PERKEMBANGAN PEMANDIAN SWEEMBATH BAHAPAL SEBAGAI OBJEK WISATA DI KECAMATAN BANDAR HULUAN KABUPATEN SIMALUNGUN (1966-2012).

PERKEMBANGAN PEMANDIAN SWEEMBATH BAHAPAL SEBAGAI
OBJEK WISATA DI KECAMATAN BANDAR HULUAN
KABUPATEN SIMALUNGUN (1966-2012)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi
Sebahagian Persyaratan
Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH

SRI DEFI A PURBA
NIM. 308121007

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012

ABSTRAK


Sri Defi A Purba, NIM 308121007, Perkembangan Pemandian Sweembath
Bahapal sebagai Objek Wisata di Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten
Simalungun (1966-2012).
(Pembimbing: Drs. Ponirin, M.Si)
Skripsi Medan: Fakulas Ilmu Sosial. UNIMED. 2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah dibangunnya Pemandian
Sweembath Bahapal serta perkembangan nya sebagai objek wisata di masa
pemerintahan Republik Indonesia.
Metode yang digunakan dalam penelitina ini adalah metode Field
Research (Penelitian Lapangan) dengan mengumpulkan dan mencari sebanyakbanyaknya data yang ada di lapangan.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebelum Pemandian Sweembath
Bahapal ini di bangun, terlebih dahulu terjadi kesepakatan antara Partuanan Naga
Bayu dengan Belanda karena tanah tempat pemandian merupakan milik Partuanan
Naga Bayu. Setelah kesepakatan terjadi, pada tahun 1930 Pemandian Sweembath
Bahapal dibangun oleh Belanda. Setelah Indonesia merdeka pemerintah
mengambil alih kepemilikan objek wisata. Setelah tahun 1945, objek wisata
Sweembath Bahapal dibuka untuk umum dan HGU (Hak Guna Usaha) di miliki
oleh PTPN IV Laras. Namun Meskipun demikian di awal kemerdekaan
Pemandian Sweembath Bahapal belum mendapat perhatian yang baik dari PTPN

IV Laras. Tahun 1966 pemberlakuan karsis baru dilaksanakan oleh pihak
pengelola. Hampir setiap tahun jumlah pengunjung yang datang ke Pemandian
Sweembath Bahapal terus bertambah banyak. Hal ini terlihat dari banyak nya
jumlah pengunjung yang datang setiap tahun nya. Perkembangan Pemandian
Sweembath Bahapal juga terlihat dari sarana dan prasarana yang ada di kawasan
wisata. Dimana kondisi sarana dan prasarana yang ada pada saat sekarang ini
sangat jauh berbeda dengan kondisi awal pada saat Pemandian Sweembath
Bahapal di buka untuk umum. Hal ini juga menjadi faktor banyak nya jumlah
pengunjung yang datang ke kawasan wisata ini.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala kasih dan pernyertaanNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
saya sehingga penyusunan skripsi ini dapat selesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu

yang

direncanakan.


Skripsi

berjudul

“Perkembangan

Pemandian

Sweembath Bahapal Sebagai Objek Wisata Di Kecamatan Bandar Huluan
Kabupaten Simalungun (1966-2012)”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
pendidikan sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini saya juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Prof.Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Medan (UNIMED)
2. Kepada bapak Drs.H. Restu, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
Dan kepada Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
3. Drs. Ponirin,M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi saya, yang selalu
memberikan masukan demi kelancaran penulisan skripsi ini. Dra.
Lukitaningsih,M.Hum sebagai dosen pembimbing akademik dan sebagai

penguji ahli Drs. Yushar Tanjung,M.Si dan Dra. Hafnita SD Lubis,M.Si
sebagai dosen penguji saya.
4. Seluruh dosen-dosen di jurusan sejarah yang telah memberikan penulis
pendidikan yang sangat berharga selama kurang lebih empat tahun dan staf
pegawai yang ada di Fakultas Ilmu Sosial

5. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis E. Purba dan E. Sinaga yang
yang tidak pernah lupa memberikan doa, kasih sayang dan semangat
kepada penulis.
6. Untuk kakakku tercinta Friska Purba dan adik-adikku tercinta yang selalu
memberikan motivasi kepada saya, (Nova Purba, Maria Purba dan Togar
Purba).
7. Yang saya kasihi Bobby Simangunsong, terima kasih untuk motivasi dan
bantuan yang diberikan untuk membantu saya dalam penulisan skripsi ini.
8. Teman-temanku tersayang Donal Lumban Gaol (Mbkbro), Listra
Marpaung, Neva Manurung, Yuliarza Simanungkalit, Afriyani (Pinkan),
Edella Saragih, Insani, Rika Harahap, Prima Damanik dan Ris Ariani yang
selalu ada disamping ku. Trimakasih buat semua dukungannya dan
bantuan dalam penulisan skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan saya, Jiwa Emi, Evi Purba, Sondang PS,

