KEEFEKTIFAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA : Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas V SD Negeri Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2013-2014.

(1)

KEEFEKTIFAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN

MENULIS NASKAH DRAMA

(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas V SD Negeri Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2013-2014)

TESIS

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar magister pendidikan program studi pendidikan dasar

oleh

Hanum Hanifa Sukma 1201440

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

ii

KEEFEKTIFAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN

MENULIS NASKAH DRAMA

(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas V SD Negeri Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2013-2014)

oleh

Hanum Hanifa Sukma

S.Pd Universitas Sebelas Maret, 2012

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Dasar

© Hanum Hanifa Sukma 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

(4)

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KEEFEKTIFAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW)

DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA

(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas V SD Negeri Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2013-2014).

Hanum Hanifa Sukma 1201440

ABSTRAK

Penelitian ini didasarkan pada beberapa penemuan sebelumnya yang mengungkapkan bahwa keterampilan menulis naskah drama masih rendah. Belum optimalnya keterampilan menulis naskah drama diduga karena faktor pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh guru. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis naskah drama pada siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran think talk write. Penelitian ini dilakukan untuk melihat peningkatan keterampilan menulis naskah drama yang memperoleh pembelajaran dengan model think talk write. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi pretest-posttest control group design. Penelitian dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2013/2014. Subjek penelitian terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes keterampilan menulis naskah drama. Data dianalisis dengan menggunakan uji perbedaan rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan keterampilan menulis naskah drama dengan menggunakan model pembelajaran think talk write sebesar 8,177.

Kata kunci: model pembelajaran think talk write, keterampilan menulis naskah


(5)

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE EFFECTIVENESS OF THINK TALK WRITE (TTW) MODEL IN INCREASING DRAMA SCRIPT WRITING SKILL

(Quasi-Experimental Research in Fifth Grade Students SDN Pringapus Semarang Academic Year 2013-2014).

Hanifa Hanum Sukma 1201440

ABSTRACT

The study was based on some previous findings that revealed that the drama script writing skills are still low. Not optimal skills of writing a play is suspected because of the learning that has been done by the teacher. One way that can be used to improve the skills of writing plays in student learning is to use the model think talk write. This study was conducted to look at improving the skills to write a play that gained learning to think talk write models. This study uses a quasi-experimental pretest-posttest control group design. The study was conducted at the fifth grade students of SD Negeri Semarang District Pringapus Academic Year 2013/2014. Research subjects consisted the experimental class and the control class. The instrument used is a test of skill to write a play. Data were analyzed using mean difference test. The results showed that there was an increase in the skills to write a play using learning models think talk write at 8.177.


(6)

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... ... 1

B. Identifikasi Masalah ... ... 6

C. Rumusan Masalah ... ... 6

D. Tujuan Penelitian ... ... 7

E. Manfaat Penelitian ... ... 7

F. Struktur Organisasi Tesis ... ... 8


(7)

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB II MODEL THINK TALK WRITE (TTW) DALAM

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH

DRAMA

A. Hakikat Model Pembelajaran ... ... 9 B. Model Pembelajaran Think Talk Write ...

... 12 1. Pembelajaran Menulis Sekolah Dasar dengan Model Think

Talk Write (TTW) ...

... 16 2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Think Talk Write

(TTW) ... ... 22

C. Hakikat Menulis ... 24

1. Pengertian Menulis ... ... 24 2. Ragam Menulis ...

... 27 3. Tujuan Menulis ...

... 29 D. Hakikat Keterampilan Menulis Naskah Drama ...


(8)

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian Keterampilan ... ... 31 2. Pengertian Keterampilan Menulis ...

... 33 3. Pengertian Drama ...

... 37 a. Klasifikasi Drama ...

... 37 b. Jenis-jenis Drama ...

... 38 c. Unsur-unsur Drama ...

... 39 d. Pembelajaran Drama di Sekolah Dasar ...

... 40 4. Menulis Naskah Drama ...

... 41 E. Aspek Penilaian dalam Keterampilan Menulis Naskah Drama

... 42 F. Kerangka Pemikiran ...

... 48 G. Hipotesis Penelitian ...

... 49

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... ... 50


(9)

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Desain Penelitian ... ... 50 C. Metode Penelitian ...

53

D. Definisi Operasional ... ... 53 E. Instrumen Penelitian ...

... 54 F. Teknik Pengumpulan Data ...

59

G. Teknik Analisis Data ... ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... ... 67 Deskripsi Nilai Prestes Menulis Naskah Drama di Kelas Eksperimen dan Kontrol ... ... 67 B. Uji Persyaratan Data ...

... 73 1. Uji Normalitas ...

... 73 2. Uji Homogenitas ...


(10)

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Uji Hipotesis ... ... 78 1. Uji Student ...

... 79 2. Uji Gain Ternormalisasi ...

... 81 D. Analisis Data Keterampilan Menulis Naskah Drama ...

... 85 1. Analisis Sampel Pretest Keterampilan Menulis Naskah

Drama ... ... 85 2. Analisis Sampel Posttest Keterampilan Menulis Naskah

Drama ... ... 95 E. Deskripsi Data Aspek Keterampilan Menulis Naskah Drama .

... 10 6

F. Pelaksanaan Pembelajaran Model Think Talk Write ... ... 10 9

G. Pembahasan ... ... 11 8


(11)

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Simpulan ... ... 12 4

B. Saran ... ... 12 4

DAFTAR PUSTAKA ...

... 12 6

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Menulis Naskah Drama ……… 55

Tabel 3.2 Klasifikasi Gain Ternormalisasi ………... 65 Tabel 4.1 Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Menulis Naskah


(12)

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.2 Hasil Uji Gain Keterampilan Menulis Naskah Drama Kelas

Eksperimen ...……… 69

Tabel 4.3 Hasil Uji Gain Keterampilan Menulis Naskah Drama Kelas

Kontrol ……….. 70

Tabel 4.4 Perbandingan Nilai Rata-rata Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol dalam Menulis Naskah Drama ………... 72 Tabel 4.5 Nilai Rata-Rata Posttest Menulis Naskah Drama Kelas

Eksperimen dan Kontrol ………... 73 Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest

Menulis Naskah Drama Kelas Eksperimen dan Kontrol ….. 76 Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan

Posttest Menulis Naskah Drama Kelas Eksperimen dan

Kontrol ……….. 78

Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Uji t Data Pretest dan Posttest Menulis Naskah Drama Kelas Eksperimen dan Kontrol ……… 80 Tabel 4.9 Klasifikasi Gain Ternormalisasi ………... 81 Tabel 4.10 Peningkatan Gain Nilai Pretest dan Posttest Menulis

Naskah Drama Kelas Kontrol ………... 82 Tabel 4.11 Peningkatan Gain Nilai Pretest dan Posttest Menulis

Naskah Drama Kelas Eksperimen ……… 83 Tabel 4.12 Klasifikasi Gain Ternormalisasi ………... 84 Tabel 4.13 Nilai Aspek Keterampilan Menulis Naskah Drama Kelas

Eksperimen ………... 106


(13)

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Halaman Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 51 Gambar 3.2 Alur Penelitian... 52 Gambar 4.1 Alur Pembelajaran Model Think Talk Write ... 110


(14)

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1 Nilai Keterampilan Menulis Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen ………... 69

Grafik 4.2 Nilai Keterampilan Menulis Pretest dan Posttest Kelas

Kontrol ……….. 70

Grafik 4.3 Perbandingan Nilai Rata-rata Pretest Keterampilan Menulis Naskah Drama Kelas Eksperimen dan Kontrol ….. 71 Grafik 4.4 Perbandingan Nilai Rata-rata Posttest Keterampilan


