KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN CIKARANG UTARA KABUPATEN BEKASI.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 11

E. Struktur Organisasi Tesis ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 14

A. Kinerja Mengajar Dalam Kontek Administrasi Pendidikan . 14 B. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 45

C. Budaya Kerja Guru ... 77

D. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 87

E. Kerangka Pemikiran ... 90

F. Hipotesis Penelitian ... 91

BAB III METODE PENELITIN ... 92

A. Metode Penelitian ... 92

B. Populasi dan Sampel ... ... 93

C. Teknik Pengumpulan Data ... 99

D. Definisi Operasional ... 109

E. Proses Penelitian dan Pengumpulan Data ... .. 115

F. Instrumen Penelitian ... . 117


(2)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... ... 131

1. Gambaran Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y) ... 131

2. Gambaran Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) 136 3. Gambaran Variabel Budaya Kerja (X2) ... 142

4. Pengujian Persyaratan Hipotesis ... 146

A. Uji Normalitas ... 146

B. Uji Homogenitas ... 151

C. Uji Linieritas ... 151

B. Pembahasan a. Kinerja Mengajar Guru SDN di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi ... 166

b. Kepemimpinan Kepala Sekolah pada Guru di SDN UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi ... 168

c. Budaya Kerja pada Guru SDN di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi ... 171

d. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru ... 172

e. Kontribusi Budaya Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru... 175

f. Kontribusi Kepemimpinan dan Budaya Kerja Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru... 176

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 180

B. Rekomendasi ... 182

DAFTARPUSTAKA ... 186


(3)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... .... 265

DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 3.1 Data Guru SDN di Kecamatan Cikarang Utara... ... 93

3.2 Jumlah Sampel Penelitian ... 96

3.3 Data Penyebaran Angket Untuk Sampel Penelitian ... 97

3.4 Sumber Data... . 100

3.5 Kisi-kisi Data Penelitian Kinerja Mengajar Guru ... 102

3.6 Kisi-kisi Data Penelitian Kepemeimpnan Kepala Sekolah ... 104

3.7 Kisi-kisi Data Penelitian Budaya Kerja Guru ... 107

3.8 Tolak Ukur Interprestasi Derajat Reliabilitas Guilford... 120

3.9 Hasil Uji Coba Validitas Variabel Kinerja Mengajar Guru ( Y ) ... 121

3.10 Hasi Uji Coba Validitas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah ( X1) ... 124

3.11 Hasil Uji Coba Validitas Variabel Budaya Kerja ( X2) ... 126

4.1 Distribusi Frekuensi Kinerja Mengajar (Y) ... 132

4.2 Kriteria Penilaian Prosentase Skor Tanggapan Responden ... 133

4.3 Kategori Skor Tanggapan Responden Mengenai Kinerja Mengajar Guru (Y) ... 134

4.4 Distribusi Skor Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) . 137 4.5 Katagorisasi Skor Tanggapan Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 138

4.6 Distribusi Skor Variabel Budaya Kerja (X2) ... 143

4.7 Kategori Skor Tanggapan Responden Mengenai Budaya Kerja (X2) ... 144

4.8 Reksvitulasi Hasil Uji Normalitas Data Variabel X1,X2,Y ... 150


(4)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.9 Tabel ANAVA untuk Pengujian Signifikansi dan

Linearitas Persamaan X Terhadap Y ... 153 4.10 Hasil perhitungan Koefisien Korelasi antara Kepemimpinan

Kepala Sekolah (X1) Kinerja Mengajar (Y) ... 155

4.11 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Parsial antara

Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dengan Kinerja ngajar (Y) 156

4.12 Tabel ANAVA untuk Pengujian Signifikansi dan Linearitas Persamaan Budaya Kerja(X2) dengan Kinerja Mengajar (Y) .... 157

4.13 Hasil perhitungan Koefisien Korelasi antara Budaya Kerja(X2)

dengan Kinerja Mengajar (Y) ... 159 4.14 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Parsial antara Budaya

Kerja(X2) dengan Kinerja Mengajar(Y) ... ... 160

4.15 Tabel ANAVA untuk Pengujian Signifikansi dan Linearitas Persamaan Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Budaya

Kerja(X2) secara bersama-sama dengan Kinerja Mengajar (Y ).. 162

4.16 Hasil perhitungan Koefisien Korelasi Ganda antara

Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Budaya Kerja(X2)

Secara Bersama-sama dengan Kinerja Mengajar (Y)... 163 4.17 Peringkat Kekuatan Hubungan antara Variabel Bebas dengan

Variabel Terikat ... 164 4.18 Rekavitulasi Hasil Hipotesis ... 165


(5)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1 Peta Konsep Kontribusi Antar Variabel ... 110

4.1 Histogram Frekuensi Skor Kinerja Mengajar (Y)... 133

4.2 Diagram batang variabl kinerja guru (Y)... 136

4.3 Histogram Frekuensi Skor Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)... 138

4.4 Diagram batang variabel kepemimpinan kepala sekolah 142 4.5 Histogram Frekuensi Skor Variabel Budaya Kerja (X2)... 143

4.6 Diagram batang variabel budaya kerja (X2)... 145

4.7 Normal Q-Q Plot Kinerja Mengajar Guru (Y)... 147

4.8 Normal Q-Q Plot Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)... 148

4.9 Normal Q-Q Plot Budaya Kerja (X2) ... 150

4.10 Grafik Garis Persamaan Regresi antara (X1) dengan (Y) ... 154

4.11 Grafik Garis Persamaan Regresi antara (X2) dengan Y ... 158

4.12 Determinasi Variabel Penelitian X1 dan X2 terhadap Y ... 165


(6)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Angket Istrumen ... 189

2 Data Hasil Uji Coba Dan Perhitungan Statistik ... 198

3 Data Hasil Penelitian Dan Hitungan Statistik ... 223

4 Surat Izin Penelitian ... 261

5 Riwayat Hidup ... 265


(7)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kinerja mengajar guru merupakan komponen paling utama dalam meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga pendidik, terutama guru, harus memahami tujuan pendidikan nasional, agar setiap sikap dan tindakan dalam mengajar diarahkan pada tujuan pendidikan nasional tersebut.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 menyatakan bahwa :

Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mecerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berkaitan dengan peranan guru sebagai tenaga pendidik yang merupakan pilar utama dalam mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut lebih lanjut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan, bahwa jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan profesional memiliki peranan sentral dan strategis dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pernyataan tersebut ditegaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003, pasal 3 ayat (6) menyatakan bahwa :


(8)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2

Pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat, dimana dalam proses tersebut harus ada pendidik yang memberikan keteladanan dan mampu membangun kemauan, serta mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik.

Selain guru sebagai komponen utama dalam menyukseskan tujuan pendidikan nasional juga diperlukan sistem pendidikan nasional yang berkualitas. Dalam menciptakan sistem pendidikan yang berkualitas diperlukan adanya standar pendidikan yang menjadi bahan acuan, termasuk di dalamnya standar kompetensi guru serta standar mengajar guru. Hal itu tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada pasal 19 :

1) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenagkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

2) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.

3) Setiap satuan pendidikan melakukan perencaanaan proses pembelajaran. pelaksanaan proses pembelajaran untuk terlaksanannya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Faktor utama dalam mencapai Standar Nasional Pendidikan (SNP) tersebut adalah guru (pendidik). yang memang secara khusus diberdayakan untuk mendukung dan bahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu dijelaskan dalam pasal 8 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen sebagai berikut: ”Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan”.


(9)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3

Jabatan guru sebagai jabatan profesional menuntut guru untuk terus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga kuantitas dan kualitas mengajar dalam proses pembelajaran dapat terus ditingkatkan.

Salah satu tolak ukur guru sebagai tenaga pengajar profesional adalah kinerja guru dalam mengajar pada tingkatan institusional, instruksional dan eksperiensial (Surya,2005:4). Hal ini menunjukkan guru merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memegang peranan pokok dan strategis di tingkat operasional dalam lembaga pendidikan yang mampu mendayagunakan faktor-faktor sumber daya yang ada dalam penyelenggaraan pendidikan di tingkat operasional, sehinga mutu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh guru. Peranan guru sebagai pelaku utama dalam tingkatan institusional, instruksional dan ekperiensial dipertegas dan diperluas dengan diimplementasikannya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).

