PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COLLECTIVE PAINTING DALAM MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA) : Analisis Deskriptif pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Subang Tahun Pelajaran 2013/2014).
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COLLECTIVE PAINTING DALAM MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA) (Analisis Deskriptif pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Subang
Tahun Pelajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Nida Sholiha
1005707
DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COLLECTIVE PAINTING DALAM MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA) (Analisis Deskriptif pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Subang
Tahun Pelajaran 2013/2014)
Oleh Nida Sholiha
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Seni dan Desain
© Nida Sholiha 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
(4)
(5)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kehidupan manusia adalah kehidupan sosial karena manusia saling berhubungan satu sama lain. Manusia perlu dibekali kemampuan bersosialisasi seperti sikap tenggang rasa, saling menghormati, tolong menolong, saling menghargai dan lain sebagainya bilamana ingin keberadaannya dalam masyarakat di akui dan dihargai pula oleh orang lain.
Dalam dunia pendidikan, aspek di atas merupakan salah satu tugas guru dalam mendidik siswa. Siswa belajar bukan hanya bicara akademik tetapi juga mengenai perilaku bermasyarakat. Seluruh mata pelajaran sedianya menanamkan hal tersebut dalam pembelajarannya, tidak terkecuali dengan mata pelajaran Seni Budaya khususnya cabang Seni Rupa.
Tujuan pembelajaran Seni Rupa secara umum adalah untuk mengasah kreativitas siswa. Kreativitas termasuk dalam perilaku individu. Menurut Damajanti, I. (2006, hlm. 11), perilaku setiap individu adalah buah dari empat sifat pokok perilaku manusia, yaitu kecerdasan, daya cipta (kreativitas), kepribadian, dan daya penyesuaian. Namun kreativitas tersebut harus diimbangi dengan kemampuan bersosialisasi yakni dalam bekerja kelompok. Oleh karena itu, siswa harus menahan egonya dalam berkarya bersama teman-temannya.
Pelaksanaan pembelajaran Seni Rupa di SMP Negeri 1 Subang, umumnya siswa berkarya secara individu sehingga siswa kurang diimbangi dengan pendidikan pengembangan sosial. Fenomena ini berimbas pada sikap mereka yang tidak bisa menahan egonya dalam bekerja kelompok. Sejalan dengan pendapat Rusman (2011, hlm. 205) bahwa dalam situasi belajar sering terlihat sifat individualistis siswa. Siswa cenderung berkompetisi secara individual, bersikap tertutup terhadap teman, kurang memberi perhatian ke teman sekelas, bergaul hanya dengan orang tertentu, ingin menang sendiri, dan sebagainya. Jika keadaan ini dibiarkan tidak mustahil akan dihasilkan warga negara yang egois, inklusif, introvert, kurang bergaul dalam masyarakat, acuh tak acuh dengan tetangga, dan
(6)
2
lingkungan, kurang menghargai orang lain, serta tidak mau menerima kelebihan dan kekurangan orang lain. Gejala seperti ini kiranya mulai terlihat pada masyarakat kita, sedikit-sedikit demonstrasi, main keroyokan, saling sikut, dan mudah terprovokasi, maka dengan bekerja kelompok diharapkan terciptanya sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa (pengajaran teman sejawat), dan siswa dengan guru (multi way traffic communication) (Rusman, 2011, hlm. 203). Pembelajaran sebaya (pengajaran teman sejawat) dapat berjalan dengan baik karena siswa tidak enggan untuk berkomunikasi dengan teman sebaya dibanding berkomunikasi dengan gurunya.
