KONTRIBUSI KINERJA KEPEMIMPINAN SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP KEEFEKTIFAN SEKOLAH : Studi pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se- Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

(1)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

ABSTRAK……….. i

PERNYATAAN………. ii

UCAPAN TERIMA KASIH……….. iii

KATA PENGANTAR……… v

DAFTAR ISI………. vi

DAFTAR TABEL………. ix

DAFTAR GAMBAR……… x

B A B I PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang masalah………. 1

B. Rumusan Masalah……….. 7

C. Definisi Operasional……… 9

D. Tujuan Penelitian……… 10

E. Manfaat Penelitian……….. 11

F Paradigma Penelitian……….. 12

G. Anggapan Dasar………. 13

H. Hipotesis………. 14

B A B II. KAJIAN KEPUSTAKAAN……….. 15

A. Konsep Dasar Administrasi dan manajemen Pendidikan………… 15

B. Kajian Tentang Kinerja Kepemimpinan Sekolah……… 21

1. Pengertian Kinerja………... 21

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja………. 27

3. Aspek-aspek kinerja……… 35

4. Penilaian Kinerja……… 36

5. Manfaat Penilaian Kinerja………. 44

6. Standart Penilaian Kinerja………. 45

7. Konsep Kepemimpinan Kepala Sekolah……… 46

8. Kinerja Kepala Sekolah………. 49

C. Kinerja Mengajar Guru……… 60

1. Konsep Kinerja……… 60

2. Konsep Kinerja Mengajar Guru………. 63

D. Konsep Sekolah Efektif……….. 74

1. Pengertian Sekolah Efektif……… 75

2. Ciri-ciri Sekolah Efektif……… 91

E. Kontribusi Kinerja Kepemimpinan Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Keefektifan Sekolah……….. 97


(2)

vii

B A B III. METODE PENELITIAN………. 104

A. Metode Penelitian……….. 104

B. Populasi dan Sampel……….. 105

C. Teknik Pengumpulan Data………. 108

D. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data……….. 120

B A B IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 129

A. Hasil Penelitian……….. 129

1. Gambaran Tanggapan Responden Tentang Kinerja kepemimpinan Sekolah (X1)……… 130

2. Gambaran Tanggapan Responden tentang Kinerja Mengajar Guru (X2)……… 132

3. Gambaran tanggapan Responden tentang Keefektifan Sekolah (Y)……… 133

B. Hasil Pengujian Data……….. 135

1. Kinerja Kepemimpinan Sekolah (X1)………... 135

2. Kinerja Mengajar Guru (X2)………. 136

3. Keefektifan Sekolah (Y)………. 138

C. Uji persyaratan Analisis……… 140

1. Uji Normalitas………. 140

2. Uji homogenitas Variansi……… 142

D. Pengujian Hipotesis………. 144

1. Hubungan Antara Kinerja Kepemimpinan Sekolah (X1) dengan Keefektifan Sekolah (X2)………. 144

2. Hubungan Antara Kinerja Mengajar Guru (X2) dengan Keefektifan Sekolah (Y)……… 149

3. Hubungan antara Kinerja kepemimpinan sekolah(X1) dengan Kinerja Mengajar Guru………. 153

4. Hubungan antara Kinerja kepemimpinan sekolah (X1) dan kinerja Guru (X2) secara bersama-sama dengan keefektifan sekolah(Y)………... 157

E. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 161

1. Profil Kinerja Kepemimpinan Sekolah (X1) pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se- Kabupaten Deli Serdang……….. 161

2. Profil Kinerja Mengajar Guru pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang………. 163

3. Profil Keefektifan Sekolah Pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang………. 164


(3)

viii

B A B V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI……….. 169

A. Kesimpulan……… 169

B. Implikasi……… 172

C. Rekomendasi……… 174

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS


(4)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidkan nasional pada hakekatnya memiliki tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan berusaha untuk membangun manusia indonesia seutuhnya serta seluruh masyarakat Indonesia, berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut harus dilaksanakan secara sistemik dan integratif oleh seluruh sistem penyelenggara pendidikan.

Pendidikan mempunyai tugas untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk pembangunan, derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Pembangunan sumber daya manusia memiliki peranan penting bagi kesuksesan dan kesinambungan pembangunan.oleh karena itu pembangunan dan peningkatan kualitas sumberdaya mutlak diperlukan. Dalam konteks pembangunan sumberdaya manusia, pendidikan pada dasarnya merupakan proses mencerdaskan kehidupan bangsa dan pengembangan manusia Indonesia seutuhnya.hal ini dijelaskan dalam Sisdiknas pasal 3 Bab 3 (2003:5) :

Bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk wadah serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berahlak mulia serta berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.


(5)

Mengingat betapa pentingnya pendidikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan secara makro, Kegiatan ini merupakan pencapaian tujuan pendidikan institusional atau tujuan pendidikan di sekolah. Sekolah adalah lembaga tempat penyelenggaraan pendidikan merupakan sistem yang memiliki berbagai perangkat dan unsur yang saling berkaitan dan memerlukan pemberdayaan. Secara internal sekolah memiliki perangkat guru, murid, kurikulum, sarana dan prasarana. Secara eksternal sekolah memiliki dan berhubungan dengan instansi lain baik secara vertical maupun horizontal (Udin Syaefuddin S. 2003: 242).

Perangkat dan unsur pendidikan diatas untuk membantu para siswa agar lebih mampu dalam menghadapi tantangan hidup baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah adalah mengelola sumber daya manusia yang diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas dari manajemen sekolah yang efektif.

Pengelolaan sebuah lembaga pendidikan yang sangat berperan dan bertanggung jawab dalam menghadapi perubahan adalah kepemimpina sekolah, dalam hal ini Kepala Sekolah untuk menciptakan visi pendidikan dan implementasinya dengan memperagakan sikap, prilaku, nilai-nilai dan norma diri dari kepala sekolah sebagai kepemipinan sekolah dan guru dalam profesi kependidikan untuk masa mendatang untuk dapat memberikan motivasi dalam melakukan perubahan. Keefektifan sekolah salah satu sasarannya adalah Input, Proses dan Output, Kesemuanya itu banyak ditentukan oleh beberapa faktor seperti diantaranya kepemimpinan sekolah.


(6)

James M. Lipham (1974 : 96) mengartikan kepemimpinan sebagai berikut: “ The leadership as the behaviour of the individual that interactives a new structur in interaction whit in a social system by changging the goals, objectives conigeration, procedures or output of the system”

Pengertian tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan merupakan sebagai tingkah laku individu dalam intraksi sosial, untuk tercapai tidaknya tujuan sebuah organisasi sangat tergantung pada kepemimpinan yang digunakan oleh seorang pemimpin.

Seorang Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin berarti usaha untuk menggerakkan dan memberikan bimbingan kepada personil pendidikan agar tercapai sebuah tujuan pendidikan.seperti dirumuskan oleh M.Idochi Anwar (2003:70):

….pengertian kepemimpinan kepala sekolah sebagai kemampuan dan persiapan untuk dapat mengerakkan dan membina para pendidik/aparatur pendidikan sehingga mereka mau melakukan tugas-tugas pendidikan secara efektif dan efesien dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan

Kepemimpinan suatu lembaga pendidikan seperti sekolah dapat diartikan sebagai seorang kepala sekolah yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap keseluruhan kegiatan sekolah baik kegiatan teknis, administrasi maupun lintas program-program dengan mendayagunakan sumber-sumber yang ada disekolah agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Dengan kata lain dapat dimaknai bahwa efektifitas sekolah menunjukkan seberapa maksimal tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai dan seberapa optimal sumber daya sekolah berfungsi dalam mengantarkan siswa untuk mencapai tujuan secara maksimal


(7)

Kewenangan diatas dipusatkan kepada kepala sekolah yang berperan sebagai pemimpin di sekolah, tugas dan fungsi kepemimpinan sekolah harus melibatkan guru-guru dalam merencanakan program pembelajaran, melaksanakan program pembelajaran serta melaksanakan penilaian atau evaluasi pembelajaran dan staf dimana kepala sekolah harus mengkomunikasikan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Sejalan dengan hal tersebut (Aas Syaefuddin 2003 :60 ) menyatakan bahwa tugas dan fungsi kepala sekolah adalah :

a. Menentukan dan merumuskan tujuan sekolah

b. Mengembangkan dan memotivasi serta mengupayakan berbagai tindakan yang dapat membentu para siswa dalam mencapai keberhasilan belajar

c. Menentukan dan mengupayakan tercapainya standart akademik secara optimal d. Menilai dan memantau secara kontinyu kegiatan siswa

e. Mendorong dan mengupayakan kegiatan belajar mengajar

f. Mengadakan supervisi dan evaluasi terhadap pendidikan dan pengajaran g. Mengupayakan terciptanya lingkungan dan iklim kerja yang menggairahkan dan produktif

h. Mengidentifikasi sumber-sumber pelayanan yang memadai i. Mengupayakan perbaikan dan pengembangan kurikulum

Apa yang diungkapkan diatas sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas seorang kepala sekolah yang harus seiring dengan dukungan kinerja mengajar guru yang semakin efektif dan efisien. Disamping itu, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang diterapkan dalam pendidikan disekolah juga cenderung bergerak maju sehingga menuntut penguasaan dan kompetensi dari seluruh elemen secara professional. Menyadari hal tersebut, seorang kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah, terencana, dan berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.