Guru sebagai pelaku utama dalam merealisasikan tingkatan operasional pendidikan di jalur sekolah menjadi tujuan dan harapan untuk mewujudkan agenda-agenda pendidikan nasional terutama dalam peningkatan mutu pendidikan perlu mendapatkan prioritas dalam pemberdayaannya terutama dalam pengambilan-pengambilan keputusan institusi, penyusunan program-program sekolah sehingga guru menjadi bagian dari proses pembelajaran di sekolah seutuhnya, sebagaimana yang dinyatakan Brandt (Supriyadi,2001:262) bahwa :

Guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan mereka berada di titik sentral dari setiap usaha pendidikan yang diarahkan pada


(10)

perubahan-Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4

perubahan kualitatif. Setiap usaha mutu pendidikan seperti pembaharuan kurikulum, pengembangan metode-metode mengajar, penyediaan sarana dan prasarana hanya akan berarti apabila melibatkan guru.

Salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru adalah dengan melakukan penataan dan pengelolaan sekolah yang diarahkan pada pemberdayaan seluruh stakeholder (yang berkepentingan) terutama dalam pemberdayaan guru. Berkaitan dengan hal ini Udin Syaefudin S. (2003:242) mengemukakan, bahwa:

Sekolah adalah lembaga tempat penyelenggaraan pendidikan merupakan sistem yang memiliki berbagai perangkat dan unsur yang saling berkait yang memerlukan pemberdayaan. Secara internal sekolah memiliki perangkat guru, murid, kurikulum, sarana dan prasarana. Secara eksternal sekolah memiliki dan berhubungan dengan intansi lain baik secara vertikal maupun horisontal.

Sekolah sebagai suatu perangkat sistem yang saling berkait memerlukan pengelolaan dan pemberdayaan secara tepat dan efisien, sehingga tumbuh budaya kerja yang konstruktif di seluruh stakeholder (yang berkepentingan) terutama guru karena pembenahan kurikulum, perbaikan sarana, penyesuaian peraturan, manajemen dan sebagainya, tanpa disertai dengan peningkatan mutu guru dan kinerja mengajar program-program yang ditetapkan sekolah tidak akan mencapai hasil yang optimal. Mungkin kurikulum tidak berkesesuaian dengan kondisi lingkungan dan sarana prasarana tidak memadai akan menghasilkan pendidikan dengan out put (hasil) yang baik apabila didukung guru yang memiliki kualitas kinerja yang memadai. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang berprestasi di tingkat nasional ataupun internasional berasal dari sekolah-sekolah yang sarana prasarana tidak memadai.


(11)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 5

Salah satu unsur yang paling berperan dalam meningkatkan kinerja mengajar guru adalah kepemimpinan kepala sekolah, dalam hal ini adalah kepala sekolah yang memiliki kepemimpinan yang konstruktif yaitu kepemimpinan yang mampu menciptakan pemberdayaan seluruh stakeholder (yang berkepentingan) terutama dalam pemberdayaan guru yang dipimpinnya memiliki budaya kerja yang konstruktif (pembangun) yang dapat memicu kinerja mengajar guru yang terus meningkat.

Kualitas kepemimpinan kepala sekolah dan budaya mengajar memberikan kontribusi positif bagi pergerakan sistem kerja organisasi dalam menumbuhkan kinerja mengajar guru sehingga keberhasilan sekolah dalam mencapai target program-program yang telah ditetapkan. Lipham (1985:2) mengatakan “Kualitas kepemimpinan kepala sekolah secara substansial berpengaruh terhadap

keberhasilan sekolah”. Hal yang sama dikemukakan oleh Mulyasa (2003:42) bahwa :

Kepala sekolah merupakan the key person keberhasilan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Ia adalah orang yang diberi tanggung jawab untuk mengelola dan memberdayakan berbagai potensi masyarakat serta orang untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah.

Kepala sekolah sebagai top leader (puncak pimpinan) di sekolah memegang peran kunci dan tanggung jawab yang besar dalam meningkatkan mutu belajar mengajar baik secara institusional ataupun mutu lulusan. Motimer J Adler dalam Dadi Permadi (1998:24) menegaskan bahwa “The quality of teaching and learning that goes in a largely determined by quality of principasls


(12)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 6

leadership” (mutu belajar mengajar yang terjadi di sekolah adalah ditentukan sebagian besar mutu kepemimpinan kepala sekolah). Oleh karena itu kepala sekolah yang berkualitas harus mampu memberikan kontribusi penciptaan proses pembelajaran dengan budaya kerja konstruktif yang menumbuhkan kinerja mengajar guru secara optimal.

Peranan kepemimpinan kepala sekolah sebagai unsur utama dalam memberikan kontribusi penciptaan budaya kerja yang konstruktif dan memotivasi kinerja guru semakin diperluas dengan diterapkannya desentralisasi pendidikan di Indonesia sejak tahun 2001 di semua jenjang pendidikan. Salah satu realisasi desentralisasi pendidikan di tingkat sekolah adalah implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management) yang memberikan keleluasaan pada seluruh stakeholder (yang berkepentingan) untuk menyusun perencanaan strategis sekolah melalui program-program jangka pendek dan jangka panjang sekolah dalam rangka mencapai visi dan misi yang ditetapkan oleh seluruh

stakeholder di sekolah.

Manajemen Berbasis Sekolah memberikan peluang, harapan sekaligus tantangan bagi kepala sekolah dalam mengarahkan seluruh stakeholder yang ada di sekolah dalam mencapai tujuan. Manajemen Berbasis Sekolah memberikan peluang kemudahan bagi kepala sekolah untuk memimpin sekolah, menyusun pengembangan kurikulum yang berkesesuaian dengan kondisi lokal melalui kepemimpinannya sehingga visi dan misi sekolah yang diharapkan dapat tercapai. Namun demikian Manajemen Berbasis Sekolah juga menciptakan suatu tantangan


(13)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 7

kepemimpinan bagi kepala sekolah dalam tata pengelolaan sekolah terutama dalam mensinergikan dan mengintegrasikan seluruh stakeholder yang ada sekolah sesuai dengan kondisi lokal berupa kondisi lingkungan fisik sekolah dan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat membangun budaya kerja yang konstruktif yang berimplikasi pada peningkatan kinerja mengajar guru.

Gambaran di atas menunjukkan bahwa Manajemen Berbasis Sekolah mengharuskan kepala sekolah memiliki kompetensi kepemimpinan yang profesional. Kepala sekolah yang profesional harus selalu kreatif dan produktif dalam melakukan inovasi pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala sekolah yang profesional diharapkan mampu menciptakan budaya kerja yang konstruktif sehingga dapat memotivasi kinerja mengajar yang semakin meningkat dan berkualitas sehingga suasana pembelajaran dapat dilakukan secara efisien, efektif, menarik dan menyenangkan.

Kepala Sekolah yang propfesional harus mampu merancang iklim kerja, budaya kerja yang membawa dampak peningkatan kualitas dan kinerja mengajar. Dengan demikian kepemimpinan kepala sekolah merupakan faktor yang sangat penting dalam menciptakan budaya kerja guru yang akan berpengaruh terhadap kontribusi mengajar guru, kinerja guru untuk mencapai kualitas pendidikan masing-masing sekolah.

Berkaitan dengan kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dan budaya kerja dalam meningkatkan kinerja mengajar guru, peneliti tertarik untuk


(14)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 8

melakukan kajian yang mendalam tentang permasalahan tersebut. Peneliti melakukan kajian penelitian masalah tersebut pada lembaga pendidikan jenjang sekolah dasar negeri di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara. Jumlah sekolah dasar negeri di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara berjumlah 56 sekolah, dengan tenaga pengajar (guru) berjumlah 902 orang, dengan rincian 428 orang guru berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 474 orang guru honorer, yang terdaftar sebagai guru pada tahun pelajaran 2011/2012.

Dijadikannya sekolah dasar negeri di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi sebagai tempat penelitian ditemukannya berbagai fenomena yang berkaitan dengan pendidikan yang menarik yang menurut peneliti akan turut mempengaruhi kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dan budaya kerja tehadap kinerja mengajar guru sekolah dasar negeri di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Fenomena tersebut antara lain, (1) jumlah sekolah dasar negeri di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara cukup besar, berjumlah 56 sekolah dengan tenaga pengajar 902 guru; (2) Adanya kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Bekasi yang memberikan batasan masa jabatan kepala sekolah di semua jenjang sekolah, termasuk kepala sekolah dasar negeri selama dua priode dengan masa satu priode selama empat tahun yang disertai kebijakan “penyegaran” berupa rotasi jabatan kepala sekolah dasar negeri sewaktu-waktu yang berimplikasi pada perubahan kepemimpinan pada sekolah tersebut; (3) Munculnya kepemimpinan jabatan kepala sekolah generasi muda dengan kualifikasi pendidikan yang cukup memadai


(15)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 9

- S1 dan S2 - yang belum disertai cukup pengalaman dalam kepemimpinan pendidikan; (4) Pemerintah daerah Kabupaten Bekasi memberikan insentif tambahan berupa tunjangan daerah untuk transpor bagi guru PNS sebesar Rp 750.000,00 s.d. Rp 900.000,00 yang merupakan insentif tambahan yang paling besar se -Jawa Barat.