Faktor lain yang membuat pembelajaran Seni Rupa itu cenderung membosankan karena metode pembelajaran yang diterapkan kurang variatif. Hal ini akan berimbas pada tingkat kreativitas siswa. Kreativitas tersebut dapat semakin kuat ketika siswa berkarya langsung karya Seni Rupa. Melihat fenomena ini peneliti ingin menerapkan pengalaman peneliti ketika di bangku kuliah. Peneliti dengan teman sekelas berkarya Lukisan Collective Painting yang akhirnya lukisan tersebut ditampilkan pada acara pameran “Fine Arts Education” dan dikoleksi di Monash University Australia pada tahun 2013. Pembelajaran dengan metode Collective Painting tersebut menumbuhkan kerjasama dan memberikan pengalaman berharga bagi kami. Maka dengan ini, peneliti ingin mencoba menerapkan metode pembelajaran Collective Painting di tingkat sekolah. Berharap hal ini dapat menghadirkan suasana baru, menumbuhkan rasa kerja sama siswa, dan menunjukkan keberadaan Seni Rupa di tingkat sekolah.
Pemilihan SMP Negeri 1 Subang sebagai objek penelitian karena sekolah ini merupakan sekolah favorit di Kabupaten Subang terbukti dengan meluapnya siswa yang berminat bersekolah di SMP Negeri 1 Subang tidak terkecuali bagi mereka yang berasal dari daerah yang terhitung jauh dari sekolah. Sekolah pun menerapkan berbagai tahap seleksi masuk SMP Negeri 1 Subang, hingga pada tahun 2013 diterapkan pula Kelas Cerdas Istimewa (CI) dan Kelas Bakat Istimewa (BI). Banyak sekali prestasi yang telah dicapai, salah satunya yakni dinobatkan sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional. SMP Negeri 1 Subang merupakan sekolah
(7)
3
terbaik yang menerapkan Kurikulum 2013 selain SMP Negeri 1 Kalijati, SMP Negeri 1 Cisalak, SMP Nurul Gina, dan SMP Bunda Maria. Namun pada pelaksanaan penelitian ini, kurikulum kelas IX masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Sedangkan siswa kelas IX A dipilih sebagai objek penelitian karena siswa kelas IX sudah memenuhi karakteristik remaja awal, kebersamaan mereka di sekolah sudah terbina cukup lama, beban tugas cukup besar ini mereka jadikan sebagai nilai akhir Seni Budaya, dan siswa ingin membuat kenangan di sekolah mengingat sebentar lagi mereka beranjak SMA. Secara khusus kelas IX A ditentukan tema pada karya lukisnya, yakni kekayaan alam dan budaya kabupaten Subang karena secara keseluruhan siswa memiliki sikap tanggung jawab dan perfeksionis dalam mengerjakan tugas hal ini pun ditunjang oleh ketua murid yang memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.
Mengacu pada latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui secara mendalam akan pelaksanaan metode pembelajaran tersebut. Maka dengan ini peneliti menentukan judul penelitian: “Penerapan Metode Pembelajaran Collective Painting Dalam Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa) (Analisis Deskriptif pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Subang Tahun Pelajaran
2013/2014)”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kreativitas siswa SMP dalam mata pelajaran seni budaya (Seni Rupa) belum optimal. Hal ini berdasarkan hasil karya siswa.
2. Kurangnya perkembangan sosial siswa dalam bekerja kelompok. 3. Proses pembelajaran Seni Rupa dirasa kurang menarik oleh para siswa. 4. Perlu adanya inovasi metode pembelajaran Seni Rupa.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berangkat dari latar belakang di atas maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
(8)
4
1. Bagaimana rencana penerapan metode pembelajaran Collective Painting dalam mata pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa)?
2. Bagaimana pelaksanaan penerapan metode pembelajaran Collective Painting untuk mengembangkan kreativitas berkarya dalam mata pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa)?
3. Bagaimana kreativitas karya siswa setelah penerapan metode pembelajaran Collective Painting dalam mata pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa)?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai ialah:
1. Memperoleh gambaran rencana penerapan metode pembelajaran Collective Painting dalam mata pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa).
2. Memperoleh gambaran pelaksanaan penerapan metode pembelajaran Collective Painting dalam mata pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa).
3. Memperoleh hasil karya siswa setelah penerapan metode Collective Painting dalam mata pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa).
