EKSISTENSI KOMUNITAS PUNK DI KELURAHAN TITI KUNING KECAMATAN MEDAN JOHO.

EKSISTENSI KOMUNITAS PUNK DI KELURAHAN
TITI KUNING KECAMATAN MEDAN JOHOR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Anisa Mutmainah
Nim. 3103122003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

l

ABSTRAK


Anisa Mutmainah : 3103122003, Eksistensi Komunitas Punk di Kelurahan
Titi Kuning Kecamatan Medan Johor, Progam Studi Pendidikam
Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini mengenai Eksistensi Komunitas Punk di Kelurahan Titi
Kuning Kecamatan Medan Johor. Penelitian bertujuan untuk mengetahui
perkembangan punk, eksistensi punk, simbol atau makna yang terkandung dalam
atribut-atribut yang dipakai punker, kepribadian sebenarnya seorang punker, dan
faktor pendorong seseorang menjadi punker yang ada di daerah Medan Johor.
Penelitian kualitatif ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan
observasi, melalui wawancara dan studi pustaka. Data-data dari hasil penelitian ini
di dukung oleh hasil wawancara yang peneliti lakukan dalam penelitian Eksistensi
Komunitas Punk di Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor.
Mengenai Eksistensi Komunitas Punk sudah sangat baik di Medan
terutama didaerah Titi Kuning Kecamatan Medan Johor komunitas punk didaerah
ini rupanya tetap menjnjung tinggi motto hidup anak punk diseluruh dunia yaitu
DIY yang memiliki kepanjangan arti “Do It Yourself”. Arti dari motto itu bukan
hanya mengerjakan semuanya sendiri dalam artian mandiri atau kebebasan, tapi
lebih luas ke arti memiliki kebebasan dalam berpelilaku tapi memiliki tanggung
jawab. Rasa tanggung jawab di sini diartikan sebagai tanggung jawab untuk

persatuan semua golongan anak punk dan tidak membuatnya terkotak-kotak
karena perbedaan. Semua setara dan tidak ada yang membedakan mereka satu
sama lainnya.
Kata Kunci : Eksistensi Komunitas Punk, Kehidupan Punk

i

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang mana telah
memberiakan kesehatan dan karunia-Nya kepada penulis serta kekuatan untuk
menyelesaikan skripsi : Eksistensi Komunitas Punk di Kelurahan Titi Kuning
Kecamatan Medan Johor. Penyelesaian ini tidak terlepas bantuan dari berbagai
pihak yang terkait secara langsung maupun tidak langsung, maka penulis dalam
hal ini mengucapkan terima kasih banyak dan kerendahan hati kepada:
1. Bapak Prof.Dr.H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas
Negeri Medan beserta kepada Purek 1, Purek 2, Purek 3, Purek 4.
2. Bapak Dr. Restu,M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta PD 1, PD
2, PD 3.
3. Ibu Dra.Puspitawati, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Antropologi.

4. Bapak Drs.Tumpal Simarmata,M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang memberikan arahan serta masukkan yang begitu banyak sampai
penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Dra.Nurjannah,M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus
Penguji I, Ibu Supsiloani,M.Si sebagai penguji II, serta Bapak Drs.Waston
Malau sebagai penguji III.
6. Serta ucapan terima kasih jug kepada seluruh dosen-dosen pendidikan
Antropologi UNIMED diantaranya adalah Prof. Dr.Bungarab Antonius
Simanjuntak, Dr. Phill Ichwan Azhari MS, Drs. Payerli Pasribu,M.Si,
Sulian Ekomila, S.Sos MSp, Murni Eva Marlina Rumapea,M.Si,
Rosramadhana

