PEMBELAJARAN IPS BERBASIS MEDIA LITERASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI PESERTA DIDIK : penelitian tindakan kelas di kelas VII-1 SMP Negeri 43 Bandung.

(1)

PEMBELAJARAN IPS BERBASIS MEDIA LITERACY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI PESERTA DIDIK

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-1 SMP Negeri 43 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana dalam Bidang Pendidikan IPS Program Studi Pendidikan IPS

Oleh :

KARTIKA HARDIANTI 1104788

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-1 SMP Negeri 43 Bandung)

Oleh:

KARTIKA HARDIANTI 1104788

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Kartika Hardianti 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

“PEMBELAJARAN IPS BERBASIS MEDIA LITERACY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI PESERTA DIDIK (Penelitian Tndakan Kelas di Kelas VII-1 SMP Negeri 43 Bandung)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menganggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,

Kartika Hardianti NIM. 1104788


(4)

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-1 SMP Negeri 43 Bandung)

Kartika Hardianti (1104788). Skripsi Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia.

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini terlihat beberapa indikasi pada peserta didik diantaranya peserta didik terlihat kesulitan dalam mengkomunikasikan pengetahuan yang mereka miliki, peserta didik cenderung kurang percaya diri dalam menyampaikan terkait pengetahuan yang dimilki, dan terlihat kurangnya komunikasi yang intensif antar peserta didik sehingga pembelajaran di kelas kurang interakitif. Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik, peneliti berharap adanya peningkatan pada setiap siklusnya. Untuk memperbaiki hal tersebut peneliti menggunakan media literasi sebagai alat dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan komunikasi pesertadidik dalam pembelajaran IPS di kelas. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan model Kemmis dan Taggart. Penelitianinidilakukan di SMP Negeri 43 Bandung, sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII-1. Hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran IPS berbasis media literasi untuk meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik dinyatakan berhasil. Pada siklus pertama, hasil observasi tentang komunikasi peserta didik berada pada kategori “cukup”. Pada siklus kedua, keterampilan komunikasi yang dilakukan peserta didik mengalami peningkatan dan berada pada kategori “baik”. Pada siklus terakhir, yakni siklus ketiga masuk pada kategori “baik”. Sehingga penelitian ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa dengan penggunaan media literasi dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik.


(5)

Kartika Hardianti (1104788). Research Paper for study program of education and social science, Faculty of Education and Social Science, Indonesia University of Education

ABSTRACT

The problem of this research can be seen on some indication of students, such as, the students have difficulties in communicating the knowledge they have, students have less confidence in conveying the knowledge they have, and the lack of an intensive communication between the students. So, those things arise less interactive learning in the classroom. The aim of this research is to improve the students’ communication skill. The researcher hopes there is the improvement in each cycle. To solve it, the researcher used media literacy as a tool in learning activities to improve students’ communication skill in learning Social Science (IPS) at the class. The research method in this research used class action research with Kemmis and Taggart models. This research was done at the VII-1 grade of SMP Negeri 43 Bandung. The result of the implementation of IPS-based media literacy to improve students’ communication skill was declared a success. In the first cycle, the observation result about students’ communication was in the “enough” category. In the second cycle, communication skill which has been done by the students have improvement in the “good” category. In the last cycle was in the “good” category, so that this research can be concluded, that by using media literacy in learning Social Science (IPS) can improve students’ communication skill.


(6)

KATA PENGANTAR……….. .... ii

UCAPAN TERIMA KASIH………. ... iii

ABSTRAK………. ... v

ABSTRACT ……… ... vi

DAFTAR ISI………. ... vii

DAFTAR TABEL… ... xii

DAFTAR GAMBAR…………. ... xiv

DAFTAR DIAGRAM………. ... xv

BAB I PENDAHULUAN………. ... 1

A. Latar Belakang Masalah Penelitian. ... 1

B. Identifikasi Masalah. ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian. ... 6

D. Tujuan Penelitian. ... 6

E. Manfaat Penelitian. ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi. ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ... 9

A. Proses Pendidikan. ... 9

B. Belajar dan Pembelajaran. ... 9

C. Hakikat Pendidikan IPS. ... 12

D. Tujuan Pembelajaran IPS. ... 13

E. Manfaat Pembelajaran IPS. ... 15

F. Kajian Tentang Komunikasi. ... 15

G. Komunikasi dalam Pembelajaran. ... 16

H. Media Pembelajaran IPS. ... 17

1. Pengertian Media Pembelajaran. ... 17

2. Fungsi Media Pembelajaran. ... 20

3. Jenis Media Pembelajaran. ... 21

I. Penggunaan Media Literacy dalam Pembelajaran IPS Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Peserta Didik. ... 23


(7)

2. Media Literacy dalam Pembelajaran IPS. ... 26

3. Pembelajaran IPS dalam Dimensi Scientific. ... 26

K. Penelitian Terdahulu. ... 27

BAB III METODE PENELITIAN. ... 29

A. Subjek dan Objek Penelitian. ... 29

1. Objek Penelitian. ... 29

2. Subjek Penelitian. ... 29

B. Metode Penelitian. ... 30

1. Pengertian PTK (Penelitian Tindakan Kelas)... 30

2. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas. ... 30

3. Desain Penelitian. ... 32

C. Siklus Pelaksanaan Tindakan Kelas... 36

1. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian. ... 36

2. Teknik Pengumpulan Data. ... 40

D. Intrumen Penelitian. ... 43

E. Pengembangan Instrumen. ... 53

1. Teknik Pengolahan Data. ... 53

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data. ... 54

G. Analisis Data. ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ... 58

A. Lokasi Penelitian. ... 58

B. Deskripsi Hasil Observasi Pra-penelitian. ... 60

1. Deskripsi Pra-penelitian Tindakan Kelas. ... 60

2. Wawancara. ... 73

C. Deskripsi Refleksi Hasil Observasi Pra-penelitian. ... 74

D. Perencanaan Pembelajaran IPS Berbasis Media Literasi untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Peserta Didik. ... 75

E. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Siklus I. ... 76


(8)

….. ... 94

4. Aktivitas Guru Pada Siklus I Tindakan II. ... 98

5. Hasil Observasi Peneliti Terhadap Aktivitas Peserta Didik Pada Siklus I Tindakan I. ... 101

6. Hasil Observasi Peneliti Terhadap Aktivitas Peserta Didik Pada Siklus I Tindakan II.. ... 104

7. Hasil Observasi Presentasi Pada Kajian Media Literasi… ... 107

8. Hasil Observasi Terhadap Penonton dalam Pegiatan Presentasi Siklus I. ... 111

9. Hasil Observasi Terhadap Komunikasi Peserta Didik Siklus 1… ... 113

10.Hasil Refleksi PTK Siklus I.. ... 116

F. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Siklus II. ... 118

1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus Kedua. ... 118

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua. ... 119

G. Deskripsi Hasil Observasi Peneliti Terhadap Aktivitas Guru dan Peserta Didik dalam Kegiatan Pembelajran Siklus II. ... 128

1. Hasil Observasi Peneliti Terhadap Aktivitas Guru Pada Siklus II. ... 128

2. Hasil Observasi Peneliti Terhadap Aktivitas Guru Pada Siklus II Tindakan II. ... 132

3. Hasil Observasi Peneliti Terhadap Aktivitas Peserta Didik Pada Siklus II Tindakan I. ... 136

4. Hasil Observasi Peneliti Terhadap Aktivitas Peserta Didik Pada Siklus II Tindakan II. ... 138

5. Hasil Observasi Presentasi Pada Kajian Media Literasi. ... 141

6. Hasil Observasi Terhadap Penonton dalam Kegiatan Presentasi Siklus II. ... 145

7. Observasi terhadap Komunikasi Peserta Didik. ... 148

8. Refleksi Tindakan Siklus Kedua (Reflecting). ... 151

H. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus Ketiga. ... 152

1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus Ketiga . ... 152


(9)

4. Hasil Observasi Peneliti Terhadap Aktivitas Guru Pada Siklus III Tindakan II. ... 162 5. Hasil Observasi Peneliti terhadap Aktivitas Peserta Didik Pada Siklus III

Tindakan I. ... 166 6. Hasil Observasi Peneliti Terhadap Aktivitas Peserta Didik Pada Siklus III

Tindakan II. ... 168 7. Hasil Observasi Presentasi Pada Kajian Media Literasi. ... 171 8. Hasil Observasi Terhadap Penonton dalam Kegiatan Presentasi Siklus III. .... 174 9. Hasil Observasi Kegiatan Komunikasi Peserta Didik. ... 177 10.Refleksi Tindakan Siklus Ketiga (Reflecting). ... 180 I. Pembahasan dan Analisis Hasil Pengolahan Data Penelitian. ... 180

1. Perencanaan pembelajaran dengan Menggunakan Media Literasi untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Peserta Didik Pada Pembelajaran IPS di kelas VII-1 SMP Negeri 43 Bandung. ... 180 2. Penerapan Media Literasi untuk Meningkatkan Kerterampilan Komunikasi

Peserta Didik Pada Pembelajaran IPS di Kelas VII-1 SMP Negeri 43 Bandung. ... 183 3. Refleksi penerapan pembelajaran dengan menggunakan media literasi untuk

meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik pada pembelajaran IPS di kelas VII-1 SMP Negeri 43 Bandung. ... 186 4. Kemampuan Komunikasi Peserta Didik setelah Penggunaan Media Literasi

pada Pembelajaran IPS di kelas VII-1 SMP Negeri 43 Bandung. ... 188 5. Hasil Observasi Siklus Penelitian Tindakan Kelas Presentasi Peserta Didik

dalam Kajian Media Literasi. ... 189 6. Hasil Presentase Siklus Penelitia Tindakan Kelas Keaktifan Penonton… ... 195 7. Hasil Presentase Siklus Penelitian Tindakan Kelas Komunikasi Peserta

Didik. ... 198

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 203


(10)

LAMPIRAN


(11)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Pendidikan merupakan suatu proses yang terencana dan sistematis untuk mewujudkan generasi yang cerdas secara intelektual, emosional, dan spiritiual. Untuk mencapai tujuan pendidikan melibatkan suatu proses utama yaitu belajar dan pembelajaran. Belajar merupakan suatun proses dimana siswa bertambah prilakunya akibat pengalaman. Terdapat tiga unsur pokok dalam belajar yaitu : proses berpengetahuan, berpengalaman dan perubahan prilaku.

Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan proses merasakan. Hal demikian, penulis dapat memahami bahwa seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya akitf. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati oleh orang lain tetapi dirasakan oleh orang yang bersangkutan. Hasil belajar akan berdampak pada perubahan prilaku individu yang belajar. Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukian oleh seorang guru atau pendidik untuk membelajarkan peserta didik yang belajar.

Dalam proses pendidikan belajar dan pembelajaran memiliki peranan yang sangat strategis, karena disana melibatkan beberapa pelajaran dengan tujuan tersendiri. Salah satunya adalah mata pelajaran IPS. Karakteristik mata pelajaran IPS yaitu gabungan dari unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum, politik, kewarganegaraan, dan sosiologi. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi yang menjadi satru pokok bahasan atau topik.

Pembelajaran IPS juga memiliki karakteristik dimana SK dan KD menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdispliner dan multidispliner. Pembelajaran IPS juga menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan msayarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan. IPS menggunakan tiga dimensi dalam rangka mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.


(12)

Dalam proses pembelajaran tentunya melibatkan adanya interaksi antara guru sebagai fasilitator dengan peserta didik, peserta didik dengan media sumber belajar, dan guru dengan sumber belajar. Ketiga proses tersebut saling berkesinambungan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain suatu proses pembelajaran melibatkan pola-pola komunikasi. Komunikasi menurut pemahaman penulis mencakup bagaimana individu atau siswa menghadapi informasi yang beragam yang di peroleh dari sekitar kehidupannya yang kemudian menghasilakan pengetahuan, pengalaman, dan perubahan sikap. Perubahan sikap ini adalah salah satu diantara berbagai cara untuk mewujudkan hasil tujuan pembelajaran.

Oleh karena itu, proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam satu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran posisi media pembelajaran sangan strategis dalam proses komunikasi. Menurut Sanaky dalam Komalasari (2011 hal 39) tujuan media pembelajaran adalah mempermudah pembelajaran dikelas, meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar serta membantu konsentrasi pembelajaran dan komunikasi.

Hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam menentukan media pembelajaran adalah relevansi dengan kondisi kelas dan karakteristik materi pelajaran. Namun, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis di SMP Negri 43 Bandung VII-1 terlihat adanya kesenjangan antara dasar pemikiran penulis dengan kenyataan. Hal ini diantaranya terindikasi dari beberapa hal berikut pertama, ditemukan kondisi, peserta didik hanya diam jika diberi kesempatan untuk bertanya pengetahuan. Begitu pula kondisi peserta didik di kelas VII-1, ketika diberi kesempatan bertanya mengenai materi IPS “Ekonomi Kreatif” peserta didik hanya diam saja, tidak memiliki antusias yang tinggi, kedua tidak ada rasa semangat terhadap proses pembelajaran terlihat ketika dalam proses


(13)

media atau metode yang mengembangkan yang mampu meningkatkan kemampuan peserta didik, keempat pada saat kegiatan belajar masih terlihat peserta didik mengalami kesulitan dalam menarik kesimpulan dan kelima ketika peserta didik memberikan pertanyaan atau argumen peserta didik hanya diam saja mendengarkan. Peneliti memilih dari beberapa masalah diatas cara penyelesaiannya menggunakan media, salah media literacy. Media literacy merupakan salah satu media yang paling mendominasi dalam kehidupan peserta didik. Hal ini karena informasi yang diolah oleh media berbasis literacy.

Media literasi merupakan media yang krusial dan dapat menunjang seseorang termasuk siswa untuk memperoleh informasi. Hal ini sesuai dengan pendapat menurut Esienberg (2004) selain memiliki kemampuan literasi informasi, seseorang juga harus membekali diri dengan literasi yang lain seperti: literasi visual adalah kemampuan seseorang untuk memahami, menggunakan dan mengekspresikan gambar, literasi media merupakan kemampuan untuk mengakses, menganalisis dan menciptakan informasi untuk hasil yang spesifik. Media yang dimaksud adalah televisi, radio, surat kabar, majalah, film, musik, literasi komputer adalah kemampuan untuk membuat dan memanipualsi dokumen dan data melalui perangkat lunak pengolah kata, pangkalan data dan sebagainya, literasi digital merupakan keahlian yang berkaitan dengan penguasaan sumber dan perangkat digital, literasi jaringan adalah kemampuan untuk menggunakan, memahami, menemukan, memanipulasi informasi dalam jaringan misalnya internet.

Dalam pembelajaran IPS media literasi dipandang sangat penting untuk media komunikasi siswa. Oleh karena itu pada penggunaan media literasi kemampuan siswa dalam menggunakan informasi tertulis atau cetak akan lebih terstimulus sehingga siswa dapat mengembangkan pengetahuan sehingga mendatangkan manfaat bagi lingkungan sekitar. Dalam pembelajaran IPS media literasi memiliki beberapa keahlian yang dapat dikuasai diantaranya membaca, menulis, berhitung dalam artian yang sangat luas.

Dalam pembelajaran IPS komunikasi dipandang sangat penting untuk transpormasi pengetahuan antar siswa. Oleh karena itu, pembelajaran IPS perlu dikembangankan secara scientific. Pembelajaran ini mencakup sinergi


(14)

pembelajaran siswa aktif dan komunikatif yang mengintegrasikan siswa dalam proses berpikir dan penggunaan metode yang teruji secara ilmiah sehingga dapat menunjukan kemampuan siswa yang bervariasi.

Dalam pembelajaran IPS pendekatan scientific melibatkan prinsip utama yaitu belajar peserta didik aktif, komunikatif, serta keberagaman kemampuan peserta didik yang dikembangkan secara integratif. Dalam pembelajaran IPS melalui pendekatan scientific melibatkan beberapa tahap yaitu peserta didik menanya, peserta didik menalar, peserta didik mencoba, peserta didik menyimpulkan atau mengkomunikasikan. Dengan demikian dapat penulis pahami tujuan akhir dari pembelajaran scientific adalah peserta didik mampu mengkomunikasikan hasil pengalaman belajarnya melalui media pembelajaran literasi yang digunakan.

Pembelajaran IPS yang notabene sumber belajarnya adalah kondisi sosial di masyarakat secara tidak langsung mengharuskan siswa berpengalaman sceintific yang hasil akhirnya adalah kemampuan mengkomunikasikan. Penggunaan media literasi yang memuat berbagai macam informasi yang relevan dengan materi IPS sudah seharusnya menjadi stimulus bagi peserta didik untuk dapat berpikir kritis dengan menanya, menalar, mencoba, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Dengan dasar pemikiran tersebut penulis memilih untuk mengembangkan penggunaan media literacy dalam pembelajaran IPS dalam meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik. Karena penulis merasa bahwa media literasi lebih mendukung dengan kondisi di SMP Negeri 43 Bandung. Sehingga dapat mendorong peserta didik untuk meningkatkan keterampilan komunikasi. Dari dasar pemikiran di atas penulis bermaksud melakukan penelitian tindakan kelas di SMP Negri 43 Bandung dengan judul “

PEMBELAJARAN IPS BERBASIS MEDIA LITERACY UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI PESERTA DIDIK”.

B. Identifikasi Masalah

Pendidkan merupakan sarana integral yang dapat menunjang pengembangan potensi peserta didik atau siswa. Selain sebagai sarana untuk mengembangkan potensi pendidikan juga merupakan miniature social dimana


(15)

siswa sebagai individu berinteraksi dengan individu lainnya dalam suatu lingkungan belajar.

Oleh karena itu lembaga pendidikaan memiliki peran strategi dalam menciptakan sumber daya yang baik. Dengan dasar pemikiran tersebut maka, salah satu aspek yang penting untuk menunjang pola interaksi, pengembangan potensi dan pengalaman belajar adalah keterampilan komunikasi. Karena dengan keterampilan komunikasi peserta didik akan lebih mudah melakukan pembelajaran yang optimal.

Dalam konteks pembelajaran IPS siswa sudah seharusnya dapat lebih interaktif dalam pembelajaran. Hal ini dilatar belakangi oleh salah satu karakteristik pembelajaran IPS yaitu siswa dapat menarik nilai dalam pembelajaran dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sosial. Di sinilah pentingnya keterampilan komunikasi.

Namun, melihat kondisi saat ini daalam dunia pendidikan keterampilan komunikasi kurang begitu teraplikasi dalam proses pembelajaran. Sehingga dalam proses pembelajaran terlihat kurang interaktif. Padahal, hal ini sangat penting untuk menciptakan pengalaman belajar efektif

Berdasaarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang ditemui dalam proses pembelajaran sebagai berikut:

1. Seringkali ditemukan kondisi, peserta didik hanya diam jika diberi kesempatan untuk bertanya pengetahuan. Begitu pula kondisi peserta didik di kelas VII-1, ketika diberi kesempatan bertanya mengenai materi IPS “Ekonomi Kreatif” peserta didik hanya diam saja, tidak memiliki antusias yang tinggi.

2. Tidak ada rasa semangat terhadap proses pembelajaran terlihat ketika dalam proses pembelajaran peserta didik. Kondisi tersebut menunjukan, masih banyak peserta didik yang tidak menyimak apa yang sedang guru jelaskan atau temannya sedang memberi argumen.

