PENGARUH PEMBELAJARAN RESIPROKAL DAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM MATERI SISTEM EKSKRESI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS DAN BERPIKIR KRITIS.

(1)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 7

C.Asumsi Penelitian ... 8

D.Hipotesis Penelitian ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II. PEMBELAJARAN RESIPROKAL DAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL, KETERAMPILAN MENULIS DAN BERPIKIR KRITIS PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI A.Reciprocal Teaching ... 11

B.Contextual Teaching and Learning ... 13

C.Writing Skills (Keterampilan Menulis) ... 18

D.Critical Thinking Skills (Kemampuan Berpikir Kritis)... 28

E. Pembelajaran Sistem Ekskresi ... 32

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A.Definisi Operasional Variabel ... 44

B.Metode dan Desain Penelitian ... 46

C.Populasi dan Sampel Penelitian ... 47

D.Instrumen Penelitian ... 48

E. Analisis dan Validasi Instrumen ... 50

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 52

G.Prosedur Penelitian ... 54

H.Alur Penelitian ... 56 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


(2)

Kurratul 'Aini, 2013

Pengaruh Pembelajaran Resiprokal Dan Pembelajaran Kontekstual Dalam Materi Sistem Ekskresi

A.Hasil Penelitian ... 57

1. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 57

2. Keterampilan Menulis Siswa ... 61

3. Analisis Lembar Kerja Siswa dan Asesmen Kegiatan Siswa ... 64

B.Pembahasan ... 68

1. Keterampilan Berpikir Kritis ... 68

2. Keterampilan Menulis ... 76

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 82

B.Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84 LAMPIRAN


(3)

DAFTAR TABEL

2.1 Ikhtisar Rincian Kemampuan Menulis ... 21

3.1 The Only Pretest-Posttest Control Group Design ... 46

3.2 Kisi-kisi Soal Berpikir Kritis ... 49

3.3 Kategori Validasi Butir Soal ... 50

3.4 Kategori Reliabilitas Butir Soal ... 51

3.5 Kategori Tingkat Kesukaran ... 51

3.6 Kategori Daya Pembeda ... 51

3.7 Kriteria N-Gain ... 52

4.1 Rekapitulasi Rata-rata Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Kelas RT dan CTL ... 58

4.2 Uji Normalitas dan Homogenitas Skor Pretest, Posttest dan N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis untuk Kelas RT ... 60

4.3 Uji Normalitas dan Homogenitas Skor Pretest, Posttest dan N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis untuk Kelas CTL ... 60

4.4 Uji Normalitas dan Homogenitas Skor Keterampilan Menulis untuk Kelas RT dan CTL ... 64

4.5 Persentase Rata-rata Skor Ketercapaian Kegiatan Siswa pada Kelas RT ... 65

4.6 Persentase Rata-rata Skor ketercapaian Kegiatan Siswa pada Kelas CTL ... 67

4.7 Contoh kegiatan predicting yang dibuat oleh siswadi kelas RT ... 68

4.8 Contoh ide pokok yang dibuat oleh siswadi kelas RT ... 69

4.9 Contoh pertanyaan yang dibuat oleh siswadi kelas RT ... 69

4.10 Contoh kata yang diklarifikasi oleh siswa di kelas RT ... 70

4.11 Contoh pertanyaan yang dibuat oleh siswa di kelas CTL ... 70

4.12 Contoh jawaban siswa di kelas CTL pada kegiatan relating, experiencing, dan applying ... 71


(4)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Struktur Ginjal ... 32

2.2 Struktur Nefron ... 33

2.3 Proses Pembentukan Urin ... 35

2.4 Struktur Kulit ... 36

2.5 Fungsi termostat hipotalamus dan mekanisme umpan balik pada termoregulasi manusia ... 39

2.6 Paru-paru... 40

2.7 Hati ... 42

3.1 Alur Penelitian ... 56

4.1 Perbandingan persentase rata-rata pretest, posttest dan N-Gain kemampuan berpikir kritis pada kelas RT dan CTL ... 58

4.2 Perbandingan rata-rata N-Gain untuk setiap indikator kemampuan berpikir kritis pada kelas RT dan CTL ... 59

4.3 Perbandingan persentase skor rata-rata aspek keterampilan menulis kelas RT dan CTL ... 62

4.4 Perbandingan persentase rata-rata keterampilan menulis siswa pada kelas RT dan CTL ... 63

4.5 Persentase rata-rata skor ketercapaian kegiatan siswa pada kelas RT ... 66

4.6 Persentase rata-rata setiap aspek asesmen kegiatan siswa pada kelas CTL... 67


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A: Perangkat Pembelajaran

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas RT ... 88

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas CTL ... 100

3. Lembar Kerja dan Asesmen Kegiatan Siswa RT ... 108

4. Lembar Kerja dan Asesmen Kegiatan Siswa CTL ... 110

Lampiran B: Instrumen Penelitian 1. Kisi-kisi Soal Keterampilan Berpikir Kritis Pilihan Ganda ... 112

2. Kisi-kisi Soal Keterampilan Berpikir Kritis Esai ... 119

3. Rubrik Keterampilan Menulis ... 124

Lampiran C: Hasil Uji Coba Instrumen 1. Rekapitulasi Analisis Butir Soal Berpikir Kritis Pilihan Ganda ... 126

2. Rekapitulasi Analisis Butir Soal Berpikir Kritis Esai ... 127

Lampiran D: Data HasilPretest, Posttest, N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis 1. A. N-Gain Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas RT... 128

B. N-Gain Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas CTL ... 128

2. Uji Normalitas, Homogenitas, dan Perbedaan Dua Rata-rata Hasil Pretest Kelas RT dan CTL ... 129

3. Uji Normalitas, Homogenitas, dan Perbedaan Dua Rata-rata Hasil Posttest Kelas RT dan CTL ... 130

4. Uji Normalitas, Homogenitas, dan Perbedaan Dua Rata-rata N-Gain Kelas RT dan CTL ... 131

Lampiran E. Data Hasil Keterampilan Menulis Siswa 1. A. Rata-rata Skor Kriteria Menulis Siswa Kelas RT ... 132

