PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELARUTAN DENGAN METODE DISCOVERY-INQUIRY.

(1)

PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KELARUTAN DENGAN METODE DISCOVERY-INQUIRY

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat utuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh :

Fina Khaerunnisa Frima 0905818

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KELARUTAN DENGAN METODE DISCOVERY-INQUIRY

Oleh:

Fina Khaerunnisa Frima

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Fina Khaerunnisa Frima Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

FINA KHAERUNNISA FRIMA

PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KELARUTAN DENGAN METODE DISCOVERY-INQUIRY

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. F.M. Titin Supriyanti, M.Si

NIP: 195810141986012001

Pembimbing II

Gun Gun Gumilar, S.Pd., M.Si

NIP: 19790626001121001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

Dr. H. Ahmad Mudzakir, M.Si


(4)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan dengan Metode Discovery-Inquiry”. Keterampilan berpikir kritis (KBKr) merupakan keterampilan dasar dan penting bagi siswa, sehingga KBKr perlu dikembangkan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai. Salah satu metode tersebut adalah metode discovery-inquiry. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian setiap sub indikator KBKr siswa kelompok tinggi, sedang, dan rendah, keseluruhan sub indikator KBKr siswa kelompok tinggi, sedang, dan rendah, serta pencapaian keseluruhan sub indikator KBKr seluruh siswa pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan metode discovery-inquiry. Metode dalam penelitian ini adalah pre-experimental yaitu metode penelitian yang variabel dependennya dipengaruhi variabel luar, dengan desain penelitian one-shot case study yaitu sekelompok siswa yang diberi perlakuan untuk diobservasi hasilnya. Subjek penelitian adalah siswa pada salah satu SMAN di Kota Bandung sebanyak 41 orang, yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Instrumen penelitian berupa tes tertulis dari enam sub indikator KBKr dan pedoman wawancara. Hasil penelitian pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan metode discovery-inquiry menunjukkan pencapaian setiap sub indikator untuk kelompok tinggi pada keterampilan mengungkapkan masalah (1), membuat pertimbangan (4), dan mengemukakan kesimpulan (6) adalah sangat baik, sedangkan keterampilan mengemukakan hipotesis (2), merancang eksperimen (3), dan memberikan alasan (5) adalah baik. Pada siswa kelompok sedang, pencapaian keterampilan 4 dan 6 adalah sangat baik, keterampilan 1 dan 3 adalah baik, sedangkan keterampilan 2 dan 5 adalah cukup. Pada kelompok rendah, pencapaian keterampilan 6 adalah sangat baik, keterampilan 4 adalah baik, keterampilan 3 adalah cukup, sedangkan keterampilan 1, 2, dan 5 adalah kurang. Pencapaian keseluruhan sub indikator pada siswa kelompok tinggi adalah sangat baik siswa kelompok sedang adalah baik, dan siswa kelompok rendah adalah cukup. Secara keseluruhan KBKr siswa pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan metode discovery-inquiry adalah baik, namun pada siswa kelompok rendah masih perlu dilatih KBKr-nya melalui pembelajaran terutama keterampilan mengungkapkan masalah, mengemukakan hipotesis, dan memberikan alasan.


(5)

ABSTRACT

Title this research is “Profile of Student’s Critical Thinking Skill on Factors Affecting Solubility’s Learning with Discovery-Inquiry”. Critical thinking skill or KBKr are basic and important skill for student, so that KBKr needs to be developed in learning process by using an appropriate teaching methods. The purpose of this research is for obtain an overview about each sub indicators of

each group student’s critical thinking skill achievement, whole sub indicators of

each group student’s critical thinking skill achievement, and whole sub indicators of all students on factors affecting solubility’s learning with discovery-inquiry. This research method is pre-experimental (a research method that the dependent variable affected by the external variable), with one-shot case study as the design (a group of student that been treated for an observing the result). Subjects were student in the one of senior school in Bandung, with total are 41 peoples, that devided into different three groups ability of student are high, medium, and low.

Instrument’s research are six sub indicators of critical thinking skill and interview guidelines. The result on factors affecting solubility’s learning with discovery -inquiry represent of high ability student group’s critical thinking skill achievement

for each indicator on factors affecting solubility’s learning with discovery-inquiry at revealing problem (1st), making judgement (4th), and identifying conclusion (6th) are very good, identifying hypothesis (2nd), devising experiment (3rd), and providing reason (5th) are good. The result of medium ability student group’s critical thinking skill achievement for each indicator at 4th and 6th are very good, 1st and 3rd are good, 2nd and 5th are enough. The result of low ability student

group’s critical thinking skill achievement for each indicator at 6th

is very good, 4th is good, 3rd is good, and 1st, 2nd and 5th skill are less. Whole sub indicators of

high ability group student’s critical thinking skill achievement is very good,

medium ability group student’s critical thinking skill achievement is good, and low ability group student’s critical thinking skill achievement is enough. Overall, the student’s critical thinking skill achievement on factors affecting solubility’s

learning with discovery-inquiry is good, but low ability group student’s still need to be trained their critical thinking skill through learning, specially revealing problem, identifying hypothesis, and providing reason.

