Pengaruh Kompetensi Guru, Media Pembelajaran ,dan Disiplin Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTS Nurul Iman Tanjung Bulan Kecamatan Kasui Kabupaten Way Kanan

(1)

i

PENGARUH KOMPETENSI GURU, MEDIA PEMBELAJARAN,

DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MTS NURUL IMAN

TANJUNG BULAN KECAMATAN KASUI

KABUPATEN WAY KANAN

Tesis

Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Pendidikan Islam

Oleh M.Suba’i NPM. 1422010127

PROGRAM STUDI ILMU TARBIYAH

KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG


(2)

ii

PENGARUH KOMPETENSI GURU, MEDIA PEMBELAJARAN,

DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MTS NURUL IMAN

TANJUNG BULAN KECAMATAN KASUI

KABUPATEN WAY KANAN

Tesis

Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Pendidikan Islam

Oleh M.Suba’i NPM. 1422010127

Pembimbing I : Dr.Hasan Mukmin, MA Pembimbing II : Prof.Dr.H.M.Nasor, M.Si

PROGRAM STUDI ILMU TARBIYAH

KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG


(3)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : M. Suba‟i

NPM : 1422010127

Program Studi : Ilmu Tarbiyah

Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul: “PENGARUH KOMPETENSI GURU, MEDIA PEMBELAJARAN, DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIHDI

MTs NURUL IMAN” adalah benar-benar karya asli saya, kecuali yang disebutkan sumbernya. Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Bandar Lampung,Juli 2015 Yang Menyatakan,


(4)

iv

ABSTRAK

Pada saat ini proses belajar dipandang yang aktif dan parsitipatif, kurangnya kompetensi guru dalam mengaplikasikan Media Pembelajaran Power Point serta kurangnya sarana dan prasarana sekolah, rendahnya disiplin siswa, serta kurang optimalnya pengelolaan kelas sehingga menimbulkan pengaruh yang signifikan pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs Nurul Iman Tanjung Bulan Kecamatan Kasui Kabupaten Way Kanan.

Rumusan masalah dalam penenelitian ini adalah: 1). Seberapa besar pengaruh antara kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Nurul Iman 2). Apakah ada pengaruh antara media pEmbelajaranterhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Nurul Iman ?. 3). Apakah ada pengaru antara disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Nurul Iman ?. 4) Apakah ada pengaruh antara kompetensi guru, Media

Pembelajaran, dan disiplin belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar siswa

pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Nurul Iman Tanjung Bulan Kecamatan Kasui Labupaten Way Kanan.

Tujuan dari penelitian adalah: (1) Untuk mengetahui pengaruh antara kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqihdi MTs Nurul Iman Tahun Pelajaran. (2) Untuk mengetahui pengaruh antara Media pembelajaran

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqihdi MTs Nurul Iman. (3) Untuk mengetahui pengaruh antara disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih semester Genap di MTs Nurul Iman. (4) Untuk mengetahui pengaruh antara kompetensi guru,Media Pembelajaran , dan disiplin belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqihdi MTs Nurul Iman Tanjung Bulan Kecamatan Kasui Kabupaten Way Kanan

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penulis mengambil sampel sejumlah 52 orang, penulis mengambil sampel secara acak tanpa menggunakan strata menggunakan teknik sampel random sampling. Teknik pengumpulan data, yaitu studi kepustakaan dan studi lapangan (observasi, wawancara, dan angket). Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kualitatif dan kuantitatif. Alat bantu yang dibutuhkan untuk mengolah data statistik frekuensi dan prosentase, menggunakan bantuan komputer dengan software


(5)

v

PERSETUJUAN

Judul Tesis :”PENGARUH KOMPETENSI GURU,

MEDIAPEMBELAJARAN, DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIHDI MTS NURUL IMAN”

Nama : M. Suba‟i

NPM : 1422010127

Program Studi : Ilmu Tarbiyah

Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam

Telah disetujui untuk diajukan dalam ujian tertutup pada Program Pascasarjana IAINRaden Intan Lampung.

Bandar Lampung, Januari 2016 MENYETUJUI

Pembimbing I Pembimbing II

Dr, HASAN MUKMIN, M.A Prof.Dr.Hi.M.NASOR,M.Si

NIP. 19550710198503 1 002 NIP.19570715198703 1 003

Mengetahui,

Ketua Program Study Ilmu Tarbiyah

Dr.Hi.ACHMAD ASRORI, MA NIP. 195507I0198503 I 003


(6)

vi

PENGESAHAN

Tesis yang berjudul “PENGARUH KOMPETENSI GURU,MEDIA PEMBELAJARAN, DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIHDI MTs NURUL IMAN .” ditulis oleh M.Suba‟i, NPM.1422010127 telah diujikan dalam Sidang Ujian Terbuka Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Tim Penguji

Ketua : Dr. H. Ahmad Asrori, MA ( ... )

Sekretaris : Dr. Akmansyah, MA ( ... )

Penguji I : Dr. Hasan Mukmin, MA ( ... )

Penguji II : Dr. Nasir, S.Pd.M.Pd ( ... )

Mengetahui,

Kepala Direktur Program Pasca Sarjana IAIN Raden Intan Lampung

Prof.Dr. H.Idham Kholid, M.Ag NIP. 19601020198803 1 005


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telahmemberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesisini. Tesis ini merupakan penelitian kualitatif yang meneliti tentang “Pengaruh Kompetensi Guru,Media Pembelajaran, Dan Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqihdi MTs Nurul Iman”.

Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat diselesaikan berkat dukungan danbantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih kepadasemua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikankontribusi dalam penyelesaian tesis ini. Secara khusus, penulis menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Bapak. Prof. Dr.H.Idham Kholid, M.Ag , selaku Direktur Pascasarjana IAIN RadenIntan Lampung.

2. Bapak. Dr.Hasan Mukmin, M.A, selaku Pembimbing I dalam penyusunan tesisini yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi.

3. Bapak Prof.Dr.H.M.Nasor, M.Si, selaku Pembimbing II dalam penyusunan tesisyang selalu memberikan arahan dan saran.

4. Ibu.Hanik Lutfiyah, S.Pd.I selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Iman dan seluruh staf TU dan para dewan guru.

5. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan motivasi.

Penulis berharap kritikan dan saran yang konstruktif, sehingga dapatmemperbaiki penulisan dan penyusunan tesis ini menjadi lebih baik lagi dan penulis

berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Juli 2015 Penulis,


(8)

viii DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ORISINILITAS ...

ABSTRAK ………….………... LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING …………...

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI …….………...

KATA PENGANTAR ………….………... DAFTAR ISI ………….………... DAFTAR TABEL ……….……….……...

DAFTAR GAMBAR ………...………...

BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... C. Rumusan Masalah ... D. Hipotesis dan Kegunaan Penelitian ... E. Kerangka Pemikiran ...

I ii iv v vi vii

x xi

1 1 8 9 10 11


(9)

ix

BAB II LANDASAN TEORI ... A.1.Kompetensi Guru ...…...………….. A.1.1. Pengertian Kompetensi Guru ... A.1.2. Profil Kompetensi Guru ... A.2. Media Pembelajaran Infokus/Proyektor... …...…...

A.2.1. Pengertian Media ... A.2.2. Pengertian Media Pembelajaran ………...

A.2.3. Fungsi Media Pembelajaran ... A.2.4. Pemanfaatan Multimedia dalam Pembelajaran ... A.2.5 Klasifikasi Media Pembelajaran ... A.2.6. Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran ... A.2.7. Konsep Dasar Media Aplikasi Power Point ... A.2.7.1. Pengertian Perangkat Lunak (Software) ... A.2.7.2. Klasifikasi Perangkat Lunak ... A.2.7.3. Aplikasi Microsoft Power Point ... A.3. Disiplin... A.3.1. Pengertian Disiplin... A.3.2. Alasan Dilaksanakan Disiplin ...

11 13 16 24

25 25 22 28 34 34 37 38 40 42 44 47 47


(10)

x

A.3.3. Faktor-Faktor Kedisiplinan ... A.3.4. Pengertian Disiplin Belajar ... A.3.5. Unsur-Unsur Disiplin ... A.3.6. Perlunya Disiplin ... A.4. Hasil Belajar ... A.4.1. Pengertian Hasil Belajar ... A.4.2. Evaluasi Hasil Belajar ... A.4.3. Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil

Belajar ... A.5. Bidang Studi Fiqih... A.5.1. Pengertian Bidang Studi Fiqih ... A.5.2. Tujuan Bidang Studi Fiqih ... A.5.3. Ruang Lingkup Bidang Studi Fiqih... A.5.4. Tolok Ukur Prestasi Belajar Fiqih ...

BAB III METODE PENELITIAN ... A. Tempat dan waktu penelitian …... B. Jenis Penelitian ………...

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ...

49 51 62 62 72 73 77 77 78 80 80 81

84 88 88 90 92 93


(11)

xi

1. Populasi ... 2. Teknik Pengambilan Sampel ... D. Teknik Pengumpulan Data ...

E. Deskripsi Operasional Variabel ... ... F. Uji Validitas Dan Realibilitas ... 1. Uji Validitas ... 2. Uji Reliabilitas ... G. Uji Persyaratan Analisis ……… H. Teknik Analisis Data ...

BAB IV PENGAYAAN DAN ANALISIS DATA ... A. Gambaran Umum MTs Nurul Iman... B. Struktur Organisasi MTs Nurul Iman... ... C. Tugas dan Wewenang ... D. Visi dan Misi... E. Data Guru, Tenaga Pendukung, dan Siswa ……... F. Sarana Prasarana Sekolah ... G. Deskripsi Penelitian ...………... H. Analisis Penelitian... I. Pengujian Persyaratan Analisis... J. Pengajuan Hipotesis ...

