STUDI DESKRIPTIF PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU KONSUMSI: Survey pada Guru SMAN 13 Bandung dan Guru SMA Nusantara 1 Bandung.

(1)

No.Daftar:FPEB/411/UN.40.7.D1/LT/2013

STUDI DESKRIPTIF PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU KONSUMSI

(Survey Pada Guru SMAN 13 Bandung dan Guru SMA Nusantara 1 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi

Oleh :

ELLA MAULIDYA

0906355

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Ella Maulidya, 2013

LEMBAR HAK CIPTA

STUDI DESKRIPTIF PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL

TERHADAP PERILAKU KONSUMSI

(Survey Pada Guru SMAN 13 Bandung dan Guru SMA Nusantara 1

Bandung)

Oleh Ella Maulidya

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Ella Maulidya 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

STUDI DESKRIPTIF PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU KONSUMSI

(Survey Pada Guru SMAN 13 Bandung dan Guru SMA Nusantara 1 Bandung)

Skripsi ini disetujui oleh:

Bandung, Oktober 2013

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS. Navik Istikomah,SE., M.Si.

NIP. 19611022 198603 1 002 NIP. 19751110 200501 2 002

Mengetahui,

Ketua Program Pendidikan Ekonomi

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI Bandung

Dr. Ikaputera Waspada, MM.


(4)

i

Ella Maulidya, 2013

ABSTRAK

“Studi Deskriptif Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Perilaku Konsumsi (Survey pada Guru SMAN 13 Bandung dan Guru SMA Nusantara 1 Bandung)”

di bawah bimbingan Prof. Dr. Eeng Ahman, MS. dan Navik Istikomah,SE., M.Si

Oleh

Ella Maulidya 0906355

Permasalahan dalam penelitian ini, yaitu perilaku konsumsi guru yang tidak rasional dibandingkan dengan pendapatan yang dimiliki. Perilaku konsumsi yang dipengaruhi oleh variabel lingkungan sosial (terdiri dari kelompok acuan, keluarga, dan kelas sosial). Dalam perilakunya, konsumen (guru) akan berusaha mencapai tingkat kepuasan tertinggi yang dapat dicapai dengan pendapatan yang dimiliki.

Objek penelitian ini, yaitu guru SMAN 13 Bandung dan guru SMA Nusantara 1 Bandung. Populasi sebanyak 62 guru SMAN 13 Bandung dan 13 guru SMA Nusantara 1 Bandung, sampel yang digunakan sebanyak populasi, yang dikenal dengan istilah sensus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey deskriptif dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul data dan teknik analisis crosstab, Dalam analisis data menggunakan bantuan program

SPSS 21 for Windows.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan bahwa variabel lingkungan sosial (kelompok acuan, keluarga dan kelas sosial) berpengaruh terhadap perilaku konsumsi.

Kata Kunci : perilaku konsumsi, lingkungan sosial, kelompok acuan, keluarga, kelas sosial


(5)

ABSTRACT

“Study Descriptive Effect Social Environment Toward Consumption Behavior (Survey on the Teacher SMAN 13 Bandung and Teacher

SMA Nusantara 1 Bandung)”

Under the guidance of Prof. Dr. H. Eeng Ahman, M.Si. and Navik Istikomah, ,SE., M.Si.

by

Ella Maulidya 0906355

The problem in this research, that is the behaviour of consumption of the teacher who was irrational compared with the income that was owned. The consumption behaviour is influenced by the social environment variables (reference group, family, and social class). In his behavior, consumers (teachers) will attempt to achieve the highest level of satisfaction can be achieved with income that was owned. The object of this research, that is the teachers SMAN 13 Bandung and teachers SMA Nusantara 1 Bandung. . The population totalling 62 teachers SMAN 13 Bandung and 13 teachers SMA Nusantara 1 Bandung, the sample that was used totalling the population, that was known with the census term. Methods used in research is descriptive survey using question form as a means of collecting the data and techniques using crosstab, analysis of the data using SPSS program 21 for Windows. Based on the findings, it can be concluded that social environment variables (reference group, social class and family) effect on the behavior of consumption.

Keywords: social environment , consumption behavior, reference group, family, social class


(6)

v Ella Maulidya, 2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK……….………

KATA PENGANTAR.………... UCAPAN TERIMAKASIH……….………..

DAFTAR ISI………..………

DAFTAR TABEL………..………

DAFTAR GAMBAR……….

BAB I PENDAHULUAN………..………

i ii iii v vii ix 1

1.1. Latar Belakang………... 1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah………... 8

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian………. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS… 10 2.1. Kajian Pustaka……….……….. 10

2.1.1. Konsep Kebutuhan……….………... 10

2.1.1.1 Pengertian Kebutuhan……….………….. 10

2.1.1.2 Macam-Macam Kebutuhan……….….. 11

2.1.1.3 Tingkatan Kebutuhan……… 13

2.1.2. Konsep Konsumsi……….…. 15

2.1.2.1 Pengertian Konsumsi……….…… 15

2.1.2.2 Teori Konsumsi………. 16

2.1.3 Lingkungan Sosial……….… 19

2.2. Kerangka Pemikiran………... 24

BAB III METODE PENELITIAN……….. 28

3.1. Objek Penelitian……..……….. 28

3.2. Metode Penelitian………. 28

3.3. Populasi dan Sampel………. 28

3.4. Operasional Variabel……… 29

3.5. Sumber dan Jenis Data………. 31

3.6. Teknik Pengumpulan Data………... 31

3.7. Instrumen Penelitian………. 32

3.7.1. Tes Validitas………. 33

3.7.2. Uji Realibilitas……….. 35

3.8. Teknik Analisis Data ………..……….. 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……… 38

4.1 Hasil Penelitian………. 38


(7)

4.1.2. Profil Responden……….. 40

4.1.2.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin………. 40

4.1.2.2 Karakteristik Berdasarkan Golongan PNS……… 41

4.1.2.3 Karakteristik Berdasarkan Masa Bakti……….……… 42

4.1.2.4 Karakteristik Berdasarkan Gaji Perbulan……….. 43

4.1.2.5 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Suami atau Istri……….. 44

4.1.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian……….. 45

4.1.3.1 Lingkungan Sosial………. 45

4.1.3.2 Perilaku Konsumen………... 50

4.1.4. Teknik Analisis Data………...………. 54

4.1.4.1 Crosstabulation Pernyataan Kuesioner No Item 1-10……….. 55

4.1.4.2 Crosstabulation Pernyataan Kuesioner No Item 11………. 59

4.1.4.3 Crosstabulation Pernyataan Kuesioner No Item 12………. 62

4.1.4.4 Crosstabulation Pernyataan Kuesioner No Item 13………. 64

4.1.4.5 Crosstabulation Pernyataan Kuesioner No Item 14………. 66

4.1.4.6 Crosstabulation Pernyataan Kuesioner No Item 15………. 68

4.1.4.7 Crosstabulation Pernyataan Kuesioner No Item 16………. 70

4.1.4.8 Crosstabulation Pernyataan Kuesioner No Item 17………. 72

4.1.4.9 Crosstabulation Pernyataan Kuesioner No Item 18………. 74

4.1.4.10 Crosstabulation Pernyataan Kuesioner No Item 19………. 76

4.1.4.11 Crosstabulation Pernyataan Kuesioner No Item 20………. 78

4.2. Pembahasan……….……….. 80

4.2.1. Gambaran Lingkungan Sosial dan Perilaku Konsumsi Guru SMAN 13 Bandung dan Guru SMA Nusantara 1 Bandung……….. 80

4.2.2. Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Perilaku Konsumsi……… 84