Key Words: Critical Thinking Skill, Discovery-Inquiry, Factors Affecting Solubility


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR………. iii

UCAPAN TERIMA KASIH ……….. iv

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR TABEL ………... vii

DAFTAR GAMBAR ……….. viii

DAFTAR LAMPIRAN ……….. ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ………... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ……...………... 3

C. Tujuan Penelitian ……… 4

D. Manfaat Penelitian ……….. 5

E. Struktur Organisasi Skripsi ………. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ……… 8

1. Keterampilan Berpikir Kritis ……… 8

2. Metode Discovery-Inquiry ……… 11

3. Materi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan ……….. 17

a. Jenis Pelarut ……… 17

b. Suhu ……… 17

c. Pengadukan ……… 18

d. Efek Ion Senama ……… 18

e. Keasaman (pH) ……….. 18

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ………... 19

C. Kerangka Pemikiran ……….. 20

D. Hipotesis Penelitian ………... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ………. 23

B. Desain Penelitian ……… 24

C. Metode Penelitian ………... 26

D. Definisi Operasional ………... 27


(7)

2. Pedoman Wawancara ………... 28

F. Proses Pengembangan Instrumen ……… 28

G. Teknik Pengumpulan Data ……….. 28

H. Analisis Data ………... 29

1. Tes Tertulis ……….... 29

2. Wawancara ……….... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pencapaian Setiap Sub Indikator KBKr pada Setiap Kelompok Siswa ………... 31

1. Pencapaian Keterampilan Mengungkapkan Masalah ………... 31

2. Pencapaian Keterampilan Mengemukakan Hipotesis ………... 36

3. Pencapaian Keterampilan Merancang Eksperimen …………... 39

4. Pencapaian Keterampilan Membuat Pertimbangan ………….. 42

5. Pencapaian Keterampilan Memberikan Alasan ……….... 44

6. Pencapaian Keterampilan Mengemukakan Kesimpulan ……... 47

B. Pencapaian Keseluruhan Sub Indikator KBKr pada Setiap Kelompok Siswa ………... 49

C. Pencapaian Keseluruhan Sub Indikator KBKr pada Seluruh Siswa ………... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….. 53

B. Saran ……… 54

DAFTAR PUSTAKA ……….. 56

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……….. 59


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skala Kategori Kemampuan Siswa ………... 30 Tabel 4.2 Pencapaian Keseluruhan Sub Indikator KBKr pada Seluruh


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ………. 21 Gambar 3.2 Tahapan dalam Desain penelitian ………...………... 25 Gambar 4.3 Pencapaian Keterampilan Mengungkapkan Masalah …… 32 Gambar 4.4 Pencapaian Keterampilan Mengemukakan Hipotesis …... 36 Gambar 4.5 Pencapaian Keterampilan Merancang Eksperimen ……... 40 Gambar 4.6 Pencapaian Keterampilan Membuat Pertimbangan ……... 43 Gambar 4.7 Pencapaian Keterampilan Memberikan Alasan …………. 45 Gambar 4.8 Pencapaian Keterampilan Mengemukakan Kesimpulan … 47 Gambar 4.9 Pencapaian Keseluruhan Sub Indikator KBKr pada Setiap

Kelompok Siswa ……….. 49

Gambar 4.10 Pencapaian Setiap Sub Indikator KBKr pada Setiap


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Instrumen Penelitian

A.1 RPP Penelitian ………... 59

A.2 LKS Siswa A.2.1 LKS Jenis Pelarut ……… 71

A.2.2 LKS Suhu ………... 79

A.2.3 LKS Pengadukan ……… 87

A.2.4 LKS Efek Ion Senama ……….... 94

A.2.5 LKS Keasaman (pH) ………... 102

A.3 Standar Penilaian Tes Tertulis ………... 110

A.4 Pedoman Wawancara ………... 118

Lampiran B. Analisis Data B.1 Pengolahan Data B.1.1 Pembagian Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah ……... 119

B.1.2 Pencapaian Setiap Indikator KBKr pada Setiap Siswa …... 121

B.1.3 Pencapaian KBKr seluruh ……… 129

B.2 Transkrip Wawancara ……… 131

Lampiran C. Dokumentasi Penelitian C.1 Surat Penelitian C.1.1 Surat Izin Penelitian ……….. 142

C.1.2 Surat telah Melakukann Penelitian ………... 143


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan pada abad 21 menuntut siswa untuk tidak hanya dapat membaca, menulis, dan menghitung, melainkan juga menuntut siswa untuk memiliki keterampilan berpikir kritis (KBKr) sehingga dapat berkomunikasi dan memecahkan masalah berdasarkan ilmu pengetahuan (McTighe dan Schollenberger dalam Costa, 1985). Manfaat yang didapat dari siswa yang memiliki KBKr adalah terkembangkan kemampuan lainnnya, yaitu seperti kemampuan memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, memberi penjelasan lebih lanjut, dan mengatur strategi serta taktik (Ennis dalam Costa, 1985). KBKr agar dapat dimiliki oleh siswa perlu dilatih dengan kerja keras selama pembelajaran.

