Pengembangan Mata Air Aek Manik Sebagai Kawasan Objek Wisata Di Kabupaten Simalungun
PENGEMBANGAN MATA AIR AEK MANIK SEBAGAI
KAWASAN OBJEK WISATA DI KABUPATEN
SIMALUNGUN
KERTAS KARYA
OLEH
DEDEK INDRIYANI SIREGAR 102204036
PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGEMBANGAN MATA AIR AEK MANIK SEBAGAI
KAWASAN OBJEK WISATA DI KABUPATEN
SIMALUNGUN
KERTAS KARYA
OLEH
DEDEK INDRIYANI SIREGAR
102204036
Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kertas Karya
: PENGEMBANGAN MATA AIR
AEK
MANIK SEBAGAI KAWASAN
OBJEK WISATA
DIKABUPATEN
SIMALUNGUN
OLEH: : DEDEK INDRIYANI SIREGAR
NIM : 102204036
FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dekan,
Dr. Syahron Lubis, M.A.
NIP. 19511013 197603 1 001
PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA Ketua,
Arwina Sufika, S.E., M.Si
NIP. 19640821199802200
(4)
ABSTRAK
Propinsi Sumatera Utara memiliki banyak potensi wisata yang sangat potensial dan strategis, seperti :keindaha panorama alam yang tersebar di berbagai daerah kabupaten di propinsi Sumatera Utara. Pada saat sekarang ini objek wisata yang berorientasi pada keunikan dan keindahan alam telah menjadi idola bagi sebagian besar wisatawan. Hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknyak berkembangnya objek wisata yang berbasil lingkungan alam yang asri. Di sisi lain, kemunculan objek-objek wisata yang baru tentunya akan memberikan peluang keuntungan ekonomis bagi masyarakat sekitar. Ada banyak hal yang dapat dilakukan masyarakat setempat untuk berperan aktif dalam pengembangan suatu objek wisata dan juga mendapatkan keuntungan ekonomi tentunya. Beberaopa hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat diantaranya, menjadi pemandu lokal, membuka usaha jasa penginapan, restoran, dan hal lainya yang berkaitan dengan kebutuhan wisatawan saat berkunjung ke suatu daerah objek wisata.
(5)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Alasan Pemilihan Judul ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Pembatasan Masalah ... 5
1.4 Tujuan penelitian ... 5
1.5 Metode Penelitian ... 6
1.6 Sistematika Penulisan ... 6
BAB II : URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN ... 8
2.1 Definisi Pariwisata ... 8
2.2 Definisi Wisatawan ... 10
2.3 Objek Dan Daya Tarik Wisata ... 13
2.4 Sumber Daya Pariwisata ... 15
2.5Manfaat Pariwisata ... 20
BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMALUNGUN ... 22
3.1 Kabupaten Simalungun ... 22
3.2 Suku dan Agama ... 25
3.3 Geografis ... 25
(6)
3.4.1 Pertanian dan Perkebunan ... 26
3.4.2 Pariwisata ... 26
3.5 Pemerintahan ... 27
3.5.1Kecamatan ... 27
3.6 Pemekaran Daerah ... 28
3.6.1 Kabupaten Simalungun Hataran ... 28
3.6.2 Kota Pematangsiantar ... 29
3.6.3 Sejarah ...31
3.6.4 Geografi ... 35
3.6.5 Iklim ... 35
3.6.6 Pemerintahan ... 35
3.6.7 Penduduk ... 37
3.6.8 Pendidikan ... 38
3.6.9 Kesehatan ... 39
3.6.10 Transportasi ...40
BAB IV : PENGEMBANGAN MATA AIR AEK MANIK SEBAGAI KAWASAN OBJEK WISATA DI KABUPATEN SIMALUNGUN ... 41
4.1 Objek Wisata Mata Air Aek Manik ... 41
4.2 Potensi Wisata Aek Manik ...42
(7)
4.3 potensi pengembangan aek manik sebagai salah satu unsur penunjang
kepariwisataan simalungun ... 43
4.4 Eksistensi aek manik sebagai salah satu objek wisata di kabupaten simalungun ... 44
BAB V : PENUTUP ... 46
5.1 Kesimpulan ... 46
5.2 Saran ... 46
(8)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini. Kertas karya ini merupakan salah satu syarat akademis untuk medapatkan gelar Diploma D-III Pariwisata Jurusan Perhotelan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
Penulis kertas karya ini diperoleh berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman penulis selama masa perkuliahan. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan dan penyelesaian kertas karya ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan doa, semangat, saran maupun bantuan-bantuan yang lain yang berguna bagi penulis karena tanpa bantuannya kertas karya ini tidak akan terwujud.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Syahron Lubis M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
2. Arwina Sufika, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi D-III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
3. Drs. Haris Sutan Lubis, M.SP selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan masukan dalam menyelesaikan kertas karya ini dengan baik.
4. Drs. Ridwan Azhar, M.hum selaku Dosen Pembaca yang telah membimbing penulis dalam penulisan kertas karya.
5. Seluruh staf pengajar pada program studi D-III pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Univertas Sumatera Utara.
(9)
6. Kepada Ibu tercinta, yang telah banyak membantu penulis dari segi doa, moril dan materi mulai dari awal perkuliahan sampai selesainya kertas karya ini.
7. Teman-teman usaha wisata angkatan 2010 yang telah memberikan dukungan kepada saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
8. Akhirnya penulis berharap semoga kertas karya ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi pembaca khususnya Program Studi D-III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Univertas Sumatera Utara.
Medan, April 2015
Penulis
Dedek Indriyani Siregar NIM : 102204036
(10)
ABSTRAK
Propinsi Sumatera Utara memiliki banyak potensi wisata yang sangat potensial dan strategis, seperti :keindaha panorama alam yang tersebar di berbagai daerah kabupaten di propinsi Sumatera Utara. Pada saat sekarang ini objek wisata yang berorientasi pada keunikan dan keindahan alam telah menjadi idola bagi sebagian besar wisatawan. Hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknyak berkembangnya objek wisata yang berbasil lingkungan alam yang asri. Di sisi lain, kemunculan objek-objek wisata yang baru tentunya akan memberikan peluang keuntungan ekonomis bagi masyarakat sekitar. Ada banyak hal yang dapat dilakukan masyarakat setempat untuk berperan aktif dalam pengembangan suatu objek wisata dan juga mendapatkan keuntungan ekonomi tentunya. Beberaopa hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat diantaranya, menjadi pemandu lokal, membuka usaha jasa penginapan, restoran, dan hal lainya yang berkaitan dengan kebutuhan wisatawan saat berkunjung ke suatu daerah objek wisata.
(11)
BAB I
PENDAHULUAN
1.2Alasan Pemilihan Judul
Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan memiliki potensi besar dalam pengembangan pariwisata. kekayaan alam merupakan komponen komponen penting dalam pariwisata tersebut. pariwisata di Indonesia pada saat ini diakui merupakan salah satu sektor industri penting dalam peningkatan pendapatan negara. Walaupun dalam beberapa tahun belakangan ini sering mengalami masalah yang berdampak buruk bagi pariwisata di Indonesia, seperti kurangnya keamanan, situasi dan kondisi ekonomi, sosial dan budaya di Indonesia tidak stabil yang menjadi kunci utama dalam kepariwisataan. Namun hal tersebut tidak menjadi alasan untuk mundur. Dapat diarasakan dalam setahun terakhir pariwisata Indonesia sudah bangkit kembali. Jumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara mulai meningkat dan berminat menanamkan modalnya di Indonesia.
