum tentu menurun karena adanya


(5)

faktor – faktor seperti kenaikan penghasilan, kenaikan jumlah wajib pajak, dan perubahan status wajib pajak.

4. Pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam telah melakukan upaya-upaya yang baik dalam memenuhi target penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21.

B. Saran

Setelah penulis mengambil kesimpulan dari penelitian mengenai pengaruh perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) terhadap penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam, penulis ingin menyampaikan saran - saran. Hal tersebut bertujuan agar di masa yang akan datang dalam pemenuhan target penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam tetap baik dan mengalami peningkatan. Adapun saran - saran yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam harus lebih giat untuk mengajak masyarakat yang berpotensi pajak untuk taat dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya.

2. Melakukan penyuluhan dan memperbanyak agenda seminar tentang perpajakan yang dapat memberikan bimbingan bagi wajib pajak mengenai pentingnya pajak itu sendiri karena masih banyak masyarakat khususnya


(6)

Wajib pajak yang kurang memahami dan mengerti dengan Ketentuan Perpajakan.

3. Hendaknya dilakukan sosialisasi langsung yang bekerja sama dengan pemerintah daerah yang menunjukkan adanya transparansi terhadap penggunaan uang pajak yang diterima ataupun yang akan digunakan kepada masyarakat merupakan salah satu contoh sosialisasi langsung yaitu dengan memberikan tulisan, stiker, ataupun spanduk pada fasilitas-fasilitas umum. Hal tersebut dapat menumbuhkan rasa keinginan masyarakat dalam memenuhikewajiban sebagai wajib pajak.

4. Penulis menyarankan agar pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam dapat menjalin hubungan yang lebih baik lagi dengan Wajib Pajak. Tujuannya adalah untuk menjamin agar Wajib Pajak tersebut memiliki motivasi dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.