Senja, Nova Sinaga, Ismalia Lubis, Desy Ritonga dan Betharia, Betty
Helen, Resnawati, Dearsani Girsang, Dosriani dan Tiarma.
10. Untuk seluruh teman-teman yang saya cintai dikelas C-reguler 2008 yang
sudah menghabiskan waktu untuk berada dikelas yang sama selama empat
tahun.
11. Teman satu kost saya, Krez, K’Ester dan Listra yang selalu bersama-sama
dengan penulis.

Akhir kata penulis berharap kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat dan
dapat memenuhi fungsi yang semestinya.
Medan, Juli 2012
Penulis,

Sri Defi A. Purba
308121007

DAFTAR TABEL

Tabel I


: Luas Wilayah menurut Nagori/Kelurahan

Tabel II

: Penduduk menurut Nagori/Kelurahan dan Jenis Kelamin

Tabel III

: Jumlah sekolah TK Swasta

Tabel IV

: Jumlah Sekolah Dasar

Tabel V

: Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

Tabel VI


: Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan Sederajat

Tabel VII

: Luas dan Jumlah Produksi Perkebunan Karet

Tabel VIII

: Luas dan Jumlah Produksi Perkebunan Kelapa Sawit

Tabel IX

: Alasan Pengunjung Berwisata

Tabel X

: Data Kunjungan Wisatawan Domestik tahun 1966-1975

Tabel XI


: Data Kunjungan Wisatawan Domestik tahun 1976-1985

Tabel XII

: Data Kunjungan Wisatawan Domestik tahun 1986-1995

Tabel XIII

: Data Kunjungan Wisatawan Domestik tahun 1996-2005

Tabel XIV

: Data Kunjungan Wisatawan Domestik tahun 2006-2011

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1


: Peneliti dengan bapak Mislan

Gambar 2

: Peneliti dengan Pengelola (bapak Samin dan bapak Darmo)

Gambar 3

: Peneliti dengan bapak Buana Cipta Damanik

Gambar 4

: Kawasan Sweembath Bahapal

Gambar 5

: Salah satu Petak/Kolam Sweembath Bahapal

Gambar 6


: Umbul Air (mata air)

Gambar 7

: Pengelola saat melakukan pembersihan

Gambar 8

: Salah satu Penyewaan Ban

Gambar 9

: Area Parkir

Gambar 10

: Kamar Mandi

Gambar 11


: Salah satu warung di kawasan wisata

Gambar 12

: Peneliti saat berada di kawasan wisata

Gambar 13

: Pengunjung dengan rombongan keluarga

Gambar 14

: Pengunjung yang sedang berenang

Gambar 15

: Persimpangan jalan menuju Pemandian Sweembath Bahapal

iv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Berbicara tentang pariwisata maka tidak dapat lepas dari perkembangan
sejarah pariwisata di masa kolonial Belanda. Di dalam pengembangan
kepariwisataan, pihak Belanda mendirikan VTV (Vereeneging Toeristen Verkeer),
adalah sebuah badan pariwisata Belanda di Batavia. Badan pemerintahan ini
sekaligus bertindak sebagai tour operator dan travel agent yang mempromosikan
Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, kepariwisataan tetap menjadi perhatian
Pemerintah. Hal ini karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki
banyak daerah wisata yang tersebar di seluruh kawasan Indonesia. Potensi ini
sangat menguntungkan Indonesia khususnya Pemerintah Daerah ataupun
masyarakat yang tinggal di daerah-daerah wisata, seperti Bali.
Perhatian Pemerintah dapat diketahui dari tahun 1946 dimana lahirlah
suatu Surat Keputusan Wakil Presiden RI yaitu Moh. Hatta di Yogyakarta tentang
pendirian suatu badan yang diberi tugas melanjutkan tugas perusahaan-perusahaan
hotel bekas milik Belanda. Badan ini bernama HONET (Hotel National dan
Tourism). Selanjutnya pada tahun 1952 presiden RI mengeluarkan keputusan
untuk membentuk Panitia Inter-Departemental Urusan Tourism dan pada tahun

1955 dibentuklah Yayasan Tourisme Indonesia (YTI) dan Dewan Tourisme
Indonesia (DTI) tahun 1957. (Oka A Yoeti,1996:38)
Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai objek wisata adalah Kabupaten Simalungun. Kabupaten Simalungun
adalah salah satu daerah yang memiliki tempat-tempat wisata yang indah. Salah
satu objek wisata yang dapat dikunjungi adalah pemandian Sweembath Bahapal
yang terdapat di Kecamatan Bandar Huluan.

