STUDI PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN EKOLOGI UNTUK MAHASISWA BERBASIS KEANEKARAGAMAN MANGROVE DAN KEPITING UCA DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BAGAN DELI BELAWAN.

STUDI PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN EKOLOGI
UNTUK MAHASISWA BERBASIS KEANEKARAGAMAN MANGROVE
DAN KEPITING UCA DIPERAIRAN MUARA SUNGAI
BAGAN DELI BELAWAN

TESIS

Diajukan untuk memenuhi persyaratan
dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :
PANDU PRABOWO
NIM : 8106173011

PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013

STUDI PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN EKOLOGI

UNTUK MAHASISWA BERBASIS KEANEKARAGAMAN MANGROVE
DAN KEPITING UCA DIPERAIRAN MUARA SUNGAI
BAGAN DELI BELAWAN

TESIS

Diajukan untuk memenuhi persyaratan
dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :
PANDU PRABOWO
NIM : 8106173011

PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013

ABSTRAK


Pandu Prabowo, Studi Pengembangan Video Pembelajaran Ekologi Untuk
Mahasiswa Berbasis Keanekaragaman Mangrove dan Kepiting Uca di Perairan
Sungai Bagan Deli Belawan.
Penelitian ini adalah gabungan dua metode yaitu deskriptif dan metode
pengembangan. Metode analisis deskriptif digunakan pada kajian biologi untuk
mendapatkan data hasil penelitian keanekaragaman mangrove dan kepiting uca yang
ada di Muara Sungai Bagan Deli Belawan, sementara itu metode yang digunakan
untuk membuat video adalah metode engembangan. Tujuan penelitian secara analisis
deskriptif adalah untuk memperoleh data keanekaragaman mangrove dan kepiting
uca yang dikaji secara biologi menggunakan metode ekologi sementara penelitian
pengembangan adalah merancang dan membuat model video pembelajaran yang
akan digunakan sebagai media pembelajaran bagi perkuliahan materi ekologi kepada
mahasiswa. Video yang dibuat adalah sebuah video pembelajaran ekologi mangrove
yang berisi materi keanekaragaman spesies mangrove, spesies uca, dan interaksi
yang ada didalamnya yang sesuai dengan kondisi asli dilapangan. Diperoleh data
berupa 12 spesies mangrove yang ada di lokasi penelitian yaitu 7 mangrove sejati
yaitu Avicennia alba, Avicennia officinalis, Bruguiera sexangula, Exoecaria
agallocha, Nypa fructicans, Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata dan 5
mangrove ikutan yaitu Acanthus ilicifolius, Acrostichum aureum, Morinda citrifolia,

Hibiscus tiliaceus, Plucea indica. Jenis Kepiting Brachyura (Uca) yang diperoleh
dalam penelitian yaitu 7 jenis spesies kepiting Brachyura dari 3 jenis famili
(Ocypodidae yaitu Uca annulipes, Uca urvillei, Uca vocans, Uca drussuimeri, Uca
tetragonon, Grapsidae yaitu Metopograpsus oceanicus, Sesarmidae yaitu Sesarma
villosum). Kemudian diperoleh data berupa nilai keanekaragaman dan jumlah jenis
kepiting pada setiap stasiun yaitu stasiun 1 dengan indeks keanekaragaman sebesar
0.99 dan jumlah jenis kepiting sebanyak 3, stasiun 2 dengan indeks keanekaragaman
sebesar 1.58 dan jumlah jenis kepiting sebanyak 5, stasiun 3 dengan indeks
keanekaragaman sebesar 1.74 dan jumlah jenis kepiting sebanyak 6 jenis.
Berdasarkan analisis dari 30 mahasiswa peserta uji coba lapangan dapat dilihat baik
secara keseluruhan, maupun terperinci setiap point aspek menunjukkan hasil yang
baik (diatas 80%). Diperoleh data hasil pengembangan video yaitu: (1) data uji
kepada 30 orang mahasiswa diperoleh rata-rata sebesar 98.15%, (2) data uji Dosen
ahli materi diperoleh rata-rata sebesar 88.5%. dan (3) data uji ahli media diperoleh
rata-rata sebesar 73%. Dan dari total keseluruhan rata-rata perhitungan hasil uji
pengembangan video adalah 86.5%(kategori layak).. Namun perlu adanya
pengembangan lebih lanjut.

Kata Kunci : Kepiting Uca, Mangrove, Pengembangan, Video Pembelajaran


i

ABSTRACT

Pandu Prabowo, Study of Developing Ecology Video-Based Learning for Students
Base on Mangrove and Uca Crab Diversity in the waters of the River Bagan Deli
Belawan
This research is a combination of two methods: descriptive methods and
development methods. Descriptive analysis methods used in biological studies to
obtain research data and diversity of mangrove crab uca's in Bagan Deli Belawan
River Estuary, while the method used to create the video is Developing methods.
Research objective is to obtain a descriptive analysis of data and the diversity of
mangrove crab uca who studied biology while using ecological methods
development research is to design and make a model of learning videos that will be
used as a medium of learning for material ecology lectures to students.Video created
is a learning ecology video contains material mangrove mangrove species diversity,
species uca, and the interaction therein in accordance with the conditions of the
original field. Data obtained in the form of 12 mangrove species in the study site is 7
true mangroves are Avicennia alba, Avicennia officinalis, Bruguiera sexangula,
Exoecaria agallocha, Nypa fructicans, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata

and 5 follow the mangrove Acanthus ilicifolius, Acrostichum aureum, Morinda
citrifolia, Hibiscus tiliaceus, Plucea indica. Types Brachyura Crabs (Uca) obtained in
this study with 7 species of crabs Brachyura of 3 types of families (ie Ocypodidae
annulipes Uca, Uca urvillei, vocans Uca, Uca drussuimeri, Uca tetragonon,
Grapsidae the Metopograpsus oceanicus, Sesarmidae the Sesarma villosum). Then
the obtained data is a value of diversity and the number of crabs in each station is
station 1 with a diversity index of 0.99 and the number of crabs as much as 3, station
2 at 1:58 diversity index and the number of crabs in 5, station 3 with a diversity
index of 1.74 and number of crabs as 6 types. Based on the analysis of the 30
students participating in a field trial can be viewed either as a whole, as well as
detailed every aspect point showed good results (above 80%). Data obtained results
video development are: (1) the test data to the 30 students gained an average of
98.15%, (2) test data Lecturers matter experts obtained an average of 88.5%. and (3)
media expert test data obtained on average by 73%. And of the total average
calculation of test results was 86.5% development videos (categorized) .. However,
there is need for further development.