Nasution,M.Si,

Sihite,M.Si yang telah

Muhammad

Iqbal


S.Sos,

Onggal

banyak sekali memberikan bantuan, arahana,

ii

semangat serta motivasi, petunjuk dan juga telah memberikan banyak
sumber dan refrensi sehingga terselesaikannya skripsi ini walaupun
didalamnya masih terdapat kekurangan pada penulisannya.
7. Kepada ibu saya, Ibunda Jelita tercinta yang senantiasa memberikan
semangat, mencurahkan rasa sayang, didikan, materi serta doa yang tak
henti-hentinya kepada penulisan dan kepada ayahanda Almarhum Ismail
yang telah tenang disisi Allah.
8. Kepada adik saya adinda Furkan Fahmi, yang banyak membantu
pembuatan skripsi selam penelitian mengantar penulis kemana saja untuk
bertemu komunitas Punk.
9. Kepada sahabat saya Nurdesiana Nasution yang senantiasa membantu saya
dalam penelitian, dan tak henti-hentinya memberikan semangat kepada

saya. Serta kepada sahabat saya Novita Anggraini Siregar dan Syarifah
yang telah memberi saya dukungan dan semangat kepada saya.
10. Kepada seluruh informan yang telah memberikan data dan informasi
kepada penulis, Tulank, Yoga(Ogex), Ilham(Ebot), Basri(Batok), Aam,
Randa Ananda, yang telah bersedia menjadi tempat bertanya dan menggali
informasi tentang punk di kota Medan dan Sekitar Titi Kuning Kecamatan
Medan Johor.
11. Kepada sahabat-sahabat saya selama berjuang di Universitas Negeri
Medan Fakultas Ilmu Sosial Prodi Pendidikan Antropologi Fira Gustina,
Irma Ries Verany, Sri Wahyuni, Winda Fitria, Siti Fadhila yang selama 4
tahun berjuang bersama.

iii

12. Kepada keluarga besar antropologi angkatan 2010 yang sudah lama
bersama-sama dengan peneliti menimba ilmu yaitu kurang lebih 4 tahun.
Terimakasih buat semua kenangannya selama ini. Semoga kita dapat
meraih apa yang kita cita-citakan selalu berusaha untuk berikan yang
terbaik.
13. Kepada kak Ayu Febraiani yang telah membantu pada setiap urusan

administrasi yang diperlukan peneliti.
14. Dan kepada semua pihak-pihak yg telah membantu dalam pembuatan
skripsi dan penelitian ini, yang mungkin terlupakan oleh peneliti dan tidak
dapat di tulis satu persatu.
Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah
diberikan oleh semua pihak, semoga Allah akan membalasnya dengan limpahan
rahmat kepada kita semua.

Medan, 8 Juli 2014
Peneliti,

Anisa Mutmainah

iv

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................

i


KATA PENGANTAR .............................................................................

ii

DAFTAR ISI ............................................................................................

v

DAFTAR TABEL .................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................. 5
1.3 Pembatasan Masalah ................................................................ 5
1.4 Perumusan Masalah ................................................................. 6
1.5 Tujuan penelitian .....................................................................

6

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................

8

2.1 Kerangka Konseptual .............................................................

8

2.1.1. Remaja .....................................................................

8

2.1.2.Punk sebagai subkultur ............................................. 9
2.2. Kajian Pustaka ........................................................................ 11
2.3. Kerangka Teori .......................................................................

13

2.3.1. Teori kepribadian ................................................... 13
2.3.2. Komunitas .............................................................. 14

2.3.3. Gaya Hidup (Life Style) ......................................... 15
2.3.4. Teori Interaksionalisme simbolik .......................... 19
2.4. Kerangka Berfikir ................................................................... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 22
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................

22

3.2 Lokasi Penelitian .....................................................................

22

3.3 Penentuan Informan ................................................................

23

3.3.1. Objek Penelitian ......................................................

23


3.3.2. subjek penelitian ...................................................... 23
3.4 Teknik Pengumpulan data .......................................................

24

3.5 Teknik Analisa Data ................................................................

25

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ......................... 26
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................

26

4.1.1. Sejarah Kecamatan Medan Johor ................... 26
4.1.2. Lokasi Kecamatan Medan Johor ............................... 27
4.1.3. Kependudukan Kecamatan Medan Johor ........