Dalam proses perkembanganya, pemerintah mempunyai kebijakan mengenai kepariwisataan dan bertujuan untuk meningkatkan devisa negara, membuka peluang kerja dan meningkatkan penghasilan penduduk serta memberdayakan perekonomian masyarakat. Adapun usaha kegiatan tersebut antara lain :
1. Mengadakan penyeluhan dan pembinahan kelompok seni budaya dan objek wisata,
(12)
2. Pembinaan industri kerja, 3. Sadar wisata.
Upaya upaya yang dilakukan pemerintah tersebut digunakan untuk memperkenalkan dan mengembangkan kebudayaan bangsa indonesia dengan tetap menjaga citra, keperibadiaan dan martabat bangsa Indonesia. Hal ini menunjukan bahwa pemerintah indonesia sangat serius dan peduli terhadap dunia kepariwisataan juga bertujuan untuk membina dan melestarikan budaya bangsa sebagai aset wisata yang tidak ternilai harganya. Seperti yang dituangkan dalam undang undang nomor 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan, bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang itu
Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi wisata, baik dibidang alam maupun budaya. Provinsi Sumatera Utara jugak dikenal sebagai salah satu Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) yang cukup tekenal di kalangan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, yang dapat diandalkan untuk memberikan devisi (pemasukan) yang besar bagi negara, daerah dan masyarakat setempat. Seperti yang kita ketahui bahwa kebudayaan Indonesia merupakan salah satu daya tarik kepariwisataan untuk berbagai daerah di nusantara. Begitu juga halnya di Provinsi Sumatera Utara, keanekaragaman budaya yang dimiliki yang menjadi
(13)
karakteristik atau keunikan masing masing daerah adalah merupakan potensi kepariwisataan yang tidak bisa diabaikan begitu saja.
Kota Pematangsiantar adalah salah sat
Pematangsiantar yang strategis, ia dilintasi oleh Kota ini memiliki luas wilayah 79,97 km2 dan berpenduduk sebanyak 240.787 jiwa (2000). Kota Pematangsiantar yang hanya berjarak 128 km dari Medan dan 52 km dari hendak ke sekitarnya, kota ini memiliki sebagai
Sektor terletak di tengah-tengah Kabupat sedang. Dari total kegiatan ekonomi pada tahun 2000 yang mencapai Rp 1,69 trilyun, pangsa pasar industri mencapai 38,18 persen atau Rp 646 miliar. Sektor perdagangan, hotel dan restoran menyusul di urutan kedua, dengan sumbangan 22,77 persen atau Rp 385 miliar.
Kabupaten simalungun terkenal sebagai daerah penghasil produk pertanian dan juga sebagai objek daerah tujuan wisata di Indonesia dengan kota
(14)
Pemantangsiantar sebagai pusat kepariwisataan, yang berjarak 4 jam dari kota medan
Kabupaten simalungun sebagai bagian dari provinsi sumatera utara memiliki beberapa objek wisata yang pontensial. salah satu diantaranya adalah aek manik yan terletak di desa huta lama kecamatan sidamanik. Kecamatan sidamanik sebagai pusat kepariwisataan memiliki aksesbilitas sangat baik, memilki fasilitas umum seperti stasiun angkutan umum, sarana komunikasi, sarana kesehatan. Kota pematangsiantar juga merupakan pintu gerbang perjalanan wisata ke objek wisata lainya disumatera utara. Didaerah ini kita dapat melihat objek wisata di pemantangsiantar seperti kebun binatang, taman bunga, vihara dewi kwan in dan menikmati berbagai macam kuliner.
Sebagian besar wisatawan yang berkunjung di pemantangsiantar selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat wisata aek manik yang ada kabupaten simalungun.
Berangkat dari pemikiran yang telah dipaparkan diatas, penulis mengangkat “Pengembangan Mata Air Aek Manik Sebagai Kawasan Objek Wisata Di Kabupaten Simalungun” sebagai judul dari kertas karya ini.
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka penulis memberikan runmusan masalah yang akan dibahas dalam kertas karya ini agar penulisan kerta karya ini semakin terarah,yaitu :
(15)
1. Bagimana eksistensi aek manik sebgai objek dan daya tarik wisata di kabupaten simalungun
2. Bagaimana potensi aek manik sebagai penunjang pariwisata di
kabupaten simalungun
Dengan memberikan rumusan masalah tersebut diharapkan pembaca dapat mengerti dan memahami dari hal yang di jabarkan agar tercapai maksud dan tujuan penulisan.
1.3 Pembatasan Masalah
Pada kertas karya ini, penulis memfokuskan batasan masalah pada potensi dan pengembangan objek wisata aek manik.
1.4 Tujuan penelitian
Adapun tujuan penulisan kertas karya ini sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu syarat akademis untuk menyelesaikan pendidikan Diploma- III Program Studi Pariwisata Bidang Kealihan Usaha Wisata, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
2. Sebagai bahan per bandingan antara pengetahuan teori yang diperoleh selama perkulihaan dengan praktek di lapangan
3. Untuk mengetahui bagaimana aek manik menjadi penunjang pariwisata dikabupaten simalungun
(16)
4. Sebagai masukan dalam pemikiran pengembangan potensi objek wisata untuk masa yang akan datang
1.5 Metode Penelitian
Kertas karya ini penulis melakukan dengan metode sebagai berikut :
1. Library Researh, yaitu pengumpulan data dan informasi dari beberapa buku pendoman yang berkaitan dengan kepariwisataan yang sesuai dengan judul kertas karya ini
2. Field Reseach, yaitu pengumpulan data langsung ke lokasi penelitian yang terdiri dari : Pengamatan (observasi), yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung pada objek penelitian dan wawancara langsung kepada pihak pihak (narasumber) yang dapat membantu dalam lengkapi kertas karya ini.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan Kertas Karya ini, dimana akan digambarkan secara garis besar hal-hal yang akan dijabarkan pada bab-bab berikutnya. Kertas karya ini terdiri atas lima bab, dan masing-masing bab dibagi menjadi beberapa sub-bab yang saling berhubungan, penjabaran sub-bab tersebut mencakukp hal-hal sebagai berikut:
(17)
Didalam bab ini dipaparkan mengenai alasan pemilihan judul, batasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : URAIAN TEORITIS
Bab ini akan menjelaskan mengenai kepariwisataan yang meliputi penjelasan tentang definisi pariwisata, wisatawan, sumber daya pariwisata, objek wisata dan daya tarik wisata serta manfaat pariwisata.
BAB III : GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMALUNGUN
Bab ini akan menjelaskan umum mengenai Kabupaten Simalungun dari segi geografis, topografi, kependudukan serta potensi pariwisata yang terdapat didalamnya.
BAB IV : PENGEMBANGAN MATA AIR AEK MANIK SEBAGAI KAWASAN OBJEK WISATA DI KABUPATEN SIMALUNGUN
Bab ini akan memaparkan mengenai pengembangan dan potensi yang dimiliki mata air aek manik sebagai objek wisata di Kabupaten Simalungun.
BAB V : PENUTUP
Dada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran dari penulis mengenai isi dan pembahasan kertas karya ini.