95 95 96 97 97 98 99 100 104 104 108 109 111

118 118 119 120


(12)

xii

K. Interprestasi Hasil Penelitian...

BAB VI PENUTUP... ………...

A. Kesimpulan ... B. Rekomendasi ... DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

124 125 127 128 133 146 151 163

171 171 172


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan teknologi saat ini membawa berbagai perubahan dalam segala bidang. Peranan teknologi semakin dirasakan diberbagai sektor terutama dalam sektor bisnis, telekomunikasi, pemerintah, dan pendidikan. Teknologi sangat berperan dalam memajukan dunia pendidikan dan dapat membantu mencapai sasaran dan tujuan pendidikan. Penggunaan hasil teknologi dalam bidang projector, penggunaan alat-alat laboratorium dan penggunakan komputer seta berbagai produk yang berkaitan dengan komputer.1

Media merupakan sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Sementara menurut Briggs berpendapat bahwa Media Pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video, dan sebagainya. Jadi, Media Pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkap keras.2

Salah satu Media Pembelajaran yang saat ini semakin berkembang adalah media yang mempergunakan teknologi seperti pembelajaran dengan

1 Moenir, A.S, Pendekatan Manusia dan Organisasi Terhadap Pembinaan Kepegawaian, (Jakarta:

Gunung Agung, 2003), 12.

2 Akhmad Sudrajat, Media Pembelajaran” dalam


(14)

2

multimedia. Hal ini karena penyajian teknologi multimedia dapat menampilkan teks, suara, gambar, grafik, animasi sehingga dapat mengoptimalkan penggunaan seluruh panca indera dalam pembelajaran yaitu pendengaran. Penggunaan multimedia seharusnya mampu membantu proses pembelajaran sehingga lebih bermakna.3

Media Pembelajaran yang baik adalah media yang dapat melibatkan panca indera siswa aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sebagian besar (90%) hasil belajar diserap melalui indera penglihatan, 5% diserap oleh indera pendengaran, dan 5% melalui indera pengecap, penciuman, dan rabaan. Perolehan hasil belajar melalui indra penglihatan sebesar 75%, indra pendengaran 13%, dan melalui indera lainnya sebanyak 12%. Dari persentase di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perbandingan terbesar materi pembelajaran dapat diterima atau diserap oleh siswa adalah melalui indra penglihatan. Oleh karena itu Media Pembelajaran yang baik harus memiliki kriteria yang baik. Salah satu kriteria tersebut adalah tampilan visual yang jelas dan menarik karena Media Pembelajaran mempunyai fungsi sebagai alat untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan yang ingin dikirimkan oleh guru pada peserta didik.4

Media yang digunakan selama proses kegitan belajar mengajar sangatlah beragam. Oleh karena itu, perlu kiranya seorang guru menentukan, menemukan, memodifikasi, bahkan membuat sendiri Media Pembelajaran

3

Ibid., 18


(15)

3

yang bagus sehingga memudahkan pemahaman konsep yang akan disampaikan serta dapat membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan.

Pada saat ini kita semua memahami bahwa proses belajar dipandang sebagai proses yang aktif dan partisipatif, konstruktif, kumulatif, dan berorientasi pada tujuan pembelajaran. Salah satu Media Pembelajaran yang dapat mengajak siswa dalam pembelajaran adalah media mempergunakan

Power Point yang dapat menampilkan gambar bergerak dengan tata suara dan

tata warna yang disesuaikan dengan penggunaannya sehingga dapat merangsang ketetarikan siswa terhadap suatu materi, disamping interaksinya memungkinkan siswa berperan aktif dan mandiri begitu juga konsep pembelajaran yang dikemas dalam media Power Point dapat membantu siswa dalam memahami suatu konsep yang abstrak.5

Sampai saat ini software Power Point ini jarang digunakan guru yang ada di lapangan dalam menyajikan konsep Fiqih. Hal tersebut karena kurangnya sarana-prasarana yang dapat mendukung terlaksananya pembelajaran berbasis multimedia komputer. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang berbasis multimedia komputer minimal sebuah sekolah memiliki seperangkat sistem komputer, infocus (proyektor), programer dan sofware yang baik. Sehingga proses kegiatan pembelajaran dengan multimedia

software Power Point dapat disampaikan kepada peserta didik.

5

Oudo Teda Ena, Membuat Media Pembelajaran Interaktif dengan Piranti Lunak. Presentasi. ILCIC, (Yogyakarta :Universitas Sanata Dharma, 2007), 22


(16)

4

Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan ketentuan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu: pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang berlangsung secara teratur, bertingkat dan berkesinambungan. Sedangkan pendidikan non formal adalah pendidikan yang dilakukan secara tertentu tetapi tidak mengikuti peraturan yang ketat. Sekolah sebagai lembaga formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi siswa. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, belajar menjadi lebih mudah diterapkan. Pengetahuan mengenai cara belajar yang efisien pada umumnya berupa unsur-unsur untuk bekerja atau belajar yang teratur seseorang akan memperoleh hasil yang baik.6

Mata Pelajaran Fiqih pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani. Terbukti dengan banyaknya permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan kepribadian siswa. Pelajaran Fiqih diberikan kepada semua jenjang pendidikan dimulai dari sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi (PT) yang dirangkum dalam pelajaran pendidikan Islam (Sekolah umum) dan Mata

6


(17)

5

Pelajaran Fiqih (pada madrasah). Oleh karena itu pelajaran Fiqih hendaknya diusahakan menjadi pelajaran yang menarik dan menyenangkan.7

Usaha untuk membantu pendidikan tersebut, akhirnya diusahakan dengan membentuk suatu lembaga pendidikan. Pembentukan lembaga pendidikan (sekolah-sekolah), ada yang diusahakan oleh pemerintah dan ada juga yang diusahakan oleh swasta. Kegiatan-kegiatan di suatu lembaga pendidikan (sekolah) ditujukan untuk mendidik dan membekali anak dengan berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dapat bermanfaat untuk masa depannya. Faktor guru, fasilitas sekolah, sarana dan prasarana yang memadai, sangat mendukung pendidikan anak di lingkungan sekolah.

Anak sebagai peserta didik menjadi sasaran utama dalam kegiatan pendidikan, di mana mereka diharapkan dapat mencapai keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam menguasai materi pelajaran, prestasi belajar yang dicapai siswa, ketrampilan dan kebenaran dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru dan lain-lain.

Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa yang menunjukkan tingkat keberhasilan belajarnya, dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar diri siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat kita bedakan menjadi dua golongan yaitu: (1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri, disebut faktor individual dan (2) Faktor yang ada di luar individu, yang disebut faktor sosial.


(18)

6

Yang termasuk ke dalam faktor individual adalah faktor kematangan / pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedang yang termasuk faktor sosial adalah faktor keluarga / keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.

Disiplin termasuk ke dalam salah satu faktor pribadi yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa. Disiplin belajar siswa yang baik atau dapat dikatakan tinggi akan dapat mendorong siswa meraih prestasi yang tinggi pula. Namun kenyataannya, tingkat disiplin belajar siswa di sekolah antara siswa yang satu dengan yang lain berbeda. Dikarenakan adanya pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah yang berbeda-beda pula.

Hal ini dapat dilihat pada siswa MTs Nurul Iman. Beberapa dari mereka banyak mengabaikan tanggung jawabnya sebagai pelajar yang ditunjukkan dalam sikap dan tindakannya seperti: tidak mengikuti upacara, tidak masuk kelas sebelum guru datang walaupun bel sudah berbunyi, ramai di kelas saat guru menjelaskan, melalaikan tugas yang diberikan guru, melanggar tata tertib sekolah, membolos, yang kesemuanya itu mencerminkan kurangnya disiplin belajar mereka. Salah satu hal yang mendasari disiplin belajar siswa adalah timbulnya kesadaran siswa untuk mau melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas belajarnya dengan baik, sesuai dengan tanggung jawabnya sebagai pelajar.


(19)

7

Kenyataannya, di MTs Nurul Iman masih banyak ditemui siswa yang kurang disiplin. Hal ini dapat dilihat dari data ketidakdisiplinan siswa selama semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015 sebagai berikut :8

Tabel 1.1.

Ketidakdisiplinan Siswa Selama Semester I Tahun Ajaran 2014/2015

No Kasus

Banyaknya Siswa Yang

Melanggar Keterangan

Kelas

VII KelasVIII Kelas IX

Jumlah Siswa Tahun

Akademik 2014/2015:

106 orang 1 Terlambat masuk

sekolah

16 13 12

2 Tidak masuk sekolah alasan:

a. Sakit b. Ijin c. Alpha

8 7 6 14 12 13 4 6 3 3 Terlambat mengikuti

upacara

12 11 12

4 Tidak mengikuti upacara

6 6 6

5 Meninggalkan sekolah/membolos

13 7 9

6 Terlambat membayar SPP

11 14 12

Adanya ketidakdisiplinan dikarenakan kurangnya kesadaran orang tua terhadap pendidikan putra-putrinya dan kurangnya perhatian terhadap proses belajar siswa di rumah. Begitu pula dengan lingkungan sekolah yang belum optimal dalam pelaksanaan tata tertib sekolah, belum adanya sanksi yang benar-benar mendidik, fasilitas belajar yang masih dirasa kurang, guru-guru


(20)

8

yang kurang profesional, serta ada beberapa sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai.

Disinilah perlu dioptimalkan bagaimana tindak lanjut dalam meningkatkan prestasi melalui pelaksanaan disiplin belajar siswa, kompetensi guru, serta fasilitas belajar yang kurang memadai yang sangat berpengaruh dan diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan. Karena sebagian besar waktu yang dimiliki siswa banyak di rumah, maka peran orang tua tidak dapat diabaikan. Dikarenakan proses kedisiplinan dimulai dari rumah, sehingga peran orang tua dalam memantau dan memberikan perhatian terhadap pendidikan putra putrinya sangat penting. Disamping itu pihak sekolah juga harus menanamkan sikap kedisiplinan pada seluruh komponen yang ada di sekolah baik kepala sekolah, guru, murid dan lainnya. Sekolah juga harus menyediakan fasilitas belajar yang lengkap serta memadai. Dan tidak kalah penting, tata tertib sekolah harus dilaksanakan secara bertanggung jawab oleh semua warga sekolah.

