Pengaruh Faktor Kebiasaan Pada Siswa SD Terhadap prevalensi Ascariasis di Desa Cangkuang Wetan Kabupaten Bandung.
iv
Octaviany P. Harjo, 2008. Pembimbing I: Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc.
Pembimbing II: Winsa Husin, dr., M.Sc., M.Kes., PA(K)
Ascariasis merupakan penyakit dengan prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia
dan ditemukan hampir pada semua anak berusia 1-10 tahun. Penyakit ini dapat mengganggu penyerapan gizi pada anak dan mengakibatkan penurunan prestasi belajar di siswa sekolah. Maka dari itu, penting dilakukan tindakan pencegahan, salah satunya dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat melalui kebiasaan-kebiasaan pada siswa.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat prevalensi ascariasis di desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung dan apakah prevalensi tersebut ada hubungannya dengan kebiasaan-kebiasaan pada siswa.
Sampel penelitian adalah siswa SD di desa Cangkuang Wetan yang berjumlah 228 anak. Penelitian dilakukan dengan pemeriksaan feces dan wawancara melalui kuesioner tertutup. Kemudian hasilnya dianalisis secara univariat dan bivariat dengan metode Chi-square test.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi ascariasis sebesar 44,3%. Data diolah secara statistik, didapatkan hasil x2 hitung kebiasaan mencuci tangan sebelum makan= 9,787, x2 hitung kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar= 0,494, x2 hitung kebiasaan menggunting kuku= 1,526, x2 hitung kebiasaan makan menggunakan sendok= 1,130, dan x2 hitung kebiasaan minum obat cacing= 1,229 dengan x2 tabel= 5,991.
Dapat disimpulkan terdapat pengaruh kebiasaan siswa mencuci tangan sebelum makan dalam menutunkan prevalensi ascariasis siswa SD di desa Cangkuang Wetan. Dan kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar, menggunting kuku, makan menggunakan sendok dan minum obat cacing tidak memiliki pengaruh dalam menurunkan prevalensi ascariasis siswa SD di desa Cangkuang Wetan.
(2)
v
IN BANDUNG REGENCY
Octaviany P. Harjo, 2008. 1st tutor: Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc.
2nd tutor: Winsa Husin, dr., M.Sc., M.Kes., PA(K)
The prevalence of ascariasis is quite high in Indonesia and especially found among children between 1-10 years old. This disease can impact to the nutrition absorption and this may decrease the yield of study as well. Therefore the prevention should be provided to do, as the primary priority to improve the healthy life style. The objective is to determine the level of ascariasis prevalence in Cangkuang
Wetan’s village in Bandung Regency and is influenced by the children’s habit.
The sample was the 228 elementary school children by observing feces examination and interview through the closed questionnaire. The data analysis was using the univariat and bivariat with the Chi-square methods.
The result showed that the prevalence af ascariasis is 44.3%, and after statistic analyzing, x2 value for hand washing before eating is 9.787, x2 value for hand washing after the toilet is 0.494, x2 value for cutting nail is 1.526, x2 value for eating with spoon is 1.130, x2 value for take antihelmintic drug is 1.229, with x2 table value is 5.991.
There is a influence of hand washing before eating in decrease ascariasis prevalence of the elementary school students at Cangkuang Wetan village. And there is no influence of hand washing after the toilet, cutting nail, eating with spoon and take antihelmintic drug in decrease ascariasis prevalence of the elementary school students at Cangkuang Wetan village.
(3)
vi
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Maksud dan Tujuan ... 3
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 4
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 4
1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 4
1.5.2 Hipotesis ... 5
1.6 Metodologi ... 6
1.7 Lokasi dan Waktu ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Gambaran Umum ... 8
2.2 Epidemiologi ... 8
2.3 Etiologi ... 9
2.3.1 Klasifikasi ... 9
2.3.2 Morfologi ... 9
2.3.3 Siklus Hidup ... 12
2.3.4 Cara Penularan ... 13
2.4 Patogenesis, Patologi dan Simptomatologi ... 13
2.5 Komplikasi ... 16
2.6 Prognosis ... 16
2.7 Diagnosis ... 17
2.8 Terapi ... 18
2.9 Pencegahan ... 20
BAB III METODE PENELITIAN ... 21
(4)
vii
3.2.2.2 Sampel Penelitian ... 22
3.2.2.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 22
