Dinamika Organisasi Gapoktan dalam Program Pengembangan Usaha Agribisnis pedesaan (PUAP) di Desa Sada Perarih Kurbakti, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Tinjauan Pustaka
Gabungan Kelompok Tani (Gapokan)
PERMENTAN Nomor 16/Permentan/OT.140/2/2008 tentang Pedoman Umum
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
Gapoktan sebagai pelaksana
(PUAP) menetapkan bahwa
PUAP merupakan penggabungan dari beberapa
kelompok tani dalam satu kawasan desa. Tujuan penggabungan kelompok
menjadi Gapoktan dalam PERMENTAN Nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 adalah
untuk menggalang kepentingan bersama secara kooperatif agar kelompok tani
lebih berdaya guna dan
berhasil guna, dalam penyediaan sarana produksi
pertanian, permodalan, peningkatan atau perluasan usaha tani di sektor hulu dan
hilir, pemasaran serta kerjasama dalam peningkatan posisi tawar (Anonimus,
2007a).
Departemen Pertanian Republik Indonesia (1980
dalam Mardikanto, 1993)
kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani, yang
terdiri atas petani dewasa (pria/wanita) maupun petani-taruna (pemuda-pemudi),
yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian
dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pimpinan seorang kontak tani.
Menurut Mosher (1967 dalam Mardikanto, 1993) mengemukakan bahwa salah
satu syarat pelancar pembangunan pertanian adalah adanya kerjasama kelompok
tani. Munculnya berbagai peluang dan hambatan sesuai dengan lingkungan sosial
ekonomi setempat, membutuhkan adanya pengembangan kelompok tani ke dalam
suatu organisasi yang jauh lebih besar. Beberapa kelompok tani bergabung ke
dalam gabungan kelompok tani (Gapoktan). Penggabungan dalam Gapoktan
Universitas Sumatera Utara
terutama dapat dilakukan oleh kelompok tani yang berada dalam satu wilayah
administrasi pemerintahan untuk menggalang kepentingan bersama secara
kooperatif. Wilayah kerja Gapoktan sedapai mungkin di wilayah administrasi
desa/kecamatan (Anonimus, 2007b)
Fungsi Gapoktan
Gapoktan melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Merupakan satu kesatuan unit produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar yang
menyangkut kuantitas, kualitas, kontunuitas, dan harga.
2. Penyedia saprotan yang melipui: pupuk, benih bersertifikat, pestisida, dan
lainnya, serta menyalurkan saprotan kepada petani melalui kelompok.
3. Penyedia modal usaha dan menyalurkan secara kredit atau pinjaman kepada
petani yang memerlukan.
4. Melakukan proses pengolahan produk para anggota yang meliputi:
penggilingan, grading, pengepakan, dan lainnya yang dapat meningkatkan nilai
tambah produksi.
5. Menyelenggarakan perdagangan, memasarkan atau menjual prodouk petani
kepada pedagang atau industri hilir.
Struktur Organisasi
a. Gapoktan
Kriteria Gapoktan penerima bantuan modal usaha PUAP adalah antara lain:
(1) Memiliki SDM yang mampu mengelola usaha agribisnis;
(2) Mempunyai struktur kepengurusan yang aktif; dan
(3) Dimiliki dan dikelola oleh petani.
Universitas Sumatera Utara
Untuk kepentingan
keberlanjutan program PUAP, maka Gapoktan berfungsi
sebagai executing dalam penyaluran dana BLM-PUAP (Anonimus, 2007b).
Dalam pelaksanaan PUAP maka rapat anggota (RA) merupakan forum tertinggi
dalam pengambilan keputusan. Hal-hal yang diputuskan pada RA, diantaranya
memilih dan
memberhentikan pengurus, penambahan anggota, pengesahan
program, penetapan unit usaha otonom, evaluasi pengembangan pengelolaan unit
usaha Gapoktan dan hal lain yang perlu mendapatkan kesepakatan anggota. Rapat
Anggota merupakan forum pertemuan yang dihadiri oleh seluruh anggota dan
setiap anggota memiliki hak suara yang sama. Untuk menjalankan pengelolaan
PUAP maka Gapoktan PUAP dilengkapi pengurus yang terdiri dari:
(1) Ketua, (2) Sekretaris dan (3) Bendahara yang ditetapkan melalui RA yang
dimasukkan dalam dokumen AD/ART Gapoktan.
b.
Rapat Anggota Gapoktan
Sebagai forum tertinggi dalam pelaksanaan PUAP, Rapat Anggota dilaksanakan
dengan mekanisme sebagai berikut:
1. Rapat Anggota dihadiri oleh seluruh pengurus Gapoktan, wakil dari kelompok
tani, Penyuluh Pendamping dan Komite Pengarah.
2. Rapat anggota dilaksanakan secara periodik sesuai kesepakatan anggota.
3. Tujuan rapat anggota adalah untuk menetapkan RUB (Rencana Usaha
Bersama),
mekanisme
penyaluran
dan
pemanfaatan
dana PUAP,
pola
pengembangan usaha agribinis anggota dan unit usaha otonom Gapoktan, Tata
tertib rapat anggota,Pengesahan pertanggungjawaban pengurus.
c.
Pengurus Gapoktan
Universitas Sumatera Utara
Pengurus Gapoktan yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara adalah
petani anggota yang dipilih dalam Rapat Anggota. Untuk menjalankan fungsi
organisasi PUAP, masing-masing Pengurus Gapoktan PUAP mempunyai tugas
sebagai berikut :
1. Ketua
Mengkoordinasikan, mengorganisasikan serta bertanggung jawab penuh
terhadap seluruh kegiatan PUAP dengan rincian sebagai berikut :
(1.) Melaksanakan hasil keputusan rapat anggota;
(2.) Memimpin rapat pengurus yang dihadiri pengurus poktan, komite pengarah
dan penyuluh pendamping;
(3.) Menanda tangani surat menyurat dan dokumen pelaksanaan PUAP (RUB)
dan dokumen yang terkait dengan pencairan dana PUAP;
(4.) Mewakili Gapoktan dalam pertemuan dengan pihak lain
(5.) Mengkoordinasikan pelaporan dan pertanggung jawaban dana;
(6.) Memimpin organisasi dan administrasi Gapoktan PUAP
2. Sekretaris
Bertugas melaksanakan administrasi kegiatan Gapoktan PUAP, dengan
rincian sebagai berikut :
(1.) Membuat dan memelihara notulen rapat, berita acara, serta dokumen PUAP
lainnya.