B. Identifikasi Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Masih rendahnya kemampuan guru dalam mengembangkan diri secara terus menerus (continuous inprovement).

2. Belum optimalnya kemampuan personal dari guru.


(21)

9

4. Belum optimalnya siswa dalam mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan sekolah.

5. Kurangnya penggunaan Media Pembelajaran di MTs Nurul Iman sehingga siswa merasa bosan dan kurang tertarik.

6. Kurangnya pemahaman guru akan Media Pembelajaran sehingga guru jarang menggunakan media berbasis ICT khususnya powerpoint di MTs Nurul Iman.

7. Rendahya hasil belajar mata pelajaran Fiqih siswa di kelas pada MTs Nurul Iman.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian pembatasan masalah sangatlah penting, sehingga masalah utama dan obyek yang diteliti bisa tercapai dan agar permasalahan tidak meluas, maka penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini yaitu:

1. Pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Fiqih semester Genap di MTs Nurul Iman Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Pengaruh Power Point terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Fiqih semester Genap di MTs Nurul Iman Tahun Pelajaran 2014/2015. 3. Pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran


(22)

10

4. Pengaruh kompetensi guru, Power Point, dan disiplin belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Fiqih semester Genap di MTs Nurul Iman Tahun Pelajaran 2014/2015.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, serta pembatasan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut :

1. Seberapa besar pengaruh signifikan antara kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Fiqih semester Genap di MTs Nurul Iman Tahun Pelajaran 2014/2015?

2. Apakah ada pengaruh signifikan antara Power Point terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Fiqih semester Genap di MTs Nurul Iman Tahun Pelajaran 2014/2015?

3. Apakah ada pengaruh signifikan antara disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Fiqih semester Genap di MTs Nurul Iman Tahun Pelajaran 2014/2015?

4. Apakah ada pengaruh signifikan antara kompetensi guru, Power Point, dan disiplin belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Fiqih semester Genap di MTs Nurul Iman Tahun Pelajaran 2014/2015?


(23)

11 E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh antara kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Fiqih semester Genap di MTs Nurul Iman Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Untuk mengetahui pengaruh antara Power Point terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Fiqih semester Genap di MTs Nurul Iman Tahun Pelajaran 2014/2015.

3. Untuk mengetahui pengaruh antara disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Fiqih semester Genap di MTs Nurul Iman Tahun Pelajaran 2014/2015.

4. Untuk mengetahui pengaruh antara kompetensi guru, Media Pembelajaran

Power Point, dan disiplin belajar secara bersama-sama terhadap hasil

belajar siswa pada Mata Pelajaran Fiqih semester Genap di MTs Nurul Iman Tahun Pelajaran 2014/2015.

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Penulis

a. Mencoba penerapan ilmu dan teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan berlangsung pada program Pascasarjana serta membandingkan dengan kondisi yang terjadi pada saat ini, serta


(24)

12

melatih kemampuan berpikir dan menganalisa masalah secara sistematis dan mencari keluar terhadap permasalahan tersebut.

b. Untuk memenuhi salah syarat guna memperoleh gelar Magister Manajemen Pendidikan pada Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

2. Bagi Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman

a. Diharapkan sebagai bahan pertimbangan pihak manajemen dalam meningkatkan kebijaksanaan yang berkenaan dengan kompetensi guru, pembelajaran media Power Point, disiplin belajar siswa serta hasil belajar siswa pada pelajaran Fiqih.

b. Dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada manajemen Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman dalam bentuk saran-saran.

3. Bagi Kajian Ilmiah

a. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi yang cukup bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang manajemen pendidikan yang berkaitan dengan tingkat pendidikan guru, kompetensi profesionalisme guru, kepuasan kerja, serta kinerja guru. b. Hasil dari penelitian ini diharapkan juga menambah referensi tentang

penelitian khusus mengenai kompetensi guru, pembelajaran media Media Pembelajaran Power Point, disiplin belajar siswa serta hasil belajar siswa pada pelajaran Fiqih.


(25)

13 G. Hasil Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian Faturrahman (2002) yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Power Point Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Sub Konsep Reproduksi diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan media Power Point dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan apabila dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Sementara itu Siswandi (2000) diperoleh kesimpulan bahwa Media Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa, namun peningkatannya tidak berarti (kecil).

Berdasarkan hasil penelitian Agustin Wardiyati. (2007). Hubungan Antara Motivasi Dengan Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam (Studi Penelitian Pada Siswa Kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1) Motivasi siswa dalam mempelajari bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang menunjukkan bahwa siswa mempunyai motivasi yang sedang atau cukup. 2) Prestasi belajar yang diraih oleh siswa SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar yang dievaluasikan oleh guru bidang studi Pendidikan Agama Islam dapat dikualifikasikan pada tingkat sedang. 3) Ada korelasi yang signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa dalam mempelajari bidang studi Pendidikan Agama Islam sekalipun tingkat korelasinya tergolong lemah atau rendah.


(26)

14

Berdasarkan hasil penelitian Memet (2007) berjudul ”Pengaruh

Media Aplikasi Microsoft Power Point terhadap Atensi Belajar Matematika

Anak Tunagrahita Ringan”. Mendapat hasil bahwa terjadi perubahan perilaku dari subjek penelitian yaitu anak tunagrahita ringan ditandai dengan lebih aktif dan lebih lama dalam mengikuti pembelajaran, yang tadinya sebelum diintervensi hanya mampu bertahan pada level 35 menit, setelah diintervensi menggunakan aplikasi Power Point naik menjadi mean level 54,55 menit. Merujuk pada penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa media aplikasi

microsoft Media Pembelajaran Power Point dapat memberikan pengaruh ke

arah yang lebih baik terhadap atensi belajar siswa yang diasumsikan dengan meningkatkan prestasi belajar pada siswa yang bersangkutan.

Berdasarkan hasil penelitian Lilia Fathimah (2010) tentang Hubungan Motivasi Berprestasi Dan Kemandirian Belajar Dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Pada Siswa SMK Pariwisata Tadika Puri. Berdasarkan hasil penelitian, ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima. (1) Ada hubungan signifikan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Pariwisata Tadika Puri Tahun Pelajaran 2010/2011, hal ini dapat dijelaskan dengan uji signifikansi thitung > ttabel (5,668 > 1,987) dan taraf signifikansi 0,000 < 0,05. Nilai ry1 sebesar 0,573 berada pada tingkat hubungan cukup kuat. (2) Ada hubungan signifikan antara kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Pariwisata Tadika Puri Tahun Pelajaran 2010/2011, hal ini dapat dijelaskan dengan uji signifikansi


(27)

15

thitung > ttabel (4,558 > 1,987) dan taraf signifikansi 0,000 < 0,05. Nilai ry2 sebesar 0,514 berada pada tingkat hubungan cukup kuat. (3) Ada hubungan signifikan antara motivasi berprestasi dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Pariwisata Tadika Puri Tahun Pelajaran 2010/2011, hal ini dapat dijelaskan dengan uji signifikansi Fhitung > Ftabel 39,199 > 3,09) dan taraf signifikansi 0,000 < 0,05. Nilai R sebesar 0,669 berarti mempunyai hubungan yang positif dan berada pada tingkat hubungan kuat.

Berdasarkan hasil penelitian Suradi. S. (2011) Pengaruh Media Pembelajaran Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Konsep Dasar Ekologi Di SMP 4 Bojong Pekalongan. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Media Pembelajaran dengan hasil belajar IPA pada materi pelajaran Konsep Dasar Ekologi pada siswa SMP Negeri 4 Bojong Kabupaten Pekalongan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai thitung sebesar 3,615 dengan taraf signifikansi α = 0,001 < 0,05 sehingga Ho ditolak. Selain itu, pengaruh yang diberikan Media Pembelajaran terhadap hasil belajar sebesar 13,07%. 2) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar IPA pada materi pelajaran Konsep Dasar Ekologi pada siswa SMP Negeri 4 Bojong Kabupaten Pekalongan yang didukung oleh nilai thitung sebesar 2,023 dengan taraf signifikansi α = 0,001 < 0,05. Selain itu, pengaruh yang diberikan motivasi belajar terhadap hasil belajar sebesar 3,98%. 3) Terdapat pengaruh secara bersama-sama antara


(28)

16

penggunaan Media Pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar yang ditunjukkan oleh hasil perhitungan Fhitung = 8,40 dengan nilai signifikansi sebesar α = 0,000, signifikan pada α 1% yang menunjukkan ketepatan model penelitian.

H. Kerangka Pemikiran

1. Pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar Fiqih

Inti dari proses pendidikan adalah proses belajar mengajar dimana terjadi serangkaian perilaku guru dan siswa berdasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam interaksi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Pada masa lalu kebanyakan proses belajar mengajar berjalan searah, siswa hanya menyimak dan mendengarkan informasi atau ilmu pengetahuan dari guru sehingga siswa pasif dan kurang kreatif karena siswa hanya dipandang sebagai objek, tentu saja hal ini sangat merugikan. Kini pandangan terhadap siswa telah berubah, siswa dipandang sebagai subjek atau unsur yang pokok bukan hanya sebagai pendukung. Guru sebagai pengajar hendaknya dapat membimbing dan menjadi manusia-manusia aktif, kreatif yang beriman.

Kompetensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. Selanjutnya menurut Wrightman dalam Usman mengatakan bahwa peranan guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan


(29)

17

kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya.9

Guru sebagai pendidik dan pengajar di sekolah atau tepatnya di dalam kelas, memiliki kewajiban mengatur jalannya proses pembelajaran dapat bekerjasama dan berhubungan erat dengan siswanya. Di samping itu, seorang guru berkewajiban pula membangkitkan minat serta semangat siswanya untuk belajar, membangun dan memelihara kekeluargaan, kekompakan dan persatuan, mengembangkan pengajaran di dalam kelas, mengetahui rencana sekolah dan tahu bagaimana menjalankannya, memperhatikan dan mengusahakan keinginan siswa yang berbeda karakternya.

Guru merupakan pemegang peranan yang amat penting dalam keberhasilan proses pembelajaran. Keberadaan guru berpengaruh pada kualitas pembelajaran yang berhubungan langsung dengan objek didik (siswa). Oleh karena itu guru harus mempunyai kemampuan yang memadai dan pandangan yang luas yang dapat mendukung pada profesinya serta harus memiliki sikap yang bertanggung jawab pada tugas yang diembannya.

Mengingat guru merupakan unsur terpenting yang dapat menentukan baik dan tidaknya, berkualitas dan tidaknya serta berhasil dan tidaknya suatu proses pembelajaran, maka guru harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan proses belajar


(30)

18

mengajar (pembelajaran). Kompetensi ini diperlukan agar dalam mengerjakan tugas-tugasnya guru dapat melaksanakannya dengan baik yang pada akhirnya menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berprestasi tinggi. Kegagalan dalam proses pembelajaran tidak sedikit yang disebabkan oleh kurangnya kompetensi guru dalam menjalankan tugas-tugasnya serta kurangnya profesionalitas guru. Tidak sedikit guru melaksanakan tugas tidak sesuai dengan kemampuannya serta masih ada guru yang bersikap kurang bertanggung jawab pada tugas yang diembannya dan kurang bersikap professional. Hal ini merupakan salah satu sebab prestasi siswa suatu sekolah rendah dan kualitasnya tidak sesuai yang diharapkan.

2. Pengaruh media Power Point terhadap hasil belajar Fiqih

Pndangan behavioristik baik yang dikenal dengan Stimulus-Respon

atau teori Stereo-Behavior, maupun teori operant conditioning

menekankan bahwa pola-pola perilaku seserang dibentuk melalaui proses kebiasaan dan pengukuhan (reinforcement) dengan mengkondisikan stimulus (conditioning) dalam lingkungan (enveronmentalistik). Dengan demikian, perubahan perilaku (behavior change) akan terjadi. Pola urutan mekanisme itu digambarkan melingkar, yang berarti bilamana kebutuhan itu dapat dipenuhi secara memuaskan maka pola mekanisme itu akan diulang kembali (stereotype behavior).10

Gambar 2.1.

Pola Mekanisme Perubahan Perilaku

10

Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Rosda Karya Remaja, 2001), 26


(31)

19

Hal ini mengandung makna bahwa apabila seseorang menemukan kepuasan atau ketertarikan pada suatu objek atau kegiatan, maka objek atau kegiatan tersebut akan diperhatikan atau akan diulang kembali.

Operant conditioning yang dikemukakan oleh BF Skinner sebagai

berikut: “Operant Conditioning merupakan intervensi pembelajaran dengan menggunakan stimulus, yang dalam hal ini Media Aplikasi Power

Point yang menarik (dalam arti mengandung unsur gambar/grafik, warna,

suara, dan animasi/gerakan) akan terjadai belajar secara interaktif, maka sebagai akibatnya (consequencies) siswa memperhatikan objek tersebut secara seksama dan dapat mempertahankan perhatian (attention) lebih lama karena adanya stimulus dorongan kepuasan pada dirinya. Yang pada gilirannya prestasi belajar siswa dalam mempelajari objek tersebut akan

Motive

Rasa Puas/lega atau kecewa

Perilaku Instrumen


(32)

20

lebih meningkat.11 Demikian halnya pada pokok bahasan Fiqih pada Siswa

Semester Genap di MTs Nurul Iman.

3. Pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar Fiqih

Disiplin adalah sikap patuh terhadap peraturan yang berlaku, sikap disiplin sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sikap tersebut dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dan kondusif untuk belajar, dengan bersikap disiplin siswa dapat mencapai tujuan belajar. Sikap disiplin merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Apabila seorang siswa memiliki sikap disiplin dalam kegiatan belajarnya, maka kepatuhan dan ketekunan belajarnya akan terus meningkat sehingga membuat prestasi belajar meningkat juga.

Jadi apabila siswa memiliki sikap disiplin yang tinggi dalam kegiatan belajar tentunya prestasi belajar yang diperoleh menjadi baik. Sebaliknya jika siswa tidak memiliki sikap disiplin dalam belajar maka kegiatan belajarnya tidak terencana dengan baik sehingga kegiatan belajarnya tidak teratur dan membuat prestasi belajar akan menurun.

Hasil penelitian Untatik Setiyo (Pendidikan Matematika) tahun 2007 menyatakan bahwa disiplin belajar terhadap prestasi belajar memberikan SR sebesar 52,33% dan SE sebesar 40,5.%. Sedangkan Nanik Murwani tahun 2007 menyatakan bahwa dari (SE) dan (SR) Disiplin

11

J.L Briggs, Nstruction Design; Principle and Aplication, (New York: Educational Technology Publication Inc, 1997), 10


(33)

21

Belajar terhadap Prestasi Belajar memberikan sumbangan relatif 62,92 % dan sumbangan efektif sebesar 31,92 %”.

4. Pengaruh kompetensi guru, Power Point, dan disiplin belajar terhadap hasil belajar Fiqih

Guru perlu memiliki kemampuan dalam mengembangkan media komunikasi, guru harus memandang masa depan sebagai sebuah tantangan. Mereka menyadari bahwa perkembangan media komunikasi tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, meraka akan berusaha memanfaatkan perkembangan era modern dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan profesionalitas dirinya. Mereka merasa bahwa guru adalah tenaga profesional, bukan

“tukang” yang hanya bekerja melaksanakan sebuah “perintah”. Oleh

karena itu, sikap yang tepat bagi seorang guru adalah cepat menyesuaikan diri. Guru perlu segera mereposisi perannya dan memahami perannya dalam dunia pendidikan. Pada saat ini guru tidak lagi harus menjadi orang yang paling tahu di kelas. Namun ia harus mampu menjadi fasilitator belajar bagi siswanya. Di sekitar lingkungan kita sudah banyak media komunikasi yang tersedia, baik media yang memang dirancang untuk belajar maupun memanfaatkan media pada rancangan awalnya sumber belajar tersebut tidak dimaksudkan secara khusus untuk kepentingan pembelajaran. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dijadikan sebagai tantangan untuk meningkatkan profesionalitas guru.


(34)

22

Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Dari sumber lain menyebutkan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Media dapat kita artikan sebagai segala sesuatu yang menjadi perantara atau penyampai informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Untuk menyampaikan pesan pembelajaran dari guru kepada siswa, biasanya guru menggunakan alat bantu mengajar (teaching aids) berupa gambar, model, atau alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar, serta mempertinggi daya serap atau yang kita kenal sebagai alat bantu baik audio maupun visual.

Salah satu hal yang turut mempengaruhi kemampuan siswa dalam memahami Fiqih adalah pendekatan yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Ada kemungkinan seorang siswa mempunyai kemampuan yang sedang atau rendah, namun keadaan pendekatan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru menarik atau sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan maka pemahaman Fiqih menjadi cepat dan prestasi belajarnya pun lebih tinggi.

Dengan menerapkan pembelajaram cooperatif learning dengan

jigsaw learning, dengan tujuan tetap mempertahankan keaktifan siswa

melaui belajar Fiqih. Dengan menerapkan metode jigsaw learning, mampu mempertahankan siswa lebih berperan aktif dalam belajar.

Dengan metode ini siswa dapat meningkatkan partisipasi belajarnya, selain itu siswa mampu mengambil hikmah yang terkandung


(35)

23

pada materi pembelajaran. Hal ini dapat diamati dari prestasi hasil belajar, disiplin dalam mengerjakan tugas, disiplin dalam melaksanakan sholat dhuhur dan sholat jum‟at di sekolah. Kerangka berpikir merupakan sintesis tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.12

Kerangka pemikiran ini dinyatakan dalam bentuk skema sederhana yang memuat pokok-pokok penelitian dan hubungannya. Kerangka pemikiran dalam bentuk skema ini diharapkan dapat menggambarkan isi penelitian dan identifikasinya sehingga sumber pengolahan datanya terarah kerangka pemikiran yang akan penulis kemukakan adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2. Kerangka Berfikir13

Keterangan:

X1 : Kompetensi guru

12 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: CV. Alfabeta, Edisi kedua, 2001), 34 13

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alpabeta, 2005), 217 X1

X2

Ha1 Ha2

Y

Ha4


(36)

24 X2 : Media Power Point

X3 : Disiplin belajar Y : Hasil Belajar Fiqih

I. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka peneliti menetapkan hipotesis yaitu dugaan sementara dari suatu penelitian yang perlu dibuktikan kebenarannya. Adapun hipotesis yang diajukan adalah : Ha1 : Ada pengaruh signifikan antara kompetensi guru terhadap hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Fiqih semester Genap di MTs Nurul Iman Tahun Pelajaran 2014/2015.

Ha2: Ada pengaruh signifikan antara Power Point terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih semester Genap di MTs Nurul Iman Tahun Pelajaran 2014/2015.

Ha3: Ada pengaruh signifikan antara disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih semester Genap di MTs Nurul Iman Tahun Pelajaran 2014/2015.

Ha4: Ada pengaruh signifikan antara kompetensi guru, Power Point, dan disiplin belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih semester Genap di MTs Nurul Iman Tahun Pelajaran 2014/2015.