Proses pembelajaran merupakan interaksi komunikasi aktif antara siswa dengan guru dalam kegiatan pendidikan yang di dalamnya terdapat kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar guru yang berlangsung bersamaan dalam kurun waktu yang sama (Arifin, 2003). Idealnya guru harus menyiapkan pembelajaran agar dapat menstimulasi siswa untuk belajar berpikir dalam usaha memahami pengetahuan (hukum, fakta, konsep, dan prosedur kerja), namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa guru, administrasi sekolah, orang tua, dan siswa tidak mendukung pembelajaran yang seharusnya dapat melatih dalam mengembangkan KBKr siswa (Costa, 1985).

Salah satu fakta lapangan yaitu hasil observasi dari 1.000 kelas pada berbagai komunitas dalam beberapa Negara menjelaskan sekitar 75% dari waktu di kelas dihabiskan dengan pembelajaran melalui metode instruksi yaitu dengan guru berceramah dalam menyampaikan pelajaran tanpa memberikan banyak kesempatan siswa untuk menghubungkan dan mengulang informasi yang didapat


(12)

2

(McTighe dan Schollenberger dalam Costa, 1985), sehingga KBKr tidak dapat dikembangkan dengan baik. Salah satu hal yang dibutuhkan dalam mengembangkan KBKr siswa adalah dengan memodifikasi metode pembelajaran yang dipakai yaitu, dengan menggunakan metode pembelajaran discovery-inquiry.

Menurut Amien (1987), metode discovery-inquiry merupakan cara penyajian pelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode discovery-inquiry menekankan siswa untuk dapat menggunakan KBKr-nya, sehingga siswa berperan aktif selama kegiatan pembelajaran sebagai suatu aktivitas mental yang terwujud dalam tahapan-tahapan pembelajaran discovery-inquiry untuk memperoleh pengetahuan.

KBKr sangatlah bermanfaat dan jika terbiasa menggunakannya selama kegiatan pembelajaran kimia, maka sesungguhnya KBKr itu dapat meningkatkan pemahaman dalam mempelajari kimia (Fisher, 2009). Peneliti-peneliti sebelumnya telah melakukan penelitian tentang KBKr dengan menggunakan metode pembelajaran discovery-inquiry, yaitu Nurmalinda (2011) memperoleh pencapaian baik dalam penelitian mengenai analisis KBKr pada pembelajaran perkembangan konsep redoks, Rahayu (2011) memperoleh pencapaian cukup dalam penelitian mengenai analisis KBKr pada pembelajaran efek Tyndall, serta penelitian dari Purlistyani (2012) memperoleh pencapaian baik dalam penelitian mengenai analisis KBKr pada pembelajaran sifat-sifat koloid.

Pemilihan materi yang akan dikembangkan dalam penelitian ini yaitu materi “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan”, terdiri dari sub materi pengaruh jenis pelarut, suhu, pengadukan, ion senama dan pH terhadap kelarutan. Materi ini biasa dilakukan pembelajarannya dengan metode ceramah berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru, sehingga membuat KBKr siswa tidak dapat dikembangkan dengan baik. Hal ini dikarenakan dengan metode ceramah yang menempatkan pengajar sebagai subjek pembelajaran yang utama dan


(13)

3

membuat siswa cenderung pasif, sehingga tidak cocok dalam pembentukkan keterampilan dan sikap yang perlu dimiliki oleh siswa.

Materi faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan sangat erat kaitannya dengan fenomena dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat memudahkan siswa untuk menggunakan KBKr dalam menemukan sendiri pengetahuannya yang berasal dari fenomena melalui metode discovery-inquiry, serta memudahkan siswa untuk dapat mengaplikasikan pengetahuannya guna menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari tersebut. Berdasarkan alasan-alasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan suatu penelitian mengenai pencapaian KBKr siswa dalam pembelajaran yang menerapkan metode discovery-inquiry pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan, dengan judul penelitian sebagai berikut “Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan dengan Metode Discovery-Inquiry”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Keterampilan berpikir kritis (KBKr) merupakan hal yang sangat penting dan mendasar untuk siswa. KBKr telah lama menjadi topik pembicaraan selama kurun waktu 10 tahun terakhir di Indonesia. Banyak pendidik, filosof, dan psikolog berkeyakinan bahwa pendidikan yang selama ini telah dilakukan hanya berpusat pada guru, sehingga dapat menyebabkan KBKr siswa tidak dapat dikembangkan dengan baik. Salah satu cara yang dapat ditempuh dalam mengembangkan KBKr siswa adalah dengan menggunakan metode pembelajaran discovery-inquiry. Materi yang digunakan untuk mengembangkan KBKr pada penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan, didasarkan pada materi ini dapat ditemukan oleh siswa menggunakan KBKr-nya dari fenomena-fenomena dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hal tersebut, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini

adalah “Bagaimana pencapaian keterampilan berpikir kritis siswa pada


(14)

4

metode discovery-inquiry?” yang dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pencapaian setiap sub indikator keterampilan berpikir kritis siswa kelompok tinggi, sedang dan rendah pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan menggunakan metode discovery-inquiry?