B. Rata-rata Skor Rangkuman Siswa Kelas RT ... 132

2. A. Rata-rata Skor Kriteria Menulis Siswa Kelas CTL ... 133

B. Rata-rata Skor Rangkuman Siswa Kelas CTL ... 133

3. Uji Normalitas, Homogenitas, dan Perbedaan Dua Rata-rata Hasil Keterampilan Menulis Kelas RT dan CTL ... 134

4. Persentase Rata-rata Skor Indikator Aspek Asesmen Kegiatan Siswa Kelas RT ... 135

5. Persentase Rata-Rata Skor Indikator Aspek Asesmen Kegiatan Siswa Kelas CTL ... 136 Lampiran F. Dokumentasi


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran sains biologi mengkaji berbagai persoalan yang berkaitan dengan fenomena-fenomena yang terjadi pada makhluk hidup dari berbagai tingkat organisasi kehidupan dan interaksinya dengan lingkungan. Pembelajaran sains berkaitan juga dengan bagaimana cara mencari tahu, baik fakta-fakta maupun prinsip-prinsip untuk memecahkan permasalahan yang terjadi, sehingga dapat memahami fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Menurut Walden University (Depdiknas, 2006), salah satu tema/persoalan sains dari aspek biologi (natural science) adalah menyangkut struktur dan fungsi dalam sistem kehidupan. Salah satu materi yang berkaitan dengan stuktur dan fungsi dalam sistem kehidupan ini adalah sistem ekskresi, yaitu proses pengeluaran hasil sisa metabolisme tubuh yang tidak berguna. Beberapa organ-organ yang mengalami proses ekskresi yaitu ginjal, kulit, paru-paru, dan hati. Sistem ekskresi merupakan hal yang pokok dalam homeostatis, karena sistem tersebut membuang limbah metabolisme dan merespons terhadap ketidakseimbangan cairan tubuh dengan cara mengekskresikan ion-ion tertentu sesuai kebutuhan (Campbell & Reece, 2008).

Materi sistem ekskresi sangat dekat dengan siswa dan siswa mengalami sendiri proses-proses ekskresi tersebut, tetapikarena proses ekskresi terjadi secara fisiologis di dalam tubuh, siswa tidak bisa melihat secara langsung bagaimana


(7)

proses yang terjadi, maka materi ini menjadi sulit dipahami oleh siswa. Fenomena yang terjadi pada sistem ekskresi ini dapat dicari jawabannya dengan cara mengajukan suatu hipotesis, mengajukan pertanyaan, menafsirkan data, mengkomunikasikan hasil temuan, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan atau memecahkan masalah yang terjadi (Budimansyah, 2003).

Untuk membantu siswa dalam mencari tahu dan memecahkan masalah, maka diperlukan suatu pembelajaran yang membuat siswa menjadi aktif. Selain siswa dapat memahami materi, siswa juga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.Pendekatan, strategi, metode dan model pembelajaran yang digunakan guru pada saat mengajar sangat menentukan keberhasilan dari suatu pembelajaran di kelas. Aspek ini menjadi sangat penting untuk diketahui dan dikuasai oleh guru agar tercipta suasana belajar yang kondusif dan dapat mendukung pengembangan pengetahuan, sikap, moral serta keterampilan siswa. Proses pembelajaran di sekolah saat ini masih menekankan pada aspek pengetahuan dan masih sedikit yang mengacu pada keterlibatan siswa. Interaksi belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas, guru lebih mendominasi atau memegang kendali untuk keberhasilan mencapai tujuan pembelajaran, sehingga siswa kurang menjadi aktif serta tidak dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Pembelajaran yang aktif adalah pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung, seperti melakukan pengamatan, bekerja dalam kelompok, mengumpulkan informasi melalui bacaan, membuat laporan hasil pengamatan, dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa.


(8)

Menulis merupakan salah satu bentuk alat komunikasi secara tidak langsung antara penulis dan pembaca. Keterampilan menulis merupakan prediktor keberhasilan akademik dan persyaratan dasar untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dan dalam perekonomian global.

Di Indonesia kemampuan membaca dan menulis siswanya masih sangat rendah. Berdasarkan data dari OECD (2009), perolehan skor reading literacy siswa Indonesia pada studi PISA 2009, berada pada peringkat 57 dengan nilai 402. Nilai ini menunjukkan bahwa siswa Indonesia berada pada kelompok bawah. Artinya, siswa Indonesia baru mampu mengingat pengetahuan ilmiah berdasarkan fakta sederhana, belum mampu menggunakan konsep ilmiah untuk melakukan prediksi dan menjelaskan konsep sains, belum mampu mengenali pertanyaan yang dapat dijawab dengan penyelidikan ilmiah, serta belum mampu memilih informasi yang relevan untuk menarik kesimpulan dari suatu fenomena sains (Rustaman, 2006).

Membaca dan menulis adalah suatu keterampilan yang saling melengkapi, banyak siswa yang gemar membaca tetapi mengalami kesulitan dalam menulis. Biasanya, seseorang yang gemar menulis ini diawali dengan kebiasaannya membaca tulisan-tulisan orang lain, karena menulis kadang-kadang terlihat sebagai bagian dari membaca, sehingga sering di asumsikan bahwa seseorang yang gemar membaca maka akan gemar menulis juga.

Fitzgerald dan Shanahan (Graham dan Perin, 2007b) menyatakan bahwa hubungan antara keterampilan membaca dan menulis dapat berubah sewaktu-waktu, di mana bahwa membaca dan menulis sering menggambarkan


(9)

pengetahuan latar belakang yang sama, seperti pemahaman umum mengenai teks. Sewaktu-waktu pemahaman antara membaca dan menulis dapat berbeda, di mana pembaca akan membentuk mental yang digambarkan oleh penulis, sedangkan penulis dapat mengemas dan menyusun pikiran mereka, serta merangkai tulisan dengan menggunakan tata bahasa.

Remaja yang tidak belajar menulis dengan baik berada pada posisi yang kurang menguntungkan di kelasnya, karena mereka menjadi kurang terampil dibandingkan dengan teman sekelasnya dalam penguasaan konten/materi (Graham & Perin, 2007a). Menurut Hanuri (2011), berbagai hal yang menyebabkan keterampilan menulis siswa rendah diantaranya: 1. Masih banyak guru yang belum menemukan teknik yang tepat dalam mengajarkan writing; 2. Kurangnya minat minat siswa dalam menulis; 3. Minimnya kosakata yang dimiliki siswa; 4. Kurangnya sarana buku bacaan yang disediakan di perpustakaan sekolah.