3.2.3 Sumber Data ... 22
3.2.3.1 Data Primer ... 22
3.2.3.2 Data Sekunder ... 22
3.2.4 Instrumen Penelitian ... 23
3.2.5 Kriteria Penelitian ... 23
3.2.5.1 Kriteria Inklusi ... 23
3.2.5.2 Kriteria Eksklusi ... 23
3.2.6 Kerangka Konsep ... 23
3.2.7 Hipotesis Penelitian ... 23
3.2.8 Variabel Penelitian ... 25
3.2.8.1 Definisi Konsepsional ... 25
3.2.8.1.1 Independen (Bebas) ... 25
3.2.8.1.2 Dependen (Terikat)... 25
3.2.8.2 Definisi Operasional ... 25
3.2.9 Cara Pemeriksaan Feces ... 26
3.2.10 Pengolahan Data dan Teknik Analisis Data ... 26
3.2.10.1 Pengolahan Data ... 26
3.2.10.2 Analisis Data ... 27
3.2.10.2.1 Analisis Univariat ... 27
3.2.10.2.2 Analisis Bivariat ... 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 28
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan... 28
4.2.1 Analisis Univariat ... 28
4.2.2 Analisis Bivariat ... 32
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 40
5.1 Simpulan ... 40
5.2 Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 42
LAMPIRAN ... 44
(5)
viii
Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Mencuci Tangan Sebelum Makan ... 30 Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Mencuci Tangan Setelah Buang
Air Besat (BAB) ... 30 Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Menggunting Kuku ... 31 Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Makan Menggunakan Sendok 31 Tabel 4.7 Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Minum Obat Cacing ... 31 Tabel 4.8 Hasil Pemeriksaan Feces dengan Metode Langsung ... 32 Tabel 4.9 Pengaruh Kebiasaan Mencuci Tangan Sebelum Makan terhadap
Prevalensi Ascariasis ... 32 Tabel 4.10 Pengaruh Kebiasaan Mencuci Tangan Setelah Buang Air Besar (BAB)
terhadap Prevalensi Ascariasis ... 34 Tabel 4.11 Pengaruh Kebiasaan Menggunting Kuku terhadap Prevalensi Ascariasis
... 35 Tabel 4.12 Pengaruh Kebiasaan Makan Menggunakan Sendok terhadap
Prevalensi Ascariasis... 37 Tabel 4.13 Pengaruh Kebiasaan Minum Obat Cacing terhadap Prevalensi Ascariasis
(6)
ix
Gambar 2.2 Telur Ascaris lumbricoides yang dibuahi... 11 Gambar 2.3 Telur Ascaris lumbricoides yang tidak dibuahi... 11 Gambar 2.4 Siklus hidup Ascaris lumbricoides ... 12
(7)
x
Lampiran 3 Kode Etik Penelitian ... 55
Lampiran 4 Izin Penelitian Kesbanglinmas ... 56
Lampiran 5 Izin Penelitian Dinas Kesehatan ... 57
Lampiran 6 Data PHBS Rumah Tangga 2010 ... 58
Lampiran 7 Foto Alat dan Bahan Penelitian ... 63
Lampiran 8 Foto Lokasi Penelitian ... 64
Lampiran 9 Foto Hasil Penelitian ... 66
(8)
44 KUESIONER
No :
Nama :
Umur : tahun
Jenis Kelamin : L / P
Alamat :
Nama ibu :
Pekerjaan ibu:
a. Pegawai Negeri d. Wiraswasta
b. TNI/polisi e. Buruh
c. Guru f. Ibu Rumah Tangga
1. Apakah yang Adik lakukan sebelum makan?
a. Mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun b. Mencuci tangan dengan air mengalir tanpa menggunakan sabun c. Mencuci tangan dengan air tidak mengalir
2. Apakah yang Adik lakukan setelah buang air besar?
a. Mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun b. Mencuci tangan dengan air mengalir tanpa menggunakan sabun c. Mencuci tangan dengan air tidak mengalir
3. Berapa lama sekali Adik menggunting kuku? a. 1 minggu sekali
b. 2-3 minggu sekali c. Tidak tentu
4. Apakah Adik makan menggunakan sendok? a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Jarang sekali / tidak pernah 5. Apakah Adik rutin minum obat cacing?
a. Tiap 6 bulan sekali b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
(9)
Lampiran 2
PERHITUNGAN STATISTIK ANALISIS BIVARIAT
Pengaruh Kebiasaan Mencuci Tangan Sebelum Makan terhadap Prevalensi
Ascariasis
Ascariasis Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan (anak) Total (anak) Air tidak mengalir Air mengalir tanpa sabun Air mengalir dengan sabun
Positif 4 20 77 n1 = 101
Negatif 8 8 111 n2 = 127
m1 = 12 m2 = 28 m3 = 188 N = 228
E11 = n1 x m1 = 101 x 12 = 5,3157894736842105263157894736842
N 228
E12 = n1 x m2 = 101 x 28 = 12,40350877192982456140350877193
N 228
E13 = n1 x m3 = 101 x 188 = 83,280701754385964912280701754386
N 228
E21 = n2 x m1= 127 x 12 = 6,6842105263157894736842105263158
N 228
E22 = n2 x m2= 127 x 28 = 15,59649122807017543859649122807
N 228
E23 = n2 x m3= 127 x 188 = 104,71929824561403508771929824561
(10)
x2 hitung sel 11 = (4 – 5,3157894736842105263157894736842)2 5,3157894736842105263157894736842 = 0,32569046378322042730588848358521 x2 hitung sel 12 = (20 – 12,40350877192982456140350877193)2