2. Bagaimana pencapaian keseluruhan sub indikator keterampilan berpikir kritis siswa kelompok tinggi, sedang dan rendah pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan menggunakan metode discovery-inquiry?

3. Bagaimana pencapaian keseluruhan sub indikator keterampilan berpikir kritis seluruh siswa pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan menggunakan metode discovery-inquiry?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, secara umum penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan metode discovery-inquiry, maka penelitian ini memiliki tujuan khusus yaitu sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran tentang pencapaian setiap sub indikator keterampilan berpikir kritis siswa kelompok tinggi, sedang dan rendah pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan menggunakan metode discovery-inquiry.

2. Memperoleh gambaran tentang pencapaian keseluruhan sub indikator keterampilan berpikir kritis siswa kelompok tinggi, sedang dan rendah pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan menggunakan metode discovery-inquiry.


(15)

5

yang mempengaruhi kelarutan dengan menggunakan metode discovery-inquiry.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini ditinjau dari proses dan temuan diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi Siswa

a. Melatih keterampilan mengungkapkan masalah dari artikel yang mengandung permasalahan berdasarkan fenomena dalam kehidupan sehari-hari.

b. Melatih keterampilan mengemukakan hipotesis sebagai jawaban sementara dari permasalahan.

c. Melatih keterampilan merancang eksperimen untuk menguji kebenaran hipotesis.

d. Melatih keterampilan membuat pertimbangan berdasarkan data hasil eksperimen.

e. Melatih keterampilan memberikan alasan dalam menjelaskan suatu konsep dalam pembelajaran.

f. Melatih keterampilan mengemukakan kesimpulan dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

g. Memberikan pengalaman belajar baru dengan menggunakan metode pembelajaran discovery-inquiry.

2. Bagi Guru

a. Memberikan informasi mengenai pencapaian siswa dalam keterampilan mengungkapkan masalah, mengemukakan hipotesis, merancang eksperimen, membuat pertimbangan, memberikan alasan dan mengemukakan kesimpulan pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan.


(16)

6

b. Memberikan informasi mengenai penerapan metode discovery-inquiry pada pembelajaran kimia.

3. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian mengenai keterampilan berpikir kritis dengan menggunakan metode pembelajaran discovery inquiry.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini berjudul “Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan dengan Metode Discovery-Inquiry”, dengan rincian penulisan skripsi yang terdiri dari lima bab. Pertama adalah Bab I sebagai bab pendahuluan dalam melakukan penelitian, memuat latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Kedua adalah Bab II terdiri dari kajian pustaka (membahas mengenai teori-teori yang melandasi penyusunan, yaitu pembahasan mengenai keterampilan berpikir kritis, metode discovery-inquiry, dan materi faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan, yaitu pengaruh jenis pelarut, suhu, pengadukan, ion senama, dan pH terhadap kelarutan), penelitian terdahulu yang relevan, kerangka pemikiran, serta hipotesis penelitian. Ketiga adalah Bab III sebagai bab yang membahas metodologi penelitian meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, serta analisis data.

Keempat adalah Bab IV merupakan bab yang menunjukkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pencapaian setiap sub indikator KBKr setiap kelompok siswa, pencapaian keseluruhan sub indikator KBKr setiap kelompok siswa, dan pencapaian keseluruhan sub indikator KBKr seluruh siswa pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan metode


(17)

7

discovery-inquiry. Bab terakhir dalam penulisan skripsi ini adalah bab V yang membahas mengenai kesimpulan dan saran sesuai dengan hasil penelitian.


(18)

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai metodologi penelitian yang meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, serta analisis data.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu SMA Negeri di kota Bandung. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI semester 2 pada tahun ajaran 2012/2013, sebanyak satu kelas dengan jumlah siswa sebanyak 41, yang kemudian dikelompokkan menjadi tiga kelompok siswa, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Pengelompokkan siswa dihitung berdasarkan nilai mean dan standar deviasi ulangan harian mata pelajaran kimia. Rumus untuk mencari mean adalah dengan rumus sebagai berikut:

Mean = Keterangan:

Mean : nilai rata-rata : jumlah skor N : jumlah siswa

(Arikunto, 2009) Rumus untuk mencari standar deviasi adalah dengan rumus sebagai berikut:

SD = Keterangan:

SD : standar deviasi

: tiap skor dikuadratkan lalu dijumlahkan kemudian dibagi N : semua skor dijumlahkan, dibagi N lalu dikuadratkan


(19)

24

Analisis terhadap nilai ulangan kimia pada seluruh siswa sebagai subjek penelitian, memperoleh jumlah siswa yang dapat digolongkan menjadi siswa kelompok tinggi, sedang dan rendah berturut-turut adalah 7, 27, dan 7 siswa (Lampiran B.1.1). Untuk kepentingan penelitian, siswa dibagi ke dalam sepuluh kelompok belajar dengan jumlah masing-masing siswa adalah empat atau lima.