3. Proses belajar tidak menggunakan media atau metode yang dapat mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan peserta didik.


(16)

4. Kegiatan belajar sangat terlihat bahwa peserta didik sangat kesulitan untuk menarik kesimpulan.

5. Ketika peserta didik lain memberikan sebuah pertanyaan atau argumen peserta didik lain hanya diam saja mendengarkan. Ketika guru merangsang peserta didik, dengan memberikan contoh-contoh nyata yang ada disekitar peserta didik, tetap saja peserta didik terpaku hanya pada pernyataan yang ada didalam isi buku paket.

Hasil identifikasi tersebut menghasilkan bahwa masalah yang akan di bahas adalah “Bagaimana meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik?”,

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, mengenai penggunaan media literasi untuk meningkatkan komunikasi siswa dalam pembelajaran IPS. Maka rumusan masalah secara umum yaitu mengenai “bagaimana cara meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik melalui pembelajaran IPS berbasis media literasi?”. Secara khusus rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang pembelajaran IPS berbasis media literacy untuk meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik di kelas VII-1 SMP Negri 43 Bandung?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS berbasis media literacy untuk meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik di kelas VII-1 SMP Negri 43 Bandung?

3. Kendala dan solusi apa dalam penerapan media literacy untuk meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik di kelas SMP Negeri 43 Bandung?

4. Bagaimana peningkatan keterampilan komunikasi peserta didik setelah melalui penggunaan media literasi sebagai sumber belajar di kelas VII-1 SMP Negeri 43 Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah media literasi mampu meningkatkan keterampilan mengkomunikasikan peserta didik pada pembelajaran


(17)

IPS melalu penelitian tindakan kelas (PTK). Tujuan khusus dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Merancang pembelajaran IPS berbasis media literacy untuk meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik di kelas VII-1 SMP Negri 43 Bandung.

2. Melaksanaan pembelajaran IPS berbasis media literacy untuk meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik di kelas VII-1 SMP Negri 43 Bandung.

3. Mengetahui kendala dan solusi dalam penerapan media literacy untuk meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik di kelas SMP Negeri 43 Bandung.

4. Menunjukan peningkatan keterampilan komunikasi peserta didik setelah melalui penggunaan media literacy sebagai sumber belajar di kelas VII-1 SMP Negeri 43 Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini memberikan manfaat dalam dua aspek, yaitu 1. Manfaat Teoritis

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman terhadap pendekatan media literasi dalam peningkatan komunikasi dalam kelompok belajar peserta didik pada pembelajaran IPS. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peserta Didik

1)Memudahkan peserta didik untuk mengkaji dan memahami materi pelajaran.

2)Memotivasi peserta didik dalam pembelajaran agar lebih aktif dan trampil dalam berkomunikasi.

3)Menumbuhkan kemampuan berkomunikasi dalam kelompok. 4)Menumbuhkan keberanian peserta didik dalam berargumen.

b. Bagi Pendidik

1)Menambah pengalaman guru sehingga dapat meningkatkan kinerjanya dan menjadi tenaga pendidik yang lebih profesional.


(18)

2)Meningkatkan pengetahuan guru dalam memperbaiki pembelajaran di dalam kelas.

3)Sebagai pedoman, panduan dan perbandingan dalam meningkatkan proses belajar mengajar dalam kelas.

4)Memudahkan guru dalam menyajikan materi pembelajaran.

5)Sarana bagi guru untu mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran.

6)Salah satu acuan bagi guru untuk lebih menstimulus peserta didik untuk terampil berkomunikasi dalam pembelanjaran.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I Pendahuluian.

Pada bab ini berisi tentang, latang belakangmasalah penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Teori

Kajian Pustaka. Pada bab ini memaparkan landasan teoritis dalam menyusun pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian.

Bab III Metode Penelitian.

Bab ini terbagi kedalam beberapa sub yakni : lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian, Dalam bab ini dipaparkan subjek dan objek penelitian kemudian dipaparkan hasil dari pelaksanaan siklus, kemudian hasil tersebut dianalisis guna mendapat gambaran hasil yang diperoleh.

Bab V Simpulan dan Saran.

Bab ini menyajikan simpulan hasil penelitian dan saran yang diberikan peneliti terkait penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan peneliti


(19)

METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian

1. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negri 43 Bandung yang terletak di Jl. Keutamaan Isteri No. 31 Bandung. Alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi tersebut karena peneliti sedang melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah tersebut, dan dari hasil observasi awal, dalam pelaksanaan belajar mengajar dikelas, terlihat bahwa tingkat keterampilan komunikasi peserta didik sangat kurang.

Dikarenakan dalam proses pembelajaran tidak dituntut peserta didik untuk menyampaikan pendapat dari apa yang mereka tahu sehingga tidak dapat mengembangkan pengetahuan peserta didik untuk melakukan komunikasi sehingga peneliti berkeinginan untuk mengembangkan keterampilan komunikasi peserta didik dengan menggunakan media literasi daengan menggunakan artikel yang akan diterapkan di kelas VII-1 SMP Negri 43 Bandung. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 yaitu pada bulan Febuari hingga Mei. Dengan waktu pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal kegiatan pembelajaran IPS di kelas VII-1

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah peserta didik SMP Begri 43 Bandung kelas VII-1 dan guru mata pelajaran IPS yang berjumlah 35 peserta didik.


(20)

B. Metode Penelitian

1. Pengertian PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

Tujuan penelitian ini merupakan melihat adanya masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas yang akan diteliti. Peninjauan yang akan diteliti berkaitan dengan proses pembelajaran IPS maka peneliti menentukan dan memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai metode yang digunakan dalam penelitian ini.

Menurut Kemmis (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm20) menyatakan bahwa “penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) kegiatan praktek social atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka nebgenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.” Dari pernyataan tersebut peneliti memahami bahwa metode ini bahwa proses penelitian tindakan kelas ini terjadi berdasarkan pengalaman guru dan memahami kegiatan-kegiatan yang terjadi dengan situasi yang memungkinkan.

Adapun menurut Hopkins (1993 dalam Ekawarna, 2013, hlm. 5) PTK adalah penelitian tindakan adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substansif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambal terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Berdasarkan definisi diatas bahwa penelitian tindakan kelas mengklaborasikan ke dalam disiplin inkuiri agar mampu memahami apa yang sedang dilakukan melauli proses perubahan dan perbaikan.

2. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Wiriaatmadja, (2012, hlm. 75) tujuan dasar penelitian tindakan kelas adalah pertama, memperbaiki praktek pembelajaran guru di kelas atau dosen di ruang perkuliahan, dan bukan untuk menghasilkan pengetahuan atau teori. Penggunaan atau pengetahuan, dan apabila pada


(21)

keduanya tetap dikondisikan dan ditujukan kepada sasaran dasar Penelitian Tindakan Kelas tadi (Elliott, 1991, hlm. 49).

Kedua, refleksi yang merupakan kegiatan yang mewarnai seluruh tindakan merupakan refleksi dalam tataran etik filosofis, dan bukan dalam pengertian penalaran yang bersifat sangat teknis yaitu ada masalah ada solusi. Refleksi di sini adalah dalam memilih arah tindakan dalam kondisi tertentu dengan memperhatikan nilai-nilai yang berlaku. Apabila nilai-nilai sangat relevan dalam arah tindakan, maka refleksi mencakup juga upaya perubahan dan hasilnya. Nilai-nilai yang dilibatkan dalam refleksi jelas menunjukan bahwa upaya-upaya perbaikan itu etis sifatnya, dan hal ini berada pada tataran filosofis. Ketiga, Penelitian Tindakan Kelas menupayakan peningkatan praktek pembelajaran dengan mengembangkan kapasitas para guru atau dosen dalam membedakan dan menilai berbagai situasi kemanusiaan yang kompleks.

Berdasarkan pendapat Wiriatmadja, (2012, hlm.23) untuk melakukan langkah penelitian tindakan kelas tentunya harus memahami terlebih dahulu dari tujuan dan manfaat dari penelitian ini. Adapun tujuan dari guru dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas yaitu dalam upaya memperbaiki cara-cara mengajar melalui penerapan konsep baru atau tindakan baru yang telah diyakini dan teruji bahwa penelitian tersebut ternyata efektif dan mengalami hasil peningkatan, hal ini selaras dengan yang diharapkan Ekawarna, (2013, hlm. 12-13). Dengan Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat menghasilkan peningkatan dalam pembelajaran baik kualitas proses maupun kualitas hasil belajar peserta didik, serta dapat meningkatkan kualitas guru dalam memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas

Menurut pernyataan di atas bahwa Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan adanya kerjasama antar guru dan peserta didik agar menghasilkan suatu proses belajar dan hasil belajar yang berkualits dan memecahkan permaslahan yang terjadi di kelas tersebut.

Adanya Penelitian Tindakan Kelas dimaksudkan agar terlaksananya perbaikan dan peningkatan kegiatan pembelajaran secara


(22)

kesinambungan yang pada dasarnya melekat pada pencapaian misi profesi kependidikan guru. Tujuan utama dari Penelitian Tindakan Kelas yaitu untuk memperbaiki peningkatan layanan professional guru dalam mengatasi proses pembelajaran. Tujuan dapat tercapai dengan adanya refleksi untuk mengetahui keadaan yang terjadi kemudian dilakukan secara sistematiis sebagai tindakan alternative dalam pemecahan permasalahan pembelakaran dikelas.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu upaya dalam bentuk beragam kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajara di kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan kegiatan langsung yang berhubungan dengan tugas guru dilapangan. Guru dan peserta didik ikut berperanserta dalam kegiatan penelitian guna untuk mendapatkan pengalaman belajar. Hal ini lebih memfokuskan Penelitian Tindakan Kelas adalah tindakan yang mampu menghasilkan solusi alternative, guru telah merencanakan praktik-praktik apa saja yang dilakukan ketika kegiatan penelitian berlangsung, selanjutnya tindakan tersebut diuji dan di evaluasi, apakah tindakan yang dilakukan dapat memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi ataukah tidak mampu memecahkan masalah.

