Analisis Usaha Pemanfaatan Tepung Biji Durian Pada Ransum Ayam Kampung di Kota Medan

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ayam kampung yang memiliki kelebihan seperti daya tahan tubuhnya
tinggi dan cepat beradaptasi terhadap lingkungan. Ditinjau dari segi permodalan,
memelihara ayam kampung relatif lebih murah dan tidak serumit pengelolaan
ternak ayam ras. Harga daging ayam kampung dipasaran tidak tergantung pada
jenisnya. Melainkan pada berat badannya. Hal ini dapat mendorong banyak
peternak melakukan usaha peternakan ayam kampung. Untuk meningkatkan
produksi daging yang tinggi sangat diperlukan pemberian ransum yang baik juga,
salah satunya yaitu tepung biji durian.
Kesulitan dalam memenuhi permintaan akan produk dari ayam kampung
disebabkan oleh produktivitas dari ayam kampung yang masih rendah
dibandingkan dengan ayam ras. Rendahnya produktivitas dari ayam kampung ini
disebabkan karena kebanyakan dari petani dalam mengusahakan ayam kampung
masih secara tradisional. Sifat genetik ayam kampung merupakan tipe ayam yang
kecil dengan pertumbuhan yang lambat dan daya alih (konversi) makanan menjadi
produk protein esensial yang juga rendah. Semua kekurangan tersebut tentu perlu
diatasi agar diperoleh hasil yang memuaskan. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan memperbaiki kualitas pakan yang diberikan kepada ayam
kampung.
Produksi durian di Indonesia cukup melimpah. Data Biro Pusat Statistik

(2004) menunjukkan bahwa produksi durian meningkat setiap tahun. Seiring
dengan meningkatnya luas daerah panen durian yaitu dari 24.031 ha pada tahun
1999 menjadi 53.770 ha pada tahun 2003, maka terjadi peningkatan produksi

1
Universitas Sumatera Utara

2

durian di Indonesia sebesar 194.359 ton pada tahun 2002. Pada tahun 2010
produksi durian sebanyak 491.179 ton. Pada tahun 2013 produksi durian sebesar
759,054 ton. Untuk daerah sumatera utara jumlah produksi durian pada tahun
2015 sebesar 202.580 ton. Durian tersebut berasal dari berbagai daerah yaitu dairi,
sidikalang, tanah jawa, tiga lingga, sibolga. Untuk 3 buah durian berukuran besar
memiliki rataan berat sebesar 3,5 kg. Terdiri dari kulit durian 2 kg, biji duriannya
1 kg, dan dagingnya sebesar 500 gr. Untuk 3 buah durian berukuran sedang
memiliki rataan berat sebesar 2 kg. Terdiri dari kulit durian 1 kg, biji durian
sebesar 700 gr dan daging duriannya sebesar 300 gr. Untuk 3 buah durian
berukuran kecil memiliki berat sebesar 1 kg. Terdiri dari kulit durian sebesar 500
gr, biji durian sebesar 300 gr dan daging durian sebesar 200 gr. Untuk durian

berukuran besar yang memiliki biji durian dengan rataan berat sebesar 1 kg dapat
menghasilkan 500 gr tepung biji durian. Hal ini terjadi karena adanya penyusutan
berat disebabkan oleh proses penjemuran, mencoper dan menggrinder sehingga
menyebabkan penyusutan hingga 50 %. Dari data tersebut kita ketahui bahwa
produksi durian terus meningkat, hal tersebut sangat memberikan potensi untuk
memanfaatkan limbah durian untuk diolah menjadi pakan ternak. Data biro pusat
statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi ayam kampung di sumatera utara
pada tahun 2014 mencapai 19.539 ekor. Beternak ayam kampung dapat menjadi
salah satu peluang yang berpotensial untuk dijadikan salah satu usaha karena
permintaan ayam kampung tiap tahun semakin meningkat.
Analisa usaha dalam suatu peternakan ayam kampung merupakan hal yang
penting bagi suatu peternakan untuk mengetahui prospek kedepannya, Untuk
mengetahui peternakan tersebut menguntungkan, layak atau tidak untuk

Universitas Sumatera Utara

3

dijalankan. Dengan analisis usaha dapat memberikan informasi tentang modal
yang diperlukan biaya untuk bibit, ransum, kandang, peralatan kandang, dan

lamanya modal kembali dengan tingkat keuntungan yang diperoleh.
Pemanfaatan tepung biji durian sebagi salah satu bahan penyusun ransum
ternak unggas dapat dilakukan disebabkan limbah tersebut mempunyai kandungan
zat – zat makanan yang cukup tinggi terutama kandungan karbohidratnya.
Kandungan karbohidrat limbah yang tinggi merupakan potensi yang perlu
dimanfaatkan. Disamping itu biji durian juga mengandung protein dan lemak. Biji
durian mengandung 51,1 % air, 46,2 % karbohidrat, 2,5 % protein dan 0,2 %.
Kadar karbohidrat biji durian lebih tinggi dibandingkan singkong (karbohidrat
34,7 %), ataupun ubi jalar (karbohidrat 27,9 %). Kandungan karbohidrat yang
tinggi ini memungkinkan dimanfaatkannya biji durian sebagai bahan pakan
ternak.
Rumusan Masalah
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan ayam kampung
yaitu biaya produksi. Biaya produksi diantaranya terdapat harga pakan, harga
bibit, biaya obat – obatan, sewa kandang dan biaya peralatan kandang, dan biaya
transportasi. Namun yang paling membutuhkan biaya besar yaitu biaya pakan.
Salah satu upaya alternatif untuk mengurangi biaya produksi ransum dalam
pemeliharaan yaitu dengan memanfaatkan tepung biji durian.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kelayakan pemanfaatan pemberian biji durian yang

dalam pakan dengan berbagai level pada ayam kampung umur 0 – 12 minggu dan

Universitas Sumatera Utara

4

mengetahui efisiensi nilai ekonomis dan IOFC usaha pemeliharaan ternak ayam
kampung.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peneliti
atau masyarakat peternak ayam kampung dalam pengembangan usaha peternakan
mengenai pemanfaatan tepung biji durian dalam pakan dengan berbagai level
terhadap ayam kampung umur 0 – 12 minggudalam ransum ayam kampung
ditinjau dari sudut analisis usaha

Universitas Sumatera Utara