Penentuan sampel sebagai subjek penelitian dilakukan dengan teknik non probability sampling yaitu sampling purposive (Sugiyono, 2012). Penentuan sampel berdasarkan pertimbangan bahwa materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan, dimana materi tersebut diajarkan pada siswa kelas XI. Pemilihan lokasi penelitian di SMAN 11 Bandung dikarenakan pembelajarannya berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Hal ini sesuai dengan rancangan pembelajaran dalam penelitian, yaitu pembelajaran dirancang berpusat pada siswa dengan guru bertindak sebagai fasilitator.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah one-shot case study. Pada desain ini, terdapat suatu kelompok siswa yang diberi perlakuan/treatment yaitu metode pembelajaran discovery-inquiry, dan kemudian diobservasi hasilnya yaitu pencapaian keterampilan berpikir kritis. Paradigma dalam penelitian dengan desain one-shot case study dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

X = treatment yang diberikan (variabel bebas) O = observasi hasil (variabel terikat)

(Sugiyono, 2012) Desain penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu: tahapan persiapan dan pelaksanaan yang ditunjukkan oleh Gambar 3.2. Pada tahapan persiapan, peneliti mempersiapkan istrumen yang dapat digunakan untuk mengukur pencapaian keterampilan berpikir kritis siswa. Selanjutnya pada


(20)

25

tahapan pelaksanaan penelitian, siswa diberikan perlakuan metode pembelajaran discovery-inquiry untuk dapat diobservasi hasilnya yaitu berupa pencapaian keterampilan berpikir kritis.

S

Gambar 3.2 Tahapan dalam Desain Penelitian

Tahapan dalam desain penelitian dapat diuraikan langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Analisis Standar Isi Kimia SMA untuk memilih materi yang akan diajarkan.

Analisis Standar Isi Kimia SMA

Studi Literatur Materi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan

Studi Literatur Metode Discovery-Inquiry dan KBKr Pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Pembuatan Instrumen Penelitian : Tes Tertulis dan

Pedoman Wawancara

Validasi Instrumen Penelitian

Perbaikan

Pembelajaran dengan Metode Discovery-Inquiry untuk menganalisis keterampilan berpikir kritis siswa

Tes Tertulis Wawancara T ah ap Pe rsia p an T ah ap Pe lak sa n aan


(21)

26

b. Studi literatur mengenai materi faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan sub materi: pengaruh jenis pelarut, suhu, pengadukan, ion senama dan pH terhadap kelarutan.

c. Studi literatur mengenai metode pembelajaran discovery-inquiry yang akan diaplikasikan pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dalam penelitian ini.

d. Studi literatur mengenai keterampilan berpikir kritis (KBKr).

e. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan diajarkan dengan metode pembelajaran discovery-inquiry.

f. Pembuatan instrumen penelitian yang meliputi: tes tertulis yang berbentuk uraian, dan pedoman wawancara.

g. Pelaksanaan validasi instrumen tes tertulis sebelum tes dilaksanakan yang dilakukan oleh dosen ahli.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan metode discovery-inquiry.

b. Pelaksanaan tes tertulis keterampilan berpikir kritis pada seluruh siswa.

c. Pelaksanaan wawancara terhadap beberapa siswa yang dapat mewakili kelompok siswa tinggi, sedang dan rendah.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre-experimental, dimana pada metode pre-experimental ini tidak terdapat variabel kontrol serta sampel tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2012). Melalui metode penelitian pre-experimental ini, peneliti dapat memperoleh informasi mengenai pencapaian keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI pada pembelajaran faktor-faktor yang


(22)

27

mempengaruhi kelarutan dengan menggunakan metode pembelajaran discovery-inquiry.

D. Definisi Operasional

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas (independent variable) dan terikat (dependent variable). Variabel bebasnya adalah metode pembelajaran discovery-inquiry dan variabel terikatnya adalah keterampilan berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis adalah suatu pemikiran yang masuk akal, dan reflektif yang berfokus pada penentuan apa yang harus dipercaya dan dikerjakan (Ennis dalam Costa, 1985). KBKr yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah keterampilan mengungkapkan masalah, mengemukakan hipotesis, merancang eksperimen, membuat pertimbangan, memberikan alasan, dan mengemukakan kesimpulan. Metode discovery-inquiry merupakan cara penyajian pelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam proses-proses mental dalam rangka penemuaannya (Amien, 1987).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2012). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis berupa uraian dan pedoman wawancara.