(8)

Selain faktor kepala sekolah yang memegang peranan penting dalam pencapaian keefektifan sekolah, kinerja mengajar guru seperti merencanakan program pembelajaran, melaksanakan program pembelajaran dan mengevaluasi atau penilaian hasil pembelajaran juga merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan ketercapaian dalam pendidikan. Oleh karena itu kepala sekolah dan guru bersama-sama harus dapat melaksanakan perannya dan dapat mengupayakan adanya kontribusi terhadap keefektifan sekolah.

Kinerja mengajar guru seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli dengan berbagai versi seperti:

Fakry Gaffar (1987 :159) menyebutkan kinerja mengajar guru terbagi kedalam tiga bagian besar yaitu : Konten Knowledge. Behavioral Skill, dan Human Relation Skill. Conten Knowledge berkaitan dengan penguasaan materi pengetahuan yang akan diajarkan kepada peserta didik, Behavioral Skill berupa keterampilan prilaku yang harus dimiliki oleh pendidik/pengajar yang berkaitan dengan penguasaan dan metodologis pengajaran.

Pentingnya kinerja mengajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang akan meningkatkan tingkat keefektifan sekolah, merupakan salah satu kekuatan eksternal yang dapat digunakan oleh seorang guru untuk melaksanakan perannya dalam mengajar dapat teraktualisasikan. Menurut Uzer Usman (1989. 50) Kinerja mengajar guru termasuk didalamnya

1. Keterampilan menyusun rencana pembelajaran


(9)

3. keterampilan mengevaluasi pelajaran.

Efektifitas sekolah merupakan fenomena yang mengandung banyak dimensi, sedikit sekali orang yang dapat memaksimalkan keefektifan sesuai dengan keefektifan itu sendiri. Secara umum teori keefektifan berorientasi pada tujuan sesuai dengan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli tentang keefektifan. Etzioni (1964;187) Mengemukakan bahwa keefektifan adalah derajat dimana organisasi mencapai tujuannya. Efektifitas sekolah terdiri dari dimensi manajemen dan kepemimpinan sekolah , guru, tenaga kependidikan, dan personil lainnya seperti siswa , kurikulum, sarana dan prasarana , pengelolaan kelas, hubungan sekolah dan masyarakat, pengelolaan bidang khusus lainnya yang mana hasil nyatanya merujuk kepada hasil yang diharapkan.

Kualitas sekolah dapat diidentifikasi dari banyaknya siswa yang memiliki prestasi, baik prestasi akademik maupun prestasi bidang lainnya, serta lulusan yang relevan dengan tujuan. Melalui siswa yang berprestasi dapat ditelusuri bagaimana manajemen suatu sekolah, profil guru , sumber belajar dan lingkungannya.

Pada satu kabupaten di Sumatera Utara yakni Kabupaten Deli Serdang terdapat 15 Sekolah Menengah Atas Negeri yang tersebar dibeberapa kecamatan, Sekarang ini sedang galak-galakkannya program Cerdas yang diterapkan oleh seorang Bupati dalam rangka untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia yang mendukung ketercapaian manusia yang siap bersaing dalam era globalisasi sekarang ini. Hal ini diprioritaskan karena dalam kurun waktu lima tahun terakhir dirasakan masih belum terealisasinya pendidikan yang bermutu untuk meningkatkan


(10)

kualitas sumber daya manusia yang menjadi penopang pembangunan bangsa dan Negara.

Perwujudan pelaksanaan program ini dilakukan dengan meningkatkan Kualitas maupun kuantitas sumber daya manusia yang bergerak dalam pendidikan, seperti pengalokasian guru-guru yang berkualitas, menerapkan kepemimpinan pendidikan yang berbasis kepada mutu, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, dengan membangun sarana pendidikan seperti sekolah yang layak dan kompetitif, memberikan perhatian kepada kesejahteraan guru, dan lain sebagainya. Kesemuanya itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan mewujudkan keefektifan lembaga pendidikan yang memberikan sumbangan bagi pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia pada Kabupaten Tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang hal tersebut karena sangat berkaitan dengan program pendidikan dan peningkatan sumber daya manusia. Lebih jauh lagi tentang Kontribusi kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap keefektifan sekolah. Khususnya pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya, dalam latar belakang penelitian dapat dikemukakan bahwa yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Seberapa besar kontribusi kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar


(11)

Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara ? Dengan rumusan masalah tersebut maka

identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana diskripsi tentang Kinerja Kepemimpinan Sekolah pada sekolah Menengah Atas Negeri Se- Kabuapten Deli Serdang Sumatera Utara

2. Bagaimana Diskripsi tentang kinerja Mengajar guru pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kabuapaten Deli Serdang, Sumatera Utara

3. Bagaimana diskripsi tentang Keefektifan Sekolah pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

4. Seberapa besar Kontribusi Kinerja kepemimpinan sekolah terhadap Keefektifan Kekolah pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

5. Seberapa besar kontribusi Kinerja Mengajar Guru terhadap Keefektifan Sekolah Pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

6. Seberapa besar kontribusi kinerja kepemimpinan sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

7. Seberapa besar kontribusi Kinerja Kepemimpinan Sekolah dan Kinerja Guru secara bersama-sama terhadap Keefektifan Sekolah pada Sekolah Menengah Atas Negeri, Se-Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara


(12)

C. Definisi Operasional

Definisi Operasional dalam penelitian ini mencakup tiga Variabel penelitian yaitu Kinerja kepemimpinan sekolah, kinerja mengajar guru dan keefektifan sekolah yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Variabel Kinerja Kepemimpinan Sekolah terhadap perwujudan keefektifan

sekolah dalam penelitian ini dapat dinilai dari enam aspek yaitu : a) Kompetensi Pembinaan

b) Kompetensi Pengawasan c) Kompetensi Komunikasi

d) Kompetensi Pendelegasian Tugas e) Kompetensi memiliki Visi dan Misi

d) Kompetensi Kemampuan mengambil keputusan

2. Variabel Kinerja Mengajar Guru terhadap keefektifan sekolah dalam penelitian

ini dapat dinilai dari Tiga Aspek yaitu ; a) Kompetensi Merencanakan b) Kompetensi Melaksanakan c) Kompetensi Penilaian (evaluasi)

3. Variabel Keefektifan Sekolah dalam penelitian ini dapat dinilai dari tiga aspek

yaitu : a) Input b) Proses


(13)

c) Output

D. Tujuan Penelitian

Secara tujuan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan informasi tentang seberapa besar kontribusi Kinerja kepemimpinan Sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap keefektifan sekolah pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se- Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara.

Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan informasi tentang Kinerja Kepemimpinan Sekolah pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara 2. Mengumpulkan informasi tentang Kinerja Mengajar Guru pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

3. Untuk mengetahui gambaran tentang Keefektifan Sekolah pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se- Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara

4. Mengumpulkan informasi tentang Kontribusi Kinerja Kepemimpinan Sekolah terhadap Keefektifan Sekolah pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

5. Mengumpulkan informasi tentang Kontribusi Kinerja Mengajar Guru terhadap Keefektifan Sekolah pada Sekolah Menengah atas Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

6. Mengumpulkan informasi tentang Kontribusi Kinerja Kepemimpinan Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se- Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara


(14)

7. Mengumpulkan informasi tentang Kontribusi Kinerja Kepemimpinan Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru terhadap Keefektifan Sekolah secara bersama- sama terhadap keefektifan sekolah pada sekolah menengah atas negeri Se- Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

E. Manfaat Penelitian

Secara teoritis manfaat penelitian ini untuk memperdalam kajian tentang kepemimpinan pendidikan baik sebagai konsep maupun praktek sebagai stimulus pengembangan kualitas kepemimpinan pendidikan dalam administrasi pendidikan.

Secara praktis penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada:

1. Guru-guru secara umum dan guru Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang pada Khususnya,Untuk meningkatkan kualitas kinerja mengajarnya, seperti membuat perencanaan pengajaran, melaksanakan pengajaran dan penilaian atau evaluasi pengajaran.

2. Kepemimpinan sekolah dalam hal ini khususnya kepala sekolah Sekolah Menengah Atas Negeri Se- Kabupaten Deli Serdang, dan kepemimpinan sekolah pada umumnya , dalam memimpin institusi pendidikan untuk dapat merealisasikan suatu kepemimpinan yang berorientasi kepada pembinaan, pengawasan, komunikatif, pendelegasian tugas, visi dan misi, dan efektif dalam pengambilan keputusan yang akan berkontribusi kepada keefektifan sekolah yang dipimpinnya.