Keywords: Development, Learning Video, Mangrove, Uca Crab

ii


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T atas berkah, rahmat, dan karunia- Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini. Tak lupa pula penulis haturkan
salawat dan salam ke junjungan Nabi Muhammad SAW yang sebesar-besarnya.
Alhamdulillah berkat ridho-Nya, bantuan, bimbingan, arahan, masukan serta
dorongan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tesis ini.
Penulis merasa sangat berterima kasih yang sebesar-besarnya dengan ungkapan rasa
tulus dan rasa hormat, serta mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Pd selaku rektor UNIMED
2. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku ketua Prodi Pendidikan Biologi, sekaligus
selaku narasumber, Bapak Dr. Syahmi Edi selaku narasumber, dan Ibu Dr.
Elly Djulia selaku narasumber.
3. Bapak Syarifuddin, M.Sc., PhD. dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si yang
telah sabar dan tekun dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan tesis
ini.
4. Bapak Ir. Haikal Rahman yang telah membantu, membimbing, dan member
masukan kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

5. Bapak Onny Kresnawan yang telah membantu penulis dalam memantapkan
dan menyelesaikan tesis ini.
6. Ibu Dra. Cicik Suryani, M.Si dan Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si selaku
validator materi yang ikut membantu penulis menyelesaikan tesis ini.
7. Bapak Prof. Dr. Mohammad Badiran, M.Pd yang telah meluangkan
waktunya sebagai validator media dalam menyelesaikan tesis ini.

iii

8. Bapak Drs. M. Yusuf Nasution, M.Si yang telah menyediakan waktu untuk
membantu, memberi arahan, dan menyediakan waktu untuk membantu
penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
9. Teman-teman sekelas pascasarjana angkatan XVIII kelas A 2010, kakakkakak dan abang-abang sekelas pasca sarjana yang sudah memberikan
masukan demi selesinya tsis penulis.
10. Sukma Rezeki Pertiwi, S.Si tercinta yang telah mencurahkan waktu, tenaga,
pikiran dalam membantu penulis menyelesaikan tesis ini.
11. Dan terakhir kepada keluarga tercinta yang telah penuh keikhlasan
membantu, mendoakan, memotivasi, mendukung secara moril maupun
materil demi terselesaikanya tesis ini.
Tiada kata yang dapat penulis ucapkan lagi, hanya rasa syukur dan doa yang

dapat penulis panjatkan sebagai ungkapan tulus rasa terima kasih dari hati. Dan
penulis tidak akan melupakannya. Semoga semua tetap sehat dan dalam lindungan
Allah SWT. Amin.
Akhirnya tiba dipenghujung kata, besar harapan penulis agar tesis ini berguna
bagi semua yang membacanya. Assalammualaikum wr. wb.

Medan,

Januari 2013

Penulis
PANDU PRABOWO

iv

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK .......................................................................................

KATA PENGANTAR
............................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................
DAFTAR TABEL ...........................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................

i
iii
v
vii
ix
x

BAB.I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ...........................................................
1.2
Identifikasi Masalah ...................................................
1.3

Pembatasan Masalah ..................................................
1.4
Rumusan Masalah ......................................................
1.5
Tujuan Penelitian .......................................................
1.6
Manfaat Penelitian .....................................................

1
6
7
7
8
8

BAB. II KAJIAN PUSTAKA
2.1
Dasar Teoritis..............................................................
2.1.1 Mangrove ...................................................................
2.1.2 Vegetasi Mangrove ....................................................

2.1.3 Ekosistem Mangrove .................................................
2.1.4 Habitat Mangrove ......................................................
2.1.5 Tipe Lingkungan Mangrove ......................................
2.1.6 Komponen Abiotik Ekosistem Mangrove .................
2.1.7 Adaptasi Lingkungan ................................................
2.1.8 Fauna Mangrove .......................................................
2.1.9 Morfologi dan Anatomi Kepiting .............................
2.1.10 Kepiting Bakau .........................................................
2.1.11 Kepiting Uca sp. .......................................................
2.1.12 Peranan Ekologis Kepiting Brachyura ......................
2.1.13 Siklus Hidup Kepiting ..............................................
2.1.14 Media Pembelajaran..................................................
2.1.15 Media Video Pembelajaran .....................................
2.1.16 Komponen-komponen Pembuatan Video ................
2.1.17 Mata Kuliah Ekologi .................................................
2.1.18 Penelitian Pengembangan .........................................

11
11
16
17
18
27
28
36
45
46
49
52
57
59
61
62
63
72
72

v

BAB. III METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian...................................
3.1.1 Lokasi Penelitian ....................................................
3.1.2 Waktu Penelitian ....................................................
3.2
Defenisi Operasional ..............................................
3.3
Jenis Penelitian .......................................................
3.4
Deskripsi stasiun penelitian ....................................
3.5
Prosedur Penelitian .................................................
3.5.1 Prosedur pengembangan .........................................
3.5.2 Prosedur Identifikasi Keanekaragaman Mangrove
dan kepiting Uca .....................................................
3.6
Uji coba produk ......................................................
3.6.1 Produk yang di Uji Coba ........................................
3.6.2 Subjek Uji Coba .....................................................
3.6.3 Pelaksanaan Uji Coba ............................................
3.7
Tekhnik Pengumpulan data ....................................
3.8
Instrument Pengumpulan Data ...............................
3.9
Teknik Analisis Data .............................................
3.9.1 Analisis data video .................................................
3.9.2 Analisis data Mangrove dan Kepiting Uca ............

78
81
81
81
81
83
84
88
88
90

BAB. IV HASIL PENELITIAN
4.1
Deskripsi umum lokasi penelitian ..........................
4.2
Deskripsi jenis mangrove .......................................
4.3
Deskripsi Keanekaragaman jenis Kepiting Uca .....
4.4
Kepadatan Kepiting ................................................
4.5
Indeks keanekaragaman Kepiting Uca ...................
4.6
Pembahasan ............................................................
4.7
Pembahasan Hasil Pengembangan .........................
4.8
Hasil Pengujian .......................................................
4.9
Keterbatasan Penelitian ...........................................

92
94
96
99
102
103
108
114
123

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan ............................................................
5.2
Implikasi ...............................................................
5.3
Keterbatasan ..........................................................
5.4
Saran .......................................................................

125
126
127
127

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................

