PENERAPAN KOMPETENSI TUTOR DALAM MENUMBUHKAN KREATIVITAS BELAJAR ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAINPADA LEMBAGA PAUD KEMBANG PURA UJUNGBERUNG BANDUNG.

(1)

NO. Daftar FIP : 015/S/PLS/IV/2013

PENERAPAN KOMPETENSI TUTOR DALAM MENUMBUHKAN KREATIVITAS BELAJAR ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN

BERMAINPADA LEMBAGA PAUD KEMBANG PURA UJUNGBERUNG BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian

Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh :

Imas Alamiah 1003207

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS) FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA B A N D U N G


(2)

(3)

PENERAPAN KOMPETENSI TUTOR DALAM MENUMBUHKAN KREATIVITAS BELAJAR ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN

BERMAINPADA LEMBAGA PAUD KEMBANG PURA UJUNGBERUNG BANDUNG

Oleh

Imas Alamiah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Imas Alamiah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(4)

LEMBAR PENGESAHAN IMAS ALAMIAH

PENERAPAN KOMPETENSI TUTOR DALAM MENUMBUHKAN KREATIVITAS BELAJAR ANAK USIA DINI

MELALUI KEGIATAN BERMAIN

PADA LEMBAGA PAUD KEMBANG PURA UJUNGBERUNG BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING I

Dr. H. Uyu Wahyudin, M.Pd NIP. 19600926 198503 1 003

PEMBIMBING II

Dr. Joni Rahmat Pramudia, M.Si NIP. 19710614 199803 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd NIP. 19590826198603 1 003


(5)

ABSTRAK

Imas Alamiah, 1003207, Penerapan Kompetensi tutor dalam Menumbuhkan Kreativitas Belajar Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Pada Lembaga Paud Kembang Pura Ujungberung Bandung.

Penelitian ini terfokus pada bagaimana kondisi objektif ketenagaan tutor, penerapan kompetensi tutor, serta faktor pendukung dan penghambat dalam menerapkan kompetensi tutor pada lembaga PAUD Kembang Pura Ujungberung Bandung. Tujuan penelitian ini yaitu 1) untuk memperoleh gambaran kondisi tutor yang ada dilembaga PAUD Kembang Pura; 2) untuk memperoleh gambaran tentang penerapan kompetensi tutor dalam menumbuhkan kreativitas belajar anak usia dini melalui kegiatan bermain yang ada di Lembaga PAUD Kembang Pura; 3) untuk memperoleh gambaran tentang proses kegiatan bermain yang dilakukan anak-anak yang ada di lembaga PAUD Kembang Pura 4). untuk memperoleh gambaran tentang faktor pendukung dan faktor penghambat dalam menumbuhkan kreativitas belajar anak usia dini melalui kegiatan bermain yang ada di lembaga PAUD Kembang Pura Ujungberung Bandung.

Yang Menjadi Landasan teori penelitian ini yaitu kreativitas belajar dan kegiatan bermian konsep pendidikan anak usia dini, , kompetensi tutor, dan pendidikan anak usia dini (PAUD) sebagai salah satu program Pendidikan Luar sekolah.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Jumlah subjek penelitian dalam penelitian ini 2 orang tutor dan 1 orang ketua lembaga.

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi akhir pembelajaran sehingga didapat data hasil yang komprehensip. Penerapan kompetensi oleh tutor atau ketua lembaga belum sepenuhnya mendukung terhadap keberhasilan proses belajar mengajar dalam menumbuhkan kreativitas belajar anak usia dini. Hasil belajar dari proses pembelajaran samapai pada akhir evaluasi pembelajaran anak usia dini dalam mengembangkan kreativitasnya kurang memadai anak-anak banyak melakukan tugas pembelajaran dari pada bermain. Selain itu hasil pemebelajaran dilihat atau dinilai dari ranah kognitif, afektif dan psikomotor anak lebih banyak pembelajaran dalam ranah kognitif. PAUD merupakan sarana atau wahana tempat anak usia dini bermain, berkerativitas dan bersosialisasi melalui kegiatan-kegiatan yang dapat membantu menumbuhkembangkan secara komprehensip aspek-aspek yang ada pada anak usia dini

Untuk memaksimalkan proses pembelajaran yang melihat kepada kebutuhan anak maka tutor harus dapat memahami karakteristik perkembagan anak. Tutor dengan berbagai kompetensi yang dimilikinya harus benar-benar mampu menumbuhkan kreativitas anak usia dini dengan proses pembelajaran yang dilakukan melalui kegiatan bermain suapaya anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya benar-benar sesuai dengan karakternya. Tutor harus bisa menerapkan proses pembelajaran dengan cara yang menyenangkan bagi anak, agar anak tidak merasa di paksa dalam melakukan pembelajaran.


(6)

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK………...…..i

KATA PENGANTAR………,,…ii

UCAPAN TERIMA KASIH………iii

DAFTAR ISI ……….………....v

DAFTAR TABEL………..…viii

DAFTAR LAMPIRAN………ix

BAB I PENDAHULUAN………...………..1

A. Latar Belakang………..………...1

B. Identivikasi dan Perumusan Masalah………..7

C. Tujuan Penelitian……….8

D. Manfaat Penelitian………...9

E. Struktur Organisasi Skripsi……….……...9

BAB II. KAJIAN PUSTAKA……….………...10

A. Kreativitas dan Kegiatan Bermain……….10

1. Pengertian Kreativitas………..…10

2. Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Anak Usia Dini…..….….13

3. Tujuan Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini………....15

4. Peran Tutor dalam Menumbuhkan Kreativitas Anak Usia Dini…..16

5. Pengertian Belajar………18

1. Unsur-unsur dalam Belajar………....20

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar………...…20

6. Pengertian Bermain……….24

a. Karakteristik Bermain………....26

b. Fungsi dan Manfaat Bermain Bagi Anak Usia Dini…………..27

c. Faktor yang Mempengaruhi Bermain Bagi Anak Usia Dini….29 B. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini………..31


(7)

2. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini………...33

3. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini………..…34

4. Prinsip-prinsip Pendidikan Anak Usia Dini………37

5. Karakteristik Pendidikan Anak Usia Dini………...38

C. Kompetensi Tutor………40

1. Pengertian Kompetensi……….40

2. Pengertian Tutor……….42

D. Pendidikan Anak Usia Dini Salah Satu Program Pendidikan Luar Sekolah...……….44

1. Konsep Pendidkan Luar Sekolah (PLS)……… ………….44

2. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini………...…46

3. Ciri-ciri Pendidikan Luar Sekolah……….46

4. Komponen-komponen dalam Pendidikan Luar Sekolah……...…48

BAB III. METODE PENELITIAN……….…..51

A. Lokasi dan Subjek Penelitian……….…...51

B. Desain Penelitian………...…..52

C. Metode Penelitian………54

D. Depinisi Operasional……….…..56

E. Instrumen Penelitian………57

F. Teknik Pengumpulan Data………..58

G. Proses Pengembangan Instrumen………60

H. Analisis Data………61

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……..….………63

A. Profil Lembaga……….……63

1. Visi……….…63

2. Misi………63

3. Sasaran dan Keadaan Peserta Didik………..63

4. Tujuan………64

5. Struktur………...65

6. Program Kegiatan………..65


(8)

8. Sarana dan Prasarana………..67

B. Temuan Penelitian………67

C. Pembahasan Hasil Penelitian………...97

1. Kondisi Objektif Ketenagaan Tutor pada Lembaga Paud Kembang Pura………..…....97

2. Penerapan Kompetensi Tutor dalam Menumbuhkan Kreativitas Belajar Anak Usia Dini yang ada di Lembaga Kembang Pura………99

3. Proses Kegiatan Bermain yang Dilakukan Anak Usia Dini yang ada di Lembaga Paud Kembang Pura Ujungberung Bandung………...103

4. Faktor Pendukung dan Penghambat yang Dihadapi Tutor dalam Menerapkan Kompetensinya untuk Menumbuhkan Kreativitas Belajar Anak Usia Dini di Lembaga Paud Kembang Pura………104

BAB IV. KESIMPULAN……….….117

A. Kesimpulan……….……….…...117

B. Saran………..………118 DAFTAR PUSTAKA


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Salah satu tujuan dari pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang berakhlak mulia,kreatif, mandiri, berilmu, demokratis, bertanggung jawab,serta berlandaskan pancasila.

Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan sebagai pemenuhan terhadap hak warga negara, maka sangat diperlukan tindakan-tidakan yang terencana, nayata dan terarah sehingga realisasi dari pelaksanan pendidikan nasional dapat diwujudkan. Salah satu diantaranya tindakan-tidakan tersebut yaitu melakukan perbaikan dalam bidang pendidikan, yang dapat meningkatkan masyarkat kearah pembangunan nasional. Pendidikan merupakan pilar utama dan determinan dalam perubahan sosial untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan menjadi investasi besar dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Peranan pendidikan pada era globalisasi yaitu mampu membentuk masyarakat yang aktif, kreatif, dan dinamis mampu mengembangkan potensi diri dan lingkungan kearah kemandirian (self empowerment).

Keterlibatan pendidikan dalam usaha untuk meningkatkan pembangunan nasional dituangkan dalam amanat undang-undang No 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.

Berdasarkan definisi diatas pendidikan merupakan suatu proses kegiatan manusia sebagai wahana dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan sebagai


(10)

investasi besar dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas, kreatif, mandiri, berakhlak mulia dan bertanggung jawab serta demokratis. Pembangunan


(11)

3

dibidang pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya sebagaimana dirumuskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Menyikapi perkembangan dan eksistensi pendidikan sebagai pilar dan determinan perubahan sosial, pemerintah menciptakan pendidikan yang bermutu. Implikasi dari pendidikan yang bermutu hal ini tidak terlepas dari keberadaan dan kelekatan berbagai komponen yang juga bermutu. Tenaga pendidik merupakan salah satu komponen yang berperan sentral dalam proses pembentukan pendidikan yang bermutu. Dalam pendidikan non formal tutor merupakan unsur pendidik yang keberadannya seperti tenaga pendidik dalam system pendidikan nasional meposisikan sebagaimana tenaga profesional.

Tutor merupakan salah satu komponen yang ada di lembaga pendidikan non formal yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan. Peranan tutor disamping sebagai pengajar dan pendidik juga sebagai pembimbing dan figur yang dapat dijadikan panutan serta membimbing dan menuntun anak usia dini menjadi manusia dewasa yang berkepribadian dan cakap sesuai dengan karakternya, yaitu dengan jalan memberikan lingkungan dan arah sesuai dengan tujuan pendidikan dalam hal ini termasuk ikut memecahkan persoalan atau kesulitan yang dihadapi anak usia dini, baik perkembangan secara fisik maupun secara mental.

Tutor yang merupakan tenaga pendidik dalam melaksanakan tugasnya harus profesional sesuai dengan profesi yang diembannya. Untuk melaksanakan tugasnya secara baik sesuai dengan profesi yang dimilikinya, tutor perlu menguasai berbagai kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, sosial, profesional dan kompetensi pedagogik.


(12)

Kompetensi berasal dari bahasa Inggris competency yang berarti kecakapan, kemampuan dan wewenang. Menurut Nana Syaodih (1997) dalam Satori, et al, (2007:2.2), kompetensi adalah performen yang mengarah kepada pencapaian tujuan secara tuntas menuju kondisi yang diinginkan.

Kompetensi terdiri dari gabungan unsur-unsur potensi, pengetahuan, keterampilan sikap dan nilai serta kemampuan mengkoordinasikan unsur-unsur tersebut agar dapat diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja. Bentuk dan kualitas kinerja dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal antara lain lingkungan atau iklim kerja dan tantangan atau tuntuan pekerjaan. Kualifikasi dan profesionalitas merupakan contoh bentuk perwujudan kompetensi seseorang. (SKGP PGTK, 2004), sebagaimana dikutip oleh Ardiwinata (2008:8).

Peran pendidik sebagai agen pembelajaran (learning agent) adalah peran pendidik yaitu sebagai fasilitator, motivator, pemacu dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. Tutor merupakan faktor yang sangat penting dari keseluruhan faktor yang berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pendidikan, oleh karena itu, tutor seyogyanya memiliki perilaku dan kompetensi yang memadai untuk mengembangkan peserta didik secara utuh.

Tutor adalah pendidik profesional yang memiliki tugas utama membimbing, memotivasi, dan memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik pada jalur pendidikan formal dan non formal. Konteks tugas, fungsi dan peran tutor dalam belajar adalah berintikan pembinaan menuju kemandirian belajar dan/atau belajar mandiri. Pada konteks ini tugas tutor adalah mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, merencanakan tutorial, melakasanakan interaksi tutorial, menilai hasil belajar peserta didik, dan memperbaiki keseluruhan proses pembelajaran secara berkelanjutan. Sedangkan fungsi tutor adalah memfasilitasi proses belajar bagi peserta didik dengan menerapkan variasi pendekatan pedagogik dan atau andragogik sehingga memungkinkan peserta didik mencapai penguasaan kompetensinya secara interaktif atas prakarsa sendiri. Dalam konteks ini tutor memiliki peran sebagai perencana tutorial, motivator dan fasilitator belajar dan evaluator proses dan hasil belajar. (permen, tahun 2008) dikutip Ardiwinata (2008:11)

Berdasarkan uraian diatas, tutor yang merupakan salah satu unsur dibidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga propesional dan berkualitas serta mampu menerapkan semua kompetensi tutor. Sebagai tuntutan masyarakat yang semakin berkembang, dalam


(13)

5

hal ini tutor tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer of

knowledge, tetapi sebagai pendidik yang melakukan transfer of values dan

sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun peserta didik dalam belajar. Tutor memiliki peranan yang unik dan sangat komplek didalam proses pembelajaran, dalam usahanya untuk mengantarkan peserta didik ke taraf yang dicita-citakan. Oleh karena itu seorang tutor dalam melaksanakan tugasnya harus disesuaikan dengan profesi dan tanggung jawabnya sebagai tutor, juga memiliki kemampuan yang mampu menunjukan kompetensi-kompetensi seorang pendidik. Maka, seorang tutor tidak cukup berlatar pendidikan yang tinggi tetapi harus didukung oleh tingkat kemampuan yang ditampilkannya. Hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 bahwa setiap guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.

Untuk mengarahkan pada tujuan tutor sebagai pendidik yang perofesional yang sesuai dengan tuntutan dan tugas guru yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003, pasal 39 ayat 2 tentang sistem pendidikan nasional maka, lembaga pendidikan perlu mengembangkan potensi sumber daya manusia dalam hal ini tutor disamping memiliki kualifikasi akademik juga mampu menerapkan segala unsur yang ada dalam kompetensi. Penerapan kompetensi yang dilakukan seorang tutor dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik profesional dan bekerja dengan baik penuh tanggung jawab akan berpengaruh besar terhadap proses pembelajaran peserta didik, tutor harus bisa menciptakan kondisi suatu proses pembelajaran menjadi lebih kreatif dan tutor harus bisa mengarahkan, menumbuhkan dan membangkitkan kreativitas peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar dengan baik. Untuk belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik pula. Karena motivasi yang diberikan seorang tutor dalam menumbuhkan kreativitas anak usia dini merupakan energi pendorong yang ada dalam diri seorang anak .

Menurut Donald, dalam Sardiman ( 2011: 73) menyebutkan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya


(14)

Memberikan motivasi untuk menumbuhkan kreativitas kepada peserta didik, berarti menggerakan peserta didik untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Tutor harus mampu mendorong dan membangkitkan peserta didik serta merangsang agar bekerja lebih giat dan lebih baik serta lebih kreatif.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Pasal 40 ayat 2, dinyatakan bahwa kewajiban pendidik, termasuk tutor adalah (1) menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkang, kreatif, dinamis, dan dialogis; (2) mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan (3) memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Menurut Undang-undang tersebut yang merupakan rincian dari tugas-tugas tutor maka, apabila motivasi dihubungkan dengan proses pembelajaran bagi anak usia dini maka motivasi merupakan suatu kebutuhan yang perlu dimiliki oleh tutor untuk menumbuhkan kerativitas yang ada pada diri Anak Usia Dini. Menumbuhkan kreativitas Anak Usia Dini tidak semudah mengembalikan telapak tangan, disini diperlukan seorang tutor yang mampu menggali, menumbuhkan dan mengasah kreativitas Anak Usia Dini yang dimilikinya.