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi siswa
Dapat meningkatkan kreativitas siswa yang diimbangi dengan perkembangan sosial melalui kerja kelompok.
2. Manfaat bagi penulis
Dapat menambah pengalaman dalam hal penelitian dan penulisan laporan, menambah pengetahuan tentang proses penggunaan metode pembelajaran Seni Rupa yang tepat dan dapat dijadikan sebagai pengalaman penelitian pembelajaran ketika menjadi pendidik.
3. Manfaat bagi guru
Dapat dijadikan sebagai sarana acuan untuk mengevaluasi terhadap pembelajaran yang sudah berlangsung, merupakan upaya pengembangan kurikulum di tingkat kelas, mengembangkan inovasi pembelajaran dan meningkatkan kemampuan guru.
(9)
5
F. Struktur Organisasi Skripsi
Penelitian ini terbagi kedalam lima BAB yakni:
BAB I. PENDAHULUAN, berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
BAB II. LANDASAN TEORETIS, berisi tentang teori perencanaan pembelajaran, teori-teori strategi pembelajaran seni yang secara spesifik membahas mengenai model pembelajaran Cooperative Learning, pendekatan pembelajaran kerja kelompok, dan metode pembelajaran Collective Painting. Kemudian mengkaji teori mengenai karakteristik peserta didik yang mencakup didalamnya perkembangan psikologi remaja, perkembangan Seni Rupa anak, dan kreativitas. Setelah itu, membahas mengenai seni lukis, teknik melukis, dan teori visual (unsur rupa dan desain).
BAB III. METODE PENELITIAN, memaparkan lokasi dan objek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, analisis data, dan kerangka penelitian.
BAB IV. TEMUAN DAN PEMBAHASAN, menjelaskan tentang temuan hasil penelitian dan pembahasan temuan hasil penelitian.
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI, berisi tentang simpulan, implikasi, dan rekomendasi dari hasil penelitian.
(10)
132
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Collective Painting Dalam Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa) (Analisis Deskriptif pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Subang Tahun Pelajaran 2013/2014)” memperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan penerapan metode pembelajaran Collective Painting disusun sesuai dengan tahapan proses perencanaan. Proses tersebut diantaranya adalah menelaah silabus dan RPP milik guru. Peneliti menemukan kekeliruan pemahaman akan metode pembelajaran yang akan diterapkan pada siswa. Hal ini wajar terjadi karena guru yang bersangkutan bukan berasal dari pendidikan seni rupa. Oleh karena itu, peneliti memperbaiki dan menambahkan metode Collective Painting pada silabus dan RPP tersebut. Pada perencanaan pembelajaran terdahulu sudah ditentukan bahwa pembelajaran ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, sementara dalam perencanaan yang telah diperbaiki, peneliti menambahkan satu kali pertemuan mengingat tugas karya ini termasuk proyek besar. Selain itu, peneliti berencana agar siswa pun melaksanakan tugas ini diluar jam pelajaran karena pasti memerlukan waktu yang banyak.
2. Pelaksanaan penerapan metode pembelajaran Collective Painting berlangsung dalam dua kali proses pengerjaan karena terjadi ketidakpuasan siswa akan hasil karya yang pertama. Pada karya pertama, siswa menilai karyanya tidak lebih baik dari karya kelas yang lain. Maka dari itu mereka sepakat untuk mengulang kembali proses pembuatan karya Collective Painting dengan perencanaan yang lebih baik dan matang. Alasan digantinya karya pertama adalah karya tidak menunjukan satu kesatuan gambar yang utuh karena banyak garis yang tidak berkesinambungan, secara visual komposisi karya kurang seimbang, dan siswa belum mengembangkan teknik melukis. Semua itu terjadi hal ini merupakan pengalaman pertama
(11)
133
siswa dalam melukis sehingga hasil karya terlihat kaku dan belum menunjukkan kreativitas. Kondisi psikologis siswa kelas IX A yang perfeksionis dan kompetitif menjadi tantangan tersendiri bagi siswa untuk bekerja kelompok. Pada awal pengerjaan, kerja sama siswa belum begitu muncul namun saat menemui masalah kerja sama mereka semakin meningkat.