128

vi

74
74
74
74
75
76
77
77

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4

Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10

Kisi-kisi instrument untuk ahli materi .......................
Kisi-kisi instrument untuk ahli media ........................
Kisi-kisi instrument untuk mahasiswa .......................
Kriteria kategori Penilaian Ideal setiap aspek ............
Tabel Skala Persentase menurut Arikunto .................
Daftar Jenis Mangrove yang teridentifikasi pada
stasiun 1, stasiun 2, dan stasiun 3 ..............................
Daftar jenis kepiting yang teridentifikasi pada
stasiun 1, stasiun 2, dan stasiun 3 ..............................
Jenis dan kepadaatan Kepiting yang teridentifikasi
pada stasiun 1, stasiun 2, dan stasiun 3 ......................
Indeks keanekaragaman dan jumlah jenis kepiting
yang teridentifikasi pada stasiun 1, stasiun 2,
dan stasiun 3 .............................................................
Data Hasil perhitungan penilaian mahasiswa dari %
Kelayakan ..................................................................
Data hasil perhitungan penilaian mahasiswa .............
Data Hasil perhitungan penilaian ahli materi dari %
Kelayakan ..................................................................
Data hasil perhitungan penilaian Dosen ahli materi ..
Data Hasil perhitungan penilaian ahli media dari %
Kelayakan ..................................................................
Data Hasil perhitungan penilaian ahli media ............

ix

86
86
87
89
90
95
96
97

97
113
114
116
117
118
119

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 2.9
Gambar 2.10
Gambar 2.11
Gambar 2.12
Gambar 2.13
Gambar 2.14
Gambar 2.15
Gambar 2.16
Gambar 2.17
Gambar 2.18
Gambar 2.19
Gambar 2.20
Gambar 2.21
Gambar 2.22
Gambar 2.23
Gambar 2.24
Gambar 2.25
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4

Akar Mangrove ............................................................
Daun Mangrove .............................................................
Contoh Zonasi Mangrove .............................................
Tipe Ekosistem Mangrove ............................................
Salah satu tipe zonasi hutan mangrove di Indonesia ....
Bentuk Lingkungan Sungai Mangrove .........................
Bentuk Lingkungan Laut Mangrove .............................
Ketinggian Pasang Surut dalam 1 bulan ........................
Zonasi Bruguiera dan Rhizopora karena pengaruh
pasang surut ..................................................................
Gambar akar Penyangga pada Rhizopora .....................
Gambar akar Pasak pada Avicennia ..............................
Gambar akar Lutut pada Bruguiera ..............................
Gambar akar Papan pada Xylocarpus............................
Biji dan Propagul berbagai jenis Mangrove .................
Vivipari pada Aegiceras corniculata ............................
Vivipari pada Bruguiera cylindrica ..............................
Pembentukan Propagul Rhizopora ...............................
Tubuh bagian dorsal kepiting dewasa ...........................
Tubuh bagian ventral kepiting dewasa...........................
Morfologi Kepiting Uca ................................................
Kepiting Uca sp. ............................................................
Perbedaan Kepiting Uca jantan dan betina dilihat
melalui capit ...................................................................
Perbedaan Kepiting Uca jantan dan betina dilihat
melalui abdomen ...........................................................
Metopograpsus sp. adalah salah satu kepiting bakau
yang juga menjadi kerabat dekat dari Uca sp. ..............
Skema siklus hidup kepiting ..........................................
Skema Prosedur Penelitian Pengembangan Video.........
Skema Prosedur Penelitian Identifikasi Mangrove dan –
Kepiting Uca .................................................................
Peta Lokasi Penelitian ..................................................
Kepadaatan Kepiting yang teridentifikasi pada
stasiun 1, stasiun 2, dan stasiun 3 .................................
Kepadaatan Kepiting pada stasiun 1.............................
Kepadaatan Kepiting pada stasiun 2.............................

vii

12
12
16
19
24
27
28
34
34
37
38
39
40
41
43
43
44
47
48
53
54
54
55
56
60
78
80
93
98
98
99

Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7

Kepadaatan Kepiting pada stasiun 3.............................
%Kelayakan setiap aspek penilaian dari mahasiswa ...
Point penilaian dari ketiga point aspek yang diperoleh
dari perhitungan penilaian mahasiswa .........................
Gambar 4.8 %Kelayakan setiap aspek penilaian dari dosen ahli
Materi ..........................................................................
Gambar 4.9 Point penilaian dari ketiga point aspek yang diperoleh
dari perhitungan penilaian Dosen ahli materi ..............
Gambar 4.10 %Kelayakan setiap aspek penilaian dari ahli media ....
Gambar 4.11 Point penilaian dari ketiga point aspek yang diperoleh
dari perhitungan penilaian ahli media ..........................

viii

100
114
115
116
117
119
120

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.
Lampiran 14.
Lampiran 15.
Lampiran 11.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 1.
Lampiran 2.

Panduan Penelitian Keanekaragaman mangrove dan
Kepiting Uca ……………………………………….....
Tabel data kepadatan kepiiting Brachyura pada setiap
Stasiun pengamatan …………………………………..
Peta Lokasi Medan Belawan ………………………...
Peta Kecamatan Medan Belawan …………………….
Peta Kelurahan Bagan Deli Kampung Nelayan
Belawan Medan ……………………………….…….
Data 30 orang Mahasiswa Biologi S-1 ……………..
Kepiting Brachyura yang teridentifikasi …………....
Data Hasil angket mahasiswa ……………………..
Data Hasil Angket Dosen Ahli materi …………..….
Data Hasil Angket Ahli Media ……………………...
GBPM ……………………………..……………….
Naskah Video Pembelajaran Ekologi ………………
Tabel Indeks Keanekaragaman jenis Uca …………..
Dokumentasi …………………………………..….....
Deskripsi jenis mangrove yang teridentifikasi ……...
Instrument Penilaian untuk Mahasiswa ……………..
Surat Permohonan Ahli Materi …………………….
Lembar Evaluasi ahli materi ……………………….
Surat Permohonan Ahli Media ……………………...
Lembar Evaluasi Ahli Media ……………………….

x

130
135
136
137
138
139
141
143
145
146
147
149
163
164
166
173
110
111
100
101

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai Negara Kepulauan terbesar di dunia, yang memiliki
17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.000 km, memiliki potensi sumber
daya pesisir dan lautan yang sangat besar (Bengen, 2001). Indonesia juga
merupakan Negara kepulauan yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia.
Hutan mangrove di dunia mencapai luas sekitar 16.530.000 ha yang tersebar di
Asia 7.441.000 ha, Afrika 3.258.000 ha dan Amerika 5.831.000 ha (FAO 1994),
sedangkan di Indonesia dilaporkan seluas 3.735.250 ha (Ditjen INTAG 1993)
Propinsi Sumatera Utara terletak pada pesisir geografis antara 1°- 4° LU
dan 98° - 100° BT, sebelah utara berbatasan dengan Propinsi Nanggroe Aceh
Darussalam (NAD), sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Propinsi
Sumatera Barat dan Propinsi Riau. Pantai Barat Sumatera Utara berhadapan
langsung dengan Samudera Hindia, sedangkan Pantai Timur berhadapan langsung
dengan Selat Malaka. Luas areal Propinsi Sumatera Utara adalah 711.680 km²
(3,72% dari luas areal Republik Indonesia). Pantai Timur Sumatera Utara
memiliki garis pantai sepanjang 545 km. Wilayah pesisir timur Sumatera Utara
terdiri dari 7 Kabupaten/Kota, yaitu: Kabupaten Langkat, Kota Medan, Kota
Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Deli
Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai. Luas wilayah kecamatan pesisir
dibagian timur Sumatera Utara adalah 43.133,44 km² yang terdiri dari 35
kecamatan pesisir dengan jumlah desa sebanyak 436 desa. Di Pantai Timur