Adanya dinamisasi jabatan kepala sekolah dasar negeri, baik dalam masa jabatan, rotasi, keberagaman usia kepemimpinan berimplikasi permasalahan sekarang ini, yaitu penulis melihat timbulnya kesenjangan dalam kontribusi kepemimpinan kepala sekolah, keragaman kondisi budaya kerja, dan kinerja mengajar guru di UPTD pendidikan PAUD/SD Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi, sehingga berimplikasi terhadap dugaan penulis bahwa hal tersebut terjadi karena kemampuan masing-masing kepala sekolah dalam menciptakan budaya kerja guru berbeda-beda, mengakibatkan kinerja mengajar masing-masing sekolah berbeda pula.

Fenomena yang berkaitan dengan dunia pendidikan di Kabupaten Bekasi tersebut menarik bagi peneliti untuk melakukan kajian secara mendalam tentang permasalahan yang difokuskan pada Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri di UPTP Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.


(16)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 10

Dalam uraian dan pemaparan latar belakang masalah di atas, inti kajian penelitian ini adalah kinerja mengajar guru. Kinerja mengajar guru dipengaruhi berbagai faktor diantaranya: kontribusi kepemimpinan dan kinerja kepala sekolah, budaya kerja, reward, pengawasan, suvervisi, kepastian karier, motivasi kerja guru, kompetensi profesional guru, iklim organisasi, kualifikasi pendidikan, kebijakan pemerintahan, dan status sosial guru.

Kepemimpinan kepala sekolah memberikan kontribusi pada kondisi budaya kerja guru yang pada akhirnya baik secara parsial ataupun bersama-sama kepemimpinan kepala sekolah dan budaya kerja akan memberikan kontribusi terhadap kinerja mengajar guru. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

Berdasarkan pemikiran di atas, maka secara lebih rinci pokok masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana deskripsi kepemimpinan kepala sekolah, budaya kerja dan kinerja mengajar guru sekolah dasar negeri di UPTD Pendidikan cikarang Utara Kabupaten Bekasi?

2. Seberapa besar kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar negeri di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi?


(17)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 11

3. Seberapa besar kontribusi budaya kerja terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar negeri di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi?

4. Seberapa besar kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dan budaya kerja terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar negeri di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi?

C. Tujuan Penelitian

Memperhatikan batasan dan rumusan masalah tersebut, maka secara umum penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tentang kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dan budaya kerja terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar negeri di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalisis :

1. Deskripsi kepemimpinan kepala sekolah, budaya kerja, dan kinerja guru sekolah dasar negeri di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

2. Kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar negeri di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

3. Kontribusi budaya kerja terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar negeri di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.


(18)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 12

4. Kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dan budaya kerja terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar negeri di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang bersifat teoretis maupun manfaat yang bersifat praktis :

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan :

a. Bagi guru, khususnya guru pada tingkat sekolah dasar penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi dalam upaya meningkatkan kemampuan profesional dan kompetensi mengajar dalam rangka meningkatkan kinerja guru terutama dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran pada sekolah dasar.

b. Bagi kepala sekolah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi/masukan dalam upaya meningkatkan kemampuan kepala sekolah baik yang terkait dengan teknik kepemimpinan yang efektif maupun manajemen sekolah dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kinerja mengajar guru pada masing-masing lembaga pendidikan yang dipimpinnya.

2. Manfaat Praktis


(19)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 13 a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi para pengambil kebijakan dan pelaksana

pendidikan, terutama dalam mengembangkan pola-pola kepemimpinan kepala sekolah dalam menciptakan budaya kerja yang kondusif dalam rangka meningkatkan kinerja guru terutama dalam mengajar.

b. Sebagai sumbangan pemikiran untuk mengembangkan pendidikan pada tingkat sekolah dasar khususnya dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia pada umumnya.

c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi pemerintah, terutama Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi dalam membuat kebijakan pendidikan di Kabupaten Bekasi, yang berkaitan dengan pendidikan terutama dalam seleksi kepemimpinan kepala sekolah sebagai pilar utama maju-mundurnya mutu pendidikan di lembaga yang dipimpinnya khususnya dan peningkatan mutu pendidikan pada umumnya di Kabupaten Bekasi,

d. Menjadi dasar bagi penelitian lebih lanjut. E. Struktur Organisasi Penelitian

Adapun sistematika dalam penyusunan penelitian ini terdiri atas lima bab dengan rincian sebagai berikut : Bab 1 Pendahuluan yang merupakan bagian awal dari tesis, mulai dari Latar Belakang Masalah yang menjelaskan alasan mengapa masalah tersebut diteliti. Identifikasi dan Perumusan Masalah, berisi rumusan dan analisis masalah sekaligus identifikasi variabel-variabel penelitian beserta definisi operasionalnya. Tujuan Penelitian yang menyajikan hasil yang ingin dicapai


(20)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 14

setelah penelitian selesai dilakukan. Manfaat/signifikansi penelitian yang berisikan tentang manfaat penelitian ini secara teoretis dan fraktis. Struktur penelitian tesis.

Bab 2 menjelaskan mengenai Kajian Pustaka yang berisi penjelasan konsep/teori-teori, penelitian terdahulu yang relevan, dan posisi teoretik peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti, yang diturunkan dalam kerangka pemikiran dan hipotesis. Bab 3 menerangkan mengenai : metode penelitian yang berisi penjabaran yang dirinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen : populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, definisi operasional, proses penelitian dan pengumpulan data, instrumen penelitian.

Bab 4 hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian dan pembahasan terdiri atas dua hal utama, yakni: pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, hipotesis, dan pembahasan atau analisis temuan. Bab 5 kesimpulan dan saran yaitu menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(21)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 92

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey penjelasan (exlplantory survey metod) dengan pendekatan kuantitatif melalui analisis jalur. Analisis ini akan digunakkan dalam menguji besarnya kontribusi yang ditunjukan koefisien korelasi antara variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan budaya kerja (X2) terhadap kinerja mengajar guru (Y).

Sementara yang dimaksud dengan pendekatan kuantiatif merupakan pendekatan yang digunakan dalam peneitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel penelitian sehingga diperoleh gambaran hubungan kontribusi diantara variabel-variabel penelitian.

Melalui penerapan metode survey penjelasan dalam penelitian ini yakni meneliti keadaan masalah penelitian yang sedang berlangsung atas objek penelitian, diharapkan diperoleh informasi yang tepat dan gambaran yang lengkap mengenai permasalahan yang diteliti.

Masalah kepemimpinan kepala sekolah, budaya kerja dan kinerja mengajar guru pada suatu lembaga pendidikan, pada umumnya bersifat kontekstual yang diasumsikan mempunyai hubungan yang kontekstual pula.

Karena itu penelitian ini, menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey penjelasan, dengan alasan bahwa metode survey ini dianggap


(22)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 93

paling relevan dengan menganalisis kejadian yan berlangung pada saat penelitian dengan cara mengukur indikator-indikkator variabel penelitian dengan parameter dan teknik pengukuran statistik,sehingga didapat gambaran data tentang pola hubungan diantara variabel-variabel yang diukur.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi penelitian

Sudjana (2005:6) mengatakan populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung apapun pengukuran, kualitatif maupun kuantitatif dan karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya, oleh karena itu populasi dalam penelitian ini adalah semua guru Sekolah Dasar Negeri yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi, yang melakukan kegiatan pembelajaran tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 428 orang dari 56 Sekolah Dasar Negeri. Mengenai jumlah guru pada masing-masing sekolah Sekolah Dasar Negeri dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1

DATA GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

UNIT PELAYANANAN TEKNIS DAERAH (UPTD) DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN CIKARANG UTARA KABUPATEN BEKASI