1. Tes Tertulis

Tes merupakan alat pengukuran yang terdiri dari serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes tertulis digunakan untuk mengukur pencapaian keterampilan berpikir kritis siswa. Bentuk tes tertulis yang digunakan adalah uraian. Jumlah soal tes tertulis yang diujikan pada siswa sebanyak enam soal, dimana tiap soalnya sesuai dengan sub indikator keterampilan berpikir kritis


(23)

28

mengungkapkan masalah, mengemukakan hipotesis, merancang eksperimen, membuat pertimbangan, memberikan alasan dan mengemukakan kesimpulan. Tes tertulis diberikan kepada semua sampel penelitian.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada siswa dengan tujuan untuk mengukur hal-hal yang lebih mendalam mengenai pencapaian keterampilan berpikir kritis siswa, yang tidak dapat diungkapkan melalui instrumen tes tertulis. Pedoman wawancara diberikan pada beberapa siswa yang merupakan perwakilan siswa dalam kategori tinggi, sedang dan rendah.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen yang telah dibuat harus dikembangkan untuk mengetahui kelayakannya dalam mengukur ketercapaian keterampilan berpikir kritis siswa, yaitu dengan diuji validitasnya. Suatu instrumen dikatakan valid, jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur yaitu keterampilan berpikir kritis siswa (Sugiyono, 2012). Validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validasi isi terhadap instrumen ini dilakukan oleh dosen ahli sebanyak dua orang, dengan cara mempertimbangkan kesesuaian antara butir soal dalam tes tertulis dan pedomaan wawancara yang digunakan sebagai instrumen penelitian terhadap sub indikator keterampilan berpikir kritis yang diujikan dan materi, sehingga dapat dipakai untuk mengukur pencapaian keterampilan berpikir kritis. Hasil dari validasi oleh dua orang dosen tersebut adalah bahwa instrumen yang telah dikembangkan ternyata telah sesuai, sehingga dapat mengukur indikator keterampilan berpikir kritis.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tes tertulis dan wawancara. Baik tes tertulis maupun wawancara digunakan untuk


(24)

29

mengumpulkan data pencapaian keterampilan berpikir kritis siswa. Data dari tes tertulis diperoleh dari jawaban siswa ketika menjawab soal yang dapat menunjukkan pencapaian keterampilan berpikir kritisnya.

Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur. Data hasil wawancara diperoleh dari rekaman jawaban siswa terhadap pertanyaan yang diajukan dalam pedoman wawancara, Rekaman data hasil wawancara diubah ke dalam bentuk transkrip wawancara (Lampiran B.2).

H. Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan adalah teknik statistika deskriptif, yaitu hanya melakukan deskripsi terhadap data yang diperoleh. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data hasil penelitian:

1. Tes Tertulis

a. Memberikan total skor mentah jawaban setiap siswa pada tes tertulis. b. Mengubah skor mentah menjadi nilai persentase, dengan rumus:

Nilai persentase = x 100%

c. Menghitung nilai yang diperoleh siswa dalam masing-masing kategori siswa (tinggi, sedang dan rendah) untuk setiap sub indikator keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan.

d. Menghitung nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada masing-masing kategori siswa (tinggi, sedang dan rendah) untuk setiap sub indikator keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan.

e. Menghitung nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam masing-masing kategori siswa (tinggi, sedang dan rendah) untuk seluruh sub indikator keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan.

f. Menghitung nilai rata-rata yang diperoleh seluruh siswa untuk setiap sub indikator keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan.


(25)

30

h. Menentukan kriteria kemampuan seluruh siswa berdasarkan skala kriteria kemampuan sesuai dengan Arikunto (2009).

Tabel 3.1 Skala Kriteria Kemampuan Siswa (Arikunto, 2009)

Nilai Kriteria Kemampuan

81-100 61-80 41-60 21-40 <20

Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

i. Mendeskripsikan data penelitian mengenai pencapaian masing-masing sub indikator keterampilan berpikir kritis siswa kelompok tinggi, sedang, dan rendah.

j. Mendekripsikan data penelitian mengenai pencapaian keseluruhan sub indikator keterampilan berpikir kritis siswa kelompok tinggi, sedang, dan rendah.

k. Mendekripsikan data penelitian mengenai pencapaian keseluruhan sub indikator keterampilan berpikir seluruh siswa.

2. Wawancara

Hasil wawancara dianalisis dan digabungkan dengan data jawaban tes, sebagai data pendukung yang dapat membahas pencapaian keterampilan berpikir kritis dalam materi faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan metode discovery-inquiry.


(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan disampaikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian serta saran yang perlu diperhatikan agar dapat memperbaiki penelitian dan pembelajaran pada waktu yang akan datang.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai pencapaian keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan menggunakan metode discovery-inquiry, maka disimpulkan sebagai berikut:

1. Pencapaian setiap sub indikator keterampilan berpikir kritis siswa kelompok tinggi, sedang dan rendah adalah sebagai berikut:

a. Keterampilan mengungkapkan masalah pada siswa kelompok tinggi adalah sangat baik (92,86%), siswa kelompok sedang adalah baik (75,31%), dan siswa kelompok rendah adalah kurang (35,71%).

b. Keterampilan mengemukakan hipotesis pada siswa kelompok tinggi adalah baik (76,19%), siswa kelompok sedang adalah cukup (43,21%), dan siswa kelompok rendah adalah kurang (23,81%).

c. Keterampilan merancang eksperimen pada siswa kelompok tinggi dan sedang adalah baik yaitu dengan masing-masing nilai sebesar 71,43% dan 62,96%, serta siswa kelompok rendah adalah cukup yaitu sebesar 42,86%.

d. Keterampilan membuat pertimbangan pada siswa kelompok tinggi dan sedang adalah sangat baik dengan nilai masing-masing sebesar 100%, serta siswa kelompok rendah adalah baik dengan nilai sebesar 71,43%.