12,40350877192982456140350877193 = 4,6524479515620735005831410208689 x2 hitung sel 13 = (77 – 83,280701754385964912280701754386)2
83,280701754385964912280701754386 = 0,47366573163475362093880160692444 x2 hitung sel 21 = (8 – 6,6842105263157894736842105263158)2
6,6842105263157894736842105263158 = 0,25901367592208868628263572316652 x2 hitung sel 22 = (8 – 15,59649122807017543859649122807)2
15,59649122807017543859649122807 = 3,6999782921871608154243877410061
x2 hitung sel 23 = (111 – 104,71929824561403508771929824561)2 104,71929824561403508771929824561
= 0,37669479444968595051038552991631
x2 hitung total = 9,7874909095389830010452401054675
df = (3-1) (2-1) = 2 x2 tabel 5%, 2 = 5,991
(11)
Pengaruh Kebiasaan Mencuci Tangan Setelah Buang Air Besar terhadap Prevalensi
Ascariasis
Ascariasis Kebiasaan mencuci tangan setelah BAB (anak) Total (anak)
Air tidak mengalir Air mengalir tanpa sabun Air mengalir dengan sabun
Positif 5 12 84 n1 = 101
Negatif 4 16 107 n2 = 127
m1 = 9 m2 = 28 m3 = 191 N = 228
E11 = n1 x m1 = 101 x 9 = 3,9868421052631578947368421052632
N 228
E12 = n1 x m2 = 101 x 28 = 12,40350877192982456140350877193
N 228
E13 = n1 x m3 = 101 x 191 = 84,609649122807017543859649122807
N 228
E21 = n2 x m1= 127 x 9 = 5,0131578947368421052631578947368
N 228
E22 = n2 x m2= 127 x 28 = 15,59649122807017543859649122807
N 228
E23 = n2 x m3= 127 x 191 = 106,39035087719298245614035087719
N 228
x2 hitung sel 11 = (5 – 3,9868421052631578947368421052632)2 3,9868421052631578947368421052632 = 0,25746916796942852179954837589023 x2 hitung sel 12 = (12 – 12,40350877192982456140350877193)2
12,40350877192982456140350877193 = 0,013126876597434179508176381547929
(12)
x2 hitung sel 13 = (84 – 84,609649122807017543859649122807)2 84,609649122807017543859649122807 = 0,0043927856549777325486750934669111 x2 hitung sel 21 = (4 – 5,0131578947368421052631578947368)2
5,0131578947368421052631578947368 = 0,20475894460560850946263296035367 x2 hitung sel 22 = (16 – 15,59649122807017543859649122807)2
15,59649122807017543859649122807 = 0,010439484538116945908077279813708 x2 hitung sel 23 = (107 – 106,39035087719298245614035087719)2
106,39035087719298245614035087719 = 0,0034934752059271731292612948043966
x2 hitung total = 0,49368073457149306235637138587685
df = (3-1) (2-1) = 2 x2 tabel 5%, 2 = 5,991
(13)
Pengaruh Kebiasaan Menggunting Kuku terhadap Prevalensi Ascariasis
Ascariasis Kebiasaan menggunting kuku (anak) Total (anak)
1 minggu sekali 2-3 minggu sekali Tidak tentu
Positif 71 7 23 n1 = 101
Negatif 98 8 21 n2 = 127
m1 = 169 m2 = 15 m3 = 44 N = 228
E11 = n1 x m1 = 101 x 169 = 74,864035087719298245614035087719
N 228
E12 = n1 x m2 = 101 x 15 = 6,6447368421052631578947368421053
N 228
E13 = n1 x m3 = 101 x 44 = 19,491228070175438596491228070175
N 228
E21 = n2 x m1= 127 x 169 = 94,135964912280701754385964912281
N 228
E22 = n2 x m2= 127 x 15 = 8,3552631578947368421052631578947
N 228
E23 = n2 x m3= 127 x 44 = 24,508771929824561403508771929825
N 228
x2 hitung sel 11 = (71 – 74,864035087719298245614035087719)2 74,864035087719298245614035087719 = 0,19943845054078749513070273081403 x2 hitung sel 12 = (7 – 6,6447368421052631578947368421053)2
6,6447368421052631578947368421053 = 0,01899426784783741532047941636269
(14)
x2 hitung sel 13 = (23 – 19,491228070175438596491228070175)2 19,491228070175438596491228070175 = 0,63164211157957901053263221058966 x2 hitung sel 21 = (98 – 94,135964912280701754385964912281)2
94,135964912280701754385964912281 = 0,15860853153243729927717303789222 x2 hitung sel 22 = (8 – 8,3552631578947368421052631578947)2
8,3552631578947368421052631578947 = 0,015105677579776212184003315375053 x2 hitung sel 23 = (21 – 24,508771929824561403508771929825)2
24,508771929824561403508771929825 = 0,50232955330344472491177837220118
x2 hitung total = 1,526118592383862157356769083233
df = (3-1) (2-1) = 2 x2 tabel 5%, 2 = 5,991
(15)
Pengaruh Kebiasaan Makan Menggunakan Sendok terhadap Prevalensi Ascariasis
Ascariasis Kebiasaan makan menggunakan sendok (anak) Total (anak)
Selalu Kadang-kadang Jarang/tidak pernah
Positif 36 59 6 n1 = 101
Negatif 49 74 4 n2 = 127
m1 = 85 m2 = 133 m3 = 10 N = 228
E11 = n1 x m1 = 101 x 85 = 37,65350877192982456140350877193
N 228
E12 = n1 x m2 = 101 x 133 = 58,916666666666666666666666666667
N 228
E13 = n1 x m3 = 101 x 10 = 4,4298245614035087719298245614035
