ANALISIS TINGKAT AKSESIBILITAS KOTA KECAMATAN DI KABUPATEN DAIRI.

(1)

ANALISIS TINGKAT AKSESIBILITAS

KOTA KECAMATAN DI KABUPATEN DAIRI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

NOVIANA TARIGAN NIM. 309131055

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2013


(2)

(3)

iv ABSTRAK

Noviana Tarigan, NIM 309131055, Analisis Tingkat Aksesibilitas Kota

Kecamatan Di Kabupaten Dairi. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat aksesibilitas tiap kecamatan di Kabupaten Dairi tahun 2007 - 2011.

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Dairi pada tahun 2013, populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Dairi yang berjumlah 15 kecamatan sekaligus dijadikan sebagai sampel. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi dokumenter dan diolah dengan teknik analisa deskriftif kuantitaif.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa Kecamatan Sidikalang memiliki kekuatan interaksi yang paling tinggi dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya yang terdapat di Kabupaten Dairi. Adapun kekuatan interaksi paling tinggi adalah Kecamatan Sidikalang dengan Kecamatan Berampu yaitu 10.985.010. Hal ini disebabkan karena ketersediaan sarana dan prasarana di kecamatan sidikalang lebih memadai dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Kemudahan aksesibilitas di kecamatan sidikalang dikarenakan oleh Kecamatan Sidikalang memiliki sistem jaringan yang lebih banyak, kondisi sarana dan prasarana transportasi yang lengkap, dan jumlah penduduk tinggi. Selanjutnya kecamatan yang kekuatan interaksinya rendah adalah Kecamatan Silahisabungan. Adapun kekuatan interaksi terendah adalah Kecamatan Silahisabungan dengan Kecamatan Siempat Nempu Hilir yaitu 8.518. Hal ini disebabkan oleh sarana dan prasarananya kurang memadai, jumlah penduduk yang rendah dan faktor jarak yang jauh dengan kecamatan lainnya. Kondisi angkutan yang kurang memadai di Kecamatan Silahisabungan juga mempengaruhi rendahnya aksesibilitas di Kecamatan tersebut.


(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas limpahan kasih dan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah Analisis Tingkat Aksesibilitas Kota Kecamatan

Di Kabupaten Dairi. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan dan kurangnya pengetahuan penulis. Untuk itu dengan segala keterbukaan penulis menerima saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini.

Skripsi ini dapat disusun dan terlaksana dengan baik karena adanya bantuan, arahan, nasehat, bimbingan dan dukungan dari banyak pihak, baik dukungan moril dan materil yang banyak membantu penulis. Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Dr. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Medan.

3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.

5. Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.


(5)

iv

6. Bapak Drs. Maringan Sirait, SU selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Darwin P. Lubis, S.Si, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberi arahan kepada penulis selama perkuliahan sampai dengan penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak/Ibu Dosen yang ada di Jurusan Pendidikan Geografi, terimakasih buat semua ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

9. Bapak Hajat Siagian selaku pegawai di jurusan yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

10.Bapak/Ibu yang ada di Kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Dairi

11.Bapak/Ibu yang ada di Kantor Dinas Bina Marga dan SDA Kabupaten Dairi. 12.Bapak/Ibu yang ada di Kantor BPS Kabupaten Dairi.

13.Teristimewa buat kedua orang tua yang sangat penulis sayangi dan cintai Bapak J. Tarigan dan Ibu I. br Sembiring Depari. Terima kasih buat cinta, kasih sayang, doa, dukungan, pengorbanan yang tiada terhingga.

14.Buat saudara-saudara ku, Abangku Salper Bana Tarigan dan adikku Reynaldo Daniel Tarigan terimakasih buat doa, dukungan dan semangatnya.

15.Teman-teman terbaikku Mardi, K’Sari, Maraden, Efrendi, Harry, Wairul, Zetto, Elfrina, Gani khususnya buat K’Christin Simbolon, Valentina Ginting, dan Feby Alex terimakasih buat doa, semangat, dan pengalaman yang takkan terlupakan bersama kalian.


(6)

v

16.Buat B’Adha Tumorang, B’Andihon Sigalingging, K’Deliwanty Simatupang dan adek-adek ku tersayang Seffy Eribka Situmorang, Niko Andreas dan Anthon Santo yang sudah memberikan bantuan, dorongan semangat untuk penulis. 17.Teman-teman PPLT SMP N 3 Berastagi 2012, khususnya kepada kedan posko

Ari Colin Ketaren dan Susan Pardede, terimakasih buat doa, semangat dan kebersamaannya.