(18)
BAB II
URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN
2.1 Definisi Pariwisata
Untuk memudahkan kita dalam memahami definisi pariwisata sebagai suatu objek pembahasan ilmiah ada baiknya terlebih dahulu kita pahami mengenai istilah pariwisata itu sendiri. Bila ditinjau dari segi etimologi, istilah pariwisata berasal dari dua suku kata sansekerta yaitu Pari yang berarti berkali-kali atau berkeliling dan Wisata yang berarti perjalanan. Jadi, secara etimologi pariwisata dapat dipahami sebagai suatu aktifitas perjalanan berkeliling.
Lebih jelas lagi, guna menyatukan konsep mengenai defenisi pariwisata penulis akan memaparkan beberapa pendapat para ahli mengenai defenisi pariwisata, yaitu sebagai berikut.
1. Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapt (dalam Yoeti, 1996 : 115)
“Tourism is the totally of the relationship and phenomena arising from the travel and stay of strangers (Ortsfremde), provide the stay does not imply theestablishment of a permanent resident.”
2. Prof. Hands Buchli (dalam Yoeti, 1996 : 117)
Kepariwisataan adalah setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari seseorang atau beberapa orang, dengan maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukkan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga-lembaga yang digunakan untuk maksud tersebut.
(19)
3. Dr. Hubbert Gulden (dalam Yoeti, 1996 : 117)
“Pariwisata merupakan suatu seni dari lalu lintas dimana manusia berdiam di suatu tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan kediamannya itu tidak boleh tinggal atau menetap untuk melakukan pekerjaan selama-lamanya atau meskipun sementara waktu, yang sifatnya masih berhubungan dengan pekerjaan”.
4. Ketetapan MPRS No 1 II Tahun 1960
Kepariwisataan dala dunia modern pada hakikatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi hiburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain (pariwisata dalam negri) atau negara-negara lain (pariwisata luar negri).
Defenisi pariwisata memang tidak dapat persis sama diantara para ahli, hal ini sering terjadi dalam dunia akademis, sebagaimana juga bisa ditemui pada berbagai disiplin ilmu lain. Namun berdasarkan defenisi-defenisi yang telah dipaparkan diatas ada beberapa unsur pokok yang menjadi patokan utama yaitu :
a. Adanya unsur travel (perjalanan) merupakan pergerakan dari suatu tempat ke tempat lain
b. Adanya unsur “tinggal sementara” di tempat tujuan
c. Tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut adalah untuk kesenangan dan bukan untuk mencari penghidupan/pekerjaan di tempat yang dituju.
(20)
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan berkeliling yang dilakukan oleh perorangan atau individu maupun kelompok dari tempat asal ke satu atau beberapa tempat yang berbeda dari rutinitas sehari-hari dan menetap sementara dengan maksud untuk bersenang-senang dan bukan untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi dan juga termasuk didalamnya keseluruhan dari elemen-elemen yang terkait dalam penyelenggaraan perjalanan wisata.
2.2 Definisi Wisatawan
Dalam rangka pegembangan dan pembinaan kepriwisataan di Indonesia, pemerintah telah pula merumuskan batasan tentang wisatawan, sepeti yang dituangkan dalam Interasi Intruksi presiden No.9 Tahun 1969 yang memberikan defenisi bahwa wisatawan adalah setiap orang yang berpergian daeri tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kenjungannya itu. Batasan ini walau berlaku untuk wisatawan dalam dan luar negeri, dianggap pengertiannya terlalu luas, sehingga untuk menampung persoalan-persoalan yang mungkin timbul terutama dalam menentukan atau merumuskan kebijaksanaan masih di perlukan uraian tambahan .
Menurut panitian Statistik Liga Bangsa-bangsa dalam sidang dewan yang diselenggarakan pada tanggal 22 Januari 1937 bahwa wisatawan adalah setiap orang yang mengadakan perjalanan selama 24 jam atau lebih dalam suatu negara yang lain dari negara di mana ia biasanya tinggal.
(21)
Selanjutnya menurut G.A. Schmoll bahwa:
“Wisatawan adalah individu atau kelompok individu yang mempertimbangkan dan merencanakan tenaga beli yang dimilikinya untuk perjalanan rekreasi dan berlibur, yang tertarik pada perjalanan yang pada umumnya dengan motivasi perjalanan yang pernah ia lakukan, menambah pengetahuan, tertarik oleh pelayanan yang diberikan oleh suatu daerah tujuan wisata yang dapat menarik pengunjung dimasa yang akan datang”.
Bila kita perhatkan batasan-batasan yang telah dikemukakan, maka kita dapat memberi kesimpulan bahwa seseorang itu dapat disebut sebagai wisatawan apabila:
1. Perjalanan yang dilakuannya lebih dari 24 jam.
2. Perjalanan yang dilakukannya hanya untuk sementara waktu.
3. Orang yang melakuan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang dikunjunginya.
Apabila ketiga syarat di atas tidak dipenuhi maka orang tersbut belum dapat dikatakan sebagai seorang wisatawan. Satu saja syarat tidak dipenuhi maka syarat dua yang lain menjai gugur, karena itu suatu batasan yang memenuhi syarat haruslah mencakup ketiga syarat tersebut di atas tanpa satupun yang ditinggalkan.
(22)
IUOTO (The International Union of Official Organization) menggunakan batasan mengenai wisatawan secara umum yaitu :
Pengunjung (visitor) yaitu, setiap orang yang datang ke suatu Negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah. Ada dua kategori mengenai sebuta pengujung, yakni:
1. Wisatawan (Tourist)
Adalah pengunjung yang tinggal sementara sekurang-kurangnya 24 jam di suatu daerah yang dikunjungi. Wisatawan dengan maksud perjalanan wisata dapat digolongkan menjadi:
a. Pesiar (Leasure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan dan olah raga.
b. Hubungan dagang, seperti mengunjungi sanak saudara, handai taulan, konferensi, misi, dan sebagainya.
2. Pelancong (excursionist)
Pengunjung sementara yang tinggal di daerah yang di kunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam.
2.3 Objek Dan Daya Tarik Wisata
Objek dan daya tarik wisata (tourist attraction) merupakan salah satu unsur pokok dalam pengembangan dan pembangunan dunia kepariwisataan yang keberadaannya akan mendorong parawisatawan, untuk mengunjunginya.
(23)
Objek dan daya wisata juga merupakan hal yang sangat penting dalam mensukseskan program pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai asset yang dapat dijual kepada wisatawan.
Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup, dan sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan sekaligus merupakan sasaran utama wisatawan dalam mengunjungi suatu daerah atau negara. Dalam pengertian luas bahwa wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata.
Menurut UU No. 9 / 1990, objek dan atraksi wisata memiliki pengertian tersendiri, yaitu :
a. Objek wisata adalah merupakan hal-hal yang menarik untuk dilihat dirasakan oleh wisatawan yang bersumber pada alam saja.
b. Atraksi wisata adalah segala sesuatu yang menarik untuk dilihat, dinikmati dan dirasakan oleh wisatawan yang merupakan hasil kerja manusia.
Menurut Peraturan Pemerintah, Republik Indonesia No. 24/ 1979 :
a. Objek wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan manusia, atau hidup, seni budaya, serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan untuk dikunjungi.
(24)
b. Atraksi wisata adalah semula yang diciptakan manusia berupa penyajian kebudayaan seperti tari-tarian, kesenian rakyat upacara adat, dan lain-lain.