Untuk menyiapkan siswa di kehidupan masa depan, guru membutuhkan jaminan bahwa keterampilan membaca kognitif dan metakognitif merupakan hal eksplisit yang diajarkan kepada siswa mereka.Selain menggunakan metakognisi, menulis dan membaca juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. (Rowe, 2005 dalam Cooper, 2009). Menurut Biggs dan Moore (Cooper & Greive, 2009) menyatakan bahwa proses membaca dapat mengembangkan keterampilan literasi dan di waktu yang bersamaan juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Di dalam menulis terdapat suatu proses berpikir mengenai ide-ide yang akan dituangkan ke dalam tulisannya, mengevaluasi dan merivisi tulisan serta dapat menambah pengetahuan siswa. Hal ini juga terjadi didalam


(10)

proses membaca, dimana pada saat membaca akan membangun suatu struktur bacaan, menemukan ide-ide dan tema dari bacaan. Sesuai dengan indikator berpikir kritis bahwa siswa harus memiliki kompetensi untuk menganalisis, menginferensi (menarik kesimpulan), dan mengevaluasi.

Pembelajaran tidak hanya mentransfer pengetahuan guru kepada siswa, tetapi bagaimana cara guru mengorganisasi materi, menyampaikan materi, dan komunikasi menjadi lebih optimal. Rancangan pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal yang meliputi: 1) pembelajaran diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan lingkungan otentik; 2) isi pembelajaran harus didesain agar relevan dengan karakteristik siswa; 3) menyediakan media dan sumber belajar yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar secara konkrit, luas, dan mendalam; 4) penilaian hasil belajar terhadap siswa dilakukan secara formatif (Jihad dan Haris, 2010).

Selain itu, dalam proses pembelajaran juga siswa perlu membangun sendiri pengetahuan-pengetahuan baru yang mereka dapatkan berdasarkan pengetahuan yang sudah ada dalam diri siswa serta dapat mengaplikasikan pengetahuan mereka ke dalam kehidupan nyata atau kehidupan sehari-hari mereka. Proses pembelajaran ini sesuai dengan pandangan konstruktivisme, dimana siswa mulai dari usia dini sampai dengan perguruan tinggi memiliki pengetahuan/gagasan dan gejala/peristiwa tentang lingkungan sekitarnya yang sudah dibangun dalam bentuk skemata (Budimansyah, 2003). Proses pembelajaran konstruktivisme banyak yang sudah dikembangkan dan digunakan untuk meningkatkan mutu dan kualitas


(11)

pembelajaran diantaranya adalah pembelajaran resiprokal (reciprocal teaching) dan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning).

Reciprocal teaching(RT) pertama kali diperkenalkan oleh Palincsar & Brown

pada tahun 1984 (Slavin, 2011) yang merupakan strategi instruksional berdasarkan praktik pemodelan dan terbimbing, dimana instruktur atau guru menjadi model pertama pada rangkaian strategi membaca komprehensif dan kemudian secara bertahap memberikan respon kepada siswa. Ada empat strategi dalam reciprocal teaching, meliputi questioning, clarifying, summarizing, dan

predicting yang mengembangkan keterampilan membaca secara komprehensif

kepada siswa. Memberikan tugas membaca kepada siswa akan membantu siswa dalam memahami suatu teks bacaan, karena sering ditemukan banyak siswa yang membaca, tetapi mereka tidak memahami isi bacaannya. Menurut Hattie et al dan Rosenshine et al (Doolittle, 2006) menyatakan bahwa strategi pengajaran membaca komprehensif menjadi lebih efektif dalam meningkatkan pembelajaran dan kinerja.

DalamContextual Teaching and Learning (CTL) siswa dilibatkan dalam proses pembelajaran yang membantu mereka menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata, sehingga mereka menemukan makna dari materi tersebut. Pada saat siswa menyusun proyek atau menemukan masalah yang menarik, membuat suatu keputusan dan bertanggungjawab, mencari informasi dan menarik kesimpulan, mereka menghubungkan isi materi dengan konteks kehidupan nyata, dengan cara ini mereka menemukan makna (Johnson, 2011). Berdasarkan hasil penelitian Kristiyani (2011) ditemukan bahwa pembelajaran


(12)

menulis berbasis kontekstual dapat melatih siswa untuk bernalar dan berpikir secara kritis, antusias dalam menemukan tema, berani mengajukan pertanyaan dan mencari informasi, berlatih berkomunikasi, melakukan pengamatan, presentasi kelas dan menulis laporan.

Melalui tugas membaca diharapkan siswa dapat mengetahui dan memahami bagaimana proses-proses yang terjadi di dalam sistem ekskresi. Pembelajaran resiprokal menekankan pada strategi membaca teks secara keseluruhan, yang artinya siswa tidak hanya sekadar membaca teks, tetapi juga siswa harus memahami apa yang dibacanya.Pembelajaran kontekstual menekankan pada pengalaman siswa yang dihubungkan dengan materi pelajaran di dalam kelas. Pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh siswa melalui bacaan, menghubungkan pengetahuan dan pengalaman siswa, kemudian siswa menuliskan kembali hasil dari bacaan mereka, diharapkan siswa mampu untuk berpikir kritis, sehingga pembelajaran akan menjadi lebih bermakna.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami tertarik untuk melakukan penelitian tentang pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran resiprokal dan pembelajaran kontekstual untuk menganalisis keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Sistem Ekskresi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh RT dan CTL terhadap keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis siswa SMA

kelas XI pada materi Sistem Ekskresi?”. Rumusan masalah tersebut dijabarkan


(13)

1. Bagaimana perbedaan pengaruh RT dan CTL terhadap keterampilan menulis siswa SMA kelas XI pada materi Sistem Ekskresi?

2. Bagaimana perbedaan pengaruh RTdan CTL terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas XI pada materi Sistem Ekskresi?

C. Asumsi Penelitian

1. Reciprocal teaching (RT)yang digunakan pada metode pengajaran

kelompok kecil yang didasarkan pada prinsip perumusan pertanyaan dapat

menumbuhkan kemampuan metakognisi terutama untuk

meningkatkankinerja baca siswa yang mempunyai pemahaman yang buruk (Slavin, 2011).

2. Pembelajaran kontekstual (CTL) dimana siswa membangun pengetahuan dan pemahamannya sendiri melalui pengalaman/ pengetahuan sebelumnya, siswa menemukan dan menerapkan sendiri ide-ide, dan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar (Nurhadi, dkk., 2004).

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara RT dan CTL terhadap keterampilan menulis siswa.