3. Sebagai bahan masukan kepada pihak penentu kebijakan, berkenaan dengan gambaran bagaimana kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja


(15)

mengajar guru yang efektif akan bermuara kepada terealisasinya sekolah yang efektif.

F. Paradigma Penelitian

Gambar 1.1 Paradigma penelitian

Keterangan Variabel:

X1 = Kinerja Kepemimpinan Sekolah

X2 = Kinerja Mengajar Guru

Y = Keefektifan Sekolah

KINERJA KEPEMIMPINAN

SEKOLAH (X1) - Pembinaan - pengawasan - komunikatif - pendelegasian

tugas - visi dan misi - pengambilan

keputusan

( ) KINERJA MENGAJAR

GURU

- Perencanaan

- pelaksanaan

- Penilaian

KEEFEKTIFAN SEKOLAH

( Y )

- INPUT

- Proses


(16)

G. Anggapan Dasar

Anggapan dasar adalah suatu prinsip atau pandangan yang dianggap benar tanpa pembuktian dan sudah seharusnya terdapat dalam suatu penelitian. Anggapan dasar sebagai suatu titik tempat berpijak, dari sinilah penelitian dimulai. Anggapan dasar yang menjadi titik tolak dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Keefektifan Sekolah memerlukan kontribusi dari kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara maksimal.

2. Kinerja kepemimpinan sekolah (kepala sekolah) merupakan ujung tombak bagi perkembangan dan kemajuan suatu sekolah

3. Kinerja mengajar guru, merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi ketercapaian keefektifan sekolah.

4. Kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru sangat berpengaruh pada keefektifan sekolah.

5. Kepala sekolah dan guru merupakan dua faktor yang memberikan kontribusi signifikan pada peningkatan keefektifan sekolah. Lipham dan Hoer, Jr. (1974: 232) menegaskan bahwa kepala sekolah dan guru profesional sangat menentukan keefektifan sekolah (the principal and professional teachers contribute to the efecctivity school).


(17)

H. Hipotesis

Berdasarkan asumsi-asumsi penelitian, sebagaimana diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan Hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Kinerja Kepemimpinan Sekolah berkontribusi signifikan terhadap Keefektifan Sekolah.

2. Kinerja Mengajar Guru berkontribusi signifikan terhadap Keefektifan Sekolah.

3. Kinerja Kepemimpinan Sekolah berkontribusi signifikan terhadap Kinerja Mengajar Guru

4. Kinerja Kepemimpinan Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru secara bersama-sama berkontribusi signifikan terhadap Keefektifan Sekolah.


(18)

104

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mengumpulkan dan menyusun data serta analisis dan interpretasi mengenai data yang diteliti. Surakhmad (1992: 131) mengemukakan: metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya dan tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan.

Untuk keperluan penelitian mengenai Kontribusi Kinerja Kepemimpinan Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Keefektifan sekolah pada SMAN Se-Kabupaten Deli Serdang yang dikategorikan berdasarkan pada status sekolah negeri, maka metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif digunakan dalam penelitian ini dengan maksud ingin mendapatkan gambaran informasi yang komprehensif mengenai variabel penelitian yang terjadi saat ini. Adapun pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai kontribusi mengenai variabel penelitian khususnya vaniabel , dan Y.

Metode deskriptif adalah suatu metode peneliltian yang dipergunakan untuk memecahkan atau menjawab masalah yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.


(19)

Lebih lanjut Surakhmad (1985: 140) mengemukakan beberapa ciri metode deskriptif yaitu memuaskan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis karena itu, metode ini sering disebut dengan metode analitik.

Pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini dengan berbagai asumsi mengenai hal-hal yang terjadi di sekolah mengenai pengaruh kinerja kepemimpinan sekolah , kinerja mengajar guru dan Keefektifan Sekolah. Peneliti berasumsi bahwa hal itu dapat diklasifikasi, diketahui hubungan sebab akibatnya,

B. Populasi dan Sampel 1. populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMA Se-Kabupaten Deli Serdang. Penyebarannya seperti terlihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.1 Populasi penelitian

SMA Negeri Se- Kabupaten Deli Serdang

No Nama Sekolah Kecamatan

Jumlah Guru

1 SMA Negeri I Lubuk Pakam Lubuk Pakam 30

2 SMA Negeri II Lubuk Pakam Lubuk Pakam 34

3 SMA Negeri Percut Percut 24

4 SMA Negeri Batang Kuis Batang Kuis 26

5 SMA Negeri I Galang Galang 25

6 SMA Negeri Deli Tua Deli Tua 27

7 SMA Negeri Tanjung Morawa Tanjung Morawa 30

8 SMA Negeri Hamparan Perak Hamparan Perak 21


(20)

10 SMA Negeri Sibolangit Sibolangit 20

11 SMA Negeri Namo Rambe Namo Rambe 22

12 SMA Negeri Labuhan Deli Labuhan 25

13 SMA Negeri Bangun Purba Bangun Purba 27

14 SMA Negeri Pancur Batu Pancur Batu 21

15 SMA Negeri Gunung Meriah Gunung Meriah 19

jumlah 375

2.Sampel

Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Teknik Simple Random Sampling yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan Strata atau tingkatan dalam anggota populasi tersebut. Akdon (2008:100).

Pengambilan sampel dalam suatu penelitian dilakukan sedemikian rupa, sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh dan bersifat representative, artinya dapat mewakili karakteristik dari populasi penelitian secara keseluruhan, dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya, sebagaimana dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1995:93) bahwa :

Karena tidak memungkinkan penyelidikan selalu langsung menyelidiki setiap populasi, maka seringkali penyelidik terpaksa menggunakan sebagian saja dari populasi, yakni sebuah sampel yang dapat dipandang representative terhadap populasi itu, karena itulah maka penarikan atau pembuatan sampel (yakni penarikan sebagaian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi) adalah penting.

Dalam menentukan jumlah sampel, Riduwan dan Akdon (2005) menyatakan bahwa ”...apabila jumlah subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua,


(21)

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih”.

Memperhatikan penjelasan di atas, karena jumlah populasi dalam penelitian lebih dari 100 orang, yaitu 375 orang .Maka teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin sebagaimana dikutip oleh Riduwan dan Akdon (2007 : 254), yaitu:

1

.

2

+

=

d

N

N

n

Keterangan:

n adalah jumlah sampel, N adalah populasi, dan d2 adalah presisi (untuk kehati-hatian, dalam penelitian ini presisi ditetapkan 10%).

Berdasarkan rumus tersebut pada penelitian ini diperoleh sampel guru , sebagai berikut:

( )

( )( )

4,75 78,95 79

375 1 01 , 0 . 375 375 1 1 , 0 . 375 375 1

. 2+ = 2 + = + = = ≈

= d N

N n

Dari jumlah sampel = 79 responden tersebut kemudian ditentukan jumlah masing-masing sampel menurut jumlah guru yang berada di masing-masing sekolah dengan menggunakan Teknik proportionate random sampling dengan rumus:

n N Ni ni= . Dimana :

ni = Jumlah sampel menurut stratum n = Jumlah sampel seluruhnya


(22)

Ni = Jumlah populasi menurut stratum N = Jumlah populasi seluruhnya (Riduwan dan Akdon, 2007:254)

Selanjutnya dari15 sekolah tersebut diperoleh sampel yang mewakili. Dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut:

Table 3.2

Daftar Jumlah guru dan nama sampel sekolah SMA Negeri Se- Kabupaten Deli Serdang

No Nama Sekolah Kecamatan

Jumlah Sampel

1 SMA Negeri I Lubuk Pakam Lubuk pakam 7 2 SMA Negeri II Lubuk Pakam Lubuk pakam 8

3 SMA Negeri Percut Percut 5

4 SMA Negeri Bt Kuis Batang kuis 6

5 SMA Negeri Galang Galang 6

6 SMA Negeri Deli Tua Deli tua 6

7 SMA Negeri Tg Morawa Tg morawa 6

8 SMA Negeri Hamparan Perak Hamparan perak 6

9 SMA Negeri Sunggal Sunggal 5

10 SMA Negeri Sibolangit Sibolangit 4

11 SMA Negeri Namo Rambe Namo rambe 4

12 SMA Negeri Labuhan Deli Labuhan deli 4 13 SMA Negeri Bangun Purba Bangun purba 4 14 SMA Negeri Pancur Batu Pancur batu 4 15 SMA Negeri Gunung Meriah Gunung meriah 4

jumlah 79

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dimaksudkan sebagai cara dan alat yang digunakan dalam mengumpulkan informasi atau keterangan mengenai subjek


(23)

penelitian. Hal ini, seperti dikemukakan Subino, (1982: 162) bahwa yang dimaksud dengan teknik-teknik pengumpulan data disini adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan datanya.

Adapun langkah-langkah proses pengumpulan data ini meliputi: 1. Pengumpulan data,

Yaitu mengecek jawaban responden yang dituangkan dalam angket; Pengumpulan data atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Sanafiyah Faisal (1981: 2) mengemukakan bahwa

“kuesioner atau angket adalah suatu teknik pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari sumber data yang berupa orang atau responden”.