(15)

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Kisi-Kisi Soal Keterampilan Menulis Naskah Drama …... 130 Lampiran 2 Kisi-Kisi Model Pembelajaran Think Talk Write …………. 131 Lampiran 3 Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model TTW 132 Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa ………... 139 Lampiran 5 Pedoman Penilaian Menulis Naskah Drama ……….. 140 Lampiran 6 Sampel Hasil Keterampilan Menulis Naskah Drama

Pretest Kelas Eksperimen ……….. 145

Lampiran 7 Sampel Hasil Keterampilan Menulis Naskah Drama

Pretest Kelas Kontrol ………. 150

Lampiran 8 Sampel Hasil Keterampilan Menulis Naskah Drama

Posttest Kelas Eksperimen……….. 155

Lampiran 9 Sampel Hasil Keterampilan Menulis Naskah Drama

Posttest Kelas Kontrol………. 160

Lampiran 10 Data Nilai Pretest Keterampilan Menulis Naskah Drama

Kelas Eksperimen ………... 165


(16)

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelas Eksperimen ………... 167 Lampiran 12 Data Nilai Pretest Keterampilan Menulis Naskah Drama

Kelas Kontrol ………. 169

Lampiran 13 Data Nilai Posttest Keterampilan Menulis Naskah Drama

Kelas Kontrol ………. 171

Lampiran 14 Data Pretest Aspek Keterampilan Menulis Naskah Drama

Kelas Eksperimen ……… 173

Lampiran 15 Data Posttest Aspek Keterampilan Menulis Naskah Drama Kelas Eksperimen ………... 175 Lampiran 16 Hasil Uji Gain Aspek Keterampilan Menulis Naskah

Drama ………. 177

Lampiran 17 Pengolahan Data SPSS ………... 178 Lampiran 18 Gambar Penelitian ……….. 182 Lampiran 19 Surat Keterangan Penelitian SD Negeri Pringapus 03 …... 188 Lampiran 20 Surat Keterangan Penelitian SD Negeri Pringapus 01 …... 159


(17)

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan Bahasa Nasional Republik Indonesia dan Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Dalam kurikulum, kajian materi Bahasa Indonesia diajarkan mengenai keterampilan berbahasa yang meliputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Slamet, 2008: 4). Pembelajaran Bahasa Indonesia bukan lagi menekankan pada pengetahuan bahasa, melainkan pada keterampilan berbahasa yang diberikan secara terpadu yaitu meliputi keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara.

Menulis dan membaca merupakan aktivitas komunikasi ibarat dua sisi mata uang yang saling melengkapi (Slamet, 2008: 95). Kebiasaan menulis tidak mungkin terlaksana tanpa kebiasaan membaca. Meskipun belum tentu membawa kebiasaan menulis, kebiasaan membaca akan memperluas pengetahuan dan wawasan. Pengetahuan dan wawasan menjadi dasar kegiatan menulis dan kebiasaan menulis tidak akan bermakna tanpa diikuti kebiasaan membaca.

Pembelajaran menulis diajarkan di sekolah dasar sejak kelas I sampai dengan kelas VI. Kemampuan menulis di kelas I dan II merupakan kemampuan awal atau tahap permulaan. Oleh karena itu, pembelajaran menulis di kelas I dan II disebut pembelajaran menulis permulaan. Sedangkan di kelas III, IV, V, dan VI disebut pembelajaran menulis lanjut. Jadi, di sekolah dasar ada dua jenis menulis, yaitu menulis permulaan dan menulis lanjut.

Akhadiah (1992: 104) menyatakan bahwa menulis bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turun temurun, tetapi merupakan hasil proses belajar mengajar dan ketekunan berlatih. Oleh karena itulah kemampuan menulis seseorang perlu dilatih sejak dini. Dalam materi pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V, siswa juga diharuskan terampil dalam menulis sastra. Hal inilah yang


(18)

2

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi salah satu alasan peneliti melakukan penelitian tentang menulis, di samping itu juga untuk meningkatkan minat siswa terhadap kegiatan menulis.

Menurut Tarigan (1983:1) keterampilan berbahasa mencakup 4 segi yaitu menyimak (listening skill), berbicara (speaking skill), membaca (reading skill), dan menulis (writing skill). Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, maka sang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosakata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis melainkan harus melalui latihan. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif (Tarigan 1983: 4). Kegiatan menulis bertujuan untuk mengungkapkan fakta-fakta, pesan sikap, isi pikiran secara jelas, dan efektif kepada para pembacanya.

Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran yang merangsang keterampilan siswa dalam merangkai kata. Akan tetapi dalam penerapannya banyak orang mengalami kesulitan untuk membiasakan siswa belajar menulis. Penyebabnya adalah kesalahan dalam hal pengajaran yang terlalu kaku sehingga menimbulkan kesan bahwa menulis itu sulit. Belum banyak guru yang bisa menyuguhkan materi pelajaran dengan cara yang tepat dan menarik. Maka dari itu, wajar apabila siswa akhirnya kurang mampu dan kurang menyukai pelajaran menulis.

Selain itu, sebagian guru memandang bahwa keberhasilan siswa lebih banyak dilihat dari nilai yang diraih dalam tes, ulangan umum, maupun ujian nasional. Nilai-nilai dari tes itulah yang dijadikan patokan keberhasilan pengajaran. Guru hanya memberikan latihan atau pembahasan terhadap soal-soal yang bersifat reseptif seperti membaca, bukan terhadap soal-soal yang bersifat produktif seperti berbicara dan menulis.


(19)

3

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nurgiyantoro (2001: 296) mengemukakan bahwa kemampuan menulis biasanya lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal itu dikarenakan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri. Padahal pembelajaran menulis sudah diajarkan sejak dalam bangku sekolah dasar. Naskah drama merupakan buah perenungan seorang penulis terhadap kejadian-kejadian yang dialami dalam kehidupannya. Mereka mampu menampilkan konflik-konflik yang dikemas dalam dialog-dialog yang ditulis. Dalam pembelajaran sastra di sekolah siswa sudah dituntut untuk belajar bagaimana menulis naskah drama. Hal ini diterapkan dari mulai pendidikan dasar hingga menengah atas. Namun, dalam kenyataannya masih banyak siswa yang kesulitan untuk menulis, lebih khusus menulis naskah drama.

Berdasarkan hasil wawancara dari guru dan siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri Pringapus 01 dan SD Negeri Pringapus 03 Ungaran Semarang, diperoleh informasi bahwa Bahasa Indonesia khususnya menulis merupakan pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Hal ini mengakibatkan beberapa siswa menjadi malas belajar Bahasa Indonesia, sehingga beberapa siswa masih enggan untuk ikut berperan aktif pada saat pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan pada siswa kelas V SD Negeri Pringapus 01 dan SD Negeri Pringapus 03 Ungaran Semarang bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan masih berpusat pada guru, yaitu guru memberikan materi kepada siswa sedangkan siswa hanya mendengarkan atau mencatat apa yang disampaikan guru. Hal ini membuat proses pembelajaran hanya berlangsung satu arah. Sementara siswa cenderung pasif. Akibatnya siswa merasa bosan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Siswa cenderung melakukan aktivitas lain yang lebih menarik perhatian, misalnya seperti bermain dan mengobrol dengan temannya. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa cenderung bersikap pasif, enggan bertanya, takut atau malu untuk bertanya. Siswa


(20)

4

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jarang berdiskusi dengan temannya. Bila ada yang kurang paham atau tidak mengerti tentang suatu materi mereka cenderung untuk diam dan masih banyak siswa kesulitan untuk mengungkapkan gagasan. Persoalan ini dapat diasumsikan bahwa kesempatan untuk melakukan kegiatan menulis sangat sedikit di sekolah dasar. Maka dari beberapa hal tersebut hendaknya seorang guru harus bisa memberikan inovasi dalam pembelajaran menulis. Perlu adanya kajian lebih lanjut dalam memilih teknik maupun model pembelajaran yang tepat sehingga bisa merangsang siswa untuk tertarik dalam pembelajaran menulis naskah drama.