18.Teman-teman di Jurusan Pendidikan Geografi, terkhusus buat kelas A Reguler 2009. Terima kasih buat pengalaman yang luar biasa selama di bangku perkuliahan. Kalian adalah orang-orang hebat yang pernah ku kenal.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu penulis selama dalam penyelesaian skripsi ini. Tiada yang dapat penulis berikan selain doa kepada Tuhan semoga semakin diberkati. Pada akhirnya harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi rekan-rekan mahasiswa Geografi khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Medan, Agustus 2013

Penulis,

Noviana Tarigan NIM. 309131055


(7)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

LEMBAR KEASLIAN TULISAN ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teori ... 7

B. Penelitian yang Relevan ... 29

C. Kerangka Berfikir ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 34

B. Populasi dan Sampel ... 34

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ... 35

E. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. Kondisi Fisik ... 37


(8)

viii

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 53

B. Pembahasan ... 62

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

LAMPIRAN ... 69


(9)

ix

DAFTAR TABEL

No. Uraian Halaman

1. Luas Kabupaten Dairi Masing-masing Kecamatan ... 40

2. Jenis Penggunaan Lahan ... 41

3. Penyebaran Penduduk di Kabupaten Dairi ... 42

4. Komposisi Penduduk Menurut Umur ... 44

5. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 46

6. SaranKesehatan di Kabupaten Dairi ... 47

7. Sarana Pendidikan di Kabupaten Dairi ... 48

8. Jumlah Sarana Ibadah di Kabupaten Dairi ... 49

9. Kondisi Sarana Jalan di Kabupaten Dairi ... 50

10. Jenis Angkutan Umum di Kabupaten Dairi ... 51

11. Luas dan Jumlah Penduduk Kabupaten Dairi ... 54

12. Kekuatan Interaksi antar Kecamatan di Kabupaten Dairi ... 57


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Halaman

1. Skema Kerangka Berpikir... ... 33

2. Peta Administrasi Kabupaten Dairi... ... 38

3. Peta Jaringan Jalan di Kabupaten Dairi... ... 39

4. Grafik Penyebaran Penduduk di Kabupaten Dairi... ... 54


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai Negara berkembang terus mengalami perubahan-perubahan yang menuju pada perkembangan baik fisik maupun sosialnya. Aspek fisik seperti letak yang strategis dan berada di pinggiran kota dengan jalur mudah ditempuh dari setiap daerah maka akan cepat mengalami perkembangan, sedangkan suatu wilayah yang letaknya tidak strategis dan berada di pedalaman dengan relief yang kasar akan sulit mengalami perkembangan. Sementara itu aspek sosial yang mempengaruhi perkembangan suatu wilayah adalah apabila wilayah itu memiliki potensi sosial ekonomi yang merupakan daya tarik yang kuat untuk berkembang.

Pesatnya perkembangan suatu kota dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik seperti : topografi, ketinggian tempat, jaringan jalan, panjang jalan, letak, iklim, sumber daya alam dan faktor-faktor non fisik seperti : pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk, jumlah penduduk, ekonomi yang sangat kompleks di daerah perkotaan. Perkembangan ekonomi, sosial, kelembagaan dan teknologi serta fisik lingkungan saling berkaitan satu sama lain sebagai satu fungsi mekanisme pengembangan wilayah daerah dan kota (Sughandy, 1984).

Teori konsentrik yang dikembangkan oleh Burgess menyatakan bahwa perkembangan suatu kota akan mengikuti pola lingkungan konsentrik. Wilayah – wilayah sosial dengan ciri – ciri sosial dan ekonomi kota tersusun menyerupai bentuk lingkaran bertingkat mengelilingi pusat. Variabel yang digunakan untuk


(12)