Menumbuhkan kerativitas Anak Usia Dini dengan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Proses pembelajaran yang menyenangkan bisa dilakukan dengan suasana bermain yang edukatif. Bermain merupakan suatu kegiatan yang sangat penting bagi Anak Usia Dini. Proses bermain merupakan hak asasi setiap Anak Usia Dini/pra sekolah karena memiliki nilai yang dapat mengembangkan kepribadian Anak Usia Dini.

Masa TK adalah masa ketika anak ingin bermain,bereksplorasi, berimajinasi serta bereksperimen dengan melakukan banyak kesalahan dan belajar dari kesalahan.

Menurut Singer (Kusantanti, 2004) mengemukakan bahwa bermain dapat digunakan anak-anak untuk menjelajahi dunianya, mengembangkan kompetensi dalam usaha mengatasi dunianya dan mengembangkan kreativitas anak. Dengan bermain anak memiliki kemampuan untuk memahami konsep secara ilmiah, tanpa


(15)

7

paksaan.(http://paudanakceria.wordpress.com/2011/08/06/bermain-dankreativitas-pada-anak-usia-dini/)

Menurut Sugianto (1995) yang dikutip oleh Kurniati dan Sardin (2008:2) Menyebutkan bahwa: bermain adalah kegiatan yang terjadi secara alamiah pada anak, anak tidak perlu dipaksa untuk bermain. Bermain berguna bagi anak untuk membantu anak-anak memahami dan mengungkapkan dunianya baik dalam taraf berpkir maupun perasaan.

Menurut David Elkind yang dikutip Megawangi (2004:38), anak yang terlalu dipaksa untuk menguasai kemampuan kognitif secara dini akan membuat anak stress karena terjadinya ketidak sesuaian dengan usianya yang seharusnya lebih banyak bermain dan bereksplorasi.

Tutor harus mampu memberi rangsangan kepada Anak Usia Dini yang tentunya disesuaikan dengan perkembangannya yaitu dari aspek kognitif, bahasa, sosial emosional, fisik dan yang lainnya. Proses penyampaiannya harus sesuai dengan dunia anak, bermain merupakan belajarnya anak-anak. Bermain merupakan cara bagi anak untuk memperoleh pengetahuan tentang segala sesuatu. Bermain akan memberikan peluang kepada anak untuk berimajinasi dan berinteraksi dengan yang lainnya.

Sekarang ini tutor sering menjadi sorotan, baik berkaitan dengan rendahnya mutu pendidikan, atau pun keberhasilan suatu sekolah. Ada sebagian masyarakat beranggapan keberhasilan dalam suatu lembaga pendidikan hususnya lembaga non formal sangat ditentukan oleh mutu tutor itu sendiri. Keberadaan atau posisi tutor yang demikian itu akan mendapat penilaian yang beragam dari lingkungan sekitarnya tutor kadang disanjung dan dipuja apabila dalam melaksanakan kinerjanya sesuai dengan yang diharapkan oleh orang tua murid , dan tutor kadang dianggap rendah dan dipersalahkan apabila dalam melaksanakan kinerja pembelajarannya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini menjadi dilema bagi seorang tutor dilain pihak totor harus bisa memberi pemahaman terhadap orang tua atas pentingnya proses pembelajaran yang tidak menekankan calistung pada Anak Usia Dini, Pembelajaran calistung untuk Anak Usia Dini bukan tidak boleh diterapkan diusia pra sekolah, tetapi dalam proses pembelajarannya


(16)

diperlukan kreativitas tutor agar pembelajaran calistung tidak memaksa dan menekankan masa pertumbuhan Anak Usia Dini tersebut.

Di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kembang Pura dilihat dari proses pembelajaran secara keseluruhan masih belum memberikan pelayanan yang maksimal terhadap proses KBM. Karena pada kenyataannya lingkungan masih belum memberikan fasilitas yang memadai untuk kenyamanan anak dalam melakukan aktivitas kegiatan belajar mengajar, sarana dan prasarana yang belum memadai, serta media APE yang masih kurang, sehingga hal ini akan menghambat terhadap pengembangan, pertumbuhan dan ruang gerak Anak Usia Dini dalam melakukan aktivitas. Serta berdasarkan hasil penelitian ditemuai adanya tuntutan dari orang tua murid yang menginginkan anak-anaknya mampu menguasai calistung. Kemudian penekanan-penekanan tutor dalam memberikan KBM karena tuntutan dari orang tua tersebut.

Penerapan kompetensi yang dimiliki oleh tutor disini sangat berperan untuk memberikan pemahaman akan pentingnya proses belajar mengajar dilaksanakan dengan belajar sambil bermain. Penerapan kompetensi khusunya kompetensi sosial bagi seorang tutor, agar tutor mampu memberikan pelayanan pendidikan bagi Anak Usia Dini serta pemahaman kepada orang tua sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang terjadi, maka penulis tertarik

untuk memfokuskan penelitian dengan judul “Penerapan Kompetensi Tutor dalam Menumbuhkan Kreativitas Belajar Anak Usia Dini melalui Kegiatan Bermain pada Lembaga PAUD Kembang Pura Ujungberung Bandung”.

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Hasil identifikasi masalah di lembaga pendidikan PAUD Kembang Pura sebagai berikut:

1. Masih adanya orang tua murid yang menghendaki dan menuntut anak-anaknya bisa calistung sejak usia dini. Berdasarkan data yang penulis peroleh melalui wawancara sekitar 10 orang tua yang menghendaki anaknya bisa calistung sejak usia dini.


(17)

9

2. Adanya persaingan dengan sekolah yang lain yang menerapkan pembelajaran calistung, sehingga menyebabkan kurangnya minat untuk menyekolahkan anaknya di PAUD Kembang Pura.

3. Penguasaan tutor terhadap kompetensi belum sesuai dengan yang diharapkan, seperti dalam menerapkan kompetensi pedagogik terhadap pemahaman pentingnya pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.

4. Penekanan dan pemaksaan dalam proses KBM.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka untuk mempermudah pengkajian maka peneliti lebih dikonsentrasikan rumusan masalahnya dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi objektif ketenagaan tutor pada PAUD Kembang Pura? 2. Bagaimana penerapan kompetensi tutor dalam menumbuhkan kreativitas

belajar Anak Usia Dini Melalui kegiatan bermain yang ada di Lembaga PAUD Kembang Pura?

3. Bagaimana proses kegiatan bermian yang dilaksanakan anak-anak yang ada di Lembaga Paud Kembang Pura Ujungberung Bendung?

4. Faktor pendukung dan penghambat apa yang dihadapi tutor dalam menerapkan kompetensinya dalam menumbuhkan kreativitas belajar anak usia dini melelui kegiatan bermain yang ada di lembaga PAUD Kembang Pura Ujungberung Bandung?

C.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran data dan informasi tentang:

1. Kondisi objektif ketenagaan tutor yang ada di Lembaga PAUD Kembang Pura

2. Penerapan kompetensi tutor dalam menumbuhkan kreativitas belajar anak usia dini melelui kegiatan bermian yang ada di lembaga PAUD Kembang Pura 3. Proses kegiatan bermain yang dilaksanakan anak-anak yang ada di Lembaga


(18)

4. Faktor-faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi tutor dalam menerapkan kompetensi untuk menumbuhkan kreativitas belajar anak usia dini melalui kegiatan bermian yang ada di lembaga PAUD Kembang Pura.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara konseptual teoritik maupun praktis sebagai berikut:

Secara konseptual teoritik penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi pengembangan ilmu PLS serta lebih utama mengenai penerapan kompetensi tutor dalam menumbuhkan kreativitas anak usia dini dalam belajar melalui kegiatan bermain.

Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan juga memberikan manfaat dalam aspek praktis (guna laksana) yaitu dapat memberikan manfaat dan masukan bagi lembaga PAUD Kembang Pura dalam meningkatkan dan menerapkan kompetensi tutor dalam menumbuhkan kretivitas belajar anak usia dini melalui kegiatan bermain.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Bab I : terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II : terdiri dari Kajian Pustaka yang berhubungan dengan teori-teori sesuai dengan judul permasalahan

Bab III : Metode Penelitian yang terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, definisi oprasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data, analisis data

Bab IV : Profil Lembaga, Temuan penelitian, dan Pembahasan Hasil Penelitian


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lembaga PAUD Kembang Pura merupakan salah satu PAUD yang berada di Desa Pasir Jati Kecamatan Ujung Berung kota Bandung . Yang berjarak kurang lebih 1 KM dari Jln AH Nasution (pusat Kota).

PAUD Kembang Pura berdiri pada tahun 2006, mulai terdaptar pada tahun 2008 dengan nomor: 421.9/20484-PNFI/2008 yang dipimpin ketua lembaga bernama Oni Jatnika S.Pd.I. Lembaga PAUD Kembang Pura mengembangkan program pendidikan Pra usia dini selain program pendidikan nonformal PAUD juga melayani anak usia dini formal (RA). Lembaga Paud Kembang Pura mengembangkan pendidikannya , bukan hanya dari sisi spiritual saja, namun juga pendidikan anak yang meliputi pendidikan fisik dan mental, juga berupaya mengoptimalkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, sehingga diharapkan anak didik dapat tumbuh menjadi manusia yang shaleh-shalehah, cerdas, sehat, dan kreatif dan mandiri.

Sasaran yang ingin dicapai yaitu semua anak yang membutuhkan pelayanan pendidikan usia dini yang berumur 3-6 tahun, orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya untuk mencari nafkah, sementara anaknya dititipkan di PAUD untuk bersosialisasi dan bermaian yang lebih terarah, kemudian semua lapisan masyarakat yang mempunyai anak usia dini yang membutuhkan pelayanan pendidikan dan yang terakhir orang tua yang tidak mampu memasukan anaknya kependidikan yang lebih formal seperti TK atau Play grop.

Adapun Subjek adalah sumber data dari mana data itu diperoleh. Apabila peneliti menggunakan wawancara ketika mengumpulkan datanya, maka sumber datanya adalah responden, yaitu orang yang merespon atau menjwab pertanyaan baik tertulis maupun lisan. Dan apabila menggunakan


(20)

observasi maka sumber datanya bisa berupa benda atau proses tertentu. Menurut Arikunto (2004:47) sumber data di identifikasikan menjadi tiga yaitu Person, place, dan paper.

1. Person yaitu sumber data berupa orang yang bisa memberikan data

berupa jawaban lisan melalui wawancara. Dalam penelitian ini personnya adalah tutor, atau pendidik dan ketua lembaga.

2. Place yaitu sumber data berupa tempat atau sumber data yang

menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Place disini meliputi fasilitas gedung, kondisi lokasi, kegiatan belajar mengajar, kinerja aktivitas dan sebagainya yang ada di Lembaga PAUD Kembang Pura Desa Pasir Jati Kecamatan Ujung berung Kota Bandung.

3. Paper yaitu data berupa symbol atau sumber data yang menyajikan

tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, symbol-simbol dan lain-lain. Dalam penelitian ini yang berbentuk papernya yaitu berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku arsif, catatan-catatan, dokumen, yang ada di Lembaga PAUD Kembang Pura Desa Pasir Jati Kecamatan Ujungberung Kota Bandung seperti struktur organisasi, piala, piagam prestasi dan lain-lain.

B.Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu: 1. Tahapan Persiapan

Tahapan ini merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti sebelum pengumpulan data. Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahap ini, diantaranya:

a. Menyusun rancangan penelitian. Rancangan penelitian ini biasa disebut dengan proposal penelitian. Pada tahapan ini penulis memilih lapangan penelitian, penentuan jadwal penelitian, memilih alat penelitian, rancangan pengumpulan data, mentukan latar belakang masalah, dan alasan pengumpulan data, serta kajian kepustakaan yang


(21)

53

dijadikan dasar dalam menentukan fokus yaitu mencari teori atau konsep yang berkaitan dengan penerapan kompetensi tutor dalam menumbuhkan kreativitas belajar anak usia dini pada lembaga paud Kembang Pura.

b. Memilih lapangan penelitian. Dalam memilih tempat penelitian, penulis melakukan kesesuaian antara teori dengan data yang didapat oleh penulis pada kenyataan dilapangan/ tempat praktek.

c. Mengurus perizinan. Perizinan di buat kepada pihak-pihak yang berwewenang memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

d. Memilih dan memanfaatkan responden. Responden yang dipilih oleh penulis sendiri disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan oleh penulis. Penulis memilih narasumber yang benar-benar akurat dalam membrikan informasi, maka penulis memilih ketua penyelenggara, dan tutor PAUD Kembang Pura Ujungberung

e. Menyiapkan perlengkapan penelitian. Penulis mempersiapkan perlengkapan penelitian berupa, pedoman penelitian, perlengkapan fisik, surat izin dari pihak univeritas untuk mengadakan penelitian. 2. Tahapan Pelaksanaan

Pada tahapan ini merupakan kegiatan yang dilakukan langsung ditempat penelitian. Tahapan ini dibagi atas dua bagian yaitu;

a. Memahami latar belakang penelitian dan persiapan diri. Pada tahapan ini penulis mengklasifikasikan subjek penelitian yang sesuai dengan alat pengumpul data yang digunakan untuk melihat kepada subjek penelitian yang pada latar penelitian serta data yang harus dikumpulkan.

b. Memasuki lapangan. Pada tahapan ini penulis beusaha menyesuaikan diri dengan karakteristik lapangan penelitian sehingga dapat terjadi keakraban dan tidak adanya pemisah antara penulis dengan subjek penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan kegiatan yaitu:

1). Mengadakan wawancara dengan penyelengara, tutor dan orang tua murid PAUD Kembang Pura yang difokuskan pada penerapan


(22)

kompetensi tutor dalam menumbuhkan kreativitas belajar anak usia dini melalui kegiatan bermain.

2). Melakukan observasi terhadap lingkungan dan kegiatan yang dilakukan ketua penyelenggara dan, tutor.

3). Tahap Akhir. Pada tahapan ini untuk mengecek kebenaran data atau informasi yang telah diperoleh penulis dapat dipercaya maka dalam hal ini diperlukan pengecekan dan triangulasi sehingga setiap data dan informasi yang diperoleh selalu dikonfirmasikan dan diteliti kembali kepada sumber datanya. Triangulasi juga dilakukan dengan merujuk pada sumber yang ada dimana penulis menerapkan triangulasi dengan mengadakan pengecekan derajat kepercayaan beberapa subjek penelitian selaku sumber data yaitu dengan cara membandingkan data hasil wawancara dengan tutor dibandingkan dengan data hasil wawancara ketua penyelengagara dengan menggunakan metode yang sama. Yang menjadi triangulasi dalam penelitian ini yaitu ketua Lembaga Paud Kembang Pura.

C. Metode Penelitian

Penelitian adalah suatu metode untuk menemukan kebenaran serta metode berpikir secara kritis, pencarian atas sesuatu (inquiri) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. (Suryana dan Priatna . (2009:8 ). Yang dimaksud dengan metode adalah merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang objektif, valid, dan realibel, sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang tertentu. Atas dasar tersebut, metode yang dianggap paling relevan adalah metode deskriptif. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa masalah yang diteliti merupakan masalah yang ada pada masa sekarang (aktual), atau gejala-gejala yang nampak dewasa


(23)

55

ini sehingga pememcahannya pun dapat dilakukan berdasarkan data yang diperoleh, dianalisis kemudian dikembangkan cara pemecahnnya.