1

2

Sumatera Utara hanya terdapat 6 (enam) pulau-pulau kecil (Data statistik
Kep.GUBSU, 2004).
Desa Kampung Nelayan, Kelurahan Bagan Deli yang merupakan salah
satu desa yang memiliki kawasan yang luas dan berada dekat dengan pelabuhan
kapal Belawan, terletak dikawasan Kabupaten Deli Serdang Pantai Timur
Sumatera, Sumatera Utara. Desa ini teridentifikasi memiliki kawasan lahan hutan
mangrove terbesar di sepanjang Pantai Timur Sumatera.
Pada awalnya hampir seluruh daerah Kelurahan Bagan Deli terdiri dari
kawasan ekosistem hutan mangrove. Akan tetapi seiring dengan pertambahan
jumlah penduduk, maka banyak penduduk dari berbagai daerah bermigrasi ke
Kelurahan Bagan Deli sehingga jumlah penduduk di Kelurahan Bagan Deli
semakin bertambah. Ditambah lagi Kelurahan Bagan Deli termasuk wilayah jalur
lalu lintas laut internasional Selat Malaka dan memiliki Pelabuhan Belawan
sebagai pelabuhan internasional sehingga semakin banyak penduduk bermigrasi
dan bertempat tinggal di Kelurahan Bagan Deli. Akibatnya terjadi pengalih
fungsian lahan hutan mangrove dan pemanfaatan sumberdaya hutan mangrove
secara besar-besaran untuk kepentingan penduduk sehingga kawasan ekosistem
hutan mangrove semakin berkurang. Oleh sebab itu, kawasan eksosistem hutan
mangrove di Kelurahan Bagan Deli mengalami kerusakan seluas 18 Ha (78,26%)
dari luas keseluruhan 23 Ha (Data Kantor Kelurahan Bagan Deli 2010).
Meskipun demikian, masih ada sekitar 10 Ha yang masih bisa
diselamatkan yang awalnya hanya berkisar 5 Ha. Pemerintah Kota Medan sendiri
telah melakukan berbagai program seperti reboisasi mangrove dengan melakukan
program “menanam 1000 bibit mangrove” ditahun 2011.

3

Program pemerintah sangat mendukung kenyataan bahwa di kawasan
sungai

Bagan

Deli

merupakan

tempat

yang

paling

banyak

memiliki

keanekaragaman biota mangrovenya. Dibandingkan dengan Kelurahan Bahari dan
Sementara itu menurut Data Kantor Kelurahan Bagan Deli (2011) dalam hasil
survey Dinas Kehutanan Kota Medan Kelurahan Belawan Bahagia menjelaskan
bahwa mangrove di Kelurahan Bagan Deli memiliki kondisi yang paling baik dan
masih ideal yaitu masih memiliki sekitar 70% kondisi mangrove yang alami.
Hal tersebut tentu saja mendukung terhadap tingginya keragaman biota
(flora dan fauna) yang ada di mangrove kelurahan Bagan Deli Kampung Nelayan.
Ditinjau dari segi Ekologi, ekosistem mangrove adalah tipe hutan yang
khas terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang
surut air laut. Mangrove tumbuh pada pantai-pantai yang terlindung atau pantaipantai yang datar, biasanya di sepanjang sisi pulau yang terlindung dari angin atau
di belakang terumbu karang di lepas pantai yang terlindung (Nontji, 1987;
Nybakken, 1992).
Ekosistem hutan mangrove bersifat kompleks dan dinamis, namun labil.
Dikatakan kompleks karena ekosistemnya di samping dipenuhi oleh vegetasi
mangrove, juga merupakan habitat berbagai satwa dan biota perairan. Jenis tanah
yang berada di bawahnya termasuk tanah perkembangan muda (saline young soil)
yang mempunyai kandungan liat yang tinggi dengan nilai kejenuhan basa dan
kapasitas tukar kation yang tinggi. Kandungan bahan organik, total nitrogen, dan
ammonium termasuk kategori sedang pada bagian yang dekat laut dan tinggi pada
bagian arah daratan (Kusmana, 1994).

4

Terkait dengan hal tersebut maka pemanfaatan dapat dilihat dalam mata
kuliah Ekologi S1 terbagi atas 2 jenis, yaitu Ekologi Tumbuhan dan Ekologi
Hewan. Pembelajaran Ekologi dilapangan juga dilakukan dalam proses
perkuliahan dimana dilakukan dalam mata kuliah praktikumnya yaitu praktikum
ekologi hewan dan praktikum ekologi tumbuhan. Penggunaan video pembelajaran
dapat membantu memvisualisasikan kondisi nyata dilapangan tanpa harus pergi
menuju lokasinya secara langsung.
Penggunaan video film pembelajaran seperti film dokumenter langsung
berisi materi perkuliahan yang menggambarkan keadaan dilapangan masih jarang
digunakan oleh dosen Biologi. Umumnya dikarenakan sudah adanya perkuliahan
dilapangan (kuliah lapangan), keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan dalam
membuat media video, ataupun faktor lainnya.
Dalam merancang pembelajaran yang baik, maka perlu adanya persiapan
komponen rancangan pembelajaran. Penggunaan media merupakan salah satu
unsur penting dalam mencapai hasil pembelajaran yang ideal dan maksimal.
Media pembelajaran merupakan komponen yang harus dipersiapkan sesuai
kebutuhan instruksional seperti yang dikemukakan oleh Ibrahim dan Syaodih
(1993) bahwa “memberikan komponen sistem pembelajaran yang mencakup:
tujuan, bahan ajar, metode, media dan evaluasi.
Menurut Ronald H. Anderson (1987), bahwa “untuk mencapai hasil yang
optimal dari pembelajaran, salah satu yang disarankan adalah kegiatan dilakukan
di lingkungan yang sangat mirip dengan keadaan yang sebenarnya.” . Lingkungan
nyata akan memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa dalam
mempelajari dan bereksplorasi untuk menemukan sesuatu yang baru bagi dirinya.