3. Hasil karya lukis Collective Painting secara keseluruhan, karya pertama banyak muncul ciri-ciri tipe gambar haptic. Karena masing-masing siswa mengungkapkan gagasannya tanpa memikirkan komposisi gambar secara keseluruhan. Hal ini berbanding terbalik dengan karya kedua. Pada karya kedua, kecenderungan tipe gambar visual muncul karena pada setiap karyanya siswa sudah memiliki atau memunculkan kesan ruang. Pada karya lukis Collective Painting pertama kreativitas siswa belum berkembang, siswa masih mencari dan mencoba hal baru dalam melukis. Maka dapat ditentukan pada karya lukis Collective Painting pertama ini, kreativitas siswa berada pada tingkat ekspresif. Berbanding terbalik dengan karya lukis Collective Painting yang kedua, siswa sudah mampu mengeksplorasi kemampuannya dalam melukis. Mereka dengan sendirinya menemukan beragam teknik melukis dengan pertimbangan estetis yang dimiliki. Teknik melukis yang muncul diantaranya adalah melukis dengan menggunakan tangan (finger painting), teknik flicked painting, menjahit tali rapi pada kanvas, menempelkan kapas, menempelkan potongan sampah anorganik, menempelkan hasil lipatan sedotan, menempelkan tai toko, menempelkan gliter hingga menempelkan potongan bulu kelinci kesayangannya. Maka pada karya lukis Collective Painting kedua ini menunjukkan tingkat kreativitas siswa naik pada tingkat produktif. Kreativitas tersebut diukur dalam segi teknik pembuatan (teknik melukis).
B. Implikasi
Penerapan metode pembelajaran Collective Painting menghasilkan beberapa implikasi, sebagai berikut:
(12)
134
1. Penerapan metode pembelajaran Collective Painting memberi pengalaman sosial bagi siswa dalam berkarya seni rupa.
2. Proses pembelajaran seni rupa perlu mengedepankan sisi kolaborasi selain prestasi karena melalui kolaborasi memberi kontribusi dalam proses berkaryanya.
3. Melalui penerapan metode pembelajaran Collective Painting memunculkan impuls sosial sekaligus impuls estetik.
4. Penerapan metode pembelajaran Collective Painting menumbuhkan mental sosial.
5. Penerapan metode pembelajaran Collective Painting dapat memberi peluang bagi siswa untuk mengembangkan diri. Terbukti Rafifah Zahra kembali memimpin teman-temannya dalam lomba melukis tembok/mural dengan metode Group Work ditingkat SMA dan siswa kelas IX A yang lain pun muncul sebagai pemimpin lomba tersebut.
C. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang diperoleh. Peneliti memandang perlu untuk menyampaikan rekomendasi sebagai berikut: 1. Bagi pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai pelaksanaan pembelajaran seni rupa dengan menggunakan metode pembelajaran Collective Painting.
2. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, inspirasi dan motivasi untuk mengembangkan penerapan metode pembelajaran.
3. Bagi program studi seni rupa
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan dapat menjadi pertimbangan dan masukan bagi mata kuliah yang terkait dengan judul skripsi ini.
(13)
135
4. Bagi peneliti lanjutan
Peneliti memberi rekomendasi kepada peneliti lanjutan untuk meneliti metode pembelajaran ekspresi bebas yang lain seperti metode Group Work dan metode Campuran. Selain itu, ukuran tafril sebaiknya lebih dipertimbangkan dan disesuaikan dengan kemampuan siswa.
(1)
1. Bagaimana rencana penerapan metode pembelajaran Collective Painting dalam mata pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa)?
2. Bagaimana pelaksanaan penerapan metode pembelajaran Collective Painting untuk mengembangkan kreativitas berkarya dalam mata pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa)?