Pemilihan dan penggunaan metode dalam suatu penelitian sangat besar sekali pengaruhnya terhadap keberhasilan penelitian itu sendiri. Adapun penentuan metode penelitian yang digunakan penulis mengacu kepada tujuan penelitian yang ingin dicapai di lembaga PAUD Kembang Pura Ujung berung bandung.

Menurut Sumanto, (1995:75) yang dikutip Suryana, dan Priatna, (2009:104), penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang diupayakan untuk mencandra atau mengamati permasalahan-permasalahan secara sisitematis dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat objek tertentu. Penelitian deskriptif ditujukan untuk memaparkan dan menggambarkan dan memetakan fakta-fakta berdasarkan cara pandang atau kerangka berpikir tertentu.

Penelitian mengenai penerapan kompetensi tutor dalam menumbuhkan kreativitas belajar anak usia dini melalui kegiatan bermain menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami. Tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk memahami sisitem makna yang menjadi prinsip-prinsip umum dari satuan gejala yang terdapat di dalam kehidupan sosial sebuah masyarakat. Pemahaman tersebut diperoleh melalui pengamatan, pendeskripsian serta interpretasi yang terperinci tentang gejala yang menjadi fokus penelitian. (Suryana, dan Priatna, 2009:92).

Penelitian ini berusaha mengungkap secara mendalam dan menjawab pertanyaan dari fokus penelitian tentang bagimana kondisi objektif ketenagaan tutor yang ada di lembaga PAUD Kembang Pura Ujungberung Bandung. bagaimana penerapan kompetensi tutor dalam menumbuhkan kreativitas belajar anak usia dini melalui kegiatan bermain yang ada di lembaga PAUD Kembang Pura Ujungberung Bandung, bagaimana proses


(24)

kegiatan bermain yang dilaksanakan anak-anak yang ada di Lembaga Paud Kembang Pura Ujungberung Bandung, dan faktor pendukung dan penghambat apa yang dihadapi tutor dalam menumbuhkan kreativitas belajar anak usia dini melalui kegiatan bermian pada Lembaga PAUD Kembang Pura Ujungberung Bandung.

Penggunaan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif pada penelitian ini diarahkan untuk mengungkapkan atau menggambarkan data mengenai penerapan kompetensi tutor dalam menumbuhkan kreativitas belajar anak usia dini melalui kegiatan bermain pada lembaga PAUD Kembang Pura Desa Pasir Jati Kecamatan Ujung Berung Bandung.

D. Definisi Oprasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan masalah penelitian, maka akan dijelaskan setiap variable sebagai berikut:

1. Kompetensi

Kompetensi berasal dari bahasa Inggris competency yang berarti kecakapan, kemampuan dan wewenang. Kompetensi adalah performan yang mengarah kepada pencapaian tujuan secara tuntas menuju kondisi yang diinginkan. (Nana Syaodih 1997: 2007:2.1). Yang dimaksud kompetensi dalam penelitian ini adalah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang tutor pada lembaga PAUD Kembang Pura

2. Tutor

Tutor adalah pendidik profesional yang memiliki tugas utama membimbing, memotivasi, dan memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik pada jalur pendidikan formal dan non formal. (dikutip Ardiwinata 2008:11).Yang dimaksud tutor dalam penelitian ini adalah orang yang memiliki keahlian sebagai pendidik pada PAUD Kembang Pura


(25)

57

Menumbuhkan berarti memberi motivasi. Motivasi adalah perubahan

energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan

didahului dengan adanya tanggapan terhadap tujuan. (Sardiman 1986:73).Yang dimaksud menumbuhkan dalam penelitian ini adalah memberi motivasi sebagai daya penggerak yang dilakukan oleh seorang tutor untuk mampu menumbuhkan anak usia dini dalam melakukan aktivitas belajar dengan kreatif pada lembaga PAUD Kembang Pura.

4. Kreativitas

Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. (Supriadi 2001) yang dikutip Mariyana (2008:3). Yang dimaksud kreativitas dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang anak dalam mengembangkan idenya yang akan berkembang secara otomatis pada lembaga PAUD Kembang Pura.

5. Belajar

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi individu dengan lingkungannya. (Slameto 1988:2). Yang dimaksud belajar dalam penelitian ini adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan anak usia dini pada lembaga PAUD kembang Pura.

6. Anak Usia Dini (AUD)

Anak usia dini di Indonesia adalah anak yang lahir dari 0 – 6 tahun.( UU system Pendidikan Nasional 2003). Yang dimaksud anak usia dini dalam penelitian ini adalah anak usia 3-6 tahun yang terlayani pada lembaga PAUD Kembang Pura.

7. Bermain

Bermain merupakan kegiatan yang terjadi secara alamiah pada anak, anak tidak perlu dipaksa untuk bermain. (Sugianto, 1995) yang dikutip oleh


(26)

Kurniati, dan Sardin 2008:2). Yang dimaksud bermain dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan yang sangat penting dilakukan anak usia dini untuk mengeksplorasi lingkungannya pada lembaga PAUD Kembang Pura.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dan teknik merupakan alat dan cara yang digunakan dalam mengumpulkan data sebagai salah satu bagian penting dalam penelitian. Instrument yang digunakan dalam mengumpulkan data tidak dapat dipisahkan dengan teknik pengumpulan data, dan teknik pengumpulan data tidak dapat dipisahkan dengan metode penelitian. Ketiganya terdapat saling keterkaitan yang erat satu sama lain.

Peneliti pada waktu mengumpulkan data dilapangan berperan serta dalam kegiatan subjek penelitian. Peneliti sebagai instrument penelitian akan mencoba memahami dan menyesuaikan keadaan yang terjadi pada waktu penelitian.sehingga data yang didapatkan diperoleh secara akurat.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Pedoman Observasi

Observasi merupakan teknik pengamatan dan pencatatan sistematis dari fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan untuk menemukan data dan informasi dari gejala-gejala atau fenomena (kejadian-kejadian atau peristiwa) secara sistematis dan didasarkan pada tujuan penyelidikan yang telah dirumuskan. (Muhammad Ali, 1992:72 dikutip Suryana, dan Priatna , 2009:193). Peneliti menggunakan teknik observasi ini agar dapat melakukan pengamatan sesuai dengan tujuan penelitian. Karena observasi dapat dilakukan, melaui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Sehingga peneliti dapat memperoleh data mengenai komponen-komponen yang berhubungan dengan penerapan kompetensi tutor dalam menumbuhkan kreativitas belajar anak usia dini


(27)

59

melalui kegiatan bermain pada lembaga PAUD Kembang Pura Ujungberung Bandung.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden. Dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam (Suryana, dan Priatna , 2009:200) Peneliti merancang pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana usaha yang dilakukan tutor dalam menerapkan kompetensi dalam menumbuhkan kreativitas belajar anak usia dini melalui kegiatan bermain. Dan teknik wawancara tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat wawancara dilakukan.

3. Studi Dokumentasi

Peneliti menggunakan kemera sebagai alat bantu untuk mendapatkan data-data ketika peneliti mengadakan wawancara dengan responden atau bukti observasi untuk mendokumenkan kegiatan yang sedang diteliti.

F.Teknik Pengumpulan Data dan Alasan Rasional

Sesuai dengan metode penelitian diatas, dan dalam upaya mendapatkan data yang diperlukan, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengetahui dari dekat kegiatan dan peristiwa tertentu yang dilakukan oleh subjek sehingga dapat memberikan informasi yang berguna sesuai dengan permasalahan penelitian. Dalam penelitian, observasi dilakukan terhadap proses perilaku tutor dalam menerapkan kompetensi dalam menumbuhkan kreativitas belajar anak usia dini. Dengan teknik observasi ini diharapkan bisa mengamati dan melihat sendiri kejadian yang tampak seorang tutor dalam menerapkan kompetensi pembelajarannya. Dan dengan teknik ini diharapkan bisa mengoptimalkan peneliti dalam merasakan apa yang


(28)

dirasakan dan dihayati oleh subjek sehingga memungkinkan pula peneliti sebagai sumber data.