Sumber objek wisata sebagai daya tarik wisata dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yang terdiri dari beberapa unsur, yaitu :
a. Nature (alam) yaitu segala sesuatu yang berasal dari alam
dimanfaatkan dan diusahakan di tempat objek wisata yang dapat dinikmati dan memberikan kepuasan bagi wisatawan, misalnya keindahan alam, flora dan fauna, pemandangan alam dan lain-lain.
b. Culture (kebudayaan) yaitu segala sesuatu yang berupa daya tarik
yang berasal dari seni dan kreasi manusia berupa kesenian tari-tarian, upacara adat, keagamaan dan lain-lain.
c. Human (manusia) yaitu segala sesuatu yang merupakan aktivitas
atau kegiatan manusia (way of life) yang khas, dan mempunyai daya tarik tersendiri yang dapat dijadikan objek wisata, misalnya Suku Dayak di Kalimantan dan Suku Asmat di Irian Jaya dengan gaya dan cara hidup yang masih unik.
d. Man made (ciptaan manusia) yaitu segala sesuatu yang merupakan
hasil karya manusia yang dapat dijadikan sebagai objek wisata, misalnya candi-candi, prasasti, monumen, kerajinan tangan dan lain-lain.
(25)
Sumber daya merupakan suatu modal utama pada setiap industry yang menghasilkan suatu produk . Sumber daya yang dimiliki akan sangat menentukan kualitas suatu produk yang akan dihasilkan. Menurut Depbudpar (2007), argumentasi tentang sumber daya pariwisata dapat diperluas, termasuk berbagai faktor yang tidak tercakup dalam konseptualisasi secara tradisional yang selalu dihubungkan dengan sumber daya alam. Salah satu karakteristik dari sumber daya pariwisata adalah dapat dirusak dan dihancurkan oleh pemakaian yang tidak terkendali dan kesalahan pengaturan.
Dalam dunia pariwisata sumber daya yang terkait diantaranya : 1. Sumber Daya Alam
Usur-unsur alam sebenarnya bersifat netral sampai manusia mentransformasikanya menjadi sumber daya. Hal ini juga dipengaruhi oleh bagaimana sumber daya alam itu digunakan.
Menurut Damanik dan Weber (dalam Pinata dan Diarta, 2009 : 70), sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata alam adalah :
a. Keajaiban dan keindahan alam (topografi) b. Keragaman flora
c. Keragaman fauna d. Kehidupan satwa liar e. Vegetasi alam
f. Ekosistem yang belum terjamah manusia
(26)
h. Lintas alam (trekking, rafting, dan lain-lain) i. Objek megalitik
j. Suhu dan kelembaban udara yang nyaman k. Curah hujan yang normal.
Sedangkan Menurut Fennel (dalam Pinata dan Diarta, 2009 : 71), sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi sumber daya pariwisaya diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Lokasi geografis
Menyangkut karakteristik ruang yang menentukan kondisi yang terkait dengan beberapa variabrel lain, misalnya untuk wilayah eropa yang dingin dan bersalju seperti Swiss mungkin cocok untuk dikembangakan atraksi wisata ski es.
b. Iklim dan cuaca
Ditentukan oleh latitude dan elevation diukur dari permukaan air laut, daratan, pegunungan, dan sebagainya. Bersama faktor geologis, iklim merupakan penentu utama dari lingkungan fisik yang mempengaruhi vegetasi, kehidupan binatang, angin, dan sebagainya. c. Topografi dan landforms.
Bentuk umum dan struktur permukaan bumi membuat beberapa georafis menjadi bentangan alam yang unik (landform). Kedua aspek ini menjadai daya tarik tersendiri yang membedakan kondisi georafis suatu wilayah/benua lainya sehingga sangat menarik untuk menjadi atraksi wisata.
(27)
d. Surface materials.
Menyangkut sifat dan ragam material yang menyusun permukaan bumi, misalnya formasi buatan alam, pasir, mineral, minyak, dan sebagainya, yang sangat unik dan menarik sehingga bisa dikembangkan menjadi atraksi wisata alam.
e. Air
Air memegang peran yang sangat penting dalam menentukan tipe
dan level dari rekreasi outdoor, misalnya dalam mengembangkan
jenis wisata pantai/bahari, danau, sungai, dan sebagainya (sailing,
cruisesw, fishing, snorkeling, dan sebagainya)
f. Vegetasi
Vegetasi merujuk pada keseluruhan kehidupan tumbuhan yang menutupi suatu area tertentu. Kegiatan wisata sangat tergantung pada kehidupan dan formasi tumbuhan seperti misalnya ekowisata pada kawasan konservasi alam/hudan lindung.
g. Fauna
Beragam binatang berperan cukup signifikan terhadap aktifitas wisata baik dipandang dari sisi konsumsi (misalnya wisata berburu dan mancing) maupun non konsumsi (misalnya birdwatching).
2. Sumber Daya Budaya
Istilah “budaya” tidak hanya sekedar merujuk pada sastra dan seni, tetapi juga pada keseluruhan cara hidup yang dipraktikan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang diwariskan dari satu generasi ke generasi
(28)
berikutnya, serta mencakup pengertian yang lebih luas dari lifestyle dan folk
heritage. Dalam pariwisata, jenis pariwisata yang menggunakan sumber daya
budaya sebagai modal utama dalam atraksi wisata sering dikenal sebagai pariwisata budaya.
Sumbr daya budaya yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Bangunan bersejarah, situs, monument, museum, galeri seni, situs budaya kuno dan sebagainya.
b. Seni patung kontemporer, arsitektur, tekstil, pusat kerajinan tangan dan seni, pusat desain, studio artis, industry film, penerbit, dan sebagainya.
c. Seni pertunjukan, drama, sendratari, lagu daerah, teater jalanan, eksibisi foto, festival, dan even khusus lainya.
d. Peninggalan keagamaan, pura, candi, masjid, situs, dan jejak peninggalan agama lainya.
e. Kegiatan dan tata cara hidup masyarakat lokal, sestem pendidikan, sanggar, teknologi tradisional, cara kerja dan tradisi yang berlaku pada masyarakat setempat.
f. Perjalanan (trekking) ke tempat bersejarah menggunakan alat transportasi tradisional unik (berkuda, delman, dan sebagainya).
Mencoba kuliner setempat. Melihat persiapan, cara membuat, menyajikan,dan menyantapnya merupakan salah satu atraksi budaya yang samgat menarik bagi wisatawan.
(29)
3. Sumber Daya Manusia
Faktor sumber daya manusia sangat menentukan eksistensi pariwisata. Hampir setiap tahap dan elemen pariwisata memerlukan sumber daya manusia untuk menggerakanya. Sebagai salah satu industry jasa, sikap dan kemampuan
staff akan sangat berdampak terhadap pelayanan yang diberikan kepada
wisatawan yang secara lansung akan berdampak pada kenyamanan, kepuasan, dan kesan atas kegiatan wisata yang dilakukan.
Secara garis besar, karir yang dapat ditekuni dan memerlukan sumber daya manusia dalam dunia kepariwisataan adalah :
a. Bidan transportasi, darat, laut, dan udara
b. Bidang akomodasi, dari segala macam bentuk akomodasi c. Biro perjalanan wisata
d. Instansi pengelola wisata, baik swasta maupun pemerintah e. Dan lain sebagainya.