3. Bagaimana kreativitas karya siswa setelah penerapan metode pembelajaran Collective Painting dalam mata pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa)?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai ialah:
1. Memperoleh gambaran rencana penerapan metode pembelajaran Collective Painting dalam mata pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa).
2. Memperoleh gambaran pelaksanaan penerapan metode pembelajaran Collective Painting dalam mata pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa).
3. Memperoleh hasil karya siswa setelah penerapan metode Collective Painting dalam mata pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa).
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi siswa
Dapat meningkatkan kreativitas siswa yang diimbangi dengan perkembangan sosial melalui kerja kelompok.
2. Manfaat bagi penulis
Dapat menambah pengalaman dalam hal penelitian dan penulisan laporan, menambah pengetahuan tentang proses penggunaan metode pembelajaran Seni Rupa yang tepat dan dapat dijadikan sebagai pengalaman penelitian pembelajaran ketika menjadi pendidik.
3. Manfaat bagi guru
Dapat dijadikan sebagai sarana acuan untuk mengevaluasi terhadap pembelajaran yang sudah berlangsung, merupakan upaya pengembangan kurikulum di tingkat kelas, mengembangkan inovasi pembelajaran dan meningkatkan kemampuan guru.
(2)
F. Struktur Organisasi Skripsi
Penelitian ini terbagi kedalam lima BAB yakni:
BAB I. PENDAHULUAN, berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
BAB II. LANDASAN TEORETIS, berisi tentang teori perencanaan pembelajaran, teori-teori strategi pembelajaran seni yang secara spesifik membahas mengenai model pembelajaran Cooperative Learning, pendekatan pembelajaran kerja kelompok, dan metode pembelajaran Collective Painting. Kemudian mengkaji teori mengenai karakteristik peserta didik yang mencakup didalamnya perkembangan psikologi remaja, perkembangan Seni Rupa anak, dan kreativitas. Setelah itu, membahas mengenai seni lukis, teknik melukis, dan teori visual (unsur rupa dan desain).
BAB III. METODE PENELITIAN, memaparkan lokasi dan objek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, analisis data, dan kerangka penelitian.
BAB IV. TEMUAN DAN PEMBAHASAN, menjelaskan tentang temuan hasil penelitian dan pembahasan temuan hasil penelitian.
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI, berisi tentang simpulan, implikasi, dan rekomendasi dari hasil penelitian.
(3)
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Collective Painting Dalam Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa) (Analisis Deskriptif pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Subang Tahun Pelajaran 2013/2014)” memperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan penerapan metode pembelajaran Collective Painting disusun sesuai dengan tahapan proses perencanaan. Proses tersebut diantaranya adalah menelaah silabus dan RPP milik guru. Peneliti menemukan kekeliruan pemahaman akan metode pembelajaran yang akan diterapkan pada siswa. Hal ini wajar terjadi karena guru yang bersangkutan bukan berasal dari pendidikan seni rupa. Oleh karena itu, peneliti memperbaiki dan menambahkan metode Collective Painting pada silabus dan RPP tersebut. Pada perencanaan pembelajaran terdahulu sudah ditentukan bahwa pembelajaran ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, sementara dalam perencanaan yang telah diperbaiki, peneliti menambahkan satu kali pertemuan mengingat tugas karya ini termasuk proyek besar. Selain itu, peneliti berencana agar siswa pun melaksanakan tugas ini diluar jam pelajaran karena pasti memerlukan waktu yang banyak.
2. Pelaksanaan penerapan metode pembelajaran Collective Painting berlangsung dalam dua kali proses pengerjaan karena terjadi ketidakpuasan siswa akan hasil karya yang pertama. Pada karya pertama, siswa menilai karyanya tidak lebih baik dari karya kelas yang lain. Maka dari itu mereka sepakat untuk mengulang kembali proses pembuatan karya Collective Painting dengan perencanaan yang lebih baik dan matang. Alasan digantinya karya pertama adalah karya tidak menunjukan satu kesatuan gambar yang utuh karena banyak garis yang tidak berkesinambungan, secara visual komposisi karya kurang seimbang, dan siswa belum mengembangkan teknik melukis. Semua itu terjadi hal ini merupakan pengalaman pertama
(4)
siswa dalam melukis sehingga hasil karya terlihat kaku dan belum menunjukkan kreativitas. Kondisi psikologis siswa kelas IX A yang perfeksionis dan kompetitif menjadi tantangan tersendiri bagi siswa untuk bekerja kelompok. Pada awal pengerjaan, kerja sama siswa belum begitu muncul namun saat menemui masalah kerja sama mereka semakin meningkat.