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

NO NAMA SEKOLAH

DATA GURU PNS

1 SDN Cikarang Kota 01 5

2 SDN Cikarang Kota 02 4


(23)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 94

4 SDN Cikarang Kota 04 6

5 SDN Karang Baru 01 11

6 SDN Karang Baru 02 21

7 SDN Karang Baru 03 7

8 SDN Karang Baru 04 17

9 SDN Karang Baru 05 5

10 SDN Karang Baru 06 4

Jumlah 87

11 SDN Karang Asih 01 12

12 SDN Karang Asih 02 5

13 SDN Karang Asih 03 15

14 SDN Karang Asih 04 11

15 SDN Karang Asih 05 8

16 SDN Karang Asih 06 9

17 SDN Karang Asih 07 9

18 SDN Karang Asih 08 6

19 SDN Karang Asih 09 7

20 SDN Karang Asih 10 4

21 SDN Karang Asih 11 7

22 SDN Karang Asih 12 17

23 SDN Karang Asih 13 11

24 SDN Karang Asih 14 10

25 SDN Waluya 01 6

Jumlah 137

26 SDN Karang Raharja 01 7

27 SDN Karang Raharja 02 8

28 SDN Karang Raharja 03 6

29 SDN Simpangan 01 16

30 SDN Simpangan 02 5

31 SDN Simpangan 03 9

32 SDN Simpangan 04 3

33 SDN Simpangan 05 6

34 SDN Simpangan 06 8

35 SDN Simpangan 07 4

Jumlah 72

36 SDN Pasir Gombong 01 9

37 SDN Pasir Gombong 02 5


(24)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 95

39 SDN Pasir Gombong 05 4

40 SDN Pasir Gombong 06 5

41 SDN Tanjung Sari 01 4

42 SDN Tanjung Sari 02 7

43 SDN Tanjung Sari 03 5

44 SDN Mekar Mukti 01 8

45 SDN Mekar Mukti 02 6

46 SDN Mekar Mukti 03 6

47 SDN Mekar Mukti 04 7

Jumlah 73

48 SDN Mekar Mukti 05 5

49 SDN Mekar Mukti 06 12

50 SDN Harja Mekar 01 5

51 SDN Harja Mekar 02 5

52 SDN Harja Mekar 03 3

53 SDN Harja Mekar 04 8

54 SDN Wangun Harja 01 8

55 SDN Wangun Harja 02 8

56 SDN Wangun Harja 03 5

Jumlah 59

JumlahKeseluruhan 428

Sumber: Kantor Dinas Pendidikan UPTD Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi (daftar1)

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilikioleh populasi (sugiyono,2008:57). Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel dari suatu populasi penelitian Arikunto (2005:120) mengemukakan bahwa apabila subjek (populasi) yang diteliti kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua,sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10% - 15 % atau 20% - 25 %. Berkaitan dengan mutu penelitian yang berkaitan dengan sampel Nasution (2003:135) menyatakan bahwa, “mutu penelitian tidak selalu ditentukan


(25)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 96

oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya,oleh desain penelitiannya (asumsi-asumsi statistik), serta mutu pelaksanaan pengolahannya”.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus dari para ahli. Rumus yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan rumus yang ditulis Akdon (2005:107) sebagai berikut :

n = N

N.d2+1 Keterangan :

n = jumlah sampel

N= Jumlah populasi = 428 orang

d2= Presisi ( ditetapkan 10 % dengan tingkat kepercayaan 95%)

Berdasarkan rumusan tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut : n = N = 428 = 428 = 81,06

5,28

N.d2+1 (428).0,12 +1

Banyaknya sampel yang diperoleh berjumlah 81,06 = 81 responden (pembulatan kebawah). Jadi jumlah sampel sebesar 81. Kemudian menentukan besar responden dari tiap gugus sekolah berdasarkan banyaknya guru.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

NO NAMA GUGUS BANYAKNYA

BANYAKNYA

SAMPEL JUMLAH

RESPONDEN GURU (PNS) PERGUGUS

1 Gugus Cikarang Utara 1 87 87: 428 X 81 16

2 Gugus Cikarang Utara 2 137 137 : 428 X 81 26


(26)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 97

4 Gugus Cikarang Utara 4 73 73 : 428 X 81 14

5 Gugus Cikarang Utara 5 59 59 : 428 X 81 11

Jumlah 428 81

Sumber : Hasil perhitungan

Setelah didapat banyaknya sampel setiap gugus, kemudian penentuan banyaknya sampel setiap sekolah, semua sekolah memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Oleh karena itu diupayakan semua sekolah memiliki sampel. Penentuan jumlah sampel tergantung pada banyaknya guru disekolah tersebut yang didasarkan pada kuota di setiap gugus. Berdasarkan hasil perhitungan,maka didapat penyebaran sampel tiap sekolah sebagai berikut :

TABEL 3.3

.DATA PENYEBARAN ANGKET GURU PNS

UNIT PELAYANANAN TEKNIS DAERAH (UPTD) DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN CIKARANG UTARA KABUPATEN BEKASI

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

NO NAMA SEKOLAH

DATA GURU BANYAKNYA BANYAKNYA

PNS SAMPEL TIAP SEKOLAH SAMPEL TIAP GUGUS

1 SDN Cikarang Kota 01 5 1

16

2 SDN Cikarang Kota 02 4 1

3 SDN Cikarang Kota 03 7 1

4 SDN Cikarang Kota 04 6 1

5 SDN Karang Baru 01 11 2

6 SDN Karang Baru 02 21 4

7 SDN Karang Baru 03 7 1

8 SDN Karang Baru 04 17 3

9 SDN Karang Baru 05 5 1

10 SDN Karang Baru 06 4 1

Jumlah 87 16

11 SDN Karang Asih 01 12 2

26

12 SDN Karang Asih 02 5 1


(27)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 98

14 SDN Karang Asih 04 11 2

15 SDN Karang Asih 05 8 2

16 SDN Karang Asih 06 9 2

17 SDN Karang Asih 07 9 2

18 SDN Karang Asih 08 6 1

19 SDN Karang Asih 09 7 1

20 SDN Karang Asih 10 4 1

21 SDN Karang Asih 11 7 1

22 SDN Karang Asih 12 17 3

23 SDN Karang Asih 13 11 2

24 SDN Karang Asih 14 10 2

25 SDN Waluya 01 6 1

Jumlah 137 26

26 SDN Karang Raharja 01 7 1

14

27 SDN Karang Raharja 02 8 2

28 SDN Karang Raharja 03 6 1

29 SDN Simpangan 01 16 3

30 SDN Simpangan 02 5 1

31 SDN Simpangan 03 9 2

32 SDN Simpangan 04 3 1

33 SDN Simpangan 05 6 1

34 SDN Simpangan 06 8 1

35 SDN Simpangan 07 4 1

Jumlah 72 14

36 SDN Pasir Gombong 01 9 2

14

37 SDN Pasir Gombong 02 5 1

38 SDN Pasir Gombong 04 7 1

39 SDN Pasir Gombong 05 4 1

40 SDN Pasir Gombong 06 5 1

41 SDN Tanjung Sari 01 4 1

42 SDN Tanjung Sari 02 7 1

43 SDN Tanjung Sari 03 5 1

44 SDN Mekar Mukti 01 8 2

45 SDN Mekar Mukti 02 6 1

46 SDN Mekar Mukti 03 6 1

47 SDN Mekar Mukti 04 7 1

Jumlah 73 14


(28)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 99

49 SDN Mekar Mukti 06 12 2

50 SDN Harja Mekar 01 5 1

51 SDN Harja Mekar 02 5 1

52 SDN Harja Mekar 03 3 1

53 SDN Harja Mekar 04 8 1

54 SDN Wangun Harja 01 8 2

55 SDN Wangun Harja 02 8 1

56 SDN Wangun Harja 03 5 1

Jumlah 59 11

JumlahKeseluruhan 428 81

Berdasarkan perhitungan tersebut maka untuk 56 sekolah yang dijadikan tempat penelitian dengan 81 responden, dengan rincian untuk gugus satu terdiri dari 10 sekolah terdiri dari 16 responden, untuk gugus dua terdiri dari 15 sekolah dengan 26 responden, gugus tiga terdiri dari 10 sekolah dengan 14 responden,dan gugus empat terdiri dari 12 sekolah dengan 14 responden, dan gugus lima tediri dari 9 sekolah dengan 11 responden.

C. Teknik Pengumpulan Data dan Istrumen Penelitian 1.Teknik pengumpulan data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti.

Pengembangan instrumen dalam penelitian ini dilaukan dengan mengacu kepada variabel yang diteliti. Adapun variabel yang diteliti adalah kepemimpinan kepala,budaya kerja dan kinerja mengajar guru.


(29)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 100

Mengacu pada permasalahan yang diteliti dan tujuan penelitian ini,maka data yang perlu dikembangkan adalah data tentang Kepemimpinan kepala sekolah, budaya kerja yang dihubungkan dengan kinerja mengajar guru. Oleh karena itu ditetapkankannya alat pengumpul data yang relevan dengan fokus permasalahan dalam penelitian.