N 228
E21 = n2 x m1= 127 x 85 = 47,34649122807017543859649122807
N 228
E22 = n2 x m2= 127 x 133 = 74,083333333333333333333333333333
N 228
E23 = n2 x m3= 127 x 10 = 5,5701754385964912280701754385965
N 228
x2 hitung sel 11 = (36 – 37,65350877192982456140350877193)2 37,65350877192982456140350877193 = 0,07261185870909072331381744985644 x2 hitung sel 12 = (59 – 58,916666666666666666666666666667)2
58,916666666666666666666666666667 = 0,0001178689297501178689297501178878
(16)
x2 hitung sel 13 = (6 – 4,4298245614035087719298245614035)2 4,4298245614035087719298245614035 = 0,55655723467083550460309188813625 x2 hitung sel 21 = (49 – 47,34649122807017543859649122807)2
47,34649122807017543859649122807 = 0,057746438815891047674768208153548 x2 hitung sel 22 = (74 – 74,083333333333333333333333333333)2
74,083333333333333333333333333333 = 0,0011248593925759280089988751405629 x2 hitung sel 23 = (4 – 5,5701754385964912280701754385965)2
5,5701754385964912280701754385965 = 0,44261638347838099184970299765165
x2 hitung total = 1,1297435228866630459777268668441
df = (3-1) (2-1) = 2 x2 tabel 5%, 2 = 5,991
(17)
Pengaruh Kebiasaan Minum Obat Cacing terhadap Prevalensi Ascariasis
Ascariasis Kebiasaan minum obat cacing (anak) Total (anak)
6 bulan sekali Kadang-kadang Tidak pernah
Positif 38 43 20 n1 = 101
Negatif 43 51 33 n2 = 127
m1 = 81 m2 = 94 m3 = 53 N = 228
E11 = n1 x m1 = 101 x 81 = 35,881578947368421052631578947368
N 228
E12 = n1 x m2 = 101 x 94 = 41,640350877192982456140350877193
N 228
E13 = n1 x m3 = 101 x 53 = 23,478070175438596491228070175439
N 228
E21 = n2 x m1= 127 x 81 = 45,118421052631578947368421052632
N 228
E22 = n2 x m2= 127 x 94 = 52,359649122807017543859649122807
N 228
E23 = n2 x m3= 127 x 53 = 29,521929824561403508771929824561
N 228
x2 hitung sel 11 = (38 – 35,881578947368421052631578947368)2 35,881578947368421052631578947368 = 0,12506996313666454364734719085947 x2 hitung sel 12 = (43 – 41,640350877192982456140350877193)2
41,640350877192982456140350877193 = 0,044395536978109905055455153578071
(18)
x2 hitung sel 13 = (20 – 23,478070175438596491228070175439)2 23,478070175438596491228070175439 = 0,51524559109336951570032872204816 x2 hitung sel 21 = (43 – 45,118421052631578947368421052632)2
45,118421052631578947368421052632 = 0,099465088793725345735291860447272 x2 hitung sel 22 = (51 – 52,359649122807017543859649122807)2
52,359649122807017543859649122807 = 0,035306686888103152839377720561726 x2 hitung sel 23 = (33 – 29,521929824561403508771929824561)2
29,521929824561403508771929824561 = 0,40976224173567181957270236950274
x2 hitung total = 1,2292451086256442825505030169974
df = (3-1) (2-1) = 2 x2 tabel 5%, 2 = 5,991
(19)
Lampiran 3
(20)
Lampiran 4
(21)
Lampiran 5
(22)
58 DATA PHBS RUMAH TANGGA TAHUN 2010
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
Lampiran 7
FOTO ALAT DAN BAHAN PENELITIAN
Mikroskop cahaya Pipet
Larutan NaCl 0,9% Kaca Objek
(28)
Lampiran 8
FOTO LOKASI PENELITIAN
Puskesmas Cangkuang Kantor desa Cangkuang Wetan
(29)
(30)
Lampiran 9
FOTO HASIL PEMERIKSAAN
(31)
Lampiran 10
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Yang bertanda tangan dibawah ini:
N a m a :
U s i a :
Alamat :
Pekerjaan : No. KTP/lainnya:
Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa:
Setelah mendapat keterangan sepenuhnya menyadari, mengerti, dan memahami tentang tujuan, manfaat dan risiko yang mungkin timbul dalam penelitian, serta sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari keikutsertaannya, maka saya setuju ikut serta dalam penelitian yang berjudul:
”
Pengaruh Faktor Kebiasaan pada Siswa SD terhadap Prevalensi
Ascariasis
di Desa Cangkuang Wetan Kabupaten Bandung”
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan. Bandung,
Mengetahui, Yang menyatakan,
Penanggung jawab penelitian, Orangtua/wali subjek
(Octaviany P. Harjo) ( )
(32)
1 1.1 Latar Belakang
Ascariasis yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides atau cacing gelang
merupakan penyakit usus halus yang pada sebagian besar kasus ditandai dengan sedikit gejala atau tanpa gejala sama sekali. Ascariasis tersebar di seluruh dunia, dengan frekuensi terbesar berada di negara tropis yang lembab, dimana angka prevalensi kadang-kadang mencapai diatas 50%. Hal ini dikarenakan Ascaris
lumbricoides memiliki habitat di daerah beriklim panas dan memiliki kelembaban
udara yang tinggi (Sumarmo S. Poorwo Soedarmo, dkk., 2008).