3. Desain Penelitian

Dalam penelirtian Pembelajaran IPS berbasis Media Literasi untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Peserta Didik, peneliti menggunakan model penelitian Kemmis dan Taggart. Menurut Ekawarna, (2013, hlm. 20) mengatakan bahwa penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), den refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya. Untuk lebih jelasnya penelitian tidakan kelas ini, digambarkan sebagai berikut :


(23)

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Dokumentasi Peneliti 2015

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas diadaptasi dari Model Spriral Kemmis dan Taggart

Adapun pelaksanaan penelitian yang menggunakan model spiral dari Kemmis dan Taggart tersebut, dapat peneliti jelaskan langkah-langkah yang dilakukan, yaitu :

Penyusunan Rencana Tindakan

Dst

Pelaksanaan Tindakan Penyusunan Rencana

Tindakan Identifikasi Masalah

Rumusan Masalah

Observasi Refleksi

Penyusunan Rencana Tindakan

Pelaksanaan Tindakan Observasi

Refleksi

Pelaksanaan Tindakan Observasi


(24)

a. Refleksi Awal

Refleksi awal pada tahapan ini dimaksudkan sebagai kegiatan peneliti yang dimanfaatkan untuk mengumpulakan informasi. Selain itu, kegiatan awal, yakni kegiatan peneliti dalam memperlihatkan, mengamati, dan menganalisis kegiatan peserta didik selama pembelajaran di dalam kelas. Berdasarkan hasil refleksi awal maka peneliti dapat mengetahui masalah-masalah yang terdapat di dalam kelas yaitu kurangnya keterampilan peserta didik dalam komunikasi. Dalam penelitian ini refleksi awal yang dilakukan peneliti dengan cara observasi untuuk melihat kondisi kelas dalam pembelajaran IPS, kemudian peneliti mengidentifikasi indikasi-indikasi apa yang muncul dari hasil observasi tersebut.

Setelah mengetahui indikasi yang muncul selajutnya peneliti merumuskan langkah penanganan secara umum untuk menangani indikasi permasalahan dalam pembelajaran IPS. Setelah merumuskan penanganan selanjutnya peneliti melanjutkan langkah studi pendahuluan.

b. Perencanaan

Dalam studi pendahuluan peneliti mengkaji literature dan melakukan konsultasi dengan guru, siswa dan melakukan kajiaan dokumentasi untuk memperoleh informasi terkait dengan proses pembelajaran. Penyusunan perencanaan dilakukan berdasarkan refleksi awal. perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan,atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Dalam tahap menyusun racangan tindakan (planning) ini peneliti menentukan satu titik fokus peristiwa yang perlu mendapat perhatiaan khusus untuk diamati, kemudian membuat suatu instrument pengamatan untuk membantu penelitian melihat fakta yang terjadi selama proses tindakan berlangsung Studi pendahuluan di lakukan sebagai berikut :


(25)

1) Mempertanjam masalah yang terjadi di dalam kelas tersebut 2) Mengkaji beberapa tidakan yang akan dilakukan sesuai dengan

permasalahan tersebut.

3) Merumuskan hipotesis tindakan

c. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan yang telah dibuat. Pelaksanaan tidakan menyangkut apa yang akan dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan. Pelaksanaan tindakan selalu disadari dengan pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal

d. Pengamatan (Observasi)

Tahapan kegiatan ini dilakukan bersama dengan tindakan dimana penelitian mengamati hasil atau adanya dampak dari tindakan yang telah dilaksanakan kepada siswa. Penelitian Tindakan ini dapat mengumpulkan data sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk memperbaiki siklus selanjutnya.

e. Refleksi

Kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan apa yang telah diamati hasil-hasil dari tindakan. Dalam tahapan ini setiap informasi yang telah terkumpul perlu dipelajari serta dikaitkan dengan teori atau hasil penelitian. Penenutuan peneltian dihentikan karena telah menemukan titik atapun dilanjutkan dengan siklus berikutnya sesuai dengan siklus sebelumnya , sampai penelitian menemukan titik jenuh.


(26)

C. Siklus Pelaksanaan Tindakan Kelas

1. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian a. Perencanaan (Plan)

Perencanaan dalam penelitian ini, adalah melakukan identifikasi masalah yang terjadi di kelas yang akan di teliti diantaranya peserta didik hanya diam ketika diberi kesempatan bertanya pengetahuan, tidak ada rasa semangat ketika proses pembelajaran berlangsung, proses pembelajaran tidak menggunakan media atau metode yang mendukung peserta didik, ketika melakukan pembelajaran masih terlihat peserta didik kesulitan dalam menarik kesimpulan dan ketika peserta didik lain memberi argument. Peserta didik hanya diam saja. Kemudian membuat rencana suatu kegiatan pembelajaran berdasarkan analisis masalah yang didapatkan, mulai dari penepatan waktu, materi, metode penyampaian materi. Perencanaan tindakan ini disusun dengan cermat dari tindakan pertama dan seterusnya. Perencanaan tidakan disusun secara reflektif, partisipasif dan kolaboratif antara peneliti dan guru mitra dengan cara melakukan kesepakan bersama mengenai focus penelitian.

Dalam perencanaan terkait penelitian “Pembelajaran IPS Berbasis Media Literacy untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Peserta Didik” . Pada tahapan ini, perencanaan dilakukan meliputi kegiatan berikut :

1) Menentukan kelas yang akan dijadikan tempat penelitian.

2) Melakukan pengamatan pra-penelitian terhadap kelas yang akan digunakan sebagai tempat penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan proses observasi selama enam kali pertemuan di SMP Negeri 43 Bandung di kelas VII-1. Peneliti akan memaparkan gambaran umum hasil observasi pra penelitian.

Tabel 3.1 Hasil Observasi Pra Penelitian

Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua Pertemuan Ketiga Observer memasuki

ruangan kelas VII-1

Pada pertemuan berikutnya, observer

Pada hari berikutnya peneliti a. melihat


(27)

keadaan guru

memberikan metode ceramah dan peserta didik hanya di beri kesempatan

mendengarkan saja, tanpa diberi

kesempatan untuk berbicara. Sehingga peserta didik merasa jenuh dan bosen dengan metode yang guru sampaikan. Observer melihat kuang adanya

keterhubungan antara guru dan peserta didik, keterampilan komunikasi peserta didik kurang teraplikasikan. melihat adanya peningkatan cara mengajar guru, guru memberikan metode pembelajaran diskusi yang terjalin cukup kondusif. Namun sebagian besar peserta didik masih belum berani untuk mengkomunikasikan pengetahuan yang mereka ketahui. Sehingga pembelajran dikelas terlihat

monoton. Peserta didik kurang aktif dan komunikatif terhadap materi pembelajaran. Selain itu peserta didik cenderung kurang memahami apa yang guru sampaikan.

indikasi, kurangnya komunikasi dalam kelompok kecil b. kurangnya

kemampuan peserta didik dalam mengungkapkan pengetahuan IPS c. peserta didik kurang mampu dalam

memahami konsep dan mengkomunikasikan pengetahuan yang peserta didik miliki

d. pemahaman peserta didik terhadap materi IPS kurang struktur dengan logis.

e. peserta didik kurang mampu menunjukan

pemahamannya terkait materi yang mereka presentasikan f. peserta didik kurang aktif dan komunikatif

Setelah memperoleh informasi dari hasil observasi, guru pamong meminta kesediaan peneliti untuk mengamati proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan dikelas penelitian. Peneliti melihat kurangnya keterampilan komunikasi dalam pembelajaran IPS. Terkait dari masalah


(28)

tersebut peneliti mengambil langkah penangan dengan menggunakan media literasi untuk menunjang keterampilan komunikasi.

Setelah guru pamong beserta peneliti, kemudian guru membuat kesepakatan dengan guru pamong tentang penentuan waktu penelitian yang akan dimulai. Selanjutnya merancang skematik umum terkait dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dilaksanakan pada penelitian, menyesuaikan materi pembelajaran dengan media literasi yang akan digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas untuk meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik. Dimana dalam pelaksanaan dirancang melalui penggunaan penugasan melalui artikel dengan soal pengantar yang dikerjakan secara kelompok, mempersiapkan hal-hal yang mendukung pelaksanaan penggunaan media literasi yang bertujuan untuk peningkatan keterampilan komunikasi pada peserta didik menyusun kegiatan yang dapat memperlihatkan tingkat keberhasilan belajar peserta didik dalam hal meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik dengan menggunakan media literasi dalam pembelajaran IPS.

3) Merencanakan untuk melakukan diskusi dengan guru mitra berdasarkan hasil pengamatan berkaitan dengan penggunakan media literasi dalam kegiatan belajar mengajar.

4) Melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang ditemukan.