(37)

25

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kompetensi Guru

A.1. Pengertian Kompetensi Guru

Dalam bahasa Inggris terdapat minimal tiga istilah yang mengandung makna apa yang dimaksud dengan kompetensi, yakni :

a. Competence (n) is being competent, ability (to the work)

b. Competence (adj) refers to (person) having ability, power, authority, skill, knowledge, etc (to do what is needed)

c. Competency in rational performance which satisfactoryly

maats the objectives for a desired condition.1

Definisi pertama menunjukan bahwa kompetensi itu pada dasarnya menunjukan kepada kecakapan atau kemampuan untuk mengerjakan sesautu pekerjaan. Definisi kedua menunjukkan lebih lanjut bahwa kompetensi itu pada dasarnya merupakan suatu sifat (karakteristik) orang-orang kompeten, yakni memiliki kecakapan, daya (kemampuan), otoritas (kewenangan), kemahiran (keterampilan), pengetahuan dan sebagainya untuk mengerjakan apa yang diperlukan. Kemudian definisi ketiga, lebih jauh lagi bahwa kompetensi adalah menunjukkan kepada tindakan (kinerja) rasional yang dapat mencapai tujuan-tujuannya secara memuaskan berdasarkan kondisi (prasyarat) yang diharapkan.2

“Kompetensi pada dasarnya merupakan seperangkat kemampuan standar yang diperlukan untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara maksimal”.

1 Makmun, Abin Syamsuddin, Psikologi Pendidikan, (Bandung :PT Rosda Karya Remaja, 2001),1. 2


(38)

26

Makna kompetensi dipandang sebagai pilar atas teras kinerja suatu profesi atau dalam konteks ini adalah kinerja para guru. Karakteristik kompetensi sebagai berikut:3

a. Mampu melakukan sesuatu pekerjaan tertentu secara rasional, dalam arti ia harus memiliki visi dan misi yang jelas mengapa ia melakukan apa yang dilakukannya berdasarkan analisis kritis dan pertimbangan logis dalam membuat pilihan dan mengambil keputusan tentang apa yang dikerjakan.

b. Menguasai perangkat pengetahuan (teori dan konsep, prinsip dan kaidah, hipotesis dan generalisasi, data dan informasi, dan sebagainya) tentang seluk-beluk apa yang menjadi bidang tugas pekerjaannya.

c. Menguasai perangkat keterampilan (strategis dan taktik, metode dan teknik, prosedur dan mekanisme, sarana dan instrumen, dan sebagainya) tentang cara bagaimana dan dengan apa harus melakukan tugas pekerjannya.

d. Memahami perangkat persyaratan ambang (basic standards) tentang ketentuan kelayakan normatif minimal kondisi dari proses yang dapat dapat ditoleransikan dan kriteria keberhasilan yang dapat diterima dari apa yang dilakukannya.

e. Memiliki daya (motivasi) dan citra (aspirasi) unggulan dalam melakukan tugas pekerjaannya. Ia bukan sekedar puas dengan

3


(39)

27

memadai persyaratan minimal, melainkan berusaha mencapai yang sebaik mungkin (profesiencies).

f. Memiliki kewenangan (otoritas) yang memancar atas penguasaan perangkat komperensinya yang dalam batas tertentu dapat didemostrasikan (observable) dan teruji (measurable), sehingga memungkinkan memperoleh pengakuan pihak berwenang

(certifiable).

Di balik kinerja yang ditunjukkan dan teruji dalam melakukan sesuatu pekerjaan khas tertentu itu terdapat sejumlah unsur kemampuan yang menyimpang dan menunjangnya dan secara keseluruhan terstruktur merupakan suatu kesatuan terpadu yang dikonseptualisasikan pada enam komponen yaitu:4

(a) performance component, (b) subject component, (c) profesional

component, (d) proses component, (e) adjustment component, dan (f)

attitudes component”.

Dari keenam unsur yang membangun secara utuh suatu model perangkat kompetensi dalam suatu bidang keahlian atau koprofesian itu pada dasarnya dapat diidentifikasikan ke dalam dua gugus kompetensi, yaitu : (1)

generic competencies (performance competencies), dan (2) enabling

competencies.

Gugus pertama disebut generic competencies, maksudnya bahwa perangkat kompetensi yang mesti ada pada suatu bidang pekerjaan profesional tertentu, karena justru dengan adanya perangkat kompetensi inilah dapat

4


(40)

28

dibedakannya dari jenis dan atau bidang pekerjaan profesional lainnya. Jadi

generic competencies guru. Rincian dan jumlah perangkat generic

competencies” itu mustahil dapat menguasai “generic competencies”.

Gugus perangkat kompetensi pertama pada dasarnya akan diperoleh dan terbina serta tumbuh kembang melalui praktik pengalaman lapangan (field training) yang terstruktur dan terawasi (supervised) secara memadai dalam jangka waktu tertentu (sekitar 1-2 tahun). Tampak jelas, bahwa untuk memperoleh pengalaman lapangan seperti itu, hanya dimungkinkan setelah

“enabling competencies” terselesaikan terlebih dahulu yang lazimnya dilakukan melalui program perkuliahan biasa.

A.1.2. Profil Kompetensi Guru

Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Bab VII dan PP RI No. 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan. Kompetensi yang harus dimiliki guru mengajar di Sekolah Menengah Pertama adalah :

a. Menguasai materi pembelajaran;

b. Mampu menyusun perencanaan kegiatan pembelajaran;

c. Mampu menyusun dan melaksanakan evaluasi kegiatan pembelajaran;

d. Mampu menyajikan materi pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran;

e. Menguasai metode pembelajaran; f. Menguasai manajemen kelas;


(41)

29

h. Memahami kurikulum dan mampu program pembelajaran yang mengacu pada kurikulum;

i. Merencanakan dan melaksanakan bimbingan terhadap peserta didik;

j. Memiliki kemampuan mengajar yang dibuktikan dengan ijazah (legalitas formal);

k. Sekurang-kurangnya lulusan D III dan PGSMP.

Kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan. kompetensi guru menunjukkan performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi tentang kompetensi guru.

Jadi pada dasarnya kompetensi dapat diaktualisasikan dalam bentuk tampilan prestasi kerja atau kinerja guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Kompetensi di pandang sebagai pilar atau data kinerja dari sesuatu profesi, hal ini mengandung implikasi bahwa seorang profesional yang kompeten harus dapat menunjukkan karakteristik yang utama antara lain:

a. Mampu mengajarkan sesuatu secara rasional;

b. Menguasai perangkat pengetahuan (teori dan konsep, prinsip dan kaidah hipotesisi dan generalisasi, data dan informasi) tentang seluk beluk apa yang menjadi tugas pekerjaannya;

c. Menguasai perangkat keterampilan (strategi dan taktik, metode dan teknik prosedur dan mekanisme, sasaran dan instrumen) tentang cara bagaimana dan dengan apa harus melakukan tugas pekerjaannya;


(42)

30

d. Memahamoi perangkat persyaratan ambang (basisi standars)

tentang ketentuan kelayakan normatif minimal kondisi dari proses yang dapat ditoleransi dan kriteria keberhasilan yang dapat diterima dari apa yang dilakukannya, (the minimal acceptable performances);

e. Memiliki daya (motivasi) dan citra (aspirasi) unggulan dalam melakukan tugas pekerjaannya;

f. Memiliki kewenangan (otoritas) yang memancar atas penguasaan perangkat kompetensinya yang dalam batas tertentu dapat didemonstrasikan (observeble) dan teruji (measurment) sehingga memungkinkan memperoleh pengakuan pihak berwenang (certifiable).

Kompetensi yang termasuk ke dalam profil standar kompetensi guru antara lain:5

a. Penguasaan bidang studi/mata pelajaran, menyangkut kemampuan guru dalam: (1) menguasai kurikulum yang berlaku serta pendalaman terhadap disiplin ilmu yang menjadi tugas pokoknya, (2) mengajar dengan memperhatikan karakteristik ilmu yang dikuasainya, (3) memilih bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum, (4) memilih strategi pembelajaran agar siswa dapat menyerap ilmu yang diajarkannya;

5

Saud, Husnan dan Hadjarahman, Manajemen Personalia. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1986), 21.


(43)

31

b. Pemahaman terhadap peserta didik menyangkut kemampuan guru dalam aspek fisik dan psikologik peserta didik sesuai dengan tingkat perkembangannya;

c. Penguasaan pembelajaran yang mendidik, menyangkut upaya guru dalam melakukan proses belajar mengajar yang mengarah kepada pendewasaan peserta didik secara proporsional;

d. Pengembangan kepribadian dan keprofesionalan, menyangkut upaya guru dalam meningkatkan kapasitas diri (capability

building) untuk mampu berkompetisi dengan yang lain di era

persaingan yang demikian ketat.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 2 Tahun 1989 dapat dirumuskan bahwa kompetensi guru adalah sebagai berikut:

a. Kompetensi kepribadian, meliputi:

1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2) Memiliki akhlak terpuji yang diperlukan untuk kepentingan pelaksanaan tugas pendidikan dan pengajaran;

3) Disiplin dalam melaksanakan tugas sebagai guru; 4) Berfikir alternatif dan terbuka;

5) Peka terhadap perubahan dan pembaharuan;

6) Berwibawa di hadapan siswa dan mitra pendidikan lainnya; 7) Mencintai tugas / profesi sebagai guru.


(44)

32

1) Menguasai bahan mata pelajaran yang dibinanya dan bahan lain yang berkaitan dengan mata pelajarannya tersebut;

a) Menguasai landasan kependidikan, b) Menguasai kurikulum yang berlaku,

c) Memahami isi buku-buku teks mata pelajaran yang dibinanya,

d) Menguasai bahan pendalaman, pengayaan, atau aplikasi mata pelajaran.