(2.) Menyelenggarakan surat-menyurat dan pengarsipannya.
(3.) Menyelenggarakan administrasi dokumen RUB, RUK, RUA dan kegiatan
organisasi lainnya.
(4.) Menyusun laporan bulanan dan laporan tahunan kegiatan Gapoktan.
Universitas Sumatera Utara
3. Bendahara
Bertugas menangani seluruh kegiatan administrasi keuangan Gapoktan
baik penyaluran maupun
pengelolaan dana PUAP, dengan rincian
tugas adalah sebagai berikut :
(1.) Melaksanakan penarikan/pencairan sesuai dengan jadwal pemanfaatan oleh
anggota;
(2.) Menyalurkan dana BLM PUAP sesuai dengan RUB, RUK dan RUA dan
atau jadwal pemanfaatan dana yang diusulkan anggota;
(3.) Membukukan setiap penyaluran dana PUAP kepada anggota;
(4.) Menyimpan dan memelihara arsip pembukuan dana PUAP;
(5.) Menyusun laporan bulanan dan laporan tahunan keuangan Gapoktan PUAP;
4. Komite pengarah
Komite Pengarah adalah komite yang dibentuk oleh Pemerintahan Desa
yang terdiri dari wakil tokoh masyarakat, wakil dari kelompok tani
dan penyuluh pendamping. Komite
Pengarah terdiri atas seorang
ketua dan dua orang anggota
dengan tugas sebagai berikut :
(1.) Memberikan masukan dan pertimbangan dalam penetapan RUB pada saat
Rapat Anggota;
(2.) Mengawasi penggunaan dana BLM-PUAP sesuai keputusan Rapat Anggota;
(3.) Memberikan
masukan
dan
pertimbangan
dalam
penumbuhan
dan
pengembangan unit usaha otonom Gapoktan.
Universitas Sumatera Utara
Kelompok tani
Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak yang dibentuk
kesamaan
kepentingan,
kesamaan
kondisi
lingkungan
(sosial,
atas dasar
ekonomi,
sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha
anggota. Jumlah anggota kelompok tani terdiri atas 20 orang sd 30 orang atau
disesuaikan dengan kondisi lingkungan masyarakat dan usahataninya
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)
Seiring dengan perkembangan dan perubahan kepemimpinan di pemerintahan,
maka kebijakan penguatan modal di bidang pertanian pun ikut berubah dan
dimodifikasi lagi agar lebih baik. Pada tahun 2008 pemerintah melalui
Departemen Pertanian RI mencanangkan program baru yang diberi nama
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). PUAP merupakan bagian
dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui bantuan modal usaha dalam
menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa
sasaran. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri adalah program
pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk mengurangi kemiskinan dan
meningkatkan kesempatan kerja (Departemen Pertanian, 2008).
Khusus untuk program dari Departemen Pertanian RI yakni PUAP, dilaksanakan
pada tahun yang sama yakni tahun 2008 dengan menyalurkan dana BLM-PUAP
ke 10.000 desa pertanian. Masing-masing desa menerima BLM-PUAP sebesar Rp
100.000.000 untuk mengembangkan agribisnis perdesaan. Kebijakan Departemen
Pertanian RI dalam pemberdayaan masyarakat tersebut diwujudkan dengan
penerapan pola bentuk fasilitasi bantuan penguatan modal usaha bagi petani
anggota baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga
Universitas Sumatera Utara
tani. Operasional penyaluran dana PUAP tersebut dilakukan dengan memberikan
kewenangan kepada Gapoktan terpilih sebagai pelaksana PUAP dalam hal
penyaluran dana penguatan modal kepada anggotanya. Agar mencapai hasil yang
maksimal dalam pelaksanaan PUAP, Gapoktan didampingi oleh tenaga penyuluh
pendamping dan penyelia mitra tani. Gapoktan PUAP diharapkan dapat menjadi
kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh petani (Departemen
pertanian, 2008).
Tujuan PUAP
Tujuan utama program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan berdasarkan
pedoman umum PUAP adalah untuk :
1. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan
pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi
wilayah;
2. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, pengurus Gapoktan,
penyuluh dan penyelia mitra tani.
3. Memberdayakan
kelembagaan
petani
dan
ekonomi
perdesaan
untuk
pengembangan kegiatan usaha agribisnis.
4. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau
mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan.
Gambaran Umum Pelaksanaan PUAP
PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota,
baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani.
Program ini bertujuan untuk membantu mengurangi tingkat kemiskinan dan
menciptakan lapangan kerja di perdesaan serta membantu penguatan modal dalam
Universitas Sumatera Utara
kegiatan usaha di bidang pertanian sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
kesejahteraan petani. Operasional penyaluran dana PUAP dilakukan dengan
memberikan kewenangan kepada Gapoktan yang telah memenuhi persyaratan.
Gapoktan juga didampingi oleh tenaga penyuluh pendamping dan penyelia mitra
tani. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Gapoktan sebagai penyalur
PUAP antara lain :
1) Memiliki SDM yang mampu mengelola usaha agribisnis;
2) Memiliki struktur kepengurusan yang aktif;
3) Dimiliki dan dikelola oleh petani;
4) Dikukuhkan oleh bupati atau wali kota.