5

Sebagai contoh pemberlakuan Kurikulum KTSP yang lebih ke arah
strategi penggunaan media pembelajaran mengharuskan pengajar baik guru
maupun dosen harus lebih mampu menguasai media bahan ajar yang lebih
inovatif dan menarik. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan
media berupa video pembelajaran memberikan hasil belajar yang memuaskan.
Berdasarkan beberapa narasi diatas maka dapat kita lihat bahwa
penggunaan media memberikan pengaruh besar dalam proses pembelajaran.
Dalam pembuatan video pembelajaran sebagai media yang akan disajikan,
penelitian pada umumnya menggunakan metode Research and Depelopment
(R&D) menurut Borg dan Gall (1996) terdiri dari 10 tahap, yaitu (1)
Pengumpulan data awal, (2)Perencanaan, (3)Pembuatan Produk awal dan validasi
ahli, (4)Uji Coba awal, (5)Perbaikan Produk Awal, (6)Uji Coba lapangan,
(7)Perbaikan Produk operasional, (8)Uji coba operasional, (9)Perbaikan Produk
akhir, dan (10)Deseminasi Nasional.
Penelitian mengenai keanekaragaman mangrove dan kepiting Uca dapat
dijadikan sebagai objek bahan video pembelajaran, yaitu video pembelajaran
berupa film dokumenter ekologi yang tentunya dapat pula digunakan oleh dosen
matakuliah yang bersangkutan. Dari penelitian tentang keaneka ragaman
mangrove dan kepiting Uca ini nantinya akan dihasilkan video pembelajaran
ekologi yang mencakup ekologi hewan dan ekologi tumbuhan.
Penelitian mengenai ekosistem mangrove ini juga masih sedikit dilakukan
dikarenakan banyak faktor. Bila melihat kondisi ekosistem mangrove yang
semakin parah akibat kegiatan manusia maka lama kelamaan ekosistem mangrove

6

akan rusak semakin parah atau bahkan bisa hilang. Dan tentunya biota yang
terdapat didalamnya juga akan punah.
Terkait hal tersebut dan peran penting penggunaan media video yang
diuraikan tadi, maka perlu dan mendesak melakukan penelitian tentang Studi
Pengembangan Video Pembelajaran Ekologi Untuk Mahasiswa Berbasis
Keanekaragaman Mangrove dan Kepiting Uca di Perairan Sungai Bagan Deli
Belawan.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dikemukakan beberapa
permasalahan yaitu :
1. Masih sedikit dan sangat terbatas penelitian mengenai keanekaragaman
mangrove di Sumatera Utara..
2. Perlu ada nya penelitian mengenai kondisi keanekaragaman spesies
kepiting Uca yang ada di Belawan Sumatera Utara
3. Belum adanya media video pembelajaran yang membahas Keaneka
ragaman Kepiting Uca
4. Belum adanya media video pembelajaran yang membahas Keaneka
ragaman Mangrove di Medan Belawan Sumatera Utara terutama di
muara Sungai Bagan Deli.

7

1.3 Pembatasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian dibatasi pada keanekaragaman mangrove dan kepiting uca yang
ada di lokasi penelitian.
2. Kelayakan video pembelajaran ekologi mangrove yang nantinya akan
digunakan sebagai media pembelajaran yang akan digunakan dalam
perkuliahan mahasiswa pada matakuliah Ekologi Hewan dan Tumbuhan.
3. Kegiatan penelitian yang berlokasi di daerah ekosistem Mangrove dibatasi
pada daerah Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Deli Serdang yang
berada disepanjang muara sungai Bagan Deli Belawan Medan.

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian diatas, maka perumusan masalahnya adalah
sebagai berikut :
1. Apa saja jens spesies mangrove yang ada didalam ekosistem mangrove
sepanjang muara Sungai Bagan Deli Kampung Nelayan Belawan Medan.
2. Bagaimana keanekaragaman spesies Kepiting Uca yang ada di didalam
ekosistem mangrove sepanjang muara Sungai Bagan Deli Kampung
Nelayan Belawan Medan yang akan dituangkan kedalam video
pembelajaran.
3. Bagaimanakah kelayakan video pembelajaran Ekologi yang nantinya akan
dihasilkan dan digunakan sebagai media pembelajaran pada mata kuliah

8

Ekologi hewan dan Tumbuhan yang akan dituangkan kedalam video
pembelajaran.

1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Jenis mangrove yang terdapat di sepanjang muara sungai Bagan Deli
Belawan Medan.
2. Keanekaragaman spesies kepiting Uca yang ada di lokasi penelitian
3. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah video pembelajaran
ekologi mangrove yang berisi materi keanekaragaman spesies mangrove,
spesies uca, dan interaksi yang ada didalamnya serta kelayakan video
tersebut untuk digunakan menjadi media pembelajaran dalam perkuliahan
Ekologi Hewan dan Tumbuhan.

1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :
1.

Manfaat teoritis
1. Sebagai bahan referensi materi keanekaragaman mangrove dan kepiting
Uca bagi peneliti selanjutnya.
2. Sebagai bahan penelitian mengenai keanekaragaman mangrove dan
kepiting Uca yang ada di muara sungai Bagan Deli Kampung Nelayan
Belawan Medan.

9

2.

Manfaat penelitian ini secara praktis adalah sebagai berikut:
1. Memberikan masukan berupa data empiris bagi praktisi-praktisi akademis
untuk perkembangan lebih lanjut mengenai kondisi mangrove yang ada di
lokasi penelitian, seperti dinas kehutanan dan dinas perairan pemerintah
setempat.
2. Bagi masyarakat setempat, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
informasi akademis dan empiris untuk mampu mempertimbangkan dan
memelihara kondisi mangrove disekitar lokasi penelitian.
3. Sebagai media pembelajaran materi ekologi bagi dosen matakuliah yang
bersangkutan.

125
aBAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Penelitian

ini

adalah

penelitian

gabungan.