28


4.1.4. Kelurahan Titi Kuning ..................................

31

4.2. Sejarah Punk di Dunia .............................................................. 34
4.2.1. Gaya Dan Hidup Ideologi ......................................... 35
4.2.2. Punk Dan Anarkisme ................................................ 37
4.3. Sejarah Masuknya Punk di Indonesia....................................... 39
4.4. Hasil Penelitian ........................................................................ 40
4.4.1. Keeksistensian Punk di Medan ................................. 40
4.4.2. Keeksistensian Punk di Titi Kuning ......................... 46
4.4.3. Faktor yang Mempengaruhi Seseorang Ikut dalam
KomunitasPunk ....................................................... 48
4.4.4. Keterkaitan Punk dengan Teori-teori
yang dipakai ........................................................... 50
A. Proses Terbentuknya Komunitas
Punk Melalui Penajaman Teori
Kepribadian, Interaksi Sosial Dan
Pembentukan Kelompok/Komunitas Sosial ..... 54
B. Proses Terbentuknya Komunitas
Punk Melalui Penajaman Teori
Lifestyle/Gaya Hidup .......................................... 61
C. Proses Terbentuknya Komunitas
Punk Melalui Penajaman
Teori Interaksionisme Simbolik ......................... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 71
5.1. Kesimpulan ............................................................................... 71
5.2. Saran ......................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 75
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Luas wilayah dan jumlah penduduk
di Kecamatan Medan Johor ….....................................................

29

2. Data Kependudukan Berdasarkan
Suku di Kecamatan Medan Johor ................................................

30

3. Data Penduduk Menurut Agama
di Kecamatan Medan Johor ..........................................................

30

4. Data Penduduk Menurut Mata
Pencaharian di Kecamatan Medan Johor ...................................

31

5. Data Penduduk Menurut Status
Kewarganegaraan di Kecamatan Medan Johor ........................... 31
6. Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin
di Kecamatan Medan Johor .......................................................... 31
7. Jumlah Penduduk di Kelurahan Titi Kuning ................................. 32
8. Jumlah Penduduk Menurut Agama
di Kelurahan Titi Kuning ............................................................... 33
9. Komposisi mata pencaharian penduduk
di Kelurahan Titi Kuning ................................................................ 34

vii

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Seringnya melihat sekelompok remaja berpakaian unik dan beberapa
orang menyebut mereka aneh. Mereka berdiri dipersimpangan lampu merah
membawa gitar kecil sambil bernyanyi. Mereka mengaku sebagai Punker yang
mengikuti aliran bebas berekspresi dan berkreasi tanpa harus mengganggu orang
lain.
Diketahui masa remaja adalah masa yang sangat rentan terhadap
pergaulan-pergaulan yang dapat menjerumuskan para remaja kedalam pergaulan
yang salah, sebab kita ketahui masa remaja adalah masa seseorang meninggalkan
tahap kehidupan masa kanak-kanaknya untuk menuju kemasa berikutnya yang
disebut kedewasaan. Masa remaja adalah masa dimana seorang anak belum
mendapatkan pegangan yang kuat secara rohani dan jasmani, sedangkan
kepribadiannya sedang mengalami pembentukan.
Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang memberikan
konstribusi dalam pembentukkan kepribadian yang sangat besar bagi tumbuh
kembangnya anak sehingga remaja dapat mencapai tingkat kedewasaan, dengan
kata lain bahwa anak-anak akan ideal perkembangan jasmani dan rohaninya
tumbuh bersama keluarga mereka yang harmonis.
Pada kenyataannya tidak semua keluarga dapat memenuhi kebutuhan
hidup. perubahan sosial, ekonomi dan budaya sangat berpengaruh terhadap
kesejahteraan keluarga, keharmonisan keluarga kadang terusik oleh perubahan