4.2.3 Implikasi Pendidikan……… 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 88

5.1. Kesimpulan……… 88

5.2. Saran………. 88

DAFTAR PUSTAKA……… 90 LAMPIRAN


(8)

vii Ella Maulidya, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pengeluaran Rata-Rata Perkapita Per bulan untuk Sub makanan dan Bukan

Makanan, kota Bandung Tahun 2003-2007……….. 3

Tabel 1.2 Persentase Perilaku Konsumsi Guru SMAN 13 Bandung dan Guru SMA Nusantara 1 Bandung………... 6

Tabel 1.3 Persentase Pengaruh Lingkungan Sosial terhadap Perilaku Konsumen pada SMAN 13 Bandung dan SMA Nusantara 1 Bandung………. 7

Tabel 3.1 Data Guru SMAN 13 Bandung dan SMA Nusantara 1 Bandung……… 29

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel………. 29

Tabel 3.3 Uji Validitas Perilaku Konsumsi……….. 34

Tabel 3.4 Uji Validitas Lingkungan Sosial……….. 34

Tabel 3.5 Uji Realibilitas Variabel..………...……….. 36

Tabel 4.1 Data Sekolah di Kota Bandung……… 38

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……….. 40

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan PNS………. 42

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Gaji Perbulan………... 43

Tabel 4.5 Klasifikasi Bobot Standar………. 46

Tabel 4.6 Klasifikasi Penilaian Lingkungan Sosial SMA 13 Bandung dan SMA Nusantara 1 Bandung……….. 47

Tabel 4.7 Variabel Lingkungan Sosial……….. 49

Tabel 4.8 Klasifikasi Penilaian Perilaku Konsumen SMA 13 Bandung dan SMA Nusantara 1 Bandung……….. 51

Tabel 4.9 Variabel Perilaku Konsumen……… 53

Tabel 4.10 Gambaran Variabel Lingkungan Sosial dan Perilaku Konsumsi……….. 54

Tabel 4.11 Klasifikasi Jenis Kelamin, Golongan PNS, dan Gaji Perbulan……… 55

Tabel 4.12 Crosstab Pernyataan Kuesioner No Item 1-4……… 56

Tabel 4.13 Crosstab Pernyataan Kuesioner No Item 5-7……… 57

Tabel 4.14 Crosstab Pernyataan Kuesioner No Item 8-10………. 58

Tabel 4.15 Pernyataan Kuesioner No Item 11 dengan Jenis Kelamin... 60

Tabel 4.16 Pernyataan Kuesioner No Item 11 dengan Golongan PNS... 60

Tabel 4.17 Pernyataan Kuesioner No Item 11 dengan Gaji... 61

Tabel 4.18 Pernyataan Kuesioner No Item 12 dengan Jenis Kelamin... 62

Tabel 4.19 Pernyataan Kuesioner No Item 12 dengan Golongan PNS... 62

Tabel 4.20 Pernyataan Kuesioner No Item 12 dengan Gaji... 64

Tabel 4.21 Pernyataan Kuesioner No Item 13 dengan Jenis Kelamin... 65

Tabel 4.22 Pernyataan Kuesioner No Item 13 dengan Golongan PNS... 65

Tabel 4.23 Pernyataan Kuesioner No Item 13 dengan Gaji... 66

Tabel 4.24 Pernyataan Kuesioner No Item 14 dengan Jenis Kelamin... 66

Tabel 4.25 Pernyataan Kuesioner No Item 14 dengan Golongan PNS... 66


(9)

Tabel 4.27 Pernyataan Kuesioner No Item 15 dengan Jenis Kelamin... 68

Tabel 4.28 Pernyataan Kuesioner No Item 15 dengan Golongan PNS... 69

Tabel 4.29 Pernyataan Kuesioner No Item 15 dengan Gaji... 69

Tabel 4.30 Pernyataan Kuesioner No Item 16 dengan Jenis Kelamin... 70

Tabel 4.31 Pernyataan Kuesioner No Item 16 dengan Golongan PNS... 71

Tabel 4.32 Pernyataan Kuesioner No Item 16 dengan Gaji... 71

Tabel 4.33 Pernyataan Kuesioner No Item 17 dengan Jenis Kelamin... 72

Tabel 4.34 Pernyataan Kuesioner No Item 17 dengan Golongan PNS... 73

Tabel 4.35 Pernyataan Kuesioner No Item 17 dengan Gaji... 74

Tabel 4.36 Pernyataan Kuesioner No Item 18 dengan Jenis Kelamin... 74

Tabel 4.37 Pernyataan Kuesioner No Item 18 dengan Golongan PNS... 75

Tabel 4.38 Pernyataan Kuesioner No Item 18 dengan Gaji... 76

Tabel 4.39 Pernyataan Kuesioner No Item 19 dengan Jenis Kelamin... 76

Tabel 4.40 Pernyataan Kuesioner No Item 19 dengan Golongan PNS... 77

Tabel 4.41 Pernyataan Kuesioner No Item 19 dengan Gaji... 78

Tabel 4.42 Pernyataan Kuesioner No Item 20 dengan Jenis Kelamin... 78

Tabel 4.43 Pernyataan Kuesioner No Item 20 dengan Golongan PNS... 79


(10)

ix Ella Maulidya, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Persentase Kepemilikan Kendaraan Guru PNS SMAN 13 Bandung……… 5

Gambar 1.2 Tugas atau Jabatan Guru Selain Mengajar SMAN 13 Bandung………... 8

Gambar 2.1 Jenjang Kebutuhan Manusia………... 14

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran... 27

Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………... 41

Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Bakti………... 43

Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Istri atau Suami……… 44

Gambar 4.4 Garis Kontinum Variabel Lingkungan Sosial……… 50


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keinginan dan kebutuhan sering kali diartikan sama oleh banyak orang. Keinginan merupakan hasrat seseorang yang jika tidak dipenuhi tidak akan mempengaruhi kehidupan. Sedangkan kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri (Mangkunegara, 2005:5). Kebutuhan yang sangat banyak dan beraneka ragam ini menimbulkan pertanyaan besar. Benarkah kebutuhan dan keinginan manusia itu tidak terbatas ?

Seseorang bisa saja dengan mudah mencapai batas keinginan akan makan bila ia sudah kenyang (Rosyidi, 2006:50). Jadi, sebenarnya keinginan manusia ada batasnya. Namun, karena banyak dari penduduk setiap Negara bahkan penduduk dunia yang memiliki kebutuhan dan keinginan yang beragam, sehingga jumlahnya jauh melampaui banyaknya barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia tersebut.