Bermula dari masuknya Belanda ke Simalungun dan membuka
perkebunan di Simalungun yaitu pada periode penjajahan Belanda tahun 1907.
Simalungun menjadi satu-satunya daerah Batak yang cocok menyenangkan bagi
perkebunan-perkebunan asing. Pada masa ini, tanaman nanas, karet dan teh
sebagai tanaman utamanya dan selanjutnya perkebunan sawit dikembangkan di
Simalungun. (Reid, Anthony,1987:101) Pada masa pendudukan Belanda di
Simalungun inilah Pemandian ini dibangun dan khusus oleh orang-orang Belanda
tempat ini dijadikan sebagai sarana untuk dijadikan sebagai tempat hiburan.
Keadaan ini berlangsung hingga tahun 1942.

Kemudian

oleh

Pemerintah

Kabupaten

Simalungun,

objek

ini

diberdayakan kembali untuk menjadi objek wisata. Tempat ini dimanfaatkan
sebagai objek wisata karena pemandian ini memiliki mata air yang bersih dan
tidak seperti pemandian lainnya yang menggunakan kaporit, selain itu letaknya
tidak sulit ditemukan, karena banyak jalan yang untuk dapat sampai ke lokasi
pemandian Sweembath Bahapal. Selain itu, berbagai upaya dilakukan oleh

Pemerintah Daerah diantaranya adalah memperhatikan sarana transportasi dan
perbaikan jalan menuju lokasi wisata. Keberadaan objek wisata ini ternyata
berdampak terhadap peningkatan pendapatan masyarakat yang ada di sekitarnya.
Hal ini dikarenakan masyarakat sekitar memanfaatkannya untuk berdagang, baik
makanan dan minuman, menyewakan ban bagi pengunjung yang hendak mandi
serta fasilitas kamar mandi.

Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat keinginan peneliti untuk
meneliti bagaimana sejarah Sweembath Bahapal dijadikan sebagai objek
pemandian dan pengaruhnya terhadap masyarakat sekitar. Untuk itu peneliti
mengangkat judul penelitian “ Perkembangan Pemandian Sweembath Bahapal.
Sebagai Objek Wisata Di Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun
(1966-2012)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi
adalah:

1. Sejarah dibangunnya Pemandian Sweembath Bahapal
2. Perkembangan pemandian Sweembath Bahapal menjadi objek wisata
di masa Orde Baru 1966-2012

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Bagaimana sejarah dibangun pemandian Sweembath Bahapal?
2. Bagaimana perkembangan pemandian Sweembath Bahapal menjadi
objek wisata di masa Orde Baru 1966-2012?
1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejarah dibangunnya pemandian Sweembath
Bahapal
2. Untuk mengetahui perkembangan pemandian Sweembath Bahapal
menjadi objek wisata di masa Pemerintahan Republik Indonesia
1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan di atas, manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai sejarah
dijadikannya pemandian Sweembath Bahapal menjadi objek wisata
pemandian.
2. Dapat melatih peneliti dalam membuat karya ilmiah dalam penelitian
sejarah yang baik.
3. Memberikan gambaran tentang keadaan objek wisata yang ada di
Simalungun, khususnya objek wisata pemandian.

4. Memberikan gambaran kepada masyarakat sekitar serta pemerintah
daerah akan pemanfaatan objek wisata.
5. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi peneliti lain yang
bermaksud mengadakan penelitian dalam masalah yang sama.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:
1. Sebelum dibangun oleh pemerintah Belanda, kawasan Pemandian
Sweembath Bahapal merupakan daerah kekuasaan Partuanan Naga Bayu.
Dimana masyarakat Partuanan Naga Bayu memanfaatkan umbul air (mata
air) yang ada dikawasan untuk mengambil air bersih.
2. Belanda menginginkan kawasan umbul air (mata air) yang dimiliki oleh
Partuanan Naga Bayu, sehingga terjadi kesepakatan antara pemerintah
Belanda dengan partuanan Naga Bayu. Tiga kesepakatan yang diajukan
oleh Partuanan Naga Bayu kepada pemerintah Belanda seperti:
a. Belanda harus membangun penampungan air (bak air) yang dialirkan
dari umbul air (mata air) ke Masjid yang ada di daerah Partuanan Naga
Bayu dengan menggunakan teknologi yang dimilki Belanda dan
pekerja-pekerja Belanda tanpa melibatkan masyarakat Partuanan Naga
Bayu.
b. Bagi setiap penduduk yang sakit diberikan izin untuk berobat gratis
di Rumah Sakit Laras yang dibangun oleh Belanda. Rumah Sakit Laras
merupakan rumah sakit milik perkebunan Belanda pertama yang ada di
Kecamatan Bandar Huluan sekarang. Sebelum perjanjian ini disepakati
oleh Belanda, masyarakat yang ingin berobat ke Rumah Sakit Laras