1

2
sosial, ekonomi, dan budaya yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan
terkadang dapat menghepaskan keluarga kedalam jurang kemiskinan.
Perubahan-perubahan tersebut berdampak pada gaya hidup masyarakat
terutama pada masyarakat perkotaan. Di kota besar seperti Medan, sekarang ini
bermunculan sekelompok remaja yang mempunyai gaya hidup yang sangat
menyimpang dari norma-norma masyarakat disekitarnya, satu diantaranya
sekelompok remaja itu disebut dengan Punker. Gaya hidup punk ialah gaya hidup
yang tidak sama dengan gaya hidup lainnya, gaya hidup berkembang sesuai
dengan tempat, waktu dan situasi. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan
sesuatu yang diri dari hal yang membuat mereka tidak bebas. Sekelompok punk
ini membentuk komunitas kecil disetiap persimpangan jalan di kota medan
mereka menjadikan punk sebagai budaya/sub budaya yang meraka anut.
Gaya hidup bebas yang membuat mereka merasa mendapat kebebasan.
sekelompok anak muda bergaya hidup punk dikarenakan adanya suatu gejala
perasaan yang tidak puas. Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas
pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan
pengekangan dari masyarakat, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan
hidup sesuai dengan keinginannya.
Di dalam setiap diri anggota komunitas punk mengalir semangat bahwa
punk merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari
keyakinan we can do it our selve yang berarti kemandirian dalam setiap tindakan
atau usaha apapun yang dilakukannya. Prinsip DIY (do it yourself) yang berarti
kemadirian ini merupakan pegangan seluruh komunitas punk dunia, termasuk di

3
kota Medan. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui
lirik-lirik lagu yang mereka ciptakan bercerita tentang masalah politik, lingkungan
hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama, dan selalu
berhubungan dengan semangat individual dalam komunitasnya.
Gaya punk bukan hanya gaya hidup, sekelompok anak muda ini
mempunyai gaya hidup yang berbeda dengan yang lainnya. Mereka mempunyai
ciri-ciri khas rambut yang kerap disebut Mohawk (gaya rambut yang bercirikan
sisi bagian kanan dan kiri kepala dipotong tipis, rambut bagian belakang kepala
dibentuk lancip dibawahnya, bagian tengah depan sampai belakang dibiarkan
panjang, dan apabila dilihat dari samping akan berbentuk seperti kipas), berdiri
kaku, berwarna-warni. Belum lagi seperangkat atribut lainnya seperti rantai,
gembok, peniti, kalung spike yang dihiasi dengan paku yang terdapat
disekelilingnya menghiasi pakaian mereka terkesan urakan dan liar bagi sebagian
orang apalagi orang awam. Bahkan tak jarang ada perasaan enggan dan takut
untuk bertegur sapa dengan komunitas anak-anak muda tersebut di karenakan
penampilan mereka yang menyeramkan.
Dalam menjalankan hidupnya, punk sangatlah memegang teguh gaya
hidup kolektif. Semua untuk satu, satu untuk semua. Sehingga dapat dikatakan
solidaritas hidup mereka didalam kelompoknya sangat tinggi. Berkumpul atau
sering disebut nongkrong merupakan aktivitas wajib mereka yang seolah tak perlu
ada aturan yang baku dalam menjalankannya. Hidup berkelompok dan tinggal
dijalan tanpa tempat tinggal tetap merupakan salah satu bentuk perlawanan
mereka.