Data prevalensi ascariasis di Indonesia sangat tinggi, yaitu hampir pada semua anak yang berusia 1-10 tahun (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 1997). Sedangkan di Jawa Barat, menurut penelitian FKUI tahun 1993, prevalensi ascariasis berkisar antara 46,82-91,60% (Sri S. Margono, 1995). Bahkan, hasil survei infeksi
Ascaris di sekolah dasar (SD) di beberapa propinsi menunjukkan prevalensi sekitar
60-80%, sedangkan untuk semua umur berkisar antara 40-60% (Depkes RI, 2005). Hasil survei lain yang dilakukan pada tahun 2002 dan 2003 pada 40 SD di 10 propinsi menunjukkan prevalensi berkisar antara 2,2-96,3% (Depkes RI, 2004). Angka prevalensi dan intensitas infeksi cacing Ascaris biasanya paling tinggi pada anak-anak antara usia 3 dan 8 tahun, dikarenakan daya tahan tubuh yang kurang, aktivitas mereka yang lebih banyak berhubungan dengan tanah, dan masih rendahnya kesadaran untuk menjaga higienitas (Ditjen PP&PL, 2005). Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan perilaku mencuci tangan memakai air dan sabun sebelum makan terbukti berhubungan bermakna dengan kejadian ascariasis (Zaidina Umar, 2008). Selain itu, hasil penelitian lain yang dilakukan Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan Depkes RI menunjukkan bahwa anak yang memiliki kuku pendek
(33)
cenderung menunjukkan persentase telur cacing lebih rendah daripada yang memiliki kuku panjang (Zaidina Umar, 2008).
Cacing Ascaris dapat merusak dinding usus sehingga mengganggu penyerapan zat-zat gizi, terutama pada anak-anak (Herdiman T. Pohan, 2007). Hal-hal tersebut menyebabkan anak-anak yang terinfeksi cacingan biasanya mengalami lesu, anemia, berat badan menurun, tidak bergairah, konsentrasi belajar kurang, kadang-kadang disertai batuk-batuk, yang pada akhirnya akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak serta mempengaruhi masalah-masalah non kesehatan lainnya misalnya turunnya prestasi belajar (Arsad Rahim Ali, 2009). Maka penting untuk dilakukan pencegahan terhadap ascariasis pada anak-anak. Dengan penggunaan air bersih, fasilitas sanitasi, dan higienitas yang baik dapat menurunkan angka morbiditas
ascariasis sampai 29% (WHO, 2010).
Data tahun 2011 menunjukkan jumlah penduduk di desa Cangkuang Wetan mencapai 18.246 jiwa yang terbagi ke dalam 5.248 kepala keluarga. Mayoritas mata pencaharian penduduk desa Cangkuang Wetan adalah sebagai buruh pabrik, hal ini dikarenakan pada desa Cangkuang Wetan memang dijadikan lokasi banyak pabrik. Dari jumlah penduduk yang ada, sekitar 25,9 % diantaranya atau 3.967 jiwa dikategorikan penduduk miskin.
Pada penelitian ini, desa Cangkuang Wetan dipilih sebagai lokasi penelitian berdasarkan pada data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga Kabupaten Bandung tahun 2010 dimana desa Cangkuang Wetan memiliki jumlah rumah tangga tidak sehat yang cukup banyak dan tingkat sanitasinya kurang baik dilihat melalui indikator-indikator yang ada, diantaranya ketersediaan jamban dan kebiasaan cuci tangan menggunakan sabun yang masih kurang.
Bagaimana gambaran faktor-faktor kebiasaan yang dilakukan anak-anak dan pengaruhnya terhadap prevalensi ascariasis menarik perhatian untuk dilakukannya penelitian ini.
(34)
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, identifikasi masalah penelitian adalah:
Berapakah prevalensi ascariasis pada siswa SD di desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung
Apakah ada pengaruh kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dalam menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD di desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung
Apakah ada pengaruh kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar (BAB) dalam menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD di desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung
Apakah ada pengaruh kebiasaan menggunting kuku dalam menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD di desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung
Apakah ada pengaruh kebiasaan makan menggunakan sendok dalam menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD di desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung
Apakah ada pengaruh kebiasaan minum obat cacing dalam menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD di desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian:
Mengetahui faktor-faktor kebiasaan para siswa SD yang mempunyai pengaruh terhadap prevalensi ascariasis.