2

mengukur masing – masing zona dari lingkaran konsentrik ini adalah struktur harga tanah, jadi semakin dekat dengan pusat kota semakin mahal harga tanahnya dan semakin jauh dari pusat kota maka harga tanah akan semakin murah. Selain perkembangan kota, perlu juga diperhatikan pembangunan di wilayah pedesaan. Pembangunan wilayah pedesaan merupakan strategi yang dirancang untuk memperbaiki keadaan sosial ekonomi masyarakat miskin di pedesaan. Berkaitan dengan pembangunan wilayah pedesaan, kota kecamatan memiliki peranan penting yang strategis untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan dan pelayanan kecil pedesaan. Pengembangan kota kecamatan diharapkan mampu menggali potensi wilayah lokal dan menumbuhkan kegiatan – kegiatan sosial ekonomi baru, menumbuhkan kegiatan – kegiatan agroindustri dan perdagangan di wilayah kecamatan.(http://maspris9000.blogspot.com/2011/08/perkembangan-kota-urbanisasi-di-desa.html) diakses pada 25 April 2013 (21.28 WIB).

Pengembangan kota kecamatan akan terlaksana bila didukung infrastruktur dan sistem jaringan yang memadai di wilayah tersebut. Tersedianya prasarana dan sarana transportasi antar wilayah, aktivitas perekonomian masyarakat dan pemberdayaan masyarakat, terutama untuk membangun wilayah yang memiliki potensi ekonomi dan sumber daya lainnya akan lebih mudah untuk dikembangkan dan diarahkan menuju masyarakat yang sejahtera. Aktivitas masyarakat akan berkembang apabila memiliki prasarana dan sarana transportasi yang memadai untuk aksesibilitas.

Dengan aksesibilitas yang baik akan melancarkan interaksi masyarakat antar wilayah sampai ke daerah yang tertinggal sehingga terwujud pemerataan pembangunan. Kondisi prasarana yang baik merupakan modal utama yang sangat


(13)

3

berperan penting untuk mendukung pembangunan daerah dalam melayani mobilitas penduduk dan pendistribusian barang. Sistem transportasi bertujuan untuk memperlancar aktifitas orang, barang dan jasa dari suatu tempat ke tempat lain guna menunjang peningkatan perekonomian daerah, mempercepat usaha pemerataan pembangunan dan membuka akses terhadap kawasan terisolir maupun tertinggal. Selain jaringan jalan, angkutan merupakan hal yang sangat penting untuk memperlancar dan mendorong kegiatan perekonomian. Semakin meningkatnya pembangunan jaringan jalan, berbanding lurus dengan mobilitas orang, barang dan jasa dari dan ke wilayah lain.

Sistem transportasi di Kabupaten Dairi merupakan transportasi darat, terdiri dari jaringan jalan, angkutan sungai dan penyeberangan (ASDP) kawasan Danau Toba. Kabupaten Dairi berada di Dataran Tinggi Bukit Barisan dengan ketinggian sekitar 400 - 1.700 meter diatas permukaan laut (dpl) atau sekitar 200 meter diatas permukaan Danau Toba, dengan karakter topografi yang spesifik dan bervariasi, memiliki curah (ceruk) yang cukup dalam dimana pada musim hujan berfungsi sebagai saluran drainase alami. Secara ekologis, Kabupaten Dairi merupakan penyangga ekosistem Danau Toba dan menyumbang sebagian besar input air ke Danau Toba melalui belasan sungai-sungainya .

Letak Kabupaten Dairi yang strategis dengan jarak sekitar 153 km dari Kota Medan dengan waktu tempuh sekitar 4 jam membuat aksesibilitas keluar/masuk Kabupaten Dairi relatif tinggi, baik dari/ke Kota Medan sebagai primary city Provinsi Sumatera Utara maupun secondary city lainnya, bahkan lintas Provinsi Aceh. Luas wilayah Kabupaten Dairi 192.780 ha atau sekitar 2,69% dari luas Provinsi Sumatera Utara dengan Ibukota Kabupaten adalah


(14)

4

Sidikalang. Kabupaten Dairi terdiri dari 15 (lima belas) kecamatan, 169 desa/kelurahan. Adapun 15 kecamatan tersebut yakni: Kecamatan Sidikalang, Kecamatan Sitinjo, Kecamatan Berampu, Kecamatan Parbuluan, Kecamatan Sumbul, Kecamatan Silahisabungan, Kecamatan Silima Punggapungga, Kecamatan Lae Parira, Kecamatan Siempat Nempu, Kecamatan Siempat Nempu Hulu, Kecamatan Siempat Nempu Hilir, Kecamatan Tigalingga, Kecamatan Gunung Sitember, Kecamatan Pegagan Hilir dan Kecamatan Tanah Pinem.