4
Di kota Medan khususnya di daeran Titi Kuning kecamatan Medan johor
anak punk sering berada di persimpangan lampu merah Titi Kuning mereka juga
mencari nafkah dipinggir jalan bukan hanya sekedar ngumpul-ngumpul saja tetapi
mereka mengamen untuk mendapatkan uang. Sehingga sering membuat
masyarakat resah dan takut dengan adanya keberadaan anak punk.
Di daerah Titi kuning kecamatan medan johor keberadaan komunitas punk
sampai saat ini masih dianggap sebagai masalah sosial bagi sebagian masyarakat.
Penampilan anak punk yang identik dengan pakaian berwarna hitam dan terkesan
jorok membuat masyarakat melihat mereka seperti brandalan yang tidak memiliki
aturan berkumpul di persimpangan jalan dan melakukan aktivitas seperti
layangnya anak jalanan seperti mengamen bagi sebagian orang merupakan sesuatu
yang merusak pandangan. Bahkan tak jarang kerena perilaku ugal-ugalan para
anak punk membuat aparat melakukan penangkapan terhadap mereka. Padahal
dibalik sepengetahuan sebagian orang, anak punk tak hanya merupakan kelompok
yang bebas dan tidak memiliki aturan.
Para punk didaerah Titi Kuning kecamatan Medan Johor sering melakukan
kegiatan-kegiatan rutin dan terencana yang bersifat positif seperti diskusi yang
mana pada saat diskusi tersebut mereka akan membicarakan perkembangan setiap
scene (kelompok kecil bagian dari komunitas punk dalam satu kota), menanam
pohon dan bergotong royong membersihkan sampah disekitaran tempat mereka
berkumpul di daerah lampu merah Titi Kuning dan sekitarnya, membuat acara
musik punk yang terselenggara tanpa menggunakan sponsor atau bantuan dari
pihak manapun diluar mereka, mereka juga menjual barang-barang seperti baju-

5
baju hasil dari sablonan mereka dan atribut punk lainnya yg dijual di sebuah toko
kecil yg disebut dengan distro yang menjadi tren remaja sekarang.
Dari

uraian

latar

belakang

diatas,

penulis

berkeinginan

untuk

melaksanakan penelitian dengan judul :“Eksistensi Komunitas Punk di Kelurahan
Titi Kuning Kecamatan Medan Johor”.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang permasalahan tersebut dijabarkan
kedalam beberapa pernyataan penelitian yaitu sebagai berikut :
1. Para remaja menjadikan punk sebagai gaya hidup.
2. Gaya hidup para remaja menjadikan jalanan-jalanan kota untuk tempat
berkumpul dan melakukan berbagai aktivitas.
3. Masyarakat hanya memandang punk dari segi negatif sebagai pembuat
rusuh, urakan, berandalan, masyarakat tidak mencoba untuk mengetahui
sisi lain dari kehidupan anak bahwasanya mereka juga sering melakukan
kegiatan positif.
4. Eksistensi komunitas punk dalam kegiatan sehari-hari ketika berkumpul.

1.3.Pembatasan Masalah
Untuk mendapatkan data yang lebih mendalam dan terarah maka penulis
membatasi masalah yang akan diteliti pada ““Eksistensi Komunitas Punk di
Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor”.

6
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apa yang menyebabkan seorang remaja memutuskan untuk menjadi
seorang punk?
2. Mengapa remaja menjadikan punk sebagai gaya hidup?
3. Bagaimana sisi kehidupan punk ketika berkumpul dengan komunitasnya?
4. Bagaimana pendapat para punk tentang masyarakat yang memandang
mereka sebagai pembuat anarkis dan pembuat rusuh ?

1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui penyebab seorang remaja memutuskan dirinya menjadi punk.
2. Untuk mengetahui tujuan remaja menjadikan punk sebagai gaya hidup .
3. Untuk mengetahui sisi lain dari kehidupan punk ketika berkumpul dengan
komunitasnya.
4. Untuk mengetahui pandangan para punk tentang masyarakat yang
memandang mereka sebagai pembuat anarkis dam pembuat rusuh.

1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini
adalah:
1. Sebagai penelitian lanjutan terhadap realitas sosial gaya hidup dan
diharapkan memberikan sumbangsih literatur pada peneliti selanjutnya.

7
2. Penulis dan pembaca dapat mengetahui apa alasan para remaja menjadikan
punk sebagai gaya hidup yang tren.
3. Mengetahui kahidupan anak punk yang sebenarnya bukan hanya dari
cerita-cerita dan wacana-wacana yang ada.
4. Pembaca dan penulis dapat mengetahui pandangan masyarakat terhadap
anak-anak punk dan pandangan anak punk terhadap masyarakat yang
menganggap mereka buruk.