5) Merancang untuk mengolah data yang diperoleh setelah penelitian selesai dilaksanakan.

b. Tindakan (action)

Tindakan merupakan tahapan implementasi dari berbagai rencana yang telah dirancang. Peneliti menga,mati semua aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Tahap ini merupakan tahap yang telah diterapkannya sebuah perencanaan yang telah disusun. Pada tahap ini, tindakan dapat dilakukan penelitian meliputi kegiatan yang telah disiapkan sebagai berikut :


(29)

1. Melaksanakan sebuah tindakan dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan media literacy berupa artikel dari internet dan surat kabar dalam meningkatkan komunikasi peserta didik dengan guru mitra

2. Menggunakan instrument penelitian yang telah dibuat sebagai alat observasi dan untuk mencatat tingkat komunikasi peserta didik ketika menerapkan media pembelajaran literasi dalam proses pembelajaran IPS

3. Melakukan pengamatan secara teliti mengenai keterampilan komunikasi peserta didik selama tindakan dilakukan dalam proses pembelajaran

4. Melakukan penilaian dari setiap tugas yang peserta didik kerjakan dalam pembuatan proyek maupun jurnalistik secara objektif dan teliti

5. Melakukan perbaikan tindakan sebagai tindak lanjut untuk siklus selanjutnya

6. Melakukan pengolahan data yang terlah diperoleh peneliti selama melakukan peneliti.

c. Pengamatan (Observed)

Observed merupakan kegiatan mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung penelitian tindakan (acting) untuk mengamati sejauh mana pelaksanaan tindakan kelas dilakukan. Selai itu agar dapat memahami siswa sejauh mana menerima proses pembelajaran. Selamat mengamati peneliti dan observer juga mengumpulkan jenis-jenis data lain di luat observas. Data ini dikumpulkan berupa. Penilaian siswa dan guru, wawancara dan lain sebagainya.

Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanakan tindakan kegiatan observasi. Peneliti melakukan pengamatan di antaranya:

1. Mengamati kelas yang akan dilakukan penelitian

2. Mengamati respon peserta didik ketika guru memberikan materi pelajaran menggunakan media literasi


(30)

3. Mengamati keterampilan komunikasi peserta didik ketika proses pembelajaran berlangsung.

4. Mengamati penugasan membuat artikel dengan media literasi koran sebagai media pembelajaran.

5. Mengamati keterampilan komunikasi peserta didik menggunakan media literasi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

d. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan melihat berbagai kesalahan yang di lakukan selama proses tindakan berlangsung. Bedasarkan hasil refleksi peneliti dan tim kolaborasi dapat menyimpilkan apakah tindakan ini telah mencapai titik keberhasilan dari seluruh indicator yang ditentukan atau belum. Selanjutnya jika tindakan belum mencapai titik keberhasilan maka peneliti dan tim kolaborasi mencatat kekurangan-kekurangan selama siklus pertama direncanakan dan siklus berikutnya. Berikut adalah kegiatan yang perlu dilakukan peneliti :

1. Melakukan diskusi, dan mencatat kekurangan-kekurangan selama tindakan siklus dengan guru mitra

2. Merefleksikan hasil diskusi untuk melakukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

3. Mendikusikan hasil penelitian yang diperoleh

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam hal ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini, yaitu :

a. Observasi

Pada tujuan ini, observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati, seperti yang dikemukakan oleh Sanjaya, (2009, hlm 86-87) “Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Berhubung dengan kegiatan peserta didik, observasi dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang perilaku-perilaku siswa sebagai pengaruh tindakan yang dilakukan


(31)

proses pembelajaran. Di samping itu, observasi juga dapat di gunakan mendapatkan informasi atau data tentang keadaan atau kondisi tertentu, kondisi ruang kelas, kantor, sekolah, dan lain sebagainya, maka menggunakan observasi merupakan teknik yang tepat, sebab peneliti dapat melihat secara langsung objek yang ingin diteliti tanpa melalui perantara yang mungkin bisa melebih-lebihkan atau mengurangi data yang sebenarnya.”

Pada umumnya, observasi merupakan tindakan dalam penafsiran teori, seperti yang dikemukakan oleh Karl Popper ( dalam Hopkins, 1993, hlm 77). Namun pada penelitian tindakan kelas tidaklah demikian, bahkan peneliti pada waktu memasuki ruangan kelas dengan tujuan mengobservasi sebaiknya meninggalkan teori-teorinya di luar kelas dan mulai mengamati tanpa ada keinginan mengjustifikasi sebuah teori atau menyanggahnya .

Observasi dilakukan ketika proses pembelajaran IPS berlangsung, saat melakukan observasi terdapat dua observer yang akan melakukan pengamatan yaitu Mia Julfi dan Mas Dety Indah Susanti dari jurusan yang sama Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, ketika proses pembelajaran berlangsung observer mengamati kegiatan yang terjadi di dalam kelas dengan menggunakan instrument penilaian baik untuk guru maupun peserta didik

b. Wawancara

Menurut Sanjaya, (2009, hlm. 96) wawancara diartikan sebagai teknik pengumpulan data dengan menggunakan Bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu. Selain itu, wawancara merupakan instrument penelitian yang sering digunakan untuk mengumpulkan data dalam PTK. Wawancara dapat diartika sebagai pengumpulan data dengan menggunakan tata Bahasa lisan secara kontak langsung. Sedangkan menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2010) “wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu didalam kelas dilihat dari sudut pandang orang lain’. Selain itu, wawancara


(32)

merupakan instrument penelitian yang sering digunakan untuk pengumpulan data atau informasi yang diperoleh dengan cara lain. Kedua, teknik wawancara bias dimunculkan sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya. Ketiga, dengan wawancara memungkinkan pewawancara dapat menjelaskan pertanyaan yang kurang dipahami oleh siswa yang diwawancarai.

Wawancara atau interview dilakukan peneliti ditunjukan kepada guru mitra dan teman saat melakukan penelitian. Wawancara dilakukan untuk mengukur permasalahan apa saja yang terjadi sebelum penggunaan media literasi di dalam kelas dan mengukur sejauh mana kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam tindakan yang dilakukan peneliti serta memberikan masukan guna memudahkan Penelitian Tindakan Kelas. Hasil dari wawancar yang dilakukan ada 3 peserta didik paham pada pembelajaran menggunakan media literacy, dan 2 guru yang mendukung ketika proses pembelajaran media literacy dilakukan pada saat proses pembelajaran.

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan sumber informasi yang sangat penting dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Catatan lapangan atau field note dibuat oleh peneliti yang akan melakukan pengamatan. Dalam penelitian ini, lembar catatan lapangan digunakan untuk mendapatkan refleksi terhadap keterlaksanaan pembelajaran IPS berbasis media literasi agar terlihat adanya perkembangan keterampilan komuniksi peserta didik.

Pada catatan lapangan ini observer mencacat segala kegiatan yang dilakukan oleh guru ketika pembelajaran berlangsung, sehingga dapat terekam jelas kegiatan ketika melakukan proses pembelajaran.

d. Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pendukun yang sangat penting dalam kegiatan penelitian, hal ini mempermudah peneliti mengingat pemahaman tulisan yang berlangsung dilapangan, serta bukti nyata dalam memperkuat data-data penelitian . Dokumentasi adalah ditunjukan untuk memeperoleh


(33)

suatu data secara langsung. Dokumentasi berupa kegiatan guru dan peserta didik ketika melakukan presentasi dengan menggunakan media literacy.

D. Instrumen Penelitian

Pada tujuan penelitian ini untuk mencapai dari tujuan, maka diperlukan suatu alat evaluasi atau sering disebut dengan instrument penelitian. Instrument penelitian ini adalah sebagai alat yang digunakanuntuk memperoleh data yang ada dilapangan. Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan yaitu keterampilan komunikasi pada siswa. Untuk mengumpulkan semua data yang berada dilapangan diperlukan pendoman observasi dan wawancara. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah lembar kerja yang berfungsi untuk mengobservasi dan mengukur tingkat keberhasil dalam penelitian tindakan agar tercapainya tujuan pembelajaran yang terjadi didalam kelas. Menurut Hadi (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 196) mengatakan bahwa observasi merupakan suatu kelompok yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.

Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan pembelajaran IPS yang terkait dengan penggunaan media literasi untuk meningkatkan keterampilan sosial peserta didik. Salah satu contohnya sebagai berikut :

Nama Observer : Tanda Tangan :

Lembar Observasi Guru Tabel 3.2 Lembar Observasi Guru

No Indikator Baik Cukup Kurung

1 1. Guru dapat menginterpretasi silabus dengan baik.

2. Guru membuat RPP dengan baik. 3. Guru dapat membuat indicator

pembelajaran sesuai dengan silabus


(34)

4. Guru dapat menyusun tujuan pembelajaran dengan baik

5. Guru dapat menggunakan sumber belajar dan media pembelajaran yang relevan

6. Guru melakukan evaluasi pembelajaran dengan baik (tes dan nontes)

7. Guru membuat penilaian dengan baik

8. Guru memberi motivasi kepada peserta didik dengan baik tentang pentingnya memiliki keterampilan komunikasi

9. Guru dapat dengan baik menyiapkan kesiapan peserta didik

10.Guru dan peserta didik dapat dengan baik mengkaji materi 11.Guru dapat dengan baik

menggunakan media dan sumber belajar yang relevan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi

12.Guru memberi evaluasi pada peserta didik dengan baik

13.Guru memberikan assessment pada peserta didik


(35)

Nama Observer :

Tanggal :

Lembar Aktivitas Peserta Didik Tabel 3.3 Lembar Aktivitas Peserta Didik

No Indikator Baik Cukup Kurang

1 Kerjasama peserta didik dalam mengkaji media literasi

2 Kekompakan peserta didik dalam mengerjakan tugas kajian literasi 3 Kesesuaian hasil kajian

peserta didik dengan media literasi yang dikaji 4 Kedalaman cakupan

kajian peserta didik 5 Kesesuaian hasil kajian

peserta didik dengan materi atau tema yang dikaji pada media literasi

6 Peserta didik dalam kegiatan kelompok dapat mengungkapkan

pengetahuan terkait materi IPS dan media literasi yang dikaji.