Jumlah dana yang disalurkan ke setiap Gapoktan sebesar Rp 100 juta. Dana
tersebut disalurkan kepada anggota Gapoktan guna menunjang kegiatan
usahataninya. Tentunya dalam penyaluran dana tersebut terdapat beberapa
prosedur yang harus dipenuhi bagi mereka yang akan memanfaatkan bantuan
tersebut. Oleh sebab itu, dalam rangka mengantisipasi agar penyaluran dan
pemanfaatan PUAP berjalan lancar, aman dan terkendali, maka dibentuk suatu tim
pemantau, pembinaan dan pengendalian di tingkat propinsi dan kabupaten atau
kota
Sasaran Program PUAP
Adapun sasaran yang diharapkan dari program PUAP adalah :
1. Berkembangnya usaha agribisnis di desa miskin atau tertinggal sesuai dengan
potensi pertanian desa.
2. Berkembangnya Gapoktan atau Poktan yang dimiliki dan dikelola oleh petani.
Universitas Sumatera Utara
3. Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga tani miskin, petani atau peternak
(pemilik dan atau penggarap) skala kecil, buruh tani; dan
4. Berkembangnya usaha pelaku agribisnis yang mempunyai usaha harian,
mingguan maupun musiman.
5. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra
lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan
Indikator Keberhasilan PUAP
Indikator keberhasilan output meliputi :
a. Tersalurkannya BLM – PUAP kepada petani, buruh tani dan rumah tangga tani
miskin dalam melakukan usaha produktif pertanian; dan
b. Terlaksananya fasilitasi penguatan kapasitas dan kemampuan sumber daya
manusia pengelola Gapoktan, Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani.
Indikator keberhasilan outcome meliputi :
a. Meningkatnya kemampuan Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola
bantuan modal usaha untuk petani anggota baik pemilik, petani penggarap,
buruh tani maupun rumah tangga tani.
b. Meningkatnya jumlah petani, buruh tani dan rumah tangga tani yang
mendapatkan bantuan modal usaha.
c. Meningkatnya aktivitas kegiatan agribisnis (budidaya dan hilir) di perdesaan;
dan
d. Meningkatnya pendapatan petani (pemilik dan atau penggarap), buruh tani dan
rumah tangga tani dalam berusaha tani sesuai dengan potensi daerah.
Indikator benefit dan Impact antara lain:
Universitas Sumatera Utara
a. Berkembangnya usaha agribisnis dan usaha ekonomi rumah tangga tani di
lokasi desa PUAP.
b. Berfungsinya Gapoktan sebagai lembaga ekonomi yang dimiliki dan dikelola
oleh petani.
c. Berkurangnya jumlah petani miskin dan pengangguran di perdesaan
(Deptan, 2008).
Landasan Teori
Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga, kekuatan, selalu bergerak,
berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan.
Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interpendensi antara anggota
kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi selama
ada di dalam kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis,
artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah-ubah
(Shaw, 1971).
Dinamika mempelajari sebab-sebab atau faktor-faktor yang menyebabkan satu
kelompok atau organisasi dapat dinamis, hidup, bergerak, aktif, efektif, efisien
dalam mencapai tujuan dan produktif untuk memajukan pengetahuan tentang
kehidupan kelompok atau organisasi (Ginting, 2000).
Margono (1978) dalam Ginting (2003) menyebutkan bahwa tingkat kedinamisan
suatu organisasi/kelompok bergantung pada 8 faktor yaitu:
a.
T
ujuan organisasi
Universitas Sumatera Utara
Suatu keadaan yang ingin dicapai oleh organisasi yang merupakan sejumlah citacita dari individual yang sama yang hendak dicapai secara bersama di dalam
organisasi.
Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah bentuk hubungan antara individu-individu di dalam
organisasi yang menyangkut struktur kekuasaan atau pengambilan keputusan,
struktur tugas atau pembagian pekerjaan dan struktur komunikasi yaitu bagaimana
aliran-aliran komunikasi terjadi.
Fungsi Tugas Organisasi
Fungsi tugas organisasi adalah apa yang seharusnya dilakukan dalam organisasi
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Menurut Slamet dalam Ginting (1995)
ada 6 indikator yang dipakai, yaitu: fungsi memberi informasi, fungsi memuaskan
anggota, fungsi menyelenggarakan organisasi, fungsi menghasilkan inisiatif,
fungsi mengajak untuk berpartisipasi, dan fungsi menjelaskan.
Pembinaan Organisasi
Merupakan upaya menjaga agar organisasi tetap hidup atau orientasi kepada
kehidupan organisasi. Menurut Slamet dalam Ginting (1995) ada enam usaha
mempertahankan kehidupan kelompok, yaitu: partisipasi semua anggota
kelompok, adanya fasilitas, adanya kegiatan kelompok, adanya kontrol sosial,
adanya kesempatan untuk mendapatkan anggota baru, dan adanya sosialisasi.
Kekompakan organisasi
Kekompakan organisasi tercipta dengan adanya rasa keterikatan yang kuat
diantara para anggotanya terhadap organisasi. Menurut Slamet dalam Ginting
(1995) ada tujuh indikator yang dipakai, yaitu: kepemimpinan, keanggotaan, nilai
Universitas Sumatera Utara
tujuan, homogenitas anggota, keterpaduan kegiatan, jiwa kerjasama, dan jumlah
anggota.
Iklim atau suasana organisasi
Biasa disebut juga atmosfer organisasi yaitu keadaan moral, sikap dan perasaanperasaan yang umum terdapat dalam organisasi. Menurut Slamet dalam Ginting
(1995) ada tiga indikator yang dipakai, yaitu: hubungan antara anggota, kebebasan
berpartisipasi, dan lingkungan fisik.
Iklim atau suasana organisasi
Segala sesuatu yang dapat menimbulkan ketegangan dalam organisasi yang
diperlukan untuk menumbuhkan kedinamisan organisasi, tetapi tegangan yang
terlalu tinggi atau terlalu besar dapat mematikan kedinamisan organisasi. Tekanan
kepada organisasi dapat berasal dari dalam (intern) organisasi yaitu tuntutan
ataupun keinginan dari para anggotanya. Sumber dari dalam adalah: konflik,
otoriter, persaingan dan lain-lain. Sedangkan tekanan dari luar organisasi (ekstern)
dapat berupa tuntutan-tuntutan dan harapan dari pihak luar, yang dapat
menimbulkan ketegangan yang akan mempengaruhi kedinamisan organisasi yang
sumbernya adalah berupa: tantangan, keritikan, sanksi, penghargaan, hukuman
dan lain-lain.
ektifitas organisasi
Efektifitas yang dapat diukur dari tercapainya kepuasan anggota dalam mencapai
dan setelah mencapai tujuan kelompok. Menurut Slamet dalam Ginting (1995) ada
tiga indikator, yaitu dapat dilihat dari segi produktivitas, moral dan kepuasan atau
keberhasilan anggota dalam mencapai kebutuhan pribadinya (Ginting, 2000).