Memenuhi kebutuhan hidup dengan melakukan pemilihan barang dan jasa yang akan dikonsumsi. Manusia melakukan pemilihan karena terdapat masalah ekonomi. Menurut Ahman dan Rohmana dalam buku Pengantar Teori Mikro (2009:1) Masalah ekonomi adalah bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dihadapkan pada kenyataan bahwa alat pemuas kebutuhannya relatif terbatas ( kelangkaan / scarcity ).

Terbatasnya alat pemuas menyebabkan manusia harus pintar memilih dalam memenuhi kebutuhan yang harus menjadi prioritas. Dengan melakukan pengorbanan untuk dapat memenuhi kebutuhannya baik berupa mengeluarkan uang maupun secara tukar menukar (barter). Memilih dalam memenuhi kebutuhan hidup tentunya akan membuat manusia kehilangan pilihan mengkonsumsi barang atau jasa lain (opportunity cost).


(12)

2

Ella Maulidya, 2013

Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia melakukan kegiatan konsumsi. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1995:123), Konsumsi adalah pengeluaran untuk pembelian barang-barang dan jasa akhir guna mencapai kepuasan atau memenuhi kebutuhan. Kegiatan konsumsi ini dilakukan dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai kepuasan yang ingin dicapai dengan mengkonsumsi barang dan jasa tersebut.

Dalam melakukan kegiatan konsumsi manusia membutuhkan pendapatan untuk dapat membeli barang dan jasa yang dibutuhkan. Karena dengan memiliki pendapatan manusia dapat melakukan konsumsi. Besar kecilnya pendapatan pastinya akan mempengaruhi barang dan jasa yang akan dikonsumsi. Semakin besarnya pendapatan akan semakin banyak pula barang dan jasa yang dapat dikonsumsi, dan begitu sebaliknya. Hubungan pendapatan dan konsumsi dapat dirumuskan dengan

Dimana : C = Konsumsi Y = Pendapatan

Dari rumus diatas diketahui bahwa konsumsi merupakan fungsi dari pendapat. Meningkatnya pendapatan, konsumsi barang dan jasa pun akan meningkat, begitu pula sebaliknya. Namun walaupun demikian, bila pendapatan nol (0) kegiatan konsumsi akan tetap dilakukan atau konsumsi otonomos.

Hasil survei Indeks Kepercayaan Konsumen kuartal I/2013 yang diselenggarakan Nielsen di 58 negara mengindikasikan hal itu. Survei pada Februari hingga awal Maret 2013 kembali menempatkan Indonesia ke posisi teratas negara yang penduduknya paling optimistis dalam memanfaatkan uang (SH News.co). Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa penduduk Indonesia merupakan konsumen yang akan melakukan pembelian barang atau jasa tanpa memperhatikan kegunaan barang atau jasa tersebut.

Bila dicermati dengan seksama, tentunya perilaku konsumsi masyarakat merupakan salah satu hal yang perlu kita analisis untuk dapat mengetahui penyebab


(13)

3

semakin besarnya pengeluaran masyarakat Indonesia untuk non makanan. Dalam kaitan ini, James Duesenberry menyebutkan ada dua karakteristik penting dari perilaku konsumsi rumahtangga yaitu adanya sifat saling ketergantungan (interdependent) diantara rumahtangga dan tidak dapat diubah-ubah (irreversibillity) sepanjang waktu. Saling ketergantungan disini menjelaskan mengapa rumahtangga berpendapatan rendah (low-income households) cenderung memilki APC yang lebih tinggi daripada rumahtangga berpendapatan tinggi (high-income households).

Mangkunegara (2005:6) mengatakan bahwa kebutuhan merupakan fundamental yang mendasari perilaku konsumen. Maka tidak mungkin kita akan memahami perilaku konsumen apabila belum mengetahui kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Perubahan perilaku konsumen ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan jaman. Saat ini semua hal menjadi praktik dengan adanya akses internet yang semakin meluas dan konsumen yang semakin terbuka membuat semua hal menjadi lebih mudah didapatkan tanpa perlu capek mengantri, menawar, keluar rumah untuk mendapatkan barang. Seperti halnya dengan motto salah satu perusahaan komunikasi yaitu “the World in Your Hand” (http://www.telkom.co.id).

Pengeluaran masyarakat Indonesia yang saat ini lebih berorientasi pada pengeluaran bukan makanan hal ini juga terjadi di kota Bandung, seperti yang terlihat dalam tabel 1.1 dibawah ini.

Tabel 1.1

Pengeluaran Rata-Rata Perkapita Per bulan untuk Sub makanan dan Bukan Makanan, Kota Bandung Tahun 2003-2007

Tahun Makanan Non makanan Makanan (%) Non makanan (%)

2003 193537 231483 45.54 54.46

2004 192448 245379 43.96 56.04

2005 192135 281802 40.54 59.46

2006 192135 281802 40.54 59.46

2007 226878 244603 48.12 51.88


(14)

4

Ella Maulidya, 2013

Besarnya pengeluaran masyarakat kota Bandung untuk pengeluaran non atau bukan makanan dimulai sejak tahun 2003. Pengeluaran bukan makanan mengalami peningkatan hingga akhirnya mengalami penurunan di tahun 2007. Perilaku konsumen menjadi hal yang menarik untuk dianalisis untuk mengetahui penyebab konsumen membelanjakan pengeluarannya untuk makanan dan non-makanan.

Banyak faktor yang mendorong dan mempengaruhi seseorang dalam melakukan kegiatan konsumsi atau perilaku konsumen. Menurut William J. Stanton dalam Mangkunegara (2005:39) yang menyatakan: “ Socialcultural and

phychological force which influence consumer’s buying behavior”. Menurut William

J. Stanton, faktor sosial budaya dan psikologi merupakan dua kekuatan dari faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi.

Faktor sosial budaya dalam buku perilaku konsumsi Mangkunegara (2005:39) didalamnya terdapat faktor budaya dan faktor lingkungan sosial (kelas sosial, kelompok acuan dan keluarga) dan faktor psikologi seperti pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan, dan konsep diri.

Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi adalah lingkungan sosial. Lingkungan sosial berhubungan dengan pengaruh orang lain terhadap konsumen dalam situasi konsumsi (Belk, 1975. Dalam jurnal Fatchur Rohman,2008). Konsumen dapat berhubungan secara langsung dengan orang lain atau mengalami kejadian karena memperhatikan orang lain melakukan aktivitas. Lingkungan sosial terdiri atas kelompok acuan, keluarga dan peran dan status sosial.

Pengaruh lingkungan sosial bukan hanya dari keluarga tetapi juga dari kelompok acuan dan kelas sosial. Banyak kelompok mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau pengaruh tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Dari kelompok ini seseorang berinteraksi dan berbagi pendapat, sehingga kelompok acuan dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam melakukan pembelian barang.