7 Proses kegiatan

kelompok dapat

berlangsung secara dialogis yang ditunjukan


(36)

percakapan dialog antar peserta didik terkait media literasi dalam pembelajaran IPS

8 Masing-masing anggota kelompok dapat secara aktif salang menanggapi ,

(Sumber Dokumentasi Peneliti 2015)

Nama Observer :

Tanggal :

Presentasi Kajian Media Literasi Peserta Didik Tabel 3.4 Kajian Media Literasi Peserta Didik

No Indikator Baik Cukup Kurang

1 Kesiapan kelompok dalam mempresentasikan

2 Kesiapan kelompok dalam penguasaan materi yang akan di presentasikan

3 Kedalaman materi yang dikaji dan dipresentasikan

4 Kreatifitas kelompok dalam mempresentasikan hasil kajian 5 Kelengkapan anggota kelompok

dalam presentasi

6 Peserta didik dapat dengan baik mengungkapkan hasil kajian kelompok dengan berbasis pengetahuan peserta didik terkait materi IPS dan media literasi yang


(37)

7 Dalam kegiatan presentasi peserta didik dapat menunjukan percakapan dialog antar peserta didik terkait media literasi dalam pembelajaran IPS yang dipresentasikan

8 Peserta didik dapat

mengkomunikasikan dengan logis dan terstuktur terkait kajian literasi dalam pembelajaran IPS yang dilakukan kelompok

9 Dalam komunikator (kelompok yang mempresentasikan) menunjukan pesannya paada benak atau pikiran penonton kepada temen sekelas dengan baik

10 Peserta didik dapat secara aktif menanggapi komunikator (kelompok yang presentasi)


(38)

Nama Observer :

Tanggal :

Lembar Observasi Penilaian Penonton dalam Presentasi Tabel 3.5 Penilaian Penonton dalam Presentasi

No Indikator Baik Cukup Kurang

1 Penonton melakukan pengamatan terhadap kelompok presentasi dalam segi materi IPS yang disampaikan

2 Penonton melakukan pengamatan terhadap kelompok presentasi dalam segi materi literasi yang disampaikan

3 Penonton menilai dalam segi penampilan yang dibawakan kelompok yang presentasi

4 Penonton menanggapi peserta didik (kelompok) yang presentasi

5 Peserta didik (penonton) dapat dengan baik mengungkapkan

pengetahuan peserta didik terkait hasil kegiatan presentasi kelompok (komunikator)


(39)

Nama Observer :

Tanggal :

Lembar Obeservasi Keterampilan KomunikasiPeserta Didik Tabel 3.6 Keterampilan Komunikasi

No Indikator Baik Cukup Kurang

1 Peserta didik mampu berkomunikasi dengan kelompok kecil, komunikasi yang ditujukan kepada kognisi peserta didik lainnya .

2 Peserta didik dapat dengan baik mengungkapkan pengetahuan peserta didik terkait materi IPS yang dipelajari

3 Proses berlangsung secara dialogis yang ditunjukan dengan adanya percakapan dialog antar peserta didik terkait media literasi dalam pembelajaran IPS

4 Peserta didik dapat mengkomunikasikan dengan logis dan terstruktur terkait kajian literasi dalam pembelajaran IPS

5 Dalam komunikasi


(40)

(Sumber Dokumentasi Peneliti 2015)

2. Lembar Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengetahui lebih lanjut terhadap data-data yang diperoleh melalui teknik penggumpulan data lainnya. Lembar wawancara berisi pertanyaan yang akan digunakan dengan Tanya jawab terhadap responden. dalam hal wawncara siswa kelas VII-1 SMP Negeri 43 Bandung yang terlibat di dalamnya. Salah satu contohnya sebagai berikut :

didik menunjukan pesannya pada benak atau pikiran komunikan.. peserta didik dapat mempresentasikan hasil kajian literasi dalam pembelajaran IPS kepada teman sekelas dengan baik 6 Peserta didik dapat secara

aktif menanggapi Komunikator


(41)

Nama Peserta Didik :

Kelas :

INSTRUMEN WAWANCARA PESERTA DIDIK Tabel 3.7Wawancara Peserta didik

No Pertanyaan Jawaban

1.Apakah menurut pendapat mu kamun dapat dengan baik mengungkapkan pengetahuan yang dimiliki terkait materi IPS yang dipelajari ? 2.Apakah menurut

pendapat mu proses pembelajaran terlihat berlangsung secara dialogis yang ditunjukan dengan adanya percakapan dialog antar peserta didik terkait media literasi dlam pembelajaran IPS ?

Sumber: Dokumentasi Peneliti 2015 3. Lembar Kerja Peserta Didik

Dalam konteks penelitian ini lembar kerja peserta didik digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data, salah satu contohnya yaitu :

Lembar Kegiatan Peserta Didik

Ekonomi Kreatif Berbasis Kerakyatan disekitar Kita A. Petunjuk Kinerja

1) Baca dengan seksama materi tentang pola kegiatan ekonomi 2) Buatlah kelompok 5 orang dengan teman satu kelas


(42)

3) Diskusikan materi tersebut kemudian buatlah tema khusus yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi kreatif disekitar tempat tinggalmu yang menarik

4) Setelah mendiskusikan tema buatlah artikel tentang ekonomi kreatif berbasis kerakyatan di sekitar kita

5) Artikel dibuat dalam kertas HVS ukuran A4 dan dikumpulkan setelah jam pelajaran ini berakhir

6) Siapkan perwakilan kelompokmu untuk mempresentasikan artikel yang telah dibuat

B. artikel tentang ekonomi kreatif (terlampir) C. Langkah Kajian

1) Buatlah artikel yang menarik sesuai dengan tema yang ditentukan diatas (petunjuk kinerja)

2) Setelah kalian membuat artikel kaitkan dengan materi IPS yang kalian pelajari

3) Komunikasikan hasil artikel kelompok kalian dengan baik di depan kelas

4. Lembar Catatan Lapangan

Dalam penelitian ini catatan lapangan bertujuan untuk merekam kejadian-kejadian yang terjadi untuk mendapatkan refleksi terhadap keterlaksanaan pembelajaran IPS berbasis media literasi agar terlihat adanya peningkatan keterampilan social. Dalam hal ini catatan lapangan merupakan rekaman kejadian yang dilakukan oleh peneliti untuk menuliskan hal-hal yang belum terrekam melalui observasi.

Tabel 3.8 Catatan Lapangan


(43)

E. Pengembangan Instrumen 1. Teknik Pengolahan Data

Sebuah teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data, kemudian mengolahnya agar tercapainya tujuan penelitian. Dalam peneltian ini pengolahan data yang dilakukan adalah observasi, studi dokumentasi, wawancara dan catatan lapangan.

a. Observasi

Observasi inilakukan terhadap guru berupa tanggapan akan keterlaksanaan media pembelajaran literasi. Pengumpulan data dengan observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas, yang meliputi aktivitas guru dan siswa ketika tindakan dilakukan. Aktivitas guru diamati oleh peneliti mitra, sedangkan aktivitas siswa kegiatan yang terjadi saat pelaksanaan tindakan berlangsung diamati oleh observer. Dengan demikian dapat diketahui dengan jelas kekurangan dan kelebihan yang terjadi dalam proses belajar mengajar di kelas tersebut. Metode observasi yang dilakukan adalah observasi terbuka, dengan tujuan agar pengamat mampu menggambarkan secara utuh atau mampu merekontruksi proses implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud dalam diskusi kelompok Suharsimi, (2002, hlm. 25) Observasi dalam penelitian tindakan berfungsi untuk mengdokumentasikan aktivitas peserta didik dan guru sebagai dasar bagi refleksi yang dilakukan pada siklus berikutnya.

b. Studi Dokumentasi

Pengumpulan sejumlah dokumen yang sangat diperlukan dalam sebuah data informasi sesuai dengan masalah penelitian. Studi dokumen ini akan menjadi dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pembelajaran IPS. Studi dokumen yang diambil oleh peneliti adalah berupa kurikulum dan pendoman pelaksanaannya, silabus, RPP, tugas siswa, buku teks yang digunakan oleh siswa dalam belajar serta foto dalam proses pembelajaran. Menutut Kurniawati, (2006, hlm. 44) bahwa “ Dokumentasi adalah pengumpulan informasi yang digunakan


(44)

dalam penelitian, sebagai sumber data yang berkaitan dengan suasana yang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran pada saat penelitian kelas ini dilaksanakan”. Dokumentasi ysng akan digunakan sebagai data penelitian yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran, tugas-tugas siswa, catatan tentang kehadiran, dan aktivitas siswa didalam kelas dan sumber-sumber belajar yang digunakan siswa dalam proses pengerjaan tugas.

c. Wawancara

Wawancara ini dilakukan terhadap peserta didik beserta guru mata pelajaran di sekolah SMP Negeri 43 Bandung. Wawancara ini bersifat wawancara tidak terstuktur. Hal ini dilakukan agar peneliti mendapatkan informasi secara lebih mendalam. Wawacara adalah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap perlu memberikan informasi atau penjelasan mengenai hal-hal yang dianggap perlu. Wiriatmadja, (2005, hlm. 117)

d. Catatan Lapangan

Cacatan lapangan dilakukan pengambilan data-data yang berkembang selama pelaksanaan penelitian, diantaranya untuk mencatat kemajuan, persoalan yang dihadapi dan solusinya. Catatan lapangan merupakan catatan yang digunakan selama mengamati mengenai kegiatan atau kejadian yang terjadi didalam kelas. Catatan lapangan dilakukan dengan mempelajari pokok pembicaraan dalam pengamatan gambaran suatu peristiwa yang dilihat, didenger, dan dialami selama kegiatan berlangsung.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Konsep validitas dalam aplikasinya untuk mengusahaskan tercapainya aspek kebenaran tentang hasil penelitian. Menurut Hopkins (dalam Wiriatmadja ,2012,hlm.167-17), ada beberapa validitas yang dapat dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu :

1. Member chek, yakni dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh peneliti dengan cara


(45)

itu dapat diperiksa kebenarannya. Hal ini penting karena informasi yang diperoleh harus valid agar hasil penelitian sempurna.