Waluyo (2003: 2) menyatakan bahwa naskah drama adalah salah satu genre karya sastra yang sejajar dengan prosa dan puisi. Berbeda dengan prosa maupun puisi, naskah drama memiliki bentuk sendiri yaitu ditulis dalam bentuk dialog yang didasarkan atas konflik batin dan mempunyai kemungkinan dipentaskan. Menulis naskah drama merupakan kegiatan proses kreatif untuk melahirkan sebuah karya sastra, karena menyangkut tentang pemikiran imajinatif, merasakan, menghayati, mengalami, menghayalkan, dan menemukan kebenaran. Dalam keterampilan menulis naskah drama masih banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk membuat dan mengembangkan penulisan naskahnya. Kenyataan di lapangan menunjukkan kecenderungan menulis naskah drama siswa hanya terpaku pada buku teks atau contoh dari guru, sehingga siswa mengalami kesulitan untuk mengembangkan tulisannya.

Menurut (Oemarjati, 1992) pengajaran sastra pada dasarnya mengemban misi efektif, yaitu memperkaya pengalaman siswa dan menjadikannya (lebih) tanggap terhadap peristiwa-peristiwa di sekelilingnya. Tujuan akhirnya adalah menanam, menumbuhkan, dan mengembangkan kepekaan terhadap masalah-masalah manusiawi, pengenalan dan rasa hormatnya terhadap tata nilai baik dalam konteks individual, maupun sosial. Pembelajaran sastra dianggap sering membutuhkan waktu yang tidak sedikit, khususnya dalam pembelajaran drama. Sebenarnya apabila teknik ataupun model yang digunakan tepat sesuai dengan


(21)

5

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

materi yang disampaikan, akan mempermudah siswa untuk memahaminya. Bahkan pembelajaran akan terasa menyenangkan dan lebih efektif.

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kritis pada siswa. Proses awal pembelajaran yang baik adalah dimana peran dari seorang guru sebagai fasilitator untuk memberikan materi yang mudah diterima dan dikuasai siswa. Secara tidak langsung siswa dapat mengembangkan kreativitas dan dapat menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi verbal (berbicara) dan visual (menulis).

Ketepatan penggunaan model pembelajaran terhadap suatu materi dapat menentukan keberhasilan suatu pengajaran. Dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas V terdapat materi menulis naskah drama. Model yang tepat untuk pembelajaran menulis naskah drama adalah model think talk write yakni model pembelajaran yang di desain untuk meningkatkan tanggungjawab siswa terhadap pembelajaran sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus bisa membagi ide (sharing) dan mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompoknya.

Pada pembelajaran menulis naskah drama siswa diberi kebebasan dan keleluasaan, akan tetapi seringkali tidak ditindak lanjuti sehingga karangan siswa kebanyakan belum sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keterampilan menulis naskah drama perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang menarik yaitu dengan model think talk write .

Model think talk write diperkenalkan oleh Huinker dan Laughin (Anshar, 2003: 36). Pembelajaran dengan model think talk write merupakan suatu strategi pembelajaran yang diharapkan dapat menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman dan keterampilan menulis siswa. Strategi yang diperkenalkan oleh Laughlin ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir (think), berbicara (talk) dan menulis (write). Alur kemajuan strategi think talk write dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya


(22)

6

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebelum menulis. Pembelajaran ini dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternatif solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian menuliskan hasil presentasi. Intinya adalah: informasi, pembentukan kelompok (membaca-mencatat-menandai), presentasi, diskusi, dan menuliskan kembali.

Belajar dalam kelompok kecil dengan model think talk write memberikan kesempatan kepada siswa untuk memulai belajar dengan memahami permasalahan terlebih dahulu, kemudian terlibat secara aktif dalam diskusi kelompok, dan akhirnya menuliskan dengan bahasa sendiri hasil belajar yang diperolehnya. Melalui presentasi atau menyampaikan hasil dari pemecahan masalah yang ada, maka akan dapat meningkatkan keterampilan menulis peserta didik karena peserta didik dilatih bagaimana menyampaikan suatu gagasan, ide atau informasi dengan baik dalam bentuk tulisan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh pembaca. Penelitian tentang pembelajaran menulis naskah drama sebelumnya pernah dilakukan oleh Apriani Kartini dengan judul Kemampuan Menulis Naskah Drama

oleh Siswa Kelas XI SMA Tamansiswa Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010.

Setelah dilakukan analisis data ternyata diperoleh nilai rata-rata kemampuan menulis naskah drama oleh siswa SMA kelas XI Tamansiswa Tahun

Pembelajaran 2009/2010 berada pada tingkat “sedang” dengan rincian dapat nilai

akhir 9 (sangat baik) ada 3 orang atau 8,3% dari 36 siswa,yang mendapat nilai akhir 7 (baik) ada 5 orang atau 13,8% dari 36 siswa, yang mendapat nilai akhir 6 (sedang) ada 14 orang atau 38,8% dari 36 siswa, yang mendapat akhir nilai 5 (kurang) ada 7 orang atau 19,4% dari 36 siswa, yang mendapat nilai akhir 3 (sangat kurang) ada 3 orang atau 8,3% dari 36 ssiswa, yang mendapat nilai akhir 2 (sangat kurang) ada 1 orang atau 2,7% dari 36 siswa, yang meendapat nilai 1 (sangat kurang) ada 3 orang atau 8,3% dari 36 siswa. Guna menindaklanjuti penelitian yang suah ada dan dengan permasalahan yang talah disampaikan, maka


(23)

7

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Think Talk Write (TTW) dalam Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini terdapat lima hal.

1.Pengajaran sastra kurang diminati oleh siswa terutama dalam pembelajaran menulis naskah drama.

2.Kurikulum menuntut siswa mampu menulis naskah drama. 3.Keterampilan menulis naskah drama siswa masih rendah.

4.Guru menyampaikan pengajaran menulis naskah drama dengan metode konvensional menyebabkan siswa merasa bosan.

5.Melihat peningkatan keterampilan menulis naskah drama dengan menggunakan model pembelajaran think talk write.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah model think talk write efektif untuk meningkatkan keterampilan menulis naskah drama?

2. Bagaimana peningkatan masing-masing aspek keterampilan menulis naskah drama setelah mendapatkan perlakuan model pembelajaran think talk write? 3. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menulis naskah drama dengan

menggunakan model think talk write?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:


(24)

8

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Untuk mengetahui keefektifan model think talk write untuk meningkatkan keterampilan menulis naskah drama.

2. Untuk mengetahui peningkatan masing-masing aspek keterampilan menulis naskah drama setelah mendapatkan perlakuan model pembelajaran think talk

write.

3. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan model think talk write

E. Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini mempunyai manfaat untuk membuktikan peningkatan keterampilan menulis naskah drama dengan menggunakan model pembelajaran think talk write.

b. Hasil penelitian ini dapat memperkaya teori tentang model-model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

2. Manfaat praktis

a. Dapat memberikan alternatif pembelajaran terhadap siswa untuk meningkatkan keterampilan menulis naskah drama.

b. Siswa memperoleh pengalaman belajar dengan menggunakan model pembelajaran think talk write sehingga keterampilan menulis naskah drama menjadi berkembang.

c. Bagi guru hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu model pembelajaran yang menarik dan menantang bagi siswa terhadap keterampilan menulis naskah drama.

F. Struktur Organisasi Tesis

Penulisan tesis ini dimulai dari bab 1 pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis. Pada bab 2 terdiri dari: kajian pustaka,


(25)

9

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Bab 3 mengenai metode penelitian berisi penjabaran tentang: lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Bab 4 adalah hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari: pemaparan data dan pembahasan data. Bab 5 merupakan simpulan dan saran, daftar pustaka dan lampiran-lampiran penelitian.


(26)

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Pringapus 01 dan SD Negeri Pringapus 03 yang berlokasi di Provinsi Jawa Tengah Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Adapun alasan pemilihan sekolah ini karena terdapat permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu menulis naskah drama, penulis melakukan penelitian dengan maksud untuk melihat efektivitas model think talk write dalam pembelajaran menulis naskah drama.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD kelas V yang dipilih peneliti. Adapun pemilihan kelas V didasarkan atas pertimbangan bahwa siswa kelas V dianggap peneliti telah memenuhi prasyarat yang cukup untuk menjadi objek penelitian. Sampel diambil secara purposive yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Kelas ekaperimen adalah kelas yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran think talk write, sedangkan kelas kontrol diberikan pembelajaran secara konvensional.

B. Desain penelitian

Desain dari penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan menggunakan

Pretest-Posttest Control Group Design dengan dua variabel yaitu model think talk write (X) sebagai variabel bebas (independent variable) dan ketarampilan menulis

naskah drama (Y) sebagai variabel terikat (dependent variable). Penelitian ini didesain dalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Langkah selanjutnya, akan dilakukan uji pretest maupun posttest pada kedua kelompok, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Walaupun diberikan perlakuan yang berbeda antara kedua kelompok tetapi untuk pengujian baik kelompok eksperimen maupun kontrol menggunakan perangkat tes yang sama.


(27)

51

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara sederhana desain penelitian, yaitu desain control group

pretest-posttest berikut:

Kelompok Pretest Treatment Posttest

A O1 X O2

B O3 O4

Gambar 3.1 Desain penelitian

Keterangan:

A : Perlakuan model think talk write

B : Perlakukan berupa pembelajaran secara konvensional O1 : Pretest kelas eksperimen

O2 : Posttest kelas eksperimen O3 : Pretest kelas kontrol O4 : Posttest kelas kontrol

(Schumacher, 2001: 342) Berdasarkan desain penelitian eksperimen kuasi tersebut, selanjutnya peneliti membuat alur penelitian untuk memudahkan pengecekan dan pemahaman terhadap pelaksanaan penelitian ini. Alur penelitiaanya sebagai berikut:


(28)

52

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Permasalahan

Penggunaan Model Think Talk Write terhadap Keterampilan Menulis Naskah Drama

Penentuan Subjek Penelitian

Penyusunan, revisi, dan pengesahan instrumen instrumen

Test sebelum

Kelas Eksperimen

Pembelajaran dengan model think talk write

Kelas Kontrol

Pembelajaran konvensional

Test sesudah


(29)

53

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2

Alur penelitian

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang digunakan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol (Sukmadinata, 2013: 53). Sedangkan metode yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan) merupakan kelompok siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran model think

talk write dan kelompok kontrol (kelas pembanding) adalah kelompok siswa yang

pembelajarannya tidak menggunakan pembelajaran model think talk write (konvensional).

Variabel penelitian ini melibatkan tiga jenis variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol.

a. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu model think talk write.

b. Variabel terikat pada penelitian ini adalah keterampilan menulis naskah drama.

c. Variabel kontrol pada penelitian ini, merupakan kategori kemampuan awal keterampilan menulis naskah drama.

D. Definisi Operasional

Judul penelitian ini adalah “Keefektifan Model Think Talk Write (TTW)

dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Naskah Drama (Studi Kuasi Kesimpulan


(30)

54

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Eksperimen pada Siswa Kelas V SD Negeri Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2013-2014).

Untuk memperoleh pemahaman yang lebih jelas mengenai penelitian ini, berikut ini dijabarkan definisi operasional yang terkait dengan judul penelitian ini diantaranya sebagai berikut.

1. Keterampilan menulis naskah drama

Keterampilan menulis naskah drama adalah berimajinasi menuangkan ide atau gagasan ke dalam karangan yang ditulis dengan menggunakan bahasa dialog sebagai salah satu cara mengekspresikan drama. Adapun keterampilan menulis naskah drama yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar mengajar siswa dalam tulisan yang memiliki beberapa aspek di antaranya (a) judul, (b) alur, (c) dialog, (d) setting, (e) ejaan dan tanda baca, (f) diksi, dan (g) tokoh.

2. Model Think Talk Write

Model think talk write adalah suatu rangkaian pembelajaran yang berdasarkan pada kemampuan berpikir (think), berbicara/berdiskusi, bertukar pendapat (talk), dan menulis hasil diskusi (write) agar kompetensi yang diharapkan tercapai. Model pembelajaran ini mengembangkan diskusi dan kerja kelompok dalam meningkatkan kerjasama, kreativitas, dan berpikir kritis sehingga memberikan aktivitas lebih banyak pada siswa.

E. Instrumen Penelitian

Sudjana (2008: 58) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat untuk memproleh data. Sementara itu, Arikunto (2006: 149), instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan menjadi mudah. Instrumen penelitian yang diartikan sebagai alat bantu merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya lembar pengamatan tes, skala, instrument tes, dll.


(31)

55

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan tujuan dari pengumpulan data, instrumen penelitian ini terdiri atas tes menulis naskah drama, dan pedoman penilaian menulis naskah drama. Tes menulis terdiri atas tes awal dan tes akhir. Tes awal dan tes akhir dirancang untuk mengukur keterampilan siswa menulis naskah drama pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Instrumen penelitian yang berupa tes digunakan untuk mengungkapkan data keterampilan menulis naskah drama. Bentuk instrumen penelitian ini adalah tes tertulis yang berupa perintah kepada siswa untuk menulis naskah drama. Pada instrumen tersebut digunakan pedoman penilaian kemampuan menulis naskah drama yang mengacu pada teori struktur dan tekstur drama yang dikemukakan oleh Kernodle serta ditambahkan dengan kaidah penulisan naskah drama yang disesuaikan dengan tuntutan materi dan indikator.

Soal tes menulis naskah drama yang digunakan dalam penelitian baik

pretest maupun posttest dikemukakan berikut ini.

Tulislah naskah drama sederhana yang baik dengan ketentuan sebagai berikut! a. Pilihlah tema yang sesuai dengan gambar

b. Susunlah urutan cerita dengan baik

c. Kembangkan cerita menjadi sebuah naskah drama yang utuh

Dalam naskah drama terdapat unsur pokok yang berupa struktur dan tekstur drama. Oleh karena itu, analisis penilaian naskah drama ini bertolak dari teori struktur dan tekstur drama yang dikemukanakan oleh Kernodle (Dewojati: 2010) serta ditambahkan kaidah penulisan naskah drama yang disesuaikan dengan tuntutan materi indikator. Adapun pedoman penilaian naskah drama tersebut adalah.