Tabel 3.4 Jenis dan sumber data

JENIS DATA SUMBER DATA

Tanggapan responden tentang Kinerja mengajar guru

Guru Tanggapan responden tentang

kepemimpinan kepala sekolah

Guru Tanggapan responden tentang budaya

kerja guru

Guru

Adapun alat pengumpul data tentang kontribusi Kepemimpinan kepala sekolah, budaya kerja terhdap kinerja mengajar guru dengan mengunakan teknik pengumpulan data yaitu :

Teknik Kuesioner (angket)

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan angket, penggunaan angket sebagai alat pengumpul data memiliki cara tersendiri dibandingkan alat pengumpul data yang lainnya. Menurut Sanafiyah Faisal (1981:2) “Ciri khas angket terletak pada pengumpulan data melalui data pertanyaan atau pernyataan tertulis yang disusun dan sebarkan untuk mendapatkan informasi data berupa orang”.


(30)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 101

Penggunaan teknik pengumpulan data dengan kuesioner/angket, didasarkan pada asumsi :

1. Angket ini untuk memudahkan memperoleh data dari responden atau sampel penelitian yang cukup banyak dalam waktu singkat

2. Angket ini dapat diedarkan kepada responden sekaligus dalam waktu tertentu 3. Responden memiliki cukup banyak waktu untuk memberikan

jawaban/penilaian

4. Pengolahan data Jawaban yang telah diberikan responden mudah untuk dilakukan.

Berdasakan uraian diatas, maka pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan angket tetutup melalui pengembangan instrumen penelitian yang lebih menekankan pada pengkuran sikap, yang menggunakan skala Likert, dimana jawaban setiap item instrumen mempunyai gradas dari sangat positif sampai sangat negatif.

Angket ini terdiri dari tiga buah angket tertutup menggali informai tentang Kepemimpinan kepala sekolah (X1), budaya kerja (X2), kinerja mengajar guru (Y)

dengan pengukuran ketiga instrumen sebagai brikut :

1 = Selalu diberi bobot 5

2 = Sering diberi bobot 4

3 = Kadang-kadang diberi bobot 3

4= Jarang diberi bobot 2


(31)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 102

Responden dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dalam angket sesuai dengan keadaan yang dirasakan mengenai kepemimpinan kepala sekolah,budaya kerja dan kinerja mengajar guru Sekolah Dasar Negeri di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.

Angket ini dikembangkan oleh peneliti sendiri dengan mengacu pada konsep teori yang mendasarinya. Dari teori tersebut,kemudian disusun kisi-kisi yang selanjutnya dijabarkan kedalam item pertanyaan.

Kisi-kisi pengumpulan data didasarkan pada aspek masing-masing variabel kepemimpinan kepala sekolah,budaya kerja dan kinerja mengajar guru. Adapun bentuk dari kisi-kisi yang disusun dapat divisualisasikan dalam bentuk tabel berikut ini :

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Pengungkap Data Penelitian Kinerja Mengajar Guru (Y) N

o

Dimensi Definisi

Konseptual Indikator Aspek Item

1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Tahap perencanaan dalam kegiatan pembelajaran adalah tahap yang ber-hubungan dengan kemampuan guru menguasai bahan ajar 1. Merencanak an tujuan pembelajara n

Standar Kompetensi Indikator

Tujuan pembelajaran disusun secara komprehenship (tersusun secara sistematis 1 2 3 2. Merencanak an Bahan Belajar/Mat

Menggunakan bahan belajar sesuai dengan materi pembelajaran

Memilih bahan ajar sesuai dengan materi dan

4


(32)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 103 eri Pelajaran karakteristik siswa

Memilih bahan ajar sesuai dengan tarap kemampuan berpikir siswa 6 3. Merencanak an penilaian/Ev aluasi

Mencantumkan bentuk evaluasi

Mencantumkan jenis evaluasi

Evaluasi disesuaikan dengan kaidah evaluasi 7 8 9 2 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dansumber belajar, dan penggunaan metode serta strategi pembejaran 1. Kemampua n Membuka Pelajaran

Memberikan apersepsi materi sebelumnya Memberikan motivasi awal Memberikan apersepsi

(kaitan materi yang sebelumnya dengan materi yang akan isampaikan)

10 11 12

2. Sikap Guru dalam Proses Pembelajara n

Kejelasan artikulasi suara Variasi Gerakan badan tidak

mengganggu perhatian siswa

Antusisme dalam penampilan

Mobilitas posisi mengajar

13 14 15 16 3. Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)

Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang direnca-nakan dalam RPP

Kejelasan dalam

menjelaskan bahan belajar (materi)

Kejelasan dalam memberikan contoh Memiliki wawasan yang

luas dalam menyampaikan bahan belajar

17

18

19


(33)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 104 4. Kemampua n Mengguna kan Media Pembelajar an

Memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan media Ketepatan/kesusian

penggunaan media dengan materi yang disampaikan Memiliki keterampilan

dalam penggunaan media pembelajaran

Membantu meningkatkan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran 21 22 23 24 5. Kemampua n Menutup Kegiatan Pembelajara n

Meninjau kembali materi yang telah diberikan Memberi kesempatan untuk

bertanya dan menjawab pertanyaan..

Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran 25 26 27 6. Tindak Lanjut/ Follow up

Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok Menginformasikan

materi/bahan belajar yang akan dipelajari berikunya. Memberikan motivasi untuk

selalu terus belajar

28

29 30

3 Evaluasi/Penil aian

Pembelajaran

Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan 1. Pelaksanaan evaluasi 

Melaksanakan evalusi selama PBM berlangsung Melaksanakan evaluasi pada

akhir belajar

Jenis evaluasi sesuai dengan kegiatan belajar mengajar yang telah diberikan Kesesuaian evaluasi dengan

tujuan

Kesesuaian evaluasi dengan bahan pelajaran

Menafsirkan hasil evaluasi

31 32 33 34 35 36 2. Pelaksanaan

lanjut 

Melaksanakan pengajaran pengayaan dan perbaikan Melaksanakan pembelajaran

pengayaan

Melaksanakan pembinaan sikap dan kebiasaan belajar dengan baik

37 38 39


(34)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 105

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Pengungkap Data Penelitian Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

No Dimensi Definisi Konseptual Indikator Aspek Item

1 Membuat keputusan

Mengambil keputusan atau membuat keputusan berarti „memilih dari sekian banyak alternatif, yang dibuat dalam rangka memecahkan masalah atau persoalan (problem solving)‟

Penggunaan informasi 

Tingkat keakuratan informasi

 Tingkat relevansi informasi

 Tingkat kelengkapan informasi

 Tingkat kemutahiran informasi 1 2 3 4 Partisipasi

stakeholder

Tingkat partisipasi guru dalam mengambil keputusan  tingkat partisipai

komite dalam mengambil keputusan

5

6

2 Mempengaruh i dan

mengarahkan bawahan

Keteladanan  Tingkat kedisiplinan dalam melasanakan tugas

 Tingkat ketegasan dalam melaksanakan tugas

 Tingkat kewibawaan dalam melaksanakan tugas

7 8

9

Pengarahan  Tingkat mengarahkan dalam memberikan tugas kepada guru  Tingkat empati terhadap

guru

10

11 3 memilih dan

mengembangk an personil

pengembangan adalah “ suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan

Dasar pemilihan dan

pengembang an

 Tingkat pendidikan yang dimiliki guru  Tingkat pengalaman

yang dimiliki guru  Tingkat kompetensi

yang dimiliki guru

12 13 14

Peluang pengembang 

Tingkat peluang yang diberikan kepada guru


(35)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 106

latihan”. an untuk studi lanjut

 Tingkat peluang yang diberikan kepada guru untuk mengikuti diklat yang relevan

 Tingkat peluang yang diberikan guru untuk menempati jabatan tertentu

16

17

4 mengadakan komunikasi

kominikasi formal adalah „proses

komunikasi yang terikat pada aturan-aturan dan kondisi formal, dan mengikuti alur dan struktural birokrasi‟. Sedangkan komunikasi informal adalah „proses komunikasi yang tidak dibatasi oleh ketentuan formal organisas, dimana arus hubungan bisa terjadi melalui jalur pintas, tanpa melaui hierarki organisas

Komunikasi

formal 

Tingkat komunikasi formal dengan guru  Tingkat komunikasi

formal dengan orang tua siswa

 Tingkat komunikasi formal dengan komite sekolah

 Tingkat komunikasi formal dengan siswa

18 19

20

21 Komunikasi

informal 

Tingkat komunikasi informal dengan guru  Tingkat komunikasi

informal dengan orang tua siswa

 Tingkat komunikasi informal dengan komite sekolah

 Tingkat komunikasi informal dengan siswa

22

23 24

25

5 Memberikan motivasi

Keseluruhan proses gerakan yang mendorong perilaku mencapai tujuan. Tingkah laku yang mengandung muatan motivasi itu ialah perilaku berlatar

belakang kebutuhan

Mendorong kreativitas 

Tingkat dorongan kepada guru untuk melakukan pekerjaan dengan cara-cara baru yang lebih inovatif  Tingkat dorongan

kepada guru untuk mrncari peluang untuk maju agar lebih optimal dalam bekerja

 Tingkat dorongan kepada guru untuk lebih berinisiatif dalam melakukan pekerjaan

26

27


(36)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 107 Mendorong

komitmen 

Tingkat dorongan kepada guru untuk mempunyai loyalitas terhadap pekerjaan  Tingkat dorongan

kepada guru untuk disiplin melakukan pekerjaan

29

30

Menciptakan persaingan 

Tingkat penghargaan yang diberikan kepada guru

 Tingkat sangsi yang diberikan kepada guru.