(27)

54

e. Keterampilan memberikan alasan pada siswa kelompok tinggi adalah baik (80,36%), siswa kelompok sedang adalah cukup (44,44%), dan siswa kelompok rendah adalah kurang (28,57%).

f. Keterampilan mengemukakan kesimpulan pada siswa kelompok tinggi, sedang dan rendah adalah sangat baik dengan nilai masing-masing sebesar 100%.

2. Pencapaian keseluruhan sub indikator keterampilan berpikir kritis siswa kelompok tinggi lebih besar dibanding dengan siswa kelompok sedang dan rendah, yaitu sangat baik (85,71%).

3. Pencapaian keseluruhan sub indikator keterampilan berpikir kritis seluruh siswa pada adalah sebagai berikut:

a. Keterampilan membuat pertimbangan dan mengemukakan kesimpulan adalah sangat baik dengan nilai masing-masing sebesar 100% dan 95,12%; keterampilan mengungkapkan masalah dan merancang eksperimen adalah baik dengan nilai masing-masing sebesar 71,54% dan 60,98%; serta keterampilan mengemukakan hipotesis dan memberikan alasan adalah cukup dengan nilai masing-masing sebesar 47,87% dan 45,53%.

b. Pencapaian keseluruhan sub indikator keterampilan berpikir kritis seluruh siswa pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan menggunakan metode discovery-inquiry yaitu baik (68,60%).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Perlunya pembiasaan siswa untuk membaca terlebih dahulu materi sebelum pembelajaran dimulai dan aktif menggunakan berbagai sumber pelajaran ketika pembelajaran berlangsung agar siswa lebih mudah dalam menemukan konsepnya secara mandiri.


(28)

55

2. Dalam penelitian ini, sub indikator keterampilan berpikir kritis yang mendapat pencapaian paling rendah adalah keterampilan mengemukakan hipotesis. Maka hendaknya diperlukan perbaikan dengan perlunya latihan keterampilan mengemukakan hipotesis pada pembelajaran, serta diharapkan siswa tidak melupakan materi pembelajaran yang telah dipelajari sebelumnya karena merupakan materi prasyarat pada materi selanjutnya.


(29)

56

DAFTAR PUSTAKA

Amien, M. (1979). Apakan Metode Discovery Inquiry Itu?. Jakarta: Depdikbud. , M. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta: Depdikbud.

Arifin, M. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

, M. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

, S. (2009). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Costa, A.L. (1985). Developing Minds: A. Resource Book for Teaching Thinking. Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development. Daryanto. dan Muljo. R. (2012). Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:

Penerbit Gava Media.

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisis Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Dharmawan, D. (2008). Discovery-Inquiry Sebuah Metode. [Online]. Tersedia:

http://dadhar.blogspor.com/2008/02/discovery-inquiry-sebuah-metode.html [18 Desember 2012].

Fisher, A. (2009). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Makmun, A.S. (2003). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. McMurry, John, dan Robert C. Fay. (2003). Chemistry Fourth Edition. New


(30)

57

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nurmalinda. (2011). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X pada Pembelajaran Perkembangan Konsep Redoks dengan Metode Discovery-Inquiry. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan. Pangesti, E.R. (2011). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X pada

Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit dengan Siklus Belajar Hipotesis-Deduktif. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Partana, C. R. (2009), dan Winarsi. (2009). Mari Belajar Kimia untuk SMA-MA Kelas XI IPA. Depdiknas: Penerbit SIC.

Premono, S. (2009). Kimia SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Purlistyani, I. (2012). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI pada Pembelajaran Sifat-sifat Koloid dengan Metode Discovery-Inquiry. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Rahayu, D. (2010). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI pada Pembelajaran Efek Tyndall dengan Metode Discovery-Inquiry.. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sudirman, N. (1992). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunarya, Yayan, dan Agus Setiabudi. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.


(31)

58

Suprijono, A. (2013). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sutresna, N. (2007). Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI. Bandung: PT. Grafindo Media Pratama.

Warsono. dan Hariyanto. (2012). Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wulandari, A.D. (2011). Pembelajaran Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Materi Laju Reaksi. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.