Observasi dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan data dimana peneliti mengamati dan mencatat informasi mengenai seorang tutor dalam menerpakan kompetensi dalam pembelajaran yang mampu menumbuhkan kreativitas belajar anak usia dini yang ada di lembaga PAUD Kembang Pura Ujungberung Bandung.

Observasi yang dilakukan peneliti di lembaga PAUD Kembang Pura, peneliti dengan langsung datang sehingga mengamati langsung proses pembelajaran dari pukul 07.00 – 11.00. peneliti mengamati prilaku tutornya dalam melakukan KBM terhadap anak usia dini. Peneliti pada waktu melakukan obsevasi menggunakan alat pedoman observasi dan kamera sebagai alat untuk menyimpan dokumen hasil observasi.

2. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara kepada tutor PAUD Kembang Pura Ujung berung Bandung. Hal ini untuk memperoleh data mengenai penerapan kompetensi tutor dalam menumbuhkan kreativitas belajar anak usia dini melalui kegiatan bermain. Wawancara dialakukan dengan tatap muka langsung ditempat PAUD Kembang Pura.

Lama waktu wawancara disesuaikan dengan kondisi yang ada . dalam penelitian ini peneliti mempokuskan wawancara terhadap aspek, kondisi objektif ketenagaan tutor, bagaimana penerapan kompetensi turor yang ada di PAUD Kembang Pura, bagaimana proses kegiatan bermain yang dilakukan anak-anak yang ada di lembaga Paud Kembang Pura dan faktor pendukung dan penghambatnya terhadap penerapan kompetensi tutor dalam menumbuhkan kreativitas belajar yang ada di PAUD Kembang Pura Ujungberung Bandung.

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, namun melalui dokumen. Dokumen


(29)

61

adalah catatan tertulis yang isinya merupakan setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa, dan berguna bagi sember data, bukti informasi kealamiahan yang sukar diperoleh, sukar ditemukan dan membuka kesempatan untuk memperjelas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki. (Sedarmiyati, 2002:86 sebagaimana dikutip Suryana, dan Priatna , 2009:213)

Studi dokumentasi dilakukan dengan teknik pengumulan data melalui dokumen-dokumen dan laporan-laporan yang berhubungan dengan penerapan kompetensi tutor dalam menumbuhkan kreativitas belajar anak usia dini melalui kegiatan bermain, yang dapat dilihat dari kinerja tutor dalam menyampaikan proses pembelajaran di dalam kelas.

G.Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan observasi dan wawancara. Dalam proses pengembangan instrument peneliti menggunakan langkah-langakah sebagai berikut:

1. Menyusun kisi-kisi

Kisi-kisi instrumen dipergunakan untuk memudahkan penyusunan wawancara. Penyususnan kisi-kisi ini didasarkan permasalahan-permasalahan dengan variasi-variasi dianggap penting atau dengan indikator-indikator dan sub indikator yang akan dijadikan wawancara.

Dari kisi-kisi tersebut kemudian dikembangkan menjadi butir-butir pertanyaan. Pertanyaan disusun secara singkat, jelas, dan mudah dimengerti oleh setiap responden dan setiap pertanyaan disertai alternatif jawaban yang disusun secara sistematis.

2. Menjabarkan kisi-kisi penelitian kedalam pedoman wawancara dan pedoman observasi.

3. Melakukan bimbingan dengan pembimbing tentang kisi-kisi dan pedoman wawancara serta observasi


(30)

5. Melakukan penelitian lapangan.

H.Analisis Data

Analisis dalam penelitian merupakan bagian yang penting dalam proses penelitian, karena dengan analisis inilah data yang ada akan nampak manfaatnya, terutama dalam memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan akhir penelitian.

Proses analisis dilakukan setelah melalui proses klasifikasi berupa pengelompokan atau pengumpulan dan pengkatagorian data kedalam kelas-kelas yang telah ditentukan.

Dalam suatu penelitian apabila data telah terkumpul maka perlu diadakan pengolahan data. Data yang berhasil dikumpulkan dari lokasi penelitian, disusun, dipilih mana yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Dalam menyusun analisis data ada tiga langkah yang harus ditempuh yaitu reduksi data, display atau sajian data dan verivikasi data atau penyimpulan data. Muhammad Ali (1992:167) yang dikutip oleh Suryana dan Priatna (2009:95) mengemukakan yaitu:

Reduksi data adalah proses memilih, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksi dan mengubah data kasar. Mereduksi data dalam konteks penelitian ini adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok atau mempokuskan pada hal-hal yang sangat penting. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti dalam pengumpulan data selanjutnya. Sajian data merupakan suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi yang memudahkan untuk pembuatan kesimpulan dan atau tindakan yang diusulkan. Hal ini dilakukan dalam bentuk uraian singkat yang akan disajikan pada laporan akhir penelitian. Adapun verivikasi data atau penyimpulan data adalah penjelasan tentang makna data dalam suatu


(31)

63

konfigurasi yang secara jelas menunjukan alur kausalnya, sehingga dapat diajukan proporsi-proporsi yang terkait dengannya.

Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan triangulasi dalam menganalisis data, dimana triangulasi dilakukan untuk mengecek kebenaran data tertentu dan membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain. Peneliti juga menerapkan triangulasi sumber dengan mengadakan pengecekan derajat kepercayaan beberapa subjek penelitian selaku sumber data yaitu membandingkan data hasil wawancara dari tutor dengan data hasil wawancara dengan tutor yang lain kemudian dibandingkan dengan hasil wawancara dengan ketua lembaga, dengan mengguanakan metode yang sama. Sebagai triangulasi dalam penelitian ini yaitu ketua lembaga Paud Kembang Pura Ujungberung Bandung. Dengan menggunakan teknik triangulasi data yang diperoleh lebih konsisten, tuntas dan pasti.


(32)

BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan data dan fakta hasil penelitian serta analisis data yang telah disajikan dalam Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut: A. Kesimpulan

1. Kondisi Objektif Ketenagaan Tutor pada Lembaga Paud Kembang Pura Dari hasil penelitian terungkap bahwa tutor yang memiliki pengalaman dan pengetahuan merupakan modal dasar untuk menjadikan seorang tutor yang profesional. Bertambahnya pengetahuan tentunya ada kesesuaian dengan tingkat pendidikan yang dimiliki oleh seorang tutor. Kesesuaian pendidikan terakhir tersebut akan menjadikan seorang tutor bertambahnya pengalaman,wawasan yang tentunya akan menjadikan seorang tutor yang profesional, kiritis, kreatif dan inovatif. Pengetahuan dan wawasan tidak hanya didapat dari tingginya pendidikan tetapi bisa didapat juga dengan mengikuti berbagai kegiatan atau organisasi.

Tutor sebagai pendidik profesional memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai tutor profesional yaitu: memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak, memberikan pengasuhan dengan sentuhan fisik dan psikis, merancang program kegiatan belajar, memfasilitasi perkembangan belajar anak, menilai perkembangan anak dan membina hubungan baik dengan orang tua murid.

2. Penerapan Kompetensi Tutor dalam Menumbuhkan Kreativitas Belajar Anak Usia Dini yang ada di Lembaga Paud Kembang Pura

Peran guru (tutor) dalam proses pembelajaran peserta didik, yang mencakup: guru sebagai perencana (planner), guru sebagai pelaksana (organizer), guru sebagai penilai (evaluator).

Perencana merupakan langkah awal dalam proses kegiatan belajar mengajar, pelaksana merupakan proses kegiatan dalam belajar mengajar yang berorientasi pada kebutuhan anak, melalui kegiatan bermain, serta menciptakan lingkungan yang kondusif yang mampu menumbuhkan kreativitas belajar anak . Tutor sebagai penilai dalam kegiatan pembelajaran, hal ini untuk mengetahui pertumbuhan dan


(33)

119

perkambangan kemampuan anak didik dengan tujuan memperoleh informasi sejauh mana pertumbuhan dan perkembangan anak didik dari waktu kewaktu.