2.6Manfaat Pariwisata
Perkembangan kepariwisataan dewasa ini sangat mempengaruhi perkembangan suatu negara. Begitu besar manfaat pariwisata, hal ini dapat kita lihat dari :
a. Bidang Ekonomi
Dengan adanya pariwisata pendapatan negara semakin bertambah khususnya dari penerimaan pajak-pajak pada sektor usaha yang bergerak pada bidang kepariwisataan yang meliputi hotel dan
(30)
restoran , biro perjalanan umum, agen perjalanan serta usaha-usaha lainnya yang menunjang kegiatan kepariwisataan tersebut. Kebutuhan wisatawan akan akomodasi, makan dan minum serta souvenir, akan merangsang pertumbuhan sektor usaha ekonomi lainnya seperti kerajinan tangan, pertanian, peternakan, dan industri ringan lainnya yang menghasilkan barang-barang untuk keperluan wisatawan.
b. Bidang Seni Budaya
Untuk memenuhi rasa ingin tahu dan menyelami seni budaya suatu daerah dimana seni budaya tersebut tidak terdapat dinegaranya, maka jelas hal itu merupakan salah satu dorongan untuk melakukan perjalanan. Wisatawan jauh-jauh datang dari negara asalnya untuk melihat seni budaya suatu daerah yang dianggapnya menarik. Dan ini merupakan dorongan untuk mengembangkan serta menumbuhkan kreasi, penggalian dan pemeliharaan seni budaya yang hampir punah. Disamping itu juga akan mendorong serta mengembangkan nilai-nilai budaya suatu bangsa, menghidupkan kembali seni tradisional, serta meningkatkan budaya lain.
c. Memperluas Kesempatan Kerja
Adanya perkembangan usaha pariwisata maka semakin banyak membutuhkan tenaga kerja. Yang nantinya tenaga kerja ini akan
(31)
bekerja pada usaha-usaha pariwisata. Misalnya bekerja di Hotel, Biro Perjalanan Wisata dan lain sebagainya.
BAB III
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMALUNGUN
3.1 Kabupaten Simalungun
Kabupaten Simalungun adalah sebua ini. Bupatinya saat ini adalah Dr. Jopinus Ramli Saragih, S.H , M.M yang
(32)
sedang bertugas untuk masa bakti adalah Hj. Nuriaty Damanik, S.H.
dari selama beberapa waktu.
Lambang Kabupaten Simalungun:
1. Lambang berbentuk perisai terbagi lima petak dengan dasar lambang hijau lahan.
2. Bagian atas lambang digambarkan hiou Suri-suri dengan warna hitam yang bersuat (bersifat) putih dan pada hiou Suri-suri tertulis nama "Simalungun" dengan warna putih.
3. Pada petak tengah dengan latar belakang warna kuning emas terdapat gambar rumah balai adat dengan susunan galang 10, 7 anak tangga, jerjak 8 sebelah, tiang 4, sudut atap lima, dan pada rabung atas terdapat gambar kepala kerbau dengan warna atap hitam dan galang warna putih.
4. Pada petak kiri atas dengan latar belakang warna merah darah terdapat gambar daun teh sebanyak 8 helai berwarna hijau.
5. Pada petak kanan atas dengan latar belakang warna putih terdapat gambar Bukit Barisan berpuncak dan dua buah puncak di tengah lebih tinggi daripada di sampingnya berwarna biru dan sebelah bawah gelombang danau empat baris berwarna biru muda.
(33)
6. Pada petak kiri bawah dengan latar belakang warna putih terdapat gambar setangkai padi dengan jumlah padi 17 butir berwarna kuning emas.
7. Pada petak kanan bawah dengan latar belakang warna merah darah terdapat gambar bunga kapas 5 kuntum berwarna putih dan kelopak bunga berwarna hijau.
8. Garis batas-batas petak dengan warna hitam dan sebelah luar perisai tepi hiou Suri-suri ditambah dengan garis putih.
9. Pita sebelah bawah perisai berwarna putih dengan tepi berwarna hitam. Di pita tersebut tertulis semboyan lambang, yaitu "HABONARON DO BONA", kata dalam bahasa Simalungun yang berarti kebenaran itu adalah pokok.
Makna gambar-gambar pada lambang:
1. Lambang berbentuk perisai menggambarkan kekuatan dan pertahanan membela kepentingan daerah dan negara.
2. Bilangan-bilangan pada bagian-bagian lambang adalah simbol yang menggambarkan kesetiaan kepada Negara Republik Indonesia.
3. Padi dan Kapas adalah kebutuhan pokok untuk mencapai kemakmuran dan keadilan.
(34)
5. Gunung dan danau menggambarkan keindahan alamnya. 6. Gelombang danau menggambarkan dinamika masyarakat.
7. Rumah Balai adalah spesifik daerah yang menggambarkan adat,
kebudayaan, dan kesenian daerah.
Lambang Kabupaten Simalungun
3.2 Suku dan Agama
Suku Bangsa di Simalungun masih didominasi ole Sedangkan agama yang dianut oleh masyarakat Simalungun adala (56,6 dan sisa-sisanya adalah agama-agama lain seper
(35)
Secara geografis kabupaten Simalungun memiliki luas wilayah 438.660 ha atau 6,12 % dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan yang paling luas adalah Kecamat mencapai 33.626 ha, sedangkan yang paling kecil adalah Kecamata
Wilayah Simalungun berbatasan dengan beberapa kabupaten diantaranya:
3.4 Potensi Ekonomi
Potensi ekonomi Kabupaten Simalungun sebagian besar terletak pada produksi pertaniannya. Produksi lainnya adalah hasil industri pengolahan dan jasa.
3.4.1 Pertanian dan Perkebunan
Selama tahun 2012, Kabupaten Simalungun menghasilkan antara lain 440.992 t menjadikan Kabupaten Simalungun sebagai penghasil padi, jagung, dan ubi
(36)
kayu terbesar di Sumatera Utar cukup besar dari kabupaten ini adalah kedelai, kacang tanah, dan ubi jalar.
Tanaman perkebunan rakyat yang memberikan kontribusi sebesar 25,41% terhadap kelapa
3.4.2 Pariwisata
Kabupaten Simalungun memiliki 57 titik lokasi objek wisata, terdiri atas 30 lokasi wisata alam, 14 lokasi wisata agro, 4 lokasi wisata budaya, dan selebihnya adalah lokasi wisata rekreasi lainnya. Kecamat kecamatan itu pula terdapat objek wisata yang paling diandalkan, yait atau 74 km dari
Pada tahun 2012, industri pariwisata Simalungun bertumpu pada 10 hotel bintang dan 43 hotel melati. Jumlah hotel bintang tersebut adalah yang terbanyak kedua di Sumatera Utara setelah Kota Medan.
3.5 Objek Wisata Kabupaten Simalungun
Beberapa objek wisata yang terdapat dikabupaten Simalungun.
(37)
3.6 Pemerintahan
3.5.1Kecamatan
Kabupaten Simalungun terdiri dari 31 kecamatan yaitu:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
(38)
3.6 Pemekaran Daerah
3.6.1 Kabupaten Simalungun Hataran
Kecamatan yang mungkin bergabung ke dalam kabupaten ini meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
(39)
3.6.2 Kota Pematangsiantar
Kota Pematangsiantar adalah salah sat Pematangsiantar yang strategis, ia dilintasi ole Kota ini memiliki luas wilayah 79,97 km2 dan berpenduduk sebanyak 240.787 jiwa (2000).