Jaringan jalan di Kabupaten Dairi dapat diakses sampai ke desa-desa, namun masih memerlukan pembangunan jalan di daerah terisolir/tertinggal dengan harapan dapat diakses sehingga percepatan pengembangan wilayah dapat terlaksana. Hal ini dapat dilihat dari kondisi eksisting, bahwa panjang jalan di Kabupaten Dairi hampir setiap tahun bertambah. Pada tahun 2007, panjang jalan di Kabupaten Dairi adalah 1.520,27 km, terdiri dari Jalan Negara sepanjang 72,87 km, Jalan Provinsi sepanjang 95,90 km dan Jalan Kabupaten sepanjang 1.351,50 km. Sedangkan pada tahun 2011, panjang jalan di Kabupaten Dairi adalah 1.543,68 km, yang terdiri dari Jalan Negara sepanjang 72,87 km, Jalan Provinsi sepanjang 95,90 km dan Jalan Kabupaten sepanjang 1.374,91 km. Jalan kabupaten yang terdiri dari jalan aspal sepanjang 756,39 km (55,01%), jalan berbatu 366,92 km (26,69%), dan jalan tanah sepanjang 251,60 km (sekitar 18,30%). Dari total panjang jalan Kabupaten Dairi, kondisi jalan tahun 2011 terdapat kondisi baik sepanjang 319,45 km (42,23%), dalam kondisi sedang sepanjang 233,92 km (30,93%) dan dalam kondisi rusak sepanjang 203,02 km (26,84%).


(15)

5

Karakter angkutan di Kabupaten Dairi, meliputi ;1) Angkutan umum perkotaan dan perdesaan di wilayahKabupaten Dairi, 2) Angkutan umum antar kota dalam kabupaten dalam provinsi, 3) Angkutan umum antar kota dalam kabupaten antar provinsi, 4) Angkutan barang.

Perkembangan kecamatan – kecamatan yang ada di Kabupaten Dairi sangatlah berbeda-beda. Kecamatan Sidikalang yang merupakan ibukota kabupaten menjadi salah satu kecamatan yang lebih maju dibandingkan dengan kecamatan yang lainnya. Kemajuan ini dikarenakan sarana dan prasarana di Kecamatan Sidikalang lengkap dan memadai daripada kecamatan lainnya, khususnya sarana dan prasarana transportasi. Maka dari itu perlu dilakukan

penelitian tentang “Analisis Tingkat Aksesibilitas Kota Kecamatan di Kabupaten Dairi”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah yang akan diidentifikasi adalah masalah pengembangan kota kecamatan Kabupaten Dairi khususnya tingkat aksesibilitas kota kecamatan. Pengembangan kota kecamatan salah satunya dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang lengkap dan memadai. Ketidaklengkapan sarana dan prasarana transportasi menimbulkan dampak negatif bagi pemerintah daerah dan masyarakat dalam berinteraksi dengan daerah lain untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Selain itu, ketidaklengkapan sarana dan prasarana transportasi juga mengakibatkan kota kecamatan tersebut tertinggal sehingga percepatan pengembangan tidak terlaksana dengan baik.


(16)

6

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, cukup luas masalah yang akan dibahas. Dengan begitu diperlukan batasan masalah agar permasalahan yang diteliti terfokus dan terarah. Oleh karena itu, dalam penelitian ini permasalahan yang akan diteliti yaitu tingkat aksesibilitas kota kecamatan yang ada di Kabupaten Dairi dari tahun 2007 – 2011.

D.Perumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah diatas, adapun yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana tingkat aksesibilitas tiap kecamatan di Kabupaten Dairi tahun 2007 – 2011 ?.

E.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat aksesibilitas tiap kecamatan di Kabupaten Dairi tahun 2007 - 2011.

F. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan bagi penentu kebijakan, khususnya pemerintah Kabupaten Dairi dalam rangka pengembangan kecamatan – kecamatan di Kabupaten Dairi.

2. Sebagai bahan referensi bagi penulis lain yang ingin meneliti permasalahan

yang sama namun pada lokasi yang berbeda.