Bentuk penerapan kompetensi yang dilakukan tutor di lembaga Paud Kembang pura belum memberikan pengaruh terhadap proses pembelajaran dalam mengembangkan perencanaan, pelasanaan dan penilaian.

3. Proses kegiatan bermaian yang dialakukan anak-anak yang ada di lembaga Paud Kembang Pura Ujungberung Bandung

Proses kegiatan bermaian bagi anak usia dini merupakan suatu kegaitan yang sangat perlu untuk di kembangkan bagi anak usia dini yang tentunya harus disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini tersebut.

Bentuk kegiatan bermain dalam penerapannya yang dilakukan tutor terhadap anak usia dini yang ada dilembaga Paud Kembang Pura belum sepenuhnya memberikan pengaruh terhadap proses KBM yang ada dilembaga Paud Kembang Pura.

1. Faktor Pendukung dan Penghambat yang dihadapi tutor dalam menerapkan Kompetensinya untuk Menumbuhkan kreativitas Belajar Anak Usia Dini di lembaga Paud Kembang Pura

Faktor pendukung secara internal yang terdiri dari motivasi, kompetensi dan kreativitas sedangkan secara eksternal yaitu lingkungan dan sarana prasarana. Faktor penghambat secara internal terdiri dari pengetahuan dan penggunaan metode sedangkan secara eksternal yaitu media, kondisi ruangan dan lingkungan keluarga dan kondisi siswa.

Penerapan kompetensi tutor dalam menumbuhkan kreativitas belajar anak usia dini merupakan bentuk pelayanan seorang tutor dalam proses KBM tutor harus mampu menerapakan berbagai kompetensi yang dimilikinya hal ini untuk menjadikan seorang tutor yang profesional

B. Saran

1. Bagi Lembaga Paud Kembang Pura Ujungberung Bandung.

Lembaga PAUD Kembang Pura merupakan pendidikan nonformal supaya lebih meningkatkan lagi kualitas dan kuantitas, sarana dan prasarana agar bisa


(34)

menjadi Paud unggulan dan menjadi Paud favorit yang ada di Ujungberung, yang mampu mencetak generasi penerus yang handal, kreatif dan mandiri. 2. Bagi Tutor

Kompetensi, kreativitas serta motivasi kerja lebih ditingkatakan, agar dalam proses pembelajaran lebih memperhatikan karakteristik peserta didik sehingga dalam proses pembelajaran tidak menyimpang dari karakteristik peserta didik tersebut.

3. Bagi peneliti yang lain

Penelitian ini diharapkan bisa terus ditindaklanjuti dengan penelitian yang lebih luas cakupannya untuk lebih memperdalam berbagai aspek yang belum bisa penulis gali secara mendalam karena masih banyak aspek-aspek yang belum bisa dipaparkan oleh penulis.


(35)

121

DAFTAR PUSTAKA

Andari, A (2012). Bahan Ajar Psikologi Perkembangan 2. Bandung

Ardiwinata, J.S (2008). Kompetensi Tenaga Pendidik Pada Paud. Bahan Ajar Diklat Tenaga Pendidik PAUD Non Formal Tingkat Dasar. Direktorat PTK PNF Ditjen PMPTK Departemen Pendidikan Nasional dan UPI Bandung.

Arikunto, S (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara Aziz, A , (2008). Psikologi dalam Pendidikan , Bandung Alfabeta

Buletin PADU Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini Menu Pembelajaran PADU. Vol 2 No.: 01 April 2013

Djoehaeni, H & Rudiyanto, (2008). Konsep Dasar Paud. Bahan Ajar Diklat Tenaga Pendidik PAUD Non Formal Tingkat Dasar. Direktorat PTK PNF Ditjen PMPTK Departemen Pendidikan Nasional dan UPI Bandung.

Fauziah, F (2010). SKRIPSI Membangun Kreativitas Anak Usia dini melalui

Lagu Pada kelompok Bermian Cendikia II.

Hamalik, O, (1987). Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung. Sinar Baru Algensindo

Hadis, A (2006). Psikologi Dalam Pendidikan, Bandung. Alfabeta

Ismail, A, (2006). Education Games. Menjadi Cerdas dan Ceria dengan

permainan Edukatif. Pilar Media

Kurniati, S & Sardin (2008). Bermain. . Bahan Ajar Diklat Tenaga Pendidik PAUD Non Formal Tingkat Dasar. Direktorat PTK PNF Ditjen PMPTK Departemen Pendidikan Nasional dan UPI Bandung.

Mariyana, R. (2008). Pengembangan Kreativitas untuk Anak Usia Dini. Bahan Ajar Diklat Tenaga Pendidik PAUD Non Formal Tingkat Dasar. Direktorat PTK PNF Ditjen PMPTK Departemen Pendidikan Nasional dan UPI Bandung.

Megawangi, R. (2009). Pendidikan Karakter Solusi Yang Tepat Untuk Membangun Bangsa. Indonesia Heritage Foundation


(36)

Moleong, L.J (2003). Membentuk Profesionalisme Tenaga Kependidikan Anak

Usia dini. Buletin

Mutiah, D . (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Kencana

Rakhmat, C, dkk. (2006). Psikologi Pendidikan. Bahan Belajar Mandiri IP301/3

SKS/BBM 1-9. UPI Press

Sadulloh, U. Dkk. (2007). Pedagogik. Cipta Utama

Sardiman, (2011). Interaksi & Motivasi Belajar mengajar. Jakarta, Rajawali Press.

Satori, D, dkk. (2007). Profesi Keguruan, Jakarta, Universitas Terbuka.

Syah, M.(2004). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung, Rosda. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta, Raja Garpindo Persada

Sudarman, (2008). Wawasan Dasar Pendidikan Non Formal. Bahan Ajar Diklat Tenaga Pendidik PAUD Non Formal Tingkat Dasar. Direktorat PTK PNF Ditjen PMPTK Departemen Pendidikan Nasional dan UPI Bandung.

Sukmadin, N. Sy. (2003). Landasan Psikologi Proses pendidikan. Bandung Rosdakarya

Suryana, Y & Priatna, T. (2009). Metode penelitian pendidikan. Azkia Pustaka Utama

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun2003 tentang sisitem pendidikan nasional, Jakarta Depdikbud

Internet

http://humaniora.kompasiana.com/edukasi/2011/10/08/1/399691/pengembangan-kompetensi-guru-menuju-pelaksanaan-dan-tanggung

http://www.hidayatjayagiri.net/2013/05/memahami-makna-kompetensi-dalam-dunia.html

http://www.academia.edu/916942/

http://rodajaman.blogspot.com/2012/06/evaluasi-proses pembelajaran.html


(37)

123

(http://norsanie.blogspot.com/2012/07/ciri-ciri-pendidikan-luar-sekolah.html) (http://paudanakceria.wordpress.com/2011/08/06/bermain-dankreativitas-pada-anak-usia-dini/)

http://belajarpsikologi.com/pentingnya-pendidikan-anak-usia-dini/ http://ekynozi.blogspot.com/


(1)

BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan data dan fakta hasil penelitian serta analisis data yang telah disajikan dalam Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Kondisi Objektif Ketenagaan Tutor pada Lembaga Paud Kembang Pura

Dari hasil penelitian terungkap bahwa tutor yang memiliki pengalaman dan pengetahuan merupakan modal dasar untuk menjadikan seorang tutor yang profesional. Bertambahnya pengetahuan tentunya ada kesesuaian dengan tingkat pendidikan yang dimiliki oleh seorang tutor. Kesesuaian pendidikan terakhir tersebut akan menjadikan seorang tutor bertambahnya pengalaman,wawasan yang tentunya akan menjadikan seorang tutor yang profesional, kiritis, kreatif dan inovatif. Pengetahuan dan wawasan tidak hanya didapat dari tingginya pendidikan tetapi bisa didapat juga dengan mengikuti berbagai kegiatan atau organisasi.

Tutor sebagai pendidik profesional memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai tutor profesional yaitu: memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak, memberikan pengasuhan dengan sentuhan fisik dan psikis, merancang program kegiatan belajar, memfasilitasi perkembangan belajar anak, menilai perkembangan anak dan membina hubungan baik dengan orang tua murid.