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis yang membandingkan dari hasil oranglain, misalnya kepala sekolah, guru pamong, guru lain, siswa dan sebagainya. Hasil triangulasi ini kemudian dijabarkan dalam catatan lapangan. Dari penelitian, data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan diperoleh melalui lembar hasil observasi tentang keterampilan komunikasi siswa dan hasil penelitian kinerja dalam bentuk catatan. Dari observer, data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa.

3. Audit Trial, yakni mengcek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara menkonfirmasi dan mendiskusikan dengan dosen pembimbing.

4. Expert Opinion, merupakan tahap akhir validitas yang mana penulis mengkonsultasikan hasil temukan kepada pakar bidangnya. Pakar atau ahli ini memeriksa semua tahapan penelitian dan akan memberikan pendapat terhadap permasalahan maupun langkah-langkah penelitian. Pada penelitian ini, peneliti melakukan konsultasi hasil temuan di lapangan dengan dosen pembimbing. Dari hasil konsultasi ini akan didaptnya beberapa yang harus diperbaiki sesuai dengan arahan dosen pembimbing.

G. Analisis Data

Analisis data merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Berikut ini akan dijabarkan bentuk pengolahan data yang digunakan peneliti dalam penelitian tindakan kelas menggunakan desain penelitian model Hopkins :

1. Analisis Data

Menurut Sanjaya, (2011, hlm. 106) menganalisis data yaitu suatu peroses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Pengolah data dilakukan dalam rangka mengartikan dan menjelaskan data dan seuatu


(46)

fakta-fakta yang didapat dari lapangan. Pada penelitian ini teknik analisis data yang dilakukan dalam dua aspek yaitu kuantitatif dan kualitatif.

a. Kuantitatif

Pengolahan data dengan cara menggunakan kuantitatif adalah data-data yang didapetkan dalam penelitian yang berupa angka-angka. Melalui pengolahan data kuantitatif, peneliti dapat mengetahui seberapa besar keterampilan komunikasi yang dimiliki siswa pada awal pembelajaran dan seberapa besar perubahan yang terjadi saat penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Teknik analisis yang dilakukan memang sederhana Komalasari, (2010, hlm. 156) memberikan cara perhitungan dalam menganalisis kuantitatif , yaitu :

Skor Presentase = Jumlah Skor Total Subjek x100% Jumlah Skor Maksimal

Rata-rata Presentase = Jumlah Skor Persen Jumlah Total Persen b. Kualitatif

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiono, (2011, hlm.336) menyatakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga data sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data ini, yaitu reduksi data, kategorisasi, validitas data, dan interpetasi data menurut Sanjaya, (2011, hlm. 106)

1) Reduksi Data

Kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus masalah. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan semua instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kemudian dikelompokan berdarsarkan fokus masalah dan hipotesis

2) Mendeskripsikan Data


(47)

menjadi bermakna. Mendeskripsikan data dalam bentuk naratif, membuat grafik atau menyusun dalam bentuk tabel.

3) Membuat simpulan berdasrkan deskripsi data

Dalam proses penelitian menganalisis dan menginterpretasi data merupakan langkah yang sangat penting. Sebab, data yang terkumpul tidak berarti apa-apa tanpa dianalisis dan diberi makna melalui interpretasi data. Proses analisis dan interpretasi data dalam penelitian tindakan kelas diarahkan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menjawab rumusan masalah dan pertanyaan penelitian. Maka hasilnya dapat menjawab setiap informasi yang dibutuhkan


(48)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui bebrapa prodesur penelitian dari siklus pertama sampai siklus ketiga yang dilaksanakan dikelas

VII-1 SMP Negeri 43 Bandung, mengenai “Pembelajaran IPS Berbasis Media Literasi

Untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Peserta Didik” dapat di simpulkan sebagai berikut :

1. Perencanaan yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan komunikasi peserta didik dalam pembelajaran memalui media literasi sudah berada pada presentase baik, sesuai dengan Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Rancangan Pembelajaran menggunakan media literasi yang peneliti buat antara lain, membuat rencana pelaksanaan kegiatan pembelajran. Peneliti juga menulis instrumen yang dijadikan sebagai alat pengumpulan data hasil penelitian yaitu lembar observasi guru dan siswa, lembabr wawancar, dokumentasi dan catatan lapangan. Kegiatan ini mencakup perencanaan kegiatan pembelajaran., merencanakan perorganisasian bahan pengajaran, serta merencanakan pengolahan kelas, kemudian merencanakan pengolahan data dan media pengajaran serta merencanakan penilaian prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran. Perencanaan ini dibuat berdasarkan pada dasarnya sama seperti pada perencanaan pembelajaran umumnya, akan tetapi ada perencanaan yang khusus dalam pembelajaran ini menggunakan media literasi terdapat pada aspek perorganisasian bahan pengajaran dan pengelolaan kelas. Pada peroranisasian bahan pengajaran, pemilihan materi harus dilakukan dengan baik. Sedangkan pada pengelolaan kelas guru harus membuat strategi melalui pembelajaran literasi dengan menggunakan soal yang diisi setiap kelompoknya. Ketika melakukan diskusi bersama teman kelompoknya peserta didik harus mempresentasikan didepan kelompok lain tentang apa yang kelompok


(49)

mereka kaji, setelah mempresentasikan guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan pendapat yang mereka tangkap serta memberi argumen pada setiap presentasi kelompok lainnya.

2. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan peneliti dengan menggunakan media literasi yang berbasis media literasi untuk meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik sudah ada pada kategori baik. Pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan media literasi yaitu dengan mendiskusikan tema tertentu dengan cara berkelompok, masing-masing kelompok terdiri dari lima sampai enam orang, mempresentasikan hasil kajian media literasi. Dengan kegiatan presentasi secara dialogis peserta didik akan tumbuh keterampilan komunikasi antar peserta didik. Karena pada setiap kelompoknya akan saling bahu membahu dengan kelompoknya untuk menghasilkan kajian media literasi yang baik. Dalam kegiatan pembelajaran seluruh peserta didik ikut serta dalam pembelajaran karena apabila ada peserta didik yang cenderung diam maka akan berpengaruh terhadap hasil pembelajaran kelompoknya.

3. Kegiatan refleksi ini dilakukan peneliti berkaitan dengan bagaimana penelitian merencanakan dan melakukan perbaikan dari kekurangan pelaksanaan penelitian pada setiap siklus serta dampak yang terjadi pada saat penelitian berlangsung. Peneliti menggunakan lembar observasi, catatan lapangan sebagai bahan untuk pertimbangan pada saat refleksi. Kegiatan refleksi ini dilakukan peneliti dengan cara berdiskusi balikan dengan observer untuk pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Seperti terdapat beberapa kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus pertama, beberapa peserta didik masih terlambat masuk ke dalam kelas setelah jam istirahat, masih banyak peserta didik yang terlihat pasif ketika guru memberikan penjelasan sehingga pembelajaran masih terlihat monoton. Serta guru belum menguasai kelas secara baik Permasalahan-permasalaan tersebut dapat diatasi oleh peneliti pada pelaksanaan siklus kedua dan siklus ketiga.


(50)

4. Hasil penerapan media literasi untuk meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik sudah berada pada kategori baik. Penerapan media literasi dapat meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik di kelas VII-1 SMPN Negeri 43 Bandung. Dilihat dari ketercapaian seluruh indikator keterampilan komunikasi. Perubahan peningkatan keterampilan komunikasi melalui diskusi kemudian dipresentasikan diperoleh dari hasil pengamatan yang dituangkan melalui catatan-catatan yang dibuat oleh guru dan mitra peneliti. Seperti pada siklus pertama, keterampilan komunikasi peserta didik hanya mendapat penilaian cukup, pada siklus kedua terjadi peningkatan dan memasuki pada kategori baik, siklus ketiga juga mengalami peningkatan namun tidak terlalu besar.

B. Saran

1. Bagi Guru IPS

a. Guru disarankan memberikan arahan dan penjelasan untuk pengisian LKS, sehingga peserta didik tidak banyak bertanya hal yang sudah dijelaskan oleh guru sehingga peserta didik tidak kebingungan dalam menangkap materi yang diberikan oleh guru.

b. Guru memberikan motivasi dan membimbing peserta didik agar dapat saling berkerjasama dan tidak mengandalkan satu orang saja di dalam kelompoknya

c. Guru memberi nasehat kepada peserta didik yang bolos pada saat pembelajaran, agar lebih disiplin lagi dan tidak meninggalkan kelas sebelum pembelajaran berakhir

d. Guru memberikan nasehat kepada seluruh peserta didik yang ada didalam kelas, bahwa kebersihan kelas itu merupakan tanggung jawab semua yang ada didalam kelas. Bukan hanya tanggung jawab petugas piket kebersihan kelas saja. Dan mengingatkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman

2. Bagi Peserta Didik

a. Peserta didik harus lebih meningkatkan keterampilan komunikasi bersama kelompok lainnya agar terjalin lebih dialogis.


(51)

b. Peserta didik diharapkan untuk lebih aktif dalam agar pemeblajaran tidk terlihat pastif dan monoton. Dan pembelajaran bisa terjalin secara menark dan interaktif baik untuk guru maupun peserta didik c. Peserta didik lebih aktif dalam merespon dan memperhatika ketika

guru atau kelompok lain memberikan penjelasan di depan kelas. 3. Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah disarankan memberikan fasilitas yang baik sehingga dapat menunjang proses pembelajaran. Selain itu, media pembelajaran harus lebih bervariasi sehingga membentuk pembelajaran yang menarik.

b. Pihak sekolah seharusnya lebih memberikan keleluasaan dan kenyamanan kepada tenaga pendidik hal ini mendukung untuk mengembangkan diri mereka melalui sebuah pelatihan yang akan menciptakan tenaga pendidik yang berprofesional

4. Bagi Peneliti untuk Selanjutnya

a. Peneliti dengan menggunakan pembelajaran IPS berbasis media literasi dapat dikaji dengan fokus masalah yang berbeda dapat dilakukan kembali pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Seperti pembelajaran IPS berbasis media literasi untuk meningkatkan kerjasama peserta didik dalam proses pembelajaran.