2. Penyusunan alat pengumpul data

Untuk memudahkan alat pengumpul data, dalam hal penyusunan angket, peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menetapkan indikator-indikator dan setiap variabel penelitian yang dianggap penting untuk dipertanyakan kepada responden berdasarkan pada teori-teori yang telah diuraikan.

b. Membuat kisi-kisi butir item berdasarkan variabel penelitian

c. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang disertai alternatif jawaban yang akan dipilih responden berdasarkan indikator variabel yang telah ditentukan dalam kisi-kisi item.


(24)

d. Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban setiap item pada setiap variabel dengan menggunakan skor penilaian yang berkisar dari 4 sampai 1 dengan perincian pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3

Kriteria penskoran alternative jawaban untuk setiap item

Alternatif Jawaban Skor Pertanyaan

SL (Selalu) 5

SR (Sering) 4

KD (Kadang-kadang) 3

JR (Jarang) 2

TP (Tidak pernah) 1

3. Uji coba instrumen pengumpulan data

Ukuran memadai atau tidaknya instrumen pengumpul data, minimal dilihat dan dua syarat yaitu syarat validitas atau kesahihan dan syarat reliabilitas atau keajegan. Dalam pelaksanaan uji coba, penulis melaksanakannya terhadap sejumlah subjek yang bukan merupakan sampel penelitian akan tetapi mempunyai karakteristik yang sama dengan subjek yang akan dijadikan sampel penelitian.

Setelah data untuk uji coba angket terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan tujuan untuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Angket dianggap valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti dan angket dianggap reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.


(25)

Dengan diketahui keterjaminan validitas dan reliabilitas alat pengumpul data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi atau memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat dipertanggung jawabkan.

a. Uji Validitas Instrumen

“Untuk menguji validitas konstruksi, maka dapat digunakan pendapat dari ahli (judgement experts)”. Para ahli diminta untuk memberikan koreksi terhadap konstruksi instrument yang telah disusun peneliti.

Validitas instrumen dalam penelitian ini diawali dengan validitas susunan (construct validity) dan validitas isi (content validity). Untuk menguji validitas konstrak dan validitas isi, dapat digunakan pendapat dari ahli (judment experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang isi dan aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Mungkin para ahli akan memberi keputusan: instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan umumnya mereka yang telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti (Sugiyono, 2008:177)

Setelah pengujian validitas konstrak dan validitas isi dari ahli dan berdasarkan pengalaman empiris di lapangan selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrumen di lapangan, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item


(26)

instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total, dengan menggunakan rumus

Pearson Product Moment:

Keterangan :

r xy = Besarnya koefisien korelasi n = jumlah responden

X = skor variabel X Y = skor variabel Y

Selanjutnya dihitung dengan uji-t dengan rumus :

(Sugiyono, 2008:259)

Kemudian nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan derajat kebebasan, dk = n-2 dan derajat kesalahan 5%, dengan ketentuan:

Ha : instrumen soal valid. Ho : instrumen soal tidak valid

α = 0,05 atau 5%

Ha diterima bila r(hitung) > r(tabel)

( )( )

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

Y Y N X X N Y X XY N rxy Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ = 2 1 2 r n r t − − =


(27)

Jika instrument itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) Untuk dapat memberikan penafsiran besar-kecil koefisien korelasi yang ditentukan tersebut, maka berpedoman pada interpretasi koefisien korelasi menurut Akdon (2005:188), sebagai berikut:

Tabel 3.4

Interval Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199

Sangat kuat Kuat Cukup kuat Rendah Sangat rendah

Uji coba untuk menentukan validitas item dan reliabilitas ketiga variabel dilakukan sebanyak satu kali pada responden 20 guru. Dengan menggunakan dk = jumlah option – 1, dan tingkat kepercayaan 0,05 secara lengkap terdapat pada lampiran 3 Rangkuman hasil analisis validitas tersebut adalah sebagai berikut:

a) Instrumen kepemimpinan kepala sekolah Jumlah butir soal : 30 soal

Taraf signifikansi : 0,05

Hasil analisis : pada uji coba semua item pernyataan valid (lampiran 3.1)

Keputusan : sebanyak 30 butir soal yang dipakai untuk mengumpulkan data kepemimpinan kepala sekolah


(28)

b) Instrument kinerja guru Jumlah butir soal : 30 soal Taraf signifikansi : 0,05

Hasil analisis : pada uji coba semua item pernyataan valid (lampiran 3.2)

Keputusan : sebanyak 30 butir soal yang dipakai untuk mengumpulkan data kinerja guru

c) Instrument keefektifan sekolah Jumlah butir soal : 36 soal

Taraf signifikansi : 0,05

Hasil analisis : pada uji coba terdapat 2 butir soal tidak yaitu nonor 21 dan 30. (lampiran 3.3)

Keputusan : 2 butir soal yang tidak valid yaitu no 21 dan 30 pernyataan yang tidak valid ini tidak didrop (dibuang) akan tetapi dipertimbangkan untuk direvisi dan dijadikan instrument penelitian, Karena kedua pernyataan tersebut essensial.


(29)

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Validitas Variabel Kinerja Kepemimpinan Sekolah (X1)

Isntrumen r hirung t hitung ttabel Keputusan

Item 1 0.78 5.288 2.101 Valid

Item 2 0.72 4.402 2.101 Valid

Item 3 0.65 3.629 2.101 Valid

Item 4 0.6 3.182 2.101 Valid

Item 5 0.51 2.515 2.101 Valid

Item 6 0.57 2.943 2.101 Valid

Item 7 0.58 3.021 2.101 Valid

Item 8 0.78 5.288 2.101 Valid

Item 9 0.57 2.943 2.101 Valid

Item 10 0.78 5.288 2.101 Valid

Item 11 0.66 3.727 2.101 Valid

Item 12 0.55 2.794 2.101 Valid

Item 13 0.66 3.727 2.101 Valid

Item 14 0.63 3.442 2.101 Valid

Item 15 0.65 3.629 2.101 Valid

Item 16 0.67 3.829 2.101 Valid

Item 17 0.49 2.385 2.101 Valid

Item 18 0.63 3.442 2.101 Valid

Item 19 0.51 2.515 2.101 Valid

Item 20 0.73 4.532 2.101 Valid

Item 21 0.64 3.534 2.101 Valid

Item 22 0.67 3.829 2.101 Valid

Item 23 0.69 4.044 2.101 Valid

Item 24 0.78 5.288 2.101 Valid

Item 25 0.67 3.829 2.101 Valid

Item 26 0.78 5.288 2.101 Valid

Item 27 0.6 3.182 2.101 Valid

Item 28 0.67 3.829 2.101 Valid

Item 29 0.69 4.044 2.101 Valid

Item 30 0.78 5.288 2.101 Valid


(30)

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Validitas Variabel Kinerja mengajar Guru (X2)

Isntrumen r hirung t hitung ttabel Keputusan

Item 1 0.64 3.534 2.101 Valid

Item 2 0.67 3.829 2.101 Valid

Item 3 0.69 4.044 2.101 Valid

Item 4 0.78 5.288 2.101 Valid

Item 5 0.67 3.829 2.101 Valid

Item 6 0.64 3.534 2.101 Valid

Item 7 0.67 3.829 2.101 Valid

Item 8 0.69 4.044 2.101 Valid

Item 9 0.78 5.288 2.101 Valid

Item 10 0.67 3.829 2.101 Valid

Item 11 0.67 3.829 2.101 Valid

Item 12 0.49 2.385 2.101 Valid

Item 13 0.63 3.442 2.101 Valid

Item 14 0.51 2.515 2.101 Valid

Item 15 0.73 4.532 2.101 Valid

Item 16 0.57 2.943 2.101 Valid

Item 17 0.58 3.021 2.101 Valid

Item 18 0.78 5.288 2.101 Valid

Item 19 0.57 2.943 2.101 Valid

Item 20 0.78 5.288 2.101 Valid

Item 21 0.78 5.288 2.101 Valid

Item 22 0.6 3.182 2.101 Valid

Item 23 0.67 3.829 2.101 Valid

Item 24 0.69 4.044 2.101 Valid

Item 25 0.78 5.288 2.101 Valid

Item 26 0.66 3.727 2.101 Valid

Item 27 0.55 2.794 2.101 Valid

Item 28 0.66 3.727 2.101 Valid

Item 29 0.63 3.442 2.101 Valid

Item 30 0.65 3.629 2.101 Valid


(31)

Tabel 3.7

Hasil Pengujian Validitas Variabel Kefektifan sekolah (Y)