2. Penerapan Kompetensi Tutor dalam Menumbuhkan Kreativitas Belajar Anak Usia Dini yang ada di Lembaga Paud Kembang Pura

Peran guru (tutor) dalam proses pembelajaran peserta didik, yang mencakup: guru sebagai perencana (planner), guru sebagai pelaksana (organizer), guru sebagai penilai (evaluator).

Perencana merupakan langkah awal dalam proses kegiatan belajar mengajar, pelaksana merupakan proses kegiatan dalam belajar mengajar yang berorientasi pada kebutuhan anak, melalui kegiatan bermain, serta menciptakan lingkungan yang kondusif yang mampu menumbuhkan kreativitas belajar anak . Tutor sebagai penilai dalam kegiatan pembelajaran, hal ini untuk mengetahui pertumbuhan dan


(2)

perkambangan kemampuan anak didik dengan tujuan memperoleh informasi sejauh mana pertumbuhan dan perkembangan anak didik dari waktu kewaktu.

Bentuk penerapan kompetensi yang dilakukan tutor di lembaga Paud Kembang pura belum memberikan pengaruh terhadap proses pembelajaran dalam mengembangkan perencanaan, pelasanaan dan penilaian.

3. Proses kegiatan bermaian yang dialakukan anak-anak yang ada di lembaga Paud Kembang Pura Ujungberung Bandung

Proses kegiatan bermaian bagi anak usia dini merupakan suatu kegaitan yang sangat perlu untuk di kembangkan bagi anak usia dini yang tentunya harus disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini tersebut.

Bentuk kegiatan bermain dalam penerapannya yang dilakukan tutor terhadap anak usia dini yang ada dilembaga Paud Kembang Pura belum sepenuhnya memberikan pengaruh terhadap proses KBM yang ada dilembaga Paud Kembang Pura.

1. Faktor Pendukung dan Penghambat yang dihadapi tutor dalam menerapkan Kompetensinya untuk Menumbuhkan kreativitas Belajar Anak Usia Dini di lembaga Paud Kembang Pura

Faktor pendukung secara internal yang terdiri dari motivasi, kompetensi dan kreativitas sedangkan secara eksternal yaitu lingkungan dan sarana prasarana. Faktor penghambat secara internal terdiri dari pengetahuan dan penggunaan metode sedangkan secara eksternal yaitu media, kondisi ruangan dan lingkungan keluarga dan kondisi siswa.

Penerapan kompetensi tutor dalam menumbuhkan kreativitas belajar anak usia dini merupakan bentuk pelayanan seorang tutor dalam proses KBM tutor harus mampu menerapakan berbagai kompetensi yang dimilikinya hal ini untuk menjadikan seorang tutor yang profesional

B. Saran

1. Bagi Lembaga Paud Kembang Pura Ujungberung Bandung.

Lembaga PAUD Kembang Pura merupakan pendidikan nonformal supaya lebih meningkatkan lagi kualitas dan kuantitas, sarana dan prasarana agar bisa


(3)

menjadi Paud unggulan dan menjadi Paud favorit yang ada di Ujungberung, yang mampu mencetak generasi penerus yang handal, kreatif dan mandiri. 2. Bagi Tutor

Kompetensi, kreativitas serta motivasi kerja lebih ditingkatakan, agar dalam proses pembelajaran lebih memperhatikan karakteristik peserta didik sehingga dalam proses pembelajaran tidak menyimpang dari karakteristik peserta didik tersebut.

3. Bagi peneliti yang lain

Penelitian ini diharapkan bisa terus ditindaklanjuti dengan penelitian yang lebih luas cakupannya untuk lebih memperdalam berbagai aspek yang belum bisa penulis gali secara mendalam karena masih banyak aspek-aspek yang belum bisa dipaparkan oleh penulis.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Andari, A (2012). Bahan Ajar Psikologi Perkembangan 2. Bandung

Ardiwinata, J.S (2008). Kompetensi Tenaga Pendidik Pada Paud. Bahan Ajar Diklat Tenaga Pendidik PAUD Non Formal Tingkat Dasar. Direktorat PTK PNF Ditjen PMPTK Departemen Pendidikan Nasional dan UPI Bandung.

Arikunto, S (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara Aziz, A , (2008). Psikologi dalam Pendidikan , Bandung Alfabeta

Buletin PADU Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini Menu Pembelajaran PADU. Vol 2 No.: 01 April 2013

Djoehaeni, H & Rudiyanto, (2008). Konsep Dasar Paud. Bahan Ajar Diklat Tenaga Pendidik PAUD Non Formal Tingkat Dasar. Direktorat PTK PNF Ditjen PMPTK Departemen Pendidikan Nasional dan UPI Bandung.

Fauziah, F (2010). SKRIPSI Membangun Kreativitas Anak Usia dini melalui Lagu Pada kelompok Bermian Cendikia II.

Hamalik, O, (1987). Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung. Sinar Baru Algensindo

Hadis, A (2006). Psikologi Dalam Pendidikan, Bandung. Alfabeta

Ismail, A, (2006). Education Games. Menjadi Cerdas dan Ceria dengan permainan Edukatif. Pilar Media

Kurniati, S & Sardin (2008). Bermain. . Bahan Ajar Diklat Tenaga Pendidik PAUD Non Formal Tingkat Dasar. Direktorat PTK PNF Ditjen PMPTK Departemen Pendidikan Nasional dan UPI Bandung.

Mariyana, R. (2008). Pengembangan Kreativitas untuk Anak Usia Dini. Bahan Ajar Diklat Tenaga Pendidik PAUD Non Formal Tingkat Dasar. Direktorat PTK PNF Ditjen PMPTK Departemen Pendidikan Nasional dan UPI Bandung.

Megawangi, R. (2009). Pendidikan Karakter Solusi Yang Tepat Untuk Membangun Bangsa. Indonesia Heritage Foundation


(5)

Moleong, L.J (2003). Membentuk Profesionalisme Tenaga Kependidikan Anak Usia dini. Buletin

Mutiah, D . (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Kencana

Rakhmat, C, dkk. (2006). Psikologi Pendidikan. Bahan Belajar Mandiri IP301/3 SKS/BBM 1-9. UPI Press

Sadulloh, U. Dkk. (2007). Pedagogik. Cipta Utama

Sardiman, (2011). Interaksi & Motivasi Belajar mengajar. Jakarta, Rajawali Press.

Satori, D, dkk. (2007). Profesi Keguruan, Jakarta, Universitas Terbuka.

Syah, M.(2004). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung, Rosda. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta, Raja Garpindo Persada

Sudarman, (2008). Wawasan Dasar Pendidikan Non Formal. Bahan Ajar Diklat Tenaga Pendidik PAUD Non Formal Tingkat Dasar. Direktorat PTK PNF Ditjen PMPTK Departemen Pendidikan Nasional dan UPI Bandung.

Sukmadin, N. Sy. (2003). Landasan Psikologi Proses pendidikan. Bandung Rosdakarya

Suryana, Y & Priatna, T. (2009). Metode penelitian pendidikan. Azkia Pustaka Utama

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun2003 tentang sisitem pendidikan nasional, Jakarta Depdikbud

Internet

http://humaniora.kompasiana.com/edukasi/2011/10/08/1/399691/pengembangan-kompetensi-guru-menuju-pelaksanaan-dan-tanggung

http://www.hidayatjayagiri.net/2013/05/memahami-makna-kompetensi-dalam-dunia.html

http://www.academia.edu/916942/

http://rodajaman.blogspot.com/2012/06/evaluasi-proses pembelajaran.html


(6)

(http://norsanie.blogspot.com/2012/07/ciri-ciri-pendidikan-luar-sekolah.html) (http://paudanakceria.wordpress.com/2011/08/06/bermain-dankreativitas-pada-anak-usia-dini/)

http://belajarpsikologi.com/pentingnya-pendidikan-anak-usia-dini/ http://ekynozi.blogspot.com/