dikenakan biaya karena Rumah Sakit ini khusus untuk orang-orang
Belanda dan pekerja-pekerja Belanda yang bekerja di perkebunan.
c. Karena Daerah Partuanan Naga Bayu dijadikan perkebunan, maka
pihak Partuanan Naga Bayu meminta Belanda memberikan tanah
kepada masyarakat ketika masyarakat tidak memiliki tempat tinggal
lagi. Dengan kata lain, Belanda harus memberikan tanah kepada
masyarakat Naga Bayu sebagai ganti rugi tanah yang sudah diberikan
kepada Belanda. Namun sampai sekarang Belanda tidak pernah
memenuhi janji itu sehingga ada istilah yang dikenal oleh masyarakat
yaitu “Perjanjian Tanah Panunggul (Tanah Yang Ditunggu-tunggu)”.
3. Pemandian Sweembath Bahapal dibangun pada tahun 1930 oleh
pemerintah Belanda dengan mempekerjakan buruh-buruh perkebunan.
Pemandian ini hanya dijadikan sebagai tempat hiburan oleh orang-orang
Belanda.
4. Dijadikan sebagai objek wisata pada tahun 1945 setelah Indonesia
merdeka. Beberapa kali mengalami pergantian pengelola karena setelah
tahun 1945 HGU (Hak Guna Usaha) milik PTPN IV Laras. Pemberlakuan
karsis terjadi pada tahun 1966 sampai sekarang.
5. Sarana dan prasarana yang ada di kawasan Pemandian Sweembath
Bahapal belum begitu memadai. Terutama sarana kamar mandi, dimana
kebersihan kamar mandi kurang mendapat perhatian dari pihak
pengelelola.

6. Jumlah pengunjung Pemandian Sweembath Bahapal terus mengalami
peningkatan hampir setiap tahun. Dimana jelas terlihat dari diagram
jumlah pengunjung dalam satu dekade terus meningkat.
5. 2 SARAN
1. Diharapkan

kepada

pihak

pengelola

secara

khusus

agar

lebih

memperhatikan kebersihan di kawasan Pemandian Sweembath Bahapal
dan begitu juga dengan masyarakat setempat agar tetap memelihara
kelestarian kawasan pemandian.
2. Bagi pemerintah setempat agar lebih memperhatikan daerah objek wisata
yang ada karena Pemandian Sweembath Bahapal sudah termasuk dalam
PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kecamatan Bandar Huluan.
3. Untuk pengelola dan pemerintah setempat agar lebih melengkapi sarana
dan prasarana yang ada di kawasan objek wisata. Karena kelengkapan
sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor untuk menarik
pengunjung lebih banyak lagi.
4. Kepada pengunjung yang datang agar tetap menjaga kebersihan kawasan
objek wisata dan tidak merusak sarana dan prasarana yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo,Meriam.2007. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Departemen Pariwisata. Panduan Sadar Wisata. Jakarta
Diarta dan I Gde Pitana. 2005. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi
Edi Mangihut. 2011. Pengaruh Kebun Kopi Rakyat Terhadap Perekonomian
Masyarakat Desa Onanrunggu III Kecamatan Sipahutar Tapanuli Utara
(1985-2005). Medam: Fakultas Ilmu Sosial
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. 2011. Buku Pedoman Penulisan
Skripsi dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Sejarah. Medan: FIS UNIMED
Jhonson. 1986. Teori Sosiologi Klasik & Modern. Jakarta : P.T Garuda
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
Nainggolan, Agustinus. 2010. Perkembangan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN V
Sei Intan Riau dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Kesejahteraan
Karyawan (1980-2009). Medan: Fakultas Ilmu Sosial
Reid, Anthony. 1987. Perjuangan Rakyat, Revolusi dan Hancurnya Kerajaan di
Sumatra. Jakarta: Pustaka Sianar Harapan
Simanjuntak, BA. 2009. Metode Penelitian Sosial. Medan: Bina Media Perintis
Soekanto, Soerjono. 1987. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: ANDI
Syamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: OMBAK
Yoeti, Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: ANGKASA

Internet
Syamrilaode dalam http://id.shvoong.com/writing-and
speaking/presenting/2061554-pengertian-pendapatan/#ixzz1n4nLZ3eJ (Diakses
pada 21 Februari 2012, 16.09)