(15)

5

Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya seperti keluarga, klub dan organisasi. Kedudukan seseorang itu dapat ditentukan berdasarkan kelas sosial nya. Dengan kata lain tiap peran membawa sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat. Sehingga seseorang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat. Semakin tinggi kelas sosial nya dimasyarakat tentunya akan sedikit banyak mempengaruhi perilaku dalam mengkonsumsi barang dan jasa.

Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh keluarga, kelompok acuan, dan kelas sosial dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam melakukan pembelian barang. Sehingga tentunya perilaku konsumen akan menjadi hal yang sangat penting bagi pelaku pasar untuk memprediksi barang dan jasanya dapat diterima atau tidak oleh masyarakat luas.

Sama seperti hal nya yang terjadi pada guru SMAN 13 Bandung dan guru SMA Nusantara 1 Bandung yang merupakan bagian dari masyarakat yang hampir setiap hari melakukan kegiatan konsumsi. Sebagai contoh dalah kepemilikan kendaraan guru PNS SMAN 13 Bandung yang terlihat pada grafik dibawah ini.

Gambar 1.1

Persentase Kepemilikan Kendaraan Guru PNS SMAN 13 Bandung Sumber : angket pra penelitian, data diolah.

92,31%

46,15%

0% 7,70% 7,70% 0%

0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00%

motor mobil

1 unit

2unit

3 unit


(16)

6

Ella Maulidya, 2013

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa 92,31% guru SMAN 13 Bandung Memiliki 1 unit motor dan 46,15% unit mobil. Hanya 7,7% guru yang memiliki 4 unit motor dan 3 mobil. Besar jumlah kepemilikan kendaraan motor atau mobil ini dapat kita ketahui bahwa guru PNS SMAN 13 Bandung memiliki gaji yang cukup besar. Kepemilikan kendaraan roda dua ataupun roda empat merupakan salah satu cara untuk mengetahui perilaku konsumsi guru SMAN 13 Bandung yang telah menjadi PNS. Dari angket pra penelitian yang disebar, hampir 84,62 % guru memiliki pendapatan tambahan diluar gaji PNS.

Untuk dapat melihat perilaku konsumsi guru SMAN 13 Bandung dan guru SMA Nusantara 1 Bandung, seperti dilihat dari tabel 1.2 dibawah ini.

Tabel 1.2

Persentase Perilaku Konsumsi Guru SMAN 13 Bandung dan Guru SMA Nusantara 1 Bandung

No Pernyataan Sangat

Setuju/sangat Sering (SS) (%) Setuju/ Sering (S) (%) Kadang- kadang/Ragu-ragu (KK/RR) (%) Pernah (P) (%) Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah (TP) (%)

1 membuat rancangan belanja tiap bulan 20 41,3 30,67 5,3 2,67

2 membeli barang sesuai dengan manfaatnya

61,3 36 2,67 - -

3 membeli barang dengan memperhatikan kualitas barang

41,3 48 10,67 - -

Sumber : Lampiran C, data diolah

Dari data diatas dapat diketahui bahwa, 41,3% guru SMAN 13 Bandung dan SMA Nusantara 1 Bandung sering membuat rencana anggaran belanja tiap bulan. Hal ini menunjukan bahwa guru melakukan perencanaan agar menghindari membeli barang yang melebihi pendapatan yang dimiliki. Sebesar 61,3% guru kedua sekolah ini sangat setuju membeli barang yang sesuai dengan manfaatnya dan 48% guru yang setuju membeli barang dengan memperhatikan kualitas barang tersebut sebelum membeli. Dapat diketahui bahwa guru kedua sekolah ini dalam membeli barang menperhatikan manfaat barang dengan kualitas barang tersebut.


(17)

7

Perilaku konsumsi dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan sosial. Lingkungan sosial yang terdiri atas kelompok acuan, keluarga dan kelas sosial. Pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumsi guru ini dapat kita lihat dalam hasil angket penelitian yang terdapat dalam tabel 1.3 sebagai berikut.

Tabel 1.3

Persentase Pengaruh Lingkungan Sosial terhadap Perilaku Konsumsi pada SMAN 13 Bandung dan SMA Nusantara 1 Bandung

No Pernyataan Sangat

Setuju/sangat Sering (SS) (%) Setuju/ Sering (S) (%) Kadang- kadang/Ragu-ragu (KK/RR) (%) Pernah (P) (%) Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah (TP) (%) 1 Saya dalam berbelanja tidak pernah

tergoda oleh bujukan orang-orang sekitar saya

46,67 42,7 10,67 - -

2 Dalam memutuskan membeli barang, saya akan meminta pendapat orang-orang sekitar saya terlebih dahulu

18,7 50,7 21,3 8 1,3

3 Saya akan berdiskusi dengan orang-orang sekitar saya untuk mengetahui kelebihan barang sebelum membelinya

24 52 18,7 5,3 -

4 Saya kadang terpengaruh dengan promosi atau informasi orang-orang disekitar saya atau dari televisi maupun media lainnya

25,3 26,7 34,7 13,3 -

Sumber : Lampiran C, data diolah

Dari data diatas dapat diketahui bahwa kebanyakan responden atau sebesar 46,67% (guru SMAN 13 Bandung dan SMA Nusantara 1 Bandung) tidak pernah tergoda dengan bujukan orang-orang sekitarnya dalam membeli barang. 50,7% responden setuju bahwa dalam memutuskan membeli barang akan meminta pendapat orang-orang sekitarnya terlebih dahulu. Baik itu berdiskusi untuk mengetahui kelebihan barang sebelum membeli seperti terlihat pada pernyataan no 3 sebesar 52%. Dan 34,7% guru SMAN 13 Bandung dan guru Nusantara 1 Bandung yang kadang terpengaruh dengan promosi baik dari televisi maupun media lain maupun informasi orang-orang sekitar.


(18)

8

Ella Maulidya, 2013

Gambar 1.2

Tugas atau Jabatan Guru Selain Mengajar SMAN 13 Bandung (dalam bentuk persen)

Sumber : angket pra penelitian, data diolah

Dari gambar 1.2 diatas dapat diketahui bahwa 76,92% guru SMAN 13 Bandung memiliki tugas atau jabatan lain selain mengajar, seperti pembina OSIS, pembina Ekstrakulikuler sampai Wakil Kepala Sekolah. Pengaruh tugas atau jabatan selain guru tentunya akan mempengaruhi pendapatan tambahan selain gaji pokok PNS perbulan.

Berdasarkan fenomena-fenomena diatas, penulis tertarik untuk meneliti masalah yang terkait dengan perilaku konsumso guru SMAN 13 Bandung dan guru SMA Nusantara 1 Bandung yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial (keluarga, kelompok acuan dan peran dan status sosial).