Isntrumen r hirung t hitung ttabel Keputusan

Item 1 0.78 5.288 2.101 Valid

Item 2 0.78 5.288 2.101 Valid

Item 3 0.67 3.829 2.101 Valid

Item 4 0.78 5.288 2.101 Valid

Item 5 0.64 3.534 2.101 Valid

Item 6 0.49 2.385 2.101 Valid

Item 7 0.63 3.442 2.101 Valid

Item 8 0.51 2.515 2.101 Valid

Item 9 0.73 4.532 2.101 Valid

Item 10 0.64 3.534 2.101 Valid

Item 11 0.67 3.829 2.101 Valid

Item 12 0.69 4.044 2.101 Valid

Item 13 0.78 5.288 2.101 Valid

Item 14 0.67 3.829 2.101 Valid

Item 15 0.78 5.288 2.101 Valid

Item 16 0.64 3.534 2.101 Valid

Item 17 0.67 3.829 2.101 Valid

Item 18 0.69 4.044 2.101 Valid

Item 19 0.78 5.288 2.101 Valid

Item 20 0.51 2.515 2.101 Valid

Item 21 0.24 1.049 2.101 Tidak Valid

Item 22 0.55 2.794 2.101 Valid

Item 23 0.65 3.629 2.101 Valid

Item 24 0.63 3.442 2.101 Valid

Item 25 0.65 3.629 2.101 Valid

Item 26 0.67 3.829 2.101 Valid

Item 27 0.6 3.182 2.101 Valid

Item 28 0.78 5.288 2.101 Valid

Item 29 0.57 2.943 2.101 Valid

Item 30 0.12 0.513 2.101 Tidak Valid

Item 31 0.67 3.829 2.101 Valid

Item 32 0.69 4.044 2.101 Valid

Item 33 0.78 5.288 2.101 Valid

Item 34 0.67 3.829 2.101 Valid

Item 35 0.78 5.288 2.101 Valid

Item 36 0.64 3.534 2.101 Valid


(32)

1.Uji Reliabilitas Instrumen

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal dapat dilakukan dengan test-retestb (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2005:273).

Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan Teknik Belah Dua (split half) yang dianalis dengan rumus Spearmen Brown. Untuk keperluan itu, maka butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen nomor ganjil dan kelompok instrumen nomor genap. Selanjutnya skor total antara kelompok ganjil dan kelompok genap dicari korelasinya dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment:

Kemudian hasil korelasi tersebut dimasukkan dalam rumus Spearman Brown:

b b i

r

r

r

+

=

1

.

2

(Sugiyono, 2008:190)

Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 atau α = 0,01 dengan derajat kebebasan (dk = n-2), kemudian

membuat keputusan membandingkan r hitung dengan r tabel. Adapun kaidah

( )( )

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

Y Y N X X N Y X XY N rxy Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ =


(33)

keputusan : Jika r hitung > r tabel berarti reliabel dan r hitung < r tabel berati tidak reliabel.

Untuk mempermudah pengolahan data menggunakan sofware SPSS version 17.0 for windows , yaitu suatu konstruk variable dikatakan baik jika memiliki nilai

Cronbach’s Alpha > dari 0,70. Dari hasil pengolahan dengan SPSS Ver. 17.0 untuk

uji coba yang terlihat pada tabel sebagai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,70 baik untuk variabel kepemimpinan kepala sekolah, variable kinerja guru maupun keefektifan sekolah. Nilai-nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel kepemimpinan kepala sekolah terdapat pada tabel 3.8 dan variabel kinerja guru terdapat pada tabel 3.9 dan variable kefektifan sekolah terdapat pada table 3.10 ketiga tabel tersebut sebagai berikut:

Tabel 3.8 Statistik Reliablitas

Variable Kinerja Kepemimpinan sekolah (X1 )

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items N of Items

.945 .948 30

Sumber lampiran

Tabel 3.9 Statistik Reliabilitas

Variable Kinerja mengajar Guru (X2)

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items N of Items

.949 .951 30


(34)

Tabel 3.10 Statistik Reliablitas Variable Keefektifan sekolah Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items N of Items

.957 .958 34

Sumber lampiran

Pada tabel terlihat bahwa Cronbach’s alpha lebih dari 0,945, lebih dari 0,949 dan lebih dari 0,960 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konstruk pernyataan dalam angket yang merupakan dimensi variabel kepemimpinan kepala sekolah, variable, kinerja guru dan variable keefektifan sekolah adalah reliabel.

D. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan maksud agar data yang terhimpun dapat memberikan arti bagi penelitian yang dilakukan. Data yang terkumpul harus diolah, diorganisir dan disistematisasikan sesuai dengan tujuan penelitian. Winarno Surakhmad (1994: 91) menjelaskan:

Mengolah data adalah suatu konkrit untuk membuat data itu “berbicara” sebab betapapun besamya jumlah data dan tingginya nilai data yang terkumpul (sebagai hasil fase pelaksañaan pengumpulan data), apabila tidak disusun dalam suatu organisasi dan diolah menurut sistematis yang baik niscaya data itu tetap merupakan bahan-bahan bisu “seribu bahasa”

Dalam prosedur pengolahan data, penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut:


(35)

1. Seleksi dan klasifikasi data

a. Pemeriksaan kecenderungan umum skor responden b. Mengubab skor mentah menjadi skor baku

c. Uji normalitas distribusi data

2. Analisis data untuk pengujian hipotesis penelitian a. Analisis regresi

b. Analisis korelasi

Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah secara terperinci dapat dilihat sebagai berikut:

1. Memberi bobot setiap kemungkinan jawaban pada item untuk setiap variabel penelitian dan memberi skor pada angket responden berdasarkan petunjuk yang telah ditetapkan

2. Pengolahan data dengan menggunakan perhitungan persentase. Perhitungan persentase dimaksimalkan untuk mengetahui kecendrungan umum jawaban responden terhadap variabel penelitian dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

=

Keterangan:

P = Persentase rata-rata yang dicari X = Skor rata-rata flap variabel


(36)

3. Mengubah skor mentah menjadi skor baku. Sudjana (1992:104) mengemukakan rumus sebagai berikut:

= 50 + 10

Keterangan:

Ti = Skor baku yang dicari X = Skor rata-rata

S = Simpangan baku Xi = Skor mudah

Untuk menggunakan rumus diatas, maka akan ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan rentang (R) yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah (STT –STR)

R = STT - STR

b. Menentukan banyak kelas (bk) interval dengan menggunakan rumus: bk = 1 + (3,3) log n

c. Menentukan panjang kelas interval yaitu rentang dibagi banyak kelas.

=

d. Mencari rata-rata dengan rumus: =∑


(37)

= ∑ − ∑− 1 4. Uji Normalitas distribusi

Digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan analisis parametrik atau non parametrik dengan menggunakan rumus Chi kuadrat ( )

= ∑

! "" #

Keterangan:

= Chi kuadrat yang dicari Oi = Frekuensi yang tampak Ei = Frekuensi yang diharapkan Langkah-langkah yang ditempuh adalah:

a. Membuat diistribusi frekuensi

b. Mencari batas bawah skor kiri interval dan batas atas skor kanan interval c. Mencari Z untuk batas kelas dengan rumus:

$ =

% Keterangan:

= Chi kuadrat yang dicari = Frekuensi yang tampak

S = Simpangan baku untuk distribusi


(38)

e. Mencari luas tiap interval dengan cara mencari selisih luas 0 - Z dengan interval yang berdekatan untuk tanda Z sejenis dan menambahkan luas 0 — Z yang berlawanan

f. Mencari Ei (frekuensi yang diharapkan) diperoleh dengan cara mengalikan luas interval n.

g. Mencari 0i (frekuensi hasil penelitian) diperoleh dengan cara meithat tiap kelas interval (Fi) pada tabel distribusi frekuensi

h. Mencari dengan cara menjumlahkan hasil perhitungan

i. Menentukan keberartian dengan jalan membandingkan nilai presentif untuk distribusi

5. Analisis Regresi

Dipergunakan untuk mencari hubungan fungsional antara variabel X dengan variabel Y dengan rumus:

Y = a + b X Keterangan:

Y = Harga variabel Y yang diramalkan a = Konstanta (hargaY bila X = O)

b = Koefisien arah regresi linier yang menyatakan perubahan rata-rata variabel X sebesar satu unit

X = Harga variabel X

Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut: a. Mencari harga-harga ∑X, ∑Y, ∑XY, ∑ . ∑&


(39)

c. Mencari persamaan untuk regresi sederhana: ' = ∑& ∑ ∑ − ∑− ∑ ∑ ∑ &

= ∑ & − ∑∑ − ∑− ∑& Mencari JK (jumlah kuadrat):

1. Mencari jumlah kuadrat total {JK (T)}, jumlah-jumlah kuadrat regresi {JK(a), JK(b/a)}, jumlah kuadrat residu {JK(s)}, jumlah kuadrat kekeliruan {JK(E)} dan jumlah kuadrat tuna cocok {JK(TC)}, dengan rumus-rumus sebagai berikut: () ' =∑*#

+

() ,'- = .∑ & − ∑ ∑& / () = ∑&

() = () − () ' − () /'

() = () − () 1

() 1 = ∑ .& − ∑& /

2. Membuat daftar analisis untuk uji linieritas regresi seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (1992 : 332 ) sebagai berikut :


(40)

Tabel 3.11

Analisis Varians (ANAVA) dan Regresi Linear Sumber

Varians dk JK KT F

Total N ∑& ∑&

Regresi (a) Regresi Residu 1 1 n-2 JK(a) JK(b/a) JK(S)

234= () /' 235 =()− 2

734 735

Tuna Cocok (TC) Kekeliruan

k-2 n-k

JK(TC) JK(E)

8 =() 8− 2 1 =() 1

8 1

3. Mencari F untuk taraf signifikan dengan cara :

4. Uji F untuk menguji signifikansi koefisien digunakan rumus: 9 = 734

735

5. Uji F untuk linieritas regresi dilakukan dengan rumus: 9 = 18

Kriteria pengujian yang digunakan adalah dengan dk pembilang (k-2) dan dk penyebut (n-k) dan pada tarap signifikansi tertentu, maka terima Ho jika 9: ;<+4 > 9;=>3? dan tolak Ho dalam kondisi lainnya.