Universitas Sumatera Utara
Ruth Benedict menjelaskan bahwa persoalan yang ada dalam dinamika
kelompok, yaitu:
a.
Kohesi/ persatuan, yaitu tingkah laku anggota dalam kelompok seperti
proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan, nilai kelompok, dan
sebagainya.
b.
Motif/ dorongan, yaitu interes anggota terhadap kehidupan kelompok seperti
kesatuan kelompok, tujuan bersama, orientasi diri terhadap kelompok, dan
sebagainya.
c.
Struktur, yaitu bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan
kedudukan antaranggota, pembagian tugas, dan sebagainya.
d.
Pimpinan, yaitu bentuk-bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, sistem
kepemimpinan, dan sebagainya.
e.
Perkembangan kelompok, yaitu perubahan dalam kelompok, senangnya
anggota tetap berada dalam kelompok, perpecahan kelompok, dan
sebagainya (Santosa, 2004).
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
Departemen Pertanian (2008) mendefinisikan Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan) sebagai kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan
bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. Gapoktan
terdiri atas kelompok tani yang ada dalam wilayah suatu wilayah administrasi
desa atau yang berada dalam satu wilayah aliran irigasi petak pengairan tersier.
Menurut Syahyuti (2005), Gapoktan adalah gabungan dari beberapa kelompok
tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan
sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usahatani bagi
Universitas Sumatera Utara
anggotanya dan petani lainnya. Pengembangan Gapoktan dilatarbelakangi oleh
kenyataan kelemahan aksesibilitas petani terhadap berbagai kelembagaan layanan
usaha, misalnya lemah terhadap lembaga keuangan, terhadap lembaga pemasaran,
terhadap lembaga penyedia sarana produksi pertanian serta terhadap sumber
informasi. Pada prinsipnya, lembaga Gapoktan diarahkan sebagai sebuah
kelembagaan ekonomi, namun diharapkan juga mampu menjalankan fungsifungsi
lainnya serta memiliki peran penting terhadap pertanian.
Dinamika organisasi Gapoktan adalah kekuatan-kekuatan yang terdapat di dalam
maupun di lingkungan Gapoktan yang akan menentukan perilaku dari anggota dan
perilaku kelompok tani,untuk bertindak atau melaksanakan kegiatan-kegiatan
demi tercapainya tujuan.Cepat tidaknya petani mengadopsi inovasi tergantung
kepada faktor sosial dan ekonomi petani. Faktor sosial diantaranya umur, tingkat
pendidikan, dan pengalaman bertani. Sedangkan faktor ekonomi diantaranya
adalah tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan yang dimiliki
dan ada tidaknya usahatani yang dimiliki petani (Soekartawi, 1995).
Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut. Semakin
berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin turun
pula prestasinya. Namun, dalam hal tanggung jawab semakin tua umur tenaga
kerja maka semakin berpengelaman dalam mengelola usahataninya (Suratiyah,
2009). Pendidikan dan pelatihan selain bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan pengurus dan pimpinan, korelasi sangat diperlukan untuk
peningkatan apresiasi sosial dari para pembinanya terhadap aspirasi yang hidup di
masyarakat (Lubis, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Menurut Soekartawi (1999) semakin banyak anggota keluarga akan semakin besar
pula beban hidup yang akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota
keluarga akan mempengaruhi keputusan petani dalam berusahatani.
Semakin lama seseorang bekerja, maka akan semakin tinggi pula pengalaman
kerjanya sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi pendapatan dan
prodiktivitasnya (Suwita, 2011).
Kerangka Pemikiran
Untuk memperjelas mengenai dinamika organisasi GAPOKTAN terhadap
program pengembangan usaha agribisnis pedesaan, serta hubungan dan
pengaruhnya terhadap karateristik sosial ekonomi anggota dengan hal – hal yang
tercantum pada identifikasi masalah, maka dapat di lihat pada skema kerangka
pemikiran sebagai berkut:
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM
PUAP
GABUNGAN
KELOMPOK
PERKEMBA
NGAN
PERKEMBA
NGAN
ANGGOTA
GAPOKTA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
FAKTOR-FAKTOR
DINAMIKA
ORGANISASI
TUJUAN ORGANISASI
STRUKTUR ORGANISASI
FUNGSI /TUGAS
ORGANISASI
PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN
ORGANISASI
KEKOMPAKAN
ORGANISASI
SUASANA ORGANISASI
TEKANAN ORGANISASI
EFEKTIVITAS ORGANISASI
KARAKTERISTIK SOSIAL
EKONOMI
1. UMUR
2. TINGKAT PENDIDIKAN
3. LUAS LAHAN
4. JUM LAH TANGGUNGAN
KELUARGA
5. PENGALAMAN BERTANI
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Dinamika Organisasi GAPOKTAN
Terhadap PUAP
Keterangan:
: Menyatakan pengaruh
: Menyatakan Proses
Universitas Sumatera Utara
2.4 Hipotesis Penelitian
1. Adanya peningkatan dinamika organisasi selama 5 tahun terakhir.
2. Dinamika organisasi gapoktan didaerah penelitian tergolong tinggi.
3. PUAP mengalami perkembangan setiap tahunnya didaerah penelitian dengan
perkembangan yang positif (+).
4. Karakteristik sosial ekonomi pertanian memiliki pengaruh dengan dinamika
organisasi gapoktan.
5. Karakteristik sosial ekonomi pertanian memiliki hubungan dengan dinamika
organisasi gapoktan.