(17)

65

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian dari perhitungan data kekuatan interaksi terhadap aksesibilitas di Kabupaten Dairi dari tahun 2007 - 2011 adalah sebagai berikut :

Kecamatan Sidikalang memiliki kekuatan interaksi yang paling tinggi dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan yang terdapat di Kabupaten Dairi. Sedangkan aksesibilitas yang paling rendah adalah Kecamatan Silahisabungan. Hal ini di sebabkan karena sarana dan prasana transportasi dan ekonomi lebih memadai dibandingkan dengan kecamatan yang lain. selanjutnya Kecamatan Sidikalang juga memiliki sistem jaringan yang lebih banyak di kabupaten Dairi sehingga semakin mudah aksesibilitas.Kecamatan yang memiliki jarak lebih dekat dengan kecamatan di sekitarnya memiliki interaksi yang lebih kuat dibandingkan dengan kecamatan yang jaraknya jauh. Faktor kepadatan penduduk disuatu kecamatan juga mempengaruhi aksesibilitas, ketersediaan sarana dan prasarana juga mengalami perkembangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, selanjutnya kondisi jalan di daerah tersebut juga mempengaruhi aksesibilitas dari setiap kecamatan . Kondisi jalan juga merupakan factor yang sangat mempengaruhi dalam aksesibilitas di setiap kecamatan di Kabupaten Dairi . Serta Kondisi angkutan juga sangat mempengaruhi aksesibilitas dari satu kecamatan dengan kecamatan yang lain.


(18)

66

B. Saran

Aksesibilitas sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berupa jarak,sarana dan prasarana, sistem jaringan, kondisi jalan dan angkutan umum. Untuk menunjang interaksi dari satu kecamatan dengan kecamatan yang lain di Kabupaten Dairi kekuatan interaksi antar lokasi harus kuat mengingat antara satu kecamatan dengan kecamatan yang lain saling memenuhi baik dalam aktifitas penduduk di bidang pertanian yang saling ketergantungan. Maka dalam mengatasi beberapa kecamatan yang aksesibilitasnya cukup rendah, dalam hal ini dibutuhkan sarana dan prasarana terutama disetiap kecamatan tersebar secara merata. Kondisi jalan yang harus diperbaiki agar mengefektifkan waktu tempuh dari satu kecamatan ke kecamatan yang lain. Selanjutnya ketersediaan angkutan umum yang memadai . Sehingga perkembangan dan kemudahan aksesibilitas di Kabupaten Dairi tidak hanya terfokus pada ibukota kabupaten saja yaitu Kecamatan Sidikalang.


(19)

67

DAFTAR PUSTAKA

Bappeda. 2013. RTRW Kabupaten Dairi Tahun 2010 – 2030. Medan : Bappeda Sumut.

Bintarto, R. 1983. Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Bintarto, R.1989. Interaksi Desa dan Kota, Jakarta: Ghalia.

Bintarto, R. Hadisumarno, Surastopo. 1991. Metode Analisis Geografi. Jakarta : LP3ES.

Black, J.A. (1981) Urban Transport Planning: Theory and Practice. London: Cromm Helm.

BPS. 2012. Kabupaten Dairi Dalam Angka 2012. BPS Kabupaten Dairi Daljoeni, N. 1987. Geografi desa kota. Bandung : Penerbit Alumni

Dita. 2007. Peran dan Fungsi Ibu Kota Kecamatan Lasem Sebagai Pusat Pertumbuhan di Kabupaten Rembang. Tesis. Semarang: Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Dozier. 2007. Aksesibilitas dan Pertumbuhan Penduduk Kota Sibolga. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Jaya. 2012. Analisis Ketersediaan Fasilitas Pelayanan Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

http://maspris9000.blogspot.com/2011/08/perkembangan-kota-urbanisasi-di-desa.html .Diakses pada 25 April 2013 (21.28 WIB).

(http://id.m.wikipedia.org/wiki/klasifikasi_jalan_di_indonesia). Diakses pada 13 Juli 2013 (18.25 WIB).

Koestoer, Raldi Hendro, dkk. 2001. Dimensi Keruangan Kota Teori dan Kasus. Jakarta: UI Press.

Miro, Fidel. 2004. Perencanaan Transportasi Mahasiswa, Perencana, dan Praktisi. Jakarta : Erlangga

Parlindungan, Boris. 2010. Analisis Pengaruh Tingkat Aksesibilitas Wilayah Terhadap Perkembangan Kecamatan Kota Medan. Tesis. Medan : Pasca Sarjana USU.