31 32 6 Melakukan pengawasan pengawasan adalah proses dimana pemimpin ingin mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan bawahan, sesaui dengan rencana, perintah, tujuan atau kebijaksanaan yang digunakan Pengawasan langsung 

Mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan guru

 Memberikan bimbingan kepada guru dalam melaksanakan tugas  Memeriksa kesesuaian

laporan dengan hasil kerja guru 33 34 35 Pengawasan kerja tidak langsung

 Meminta laporan kerja guru secara tertulis  Mengkoreksi pekerjaan

guru secara priodik

36 37

Tabel 3.7

Kisi-Kisi Pengungkap Data Penelitian Budaya Kerja (X2)

N


(37)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 108 1 Sikap

terhadap pekerjaan

Yakni kesukaan akan kerja dibandingkan dengan kegiatan lain, seperti bersantai, atau semata-mata

memperoleh kepuasan dari kesibukan

pekerjaannya sendiri, atau merasa terpaksa melakukan sesuatu hanya untuk kelangsungan hidupnya.

Kebiasaan Bekerja dengan sungguh-sungguh

Perduli dengan pencapaian tujuan visi dan misi organisasi

Menjaga sikap hormat terhadap kepala sekolah menjaga sikap hormat

terhadap teman sejawat menjaga sikap hormat

terhadap komite sekolah menjaga sikap hormat

terhadap orang tua siswa menjaga sikap santun dalam

berperilaku terhadap siswa acuh tak acuh terhadap

pekerjaan yang bukan tugasnya

tidak perduli terhadap masalah yang dihadapi sekolah

tidak tuntas dalam

menjalankan tugas dari kepala sekolah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 2)Peraturan

 bersikap sesuai dengan standar peraturan organisasi  bersikap propesional dalam

dalam melaksanakan tugas kepala sekolah

 mengetahui peraturan dan perundang-undangan tentang pedidikan dan bersikap profesional sebagai tenaga pendidik

 bersikap taat terhadap peraturan yang telah disepakati bersama 12 13 14 15 16

3)

Nilai-nilai 

bersikap sesuai dengan nilai-nilai agama, dan norma yang berlaku di masyarakat

 menanamkan nilai-nilai kependidikan kepada peserta  memberikan contoh keteladanan

dalam menanamkan nilia-nilai dan norma

17

18 19


(38)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 109 2 Perilaku

pada waktu bekerja Perilaku pegawai merupakan suatu karakteristik dan tingkah laku yang terdapat dalam setiap individu atau suatu organisasi yang terdapat dinamika kepemimpinan. Perilaku pegawai meliputi kepribadian, harga diri, pemantauan diri, dan

kecenderungan untuk menanggung resiko

Disiplin  hadir tepat waktu dalam melaksanakan pelaksanaan kegiatan pembelajaran  tidak hadir tanpa izin kepala

sekolah

 menggunakan seragam sesuai dengan ketentuan yang berlaku

 melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan program mengajar yang telah dibuat

 tepat waktu dalam meyelesaikan tugas dan laporan

 meyelesaikan tugas secara tuntas yang di tugaskan dari kepala sekolah 20 21 22 23 24 25 Keterbukaa n

 menyampaikan pendapat secara terbuka kepada teman sejawat

 menyampaikan pendapat secara terbuka kepada kepala sekolah

 bersedia mendapat masukan dan kritikan dari teman sejawat berkaitan dengan pelaksanaan tugas

 bersedia mendapat masukan dan ktitik dari kepala sekolah 26 27 28 29 Saling

menghargai 

menghargai kepala sekolah selaku pemimpin dalam organisasi

 menghargai teman sejawat sesuai tata krama

keprofesian

 menghargai saran, masukan dan kritik dari pimpinan  menghargai saran, masukan

dan kritikan dari teman sejawat

30

31

32 33

Kerjasama  bersedia bekerja sama sebagai team dengan kepala sekolah

 bersedia bekerjasama dengan teman sejawat sebagai team

 bersedia menerima kontribusi dari dari seluruh

34


(39)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 110 stake holder sekolah dalam

mencapai sasaran dan target organisasi

36

D. Definisi Operasional

Sugiyono (2008:61) mengatakan bahwa “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,objek, atau kegiatan yang

mempunyai vareasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti utuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan”. Variabel penelitian ini terdiri dari tiga variabel

yang terdiri dari dua variabel bebas yaitu kepemimpinan kepala sekolah dan budaya kerja dan satu variabel terikat yaitu kinerja mengajar guru.Variabel-Variabel penelitian ini bersumber dari keranggka teoritis yang dijadikan dasar penyusunan konsep berpikir yang menggambarkan secara abstrak suatu gejala sosial.


(40)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 111

Peta konsep kontribusi antar variabel

Berdasarkan penjelasan diatas yang disederhanakan dalam peta konsep tersebut menunjukan bahwa kepemimpinan kepala sekolah (X1) dapat memberikan kontribusi dalam menciptakan budaya kerja guru dalam mengajar (X2), kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan budaya kerja (X2) keduanya akan memberikan kontribusi pada tinggi atau rendahnya kinerja mengajar guru (Y). 1. Identifikasi Variabel Depident Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y)

Kinerja mengajar guru dapat diartikan sebagai tampilan prestasi kerja guru yang ditunjukan atau hasil yang dicapai oleh guru atas pelaksanaan tugas profesional dan fungsinya dalam pembelajaran yang telah ditentukan pada kurun waktu tertentu. Kesimpulan tersebut sejalan dengan rumusan kinerja mengajar guru menurut Rohmah (2008:24) menyatakan bahwa kinerja mengajar guru

X1

X2

Y


(41)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 112

diartikan prestasi kerja guru dalam mengelola dan melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran. Gambaran variabel ini diperoleh berdasarkan skor anggket kinerja mengajar guru. Semakin tinggi skor seseorang, semakin tinggi tingkat kinerjannya. Adapun dimensi variabel ini meliputi: (1) merencanakan pembelajaran, (2) melaksanakan

pembelajaran, dan (3) mengevaluasi pembelajaran (Nasution, 2003:184-185)

Indikator penilaian terhadap kinerja guru dilakukan terhadap tiga kegiatan pembelajaran dikelas yaitu:

1. Perencanaan Program Kegiatan Pembelajaran

a. Tujuan Pembelajaran b. Materi Pembelajaran c. Metode Mengajar d. Media Pembelajaran e. Evaluasi

2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

a. Kemampuan membuka pelajaran

b. Sikap dan perilaku dalam proses pembelajaran c. Kegiatan Pembelajaran

d. Kemampuan Menggunakan Media pembelajaran e. Evaluasi Pembelajaran


(42)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 113

g. Tindak lanjut

3. Evaluasi/Penilaian Pembelajaran

a. Pelaksanaan Evaluasi

b. Pelaksanaan Lanjut (Pengayaan dan Remedial (Nasution, 2003:184-185)

2. Identifikasi Variabel Independen Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

Kepemimpian menurut James M. Lipan (1985) mengartikan kepemimpinan sebagai berikut “Leadership as the Behaviors of an Individual that intiactives a new structure in interaction within a social system by changing the

goals, objectives, configuration,procedures,input processses, or ou put the

system”. pengertian kepemimpinan tersebut menunjukan bahwa kepemimpinan

merupakan sebuah tingkah laku dalam berinteraksi dengan sistem sosial untuk mencapai tujuan.