Judul penelitian yang akan peneliti angkat adalah “STUDI DESKRIPTIF PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL (KELOMPOK ACUAN, KELUARGA, DAN KELAS SOSIAL) TERHADAP PERILAKU KONSUMSI (Survey Pada Guru SMAN 13 Bandung dan SMA Nusantara 1 Bandung)”

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Dari uraian pada latar belakang masalah, terlihat bahwa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah perilaku konsumsi. Dimana perilaku

76,92% 23,08%

Iya


(19)

9

konsumsi ini merupakan bagaimana konsumen menggunakan uang atau pendapatan yang dimiliki untuk mencapai kepuasan.

Dalam penelitian ini maka peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan yaitu pada pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumsi. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran mengenai lingkungan sosial dan perilaku konsumsi guru SMAN 13 Bandung dan guru SMA Nusantara 1 Bandung?

2. Apakah lingkungan sosial berpengaruh terhadap perilaku konsumsi?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui gambaran lingkungan sosial dan perilaku konsumsi guru SMAN 13 Bandung dan guru SMA Nusantara 1 Bandung.

2. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumsi.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memperkaya khasanah ilmu ekonomi, khususnya ilmu ekonomi mengenai perilaku konsumsi.

2) Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran serta informasi mengenai pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumsi guru SMAN 13 Bandung dan SMA Nusantara 1 Bandung.


(20)

28 Ella Maulidya, 2013

Studi Deskriptif Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Perilaku Konsumsi

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Menurut Arikunto (2006:118), objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Dimana perilaku konsumsi sebagai variabel terikat, sedangkan lingkungan sosial sebagai variabel bebas. Variabel tersebut yang akan menjadi objek penelitian ini. adapun subjek penelitian ini yaitu Guru SMAN 13 Bandung dan SMA Nusantara 1 Bandung.

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji hipotesis. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey deskriptif (descriptive methode) yaitu suatu metode penelitian yang bermaksud pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu.

Adapun pengertian penelitian survey menurut Singarimbun (1995:3) adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Tujuan dari penelitian descriptive adalah untuk menggambarkan variabel yang diteliti.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Guru di SMAN 13 Bandung (62 guru) dan SMA Nusantara 1 Bandung (13 orang) .Dalam bukunya, Arikunto mengatakan bahwa “jika jumlah populasi kurang dari 100, akan lebih baik jika diambil secara keseluruhan, dan penelitian ini disebut juga dengan penelitian populasi, jika jumlah populasi lebih dari


(21)

29

100, dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih” yang juga bisa disebut dengan sampel jenuh. Dimana sampel jenuh ini merupakan teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus. Maka peneliti akan mengambil semua populasi tanpa menarik sampel. Dengan gambaran populasi subjek penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1

Data Guru SMAN 13 Bandung dan SMA Nusantara 1 Bandung

Data Guru Jumlah SMAN 13

Bandung

Jumlah SMA Nusantara 1 Bandung

PNS 54 2

GTT (guru tidak tetap) 8 11

Jumlah 62 13

Jumlah Keseluruhan 75 Sumber : Tata Usaha SMAN 13 Bandung dan SMA Nusantara 1 Bandung 3.4. Operasional Variabel

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini terlebih dahulu setiap variabel didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui operasionalisasi variabel. Hal ini dilakukan agar setiap variabel dan indikator penelitian dapat diketahui skala pengukurannya secara jelas. Operasionalisasi variabel penelitian secara rinci diuraikan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analis Skala Item No.

Variabel Dependen Perilaku Konsumsi (Y) Bagaimana konsumen mendayagunakan sumberdaya yang ada (uang) dalam rangka memuaskan kebutuhan/keinginan dari satu atau lebih produk (Ahmad dan

Perilaku guru dalam mengkonsumsi barang/jasa dengan pendapatan yang ada. Jawaban responden mengenai sejauh mana responden dalam membelajakan

pendapatannya. Yang diukur dengan :

 Membeli barang/jasa dengan pendapatan yang Ordinal  1,2,3, dan 4


(22)

30

Ella Maulidya, 2013

Rohmana 2009:144).

ada

 Membeli barang yang sesuai dengan kebutuhan dan manfaat

 Membeli barang dan jasa yang terjamin kualitas

 5,6, dan 7

 8,9, dan 10

Variabel Independen

Lingkungan sosial (X1)

Sekelompok orang yang sama-sama mempertimbangkan secara dekat

persamaan di dalam status atau penghargaan komunitas yang secara terus-menerus bersosialisasi di antara mereka sendiri

baik secara formal dan informal.

Lingkungan sosial yang merujuk pada bagaimana

(Mangkunegara, 2005: 41-45): 1.Kelompok acuan

2.Keluarga

3.Kelas Sosial

Jawaban responden mengenai lingkungan sosial guru diukur melalui :

 Pengaruh kelompok acuan terhadap pembelian barang/jasa

 Mengukur keluasan pengaruh kelompok acuan dalam proses pengambilan keputusan

 Siapa yang memiliki

mempunyai inisiatif membeli?

 Siapa yang mempengaruhi keputusan membeli?

 Kelas atas

 Kelas menengah

 Kelas bawah

Ordinal  11, 12,18,19 , dan 20

 13,14, dan 15

 16 dan 17


(23)

31

3.5. Sumber dan Jenis Data

Menurut Arikunto (2006:129) yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

o Tata Usaha SMAN 13 Bandung dan Tata Usaha SMA Nusantara 1 Bandung.

o Referensi studi pustaka, artikel, jurnal, dan lain-lain.

Sedangkan jenis data yang digunakan adalah dalam penelitian ini adalah : 1) Data primer yang diperoleh dari guru SMAN 13 Bandung dan guru SMA

Nusantara 1 Bandung.

2) Data sekunder diperoleh dari Tata Usaha SMAN 13 Bandung, Tata Usaha SMA Nusantara 1 Bandung, Badan Pusat Statistik (BPS) dan Internet.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan teknik tertentu sangat diperlukan dalam analisis anggapan dasar dan hipotesis karena teknik-teknik tersebut dapat menentukan lancar tidaknya suatu proses penelitian. Pengumpulan data diperlukan untuk menguji anggapan dasar dan hipotesis. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Angket, yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pertanyaan maupun pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian.

2) Studi Dokumentasi, yaitu studi yang digunakan untuk mencari dan memperoleh hal-hal yang berupa catatan-catatan, laporan-laporan serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3) Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan memperoleh data dari buku, laporan ilmiah, media cetak dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu perilaku konsumsi.


(24)

32

Ella Maulidya, 2013

3.7. Instrument Penelitian

Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tentang lingkungan sosial yang terdiri dari kelompok acuan, keluarga dan kelas sosial, serta perilaku konsumsi.

Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert. Dengan menggunakan skala likert, setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan positif dan negatif. Adapun ketentuan skala jawaban sebagai berikut: Sangat Setuju/ Sangat Sering : 5

Setuju/ Sering : 4 Ragu-ragu / Kadang-kadang : 3 Pernah : 2 Sangat Tidak Setuju / Tidak Pernah : 1

Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut :

1) Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu mengetahui pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumsi.

2) Menjadikan objek yang menjadi responden yaitu guru SMAN 13 Bandung dan guru SMA Nusantara 1 Bandung.

3) Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. 4) Memperbanyak angket.

5) Menyebarkan angket.

6) Mengelola dan menganalisis hasil angket.

Selanjutnya agar hasil penelitian tidak bias dan diragukan kebenarannya maka alat ukur tersebut harus valid dan reliabel. Untuk itulah terhadap angket yang diberikan kepada responden dilakukan 2 (dua) macam tes, yaitu tes validitas dan tes reliabilitas.


(25)

33

3.7.1. Tes Validitas

Suatu tes dikatakan memiliki validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil dengan maksud digunakannya tes tersebut. Dalam uji validitas ini digunakan teknik korelasi Product Moment dengan rumus :

 

  2 2 2 2 ) ( ) ( ) ( ) ( Y Y N X X N Y X XY N r (Arikunto, 2006:170)

Dengan menggunakan taraf signifikan

= 0,05 koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah banyaknya responden.

Jika r hitung > r 0,05 dikatakanvalid, sebaliknya jika r hitung r 0,05 tidak valid.

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya, (Riduwan, 2008: 217).

Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0,799 : tinggi Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 – 0,399 : rendah

Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid)

Dalam penelitian ini variabel yang akan dianalisis adalah perilaku konsumsi sebagai variabel terikat (Y) dan lingkungan sosial sebagai variabel bebas (X), seperti terlihat pada tabel 3.3 dibawah ini.


(26)

34

Ella Maulidya, 2013

Tabel 3.3

Uji Validitas Perilaku Konsumsi

No Item R hitung R tabel Keputusan

Perilaku Konsumsi 1 0.36 0,23 Valid

2 0.39 Valid

3 0.32 Valid

4 0.26 Valid

5 0.34 Valid

6 0.40 Valid

7 0.40 Valid

8 0.26 Valid

9 0.50 Valid

10 0.64 Valid

Sumber : Lampiran F

Tabel 3.4

Uji Validitas Lingkungan sosial

No Item R hitung R tabel Keputusan

Lingkungan Sosial 11 0.40 0,23 Valid

12 0.35 Valid

13 0.25 Valid

14 0.36 Valid

15 0.28 Valid

16 0.48 Valid

17 0.24 Valid

18 0.46 Valid

19 0.47 Valid

20 0.31 Valid

Sumber : Lampiran F

Dari tabel 3.3 dan tabel 3.4 diatas, menunjukan bahwa variabel bebas (X) lingkungan sosial dan variabel terikat (Y) perilaku konsumsi keseluruhan r hitung >


(27)

35

dari r tabel sebesar 0,23 untuk α = 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh

item pertanyaan untuk variabel lingkungan sosial dan perilaku konsumsi dinyatakan valid.

3.7.2. Uji Reliabilitas

Tes reliabilitas adalah tes yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan menunjukan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan, dan konsistensi dalam mengungkapkan gejala dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda.

Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus alpha

dari Cronbach sebagaimana berikut:

2

11 1 2

1

n t

k r

k

 

 

 

(Arikunto, 2002:171)

Dimana; r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pernyataan atau banyaknya soal

n2

= Jumlah varians butir

t2

= varians total

Kriteria pengujiannya adalah jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi pada

= 0,05, maka instrumen tersebut adalah reliabel, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrument tidak reliabel.

Dengan bantuan Microsoft Excel 2007 dalam melakukan pengolahan tes reliabilitas ini. Hasil pengujian reliabilitas penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.5, sebagai berikut.


(28)

36

Ella Maulidya, 2013

Tabel 3.5

Uji Reliabilitas Variabel

Variabel No item

Varian Item

Varian item

Total Varian

Reabilitas Keterangan

Perilaku konsumsi 1 2

0.41 0.98

8.32 12.63 0.35 Reliable

3 0.62

4 1.33

5 0.92

6 1.49

7 0.27

8 0.45

9 1.32

10 0.96

Lingkungan Sosial 11 0.45 8.75 10.61 0.25 Reliable

12 0.49

13 0.80

14 0.91

15 0.63

16 1.03

17 0.57

18 1.50

19 1.01

20 0.94

Sumber : Lampiran F

Pada Tabel 3.5 diatas, menunjukkan bahwa instrumen penelitian pada variabel-variabel penelitian perilaku konsumsi dan lingkungan sosial dapat dipercaya.

3.8. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, menganalisis data akan menggunakan analisis non-parametrik. Tujuan nya untuk mengetahui variabel-variabel yang dapat mempengaruhi perilaku konsumsi. Alat bantu yang digunakan yaitu dengan menggunakan program komputer SPSS 21.

Uji Statistik Non-Parametrik ialah suatu uji statistik yang tidak memerlukan adanya asumsi-asumsi mengenai sebaran data populasinya (belum diketahui sebaran


(29)

37

datanya dan tidak perlu berdistribusi normal). Oleh karenanya statistik ini juga dikemukakan sebagai statistik bebas sebaran (tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Statistika non-parametrik dapat digunakan untuk menganalisis data yang berskala nominal atau ordinal. Data berjenis nominal dan ordinal tidak menyebar normal. Dari segi data, pada dasarnya data berjumlah kecil, yakni kurang dari 30 data.

Selain metode Non-Parametrik, statistika deskriptif juga digunakan dalam penelitian ini. Statistika deskriptif pada awalnya merupakan bidang kajian yang sangat penting. Tujuan utama statistika deskriptif ini adalah untuk menginterpretasikan atau menafsirkan data.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan crosstab, yaitu merupakan analisa yang masuk dalam kategori statistik deskripsi di mana menampilkan tabulasi silang atau tabel kontingensi yang menunjukkan suatu distribusi bersama dengan pengujian hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Singarimbun (2005:273), analisa tabulasi silang adalah metode analisa yang paling sederhana tetapi memiliki daya menerangkan cukup kuat untuk menjelaskan hubungan antarvariabel.

Ciri penggunaan crosstab adalah sata input yang berskala nominal atau ordinal seperti tabulasi antara gender seseorang dengan tingkat pendidikan orang tersebut, pekerjaan seseorang dengan sikap orang tersebut dengan suatu produk tertentu.

Analisa crosstab digunakan untuk melihat hubungan variabel-variabel penelitian, dalam hal ini efek variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh, dilihat dengan membandingkan distribusi persentase pada kategori-kategori variabel pengaruh.

Variabel pengaruh dalam penelitian ini adalah lingkungan sosial yang terdiri atas kelompok acuan, keluarga dan kelas sosial, sedangkan untuk variabel terpengaruh adalah perilaku konsumsi yang dilihat dari jenis kelamin (gender), golongan PNS, dan gaji yang miliki.