(14)

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara RT dan CTL terhadap keterampilan menulis siswa.

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara RT dan CTL terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara RT dan CTL terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis keterampilan menulis siswa SMA kelas XI melalui RT dan CTL.

2. Untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas XI melalui RT dan CTL.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru: memberikan alternatif pendekatan dan strategi pengajaran terutama pengajaran yang berpusat pada siswa. Sebagai bahan pertimbangan dalam penggunaan metode pembelajaran konstruktivisme, yaitu menghubungkan pengetahuan yang telah ada pada siswa dengan pengetahuan yang baru.

2. Bagi siswa: meningkatkan motivasi membaca dan keterampilan menulis siswa, sehingga siswa menjadi lebih kritis dalam menyikapi perubahan dunia yang semakin maju.


(15)

3. Bagi peneliti: dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan keterampilan membaca dan menulis, serta kemampuan literate yang lain.


(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Operasional

1. Pembelajaran resiprokal (RT) dalam penelitian ini digunakan sebagai pendekatan pembelajaran, dimana dalam proses pembelajarannya meliputi empat strategi. Pertama,membuat prediksi dari materi pelajaran (predicting), pada kegiatan ini siswa membuat kalimat prediksi berdasarkan fenomena-fenomena yang berkaitan dengan materi sistem ekskresi, yaitu ginjal, paru-paru, kulit dan hati. Kedua adalah mengajukan pertanyaan (questioning), di mana siswa membaca bahan ajar mengenai materi sistem ekskresi dan mencatat ide pokok berdasarkan bacaan. Kemudian berdasarkan ide pokok tersebut siswa membuat pertanyaan. Ketiga adalah clarifying(klarifikasi),pada kegiatan ini siswa mengklarifikasi istilah-istilah yang asing dan sulit dipahami berkaitan dengan sistem ekskresi. Keempat adalah merangkum (summarizing), pada kegiatan ini siswa membuat rangkuman materiberdasarkan hasil bacaan dan diskusi kelompok.

2. Pembelajaran kontekstual (CTL) digunakan sebagai pendekatan pembelajaran.Pertama adalah kegiatan inkuiri, pada kegiatan ini siswa merumuskan masalah dan mengobservasi masalah-masalah yang berhubungan dengan materi sistem ekskresi (ginjal, paru-paru, kulit, dan hati). Kemudian siswa melakukan diskusiuntuk mencari cara bagaimana


(17)

memecahkan masalah yang terjadi pada sistem ekskresi. Kedua adalah kegiatan refleksi (meliputi: relating, experiencing, applying). Pada kegiatan ini siswa mencari jawaban yang diajukan oleh guru dan siswa lainnya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka mengenai sistem ekskresi, kemudian mencari informasi dan sumber-sumber yang berkaitan dengan sistem ekskresi. Ketiga adalah kooperatif, di mana siswa bekerja dalam kelompok dan berdiskusi untuk memecahkan masalah yang terjadi pada sistem ekskresi. Keempat adalah transferring, pada kegiatan ini siswa menyampaikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Kelima adalah siswa membuat rangkuman hasil bacaan dan diskusi mengenai sistem ekskresi.

3. Keterampilan menulis adalah skor hasil penilaian terhadap rangkuman materi yang dibuat oleh siswa berdasarkan metode penskoran analitik yang dikembangkan oleh Hughes (2003). Adapun aspek-aspek yang diberi skor ini adalah grammar (tata bahasa), vocabulary(kosakata), mechanics(mekanik), fluency (style and ease of communication)/ kefasihan

(gaya dan kemudahan komunikasi) dan form (organisation)/ bentuk (organisasi). Skor hasil rangkuman juga diberikan untuk melihat penguasaan konsep siswa terhadap materi sistem ekskresi, yaitu rangkuman ide pokok dari teks, rangkuman dengan ringkas, rangkuman dengan tepat.

4. Kemampuan berpikir kritis adalah skor hasil penilaian terhadap kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal yang dibuat berdasarkan


(18)

indikator berpikir kritis Ennis, yaitu Elementary clarification (meliputi: memfokuskan dan menganalisis pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan menantang); Basic support(meliputi:

mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya/tidak, mengamati dan mempertimbangkan laporan hasil observasi); Inference(meliputi:

mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan menentukan nilai pertimbangan yang bermanfaat); Advanced clarification(meliputi:

mendefinisikan istilah, mengidentifikasi asumsi); Strategy and tactics(meliputi: menentukan tindakan dan berinteraksi dengan orang lain).

Soal-soal kemampuan berpikir kritis ini terdiri dari 16 soal pilihan ganda dan 6 soal esai, yang diberikan pada saat pre dan post-test.

B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan quasi experiment, yaitu metode penelitian berupa pemberian perlakuan kepada sekelompok sampel yang dipilih tidak secara acak (Fraenkel & Wallen, 2006). Penelitian ini memberikan perlakuan berupa pembelajaran resiprokal (RT) dan pembelajaran kontekstual (CTL).


(19)

Desain penelitian adalah The Matching-Only Pretest-Posttest Control

Group Design yang ditunjukkan pada Tabel 3.1. berikut ini (Fraenkel &

Wallen, 2006):

Tabel 3.1. The Matching-Only Pretest-Posttest Control Group Design Treatment group 1 M O1 X1 O2

Treatment group 2 M O1 X2 O2

Keterangan:

O1 = Pemberian pretes untuk kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 O2 = Pemberian postes untuk kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 X1 = Siswa yang diberi pembelajaran dengan RT

X2 = Siswa yang diberi pembelajaran dengan CTL

Pada penelitian ini terdiri dari dua kelompok belajar, yaitu kelompok yang diberi perlakuan dengan menggunakan RT dan CTL. Dimana dalam pelaksanaannya siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang. Kedua kelompok belajar ini akan diberikan bahan ajar yang sama mengenai sistem eksresi, tugas yang sama yaitu membuat rangkuman materi setelah siswa membaca, berdiskusi kelompok, serta mengukur kemampuan berpikir kritis melalui soal-soal berpikir kritis.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran RT dan CTL terhadap keterampilan menulis dan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem ekskresi. Sebelum dan setelah pemberian perlakuan (treatment), pada kedua kelompok diberi tes berupa soal kemampuan berpikir kritis.