Dimana

penelitian

ini

menggunakan gabungan 2 metode (multimetode) atau mixing methods. Yaitu analisis
deskriptif dan metode pengembangan. Metode analisis deskriptif digunakan pada
kajian biologi untuk mendapatkan data hasil penelitian keanekaragaman mangrove
dan kepiting uca yang ada di Muara Sungai Bagan Deli Belawan, sementara itu
metode yang digunakan untuk membuat video adalah metode pengembangan.
Diperoleh data berupa 12 spesies mangrove yang ada di lokasi penelitian
yaitu 7 mangrove sejati yaitu Avicennia alba, Avicennia officinalis, Bruguiera
sexangula, Exoecaria agallocha, Nypa fructicans, Rhizopora apiculata, Rhizopora
mucronata dan 5 mangrove ikutan yaitu Acanthus ilicifolius, Acrostichum aureum,
Morinda citrifolia, Hibiscus tiliaceus, Plucea indica. Dan Jenis Kepiting Brachyura
(Uca) yang diperoleh dalam penelitian yaitu 7 jenis spesies kepiting Brachyura dari 3
jenis famili (Ocypodidae yaitu Uca annulipes, Uca urvillei, Uca vocans, Uca
drussuimeri,

Uca

Sesarmidae

yaitu

tetragonon,
Sesarma

Grapsidae

villosum).

yaitu

Dan

Metopograpsus

diperoleh

data

oceanicus,

berupa

nilai

keanekaragaman dan jumlah jenis kepiting pada setiap stasiun yaitu stasiun 1 dengan
indeks keanekaragaman sebesar 0.99 dan jumlah jenis kepiting sebanyak 3, stasiun 2
dengan indeks keanekaragaman sebesar 1.58 dan jumlah jenis kepiting sebanyak 5,
stasiun 3 dengan indeks keanekaragaman sebesar 1.74 dan jumlah jenis kepiting
sebanyak 6 jenis.

126
Diperoleh data hasil pengembangan video yaitu: (1) data uji kepada 30 orang
mahasiswa diperoleh rata-rata sebesar 98.15%, (2) data uji Dosen ahli materi
diperoleh rata-rata sebesar 88.5%. dan (3) data uji ahli media diperoleh rata-rata
sebesar 73%. Dan dari total keseluruhan rata-rata perhitungan hasil uji
pengembangan video adalah 86.5%(kategori layak).
5.2 Implikasi
Penelitian mengenai keanekaragaman jenis mangrove dan kepiting uca
adalah penelitian mengenai kajian secara biologi dan tentunya memberikan hasil
berupa penelitian dasar mengenai keanekaragaman flora dan fauna yang ada di
ekosistem mangrove. Penelitian mengenai Ekosistem mangrove masih dapat
dikembangkan lebih lanjut. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan info yang
berguna bagi penelitian pengembangan berikutnya
Pengembangan Media video yang dilakukan adalah untuk menghasilkan
gambaran ekosistem real yang ada dilapangan. Hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai salah satu sumber pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran mata
kuliah ekologi hewan dan ekologi tumbuhan di jurusan biologi FMIPA Universitas
Negeri Medan. Media video pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai sarana belajar
dalam proses pembelajaran di dalam kelas maupun perorangan, karena materi dalam
media ini telah disusun sesuai dengan silabus dan telah divalidasi oleh ahli materi
dari dosen matakuliah yang bersangkutan. Media pembelajaran ini telah dibuat
dengan dilengkapi gambar, video dan animasi flash dan telah divalidasi oleh ahli
media pembelajaran sehingga media video pembelajaran ini dapat mempermudah
dosen dalam proses mengajar dan dapat mempermudah mahasiswa dalam menyerap
materi yang disampaikan oleh dosen.

127
5.3 Keterbatasan
Pengembangan media video pembelajaran pada mata kuliah Ekologi masih
ditemukan kekurangan yaitu antara lain sebagai berikut : (1) Penggunaan media yang
membutuhkan software atau aplikasi yang mendukung, (2) Media video ini dirasa
masih kurang sempurna karena proses pengeditan dan pengerjaanya yang dilakukan
oleh peneliti sendiri, dimana peneliti menyadari bahwa peneliti bukanlah orang yang
professional di bidang pembuatan film atau video pembelajaran. (3) Penggunaan
media ini juga membutuhkan peralatan hardware yang mendukung seperti laptop,
tripod (layar persentasi), dan LCD Infocus.
5.4 Saran
Bagi peneliti berikutnya yang akan mengembangkan media pembelajaran
berupa video pembelajaran yang sama, baik dari sisi materi yang sama ataupun
berbeda disarankan agar : (1) Memiliki peralatan yang mendukung atau lebih
mutakhir dalam proses capture maupun shooting. Hal ini sangat penting karena
peralatan yang mendukung akan menghasilkan produk yang lebih baik pula melihat
pembuatan video sangat erat hubungannya dengan penggunaan alat teknologi
modern seperti kualitas kamera, kualitas computer editing, kapasitas penyimpanan
bahan hasil capture, dan software aplikasi editing yang sesuai. (2) Bekerja dalam tim
yang beranggotakan lebih dari 3 orang, karena untuk proses pengerjaannya sangatlah
berat apabila dikerjakan sendirian. (3) Ketepatan waktu dalam proses pembuatan,
validasi, dan pengerjaan. Karena pada proses validasi terutama validasi media akan
membutuhkan waktu yang cukup lama dan proses perbaikan yang berulang-ulang,
hal ini juga berkaitan dengan proses pengerjaannya yang dilakukan sendirian, ada
baiknya dibantu oleh rekan atau partner yang berpengalaman dibidang IT-ICT
maupun pengambilan gambar (shooting) film.

128
DAFTAR PUSTAKA

----------------. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Adel, M. 2001. Bacterial Decomposition of Avicennia marina Leaf Litter. Journal of
Biological Science. 8: 717 . 719.
Aksornkoae, S. 1993. Ecology and Management of Mangrove. IUCN, Bangkok,
Thailand.
Amarashinge, M. D. dan Balasubramanian. 1992. Net Primary Productivity of Two
Mangrove Forest Stand on the Northwestern Coast of Srilanka. Hlm. 41 – 47
in Developments in Hydrobiology: The Ecology of Mangrove and Related
Ecosystem. Kluwets Academic Publisher. Netherland.
Arief, A. 2003.Hutan Mangrove. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Arief, A. 2005. Hutan Mangrove Sumatera. Penerbit kanisius. Jakarta

Arif

Sadiman., dkk. 2003. Media Pendidikan (Pengertian Pengembangan dan
Pemafaatannya). Jakarta: CV Rajawali.