(30)

88

Ella Maulidya, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah di uraikan maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Gambaran lingkungan sosial pada guru SMAN 13 Bandung dan guru SMA Nusantara 1 Bandung menggunakan tabulasi silang (crosstab) dengan jenis kelamin, golongan PNS, dan gaji. Jawaban responden yang sering muncul (modus) dan nilai tengah (median) pada skala likert adalah setuju (4), dengan rata-rata keseluruhan (mean) sebesar 4,24 = 4 (setuju). Hal ini menunjukan bahwa hampir keseluruhan responden memilih jawaban setuju pada pernyataan dalam kuesioner yang telah diberikan. 2. Lingkungan sosial (X) memiliki pengaruh terhadap perilaku konsumsi

(Y), hal ini dilihat dari rata-rata (mean) jawaban responden memilih jawaban setuju pada pernyataan dalam kuesioner yang telah diberikan.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya dan kesimpulan yang diperoleh, maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, antara lain:

1. Membeli barang sesuai dengan kebutuhan dan pendapatan. Membeli barang yang sesuai dengan kebutuhan dan pendapat membuat seseorang menjadi seorang konsumen yang rasional. Sehingga menghindari meminjam uang hanya untuk membeli barang yang tidak dibutuhkan. 2. Melakukan penetrasi kepada diri sendiri, dimana dalam berinteraksi

dengan orang lain atau lingkungan sekitar kita dapat menyaring apakah dalam membeli barang kita hanya karena ingin pamer atau memang sesuai dengan kebutuhan.


(31)

89

3. Tidak mudah terpengaruh dengan diskon, diskon yang dilakukan oleh para penjual dengan upaya untuk menarik perhatian dan mendorong mayarakat untuk membeli barang. Tentunya pada saat diskon tersebut masyarakat harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan pendapatan. 4. Dalam membeli barang sebaiknya mencari informasi kepada orang-orang

sekitar untuk menghindari penyesalan atau kecewa pasca pembelian. 5. Menyisihkan pendapatan untuk tabungan. Tabungan dapat dijadikan

sebagai asuransi masa depan. Selain itu tabungan juga dapat membantu menggerakkan perokonomian bangsa dan mendorong penanaman investasi. Sehingga tentunya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

6. Penelitian ini terbatas oleh kemampuan pemahaman peneliti, diharapkan terdapat pengujian lebih mendalam untuk peneliti selanjutnya.


(32)

90 Ella Maulidya, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Ahman, Eeng dan Yana R. (2007). Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Bandung: Laboratorium EKOP UPI.

Apridar. (2010). Teori Ekonomi: Sejarah dan Perkembangannya. Yogyakarta: Graha Ilmu..

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Jakarta.

, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Jakarta.

Damodar, Gujarati. (2001). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Deliarnov. (2007). Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mangkunegara, A.A. Anwar. (2005). Perilaku Konsumen. Bandung: PT Refika Aditama

Mankiw, N Gregory. (2003). Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Mulyani, Nur Sri et al. (2009). Ekonomi Kelas X: untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Reksoprayitno, Soediyono. (1985). Ekonomi Mikro: Analisa IS-LM dan Permintaan – Penawaran Agregat. Yogyakarta : Liberty Yogyakarta.\

Riduwan. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Rohmana, Yana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI.

Rosyidi, Suherman. (2006). Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sadono Sukirno. (2005). Teori Pengantar Mikro Ekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.


(33)

91

Samuelson, P.A. & W.D.Nordhaus. (1995). Makro Ekonomi. Jakarta : Erlangga. Schiffman, L dan Leslie Lazar Kanuk. (2007). Perilaku Konsumen. Jakarta: Indeks. Singarimbun, M. dan Sofyan, E. (1995). Metode Penelitian Survei Edisi Revisi.

Yogyakarta: LP3ES.

Wijaya, Ir. 2001. Statistika Non Parametrik (Aplikasi Program SPSS). Bandung: Alfabeta

Sumber Lain:

Asri, Febriani Sarah. (2012). Pengaruh Gaya Hidup dan Lingkungan Sosial Terhadap Perilaku Konsumsi Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

(Skripsi FPEB UPI: Tidak diterbitkan).

Badan Pusat Statistik. (2012). Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang, Indonesia, 1999, 2002-2012. Tersedia : bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=05&nota b=7 (3 April 2013)

Badan Pusat Statistik. (2012). Indikator Konsumsi Terpilih, Indonesia 1999, 2002-2012.

Tersedia:bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek= 05&notab=8 ( 14 Oktober 2013)

Bappenas. (2012). Kerangka Ekonomi Makro Tahun 2013 (oleh Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas dalam Rapat kerja Komisi XI DPR-RI). Tersedia: slideshare.net/ailman/bappenas-kerangka-ekonomi-makro-apbn-2013-14464001 (30 Juni 2013).

Cepat, Fuat. (2013). Analisis Crosstabulation (CrossTab. Tersedia : analisis-cross-tabulation-crosstab.html (12 November 2013).

Ghoni, Abdul, dan Bodroastuti Tri. ( ). Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologi Terhadap Perilaku Konsumen (Studi Pada Pembelian Rumah di Perumahan Griya Utama Banjardowo Semarang). Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wijaya Manggala


(34)

92

Ella Maulidya, 2013

Iis, Aisyah. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumsi Studi Pada Mahasiswa di Kota Bandung (Skripsi FPEB UPI: Tidak diterbitkan). Leibenstein, H. (1950). Bandwagon, Snob, and Veblen Effects in the Theory of

Consumer’s Demand. Quarterly Journal of Economics, 64, 183-2007.

Oktaviana, Devi Simpuru. (2011). Teori dan Perilaku Konsumen. Tersedia : teori-perilaku-konsumen.html (29 Oktober 2013)

Purwanti, ana. (2011). Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orangtua, Persepsi atas Lingkungan, dan Prestasi Belajar terhadap Perilaku Konsumsi. Jurnal Ekonomi Bisnis, Th.16, No.1, Maret 2011.

Rohman, Fathur. (2008). Servicescape, Lingkungan Sosial, Suasana Hati Pengaruhnya terhadap Perilaku Berbelanja Hedonisme. Dirjen Dikti No.43/DIKTI/KEP/2008

www.google.com

www.id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bandung

www.SH.news.co.id www.telkom.co.id


(1)

37

datanya dan tidak perlu berdistribusi normal). Oleh karenanya statistik ini juga dikemukakan sebagai statistik bebas sebaran (tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Statistika non-parametrik dapat digunakan untuk menganalisis data yang berskala nominal atau ordinal. Data berjenis nominal dan ordinal tidak menyebar normal. Dari segi data, pada dasarnya data berjumlah kecil, yakni kurang dari 30 data.

Selain metode Non-Parametrik, statistika deskriptif juga digunakan dalam penelitian ini. Statistika deskriptif pada awalnya merupakan bidang kajian yang sangat penting. Tujuan utama statistika deskriptif ini adalah untuk menginterpretasikan atau menafsirkan data.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan crosstab, yaitu merupakan analisa yang masuk dalam kategori statistik deskripsi di mana menampilkan tabulasi silang atau tabel kontingensi yang menunjukkan suatu distribusi bersama dengan pengujian hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Singarimbun (2005:273), analisa tabulasi silang adalah metode analisa yang paling sederhana tetapi memiliki daya menerangkan cukup kuat untuk menjelaskan hubungan antarvariabel.