Tujuan penelitian:
Mengetahui prevalensi ascariasis pada siswa SD di desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung.
(35)
Mengetahui pengaruh kebiasaan mencuci tangan sebelum makan terhadap prevalensi ascariasis pada anak SD di desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung.
Mengetahui pengaruh kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar terhadap prevalensi ascariasis pada anak SD di desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung.
Mengetahui pengaruh kebiasaan menggunting kuku terhadap prevalensi
ascariasis pada anak SD di desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung.
Mengetahui pengaruh kebiasaan makan menggunakan sendok terhadap prevalensi ascariasis pada anak SD di desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung.
Mengetahui pengaruh kebiasaan minum obat cacing terhadap prevalensi
ascariasis pada anak SD di desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung.
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
Manfaat akademis:
Menambah pengetahuan tentang pengaruh faktor-faktor kebiasaan terhadap prevalensi ascariasis.
Manfaat praktis:
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang penyebab, bahaya, faktor-faktor kebiasaan yang berpengaruh terhadap prevalensi ascariasis dan pencegahannya.
Memberikan masukan kepada tenaga kesehatan dalam pengendalian ascariasis.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1. Kerangka Pemikiran
Ascaris lumbricoides yang merupakan penyebab penyakit ascariasis mempunyai
(36)
termasuk di Indonesia. Penyakit ascariasis terutama terjadi pada anak-anak karena aktivitas mereka yang banyak berhubungan dengan tanah misalnya saat bermain, daya tahan tubuh yang masih rendah dan kesadaran menjaga higienitas yang masih rendah (Ditjen PP&PL, 2005). Pada anak, penyakit ascariasis dapat menimbulkan masalah yang serius, karena selain gangguan kesehatan juga dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan fisik dan terganggunya prestasi belajar di sekolah (Sumarmo S. Poorwo Soedarmo, dkk., 2008).
Sebenarnya banyak hal yang dapat dilakukan para siswa untuk mencegah terjadinya ascariasis. Perbaikan sanitasi dan kebersihan pribadi serta lingkungan sangat mempunyai arti dalam mencegah penyakit ascariasis (Sumarmo S. Poorwo Soedarmo, dkk., 2008). Beberapa diantaranya yaitu dengan menanamkan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar, menggunting kuku secara teratur, makan dengan menggunakan sendok, serta minum obat cacing secara teratur.
1.5.2. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, didapatkan hipotesis sebagai berikut:
Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan:
H0: tidak ada pengaruh kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dalam
menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung.
H1: terdapat pengaruh kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dalam
menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung.
Kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar:
H0: tidak ada pengaruh kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar dalam
menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung.
(37)
H1: terdapat pengaruh kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar dalam
menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung.
Kebiasaan menggunting kuku:
H0: tidak ada pengaruh kebiasaan menggunting kuku dalam menurunkan
prevalensi ascariasis pada siswa SD desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung.
H1: terdapat pengaruh kebiasaan menggunting kuku dalam menurunkan
prevalensi ascariasis pada siswa SD desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung.
Kebiasaan makan menggunakan sendok:
H0: tidak ada pengaruh kebiasaan makan menggunakan sendok dalam
menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung.
H1: terdapat pengaruh kebiasaan makan menggunakan sendok dalam
menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung.
Kebiasaan minum obat cacing:
H0: tidak ada pengaruh kebiasaan minum obat cacing dalam menurunkan
prevalensi ascariasis pada siswa SD desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung.
H1: terdapat pengaruh kebiasaan minum obat cacing dalam menurunkan
prevalensi ascariasis pada siswa SD desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung.
1.6 Metodologi
Metode penelitian : Observasional analitik
(38)
Teknik pengumpulan data : Pengambilan sediaan feces dan survei dengan wawancara
Instrument pokok penelitian : Kuesioner tertutup
Populasi : Siswa SD di desa Cangkuang Wetan
kabupaten Bandung yang berjumlah 530 anak
Teknik sampling : Simple random sampling
Jumlah sampling : 228 anak
Analisis penelitian : Univariat berupa penyajian dalam bentuk
tabel distribusi, bivariat dengan menggunakan analisis Chi-square test.
1.7 Lokasi dan Waktu
Lokasi penelitian : Desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung dan
Laboratorium Parasitologi-Mikrobiologi FK-UKM Bandung Waktu penelitian : Bulan Desember 2010 – November 2011
(39)
40 5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian didapatkan simpulan:
Prevalensi ascariasis pada siswa SD di desa Cangkuang Wetan, kabupaten Bandung sebesar 44,3%.
Terdapat pengaruh kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dalam menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD di desa Cangkuang Wetan, kabupaten Bandung.
Tidak terdapat pengaruh kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar dalam menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD di desa Cangkuang Wetan, kabupaten Bandung.