Kota Pematangsiantar yang hanya berjarak 128 km dari Medan dan 52 km dari memiliki banyak terdapat sepeda motor BSA model lama sebagai menimbulkan bunyi yang keras.
ini pada atas kebersihan dan kelestarian lingkungan kotanya. Sementara itu, karena ketertiban pengaturan lalu lintasnya, kota ini pun meraih penghargaan Piala Wahana Tata Nugraha pada t
Sektor terletak di tengah-tengah Kabupat sedang. Dari total kegiatan ekonomi pada tahun 2000 yang mencapai Rp 1,69 trilyun, pangsa pasar industri mencapai 38,18 persen atau Rp 646 miliar. Sektor
(40)
perdagangan, hotel dan restoran menyusul di urutan kedua, dengan sumbangan 22,77 persen atau Rp 385 miliar.
Lambang Kota Pematangsiantar Sapangambei Manoktok Hitei
3.6.3 Sejarah
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Pematangsiantar merupakan daerah kerajaan. Pematangsiantar yang berkedudukan di Pulau Holing dan raja terakhir dari dinasti ini adalah keturunan marga kekuasaan sebagai raja ta
Di sekitar Pulau Holing kemudian berkembang menjadi perkampungan tempat tinggal penduduk diantaranya Kampung Suhi Haluan, Siantar Bayu, Suhi Kahean, Pantoan, Suhi Bah Bosar, dan Tomuan. Daerah-daerah tersebut kemudian menjadi daerah hukum Kota Pematangsiantar yaitu:
(41)
1. Pulau Holing menjadi Kampung Pematang 2. Siantar Bayu menjadi Kampung Pusat Kota
3. Suhi Kahean menjadi Kampung
4. Suhi Bah Bosar menjadi
Setel menjadi daerah kekuasaan Belanda sehingga pada ta kekuasaan raja-raja. Kontroleur Belanda yang semula berkedudukan di Pematangsiantar berkembang menjadi daerah yang banyak dikunjungi pendatang bar
Pada ta Kemudian pada tanggal 1 Juli Pematangsiantar berubah menjadi Gemente yang mempunyai otonomi sendiri. Sejak Januari yang mempunyai Dewan.
Pada Setelah
(42)
Kot sampai ta
Berdasarkan UU No.1/ 1957 berubah menjadi Kota Praja Penuh dan dengan keluarnya Undang-undang No.18/ 1965 berubah menjadi Kota, dan dengan keluarnya Undang-undang No. 5/ 1974 tentang-Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah berubah menjadi Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar sampai sekarang.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.35 Tahu Tingkat II Pematangsiantar terbagi atas empat wilayah kecamatan yang terdiri atas 29 Desa/Kelurahan dengan luas wilayah 12,48 km² yang peresmiannya dilaksanakan oleh Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 17 Maret
Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu:
1. Kecamat
2. Kecamat
3. Kecamat
4. Kecamat
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1986 tanggal 10 Maret 1986 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar diperluas menjadi 6 wilayah kecamatan, dimana 9 desa/Kelurahan dari wilaya
(43)
masuk menjadi wilayah Kota Pematangsiantar, sehingga Kota Pematangsiantar terdiri dari 38 desa/kelurahan dengan luas wilayah menjadi 70,230 km²
Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu:
1. Kecamat
2. Kecamat
3. Kecamat
4. Kecamat
5. Kecamat
6. Kecamat
Selanjutnya, pada tanggal 23 Mei 1994, dikeluarkan kesepakatan bersama Penyesuaian Batas Wilayah Administrasi antara Kota Pematangsiantar da Kota Pematangsiantar menjadi seluas 79,9706 km².
Pada tahun 2007, diterbitkan 5 Peraturan Daerah tentang pemekaran wilayah administrasi Kota Pematangsiantar yaitu:
1. Peraturan Daerah No.3 tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan
2. Peraturan Daerah No.6 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan
(44)
3. Peraturan Daerah No.7 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kelurahan
4. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Pembentukan
Keluraha
5. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2007 tetang Pembentukan Kelurahan
Dengan demikian jumlah Kecamatan di Kota Pematangsiantar ada sebanyak delapan kecamatan dengan jumlah kelurahan sebanyak lima puluh tiga Kelurahan.
3.6.4 Geografi
Kota Pematangsiantar terletak pada garis 2° 53’ 20” - 3° 01’ 00” Lintang Utara dan 99° 1’00” - 99° 6’ 35” Bujur Timur, berada di tengah–tengah wilaya
Luas daratan Kota Pematangsiantar adalah 79,971 Km² terletak 400-500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan luas wilayah menurut kecamatan, kecamatan yang terluas adalah kecamat wilayah 22,723 km² atau sama dengan 28,41% dari total luas wilayah Kota Pematangsiantar.
(45)
Karena terletak dekat garis khatulistiwa, Kota Pematangsiantar tergolong ke dalam daerah tropis dan daerah datar, beriklim sedang dengan suhu maksimum rata-rata 30,3 oC dan suhu minimum rata-rata 21,1 oC pada tahun 2012.
Selama tahun 2012 kelembaban udara rata-rata 84 persen. Rata-rata tertinggi pada bulan Oktober dan Desember masing-masing mencapai 88 persen, sedangkan curah hujan rata-rata 229 mm dimana curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April yang mencapai 341 mm.
3.6.6 Pemerintahan
Kota Pematangsiantar terdiri dari 8 kecamatan yaitu:
No. Kecamatan
Luas Wilayah (km²)
Rasio Terhadap Total (%)
Jumlah desa/kelurahan
1 3,205 4,01 8
2 7,825 9,78 7
3
18,006 22,52 6
4
18,022 22,54 7
(46)
No. Kecamatan
Luas Wilayah (km²)
Rasio Terhadap Total (%)
Jumlah desa/kelurahan
6
22,723 28,41 5
7 4,520 5,65 7
8 3,650 4,56 7
JUMLAH 79,971 100 53
(47)
Peta pembagian wilayah Kecamatan di Kota Pematangsiantar
3.6.7 Penduduk
Pada tahun 2012 penduduk Kota Pematangsiantar mencapai 236.947 jiwa dengan kepadatan penduduk 2.963 jiwa per km².
Penduduk perempuan di Kota Pematangsiantar lebih banyak dari penduduk laki-laki. Pada tahun 2012 penduduk Kota Pematangsiantar yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 115.488 jiwa dan penduduk perempuan 121.459 jiwa. Dengan demikian sex ratio penduduk Kota Pematangsiantar sebesar 95,08.
No. Kecamatan Laki-laki Perempuan
Jumlah penduduk
Kepadatan penduduk (per km²)
1 17.378 18.089 35.467 11.066
2 8.959 9.232 18.191 2.325
3 7.219 7.665 14.884 827
(48)
No. Kecamatan Laki-laki Perempuan
Jumlah penduduk
Kepadatan penduduk (per km²)
5 8.116 9.034 17.150 8.490
6 13.514 13.765 27.279 1.200
7 18.419 20.194 38.613 8.543
8 22.515 24.098 46.613 12.771
JUMLAH 236.947 115.488 121.459 2.963
3.6.8 Pendidikan
Di kota Pematangsiantar terdapat yang kampusnya terletak di Jl. Sangnawaluh No. 6. Juga terdapat sering disebut seperti berdiri.
Terdapat juga sekolah-sekolah swasta besar seperti disebut dengan Surya Komputer
(49)
Sekolah-sekolah swasta tersebut telah menghasilkan murid-murid berprestasi yang bertanding di ajang-ajang olahraga nasional.
Secara total, Pematang Siantar memiliki 160 Sekolah Dasar, 43 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, 28 Sekolah Menengah Umum, dan 7 Universitas/Akademi.