Tabel 3.1

Pedoman Penilaian Menulis Naskah Drama

Aspek Kriteria 4 3 2 1


(32)

56

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

padat, dan menarik ringkas, padat, dan menarik ringkas, padat, dan kurang menarik ringkas, kurang padat, dan kurang menarik ringkas, kurang padat, dan kurang menarik b. Tidak lebih dari lima kata dan menggam barkan isi bahasan Judul tidak lebih dari lima kata dan menggambar kan isi bahasan

Judul tidak lebih dari lima kata dan kurang menggambar kan isi bahasan Judul lebih dari lima kata dan menggambar kan isi bahasan Judul lebih dari lima kata dan kurang menggamba rkan isi bahasan Alur a. Setiap

peristiwa disusun secara logis dan alamiah Alur setiap peristiwa disusun secara logis dan alamiah Alur setiap peristiwa disusun secara logis dan kurang alamiah Alur setiap peristiwa disusun kurang logis dan alamiah Alur setiap peristiwa disusun kurang logis dan kurang alamiah b. Kejadian dalam cerita dipengaru hi oleh karakter tokoh, dan suasana hati sang tokoh Kejadian dalam cerita sangat dipengaruhi oleh karakter tokoh, dan suasana hati sang tokoh Kejadian dalam cerita dipengaruhi oleh karakter tokoh, dan suasana hati sang tokoh Kejadian dalam cerita kurang dipengaruhi oleh karakter tokoh, dan suasana hati sang tokoh Kejadian dalam cerita tidak dipengaruhi oleh karakter tokoh, dan suasana hati sang tokoh


(33)

57

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menampak kan karakter sangat menampakka n karakter menampakka n karakter kurang menampakka n karakter menampakk an karakter b. Dialog menciptak an konflik Dialog sangat menciptakan konflik Dialog menciptakan konflik Dialog kurang menciptakan konflik Dialog tidak menciptaka n konflik

Setting a. Esensial yang menjadi ciri atau identitas utama suatu wilayah Sangat esensial yang menjadi ciri atau identitas utama suatu wilayah Esensial yang menjadi ciri atau identitas utama suatu wilayah Kurang esensial yang menjadi ciri atau identitas utama suatu wilayah Tidak esensial yang menjadi ciri atau identitas utama suatu wilayah b. Menunjuk kan karakterist ik yang melibatkan kontur-kontur tempat, keterangan waktu dan latar belakang antropolog-geografinya Sangat menunjukkan karakteristik yang melibatkan kontur-kontur tempat, keterangan waktu dan latar belakang antropologi-geografinya Menunjukka n karakteristik yang melibatkan kontur-kontur tempat, keterangan waktu dan latar belakang antropologi-geografinya Kurang menunjukkan karakteristik yang melibatkan kontur-kontur tempat, keterangan waktu dan latar belakang antropologi-geografinya Tidak menunjukka n karakteristik yang melibatkan kontur-kontur tempat, keterangan waktu dan latar belakang


(34)

antropologi-58

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

geografinya Ejaan dan Tanda baca a. Penggunaan kata dan kalimat dalam bentuk tulisan Penggunaan kata dan kalimat dalam bentuk tulisan sudah sangat tepat Penggunaan kata dan kalimat dalam bentuk tulisan tepat Penggunaan kata dan kalimat dalam bentuk tulisan kurang tepat Penggunaan kata dan kalimat dalam bentuk tulisan tidak tepat b. Penggunaan tanda seru Penggunaan tanda seru sudah sangat tepat Penggunaan tanda seru tepat Penggunaan tanda seru kurang tepat Penggunaan tanda seru tidak tepat c. Penggunaan tanda tanya Penggunaan tanda Tanya sangat tepat Penggunaan tanda Tanya tepat Penggunaan tanda Tanya kurang tepat Penggunaan tanda Tanya tidak tepat d. Penggunaan tanda titik Penggunaan tanda titik sangat tepat Penggunaan tanda titik tepat Penggunaan tanda titik kurang tepat Penggunaan tanda titik tidak tepat e. Penggunaan tanda penghubung Penggunaan tanda penghubung sangat tepat Penggunaan tanda penghubung tepat Penggunaan tanda penghubung kurang tepat Penggunaan tanda penghubung tidak tepat f. Penggunaan tanda petik Penggunaan tanda petik sangat tepat Penggunaan tanda petik tepat Penggunaan tanda petik kurang tepat Penggunaan tanda petik tidak tepat g. Penggunaan tanda kurung buka dan tanda kurung Penggunaan tanda kurung buka dan Penggunaan tanda kurung buka dan Penggunaan tanda kurung buka dan Penggunaan tanda kurung buka


(35)

59

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tutup tanda kurung

tutup sangat tepat tanda kurung tutup tepat tanda kurung tutup kurang tepat dan tanda kurung tutup tidak tepat Diksi a. Ketepatan

dalam pemilihan kata pada penyampai an gagasan Ketepatan dalam pemilihan kata pada penyampaian gagasan sangat baik Ketepatan dalam pemilihan kata pada penyampaian gagasan baik Ketepatan dalam pemilihan kata pada penyampaian gagasan kurang baik Ketepatan dalam pemilihan kata pada penyampaia n gagasan tidak baik b. Mampu memanfaat kan kata-kata menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif, dan mudah dimengerti Pemanfaatan kata-kata menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif, dan mudah dimengerti sangat baik Pemanfaatan kata-kata menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif, dan mudah dimengerti baik Pemanfaatan kata-kata menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif, dan mudah dimengerti kurang baik Pemanfaata n kata-kata menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif, dan mudah dimengerti tidak baik

Tokoh a. Menggam barkan peristiwa melalui lakuan, dialog, dan monolog Penggambara n peristiwa melalui lakuan, dialog, dan monolog sangat baik Penggambara n peristiwa melalui lakuan, dialog, dan monolog baik Penggambara n peristiwa melalui lakuan, dialog, dan monolog kurang baik Penggambar an peristiwa melalui lakuan, dialog, dan monolog tidak baik


(36)

60

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Menggam barkan tema yang dipaparkan penulis naskah melalui cerita Penggambaran tema yang dipaparkan penulis naskah melalui cerita sangat tepat Menggambar kan tema yang dipaparkan penulis naskah melalui cerita tepat Menggambar kan tema yang dipaparkan penulis naskah melalui cerita kurang tepat Menggambar kan tema yang dipaparkan penulis naskah melalui cerita tidak tepat

Dimodifikasi dari Kernodle (Dewojati: 2010)

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data didapat dengan cara pemberian tes. Tes digunakan untuk mengetahui hasil pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan model pembelajaran think talk write. Tes mencakup pretest yang dilakukan untuk mengetahui hasil menulis naskah drama sebelum perlakuan, dan

posttest yang dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran menulis naskah

drama setelah mendapatkan perlakuan.

Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis. Tes tertulis digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menulis naskah drama di kelas V SD Negeri Pringapus Kabupaten Semarang.