Tidak terdapat pengaruh kebiasaan menggunting kuku dalam menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD di desa Cangkuang Wetan, kabupaten Bandung.
Tidak terdapat pengaruh kebiasaan makan menggunakan sendok dalam menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD di desa Cangkuang Wetan, kabupaten Bandung.
Tidak terdapat pengaruh kebiasaan minum obat cacing dalam menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD di desa Cangkuang Wetan, kabupaten Bandung.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat diberikan saran sebagai berikut:
Program pemberian obat antelmintik masal harus lebih disosialisasikan dan digalakkan lagi agar pemberantasan ascariasis menjadi adekuat.
(40)
Penyuluhan tentang bahaya, cara penularan, upaya pencegahan dan gejala-gejala ascariasis kepada masyarakat khususnya orang tua perlu dilakukan agar orang tua lebih memperhatikan kesehatan anak dan menjadi waspada terhadap ascariasis.
(41)
42
Antonius Wibowo. 2007. Hubungan Perilaku Siswa Kelas III dan IV dengan Hasil
Pemeriksaan Feces dan Keadaan Tanah terhadap Infeksi “Soil Transmitted
Helminths” di SDN Budi Mulya 3 Cipageran-Cimahi. FK UKM.
Arfian Nevi. 2006. Ascaris lumbricoides.
http://www.health-lrc.or.id/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=116. 9 November 2010.
Arsad Rahim Ali. 2009. Prevalensi Kecacingan Anak SD di Polewali Mandar
Kembali Tinggi. http://arali2008.wordpress.com/2009/08/18/prevalensi-kecacingan-anak-sd-di-polewali-mandar-kembali-tinggi. 16 September 2010.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Pedoman Umum Program Nasional Pemberantasan Cacingan di Era Desentralisasi, Subdit Diare dan Penyakit Pencernaan Ditjen PPM & PPL Depkes RI. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2005. Laporan Hasil Survei Morbiditas Cacingan Tahun 2005, Subdit Diare dan Penyakit Pencernaan Ditjen PPM & PPL Depkes RI. Jakarta.
Ditjen PP&PL. 2005. Manual Pemberantasan Penyakit Menular.
http://www.pppl.depkes.go.id/, 16 September 2010.
Herdiman T. Pohan. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. hal. 1764-5
Inge Sutanto, Is Sumariah Ismid, Pudji K. Sjarifudin, Saleha Sungkar. 2008. Buku
Ajar Parasitologi Kedokteran. Edisi 4. Jakarta: Balai penerbit FKUI. hal. 6-9
K. Leder, P. F. Weller. 2004. Ascariasis. http://www.stanford.edu/.../Ascaris/JLora Parasite.htm. September 6th, 2011.
Nur Nasry Noor. 2006. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: PT Rineka Cipta. hal. 25
Pinardi Hadidjaja. 1990. Penuntun Laboratorium Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. hal. 7-8
(42)
Soekidjo Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. hal. 26
Sri S. Margono. 1995. ”Soil transmitted helminthes”. Dalam S. Gandahusada, H. D. lIahude, W. Pribadi: Parasitologi Kedokteran. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. hal. 23-6
Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1997. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak
FKUI. Jakarta: Infomedika. hal. 646-50
Sukarno Sukarban, Sardjono O. Santoso. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta: Gaya Baru. hal. 526-34
Sumarmo S. Poorwo Soedarmo, Herry Garna, Sri Rezeki S. Hadinegoro, Hindra Irawan Satari. 2008. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Jakarta: Balai Penerbit IDAI. hal. 370-4
T. H. Rampengan, I. R. Laurentz. 1997. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta: EGC. hal. 217-23
WHO. 2010. Water, sanitation and hygiene links to health.
http://www.who.int/water_sanitation_health/en/, December 16th, 2010.
WHO. 2011. Hygiene. http://www.who.int/topics/hygiene/en/, January 20th, 2011. Zaidina Umar. 2008. Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan dan Kecacingan pada
Murid SD di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat. Dalam: KESMAS-Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional. Volume 2. Jakarta: FKM UI. hal. 249-54
(1)
H1: terdapat pengaruh kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar dalam menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung.
Kebiasaan menggunting kuku:
H0: tidak ada pengaruh kebiasaan menggunting kuku dalam menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung.
H1: terdapat pengaruh kebiasaan menggunting kuku dalam menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung.
Kebiasaan makan menggunakan sendok:
H0: tidak ada pengaruh kebiasaan makan menggunakan sendok dalam menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung.
H1: terdapat pengaruh kebiasaan makan menggunakan sendok dalam menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung.
Kebiasaan minum obat cacing:
H0: tidak ada pengaruh kebiasaan minum obat cacing dalam menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung.
H1: terdapat pengaruh kebiasaan minum obat cacing dalam menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung.