Universitas Sumatera Utara
Tinjauan Pustaka
Gabungan Kelompok Tani (Gapokan)
PERMENTAN Nomor 16/Permentan/OT.140/2/2008 tentang Pedoman Umum
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
Gapoktan sebagai pelaksana
(PUAP) menetapkan bahwa
PUAP merupakan penggabungan dari beberapa
kelompok tani dalam satu kawasan desa. Tujuan penggabungan kelompok
menjadi Gapoktan dalam PERMENTAN Nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 adalah
untuk menggalang kepentingan bersama secara kooperatif agar kelompok tani
lebih berdaya guna dan
berhasil guna, dalam penyediaan sarana produksi
pertanian, permodalan, peningkatan atau perluasan usaha tani di sektor hulu dan
hilir, pemasaran serta kerjasama dalam peningkatan posisi tawar (Anonimus,
2007a).
Departemen Pertanian Republik Indonesia (1980
dalam Mardikanto, 1993)
kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani, yang
terdiri atas petani dewasa (pria/wanita) maupun petani-taruna (pemuda-pemudi),
yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian
dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pimpinan seorang kontak tani.
Menurut Mosher (1967 dalam Mardikanto, 1993) mengemukakan bahwa salah
satu syarat pelancar pembangunan pertanian adalah adanya kerjasama kelompok
tani. Munculnya berbagai peluang dan hambatan sesuai dengan lingkungan sosial
ekonomi setempat, membutuhkan adanya pengembangan kelompok tani ke dalam
suatu organisasi yang jauh lebih besar. Beberapa kelompok tani bergabung ke
dalam gabungan kelompok tani (Gapoktan). Penggabungan dalam Gapoktan
Universitas Sumatera Utara
terutama dapat dilakukan oleh kelompok tani yang berada dalam satu wilayah
administrasi pemerintahan untuk menggalang kepentingan bersama secara
kooperatif. Wilayah kerja Gapoktan sedapai mungkin di wilayah administrasi
desa/kecamatan (Anonimus, 2007b)
Fungsi Gapoktan
Gapoktan melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Merupakan satu kesatuan unit produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar yang
menyangkut kuantitas, kualitas, kontunuitas, dan harga.
2. Penyedia saprotan yang melipui: pupuk, benih bersertifikat, pestisida, dan
lainnya, serta menyalurkan saprotan kepada petani melalui kelompok.
3. Penyedia modal usaha dan menyalurkan secara kredit atau pinjaman kepada
petani yang memerlukan.
4. Melakukan proses pengolahan produk para anggota yang meliputi:
penggilingan, grading, pengepakan, dan lainnya yang dapat meningkatkan nilai
tambah produksi.
5. Menyelenggarakan perdagangan, memasarkan atau menjual prodouk petani
kepada pedagang atau industri hilir.
Struktur Organisasi
a. Gapoktan
Kriteria Gapoktan penerima bantuan modal usaha PUAP adalah antara lain:
(1) Memiliki SDM yang mampu mengelola usaha agribisnis;
(2) Mempunyai struktur kepengurusan yang aktif; dan
(3) Dimiliki dan dikelola oleh petani.
Universitas Sumatera Utara
Untuk kepentingan
keberlanjutan program PUAP, maka Gapoktan berfungsi
sebagai executing dalam penyaluran dana BLM-PUAP (Anonimus, 2007b).
Dalam pelaksanaan PUAP maka rapat anggota (RA) merupakan forum tertinggi
dalam pengambilan keputusan. Hal-hal yang diputuskan pada RA, diantaranya
memilih dan
memberhentikan pengurus, penambahan anggota, pengesahan
program, penetapan unit usaha otonom, evaluasi pengembangan pengelolaan unit
usaha Gapoktan dan hal lain yang perlu mendapatkan kesepakatan anggota. Rapat
Anggota merupakan forum pertemuan yang dihadiri oleh seluruh anggota dan
setiap anggota memiliki hak suara yang sama. Untuk menjalankan pengelolaan
PUAP maka Gapoktan PUAP dilengkapi pengurus yang terdiri dari:
(1) Ketua, (2) Sekretaris dan (3) Bendahara yang ditetapkan melalui RA yang
dimasukkan dalam dokumen AD/ART Gapoktan.
b.
Rapat Anggota Gapoktan
Sebagai forum tertinggi dalam pelaksanaan PUAP, Rapat Anggota dilaksanakan
dengan mekanisme sebagai berikut:
1. Rapat Anggota dihadiri oleh seluruh pengurus Gapoktan, wakil dari kelompok
tani, Penyuluh Pendamping dan Komite Pengarah.
2. Rapat anggota dilaksanakan secara periodik sesuai kesepakatan anggota.
3. Tujuan rapat anggota adalah untuk menetapkan RUB (Rencana Usaha
Bersama),
mekanisme
penyaluran
dan
pemanfaatan
dana PUAP,
pola
pengembangan usaha agribinis anggota dan unit usaha otonom Gapoktan, Tata
tertib rapat anggota,Pengesahan pertanggungjawaban pengurus.
c.
Pengurus Gapoktan
Universitas Sumatera Utara
Pengurus Gapoktan yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara adalah
petani anggota yang dipilih dalam Rapat Anggota. Untuk menjalankan fungsi
organisasi PUAP, masing-masing Pengurus Gapoktan PUAP mempunyai tugas
sebagai berikut :
1. Ketua
Mengkoordinasikan, mengorganisasikan serta bertanggung jawab penuh
terhadap seluruh kegiatan PUAP dengan rincian sebagai berikut :
(1.) Melaksanakan hasil keputusan rapat anggota;
(2.) Memimpin rapat pengurus yang dihadiri pengurus poktan, komite pengarah
dan penyuluh pendamping;
(3.) Menanda tangani surat menyurat dan dokumen pelaksanaan PUAP (RUB)
dan dokumen yang terkait dengan pencairan dana PUAP;
(4.) Mewakili Gapoktan dalam pertemuan dengan pihak lain
(5.) Mengkoordinasikan pelaporan dan pertanggung jawaban dana;
(6.) Memimpin organisasi dan administrasi Gapoktan PUAP
2. Sekretaris
Bertugas melaksanakan administrasi kegiatan Gapoktan PUAP, dengan
rincian sebagai berikut :
(1.) Membuat dan memelihara notulen rapat, berita acara, serta dokumen PUAP
lainnya.