Azhar Arsyad. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Baehaqie, A., dan Indrawan. 1993. Hutan Mangrove, Lahan Basah yang Kaya Raya.
dalam Warta Konservasi Lahan Basah. 2(1): 5 - 7.
Bengen, D. G. 2001. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut.
Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan. IPB. Bogor
Bibby, C., Martin, J. & M. Stuart. 2000. Survei Burung, Teknik-teknik Ekspedisi
Lapangan. Bogor: BirdLife International Indonesia Programme
Biology Resources on Shantybio. 2004. Ekosistem Mangrove. Kumpulan Artikel,
Makalah, Paper, Iktisar Biologi. Universitas Negeri Semarang. Semarang

Darsono, M, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press
Departemen Kehutanan. 1992. Hutan Bakau di Indonesia. Departemen Kehutanan.
Jakarta.
Departemen Kehutanan, Direktorat Jenderal Rehabilitas Lahan dan Perhutanan Sosial,
Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Pemali-Jratun Propinsi Jawa, Laporan
Akhir Inventarisasi dan Identifikasi Mangrove Wilayah Balai Pengelolaan DAS
Pemali Jratun, Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2006
Departemen Kehutanan. 1997. Strategi Nasional Pengelolaan Kawasan Mangrove di
Indonesia. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Dimyati dan Mujiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

129
Djamarah, S B. 2000. Psikologi Belajar. Banjarmasin : Reineka Cipta
Djamali, A. R. 2004. Persepsi Masyarakat Desa Pantai Terhadap Kelestarian Hutan
Mangrove. http://www.rudyct.com. [ 20 Oktober 2012 ].

Fachrul, M.F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hanafiah, K.A., Napoleon, A. & N. Ghofar. 2005. Biologi Tanah: Ekologi &
Makrobiologi Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Harahab, N. 2010. Penilaian Ekonomi Ekosistem Hutan mangrove dan Aplikasinya
dalam Perencanaan Wilayah Pesisir. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Hoove, W.V. 1996. Ensiklopedi Indonesia Seri Fauna: Burung.Jakarta: PT. Ichtiar
Baru Van Hoove
Huda, N. (2008). Strategi Kebijakan Pengelolaan Mangrove Berkelanjutan Di
Wilayah Pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur Jambi. Program Pasca
Sarjana. Universitas Diponegoro, Semarang.
Hutchings, P. dan Saenger, P. 1987. Ecology of Mangrove Aust, Eco. Series. University
of Queensland Press St Lucia, Quesland

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Krebs, C.J. 1989. Ecological Methodology. New York: Harper & Row Publishers
Lewis, T. & R. Taylor. 1976. Introduction to experimental ecology. London:
Academic Press.
Ludwig, J.A & J.F. Reynolds. 1988. Statistical Ecology: A Primer on Methods and
Computing. New York: John Wiley & Sons.
Magurran, A.E. 1988. Ecological Diversity and Its Measurement. London: Chapman
and Hall.
Gandjar, I. Wellyzar, S, dan Ariyanti, O. 2006. Ekologi Dasar dan Terapan. Yayasan
Obor Indonesia. Jakarta

Nana Sudjana & Ahmad Rivai. (2002). Media Pengajaran. Bandung: CV Sinar
Baru.
Nana Sudjana. (1991). Teori-teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Nasution. 1999. Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Noor.Y.R, M.Khazali, dan I.N.N.Suryadiputra 2006. Panduan Pengenalan Mangrove di
Indonesia. PHKA/WI-IP, Bogor

130
Onrizal dan C. Kusmana. 2004. Buku Ajar Ekologi dan Manajemen Mangrove. Fakultas
Kehutanan IPB. Bogor.

Riyadi, A.S. (2011). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Untuk
Mata DIKLAT Mengoperasikan Mesin CNC Dasar di SMK Negeri 2 Depok
Sleman Yogyakarta. Prodi Pendidikan Teknik, Fakultas Teknik, UNY,
Yogyakarta.
Rusila Noor, Y., M. Khazali, dan I N.N. Suryadiputra. 1999. Panduan Pengenalan
Mangrove di Indonesia. PHKA/WI-IP, Bogor.
Sadiman, Arief. (1990). Media pendidikan, pengertian pengembangan dan
pemanfaatan. Jakarta: Rajawali
Subagyo, P. J. 1997. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.
Suharsimi Arikunto. (1996). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.

Sutjiono, T.W.A. (2005). Pendayagunaan Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan
Penabur - No.04 / Th.IV / Juli 2005.
Sutopo, H. (2009). Pengembangan Model Pembelajaran Pembuatan Aplikasi
Multimedia Khususnya Puzzle Game Pada Mata Kuliah Multimedia.
Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca Sarjana, UNJ. Jakarta.
Widodo, A. (2005). Analisis Pembelajaan Biologi dengan Menggunakan Video.
Paper disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan IPA III Himpunan
Sarjana dan Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia, 22-23 Juli 2005, Bandung.

.

131
Lampiran 1
PANDUAN PENELITIAN
KEANEKARAGAMAN MANGROVE DAN KEPITING UCA

A. Tinjauan Teoritis
Di Indonesia perkiraan luas mangrove juga sangat beragam. Giesen (1993)
menyebutkan luas mangrove Indonesia 2,5 juta hektar, Dit. Bina Program INTAG
(1996) menyebutkan 3.5 juta hektar dan Spalding, dkk (1997) menyebutkan seluas
4,5 juta hektar. Dengan areal seluas 3,5 juta hektar (dalam buku panduan ini),
Indonesia merupakan tempat mangrove terluas di dunia (18 - 23%) melebihi Brazil
(1,3 juta ha), Nigeria (1,1 juta ha) dan Australia (0,97 juta ha) (Spalding, dkk, 1997).
Umumnya mangrove dapat ditemukan di seluruh kepulauan Indonesia
(Gambar 1). Mangrove terluas terdapat di Irian Jaya sekitar 1.350.600 ha (38%),
Kalimantan 978.200 ha (28 %) dan Sumatera 673.300 ha (19%) (Dit. Bina Program
INTAG, 1996). Di daerahdaerah ini dan juga daerah lainnya, mangrove tumbuh dan
berkembang dengan baik pada pantai yang memiliki sungai yang besar dan
terlindung. Walaupun mangrove dapat tumbuh di sistem lingkungan lain di daerah
pesisir, perkembangan yang paling pesat tercatat di daerah tersebut.
Tumbuhan mangrove memiliki kemampuan khusus untuk beradaptasi dengan
kondisi lingkungan yang ekstrim, seperti kondisi tanah yang tergenang, kadar garam
yang tinggi serta kondisi tanah yang kurang stabil. Dengan kondisi lingkungan
seperti

itu,

beberapa

jenis

mangrove

mengembangkan

mekanisme

yang

memungkinkan secara aktif mengeluarkan garam dari jaringan, sementara yang
lainnya mengembangkan sistem akar napas untuk membantu memperoleh oksigen
bagi sistem perakarannya.
Dalam hal lain, beberapa jenis mangrove berkembang dengan buah yang
sudah berkecambah sewaktu masih di pohon induknya (vivipar), seperti Kandelia,
Bruguiera, Ceriops dan Rhizophora. Dalam hal struktur, mangrove di Indonesia
lebih bervariasi bila dibandingkan dengan daerah lainnya. Dapat ditemukan mulai
dari tegakan Avicennia marina dengan ketinggian 1 - 2 meter pada pantai yang
tergenang air laut, hingga tegakan campuran Bruguiera- Rhizophora-Ceriops dengan
ketinggian lebih dari 30 meter (misalnya, di Sulawesi Selatan). Di daerah pantai
yang terbuka, dapat ditemukan Sonneratia alba dan Avicennia alba, sementara itu di
sepanjang sungai yang memiliki kadar salinitas yang lebih rendah umumnya