(52)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku :

Ahmadi, IK dan Amri Sofan. (2011). Paikem Gembrot. Jakarta: Prestasi Pustaka. Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. (2003). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta.

Dimyati, dan Mujiyono (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rieneka Cipta

Herlina. (2011). Komunikasi Non-verbal. Bandung: Pustaka Cendikia Utama Hopkins Davis, 2011. Panduan Guru: Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Fiske, J. (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Isjoni (2011). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta

Mulyanta, St. dan Marlon L. (2009). Tutorial Membangun Multimedia Interaktif: Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Munadi, Y. 2008. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung

Persada Press

Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasinya. Bandung: PT. Reifka Aditama.

Komalasari, K. (2011). Media Pembelajaran IPS. Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakkultas Pendidikan Ilmu Pengethauan Sosial. UPI. Uchjana, O. (2011). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 2006. Jakarta: Depdiknas

Ruhimat, T. Dkk. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung:


(1)

mereka kaji, setelah mempresentasikan guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan pendapat yang mereka tangkap serta memberi argumen pada setiap presentasi kelompok lainnya.

2. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan peneliti dengan menggunakan media literasi yang berbasis media literasi untuk meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik sudah ada pada kategori baik. Pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan media literasi yaitu dengan mendiskusikan tema tertentu dengan cara berkelompok, masing-masing kelompok terdiri dari lima sampai enam orang, mempresentasikan hasil kajian media literasi. Dengan kegiatan presentasi secara dialogis peserta didik akan tumbuh keterampilan komunikasi antar peserta didik. Karena pada setiap kelompoknya akan saling bahu membahu dengan kelompoknya untuk menghasilkan kajian media literasi yang baik. Dalam kegiatan pembelajaran seluruh peserta didik ikut serta dalam pembelajaran karena apabila ada peserta didik yang cenderung diam maka akan berpengaruh terhadap hasil pembelajaran kelompoknya.

3. Kegiatan refleksi ini dilakukan peneliti berkaitan dengan bagaimana penelitian merencanakan dan melakukan perbaikan dari kekurangan pelaksanaan penelitian pada setiap siklus serta dampak yang terjadi pada saat penelitian berlangsung. Peneliti menggunakan lembar observasi, catatan lapangan sebagai bahan untuk pertimbangan pada saat refleksi. Kegiatan refleksi ini dilakukan peneliti dengan cara berdiskusi balikan dengan observer untuk pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Seperti terdapat beberapa kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus pertama, beberapa peserta didik masih terlambat masuk ke dalam kelas setelah jam istirahat, masih banyak peserta didik yang terlihat pasif ketika guru memberikan penjelasan sehingga pembelajaran masih terlihat monoton. Serta guru belum menguasai kelas secara baik Permasalahan-permasalaan tersebut dapat diatasi oleh peneliti pada pelaksanaan siklus kedua dan siklus ketiga.


(2)

4. Hasil penerapan media literasi untuk meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik sudah berada pada kategori baik. Penerapan media literasi dapat meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik di kelas VII-1 SMPN Negeri 43 Bandung. Dilihat dari ketercapaian seluruh indikator keterampilan komunikasi. Perubahan peningkatan keterampilan komunikasi melalui diskusi kemudian dipresentasikan diperoleh dari hasil pengamatan yang dituangkan melalui catatan-catatan yang dibuat oleh guru dan mitra peneliti. Seperti pada siklus pertama, keterampilan komunikasi peserta didik hanya mendapat penilaian cukup, pada siklus kedua terjadi peningkatan dan memasuki pada kategori baik, siklus ketiga juga mengalami peningkatan namun tidak terlalu besar. B. Saran

1. Bagi Guru IPS

a. Guru disarankan memberikan arahan dan penjelasan untuk pengisian LKS, sehingga peserta didik tidak banyak bertanya hal yang sudah dijelaskan oleh guru sehingga peserta didik tidak kebingungan dalam menangkap materi yang diberikan oleh guru.

b. Guru memberikan motivasi dan membimbing peserta didik agar dapat saling berkerjasama dan tidak mengandalkan satu orang saja di dalam kelompoknya

c. Guru memberi nasehat kepada peserta didik yang bolos pada saat pembelajaran, agar lebih disiplin lagi dan tidak meninggalkan kelas sebelum pembelajaran berakhir

d. Guru memberikan nasehat kepada seluruh peserta didik yang ada didalam kelas, bahwa kebersihan kelas itu merupakan tanggung jawab semua yang ada didalam kelas. Bukan hanya tanggung jawab petugas piket kebersihan kelas saja. Dan mengingatkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman

2. Bagi Peserta Didik

a. Peserta didik harus lebih meningkatkan keterampilan komunikasi bersama kelompok lainnya agar terjalin lebih dialogis.


(3)

b. Peserta didik diharapkan untuk lebih aktif dalam agar pemeblajaran tidk terlihat pastif dan monoton. Dan pembelajaran bisa terjalin secara menark dan interaktif baik untuk guru maupun peserta didik c. Peserta didik lebih aktif dalam merespon dan memperhatika ketika

guru atau kelompok lain memberikan penjelasan di depan kelas. 3. Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah disarankan memberikan fasilitas yang baik sehingga dapat menunjang proses pembelajaran. Selain itu, media pembelajaran harus lebih bervariasi sehingga membentuk pembelajaran yang menarik.

b. Pihak sekolah seharusnya lebih memberikan keleluasaan dan kenyamanan kepada tenaga pendidik hal ini mendukung untuk mengembangkan diri mereka melalui sebuah pelatihan yang akan menciptakan tenaga pendidik yang berprofesional

4. Bagi Peneliti untuk Selanjutnya

a. Peneliti dengan menggunakan pembelajaran IPS berbasis media literasi dapat dikaji dengan fokus masalah yang berbeda dapat dilakukan kembali pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Seperti pembelajaran IPS berbasis media literasi untuk meningkatkan kerjasama peserta didik dalam proses pembelajaran.


(4)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku :

Ahmadi, IK dan Amri Sofan. (2011). Paikem Gembrot. Jakarta: Prestasi Pustaka. Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. (2003). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta.

Dimyati, dan Mujiyono (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rieneka Cipta

Herlina. (2011). Komunikasi Non-verbal. Bandung: Pustaka Cendikia Utama Hopkins Davis, 2011. Panduan Guru: Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Fiske, J. (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Isjoni (2011). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta

Mulyanta, St. dan Marlon L. (2009). Tutorial Membangun Multimedia Interaktif: Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Munadi, Y. 2008. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung

Persada Press

Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasinya. Bandung: PT. Reifka Aditama.

Komalasari, K. (2011). Media Pembelajaran IPS. Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakkultas Pendidikan Ilmu Pengethauan Sosial. UPI. Uchjana, O. (2011). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 2006. Jakarta: Depdiknas

Ruhimat, T. Dkk. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung:

Sadiman, A. (1990). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : CV Rajawali.


(5)

Sadiman, A. (199o). Media Pendidikan, Pengertian dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali .

Sanjaya, W. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sapriya (2009). Pendidikan IPS. Bandung: Rosda

Soebagjo, A (2015). Buku Saku Literasi Mediia Televisi. Komisi Penyiaran Indonesia

Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta

Suharsimi, A. (2007). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung : Percetakan. Sumaatmadja, N. (1984). Konsep Dasar IPS. Jakarta : Universitas Terbuka. Supriatna, N., Ruhimat, M., dan Kosim. (2007). Ilmu Pengetahuan Sosial

(Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi). Bandung : Grafindo Media Pratama.

Sutikno, Sobri. (2008). Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Prospect Tamburaka, A. (2013). Media Literasi. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Winataputra. (2005). Materi dan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SD.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiriaatmadja, R (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dan Dosen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(6)

Skripsi :

Laspari, P (2014). Penggunaan Video Kritik Dalam Metode Debat untuk

Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Tentang Masalah-Masalah Sosial (Penelitian Tindakan Kelas di kelas VII-2 SMP Negeri 43 Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan IPS FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Romaria,. E (2014). Penerapan Model Pembelajaran Bebasis Portofolio untuk Meningkatkan Kreatiivitas Siswa Dalam Pembelajaran IPS.(Penelitian Tindakan Kelas di kelas 8-9 SMP Negeri 30 Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan IPS FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN CONTROVERSIAL ISSUE DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA : penelitian tindakan kelas di kelas VII-7 SMP Negeri 30 Bandung.

4 9 58

PENGGUNAAN MEDIA TWITTER UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 10 Bandung Kelas VII-C.

0 2 51

PENERAPAN METODE CURAH PENDAPAT UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-D SMP Negeri 40 Bandung.

0 0 26

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII-A SMP Negeri 14 Bandung.

0 2 48

PENERAPAN METODE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-5 SMP Negeri 16 Bandung.

0 6 31

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OTENTIK (AUTHENTIC LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII A SMP NEGERI 7 BANDUNG.

4 8 40

PEMANFAATAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN SOSIAL : Penelitian Tindakan Kelas di SMP Kartika XIX – 1 Bandung Kelas VII A.

0 2 49

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI KOMIK BERBASIS BUDAYA LOKAL DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian tindakan kelas di kelas VII F smp negeri 12 Bandung.

3 11 70

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 8-9 SMP Negeri 30 Bandung).

0 1 54

PENGGUNAAN MEDIA TWITTER UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 10 Bandung Kelas VII-C - repository UPI S IPS 1005493 Title

0 0 6