Ciri penggunaan crosstab adalah sata input yang berskala nominal atau ordinal seperti tabulasi antara gender seseorang dengan tingkat pendidikan orang tersebut, pekerjaan seseorang dengan sikap orang tersebut dengan suatu produk tertentu.

Analisa crosstab digunakan untuk melihat hubungan variabel-variabel penelitian, dalam hal ini efek variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh, dilihat dengan membandingkan distribusi persentase pada kategori-kategori variabel pengaruh.

Variabel pengaruh dalam penelitian ini adalah lingkungan sosial yang terdiri atas kelompok acuan, keluarga dan kelas sosial, sedangkan untuk variabel terpengaruh adalah perilaku konsumsi yang dilihat dari jenis kelamin (gender), golongan PNS, dan gaji yang miliki.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah di uraikan maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Gambaran lingkungan sosial pada guru SMAN 13 Bandung dan guru SMA Nusantara 1 Bandung menggunakan tabulasi silang (crosstab) dengan jenis kelamin, golongan PNS, dan gaji. Jawaban responden yang sering muncul (modus) dan nilai tengah (median) pada skala likert adalah setuju (4), dengan rata-rata keseluruhan (mean) sebesar 4,24 = 4 (setuju). Hal ini menunjukan bahwa hampir keseluruhan responden memilih jawaban setuju pada pernyataan dalam kuesioner yang telah diberikan. 2. Lingkungan sosial (X) memiliki pengaruh terhadap perilaku konsumsi

(Y), hal ini dilihat dari rata-rata (mean) jawaban responden memilih jawaban setuju pada pernyataan dalam kuesioner yang telah diberikan.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya dan kesimpulan yang diperoleh, maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, antara lain:

1. Membeli barang sesuai dengan kebutuhan dan pendapatan. Membeli barang yang sesuai dengan kebutuhan dan pendapat membuat seseorang menjadi seorang konsumen yang rasional. Sehingga menghindari meminjam uang hanya untuk membeli barang yang tidak dibutuhkan. 2. Melakukan penetrasi kepada diri sendiri, dimana dalam berinteraksi

dengan orang lain atau lingkungan sekitar kita dapat menyaring apakah dalam membeli barang kita hanya karena ingin pamer atau memang sesuai dengan kebutuhan.


(3)

89

3. Tidak mudah terpengaruh dengan diskon, diskon yang dilakukan oleh para penjual dengan upaya untuk menarik perhatian dan mendorong mayarakat untuk membeli barang. Tentunya pada saat diskon tersebut masyarakat harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan pendapatan. 4. Dalam membeli barang sebaiknya mencari informasi kepada orang-orang

sekitar untuk menghindari penyesalan atau kecewa pasca pembelian. 5. Menyisihkan pendapatan untuk tabungan. Tabungan dapat dijadikan

sebagai asuransi masa depan. Selain itu tabungan juga dapat membantu menggerakkan perokonomian bangsa dan mendorong penanaman investasi. Sehingga tentunya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

6. Penelitian ini terbatas oleh kemampuan pemahaman peneliti, diharapkan terdapat pengujian lebih mendalam untuk peneliti selanjutnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahman, Eeng dan Yana R. (2007). Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Bandung: Laboratorium EKOP UPI.

Apridar. (2010). Teori Ekonomi: Sejarah dan Perkembangannya. Yogyakarta: Graha Ilmu..

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Jakarta.

, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Jakarta.

Damodar, Gujarati. (2001). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Deliarnov. (2007). Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mangkunegara, A.A. Anwar. (2005). Perilaku Konsumen. Bandung: PT Refika Aditama

Mankiw, N Gregory. (2003). Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Mulyani, Nur Sri et al. (2009). Ekonomi Kelas X: untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Reksoprayitno, Soediyono. (1985). Ekonomi Mikro: Analisa IS-LM dan Permintaan Penawaran Agregat. Yogyakarta : Liberty Yogyakarta.\

Riduwan. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Rohmana, Yana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI.

Rosyidi, Suherman. (2006). Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sadono Sukirno. (2005). Teori Pengantar Mikro Ekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.


(5)

91

Samuelson, P.A. & W.D.Nordhaus. (1995). Makro Ekonomi. Jakarta : Erlangga. Schiffman, L dan Leslie Lazar Kanuk. (2007). Perilaku Konsumen. Jakarta: Indeks. Singarimbun, M. dan Sofyan, E. (1995). Metode Penelitian Survei Edisi Revisi.

Yogyakarta: LP3ES.

Wijaya, Ir. 2001. Statistika Non Parametrik (Aplikasi Program SPSS). Bandung: Alfabeta

Sumber Lain:

Asri, Febriani Sarah. (2012). Pengaruh Gaya Hidup dan Lingkungan Sosial Terhadap Perilaku Konsumsi Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (Skripsi FPEB UPI: Tidak diterbitkan).

Badan Pusat Statistik. (2012). Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang, Indonesia, 1999, 2002-2012. Tersedia : bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=05&nota b=7 (3 April 2013)

Badan Pusat Statistik. (2012). Indikator Konsumsi Terpilih, Indonesia 1999, 2002-2012.

Tersedia:bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek= 05&notab=8 ( 14 Oktober 2013)

Bappenas. (2012). Kerangka Ekonomi Makro Tahun 2013 (oleh Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas dalam Rapat kerja Komisi XI DPR-RI). Tersedia: slideshare.net/ailman/bappenas-kerangka-ekonomi-makro-apbn-2013-14464001 (30 Juni 2013).

Cepat, Fuat. (2013). Analisis Crosstabulation (CrossTab. Tersedia : analisis-cross-tabulation-crosstab.html (12 November 2013).

Ghoni, Abdul, dan Bodroastuti Tri. ( ). Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologi Terhadap Perilaku Konsumen (Studi Pada Pembelian Rumah di Perumahan Griya Utama Banjardowo Semarang). Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wijaya Manggala


(6)

Iis, Aisyah. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumsi Studi Pada Mahasiswa di Kota Bandung (Skripsi FPEB UPI: Tidak diterbitkan). Leibenstein, H. (1950). Bandwagon, Snob, and Veblen Effects in the Theory of

Consumer’s Demand. Quarterly Journal of Economics, 64, 183-2007.

Oktaviana, Devi Simpuru. (2011). Teori dan Perilaku Konsumen. Tersedia : teori-perilaku-konsumen.html (29 Oktober 2013)

Purwanti, ana. (2011). Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orangtua, Persepsi atas Lingkungan, dan Prestasi Belajar terhadap Perilaku Konsumsi. Jurnal Ekonomi Bisnis, Th.16, No.1, Maret 2011.

Rohman, Fathur. (2008). Servicescape, Lingkungan Sosial, Suasana Hati Pengaruhnya terhadap Perilaku Berbelanja Hedonisme. Dirjen Dikti No.43/DIKTI/KEP/2008

www.google.com

www.id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bandung www.SH.news.co.id