(20)

1. Populasi

Populasi penelitian adalah siswa kelas XI SMAN di Ngamprah, Bandung.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian diambil menggunakan metode Cluster Random

Sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kelompok yang sudah ada,

karena tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mengambil secara acak siswa yang dipilih untuk berpartisipasi dalam penelitian dengan alasan pembatasan administratif (Fraenkel & Wallen, 2006). Sampel yang di ambil adalah siswa kelas XI jurusan IPA, yaitu kelas IPA 1 dan kelas IPA 2. Siswa yang diberi perlakuan RT berjumlah 23 orang, sedangkan untuk kelas CTL berjumlah 25 orang.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat untuk mengumpulkan data-data hasil penelitian. Pada penelitian ini terdiri dari dua macam data yang dikumpulkan yaitu data utama dan data pendukung. Data utamanya adalah keterampilan menulis dan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi sistem ekskresi. Sedangkan data pendukungnya adalah lembar observasi kegiatan siswa dan guru di dalam kelas, lembar kerja siswa, dan lembar asesmenRT dan CTL.

1. Instrumen keterampilan menulis, yang diadaptasi berdasarkan Hughes (2003) yaitu grammar (tata bahasa), vocabulary (penggunaan kosakata),

mechanics (mekanis), fluency (kefasihan) dan form/organisation


(21)

menggunakan rubrik yang kriterianya ditentukan oleh peneliti. Kriteria yang di nilai adalah yaitu rangkuman ide pokok dari teks (meliputi: karakteristik organ ekskresi, bagian-bagian dari organ ekskresi, fungsi organ ekskresi, proses yang terjadi pada organ ekskresi, serta kelainan dan penyakit pada organ ekskresi), rangkuman dengan ringkas (bahasa dan susunan kalimat), rangkuman dengan tepat (sistematika penulisan rangkuman).(Lampiran B.3).

2. Instrumen keterampilan berpikir kritis, disesuaikan dengan indikator berpikir kritis Ennis, yaitu Elementary clarification (memberikan penjelasan sederhana), Basic support (membangun keterampilan dasar), Inference (menyimpulkan), Advanced clarification (memberikan penjelasan lanjut), Strategy and tactics (mengatur strategi dan taktik). Soal keterampilan berpikir kritis terdiri dari 16 soal pilihan ganda dan 6 soal esai yang diberikan sebagai pretest dan postest. Berikut ini merupakan kisi-kisi soal berpikir kritis. (Lampiran B.1. dan Lampiran B.2.).

Tabel 3.2. Kisi-kisi Soal Berpikir Kritis

No Kemampuan Berpikir

Kritis Indikator Berpikir Kritis

Nomor Soal Pilihan

Ganda Esai

1 Elementary clarification

(memberikan penjelasan sederhana)

Memfokuskan pertanyaan 1 1

Menganalisis pertanyaan 2

Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan menantang

3 2 Basic support (membangun

keterampilan dasar)

Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya/tidak

2, 8 Mengamati dan mempertimbangkan

suatu laporan hasil observasi

4, 5 3 3 Inference (menyimpulkan) Mendeduksi dan mempertimbangkan

hasil deduksi

6, 7, 9, 16 Menginduksi dan mempertimbangkan

hasil induksi

10, 14 4 Membuat dan menentukan nilai 15 5


(22)

4 Advancedclarification

(memberikan penjelasan lanjut)

Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi

11 Mengidentifikasi asumsi 12 5 Strategyandtactics

(mengatur strategi dan taktik)

Menentukan tindakan 6

Berinteraksi dengan orang lain 13

3. Lembar observasi guru dan observasi siswa yang digunakan untuk mengobservasi selama proses pembelajaran dengan menggunakan RTdan CTL, dan melihat kesesuaian antara rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Lembar observasi siswa dimodifikasi dari Annemarie Johnson.

4. Lembar kerja RT dan CTL yang dimodifikasi dari Annemarie Johnson. Pada lembar kerja ini, siswa menuliskan kegiatan yang dilakukannya selama proses pembelajaran baik pada RT dan CTL. (Lampiran A.3. dan Lampiran A.4.)

E. Analisis dan Validasi Instrumen

Ujicoba instrumen soal berpikir kritis di analisis kelayakannya melalui uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda soal.Perhitungan uji instrumen soal ini menggunakan program Anates V4 untuk Windows. Rekapitulasi analisis butir soal untuk pilihan ganda dan esai dapat dilihat pada Lampiran C.1. dan Lampiran C.2.

1. Validitas Butir Soal

Besarnya koefisien korelasi setiap butir soal di interpretasikan sebagai berikut:

Tabel 3.3. Kategori Validasi Butir Soal Koefisien Kategori 0,80 < rxy  1,00 Sangat tinggi


(23)

0,60 < rxy  0,80 Tinggi 0,40 < rxy  0,60 Cukup 0,20 < rxy  0,40 Rendah 0,00  rxy  0,20 Sangat rendah

(Sumber: Arikunto, 2011)

2. Uji Reliabilitas Soal

Kategori reliabilitas butir soal ditampilkan pada Tabel 3.4. di bawah ini:

Tabel 3.4. Kategori Reliabilitas Butir Soal

Koefisien Kategori

0,80 < r11  1,00 Sangat tinggi 0,60 < r11  0,80 Tinggi 0,40 < r11  0,60 Cukup 0,20 < r11  0,40 Rendah

r11  0,20 Sangat rendah (Sumber: Arikunto, 2011)

3. Tingkat Kesukaran

Pada Tabel 3.5. dibawah ini menunjukkan kategori tingkat kesukaran dari setiap butir soal.

Tabel 3.5. Kategori Tingkat Kesukaran

Batasan Kategori

0,00 < TK 0,30 Sukar 0,30 < TK 0,70 Sedang 0,70 < TK 1,00 Mudah

(Sumber: Arikunto, 2011)

4. Daya Beda Soal

Kategori daya pembeda tiap butir soal ditampilkan pada Tabel 3.6 di bawah ini:

Tabel 3.6. Kategori Daya Pembeda

Batasan Kategori

0,00 < DP 0,20 Jelek (poor) 0,20 < DP 0,40 Cukup (satisfactory)


(24)

0,40 < DP 0,70 Baik (good) 0,70 < DP 1,00 Baik sekali (excellent)

(Sumber: Arikunto, 2011)

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Memberikan skor terhadap hasil pretest dan posttest kemampuan berpikir kritis sesuai dengan kriteria penilaian yang telah dibuat, untuk soal pilihan ganda setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan untuk soal esai setiap jawaban yang benar diberi skor 4. Skor yang diperoleh dari soal PG dan esai dijumlahkan, kemudian dirata-ratakan dan dipersentasekan. Skor ideal dari soal berpikir kritis adalah 40.