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan turunan dari pengertian kepemimpinan secara umum, adapun kepemimpinan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepemimpinan kepala sekolah yang dartikan sebagai tindakan-tindakan spesifik kepala sekolah dalam mengarahkan dan mengkoordinasikan kerja anggota kelompok. Untuk memperoleh gambaran variabel kepemimpinan kepala sekolah diperoleh melalui skor angket tentang persepsi guru mengenai kepemimpinan kepala sekolah. Semakin tinggi skor


(43)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 114

penilaian terhadap kepemimpinan kepala sekolah maka semakin tinggi tingkat persepsinya terhadap kepemimpinan.

Indikator-indikator penilaian Kepemimpinan kepala sekolah dalam penelitian ini diukur melalui dimensi

1. Membuat Keputusan

a. Penggunaan informasi b. Partisipasi Stakeholder

2. Mempengaruhi Dan Mengarahkan Bawahan

a. Keteladanan b. Pengarahan

3. Memilih Dan Mengembangkan Personil

a. Dasar pemilihan dan pengembangan b. peluang pengembangan

4. Mengadakan Komunikasi

a. Komunikasi Formal b. Komunikasi Informal 5. Memberikan Motivasi


(44)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 115

b. Mendorong komitmen c. Menciptakan Persaingan 6. Melakukan Pengawasan

a. Pengawasan langsung

b. Pengawasan Kerja Tidak langsung (Yulk Gary, 1998:60) 3. Identifikasi Variabel Independen Budaya Kerja Guru (X2)

Budaya kerja disekolah menggambarkan suasana hubungan kerja antara kepala sekolah dengan kepala sekolah,guru dengan guru, guru dengan tenaga pendidik lainnya serta stakeholder (yang berkepentingan). Suasana seperti ini dibutuhkan guru dengan kepala sekolah untuk menciptakan budaya kerja efektif. Budaya kerja efektif dan kondusif digambarkan dalam melalui sikap saling mendukung (supportive), tingkat persahabatan (colegial), tingkat keintiman (intimate) serta kerja sama (cooperative). Kondisi yang terjadi yang terdiri dari empat dimensi budaya kerja tersebut tersebut berpotensi meningkatkan kinerja mengajar guru karena menurut Wayne (201:189) budaya kerja guru adalah penilaian terhadap budaya kerja akan dilakukan melalui persepsi guru terhadap apa yang dilihat, dirasakan dan dipikirkan pada lingkungan.

Menurut Taliziduhu Ndraha Indikator-indikator penilaian budaya Kerja dalam penelitian ini diukur melalui dimensi, yaitu(Taliziduhu Ndraha, 2005:208):


(45)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 116

a. Kebiasaan saat bekerja b. Peraturan,

c. Pemahaman terhadap nilai-nilai 0rganisasi. 2. Perilaku Pada Waktu Bekerja

a. Disiplin dan bertanggung jawab dalam pekerjaan, b. keterbukaan,

c. saling menghargai Budi Paramita (Taliziduhu Ndraha, 2005:208). E. Proses Penelitian dan Pengumpulan Data

Sebagai suatu rangkaian penelitian yang sistematis dalam penelitian ini dilakukan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Persiapan

Pada tahap persiapan ini dilakukan beberapa kegiatan yaitu: (a) konsultasi dengan dosen pembimbing,pembuatan kisi-kisi instrumen penelitian dan desain penelitian, (b) mempersiapkan administrasi berupa catatan-catatan untuk survey penelitian.

2. Studi Awal Lokasi Penelitian

Pada tahap ini dilakukan observasi pendahuluan dan melakukan konsultasi dengan pihak-pihak terkait seperti unsur pimpina di kantor dinas pendidikan ataupun kepala sekolah, serta pihak-pihak lain yang relevan dengan kebutuhan informasi penelitian termasuk kedalam tahap ini adalah kegiatan memproses surat izin penelitian.


(46)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 117

3. Penyusunan Instrumen Penelitian

Pada tahap penyususnan instrumen penelitian dilakukan kegiatan-kegiatan dengan tahapan- tahapan sebagai berikut (a) menyusun kisi-kisi secara sistematis sesuai dengan variabel penelitian, (b) merumuskan masalah penelitian dengan variabel disertai dengan indikator-indikator yang dijadikan pernyataan-pernyataan, (c) menyususn pernyataan-pernyataan beserta alternatif jawabannya sesaui dengan masalah-masalah penelitian dan disertai dengan petunjuk penelitian, (d) melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing untuk diuji cobakan.

4. Uji Coba Instrumen

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang tingkat akurasinya meyakinkan dibutuhkan pengumpul data yang berkualitas. Untuk mengukur kualitas alat pengumpul data ditentukan dua kreteria utama yaitu: validitas dan reabilitas Sugiono (2006:173) mengemukakan bahwa :

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur,sedangkan instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.

Untuk mengetahui validitas dan reabilitas suatu alat pengumpul data (instrumen) perlu dilakukan uji coba pada alat tersebut.Tujuan pengujian validitas dan reabilitas suatu alat pengumpul data untuk mengetahu kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi baik dalam pertanyaan atau pernyataan ataupun alternatif jawaban.


(47)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 118

Kaitannya untuk menguji instrumen Sugiono memberikan keterangan bahwa jumlah anggota sampel yang digunakan untuk uji coba ini sebanyak 30 orang. Responden yang digunakan untuk uji coba berbeda dengan responden yang digunakan dalam penelitian.

5. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap yaitu: tahap persiapan dan pelaksanaan. Tahap persiapan meliputi kegiatan mempersiapkan lembaran-lembaran angket yang diberikan kepada responden, mempersiapkan surat izin untuk penelitian dan menentukan hari untuk pengumpulan data.

Sedangkan tahap pelaksanaan dilakukan setelah semua persyaratan dilengkapi dan semua angket telah dipersiapkan dan telah ada persetujuan dari pihak lembaga yang diteliti maka angket disebarkan kepada responden yang akan diteliti, dan dikumpulkan kembali pada batas waktu yang telah ditentukan.

F. Instrumen Penelitian

1. Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang disusun dalam instrumen ini, penulis memilih model dan tipe skala sikap dan perilaku. Adapun skala sikap yang digunaka adalah likert, Sekala Likert menurut Akadon (2005:118) dijelaskan bahwa: skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang kejadian dan gejala sosial.


(48)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 119

2. Uji Validitas Istrumen dan Reabilitas Instrumen

Uji Validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Arikunto Validitas digunakan rumus korelasi produk moment untuk menghitung validitas setiap item pertanyaan instrumen penelitian, adapun rumus uji validitaas adalah :

= � −

22 22 Keterangan :

n = Jumlah responden

X = Jumlah skor jawaban responden pada tiap item pertanyaan Y = Jumlah skor jawaban responden seluruh pertanyaan

r

hitung = Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Y

Dari data tersebut kemudian dimasukan kedalam rumus diatas sehingga di dapat angka koefisien korelasi antara variabel X dan Y. Selanjutnya di hitung dengan Uji-t dengan rumus :

ℎ� ��=� �−2 1−�2 Keterangan

t = nilai t hitung


(49)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 120

n = jumlah responden

lanjutkan dengan mencari nilai t hitung dari daftar t dengan kebebasan(k=n-2) pada α = 0,5. Tolak ukur untuk menginterprestasikan drajat validitas digunakan kreteria berikut :

hitung > t tabel berarti valid dan hitung < t tabel berarti tidak valid

2. Uji Realibilitas Untuk Setiap Variabel

Rumus yang digunakan untuk mengukur realibilitas instrumen adalah rumus Seraman Brown (Sugiono 2003:153) sebagai berikut :

=2.� 1+�

sebelumnya pemisahan kelompok ganjil dan genap, untuk kemudian dihitung efisien instrumen kelompok ganjil dan genap dihitung dengan rumus :

= � −

� 22 22 Keterangan

i = reabilitas instrumen

N = Banyaknya responden

x = nilai uji coba instrumen kelompok genap y = nilai uji coba instrumen kelompok ganjil


(1)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 180

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan, analisis, dan pembahasan terhadap masalah penelitian sebagaimana disajikan dalam Bab IV, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kepemimpinan kepala sekolah pada SDN di wilayah UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi menunjukkan pada katagori tinggi dengan skor rata-rata 4,08. Hal ini menunjukan kompetensi kepemimpinan yang optimal dalam aspek membuat keputusan, mempengaruhi dan menggerakkan bawahan, memilih dan mengembangkan personil, mengadakan komunikasi, memberikan motivasi dan melakukan pengawasan sehingga menciptakan kepemimpinan yang mendorong peningkatan produktivitas guru dalam mengajar.