Tes tertulis digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam memaparkan isi dialog dalam drama dengan menggunakan sarana bahasa tertulis secara tepat (Nurgiantoro, 2001: 296). Setelah data diperoleh, pretest pertemuan pertama diolah. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan posttest setelah diberikan perlakuan.. Setelah data didapat dari perbandingan pretest dan posttest maka dapat dilihat keefektifan model pembelajaran think talk write dalam menulis naskah drama. Hasil keefektifan didasarkan pada t hitung daripada t tabel dari


(37)

61

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Teknik Analisis Data

Teknik pengolahan data dilakukan dengan dua cara yaitu analisis data atau metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk mengolah hasil keterampilan menulis naskah drama. Metode statistik digunakan untuk membandingkan antara hasil pretest dan posttest setelah diberi perlakuaan. Setelah hasil statistik didapat dilakukan penarikan kesimpulan untuk menolak atau menerima hasil hipotesis berdasarkan hasil uji hipotesis.

Dalam penelitian ini data diolah secara otomatis dan dibantu dengan

software SPSS statistic 16. Berikut langkah-langkah pengolahan data dalam

penelitian:

Pertama, data yang telah dinilai dideskripsikan dengan cara mencari nilai

jangkauan, panjang kelas, nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai terendah (minimum), dan nilai tertinggi (maximum).

Kedua, melakukan uji normalitas. Uji normalitas data ini bertujuan untuk

menguji apakah data data yang diuji itu berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji distribusi chi kuadrat. Adapun langkah-langkah penggolahan datanya sebagai berikut.

1. Mencari normalitas data

Perhitungan uji normalitas data menulis laporan pengamatan siswa dilakukan dengan menggunakan rumus hitung dengan tabel, hipotesis uji normalitas data dalam tabel penelitian yaitu:

H0 : sampel berdistribusi normal HA : sampel berdistribusi tidak normal a. Menentukan rentang skor (r)

r = Skor maksimum – Skor Minimum (Sujana, 1992: 47) b. Menentukan banyaknya kelas interval (k)


(38)

62

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Menentukan panjang kelas interval (p) P =

d. Membuat tabel distribusi frekuensi e. Menghitung rata-rata Mean (rata-rata X)

X

(Nanang, 2013: 32) Keterangan:

M : mean (rata-rata)

Fi : frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi

Xi : tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas interval f. Menentukan simpangan baku (SD)

X (Nanang, 2013: 32)

Keterangan

S : simpangan baku (standard deviasi)

X : mean (rata-rata)

Xi : tanda kelas interval atau nilai tengah kelas interval n : jumlah responden

g. Menghitung harga baku dari nilai normalitas (Z)

(Purwanto, 2001: 104) Keterangan:

Z : harga baku K : batas kelas

X : mean (rata-rata) S : simpangan baku h. Menghitung luas interval (Li)


(39)

63

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

L1 : nilai peluang baris atas L2 : nilai peluang garis bawah

i. Menghitung frekuensi ekspestasi/harapan (ei) ei = Li. ∑

j. Menghitung Chi kuadrat (ᵪ2) ᵪ2 =

(Arikunto, 2009: 259)

Keterangan:

ᵪ2 : chi kuadrat hitung ei : frekuensi harapan

fi : frekuensi data yang sesuai dengan tanda kelas xi

Pengambilan kesimpulan untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan chi kudrat hitung dengan chi kuadrat tabel dengan derajat kebesan n-1 dan taraf signifikansi α =0,05. Bila harga chikuadrat hitung lebih kecil dari pada chi kuadrat tabel maka distribusi dinyatakan normal, dan bila lebih besar dinyatakan tidak normal (Sugiyono, 2009: 121).

Hasil perhitungan ᵪ2 hitung selanjutnya dibandingkan dengan ᵪ2 tabel dengan ketetapan sebagai berikut :

1) Tingkat kepercayaan 95% (α =0,05)

2) Derajat kebebasan (dk = k-1)

3) Apabila ᵪ2 hitung < ᵪ2 tabel berarti data berdistribusi normal

2. Uji homogenitas data

Uji homogenitas data dilakukan untuk mengetahui apakah varians sampel yang digunakan homogen atau tidak. Uji homogenitas dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :

a. Cari F hitung dengan menggunakan rumus : F  b. Menetapkan taraf signifikansi (α)

c. Menghitung F table dengan rumus :


(40)

64

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan menggunakan tabel F maka didapat Ftabel d. Menentukan kriteria pengujian H0yaitu :

Jika FHitungFTabel, maka H0, diterima (homogen)

Dalam penelitian ini, uji homogenitas data dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 16. Interpretasi dilakukan dengan memilih salah satu statistik yaitu statistik yang didasarkan pada rata-rata (based on mean). Untuk menetapkan suatu data homogen atau tidak, maka ditetapkan kriteria sebagai berikut :

a. Menentukan taraf signifikansi uji (α= 0,05).

b. Membandingkan nilai p (p value) dengan taraf signifikansi yang diperoleh.

c. Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh > α, maka variansi setiap sampel sama (homogen).

d. Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh < α, maka variansi setiap sampel sama (tidak homogen).

Pengambilan kesimpulan untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan harga antara F hitung dan F tabel dengan derajat kebebasan n-1 dan taraf signifikansi α = 0,05. Bila harga Fhitung lebih kecil dari Ftabel, maka data dinyatakan homogen, dan bila lebih besar maka dinyatakan tidak homogen.

3. Uji t student

Pengujian ini dilakukan terhadap nilai rata-rata pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Adapun langkah-langkah pengujian rumus uji t adalah sebagai berikut.

a. Karena dalam penelitian ini subjek yang diuji pada situasi sebelum dan sesudah proses, maka digunakan rumus uji-t dua sampel berhubungan (berpasangan) sebagai berikut.


(41)

65

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

uji-t atau t tes t =

√ keterangan:

Md : mean dari perbedaan dan tes akhir rumus yang digunakan yaitu: Md =

∑d : jumlah keseluruhan nilai beda

Xd : deviasi masing-masing subjek (d-Md) ∑ᵪ2 d : jumlah kadrat deviasi

N : subjek pada sampel b. Menentukan derajat kebebasan

dk = n-1

c. Menentukan nilai t dari tabel statistik

Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya dibandingkan dengan nilai tabel dengan penarikan kesimpulan sebagai berikut :

Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

Apabila data berdistribusi normal dua-duanya dan tidak homogennya maka lanjutkan ke uji t’.

Langkah akhir dari pengolahan data, yaitu data gain yang berfungsi untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis naskah drama dengan menggunakan model pembelajaran think talk write. Rumusan yang digunakan, yaitu:

Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi N-gain ternormalisasi (Hake, 1999) berikut.


(42)

66

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3. 2

Klasifikasi Gain Ternormalisasi Besarnya Gain <g> Klasifikasi

g ≥ 0,70 Tinggi 0,30 ≤ g < 0,70 Sedang


(43)

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, ditemukan bahwa keterampilan menulis naskah drama siswa yang mendapatkan penerapan model pembelajaran think talk write lebih baik dibandingkan keterampilan menulis naskah drama siswa dalam pembelajaran konvensional.

Berdasarkan keadaan tersebut, peneliti dapat menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu:

1. Model pembelajaran think talk write efektif untuk meningkatkan keterampilan menulis naskah drama yaitu pada aspek judul, alur, dialog, setting, ejaan dan tanda baca, diksi, dan tokoh.

2. Model pembelajaran think talk write secara khusus dapat meningkatkan aspek judul sebesar 0,68, aspek alur sebesar 0,65, aspek dialog sebesar 0,62, aspek

setting sebesar 0,60, aspek ejaan dan tanda baca sebesar 0,68, aspek diksi sebesar

0,64, dan aspek tokoh sebesar 0,65.