2. Menghitung N-Gain dari setiap kelas yang diberi perlakuan dan kemudian di analisis untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor dari kedua kelas eksperimen tersebut.Analisis pretest dan posttest kemampuan berpikir kritis digunakan untuk menganalisa kemampuan berpikir kritis siswa, masing-masing posttest dari individu dikurangi dengan hasil pretestdari

individu tersebut, maka dihasilkan “gain” atau perubahan dari perlakuan.

(Lampiran D.1). Penghitungan gain dilakukan dengan menggunakan rumus N-Gain (Meltzer, 2002). Rumus N-Gain :

pre maks

pre post

s s

s s g

  

Keterangan :

Spost = skor tes akhir Spre = skor tes awal Smaks = skor maksimum


(25)

Tabel 3.7. Kriteria N-Gain

No Nilai Kriteria

1 g ≥ 0,7 Tinggi

2 0,3 ≤ g < 0,7 Sedang

3 g < 0,3 Rendah

3. Analisis hasil rangkuman siswa, dihitung sesuai dengan kriteria penulisan yang diadaptasi dari Hughes (2003). Masing-masing aspek keterampilan menulis diberi skor mulai dari 1 sampai 6, sehingga skor ideal dari rangkuman siswa adalah 30 (Lampiran E.1 dan Lampiran E.2.). Untuk skor rangkuman penguasaan konsep diberi skor mulai dari 1 sampai 3 (Lampiran E.3. dan E.4. pada aspek merangkum). Skor rata-rata dari seluruh akan dibuat dalam bentuk persentase. Perhitungan skor keterampilan menulis untuk setiap aspek adalah:

% � � = � � − � � � � � � �

� � �� � 100

Perhitungan skor rangkuman siswa dihitung dengan rumus:

% � � � = � � − � � � � � ℎ � �

� � � � � � 100

4. Analisis data dilakukan melalui tahapan uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan dua rata-rata. Uji statistik untuk uji normalitas dan uji homogenitas ini menggunakan program SPSS 16 untuk pada taraf signifikansi 5%. (Lampiran D.2., D.3., dan D.4.).

a. Uji Normalitas, dilakukan untuk mengetahui apakah data pretest dan

posttest kemampuan berpikir kritis, serta keterampilan menulis siswa

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov.


(26)

b. Uji Homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok eksperimen memiliki variansi yang homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Levene statistic.

c. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata, dilakukan jika data berdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan Independent Samples T-Test. Setelah nilai thitung didapatkan, maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis dengan membandingkan nilai thitung hasil perhitungan dengan nilai ttabel. Jika data tidak berdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan uji statistik non parametrik, yaitu uji Mann-Whitney U.

d. Hipotesis Penelitian

H0 : Tidak terdapat perbedaan signifikan antara RT dan CTL terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.

H1 : Terdapat perbedaan signifikan antara RT dan CTL terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara RT dan CTL terhadap keterampilan menulis siswa.

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara RT dan CTL terhadap keterampilan menulis siswa.

G. Prosedur Penelitian 1. Tahap persiapan


(27)

a. Studi pendahuluan, dilakukan untuk mengetahui pengalaman belajar siswa sebelumnya dan mengukur pengetahuan awal siswa melalui observasi ke sekolah yang akan dilakukan penelitian dan pemberian tes pengetahuan awal.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dengan menganalisis SK/KD biologi SMA pada materi sistem ekskresi. Kemudian berdasarkan hasil studi pendahuluan dan tes pengetahuan awal siswa, maka indikator pembelajaran ditentukan. Indikator pembelajaran disesuaikan dengan indikator RT dan CTL yang didalamnya mencakup kemampuan berpikir kritis dan keterampilan menulis siswa.

c. Menyusun instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah bahan ajar mengenai materi sistem ekskresi pada manusia, butir soal berpikir kritis, skor penilaian hasil tulisan siswa, dan lembar observasi proses pembelajaran.

d. Instrumen soal berpikir kritis diujicoba kepada siswa yang bukan sampel penelitian untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal.

2. Tahap pelaksanaan

a. Memberikan pretest soal berpikir kritis kepada siswa di kelas RT dan CTL.

b. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pembelajaran dengan diskusi kelompok.


(28)

c. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP RT dan CTL.

d. Setiap akhir pembelajaran, siswa akan mengumpulkan hasil tulisannya berupa rangkuman mengenai materi sistem ekskresi.

e. Memberikan skor sesuai kriteria penulisan yang telah ditetapkan. f. Memberikan posttestsoal berpikir kritis kepada siswa RT dan CTL.

3. Tahap Akhir

a. Analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian. b. Membahas hasil penelitian.


(29)

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Alfiansyah, M. (2011). Struktur dan Fungsi Kulit Manusia. [Online]. Tersedia:

http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/struktur-fungsi-kulit-manusia.html. [27 Maret 2012].

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Budimansyah, D. (2003). Model Pembelajaran Berbasis Portofolio. Bandung: PT. Ganesindo.

Campbell, N.A.& Reece, J.B. (2008). Biology (Eight Edition). San Francisco: Pearson Benjamin Cummings.

Cooper, T& Greive, C. (2009). The Effectiveness of The Methods of Reciprocal Teaching as Applied within The NSW Primary Subject Human Society and Its Environment: An Exploratory Study. Education Papers and

Journal Articles. 45-52.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Sekolah Menengah Pertama: Panduan

Pengembangan Silabus SMP. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Pertama.

Djiwandono, M. S. (2008). Tes Bahasa: Pegangan bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: PT Indeks.

Doolittle, P. E. et al. (2006). Reciprocal Teaching for Reading Comprehension in Higher Education: A Strategy for Fostering the Deeper Understanding of Texts.International Journal of Teaching and Learning in Higher

Education. Volume 17, Number 2, 106-118. ISSN 1812-9129.

Ennis, R. H. (1993). Critical Thinking Assessment. Theory into Practice, volume

32, Number 3, 179-186. The Ohio State University. [Online]. Tersedia:

http://www3.qcc.cuny.edu. [23 Januari 2012].

Fraenkel, J. R. & Wallen, N. E. (2006). How to Design and Evaluate Research in

Education Sixth Edition. McGrawHill.