6. Analisis Korelasi

Analisis korelasi merupakan teknik statistik yang berusaha mencari derajat antara variabel X dengan variabel Y dan ukuran yang dipakai untuk mengetahui


(41)

derajat hubungan dalam penelitian ini adalah analisis parametrik dengan menggunakan koefisien korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:

@ = ∑ & − ∑ − ∑&

AB ∑ − ∑ C B ∑& − ∑D C

Langkah-langkah perhitungan untuk mrncari koefisien korelasi r adalah

a. Menentukan harga-harga ∑X, ∑Y, ∑XY, ∑ . ∑&

b. Menafsirkan besarnya koefisien korelasi berdasarkan kriteria yang dikemukakan Sugiono (1999:66) adalah sebagai berikut:

Kurang dari 0,20 : Hubungan dianggap tidak ada Antara 0,21 — 0,40 : Hubungan ada tetapi rendah Antara 0,41 —0, 60 : Hubungan cukup

Antara 0,61 — 0,80 : Hubungan tinggi Antara 0,81 — 1,00 : Hubungan sangat tinggi

c. Menghitung keberartian koefisien korelasi (tingkat signifikansi) dengan menggunakan rumus:

@ =@√ − 1 √1 − @ Keterangan:

t = nilai t yang dicari r = koefisien korelasi n = banyaknya data


(42)

Selanjutnya nilai F: ;<+4dibandingkan dengan nilai F;=>3? dengan dk = n-2 pada taraf atau tingkat kepercayaan yang dipilih, dalam hal ini adalah tingkat kepercayaan 95 %. Apabila F: ;<+4 > F;=>3?, maka dapat disimpulkan hipotesis diterima atau dengan kata lain hipotesis nol ditolak.

d. Mencari derajat hubungan berdasarkan koefisien determinasi (@ dimaksudkan untuk menyatakan besarnya presentase variabel yang satu turut ditentukan oleh variabel yang lain (Sugiono, 1999: 63) dengan rumus sebagai berikut:

KD = (@ ) x 100%


(43)

169 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan pada beberapa sekolah mengenai keefektifan sekolah sebgai variabel dependent, dan kinerja kepemimpinan sekolah serta kinerja mengajar guru, didapat kesimpulan sebagai berikut.

1. Gambaran tentang kinerja kepemimpinan sekolah di lapangan secara

keseluruhan berada pada posisi 3,9 atau 78% artinya menunjukkan kualifikasi tinggi . Kinerja kepemimpinan sekolah berdasarkan hasil penelitian menunjukkan kondisi tinggi sehingga dipandang sudah baik dalam menjalankan kinerjanya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk meningkatkan keefektifan sekolah.

2. Gambaran tentang kinerja mengajar guru dilapangan secara keseluruhan juga

berada posisi 3,8 ,atau 77% artinya menunjukkan kualifikasi tinggi. Kinerja mengajar guru pada SMA Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang dari aspek perencanaan, pelaksanaan mengajar dan evaluasi sudah dipandang baik untuk dapat meningkatkan keefektifan sekolah.

3. Gambaran keefektifan sekolah pada SMA Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang

di lapangan secara keseluruhan sudah berada pada nilai 39 atau 78% ini mempunyai makna bahwa keefektifan sekolah secara umum telah dapat dikatakan efektif.


(44)

4. Kinerja kepemimpinan sekolah secara tunggal memberikan nilai korelasi sebesar 0,452 terhadap keefektifan sekolah.hal tersebut menunjukkan pengertian adanya korelasi yang cukup kuat dan positif serta signifikan antara kinerja kepemimpinan sekolah dengan keefektifan sekolah. Nilai kontribusi

dari variable (kinerja kepemimpinan sekolah (X1 ) terhadap keefektifan

sekolah (X2) sebesar 20,5%

Hal tersebut menunjukkan pengertian adanya kontribusi kepemimpinan sekolah sebesar 20,5% terhadap keefektifan sekolah dan sisanya 79,5% dipengaruhi olesar faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5. Kinerja mengajar guru secara tunggal memberikan nilai korelasi sebesar

0,530 terhadap keefektifan sekolah. Hal tersebut menunjukkan pengertian adanya korelasi yang cukup kuat dan positif serta signifikan antara kinerja mengajar guru terhadap keefektifan sekolah. Nilai kontribusi dari variable

kinerja mengajar guru (X2 ) Terhadap keefektifan sekolah (y) sebesar 28,1% .

Hal tersebut menunjukkan pengertian adanya kontribusi kinerja mengajar guru sebesar 28,1% terhadap keefektifan sekolah dan sisanya 71,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini

6. Kinerja kepemimpinan sekolah secara tunggal memberikan nilai korelasi

sebesar 0,482 terhadap kinerja guru. Hal tersebut menunjukkan pengertian adanya korelasi yang cukup kuat dan positif serta signifikan antara kinerja

kepemimpinan (X1) sekolah terhadap kinerja mengajar guru (X2). Adapun

nilai kontribusi dari variable kinerja kepemimpinan sekolah (X1) terhadap


(45)

kontribusi kinerja kepemimpinan sekolah terhadap kinerja mengajar guru sebesar 23,3% dan sisanya 77,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

7. Dan kinerja kepemimpinan sekolah(X1) secara bersama-sama dengan kinerja

mengajar guru(X2) memberikan nilai korelasi sebesar 0,577 terhadap

keefektifan sekolah. Hal tersebut menunjukkan pengertian adanya korelasi yang cukup kuat dan positif serta signifikan antara kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap keefektifan sekolah Adapun nilai

kontribusi dari variable kinerja kepemimpinan sekolah (X1) secara

bersama-sama dengan kinerja mengajar guru sebesar 33,2%. Hal tersebut menunjukkan adanya kontribusi kinerja kepemimpinan sekolah secara bersama-sama dengan kinerja mengajar guru sebesar 33,2% dan sisanya sebesar 67,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

8. Upaya yang dilakukan pihak sekolah, kepala sekolah, dan guru di lapangan

untuk meningkatkan keefektifan sekolah secara umum sudah cukup, akan tetapi perlu adanya peningkatan yang dilakukan secara terencana dan terprogram secara konsisten dan berkesinambungan

9. Kinerja kepemimpinan sekolah dalam meningkatkan keefektifan sekolah

perlu ditingkatkan melalui berbagai bentuk kegiatan yang dapat memfasilitasi guru untuk memahami secara lebih komprehensif pelaksanaan kepemimpinan sekolah yang terintegrasi dengan keseluruhan sistem disekolah mulai dari tataran konseptual sampai kepada tataran praktek


(46)

10.Peningkatan keefektifan sekolah yang dapat dikembangkan berdasarkan temuan hasil penelitian dan kajian konseptual tentang kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru sehingga pelaksanaan peningkatan keefektifan sekolah didasarkan sesuai dengan konsep dan karakteristik sekolah.

11.Peningkatan keefektifan sekolah dilakukan dengan melihat faktor kinerja

kepala sekolah dan kinerja mengajar guru dibuat berdasarkan hasil penelitian memuat beberapa hal yaitu : a) Rasional, b) Tujuan, c) Bentuk Kegiatan, d) Pelaksanaan, e) Sarana dan Prasarana, dan f) Evaluasi.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, penulis dapat menemukan implikasi yang dapat diterapkan pada kegiatan empirik mengenai kontribusi kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap keefektifan sekolah pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kabuapaten Deli Serdang Sumatera Utara. Sebagai berikut :

1. Menerapkan kompetensi pada penilaian kinerja kepemimpinan sekolah

Pengembangan efektifitas kinerja kepemimpinan sekolah hendaknya memperhatikan kepada beberapa aspek kinerja kepemimpinan sekolah yang mengacu pada perwujudan sekolah efektif yang termasuk didalamnya pembinaan, pengawasan, komunikasi, pendelegasian tugas, memiliki visi dan misi dan aspek pengambilan keputusan yang kesemuanya itu merupakan aktulisasi kinerja yang dilakukan oleh seorang pemimpin sekolah. Dari analisis variable kinerja kepemimpinan sekolah aspek memiliki visi dan misi merupakan aspek


(47)

kompetensi dengan skor terendah, namun secara umum kinerja kepemimpinan sekolah mencerminkan kualitas kinerja yang baik dan perlu terus dikembangkan untuk perwujudan sekolah yang efektif.