(20)

68

Sadyohutomo, Mulyono. 2008. Manajemen Kota dan Wilayah. Jakarta : Bumi Aksara.

Sugandhy, A. 1984. Penataan Ruang Wilayah Daerah dan Kota. Jakarta : LP3ES. Sugiharto. 2008. Pembangunan dan Pengembangan Wilayah. Medan : USUpress Syahrir, Muhammad. 2004. Penentuan Tipologi Perkembangan Kecamatan Di

Kabupaten Pekalongan. Skripsi. Semarang: Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota FT-UNDIP.

Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung : ITB.

Tarigan, Robinson, 2006. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Yunadi. 2010. Studi Perkembangan Prasarana dan Sarana Transportasi di Kabupaten Aceh Tengah (Tahun 2003-2008). Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.


(1)

Karakter angkutan di Kabupaten Dairi, meliputi ;1) Angkutan umum perkotaan dan perdesaan di wilayahKabupaten Dairi, 2) Angkutan umum antar kota dalam kabupaten dalam provinsi, 3) Angkutan umum antar kota dalam kabupaten antar provinsi, 4) Angkutan barang.

Perkembangan kecamatan – kecamatan yang ada di Kabupaten Dairi sangatlah berbeda-beda. Kecamatan Sidikalang yang merupakan ibukota kabupaten menjadi salah satu kecamatan yang lebih maju dibandingkan dengan kecamatan yang lainnya. Kemajuan ini dikarenakan sarana dan prasarana di Kecamatan Sidikalang lengkap dan memadai daripada kecamatan lainnya, khususnya sarana dan prasarana transportasi. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian tentang “Analisis Tingkat Aksesibilitas Kota Kecamatan di Kabupaten Dairi”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah yang akan diidentifikasi adalah masalah pengembangan kota kecamatan Kabupaten Dairi khususnya tingkat aksesibilitas kota kecamatan. Pengembangan kota kecamatan salah satunya dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang lengkap dan memadai. Ketidaklengkapan sarana dan prasarana transportasi menimbulkan dampak negatif bagi pemerintah daerah dan masyarakat dalam berinteraksi dengan daerah lain untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Selain itu, ketidaklengkapan sarana dan prasarana transportasi juga mengakibatkan kota kecamatan tersebut tertinggal sehingga percepatan pengembangan tidak terlaksana dengan baik.


(2)

6

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, cukup luas masalah yang akan dibahas. Dengan begitu diperlukan batasan masalah agar permasalahan yang diteliti terfokus dan terarah. Oleh karena itu, dalam penelitian ini permasalahan yang akan diteliti yaitu tingkat aksesibilitas kota kecamatan yang ada di Kabupaten Dairi dari tahun 2007 – 2011.

D.Perumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah diatas, adapun yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana tingkat aksesibilitas tiap kecamatan di Kabupaten Dairi tahun 2007 – 2011 ?.

E.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat aksesibilitas tiap kecamatan di Kabupaten Dairi tahun 2007 - 2011.

F. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan bagi penentu kebijakan, khususnya pemerintah Kabupaten Dairi dalam rangka pengembangan kecamatan – kecamatan di Kabupaten Dairi.

2. Sebagai bahan referensi bagi penulis lain yang ingin meneliti permasalahan yang sama namun pada lokasi yang berbeda.


(3)

65 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian dari perhitungan data kekuatan interaksi terhadap aksesibilitas di Kabupaten Dairi dari tahun 2007 - 2011 adalah sebagai berikut :

Kecamatan Sidikalang memiliki kekuatan interaksi yang paling tinggi dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan yang terdapat di Kabupaten Dairi. Sedangkan aksesibilitas yang paling rendah adalah Kecamatan Silahisabungan. Hal ini di sebabkan karena sarana dan prasana transportasi dan ekonomi lebih memadai dibandingkan dengan kecamatan yang lain. selanjutnya Kecamatan Sidikalang juga memiliki sistem jaringan yang lebih banyak di kabupaten Dairi sehingga semakin mudah aksesibilitas.Kecamatan yang memiliki jarak lebih dekat dengan kecamatan di sekitarnya memiliki interaksi yang lebih kuat dibandingkan dengan kecamatan yang jaraknya jauh. Faktor kepadatan penduduk disuatu kecamatan juga mempengaruhi aksesibilitas, ketersediaan sarana dan prasarana juga mengalami perkembangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, selanjutnya kondisi jalan di daerah tersebut juga mempengaruhi aksesibilitas dari setiap kecamatan . Kondisi jalan juga merupakan factor yang sangat mempengaruhi dalam aksesibilitas di setiap kecamatan di Kabupaten Dairi . Serta Kondisi angkutan juga sangat mempengaruhi aksesibilitas dari satu kecamatan dengan kecamatan yang lain.