2. Budaya kerja guru PNS di Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang bekerja di lingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi termasuk katagori tinggi dengan skor rata-rata 4,13. Ini berarti budaya kerja guru di sekolah itu tergolong tinggi pada aspek sikap dalam bekerja dan perilaku saat bekerja. Budaya kerja yang tinggi ini teraplikasikan pada kinerja mengajar guru yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.


(2)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 181

3. Kinerja mengajar guru PNS di Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang bekerja di lingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi tinggi dengan skor rata-rata 4.03. Ini berarti budaya kerja memberikan kontribusi tinggi terhadap kinerja mengajar guru. Hal ini juga membuktikan bahwa salah satu faktor dominan dalam keberhasilan meningkatkan kinerja mengajar guru adalah budaya kerja.

4. Hasi penelitian menunjukan bahwa korelasi kontribusi Kepemimpinan kepala sekolah memiliki kontribusi terhadap kinerja mengajar guru. Besarnya korelasi kontribusi kepala kepemimpinan sekolah terhadap kinerja mengajar guru dalam penelitian ini didasarkan pada hasil perhitungan yang termasuk dalam tinggi dan positif, yaitu 0,615 korelasi kontribusi budaya kerja memiliki kontribusi terhadap kinerja mengajar guru. Besarnya korelasi kontribusi kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru dalam penelitian ini didasarkan pada hasil perhitungan yang termasuk dalam sangat tinggi dan positif, yaitu 0,435. korelasi kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dan budaya kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja mengajar guru. Besarnya korelasi kontribusi kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru dalam penelitian ini didasarkan pada hasil perhitungan yang termasuk dalam sangat tinggi dan positif, yaitu 0,683.

5. Nilai koefisien determinasi yang menggambarkan seberapa besar kontribusi yang diberikan variabel kepemimpinan kepala sekolah dan budaya kerja terhadap kinerja mengajar guru adalah sebesar 46,70 %, sisanya 53,30


(3)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 182

dipengaruhi oleh faktor lain seperti kebijakan dalam bidang pendidikan, rekrutmen kepemimpinan kepala sekolah, iklim kerja, kompensasi dan lain-lain.

6. kontribusi yang diberikan variabel kepemimpinan kepala sekolah dan budaya kerja terhadap kinerja mengajar guru dapat digambarkan melalui persamaan regresi sebagai berikut ganda Ŷ = 6,740 + 0,615 X1 + 0,435 X2. Persamaan ini

memberikan informasi bahwa setiap perubahan satu unit skor kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan satu unit skor budaya kerja (X2) akan dapat mengakibatkan

terjadinya perubahan kinerja mengajar (Y).

7. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa “kepemimpinan kepala sekolah dan budaya kerja secara bersama-sama memberikan kontribusi yang tinggi terhadap kinerja mengajar guru”.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dirumuskan beberapa hasil dari penelitian bahwa kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dan budaya kerja terhadap kinerja mengajar guru sebesar 46,70 % yang berarti berada dalam kategori berkontribusi rendah. Padahal menurut Gibson (1985) yang dikutif Dunda (2007:77) bahwa yang memnpengaruhi kinerja mengajar itu adalah :

1. variabel individu yang meliputi kemampuan,keterampilan,mental fisik latar belakang keluargatingkat sosial,pengalaman, dan demografi 2. variabel organisasi terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, imbalan,

struktur dan desain pekerjaan

3. variabel psikologis meliputi persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan inovasi.


(4)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 183

Berdasarkan pendapat Gibson tersebut seharusnya kepemimpinan, budaya kerja guru memberikan pengaruh besar kepada kinerja mengajar guru.

Untuk itu penulis merekomendasikan beberapa hal sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun masukan itu diantaranya:

1. Kepala sekolah pada SDN di wilayah UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi, secara berkesinambungan senantiasa meningkatkan kompetensi kepemimpinannya, terutama dalam menerapkan perilaku kepemimpinan yang sesuai dengan peranan dan fungsi kepala sekolah. Upaya meningkatkan kualitas kepemimpinan kepala sekolah tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan kepemimpinan secara berkelanjutan melalui: a) pendidikan dan latihan kepemimpinan baik yang diselenggarakan pihak-pihak terkait dalam dunia pendidikan ataupun yang diselenggarakan oleh masyarakat umum sehingga secara bertahap dapat meningkatkan kualitas kepemimpinannya; b) peningkatan kualifikasi pendidikan dengan mengambil jurusan yang berkaitan dengan manajemen kepemimpinan organisasi; c) belajar secara mandiri melalui berbagai media pembelajaran serta aktif dalam organisasi kepala sekolah seperti MKKS dan K3S; d) penerapan perilaku kepemimpinan efektif melalui enam dimensi pokok kepemimpinan yaitu: (1) membuat keputusan yang tepat, (2) mempengaruhi dan mengarahkan bawahan dalam bekerja, (3) memilih dan mengembangkan personal sesuai kompetensi yang dimiliki, (4) mengadakan komunikasi secara tepat, (5) memberikan


(5)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 184

motivasi, dan (6) melakukan pengawasan secara berkesinambungan/terus menerus.

2. Kepala sekolah melalui kepemimpinannya berkewajiban menanamkan nilai-nilai budaya organisasi yang memotivasi budaya kerja guru, sehingga guru merasa termotivasi untuk membangun budaya kerja yang kondusif yang berimplikasi pada meningkatnya kinerja guru sehingga produktivitas kerja guru tersus mengalami peningkatan.

3. Para guru hendaknya selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kerjanya, berupa peningkatan pengetahuan keprofesian, penyusunan perangkat pembelajaran, keterampilan, sikap dan perilaku positif, penguasaan teknologi dan informasi, daya inisiatif, dedikasi, disiplin, kerja keras, dan kerja sama yang pada akhirnya akan melahirkan Kinerja Mengajar Guru yang tinggi. 4. Para guru agar selalu mengembangkan saling pengertian dan pemahaman

dengan kepala sekolah dalam berkomunikasi sehingga setiap program sekolah akan terlaksana dengan baik, dan selalu mendukung setiap kebijakan kepala sekolah yang sebelumnya ditetapkan melalui musyawarah.

5. Pemerintah daerah melalui dinas pendidikan perlu mempertimbangkan hal-hal berikut yang berkaitan dengan pengangkatan kepala sekolah, (1) adanya kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Bekasi yang memberikan batasan masa jabatan kepala sekolah negeri di semua jenjang termasuk kepala SD selama dua priode dengan masa satu priode selama empat tahun, pada dasarnya sangat baik, karena akan memberikan ruang kompetisi kepada setiap guru untuk berkesempatan


(6)

Imas Tiah, 2012

Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Di UPTD Pendidikan Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 185

menjadi pemimpin dalam hal ini menjadi kepala sekolah. Namun demikian perlu dipertimbangkan kebijakan yang mengatur regulasi tersebut dengan memperhatikan penilaian kinerja calon kepala sekolah tersebut oleh Dinas Pendidikan; (2) Agar kepala sekolah mampu membangun budaya kerja yang kondusif di sekolahnya, pemerintah daerah perlu mempertimbangkan jangka waktu setiap rotasi kepala sekolah, karena rotasi tanpa mempertimbangkan jangka waktu masa kepemimpinan kepala sekolah di sekolah tersebut, dikhawatirkan akan berimplikasi pada kemampuan kepala sekolah untuk melaksanakan program-program sekolah yang telah disusunya; 3) Dinas pendidikan diharapkan memiliki program-program kerja peningkatan kualitas kepemimpinan kepala sekolah baik melalui diklat, bimtek, workshop dan pembinaan kepala sekolah.


Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Di MTs Negeri Se-Kabupaten Sragen.

0 2 15

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Di MTs Negeri Se-Kabupaten Sragen.

0 2 13

KONTRIBUSI SUPERVISI, MOTIVASI KERJA, DAN KOMUNIKASI GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR DI UPTD KONTRIBUSI SUPERVISI, MOTIVASI KERJA, DAN KOMUNIKASI GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR DI UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GRO

0 2 14

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PENDIDIKAN DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA SEKOLAH DASAR NEGERI KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PENDIDIKAN DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN KEBONAGUNG PACITAN.

0 1 15

PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIKARANG UTARA KABUPATEN BEKASI.

0 0 57

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN JOMBANG BANTEN.

0 0 74

PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU-GURU SD NEGERI DI KECAMATAN CIKARANG UTARA KABUPATEN BEKASI.

0 0 68

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH KERJA UPTD KECAMATAN PASIRJAMBU.

3 10 60

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU : Studi Analisis Terhadap Guru Sekolah Dasar Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan UPTD TK dan SD Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung.

0 4 61

PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIKARANG UTARA KABUPATEN BEKASI - repository UPI T ADP 1308056 Title

0 0 3