1.6 Metodologi
Metode penelitian : Observasional analitik
(2)
7
Teknik pengumpulan data : Pengambilan sediaan feces dan survei dengan wawancara
Instrument pokok penelitian : Kuesioner tertutup
Populasi : Siswa SD di desa Cangkuang Wetan
kabupaten Bandung yang berjumlah 530 anak
Teknik sampling : Simple random sampling
Jumlah sampling : 228 anak
Analisis penelitian : Univariat berupa penyajian dalam bentuk
tabel distribusi, bivariat dengan menggunakan analisis Chi-square test.
1.7 Lokasi dan Waktu
Lokasi penelitian : Desa Cangkuang Wetan kabupaten Bandung dan
Laboratorium Parasitologi-Mikrobiologi FK-UKM Bandung Waktu penelitian : Bulan Desember 2010 – November 2011
(3)
40
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian didapatkan simpulan:
Prevalensi ascariasis pada siswa SD di desa Cangkuang Wetan, kabupaten Bandung sebesar 44,3%.
Terdapat pengaruh kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dalam menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD di desa Cangkuang Wetan, kabupaten Bandung.
Tidak terdapat pengaruh kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar dalam menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD di desa Cangkuang Wetan, kabupaten Bandung.
Tidak terdapat pengaruh kebiasaan menggunting kuku dalam menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD di desa Cangkuang Wetan, kabupaten Bandung.
Tidak terdapat pengaruh kebiasaan makan menggunakan sendok dalam menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD di desa Cangkuang Wetan, kabupaten Bandung.
Tidak terdapat pengaruh kebiasaan minum obat cacing dalam menurunkan prevalensi ascariasis pada siswa SD di desa Cangkuang Wetan, kabupaten Bandung.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat diberikan saran sebagai berikut:
Program pemberian obat antelmintik masal harus lebih disosialisasikan dan digalakkan lagi agar pemberantasan ascariasis menjadi adekuat.
(4)
41
Penyuluhan tentang bahaya, cara penularan, upaya pencegahan dan gejala-gejala ascariasis kepada masyarakat khususnya orang tua perlu dilakukan agar orang tua lebih memperhatikan kesehatan anak dan menjadi waspada terhadap ascariasis.
(5)
42
Antonius Wibowo. 2007. Hubungan Perilaku Siswa Kelas III dan IV dengan Hasil Pemeriksaan Feces dan Keadaan Tanah terhadap Infeksi “Soil Transmitted
Helminths” di SDN Budi Mulya 3 Cipageran-Cimahi. FK UKM.
Arfian Nevi. 2006. Ascaris lumbricoides. http://www.health-lrc.or.id/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=116. 9 November 2010.
Arsad Rahim Ali. 2009. Prevalensi Kecacingan Anak SD di Polewali Mandar Kembali Tinggi. http://arali2008.wordpress.com/2009/08/18/prevalensi-kecacingan-anak-sd-di-polewali-mandar-kembali-tinggi. 16 September 2010. Departemen Kesehatan RI. 2004. Pedoman Umum Program Nasional Pemberantasan
Cacingan di Era Desentralisasi, Subdit Diare dan Penyakit Pencernaan Ditjen PPM & PPL Depkes RI. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2005. Laporan Hasil Survei Morbiditas Cacingan Tahun 2005, Subdit Diare dan Penyakit Pencernaan Ditjen PPM & PPL Depkes RI. Jakarta.
Ditjen PP&PL. 2005. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. http://www.pppl.depkes.go.id/, 16 September 2010.
Herdiman T. Pohan. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. hal. 1764-5
Inge Sutanto, Is Sumariah Ismid, Pudji K. Sjarifudin, Saleha Sungkar. 2008. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Edisi 4. Jakarta: Balai penerbit FKUI. hal. 6-9 K. Leder, P. F. Weller. 2004. Ascariasis. http://www.stanford.edu/.../Ascaris/JLora
Parasite.htm. September 6th, 2011.
Nur Nasry Noor. 2006. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: PT Rineka Cipta. hal. 25
Pinardi Hadidjaja. 1990. Penuntun Laboratorium Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. hal. 7-8
(6)
43
Soekidjo Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. hal. 26
Sri S. Margono. 1995. ”Soil transmitted helminthes”. Dalam S. Gandahusada, H. D. lIahude, W. Pribadi: Parasitologi Kedokteran. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. hal. 23-6
Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1997. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Jakarta: Infomedika. hal. 646-50
Sukarno Sukarban, Sardjono O. Santoso. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta: Gaya Baru. hal. 526-34
Sumarmo S. Poorwo Soedarmo, Herry Garna, Sri Rezeki S. Hadinegoro, Hindra Irawan Satari. 2008. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Jakarta: Balai Penerbit IDAI. hal. 370-4
T. H. Rampengan, I. R. Laurentz. 1997. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta: EGC. hal. 217-23
WHO. 2010. Water, sanitation and hygiene links to health. http://www.who.int/water_sanitation_health/en/, December 16th, 2010.
WHO. 2011. Hygiene. http://www.who.int/topics/hygiene/en/, January 20th, 2011.
Zaidina Umar. 2008. Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan dan Kecacingan pada Murid SD di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat. Dalam: KESMAS-Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Volume 2. Jakarta: FKM UI. hal. 249-54