(4)

66

B. Saran

Aksesibilitas sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berupa jarak,sarana dan prasarana, sistem jaringan, kondisi jalan dan angkutan umum. Untuk menunjang interaksi dari satu kecamatan dengan kecamatan yang lain di Kabupaten Dairi kekuatan interaksi antar lokasi harus kuat mengingat antara satu kecamatan dengan kecamatan yang lain saling memenuhi baik dalam aktifitas penduduk di bidang pertanian yang saling ketergantungan. Maka dalam mengatasi beberapa kecamatan yang aksesibilitasnya cukup rendah, dalam hal ini dibutuhkan sarana dan prasarana terutama disetiap kecamatan tersebar secara merata. Kondisi jalan yang harus diperbaiki agar mengefektifkan waktu tempuh dari satu kecamatan ke kecamatan yang lain. Selanjutnya ketersediaan angkutan umum yang memadai . Sehingga perkembangan dan kemudahan aksesibilitas di Kabupaten Dairi tidak hanya terfokus pada ibukota kabupaten saja yaitu Kecamatan Sidikalang.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Bappeda. 2013. RTRW Kabupaten Dairi Tahun 2010 – 2030. Medan : Bappeda Sumut.

Bintarto, R. 1983. Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Bintarto, R.1989. Interaksi Desa dan Kota, Jakarta: Ghalia.

Bintarto, R. Hadisumarno, Surastopo. 1991. Metode Analisis Geografi. Jakarta : LP3ES.

Black, J.A. (1981) Urban Transport Planning: Theory and Practice. London: Cromm Helm.

BPS. 2012. Kabupaten Dairi Dalam Angka 2012. BPS Kabupaten Dairi Daljoeni, N. 1987. Geografi desa kota. Bandung : Penerbit Alumni

Dita. 2007. Peran dan Fungsi Ibu Kota Kecamatan Lasem Sebagai Pusat Pertumbuhan di Kabupaten Rembang. Tesis. Semarang: Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Dozier. 2007. Aksesibilitas dan Pertumbuhan Penduduk Kota Sibolga. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Jaya. 2012. Analisis Ketersediaan Fasilitas Pelayanan Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

http://maspris9000.blogspot.com/2011/08/perkembangan-kota-urbanisasi-di-desa.html .Diakses pada 25 April 2013 (21.28 WIB).

(http://id.m.wikipedia.org/wiki/klasifikasi_jalan_di_indonesia). Diakses pada 13 Juli 2013 (18.25 WIB).

Koestoer, Raldi Hendro, dkk. 2001. Dimensi Keruangan Kota Teori dan Kasus. Jakarta: UI Press.

Miro, Fidel. 2004. Perencanaan Transportasi Mahasiswa, Perencana, dan Praktisi. Jakarta : Erlangga

Parlindungan, Boris. 2010. Analisis Pengaruh Tingkat Aksesibilitas Wilayah Terhadap Perkembangan Kecamatan Kota Medan. Tesis. Medan : Pasca Sarjana USU.


(6)

68

Sadyohutomo, Mulyono. 2008. Manajemen Kota dan Wilayah. Jakarta : Bumi Aksara.

Sugandhy, A. 1984. Penataan Ruang Wilayah Daerah dan Kota. Jakarta : LP3ES. Sugiharto. 2008. Pembangunan dan Pengembangan Wilayah. Medan : USUpress Syahrir, Muhammad. 2004. Penentuan Tipologi Perkembangan Kecamatan Di

Kabupaten Pekalongan. Skripsi. Semarang: Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota FT-UNDIP.

Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung : ITB.

Tarigan, Robinson, 2006. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Yunadi. 2010. Studi Perkembangan Prasarana dan Sarana Transportasi di Kabupaten Aceh Tengah (Tahun 2003-2008). Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.