(2.) Menyelenggarakan surat-menyurat dan pengarsipannya.
(3.) Menyelenggarakan administrasi dokumen RUB, RUK, RUA dan kegiatan
organisasi lainnya.
(4.) Menyusun laporan bulanan dan laporan tahunan kegiatan Gapoktan.
Universitas Sumatera Utara
3. Bendahara
Bertugas menangani seluruh kegiatan administrasi keuangan Gapoktan
baik penyaluran maupun
pengelolaan dana PUAP, dengan rincian
tugas adalah sebagai berikut :
(1.) Melaksanakan penarikan/pencairan sesuai dengan jadwal pemanfaatan oleh
anggota;
(2.) Menyalurkan dana BLM PUAP sesuai dengan RUB, RUK dan RUA dan
atau jadwal pemanfaatan dana yang diusulkan anggota;
(3.) Membukukan setiap penyaluran dana PUAP kepada anggota;
(4.) Menyimpan dan memelihara arsip pembukuan dana PUAP;
(5.) Menyusun laporan bulanan dan laporan tahunan keuangan Gapoktan PUAP;
4. Komite pengarah
Komite Pengarah adalah komite yang dibentuk oleh Pemerintahan Desa
yang terdiri dari wakil tokoh masyarakat, wakil dari kelompok tani
dan penyuluh pendamping. Komite
Pengarah terdiri atas seorang
ketua dan dua orang anggota
dengan tugas sebagai berikut :
(1.) Memberikan masukan dan pertimbangan dalam penetapan RUB pada saat
Rapat Anggota;
(2.) Mengawasi penggunaan dana BLM-PUAP sesuai keputusan Rapat Anggota;
(3.) Memberikan
masukan
dan
pertimbangan
dalam
penumbuhan
dan
pengembangan unit usaha otonom Gapoktan.
Universitas Sumatera Utara
Kelompok tani
Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak yang dibentuk
kesamaan
kepentingan,
kesamaan
kondisi
lingkungan
(sosial,
atas dasar
ekonomi,
sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha
anggota. Jumlah anggota kelompok tani terdiri atas 20 orang sd 30 orang atau
disesuaikan dengan kondisi lingkungan masyarakat dan usahataninya
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)
Seiring dengan perkembangan dan perubahan kepemimpinan di pemerintahan,
maka kebijakan penguatan modal di bidang pertanian pun ikut berubah dan
dimodifikasi lagi agar lebih baik. Pada tahun 2008 pemerintah melalui
Departemen Pertanian RI mencanangkan program baru yang diberi nama
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). PUAP merupakan bagian
dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui bantuan modal usaha dalam
menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa
sasaran. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri adalah program
pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk mengurangi kemiskinan dan
meningkatkan kesempatan kerja (Departemen Pertanian, 2008).
Khusus untuk program dari Departemen Pertanian RI yakni PUAP, dilaksanakan
pada tahun yang sama yakni tahun 2008 dengan menyalurkan dana BLM-PUAP
ke 10.000 desa pertanian. Masing-masing desa menerima BLM-PUAP sebesar Rp
100.000.000 untuk mengembangkan agribisnis perdesaan. Kebijakan Departemen
Pertanian RI dalam pemberdayaan masyarakat tersebut diwujudkan dengan
penerapan pola bentuk fasilitasi bantuan penguatan modal usaha bagi petani
anggota baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga
Universitas Sumatera Utara
tani. Operasional penyaluran dana PUAP tersebut dilakukan dengan memberikan
kewenangan kepada Gapoktan terpilih sebagai pelaksana PUAP dalam hal
penyaluran dana penguatan modal kepada anggotanya. Agar mencapai hasil yang
maksimal dalam pelaksanaan PUAP, Gapoktan didampingi oleh tenaga penyuluh
pendamping dan penyelia mitra tani. Gapoktan PUAP diharapkan dapat menjadi
kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh petani (Departemen
pertanian, 2008).
Tujuan PUAP
Tujuan utama program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan berdasarkan
pedoman umum PUAP adalah untuk :
1. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan
pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi
wilayah;
2. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, pengurus Gapoktan,
penyuluh dan penyelia mitra tani.
3. Memberdayakan
kelembagaan
petani
dan
ekonomi
perdesaan
untuk
pengembangan kegiatan usaha agribisnis.
4. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau
mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan.
Gambaran Umum Pelaksanaan PUAP
PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota,
baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani.
Program ini bertujuan untuk membantu mengurangi tingkat kemiskinan dan
menciptakan lapangan kerja di perdesaan serta membantu penguatan modal dalam
Universitas Sumatera Utara
kegiatan usaha di bidang pertanian sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
kesejahteraan petani. Operasional penyaluran dana PUAP dilakukan dengan
memberikan kewenangan kepada Gapoktan yang telah memenuhi persyaratan.
Gapoktan juga didampingi oleh tenaga penyuluh pendamping dan penyelia mitra
tani. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Gapoktan sebagai penyalur
PUAP antara lain :
1) Memiliki SDM yang mampu mengelola usaha agribisnis;
2) Memiliki struktur kepengurusan yang aktif;
3) Dimiliki dan dikelola oleh petani;
4) Dikukuhkan oleh bupati atau wali kota.