2. Menerapkan kompetensi kinerja mengajar guru sebagai acuan standar

Pengembangan efektifitas kinerja mengajar guru disekolah yang berdasar kan kepada aspek merencanakan program pengajaran, melaksanakan program pengajaran, dan melakukan evaluasi pengajaran. Dari analisis variable kinerja mengajar guru kesemuanya dapat dikategorikan baiki namun terdapat 2 aspek yang mesti lebih ditingkatkan lagi yakni aspek membuat perencanaan program pengajaran dan melaksanakan penilaian atau evaluasi pembelajaran. Hal ini akan mengacu kepada perwujudan keefektifan sekolah.

3. Perwujudan keefektifan sekolah

Terciptanya keefektifan sekolah dapat terwujud dengan kinerja kepemimpinan sekolah yang optimal dan kinerja mengajar guru yang baik.Oleh karena itu peningkatan kinerja kepemimpinan sekolah, kinerja mengajar guru secara optimal sangat diperlukan yang pada akhirnya akan meningkatkan dan membangun keefektifan sekolah secara menyeluruh.

Adanya kontribusi yang nyata antara kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru pada Sekolah menengah Atas Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang, mengisyaratkan bahwa penting memberikan suasana yang mendukung pada ketercapaian sekolah yang efektif. Kompetensi yang dimiliki oleh seorang pemimpin sekolah secara signifikan mempengaruhi kinerja kepala sekolah tersebut untuk mewujudkan keefektifan sekolah, dan keefektifan sekolah akan


(48)

terwujud oleh kinerja mengajar guru yang efektif. Dengan demikian implementasi keefektifan sekolah harus didukung oleh kesiapan sistem dalam menjalankan pengelolaan suatu lembaga pendidikan atau sekolahan.

Adanya komitmen kepemimpinan sekolah dalam kebersamaan kinerja mengajar guru dan komponen sekolah merupakan salah satu contoh bagaimana sistem sekolah berjalan dengan baik dalam pencapaian keefektifan sekolah.

C.Rekomendasi

Berdasarkan pada beberapa kesimpulan sebagai jawaban dari

permasalahan-permasalahan penelitian mengenai Kontribusi kinerja

kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap keefektifan sekolah pada SMA Negeri Se- Kabupaten Deli serdang Sumatera Utara, maka ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan sebagai berikut:

1. Pemerintah melalui Dinas pendidikan

Keefektifan sekolah dipengaruhi oleh kontribusi kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru pada suatu lembaga pendidikan yang berbentuk sekolah. Temuan penelitian menunjukkan ada beberapa aspek kompetensi yang tergolong rendah yakni tentang kompetensi kepemilikan visi dan misi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin sekolah dalam hal ini kepala sekolah, dengan demikian Dinas pendidikan sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam peningkatan mutu pendidikan, dalam hal ini kepemimpinan sekolah sudah saatnya disosialisasikan, diimplemantasikan dan diaplikasikan pola


(49)

pengembangan kinerja kepemimpinan sekolah melalui penerapan regulasi yang berkaitan dengan penilaian dan pengawasan kinerja kepemimpinan sekolah.

Pengembangan kinerja ini dilakukan melalui desiminasi berupa pelatihan, seminar dan diklat dalam penerapan perlunya kepemilikan visi dan misi untuk mewujudkan keefektifan sekolah yang lebih maksimal.program-program dinas pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan lebih mengarah pada peningkatan kompetensi kepemimpinan sekolah karena tuntutan ini diperlukan untuk melaksanakan pengelolaan sekolah dengan kinerja yang efektif termasuk didalamnya bagaimana pihak dinas pendidikan melihat kembali sistem rekruitmen kepemimpinan sekolah untuk diangkat menjadi kepala sekolah agar lebih mengacu kepada kompetensi , dedikasi, integritas serta profesionalitas. 2. Untuk pemimpin sekolah

Enam kompetensi minimal kepemimpinan yang harus diwujudkan oleh seorang pemimpin sekolah atau kepala sekolah, ternyata dari temuan penelitian ini hanya aspek kepemilikan visi dan misi yang rata-rata skornya yang paling rendah yaitu sebesar 3,7 . padahal aspek ini merupakan salah satu aspek yang harus diimplementasikan oleh seorang kepala sekolah untuk mewujudkan keefektifan sebuah lembaga pendidikan yang berbentuk sekolah. sehingga atas dasar temuan tersebut penulis ingin berbagi penelitian bahwa aspek kepemilikan visi dan misi merupakan salah salah satu indicator penting dalam kepemimpinan sekolah dalam rangka meningkatkan profesionalisme kinerja kepemimpinan sekolah untuk mewujudkan keefektifan sekolah.


(50)

Pengembangan ini dapat dilakukan melalui pemberdayaan kelompok kerja kepala sekolah kepala sekolah(K3S), atau musyawarah kerja kepala sekolah (MKKS) harus diorientasikan dan diarahkan pada upaya peningkatan kompetensi dalam hal kepemimpinan yang termasuk didalamnya pentingnya perwujudan visi dan misi dalam mewujudkan keefektifan sekolah dimana ia memimpin.

Adanya lembaga professional kepala sekolah ini seperti yang tersebut diatas tadi harus dimaknai keberadaannya serta ditegaskan kembali fungsi dan peranannya bagi kepentingan mewujudkan lembaga pendidikan yang efektif. 3. Untuk guru- guru

Tiga aspek yang dapat menilai kinerja mengajar guru dalam penelitian ini telah menggambarkan tingkat kinerja mengajar yang efektif namun ada 2 aspek yang perlu ditingkatkan lagi yaitu aspek merencanakan pembelajaran dan aspek mengevaluasi pembelajaran. Dalam hal ini dapat direkomendasikan kepada guru-guru yang melakukan pengajaran agar dapat lagi lebih meningkatkan kinerjanya pada bidng tersebut karena pengoptimalan ketiga aspek kinerja tersebut akan dapat mewujudkan keefektifan sekolah pada tempat guru-guru tersebut mengajar.

Hal ini dapat ditindaklanjuti dengan menambah wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya merencanakan dan evaluasi dalam pendidikan hal ini dapat dilakukan dengan pembekalan diri baik mengikuti pelatihan, seminar, sarasehan, workshop atau mengagendakan pembahasan tentang hal tersebut pada forum musyawarah guru mata pelajaran yang ada pada tiap-tiap sekolah.


(51)

4.Penelitian Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti pada permasalahan yang sama direkomendasikan untuk :

a. Mengkaji lebih lanjut mengenai kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja

guru serta permasalahannya yang terkait dengan seluruh jenis kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru, diteliti secara detail setiap aspek dan sub aspek kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru

beserta indikator-indikator yang menunjang peningkatan kinerja

kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru.

b. Menggunakan pendekatan penelitian ke arah penelitian dan pengembangan

(Research and Development) untuk mengujicobakan program peningkatan

kinerja kepemimipinan sekolah dan kinerja mengajar guru yang telah dibuat apakah telah layak atau perlu perbaikan dan penyempurnaan, sehingga menghasilkan model kepemimpinan yang akan meningkatkan standar keefektifan sekolah yang standar dan teruji di lapangan

c. Menggunakan teknik pengumpulan data yang lebih dapat mengukur kinerja

kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru, dengan memperkaya berbagai metode yang lebih baik tidak hanya menggunakan angket dan wawancara serta observasi saja melainkan dengan studi kasus untuk mengamati lebih mendalam setiap kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru serta indikatornya sehingga dapat terungkap secara sebenarnya.


(1)

10. Peningkatan keefektifan sekolah yang dapat dikembangkan berdasarkan temuan hasil penelitian dan kajian konseptual tentang kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru sehingga pelaksanaan peningkatan keefektifan sekolah didasarkan sesuai dengan konsep dan karakteristik sekolah.

11. Peningkatan keefektifan sekolah dilakukan dengan melihat faktor kinerja kepala sekolah dan kinerja mengajar guru dibuat berdasarkan hasil penelitian memuat beberapa hal yaitu : a) Rasional, b) Tujuan, c) Bentuk Kegiatan, d) Pelaksanaan, e) Sarana dan Prasarana, dan f) Evaluasi.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, penulis dapat menemukan implikasi yang dapat diterapkan pada kegiatan empirik mengenai kontribusi kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap keefektifan sekolah pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kabuapaten Deli Serdang Sumatera Utara. Sebagai berikut :

1. Menerapkan kompetensi pada penilaian kinerja kepemimpinan sekolah

Pengembangan efektifitas kinerja kepemimpinan sekolah hendaknya memperhatikan kepada beberapa aspek kinerja kepemimpinan sekolah yang mengacu pada perwujudan sekolah efektif yang termasuk didalamnya pembinaan, pengawasan, komunikasi, pendelegasian tugas, memiliki visi dan misi dan aspek pengambilan keputusan yang kesemuanya itu merupakan aktulisasi kinerja yang dilakukan oleh seorang pemimpin sekolah. Dari analisis variable kinerja kepemimpinan sekolah aspek memiliki visi dan misi merupakan aspek


(2)

kompetensi dengan skor terendah, namun secara umum kinerja kepemimpinan sekolah mencerminkan kualitas kinerja yang baik dan perlu terus dikembangkan untuk perwujudan sekolah yang efektif.