2) Merencanakan program pengajar; a) Membuat prohram tahunan, b) Membuat program semester, c) Membuat analisa materi pelajaran, d) Membuat persiapan mengajar, e) Membuat rencana pengajaran. 3) Mengelola kelas:

a) Mengatur tata ruang (setting)kelas,

b) Meminimalisir atau mengantisipasi adanya gangguan saat proses belajar mengajar,

c) Menggunakan prosedur pengelolaan kelas bersifat kuratif, d) Mengenal karakteristik perilaku kelas,

e) Menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk terlaksananya proses belajar mengajar yang baik dan lancar.


(45)

33

4) Melaksanakan proses belajar mengajar:

a) Memiliki keterampilan dalam membuka dan menutup pelajaran,

b) Memiliki keterampilan dalam menjelaskan atau menerangkan materi pelajaran,

c) Memiliki keterampilan dalam bertanya,

d) Memiliki keterampilan dalam mengadakan variasi (gaya, bahan, media, pola interaksi, dan kegiatan siswa),

e) Memiliki keterampilan dalam memberikan penguatan atas perilaku dan prestasi siswa,

f) Memiliki keterampilan dalam membimbing diskusi,

g) Memiliki keterampilan dalam menggunakan berbagai faslitas yang ada untuk kepentingan efektivitas dan mengajar,

h) Memiliki keterampilan dalam mengajar perorangan, kelompok kelas,

i) Memiliki keterampilan dalam memadukan berbagai metode pengajaran.

5) Mampu menilai evaluasi prestasi belajar siswa : a) Ulangan harian,

b) Ulangan semester, c) Ujian Akhir Nasional,


(46)

34

7) Mampu menyelenggarakan program bimbingan dan penyuluhan.

a) Terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar b) Terhadap siswa yang berbakat.

8) Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk kepentingan pengajaran.

a) Melaksanakan penelitian.

b) Membuat laporan hasil penelitian. c. Kompetensi sosial :

1) Memeiliki kemampuan berkomunikasi efektif dengan siswa.

2) Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan sesama mitra pendidikan yang ada di dalam atau di luar sekolah.

A.2. Media Pembelajaran Infokus/Proyektor A.2.1. Pengertian Media

Media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti perantara. Media dipahami secara garis besar adalah orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang membuat siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.6

Media adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak. Selain itu, media dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pengajaran yang melakukan pesan mediasi. Mulai dari guru sampai

6


(47)

35

pada peralatan yang paling canggih dapat disebut media. Dengan kata lain media dapat diartikan sebagai alat penyampaian pesan-pesan pengajaran.7

Sementara pendapat lain mengatakan Media adalah berbagai jenis kompunen dalam lingkungan siswa yang dapat merangangnya untuk belajar. Media dalam proses pembelajaran memiliki dua peranan, yaitu : (1) Media sebagai alat bantu mengajar, (2) Media sebagai sumber yang digunakan sendiri oleh siswa secara mandiri. Media yang dipakai sebagai alat mengajar disebut dependent media, karena posisi media disini sebagai alat bantu maka keefektifan menggunakan Media Pembelajaran yang digunakan sangat tergantung pada kemampuan guru. Sedangkan media yang digunakan siswa secara mandiri disebut juga independent media. Independent media dirancang sedemikian rupoa dan sistematis agar dapat menyalurkan informasi secara terarah untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.8

Selain pengertian di atas ada juga berpendapat Media Pembelajaran meliputi prangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware adalah alat-alat yang dapat mengantarkan pesan seperti overhead projection, radia, televisi dan sebagainya atau bahan belajar seperti film, internet, bahan cetakan, transpormasi dan sebagainya. Hardware adalah : 9

“The materials and equipment wich store for tranmission intructional stimuli or content”.

7

Andi Field Discovering Statistics Using SPSS. For Windows Adverced Fechniques for The Beginner. (London: SAGE Publications.2000), 234

8 Sadiman dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan. Pemanfaatannya. (Jakarta:

PT.Raya Grafindo Persada), 2009

9


(48)

36

Kemudian yang dimaksud software adalah isi program yang mengandung pesan seperti informasi yang terdapat pada transformasi atau buku dan bahan cetakan lainnya, situs website atau internet, cerita yang terkandung dalam film atau materi yang disuguhkan dan dalam bentuk bagan, grafik, diagram dan sebagainya.

Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi antara pengajar (komunikator), kurikulum/bahan ajar (pesan) dan pembelajar (komunikan). Guru sebagai komunikator adalah orang yang langsung bertanggung jawab dalam kegiatan proses belajar mengajar. Tugas mengajar guru tidak hanya sebagai penyampai materi atau pokok bahasan saja, karena guru merupakan ujung tombak dalam keberhasilan mencapai mutu dan tujuan pembelajaran. Dengan demikian sikap guru dituntut memiliki berbagai macam kemampuan yang dibutuhkan dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar tersebut, termasuk kemampuan menentukan dan memilih media yang cocok dan dapat menunjang partisipasi tujuan belajar yang telah ditetapkan.

Media Pembelajaran merupakan salah satu komponen proses belajar mengajar yang memiliki peranan sangat penting dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, selain itu penggunakan Media Pembelajaran juga dapat memberi rangsangan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar.10

“Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan,


(49)

37

perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali”. Media Pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan materi atau pesan pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurkulum sekolah. Melalui penggunakan media kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan, karena manfaat media dalam pembelajaran tidak hanya sekedar alat bantu melainkan pembawa pesan dari pada yang disampaikan oleh guru kepada siswa yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan peran serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pendorong terjadinya proses belajar yang efektif dan efisien. Sedangkan pada proses pembelajaran guru harus mempunyai keahlian dalam menggunakan berbagai media pembelajaran, terutama media yang digunakan dalam proses mengajarnya, sehingga materi ataupun pesan yang disampaikan akan tersalur dengan baik pula.

A.2.2. Pengertian Media Pembelajaran

Media Pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran,


(50)

38

majalah, dan sebagainya.11 Media Pembelajaran diartikan sebagai semua

benda yang menjadi perantara terjadinya proses belajar, dapat berwujud sebagai perangkat keras maupun perangkat lunak. Media Pembelajaran adalah:

“Segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimaannya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”.12

Dari berbagai definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai media komunikasi antara pendidik dengan peserta didik agar tercipta lingkungan belajar yang kondusif, baik dengan perangat keras ataupun perangkat lunak.

A.2.3. Fungsi Media Pembelajaran

Mata pelajaran adalah salah satu yang mempelajari keadaan atau tingkah laku manusia di mana terkadang apa yang disampaikan pendidik dan di dengar oleh peserta didik tidak terjadi dalam kehidupan kesehariannya. Sehingga terkadang peserta didik mengalami kesulitan untuk memahaminya. Objek yang dipelajari dalam mata pelajaran adalah pikiran yang sifatnya abstrak. Tingkat keabstrakan pesan akan semakin tinggi ketika pesan itu dituangkan ke dalam lambang-lambang seperti bagan, grafik, atau kata. Oleh karena itu, untuk mengurangi resiko kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan mempermudah peserta didik dalam menguasai dan memahami

11 Pujiati, Penggunaan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika SMP , (Yogyakarta:

PPPPTK Matematika, 2004), 3

12


(51)

39

konsep-konsep maka diperlukan alat bantu atau media dalam pembelajaran. Media Pembelajaran berfungsi untuk menurunkan keabstrakan konsep agar siswa dapat menangkap dan memahami arti konsep tersebut.13

Fungsi Media Pembelajaran yaitu :

1. Fungsi Media Pembelajaran sebagai Sumber Belajar

Secara teknis, Media Pembelajaran berfungsi sebagai sumber

belajar. Dalam kalimat „sumber belajar‟ ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung, dan lain-lain.

2. Fungsi Semantik

Fungsi semantik yakni kemampuan media dlam menambah perbendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benr-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik).

3. Fungsi Manipultatif

Media memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi inderawi.

4. Fungsi Psikologis

a) Fungsi atensi

b) Fungsi afektif

c) Fungsi kognitif

d) Fungsi imajinatif

e) Fungsi motivasi

5. Fungsi Sosio-kultural

13


(52)

40

Yakni mengatasi hambatan sosio-kultural antarpeserta komunikasi pembalajaran.14

A.2.4. Pemanfaatan Multimedia dalam Pembelajaran

Multimedia digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang bersifat toeritis digunakan dalam pembelajaran klasikal. Media ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia projektor (LCD/Viewer) yang memiliki jangkauan pancar cukup besar.

Ada beberapa kelebihan dari multimedia presentasi ini, yakni:15

1. Mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik atau diistilahkan dengan imagery.

2. Memiliki kemampuan dalam menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, grafik, dan sound menjadi satu kesatuan penyajian yang terintegrasi.

3. Memiliki kemampuan mengakomodasi peserta didik sesuai dengan modalitas belajarnya, terutama bagi mereka yang memiliki tipe visual, auditif, kinestetik atau yang lainnya.

4. Mampu mengembangkan materi pembelajaran terutama membaca dan mendengarkan secara mudah.

Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut :16

14

Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2004), 37

15 Ibid, 150 16


(53)

41

1. Memperjelas penyampaian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya: a. Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film

bingkai, film, atau model.

b. Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar.

c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan

timelipse atau high-speed photography.

d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai. Foto maupun secara verbal. e. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan

dengan model, diagram, dan lain-lain, dan

f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualisaikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.

3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan variasi dapat mengatasi

sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk: a. Menimbulkan gairah belajar;

b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan;

c. Memungkinkan anak belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan minatnya.


(54)

42

4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan

dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam :

a. Memberikan perangsang yang sama;

b. Mempersamakan pengalaman;

c. Menimbulkan persepsi yang sama.