Jumlah dana yang disalurkan ke setiap Gapoktan sebesar Rp 100 juta. Dana
tersebut disalurkan kepada anggota Gapoktan guna menunjang kegiatan
usahataninya. Tentunya dalam penyaluran dana tersebut terdapat beberapa
prosedur yang harus dipenuhi bagi mereka yang akan memanfaatkan bantuan
tersebut. Oleh sebab itu, dalam rangka mengantisipasi agar penyaluran dan
pemanfaatan PUAP berjalan lancar, aman dan terkendali, maka dibentuk suatu tim
pemantau, pembinaan dan pengendalian di tingkat propinsi dan kabupaten atau
kota
Sasaran Program PUAP
Adapun sasaran yang diharapkan dari program PUAP adalah :
1. Berkembangnya usaha agribisnis di desa miskin atau tertinggal sesuai dengan
potensi pertanian desa.
2. Berkembangnya Gapoktan atau Poktan yang dimiliki dan dikelola oleh petani.
Universitas Sumatera Utara
3. Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga tani miskin, petani atau peternak
(pemilik dan atau penggarap) skala kecil, buruh tani; dan
4. Berkembangnya usaha pelaku agribisnis yang mempunyai usaha harian,
mingguan maupun musiman.
5. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra
lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan
Indikator Keberhasilan PUAP
Indikator keberhasilan output meliputi :
a. Tersalurkannya BLM – PUAP kepada petani, buruh tani dan rumah tangga tani
miskin dalam melakukan usaha produktif pertanian; dan
b. Terlaksananya fasilitasi penguatan kapasitas dan kemampuan sumber daya
manusia pengelola Gapoktan, Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani.
Indikator keberhasilan outcome meliputi :
a. Meningkatnya kemampuan Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola
bantuan modal usaha untuk petani anggota baik pemilik, petani penggarap,
buruh tani maupun rumah tangga tani.
b. Meningkatnya jumlah petani, buruh tani dan rumah tangga tani yang
mendapatkan bantuan modal usaha.
c. Meningkatnya aktivitas kegiatan agribisnis (budidaya dan hilir) di perdesaan;
dan
d. Meningkatnya pendapatan petani (pemilik dan atau penggarap), buruh tani dan
rumah tangga tani dalam berusaha tani sesuai dengan potensi daerah.
Indikator benefit dan Impact antara lain:
Universitas Sumatera Utara
a. Berkembangnya usaha agribisnis dan usaha ekonomi rumah tangga tani di
lokasi desa PUAP.
b. Berfungsinya Gapoktan sebagai lembaga ekonomi yang dimiliki dan dikelola
oleh petani.
c. Berkurangnya jumlah petani miskin dan pengangguran di perdesaan
(Deptan, 2008).
Landasan Teori
Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga, kekuatan, selalu bergerak,
berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan.
Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interpendensi antara anggota
kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi selama
ada di dalam kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis,
artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah-ubah
(Shaw, 1971).
Dinamika mempelajari sebab-sebab atau faktor-faktor yang menyebabkan satu
kelompok atau organisasi dapat dinamis, hidup, bergerak, aktif, efektif, efisien
dalam mencapai tujuan dan produktif untuk memajukan pengetahuan tentang
kehidupan kelompok atau organisasi (Ginting, 2000).
Margono (1978) dalam Ginting (2003) menyebutkan bahwa tingkat kedinamisan
suatu organisasi/kelompok bergantung pada 8 faktor yaitu:
a.
T
ujuan organisasi
Universitas Sumatera Utara
Suatu keadaan yang ingin dicapai oleh organisasi yang merupakan sejumlah citacita dari individual yang sama yang hendak dicapai secara bersama di dalam
organisasi.
Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah bentuk hubungan antara individu-individu di dalam
organisasi yang menyangkut struktur kekuasaan atau pengambilan keputusan,
struktur tugas atau pembagian pekerjaan dan struktur komunikasi yaitu bagaimana
aliran-aliran komunikasi terjadi.
Fungsi Tugas Organisasi
Fungsi tugas organisasi adalah apa yang seharusnya dilakukan dalam organisasi
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Menurut Slamet dalam Ginting (1995)
ada 6 indikator yang dipakai, yaitu: fungsi memberi informasi, fungsi memuaskan
anggota, fungsi menyelenggarakan organisasi, fungsi menghasilkan inisiatif,
fungsi mengajak untuk berpartisipasi, dan fungsi menjelaskan.
Pembinaan Organisasi
Merupakan upaya menjaga agar organisasi tetap hidup atau orientasi kepada
kehidupan organisasi. Menurut Slamet dalam Ginting (1995) ada enam usaha
mempertahankan kehidupan kelompok, yaitu: partisipasi semua anggota
kelompok, adanya fasilitas, adanya kegiatan kelompok, adanya kontrol sosial,
adanya kesempatan untuk mendapatkan anggota baru, dan adanya sosialisasi.
Kekompakan organisasi
Kekompakan organisasi tercipta dengan adanya rasa keterikatan yang kuat
diantara para anggotanya terhadap organisasi. Menurut Slamet dalam Ginting
(1995) ada tujuh indikator yang dipakai, yaitu: kepemimpinan, keanggotaan, nilai
Universitas Sumatera Utara
tujuan, homogenitas anggota, keterpaduan kegiatan, jiwa kerjasama, dan jumlah
anggota.
Iklim atau suasana organisasi
Biasa disebut juga atmosfer organisasi yaitu keadaan moral, sikap dan perasaanperasaan yang umum terdapat dalam organisasi. Menurut Slamet dalam Ginting
(1995) ada tiga indikator yang dipakai, yaitu: hubungan antara anggota, kebebasan
berpartisipasi, dan lingkungan fisik.
Iklim atau suasana organisasi
Segala sesuatu yang dapat menimbulkan ketegangan dalam organisasi yang
diperlukan untuk menumbuhkan kedinamisan organisasi, tetapi tegangan yang
terlalu tinggi atau terlalu besar dapat mematikan kedinamisan organisasi. Tekanan
kepada organisasi dapat berasal dari dalam (intern) organisasi yaitu tuntutan
ataupun keinginan dari para anggotanya. Sumber dari dalam adalah: konflik,
otoriter, persaingan dan lain-lain. Sedangkan tekanan dari luar organisasi (ekstern)
dapat berupa tuntutan-tuntutan dan harapan dari pihak luar, yang dapat
menimbulkan ketegangan yang akan mempengaruhi kedinamisan organisasi yang
sumbernya adalah berupa: tantangan, keritikan, sanksi, penghargaan, hukuman
dan lain-lain.
ektifitas organisasi
Efektifitas yang dapat diukur dari tercapainya kepuasan anggota dalam mencapai
dan setelah mencapai tujuan kelompok. Menurut Slamet dalam Ginting (1995) ada
tiga indikator, yaitu dapat dilihat dari segi produktivitas, moral dan kepuasan atau
keberhasilan anggota dalam mencapai kebutuhan pribadinya (Ginting, 2000).