71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan


Dalam proses pembentukan suatu komunitas atau kelompok sosial
khususnya komunitas punk memang tidak terlepas dari aspek individu
sebagai identitas yang mempunyai kepribadian, tingkah laku, berinteraksi
dan menjalani proses pembentukan komunitas. Hal ini dipertajam dengan
menganalisis menggunakan beberapa teori Psikologi-Sosial. Yang
akhirnya

memperkuat

hipotesis

bahwa

komunitas

punk

sebagai

representasi konstruk psikologi sosial. Dalam komunitas punk terdapat
banyak individu yang mempunyai tujuan yang sama. Yang pada awalnya
mereka tidak akan bisa berdiri sendiri dengan ideologi mereka akhirnya
membentuk komunitas sebagai wadah dari ideologi yang mereka bawa.


Dalam komunitas punk, segala bentuk pemberontakan terdapat di
dalamnya baik secara frontal maupun dengan jalan damai. Dari segala
aspek kehidupan bisa kita lihat, dari kesenian sendiri dapat terlihat jelas
dari segi musik, rupa dan fashion. Masyarakat pada umumnya melihat
negatif tentang komunitas ini, punk sebagai ideologi yang disalah pahami.
Tapi pada kenyataannya komunitas ini masih berbaur di masyarakat dan
memiliki rasa sosial yang tinggi dibuktikan dengan kegiatan sosial yang
mereka laksanakan. Mereka melakukan segala sesuatu dengan berdasar

71
a

72
pada kemampuannya atau lebih dikenal dengan istilah DIY ( Do It Your
Self ).


Komunitas punk tidak terlepas dari individu dan individu membutuhkan
wadah atau komunitas sebagai tempat perlindungan, aktualisasi diri dan
pengembangan bakat/minat mereka sebagai punker sejati.



Dalam pertunjukan musik punk terjadi interaksi simbolik antara sang
kreator atau pencipta dengan penonton dari komunitas punk sendiri dan
penonton masyarakat lainnya. Secara tema besar dalam teori ini tentang
pentingnya makna bagi perilaku manusia, pentingnya konsep mengenai
diri dan hubungan antara individu dan masyarakat melahirkan dua
persepsi yang berbeda. Komunitas punk sebagai penonton memberikan
respon positif terhadap simbol – simbol pada pertunjukan musik punk,
karena di sinilah mereka mengkonfirmasikan konsep diri dan kebebasan
individu mereka pada kelompok individu lain yang memiliki ideologi
yang sama. Sebagai kreator, sang seniman melalui proses aktif – kreatif
menciptakan suatu karya seni berlandaskan ideologi punk dan
menyajikannya kepada penonton sebagai simbol ekspresi terhadap realitas
sosial yang terjadi. Pertunjukan ini juga merupakan pemberontakan
terhadap batasan – batasan sosial yang mereka lalui dalam kehidupan
sehari – hari.



Pada masyarakat penonton lain, pertunjukan musik seperti ini hanya
sebagai hiburan untuk pemenuhan kebutuhan pikologis mereka. Namun di
sini tetap terjadi proses pemaknaan terhadap pertunjukan itu. Makna yang

73
muncul terkadang negatif karena dipengaruhi oleh subjektifitas budaya
yang mereka pahami. Mereka tidak mengetahui tentang punk itu sendiri,
ideologi yang dianut oleh komunitas punk. Budaya yang menjadi
kacamata pemaknaan menimbulkan persepsi negatif tentang musik dan
gaya hidup komunitas punk. Ini juga didasari karena sebagian dari
pertunjukan musik punk berakhir dengan kericuhan. Sehingga konsep
interaksi simbolik yang mereka pahami mengenai makna, konsep diri,
kebebasan individu dan batasan sosial hidup komunitas punk.