B. SARAN

Berdasarkan simpulan penelitian, berikut ini disajikan beberapa saran atau rekomendasi yang bersesuaian, berikut ini.

1. Pembelajaran dengan menerapkan model think talk write hendaknya menjadi alternatif pembelajaran bagi guru SD khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dalam meningkatkan keterampilan menulis naskah drama siswa.

2. Untuk menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model think talk write sebaiknya guru membuat skenario dan perencanaan yang matang, sehingga pembelajaran dapat terjadi secara sistematis sesuai dengan rencana dan


(44)

125

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemanfaatan waktu yang efektif dan tidak banyak waktu yang terbuang oleh hal-hal yang tidak relevan.

3. Untuk meningkatkan keterampilan menulis naskah drama siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, kepala sekolah membuat program bagi guru dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada guru-guru untuk menggunakan model think talk write dalam pembelajaran menulis naskah drama.

4. Untuk peningkatan keterampilan menulis naskah drama yang lebih optimal, maka guru perlu mengombinasikan media pembelajaran dengan model pembelajaran

think talk write agar penelitian lebih lanjut mengalami peningkatan yang lebih


(45)

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. C. & Alwasilah S.S. (2007). Pokoknya menulis. Bandung: Kiblat.

Akhadiah, S., dkk. (1992). Pembinan kemampuan menulis bahasa indonesia. Jakarta: Erlangga

Anam, K. (2000). Implementasi cooperative learning dan model pembelajaran

dalam pembelajaran geografi. Adaptasi Model Jigsaw dan Fields Study.

Jurnal Ilmu Pendidikan. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan. 02: 36: 0216-0847.

Ansari, B. I. (2008). Komunikasi matematik: konsep dan aplikasi. Banda Aceh: PENA.

Arends. (2008). Learning to teach-belajar untuk mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, A. (2011). Media pembelajaran, cetakan XV. Jakarta: Rajawali Pers.

Asma, N. (2006). Model pembelajaran kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Baribin, R. (1987). Geografi dialek bahasa jawa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Cahyani, I. dan Hodijah. (2007). Kemampuan berbahasa indonesia di sekolah

dasar. Bandung: UPI Press.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum standar isi: mata pelajaran

bahasa indonesia untuk SD/MI. Jakarta: Diknas.

Dewojati, C. (2010). Drama. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hairston, M. C. (2008). Succesfull writing: a rethoric for advanced composition. New York: W.W. Norton & Co.

Hake, R. R. (1999). Analyzing change/gain scores. : (online). Tersedia di http://www.physics.indiana.edu/sdi/Analyzingchange-Gain.pdf.


(46)

127

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hamalik, O. (2001). Dasar-dasar pengembangan kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Hamruni. (2009). Strategi pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.

Harymawan, RMA. (1988). Dramaturgi. Bandung : CV. Rosda.

Hasanudin. (1996). Drama karya dalam dua dimensi. Bandung: Angkasa.

Hastuti, U. Sri. (2008). Petunjuk praktikum mikrobiologi. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.

Hernacky, M. (1992). Quantum learning. Bandung: Mizan.

Iskandarwassid, dan Sunendar, D. (2006). Strategi pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E. (2009). Models of teaching (model-model

pengajaran). Terjemahan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Leksono, A. Setyo. (2007). Ekologi pendekatan deskriptif dan kuantitatif. Malang: Bayumedia.

Lie, A. (2008). Cooperative learning. Terjemahan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Muchlisoh, dkk. (1993). Materi pokok pendidikan bahasa indonesia 3. Jakarta: Depdikbud; Proyek Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis.

Mujiyanto, Yant, dkk. (2000). Puspa ragam bahasa indonesia. FKIP UNS.

Nanang, F. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Nasution. (1992). Metode research. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Noviana. (2009). Analisa kualitatif dan kuantitatif. Jakarta: Grasindo.

Nurgiantoro, B. (2001). Menulis secara populer. Jakarta: Pustaka Jaya.

Pasiak, T. (2008). Revolusi IQ/EQ/SQ menyingkap rahasia kecerdasan

berdasarkan al-quran dan neurosains mutakhir. Bandung: PT. Mizan


(47)

128

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Porter, Bobbi De. Mike Hernacki. (2000). Quantum learning membiasakan

belajar nyaman dan menyenangkan. Bandung: Mizan

Rofi’uddin, A., dan Zuhdi, D. (2002). Pendidikan bahasa dan sastra indonesia di

kelas tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Rusman. (2010). Model-model pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Pustaka.

Sagala, S. (2010). Pengantar statistik pendidikan. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Santosa, Puji, dkk. (2008). Materi dan pembelajaran bahasa indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Saptaria, R. El. (2006). Acting handbook: panduan praktis akting untuk film &

teater. Bandung: Rekayasa Sains Bandung.

Schumacher dan Millon. 2001. Research in education a conceptual introduction. By Addison Wesley Longman. Inc.

Semi, M. A. (2008). Dasar-dasar kemampuan menulis. Bandung: Angkasa.

Siler, S. (2003). What lies beneath the science achievement gap: the challenges of

aligning science instruction with standards and test, science ieducator,

Proquest Education Journals, 15(1):1.

Slamet, St. Y. (2008). Dasar-dasar keterampilan berbahasa indonesia. Surakarta: UNS Press.

Slamet, St. Y. (2008). Peningkatan keterampilan berbahasa indonesia. Surakarta: UNS Press.

Soemarjadi, Muzni, R., dan Wikdati, Z. (2001). Pendidikan keterampilan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Soemarjadi, dkk. (1992). Psikologi keterampilan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sudjana. (2008). Metode statistika. Bandung: Tarsito.


(48)

129

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2011). Model penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif,

kualitatif, dan r & d, cetakan xiii. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sumardjo, J. dan Saini K. M. (1991). Apresiasi kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Suparno dan Yunus. (2007). Keterampilan dasar menulis. Jakarta : Universitas Terbuka.

Supriadi, T. (2012). Uji coba pembelajaran menulis naskah drama berdasarkan

cerpen. Garut: STKIP (Tidak Diterbitkan)

Suprijono, A. (2010). Cooperative learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suriamiharja, Agus dkk. (1996). Petunjuk praktis menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suwandi, S. (2006). Penelitian tindakan kelas (ptk) dan penulisan karya ilmiah. Penilaian Sertifikasi Guru Rayon 13 Surakarta.

Suyatinah, dkk. (2005). Peningkatan keterampilan membaca pada siswa kelas i

sekolah dasar melalui penerapan metode sas dan alat peraga gambar.

Salatiga: FKIP UKSW.

Tarigan, Djago. (1992). Materi pokok pendidikan bahasa Indonesia 1. Jakarta: Depdikbud.

Tarigan, H. G. (2008). Menulis. Bandung:Angkasa.

Wahab, A., dan Solichin. (2009). Pengantar analisis kebijakan publik. Malang: Universitas Negeri Malang

Waluyo, H. J. (2002). Drama teori dan pengajarannya. Yogyakarta: Hanindita Graha Widya.


(1)

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, ditemukan bahwa keterampilan menulis naskah drama siswa yang mendapatkan penerapan model pembelajaran think talk write lebih baik dibandingkan keterampilan menulis naskah drama siswa dalam pembelajaran konvensional.

Berdasarkan keadaan tersebut, peneliti dapat menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu:

1. Model pembelajaran think talk write efektif untuk meningkatkan keterampilan menulis naskah drama yaitu pada aspek judul, alur, dialog, setting, ejaan dan tanda baca, diksi, dan tokoh.