Di kota ini juga terdapat Museum peninggalan sejarah dan budaya Simalungun. Museum ini dikelola oleh Yayasan Museum Simalungun, dan berlokasi di Jalan Jendral Sudirman, di antara kantor Polres Siantar da
3.6.9 Kesehatan
Terdapat 7 buah Rumah Sakit dari berbagai kategori di Pematang
Siantar dengan kapasitas 597 tempat tidur
Rumah Sakit Umum Daerah dr tempat tidur, yang dilayani oleh 7 dokter umum, 3 dokter gigi, dan 25 dokter spesialis.
Rumah sakit di atas dibantu oleh 17 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), dan 10 Puskesmas pembantu. Selain itu terdapat 17 Balai Pengobatan Umum (BPU) dan 235 Pos Pelayanan Terpadu (Pos Yandu).
(50)
Pematang Siantar dapat diakses melalui 2 sarana transport darat, Bus dan Kereta Api. Secara umum, transportasi dalam kota dilayani oleh sarana Angkutan Kota dan Becak Motor. Terminal Bus terbesar di Pematang Siantar terdapat di Termina seluruh Angkutan dalam dan luar Kota.
(51)
BAB IV
PENGEMBANGAN MATA AIR AEK MANIK SEBAGAI KAWASAN OBJEK WISATA DI KABUPATEN SIMALUNGUN
4.1 Objek Wisata Mata Air Aek Manik
Objek wisata mata air aek manik atau dikenal juga dengan sebutan bah aek manik merupakan sebuah kolam pemandian yang terdapat di kecamatan Sidamanik, Kota Pematang Siantar, tepatnya berada di area perkebunan teh milik PT. Perkebunan Nusantara IV Pematang Siantar.
Pada dasarnya objek wisata permandian aek manik ini sebenarnya adalah sebuah aliran sungai, akan tetapi keunikan airnya yang terlihat seolah-olah tidak bergerak mengalir menjadikan tempat ini terlihat seperti kolam genangan mata air dari perbukitan yang terdapat disekitarnya.
Air yang terdapat pada kolam permandian begitu jernih, berwarna kebiruan yang segar, kolam alami yang berada diantara perbukitan kecil dengan rimbunya pepohonan membuat udara di kolam ini terasa sejuk dan tidak begitu panas walaupun pada siang hari disaat terik matahari.
Pada dasar kolam terdapat hamparan pasir putih seperti pasir pantai yang lembut dan bebatuan pegunungan dengan beraneka ukuran serta beberapa ukiran relief yang menghiasi dinding kolam yang sudah kusam kelumutan. Selain itu juga terdapat sebuah pancuran air dari atas dengan membawa air pegunungan yang sangat segar. Bahkan menurut penuturan masyarakat
(52)
setempat, karena kemurnian airnya, mata air aek manik dapat diminum tanpa harus dimasak terlebih dahulu.
4.2 Potensi Wisata Aek Manik
Meski tergolong baru, objek wisata pemandian aek manik cukup banyak diminati terutama oleh masyarakat lokal. Hingga sekarang ini informasi tentang keberadaan objek wisata aek maik samakin meluas dikalangan masyarakat dan bahkahkan tempat ini juga telah dikunjungi oleh wisatawan luar negri terutama Asia Tenggara.
Dari informasi yang didapat penulis, dari beberapa wisatawan lokal yang berkunjung mengatakan bahwasanya objek wisata pemandian aek manik sangat menarik untuk dikunjungi.
Keberadaan objek wisata yang terletak di tengah rimbunya hutan desa aek manik menyuguhkan nuansa alam yang sejuk sehingga tempat ini sangat cocok untuk dikunjungi oleh wisatawan yang ingin berlibur untuk melepas lelah dari kesibukan dan rutinitas sehari-hari.
4.2.1 Insfrastruktur
1. Akses Dan Moda Transportasi
Untuk dapat menuju objek wisata aek matik untuk sekarang ini, bagi para wisatawan yang hendak berkunjung dapat menggunakan sarana transportasi darat umum maupun pribadi. Bagi wisatawan yang
(53)
menggunakan sarana transpor tasi umum dapat bertolak menuju kota Pematang Siantar dengan menggunakan bus seperti sejahtera atau intra. Dari Pematang siantar dilanjutkan dengan menggunakan angkot rute siantar – sidamanik seperti beringin indah. perjalanan memakan waktu tempuh 25 menit , Tepat didepan lapangan desa hutan lama (pasar sidamanik) berhenti dan masuk ke Jalan siamatahuting sejauh 700 meter, jika menemukan persimpangan tiga silahkan berbelok kekanan dan menemukan penunjuk jalan bah manik. Jarak tempuh 150 km dengan lama perjalanan sekitar 4 jam.
2. Akomodasi
Untuk sekarang ini, pada objek wisata aek manik belum terdapat fasilitas akomodasi yang dikelola secara umum yang dapat digunakan oleh wisatawan. Hanya ada sebuah kamar mandi yang hanya dapat digunakan sebagai tempat berganti pakaian bagi wisatawan.
Bagi wisatawan yang menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil ataupun sepeda motor, di sekitar objek wisata terdapat tempat penitipan kendaraan yang dikelola secara sederhana oleh masyarakat setempat.
Bagi wisatawan juga disarankan untuk membawa bekal makanan atau minuman yang diperlukan karena di dalam area objek wisata aek manik belum terdapat fasilitas restoran ataupun usaha jasa penyedia makanan.
(54)
4.3 potensi pengembangan aek manik sebagai salah satu unsur penunjang kepariwisataan simalungun
Dengan semakin tingginya minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah objek wisata yang menawarkan keindahan dan keunikan lingkungan alam, keberadaan dan eksistensi objek wisata aek manik saat ini mendapat tempat dan perhatian tersendiri bagi wisatawan pada saat sekarang ini dan memiliki potensi yang besar yang dapat dikembangkan dan dikelola secara baik oleh masyarakat dan pemerintah.
Selain itu, keberadaan objek wisata aek manik juga dapat memberikan pilihan lain bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke kabupaten simalungun selain objek wisata yang telah dikembangakan dan populer di kabupaten simalungun.
4.4 Eksistensi aek manik sebagai salah satu objek wisata di kabupaten simalungun
Objek wisata aek manik masih tergolong baru dikalangan wisatawan, dan pengelolaanya pun belum dilakukan secara baik oleh masyarakat maupun pemerintah khususnya dinas pariwisata kabupaten simalungun.
Informasi yang didapat oleh wisatawan mengenai keberadaan objek wisata aek mainik didapat hanya melalui informasi persuasif dari beberapa orang yang pernah berkunjung ataupun dari masyarakat setempat.
(55)
Meskipun di beberapa media kita dapat milihat mengenai iformasi tentang eksistensi dan keunikan serta daya tarik yang ditawarkan, namun pada dasarnya belum ada upaya yang sistematis dan terorganisir oleh pihak-pihak yang terkait terutama pemeritah setempat, dalam hal ini pihak dinas pariwisata kabupaen simalungun.
Keberadaan dan eksistensi objek wisata aek manik tidak hanya memberikan pilihan lain bagi wisatawan untuk berwisata, selain itu keberadaan objek wisata aek manik juga memberikan pendapatan ekonomi khususnya bagi masyarakat setempat. Karna pada dasarnya pembangunan suatu objek wisata tentunya harus memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
(56)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Objek wisata aek manik masih tergolong baru dikalangan wisatawan, dan pengelolaanya pun belum dilakukan secara baik oleh masyarakat maupun pemerintah khususnya dinas pariwisata kabupaten simalungun.