Perbedaan nilai yang ada antara subkultur punk dengan masyarakat umum
yang berbudaya arus utama seharusnya dapat lebih diterima sebagai
bentuk budaya yang dilihat secara holistik. Dengan itu maka nilai punk
yang berbeda dapat dipahami oleh masyarakat tanpa menimbulkan
konflik. Dalam hal ini kita harus dapat menghargai budaya Punk namun
kita juga harus menghargai budaya yang berkembang dalam masyarakat
luas. Media juga harus dapat menghargai perbedaan tersebut tanpa
membuat pemberitaan yang dapat memunculkan prasangka dan stereotip
terhadap punk dalam masyarakat. Kita harus bisa meminimalisir konflik
yang dapat terjadi antara masyarakat umum dan masyarakat Punk.
Masing-masing kebudayaan harus arif dalam memandang kebudayaan



lainnya.
punk Medan tidak hanya berbuat anarki saja. Di balik keanehan mereka,
dapat kita ambil pelajaran bahwa untuk hidup memang harus belajar
mandiri tanpa mengandalkan relasi ataupun yang lainnya. Do it yourself!

74
5.2. Saran


jangan melihat bahwa subkultur punk itu selalu identik dengan
keanarkisan dilihat dari segi positifnya bahwa kekeluargaan atau
persaudaraan untuk menjaga keutuhan kelompoknya sangat baik untuk



kita tiru demi menjaga perdamaian diantara kita semua.
Diharapkan agar setiap anggota komunitas punk Titi Kuning Lebih aktif
dalam mencari/menggali informasi dan mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan budaya pun k. Agar tidak menjadi seorang anggota
komunitas yang hanya sekedar ikut-ikutan saja, namun memiliki
pengetauan dan semangat yang tinggi sesuai dengan budaya dan semangat
pemberontakan punk yang murni. Sehingga setiap anggota dapat
memajukan dan mengembangkan komunitasnya sesuai dengan cita-cita
dan tujuan dari punk itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, H. 2003. Ilmu Sosial Dasar.Jakarta : PT. RinekaCipta.
Asri, Gifran Muhammad, 2007. PotretPositif Punk Bandung.
Biro pusatstatistik 1990 Kotamadya Medan dalamAngka. Medan: Biro
PusatStatistik.
Daldjoeni, N. 1982. Seluk Beluk Masyarakat Kota.(PuspaRagamSosiologoi
Kota). Bandung. Alumni.
Ghufran, M. 2007. Ironi Pembangunan. Jawa Timur: PT. Perca.
Herimanto, Dkk. 2008.Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta: PT. BumiAksara .
Julister Gumanto,2012.Identitas Diri Komunitas Punk Medan Amplas Dalam
Pespektif Fenomenologi, Universitas Sumatera Utara.
Machan, R. Tibor, 2006. Kebebasan dan Kebudayaan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Martono, John dan Arsita Djumadi. 2009. Punk:Fasyen-Subkultur-Identitas.
Yogyakarta: PT.Halilintar.
Marzali, Amri, 2005. Antropologi Dan Pembangunan Indonesia.Jakarta:
Kencana.
Moleong L. 1994. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
S. Menno Dan BustmiAlwi, 1994. Antropologi Perkotaan. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Santoso, Slamet, 2010. Teori-teori psikologi sosial, Bandung: PT. Refika
Aditama.
Sarwono, W.Sarlito. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Schlehe Judith dan Made Pande, 2006. Budaya Barat Dalam Kacamata Timur.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Shadily, Hasan.1993. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia.Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Sirait, Markus Bona Tangkas, 2010.Deskripsi Musik dan Gaya Hidup Komunitas
Street Punk, Universitas Sumatera Utara.

75

Sumber Internet:
Mohammed Bintang, warga prihatin kumpulan anak punk di medan.
http://beritasore.com.12 Januari 2012 .
Mohammed Bintang, anak punk bikin resah warga medan.
http://id.berita.yahoo.com/ -141410899.html. 03 Mei 2013.
Bintang Fajar, anak punk di medan kembali resahkan masyarakat
http://www.theglobejournal.com/sosial/index.php. 22 November 2013.
www.punkmagazine.com/
www.rollingstone.co.id/
Muhammad Yamin, anak punk resahkan pedagang aksara
http://www.PROHABA.co.html. 08 Maret 2012.

76