2. Menerapkan kompetensi kinerja mengajar guru sebagai acuan standar

Pengembangan efektifitas kinerja mengajar guru disekolah yang berdasar kan kepada aspek merencanakan program pengajaran, melaksanakan program pengajaran, dan melakukan evaluasi pengajaran. Dari analisis variable kinerja mengajar guru kesemuanya dapat dikategorikan baiki namun terdapat 2 aspek yang mesti lebih ditingkatkan lagi yakni aspek membuat perencanaan program pengajaran dan melaksanakan penilaian atau evaluasi pembelajaran. Hal ini akan mengacu kepada perwujudan keefektifan sekolah.

3. Perwujudan keefektifan sekolah

Terciptanya keefektifan sekolah dapat terwujud dengan kinerja kepemimpinan sekolah yang optimal dan kinerja mengajar guru yang baik.Oleh karena itu peningkatan kinerja kepemimpinan sekolah, kinerja mengajar guru secara optimal sangat diperlukan yang pada akhirnya akan meningkatkan dan membangun keefektifan sekolah secara menyeluruh.

Adanya kontribusi yang nyata antara kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru pada Sekolah menengah Atas Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang, mengisyaratkan bahwa penting memberikan suasana yang mendukung pada ketercapaian sekolah yang efektif. Kompetensi yang dimiliki oleh seorang pemimpin sekolah secara signifikan mempengaruhi kinerja kepala sekolah tersebut untuk mewujudkan keefektifan sekolah, dan keefektifan sekolah akan


(3)

terwujud oleh kinerja mengajar guru yang efektif. Dengan demikian implementasi keefektifan sekolah harus didukung oleh kesiapan sistem dalam menjalankan pengelolaan suatu lembaga pendidikan atau sekolahan.

Adanya komitmen kepemimpinan sekolah dalam kebersamaan kinerja mengajar guru dan komponen sekolah merupakan salah satu contoh bagaimana sistem sekolah berjalan dengan baik dalam pencapaian keefektifan sekolah.

C.Rekomendasi

Berdasarkan pada beberapa kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan-permasalahan penelitian mengenai Kontribusi kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap keefektifan sekolah pada SMA Negeri Se- Kabupaten Deli serdang Sumatera Utara, maka ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan sebagai berikut:

1. Pemerintah melalui Dinas pendidikan

Keefektifan sekolah dipengaruhi oleh kontribusi kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru pada suatu lembaga pendidikan yang berbentuk sekolah. Temuan penelitian menunjukkan ada beberapa aspek kompetensi yang tergolong rendah yakni tentang kompetensi kepemilikan visi dan misi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin sekolah dalam hal ini kepala sekolah, dengan demikian Dinas pendidikan sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam peningkatan mutu pendidikan, dalam hal ini kepemimpinan sekolah sudah saatnya disosialisasikan, diimplemantasikan dan diaplikasikan pola


(4)

pengembangan kinerja kepemimpinan sekolah melalui penerapan regulasi yang berkaitan dengan penilaian dan pengawasan kinerja kepemimpinan sekolah.

Pengembangan kinerja ini dilakukan melalui desiminasi berupa pelatihan, seminar dan diklat dalam penerapan perlunya kepemilikan visi dan misi untuk mewujudkan keefektifan sekolah yang lebih maksimal.program-program dinas pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan lebih mengarah pada peningkatan kompetensi kepemimpinan sekolah karena tuntutan ini diperlukan untuk melaksanakan pengelolaan sekolah dengan kinerja yang efektif termasuk didalamnya bagaimana pihak dinas pendidikan melihat kembali sistem rekruitmen kepemimpinan sekolah untuk diangkat menjadi kepala sekolah agar lebih mengacu kepada kompetensi , dedikasi, integritas serta profesionalitas. 2. Untuk pemimpin sekolah

Enam kompetensi minimal kepemimpinan yang harus diwujudkan oleh seorang pemimpin sekolah atau kepala sekolah, ternyata dari temuan penelitian ini hanya aspek kepemilikan visi dan misi yang rata-rata skornya yang paling rendah yaitu sebesar 3,7 . padahal aspek ini merupakan salah satu aspek yang harus diimplementasikan oleh seorang kepala sekolah untuk mewujudkan keefektifan sebuah lembaga pendidikan yang berbentuk sekolah. sehingga atas dasar temuan tersebut penulis ingin berbagi penelitian bahwa aspek kepemilikan visi dan misi merupakan salah salah satu indicator penting dalam kepemimpinan sekolah dalam rangka meningkatkan profesionalisme kinerja kepemimpinan sekolah untuk mewujudkan keefektifan sekolah.


(5)

Pengembangan ini dapat dilakukan melalui pemberdayaan kelompok kerja kepala sekolah kepala sekolah(K3S), atau musyawarah kerja kepala sekolah (MKKS) harus diorientasikan dan diarahkan pada upaya peningkatan kompetensi dalam hal kepemimpinan yang termasuk didalamnya pentingnya perwujudan visi dan misi dalam mewujudkan keefektifan sekolah dimana ia memimpin.

Adanya lembaga professional kepala sekolah ini seperti yang tersebut diatas tadi harus dimaknai keberadaannya serta ditegaskan kembali fungsi dan peranannya bagi kepentingan mewujudkan lembaga pendidikan yang efektif. 3. Untuk guru- guru

Tiga aspek yang dapat menilai kinerja mengajar guru dalam penelitian ini telah menggambarkan tingkat kinerja mengajar yang efektif namun ada 2 aspek yang perlu ditingkatkan lagi yaitu aspek merencanakan pembelajaran dan aspek mengevaluasi pembelajaran. Dalam hal ini dapat direkomendasikan kepada guru-guru yang melakukan pengajaran agar dapat lagi lebih meningkatkan kinerjanya pada bidng tersebut karena pengoptimalan ketiga aspek kinerja tersebut akan dapat mewujudkan keefektifan sekolah pada tempat guru-guru tersebut mengajar.

Hal ini dapat ditindaklanjuti dengan menambah wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya merencanakan dan evaluasi dalam pendidikan hal ini dapat dilakukan dengan pembekalan diri baik mengikuti pelatihan, seminar, sarasehan, workshop atau mengagendakan pembahasan tentang hal tersebut pada forum musyawarah guru mata pelajaran yang ada pada tiap-tiap sekolah.


(6)

4.Penelitian Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti pada permasalahan yang sama direkomendasikan untuk :

a. Mengkaji lebih lanjut mengenai kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja guru serta permasalahannya yang terkait dengan seluruh jenis kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru, diteliti secara detail setiap aspek dan sub aspek kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru beserta indikator-indikator yang menunjang peningkatan kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru.

b. Menggunakan pendekatan penelitian ke arah penelitian dan pengembangan (Research and Development) untuk mengujicobakan program peningkatan kinerja kepemimipinan sekolah dan kinerja mengajar guru yang telah dibuat apakah telah layak atau perlu perbaikan dan penyempurnaan, sehingga menghasilkan model kepemimpinan yang akan meningkatkan standar keefektifan sekolah yang standar dan teruji di lapangan

c. Menggunakan teknik pengumpulan data yang lebih dapat mengukur kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru, dengan memperkaya berbagai metode yang lebih baik tidak hanya menggunakan angket dan wawancara serta observasi saja melainkan dengan studi kasus untuk mengamati lebih mendalam setiap kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru serta indikatornya sehingga dapat terungkap secara sebenarnya.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Sifat Kepemimpinan Wanita Terhadap Kinerja Guru pada SMA Negeri 2 Lhokseumawe

0 53 79

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Di MTs Negeri Se-Kabupaten Sragen.

0 2 15

KONTRIBUSI KEMAMPUAN KOORDINASI KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN SEKOLAH TERHADAP KINERJA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI DI KABUPATEN DAIRI.

0 1 31

STRATEGI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 KABANJAHE KABUPATEN KARO PROPINSI SUMATERA UTARA.

0 1 31

PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIKARANG UTARA KABUPATEN BEKASI.

0 0 57

KONTRIBUSI KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KABUPATEN PURWAKARTA.

0 0 63

PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE-BANDUNG UTARA.

0 3 79

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN CIKARANG UTARA KABUPATEN BEKASI.

0 0 66

KONTRIBUSI IKLIM SEKOLAH DAN KEMAMPUAN MENGENAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SMP SE-KABUPATEN SUMEDANG.

0 23 70

KONTRIBUSI IKLIM SEKOLAH DAN BUDAYA KERJA TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA.

0 1 160