(1)

Fina Khaerunnisa Frima,2013

Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan Dengan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan disampaikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian serta saran yang perlu diperhatikan agar dapat memperbaiki penelitian dan pembelajaran pada waktu yang akan datang.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai pencapaian keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan menggunakan metode discovery-inquiry, maka disimpulkan sebagai berikut:

1. Pencapaian setiap sub indikator keterampilan berpikir kritis siswa

kelompok tinggi, sedang dan rendah adalah sebagai berikut:

a. Keterampilan mengungkapkan masalah pada siswa kelompok tinggi adalah sangat baik (92,86%), siswa kelompok sedang adalah baik (75,31%), dan siswa kelompok rendah adalah kurang (35,71%).

b. Keterampilan mengemukakan hipotesis pada siswa kelompok tinggi adalah baik (76,19%), siswa kelompok sedang adalah cukup (43,21%), dan siswa kelompok rendah adalah kurang (23,81%).

c. Keterampilan merancang eksperimen pada siswa kelompok tinggi dan

sedang adalah baik yaitu dengan masing-masing nilai sebesar 71,43% dan 62,96%, serta siswa kelompok rendah adalah cukup yaitu sebesar 42,86%.

d. Keterampilan membuat pertimbangan pada siswa kelompok tinggi dan

sedang adalah sangat baik dengan nilai masing-masing sebesar 100%, serta siswa kelompok rendah adalah baik dengan nilai sebesar 71,43%.


(2)

e. Keterampilan memberikan alasan pada siswa kelompok tinggi adalah baik (80,36%), siswa kelompok sedang adalah cukup (44,44%), dan siswa kelompok rendah adalah kurang (28,57%).

f. Keterampilan mengemukakan kesimpulan pada siswa kelompok

tinggi, sedang dan rendah adalah sangat baik dengan nilai masing-masing sebesar 100%.

2. Pencapaian keseluruhan sub indikator keterampilan berpikir kritis siswa kelompok tinggi lebih besar dibanding dengan siswa kelompok sedang dan rendah, yaitu sangat baik (85,71%).

3. Pencapaian keseluruhan sub indikator keterampilan berpikir kritis seluruh

siswa pada adalah sebagai berikut:

a. Keterampilan membuat pertimbangan dan mengemukakan kesimpulan

adalah sangat baik dengan nilai masing-masing sebesar 100% dan 95,12%; keterampilan mengungkapkan masalah dan merancang eksperimen adalah baik dengan nilai masing-masing sebesar 71,54% dan 60,98%; serta keterampilan mengemukakan hipotesis dan memberikan alasan adalah cukup dengan nilai masing-masing sebesar 47,87% dan 45,53%.

b. Pencapaian keseluruhan sub indikator keterampilan berpikir kritis seluruh siswa pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan menggunakan metode discovery-inquiry yaitu baik (68,60%).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Perlunya pembiasaan siswa untuk membaca terlebih dahulu materi

sebelum pembelajaran dimulai dan aktif menggunakan berbagai sumber pelajaran ketika pembelajaran berlangsung agar siswa lebih mudah dalam menemukan konsepnya secara mandiri.


(3)

2. Dalam penelitian ini, sub indikator keterampilan berpikir kritis yang mendapat pencapaian paling rendah adalah keterampilan mengemukakan hipotesis. Maka hendaknya diperlukan perbaikan dengan perlunya latihan keterampilan mengemukakan hipotesis pada pembelajaran, serta diharapkan siswa tidak melupakan materi pembelajaran yang telah dipelajari sebelumnya karena merupakan materi prasyarat pada materi selanjutnya.


(4)

Fina Khaerunnisa Frima,2013

Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan Dengan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Amien, M. (1979). Apakan Metode Discovery Inquiry Itu?. Jakarta: Depdikbud. , M. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta: Depdikbud.

Arifin, M. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

, M. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

, S. (2009). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Costa, A.L. (1985). Developing Minds: A. Resource Book for Teaching Thinking. Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development. Daryanto. dan Muljo. R. (2012). Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:

Penerbit Gava Media.

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisis Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Dharmawan, D. (2008). Discovery-Inquiry Sebuah Metode. [Online]. Tersedia:

http://dadhar.blogspor.com/2008/02/discovery-inquiry-sebuah-metode.html [18 Desember 2012].

Fisher, A. (2009). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Makmun, A.S. (2003). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. McMurry, John, dan Robert C. Fay. (2003). Chemistry Fourth Edition. New


(5)

Fina Khaerunnisa Frima,2013

Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan Dengan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nurmalinda. (2011). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X pada Pembelajaran Perkembangan Konsep Redoks dengan Metode Discovery-Inquiry. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Pangesti, E.R. (2011). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X pada Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit dengan Siklus Belajar Hipotesis-Deduktif. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Partana, C. R. (2009), dan Winarsi. (2009). Mari Belajar Kimia untuk SMA-MA Kelas XI IPA. Depdiknas: Penerbit SIC.

Premono, S. (2009). Kimia SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Purlistyani, I. (2012). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI pada Pembelajaran Sifat-sifat Koloid dengan Metode Discovery-Inquiry. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Rahayu, D. (2010). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI pada Pembelajaran Efek Tyndall dengan Metode Discovery-Inquiry.. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sudirman, N. (1992). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunarya, Yayan, dan Agus Setiabudi. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.


(6)

Fina Khaerunnisa Frima,2013

Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan Dengan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suprijono, A. (2013). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sutresna, N. (2007). Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI. Bandung: PT. Grafindo Media Pratama.

Warsono. dan Hariyanto. (2012). Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wulandari, A.D. (2011). Pembelajaran Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Materi Laju Reaksi. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.