Objek wisata pemandian aek manik kabupaten Simalungun memiliki potensi yang besar untuk dapat dikembangkan dan dikelola secara baik oleh pihak pemerintah maupun swasta serta masyarakat setempat. Pengembangan objek wisata aek manik tentunya juga akan memberikan pendapatan ekonomi bagi banyak pihak terutama masyarakat di sekitar objek wisata.
Keindahan alam dan keunikan objek wisata aek manik dapat menjadi pilihan lain bagi wisatawan yang datang berkunjung ke daerah Kabupaten Simalungun selain objek wisata lain yang telah lama ada dan dikelola di daerah Kabupaten Simalungun.
Salain keindahan dan keunikan alam yang ada pada objek wisata aek manik, ada beberapa hal lagi yang harus diperhatikan dan dikembangkan dan dikelola dengan baik diantaranya, infrastruktur dan fasilitas pendukung lainya.
(57)
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan dan dari beberapa permasalahan yang ditemukan, maka, penulis menyarankan agar:
1. Adanya perhatian dan upaya oleh pemerintah setempat untuk dapat mengembangkan dan melakukan pengelolaan secara terorganisir terhadap objek wisata aek manik.
2. Harus ada kerja sama antara pihak pemerintah dan masyarakat setempat serta para pelaku bisnis pariwisata guna adanya koordinasi yang jelas dalam upaya pengembangan objek wisata aek manik.
3. Pengembangan dan pengelolaan harus memperhatikan aspek kelestarian alam dan lingkungan sekitar objek wisata.
4. Pengembangan dan pengelolaan juga harus berorientasi pada sara dan prasarana umum maupun pendukung yang dapat memudahkan wisatawan dalam melakukan wisata ke objek wisata aek manik Kabupaten Simalungun.
(58)
DAFTAR PUSTAKA
Marpaung, Happy 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung : Alfabeta.
Pinata, I Gde dan Putu G. Gayatri 2005. Sosiologi Pariwisata.
Yogyakarta : Andi
http://www.simalungunkab.go.id/
(1)
menggunakan sarana transpor tasi umum dapat bertolak menuju kota Pematang Siantar dengan menggunakan bus seperti sejahtera atau intra. Dari Pematang siantar dilanjutkan dengan menggunakan angkot rute siantar – sidamanik seperti beringin indah. perjalanan memakan waktu tempuh 25 menit , Tepat didepan lapangan desa hutan lama (pasar sidamanik) berhenti dan masuk ke Jalan siamatahuting sejauh 700 meter, jika menemukan persimpangan tiga silahkan berbelok kekanan dan menemukan penunjuk jalan bah manik. Jarak tempuh 150 km dengan lama perjalanan sekitar 4 jam.
2. Akomodasi
Untuk sekarang ini, pada objek wisata aek manik belum terdapat fasilitas akomodasi yang dikelola secara umum yang dapat digunakan oleh wisatawan. Hanya ada sebuah kamar mandi yang hanya dapat digunakan sebagai tempat berganti pakaian bagi wisatawan.
Bagi wisatawan yang menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil ataupun sepeda motor, di sekitar objek wisata terdapat tempat penitipan kendaraan yang dikelola secara sederhana oleh masyarakat setempat.
Bagi wisatawan juga disarankan untuk membawa bekal makanan atau minuman yang diperlukan karena di dalam area objek wisata aek manik belum terdapat fasilitas restoran ataupun usaha jasa penyedia makanan.
(2)
4.3 potensi pengembangan aek manik sebagai salah satu unsur penunjang kepariwisataan simalungun
Dengan semakin tingginya minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah objek wisata yang menawarkan keindahan dan keunikan lingkungan alam, keberadaan dan eksistensi objek wisata aek manik saat ini mendapat tempat dan perhatian tersendiri bagi wisatawan pada saat sekarang ini dan memiliki potensi yang besar yang dapat dikembangkan dan dikelola secara baik oleh masyarakat dan pemerintah.
Selain itu, keberadaan objek wisata aek manik juga dapat memberikan pilihan lain bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke kabupaten simalungun selain objek wisata yang telah dikembangakan dan populer di kabupaten simalungun.
4.4 Eksistensi aek manik sebagai salah satu objek wisata di kabupaten simalungun
Objek wisata aek manik masih tergolong baru dikalangan wisatawan, dan pengelolaanya pun belum dilakukan secara baik oleh masyarakat maupun pemerintah khususnya dinas pariwisata kabupaten simalungun.
Informasi yang didapat oleh wisatawan mengenai keberadaan objek wisata aek mainik didapat hanya melalui informasi persuasif dari beberapa orang yang pernah berkunjung ataupun dari masyarakat setempat.
(3)
Meskipun di beberapa media kita dapat milihat mengenai iformasi tentang eksistensi dan keunikan serta daya tarik yang ditawarkan, namun pada dasarnya belum ada upaya yang sistematis dan terorganisir oleh pihak-pihak yang terkait terutama pemeritah setempat, dalam hal ini pihak dinas pariwisata kabupaen simalungun.
Keberadaan dan eksistensi objek wisata aek manik tidak hanya memberikan pilihan lain bagi wisatawan untuk berwisata, selain itu keberadaan objek wisata aek manik juga memberikan pendapatan ekonomi khususnya bagi masyarakat setempat. Karna pada dasarnya pembangunan suatu objek wisata tentunya harus memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
(4)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Objek wisata aek manik masih tergolong baru dikalangan wisatawan, dan pengelolaanya pun belum dilakukan secara baik oleh masyarakat maupun pemerintah khususnya dinas pariwisata kabupaten simalungun.
Objek wisata pemandian aek manik kabupaten Simalungun memiliki potensi yang besar untuk dapat dikembangkan dan dikelola secara baik oleh pihak pemerintah maupun swasta serta masyarakat setempat. Pengembangan objek wisata aek manik tentunya juga akan memberikan pendapatan ekonomi bagi banyak pihak terutama masyarakat di sekitar objek wisata.
Keindahan alam dan keunikan objek wisata aek manik dapat menjadi pilihan lain bagi wisatawan yang datang berkunjung ke daerah Kabupaten Simalungun selain objek wisata lain yang telah lama ada dan dikelola di daerah Kabupaten Simalungun.
Salain keindahan dan keunikan alam yang ada pada objek wisata aek manik, ada beberapa hal lagi yang harus diperhatikan dan dikembangkan dan dikelola dengan baik diantaranya, infrastruktur dan fasilitas pendukung lainya.
(5)
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan dan dari beberapa permasalahan yang ditemukan, maka, penulis menyarankan agar:
1. Adanya perhatian dan upaya oleh pemerintah setempat untuk dapat mengembangkan dan melakukan pengelolaan secara terorganisir terhadap objek wisata aek manik.
2. Harus ada kerja sama antara pihak pemerintah dan masyarakat setempat serta para pelaku bisnis pariwisata guna adanya koordinasi yang jelas dalam upaya pengembangan objek wisata aek manik.
3. Pengembangan dan pengelolaan harus memperhatikan aspek kelestarian alam dan lingkungan sekitar objek wisata.
4. Pengembangan dan pengelolaan juga harus berorientasi pada sara dan prasarana umum maupun pendukung yang dapat memudahkan wisatawan dalam melakukan wisata ke objek wisata aek manik Kabupaten Simalungun.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Marpaung, Happy 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung : Alfabeta.
Pinata, I Gde dan Putu G. Gayatri 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : Andi
http://www.simalungunkab.go.id/