2. Model pembelajaran think talk write secara khusus dapat meningkatkan aspek judul sebesar 0,68, aspek alur sebesar 0,65, aspek dialog sebesar 0,62, aspek setting sebesar 0,60, aspek ejaan dan tanda baca sebesar 0,68, aspek diksi sebesar 0,64, dan aspek tokoh sebesar 0,65.

B. SARAN

Berdasarkan simpulan penelitian, berikut ini disajikan beberapa saran atau rekomendasi yang bersesuaian, berikut ini.

1. Pembelajaran dengan menerapkan model think talk write hendaknya menjadi alternatif pembelajaran bagi guru SD khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dalam meningkatkan keterampilan menulis naskah drama siswa.

2. Untuk menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model think talk write sebaiknya guru membuat skenario dan perencanaan yang matang, sehingga pembelajaran dapat terjadi secara sistematis sesuai dengan rencana dan


(2)

125

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemanfaatan waktu yang efektif dan tidak banyak waktu yang terbuang oleh hal-hal yang tidak relevan.

3. Untuk meningkatkan keterampilan menulis naskah drama siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, kepala sekolah membuat program bagi guru dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada guru-guru untuk menggunakan model think talk write dalam pembelajaran menulis naskah drama.

4. Untuk peningkatan keterampilan menulis naskah drama yang lebih optimal, maka guru perlu mengombinasikan media pembelajaran dengan model pembelajaran think talk write agar penelitian lebih lanjut mengalami peningkatan yang lebih baik.


(3)

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. C. & Alwasilah S.S. (2007). Pokoknya menulis. Bandung: Kiblat.

Akhadiah, S., dkk. (1992). Pembinan kemampuan menulis bahasa indonesia. Jakarta: Erlangga

Anam, K. (2000). Implementasi cooperative learning dan model pembelajaran dalam pembelajaran geografi. Adaptasi Model Jigsaw dan Fields Study. Jurnal Ilmu Pendidikan. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan. 02: 36: 0216-0847.

Ansari, B. I. (2008). Komunikasi matematik: konsep dan aplikasi. Banda Aceh: PENA.

Arends. (2008). Learning to teach-belajar untuk mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, A. (2011). Media pembelajaran, cetakan XV. Jakarta: Rajawali Pers.

Asma, N. (2006). Model pembelajaran kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Baribin, R. (1987). Geografi dialek bahasa jawa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Cahyani, I. dan Hodijah. (2007). Kemampuan berbahasa indonesia di sekolah dasar. Bandung: UPI Press.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum standar isi: mata pelajaran bahasa indonesia untuk SD/MI. Jakarta: Diknas.

Dewojati, C. (2010). Drama. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hairston, M. C. (2008). Succesfull writing: a rethoric for advanced composition. New York: W.W. Norton & Co.

Hake, R. R. (1999). Analyzing change/gain scores. : (online). Tersedia di http://www.physics.indiana.edu/sdi/Analyzingchange-Gain.pdf.


(4)

127

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hamalik, O. (2001). Dasar-dasar pengembangan kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Hamruni. (2009). Strategi pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.

Harymawan, RMA. (1988). Dramaturgi. Bandung : CV. Rosda.

Hasanudin. (1996). Drama karya dalam dua dimensi. Bandung: Angkasa.

Hastuti, U. Sri. (2008). Petunjuk praktikum mikrobiologi. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.

Hernacky, M. (1992). Quantum learning. Bandung: Mizan.

Iskandarwassid, dan Sunendar, D. (2006). Strategi pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E. (2009). Models of teaching (model-model pengajaran). Terjemahan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Leksono, A. Setyo. (2007). Ekologi pendekatan deskriptif dan kuantitatif. Malang: Bayumedia.

Lie, A. (2008). Cooperative learning. Terjemahan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Muchlisoh, dkk. (1993). Materi pokok pendidikan bahasa indonesia 3. Jakarta: Depdikbud; Proyek Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis.

Mujiyanto, Yant, dkk. (2000). Puspa ragam bahasa indonesia. FKIP UNS.

Nanang, F. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Nasution. (1992). Metode research. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Noviana. (2009). Analisa kualitatif dan kuantitatif. Jakarta: Grasindo.

Nurgiantoro, B. (2001). Menulis secara populer. Jakarta: Pustaka Jaya.

Pasiak, T. (2008). Revolusi IQ/EQ/SQ menyingkap rahasia kecerdasan berdasarkan al-quran dan neurosains mutakhir. Bandung: PT. Mizan Pustaka.


(5)

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Porter, Bobbi De. Mike Hernacki. (2000). Quantum learning membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan. Bandung: Mizan

Rofi’uddin, A., dan Zuhdi, D. (2002). Pendidikan bahasa dan sastra indonesia di kelas tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Rusman. (2010). Model-model pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Pustaka.

Sagala, S. (2010). Pengantar statistik pendidikan. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Santosa, Puji, dkk. (2008). Materi dan pembelajaran bahasa indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Saptaria, R. El. (2006). Acting handbook: panduan praktis akting untuk film & teater. Bandung: Rekayasa Sains Bandung.

Schumacher dan Millon. 2001. Research in education a conceptual introduction. By Addison Wesley Longman. Inc.

Semi, M. A. (2008). Dasar-dasar kemampuan menulis. Bandung: Angkasa.

Siler, S. (2003). What lies beneath the science achievement gap: the challenges of aligning science instruction with standards and test, science ieducator, Proquest Education Journals, 15(1):1.

Slamet, St. Y. (2008). Dasar-dasar keterampilan berbahasa indonesia. Surakarta: UNS Press.

Slamet, St. Y. (2008). Peningkatan keterampilan berbahasa indonesia. Surakarta: UNS Press.

Soemarjadi, Muzni, R., dan Wikdati, Z. (2001). Pendidikan keterampilan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Soemarjadi, dkk. (1992). Psikologi keterampilan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sudjana. (2008). Metode statistika. Bandung: Tarsito.


(6)

129

Hanum Hanifa Sukma, 2014

Keefektifan model Think Talk Write(TTW) dalam peningkatan keterampilan menulis naskah drama Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2011). Model penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan r & d, cetakan xiii. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sumardjo, J. dan Saini K. M. (1991). Apresiasi kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Suparno dan Yunus. (2007). Keterampilan dasar menulis. Jakarta : Universitas Terbuka.

Supriadi, T. (2012). Uji coba pembelajaran menulis naskah drama berdasarkan cerpen. Garut: STKIP (Tidak Diterbitkan)

Suprijono, A. (2010). Cooperative learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suriamiharja, Agus dkk. (1996). Petunjuk praktis menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suwandi, S. (2006). Penelitian tindakan kelas (ptk) dan penulisan karya ilmiah. Penilaian Sertifikasi Guru Rayon 13 Surakarta.

Suyatinah, dkk. (2005). Peningkatan keterampilan membaca pada siswa kelas i sekolah dasar melalui penerapan metode sas dan alat peraga gambar. Salatiga: FKIP UKSW.

Tarigan, Djago. (1992). Materi pokok pendidikan bahasa Indonesia 1. Jakarta: Depdikbud.

Tarigan, H. G. (2008). Menulis. Bandung:Angkasa.

Wahab, A., dan Solichin. (2009). Pengantar analisis kebijakan publik. Malang: Universitas Negeri Malang

Waluyo, H. J. (2002). Drama teori dan pengajarannya. Yogyakarta: Hanindita Graha Widya.