A.2.5. Klasifikasi Media Pembelajaran

Jenis media yang berkembang saat ini disesuaikan dengan kebutuhannya, ada media yang sengaja dirancang secara khusus untuk proses pembelajaran atau media yang memang sudah ada namun dapat berguna dalam proses pembelajaran. Jenis pembelajaran, yaitu;17

1. Media penyaji, yaitu media yang mampu menyajikan informasi yang terdiri dari 7 (tujuh) kelompok, yaitu:

a) Garfis, atau bahan cetak, dan gambar diam, ketiganya dikelompokkan menjadi satu karena memakai bentuk penyajian yang sama yaitu visual diam, dan semuanya meragakan pesan yang disampaikan secara langsung.

17


(55)

43

b) Media proyeksi diam, kelompok ini meliputi film bingkai (slides), film rangkai (filmstrip), dan transparansi. Informasi yang disampaikan, yaitu berupa gambar, cetakan, dan grafis garis.

c) Media audio, hanya menyalurkan dalam bentuk bunyi. Meliputi kaset, piringan hitam, radio, dan telepon.

d) Audio ditambah dengan visual diam, salah satu bentuk yang lazim dari media ini adalah film rangkai suara.

e) Gambar hidup (film), adalah media yang dapat menyampiakan lima macam informasi: gambar, garis, simbol, suara dan gerakan.

f) Televisi, penyajiannya adalah serupa dengan film tetapi menggunakan proses elektronis dalam merekam, menyalurkan dan memperagakan gambar. Terdiri dari televisi untuk siaran, televisi siaran terbatas, dan papan tulis jarak jauh.

g) Multimedia, merupakan bahan belajar yang membentuk satu unit atau yang terpadu, dan yang dikombinasikan atau

“dipaketkan” dalam bentuk modul dan disebut sebagai “kit”,

yang dapat digunakan sebagai bahan belajar mandiri atau berkelompok tanpa harus didampingi oleh para guru.

2. Media objek, yaitu media yang mengandung informasi yang terdiri dari:


(56)

44

a) Objek yang sebenarnya, terdiri dari objek alami dan objek-objekan buatan.

b) Objek pengganti, yaitu benda-benda yang dibuat untuk

mewakili atau menggantikan “benda-benda yag sebenarnya”. 3. Media interaktif, yaitu media yang memungkinkan untuk

berinteraksi.

A.2.6. Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran

Guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam kegiatan proses belajar mengajar. Oleh karena itu, guru merupakan ujung tombak dalam keberhasilan mencapai tujuan tujuan pembelajaran. Dengan demikian sikap guru dituntut memiliki berbagai macam kemampuan yang dibutuhkan dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar tersebut, termasuk kemampuan menentukan dan memilih media yang cocok dan dapat menunjang partisipasi tujuan belajar yang ditetapkan.

Memilih media untuk kegiatan pembelajaran, yang perlu memperhatikan beberapa prinsip di bawah ini.18

1. Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Apakah terjadi tersebut bersifat kognitif, apektif atau fisikomotor. Perlu diingat tidak ada satupun media yang dapat dipakai cocok untuk semua tujuan. Setiap media mempunyai karakter tertentu yang harus dijadikan bahan pertimbangan pemakaiannya.

18


(57)

45

2. Pemilihan media, harus didasarkan kepada landasan teori. Artinya pemilihan media tertentu bukan didasarkan kepada kesenangan guru atau sekedar selingan atau hiburan.

3. Pemilihan media harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Ada media yang cocok untuk sekelompok siswa namun untuk siswa yang lain. Misalkan seorang guru tidak akan efektif menggunakan film, walaupun media ini dipandang baik dan modern, apabila akan mengajar sekelompok siswa yang kurang sehat alat indera penglihatannya. Demikian juga penggunaan media

audio untuk siswa yang tuli, setiap pemilihan media, perlu di pahami terlebih dahulu. Siapa yang akan belajar. Selain itu juga perlu diperhatikan apakah media tersebut sesuai dengan persiapan awal, budaya, maupun kebiasaan siswa.

4. Pemilihan media harus sesuai dengan gaya belajar siswa serta gaya kemampuan guru. Oleh karena itu setiap guru perlu memahami karakteristik serta prosedur penggunaan media yang dipilih. Kurang memehami penggunaan media tertentu, bukan dapat meningkatkan efektivitas pencapaian tujuan, melainkan sedikitnya dapat mengganggu proses belajar mengajar.

5. Pemilihan media harus sesuai dengan kondisi lingkungan atau fasilitas dan waktu yang tersedia untuk kebutuhan belajar mengajar. Bagaimanapun bagus dan cocoknya suatu media yang


(58)

46

digunakan namun akan kurang efektif apabila tidak sesuai dengan waktu yang tersedia dan fasilitas yang ada.

Dalam mempersiapkan media harus dikaitkan dengan: (1) kompetensi dasar, (2) strategi pembelajaran, (3) sistem evaluasi yang digunakan. Prinsip pemilihan media: (1) Tujuan pemilihan, (2) karaktersitik media, (3) alternatif pilihan. Faktor yang perlu diperhatikan (1) Objektivitas, (2) program pengajaran, (3) sasaran program (siswa), (4) situasi dan kondisi, (5) kualitas teknis, (6) keefektifan dan efisiensi pemilihan. Kriteria pemilihan meliputi:19

1) Topik menarik bagi siswa.

2) Materi dalam media penting bagi siswa. 3) Relevan dengan kurikulum yang ada. 4) Apakah materinya otentik dan aktual. 5) Apakah fakta ataupun konsepnya benar. 6) Format sistematis dan logis.

7) Objektif orientasi kebutuhan siswa.

8) Narasi, gambar, efek, warna dan sebagainya memenuhi sytarat kualitas.

9) Bahasa, simbul dan ilustrasi cukup besar. 10) Sudah teruji daya dukungannya.

19


(59)

47

A.2.7. Konsep Dasar Media Aplikasi Power Point A.2.7.1. Pengertian Perangkat Lunak (Software)

Bentuk paling primitif dari perangkat lunak, yaitu menggunakan aljabar Boolen, yang dipresentasikan sebagai binary digit (bit), yaitu: 1 (benar/on) atau 0 (salah/off), kemudian disederhanakan dengan pengelompokan bit tersebut menjadi nible (4 bit), byte (8 bit), Word (2 byte),

dan double word (32 bit), selanjutnya kelompok-kelompok bit ini disusun ke

dalam struktur instruksi seperti penyimpanan, transfer, operasi aritmetika, operasi logika, dan bentuk bit ini diubah menjadi kode-kode yang dikenal sebagai assembler, sebagai bahasa pemograman”.20

Saat ini pembuatan perangkat lunak sudah menjadi suatu proses produksi yang sangat kompleks, dengan urutan proses yang panjang dengan melibatkan puluhan bahkan ratusan orang dalam pembuatannya.

Dalam Wikipedia.net dikatakan bahwa perangkat lunak atau software

merupakan sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer yang berupa program atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah.

Menurut distribusinya perangkat lunak ini dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu software berbayar, software grafis atau free (freeware, free software,shareware, dan adware).

20

A.MSardiman , Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar , (Jakarta: C.V. Rajawali, Cet. Ke-12, 2001), 2.


(60)

48

a. Software berbayar merupakan perangkat lunak yang didistrubusikan untuk

tujuan komersil, setiap pengguna yang ingin menggunakan atau mendapatkan software tersebut dengan cara membeli atau membayar pada pihak yang mendistribusikannya, pengguna yang menggunakan software

berbayar umumnya tidak diijinkan untuk menyebarluaskan software

tersebut secara bebas tanpa ijin ada penerbitnya. Contoh software terbayar ini misalnya adalah sistem microsoft windows, microsoft office, adobe photo shop, dan lain-lain.

b. Freeware (software gratis) merupakan perangkat lunak komputer berhak

cipta yang yang gratis beda dengan digunakan tanpa batas waktu, berbeda dengan software yang mewajibkan penggunanya membayar (misalnya setelah jangka waktu percobaan tertentu atau memperoleh fungsi tambahan). Para pengembang perangkat gratis seringkali membuat perangkat gratis freeware „untuk disumbangkan kepada komunitas‟,

namun juga tetap ingin mempertahankan hak mereka sebagai pengembang dan memiliki kontrol terhadap pengembangan selanjutnya. Freeware juga didefinisikan sebagai program apapun yang didistribusikan gratis, tanpa biaya tambahan. Sebuah contoh utama adalah suite browser dan mail

client dan Mozilla News, juga didistribusikan di bawah GPL (free

software).

c. Freeware lebih mengarah kepada bebas pengguna tetapi tidak selalu gratis


(61)

49

d. Shareware adalah program terbatas didistribusikan baik sebagai demontrasi atau versi evaluasi dengan fitur atau fungsi terbatas atau dengan menggunakan batas waktu yang ditetapkan misalnya 30 hari. Dengan demikian, memberi pengguna kesempatan untuk menguji produk sebelum membeli dan kemudian membeli versi lengkap dari program. Sebuah contoh yang sangat jelas dari tipe ini adalah perangkat lunak anti virus, perusahaan-perusahaan ini biasanya memudahlan pelepasan produk-produk evaluasi yang berlaku untuk jumlah hari tertentu. Setelah melewati maksimum, program akan berhenti bekerja dan anda perlu membeli produk jika anda tetap ingin menggunakannya.21

Dari berbagai pengertian di atas dapat dsimpulkan bahwa perangkat lunak (software) adalah sekumpulan data atau program yang disimpan secara digital termasuk program komputer, dokumentasinya, dan berbagai informasi yang bisa dibaca dan ditulis oleh komputer. Dengan kata lain perangkat lunak bisa diartikan sebagai sistem komputer yang tidak terwujud.