Graham, S. & Perin, D. (2007a). A Meta-Analysis of Writing Instruction for Adolescent Students. Journal of Educational Psychology, 2007, Vol. 99,


(31)

Graham, S.& Perin, D. (2007b). Writing Next: Effective Strategies to Improve

Writing of Adolescent in Middle and High Scholls. Carniage Corporation

of New York [Online]. Tersedia: http://www.all4ed.org/ files/WritingNext.pdf. [15 Januari 2012].

Hanuri, N. (2011). Peningkatan Ketrampilan Menulis (Writing) Siswa Kelas X3

Semester Genap SMA Negeri I Babadan Tahun Pelajaran 2007/2008 dengan Menggunakan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Melalui Penggunaan Media Gambar. [Online]. Tersedia: http: www. psb

-psma.org/content/blog/3493-peningkatan-keterampilan-menulis-writing-siswa-kelas-x3-semester-genap-sma-negeri-1.[6 Desember 2012].

Hughes, A. (2003). Testing for Language Teachers (Second Edition). Cambridge University Press.

Jihad, A. dan Haris, A. (2010). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Johnson, E. B., Ph. D. (2011). Contextual Teaching and Learning: Menjadikan

Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung:

Penerbit Kaifa.

Kelley, F. C & Ramsay, J. A. (2003). Excretion. Encyclopaedia Online

Britannica. [Online]. Tersedia: http://www.britannica.com/EBchecked/

topic/197851/excretion. [3 April 2012].

Kesuma, dkk. (2010). Contextual Teaching and Learning: Sebuah Panduan Awal

dalam Pengembangan PBM. Garut: Rahayasa Research and Training.

Kristiyani, A. (2011). “Pembelajaran Menulis Berbasis Pendekatan Kontekstual”

dalam Makalah PPMUNY. [Online]. Tersedia: http://

staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp. [24 Maret 2012].

Lahitani, S. (2011). Hubungan Kemampuan Menyimak Karangan Deskripsi

dengan Menulis Cerpen Siswa Kelas VIII SMP Negeri 03 Lubuk Basung.

[Online]. Tersedia: http://catatannyasulung.wordpress.com/2011/06/05. [23 Januari 2012].

Mason, L.H., Kubina, R. M.,& Taft, R. J. (2009). Developing Quick Writing Skills of Middle School Students With Disabilities. J Spec Educ 2011 44:

205-220.Originally published online 21 October 2009.

Meltzer, D. E. (2002). The Relation Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible ”Hidden Variable” In Diagnostic Pretest Scores. Journal of Am. J. Phys 70 (12) Desember


(32)

Nurhadi, Y. B., dkk. (2004). Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and

Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas

Negeri Malang.

Nurlaila. (2010). Pembelajaran Bioteknologi Berbasis Writing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Retensi Mahasiswa.

Tesis. SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Oczkus, L.D. (2010). Reciprocal Teaching in Whole-Class Sessions. In Reciprocal Teaching at Work (pp. 91-129). Newark, DE: International Reading Association.

OECD. (2009). PISA 2009 Ranking by Mean Score for Reading, Mathematics and Science.PISA 2009 Database. [Online]. Tersedia: http://www.moe. gov.sg/media/press/files/2010/annex-pisa-2010.pdf. [16 Januari 2013]. Previte, J. J. (1983). Human Physiology. New York: McGraw-Hill Book

Company.

Quitadamo, I. J.& Kurtz, M. J. (2007). Learning to Improve: Using Writing to Increase Critical Thinking Performance in General Education Biology.

CBE-Life Science Education. Vol. 6, 140-154.

Rayner, G. & Cridland, C. (2009). Rewriting the first year biology essay: addressing student diversity through a dialogic approach to assessment practice. First Year Experience Curriculum Design Symposium, 5-6

February, 2009, QUT, Brisbane, Australia. 151-156.[Online]. Tersedia:

http://www.fyecd2009.qut.edu.au/resources/FYE_ShowcaseAbstracts_17 Mar09_final.pdf. [24 Maret 2012].

Rustaman, N. Y. (2006). Literasi Sains Anak Indonesia 2000 & 2003. Makalah

Literasi Sains 2003. Bandung: Tidak diterbitkan.

Slavin, R. E. (2011). Psikologi Perkembangan Teori dan Praktik Jilid 2 (Edisi Kesembilan). Jakarta: PT. Indeks.

Smith, B. P. (2010). Instructional Strategies in Family and Consumer Sciences: Implementing the Contextual Teaching and Learning Pedagogical Model.Journal of Family & Consumer Sciences Education, 28(1), 23-38. University of Georgia.

Soendari, T. (2011). Asesmen Keterampilan Menulis_Power Point. PLB-FIP-UPI. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._ LUAR_BIASA. [16 Januari 2012].


(33)

Sriparna. (2011). Lesson Plans: Critical Thinking and Writing Activities in the

Science Classroom. [Online]. Tersedia: http://sriparna.hubpages.com/

Writing-in-the-science-classroom. [16 Januari 2012].

Stiggins, R. J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York: Macmillan College Publishing Company.

Sudjana. (2005). Metode Statistika (Edisi 6). Bandung: PT. Tarsito Bandung. Yunanda, M. (2010). Sekilas tentang Reciprocal Teaching. [Online]. Tersedia:

http://id.shvoong.com/social-sciences/education. [14 Januari 2012]. Zainurrahman. (2011). Menulis: Dari Teori Hingga Praktik (Penawar Racun


(1)

c. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP RT dan CTL.

d. Setiap akhir pembelajaran, siswa akan mengumpulkan hasil tulisannya berupa rangkuman mengenai materi sistem ekskresi.

e. Memberikan skor sesuai kriteria penulisan yang telah ditetapkan. f. Memberikan posttestsoal berpikir kritis kepada siswa RT dan CTL.

3. Tahap Akhir

a. Analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian. b. Membahas hasil penelitian.


(2)

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Alfiansyah, M. (2011). Struktur dan Fungsi Kulit Manusia. [Online]. Tersedia:

http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/struktur-fungsi-kulit-manusia.html. [27 Maret 2012].

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Budimansyah, D. (2003). Model Pembelajaran Berbasis Portofolio. Bandung: PT. Ganesindo.

Campbell, N.A.& Reece, J.B. (2008). Biology (Eight Edition). San Francisco: Pearson Benjamin Cummings.