Universitas Sumatera Utara
Ruth Benedict menjelaskan bahwa persoalan yang ada dalam dinamika
kelompok, yaitu:
a.
Kohesi/ persatuan, yaitu tingkah laku anggota dalam kelompok seperti
proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan, nilai kelompok, dan
sebagainya.
b.
Motif/ dorongan, yaitu interes anggota terhadap kehidupan kelompok seperti
kesatuan kelompok, tujuan bersama, orientasi diri terhadap kelompok, dan
sebagainya.
c.
Struktur, yaitu bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan
kedudukan antaranggota, pembagian tugas, dan sebagainya.
d.
Pimpinan, yaitu bentuk-bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, sistem
kepemimpinan, dan sebagainya.
e.
Perkembangan kelompok, yaitu perubahan dalam kelompok, senangnya
anggota tetap berada dalam kelompok, perpecahan kelompok, dan
sebagainya (Santosa, 2004).
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
Departemen Pertanian (2008) mendefinisikan Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan) sebagai kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan
bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. Gapoktan
terdiri atas kelompok tani yang ada dalam wilayah suatu wilayah administrasi
desa atau yang berada dalam satu wilayah aliran irigasi petak pengairan tersier.
Menurut Syahyuti (2005), Gapoktan adalah gabungan dari beberapa kelompok
tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan
sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usahatani bagi
Universitas Sumatera Utara
anggotanya dan petani lainnya. Pengembangan Gapoktan dilatarbelakangi oleh
kenyataan kelemahan aksesibilitas petani terhadap berbagai kelembagaan layanan
usaha, misalnya lemah terhadap lembaga keuangan, terhadap lembaga pemasaran,
terhadap lembaga penyedia sarana produksi pertanian serta terhadap sumber
informasi. Pada prinsipnya, lembaga Gapoktan diarahkan sebagai sebuah
kelembagaan ekonomi, namun diharapkan juga mampu menjalankan fungsifungsi
lainnya serta memiliki peran penting terhadap pertanian.
Dinamika organisasi Gapoktan adalah kekuatan-kekuatan yang terdapat di dalam
maupun di lingkungan Gapoktan yang akan menentukan perilaku dari anggota dan
perilaku kelompok tani,untuk bertindak atau melaksanakan kegiatan-kegiatan
demi tercapainya tujuan.Cepat tidaknya petani mengadopsi inovasi tergantung
kepada faktor sosial dan ekonomi petani. Faktor sosial diantaranya umur, tingkat
pendidikan, dan pengalaman bertani. Sedangkan faktor ekonomi diantaranya
adalah tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan yang dimiliki
dan ada tidaknya usahatani yang dimiliki petani (Soekartawi, 1995).
Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut. Semakin
berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin turun
pula prestasinya. Namun, dalam hal tanggung jawab semakin tua umur tenaga
kerja maka semakin berpengelaman dalam mengelola usahataninya (Suratiyah,
2009). Pendidikan dan pelatihan selain bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan pengurus dan pimpinan, korelasi sangat diperlukan untuk
peningkatan apresiasi sosial dari para pembinanya terhadap aspirasi yang hidup di
masyarakat (Lubis, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Menurut Soekartawi (1999) semakin banyak anggota keluarga akan semakin besar
pula beban hidup yang akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota
keluarga akan mempengaruhi keputusan petani dalam berusahatani.
Semakin lama seseorang bekerja, maka akan semakin tinggi pula pengalaman
kerjanya sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi pendapatan dan
prodiktivitasnya (Suwita, 2011).
Kerangka Pemikiran
Untuk memperjelas mengenai dinamika organisasi GAPOKTAN terhadap
program pengembangan usaha agribisnis pedesaan, serta hubungan dan
pengaruhnya terhadap karateristik sosial ekonomi anggota dengan hal – hal yang
tercantum pada identifikasi masalah, maka dapat di lihat pada skema kerangka
pemikiran sebagai berkut:
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM
PUAP
GABUNGAN
KELOMPOK
PERKEMBA
NGAN
PERKEMBA
NGAN
ANGGOTA
GAPOKTA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
FAKTOR-FAKTOR
DINAMIKA
ORGANISASI
TUJUAN ORGANISASI
STRUKTUR ORGANISASI
FUNGSI /TUGAS
ORGANISASI
PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN
ORGANISASI
KEKOMPAKAN
ORGANISASI
SUASANA ORGANISASI
TEKANAN ORGANISASI
EFEKTIVITAS ORGANISASI
KARAKTERISTIK SOSIAL
EKONOMI
1. UMUR
2. TINGKAT PENDIDIKAN
3. LUAS LAHAN
4. JUM LAH TANGGUNGAN
KELUARGA
5. PENGALAMAN BERTANI
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Dinamika Organisasi GAPOKTAN
Terhadap PUAP
Keterangan:
: Menyatakan pengaruh
: Menyatakan Proses
Universitas Sumatera Utara
2.4 Hipotesis Penelitian
1. Adanya peningkatan dinamika organisasi selama 5 tahun terakhir.
2. Dinamika organisasi gapoktan didaerah penelitian tergolong tinggi.
3. PUAP mengalami perkembangan setiap tahunnya didaerah penelitian dengan
perkembangan yang positif (+).
4. Karakteristik sosial ekonomi pertanian memiliki pengaruh dengan dinamika
organisasi gapoktan.
5. Karakteristik sosial ekonomi pertanian memiliki hubungan dengan dinamika
organisasi gapoktan.
Universitas Sumatera Utara