A.2.7.2. Klasifikasi Perangkat Lunak

Perangkat lunak secara umum dibagi menjadi 2 (dua), yaitu: perangkat lunak sistem dan perangkat lunak aplikasi. Di bawah ini terdapat klasifikasi perangkat lunak aplikasi. Perangkat lunak sistem terbagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu:

21


(1)

167

belajar siswa yang diasumsikan dengan meningkatkan prestasi belajar pada siswa yang bersangkutan.

Dari pengertian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa Media Pembelajaran media aplikasi microsoft Power Point akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan konvensional di mana pembelajaran berpusat pada pengajar hanya akan membuat siswa semakin bosan. Sementara itu, Media Pembelajaran dengan microsoft Power Point yang menawarkan keberagaman dalam pembelajaran. Media aplikasi microsoft Power Point dapat menampilkan gambar, teks, dan suara dalam satu paket dan guru hanya berperan sebagai fasilitator

Ada pengaruh signifikan disiplin belajar terhadap hasil belajar Fiqih hal ini ditunjukkan dengan nilai konstanta 133,462 dan koefisien regresi (b3) =

1,203, nilai tersebut menunjukkan positif dan juga diperoleh nilai thitung lebih

besar dari ttabel (3.097 > 2,012) atau dengan nilai signifikansi 0,003 lebih kecil

dari 0,05.

Nilai ry3 = 0,543** yang positif menunjukkan arah hubungan kedua

variabel positif, yang berarti semakin tinggi disiplin belajar siswa maka akan semakin tinggi hasil belajar Fiqih di MTs Nurul Iman, dan sebaliknya semakin rendah disiplin belajar maka akan rendah hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs Nurul Iman. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima.

Sumbangan efektif yang diberikan variabel disiplin belajar sebesar KP = ry12 x 100% = 0,2948, terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih


(2)

168

.Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tingkat konsistensi variabel hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih sebesar 29,48% dapat diprediksi oleh variabel disiplin belajar, sedangkan 70,52% ditentukan oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini, yaitu motivasi belajar, kemandirian belajar, kompetensi guru, fasilitas belajar, minat belajar, sikap dan kebiasaan belajar, lingkungan sekolah, dan lingkungan keluarga.

Didalam pengelolaan pengajaran, disiplin merupakan suatu masalah penting. Tanpa adanya kesadaran akan keharusan melaksanakan aturan yang sudah ditentukan sebelumnya pengajaran tidak mungkin mencapai target yang maksimal.

Seorang siswa perlu memiliki sikap disiplin dengan melakukan latihan yang memperkuat dirinya sendiri untuk selalu terbiasa patuh dan mempertinggi daya kendali diri. Sikap disiplin yang timbul dari kesadarannya sendiri akan dapat lebih memacu dan tahan lama dibandingkan dengan sikap disiplin yang timbul karena adanya pengawasan dari orang lain.

Disiplin dapat tumbuh dan dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan yang harus dimulai sejak dalam lingkungan keluarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang sehingga menjadi disiplin yang semakin kuat. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya, tanpa disiplin yang baik suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran secara positif displin memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran, disiplin merupakan jalan bagi


(3)

169

siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja karena kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan kesuksesan seseorang.16

Dari hasil penelitian diperoleh data empirik penilaian terhadap disiplin belajar siswa dengan kategori cukup tinggi sebanyak 19,23% dan kategori tinggi sebanyak 80,76%, mean empirik variabel ini berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa disiplin belajar siswa dapat memberikan pengaruh ke arah yang lebih baik terjadap atensi belajar siswa yang diasumsikan dengan meningkatkan prestasi belajar pada siswa yang bersangkutan.

Ada pengaruh signifikan antara kompetensi guru, kemandirian belajar, dan disiplin belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar Fiqih . Hal ini ditunjukkan dengan Fhitung lebih besar dari Ftabel (14,003 > 2,80),

dengan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05.

Berdasarkan analisa data yang telah dihitung melalui uji Korelasi Ganda diperoleh bahwa kompetensi guru, media Power Point, dan disiplin belajar memiliki hubungan dengan hasil belajar siswa, kekuatan hubungan tersebut dalam kategori kuat. Hal ini disebabkan hasrat, disiplin, dan keinginan berhasil serta dorongan belajar cukup tinggi dari diri siswa sendiri untuk mengikuti pelajaran Pendidikan Agam Islam.

Variabel yang berpengaruh dominan terhadap hasil belajar Fiqih adalah variabel disiplin belajar (X3). Hal ini karena nilai koefisien regresi (b3)


(4)

170

= 1,203 dan thitung sebesar 3,097 lebih besar bila dibandingkan dengan variabel

kompetensi guru (X1) dengan nilai koefisien regresi (b1) = 0,954 ; thitung

sebesar 2,605 dan variabel Power Point (X2) dengan nilai koefisien regresi


(5)

171

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ada pengaruh signifikan antara kompetensi guru terhadap hasil belajar Fiqih Semester Genap Siswa Kelas VII Tahun Pelajaran 2011/2012 MTs Nurul Iman. Hal ini diperoleh hasil analisis Ŷ = 133,462 + 0,954 X1 dan

thitung > ttabel (2605 > 2,012) atau dengan nilai signifikansi 0,012 lebih kecil

dari 0,05 (0,012 < 0,05).

2. Ada pengaruh signifikan antara Power Point terhadap hasil belajar Fiqih Semester Genap Siswa Kelas VII Tahun Pelajaran 2011/2012 MTs Nurul Iman. Hal ini diperoleh hasil analisis Ŷ = 133,462 + 0,931 X2 dan thitung >

ttabel (2,895 > 2,012) atau dengan nilai signifikansi 0,006 lebih kecil dari

0,05 (0,006 < 0,05).

3. Ada pengaruh signifikan antara disiplin belajar terhadap hasil belajar Fiqih Semester Genap Siswa Kelas VII Tahun Pelajaran 2011/2012 MTs Nurul Iman. Hal ini diperoleh hasil analisis Ŷ = 133,462 + 1,203 X3 dan thitung >

ttabel (3.097 > 2,012) atau dengan nilai signifikansi 0,003 lebih kecil dari

0,05 (0,003 < 0,05).

4. Ada pengaruh signifikan antara kompetensi guru, Media Pembelajaran Power Point, dan disiplin belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar Fiqih Semester Genap Siswa Kelas VII Tahun Pelajaran 2011/2012 MTs Nurul Iman. Hal ini diperoleh hasil analisis Ŷ = 133,462


(6)

172

+ 0,954 X1 + 0,931 X2 + 1,203 X3 dan Fhitung > Ftabel (14,003 > 2,80) atau

dengan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05).

B. Saran

1. Untuk pihak sekolah, diharapkan menambah sarana dan prasarana agar para siswa bisa melakukan proses belajar mengajar dengan lebih baik dan prestasi siswa bisa lebih baik lagi.

2. Bagi guru

a. Hendaknya dalam mengajar memperhatikan setiap sikap dan tanggapan siswa terhadap pelajaran yang di ajarkan sehingga pembelajaran akan berjalan dengan optimal, dengan begitu guru sekaligus mampu membina kedisiplinan siswa didalam belajarnya. b. Sebelum memilih model pembelajaran yang akan digunakan dalam

proses belajar mengajar nantinya, para pengajar hendaknya memperhitungkan perbedaan individual didalam kelas. Seperti tingkat penguasaan awal materi sehingga model apapun yang dipakai akan efektif ketika sudah ada klasifikasi individu di kelas.

c. Peranan guru dalam proses belajar mengajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sangat diperlukan, ini dikarenakan masih ada siswa yang berkemampuan biasa masih kesulitan dalam memahami proses kelompok belajar yang diberikan pengajar.

3. Hendaknya Kepala Sekolah dan Dewan Guru MTs Nurul Iman, selalu mendukung terhadap kegiatan-kegiatan siswa yang positif. Karena dengan adanya dukungan dari semua pihak, siswa akan termotivasi untuk belajar dan selalu melaksanakan hal-hal yang positif.


Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Plankton Di Pesisir Perairan Kuala Tanjung Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara

2 61 85

Keterampilan Bertanya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah At-taqwa 06 Bekasi.

1 10 196

PENGARUH KOMPETENSI GURU DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survey di SMA Swasta di Kecamatan Bogor Barat.

0 1 37

FUNGSI PONDOK PESANTREN SALAFIAH NURUL IMAN DALAM PEMBINAAN AKHLAQ SANTRI DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN KASUI KABUPATEN WAY KANAN

0 0 160

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SKI DI MTS NURUL HUDA - STAIN Kudus Repository

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Kompetensi Guru, Media Pembelajaran ,dan Disiplin Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTS Nurul Iman Tanjung Bulan Kecamatan Kasui Kabupaten Way Kanan - Raden Intan Repository

0 0 24

BAB II LANDASAN TEORI - Pengaruh Kompetensi Guru, Media Pembelajaran ,dan Disiplin Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTS Nurul Iman Tanjung Bulan Kecamatan Kasui Kabupaten Way Kanan - Raden Intan Repository

0 0 70

BAB III METODE PENELITIAN - Pengaruh Kompetensi Guru, Media Pembelajaran ,dan Disiplin Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTS Nurul Iman Tanjung Bulan Kecamatan Kasui Kabupaten Way Kanan - Raden Intan Repository

0 2 23

BAB IV PENGAYAAN DAN ANALISIS DATA - Pengaruh Kompetensi Guru, Media Pembelajaran ,dan Disiplin Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTS Nurul Iman Tanjung Bulan Kecamatan Kasui Kabupaten Way Kanan - Raden Intan Repository

0 0 53

PENGARUH KOMPETENSI GURU, MEDIA PEMBELAJARAN, DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MTS NURUL IMAN TANJUNG BULAN KECAMATAN KASUI KABUPATEN WAY KANAN Tesis

0 0 12