3. Hasil karya lukis Collective Painting secara keseluruhan, karya pertama banyak muncul ciri-ciri tipe gambar haptic. Karena masing-masing siswa mengungkapkan gagasannya tanpa memikirkan komposisi gambar secara keseluruhan. Hal ini berbanding terbalik dengan karya kedua. Pada karya kedua, kecenderungan tipe gambar visual muncul karena pada setiap karyanya siswa sudah memiliki atau memunculkan kesan ruang. Pada karya lukis Collective Painting pertama kreativitas siswa belum berkembang, siswa masih mencari dan mencoba hal baru dalam melukis. Maka dapat ditentukan pada karya lukis Collective Painting pertama ini, kreativitas siswa berada pada tingkat ekspresif. Berbanding terbalik dengan karya lukis Collective Painting yang kedua, siswa sudah mampu mengeksplorasi kemampuannya dalam melukis. Mereka dengan sendirinya menemukan beragam teknik melukis dengan pertimbangan estetis yang dimiliki. Teknik melukis yang muncul diantaranya adalah melukis dengan menggunakan tangan (finger painting), teknik flicked painting, menjahit tali rapi pada kanvas, menempelkan kapas, menempelkan potongan sampah anorganik, menempelkan hasil lipatan sedotan, menempelkan tai toko, menempelkan gliter hingga menempelkan potongan bulu kelinci kesayangannya. Maka pada karya lukis Collective Painting kedua ini menunjukkan tingkat kreativitas siswa naik pada tingkat produktif. Kreativitas tersebut diukur dalam segi teknik pembuatan (teknik melukis).
B. Implikasi
Penerapan metode pembelajaran Collective Painting menghasilkan beberapa implikasi, sebagai berikut:
(5)
1. Penerapan metode pembelajaran Collective Painting memberi pengalaman sosial bagi siswa dalam berkarya seni rupa.
2. Proses pembelajaran seni rupa perlu mengedepankan sisi kolaborasi selain prestasi karena melalui kolaborasi memberi kontribusi dalam proses berkaryanya.
3. Melalui penerapan metode pembelajaran Collective Painting memunculkan impuls sosial sekaligus impuls estetik.
4. Penerapan metode pembelajaran Collective Painting menumbuhkan mental sosial.
5. Penerapan metode pembelajaran Collective Painting dapat memberi peluang bagi siswa untuk mengembangkan diri. Terbukti Rafifah Zahra kembali memimpin teman-temannya dalam lomba melukis tembok/mural dengan metode Group Work ditingkat SMA dan siswa kelas IX A yang lain pun muncul sebagai pemimpin lomba tersebut.
C. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang diperoleh. Peneliti memandang perlu untuk menyampaikan rekomendasi sebagai berikut: 1. Bagi pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai pelaksanaan pembelajaran seni rupa dengan menggunakan metode pembelajaran Collective Painting.
2. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, inspirasi dan motivasi untuk mengembangkan penerapan metode pembelajaran.
3. Bagi program studi seni rupa
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan dapat menjadi pertimbangan dan masukan bagi mata kuliah yang terkait dengan judul skripsi ini.
(6)
4. Bagi peneliti lanjutan
Peneliti memberi rekomendasi kepada peneliti lanjutan untuk meneliti metode pembelajaran ekspresi bebas yang lain seperti metode Group Work dan metode Campuran. Selain itu, ukuran tafril sebaiknya lebih dipertimbangkan dan disesuaikan dengan kemampuan siswa.