Cooper, T& Greive, C. (2009). The Effectiveness of The Methods of Reciprocal Teaching as Applied within The NSW Primary Subject Human Society and Its Environment: An Exploratory Study. Education Papers and Journal Articles. 45-52.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Sekolah Menengah Pertama: Panduan Pengembangan Silabus SMP. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

Djiwandono, M. S. (2008). Tes Bahasa: Pegangan bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: PT Indeks.

Doolittle, P. E. et al. (2006). Reciprocal Teaching for Reading Comprehension in Higher Education: A Strategy for Fostering the Deeper Understanding of Texts.International Journal of Teaching and Learning in Higher Education. Volume 17, Number 2, 106-118. ISSN 1812-9129.

Ennis, R. H. (1993). Critical Thinking Assessment. Theory into Practice, volume 32, Number 3, 179-186. The Ohio State University. [Online]. Tersedia: http://www3.qcc.cuny.edu. [23 Januari 2012].

Fraenkel, J. R. & Wallen, N. E. (2006). How to Design and Evaluate Research in Education Sixth Edition. McGrawHill.

Graham, S. & Perin, D. (2007a). A Meta-Analysis of Writing Instruction for Adolescent Students. Journal of Educational Psychology, 2007, Vol. 99, No. 3, 445-476. Corporight Carnegie Corporation of New York.


(4)

Graham, S.& Perin, D. (2007b). Writing Next: Effective Strategies to Improve Writing of Adolescent in Middle and High Scholls. Carniage Corporation of New York [Online]. Tersedia: http://www.all4ed.org/ files/WritingNext.pdf. [15 Januari 2012].

Hanuri, N. (2011). Peningkatan Ketrampilan Menulis (Writing) Siswa Kelas X3 Semester Genap SMA Negeri I Babadan Tahun Pelajaran 2007/2008 dengan Menggunakan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Melalui Penggunaan Media Gambar. [Online]. Tersedia: http: www. psb -psma.org/content/blog/3493-peningkatan-keterampilan-menulis-writing-siswa-kelas-x3-semester-genap-sma-negeri-1.[6 Desember 2012].

Hughes, A. (2003). Testing for Language Teachers (Second Edition). Cambridge University Press.

Jihad, A. dan Haris, A. (2010). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Johnson, E. B., Ph. D. (2011). Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Penerbit Kaifa.

Kelley, F. C & Ramsay, J. A. (2003). Excretion. Encyclopaedia Online Britannica. [Online]. Tersedia: http://www.britannica.com/EBchecked/ topic/197851/excretion. [3 April 2012].

Kesuma, dkk. (2010). Contextual Teaching and Learning: Sebuah Panduan Awal dalam Pengembangan PBM. Garut: Rahayasa Research and Training. Kristiyani, A. (2011). “Pembelajaran Menulis Berbasis Pendekatan Kontekstual”

dalam Makalah PPMUNY. [Online]. Tersedia: http:// staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp. [24 Maret 2012].

Lahitani, S. (2011). Hubungan Kemampuan Menyimak Karangan Deskripsi dengan Menulis Cerpen Siswa Kelas VIII SMP Negeri 03 Lubuk Basung. [Online]. Tersedia: http://catatannyasulung.wordpress.com/2011/06/05. [23 Januari 2012].

Mason, L.H., Kubina, R. M.,& Taft, R. J. (2009). Developing Quick Writing Skills of Middle School Students With Disabilities. J Spec Educ 2011 44: 205-220.Originally published online 21 October 2009.

Meltzer, D. E. (2002). The Relation Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible ”Hidden Variable” In Diagnostic Pretest Scores. Journal of Am. J. Phys 70 (12) Desember 2002.


(5)

Nurhadi, Y. B., dkk. (2004). Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Nurlaila. (2010). Pembelajaran Bioteknologi Berbasis Writing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Retensi Mahasiswa. Tesis. SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Oczkus, L.D. (2010). Reciprocal Teaching in Whole-Class Sessions. In Reciprocal Teaching at Work (pp. 91-129). Newark, DE: International Reading Association.

OECD. (2009). PISA 2009 Ranking by Mean Score for Reading, Mathematics and Science.PISA 2009 Database. [Online]. Tersedia: http://www.moe. gov.sg/media/press/files/2010/annex-pisa-2010.pdf. [16 Januari 2013]. Previte, J. J. (1983). Human Physiology. New York: McGraw-Hill Book

Company.

Quitadamo, I. J.& Kurtz, M. J. (2007). Learning to Improve: Using Writing to Increase Critical Thinking Performance in General Education Biology. CBE-Life Science Education. Vol. 6, 140-154.

Rayner, G. & Cridland, C. (2009). Rewriting the first year biology essay: addressing student diversity through a dialogic approach to assessment practice. First Year Experience Curriculum Design Symposium, 5-6 February, 2009, QUT, Brisbane, Australia. 151-156.[Online]. Tersedia: http://www.fyecd2009.qut.edu.au/resources/FYE_ShowcaseAbstracts_17 Mar09_final.pdf. [24 Maret 2012].

Rustaman, N. Y. (2006). Literasi Sains Anak Indonesia 2000 & 2003. Makalah Literasi Sains 2003. Bandung: Tidak diterbitkan.

Slavin, R. E. (2011). Psikologi Perkembangan Teori dan Praktik Jilid 2 (Edisi Kesembilan). Jakarta: PT. Indeks.

Smith, B. P. (2010). Instructional Strategies in Family and Consumer Sciences: Implementing the Contextual Teaching and Learning Pedagogical Model.Journal of Family & Consumer Sciences Education, 28(1), 23-38. University of Georgia.

Soendari, T. (2011). Asesmen Keterampilan Menulis_Power Point. PLB-FIP-UPI. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._ LUAR_BIASA. [16 Januari 2012].


(6)

Sriparna. (2011). Lesson Plans: Critical Thinking and Writing Activities in the Science Classroom. [Online]. Tersedia: http://sriparna.hubpages.com/ Writing-in-the-science-classroom. [16 Januari 2012].

Stiggins, R. J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York: Macmillan College Publishing Company.

Sudjana. (2005). Metode Statistika (Edisi 6). Bandung: PT. Tarsito Bandung. Yunanda, M. (2010). Sekilas tentang Reciprocal Teaching. [Online]. Tersedia:

http://id.shvoong.com/social-sciences/education. [14 Januari 2012]. Zainurrahman. (2011). Menulis: Dari Teori Hingga Praktik (Penawar Racun