132
ditemukan Nypa fruticans dan Sonneratia caseolaris. Umumnya tegakan mangrove
jarang ditemukan yang rendah kecuali mangrove anakan dan beberapa jenis semak
seperti Acanthus ilicifolius dan Acrostichum aureum.
Sejauh ini di Indonesia tercatat setidaknya 202 jenis tumbuhan mangrove,
meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis palma, 19 jenis pemanjat, 44 jenis herba tanah, 44
jenis epifit dan 1 jenis paku. Dari 202 jenis tersebut, 43 jenis (diantaranya 33 jenis
pohon dan beberapa jenis perdu) ditemukan sebagai mangrove sejati (true
mangrove), sementara jenis lain ditemukan disekitar mangrove dan dikenal sebagai
jenis mangrove ikutan (associate asociate). Di seluruh dunia, Saenger, dkk (1983)
mencatat sebanyak 60 jenis tumbuhan mangrove sejati. Dengan demikian terlihat
bahwa Indonesia memiliki keragaman jenis yang tinggi.
Kepiting Uca mempunyai ukuran tubuh relative kecil dan dikenal sebagai
kepiting yang telah lebih baik beradaptasi dengan lingkungan darat yang lebih
kering. Meskipun sudah beradaptasi dengan lingkungan darat, kepiting ini belum
meninggalkan sepenuhnya kehidupan air, terbukti masih dapat dijumpai di lumpurlumpur lunak di dasar hutan mangrove yang tidak terlalu rimbun (Romimohtarto,
2011).
Kepiting Uca mudah dilihat karena warnanya yang merah, hijau, atau biru
metalik, terutama pada lingkungan yang berwarna hitam, misalnya lumpur di hutan
mangrove. Warna kepiting ini pada malam hari warnanya putih kekuning-kuningan,
dan menjelang fajar menjadi semakin tua.
Ciri khas kepiting Uca yang sangat menonjol adalah capit pada jantannya
berukuran sangat besar dan tidak seimbang dengan capit yang satunya lagi yang
sangat kecil. Capit besar yang warna cerah ini sering digoyang-goyangkan untuk
melihat betina pasangannya atau menakut-nakuti pejantan lain yang mendekati
lubangnya atau hewan lain yang hendak memangsanya. Capit pasangannya yang
berukuran relatif kecil lebih berfungsi sebagai alat untuk makan. Jika capit yang
besar putus, maka capit kecil pasanganya akan tumbuh menjadi besar dan pada
tempat yang putus tersebut akan tumbuh capit kecil baru melalui proses moulting.
Oleh karena itu tidak selalu capit besar itu terletak disisi kanan atau kiri.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil tempat di sepanjang muara Sungai Bagan Deli
Kampung Nelayan Belawan Medan. Penelitian dilakukan selama 3 minggu pada

133
bulan Maret - April 2012. Selama waktu surut air laut dengan rentang waktu pasang
surut berkisar 2 jam – 3 jam sekali.

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui keanekaragaman jenis mangrove dan kepiting uca, indeks
kelimpahan, keanekaragaman (Shannon Winner), jumlah spesies, dan ciri morfologi.

D. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam keperluan penelitian ini antara lain :
Alat/Bahan

Fungsi/kegunaan

Handycam

Shooting dan documentasi video

Kamera Panasonic

Shooting dan documentasi video

40x optical zoom
Sepatu Bot

Peralatan memasuki hutan mangrove

Wadah Tupperware

Untuk tempat sampel

Teropong

Untuk mengamati kepiting Uca dari jarak jauh

Meteran dan tali

Mengukur stasiun dan plot

Skop kecil

Untuk mengambil dan mencuplik sampel kepiting

Kertas label

Sebagai label sampel penelitian

PC/laptop

Untuk mengolah data dan edit video

Penggaris,pulpen,

Untuk mengidentifikasi kepiting Uca

loop

E. Prosedur Kerja
1. Mensurvei Lokasi Penelitian dan melakukan observasi, dengan melakukan
wawancara mengenai kondisi umum lokasi penelitian
2. Menentukan Stasiun pengamatan penelitian, yaitu membagi menjadi 2
stasiun pengamatan.
1. Stasiun I, daerah perumahan penduduk Kampung Nelayan sekitar muara
sungai deli.
2. Stasiun II, daerah terbuka terkena cahaya matahari sepanjang bantaran
pinggir sungai Bagan deli

134
3. Stasiun III, Daerah kawasan hutan mangrove YAGASU Kab. Deli
Serdang Kampung Nelayan Medan Labuhan.
3. Melakukan pengamatan Mangrove dan Kepiting Uca
a. Pengamatan jenis mangrove
Mengamati keragaman jenis tanaman mangrove dengan metode pengamatan
langsung dan mengideintifikasi dengan “Guide Book ID key Mangrove Indonesia”.
Berikut adalah tabel identifikasi mangrove:

NO

Nama
Setempat/daerah

Nama Ilmiah

Identifikasi Foto/gambar
Daun

Bunga

Buah

Mengamati karakteristik, keanekaragaman, dan tingkah laku kepiting
dilakukan menggunakan teropong, atau handycam. Mengambil shoot gambar dengan
handycam (merekam video) sebagai dokumentasi dan bahan pembuatan video.
b. Pengamatan Kepiting (Brachyura)
Pencuplikan sampel kepiting dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Membuat kuadrat dengan menggunakan tali atau kayu setiap plot masingmasing berukuran 100 m2 , pada setiap stasiun pengamatan
2. Melakukan pencuplikan dengan metode visual dan menggunakan sekop kecil
, menghitung jumlah kepiting dan jenisnya per 1 m 2 .
3. Sampel kepiting yang diperoleh kemudian dimasukkan kedalam wadah dan
pada hari yang sama dilakukan identifikasi jenis spesies agar sampel tidak
cepat mati karena akan menyebabkan reduksi warna (pudarnya warna) dan
mengeluarkan bau busuk pada sampel kepiting Uca apabila sampel telah
mati. Sampel kepiting Uc